Profile alorpantar

Page 1

2. Aspek Kawasan

3. Pengelolaan

KPHL Alor-Pantar didominasi oleh kawasan hutan lindung, dengan kondisi kelerengan yang sesuai untuk dikelola sebagai kawasan lindung.

Pembagian Blok Blok pemberdayaan memberikan peluang bagi masyarakat di dalam dan sekitar hutan untuk berusaha di dalam kawasan hutan. Melalui pemanfaatan Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan (HKm) dengan potensi kemiri, jambu mete dan pinang dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) bisa ditanam jati dan sengon. Dinas Kehutanan Kabupaten Alor telah bekerja sama masyarakat dalam program Hutan Kemasyarakatan (HKm), Kebun Bibit Rakyat (KBR), Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan program Reboisasi.

Hutan Lindung 59.419 ha

Pembagian areal berdasarkan perijinan :

Hutan Produksi Terbatas 21.977 ha Hutan Produksi 22.938 ha 6 blok arahan pengelolaan: • Hutan Lindung-Pemanfaatan 34.008,38 ha • Hutan Lindung-Inti 25.410,84 Ha • Hutan Produksi-Pemberdayaan Masyarakat 16.270,38 Ha • Hutan Produksi-HHK-Hutan Alam10.968,38 ha • Hutan Produksi-Jasa Lingkungan –Hasil Hutan Bukan Kayu 10.247,13 ha • Hutan Produksi –Perlindungan 7.428,76 ha Penutupan lahan Terdiri dari: Hutan sekunder 69,80%

Pertanian Lahan Kering 0,75%

Semak belukar 20,043%

Ruang Terbuka Kosong 0,41%

Padang rumput 6,26%

Pemukiman 0,37%

Hutan Mangrove Primer 0,37%

Areal Berijin Ada 5 pemegang ijin IUPHHK-HTI yang menggunakan areal Saat ini dalam proses di Kementerian Kehutanan: HKM seluas 2.000 ha dan HTR seluas 2.000 ha. Penggunaan kawasan Areal Penggunaan Lain (APL) di kawasan hutan ada di Kecamatan Pantar, Kecamatan Teluk Mutiara, Kecamatan Alor Selatan . Sebagian besar untuk pemukiman, kebun, ladang, hutan rakyat dan tanah pekarangan Ada 4 izin pengelolaan hutan berbasis masyarakat dengan luas total 5.199,73 ha. Terdiri atas: Hutan Rakyat (699,73ha); Hutan Kemasyarakatan (1.500,00 ha); Hutan Adat (1.500,00 ha); Hutan Desa (1.500,00 ha).

RENCANA KEGIATAN STRATEGIS 10 TAHUN KE DEPAN Inventarisasi Wilayah kelola dan penataan hutan, dengan membuka partisipasi aktif masyarakat.

Pendanaan, baik dana pemerintah, mitra terkait, swasta, swadaya masyarakat dan hasil usaha.

Rencana pemanfaatan Hutan Pada Areal Tertentu meliputi : Rencana penebangan dan pengaturan pada areal produktif; Rencana kegiatan blok hutan produksi ; dan pemberdayaan masyarakat

Pengembangan Pangkalan data, untuk kondisi hutan (biofisik, ekonomi dan sosial budaya) dan sumber daya manusia.

Pembinaan dan Pemantauan Areal KPHL , di wilayah yang produktif serta pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi diareal yang tidak atau kurang produktif. Kegiatan Penanaman /Rehabilitasi, dengan kebutuhan bibit untuk Hutan Lindung inti sebanyak 10.092.731 batang, dan di hutan lindung pemanfaatan dibutuhkan 9.986.438 bibit. Perlindungan Hutan dan observasi alam, meliputi : pencegahan kebakaran hutan, serta penanggulangan penggembalaan liar dan pencurian kayu. Koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin, dari tingkat pemerintah pusat hingga pemerintah kabupaten.

