
3 minute read
MIMBAR ISLAM
Hukum Vaksin di Mata Fatwa MUI dan Penemu Muslim
Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit. Pemberian vaksin dilakukan untuk mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi penyebab penyakit - penyakit tertentu.
Advertisement
Pada hari Minggu, 6 Desember 2020 kurang lebih 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac tahap pertama masuk ke Indonesia. Melalui bandara Soekarno-Hatta vaksin ini di distribusikan ke daerah-daerah yang seakan menjadi suntikan semangat bagi masyarakat dan juga para nakes dalam melawan pandemi ini. Namun ada beberapa orang yang meragukan efikasi dari vaksin ini dan juga ke-halalannya. Masih banyak beredar di masyarakat pro-kontra halal haram vaksin karena masyarakat beranggapan vaksin mengandung babi.
Menurut Windhi, seorang dokter spesialis anak dari Yayasan Orang Tua Peduli, stigma tersebut hanya terjadi di Indonesia, dan bahkan tidak terjadi di Timur Tengah yang notabene mayoritas muslim. Ia mengatakan bahwa masyarakat perlu memahami tidak adanya bagian babi yang masuk dalam vaksin. Enzim ini akan dimurnikan kembali sehingga komponen perantara tidak ikut masuk pada vaksin. Ketika dalam proses pembuatannya bersinggungan dengan enzim dari babi, pada produksi akhirnya hanya virus yang masuk dalam vaksin. Berikut ayat yang menunjukkan haramnya babi
للا �غل لها اقسف وا سجر هناف ري�خ محل وا احوفسم امد وا ةتيم نوكي نا لا همعطي معاط لع امرحم لا حوا ام � دجا ل لق ميحر روفغ كبر ناف داع لو غاب �غ رطضا نمف ۚهب
Katakanlah, “Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali daging hewan yang mati (bangkai), darah yang mengalir, daging babi – karena semua itu kotor – atau hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa bukan karena menginginkan dan tidak melebihi (batas darurat) maka sungguh, Tuhanmu Maha Pengampun, Maha Penyayang.- QS.Al- Anam : 145
Pada tanggal, 11 Januari 2021 MUI menetapkan fatwa yang menjelaskan bahwa Vaksin Sinovac suci dan halal. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : FATWA TENTANG PRODUK VAKSIN COVID-19 DARI SINOVAC LIFE SCIENCES CO. LTD. CHINA DAN PT. BIO FARMA (PERSERO)
Pertama : Ketentuan Umum
Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan Vaksin Covid-19 adalah vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Sinovac Life Sciences Co. Ltd. China dan PT. Bio Farma (Persero) dengan nama produk yang didaftarkan sebanyak tiga nama, yaitu (1) CoronaVac,(2) Vaksin Covid-19, (3) Vac2Bio.
Kedua : Ketentuan Hukum
1. Vaksin Covid-19 produksi Sinovac Life Sciences Co. Ltd. China dan PT. Bio Farma (Persero) hukumnya suci dan halal.
2. Vaksin Covid-19 produksi Sinovac Life Sciences Co. Ltd. China dan PT. Bio Farma (Persero) sebagaimana angka 1 boleh digunakan untuk umat Islam sepanjang terjamin keamanannya menurut ahli yang kredibel dan kompeten.
Ketiga : Ketentuan Penutup
Fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Agar setiap muslim dan pihak-pihak yang memerlukan dapat mengetahuinya, menghimbau semua pihak untuk menyebarluaskan fatwa ini.
Terlepas dari pro-kontra halal dan haramnya, ditemukannya vaksin ternyata tidak jauh dari tangan seorang muslim, seperti halnya di Jerman. Dua orang Ilmuwan Muslim yang merupakan pasangan suamiistri di Jerman mampu menemukan vaksin COVID-19. Mereka adalah dr.Ugur Sahin dan dr.Ozlem Tureci yang berhasil menemukan vaksin dengan klaim 90 persen efektif mencegah virus covid-19. Vaksin ini sudah dalam tahap uji coba fase ketiga dan dikembangkan di BioNTech, perusahaan yang didirikan mereka.
Penemuan vaksin ini disambut gembira oleh par ilmuwan dan seperti membuka semangat baru bagi mereka. Direktur eksekutif Pfizer, Albert Bourla, mengatakan: “Kami berada satu langkah lebih dekat untuk menyediakan orang-orang di seluruh dunia dengan terobosan yang sangat dibutuhkan untuk membantu mengakhiri krisis kesehatan global ini”. Ugur Sahin sendiri menyebut hasil penemuan ini sebagai “tonggak sejarah”.

Vaksinasi covid 19 ini harus dilakukan oleh semua masyarakat dari masyarakat terpencil ataupun masyarakat kota karena sudah terbukti kehalalannya. Karena vaksinasi itu diharuskan bagi setiap orang agar tidak mudah terjangkit virus/penyakit.
By: Ilham XI IIS 2 Ade Dewi XI MIA 2