MOSQUEcentrum 01

Page 1

edisi#01 juni 2009

Dahsyatnya Proses

Sakaratul Maut Sheikh Nawawi Al-Bantani (Ahlul Bait)

Youth Community

Islam

Pilihan Hidup Gue! C贸rdoba Mosque, Spain



Yazd Mosque, Yazd, Iran


Daftar isi Dahsyatnya Proses Sakaratul Maut

6-10

Sheikh Nawawi Al-Bantani

12-20

Jejak Islam di Lombok

22-24

Pemimpin Redaksi Kang Aan mosquecentrum@gmail.com Grafis ABSOLUTdzg absolut.dzg@gmail.com Kontributor Yeni S komunitas.sycm@gmail.com

Islam pilihan hidup gue

25-30 Elizabeth Valencia Bersyahadah Melalui Telepon

32-36

Semoga media ini bisa memberikan inspirasi untuk anda.

redaksi MOSQUEcentrum Dsn Batu Karut Cibeureum Cimalaka Sumedang email:mosquecentrum@gmail.com


PakistanAcehIranPalestine from


Dahsyatnya Proses

Sakaratul Maut .....Astaghfirullah Al'adziim

MOSQUEcentrum 06


"Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri".(Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan). Datangnya Kematian Menurut Al Qur'an : 1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian. Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154) 2. Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS An-Nisa 4:78) 3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar. Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS al-Jumu'ah, 62:8) 4. Kematian datang secara tiba-tiba. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS, Luqman 31:34) 5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS, Al-Munafiqun, 63:11) MOSQUEcentrum 07


Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut Sabda Rasulullah SAW : "Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang" (HR Tirmidzi) Sabda Rasulullah SAW : "Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?" (HR Bukhari) Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW . Ka'b al-Ahbar berpendapat : "Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa". Imam Ghozali berpendapat : "Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki". Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. "Wahai manusia !", kata pria tersebut. "Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku." Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi. Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah. Wallahu a'lam bis shawab. Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu

MOSQUEcentrum 08


didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu. Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabutserabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras. Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS AlAn'am 6:93) (Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun". (Malaikat menjawab): "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan". Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29) Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, "Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapanucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! " Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu. Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka".

MOSQUEcentrum 09


Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di neraka, "Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka". Naudzu bila min dzalik! Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum. Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32) Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, "Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu". Wallahu a'lam bishshawab. Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat yang dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan Sirath-al mustaqim, dan seterusnya. Amin ! by lax09 in Islam.

MOSQUEcentrum 10


MOSQUEcentrum 11


Sheikh Nawawi Al-Bantani (Ahlul Bait) Nama Syekh Nawawi Banten sudah tidak asing lagi bagi umat Islam Indonesia. Bahkan sering terdengar disamakan kebesarannya dengan tokoh ulama klasik madzhab Syafi'i Imam Nawawi (w.676 H/l277 M). Melalui karya-karyanya yang tersebar di pesantren-pesantren tradisional yang sampai sekarang masih banyak dikaji, nama Syekhasal Banten ini seakan masih hidup dan terus menyertai umat memberikan wejangan ajaran Islam yang menyejukkan. Di setiap majlis ta'lim karyanya selalu dijadikan rujukan utama dalam berbagai ilmu; dari ilmu tauhid, fiqh, tasawuf sampai tafsir. Karya-karyanya sangat berjasa dalam mengarahkan mainstrim keilmuan yang dikembangkan di lembaga-Iembaga pesantren yang berada di bawah naungan NU. Di kalangan komunitas pesantren Syekh Nawawi tidak hanya dikenal sebagai lama penulis kitab, tapi juga ia adalah mahaguru sejati (the great scholar). Nawawi telah banyak berjasa meletakkan landasan teologis dan batasanbatasan etis tradisi keilmuan di lembaga pendidikan pesantren. Ia turut banyak membentuk keintelektualan tokoh-tokoh para pendiri pesantren yang sekaligus juga banyak menjadi tokoh pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Apabila SYEKHHasyim Asyari sering disebut sebagai tokoh yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya NU, maka Syekh Nawawi adalah guru utamanya. Di sela-sela pengajian kitab-kitab karya gurunya ini, seringkali SYEKHHasyim Asyari bernostalgia bercerita tentang kehidupan Syekh Nawawi, kadang mengenangnya sampai meneteskan air mata karena besarnya kecintaan beliau terhadap Syekh Nawawi. Hidup Syekh Nawawi Syekh Nawawi Banten memiliki nama lengkap Abu Abd al-Mu'ti Muhammad Nawawi ibn Umar al- Tanara al-Jawi al-Bantani. Ia lebih dikenal dengan sebutan Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani. Dilahirkan di Kampung Tanara, Serang, Banten pada tahun 1815 M/1230 H. Pada tanggal 25 Syawal 1314 H/1897 M. Nawawi menghembuskan nafasnya yang terakhir di usia 84 tahun. Ia dimakamkan di Ma'la dekat makam Siti Khadijah, Ummul Mukminin istri Nabi. Sebagai tokoh kebanggaan umat Islam di Jawa khususnya di Banten, Umat Islam di desa Tanara, Tirtayasa Banten setiap tahun di hari Jum'at terakhir bulan Syawwal selalu diadakan acara khol untuk memperingati jejak peninggalan Syekh Nawawi Banten.

MOSQUEcentrum 12


Ayahnya bernama Syekh Umar, seorang pejabat penghulu yang memimpin Masjid. Dari silsilahnya, Nawawi merupakan keturunan kesultanan yang ke-12 dari Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati, Cirebon), yaitu keturunan dari putra Maulana Hasanuddin (Sultan Banten I) yang bemama Sunyararas (Tajul 'Arsy). Nasabnya bersambung dengan Nabi Muhammad melalui Imam Ja'far As- Shodiq, Imam Muhammad al Baqir, Imam Ali Zainal Abidin, Sayyidina Husen, Fatimah al-Zahra. Pada usia 15 tahun, ia mendapat kesempatan untuk pergi ke Mekkah menunaikan ibadah haji. Di sana ia memanfaatkannya untuk belajar ilmu kalam, bahasa dan sastra Arab, ilmu hadis, tafsir dan terutama ilmu fiqh. Setelah tiga tahun belajar di Mekkah ia kembali ke daerahnya tahun 1833 dengan khazanah ilmu keagamaan yang relatif cukup lengkap untuk membantu ayahnya mengajar para santri. Nawawi yang sejak kecil telah menunjukkan kecerdasannya langsung mendapat simpati dari masyarakat Kedatangannya membuat pesantren yang dibina ayahnya membludak didatangi oleh santri yang datang dari berbagai pelosok. Namun hanya beberapa tahun kemudian ia memutuskan berangkat lagi ke Mekkah sesuai dengan impiannya untuk mukim dan menetap di sana. Di Mekkah ia melanjutkan belajar ke guru-gurunya yang terkenal, pertama kali ia mengikuti bimbingan dari Syeikh Ahmad Khatib Sambas (Penyatu Thariqat Qodiriyah-Naqsyabandiyah di Indonesia) dan SyekhAbdul Gani Duma, ulama asal Indonesia yang bermukim di sana. Setelah itu belajar pada Sayid Ahmad Dimyati, Ahmad Zaini Dahlan yang keduanya di Mekkah. Sedang di Madinah, ia belajar pada Muhammad Khatib al-Hanbali. Kemudian ia melanjutkan pelajarannya pada ulama-ulama besar di Mesir dan Syam (Syiria). Menurut penuturan Abdul Jabbar bahwa Nawawi juga pemah melakukan perjalanan menuntut ilmunya ke Mesir. Salah satu Guru utamanya pun berasal dari Mesir seperti SyekhYusuf Sumbulawini dan SyekhAhmad Nahrawi. Setelah ia memutuskan untuk memilih hidup di Mekkah dan meninggalkan kampung halamannya ia menimba ilmu lebih dalam lagi di Mekkah selama 30 tahun. Kemudian pada tahun 1860 Nawawi mulai mengajar di lingkungan Masjid al-Haram. Prestasi mengajarnya cukup memuaskan karena dengan kedalaman pengetahuan agamanya, ia tercatat sebagai Ulama di sana. Pada tahun 1870 kesibukannya bertambah karena ia harus banyak menulis kitab. Inisiatif menulis banyak datang dari desakan sebagian koleganya yang meminta untuk menuliskan beberapa kitab. Kebanyakan permintaan itu datang dari sahabatnya yang berasal dari Jawi, karena dibutuhkan untuk dibacakan kembali di daerah asalnya. Desakan itu dapat terlihat dalam setiap karyanya yang sering ditulis atas permohonan sahabatnya. Kitab-kitab yang ditulisnya

