6 minute read
" C e r i t a t e n t a n g R u m a h "
Setelah kandang babi kosong selama lima bulan karena wabah virus babi, kandang dihuni kembali 10 anak babi yang dibeli dari KPTT Salatiga. Dalam beberapa bulan anak-anak babi itu sudah kelihatan menjadi babi remaja. Seminari juga memelihara entok di kebun belakang dekat ternak lele.
Lima belas anak entok dalam beberapa bulan juga sudah menjadi entok dewasa, ada yang bertelur bahkan ada yang telah berkembang biak.
Advertisement
Dengan demikian kebun belakang seminari ada berbagai ternak: lele, nila, ayam, kambing, entok dan babi. Bahkan ada juga kalkun dan sejumlah anjing. Dengan berbagai jenis ternak itu sisa-sisa makanan dari dapur dan rumput berlimpah di kebun Seminari mendapatkan manfaatnya. Seminari juga memiliki pohon-pohon keras yang saat ini bisa dipanen untuk memenuhi kebutuhan kayu bangunan dan perabotan. Belum lama ini ditebang dan dirajang sejumlah pohon jati, nangka dan mahoni menjadi balok dan papan-papan untuk berbagai keperluan.
Sejak para seminaris masuk kembali di asrama setelah 9 bulan menjalani pembelajaran online dari rumah mereka karena pandemi, para karyawan sibuk kembali melayani berbagai kebutuhan rutin Seminari. Para tukang melaksanakan perbaikanperbaikan sesuai dengan proposal kebutuhan dari setiap medan, yaitu perbaikan listrik, pipa air, atap, pintu, jendela, perabot kamar dan lain-lain serta penyediaan alat-alat kebersihan.
Memelihara rumah besar dan melayani banyak anak seperti di Seminari ini membutuhkan tenaga dan keahlian beragam agar tuntutan kebutuhan bisa terpenuhi dengan baik. Maka kecuali tenaga staf dan guru serta karyawan kantor Seminari memiliki banyak karyawan lain. Saat ini, terdapat 24 karyawan tetap kantor Seminari dan sekolah serta 29 orang karyawan rumah tangga. Selain itu masih ada 4 orang satpam dan tenaga honorer serta harian untuk berbagai macam kepentingan.
Berlangsungnya penyelenggaraan pendidikan di Seminari dimungkinkan karena pembiayaannya didukung oleh para donatur dan pemerhati Seminari yang murah hati. Keluarga Besar Seminari selalu bersukur, berterimakasih dan mendoakan mereka agar sehat, damai dan sejahtera.
foto dokumentasi oleh Minister
Dok. Fasilitator Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Caecilia Tika Ningtyas, S.Pd. | Guru BK Seminari
Kurikulum Merdeka mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2022/2023 ini dan para siswa kelas X diajak untuk mengikuti kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka. Proyek pertama P5 bertemakan Sopan Santun. Latar belakang dari pemilihan tema ini adalah adanya keprihatinan tentang menurunnya tata krama generasi muda saat ini, tumbuhnya budaya instan yang membuat kepekaan sosial dan kepedulian generasi muda menurun, serta pengaruh negatif penggunaan gawai dan media sosial terhadap interaksi sosial.
Melalui kegiatan P5 ini, para siswa diharapkan mampu berkomunikasi dengan santun baik secara lisan maupun tulisan; secara online maupun offline; serta mampu bertindak dan membawakan diri dengan baik kepada orang lain. Pelaksanaan proyek pertama P5 dimulai dari tanggal 22 Agustus sampai 3 September 2022. Metode yang ditawarkan dalam pelaksanaan P5 perdana ini yakni pemberian materi dengan fokus see (melihat fenomena atau pengalaman hidup harian); judge (“membaca’ data, menyadari perasaan); discern (membuat diskresi, memilah dan memilih); act (bertindak), observasi diri, sharing/diskusi kelompok, merancang proyek dan presentasi. Melalui metode tersebut, siswa diharapkan mampu memahami tema melalui proses olah pikir, olah rasa dan oleh kehendak. Setiap kelompok didampingi oleh dua fasilitator/pendamping.
Subtema proyek yang dipilih siswa, berdasarkan hasil observasi diri, kegelisahan dan keprihatinan yang muncul dalam lingkungan Seminari, adalah etika makan, gesture (pembawaan diri), tata bahasa (mengumpat), tata bahasa (pembiasaan Maaf, Tolong, Terima kasih), gestur (sikap hormat tidak tidur di kelas).
Dok. Fasilitator Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Subtema tersebut menjadi dasar dari kegiatan proyek yang dirancang oleh siswa di masing-masing kelompok. Bentuk proyek yang akhirnya dipilih dan dirancang untuk mengimplementasikan tema sopan santun antara lain mengadakan workshop, pementasan drama, penilitian, membuat bulletin, membuat video yang diunggah di media sosial, dan membuat panduan examen sebagai materi refleksi diri. Semua bentuk proyek tesebut dirancang oleh siswa untuk dapat menghidupkan kembali nilai sopan santun kepada seluruh warga komunitas Seminari.
