11 minute read

Charles Leclerc +26,763

 Buka Penyidikan Baru Suap Pengurusan HGU PT AA

KPK Tetapkan Kepala BPN Riau Jadi Tersangka

Advertisement

PEKANBARU - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penyidikan baru terkait dugaan suap pengurusan perpanjangan izin Hak Guna Usaha (HGU) lahan PT Adimulia Agrolestari (PT AA). Penyidik telah menetapkan tersangka dalam kasus tersebut.

 Coba Menyelundup ke Luar Negeri

Rudenim Pekanbaru Deportasi 6 WN Bangladesh

Ali Fikri

Plt Juru Bicara KPK. Ali Fikri mengatakan, penyidikan ini merupakan pengembangan perkara suap yang melibatkan Bupati Kuantan Singingi (Kuansing) Andi Putra. Politisi Partai Golkar itu menerima suap Rp500 juta dalam pengurusan izin HGU PT AA.

“Menindaklanjuti proses persidangan dan fakta hukum terkait adanya suap dalam perkara Terdakwa Andi Putra (Bupati Kuantan Singingi). KPK kemudian melakukan penyidikan baru yaitu dugaan korupsi berupa suap dalam pengurusan perpanjangan HGU oleh pejabat di Kanwil BPN Provinsi Riau,” ujar Ali Fikri, kepada Metro Riau, akhir pekan lalu.

Ali Fikri mengatakan, penyidik KPK telah menetapkan beberapa pihak sebagai tersangka. Namun dia belum mengungkapkan siapa saja tersangka tersebut.

“Untuk pihak-pihak yang ditetapkan sebagai tersangka, kronologis dugaan perbuatan pidana dan pasal yang disangkakan akan kami umumkan saat penyidikan perkara ini telah cukup,” tutur Ali Fikri.

Ali Fikri menyebut, proses pengumpulan alat bukti saat ini telah dilakukan oleh penyidik. Diantaranya dengan memanggil pihak-pihak terkait sebagai saksi termasuk penggeledahan di beberapa tempat.

“Setiap perkembangan penyidikan ini, akan selalu kami sampaikan ke masyarakat sehingga jalannya penyidikan perkara ini sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” kata Ali Fikri.

Namun dikutip dari CNNIndonesia, disebutkan KPK telah menetapkan tiga tersangka. Mereka adalah Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) BPN Riau M Syahrir, pemilik PT AA, Frank Wijaya, dan General Manager PT AA, Sudarso. “Total tiga tersangka, Frank Wijaya salah satunya. Frank dan Sudarso sebagai Pemberi (Swasta). Syahrir penerima,” ujar sumber CNNIndonesia, Sabtu (8/10).

Sebelumnya dalam perkara ini, Bupati Kuansing Andi Putra telah divonis bersalah oleh Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Pekanbaru dengan pidana 5 tahun 7 bulam penjara. Andi terbukti menerima suap pengurusan izin HGU lahan sawit PT AA sebesar Rp500 juta.

Hakim menyatakan Andi Putra terbukti bersalah melanggar Pasal 12 huruf a Undang-undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tipikor juncto Pasal 64 KUHPidana.

Hakim juga menghukum anak dari mantan Bupati Kuansing Sukarmis itu membayar denda Rp200 juta. Dengan ketentuan apabila tidak dibayarkan, diganti dengan pidana kurungan selama 4 bulan.

Dugaan suap dari PT AA lewat General Managernya, Sudarso kepada Andi Putra, terjadi sekitar medio September-Oktober 2021 lalu. Berawal ketika itu, izin HGU kebun sawit PT AA akan berakhir tahun 2024 mendatang. Ada tiga sertifikat PT AA yang akan berakhir. Tiga sertifikat itu berada di Desa Sukamaju Kecamatan Singingi Hilir.

Atas perubahan itu, PT AA mengajukan perubahan HGU 00008 tanggal 08 Agustus 1994 kepada Kantor Wilayah ATR/ BPN Provinsi Riau. Atas permohonan tersebut, kemudian terjadi perubahan HGU terhadap kebun sawit yang terletak di Kabupaten Kuansing.

Frank Wijaya selaku Komisaris PT AA sekaligus pemilik (beneficial owner) meminta Sudarso untuk mengurus perpanjangannya. Atas permintaan tersebut, kemudian Sudarso memulai proses pengurusan perpanjangan Sertifikat HGU PT AA.

Sudarso yang sudah lama mengenal Andi Putra sejak masih menjadi anggota DPRD Kabupaten Kuantan Singingi, lalu melakukan pendekatan. Dari pertemuan antara terdakwa dengan Andi Putra, disepakati Bupati Kuansing itu akan menerbitkan surat rekomendasi persetujuan.

Namun syaratnya, PT AA diminta memberikan uang kepada Andi Putra. Atas laporan Sudarso tersebut, Frank Wijaya menyetujui untuk memberikan uang kepada Andi Putra agar surat rekomendasi dapat segera keluar.

Masih dalam bulan September 2021, Andi Putra meminta uang kepada Sudarso sebesar Rp1,5 miliar, dalam rangka pengurusan surat rekomendasi pesetujuan tentang penempatan lokasi kebun kemitraan/plasma di Kabupaten Kampar. Atas permintaan Andi itu, Sudarso melaporkan kepada Frank Wijaya. Kemudian Frank Wijaya menyetujui dan menyepakati untuk memberikan uang secara bertahap. Saat itu Frank menyetujui untuk memberikan uang sebesar Rp500 juta.

Di persidangan terungkap, Sudarso mengaku juga memberikan uang kepada BPN Riau, M Syahrir, sebesar Rp1,2 miliar. Uang itu diserahkan langsung ke Syahrir.

Namun M Syahrir membantah menerima uang tersebut. “Tidak ada saya menerima uang. Itu fitnah,” ucap Syahrir. (lda) PEKANBARU – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau melalui Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru melaksanakan deportasi terhadap 6 deteni warga megara (WN) Bangladesh pada Minggu (9/10/2022). Warga asing itu melanggar peraturan keimigrasian di Indonesia.

Tindakan keimigrasian itu berdasarkan Surat Keputusan Kepala Rumah Detensi Imigrasi Pekanbaru Nomor : W.4.IMI.IMI.8-75. GR.03.08 tahun 2022 tanggal 07 Oktober 2022.

Kepala Rudenim Pekanbaru, Yanto Adrianto, mengatakan 6 WN Bangladeah itu merupakan bagian dari 127 deteni yang tengah diamankan di Rudenim Pekanbaru.

“Keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak Kedutaan Besar Republik Sosialis Demokratik Bangladesh dan keluarga deporti. Nantinya akan ditugaskan enam petugas untuk melakukan pengawalan deportasi,” ujar Yanto.

Yanto menjelaskan, keberangkatan deteni akan diawali dari Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru pukul 08.20 WIB menggunakan pesawat udara Super Air Jet menujur Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Selanjutnya, perjalanan dilanjutkam pesawat Batik Air Malaysia pada pukul 16.20 WIB transit di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia.

“Kemudian deporti melanjukan penerbangan menggunakan pesawat udara Batik Air Malaysia pada pukul 22.15 waktu setempat menuju Bandar Udara Internasional Shahjalal Dhaka, Bangladesh,” tutur Yanto.

Sementara, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau, Mhd Jahari Sitepu, memberi dukungan penuh terhadap seluruh proses penindakan keimigrasian yang telah diambil. Dia mengingatkan petugas tidak ragu menindak pelaku pelanggaran keimigrasian.

“Kita telah memiliki payung hukum yang tegas di bawah Undang-undang, untuk itu tidak perlu ragu untuk menindak tegas setiap pelanggaran yang dilakukan oleh warga megara ssing. Selain pendeportasian sebagai sanksi administratif, kita juga tidak akan segan-segan melakukan sanki pemidanaan agar memberikan efek jera bagi para pelaku,” tegas Jahari.

Jahari menerangkan, 6 deteni tersebut bagian dari 75 WN Bangladesh lainnya yang terlibat dalam penyelundupan dan perdagangan orang ke luar negeri, namun sebelum berhasil menjalankan niatnya terlanjur digagalkan oleh jajaran Kantor Imigrasi Kelas I TPI Pekanbaru. (lda)

DIDEPORTASI - Kantor Wilayah Kemenkumham Riau melalui Rudenim Pekanbaru mendeportasi 6 WN Bangladesh ke negara asalnya, Minggu (9/10). Mereka mencoba menyelundupkan diri ke Malaysia. (ist)

Penggunaan Segitiga Restitusi untuk Penerapan Disiplin Positif Siswa

 Penulis : Hayati SPd Guru IPA SMPN 1 Pinggir, Kabupaten Bengkalis

DISIPLIN diri merupakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri, menguasai diri serta menentukan sikap yang mengacu pada nilai yang akan kita hargai. Kita dapat melakukan disiplin diri kepada murid melalui segitiga restitusi, jika murid tersebut melakukan pelanggaran kesepakatan kelas/keyakinan kelas.

Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, 2001, menyatakan bahwa arti asli dari kata disiplin ini juga berkonotasi dengan disiplin diri dari murid-murid yang dapat membuat seseorang menggali potensinya menuju kepada sebuah tujuan, sesuatu yang dihargai dan bermakna. bagaimana cara kita mengontrol diri, dan bagaimana menguasai diri untuk memilih tindakan yang mengacu pada nilai-nilai yang kita hargai.

Dengan kata lain, seseorang yang memiliki disiplin diri berarti mereka bisa bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan universal. Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).

Restitusi membantu murid menjadi lebih baik dalam hidupnya dan memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya untuk berbuat lebih baik lagi setelah melakukan kesalahan dalam dirinya karena melakukan pelanggaran dari apa yang sudah di buat dalam kesepakatan kelas/keyakinan kelas. Pendisiplinan murid penekanannya bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk menyenangkan orang lain atau menghindari tidak nyamanan, namun tujuannya adalah menjadi orang yang menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka percayai.

Melalui restitusi, ketika murid berbuat salah, guru akan menanggapi dengan cara yang memungkinkan murid untuk membuat evaluasi dalam dirinya sendiri (internal) tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki kesalahan mereka dan mendapatkan kembali keyakinan diri dan harga dirinya.

Restitusi bukan hanya dapat menguntungkan korban tetapi juga menguntungkan orang yang telah berbuat salah karena diharapkan akan menyadari sendiri mengenai apa yang sudah ia perbuat. Ini sesuai dengan prinsip dari teori kontrol William Glasser tentang solusi menang-menang.

Restitusi dianggap mampu memecahkan masalah peserta didik karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut yaitu 1. Restitusi bukan untuk menebus kesalahan namun untuk belajar dari kesalahan, 2. Restitusi memperbaiki hubungan, 3. Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan, 4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri, 5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan.

Selanjutnya, 6. Restitusi diri adalah cara yang paling baik, 7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan, 9. Restitusi fokus pada solusi, 10. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya .

Penerapan restitusi pada peserta didik dilakukan dengan 3 tahap yang dikenal dengan nama segitiga restitusi (restitution triange), meliputi: Menstabilkan Identitas/ Stabilize the identity, Validasi Tindakan yang Salah/ Validate the Misbehavior dan Menanyakan Keyakinan/Seek the Belie.

Ada 3 tahap pelaksanaan segitiga restitusi yaitu:

Pertama, menstabilkan Identitas/Stabilize teh identity.

Pada tahap ini peserta didik diajak untuk tenang dan kembali ke suasana hati dimana proses belajar dan penyelesaian masalah bisa kita lakukan. Guru dapat mengucapkan kata-kata sebagai berikut yaitu berbuat salah itu tidak apa-apa, tidak ada manusia yang sempurna, saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu, kita bisa menyelesaikan ini, bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi ingin mencari solusi dari permasalahan ini, kamu berhak merasa begitu, apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?

Kedua, validasi tindakan yang Salah/Validate the Misbehavior

Perbuatan yang salah pada peserta didik sering kali dilakukan untuk memenuhi beberapa kebutuhan pada manusia. Di sini lah guru harus mampu memahami maksud perbuatan peserta didik tersebut. Guru dapat mengucapkan: yaitu adalah padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini, ya?.

Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu? Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi sesuatu yang penting buatmu. Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang baru.

Ketiga, menanyakan

Keyakinan/Seek the Belief.

Pada tahap ini peserta didik siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya dan menjadi orang yang dia inginkan. Guru dapat mengucapkan kata-kata berikut yaitu apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?, apa nilai- nilai umum yang telah kita sepakati?, Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal?, Kamu mau jadi orang seperti apa? Ketika murid melakukan pelanggaran, apakah langkah kita? Siapa yang mengingatkan?

Apakah mereka kita beri hukuman atau kita memaafkan saja? Contoh kasus, ketika melakukan pembelajaran praktik terdapat siswa menggunakan pakaian kerja tidak lengkap sesuai keyakinan kelas. Apakah siswa tersebut diperbolehkan praktik atau tidak? Selama ini kebiasaan kita adalah langsung memaafkan atau membuat mereka tidak nyaman.

Perhatian kita cenderung pada kesalahan yang dilakukan daripada mencari cara bagi mereka untuk memperbaiki diri. Salah satu cara untuk memperbaiki diri agar terwujud disiplin diri dapat dilakukan melalui segitiga restitusi. Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004 ).

Melalui tindakan restitusi siswa dapat menyadari dan mengakui kesalahan yang dia lakukan secara terbuka dan sukarela sehingga setelah proses restitusi tertanam kesan rasa nyaman dalam diri peserta didik dan komitmen untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Selain itu pelaksanaan tindakan restitusi dapat membuat siswa tidak merasa terpaksa dalam melaksanakan kesepakatan kelas yang dibuat.

Penanaman motivasi pada siswa, sangat penting disertai dengan pembuatan keyakinan kelas di awal pembelajaran agar siswa dapat terkontrol dengan sendirinya yaitu untuk memenuhi kebutuhan dasar murid yang berbeda-beda dan kita bisa memberikan kepercayaan penuh pada murid yang bermasalah dengan melakukan kontrol sebagai manajer. Sehingga murid dapat mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalahnya sendiri dan menyadari apa yang dilakukannya adalah tidak baik dan mendapatkan solusi terbaik untuk mengatasinya.

