MINIT Magazine Vol.3

Page 1



2022

The Plural of Digital Design

THE PLURAL OF DIGITAL DESIGN

Vol. 3

Magazine


MINIT #3

Magazine

About MINIT

Know How

Behind the Theme

Design

Theoretical

Design Tutorial

Point of View

People Behind

Credits

2

Page of Content


2022

The Plural of Digital Design

ABOUT MINIT Magazine

Tahun 2022 ini diyakini sebagai tahun transisi endemi Covid-19 di Indonesia setelah menghadapi pandemi selama kurang lebih 2 tahun. Di masa transisi ini, perlahan ritme kehidupan mulai kembali lagi, tentunya dengan beberapa perubahan kebiasaan dan kebijakan baru yang terbentuk ketika pandemi. Akhirnya, kita dituntut untuk bekerja lebih keras untuk bisa bersaing di tahun ini, khususnya di industri kreatif. Another year, another challenge. Untuk itu, MINIT hadir kembali sebagai wadah pengekspresian segala kreatifitas yang bertujuan memberikan informasi, edukasi, dan berbagi pengalaman ke dalam bentuk majalah, yaitu MINIT Magazine Vol.3.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan majalah ini, khususnya kepada narasumber, mahasiswa, alumni, dosen, serta semua creative peeps. Tidak lupa, terima kasih kepada DKOMPLEKS dan seluruh kru MINIT Magazine Vol. 3 yang sudah meluangkan waktu, ide, dan pikiran untuk berkontribusi sehingga MINIT bisa kembali hadir. Terima kasih telah bersama-sama menciptakan sebuah inovasi baru yang selalu kita harapkan.

Kami akan terus menanti setiap karya dan cerita inspiratif dari kalian, Creative Peeps!

MINIT Magazine

About MINIT

3




MINIT #3

Magazine

Ilham Rambe adalah digital visual artist yang sudah berkolaborasi dengan berbagai artis, seperti penyanyi-penulis lagu, produser musik, dan DJ. Hal yang memicu Ilham menjadi digital visual artist adalah Ilham bisa merealisasikan khayalannya yang surreal dalam bentuk visual.

Know How:

DIGITAL IMAGING Ilham Rambe Art Director at Hakuhodo Digital Indonesia Instagram: @Ilhamrambe_

Selalu coba sesuatu yang baru. Berani untuk mencoba sesuatu yang tidak dipikirkan orang lain. Selalu melihat suatu masalah dari angle yang berbeda.

6

Dalam mengerjakan suatu project, seperti membuat album cover dari sebuah band, terlebih dahulu ia riset dan analisa. Menggunakan master lagu dari album tersebut, Ilham bedah kata kunci yang merepresentasikan esensi lagu tersebut, selain itu ia juga membedah lirik, nada, mayor dan minor, dan mood dari lagu tersebut. Setelah itu ia melakukan mapping dan breakdown apa saja objek yang akan diinput ke dalam artwork dari satu buah lagu. Ia menyalurkan semua idenya tanpa ada batasan, namun tetap sesuai dengan timeline yang dibuat. Kemudian memulai konsep serta drafting dan kolase kasar untuk preview ke klien, hingga nantinya selesai dan dibuat final artwork. Tentunya digital imaging juga sangat berguna untuk Ilham sebagai seorang Art Director di salah satu advertising agency multinasional di Jakarta, yaitu Hakuhodo Digital Indonesia. Salah satunya adalah membuat key visual untuk campaign suatu brand, karena audience menyukai visual yang “di luar nalar manusia”, sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Tips and trick dari Ilham Rambe untuk kalian yang ingin menekuni digital imaging adalah konsisten dengan apa yang sudah dilakukan. Jika sudah mulai sesuatu dan dipuji oleh orang-orang, jangan langsung redup ya, peeps! Manfaatkan fenomena, manfaatkan euphoria-nya, agar kita tetap bisa berkembang! Karena jika kita sudah merasa jenuh atau bosan, lalu meninggalkan apa yang sudah dibangun, kedepannya akan susah untuk bangkit lagi. Masingmasing dari kita sudah memiliki “panggung” sendiri, jangan membandingkan karya kita dengan orang lain.

Know How : Digital Imaging


The Plural of Digital Design

Batas Delusi Dalam Isolasi | 2020

2022

Know How : Digital Imaging

7


Magazine

Hasrat Hidupku | 2020

MINIT #3

8

Know How : Digital Imaging


Periodical Substance | 2020

Eksploitasi Keagungan | 2020

Trust Issue | 2020

Takbir | 2020

2022 The Plural of Digital Design

Know How : Digital Imaging

9


MINIT #3

Magazine

Dhika Fajriansyah, Art Director Dentsu Aegis Network ini adalah alumni DKV UPI Y.A.I. Disamping profesinya sebagai art director, Dhika juga mendalami digital illustration. Menurutnya, digital illustration lebih menarik dibanding dengan desain lainnya, karena Dhika merasa lebih bebas untuk menuangkan pikirannya ke dalam sebuah ilustrasi.

Know How:

DIGITAL ILLUSTRATION Dhika Fajriansyah Art Director at Dentsu Aegis Network Alumni DKV Y.A.I 2012 Instagram: @dhikadart

Sering upload karya ke media sosial, nggak perlu takut atau minder. Bagus atau jelek kan relatif. Yang penting rapi, detail, dan tau tujuannya apa.

10

Setiap digital illustrator pasti punya gaya ilustrasinya masingmasing ya, creative peeps. Dhika pun begitu, sebelum Dhika menemukan gaya ilustrasinya sendiri, ia melakukan beberapa kali percobaan. Dan saat ini, Dhika memfokuskan digital illustration dengan gaya ‘ jejepangan’. Nah, ilmu ilustrasi ini ternyata sangat berguna ketika bekerja loh, peeps! Seperti membuat story board dan membuat key visual yang basic-nya ilustrasi. Ada tips & trick dari Dhika untuk kalian yang ingin terjun jadi digital illustrator nih, creative peeps! Pertama, perbanyak relasi yang in line dengan bidang yang ditekuni. Tujuannya selain membangun networking, tetapi juga menambah ilmu atau insight baru. Kedua, “sering-sering upload karya di media sosial aja, bagus atau enggaknya kan relatif, yang penting tau tujuannya untuk apa”, tambah Dhika. Dhika juga memberikan saran untuk kita yang ingin terjun ke industri kreatif. Katanya, “coba dulu aja dan jangan lupa untuk upgrade portofolionya. Di industri kreatif yang dilihat itu portofolio, enggak bakal dilihat ipknya berapa atau lulusan dari universitas mana”. Selain itu, sebagai designer juga harus rajin check social media, karena phase dari social media yang sangat cepat. Nah itu bisa sangat berguna di pekerjaan, karena bisa dijadikan referensi ketika membuat key visual, TVC (Television Commercial), dan lainlain.

Know How : Digital Illustration


THE CREATIONS | Tribute to jerry lorenzo, the creator of fear of god

2022 The Plural of Digital Design

Know How : Digital Illustration

11


Magazine

GEMINI

MINIT #3

12

Know How : Digital Illustration


GUMMY EATER SNAKE

LIMIT NIPSEY HUSSLE

The Plural of Digital Design

SNOOPDOG

2022

Know How : Digital Illustration

13


MINIT #3

Magazine

Alumni DKV Y.A.I satu ini berprofesi sebagai photographer, tepatnya wedding photographer. Awalnya Caka bekerja sebagai tukang dekorasi pernikahan, lalu suatu hari ia menggantikan photographer yang berhalangan hadir. Dari situ lah ia tertarik dan nyaman untuk memotret, kemudian Caka mulai mempelajarinya. Dan di tahun 2012 - 2013, ia menjadi professional wedding photographer dan saat ini Caka memiliki tim yang terdiri dari 9 orang.

Know How:

PHOTOGRAPHY Caka Pebrian Rahman Fulltime Photographer Alumni DKV Y.A.I 2015 Instagram: @rahmanpbrn / @cakapict

Rajin-rajin eksplor dan jangan terlalu sering mengeluh. Cape wajar. Tapi jangan pernah bosen untuk eksplor apapun dan terus gali potensinya. Jangan takut gagal, kalo gagal ya coba lagi. Terakhir, harus terbuka untuk kritik dari siapapun.

14

Alasan ia tertarik menekuni wedding photography adalah klien yang lebih mudah untuk diarahkan dan juga wedding venue yang bervariasi, sehingga tantangannya lebih beragam. Untuk mengerjakan satu project biasanya memakan waktu dua bulan, karena ada beberapa proses yang dilakukan, “ketika sudah deal tanggal dengan klien, selanjutnya memproses konsep dan referensi dari klien, kemudian menggabungkan dengan apa yang kita punya. Jangan sampai terlihat terlalu menjiplak referensi. Setelah oke, kita eksekusi di hari H, dan selanjutnya masuk proses editing dan akhirnya finishing. Kemudian semua file-nya diserahkan ke klien.” jelas Caka. Seperti photographer lainnya, Caka juga memiliki impian untuk menggelar sebuah pameran fotografi di Galeri Nasional, Jakarta, khusus wedding photography. Namun menggunakan konsep yang berbeda dari biasanya, bukan sekedar berpose mesra dengan pasangan. Ada tips and trick dari Caka nih, creative peeps, untuk jadi passionate photographer! Kata Caka, “kuncinya yaitu konsisten dan komunikasi. Sejago-jagonya hard skill pasti akan kalah sama yang jago ngomong. Karena di industri kreatif itu kan bagaimana cara kita ‘menjual diri’.”

Know How : Photography


2022

Know How : Photography

The Plural of Digital Design

15


MINIT #3

16

Magazine

Know How : Photography


The Plural of Digital Design

Title Artwork

2022

Know How : Photography

17


MINIT #3

Magazine

Agil Akbar atau yang dikenal dengan Agil ini merupakan alumni DKV Y.A.I yang menekuni Digital 3D. Agil menyebut dirinya 3D generalist, karena ia tidak berfokus hanya disatu bidang saja, saat ini dia sedang mendalami bidang 3D sculpting untuk entertaintment design.

Know How:

DIGITAL 3D Agil Akbar Al Habsyi 3D Artist Alumni DKV Y.A.I 2015 Instagram: @akbaragill

Di luar kesibukannya sebagai Marketing Design di HuntStreet Indonesia, Agil juga pernah mencoba untuk mengeksplor kemampuannya dengan menjadi freelancer. Salah satu project favorit Agil selama ini adalah motion graphics. Setelah mempelajari motion graphics, Agil baru menyadari bahwa cara kerja After Effects dengan Photoshop itu sama, karena alur kerjanya yang sangat compatible ketika membuat desain dari Photoshop dan dianimasikan kedalam After Effects. Saat ini, Agil juga mengerjakan project 3D Character Modeling yang ia sering bagikan di akun Instagram-nya. Agil menjelaskan project 3D yang ia buat sekarang ini untuk mengumpulkan karya yang bisa digunakan pada portofolio nanti. Yang dilakukan Agil ketika artblock adalah istirahat sejenak, tidak memaksakan diri, dan melakukan kegiatan lain yang ia sukai. Untuk kamu yang baru mau terjun ke dunia digital 3D, Agil memberikan beberapa tips and trick, nih! Pertama, sebagai designer kita harus passionate, jadi harus suka dulu sama apa yang kalian lakuin. Kedua, harus konsisten, itu salah satu sifat yang integritas. Ketiga, harus produktif ketika kalian mempunyai skill, jangan diam aja, diasah terus skill-nya Terakhir, mau berkorban dan jangan malas.” jelas Agil.

Riset dulu sebelum terjun ke bidang yang lo mau, jangan setengah-setengah ngejalaninnya, konsisten, dan coba lebih produktif setiap harinya, jadi enggak nyesel di tengah jalan.

18

Know How : Digital 3D


The Plural of Digital Design

Absolute Carnage

2022

Know How : Digital 3D

19


Arbok On Drugs

20

OMNIMAN | Fan Art

KING SHARK concept art

MINIT #3 Magazine

Know How : Digital 3D


The Plural of Digital Design

Shore Grazers

Bearded Drake

2022

Know How : Digital 3D

21


MINIT #3

Magazine

Know How:

DIGITAL ADVERTISING Septiawan Ridwan Art Director at RedComm Indonesia Instagram: @awanridwan

Menjadi desainer itu tidak hanya berbicara tentang teknis saja, tapi juga harus diimbangi dengan kemampuan komunikasi yang baik. Karena kita juga butuh kemampuan komunikasi yang baik untuk menjelaskan konsep, bernegosiasi, dan juga mengedukasi klien.

22

Septiawan Ridwan atau yang kerap disapa Awan ini berprofesi sebagai Art Director di Redcomm Indonesia. Sebagai orang yang sudah menggeluti dunia advertising selama hampir 10 tahun, ternyata Awan tidak memiliki latar belakang desain. Meskipun begitu, alumni IPB ini mengatakan jauh sebelum masuk ke agency, ia sudah menyukai menggambar dan menyukai sesuatu yang eye pleasing. Kemudian Awan mulai mempelajarinya sendiri, mulai dari mendesain, fotografi, hingga akhirnya mendapat kesempatan untuk menjadi graphic designer disalah satu digital agency. Di luar kesibukannya sebagai art director, Awan adalah seorang freelance designer, peeps! Salah satu kliennya berasal dari Singapura, yaitu Free Fire. Pada project ini, Awan berperan sebagai art director dan designer. Mulai dari konsep, tone manner, sampai photoshoot, diserahkan klien kepada Awan dan tim untuk eksekusi. Ketika ditanya mengenai kendala yang dihadapi ketika mengerjakan project ini, ia mengatakan bahwa tidak ada kendala yang berarti. Namun ia merasa lebih kepada challenge, menurutnya challenge dari project ini adalah quantity dari output dan juga deadline. Saat wawancara dengan tim MINIT, Awan membagikan tips and trick untuk kita yang baru mau terjun ke dunia advertising nih, creative peeps! Pertama, sebagai designer kita harus bisa menyeimbangkan antara hard skill dan soft skill, jadi jangan hanya fokus ke technical skill saja. Kedua, soft skill juga tidak hanya kemampuan komunikasi, tetapi juga kemampuan mengendalikan emosi. Karena kita tidak selalu bertemu dengan klien yang ideal. Selain itu, attitude harus fluid, bisa fit in kemana saja. Ketika masuk ke agency, akan mendapat klien yang beragam output-nya. Sehingga ada baiknya mempelajari bidang lain di luar dari keahlian, setidaknya mengetahui surface-nya saja tidak harus menguasai semua. Terakhir, jangan cepat puas dan jangan berhenti untuk belajar. Karena menurut Awan, “Once, lo stop untuk belajar, kalo di dunia kreatif itu ibaratnya lo sekarat. Dan lebih parahnya, kalo lo nggak belajar terus, lo tuh nggak sadar kalo lo tuh lagi sekarat.”

Know How : Digital Advertising


The Plural of Digital Design

Free Fire | Singapura

2022

Know How : Digital Advertising

23


MINIT #3

24

Magazine

Know How : Digital Advertising


The Plural of Digital Design

Samsung for Asian Games 2018

2022

Know How : Digital Advertising

25




MINIT #3

Magazine


2022

The Plural of Digital Design

BEHIND THE THEME “Bagaimana DKV berperan pada era digital bagi industri kreatif?”

Di era digital, DKV telah banyak membantu individu dan juga kelompok yang ingin menyampaikan sesuatu secara visual, terutama industri kreatif, mulai dari merancang identitas visual suatu brand, mempromosikan produk, hingga merealisasikan sebuah iklan atau campaign. Oleh karena itu, MINIT Magazine hadir sebagai wadah untuk menampung ide kreatif dan berbagi pengalaman antar sesama pelaku di industri kreatif.

“The Plural of Digital Design” membahas bagaimana peran desain pada proses terciptanya sebuah digital advertising serta implementasinya, seperti digital imaging, digital illustration, digital 3D, dan photography, bersama beberapa narasumber. Dan ditambah dengan tips & trick dari para narasumber. MINIT Magazine Vol. 3 ini juga berisi ilmu dan tutorial seputar desain, juga pengalaman beberapa dosen yang ahli dibidangnya, dengan tujuan untuk memberikan edukasi, informasi, hingga menjadi sebuah referensi untuk para pembaca tentang dunia digital design, khususnya mahasiswa/i DKV UPI Y.A.I.

“Every great design begins with an even better story”. -Lorinda Mamo

Behind The Theme

29


MINIT #3

Magazine

Layang-layang dikenal sebagai permainan masa kecil. Namun dibalik itu, dari zaman dahulu layang-layang memiliki banyak fungsi lainnya, seperti alat ritual, alat bantu memancing, serta media energi alternatif. Sehingga menjadikannya sebagai salah satu kebudayaan bangsa yang perlu dilestarikan. Untuk itulah, Endang W. Puspoyo mendirikan sebuah museum layang-layang pertama di Indonesia, yaitu Museum Layang-layang Indonesia.

Design:

PROMOTION MEDIA Resi W. Kuntie Alumni DKV Y.A.I 2017 Instagram: @resikuntie

30

“Museum Layang-layang Indonesia” Merancang satu konsep baru untuk museum kemudian mengaplikasikannya ke dalam media promosi, dengan satu tema besar “Wajah Baru Museum Layang-layang Indonesia”. Tujuannya adalah mengenalkan layang-layang sebagai kebudayaan bangsa kepada Generasi Z melalui Museum Layang-layang Indonesia serta mengubah image museum menjadi lebih menyenangkan dan kekinian.

Design


2022

The Plural of Digital Design

Ondel-Ondel adalah kesenian dan kebudayaan asli khas Betawi yang merupakan sepasang boneka besar yang terbuat dari rangkaian bambu antara laki-laki dan perempuan dengan tinggi sekitar 3 meter. Awalnya fungsi dan tujuan Ondel-Ondel adalah sebagai media untuk menangkal roh jahat, wabah gagal panen, dan penyakit menular yaitu dengan cara mengadakan upacara adat sambil mengarak Ondel-Ondel berkeliling kampung.

Design:

HISTORY CULTURE BOOK Muhamad Navy Alviansyah Alumni DKV Y.A.I 2017 Instagram: @navyalvian

Design

“Ondel-Ondel Betawi: Sejarah dan Perkembangannye” Buku ilustrasi ini membahas tentang sejarah dan perkembangan Ondel-Ondel Betawi yang dibuat bertujuan sebagai sarana atau media untuk memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat khususnya warga Jakarta saat ini. Karena menurut Navy, tidak banyak orang yang mengetahui sejarah, fungsi dan tujuan OndelOndel yang sebenarnya, hanya tau sebagai hiburan semata atau pengisi acara nikahan, sunatan, dan syukuran saja.

31


MINIT #3

Magazine

Permainan tradisional merupakan permainan yang tumbuh dan berkembang pada masa lalu, terutama di masyarakat pedesaan maupun perkotaan. Akan tetapi, permainan tradisional mulai dilupakan yang disebabkan oleh gempuran modernisasi saat ini, dengan hadirnya gawai yang menyediakan permainan digital yang lebih praktis dan menarik.

Design:

ILLUSTRATION BOOK Noor Muhamad Ikhsan R. Alumni DKV Y.A.I 2017 Instagram: @icang.ramli

32

“Yuk Mainkan Permainan Tradisional” Hal tersebut membuat Icang terpikir untuk membuat sebuah buku ilustrasi tentang kampanye sosial dengan judul “Yuk Mainkan Permainan Tradisional”. Tujuannya adalah untuk menjadikan permainan tradisional sebagai alternatif solusi untuk mengatasi keadiktifan gawai yang sedang marak terjadi pada anak-anak, diharapkan anak-anak untuk memainkan permainan tradisional yang mempunyai manfaat bagi tumbuh kembang dan tidak melupakannya.

Design


2022

The Plural of Digital Design

Pembatasan sosial dan fisik adalah upaya untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Namun dibalik itu, ada dampak lain bagi kehidupan. Salah satunya dapat memicu gangguan kesehatan mental. Ada 80% anak muda diseluruh dunia mengalami penurunan kondisi kesehatan mental selama pandemi Covid-19. Pendidikan yang terbatas dan melambatnya ekonomi selama pandemi telah mengakibatkan peningkatan jumlah pengangguran yang signifikan.

Design:

SOCIAL MEDIA CAMPAIGN Annisa Amalia Alumni DKV Y.A.I 2017 Instagram: @annisamalia11

Design

“Dia Butuh Bantuan Kamu” Depresi ialah perubahan suasana hati ditandai oleh perasaan sedih yang mendalam dan ketidakpedulian kepada diri sendiri. Jika depresi dibiarkan dapat memberikan dampak yang negatif dan fatal seperti gangguan produktifitas kerja, hingga bunuh diri. Oleh karena itu, Annisa membuat sebuah kampanye sosial untuk memberikan edukasi dan upaya untuk menangani depresi di Indonesia.

33


MINIT #3

Magazine

Theoretical:

THE THEORY OF LAYOUT Dalam dunia desain, istilah layout bukan sesuatu yang asing lagi. Tapi sayangnya, masih banyak yang belum tau apa sih pengertian layout itu. Layout termasuk anatomi dalam sebuah desain. Untuk membuat desain yang eye pleasing tapi informatif, layout harus diatur dengan baik dan benar agar mudah dipahami audiens. Nah masih bingung gimana layout yang baik? Jangan khawatir creative peeps, MINIT Magazine akan memberikan beberapa pengetahuan tentang layout. Yuk, kita bahas bareng-bareng! Sebenarnya apa sih layout itu? Menurut buku yang ditulis oleh Suryanto Rustan, layout merupakan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. Ada tiga elemen yang terdapat dalam sebuah layout yaitu elemen teks, visual, dan invisible element. Secara umum, tujuan adanya beberapa elemen dalam suatu layout adalah untuk menyampaikan informasi dengan lengkap dan tepat, kenyamanan dalam membaca termasuk didalamnya kemudahan mencari informasi yang dibutuhkan, navigasi, dan estetika. Tidak hanya itu, dalam mengatur sebuah layout yang baik itu dibutuhkan prinsip-prinsip dasarnya loh. Nah berikut prinsip-prinsip dasar tersebut:

34

1. Sequence

3. Balance

Pertama, ada sequence atau bisa disebut juga dengan hierarki atau flow. Nah dengan adanya sequence, menjadikan pembaca dapat secara otomatis mengurutkan pandangannya sesuai dengan yang desainer inginkan.

Lalu yang ketiga ada balance, yaitu keseimbangan. Maksudnya adalah melakukan pembagian berat yang merata agar menghasilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemen sesuai kebutuhan dan meletakan di posisi yang tepat.

2. Emphasis

4. Unity

Lanjut yang kedua adalah emphasis. Dalam merancang layout yang baik, dapat tercapai dengan adanya emphasis. Di mana emphasis merupakan penekanan yang mencakup elemenelemen lain seperti : ukuran, warna, letak/posisi, bentuk.

Dan yang terakhir ada unity yang merupakan prinsip kesatuan elemen-elemen dalam layout. Tidak hanya dalam hal penampilan tetapi juga mencakup selarasnya elemen-elemen yang terlihat secara fisik dan pesan yang ingin disampaikan dalam konsepnya.

Theoretical : The Theory of Layout


2022

The Plural of Digital Design

Nah setelah mengetahui tentang prinsip-prinsip dasar layout, selanjutnya kita akan membahas tentang fungsi dan tujuan dari sebuah layout. Fungsi dan tujuan utama layout adalah agar membuat tampilan desain kalian menjadi komunikatif, informatif, dan mudah dipahami oleh orang yang membaca dan melihatnya.

“Fungsi layout adalah untuk mencapai keharmonisan, nilai estetis, ekonomis dan komunikatif”. (Freddy Adiono Basuki : 2000) Gimana, creative peeps? Sudah paham belum tentang layout? Kalau masih bingung kami berikan contohnya nih.

Bad Layout

Good Layout

(https://animationanomaly.com/2012/02/06/sevenhilariously-bad-rave-flyers/)

(https://www.behance.net/gallery/108997305/ Sonora-Music-Magazine)

Theoretical : The Theory of Layout

35


MINIT #3

Magazine

Design Tutorial:

LIQUID DESIGN Halo, creative peeps! Sudah pada tau belum dengan liquid design? Liquid design merupakan trend design yang muncul beberapa tahun belakangan ini dan sudah banyak diminati dalam industri kreatif loh. Seperti namanya, desain ini menggabungkan beberapa warna sehingga membentuk pola abstrak seperti liquid atau cairan. Desain ini biasanya digunakan sebagai background dan dipadukan dengan tipografi, foto, atau beberapa elemen desain lainnya. Nah pada kesempatan kali ini, MINIT akan memberikan tutorial bagaimana cara membuat liquid design, check it out! 1. Membuka file dokumen baru Hal pertama yang harus kalian lakukan adalah membuka aplikasi Adobe Photoshop, lalu membuat file dokumen baru seperti contoh pada gambar (Ukuran artboard bisa disesuaikan tergantung kebutuhan ya). 2. Membuat gradasi warna Setelah membuat file dokumen baru, selanjutnya kalian harus menentukan warna yang akan kalian gunakan untuk membuat liquid design tersebut dengan memilih “Adjustment Layer” pada bagian kanan bawah, lalu pilih “Gradient..”

3. Menentukan pilihan warna Langkah ketiga adalah menentukan pilihan warna yang ingin digunakan. Pertama, klik kotak merah seperti petunjuk di gambar, setelah itu kalian bisa mengganti warna sesuai yang kalian inginkan dengan cara klik seperti seperti pada gambar contoh.

36

Design Tutorial


2022

The Plural of Digital Design

4. Masuk ke liquify Selanjutnya kita akan mulai membuat pola liquid tersebut dengan sangat mudah, yaitu dengan cara pergi ke “Filter”. Setelah itu pilih dan klik “Liquify..” atau kalian bisa langsung menggunakan shortcut yaitu Shift+Ctrl/Command+X pada keyboard kalian.

5. Mengatur ukuran, tekanan, dan pola liquid Langkah kelima adalah kalian bisa memilih ikon “Forward Warp Tool” atau shortcut (W) seperti pada gambar petunjuk. Lalu kalian bisa mengatur size, pressure, dan density brush sesuai yang kalian inginkan. Cara ini bertujuan untuk memberikan efek gradasi, dan tekanan pada saat kita membuat pola liquid tersebut. Nah ini adalah satisfying moment nih, creative peeps!. Kalian bisa langsung mulai membuat pola liquid tersebut. Caranya adalah gerakan dan geser menggunakan mouse/pen tablet kalian sampai menjadi bentuk yang kalian inginkan.

6. Memberikan tekstur Nah gimana, sangat mudah bukan? Etts.. tunggu dulu, ada tambahan yang bisa membuat Liquid Design kalian terlihat lebih menarik loh. Yaitu dengan cara memberikan grain texture. Caranya kalian bisa menuju ke “Filter Galery...” pilih “Texture – Grain” dan yang terakhir kalian bisa mengatur Intensity dan Contrast nya sesuai selera.

Design Tutorial

37




MINIT #3

Magazine

Point Of View:

DESIGN TALK Creative peeps, untuk menjadi seorang graphic designer ataupun head of creative pasti banyak proses yang dilewati, salah satunya adalah kuliah. Dan bukan sekedar formalitas saja, tapi juga harus memahami esensi dan tujuan dari kuliah itu sendiri. Untuk itu, MINIT berkesempatan untuk sharing tentang perkuliahan dengan dosen-dosen DKV UPI Y.A.I, yaitu Pak Kris dan Pak Rico.

Drs. Kristianus Haryandi, M.Ds

Win Rico S.Ds, MM

Untuk beberapa orang menganggap kuliah bukanlah suatu keharusan. Apalagi dengan zaman yang serba canggih seperti sekarang ini, apapun bisa kita akses dan dapatkan secara mudah, termasuk belajar desain. Dari yang berbayar hingga yang gratis. Oleh karena itu, apa yang membedakan antara graphic designer yang berkuliah dengan yang otodidak? Pertama, ketika kuliah kita sudah terbiasa membuat tugas sesuai dengan brief atau arahan dari dosen. Karena setiap tugas yang diberikan sudah dirancang dan diprogram sedemikian rupa oleh kampus dan dosen untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa secara step by step. Kedua, didalam proses pengerjaannya kita melalui proses bimbingan atau asistensi, dimana kita berdiskusi dengan dosen, brainstorming, dan juga mendapatkan input dari dosen. Dari proses inilah mahasiswa diasah untuk bisa berpikir dan merancang konsep. “Kalau kalian perkuat di konsep dan pemikiran, para designer otodidak itu akan kalah. Apa yang kalian buat bukan hanya tampilan visualnya saja, tetapi di balik itu pemikiran atau konsepnya harus kuat. Sehingga nantinya ide tersebut bisa menjual. Kemudian, untuk menjualnya kita harus bisa meyakinkan orang lain bahwa apa yang kita buat itu benar dan bagus, tentunya juga harus logic, rasional, scientific, serta dapat dianalisa.” jelas Pak Kris.

40

Point Of View


2022

The Plural of Digital Design

Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana caranya agar dapat menyelesaikan kuliah dan lulus tepat waktu? Menurut Pak Kris, “Kunci utamanya adalah serius dan fokus. Kalau tidak serius dan tidak fokus, pasti akan tergoda yang lain dan akhirnya akan melenceng dari tujuan utama.” Gimana caranya untuk fokus? “Pertama, bertanya kepada diri sendiri dan kenali minat diri lewat tugas-tugas yang diberikan. Suka kah kita dengan mendesain, layouting, dan sebagainya? Kemudian bisa ambil keputusan, apakah mau seumur hidup menekuni dan berkarir di bidang ini, dengan segala suka dukanya? Kedua, susun target dan buat schedule. Mau berapa tahun saya kuliah? Di semester berapa saya harus mulai menyusun tugas akhir? Karena hal ini berhubungan dengan keuangan juga, semakin lama kamu kuliah, semakin banyak juga uang yang dikeluarkan. Ketiga, harus menyusun prioritas, misalnya kamu kuliah sambil kerja atau selain kuliah, mana yang harus didahulukan? Kuliahnya atau kerjanya? Belum lagi hobi atau kesenangan dan lain-lain. Harus bisa memilih.” jelasnya. Dan ketika sudah lulus, jangan khawatir atau takut masalah pekerjaan. Pekerjaan untuk lulusan DKV sangat bebas dan fleksibel. Apalagi sekarang banyak yang memilih untuk menjadi entrepreneur atau creativepreneur. Pak Rico menjelaskan, “Anak DKV harus pintar mencari peluang apalagi sekarang banyak platform yang mendukung, mulai dari platform untuk jualan desain, platform untuk freelance dengan orang di seluruh dunia, sampai yang lagi tren sekarang yaitu NFT.” “Pendek kata, kamu nggak perlu khawatir kekurangan pekerjaan, kalau kamu mau.” tambah Pak Kris. Kedua dosen DKV UPI Y.A.I ini memiliki background pekerjaan yang berbeda nih, creative peeps. Yang satu di advertising agency dan satu lagi di korporat. Menurut pengalaman mereka, apa sih bedanya bekerja di advertising agency dengan bekerja di korporat? Sebelum menjadi dosen di UPI Y.A.I, Pak Kris sempat bekerja di salah satu agency besar di Jakarta selama 12 tahun. Beliau menceritakan pengalamannya ketika bekerja di sana, “bekerja di agency itu bekerja dengan banyak orang, divisi, dan tentunya klien. Kita berhadapan dengan klien yang memiliki beragam kebutuhan dan ditambah dengan deadline yang ketat. Sehingga tidak hanya membutuhkan hard skill saja, tetapi juga soft skill.” Sedangkan Pak Rico, yang saat ini menjadi dosen DKV dan juga menjadi salah satu staff divisi perencanaan di Ancol, menjelaskan, “kalau di korporat, setiap orang sudah memiliki tugasnya masing-masing. Tujuan utama kita adalah memenuhi target-target dari perusahaan, tidak boleh kurang atau lebih. Namun, minusnya adalah ruang gerak kita terbatas, khususnya di divisi ini.”

Point Of View

41


MINIT #3

Magazine

PEOPLE BEHIND

42

People Behind


2022

The Plural of Digital Design

MINIT Magazine Vol. 3 Team

People Behind

43


MINIT #3

Magazine

CREDITS MINIT Magazine

Reference

Editorial Team

Rustan, Surianto. 2008. LAYOUT, Dasar & Penerapan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Head of Editor

https://dianisa.com/pengertian-layout-desain/

Muhamad Navy Alviansyah : @navyalvian Copywriter

Thanks To Drs. Kristianus Haryandi, M.Ds Win Rico S.Ds, MM Caka Pebrian Rahman Ilham Rambe Agil Akbar Al Habsyi Dhika Fajriansyah Septiawan Ridwan Annisa Amalia Chief Editor of MINIT Magazine Dkompleks Period 2022-2023 All DKV Y.A.I Students

Resi W Kuntie : @resikuntie

Zachra Mutiara Medina : @zachramtrm

Savira Syalsadilla : @savirasylsdl Creative Editor Noor Muhammad Ikhsan R : @icang.ramli

Dwi Ganjar : @dwiganjar

Muhammad Faris : @pariis345

Putri Dwiyani Nabilla : @putridwinabilla

Layout Graphic Design Kythara Nur Rachman R : @kytharanr Public Relations Jihan Afifah Febriyani : @jihanaffhfbry

44

Credits


2022

The Plural of Digital Design


MINIT #3

Magazine


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.