Pengaruh Lingkungan Eksternal dan Internal terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa

Page 1

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/311910344

Pengaruh Lingkungan Eksternal dan Internal terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Working Paper ¡ April 2010 DOI: 10.13140/RG.2.2.10574.66881

CITATIONS

READS

0

108

1 author: Manik Sukoco Universitas Negeri Yogyakarta 22 PUBLICATIONS 0 CITATIONS SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects: The Problems of Implementing Scientific Approach Faced by Civics and Citizenship Education Teacher at SMP Negeri 1 Grujugan View project International Perspective of Civics and Citizenship Education View project

All content following this page was uploaded by Manik Sukoco on 26 December 2016. The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SMPN 1 Singosari Tahun Ajaran 2009/2010)

Oleh Manik Sukoco 106811400216

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN April 2010


PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SMPN 1 Singosari Tahun Ajaran 2009/2010)

LAPORAN LAYANAN BIMBINGAN SISWA

Oleh Manik Sukoco 106811400216

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN April 2010

i


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus kesulitan belajar bidang studi siswa ini telah diperiksa dan disetujui pada tanggal April 2010

Konselor

Guru Pamong

Nunun Widoretno, S.Psi NIP. 197004012008012026

Drs. Budi Irianto NIP. 195014012028014001

Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 1 Singosari

Sapto Suparjatno, S. Pd NIP. 195109191979031007

KATA PENGANTAR

ii


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kekuatan, sehingga Laporan Studi Kasus Mengenai Kesulitan Belajar Siswa Bidang PPKN ini dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Penyusunan laporan ini merupakan salah satu kegiatan terbimbing yang harus dikerjakan selama kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan di SMPN 1 Singosari. Studi kasus ini dilakukan dengan tujuan supaya mahasiswa PPL mempunyai pengalaman praktis dalam membantu siswa untuk menyelesaikan masalah studi kasus kesulitan belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien berkaitan dengan prestasi yang akan dicapai oleh siswa. Dengan ini penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait, yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan perhatian, bantuan, dan dukungan moral maupun spiritual, yaitu: 1. Bapak Sapto Supatjatmo selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Singosari, yang telah memberikan informasi dan masukan untuk membantu pengerjaan laporan studi kasus siswa ini. 2. Bapak Budi Irianto selaku Guru Pamong, yang telah banyak membantu penulis selama melaksanakan PPL di SMPN 1 Singosari. 3. Bapak Edi Suhartono, selaku Dosen Pembimbing, yang telah membimbing penulis selama melaksanakan PPL di SMPN 1 Singosari. 4. Ibu Nunun Widoretno selaku Konselor pada tugas studi kasus, yang telah membantu pelaksanaan studi kasus mulai tahap awal sampai follow up 5. Bapak dan Ibu staf TU di SMPN 1 Singosari

iii


6. Siswa kelas VII E yang telah bersedia menjadi klien, sehingga laporan ini bisa terselesaikan dengan baik 6. Rekan-rekan mahasiswa PPL di SMPN 1 Singosari yang telah bekerja sama dengan baik, sehingga laporan ini dapat rampung sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para siswa pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa laporan studi kasus ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan laporan studi kasus kesulitan belajar siswa bidang studi PPKn ini.

Penyusun

DAFTAR ISI Halaman iv


Lembar Sampul ............................................................................................... i Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii Kata Pengantar ................................................................................................ iii Daftar Isi .......................................................................................................... v BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Pengertian Bimbingan konseling ................................................ 3 1.3 Tujuan Bimbingan konseling ....................................................... 5 1.4 Manfaat/Kegunaan Bimbingan konseling.................................... 6 1.5 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 8 1.6 Konfidensial (Kerahasiaan) ........................................................ 9 1.7 Alasan Pilihan Siswa Bermasalah ............................................... 9 BAB II. LAYANAN BIMBINGAN SISWA 2.1 Identifikasi Masalah .................................................................... 11 2.2 Diagnosis...................................................................................... 17 2.3 Prognosa ....................................................................................... 18 2.4 Pemberian Bantuan ...................................................................... 20 2.5 Follow Up .................................................................................... 21 BAB III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan .................................................................................. 23 3.2 Saran ............................................................................................ 24 Daftar Pustaka .................................................................................................. 25 Lampiran