Hal yang lebih penting adalah murid dapat memahami dampak dari tindakannya pada orang lain sehingga ketika murid melakukan kesalahan, mereka akan menyadari akan dapat merugikan orang lain dan cepat tanggap mencari sendiri solusi terbaik untuk dirinya sendiri dan orang lain dan tentunya melalui bimbingan guru di sekolah.**

(Terbit Sejak 1 April 2005)

PRESIDEN KOMISARIS : HERIC RAKASIWA PIMPINAN UMUM : HM MASKUR

PEMIMPIN REDAKSI/

PENANGGUNGJAWAB : ADLIS FITRAJAYA PIMPINAN PERUSAHAAN : SAPARUDTIN KOTO

DEWAN REDAKSI: Albi Budiman, HM Maskur, Adlis Fitrajaya, Saparudin Koto. REDAKTUR PELAKSANA: Fajar Widiarto. KOORDINATOR LIPUTAN: Linda Novia. STAF REDAKSI: Santoso, Sri Lestari, Wisli Susanto, Vivi Eliyati, Zamzami Del , Novi Kawandi, Rivo Wijaya. BENGKALIS: Zulkarnaen. DUMAI: Bambang. INDRAGIRI HULU: Dasmun, INDRAGIRI HILIR: Andang Y. KAMPAR: Adi Jondri. KUANTAN SINGINGI: Idi Susanto. PELALAWAN: Andi Indriyanto. ROKAN HULU: Feri Hendarawan. ROKAN HILIR: Afrizal. SIAK: Diana. KEPULAUAN MERANTI: Ali. PERWAKILAN JAKARTA: Muksin. PRACETAK/DESAIN: Samsul Bahri (Kabag), Erwin Saputra, Eri Ermanto, Indra Maulana. DESAIN IKLAN: Erwin. TEKNOLOGI INFORMASI: Oki Wibawa. ALAMAT REDAKSI: Metro Grha Pena Jl. Soekarno Hatta, No. 20-28, TELP: (0761) 7865001, 7865003, FAX: (0761) 7865004, Pekanbaru-Riau-Indonesia. website: www.metroriau.com, Email: metroriau.redaksi@gmail. com, metroriau@metroriau.com, PENERBIT: PT. Metro Riau. MANAGER IKLAN: Herlina. SIRKULASI: Hendra Gunawan. PIUTANG/KOLEKTOR: Triono. PERWAKILAN IKLAN JAKARTA: Mukhsin, Santa Modem Market Ruang Expo LT. 2. Jl. Cipaku Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. TELP: (021) 95605611. FAX: (021)-7180747. BIRO USAHA INHU: Agusyandra Ms, ALAMAT: Jl. Gerbang Sari No. 10 B, Kel. Pematang Reba. Kec. Rengat Barat. OMBUSMEN: Wahyu Awaluddin. SH., Ir. Sahala TP. Hutabarat, SH,MH. ALAMAT PERUSAHAAN: Metro Grha Pena Jl. Soekarno Hatta No. 20-28, TELP: (0761) 7865001, 7865003, FAX: (0761) 7865004 Pekanbaru-Riau- Indonesia. TELP IKLAN: (0761) 7865003. TELP DISTRIBUSI/SIRKULASI: (0761) 7865003, 7865002, 7865001, REKENING: Bank Kesawan - No. AC523.3000.7080. Bank Riau - No. AC101.08.00.759. TARIF IKLAN: - Iklan Warna: Rp35.000.-/mm/kolom, - Iklan Warna Halaman 1: Rp60.000.-/mm/kolom, - Iklan Hitam Putih: Rp18.000.-/mm/kolom, - Iklan Hitam Putih Halaman 1: Rp25.000.-/mm/kolom, - Iklan Sosial: Rp10.000.-/mm/kolom, - Iklan Display Spot Color: Rp27.000;/mm/kolom, belum termasuk PPN 10%. Email: iklan.metroriau@gmail.com. DICETAK OLEH: PT. Metro Gra ndo, Metro Grha Pena Jl. Soekarno Hatta, No. 20-28, Pekanbaru-Riau-Indonesia. TELP: (0761) 7865001, REKENING: Bank Riau - No. AC 101.08.00.765. (Isi diluar tanggungjawab percetakan). Redaksi menerima tulisan yang bersifat umum, tidak menghina, tidak menghujat, tidak berbau SARA. Tulisan yang masuk harus dilengkapi identitas diri dan tetap melalui proses editing dengan tidak mengurangi maksud dan arti.

This article is from: