Profile poigar

Page 1

2. Aspek Kawasan

3. Pengelolaan

Berdasarkan fungsi hutan wilayah KPHP Poigar terbagi kedalam fungsi:

Pembagian blok KPHP Poigar terdiri atas :

Hutan Lindung

5.265 ha termasuk hutan bakau di sebagian pesisir pantai

Hutan Produksi Terbatas

36.332 ha

Penutupan lahan Terdiri dari: Hutan Primer 881,57 ha

Semak Belukar 2.965,7 ha

Hutan Sekunder 7.609,03 ha

Sawah 27,74 ha

Hutan Mangrove Primer

Pemukiman

101,57 ha

11,52 ha

Pertanian Lahan Kering

Perkebunan Kelapa

3726,32 ha

0,72 ha

Pertanian lahan kering campur semak 16.272,84 ha

Dua (2) blok Kawasan Hutan Lindung: • Blok Inti seluas 5.212,21 ha, untuk tujuan perlindungan tata air, habitat satwa, serta flora, fauna asli dan penelitian. • Blok Pemanfaatan seluas 202,13 ha, bertujuan pemanfaatan jasa lingkungan air untuk keperluan masyarakat sekitar hutan dan dapat diberikan izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan air. Empat (4) blok Kawasan Hutan Produksi/ Produksi Terbatas, yaitu: • Blok Pemanfaatan HHK-HA seluas 13.029,33 ha, bertujuan pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam • Blok Pemanfaatan HHBK seluas 1.460,53 ha dengan peruntukkan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dan areal penggunaan kawasan hutan • Blok Pemberdayaan seluas 17.332,48 ha, untuk direncanakan pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) untuk tanaman hutan kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa (HD), dan hutan tanaman rakyat (HTR). • Blok Perlindungan seluas 4.360,32 ha. Blok Perlindungan pada Kawasan Hutan Produksi untuk untuk tujuan perlindungan tata air, habitat satwa, serta flora, fauna asli dan penelitian.

RENCANA KEGIATAN STRATEGIS 10 TAHUN KE DEPAN Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu Penyelenggaraan Rehabilitasi diluar Ijin Lokasi rehabilitasi selain pada blok pemberdayaan yang memiliki kelerengan agak curam atau 25%-40% terdapat juga pada kawasan lindung seluas 1190 ha yaitu di Kawasan HL Gn. Bumbungon 1 seluas 172 ha, HL Gn. Bumbungon 2 seluas 901 hadan HL. Torout seluas 117 ha. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Perlindungan hutan meliputin Kegiatan : (1) Patroli Areal 1 kali/bulan, (2) Operasi Gabungan Paket sesuai kondisi, (3) Penyuluhan hukum dan sosialisasi kebijakan per semester, (4) Proses hukum sesuai kasus, (5) Perlindungan flora dan fauna langka dan dilindungi

Pengembangan SDM Pengelola KPH dilakukan melalui kegiatan pelatihan teknis pengelolaan hutan dan perencanaan hutan lingkup KPH serta pelatihan manajerial KPH dalam hubungannya pemerintahan. Penyediaan Pendanaan Pengembangan Database Rasionalisasi Wilayah Kelola Kaji Ulang Rencana Pengelolaan (Minimal 5 tahun sekali) Pengembangan Investasi

Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakholder Terkait Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM melalui Peningkatan Sumberdaya Manusia secara kuantitas maupun kualitas melalui penyelenggaraan resort-resort di wilayah tertentu.

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) POIGAR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW DAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN, PROVINSI SULAWESI UTARA Alamat: Kepala KPHP Model Poigar. d/a. Dinas Kehutanan Provinsi Sulut. Jalan Pomurow, Manado. 95125. atau : UPTD KPHP Model Poigar. Jalan AKD Poigar Bolmong, Kompleks SMPN I Poigar. Desa Poigar II, Kecamatan Poigar, Kabupaten Bolmong. Prov Sulut. kphp_modelpoigar@live.com www.kph.or.id

Kelestarian hasil dan ekosistem hutan untuk kesejahteraan masyarakat


“Mengoptimalkan pengelolaan 1. Kondisi Umum Daerah kawasan berasaskan kelestarian hasil dan ekosistem hutan untuk Administrasi KPH Produksi Poigar terbentang di Kabupaten kesejahteraan masyarakat Bolaang Mongondow & Kabupaten Minahasa Selatan. Wilayah di Kabupaten sekitar hutan” Bolaang Mongondow ada 3 kecamatan yang Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Poigar terletak dalam wilayah administrasi pemerintahan Provinsi Sulawesi Utara. Ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 788/MENHUTII/2009 dengan luas total 41.597 ha. Kawasan ini terbagi ke dalam kawasan hutan di Kabupaten Bolaang Mongondow sebesar 25.014 ha (60,13 %) dan Kabupaten Minahasa Selatan, seluas 16.583 ha (39,87 %). Pemberian nama KPH Poigar didasarkan kawasan ini berada pada wilayah DAS Poigar.

berdampingan dengan kawasan: Kecamatan Poigar, Kecamatan Bolaang, Kecamatan Bilalang. Sementara di Kabupaten Minahasa Selatan:Kecamatan Modoinding, Kecamatan Tompaso Baru, Kecamatan Ranoiapo, Kecamatan Motoling, Kecamatan Kumelembuai, Kecamatan Sinonsayang, Kecamatan Tenga, dan Kecamatan Amurang Barat. Topografi Sebagian kawasan didominasi oleh lereng curam hingga sangat curam 25%-40% Denegn ketinggian kurang dari 1.000 meter di atas permukaan laut Aksesibilitas Kawasan KPHP Poigar yang berbentuk segitiga dibatasi dan dilalui oleh tiga jalur jalan utama • Jalan Arteri Negara Trans Sulawesi: Manado Amurang – Inobonto di sepanjang pantai Utara • Ruas Jalan Arteri Provinsi Kotamobagu – Inobonto di sebelah selatan • Jalan Kotamobagu – Modoinding – Amurang yang berarah Utara - Selatan. Sosial Budaya KPHP Poigar di kelilingi desa-desa yang sebagian besar masyarakatnya menggantungkan kehidupan dari kawasan hutan di wilayah KPH. Sebagian penduduk bermukim di dalam kawasan dengan mata pencaharian utama bertani di lahan kering secara tradisional, berkebun kelapa, cengkih serta menjadi nelayan. Diperlukan sumber pendapatan yang lebih berkelanjutan sekaligus dapat menjaga kawasan hutan. Terdapat 5 (lima) etnis masyarakat yang hidup berdampingan yaitu : Bolaang Mongondow, Minahasa, Gorontalo, Sangir Talaud dan Bolang Itang. Masyarakat Mongondow, khususnya di Kecamatan Inobonto, masih menjunjung adat istiadat Minahasa yang juga sebagai Kepala Desa (Sangadi) dan dinamakan Hukum Tua.

4. Aspek Sumberdaya Hutan Potensi Hasil Hutan Kayu Di temukan 100 jenis pohon di dalam kawasan, dengan jenis kayu dominan adalah Jabon (Anthocepallus micropillus Miq), Aras (Ficus variegate), Kenanga (Cananga odorata Hook.f.et. Th), dan Nantu (Palaquium obtusifolium). Jenis kayu terdiri dari:

5. Aspek Kelembagaan Non kayu (hasil hutan bukan kayu-budidaya) Kakao, cengkeh, kelapa.

Fauna

• kelompok jenis meranti/kelompok komersial satu sebanyak 8 jenis, Babi hutan, burung taon, yaki (monyet), kuskus, maleo, rusa • kelompok jenis kayu rimba campuran/kelompok komersial dan ular. dua sebanyak 23 jenis, • kelompok jenis kayu eboni/kelompok indah satu sebanyak 3 jenis, • kelompok jenis kayu indah/ kelompok indah dua sebanyak 5 jenis dan • 61 jenis tidak teridentifikasi kedalam kelompok jenis.

Jasa Lingkungan

Potensi tegakan hutan adalah sebesar 174,646 m³/ha dengan jumlah pohon sebanyak 117,83 batang/ha. Potensi permudaan tingkat tiang memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan tingkat semai dan pancang.

Potensi Non-Kayu Anggrek, aren (aren) dan rotan walau jumlahnya relatif sedikit.

Hampir seluruh wilayah KPHP rentan terhadap bencana alam. Kawasan berlereng curam diprioritaskan untuk jasa lingkungan dan sebagai prioritas rehabilitasi guna pencegahan bencana longsor. Juga memelihara daerah tangkapan air agar tetap berfungsi baik, dan memenuhi kebutuhan air di wilayah sekitar kawasan. Ditemukan air terjun dan sumber mata di kawasan Hutan Lindung Gunung Lolombulan, Hutan Produksi Terbatas Gunung Bumbungan dan Hutan Produksi Inobonto-Poigar yang dimanfaatkan masyarakat Desa Paku Ure 3, Desa Aergale, dan Desa Tandoy sebagai sumber air minum masyarakat. Kawasan ini dapat juga dikembangkan sebagai wisata alam.

VISI “Mengoptimalkan fungsi pengelolaan pada setiap blok-blok pengelolaan berdasarkan asas kelestarian hasil dan ekosistem hutan untuk kesejahteraan masyarakat sekitar hutan” MISI 1. Membangun KPHP Model Poigar menjadikan kawasan hutan yang profesional dan mandiri dalam pengelolaan hutan 2. Membangun KPHP Model Poigar menjadikan kawasan hutan yang produktif dan lestari 3. Membangun KPHP Model Poigar menjadikan kawasan hutan yang memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat 4. Membangun KPHP Model Poigar menjadi mitra masyarakat dalam pengelolaan hutan Sumber Daya Manusia Kelembagaan KPHP Poigar dibentuk berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan No.788/Menhut-II/2009. Model Poigar termasuk dalam Tipe A, dan saat ini baru ada Kepala KPH, Kepala Seksi (2 seksi), dan kepala sub bagian tata usaha, sehingga perlu dilakukan penambahan SDM.

10 STRATEGI UTAMA UNTUK MENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN KPHP POIGAR 5

Efektifitas dan efisiensi sistem pengelolaan dengan pendekatan pola satuan lahan.

6

Sistem agroforestri dan Hutan Kemasyarakatan pada kawasan sebagai upaya pemberdayaan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan KPH.

2 Alokasi pendanaan KPH dari pemerintah, swasta dan masyarakat, dalam kaitan dengan penciptaan lapangan kerja baru.

7

Adanya perda yang mengatur retribusi hasil hutan kayu dan non kayu secara transparan dan sesuai dengan prosedur perundangan.

3 Sistem pemanenan HP/HPT yang lestari dan efisien serta pengelolaan Hutan Lindung sebagai penyedia jasa lingkungan.

8

Meningkatkan peran sektor kehutanan dalam mengatasi pengangguran tenaga kerja terdidik.

9

Memantapkan kawasan KPH dalam upaya menuju pembentukan dan pengelolaannya dengan menetapkan tata batas wilayah yang jelas dan diakui oleh semua pihak.

1 Percepatan pembentukan, pembangunan dan pengelolaan KPHP Poigar untuk pemenuhan permintaan kayu sebagai produk utama, sehingga dapat meningkatkan penghasilan masyarakat sekaligus menambah pendapatan asli daerah.

4 Menetapkan kawasan berlereng curam untuk pengembangan Hasil Hukan Bukan Kayu dan jasa lingkungan, dan wilayah prioritas rehabilitasi untuk mencegah bencana longsor dan sebagainya.

10 Meningkatkan pengamanan dan penegakan hukum bagi oknum perusak kawasan KPHP Poigar.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.