MOSQUEcentrum 13


sebagian besar adalah kitab-kitab komentar (Syarh) dari karya-karya ulama sebelumnya yang populer dan dianggap sulit dipahami. Alasan menulis Syarh selain karena permintaan orang lain, Nawawi juga berkeinginan untuk melestarikan karya pendahulunya yang sering mengalami perubahan (ta'rif) dan pengurangan. Dalam menyusun karyanya Nawawi selalu berkonsultasi dengan ulama-ulama besar lainnya, sebelum naik cetak naskahnya terlebih dahulu dibaca oleh mereka. Dilihat dari berbagai tempat kota penerbitan dan seringnya mengalami cetak ulang sebagaimana terlihat di atas maka dapat dipastikan bahwa karya tulisnya cepat tersiar ke berbagai penjuru dunia sampai ke daerah Mesir dan Syiria. Karena karyanya yang tersebar luas dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan padat isinya ini, nama Nawawi bahkan termasuk dalam kategori salah satu ulama besar di abad ke 14 H/19 M. Karena kemasyhurannya ia mendapat gelar: A 'yan 'Ulama' al-Qarn aI-Ra M' 'Asyar Li al-Hijrah,. AI-Imam al-Mul1aqqiq wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq, dan Sayyid 'Ulama al-Hijaz. Kesibukannya dalam menulis membuat Nawawi kesulitan dalam mengorganisir waktu sehingga tidak jarang untuk mengajar para pemula ia sering mendelegasikan siswa-siswa seniornya untuk membantunya. Cara ini kelak ditiru sebagai metode pembelajaran di beberapa pesantren di pulau Jawa. Di sana santri pemula dianjurkan harus menguasai beberapa ilmu dasar terlebih dahulu sebelum belajar langsung pada Syekhagar proses pembelajaran dengan Syekhtidak mengalami kesulitan. Bidang Teologi Karya-karya besar Nawawi yang gagasan pemikiran pembaharuannya berangkat dari Mesir, sesungguhnya terbagi dalam tujuh kategorisasi bidang; yakni bidang tafsir, tauhid, fiqh, tasawuf, sejarah nabi, bahasa dan retorika. Hampir semua bidang ditulis dalam beberapa kitab kecuali bidang tafsir yang ditulisnya hanya satu kitab. Dari banyaknya karya yang ditulisnya ini dapat jadikan bukti bahwa memang Syeikh Nawawi adalah seorang penulis produktif multidisiplin, beliau banyak mengetahui semua bidang keilmuan Islam. Luasnya wawasan pengetahuan Nawawi yang tersebar membuat kesulitan bagi pengamat untuk menjelajah seluruh pemikirannya secara konprehenshif-utuh. Dalam beberapa tulisannya seringkali Nawawi mengaku dirinya sebagai penganut teologi Asy'ari (al-Asyari al-I'tiqodiy). Karya-karyanya yang banyak dikaji di Indonesia di bidang ini dianranya Fath ai-Majid, Tijan al-Durari, Nur al Dzulam, al-Futuhat al-Madaniyah, al-Tsumar al-Yaniah, Bahjat al-Wasail, Kasyifat as-Suja dan Mirqat al-Su'ud. MOSQUEcentrum 14


Sejalan dengan prinsip pola fikir yang dibangunnya, dalam bidang teologi Nawawi mengikuti aliran teologi Imam Abu Hasan al-Asyari dan Imam Abu Manshur al-Maturidi. Sebagai penganut Asyariyah Syekh Nawawi banyak memperkenalkan konsep sifa-sifat Allah. Seorang muslim harus mempercayai bahwa Allah memiliki sifat yang dapat diketahui dari perbuatannya, karena sifat Allah adalah perbuatanNya. Dia membagi sifat Allah dalam tiga bagian : wajib, mustahil dan mumkin. Sifat Wajib adalah sifat yang pasti melekat pada Allah dan mustahil tidak adanya, dan mustahil adalah sifat yang pasti tidak melekat pada Allah dan wajib tidak adanya, sementara mumkin adalah sifat yang boleh ada dan tidak ada pada Allah. Meskipun Nawawi bukan orang pertama yang membahas konsep sifatiyah Allah, namun dalam konteks Indonesia Nawawi dinilai orang yang berhasil memperkenalkan teologi Asyari sebagai sistem teologi yang kuat di negeri ini. Kemudian mengenai dalil naqliy dan 'aqliy, menurutnya harus digunakan bersama-sama, tetapi terkadang bila terjadi pertentangan di antara keduanya maka naql harus didahulukan. Kewajiban seseorang untuk meyakini segala hal yang terkait dengan keimanan terhadap keberadaan Allah hanya dapat diketahui oleh naql, bukan dari aql. Bahkan tiga sifat di atas pun diperkenalkan kepada Nabi. Dan setiap mukallaf diwajibkan untuk menyimpan rapih pemahamannya dalam benak akal pikirannya. Tema yang perlu diketahui di sini adalah tentang Kemahakuasaan Allah (Absolutenes of God). Sebagaimana teolog Asy'ary lainnya, Nawawi menempatkan dirinya sebagai penganut aliran yang berada di tengah-tengah antara dua aliran teologi ekstrim: Qadariyah dan Jabbariyah, sebagaimana dianut oleh ahlussunnah wal-Jama'ah. Dia mengakui Kemahakuasaan Tuhan tetapi konsepnya ini tidak sampai pada konsep jabariyah yang meyakini bahwa sebenamya semua perbuatan manusia itu dinisbatkan pada Allah dan tidak disandarkan pada daya manusia, manusia tidak memiliki kekuatan apa-apa. Untuk hal ini dalam konteks Indonesia sebenamya Nawawi telah berhasil membangkitkan dan menyegarkan kembali ajaran Agama dalam bidang teologi dan berhasil mengeliminir kecenderungan meluasnya konsep absolutisme Jabbariyah di Indonesia dengan konsep tawakkal bi Allah. Sayangnya sebagian sejarawan modem terlanjur menuding teologi Asyariyah sebagai sistem teologi yang tidak dapat menggugah perlawanan kolonialisme. Padahal fenomena kolonialisme pada waktu itu telah melanda seluruh daerah Islam dan tidak ada satu kekuatan teologi pun yang dapat melawannya, bahkan daerah yang bukan Asyariyah pun turut terkena. Dalam konteks Islam Jawa teologi Asyariyah dalam kadar tertentu sebenamya telah dapat menumbuhkan sikap merdekanya dari kekuatan lain setelah tawakkal kepada Allah. Melalui konsep penyerahan diri kepada Allah umat Islam disadarkan bahwa tidak ada kekuatan lain kecuali Allah. Kekuatan Allah tidak terkalahkan

MOSQUEcentrum 15


oleh kekuatan kolonialis. Di sinilah letak peranan Nawawi dalam pensosialisasian teologi Asyariyahnya yang terbukti dapat menggugah para muridnya di Mekkah berkumpul dalam "koloni Jawa".Dalam beberapa kesempatan Nawawi sering memprovokasi bahwa bekerja sama dengan kolonial Belanda (non muslim) haram hukumnya. Dan seringkali kumpulan semacam ini selalu dicurigai oleh kolonial Belanda karena memiliki potensi melakukan perlawanan pada mereka. Sementara di bidang fikih tidak berlebihan jika Syeikh Nawawi dikatakan sebagai "obor" mazhab imam Syafi'i untuk konteks Indonesia. Melalui karyakarya fiqhnya seperti Syarh Safinat a/-Naja, Syarh Sullam a/-Taufiq, Nihayat a/Zain fi Irsyad a/-Mubtadi'in dan Tasyrih a/a Fathul Qarib,sehingga Syekh Nawawi berhasil memperkenalkan madzhab Syafi'i secara sempurna Dan, atas dedikasi Syekh Nawawi yang mencurahkan hidupnya hanya untuk mengajar dan menulis mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan. Hasil tulisannya yang sudah tersebar luas setelah diterbitkan di berbagai daerah memberi kesan tersendiri bagi para pembacanya. Pada tahun 1870 para ulama Universitas alAzhar Mesir pemah mengundangnya untuk memberikan kuliah singkat di suatu forum diskusi ilmiyah. Mereka tertarik untuk mengundangnya karena nama Syekh Nawawi sudah dikenal melalui karya-karyanya yang telah banyak tersebar di Mesir. Sufi Brilian Sejauh itu dalam bidang tasawuf, Nawawi dengan aktivitas intelektualnya mencerminkan ia bersemangat menghidupkan disiplin ilmu-ilmu agama. Dalam bidang ini ia memiliki konsep yang identik dengan tasawuf. Dari karyanya saja Nawawi menunjukkan seorang sufi brilian, ia banyak memiliki tulisan di bidang tasawuf yang dapat dijadikan sebagai rujukan standar bagi seorang sufi. Brockleman, seorang penulis dari Belanda mencatat ada 3 karya Nawawi yang dapat merepresentasikan pandangan tasawufnya : yaitu Misbah al-Zulam, Qami' al-Thugyan dan Salalim al Fudala. Di sana Nawawi banyak sekali merujuk kitab Ihya 'Ulumuddin alGazali. Bahkan kitab ini merupakan rujukan penting bagi setiap tarekat. Pandangan tasawufnya meski tidak tergantung pada gurunya (pamannya sendiri) Syekh Abdul Karim, seorang ulama tasawuf asal Jawi yang memimpin sebuah organisasi tarekat, Namun atas pilihan karir dan pengembangan spesialisasi ilmu penegatahuan yg ditekuni serta tuntutan masyarakat beliau tidak mengembangkan metoda tarbiyah tasawuf seperti guru2nya. Ketasawufan beliau dapat dilihat dari pandangannya terhadap keterkaitan antara praktek tarekat, syariat dan hakikat sangat erat. Untuk memahami lebih

MOSQUEcentrum 16


mudah dari keterkaitan ini Nawawi mengibaratkan syariat dengan sebuah kapal, tarekat dengan lautnya dan hakekat merupakan intan dalam lautan yang dapat diperoleh dengan kapal berlayar di laut. Dalam proses pengamalannya Syariat (hukum) dan tarekat merupakan awal dari perjalanan (ibtida'i) seorang sufi, sementara hakikat adalah basil dari syariat dan tarikat. Pandangan ini mengindikasikan bahwa Syekh Nawawi tidak menolak praktek-praktek tarekat selama tarekat tersebut tidak mengajarkan hal-hat yang bertentangan dengan ajaran Islam, syariat. Paparan konsep tasawufnya ini tampak pada konsistensi dengan pijakannya terhadap pengalaman spiritualitas ulama salaf. Tema-teman yang digunakan tidak jauh dari rumusan ulama tasawuf klasik. Model paparan tasawuf inilah yang membuat Nawawi harus dibedakan dengan tokoh sufi Indonesia lainnya. la dapat dibedakan dari karakteristik tipologi tasawuf Indonesia, seperti Hamzah Fansuri, Nuruddin al-Raniri, Abdurrauf Sinkel dan sebagainya. Tidak seperti sufi Indonesia lainnya yang lebih banyak porsinya dalam menyadur teori-teori genostik Ibnu Arabi, Nawawi justru menampilkan tasawuf yang moderat antara hakikat dan syariat. Dalam formulasi pandangan tasawufnya tampak terlihat upaya perpaduan antara fiqh dan tasawuf. Ia lebih Gazalian (mengikuti Al-Ghazali) dalam hal ini. Dalam kitab tasawufnya Salalim al-Fudlala, terlihat Nawawi bagai seorang sosok al-Gazali di era modern. Ia lihai dalam mengurai kebekuan dikotomi fiqh dan tasawuf. Sebagai contoh dapat dilihat dari pandangannya tentang ilmu alam lahir dan ilmu alam batin. Ilmu lahiriyah dapat diperoleh dengan proses ta'alum (berguru) dan tadarrus (belajar) sehingga mencapai derajat 'alim sedangkan ilmu batin dapat diperoleh melului proses dzikr, muraqabah dan musyahadah sehingga mencapai derajat 'Arif. Seorang Abid diharapkan tidak hanya menjadi alim yang banyak mengetahui ilmu-ilmu lahir saja tetapi juga harus arif, memahami rahasia spiritual ilmu batin. Bagi Nawawi Tasawuf berarti pembinaan etika (Adab). Penguasaan ilmu lahiriah semata tanpa penguasaan ilmu batin akan berakibat terjerumus dalam kefasikan, sebaliknya seseorang berusaha menguasai ilmu batin semata tanpa dibarengi ilmu lahir akan tejerumus ke dalam zindiq. Jadi keduanya tidak dapat dipisahkan dalam upaya pembinaan etika atau moral (Adab). Selain itu ciri yang menonjol dari sikap kesufian Nawawi adalah sikap moderatnya. Sikap moderat ini terlihat ketika ia diminta fatwanya oleh Sayyid Ustman bin Yahya, orang Arab yang menentang praktek tarekat di Indonesia,

MOSQUEcentrum 17


tentang tasawuf dan praktek tarekat yang disebutnya dengan "sistem yang durhaka". Permintaan Sayyid Ustman ini bertujuan untuk mencari sokongan dari Nawawi dalam mengecam praktek tarekat yang dinilai oleh pemerintah Belanda sebagai penggerak pemberontakan Banten 1888. Namun secara hatihati Nawawi menjawab dengan. bahasa yang manis tanpa menyinggung perasaan Sayyid Ustman. Sebab Nawawi tahu bahwa di satu sisi ia memahami kecenderungan masyarakat Jawi yang senang akan dunia spiritual di sisi lain ia tidak mau terlibat langsung dalam persoalan politik. Setelah karyanya banyak masuk di Indonesia wacana keIslaman yang dikembangkan di pesantren mulai berkembang.. Misalkan dalam laporan penelitian Van Brunessen dikatakan bahwa sejak tahun 1888 M, bertahap kurikulum pesantren mulai acta perubahan mencolok. Bila sebelumnya seperti dalam catatan Van Den Berg dikatakatan tidak ditemukan sumber referensi di bidang Tafsir, Ushl al-Fiqh dan Hadits, sejak saat itu bidang keilmuan yang bersifat epistemologis tersebut mulai dikaji. Menurutnya perubahan tiga bidang di atas tidak terlepas dari jasa tiga orang alim Indonesia yang sangat berpengaruh: Syekh Nawawi Banten sendiri yang telah berjasa dalam menyemarakkan bidang tafsir, Syekh Ahmad Khatib (w. 1915) yang telah berjasa mengembangkan bidang Ushul Fiqh dengan kitabnya al-Nafahat 'Ala Syarh al-Waraqat, dan Syekh Mahfuz Termas (1919 M) yang telah berjasa dalam bidang Ilmu Hadis. Sebenarnya karya-karya Nawawi tidak hanya banyak dikaji dan dipelajari di seluruh pesantren di Indonesia tetapi bahkan di seluruh wilayah Asia Tenggara. Tulisan-tulisan Nawawi dikaji di lembaga-Iembaga pondok tradisional di Malaysia, Filipina dan Thailand. Karya Nawawi diajarkan di sekolah-sekolah agama di Mindanao (Filipina Selatan), dan Thailand. Menurut Ray Salam T. Mangondanan, peneliti di Institut Studi Islam, University of Philippines, pada sekitar 40 sekolah agama di Filipina Selatan yang masih menggunakan kurikulum tradisional. Selain itu Sulaiman Yasin, seorang dosen di Fakultas Studi Islam, Universitas Kebangsaan di Malaysia, mengajar karya-karya Nawawi sejak periode 1950-1958 di Johor dan di beberapa sekolah agama di Malaysia. Di kawasan Indonesia menurut Martin Van Bruinessen yang sudah meneliti kurikulum kitab-kitab rujukan di 46 Pondok Pesantren Klasik 42 yang tersebar di Indonesia mencatat bahwa karya-karya Nawawi memang mendominasi kurikulum Pesantren. Sampai saat ia melakukan penelitian pada tahun 1990 diperkirakan pada 22 judul tulisan Nawawi yang masih dipelajari di sana. Dari 100 karya populer yang dijadikan contoh penelitiannya yang banyak dikaji di pesantren-pesantren terdapat 11 judul populer di antaranya adalah karya Nawawi. Penyebaran karya Nawawi tidak lepas dari peran murid-muridnya. Di Indonesia murid-murid Nawawi termasuk tokoh-tokoh nasional Islam yang cukup banyak MOSQUEcentrum 18


berperan selain dalam pendidikan Islam juga dalam perjuangan nasional. Di antaranya adalah : K.H Hasyim Asyari dari Tebuireng Jombang, Jawa Timur. (Pendiri organisasi Nahdlatul Ulama), K.H Kholil dari Bangkalan, Madura, Jawa Timur, K.H Asyari dari Bawean, yang menikah dengan putri Syekh Nawawi, Nyi Maryam, K.H Najihun dari Kampung Gunung, Mauk, Tangerang yang menikahi cucu perempuan Syekh Nawawi, Nyi Salmah bint Rukayah bint Nawawi, K.H Tubagus Muhammad Asnawi dari Caringin Labuan, Pandeglang Banten, K.H Ilyas dari Kampung Teras, Tanjung Kragilan, Serang , Banten, K.H Abd Gaffar dari Kampung Lampung, Kec. Tirtayasa, Serang Banten, K.H Tubagus Bakri dari Sempur, Purwakarta, KH. Jahari Ceger Cibitung Bekasi Jawa Barat. Penyebaran karyanya di sejumlah pesantren yang tersebar di seluruh wilayah nusantara ini memperkokoh pengaruh ajaran Nawawi. Penelitian Zamakhsyari Dhofir mencatat pesantren di Indonesia dapat dikatakan memiliki rangkaian geneologi yang sama. Polarisasi pemikiran modernis dan tradisionalis yang berkembang di Haramain seiring dengan munculnya gerakan pembaharuan Afghani dan Abduh, turut mempererat soliditas ulama tradisional di Indonesia yang sebagaian besar adalah sarjanasarjana tamatan Mekkah dan Madinah. Bila ditarik simpul pengikat di sejumlah pesantren yang ada maka semuanya dapat diurai peranan kuatnya dari jasa enam tokoh ternama yang sangat menentukan wama jaringan intelektual pesantren. Mereka adalah Syekh Ahmad Khatib Syambas, Syekh Nawawi Banten, Syekh Abdul Karim Tanara, Syekh Mahfuz Termas, Syekh Kholil Bangkalan Madura, dan Syekh Hasyim Asy'ari. Tiga tokoh yang pertama merupakan guru dari tiga tokoh terakhir. Mereka berjasa dalam menyebarkan ide-ide pemikiran gurunya. Karya-karya Nawawi yang tersebar di beberapa pesantren, tidak lepas dari jasa mereka. K.H. Hasyim Asya'ari, salah seorang murid Nawawi terkenal asal Jombang, sangat besar kontribusinya dalam memperkenalkan kitab-kitab Nawawi di pesantren-pesantren di Jawa. Dalam merespon gerakan reformasi untuk kembali kepada al-Qur'an di setiap pemikiran Islam, misalkan, K.H. Hasyim Asya'ari lebih cenderung untuk memilih pola penafsiran Marah Labid karya Nawawi yang tidak sarna sekali meninggalkan karya ulama Salaf. Meskipun ia senang membaca Kitab tafsir a/-Manar karya seorang reformis asal Mesir, Muhammad Abduh, tetapi karena menurut penilaiannya Abduh terlalu sinis mencela ulama klasik ia tidak mall mengajarkannya pada santri dan ia lebih senang memilih kitab gurunya. Dua tokoh murid Nawawi lainnya berjasa di daerah asalnya. Syekh Kholil Bangkalan dengan pesantrennya di Madura tidak bisa dianggap kecil perannya dalam penyebaran karya Nawawi. Begitu juga dengan Syekh Abdul Karim yang berperan di Banten dengan Pesantrennya, dia terkenal dengan nama Syekh Ageng. Melalui tarekat Qadiriyah wan Naqsyabandiyah Ki Ageng menjadi tokoh sentral di bidang tasawuf di daerah Jawa Barat.

MOSQUEcentrum 19


Kemudian ciri geneologi pesantren yang satu sarana lain terkait juga turut mempercepat penyebaran karya-karya Nawawi, sehingga banyak dijadikan referensi utama. Bahkan untuk kitab tafsir karya Nawawi telah dijadikan sebagai kitab tafsir kedua atau ditempatkan sebagai tingkat mutawassith (tengah) di dunia Pesantren setelah tafsir Jalalain. Peranan Syekhpara pemimpin pondok pesantren dalam memperkenalkan karya Nawawi sangat besar sekali. Mereka di berbagai pesantren merupakan ujung tombak dalam transmisi keilmuan tradisional Islam. Para Syekhdidikan K.H Hasyim Asyari memiliki semangat tersendiri dalam mengajarkan karya-karya Nawawi sehingga memperkuat pengaruh pemikiran Nawawi. Dalam bidang tasawuf saja kita bisa menyaksikan betapa ia banyak mempengaruhi wacana penafsiran sufistik di Indonesia. Pesantren yang menjadi wahana penyebaran ide penafsiran Nawawi memang selain mejadi benteng penyebaran ajaran tasawuf dan tempat pengajaran kitab kuning juga merupakan wahana sintesis dari dua pergulatan antara tarekat heterodoks versus tarekat ortodoks di satu sisi dan pergulatan antara gerakan fiqh versus gerakan tasawuf di sisi lain. Karya-karnya di bidang tasawuf cukup mempunyai konstribusi dalam melerai dua arus tasawuf dan fiqh tersebut. Dalam hal ini Nawawi, ibarat alGazali, telah mendamaikan dua kecenderungan ekstrim antara tasawuf yang menitik beratkan emosi di satu sisi dan fiqh yang cenderung rasionalistik di sisi lain. sumber: http://rohimuddin.com/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=14

MOSQUEcentrum 20


Interior Mesjid Al Aqsa


Lombok

Jejak Islam di

Jejak penyebaran agama Islam tidak hanya ada di pulau Jawa, namun hampir di seluruh pulau di Nusantara terdapat jejak-jejak peninggalan Islam. Namun, jejak peninggalan para penyebar agama Islam yang paling kental adalah masjid. Berkat kerja keras para penyebar agama Islam, Islam mampu menyentuh aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan jejak perjuangan dalam mengusir penjajah pun tak lepas dari semangat jihad para ulama. Di Lombok, perjuangan mengusir kaum penjajah juga tak lepas dari peran serta para ulama yang dikenal dengan sebutan Tuan Guru. Sebut saja, TGH Moh Sidiq Karang Kelok yang membantu perjuangan masyarakat Praya dalam Praya Congah. TGH Ali Batu Sakra yang pernah menggegerkan Lombok Timur bahkan memicu terjadinya Perang Lombok pada tahun 1894 dan masih banyak lagi peran serta Tuan Guru dalam sosial kehidupan masyarakat Lombok. Dalam upaya menyusuri kembali perjuangan para penyebar agama Islam di Nusantara, PT PLN (Persero) bekerja sama dengan Batavia Air dan PT Nusantara Multimedia menyorot kembali jejak peninggalan para penyebar agama Islam dengan tajuk Jejak Masjid Nusantara. Dalam lawatannya untuk wilayah Nusa Tenggara Barat, Jejak Masjid Nusantara mengambil Masjid Ar Raisyah di Sekarbela dan Masjid Bayan Beleq di Bayan. Masjid Ar Raisiyah, Masjid yang termasuk dalam kawasan Desa Sekarbela ini telah mengalami renovasi beberapa kali. Renovasi yang pertama dilakukan setelah Masjid terbakar akibat peperangan antara masyarakat Sekarbela yang menuntut kematian Tuan Guru Padang Reak dengan penguasa saat itu. Saat itu, bentuk masjid Sekarbela berbentuk empat persegi dengan dinding bedek, atap rumbia, lantai tanah dan yang menjadi ciri khas adalah empat soko guru. Setelah kebakaran, Masjid dibangun kembali oleh TGH Mustafa dan TGH Moh. Toha. Bentuk Masjid masih sederhana dengan empat soko guru. Dari peninggalan yang ada yakni sebuah kaligrafi tertulis angka 1350 H. Saat itu bangunan Masjid sudah lebih baik dari sebelumnya namun masih sederhana. Kemudian pada tahun 1890 M, atas prakarsa TGH M Rais, masjid direnovasi dengan memanfaatkan atap dari genteng. Jamaah yang semakin banyak menginspirasikan penerus selanjutnya, yakni TGH Muktamat Rais anak dari TGH Muhamaad Rais, untuk membangun kembali Masjid pada tahun 1974 dengan kontruksi beton. Namun dikarenakan jamaah yang semakin banyak

MOSQUEcentrum 22


Jejak penyebaran agama Islam tidak hanya ada di pulau Jawa, namun hampir di seluruh pulau di Nusantara terdapat jejak-jejak peninggalan Islam. Namun, jejak peninggalan para penyebar agama Islam yang paling kental adalah masjid. Berkat kerja keras para penyebar agama Islam, Islam mampu menyentuh aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan jejak perjuangan dalam mengusir penjajah pun tak lepas dari semangat jihad para ulama. Di Lombok, perjuangan mengusir kaum penjajah juga tak lepas dari peran serta para ulama yang dikenal dengan sebutan Tuan Guru. Sebut saja, TGH Moh Sidiq Karang Kelok yang membantu perjuangan masyarakat Praya dalam Praya Congah. TGH Ali Batu Sakra yang pernah menggegerkan Lombok Timur bahkan memicu terjadinya Perang Lombok pada tahun 1894 dan masih banyak lagi peran serta Tuan Guru dalam sosial kehidupan masyarakat Lombok. Dalam upaya menyusuri kembali perjuangan para penyebar agama Islam di Nusantara, PT PLN (Persero) bekerja sama dengan Batavia Air dan PT Nusantara Multimedia menyorot kembali jejak peninggalan para penyebar agama Islam dengan tajuk Jejak Masjid Nusantara. Dalam lawatannya untuk wilayah Nusa Tenggara Barat, Jejak Masjid Nusantara mengambil Masjid Ar Raisyah di Sekarbela dan Masjid Bayan Beleq di Bayan. Masjid Ar Raisiyah, Masjid yang termasuk dalam kawasan Desa Sekarbela ini telah mengalami renovasi beberapa kali. Renovasi yang pertama dilakukan setelah Masjid terbakar akibat peperangan antara masyarakat Sekarbela yang menuntut kematian Tuan Guru Padang Reak dengan penguasa saat itu. Saat itu, bentuk masjid Sekarbela berbentuk empat persegi dengan dinding bedek, atap rumbia, lantai tanah dan yang menjadi ciri khas adalah empat soko guru. Setelah kebakaran, Masjid dibangun kembali oleh TGH Mustafa dan TGH Moh. Toha. Bentuk Masjid masih sederhana dengan empat soko guru. Dari peninggalan yang ada yakni sebuah kaligrafi tertulis angka 1350 H. Saat itu bangunan Masjid sudah lebih baik dari sebelumnya namun masih sederhana. Kemudian pada tahun 1890 M, atas prakarsa TGH M Rais, masjid direnovasi dengan memanfaatkan atap dari genteng. Jamaah yang semakin banyak menginspirasikan penerus selanjutnya, yakni TGH Muktamat Rais anak dari TGH Muhamaad Rais, untuk membangun kembali Masjid pada tahun 1974 dengan kontruksi beton. Namun dikarenakan jamaah yang semakin banyak dan kompleknya kegiatan, pada tahun 2001 Masjid direnovasi kembali dengan desain Timur Tengah dan berlantai tiga. Diperkirakan dana yang dihabiskan untuk membangun Masjid ini sekitar Rp 6 milyar. Ketua pembangunan Masjid Ar Raisiyah, H. Saiful Haq menjelaskan dana untuk membangun masjid sebagian besar dari swadaya masyarakat. "Insya Allah, tahun depan bangunan sudah rampung," terangnya.

MOSQUEcentrum 23


Masjid Bayan Beleq Masjid yang terletak di Desa Bayan kecamatan Bayan kabupaten Lombok Barat ini menjadi saksi sejarah masuknya Islam ke pulau Lombok. Menurut beberapa catatan, Islam masuk ke Lombok dibawa oleh Wali Songo sekitar abad ke-16. Dalam perkembangannya, Islam yang masuk ke Lombok khususnya Bayan diwarnai oleh adat istiadat setempat. Semakin kompleknya perkembangan, kemudian di Bayan berkembang menjadi suatu ajaran yang dikenal sebagai Wetu Telu. Menurut pemangku adat Bayan, Raden Gedarif, Wetu Telu merupakan ajaran leluhur yang berintikan ajaran; bertelur, beranak dan tumbuh. Bila kondisi ini bisa dijalankan oleh manusia maka dunia akan aman sejahtera. "Ajaran ini menselaraskan hidup manusia dengan Allah, alam dan sesama manusia," terangnya. (sumber PLN Lombok)

Lombok

Jejak Islam di

MOSQUEcentrum 24


Youth Community

Islam Pilihan Hidup Gue!

Amira Mehnaaz http://www.gaulislam.com/islam-pilihan-hidup-gue

MOSQUEcentrum 25


Hari gini kalau ngomongin soal remaja gaul pasti nggak jauh dari sosok cewekcowok yang fashionable alias mereka yang selalu update penampilan sesuai tren; rambut bonding atau ala harajuku, di-highlight warna-warni, baju harus minimal distro atau FO (factory outlet). Parfum dengan segala jenisnya juga nggak ketinggalan dimasukkin ke dalam daftar belanja bulanan. Plus, supaya nggak dinilai mati gaya, handphone kudu yang 3,5G atau minimal yang GPRS connected supaya internet tetap online dan acara chatting jalan terus. Supaya nggak dianggap makhluk purbakala, info musik, film, olahraga, en fashion kudu jadi santapan harian. Eh, ada yang protes nih kayaknya. Gue nggak segitu-gitunya deh ya. Gaul emang kudu. Remaja gitu loh. Tapi, nggak harus juga kayak gitu. Belajar yang bener en jadi orang pinter itu yang harusnya jadi tujuan! Soal baju sih yang penting enak dipake dan nggak telanjang. HP jadul bekas lengseran bokap atau nyokap? Nggak apa-apa. Yang penting kan masih bisa buat nelpon dan sms-an. Iya, ada juga kok emang remaja yang rajin belajar, hemat, baik hati, en nggak sombong lagi. Swit..swiw‌ Kalau ditanya siapa remaja yang paling gaul, pasti deh pada berebut unjuk diri dengan ngeluarin semua bukti. Kalau ditanya siapa remaja peduli masa depan dan rajin belajar, yakin deh banyak yang nggak mau ketinggalan. Kalau perlu nih, pada bawa rapor untuk diperlihatkan. Kalau ditanya siapa remaja peduli masa depan plus gaul,

wah ini sih pasti lebih banyak lagi yang mengaku tanpa terpaksa. Entah yang beneran sesuai realita? atau cuma ngaku-ngaku biar dianggap hebat. Tapi, kalau ditanya siapa remaja yang relijius? Hmm‌ kira-kira pada berebut tunjuk tangan juga nggak ya? Kayaknya nggak tuh. Kebanyakan pada mundur. Remaja relijus? Wuih! Berat, bro. Agama gue emang Islam, tapi ya gitu deh. Udah jadi hal yang umum banget para remaja lebih familiar sama urusan penyanyi papan atas, band-band ngetop, aksesoris branded. Fakta yang jamak juga remaja lebih ngerasa cool kalo ngedugem daripada ngaji. Hang out bareng temen ke kafe atau nikmatin nomat jadi hal yang kudu ada dalam agenda week end. Padahal sebagian besar remaja tersebut adalah muslim. So what gitu loh? Agama kita emang Islam, tapi bukan berarti kita harus ketinggalan jaman kan? Kayak gitu tuh respon yang biasanya muncul kalau soal agama diungkit-ungkit ke mereka. Ngomongin Islam dalam beraktivitas keseharian kayaknya yang gimana gitu. Kayak yang ogah banget. Udah deh nggak usah bawa-bawa agama kalo ngomongin soal fashion. Please deh nggak usah bawa-bawa Islam kalo ngomongin pacaran. Aduuuh, gue tuh cuma pengen cari hiburan, kenapa juga harus cari tahu dulu aturan Islam? Brotha, Sista, Islam diturunkan Allah Swt. melalui Muhammad Rasulullah saw. sebagai aturan yang komplit

MOSQUEcentrum 26


t dalam hidup dan berkehidupan. Sebagai aturan yang komplit, Islam ngatur semua urusan hidup. Urusan makan, minum, sikap ke ortu, menuntut ilmu, bergaul, nonton, denger musik, soal lingkungan hidup, kebersihan, cara ngedapetin harta, gimana ngeluarin harta, gimana hidup sehat, sampe urusan pertahanan-keamanan negara sampe politik ada semuanya dalam Islam. Dan juga, Islam sebagai aturan hidup pastinya nggak pernah bakal ketinggalan jaman. Never ever! Hidup manusia pasti harus maju dan berkembang. Masa' iya kalo dulu jaman nenek moyang kirim berita pake jasa merpati, sekarang tetep begitu. Kan nggak. Hari gini, jaman facebook eksis gitu lho. Kalau dua ratus tahun yang lalu kemana-mana pake onta atau kuda, masa' iya hari gini masih naik begituan. Nggak lah, kan udah jaman motor matic, mobil matic, bis dengan bahan bakar gas nih! Islam paham banget manusia dengan akal yang dikasih Allah Ta'ala pasti bisa bikin banyak teknologi yang memudahkan, makanya Islam nggak pernah ngekang manusia untuk terus berinovasi. Tapi, Islam juga punya aturan yang jelas gimana kemajuan teknologi nggak bikin manusia lupa diri. Nggak kayak sekarang, atas nama pembangunan berapa juta hektar hutan yang dikorbankan. Atas nama meraih identitas sebagai manusia modern jadi tega ngorbanin manusia lainnya. Sebagian kecil hidup dalam gelimang harta, sebagian besar lainnya dibiarkan hidup terlunta-lunta. Itu fakta yang

terjadi saat ini, dan fenomena kayak gitu sama sekali bukan fenomena kehidupan manusia modern. Mana ada manusia modern nggak punya hati ngeliat manusia kanan-kirinya mati? Islam bikin hidup sukses, maju, sekaligus mulia dunia en akhirat, Bro,Sis! Setiap manusia yang lahir sejatinya adalah muslim. Ketika ruh ditiupkan saat kita berusia empat bulan dalam kandungan ibu-ibu kita, kita berikrar bahwa tiada Tuhan selain Allah Swt. Ikrar yang nggak sembarang ikrar! Ikrar itu sumpah kita! Kalo kita udah bersumpah bahwa nggak ada Tuhan selain Allah Ta'ala, artinya nggak ada zat lain, nggak ada sesuatu yang lain yang seharusnya kita sembah, kita turuti segala perintah dan larangan selain Allah subhanahu wa ta'ala. Kita juga sebagai muslim pastinya bersyahadah bahwa Muhammad utusan Allah Swt. Artinya, nggak ada manusia lain, satupun, di muka bumi ini, yang kita ikutin perkataannya, perbuatannya, dan diamnya, selain Muhammad saw. Jadi remaja yang relijius, berarti remaja yang berusaha semampu mungkin untuk ngejalanin apa yang Islam perintahkan dan ngejauhin apa yang Islam larang, berdasarkan kesadaran syahadah kita pastinya. Nah, kalo menjadi sosok relijius emang konsekuensi dari syahadah, kenapa juga kita jadi minder? Kan, itu emang seharusnya. Malah kita harus berusaha keras supaya bisa mencapai level relijius itu. Tapi, bukan berarti kita juga harus sok koar-koar relijius ya. Itu sih s o m b o n g .

MOSQUEcentrum 27


Orang sombong nggak sesuai dengan ajaran Islam. En, berarti menodai makna relijius yang sebenarnya. Cuma untuk Islam Islam yang jadi jalan hidup jangan sampai deh cuma dipake kalau pas waktu tertentu aja. Pas Ramadhan aja pada rame tadarusan. Atau pas pesantren kilat, baru deh pada? rame pake jilbab. Ngejalanin Islam emang kudu harian. Tapi‌ gue nggak mau dibilang radikalis, fundamentalis, atau bahkan teroris. Siapa yang bilang kalau seorang muslim ingin menjadi sebenarbenarnya muslim terus jadi teroris? Ngebela diri dan agama yang dilecehin seperti yang dilakukan saudarasaudara kita di Palestina dan Irak masa' dibilang teroris? Terus, kalau tentara Amerika dan Israel ngebantai saudarasaudara kita di sana kok nggak dibilang teroris gitu? Terus, istilah fundamentalis en radikalis sering dikaitin sama kekerasan. Kamus bahasa Indonesia juga memasukkan kata kekerasan untuk dikaitkan dengan radikalis dan fundamentalis. Padahal nih kalo kita mau liat-liat di kamus English to English (karena kan kata radikalis dan fundamentalis dari bahasa Inggris, jadi afdolnya kita kudu liat kamus dari bahasa yang sama), fundamentalis berasal dari kata fundamental yang artinya aturan, prinsip dasar. Nah, fundamentalis berarti orang yang menerapkan aturan dan prinsip dasar.

Gimana dengan radikal? Radikal artinya dasar, perubahan yang mendasar dan menyeluruh. Orang yang radikal berarti orang yang melakukan perubahan yang mendasar dan menyeluruh. Nah, apa salahnya coba dengan kata fundametalis dan radikal? Sebagai muslim, emang udah jadi keharusan kan untuk menerapkan aturan atau prinsip dalam Islam. Sebagai muslim kita juga kudu ngelakuin perubahan yang mendasar dan menyeluruh terhadap kehidupan saat ini yang sangat tidak adil dan jauh dari sejahtera, supaya bisa menjadi adil dan sejahtera. Kalo ada cap orang yang fundamentalis dan radikal itu suka melakukan kekerasan, itu sih black campaign alias propapaganda negatif. Karena orang yang melakukan perubahan dengan Islam, dia pastinya harus tunduk kepada aturan Islam. Dan, Islam mengajarkan bahwa perubahan itu dilakukan dengan dakwah tanpa kekerasan. Kalo musuh Allah Swt, musuh Islam, kasih label yang aneh-aneh ke kita itu supaya kita jadi ngeri sama Islam, terus jadi ngejauhin diri dari Islam. Kalo udah jauh dari Islam, kita jadi jauh sama tuntuntan hidup sebenarnya, kita jadi cupu, jadi lemah. Kita jadi gampang dipengaruhin sana-sini, "disuntik" pemikiran-pemikiran yang sesuai dengan maunya penjajah. Kalo pemikiran kita, benar-salah menurut kita sama dengan benar-salah menurut penjajah, kita jadi gampang dijajah.

MOSQUEcentrum 28


. Boro-boro berjuang ngusir penjajah, punya niat ngelawan aja nggak. Apa yang kayak gitu yang kita mau? Nggak lha yauw! Islam seharusnya bikin hidup kita beda! Remaja muslim bukan remaja pasaran. Kemana-mana dia pasti menampilkan pancaran yang khas, yang nggak biasa-biasa aja. Tegas dalam bersikap. Yang menurut Allah Swt. dan RasulNya itu benar (haq) maka akan tetap menjadi kebenaran. Yang menurut Allah dan Rasul-Nya itu salah (bathil), maka selamanya salah. Bukan tipe manusia plin-plan. Bukan manusia yang sukanya ikut-ikutan. Di saat yang sama dia juga tulus dalam berkasih sayang terhadap sesama. Cerdas dalam mencari solusi kehidupan, juga gaul terhadap perkembangan jaman. Pemberi solusi, bukan penyumbang masalah. Pembela kebenaran, pejuang keadilan, bukan tipe penjilat apalagi pengkhianat. Duh, jauh deh ya. Cuma Islam yang bisa bikin remaja begitu. Cuma Islam yang bisa bikin remaja jadi powerful untuk meraih citacita. Nggak gampang nyerah sama keadaan. Karena dia sadar kalo citacita yang dia perjuangkan adalah citacita yang membawa maslahat bagi umat di dunia dan akhirat. Islam wajib diperjuangkan! Ketika seorang muslim sudah menjadikan Islam sebagai pilihan hidupnya, jadi hal yang wajar kalau dia mati-matian memperjuangkan. Seperti para pejuang Islam berikut ini: Ibnu Mas'ud, seorang sahabat

Rasulullah, membacakan al Quran di dekat Ka'bah di waktu dhuha di hadapan orang-orang Quraisy yang sedang berkumpul. Orang-orang Quraisy berdiri? menghampiri dia, lalu memukulinya. Tetapi Ibnu Mas'ud terus membaca al Quran sampai wajahnya babak-belur. Shafiyyah binti Abdul Muthalib, bibi Rasulullah saw, dialah wanita pertama yang membunuh kaum musyrikin. Di pertempuran Uhud, kala kaum muslimin tercerai-berai turun dari bukit tidak mendengar perintah Rasulullah, tinggallah Ali bin Abi Thalib, Umar bi Khatab, Zubair bin Awwam (putra Shafiyyah) , dan Abu Bakar ash-Shidiq. Salah satu gembong kaum kafir, Ubay bin Khalaf mendekat untuk membunuh Rasulullah dengan tombaknya. Namun, Rasulullah mampu merebut tombak itu dan menancapkannya ke tubuh Ubay. Di sisi yang berlainan, Shafiiyah tidak berkedip memperhatikan kondisi kaum muslimin yang mulai terdesak. Semangat juangnya membara dan semakin berkobar melihat pihak kaum muslimin terdesak. Bagai singa betina, dia segera meloncat ke punggung kuda dan menyambar pedang salah seorang muslimin yang sedang berlari. Bagaikan terbang Shafiyyah memacu kudanya ke tengah-tengah medan pertempuran. Pedang Shafiyyah berkelebat ke sana-sini mencari sasaran musuh. Tidak sia-sia karena banyak kaum kafir Quraisy yang tewas di tangannya. Ustadz Sayyid Quthb ketika ditanya oleh mahkamah tentang penguasa

MOSQUEcentrum 29


yang berhukum kepada selain apa yang diturunkan Allah (al-Quran). Beliau menjawab, "Dia Kafir." Maka sebagian muridnya bertanya, "Mengapa engkau berterus terang dalam masalah ini di hadapan mahkamah, padahal lehermu di antara para algojo?" Beliau menjawab, "Ada dua sebab. Sebab yang pertama: karena kami berbicara masalah akidah, maka tidak boleh tauriyah (diplomasi atau menyampaikan perkataan yang berbeda dengan isi hati). Sebab yang kedua: Tidak boleh menyatakan kalimat kekafiran bagi seorang yang diikuti orang banyak. Para pemuda yang menjadi perintis dan teladan umat, maka tidak boleh baginya menyatakan kalimat kekafiran dan bersikap tauriyah dan tidak boleh baginya mengambil dasar ayat di atas. Ketika orang-orang dekatnya mengatakan pada beliau: "Wahai Sayyid! Seandainya engkau mau mengajukan grasi". Beliau menjawab: "Sesungguhnya jari yang menyaksikan ketauhidan Allah di dalam sholat akan menolak menuliskan satu huruf pun yang mengakui hukum thoghut. Mengapa saya harus mengajukan grasi? Jika saya diadili dengan haq, maka saya akan ridho dengan al-haq, dan jika saya diadili dengan bathil, maka saya merasa lebih besar daripada mengajukan grasi yang bathil."

dengan menampilkan sosok muslim sejati di diri kita, dengan kriteria seperti yang udah dijabarin di atas. Belum ngerasa sreg ngejadiin Islam sebagai pilihan hidup? Bisa jadi karena kita belum kenal Islam secara mendalam. Kalau belum kenal, gimana bisa jadi sayang sama Islam. Kalau nggak sayang, pasti deh nggak bakal ngejadiin Islam sebagai pilihan hidup. Nah, supaya bisa sayang, mulai sekarang kenal en gaul deh seringsering sama Islam. Yang rutin jadwalnya (minimal pantengin terus deh buletin gaulislam: http://gaulislam.com). Usahanya juga harus pol. Insya Allah kita pasti bakal jatuh cinta sama Islam dan akhirnya rela ngejadiin Islam sebagai pilihan hidup. Lagipula milih Islam nggak pernah ada ruginya, bikin kita selamat dunia-akhirat! Mau? Yes!

Itu sedikit contoh para pejuang Islam yang dengan segenap jiwa dan raga membela Islam. Ya iya dong. Kalo Islam udah jadi pilihan hidup, tentunya harus kita bela habis-habisan. Kalo jaman sekarang, kita bisa bela Islam

MOSQUEcentrum 30


Mosque of Cordova, Spain

MOSQUEcentrum 31


Elizabeth Valencia Bersyahadah Melalui Telepon Leila Amra http://www.gaulislam.com/elizabeth-valencia-bersyahadah-melalui-telepon

Elizabeth Valencia adalah seorang gadis belia kelahiran Tijuana, Meksiko. Sebelum memeluk Islam dia merasa hidupnya seakan tak berharga. Karena tubuhnya yang gemuk dia sering diejek di sekolah. Dia makin stress dan tak punya semangat hidup. Begitulah, waktu terus berjalan hingga satu ketika di musim panas tahun 2000, Elizabeth bertemu dengan seorang pemuda yang kemudian memperkenalkan Islam dan memberinya hadiah sebuah mushaf Al-Quran. Diapun mulai mengkajinya hingga akhirnya pada 13 Februari 2001 dia bersyahadah dan mengganti namanya menjadi Asma Alia. Bagaimana kisah ketertarikannya pada Islam? Berikut kisah lengkapnya seperti dituturkannya. *** "Aku muallaf sejak 13 February 2001. Alhamdulillah!" ujar Elizabeth Valencia? yang lahir di Tijuana, Baja California, Mexico pada 14 Juni 1986. Selepas masuk Islam di usia 14 tahun, dia berganti nama dengan Asma Alia. "Saat ini akulah satu-satunya muslim di dalam keluarga. Tapi aku yakin satu saat akan bertambah lagi muallaf di rumahku, Insya Allah," tukas dia yakin.? Bagaimana kisahnya hingga Asma memeluk Islam? "Kisah keislamanku sebenarnya telah dimulai sejak aku masih kanakkanak," lanjut Asma seraya berharap kisahnya bisa membawa perubahan bagi orang lain yang saat ini mencari kebenaran dalam lembaran hidup mereka. Hidup tak bernilai "Sebelum memeluk Islam, aku merasa hidupku seakan tak bernilai. Aku melihat seakan tak ada lagi kehidupan bagiku, tak ada yang namanya masa depan. Ditambah lagi hubunganku dengan kedua orangtua yang tak harmonis," aku Asma. Di sekolah, Asma merasa disisihkan oleh rekan-rekannya. "Memang aku punya banyak teman, tapi jujur saja mereka serasa bak orang asing di mataku. Sehingga sulit sekali untuk akur dan saling berbagi," imbuh dia. "Adakalanya, orang-orang melihatku dengan pandangan aneh. Aku ibaratnya seperti orang buangan. Oya waktu masih bocah aku kelebihan

MOSQUEcentrum 32


berat badan alias. Bahkan makin gemuk persis orang dewasa padahal waktu itu aku masih duduk di bangku SMP. Sering aku pulang ke rumah dengan tangisan sebab teman-temanku kerab mengejekku dengan katakata yang menyakitkan. Inilah yang membuatku makin down dan tersisih," kata dia lagi. Hal itu membuat prestasinya di sekolah menurun, padahal dia termasuk siswa berperingkat bagus. "Waktu masih di kelas 6 aku tak pernah bolos sekolah. Aku cinta sekolah," kata dia mengenang. Hingga satu ketika aku mencoba berteman dengan beberapa anak muda. Ya biasa lah, masuk masa puber, mulai suka dengan lawan jenis. Aku ingin akrab dengan mereka. Sayangnya, aku harus menelan kekecewaan. Tak ada seorangpun yang menyukaiku. Ketika itu, aku makin benci dengan diriku sendiri," lanjutnya. "Satu hari, aku pasrah dengan keadaan dan tak mampu mencari solusi lain untuk mengatasi permasalahan hidupku. Aku ceritakan semua masalah yang membebaniku kepada setiap orang dalam rumahku, tentang bagaimana sikap orang-orang di sekolahku. Termasuk kepada kakek dan nenek, yang kutahu juga tidak begitu menyukaiku. Aku tumpahkan semua isi hatiku, tentang betapa tak bahagianya hidupku, betapa aku kesepian. Pokoknya semuanya." Sebagai penganut Katolik Asma lalu berupaya mencari solusi dengan banyak berdoa. "Aku berdoa untuk hidup yang lebih baik. Tapi tak ada yang berubah. Aku pasrah dan ingin bunuh diri. Keinginan ini muncul saat aku berumur 13 dan 14 tahun. Untung pikiranku masih jernih, bunuh diri bukan jalan terbaik menyelesaikan masalah. Tapi hidup makin hari serasa makin berat saja," lanjut dia. Asma sering cemburu dengan teman-temannya yang rata-rata sudah punya pacar. Dia sering berangan-angan punya wajah cantik. Lalu disukai banyak pria. Sering juga sang ibu menghibur Asma dengan menyebutkannya anak yang cantik. "Tapi aku tahu ibu berbohong. Ucapan itu cuma untuk menghiburku saja," tukas Asma. "Tapi, selepas memeluk Islam, dan ingat kejadian masa lalu, rasanya aku bukanlah orang yang buruk di dunia ini. Ya aku cuma gemuk saja. Tak lebih dari itu. Benar kata ibu wajahku cantik. Tapi entah kenapa aku merasa hidupku buruk. Untung Allah datang dan membimbingku ke jalan yang benar," syukur Asma. Bertemu pemuda Islam Ceritanya, pas musim panas tahun 2000 silam, Asma bertemu dengan seorang seorang pemuda yang kemudian memperkenalkan Islam kepadanya. "Aku masih sangat ingat, hari Sabtu 4 Nopember dia MOSQUEcentrum 33


menghadiahiku sebuah mushaf Al-Quran. Akupun mulai mengkajinya. Hanya dalam waktu 3,5 bulan, aku berhasil mempelajarinya secara tuntas!? Menakjubkan. Tahu tidak, inilah bacaan pertamaku yang mampu kutamatkan secara tuntas tanpa kehilangan satu katapun. Sebelumnya buku apapun yang kubaca tak ada yang tamat. Masya Allah!," kata Asma gembira. Pada 13 Februari 2001 Asma jatuh sakit dan dia terbaring lemah di atas pembaringannya di rumah. Dia merasa depresi berat. Layaknya orang baru putus cinta. "Batinku benar-benar tertekan. Aku punya pacar dan kami sudah sepakat nanti jika sudah sampai waktunya akan menikah. Dia pun tak menampik. Sayangnya, keluarga pacarku itu ternyata telah menyiapkan gadis lain di kampungnya," cerita Asma kelu. Di tengah kegalauan itu muncul ide dalam kepalanya. "Aku ingin bikin perubahan dalam hidup ini," batin Asma. Kendati kondisi lemah, dia beranjak dari tempat tidur dan bergegas menuju ke Mesjid Hamzah, sebuah mesjid di Mira Mesa, selatan California. Sebelumnya Asma mengontak dua orang rekan muslimah untuk ketemu di sana. "Aku ceritakan pada mereka bahwa aku telah mempelajari Islam dan butuh saran mereka. Kepada salah seorang dari muslimah itu, dia baru berusia 13 tahun, aku sebutkan bahwa aku mau masuk Islam tapi tidak tahu bagaimana caranya. Rekan muslimah itu menyebut sangat sederhana sekali. Pertama harus ada dua kalimah syahadah di dalam hati. Begitupun, kata dia, aku musti mendeklarasikan kalimah itu di hadapan muslim lain sebagai saksi keislamanku," kisah Asma panjang lebar. Bersyahadah via telepon Mendengar penjelasan temannya tersebut Asma pun setuju dan tak mau menunggu lagi untuk segera mengucapkan dua kalimah syahadah. "Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah. Alhamdulillah! Aku bersyahadah melalui telepon. Disaksikan oleh rekan muslimah yang baru berusia 13 tahun itu, di seberang sana ada saksi lain yakni? ayah si muslimah tersebut dan seorang pembantunya. Merekalah saksi keislamannku," kisahnya lagi. Asma tampak berlinangan airmata. Dia merasakan tubuhnya ringan sekali. Mungkin itu yang disebut, dosa-dosa di masa silam bagi orang yang baru memeluk Islam dimaafkan alias dihapuskan. "Segera setelah proses syahadah itu, aku pun menemui rekan-rekan lain yang selama ini mengajarkanku apa itu Islam. Mereka sangat gembira sekali. Setelah itu akupun pulang untuk mandi. Di kaca aku berujar "Aku sudah jadi muslim, aku sudah jadi muslim. Oh masya Allah, aku jadi muslim!". Ya aku sangat gembira sekali," ujar Asma.

MOSQUEcentrum 34


Ibunya syok Hari-hari berikutnya, Asma bertemu dengan banyak rekannya yang muslimah seraya memberitahukan keislamnnya. "Tapi aku belum berani menceritakan pada orangtuaku. Aku takut dan menduga bisa saja dibunuh, gara-gara masuk Islam. Aku minta saran seorang muslimah apa yang musti kulakukan. Kata dia memang sebaiknya tak usah diberitahukan dulu hingga nanti ada waktu yang tepat. Soalnya aku juga masih sangat kecil sekali, baru 14 tahun," sebut Asma. Asma akhirnya menceritakan perihal keislamannya kepada sang ibu. "Ibu sangat terkejut dan sempat syok. Namun di hari berikutnya keadaan membaik. Dia bisa menerima berita itu. Ibu juga menyarankan untuk memberitahu ayah. Tapi aku menolak sarannya. Aku masih butuh waktu. Dan ini semua adalah proses," ceritanya lagi. Hari-hari berikutnya Asma menghabiskan waktunya dengan belajar tatacara shalat. "Aku belajar sendiri melalui buku-buku hingga aku bisa hafal bacaan di dalam shalat. Subhanallah!," syukur Asma. Asma juga kadangkala ke mesjid untuk berjumpa rekan-rekannya dan menanyakan hal-hal yang belum dikuasainya. Mulai pakai jilbab Waktu terus berjalan dan kadar keimanan Asma pun semakin meningkat. Hingga dia memutuskan untuk mengenakan jilbab. Sesuatu yang awalnya sangat berat sekali bagi Asma. "Aku mulai pakai jilbab kala pergi keluar rumah. Aku mencoba untuk istiqamah," ujar Asma. Satu ketika tanpa disadarinya sang ayah melihat kelakuan Asma itu. Asma benar-benar takut kala tahu ayahnya mengamati dia. "Aku takut sekali. Aku takut bakal dimarahi. Dengan segenap kekuatan hati kusampaikan bahwa aku telah masuk Islam dan apa yang kulakukan ini adalah mengikuti perintah Allah. Ayah terpana sejenak. Lalu dia menyebut: "Tidak apa-apa anakku. Tapi sekarang sudah besar dan kamu sudah saatnya memilih. Nak, kamu anak ayah yang paling pintar," kisah Asma perihal jilbab dan respon ayahnya. Sejak itu Asma seolah mendapat kekuatan berlipat. Tepat tanggal 11 Juni 2001 diapun mulai mengenakan jilbab di sekolah. "Hanya 3 hari sebelum ulang tahunku yang ke-15. Jadi ini merupakan hadiah ulang tahun terbesar dalam hidupku. Awaknya aku hendak mengenakannya pas di hari ultah. Tapi batinku mengatakan kenapa musti ditunda sesuatu yang bisa dilaksanakan sekarang. Masha'Allah!," tukas Asma lagi. MOSQUEcentrum 35


Sejak itu pula Asma berhenti memikirkan pandangan orang lain terhadapnya. Misalnya pandangan aneh kala ada warga yang melihatnya berjilbab dan macam-macam hal lainnya. "Berat memang, tapi rasa percaya diriku benar-benar tumbuh. Aku suka dengan jalan hidupku ini. Terutama setelah berjilbab. Alhamdulillah!," kata dia penuh percaya diri. Tak hanya itu, Asma pun mulai berani berdakwah. "Aku mulai menceritakan apa itu Islam kepada ayah setelah sebelumnya hal yang sama juga kuceritakan pada ibu. Aku hanya berusaha, hidayah ada di tangan Allah. Tapi aku yakin satu ketika kedua orangku Insya Allah akan mengikutiku. Amiin," harap Asma. "Aku sangat bahagia sebab Allah SWT telah memberiku peluang untuk menjadi seorang muslim dan satu hari nanti, Insya Allah, semoga aku bisa mendapat seorang pendamping hidup yang saleh, menikah dan memiliki anak serta aku akan menjadi guru bagi mereka. Indah sekali rasanya. Aku sangat mensyukuri atas semua karunia ini. Semoga Allah memelihara hidayah ini dan berharap Allah juga segera memberi hidayah untuk kedua orangtuaku," tutup Asma.

MOSQUEcentrum 36


MOSQUEcentrum 37


C贸rdoba Mosque, Spain


copyright2009


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.