6 minute read

Naik, Harga Sawit di Riau Jadi Rp2.630,78 per Kg

PEKANBARU - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Riau pekan ini, terhitung Rabu (8/2) hingga Selasa (14/2) mendatang mengalami kenaikkan disetiap kelompok umur. Kenaikan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp82,13 per kg atau mencapai 3,22 persen dari harga pekan lalu.

“Harga pembelian TBS petani untuk periode satu pekan ke depan (saat ini, red) naik menjadi Rp2.630,78 per kg,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja, Selasa (7/2).

Advertisement

Menurutnya, faktor penyebab naiknya harga TBS periode ini karena terjadinya kenaikan harga jual CPO dan kernel dari perusahaan yang menjadi sumber data.

“Indeks K yang dipakai adalah indeks K untuk 1 bulan kedapan yaitu 92,17 persen, harga penjualan CPO minggu ini naik sebesar Rp 310,79 dan kernel minggu ini naik sebesar Rp 410,12 dari minggu lalu,” jelasnya.

Untuk harga jual CPO, PTPN V Sei Buatan menjual CPO dengan harga Rp 11.547,50 per kg dan mengalami kenaikkan harga sebesar Rp338,70 per kg dari harga minggu lalu. PTPN V Sei Tapung menjual CPO dengan harga Rp11.547,50 per kg dan mengalami kenaikkan harga sebesar Rp338,70 per kg dari harga minggu lalu. Untuk harga jual kernel, PT Buana Wiralestari Mas menjual kernel dengan harga Rp 5.583 per kg dan mengalami kenaikkan harga minggu ini. PT Eka Dura Indonesia menjual Kernel dengan harga Rp5.765,77 per kg sama dengan dari harga minggu lalu.

Lalu, PT. Kimia Tirta Utama menjual Kernel dengan harga Rp 5.738,74/

Kg dan mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 63,06/Kg dari harga minggu lalu. PT. Sari Lembah Subur menjual Kernel dengan harga Rp 5.765,77/

Kg sama dengan dari harga minggu lalu. PT. Rigunas Agri Utama PMKS Peranap (PPN) menjual Kernel dengan harga Rp

5.394/Kg dan mengalami kenaikkan harga sebesar

Rp 36,00/Kg dari harga minggu lalu.

PT. Musim Mas Batang

Kulim Palm Oil Mill menjual Kernel dengan harga

Rp7.469 per kg harga minggu ini. PTPN V Sei Buatan, PTPN V Sei Tapung, PT. Ramajaya Pramukti, PT. Meganusa Intisawit, PT. Inti Indosawit Subur

PMKS Ukui Satu (PUS), Selanjutnya, PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui

Dua (PUD), PT. Inti Indos- awit Subur PMKS Buatan Satu (PBS), PT. Inti Indo- sawit Subur PMKS Bua- tan Dua (PBD) dan PT. Musim Mas Pangkalan Lesung Palm Oil Mill tidak melakukan penjualan pada minggu ini.

Ada pun rincian harga

TBS kelapa sawit di Riau pekan ini meliputi, umur 3 tahun (Rp1.935,86). Umur

4 tahun (Rp2.098,65). Umur

5 tahun (Rp2.295,52). Umur

6 tahun (Rp2.350,95). Umur

7 tahun (Rp2.442,81).

Umur 8 tahun (Rp2.510,54). Umur 9 tahun (Rp2.570,11), dan umur

10-20 tahun (Rp2.630,78).

Kemudian, umur 21 tahun (Rp2.518,03). Umur

22 tahun (Rp2.505,26).

Umur 23 tahun (Rp2.494,62).

Umur 24 tahun (Rp2.388,25), serta umur

25 tahun (Rp2.329,75). (rls/vi)

Pertamina Perluas Wilayah

Pembelian LPG Subsidi Pakai KTP

JAKARTA - PT Per - tamina (Persero) memperluas area uji coba pembelian LPG

3 kilogram atau elpi - ji bersubsidi memakai

Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada tahun ini. Tahun ini,

Pertamina akan men - erapkan sistem ini di seluruh wilayah Jawa

Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Direktur Utama

Pertamina Patra Ni - aga, Alfian Nasution, mengatakan, berkaca dari uji coba di lima kabupaten kota sepanjang awal 2023 kemarin bisa berjalan baik. Alfian menjelaskan, saat ini Pertamina sudah mengantongi data masyarakat yang berhak meneri -

Lonjakan Harga Beras-Kelangkaan Migor

Bisa Ganjal Ekonomi

JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengingatkan pemerintah berbagai tantangan yang bakal menghantui perekonomian di tahun ini. Mulai dari inflasi akibat efek kenaikan BBM yang masih terasa, hingga kenaikan harga beras dan kelangkaan minyak goreng (migor).

Al an Nasution ma subsidi elpiji dari P3KE.

“Kami sudah mendapatkan akses database dari P3KE. Tahun ini akan kami lanjutkan programnya di Jawa Bali dan NTB,” ujar Alfian dalam RDP bersama Komisi VII DPR, dilansir republika.co.id, Selasa (7/2).

Alfian menjelaskan dari data yang dikantongi Pertamina, ada sekitar 47 juta keluarga yang masuk dalam kategori miskin. Artinya, ada 170 juta NIK yang bisa mengakses elpiji subsidi ini.

“Kami belum membatasi secara kuota. Kami mengimbau masyarakat mendaftar bagi yang belum tercatat di P3KE. Kami koneksikan juga My Pertamina dengan database tersebut,” ucap Alfian.

Alfian menjelaskan, cara ini dilakukan Pertamina untuk bisa mengendalikan konsumsi elpiji bersubsidi. Kata dia sembari menunggu Revisi Perpres 191 Tahun 2014 selesai diputuskan pemerintah. (mr/vi)

Pengusaha Minta BI Tak

Naikkan Suku Bunga Lagi

JAKARTA - Pengusaha minta Bank In - donesia (BI) tidak menaikkan suku bunga acuan. Pengusaha menilai respons

BI menaikkan suku bunga demi mengen - dalikan inflasi akan membebani ekonomi.

Ketua Komite

Analis Kebijakan

Ekonomi Asosiasi

Pengusaha Indonesia

(Apindo) Ajib Ham - dani meminta BI jan - gan selalu menaik - kan suku bunga untuk mengendalikan inflasi.

“Bicara soal sektor moneter, pemerintah seharusnya tidak mengendalikan infla - si hanya dengan terus menaikkan suku bun - ga acuan karena ketika suku bunga terus naik yang terkorbank - an adalah sisi per - tumbuhan ekonominya dan ini kemudian kita lihat bagaimana di kuartal 4 kemarin tumbuhnya hanya 5,01 persen kuartalnya,” jelas Ajib, dilansir okezone.com, Selasa (7/2).

Menurutnya, rekomendasi lainnya yaitu pemerintah harus lebih mengoptimalkan sektor fiskal untuk bisa memberikan daya ungkit maksimal terhadap sektor intervensi sehingga dapat tumbuh dengan baik.

Terakhir, lanjut Ajib, yaitu sektor riil. Ia menilai, pemerintah seharusnya lebih memperhatikan sektor riil agar investasi yang mengalir mampu menyerap tenaga kerja dengan maksimal

“Nah, ketika pemerintah bisa menjaga stabilitas dari sektor konsumsi ini maka saya pikir 2023 kita menghadapi potensi yang cukup baik. Memang pertumbuhan ekonomi akan cenderung melandai ketika dibandingkan 2022 tetapi saya yakin ekonomi kita masih bisa tumbuh positif bahkan angka 4,9 persen sampai 5,1 persen masih dapat tercapai,” pungkasnya. (mr/vi)

Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad, mengatakan di awal tahun ini belum ada event khusus ataupun kebijakan pemerintah yang bisa merangsang perekonomian.

“Bantuan sosial di awal tahun nyatanya memang belum bisa didistribusikan dengan baik karena administrasi. Baru-baru ini kita dihadapkan harga beras tinggi dan minyak goreng sulit diperoleh. Ini merupakan tantangan besar,” ujarnya dalam diskusi Indef, dilansir CNNIndonesia. com, Selasa (7/2).

Selain itu, kinerja ekspor yang mendorong perekonomian sepanjang 2022 hingga bisa tumbuh 5,31 persen kini terlihat mulai melambat sejak akhir tahun lalu. Artinya, keuntungan dari kenaikan harga komoditas unggulan di pasar global tak akan secerah 2022.

“Trennya tiga bulan terakhir dan masih terasa di awal Januari kalau pertumbuhan ekspor makin turun, maka tentu saja ini menjadi sinyal 2023 efek dari global dirasakan makin berat,” jelasnya. Dengan kondisi ini, maka pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2023 diramal hanya bisa tumbuh 4,9 persen atau tak setinggi kuartal IV-2022 yang terealisasi 5,01 persen.

“Saya kira ini menjadi signal pemerintah harus memperbaiki beberapa hal, termasuk mengurangi tekanan inflasi yang menggerus daya beli, mempertahankan konsumsi masyarakat dan tentu saja memperbaiki stimulus pemerintah agar lebih baik lagi,” kata Tauhid. Wakil Direktur Indef

Eko Listiyanto menekankan jika dibandingkan dengan negara tetangga di ASEAN, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kalah dan tak sekuat yang digadang-gadang pemerintah. Misalnya dengan Vietnam dan Filipina, Indonesia kalah padahal memiliki tantangan perekonomian yang sama. “Ekonomi Indonesia itu tidak impresif banget sebetulnya karena negara lain mampu lebih tinggi. Vietnam mampu tumbuh 8,02 persen dan Filipina juga tumbuh 7,6 persen di 2022. Artinya walau kita bisa tumbuh 5,3 persen, tapi dibandingkan tetangga, kita kalah,” pungkas Eko. (mr/vi)

BI: Pertumbuhan Ekonomi 2023

Diproyeksi Tetap Kuat

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2023 akan tetap kuat. Hal itu melanjutkan angka positif pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan pada 2022. “Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan tetap kuat pada kisaran 4,5-5,3 persen,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dilansir republika.co.id, Senin (6/2). Erwin menjelaskan, kelanjutan penguatan pertumbuhan ekonomi tersebut akan didorong oleh peningkatan permintaan domestik. Khususnya permintaan konsumsi rumah tangga maupun investasi.

Prakiraan tersebut sejalan dengan naiknya mobilitas masyarakat pascapenghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Begitu juga dengan membaiknya prospek bisnis, meningkatnya aliran masuk Penanaman Modal Asing (PMA), serta berlanjutnya penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN).

“Pertumbuhan ekonomi yang kuat didukung oleh hampir seluruh komponen PDB dari sisi pengeluaran,” kata Erwin. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2023 tercatat tetap tinggi yakni 5,01 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan Indonesia secara keseluruhan pada 2022 tercatat 5,31 persen jauh meningkat dari capaian tahun sebelumnya sebesar 3,70 persen.

Konsumsi rumah tangga juga tumbuh sebesar 4,48 persen pada kuartal IV 2022 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal tersebut sejalan meningkatnya mobilitas masyarakat, termasuk aktivitas perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru, serta berlanjutnya penyaluran bantuan sosial.

Ekspor juga tetap tumbuh tinggi sebesar 14,93 persen secara year on year (yoy). Pertumbuhan ekspor didorong oleh permintaan mitra dagang utama yang masih kuat.

Pertumbuhan investasi nonbangunan juga tetap tinggi sejalan dengan ki- nerja ekspor. Meskipun begitu, pertumbuhan investasi secara keseluruhan sedikit tertahan pada 3,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat investasi bangunan yang masih rendah. Sementara itu, konsumsi pemerintah terkontraksi 4,77 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan belanja barang untuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) seiring dengan kondisi pandemi yang terus membaik. Pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat juga tercermin secara Lapangan Usaha dan spasial. Secara Lapangan Usaha (LU), seluruh LU pada kuartal IV 2022 juga menunjukkan kinerja positif, teruta- ma ditopang oleh industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta informasi dan komunikasi. LU transportasi dan pergudangan serta penyediaan akomodasi dan makan minum juga mencatat pertumbuhan yang tinggi. Hal itu didorong oleh berlanjutnya peningkatan mobilitas masyarakat dan naiknya kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2022 tercatat tetap kuat di seluruh wilayah Indonesia meskipun ada sebagian daerah yang melambat. Pertumbuhan ekonomi tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), Kalimantan, Sumatra, dan Jawa. (mr/vi)

This article is from: