BULETIN MFP3_DESEMBER 2015

Page 1

Talk show PAS FM, Semarang, dengan Tema ‘Industri mebel di ajang keterpurukan dengan terbitnya Permendag 89/2015’ Sebagai tanggapan terhadap Permendag No. 89/2015, MFP3 bekerja-sama dengan YP2SU mengundang pelaku industry mebel, Asosiasi dan Pemantau Independen (Jawa Tengah) dalam Talk Show Radio PAS FM Semarang, 9 November 2015. Ibu Sasmita menjelaskan bahwa Surya Alam mendapatkan manfaat dari SVLK, dan sangat kecewa terhadap Permendag tersebut yang tidak menghargai upaya perbaikan tata kelola kehutanan dan meningkatnya ‘reputasi’ produk mebel Indonesia.

Pertemuan Multipihak COP 21, Jakarta Pada tanggal 11 November 2015 dilakukan pertemuan multipihak untuk persiapan ke acara COP 21 di Paris yang dihadiri kurang lebih 180 orang dari berbagai elemen seperti Kementerian terkait, masyaraat adat, LSM, pihak swasta dll. Dalam sambutannya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya mengatakan bahwa UNFCCC COP 21 merupakan kerangka internasional untuk perubahan iklim. Kegiatan ini patut diapresiasi karena mempunyai prinsip yang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2015-2015. Pada COP 21, Indonesia menyelenggarakan serangkaian acara di Pavilion Indonesia yang diikuti oleh wakil-wakil dari masyarakat sipil, swasta dan juga kementerian dan lembaga.


Diskusi SVLK-The Jakarta Post, Jakarta Implementasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) menjadi bagian penting dari upaya perbaikan tata kelola kehutanan di tanah air sehingga mampu mencegah terjadinya kegiatan haram seperti pembalakan liar, perambahan, dan pembakaran hutan. Di sisi lain, implementasi SVLK juga memberi bonus pada semakin meningkatnya daya saing produk kayu Indonesia di pasar internasional. Demikian mengemuka pada diskusi ‘Strengthening Export Opportunities and Protecting Forest Sustainability’ di Jakarta, Selasa (17/11/2015). Hadir dalam diskusi tersebut sebagai pengarah diskusi, Dirjen PHPL Dr. Putera Parthama, Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Prabianto Mukti Wibowo, Deputi Direktur untuk Kerjasama Indonesia Uni Eropa Kementerian Luar Negeri Rio Budi Hermanto, dan wakil UKCCU, Dr. Andy Roby. Hadir juga dalam kesempatan tersebut sejumlah pelaku usaha mebel skala kecil dan menengah, akademisi, dan masyarakat sipil. Prabianto mengungkapkan, ekspor produk kayu Indonesia menunjukan tren meningkat ke hampir semua negara sejak SVLK diimplementasikan. Ini membuktikan SVLK mampu meningkatkan daya saing produk kehutanan nasional. Berdasarkan data Sistem Informasi Legalitas Kayu per 17 November 2015, nilai ekspor produk kayu Indonesia mencapai 10,3 miliar dolar. Jumlah tersebut diatas catatan total tahun 2014 dan tahun 2013 dimana SVLK belum diimplementasikan, yang hanya sekitar 6 miliar dolar. Lebih lanjut

Designer Gathering, Jakarta Dihadiri oleh 21 orang desainer dan arsitek, acara desainer gathering yang digagas oleh MFP dan majalah BRAVACASA berlangsung dengan lancar dan sukses. Acara yang berlangsung di Restoran PATIO, Jakarta Selatan pada tanggal 19 November 2015 ini bertujuan untuk mengenalkan konsep SVLK kepada para desainer dan arsitek yang selama ini banyak menggunakan materi kayu untuk produknya. Dalam presentasinya Widya Wicaksana (MFP) menekankan perlunya ada tanggungjawab dari para produsen untuk memastikan kayu yang meraka gunakan berasal dari hutan yang dijaga kelestariannya, sehingga sumberdaya kayu yang ada tidak akan cepat habis. Antusias untuk mengetahui lebih banyak mengenai SVLK terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh para peserta.


SNV-KPHP Benakat –Training of Facilitator (TOF) untuk Market Analysis & Development (MAD, Fase 1) Pada 22-30 November 2015 diselenggarakan Pelatihan untuk Fasilitator Analisa dan Pengembangan Pasar oleh SNV di KPHP Benakat Bukit Cogong. Pelatihan ini diikuti oleh 40 peserta dari dua desa dengan komposisi 40% perempuan. Para fasilitator lapangan, termasuk Manajer dan staf dari masing-masing KPH, diharapkan dapat melaksanakan tindak lanjut (RTL) yang mereka telah susun selama pelatihan.

High Level Market Dialog, Jakarta Pada 23 November 2015 diselenggarakan High Level Market Dialog (HLMD) yang diorganisir oleh PT Mutu Hijau Indonesia dan didukung oleh MFP3. HLMD dihadiri oleh wakil-wakil Kementarian dan Lembaga terkait, pelaku pasar nasional maupun internasional. Beberapa pelaku pasar internasional yang hadir adalah Aida Greenbury (Asia Pulp and Paper), Cindy L. Squire (International Wood Products Association), John Halkett (Australian Timber Importers Federation), dan Rachel Butler (Global Timber Forum). Selain itu beberapa pembicara penting antara lain adalah Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk Indonesia, Vincent Guerend, Deputy Chief of Mission U.S. Embassy Jakarta, Brian McFeeters, dan wakil Kedubes Australia. Pidato pembukaan oleh Menteri KLHK dibacakan oleh Dirjen PHPL, Dr. Putera Parthama, yang dilanjutkan dengan Pidato Menteri Perdagangan yang dibacakan oleh Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Dr. Nurlaila Nur Muhammad serta Pidato Menteri Perindustrian yang dibacakan oleh Direktur Jenderal Industri Agro Panggah Susanto. Dalam acara tersebut, Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk Indonesia Vincent Guerend menyatakan pihaknya berjanji untuk memberikan Lisensi FLEGT kepada Indonesia pada 1 April 2016. "Indonesia akan menjadi yang terdepan dalam negosiasi FLEGT," demikan pernyataanya. Menurut Vincent, implementasi FLEGT dipastikan akan memberi keuntungan bagi Indonesia yang saat ini menguasai 40% pasar produk kayu tropis di UE. Meski demikian dia menekan seluruh produk kayu Indonesia harus sudah dilengkapi dokumen v-legal berdasarkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Nantinya dokumen v-legal akan disetarakan lisensi FLEGT yang membebaskannya dari kewajiban uji tuntas saat masuk Uni Eropa berdasarkan ketentuan importasi kayu yang diberlakukan kelompok negara tersebut.


Penilaian awal KPH Dolago Tanggunung dan KPH Dampelas Tinombo 24-27 November 2015: KPH Dolago Tanggunung (Dota) dan KPH Dampelas Tinombo (Datin) yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah merupakan dua KPH yang akan menjadi KPH dampingan MFP 3, terutama dalam kaitannya dengan pencapaian target fasilitasi areal Community-based Forestry Management (CBFM). Untuk keperluan CBFM, KPH Dota telah mengalokasikan areal seluas 4.637 ha, sedangkan KPH Datin seluas 24.977,71 ha yang terdiri atas Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa (HD) dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR). Di KPH Datin, luas areal sasaran kegiatan HKm dan HD masih termasuk didalamnya sasaran kegiatan RHL. Dengan demikian areal-areal HKm dan HD yang termasuk dalam kegiatan RHL, pelaksanaannya dikerjakan dengan pendekatan berbasis masyarakat atau desa. Provinsi Sulawesi Tengah memiliki potensi rotan alam yang sangat besar, sehingga kedua KPH tersebut akan mengembangkan komoditas rotan dalam rencana bisnisnya. Potensi rotan di KPH Datin sebesar 150 kg rotan basah per hektar dan rencana bisnis seluas 3000 ha. Selain rotan, KPH Dota akan mengembangkan komoditas gula aren, kayu pakanangi, lebah madu dan pemanfaatan limbah eboni (kayu hitam). KPH Dota akan mengembangkan tanaman unggulan setempat seperti nantu dan palapi. KPH Datin akan mengembangkan komoditas karet, jabon, jahe, gula aren dan minyak nilam. Di KPH Datin, produksi nira yang saat ini dipanen masyarakat mencapai 1000 liter per hari. Saat ini KPH Datin sudah memiliki sebuah alat penyulingan minyak nilam. Kelompok Tani Hutan (KTH) yang telah dibentuk di KPH Dota sebanyak 11 KTH, sedangkan di KPH Datin sebanyak 35 KTH. Kedua KPH saat ini sedang menyusun Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek (RPHJPd) dan Rencana Bisnis dengan fasilitasi Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BP2HP) Palu dan Universitas Tadulako.

MFP3-NRDC – Pembekalan Teknis dan Pengelolaan Keuangan Untuk Industri KecilMenengah Pengolah Kayu Rakyat di Bandung Jawa Barat 25-27 November 2015: Kabupaten Ciamis merupakan salah satu pemasok kayu rakyat terbesar di Jawa Barat. Namun sangat disayangkan bahwa dengan dijualnya kayu bulat ke Jawa Tengah rakyat Ciamis tidak menikmati nilai tambah dari hasil hutan mereka. Lokalatih 3 hari di Bandung ini merupakan upaya dari NRDC untuk meningkatkan akses ke pembiayaan dan perkenalan teknologi industri hilir yang bisa dikembangkan oleh IKM. Dua narasumber yang menonjol adalah Pak Didik dari Puslitbang yang memberikan contoh-contoh hasil riset yang bisa dimanfaatkan oleh industri. Sedangkan Pak Dede sebagai dosen di IPB dan pelaku industri kehutanan memperkenalkan potensi usaha dari hulu ke hilir yang bisa dikembangkan oleh IKM dengan nilai investasi yang tidak begitu besar. BRI AGRO juga sangat minat untuk menjajaki kemungkinan menjadi ‘intermediary’ dari dana bergulir yang dikelola oleh BLU.


AID-ASPEKJA – Kunjungan kerja ke Bandung, Boyolali dan Yogaykarta dalam rangka pengembangan usaha kayu Jabon di Aceh. 25-28 November 2015: Pada program kerja hari keempat, AID-ASPEKJA mendapatkan ‘kuliah SVLK’ dari narasumber Senior MFP3 yaitu Mas Suryanto dan Rahmanta. Sedangkan Ir. Setanu memberikan paparan tentang industri hilir kayu yang potensial untuk dikembangkan oleh ASPEKJA.

28 November – 12 December 2015

UNFCCC COP 21, Paris, Perancis 1-4 Desember 2015

Rapat Sistem Informasi MFP, Jakarta 10-16 Desember 2015

SNV Training KPH Banjar 11-14 Desember 2015

Konsolidasi Independent Forest Monitoring, Batam 15 Desember 2015

Seminar AID-ASPEKJA 16-17 Desember 2015, 09.00-17.00 WIB

Pertemuan Orientasi Dana Hibah MFP3, Hotel Ambhara Jakarta 17-18 Desember 2015

Workshop PEAC Bromo 2 November 2015 – 6 Januari 2016

English writing course (setiap Senin dan Rabu pukul 18.00 – 20.00 WIB)


Š2017 Multistakeholder Forestry Programme | Dipo Business Center, Lantai 9, Unit B, Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.50-52, Jakarta 10260

Web Version

Forward

Unsubscribe


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.