MATI LAMPU VOL.2
Editor Satrio Priyo Adi Content Debby Wyne Simatupang Christiawan Simanjuntak Contact WA : +62 821 367 077 12
catatan editorial Salam untuk pembaca zine “Mati Lampu” yang kami hormati. Saya selaku editor meminta maaf atas keterlambatan penerbitan zine ini. Saya pribadi menganggap zine ini sebagai zine yang kena kutuk, ada banyak faktor yang membuat zine ini terlambat terbit, seperti scanner rusak, komputer rusak, dan lain sebagainya. Zine “Mati Lampu” akhirnya telah mencapai vol.2. Edisi kali ini, kami akan mencoba memberi pendapat kami (yang sangat subjektif) dalam menyikapi “Hari Kesehatan Mental Dunia”. Semoga pemikiran spontan kami dapat ditelaah oleh pembaca dan menambah pemikiran dari sudut pandang yang berbeda. Kami menyajikan 5 gambar dan 1 artikel dan 1 cerpen tambahan pada edisi ini. Kelima gambar dibuat oleh Debby Wyne Simatupang, dan artikel dibual oleh Christiawan Simanjuntak. Seharusnya terdapat karya saya, Satrio Priyo Adi, yang berupa gambar, namun hilang sehingga tidak jadi diterbitkan. Sekian catatan dari saya, semoga Anda pembaca terhibur dan menikmati karya kami, terimakasih Satrio Priyo Adi Desember, 2016
-Debby Wyne Simatupang-
-Debby Wyne Simatupang-
-Debby Wyne Simatupang-
MEWARISI DIMAS KANJENG -Debby Wyne Simatupang-
ARTIKEL Menyudahi Dimas Kanjeng
oleh: Christiawan s
Fenomena Dimas kanjeng, yang selanjutnya
situasi spesiďŹ k yang seperti ini: DK dapat
akan saya singkat DK, memberikan suatu pelajaran
menggandakan uang bagi para pengikutnya, memiliki
yang berharga bagi saya. Bahwa pendidikan memang
banyak uang berarti sejahtera, jadi menjadi pengikut
tidak lepas dari pengaruh politik. Seorang ilmuwan
DK pasti sejahtera. Bila diurai, maka situasi spesiďŹ knya
yang merasa netral dari politik adalah ilmuwan yang
adalah situasi yang memungkinkan adanya seseorang
paling menjijikkan. Persis karena dia telah keliru
yang tidak sejahtera situasi yang memungkinkan
dengan menyamakan perasaan bahwa dirinya netral
adanya kesadaran bahwa menjadi sejahtera adalah
dengan kondisi sebenarnya apakah dia netral atau tidak.
tanggung jawab individu , situasi yang memungkinkan
Bukan hanya karena banyaknya pengikut DK yang
anggapan bahwa uang memiliki nilainya sendiri
membuat saya berpikiran seperti itu tetapi juga karena
(timbunan uang menunjukkan kesejahteraan). Situasi
respon masyarakat terhadap para pengikut DK. Sejauh
apakah itu?
ini respon yang diberikan masyarakat secara umum
Situasi tersebut adalah kapitalisme.
menanggapi fenomena tersebut adalah tidak kritisnya
Kapitalisme memungkinkan seseorang tidak sejahtera
para pengikut DK.
karena di dalam kapitalisme sarana produksi dimiliki
Jadi di dalam fenomena DK, ada 2 fenomena
oleh sedikit orang. Kapitalisme bahkan tidak hanya
lagi : banyaknya pengikut DK dan respon masyarakat
memungkinkan tetapi memang mensyaratkan adanya
terhadap pengikut DK: kurang kritis. Pada yang
paham bahwa menjadi sejahtera adalah tanggung jawab
pertama, saya mengajukan problem: apa yang membuat
individu, kapitalisme memungkinkan angapan bahwa
mereka mengikuti DK? Dan pada yang kedua, saya
uang memilili nilainya sendiri. Sebuah pandangan
memberikan bantahan 'aktivitas sosial bersifat praktis.
kartalis yang dominan pada saat ini.
Tidak ada seorang petani yang sebelum mencangkul,
Maka menyudahi Dimas kanjeng adalah
bertanya lebih dahulu: untuk apa aku mencangkul?
menyudahi kapitalisme. Menyudahi kapitalisme adalah
Atau apakah aku mencangkul karena kemauanku atau
menerima tata kelola sosialisme untuk mewujudkan
karena suruhan tuhanku? Hal tersebut diperkuat oleh
komunisme. Tata kelola sosialisme adalah tata kelola
Studi dari paleontologi menunjukkan bahwa kondisi
yang mensyaratkan bahwa sarana produktif harus
ďŹ sik manusia yang bipedal lah yang menentukan
dimiliki kolektif masyarakat (totalitas masyarakat) dan
perlembangan otak manusia hingga dapat menjadi
didistribusikan kepada msayarakat dengan terencana,
seperti sekarang dan bukan kebalikannya (sungguh ini
tata kelola sosialisme mensyaratkan paham bahwa
kesimpulan yang menakjubkan, seperti Copernicus
individu tidak signiďŹ kan apabila tidak ada kolektif
yang membuktikan bahwa matahari lah yang
masyarakat, tetap mengakui adanya tanggung jawab
mengelilingi matahari atau air kendati dapat
individu tetapi mengakui peran kolektif masyarakat
memadamkan api tetapi terdiri dari atom hidrogen dan
juga, tata kelola sosialisme mensyaratkan bahwa uang
oksigen: sains memang selalu tak seperti yang kita
adalah ekspresi moneter dari nilai komoditas dan nilai
bayangkan).'
komoditas adalah representasi dari waktu kerja yang
Dari bantahan yang kedua, kita akan menjawab soal pertama. Dibahasakan dengan cara lain
dibutuhkan untuk memproduksinya (nilai uang tidak ada pada dirinya, melainkan pada komoditas)
yaitu dengan cara membuktikan dalam sistem sosial
Kalau tesis itu kita tarik sampai pada
yang bagaimana yang memungkinkan seseorang
konsekuensi praktiknya, sekarang kita tau apa yang
mengikuti seseorang yang dapat menggandakan uang?
akan kita perbuat: Menyudahi respon bahwa para
Masalah ini akan kita jawab pertama-tama dengan
pengikut DK tidak kritis (sebuah respon yang sama
menspesiďŹ kkan problem utama kita.
menjijikkannya dengan DK sendiri, setidakmnya
Secara ringkas problem utama kita ada pada
menurut saya) dan ikut berjuang bersama-sama dengan
para pekerja. Selamat menyudahi dimas kanjeng = selamat berjuang bersama-sama para pekerja!
-Debby Wyne Simatupang-
CERPEN TAMBAHAN Pembicaraan Tengah Malam
oleh: Satrio Priyo Adi
1 : “Hey, aku sedang butuh batuanmu.” 2 : “Kau selalu datang padaku saat kau butuh saja.” 1 : “Hmm, bukan seperti itu, aku malu jika menghubungi terus-terusan.” 2 : “Baiklah, ada apa?” 1 : “Apa kau tahu kenapa laut itu berwarna biru?” 2 : “Bodoh, kau dan aku pernah mencari tahu bersama tentang itu.” 1 : “Hmm, iya, tapi ....” 2 : “Kau takut sumber kita hoax?” 1 : “Haha kau selalu tahu jalan pemikiranku.” 2 : “Tentulah seperti itu, kita adalah satu, aku adalah kau, dan kau adalah aku.” 1 : “Secara fisik iya, aku membenarkan itu.” 2 : “Secara pemikiran pastilah aku memkontramu terus, kau yang menciptakan itu kan?” 1 : “Iya, aku yang menciptakaanmu, kepribadian dari diriku yang akan selalu mengkontraku, demi mencapai renungan-renungan yang mendalam.” 2 : “Bah, kau berlebihan, yang penting aku ini ada, dan bukan khayalanmu.” 1 : “Tapi jika hanya aku saja yang bisa mendengar dan melihatmu, berarti aku gila?” 2 : “Hahahaha bukankah hanya kau saja yang bisa memberikan stempel gila atau tidak? Kau telah mendapatkan gelar psikolog tahu!” 1 : “Tapi, kau bilang kita adalah satu? Berarti kau juga mendapat gelar yang sama.” 2 : “Aku benci mengatakannya, tapi ya, kita memang gila.”