2 minute read
Intermezo Buceng Kobyong
BUCENG ROBYONG DAN PENANAMAN SERIBU POHON
Setiap tanggal 1 Muharram diberbagai wilayah diadakan peringatan 1 Muharram atau lebih dikenal dengan istilah 1 Suro, tak terkecuali di Desa Geger Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung. Di daerah ini setiap tahun diadakan arakan gunungan yang berisikan hasil bumi dari desa setempat, yang lebih dikenal dengan sebutan “Buceng Robyong”. Tahun ini, perayaan dalam rangka Grebek Suro di Desa Geger dilaksanakan pada tanggal 2 Septermber 2019. Arakan dimulai dari Taman Wisata Tunjung Biru sampai Candi Penampihan. Arakan terdiri dari barisan pembawa bendera, Sesepuh daerah setempat, pasangan pengantin Joko Sedono dan Sri Sedono yang di ikuti dayangdayang dan para prajurit, barisan gunungan hasil bumi, dan pertunjukan Seni Reog. Prosesi dimulai dengan Upacara Sesembahan yang dilakukan di Candi Penampihan. Upacara tersebut dipimpin oleh Sesepuh desa setempat yang dimulai dengan meletakkan sesajen di depan Candi Penampihan lalu didoakan oleh Sesepuh tersebut yang disaksikan oleh pejabat daerah setempat, Joko Sedono dan Sri Sedono beserta dayangnya. Setelah didoakan upacara dilanjutkan dengan ritual doa di sebuah sumber air yang dikenal orang setempat dengan nama Sendang Kaputren. Ritual tersebut hampir sama dengan yang dilakukan di Candi. Hanya saja ritual tersebut ditutup dengan pelepasan ikan dan beberapa unggas seperti ayam, bebek, dan burung merpati. Setelah pelepasan ikan, warga setempat berebut untuk mendapatkan ikan dan hewan unggas yang dilepaskan tersebut. Mereka beranggapan hewan-hewan tersebut dapat membawa berkah. Setelah semua ritual selesai acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kemenpora yang di wakili oleh Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung Bapak Slamet Sunarto, SE.M.Si sekaligus membuka acara penanaman seribu pohon di wilayah Sendang ( Gunung Wilis ). Penanaman seribu pohon ini bermula dari bibit yang diberikan Presiden Ir. Joko Widodo kepada Bapak Medi Bastomi atau yang lebih dikenal Medi Kumal. Beliau adalah seorang aktivis lingkungan yang tergabung dalam GPA ( Gabungan Penjelajah Alam ) Jawa Timur, yang melakukan aksi berjalan mundur dari Pendopo Tulungagung menuju Istana Negara. Perjalanan ini dilakukan sejak 18 Juli 2019 - 23 Agustus 2019. Waktu ini mundur dari rencana semula, yang awalnya diperkirakan tiba di Istana tanggal 17 Agustus 2019 untuk mengikuti Upacara di Istana, tetapi mundur dari jadwal sampai 23 Agustus 2019. “Filosofi saya melakukan aksi jalan mundur adalah untuk mengenang kembali perjuangan para pahlawan,” tutur Medi. Dikarenakan suatu hal, Presiden tidak bisa menemui Bapak Medi sehingga Bapak Medi ditemui oleh M.Nahrowi selaku Menpora.Meluli Menpora, Bapak Medi menerima seribu pohon secara simbolis dari Presiden untuk ditanam kembali di wilayah Sendang sebagai bentuk upaya penghijauan kembali di Sendang.Bapak Medi juga berharap bahwa aksi yang dilakukan ini dapat menggugah semangat generasi muda untuk lebih peduli dengan lingkungan.Penanaman seribu pohon tersebut dimaksudkan untuk menghijaukan kembali area Gunung Wilis.Dengan penanaman pohon ini diharapkan mampu menambah kehijauan dan kesuburan di wilayah Sendang sehingga masyarakat bisa meningkatkan hasil bumi.
Advertisement