Akhirnya, melalui kegiatan P5, para siswa kelas X belajar untuk menghidupi kembali nilai budaya dan identitas diri dalam bersosialisasi dengan orang lain, menemukan keprihatinan tentang kurangnya sopan santun dalam komunitas dan menganalisanya, mendorong diri untuk membuat kegiatan-kegiatan atau/ide menarik, bekerjasama dengan anggota kelompok/pihak lain dalam proses mempersiapkan dan melaksanakan proyek, belajar menemukan problem solving, belajar untuk bertanggung jawab akan tugasnya dalam kelompok, belajar untuk menghormati serta menghargai sesama dan akhirnya menemukan karya kasih Tuhan dalam segala hal.
Manners maketh man!
Dok.Kepamongan Medan Pratama
Pekan Aktualia Karya Imam
Rm. Y. Andi Muda Purniawan, Pr | Sub Pamong Medan Pratama
Setelah menjalani masa Penilaian Tengah Semester (PTS), para seminaris Medan Pratama mengikuti kegiatan pekan aktualia karya imam yang dimulai pada tanggal 16 September 2022 hingga 20 September 2022. Kegiatan ini sengaja dirancang untuk memberikan gambaran kepada para seminaris Medan Pratama, yang pada umumnya adalah calon-calon imam Gereja Katolik di masa mendatang, bahwa menjadi seorang imam tidak melulu berkarya dalam bidang liturgi saja, melainkan juga berkarya di bidang-bidang tertentu, seperti karya sosial, management konflik, dialog agama, bisnis, dan kearifan lokal.
Imam dan karya sosial Sharing aktualia imam yang berkarya di kerasulan sosial yang dipandu oleh Rm. F. Pieter Dolle, SJ dan Tim Volunteer dari SPM Realino, memberikan gambaran bahwa menjadi seorang imam harus bisa hadir dalam realitas hidup manusia yang sedang mengalami persoalan hidup yang kompleks. Di sini, seorang imam ditantang dan digerakkan untuk memiliki kepekaan sosial untuk mau berbagi kebaikan kepada sesama yang hidupnya kurang beruntung.
Imam dan manajemen konflik. Kegiatan berikutnya adalah dinamika tentang management konflik dengan narasumber Sdri. Lidwina Florentiana Sindoro, S.Psi., M.Psi seorang Psikolog yang sekaligus seorang Dosen di Unika Soegijapranata. Dinamika yang terjadi adalah para seminaris Medan Pratama diajak untuk mengolah konflik yang terjadi di angkatan dengan beragam permainan yang dikemas secara menarik. Manajemen konflik ini sangat diperlukan dalam kehidupan seorang imam sebagai sarana untuk mendewasakan diri.
Imam dan dialog agama Sharing aktualia selanjutnya adalah imam yang berkarya di kerasulan dialog agama.
Narasumber yang diundang adalah temanteman mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yakni Sdri. Ernah Dwi Cahyati, S.Ag dan Sdri. Zulfatur Rofi’ah, S.Ag. Dari sharing aktualia ini, para seminaris Medan Pratama dapat belajar akan pentingnya membangun semangat toleransi dalam hidup bersama sebagai warga negara Indonesia.
Imam dan bisnis Pertanyaan yang sering kali muncul adalah “Romo kok bisnis? Bolehkah?” Tentu saja tidak. Tetapi, bersama Rm. Sigit Heriyanto, Pr selaku perwakilan Direktur Sekolah Sanjaya, para seminaris Medan Pratama mendapat insight baru, bahwa imam yang berbisnis bukan untuk keuntungan dirinya sendiri, tetapi demi sebuah misi menyelamatkan Pendidikan sekolahsekolah Katolik yang bernaung di Yayasan Bernardus Direktorat Sekolah Sanjaya.
Akhir dari pekan aktualia ini, para seminaris Medan Pratama diperkenalkan dengan kearifan lokal masyarakat Jawa. Dalam suasana kebersamaan sebagai angkatan, mereka berziarah ke Gunung Tidar dengan berjalan kaki dan menempuh perjalanan sejauh 3,7 km. Gunung Tidar, bagi masyarakat Jawa masih diyakini sebagai porosnya pulau Jawa, karena di sana terdapat makam Kyai Semar, Kyai Sepanjang, dan Kyai Syekh Subakir. Ketiganya merupakan tokoh yang sangat dihormati karena pitutur luhur yang selalu menjadi pegangan hidup orang Jawa. Dari pekan aktualia karya imam ini, para seminaris Medan Pratama berefleksi bahwa karya kerasulan dalam Gereja Katolik ternyata sangat beragam. Ada imam yang berkarya di paroki, tetapi ada juga imam yang berkarya di bidang-bidang kategorial lainnya, dan semua itu samasama dikembangkan, agar semakin nyatalah karya kebaikan Allah bagi seluruh ciptaan.
(1)