v


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam perkembangan suatu bangsa, sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang paling penting selain sumber-sumber daya yang lain. Oleh karena itu suatu bangsa harus bisa menciptakan bibit-bibit unggul dari sumber daya manusia (SDM) yang ada demi kemajuan dan kelangsungan bangsa. SDM yang unggul merupakan sarana untuk menjawab tantangan-tantangan dalam era globalisasi. Oleh karena itu, pendidikan merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam menciptakan SDM yang unggul dan berkualitas. Usaha pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dapat kita lihat dari perkembanganperkembangan kurikulum yang ada dan dapat pula kita lihat dari kebijakan penetapan nilai standar Ujian Akhir Nasional (UAN). Dalam kurikulum KTSP, siswa dituntut aktif dan guru bukan lagi sebagai satusatunya pusat informasi. Kurikulum ini bertujuan untuk menjadikan siswa belajar lebih mandiri dan menjadikan guru sebagai pembimbing, pengarah, dan membantu siswa dalam meraih prestasi belajar yang optimal. Jika kita perhatikan lebih teliti, tugas guru tidak hanya sebagai pendidik tetapi juga manajer pembelajaran, partisipan, pembelajar, dan konselor. Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan suatu keadaan yang kondusif dalam proses interaksi belajar mengajar. Selain itu guru diharapkan mampu untuk memahami kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan yang optimal. Guru sebagai konselor dapat 1


diwujudkan dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling, karena layanan bimbingan konseling ini juga tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dengan adanya layanan bimbingan konseling ini, maka guru diharapkan dapat ikut membantu siswa mengembangkan diri pribadi siswa. Dengan berbekal pengetahuan tentang bimbingan siswa, diharapkan guru dapat membantu siswa untuk: 1. Mengenal, memahami, dan mengukur kemampuan diri pribadinya maupun antar kelompok. 2. Memberikan informasi yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar 3. Memberikan kesempatan yang memadai agar siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya 4. Membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya 5. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan Tujuan khusus dari layanan bimbingan dan konseling adalah untuk mengadakan interpretasi dan diagnosa mengenai tingkah laku siswa yang mengalami kesulitan belajar serta turut meningkatkan motivasi dan kualitas hasil belajar siswa tersebut. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, maka guru mempunyai dua peran penting yaitu sebagai pendidik dan juga sebagai konselor bagi siswa-siswanya dengan harapan tujuan baik dari segi lembaga pendidikan dan masyarakat bisa terwujud.

1.2 Pengertian Bimbingan Konseling Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “ guidance� sedangkan konseling berasal dari kata “counseling� yang mengandung dua pengertian yang masing-masing dapat berdiri sendiri. Secara harfiah, istilah tersebut berasal dari kata 2


“guide” yang berarti mengarahkan ( to direct ), memandu ( inpilot ), mengelola ( to manage ), dan menyetir ( to steer ) Untuk lebih jelasnya penulis akan mengutip beberapa pengertian mengenai bimbingan dan konseling sebagai berikut:  Pengertian bimbingan 1. G Mortensen dan Alam M Schmiller dalam Syamsu dan Juntika (2005: 6) mengartikan bimbingan sebagai “…process of helping an individual to understand himself and his world” yang berarti bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya. 2. Surya Kartadinata dalam Syamsu dan Juntika (2005: 6) mengartikan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan yang optimal 3. Rachman Natawidjaja dalam Syamsu dan Juntika (2005) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut bisa memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. 4. Ngalim Purwanto (1988: 187) mengartikan, bahwa “…guidance is assistance to an individual of any age to help him manage his own life activities, develop his own point of view, make his own decisions, and carry his own burdens”. Maksudnya bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seorang individu dari setiap umur, untuk menolong dia dalam kegiatan-kegiatan hidupnya,

3


mengembangkan pendirian atau pandangan hidupnya, membuat keputusankeputusan, dan memikul beban hidupnya sendiri Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan usaha untuk membantu individu memahami diri dan lingkungan sekitarnya baik di lingkungan sekolah, bermain, masyarakat dan keluarga agar individu tersebut mampu mandiri dan bisa hidup secara wajar. ďƒ˜ Pengertian konseling 1. Pietrofesa, dkk dalam Syamsu dan Juntika (2005) mendefinisikan konseling sebagai suatu hubungan profesional yang diadakan oleh seorang konselor yang sudah dilatih untuk pekerjaannya itu. Dalam hubungan yang bersifat profesional itu, klien mempelajari keterampilan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, serta tingkah laku atau sikap-sikap baru. Hubungan profesional itu dibentuk berdasarkan kesukarelaan antara konselor dan klien 2. ASCA (American School Counselor Association) dalam Syamsu dan Juntika (2005) mengemukakan bahwa konseling adalah hubungan tetap dan bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu klien dalam mengatasi masalah-masalahnya. 3. Jones dalam Walgito (2004:6) mengemukakan bahwa “Counseling is talking over a problem with someone. Usually but now always, one of the two fads or experiences or abilities not possessed to the same degree by the other. The process of counseling involves a clearing up of the problem by discussion.â€? yang berarti bahwa dalam proses konseling terlihat adanya sesuatu masalah yang dialami oleh klien, yaitu 4


orang yang mempunyai masalah dalam proses konseling. Klien perlu mendapatkan pemecahan dan cara pemecahannya harus sesuai dengan keadaan klien. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan proses pemecahan masalah yang dihadapi klien di sini klien mempergunakan keahliannya untuk membantu klien menemukan solusi dari masalah yang dihadapi, tentu saja solusi yang diberikan harus sesuai dengan keadaan klien. Dengan demikian bimbingan konseling merupakan proses mengarahkan, membimbing siswa yang mempunyai permasalahan baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial, maupun agama, dengan memberikan solusi yang sesuai dengan keadaan klien, sehingga klien bisa menjalani kehidupannya secara wajar dan mandiri. 1.3 Tujuan Bimbingan Konseling Kegiatan layanan bimbingan konseling kesulitan belajar bidang studi bertujuan untuk mengenal latar belakang pribadi dan sosial siswa yang mengalami kesulitan belajar, khususnya kesulitan belajar bidang studi serta memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar, faktor-faktor penyebabnya dan penetapan kemungkinan pemecahannya baik cara pencegahan maupun pencegahannya. Tujuan khusus layanan bimbingan siswa dapat dirinci sebagai berikut: 1. Mengenal pribadi siswa yang mempunyai masalah tertentu, sehingga dilakukan pemecahan masalah dengan baik dan realistis 2. Membantu siswa dalam mencapai prestasi yang optimal, yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar. Perkembangan optimal bukanlah semata-mata pencapaian tingkat kemampuan intelektual yang tinggi, melainkan merupakan suatu kondisi dinamis dimana 5


individu mampu mengenal dan memahami diri, berani menerima kenyataan diri secara objektif, mengarahkan diri sesuai kemampuan, kesempatan, melakukan pilihan, dan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri. 3. Mengadakan interpretasi dan diagnosa tentang perbuatan dan tingkah laku siswa sesuai dengan kesulitan yang dialami 4. Memahami dan menetapkan jenis, sifat kesulitan belajar, faktor-faktor penyebabnya serta cara menetapkan kemungkinan-kemungkinan mengatasinya, baik secara kualitatif maupun secara preventif berdasarkan data objektif dan selengkap mungkin 5. membantu siswa dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan (sekolah, keluarga, dan masyarakat)

1.4 Manfaat/Kegunaan Studi Kasus Kesulitan Belajar Bidang Studi Layanan bimbingan terhadap kesulitan belajar siswa merupakan suatu upaya untuk membantu siswa dalam mencapai prestasi yang optimal. Hal ini dapat terwujud apabila ada interaksi antara siswa dengan pemberian layanan tersebut, terutama layanan ini diberikan kepada siswa yang mempunyai masalah. Secara umum kegunaan studi kasus, yaitu untuk memahami, mencegah, dan memecahkan masalah atau memberi bantuan agar siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Adapun kegunaan studi kasus secara terperinci sebagai berikut : 1. Bagi Penulis (Praktikan) Kegiatan studi kasus mempunyai arti penting, yaitu menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengidentifikasi masalah sampai memberikan alternatif 6


pemecahan masalah dalam bidang bimbingan siswa, sehingga penulis sebelum masuk ke lapangan dapat dengan mudah memahami khususnya siswa yang sedang mempunyai masalah atau bahkan sedang bermasalah khususnya dalam dunia pendidikan. 2. Bagi Sekolah Dengan adanya studi kasus, ini dapat dijadikan pertimbangan dalam usaha membantu klien yang bermasalah khususnya klien. 3. Bagi Klien (siswa yang berkasus) Hasil dapat digunakan untuk mengenal, menyikapi dirinya dengan baik, membantu dan mengidentifikasi masalah, dan upaya pemecahannya serta meningkatkan prestasi belajar dan rasa sosialisasi dengan lingkungan di sekolah, rumah, dan masyarakat. 4. Bagi Orang Tua Klien Studi kasus ini akan memberikan informasi tentang keadaan belajar putra-putrinya serta permasalahannya, sehingga orang tua dapat mengenal putra-putrinya dan mengetahui kemampuan putra-putrinya secara lebih baik serta dapat membantu mengarahkan dalam belajar. 5. Bagi Wali Kelas Dapat memberikan informasi sebagai bahan masukan untuk membantu anak didiknya dalam memecahkan dan menentukan cara-cara dalam meningkatkan prestasi anak didiknya. 6. Bagi Guru Bidang Studi Menambah informasi dalam mengenal kondisi siswa, sehingga dapat merencanakan kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan siswa agar memperoleh hasil yang 7


diharapkan semua pihak.

1.5 Metode pengumpulan data Dalam memperoleh data atau informasi tentang klien, penulis menggunakan beberapa metode untuk menjamin keabsahan data sehingga bisa diperoleh hasil yang maksimal. Adapun metode pengumpulan yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: 1. Observasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung tingkah laku siswa atau siswi yang bersangkutan selama berada di dalam kelas dalam kegiatan belajar-mengajar. 2. Wawancara, merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi langsung dengan siswa (face to face). Selain wawancara dengan klien sendiri, juga dilakukan wawancara kepada wali kelas untuk mendukung data yang diberikan oleh siswa (klien) 3. Angket (kuesioner) dan Daftar Cek Masalah (DCM), merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada siswa yang bersangkutan (klien) 4. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data yang berupa data-data tertulis yang menyangkut dari siswa (klien)

1.6 Konfidensialitas Sesuai dengan kode etik bimbingan dan penyuluhan, bahwa seorang konselor harus dapat memegang atau menyimpan rahasia dengan sebaik-baiknya (Walgito, 8


1985:34). Berhubungan dengan hal tersebut, maka guru praktikan harus bertanggung jawab menjaga kerahasiaan tentang diri pribadi klien yang menyangkut nama klien, nama orangtua, dan alamat tempat tinggal klien dengan cara menuliskan data-data tersebut secara fiktif. Jadi jika data yang ada pada laporan layanan bimbingan ini ada kesamaan dengan subjek lain, maka hal itu dianggap suatu kebetulan.

1.7 Alasan memilih klien Setelah melakukan observasi selama enam minggu, alasan memilih klien ini adalah: 1. Klien mempunyai masalah dalam keluarga 2. Klien sulit menerima pelajaran 3. Klien sering tidak mendengarkan penjelasan guru 4. Klien sering tidak mengerjakan tugas 5. Klien mendapatkan nilai ujian yang sangat kurang walaupun sudah mengikuti ujian remidi. 6. Klien suka mencari kesibukan sendiri saat pelajaran

9


BAB II PEMBAHASAN

Untuk dapat mencapai tujuan kegiatan layanan bimbingan kesulitan belajar bidang studi akuntansi ini, harus melalui langkah-langkah berikut ini: 1. Identifikasi masalah 2. Diagnosa 3. Prognosa 4. Pemberian bantuan 5. Follow up/ tindak lanjut

2.1. Identifikasi masalah Identifikasi masalah adalah proses mencari sumber masalah yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar di bidang studi PPKn. Sumber masalah tersebut bisa ditemukan dengan menganalisis data-data yang berhasil dikumpulkan dari observasi, wawancara, angket, dan dokumen-dokumen terkait. Berikut ini adalah rincian data tentang diri siswa yang mengalami kesulitan belajar PPKn. 2.1.1 Observasi Data yang berhasil dikumpulkan selama observasi di kelas dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut: 1. Klien sering tidak bisa konsentrasi dalam menerima pelajaran

10


2. Klien sering tidak mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan hanya sebagian yang dikerjakan 3. Klien kurang aktif dalam diskusi kelompok 4. Klien sering ketinggalan dalam pelajaran 5. Klien mendapatkan nilai ujian yang sangat kurang walaupun sudah mengikuti ujian remidi. 6. Klien suka mencari kesibukan sendiri saat pelajaran. 7. Klien suka mengganggu siswa yang lain.

2.1.2 Angket a. Identitas klien Nama lengkap Nama panggilan

: Putra Doni (fiktif)

Jenis kelamin

: Laki-laki

Tempat tanggal lahir

: Malang, 4 April 1997

Agama

: Islam

Suku bangsa

: Jawa

Bahasa yang digunakan

: Indonesia

Anak ke

: 3 dari 5 bersaudara

Alamat

: Jl. Veteran 60, Malang (fiktif)

Saudara kandung Laki-laki

:1

Perempuan

:3 11


Sekarang tinggal bersama

: ayah dan ibu kandung

b. Keadaan orang tua Nama ayah

: Suparjo (fiktif)

Pekerjaan ayah

: Pengusaha

Nama ibu

: Sulastri (fiktif)

Pekerjaan ibu:

: Ibu rumah tangga

Alamat orang tua

: Jln Veteran 60, Malang (fiktif)

c. Kebiasaan belajar 1. Setiap hari mulai pukul 15.00 s/d 17.00 bersama guru les. Malam jam 19.00 s/d 20.00 2. Belajar di tempat tersendiri 3. Kesulitan belajar dibantu dengan guru les 4. Pada waktu belajar klien sering mendapatkan gangguan dari adik, kakak, teman, lainnya. d. Transportasi dari rumah ke sekolah 1. Jarak rumah klien dengan sekolah sekitar 1,5-2 km 2. Klien diantar dengan sepeda motor 3. Perjalanan ke sekolah memerlukan waktu kurang lebih 10 menit e. Sikap terhadap pelajaran 1. Klien lebih suka pelajaran IPA 2. Klien tidak menyukai pelajaran Matematika. 3. Klien tidak menyukai pelajaran yang berhubungan dengan karangmengarang. 12


2.1.3 Data Checklist Berdasarkan data checklist diperoleh data sebagai berikut: 1. Kesehatan:  Sering merasa lelah tak bersemangat  Sering sukar tidur 2. Rumah dan keluarga:  Mudah merasa gembira, sedih, kecewa, cemas, marah, dll  Takut membuat kesalahan  Orang tua kurang memperhatikan saya  Kurang percaya diri  Orang tua saya sering pergi 3. Keadaan kehidupan:  Saya tidak puas dengan keadaan diri sekarang  Sukar menerima kekalahan  Terlalu banyak saudara yang harus dibiayai orang tua 4. Agama dan Moral:  Sulit untuk melakukan ibadah secara teratur  Bingung tentang makna agama  Ingin lebih dekat dengan Tuhan  Ingin lebih mengenal kitab suci/ Al-Quran  Takut hukuman Tuhan  Tergoda untuk mencontek saat ulangan

13


 Suka mempermainkan orang lain 5. Hubungan sosial:  Tak senang bermain-main ke rumah teman  Lebih senang menjadi anggota daripada ketua  Bersifat pemalu  Sering ingin marah  Kurang dapat mengeluarkan isi hati 6. Penyesuaian terhadap sekolah:  Tidak kerasan di dalam kelas  Hanya beberapa pelajaran yang disukai  Tidak senang dengan salah satu guru 7. Kebiasaan belajar:  Belajar tidak teratur waktunya  Sulit memahami pelajaran yang dipelajari  Merasa bahwa yang dipelajari mudah hilang  Pada waktu ulangan sering merasa bingung/ takut  Kurang teliti dalam mengerjakan ulangan  Sering merasa putus asa saat ulangan  Belajar dengan cara membayangkan kembali apa yang telah diterapkan  Hasil ulangan tidak sesuai dengan yang dibayangkan sebelumnya.  Tidak tahu cara belajar yang efisien 8. Masa depan berhubungan dengan karier:

14


 Ingin berdiri sendiri 9. Penggunaan waktu:  Lebih senang di rumah daripada kegiatan menyalurkan hobby 10. Berhubungan dengan kurikulum:  Sering mendapatkan angka rendah  Lebih senang pulang sore  Tidak senang belajar bersama 11. Masalah asmara:  Memikirkan terlalu pagi adalah terlalu pagi buat saya  Saya mulai tertarik dengan lawan jenis 2.1.4 Wawancara Dari wawancara yang dilakukan dengan klien diperoleh data bahwa memiliki 4 orang saudara. Satu orang laki-laki dan tiga orang perempuan. Saudara laki-laki klien mempunyai sifat yang keras dan tidak mau mengalah, terkadang klien merasa kalah dan mengalah. Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, klien mendapatkan secukupnya dari orang tua karena ayah klien bekerja sebagai pengusaha di Malang tetapi ibu klien hanya sebagai ibu rumah tangga. Tiap harinya, klien hanya tinggal dengan ibu dan adik saudara-saudara klien karena kesibukan ayah klien pulang hanya waktu tertentu. Oleh karena itu, klien kurang mendapat perhatian dan kasih saying dari bapak klien, ibu klien juga sering pergi keluar karena kesibukan arisan, pengajian, pertemuan, dll. Sebenarnya, klien adalah anak yang ceria tetapi di rumah jarang merasa gembira. Dalam hal pelajaran, klien termasuk anak yang malas dan lebih memilih untuk bermain

15


bersama teman-temannya. Orang tua klien, meskipun kurang perhatian dan jarang di rumah tetapi mereka berulang kali mendatangkan tentor atau guru privat dari LBB, dsb ke rumah tetapi tidak dapat menangani klien dengan alasan gurunya yang judes, tidak enak, tua, dll. Sampai akhirnya guru-guru privat tersebut tidak kuat dan tidak mneruskan lagi. Kebiasaan yang tidak dapat klien tinggalkan sampai sekarang adalah saat belajar atau mengerjakan soal, klien harus dengan mendengarkan musik karena dengan begitu klien dapat mengerjakan soal atau mempelajari materi. Untuk kendala klien dalam mengikuti proses belajar-mengajar adalah: o Cara guru mengajar dipandang klien kurang bisa dimengerti o Teman sebangku klien kurang bisa membantu kesulitan klien dalam belajar disekolah. o Sering tidak biasa berkonsentrasi dalam menerima pelajaran o Sering tidak mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan hanya sebagian yang dikerjakan o Kurang aktif dalam diskusi kelompok o Suka mencari kesibukan sendiri saat pelajaran

2.1.4 Dokumentasi Berdasarkan dari data nilai untuk tugas dan ulangan harian yang ada pada mata pelajaran akuntansi klien sering mendapatkan angka rendah dibandingkan teman-teman klien yang lain.

16


2.2 Diagnosa Diagnosa adalah suatu langkah yang ditempuh untuk mencari dan menentukan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah. Tujuan diagnosa adalah mengetahui letak masalah, jenis masalah, dan latar belakang penyebab kesulitan belajar. Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka kesimpulan diagnosa adalah sebagai berikut: 2.2.1 Letak masalah Letak masalah adalah rendahnya prestasi belajar klien, hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian klien yang mendapatkan nilai jauh di bawah rata-rata yaitu 60. 2.2.2 Jenis masalah Dari berbagai metode pengumpulan data, dapat disimpulkan bahwa klien memiliki beberapa jenis masalah yang paling dominan yaitu: a. Adanya masalah dalam keluarga yaitu kurang mendapat perhatian dan masalah ekonomi b. Adanya masalah dalam belajar yaitu belajar yang tidak teratur waktunya 2.2.3 Latar belakang masalah a. Pada masalah keluarga, klien kurang mendapatkan perhatian karena orang tua klien jarang di rumah dengan kesibukan masing-masing. Ayah klien yang bekerja di luar kota sehingga jarang pulang dan ibu klien sibuk dengan urusan di luar rumah.

17


b. Pada masalah ekonomi, klien kurang mendapat uang saku untuk membeli sesuatu yang dia inginkan karena banyaknya saudara yang harus dibiayai orang tua c. Pada masalah belajar, klien tidak teratur jam belajarnya karena sering pulang ke rumah sore hari dan kurang adanya semangat belajar serta adanya kelemahan yaitu tidak dapat belajar atau mengerjakan soal jika tidak dengan mendengarkan musik. 2.3 Prognosa Prognosa adalah meramalkan kemungkinan yang terjadi bila klien tidak segera mendapatkan bantuan dalam memecahkan kesulitan yang dihadapi dan kemungkinan yang terjadi jika klien dapat segera diberikan bantuan, mulai dari kemungkinan paling ringan sampai paling berat. 2.3.1 Prediksi kemungkinan yang akan terjadi jika klien tidak segera mendapatkan bantuan Dampak ringan a. Dapat terjerumus ke hal-hal yang negatif jika masih kurangnya perhatian dari orang tua b. Hasil ulangan klien sering kali mendapat nilai terendah karena waktu belajar yang tidak teratur dan dapat menyebabkan ketergantungan pada musik saat belajar c. Konsentrasi semakin menurun

Dampak berat 18


a. Dapat mengkonsumsi narkoba dan terjerumus pada pergaulan bebas serta membantah pada orang tua b. Jika tidak segera dibantu bisa tidak naik kelas dan bermasalah dengan guru 2.3.2 Prediksi kemungkinan yang akan terjadi jika klien segera mendapatkan bantuan a. Klien bisa menjalani hari-harinya dengan bahagia, tidak menjadi anak yang nakal dan brutal karena mendapat perhatian penuh dari orang tua b. Klien bisa mengerjakan soal-soal dengan lebih mudah , semangat belajar pun menjadi meningkat dan waktu belajar teratur c. Klien dapat berteman baik dengan lawan jenis dan dapat menjadi motivasi dalam belajar

Rencana pemberian bantuan Untuk membantu permasalahan klien, berikut ini rencana-rencana pemberian bantuan yang bisa diberikan: a.

Memberikan perhatian penuh pada klien, sesekali berkunjung ke rumah klien dan menemani klien sharing di rumah, menghubungi lewat telepon atau sms untuk memantau perkembangan klien, mengarahkan untuk mengisi hari-hari di rumah dengan kegiatan yang menyenangkan agar klien tidak bosan di rumah.

b.

Memberikan cara belajar dan konsentrasi yang baik dalam menhadapi pelajaran di kelas, dengan mematikan handphone yang dimiliki klien, mengganti teman sebangku klien yang lebih rajin dan membimbing, mengajak belajar di luar kelas (misalnya: di rumah klien) secara intensif 19


dengan memberikan cara-cara praktis belajar akuntansi dan meperbaiki catatan klien, misal: membuat ringkasan pada kertas-kertas berwarna tentang pokok bahasan PPKn agar lebih mudah dipahami. 2.4 Pemberian bantuan Pemberian bantuan adalah suatu langkah tindak lanjut dari kegiatan prognosa yang bertujuan memberikan alternatif terhadap klien untuk mengatasi kesulitan yang dialami, sehingga keberhasilan dalam belajarpun bisa tercapai. Langkah-langkah pemecahan masalah sebagai wujud pemberian bantuan adalah sebagai berikut: a. Menghindari hal-hal yang negatif : 

Isilah hari-hari dengan kegiatan yang bermanfaat, misalnya dengan mengikuti ekstra kulikuler dan kegiatan di luar sekolah lainnya

Jangan bergaul dengan kelompok remaja yang bebas dan terjerumus ke hal-hal negatif

Pulang ke sekolah tepat pada waktunya dan tidak bermain-main di luar rumah tanpa seijin orang tua

Berusaha mentaati perintah orang tua

b. Cara belajar yang baik :  Belajarlah setiap hari dengan teratur, dengan mengulang pelajaran di sekolah dan mempersiapkan pelajaran untuk esok hari  Buatlah jadwal harian agar semua kegiatan anda terencana dan teratur dan laksanakan jadwal yang telah dibuat secara konsisten

20


 Untuk mata pelajaran akuntansi perbanyaklah latihan-latihan soal daripada membaca teori dan membuat ringkasan pada kertas berwarna agar lebih menarik  Jangan menggunakan sistem menghafal dalam membuat ayat-ayat jurnal dalam akuntansi tetapi pahamilah intinya  Jika sulit menghafal mata pelajaran yang bersifat teori buatlah singkatan yang menurut anda mudah diingat

2.5 Follow up Bantuan yang telah diberikan kepada klien tidak akan berhasil tanpa tindak lanjut atau follow-up. Follow-up merupakan kegiatan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan bantuan yang telah diberikan kepada siswa dan perkembangan siswa ke depan. Untuk mencapai keberhasilan bantuan yang diberikan memerlukan waktu cukup lama, untuk itu perlu diadakan kerjasama dengan pihak lain, yaitu konselor, guru wali kelas dan juga guru pengajar. Melalui kegiatan tindak lanjut dan dari pemberian bantuan diharapkan klien dengan cepat dapat mengatasi masalahnya dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena terbatasnya waktu PPL maka penulis tidak bisa melaksanakan follow up secara keseluruhan, penulis hanya bisa memantau bahwa klien sudah mengalami perbaikan sikap pada saat pelajaran, lebih konsentrasi. Langkah-langkah follow up yang perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Pihak sekolah khususnya guru mata diklat serta guru pembimbing sangat dituntut peranannya dan tanggung jawabnya dalam perkembangan keberhasilan siswa dan

21


senantiasa memberikan perhatian terhadap masalah belajar siswa, dengan menggunakan variasi dalam mengajar sepcrti menggunakan media peta konsep dalam menerangkan pelajaran atau materi dan masalah di luar sekolah yang mempengaruhi belajar siswa 2. Mengadakan monitoring secara berkelanjutan terhadap perkembangan dan keberhasilan pemecahan masalah serta menumbuhkan kepercayaan diri pada klien yang akhirnya lebih mengarahkan klien ke masa depan yang lebih mantap. 3. Tindak lanjut yang berikutnya adalah dengan cara memanfaatkan pihak-pihak yang benar-benar kompeten yaitu guru bimbingan dan konseling yang mcmiliki pengaruh pada klien sehingga keberadaan mereka dapat mengarahkan klien agar belajar lebih giat dan dapat memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk belajar demi peningkatan bakat, minat serta kemampuan klien. 4. Melibatkan orang tua klien dalam memecahkan pemasalahan yang dihadapi, orang tua diharapkan untuk ikut berperan serta dalam mengawasi kegiatan kegiatan belajar klien.

22


BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas tentang layanan bimbingan siswa, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Bimbingan dan konseling merupakan program yang diperuntukkan untuk siswa dalam hal membantu permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa baik masalah pendidikan maupun di luar pendidikan dengan tujuan siswa bisa mencapai prestasi yang maksimal dengan teratasinya permasalahan-permasalahan yang ada pada diri siswa. 2. Kondisi keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa peserta didik dalam mencapai prestasi belajar 3. Keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah merupakan tanggung jawab semua pihak, karena itu kerjasama dari pihak orang tua dan pihak sekolah sangat dibutuhkan 4. Supaya tujuan kegiatan belajar-mengajar berhasil dengan baik, guru harus bisa memahami anak didiknya baik tingkah laku maupun tingkat kemampuannya dalam menerima pelajaran 5. Dalam usaha memberi bantuan, bantuan yang diberikan harus tepat, terencana, terus menerus serta menyeluruh sampai kesulitan tersebut teratasi

23


6. Pemantauan keberhasilan pemberian bantuan perlu dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan layanan bimbingan siswa dan usaha-usaha pemberian bantuan yang telah dilaksanakan.

3.2 Saran-saran Dari kegiatan-kegiatan selama PPL saran-saran yang bisa diberikan untuk kemajuan sekolah adalah sebagai berikut:  Mohon kerjasama yang lebih baik antara kepala sekolah, guru-guru dan guru-guru PPL berikutnya  Mohon ditingkatkan kedisiplinan pada setiap individu siswa dalam hal berseragam.  Mohon ditingkatkan kedisiplinan di ruang kelas. Terutama pada anak kelas VII yang masih terpengaruh kebiasaan saat Sekolah Dasar.

24


DAFTAR PUSTAKA

Hidayah, Nur. 2006. Makalah: Studi Kasus Belajar pada Mata Pelajaran Disajikan pada Semiloka Pembimbingan dan Penilaian PPL. Malang: UM Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang. 2005. Manajemen Layanan Khusus di Lembaga Pendidikan. Malang: UM UPT PPL UM. 2007/2008. Petunjuk Pelaksanaan PPL Keguruan UM. UM: Press Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: PT ANDI Willis, Sofyan. 2004. Konseling Individual ( Teori dan Praktik ). Bandung: Alfabeta Winkel. 1976. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia. Yusuf, Syamsu, dan Juntika. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

25


LAMPIRAN

26


REKAMAN KONSELING

1.

Nama Siswa :

Kelas :

2.

Alasan diberiksn konseling

3.

Masalah yang diutarakan klien :

4.

Identifikasi masalah

:

5.

Diagnosa

:

6.

Prognosa

:

7.

Bantuan yang diberikanpada klien

8.

Tindak lanjut

Tahun :

:

:

:

Malang,…………….. Yang memberikan konseling

…………………………

27


ANGKET STUDI KASUS Nama Siswa Tempat & Tgl lahir Alamat

: : :

Nama Ayah : Pekerjaan Ayah : Nama Ibu : Pekerjaan Ibu : Alamat orang tua : Nama Wali (bagi yang dibiayai wali) : Hubungan : Pekerjaan : Alamat wali : Jumlah Saudara kandung………..Laki-laki …………..Perempuan……….. No Nama Sekolah/kerja Keterangan

Bagi yang punya saudara tiri /angkat jumlah……laki-laki……perempuan……. Penyakit yang sering dirasakan sekarang ini ialah : Lulus SD th……..di SDN……….Lulus SLTP th…….SMP………….. Kegiatan yang Anda lakukan di luar sekolah : Ekstra kulikuler yang diikuti : ……………seminggu………….kali : ……………seminggu………….kali Kegiatan ekstra di rumah : ……………seminggu………….kali : …………….seminggu………….kali Keterangan khusus Belajar di rumah di lakukan setiap harinya jam…….s/d….. dan jam……s/d…… Apakah ada ruang tersendiri untuk belajar di rumah….dengan penerangan lampu.. Kalau ada kesulitan belajar dibahas dengan……. Menurut Anda bagaimana perhatian orang tua terhahadap belajar Anda……….. Kalau diminta keperluan sekolah Anda bagaimana reaksi orang tua cepat/memunda/masa bodoh…… Teman dekat Anda di sekolah : Nama….kelas…..alasan dekat…….. Teman dekat Anda di sekolah : Nama….sek/bekerja :……… Kalau Anda punya kesulitan pertama kali curhat kepada…………alasan…… Ke sekolah Anda naik………..berapa kali ganti angkot…….. Jarak sekolah Anda ke sekolah kira-kira memerlukan waktu…… Saran yang akan Anda sampaikan pada sekolah……………........

28


View publication stats


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.