3 minute read
Gubri Lepas Delegasi PWI Riau
PEKANBARU - Gubernur Riau, Syamsuar melepas delegasi Riau ke puncak peringatan ke-77 Hari Pers Nasional (HPN) di Medan, Senin (6/2/2023) dari Gedung daerah.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau, Zulmansyah Sekedang menyampaikan, ada lebih kurang 300 insan pers Riau yang akan menyemarakkan peringatan hari bersejarah bagi perjalanan pers di Indonesia tersebut. Keberangkatan delegasi berlangsung dengan beberapa rombongan.
Advertisement
"Keberangkatan peserta dari Riau dilakukan beberapa gelombang. Ada yang sudah berangkat duluan. Karena ada beberapa rangkaian kegiatan yang sudah dilaksanakan beberapa hari lalu. Tapi total insan pers Riau yang berangkat kurang lebih 300 orang," sebut Zulmansyah. Selain dari PWI, juga berangkat dari unsur organisasi pers konstituen dewan pers lain, seperti Serikat Perusahaan Pers (SPS), Serikat Media Siber
Indonesia (SMSI), dan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI).
Disebutkan Zulmansyah, keberadaan insan pers Riau di puncak peringatan HPN di Medan untuk mengikuti beberapa agenda. Seperti seminar internasional disrupsi digital dan tata ulang ekosistem media yang berkelanjutan. Juga konvensi nasional media massa, kongres SPS, Rakernas Siwo, dan lain-lain. Sementara itu, Ketua SPS Riau Khairul Amri menyampaikan, membawa anggota sebanyak 45 orang.
SPS Riau siap menyukses- kan agenda Kongres XXVI SPS dan Seminar SPS.
"Di kesempatan yang ada nanti kita juga akan mempromosikan tanjak dan songket Riau. Dengan membagibagikan ke panitia puncak peringatan HPN dan pengurus SPS Pusat. Ini bagian dari komitmen SPS mem- promosikan karya budaya Riau," tegas Khairul Amri.
Partisipasi insan pers Riau di puncak peringatan HPN di Medan diapresiasi Gubri Syamsuar. Gubernur berharap, delegasi Riau bisa mengikuti semua rangkaian kegiatan yang dilaksanakan.
"Saya yakin, banyak ilmu yang didapat dari kegiatan yang dilaksanakan. Serap ilmu sebanyakbanyaknya yang pada akhirnya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan pers di Riau," harap Gubri.
Gubernur Syamsuar direncananya bakal menjadi pembicara di seminar, yang membahas tentang Dana Bagi Hasil (DBH) kelapa sawit di HPN Medan. Pelepasan delegasi PWI Riau turut dihadiri Ketua JMSI Riau, Dheni Kurnia, Kadiskominfotik Riau Erisman Yahya dan beberapa pejabat di lingkup Pemprov Riau. (*rea)
DKP Riau Ungkap Virus Penyebab
Kematian Ikan di Kampar
PEKANBARU - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Riau mengungkap penyebab kematian ribuan ikan keramba milik warga di waduk PLTA Koto Panjang, Kabupaten Kampar.
Menurut Kepala DKP Riau Herman Mahmud, kematian ikan-ikan itu diakibatkan Koi Herpes Virus Menurut Herman temuan itu didapat setelah DKP melakukan rapat bersama dengan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan di Pekanbaru, untuk meneliti penyebab kematian ikan-ikan yang ada di keramba waduk PLTA Koto Panjang, Kabupaten Kampar.
Dia menambahkan, rapat dengan pihak Badan Karantina Ikan tersebut setelah sebelumnya dilakukan uji laboratorium terhadap sampel ikan yang mati di waduk tersebut.
"Berdasarkan hasil pengecekan di laboratorium dan rapat bersama Badan Karantina Ikan, disimpulkan bahwa kematian ikan-ikan tersebut diakibatkan Koi Herpes Virus (KHV)," kata Herman, Senin (6/2/2023).
Menurut Herman, untuk penyebab KHV tersebut bisa saja dikarenakan terbawa oleh benih ikan yang dibawa dari luar daerah. Virus tersebut akan semakin berkembang jika situasi di sekitar waduk buruk.
"Apalagi dalam beberapa waktu lalu, curah hujan di sekitar waduk PLTA Koto Panjang tinggi, sehingga oksigen menurun. Selain itu juga amoniak banyak di waduk itu. Jadi kemungkinan juga ada bakteri di sana," tukasnya.
Menurutnya, selain akibat satu virus tersebut, kini pihaknya juga sedang meneliti satu bakteri lagi. Sedangkan untuk hasil uji satu bakteri tersebut, akan keluar dalam waktu dekat.
"Tapi kalau untuk virus sudah positif akibat KHV tersebut. Sedangkan satu bakteri lagi, akan keluar dalam waktu dekat," ujarnya.
Sebelumnya, ikan mas keramba yang mati di waduk Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang di Kabupaten Kampar, Riau sudah mencapai 150 ton. Jumlah tersebut merupakan data yang diterima dari kelompok tani.
Sebelumnya, dia mengungkapkan sekitar 150 ton ikan keramba milik kelompok tani mati yang ada di waduk Koto Panjang mati.
"Dari laporan yang kita terima, jumlah ikan mas keramba yang mati di waduk PLTA Koto Panjang, total- nya sekitar 150 ton," sebut Herman saat diwawancarai Kompas.com di kantornya, Jumat (3/2/2023) sore lalu. Untuk menghindari virus yang bisa menyerang bibit ikan, Herman menyarankan kelompok tani untuk memilih benih ikan mas yang bersertifikat. Sebab, pihaknya mendapat laporan bahwa bibit ikan yang digunakan tidak bersertifikat, sehingga tidak terjamin. Selain itu, dia juga meminta kelompok tani untuk menjaga lingkungan disekitar keramba. "Tahun lalu ada juga kejadian seperti ini, tapi memang tak sebanyak sekarang ini ikan yang mati. Jadi, waktu itu kita minta waspada, menjaga lingkungan, tebar benihnya sesuai kapasitas keramba dan bagaimana memberikan pakan yang baik," tutup Herman. (*/rea)
Riau Segera Tetapkan Siaga Darurat Karhutla
PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengaku telah memerintahkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edy
Afrizal untuk melakukan persiapan penetapan siaga darurat sekaligus berkolaborasi dengan BMKG di Riau. Hal itu dilakukan untuik mengantisipasi musim kemarau yang diperkirakan bakal terjadi sekitar bulan Mei hingga September 2023 mendatang.
Menurut gubernur, perkiraan musim kemarau tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati saat melakukan audiensi. "Kita juga sudah ada buku petunjuknya dari BMKG Pusat," kata Gubernur Syamsuar di Gedung Daerah Balai Serindit, Senin (6/2/2023).
Syamsuar
Gubernur menambahkan, prsiapan itu dilakukan untuk menindaklanjuti permintaan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk melakukan persiapan untuk menghadapi kemungkinan cuaca ekstrim. "Kita juga sudah diminta berjaga-jaga sekaligus menetapkan siaga darurat," tambahnya. Sebagai tindaklanjut- nya, kata gubernur, dia sudah memerintahkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edy Afrizal untuk persiapan penetapan siaga darurat sekaligus berkolaborasi dengan BMKG di Riau. "Sebelum bulan Mei sudah kita tetapkan siaga darurat," terangnya. Penetapan status siaga tersebut, kata gubernur agar semua pihak terutama kabupaten/kota sudah mempersiapkan diri semua perangkatnya sekaligus bagaimana agar daerah yang gambut tersebut basah.
Sesuai informasi dari BMKG Pusat, tahun 2023 ini di Riau diprediksi akan terjadi kemarau kering. Tentunya berbeda dengan tahun sebelumnya 2020-2022 yang statusnya kemarau basah. Maka dari itu perlu kesiagaan agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau. (*/rgo)