6 minute read

Kemenkes Desak Cukai Makanan Berpemanis

JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut kasus diabetes pada anak usia 0 hingga 14 tahun pada 2023 meningkat 70 kali lipat dibandingkan pada 2010. Peningkatan itu disebabkan bebagai pemicu, salah satunya adalah faktor jajanan di lingkungan sekitar karena sejauh ini tidak ada aturan terkait pembatasan gula pada jajanan yang dikonsumsi anak.

Ketua Umum IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, mengatakan jajanan yang tidak bergizi, kaya akan gula serta karbohidrat memang dengan mudah ditemukan di sekitar anak. Dalam jangka panjang akan berdampak pada kesehatan anak. “Makanan yang minim nutrisi tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit sindrom metabolik,” kata Piprim di Jakarta, seperti dikutip dari Antara. Tak hanya minuman manis dengan harga murah yang mudah ditemukan. Minuman manis boba dengan harga premium juga kaya akan kandungan gula. Studi nutrisi yang diterbitkan National Center for Biotechnology Information (NCBI) menunjukkan satu gelas minuman kekinian dengan ukuran 16 ons melebihi batas atas asupan gula tambahan yang direkomendasikan oleh Komite Penasihat Pedoman Diet Amerika Serikat (AS) 2015.

Advertisement

Satu gelas minuman boba tersebut dapat menghasilkan total kalori jauh di atas 16 persen dari total asupan energi. Begitu juga dengan es krim kekinian yang saat ini menjamur dan mudah ditemukan di berbagai daerah. Dalam satu gelas minuman boba sundae terkandung dari 260 takaran saji, memiliki kandungan kalori 364 kkal.

Mengenai hal itu, Kementerian Kesehatan RI bicara soal kemungkinan penetapan cukai makanan atau minuman berpemanis. Pemerintah disebutnya saat ini sudah berkoordinasi lintas sektor soal kebijakan tersebut.

Meskipun pihak Kemenkes sampai saat ini masih belum menjelaskan kapan pastinya pemerintah men- etapkan kebijakan cukai, namun satu hal yang pasti prosesnya sudah berjalan. “Sudah bersurat ke Kementerian Keuangan ya,” jelas Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi, seperti disitat dari Detik. Hal serupa juga sempat diutarakan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu. Cukai dalam minuman dan makanan berpemanis adalah sikap pemerintah terhadap tren lonjakan kasus diabetes melitus.

“Memang betul bahwa prevalensi diabetes melitus sesuai Riskesdas naik terus, pada 2013 6,5 persen dan pada 2018 10,9 persen, dan memang pengendalian tidak hanya di indikator kami pada pengobatan berhasil tapi lebih ke arah pencegahan,” terang Maxi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI. Khusus untuk pengendalian diabetes melitus, lanjutnya, yang paling signifikan adalah bahan-bahan pemanis bahan-bahan minuman berpemanis dalam kemasan itu sudah kami rapatkan dengan lintas sektor terkait termasuk dengan Kemenkeu. “Belajar dari yang kami lihat dari Brazil, kami akan melakukan usulan untuk dikenakan cukai, jadi dikenakan pajak, karena kalau ini tidak dilakukan ini mungkin tidak ada efek jera,” terang Maxi, dan implementasi pengawasan disebutnya akan dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI).

Terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berpesan agar masyarakat menghindari kebiasaan terlalu banyak mengonsumsi gula dan rutin olahraga setiap pekan.

“Jadi jangan keburu sakit, jadi kalau kita diabetes, makannya dijaga jangan manis-manis, olahraga fisiknya yang banyak 30 menit sehari seminggu, itu aja sebenernya.Jadi jan- gan banyak-banyak makan manis-manis, yang kedua gerak bisa jalan, bisa lari, naik sepeda 30 menit sehari 5 hari dalam seminggu,” pesannya. (mr/lda)

Tiga Ekor Gajah Liar di Riau Dipasang GPS Collar

PEKANBARU - Balai

Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA)

Riau memasang Geograpics

Positioning System (GPS) Collar pada tiga ekor gajah liar sub populasi Petapahan, Balai Raja dan Giam Siak Kecil. Pemasangan alat ini bertujuan mengetahui pergerakan gajah dalam selang waktu tertentu.

Kepala BBKSDA Riau, Genman S Hasibuan, mengatakan, mengatakan, alat GPS Collar itu merupakan bantuan dari PT Pertamina Hulu Rokan dan PT Huta- ma Karya. Alat itu berhasil dipasangkan pada gajah.

“Pemasangan GPS Collar bertujuan mengetahui pergerakan gajah dalam selang waktu tertentu sehingga bisa berfungsi sebagai salah satu upaya early warning system mitigasi interaksi negatif gajah liar,” ujar Genman, Senin (6/2).

Dengan adanya informasi itu, kata Genman, maka upaya antisipasi dini bisa dilakukan dengan cara penggiringan gajah liar kembali ke dalam kawasan hutan sebagai habitatnya. “Sehingga diharapkan tidak sampai memberikan dampak negatif terhadap masyarakat,” ucap Genman.

Proses pemasangan GPS Collar berlangsung sejak

21 Januari hingga 2 Februari 2023. Kegiatan tersebut melalui beberapa tahapan yaitu sosialisasi dan edukasi manfaat GPS Collar kepada perwakilan para pihak dan masyarakat yang sering dilalui gajah liar, rapat persiapan, survey keberadaan kelompok gajah target serta pengkondisian Tim pelaksana dan peralatan. Genman menambahkan, pemasangan GPS Collar ini dilakukan oleh tim yang sudah berpengalaman dalam penanganan gajah liar dari

BBKSDA Riau, Perawat Gajah dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas serta tiga ekor gajah jinak bernama Bankin, Jovi dan Indah.

PASANG GPS - Petugas memasang GPS Collar pada seekor gajah liar dewasa. Pemasangan alat tersebut untuk mengetahui pergerakan gajah dalam selang waktu

“Kegiatan didukung oleh tim Medis gabungan

Balai Besar KSDA Riau, drh Rini, drh Anhar dan drh Danang serta LSM Yayasan Rimba Satwa Foundation (RSF),” tutur Genman. Gajah yang dipasangi GPS Collar adalah gajah berjenis kelamin betina berusia 45 tahun dengan berat badan 3765 kg. Di mana gajah tersebut membawa satu bayi gajah jenis kelamin betina, umur lebih kurang 3 bulan.

Pemasangan selanjutnya kepada seekor gajah betina dewasa yang diperkirakan sedang bunting dengan estimasi berat badan lebih kurang 2 ton 2067 kg, serta gajah terakhir berusia sekitar 35 tahun dengan berat badan 3514 kg.

GPS Collar yang dipasang akan berfungsi maksimal sebagai sarana mitigasi interaksi negatif gajah liar bila mana kesadaran dan kerja sama masyarakat yang terdampak dalam melakukan penggiringan gajah liar secara mandiri ke dalam kawasan hutan sebagai habitatnya terbangun dengan baik.

“Ke depan, tetap diperlukan peran para pihak terkait dalam membina dan mendampingi masyarakat terdampak,” pungkas Genman. (lda)

CEO Jatmiko Santosa Ingatkan Karyawan Akan Success Trap

PEKANBARU - PT Perkebunan Nusantara V menyelenggarakan PTPN V Spectacular Night sebagai ajang apresiasi terhadap karyawan atas kontribusinya mengantarkan anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero tersebut kembali memecahkan rekor kinerja keuangan tertinggi sepanjang sejarah untuk ketiga kalinya dalam tiga tahun berturut-turut.

Kegiatan yang mengangkat tema Golden Era atau era keemasan PTPN V dan turut dihadir Komisaris Utama PTPN V, Fauzi Yusuf, serta ribuan karyawan tersebut diselenggarakan di SKA Co Ex, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Sabtu (4/2) malam.

Chief Executive Officer PTPN V, Jatmiko Santosa mengatakan, terdapat 51 kategori penghargaan dalam malam penganugerahan yang untuk pertama kalinya digelar perusahaan berkantor pusat di Kota Pekanbaru itu.

“Kita memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada segenap karyawan perusahaan atas daya dan upayanya bersama-sama melakukan transformasi selama tiga tahun terakhir ini,” kata sosok yang dinobatkan ke dalam 100 CEO terbaik Indonesia tahun 2023 oleh InfoBank tersebut.

“Mulai dari pemanen, mandor, krani, asisten, hingga general manager. Artinya bahwa perubahan itu tidak akan terwujud tanpa usaha rekan-rekan karyawan tanpa terkecuali,” lanjutnya.

Menurut dia, penghargaan ini layak diberikan kepada karyawan atas dedi- kasi, komitmen, persistensi, dan inovasi yang terbungkus rapi dalam transformasi sehingga mengantarkan PTPN V berada di kelas yang berbeda.

Sepanjang 2022, PTPN V berhasil mencatatkan laba unaudited sebesar Rp1,5 triliun. Angka itu merupakan rekor tertinggi sepanjang perusahaan berdiri setelah pada tahun sebelumnya berturut-turut mencatat laba tertinggi sebesar Rp1,3 triliun pada 2021 dan Rp417 miliar 2020.

“Dua tahun lalu, kita berhasil mempersembahkan kinerja terbaik dengan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah dua tahun berturutturut; dan Insya Allah tahun ini kita akan hat trick untuk kembali memecahkan rekor pendapatan bersih tertinggi sepanjang sejarah ketiga kalinya,” ujar Jatmiko. Meski begitu, ia kembali mengingatkan agar prestasi yang telah diraih tidak membuat segenap karyawan terlena. Di hadapan ribuan karyawan, ia memaparkan ancaman akan bahaya jerat kesuksesan atau success trap. Success trap, kata dia merupakan tahapan paling berbahaya bagi sebuah perusahaan. Jika sebuah perusahaan dan segenap karyawan merasa sukses, lanjutnya, kehancuran jelas mengintai. Ia mencontohkan bagaimana banyak perusahaan besar awal milenium begitu digdaya namun hilang ditelan bumi saat ini.

“Tahapan paling berbahaya bagi sebuah perusahaan adalah saat merasa mencapai sukses. Kondisi ini sangat berbahaya bagi perusahaan. Itu yang disebut success trap. Jebakan kesuksesan. Yang tadinya kita siap berinovasi dan inventing, kita malah enjoy dan do nothing,” paparnya.

Untuk itu, ia meminta pondasi prima yang telah dicapai PTPN V saat ini sepantasnya untuk dipertahankan dan terus diperkuat. “Sekarang adalah tugas teman-teman semua bagaimana kita memperkuat pondasi yang sudah ada untuk pengganti kita nanti. Pesan saya, jangan pernah berhenti berinovasi. Jangan pernah kita merasa sukses agar tidak terjebak dalam kesuksesan. Dan ingatlah bahwa bapak ibu semua mewarisi generasi PTPN V dalam kondisi prima,” paparnya disambut riuh tepuk tangan karyawan. Kinerja prima perusahaan dalam kurun tiga tahun terakhir berbanding lurus dengan aliran penghargaan yang diraih perusahaan. Beragam inovasi perusahaan mulai dari sisi operasional, peremajaan sawit rakyat, dekarbonisasi, digitalisasi NBEX, Millena, olidos, intank menjadi contoh dan diterapkan di anak perusahaan di bawah holding perkebunan Nusantara. Belum lama ini, PTPN V juga telah ditetapkan sebagai The Best State Owned Company oleh InfoBank. “Kita tidak pernah tahu kapan penilaian itu dilakukan. Murni penilaian independen dari majalah kredibel Infobank. Alhamdulillah, kita diposisikan sebagai anak perusahaan non perbankan terbaik yang sejajar dengan perusahaan tambang raksasa Bukit Asam, Perusahaan Gas Negara, Jasa Raharja, dan lainnya,” jelasnya. Dalam kesempatan yang sama, Komisaris Utama PTPN V, Fauzi Yusuf turut mengapresiasi kinerja perusahaan yang terus tumbuh signifikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Senada dengan Jatmiko, Fauzi turut mengingatkan jangan terbuai dengan kinerja positif tersebut.

“Alhamdulillah, tahun

2022 dengan segala dinamika dan tantangan, kita terus bergerak maju. Insya Allah 2023 kita akan terus maju menggapai sesuatu yang lebih baik dari tahun sebelumnya,” “Namun, saya berharap semua warga PTPN V sebaiknya posisikan diri anda di sebuah pendakian. Jangan merasa kita dipuncak, karena berarti selanjutnya adalah jurang. Justru, tetap merasa kita terus mendaki dan itu akan membuat kita tetap lebih tinggi dibandingkan yang lain,” demikian Fauzi. Kegiatan malam penghargaan PTPN V Spectacular Night sendiri berlangsung meriah yang diawali dengan aksi kabaret diperagakan para milenial perusahaan. Kabaret tersebut menggambarkan kondisi perusahaan sebelum dan pasca transformasi. Kegiatan yang turut dimeriahkan aksi tari kolosal dan penampilan band tersebut dilanjutkan dengan pembacaan para peraih penghargaan. (rls)

This article is from: