URBAN ARCHITECTURE
& DESIGN design report Sebelas Maret University Faculty of Engineering
Departement of Architecture
ACADEMIC ADVISOR OF THIS PROJECT
JUNE
IR.
2018 PROVIDING ALL STUDENT’S NEEDS
in study, living, social, and health aspects
ANA hARDIANA, m.t
TEAM MEMBERS OF THIS PROJECT
ADHITYA CHANDRA M ISFAN FAJAR AL FATHAN MUHAMAD HANIF DWI PUTRA PUTERI HALIMATUSSA’DIAH TALISA AUDRYN
STUDENT village
ACADEMIC ADVISOR OF THIS PROJECT Ir. Ana Hardiana, M.T
TEAM MEMBERS OF THIS PROJECT
Adhitya Chandra M. I0215001
Isfan Fajar Al-Fathan Muhamad Hanif Dwi P. Puteri Halimatussa’diah I0215038 I0215054 I0215068
Talisa Audryn I0215085
Arsitektur 2015
CONTENTS Judul Perkenalan Konten Data dan Analisis Lokasi Batasan Lokasi Historical Imagery Data Kependudukan Kondisi Masyarakat Analisis S.W.O.T Konsep Desain Tujuan Masterplan Masterplan Layers Konsep Desain Woonerven & Green Trails Pedestrian Ways Parking Lot & Working Space Multifunction Space Bootcamp Boarding House Development -
DATA
& ANALISIS
Data dan Analisis
Lokasi Proyek
Jawa Tengah
Kelurahan Mojosongo, Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar
Surakarta
Lokasi
Lokasi proyek ini diberikan secara langsung oleh dosen pembimbing. Secara makro, lokasi proyek ini berada di Provinsi Jawa Tengah di kota Surakarta dan kabupaten Karanganyar. Lebih tepatnya lokasi proyek ini berada pada kelurahan Mojosongo kota Surakarta dan sebagian wilayah perbatasan di kabupaten Karanganyar. Keunikan dari kawasan terpilih adalah berada di dua daerah otoriter tingkat desa, yakni Kelurahan Mojosongo dan Kabupaten Karanganyar. Seperti pada gambar diatas, lokasi proyek ini berada di kawasan dengan kepadatan penduduk yang cukup padat dan berada di wilayah urban fringe. Lokasi proyek ini berada di dekat kawasan pendidikan tinggi yaitu Universitas Sebelas Maret dan Institut Seni Indonesia. Lokasi proyek ini memiliki luasan total kurang lebih sebesar 215.000 m². Lokasi proyek ini juga masih memiliki cukup banyak lahan hijau yang banyak serta dilewati oleh sungai walaupun tidak dilewati secara langsung.
Batasan Lokasi Proyek Perbatasan dalam lokasi proyek ini akan dibagi menjadi 4 mata angin yaitu: Utara
Utara
Pada bagian utara terdapat pembatas berupa Jalan Ringroad. Di daerah tersebut juga terdapat sarana pendidikan yaitu Kampus ISI Surakarta. Barat
Bagian barat terdapat pembatas lahan hijau dan juga makam. Selatan
Pada bagian selatan terdapat Sungai Bengawan Solo dan juga jalan menuju daerah Kampus UNS.
Barat
Selatan
Barat
Timur
Timur
Pembatas pada bagian timur hanya berupa lahan hijau.
Data dan Analisis
20
Sebuah kawasan pasti memiliki sejarah dalam rangka pembentukkan daerah tersebut. Perkembangan kawasan terpilih akan dibahas melalui citra satelit yang terkait dengan sarana dan prasana yang ada di kawasan tersebut.
06
20
02
Historical Imagery
2002
Terlihat dari gambar citra satelit, masih banyak lahan kosong dan minimnya lahan hijau di kawasan tersebut. Keberadaan jalan juga masih belum dirancang secara maksimal, serta persebaran penduduk yang masih cenderung organik.
20
09
2006
Selang kurun waktu 4 tahun, keberadaan lahan hijau mulai terlihat namun maish di skala yang kecil. Infrasuktur jalanan sudah mulai menggunakan material aspal. Pertumbuhan hunian juga mulai terlihat di titik lokasi bagian utara dekat dengan jalan Ringroad. 2009
Perluasan kawasan hijau sudah mulai terlihat pada tahun 2009, namun untuk bagian infrastruktur hunian tidak ada perubahan yang signi ikan dari tahun 2006. Pada tahun 2009 mulai muncul sarana pendidikan tingkat universitas yaitu Kampus Institut Seni Indonesia Surakarta.
20
17
2017
Pada tahun 2017, perkembangan lahan hijau sudah mumpuni. Begitu pula dengan perkembangan infrastruktur jalan yang sudah cukup baik. Pertumbuhan hunian juga mulai merambah pada titik lokasi bagian selatan, ditambah dengan munculnya sarana dan prasarana kawasan yang mendukung.
Data dan Analisis
Data Kependudukan
Kel. Mojosongo Kota Surakarta Kab. Karanganyar
Data terkait denagn kependudukan di lokasi proyek ini akan terbagi menjadi 2, yaitu pada kelurahan Mojosongo kota Surakarta dan kabupaten Karanganyar.
NO. PERINCIAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Penduduk awal bulan ini Kelahiran bulan ini Kematian bulan ini Pendatang bulan ini Pindah bulan ini Penduduk akhir bulan ini
Laki-Laki 26.377 12 3 33 18 26.401
Perempuan 26.426 10 4 44 16 26. 460
ORANG ASING Laki-Laki Perempuan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH Laki-Laki 26.377 12 3 33 18 26.401
Perempuan 26.426 10 4 44 16 26. 460
Laki-laki + Perempuan
52.803 22 7 77 34 52.861
kelurahan Mojosongo kota Surakarta
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total penduduk di lokasi proyek di kelurahan Mojosongo kota Surakarta adalah mencapai 52.861 jiwa dengan gabungan antara perempuan dan laki-laki. Angka ini cukup tinggi untuk cakupan wilayah satu kelurahan Mojosongo kota Surakarta.
Kabupaten Karanganyar
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total penduduk di lokasi proyek di kabupaten Karanganyar terutama di dukuh Dalon adalah mencapai 299 jiwa dengan gabungan antara perempuan dan laki-laki. Angka ini cukup rendah untuk cakupan dukuh di kabupaten Karanganyar ini.
Data dan Analisis
Kondisi Masyarakat mata pencaharian
Mata pencaharian dominan pada Kelurahan Mojosongo yaitu buruh. Beberapa lainnya memiliki mata pencaharian sebagai pengrajin kayu, usaha warung serta tempat makan.
sosial budaya
hasil wawancara
Masyarakat masih memiliki budaya gotong royong yang ada masih kental dan dapat dilihat dari adanya hajatan warga yang kemudian dibantu oleh warga sekitarnya.
Kel. Mojosongo Kota Surakarta
Hasil wawancara yang dilakukan pada warga setempat menunjukan bahwa kelurahan Mojosongo ini memiliki 3 RT di dalam 1 RW yaitu RT 1, RT 2, dan RT 3. Pada masa pemerintahan Jokowi sebagai walikota Surakarta, kawasan ini mengalami penambahan jumlah penduduk sebagai hasil dari relokasi kampung Sewu dan Pucangsawit. Mayoritas pekerja buruh pada kelurahan ini bekerja di daerah Jaten dan Karanganyar. Setiap harinya, para pekerja memanfaatkan akomodasi bis antar jemput yang ada pada daerah belakang UNS., sehingga para pekerja buruh masih memerlukan akomodasi mandiri untuk menuju daerah belakang UNS. Sumber air bersih pada kawasan ini sudah dikelola secara mandiri tanpa PDAM, yaitu berupa adanya sumur yang dikelola bersama dalam 1 RW.
hasil wawancara
Infrastrukturjalan yang ada dirasa kurang baik karena masih terdapat genangan ketika hujan dan adanya faktor dana pemerintah yang belum kunjung turun.sumber air yang ada berasal dari air sumur, namun air sumur mengandung kapur. Sedangkan sumber air PDAM belum masuk pada kawasan ini. Sumber listrik sudah menggunakan sumber PLN. Kawasan ini memiliki banyak usaha koskosan mengingat lokasinya yang berdekatan dengan kampus ISI dan UNS. Perorangan memiliki lahan sayur yang dikelola secara mandiri dengan dana pemerintah.
Kab. Karanganyar
sosial budaya
Budaya gotong royong yang berkembag di masyarakat masih kental. Hal ini dapat dilihat dari adanya acara hajatan warga yang dibantu oleh masyarkat sekitarnya. Warga juga saling bantu membantu dalam memperbaiki prasarana sekitar seperti perbaikan jalan.
mata pencaharian
Mata pencaharian masyarakat dominan merupakan pegawai swasta, buruh pabrik serta kuli bangunan.
Data dan Analisis
S.W.O.T strength
weakness
Kawasan ini sudah memiliki sumber air bersih yang berasal dari air sumur dan dikelola secara mandiri tanpa PDAM. Hal ini menyebabkan kebutuhan air bersih untuk 1 RW dapat terpenuhi.
Infrastruktur jalan masih kurang baik karena adanya jalan yang rusak dan berlubang
opportunity
Kawasan ini memiliki komunitas sepeda onthel dan kawasan ini juga memiliki program budaya belajar dari pukul 18:30 hingga 20:30.
threat
Kawasan ini belum memiliki transportasi umum sehingga banyak masyarakat yang perlu berjalan kaki sampai daerah belakang UNS untuk dapat mengakses transportasi umum.
Kel. Mojosongo Kota Surakarta
Kab. Karanganyar strength
Kawasan ini memiliki lahan sayur perorangan yang dikelola mandiri dengan dana pemerintah.
weakness
Infrastruktur jalan masih kurang baik karena masih terdapat genangan air ketika hujan, jalan juga memiliki banyak lubang.
opportunity
Lokasi kawasan cukup strategis karena berdekatan dengan kawasan kampus, sehingga memiliki prospek perekonomian yang cukup baik kedepannya.
threat
Kawasan ini belum memiliki transportasi umum sehingga banyak masyarakat yang perlu berjalan kaki sampai daerah belakang UNS untuk dapat mengakses transportasi umum. Sumber air bersih pada kawasan ini juga masih mengandung zat kapur.
Data dan Analisis
Analisis Pemilihan Site
Pemilihan site dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu keberadaan rumah kost yang mendominasi kawasan, memiliki beberapa lahan kosong yang masih bisa diolah. keberadaan fasilitas pendukung berupa warung makan, dan kondisi site yang kondusif (frekuensi kendaraan rendah). Site yang sudah terpilih ini akhirnya dianalisis berdasarkan fungsi bangunan dalam site yang terpilih antara lain :
RUMAH KOST
POSKAMLING
WARUNG MAKAN
Terdapat 10 rumah kost yang sudah terbangun di projek area ini. Dimana prosentasi rumah kost dengan fungsi bangunan lain yang terdapat pada kawasan ini adalah sebesar 15%. Dalam jangka panjang akan berkembang lagi jumlah rumah kost pada kawasan ini dilihat dari rencana pembangunan di kawasan ini.
Terdapat 3 poskamling pada projek area ini. Dimana terbagi merata dengan jangkauan penjagaan yang merata pula pada kawasan ini yaitu terletak di bagian barat dekat dengan jalan lokal sekunder, lalu terletak di bagian timur dekat dengan jalan lokal sekunder, dan pada bagian utara dibagian terdalam kawasan ini.
Terdapat 7 warung makan pada projek area ini. Dimana terbagi menjadi 2 jenis bangunan yaitu jenis ruko dan rumah. Jenis ruko mampu ditemui di sepanjang jalan lokal sekunder, sedangkan jenis rumah mampu ditemui pada bagian dalam kawasan ini.
TK
Terdapat fasilitas pendidikan di kawasan ini berupa TK. TK ini berada di sisi jalan lokal sekunder. Keberadaan TK di kawasan ini cukup berbahaya dikarenakan letak nya yang langsung berada di sebelah jalan lokal sekunder dan ketidakadaan trotoar.
Analisis Aksesibilitas CARS
MOTORBIKES
BIKES
WALK
Aksesibilitas mobil pada kawasan ini hanya mampu melalui jalan lokal sekunder dan jalan lingkungan terluar dari kawasan ini. Pada jalan lingkungan mobil hanya bisa mengakses dengan satu arah, sedangkan pada jalan lokal sekunder mobil mampu lewat 2 arah. Aksesibilitas motor pada kawasan ini mampu melalui seluruh jalan pada kawasan ini. Aksesibilitas sepeda mampu melalui seluruh jalan pada kawasan ini. Aksesibilitas pejalan kaki hanya mampu melalui jalan lingkungan pada kawasan ini walaupun tetap tidak ada fasilitas pedestrian tetapi jalan lingkungan pada kawasan ini memiliki frekuensi kendaraan yang cukup rendah sehingga dinilai cukup aman untuk berjalan kaki..
Data dan Analisis
Analisis Tipe Jalan Aksesibilitas pada kawasan terpilih dibedakan berdasarkan bentuk dan luas jalan, yang kemudian akan mempengaruhi pola kegiatan yang dilakukan oleh penghuni dan masyarakat di sekitar kawasan. Aksesibilitasnya mencakup jalan arteri primer, jalan lokal sekunder, dan jalan lingkungan. 1
2
Terdapat jalan lokal sekunder dengan lebar 5 meter. Mampu diakses dengan 2 arah dengan kendaraan mobil atau motor. Keadaan jalan lokal sekunder ini cukup baik dengan menggunakan bahan aspal, tetapi jalan ini kurang nyaman bagi pejalan kaki dikarenakan ketidakadaan trotoar di sisi jalannya.
Terdapat jalan lingkungan dengan lebar 3 meter. Mampu diakses dengan 1 arah dengan kendaraan mobil tetapi mampu diakses 2 arah dengan motor. Keadaan jalan lokal sekunder ini cukup baik dengan menggunakan bahan aspal dan paving block, tetapi jalan ini kurang nyaman bagi pejalan kaki dikarenakan ketidakadaan trotoar di sisi jalannya.
Analisis Persebaran Fungsi Bangunan
WARUNG/RUKO POSKAMLING
RUMAH KOST
TK
OPEN SPACE
Persebaran penggunaan bangunan yang ada dikawasan dibedakan menjadi beberapa bagian, yakni bagian ekonomi, hunian, dan pendidikan. Terlihat dari persebaran tersebut, jumlah kos – kosan terlihat dominan. Kemudian disusul dengan fasilitas pendukung berupa warung makan ataupun warung rokok. Sarana pendidikan yang terletak di dalam kawasan terpilih hanya berupa TK. Kemudian untuk sarana dan prasarana lainnya berupa masjid, pos jaga, dan juga terdapat makam.
Data dan Analisis
Analisis Jalan Lingkungan 1 Jalan Lingkungan 2
Jalan Lokal Sekunder
Lebar Jalan : 3 m Hanya dapat Lebar Jalan : 3 m dilalui motor Ÿ Dapat dilalui Ÿ Mobilitas motor dan mobil kendaraan rendah Ÿ Mobilitas Ÿ Pejalan kaki kendaraan sedang cukup banyak Ÿ Belum terdapat namun belum jalur bagi pejalan terdapat jalur kaki yang mumpuni.
Lebar Jalan : 5 m Ÿ Dapat dialui motor dan mobil Ÿ Mobilitas kendaraan tinggi Ÿ Pejalan kaki cenderung sedikit namun tetap diperlukan adanya jalur khusus agar lebih aman.
Ÿ
Jalan ini akan dibuat Jalan akan tetap terbuka Jalan ini tidak akan lebih tertutup bagi bagi kendaraan motor dan banyak mengalami aktivitas kendaraan mobil meskipun pengubahan karena bermotor. Karena jalan mobilitasnya sedang. mobilitas kendaraan yang Kemudian jalan ini akan ini akan dibuat menjadi tinggi, namun pada jalur khusus pejalan diberikan pedestrian di kedua sisinya akan kaki dengan jenis kedua sisinya agar pejalan diberikan pedestrian woonerven. Untuk kaaki lebih nyaman. agar apabila ada pejalan menambah kenyamaan kaki akan aman dari pejalan kaki,akan kendaraan yang berlaludisediakan pergola dan lalang. tempat duduk setiap 250 m.
Open space 1 akan dikembangkan menjadi lapangan dan taman yang lebih rapi. selain itu, juga akan terdapat bootcamp dengan outdoor gym dan enerbike.
Open Space 1
Open Space 2
Open Space 4
Merupakan lapangan kosong yang biasanya digunakan oleh anakanak sebagai lapangan untuk bermain. Tetapi kondisinya tidak terawat, rumput yang tinggi dan banayk dikeliingin semak
Lahan hijau terbuka terbengkalai yang dipenuhi dengan pohon-pohon dan semak-semak yang tumbuh secara liar.
Lahan hijau terbuka terbengkalai yang dipenuhi dengan pohon-pohon dan semak-semak yang tumbuh secara liar.
Open space 2 akan dikembangakn menjadi multifunction space yang terdiri atas gedung serbaguna, saung, dan, amphitheater.
Open Space 3
Lahan hijau terbuka terbengkalai yang dipenuhi dengan pohon-pohon dan semak-semak yang tumbuh secara liar.
Open space 3 akan dikembangkan menjadi area untuk coworking space dan public library. Selain itu juga akan dibangun kantung parkir.
Open space 4 akan menjadi area pengembangan rumah kos berupa sharing house.
KONSEP
DESAIN Student Village
Why we choose student village as our design concept? Suatu kawasan yang memiliki jarak 1-2 km dari suatu universitas dapat disebut “kampong mahasiswa�. Hal ini diakrenakan kawasan ini kelak akan menjadi tempat bermukim sementara bagi para mahasiswa yang setiap tahunnya datang dan kemudian silih berganti. Fenomena ini terjadi pada kawasan yang akan menjadi proyek tugas kami yaitu RW 36 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta dimana kawasan ini terletak diantara 2 sarana pendidikan tingkat tinggi yaitu Universitas Sebelas Maret dan Institut Seni Indonesia-Surakarta. Menurut data yang diperoleh dari STUCO, terdapat kurang lebih 8000 mahasiswa setiap tahunnya. Selain itu berdasarakan data kependudukan dan pencatatan sipil Kota Surakarta mahasiswa sebagai pendatang baru di Kelurahan Mojosongo mencapai 300 orang setiap tahunnya. Jumlah mahasiswa yang terus berdatangan menjadi timpang jika dibandingkan dengan fasilitas yang ada. Fasilitas belajar 24 jam, ruang untuk bersosialisasi antar mahasiswa, lingkungan yang aman masih belum bisa dirasakan oleh mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan semua fenomena yang ada, kami akan membawakan konsep kampong mahasiswa dengan menyediakan tempat belajar yang mampu diakses 24 jam, ruang untuk bersosialisasi bersama, jalan yang mudah diakses (walkable) dan aman, ruang terbuka yang mampu digunakan untuk mahasiswa maupun masyarakat serta fasilitas olahraga yang mampu mendukung kebutuhan mahasiswa setiap harinya.
Konsep Desain
Tujuan Tujuan kami dalam mengusung konsep Kampung Mahasiswa ini adalah : 타 Provide sudents needs in study, living, social, and health aspects. 타 Student - Local People Engagement 타 Local people empowerment
Masterplan
타
.keterangan
Warung atau ruko Poskamling Rumah Kost Pengembangan Rumah Kost Taman Kanak-Kanak Bootcamp Multifunction Area Working Space and Woonervern Double-Sided Pedestrian Way Double-Sided Pedestrian Ways
Masterplan Layers
jangka pendek
jangka menengah
jangka panjang
woonervern
Membuat tipe jalan woonerven dengan menjadikan pejalan kaki sebagai objek utama di aksesibilitas jalan.
green trails
Membuat jalur hijau dengan menggunakan pergola pada sebagai woonerven guna menghasilkan pembayangan untuk kenyamanan pejalan kaki.
Membuat fasilitas trotoar yang mampu menjadi fasilitas pejalan kaki dan tidak dapat digunakan penduduk nakal untuk mendirikan warung, dsb. parking lot Membuat fasilitas kantung parkir guna menjadi lahan bagi pemilik mobil yang berdomisili atau bertujuan ke kawasan ini untuk parkir.
pedestrian way
working space
Memfasilitasi mahasiswa untuk mendapatkan fasilitas belajar yang mampu diakses selama 24 jam.
Menfasilitasi mahasiswa maupun masyarakat untuk mengadakan acara dalam kawasan ini ataupun untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesam mahasiswa ataupun dengan masyarakat. Menfasilitasi mahasiswa maupun masyarakat untuk mampu mendukung kesehatan dengan menyediakan bootcamp bootcamp atau taman olahraga eksterior. Disamping sebagai pusat berolahraga, bootcamp juga digunakan sebagai area untuk menghasilkan pemasok listrik cadangan menggunakan enerbike. multifunction space
boarding house developmentMembuat pengembangan rumah kost dalam kawasan dengan menggunakan sistem
shared-house.
Konsep Desain
Woornerven dan Green Trails
1m 2m 1m
Jalan tipe woornevern ini terletak diarea tengah kawasan yang didesain. Pada woornevern ini didesain dengan menggunakan pergola yang disertai tanaman rambat diatasnya guna membentuk bayangan pada jalan. Sehingga jalan ini akan terasa teduh dan pejalan kaki akan merasa nyaman berjalan di jalan ini. Pada jalan ini pula setiap 2 pergola diberikan 1 fasilitas bangku eksterior yang akan menjadi tempat peristirahatan sejenak pejalan kaki jika lelah. Selain untuk memfasilitasi pejalan kaki, woornevern ini didesain dengan lebar jalan yang hanya bisa dilewati oleh kendaraan bermotor roda dua. Bahan jalan woornevern ini menggunakan bahan paving block kelas B, hal ini bertujuan agar walaupun jalan ini bisa diakses oleh kendaraan bermotor roda dua tetapi dengan bahan ini akan mempengaruhi frekuensi kendaraan bermotor roda dua untuk melewati jalan ini. Selain memiliki fungsi sebagai akses jalan, woornevern ini juga berfungsi sebagai green trail atau jalur hijau. Hal ini akan mendukung keasrian dan kesejukan kawasan ini. Selain itu juga green trails ini akan mendukung kesehatan masyarakat nya.
Konsep Desain
Woonerven dan Green Trails
Konsep Desain
Pedestrian Ways
1,5m
5m
1,5m
Pedestrian way pertama merupakan jalan lokal sekunder yang kemudian didesain double sided pedestrian way pada sisi kanan dan kiri jalan. Hal ini dikarenakan bangunan di sebelah utara tidak memiliki ruang batas dengan jalan, sehingga sangat berbahaya jika berjalan di sisi ini serta di sebelah selatan agar memiliki konektivitas dengan lingkungan sekitarnya. Jalan ini memiliki lebar jalan 5 meter dan pedestrian dengan lebar 1 meter dikedua sisinya. Bahan pedestrian ini menggunakan cor semen yang kemudian dilapisi dengan epoxy. Pedestrian ini didesain dengan terdapat palang palang besi yang diselingi dengan vegetasi guna meminimalisir pkl nakal. Pedestrian ini juga dilengkapi dengan bangku eksterior dengan desain single seat berbahan beton guna mengantisipasi perubahan fungsi bangku menjadi tempat tidur homeless.
Konsep Desain
Pedestrian Ways
1m
4m
1m
Pedestrian way kedua merupakan jalan lingkungan yang terluar pada kawasan ini. Jalan ini didesain double sided pedestrian way dengan lebar jalan 4 meter dan lebar pedestrian masing-masing 1 m. Bahan dari pedestrian way ini adalah cor semen yang kemudian dilapisi dengan epoxy. Pedestrian ini didesain tanpa palang besi, hal ini dikarenakan oleh lebar dari pedestrian itu sendiri yang tidak terlalu besar. Lebar jalan yang disediakan adalah sebesar 2 meter dimana hanya bisa dilewati oleh satu mobil dengan satu arah. Hal ini bertujuan agar tidak ada parkir sembarangan di jalan oleh mobil maupun motor.
Konsep Desain
Multifunctioon Space
Untuk mewadahi kebutuhan living dan social mahasiswa serta masyarakat sekitar, maka dari itu dibuat sebuah area serbaguna yang diletakan di bagian utara kawasan ini dekat dengan jalan lingkungan terluar. Area serbaguna ini terbagi menjadi 2 jenis area yaitu area semi outdoor dan outdoor. Area semi outdoor berupa bangunan dengan atap jawa yang mampu digunakan sebagai tempat beraktivitas mahasiswa bersama ataupun sebagai tempat beraktivitas masyarakat sekitar seperti halnya acara arisan, pengajian, ataupun kondangan. Sehingga jika masyarakat memiliki acara, masyarakat tidak akan menggunakan jalan sebagai tempat melangsungkan acara. Area outdoor berupa saung saung kecil dan amphiteater. Saung saung kecil dan amphiteater ini mampu menjadi fasilitas bersosialisasi dan berinteraksi bagi para mahasiswa maupun masyarakat. Dari aspek mahasiswa, area ini akan menjadi tempat berkumpul informal sedangkan untuk para masyrakat ini akan mendukung program belajar kawasan ini, dimana kawasan ini memiliki program rajin belajar dari pukul 6 sore sampai 8 malam.
semi- outdoor Pendopo
amphiteater
saung
Konsep Desain
Parking lot dan Working Space
Area parkir lot dan working space diletakan di bagian paling timur kawasan ini dekat dengan jalan lokal sekunder. Fasilitas untuk memenuhi kebutuhan study dan living pada kawasan ini didesain sebuah working space berupa sebuah bangunan kompleks 2 lantai dengan sistem split level pada tiap massa nya. Peletakan working space ini berada di dekat jalan lokal sekunder agar mampu diakses oleh mahasiswa dalam maupun luar kawasan dengan mudah. Working space ini terdiri dari zona kafetaria pada lantai dasar dan zona working pada lantai atasnya.
Zona Kafetaria Zona Working
Keberadaan working space ini akan menimbulkan permasalahan parkir. Sehingga peletakan kantung parkir sangat krusial agar tidak menimbulkan permaslaahn lain seperti macet. Selain sebagai lahan parkir bagi pengunjung coworking space, juga sebagai lahan parkir bagi mahasiswa yang berdomisili di kawasan ini dengan menggunakan mobil. Bahan dari parkir lot ini merupakan paving block agar penyerapan air ke tanah dikala hujan lebih cepat.
Konsep Desain
Bootcamp
Untuk mewadahi kebutuhan health mahasiswa serta masyarakat sekitar, maka didesain sebuah area untuk mendukung kesehatan antara lain bootcamp dan lapangan. Bootcamp merupakan sebuah area outdoor untuk melakukan latihan kebugaran seperti halnya pull up, push up, biking exercises, squat jump, dan lain sebagainya. Bootcamp ini juga dilengkapi dengan sebuah alat penghasil cadangan energi listrik yang dihasilkan dari energi kinetik pada alat olahraga yang biasa disebut enerbike. Enerbike ini merupakan sebuah alat olahraga (biking) yang ketika digunakan akan menghasilkan energi cadangan listrik yang kemudian mampu disimpan untuk cadang energi listrik pada saat pemadaman listrik pada kawasan ini.
enerbike
Lapangan yang didesain pada kawasan ini merupakan lapangan serbaguna yang mampu digunakan untuk futsal, basket, maupun voli serta bulu tangkis. Lapangan ini dilengkapi dengan ruang ruang istirahat berupa bangku bangku yang dibawahi oleh pohon sehingga mampu membentuk bayangan untuk kenyamanan pengguna. ruang penyimpan energi
Konsep Desain
Boarding House
Ruang kamar kost Ruang kamar kost dan bersama Ruang service dan parking lot
Pengembangan rumah kost pada kawasan ini dilakukan dengan mendirikan beberapa rumah kost pada bagian selatan dekat dengan jalan lokal sekunder guna melakukan penyebaran yang merata terkait dengan rumah kost dikawasan ini. Pengembangan bangunan rumah kost yang baru memiliki sistem modular sehingga proses pembangunan mampu dilakukan dengan lebih mudah. Bangunan rumah kost yang baru ini terdiri dari 3 lantai, dimana level 1 merupakan ruang service bersama serta parking lot, level 2 merupakan ruang kamar kost serta ruang bersama, dan level 3 adalah ruang kamar kost.
Konsep Desain
Boarding House
before KM
KAMARKAMAR
R. TAMU
DAPUR
KAMAR
6M
TERAS
R. MAKAN R. KELUARGA 15 M
denah lantai 1 after KM KAMAR KAMAR
R. TAMU
6M
KAMAR
DAPUR
R. MAKAN R. KELUARGA 15 M
denah lantai 2
6M
CUCI
BLKN BLKN
KM
KAMAR KAMAR RUANG BERSAMA 15 M
TERAS
Selain adanya pembangunan rumah kost baru, dalam jangka panjang fungsi bangunan yang lebih didominasi untuk rumah tinggal juga mampu dikembangkan menjadi shared-house dengan menggabungkan antara rumah tinggal dan rumah kost. Pengembangan ini dapat dilakukan di seluruh kawasan ini yang sifatnya menyebar. Shared-house ini akan membagi zona dalam bangunan, dimana zona private untuk tempat tinggal pengguna berada di lantai bawah sedangkan zona private untuk rumah kost mahasiswa berada di lantai atas. Sehingga hanya dengan menambah 1 lantai pada rumah mereka masing-masing, hal ini mampu menjadi tambahan penghasilan masyarakat. Sehingga muncul interaksi saling menguntungkan antara mahasiswa dan masyarakat, dimana masyarakat mendapatkan keuntungan ekonomi dan mahasiswa mendapatkan tempat unutk tinggal sementara.
Hal ini mampu mendukung perekonomian masyarakat sekitar dan juga mampu mewadahi kebutuhan tempat tinggal mahasiswa. Dengan hal ini maka mahasiswa dan masyarakat akan hidup dengan simbiosisi mutualisme atau saling menguntungkan satu sama lain. Selain menyediakan fasilitas pemenuh kebutuhan tempat tinggal, masyarakat juga mampu membuat sebuah usaha seperti halnya menjual alat tulis kantor, fotokopi, laundry, maupun tempat makan yang mampu menumbuhkan simbiosis mutualisme.
Konsep Desain
Boarding House
Konsep Desain
Final Look Berikut ini merupakan masterplan akhir terkait dengan project kami yaitu Kampung Mahasiswa atau Student Village. Perencanaan pengembangan yang kami lakukan adalah meremajakan jalan eksisting yang ada dengan mendesain woonervern serta pedestrian sideways untuk pejalan kaki agar nyaman dan mudah berjalan keseluruh area projek ini. Selain itu kami juga mendesain 4 buah fungsi bangunan tambahan berupa working space dan parking lot, multifunction space, bootcamp, serta bangunan rumah kost baru. Tidak hanya menambah fungsi bangunan baru, dalam jangka panjang juga kami akan mengembangkan rumah-rumah warga sekitar untuk dijadikan menjadi shared-house, dengan membagi zonasi antara private residential house dengan boarding house sehingga tiap rumah warga mampu dijadikan sebagai rumah kos dan mampu menjadi sumber penghasilan warga juga.
THANK YOU
TERIMA KASIH