Rasionalisasi wilayah kelola, akan dilaksanakan bersamaan dengan pengukuran blok/petak ukur di lapangan. Pengkajian Ulang rencana perngelolaan per 5 tahun. Sebagai proses evaluasi dan dasar perencanaan kedepan. Pengembangan investasi , yang terbagi pada: Rencana investasi pada blok hasil kayu hutan alam dan hutan tanaman dan Pengembangan investasi pada blok untuk pengembangan hasil hutan bukan kayu/jasa lingkungan dan blok pemberdayaan masyarakat. Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Kinerja Pembangunan KPHL Alor-Pantar

Panyediaan dan peningkatan kapasitas SDM.

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) ALOR-PANTAR KABUPATEN ALOR, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Alamat:Alamat: Jalan Cendana. Kompleks Hutan Wisata Nostalgia Kel. Kabola, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor. Provinsi Nusa Tenggara Timur John.kewa@yahoo.com www.kph.or.id

Membangun ekonomi hijau melalui pengelolaan hutan yang lestari


1.Kondisi umum daerah Administrasi Ada 4 kecamatan di kawasan KPHL Alor-Pantar meliputi Kecamatan Pantar, Kecamatan Teluk Mutiara, Kecamatan Alor Selatan, Kecamatan Alor Barat Daya dengan desa enclave di dalamnya. Topografi Ketinggian Tempat 0-1.500 meter dari permukaan laut. Sebagian besar kawasan berada pada ketinggian 501-1.000 mdpl (49.153 ha). Kelerengan Lahan (Slope) Sebagian besar sekitar 90.391,79 Ha (86,64%) bertopografi yang curam dengan tingkat kelerengan 25-40%

“Membangun ekonomi hijau melalui pengelolaan hutan yang lestari demi menjaga lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat” Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL Alor-Pantar) tersebar di 2 (dua) pulau besar, yaitu Pulau Alor dan Pulau Pantar, dan satu pulau kecil, Pulau Marisa, di Kabupaten Alor, Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan areal seluas 104.334 ha. Ditetapkan melalui SK Menteri Kehutanan No.767/Menhut-II/2012 pada 26 Desember 2012.

Aksesibilitas Lokasi KPHL Model Alor Pantar tersebar di dua pulau besar dan satu pulau kecil yang terdapat di Kabupaten Alor, yaitu Pulau Alor dan Pulau Pantar serta Pulau Marisa. Akses menuju lokasi KPHL dapat dijangkau melalui angkutan darat dan laut, sehingga memerlukan perhatian khusus dalam membentuk kelembagaan KPHL. Akses darat di wilayah KPHL bervariasi dari jalan aspal sampai dengan jalan pengerasan. Sedangkan untuk akses di dalam kawasan hutan wilayah pengelolaan KPHL Model Alor Pantar hampir sebagian besar sudah tersedia jalan setapak. Sosial Budaya Ada 4 kecamatan di kawasan KPHL Alor-Pantar dengan keberagaman etnik dan bahasa yang tinggi. Sebagian besar masyarakat mengetahui batas desa berdasarkan cerita sesepuh, juga penyuluh. Jalan keluar masuk KPHL Alor-Pantar dengan desa mereka berupa jalan setapak berbatu. Secara umum, mayoritas masyarakat di empat kecamatan ini hidup bertani, berkebun, beternak dan sangat tergantung pada hutan. Sistem pertaniannya pun masih tradisional, dan tidak adanya unit pengolahan lebih lanjut, penjualan produk-produk yang dihasilkan seperti kemiri, kenari, vanili, cengkeh, pinang, sirih dan kopi lebih banyak melalui tengkulak. Di Kecamatan Teluk Mutiara ada usaha penggergajian kayu dan kerajinan kayu/rotan di sini. Sebagian besar masyarakat sekitar hutan Kecamatan Alor Barat Daya, masyarakat menyadari pentingnya hutan bagi keberlangsungan hidup mereka. Masyarakat menanam kembali hutan dengan tanaman umur panjang sebagai upaya menjaga kelestarian hutan. Bahkan ada kebijakan untuk tidak menebang pohon tanpa izin dari pihak desa juga aturan yang melarang menebang atau berburu jenis tertentu. Sayangnya masih ada praktek pola ladang berpindah di dalam kawasan.

4. Aspek Sumber Daya Hutan Potensi Hasil Hutan Kayu Rata-rata volume sebesar 81,71 m3/ha (cukup tinggi) dan nilai galat bakunya sebesar 19,54 m3/ha. Potensi volume terbesar ada di wilayah Alor Utara (123,76 m3/ha) dan terkecil berada pada wilayah Alor Selatan sebesar 44,49 m3/ha. a. Wilayah Alor Pantar Ada 59 jenis jenis pohon kayu, sebagian besar dengan nama lokal dengan potensi permudaan tingkat pohon dan tingkat tiang yang masih cukup baik. b. Wilayah Alor Utara Merupakan kawasan Hutan Produksi dengan 18 jenis pohon, didominasi tanaman kemiri, kenari dan sukun. Kemiri dikembangkan masyarakat sebagai sumber mata pencaharian. Tingkat permudaan pancang dan semai cukup banyak meskipun tidak sebanyak dengan jumlah pohonnya. c. Wilayah Alor Selatan Areal KPH ini masuk dalam Kelompok Hutan Gunung Besar yang merupakan kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT). Ada 49 jenis pohon, baik jenis niagawi dan jenis non niagawi. Kondisi hutannya masih sangat baik, dengan jumlah pohon dan tiang yang ditemui sangat banyak. d. Wilayah Alor Barat Wilayah Alor Barat merupakan kawasan Hutan Lindung (HL), disini tumbuh 46 jenis pohon yang didominasi oleh jenis Ampupu dan Atopa batah. Kondisi hutan masih cukup baik.

5. Aspek Kelembagaan Potensi Non-Kayu Lebah madu, pada 2012 mencapai 1.480 liter; Kemiri isi sebesar 44 ton dan kemiri biji 504 ton; pinang, jambu mete

Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam dan Budaya Fungsi hidrologis hutan sebagai penahan air, penyerap emisi di udara, penahan erosi dan mencegah terhadinya bencana longsor dan wisata alam. Ada rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan potensi penyimpanan karbon sebesar 1.772.095 ( Almulqu, 2012)

VISI ”Menjadi Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) yang mandiri, produktif dan lestari dengan berbasis pada Ekonomi Hijau (Green Economy)” MISI 1. Mewujudkan pengelolaan dan pendayagunaan sumberdaya hutan sesuai dengan potensi dan daya dukung sumberdaya hutan berdasarkan asas pengelolaan hutan lestari 2. Memanfaatkan sumberdaya hutan untuk menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan melalui pengembangan wirausaha kehutanan 3. Meningkatkan ekosistem hayati dan jasa lingkungan untuk mendukung pembangunan daerah. 4. Memperkuat kelembagaan pengelolaan KPHL Alor-Pantar 5. Meningkatkan peran serta stakeholders dalam pengelolaan kawasan hutan. 6. Melaksanakan penataan dan pemantapan kawasan hutan berdasarkan fungsi dan peruntukannya. 7. Melaksanakan rehabilitasi hutan dan peningkatan daya dukung DA

ISU STRATEGIS YANG DIHADAPI KPHL ALOR • Belum tergalinya potensi ekosistem hutan non kayu dan

• Besarnya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk.

atau manfaat tidak langsung secara optimum. • Masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia. • Belum efisien dan belum efektifnya distribusi alokasi peruntukan dan atau pemanfaatan hutan, tanah dan air

• Masih beragamnya persepsi masyarakat tentang manfaat hutan.

• Adanya ketidakseimbangan antara pasokan-permintaan kayu dan hasil hutan lain, baik yang bersifat langsung

• Munculnya berbagai dampak sosial budaya masyarakat

maupun tidak langsung.

sebagai akibat dari terjadinya mis-konsepsi dan mal-praktek dalam pengelolaan hutan

• Belum diketahuinya secara akurat nilai hutan sebagai aset ekonomi daerah.

• Kurangnya kerjasama dan koordinasi antar berbagai pihak

• Besarnya tekanan terhadap lahan dan lingkungan hutan

yang berkepentingan dengan kegiatan pengelolaan hutan

• Masih tingginya frekuensi kebakaran dan gangguan

• Masih belum tercukupinya, jumlah dan mutu, tenaga kerja

hutan lainnya

kehutanan.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.