Muhammad Rafialdy Janitra
1
2
3
Lokasi Tapak berada di kawasan Bandung Timur, tepatnya di Kelurahan Cipamokolan, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung.Tapak memiliki jarak 1,4 km di sebelah selatan dari Jalan Soekarno-Hatta dapat dijangkau melalui Jalan Inspeksi Cidurian dan Jalan Cipamokolan.
Lokasi Tapak dalam lingkup Kota Bandung
Lokasi Tapak dalam lingkup Kecamatan Rancasari
Tema pengembangan perumahan di kawasan ini adalah:
Green and Harmony Living Concept
Tujuan pengembangan perumahantersebut adalah: 1. Mewujudkan hunian yang selaras dalam fungsi sosial, ekonomi, dan ekologis. 2. Menciptakan kawasan hunian yang hijau dan berwawasan lingkungan. Sasaran yang dirumuskan untuk mencapai tujuan tersebut adalah: 1. Menyediakan ruang terbuka untuk wadah interaksi sosial. 2. Mengembangkan green infrastructure untuk mendukung fungsi ekologis.
4
Detail Lokasi Tapak
Batas-Batas Tapak Utara : Permukiman dan Persawahan Selatan : Permukiman dan Persawahan Barat : Jalan Inspeksi Cidurian dan Sungai Cidurian Timur : Jalan Cipamokolan
Pengembangan perumahan sedang ini berada pada lahan seluas 29,95 ha yang direncanakan dibangun 582 unit. Jenis rumah di perumahan ini dibagi menjadi tiga yaitu: Tipe A dengan luas persil 540 m2 berjumlah 97 unit, Tipe B dengan luas persil 375 m2 berjumlah 194 unit, dan Tipe C dengan luas persil 216 m2 berjumlah 291 unit. Tipe
Panjang Persil (m)
Lebar Persil (m)
Luas Persil (m 2)
Jumlah Unit
A
30
18
540
97
B
25
15
375
194
C
18
12
216
291
Jumlah Total Unit
582
Luas Total Persil Rumah (ha)
18,79
Luas Total Tapak (ha)
29,95
Guna lahan eksisting
RTRW Kota Bandung 2011-2031
Guna lahan sekitar tapak rencana didominasi oleh sawah, dan permukiman masyarakat. Berdasarkan RTRW Kota Bandung 20112031, Kawasan tersebut direncanakan sebagai perumahan kepadatan sedang sehingga sudah sesuai dengan peruntukannya.
Pergerakan dari tapak ke pusat kegiatan dijelaskan oleh peta diatas. PPK Gedebage berada di sebelah timur tapak dan dapat dicapai melalui [1] Jl. Soekarno-Hatta maupun [2] Ciwastra. SWK Kordon berada di sebelah barat tapak, dapat dicapai melalui [3] Jl. Soekarno-Hatta atau melalui [4] Margacinta. Dan Untuk mencapai PPK Alun-Alun dapat melalui Jl. SoekarnoHatta ke arah Barat.
Hanya tersedia SD Rancaloa yang berjarak 1 km dan Bank di dekat tapak, tidak ada fasos maupun fasum lainnya yang dapat dimanfaatkan. Oleh karenanya perlu dibangun fasos fasum sesuai standar di dalam lingkungan perumahan.
Potensi bencana yang terdapat pada tapak rencana adalah banjir karena tapak berada di sebelah Sungai Cidurian yang merupakan jalur limpasan banjir. Sebaran banjir dapat dilihat pada gambar di atas.
5
6
Lokasi
Perumahan
Fasilitas
Perumahan
Jumlah
KLB
Luas Bangunan
KDB
Jumlah Lantai
Luas Persil
Luas Lahan
Luas Total Lahan
Rumah Tipe A (30 x 18)
97
1,2
1
540
194
1,2
60 % 60 %
324
Rumah Tipe B (25 x 15)
225
1
375
52.380 72.750
Rumah Tipe C (18 x 12)
291
1,2
60 %
130
1
216
62.856 3.000
Pendidikan
SD
1
1,2
60 %
1.800
1
3.000
hatan
Balai Pengobatan
1
1,2
60 %
240
1
400
400
Peribadatan
Masjid
1
1,2
60 %
900
1
1.500
1.500
Perekonomian
Pertokoan
1
1,2
60 %
1.800
1
3.000
3.000
Danau Retensi
1
1
10.000
10.000
Jogging Track
1
1
1.000
1.000
Sport Center
1
1,2
60 %
6.000
1
10.000
10.000
Auditorium
1
1,2
60 %
1.800
1
3.000
3.000
Kantor RW
1
1,2
60 %
60
1
100
100
1,2
60 %
18
1
30
30
400
400
Rekreasi Pusat Sosial Utilitas
Sub-Pusat (2 unit)
Komponen
Gardu Listrik
1
Waste Water Treatment
1
187.986
35.430
RTH
Taman
1
3.000
3.000
Pendidikan
TK
2
1,2
60 %
300
1
500
1.000
Kesehatan
Posyandu
2
1,2
60 %
39
1
65
130
Perekonomian
Pertokoan
2
1,2
60 %
900
1
1.500
3.000
Peribadatan
Masjid
2
1,2
60 %
120
1
200
400
Sosial
Balai Pertemuan
2
1,2
60 %
180
1
300
600
RTH
Taman
2
1
750
1.500
250
2.500
2.500
14.975
14.975
44.925
44.925
Pusat Lingkungan RTH (10 unit)
Taman Lingkungan
10
Kavling Sudut
6.630
Jalan Hirarki I Ruang Milik Jalan
Jalan Hirarki II
Jalan Hirarki III Buffer Lain Lain
6.959
Keamanan
Pos Hansip
5
1,2
60 %
Persampahan
TPS
1
1,2 TOTAL
60 %
9
1
15
75
12
1
20
20
7.054 299.500
7
Pusat Sub Pusat Jalan Hirarki I Jalan Hirarki II
Batas Lingkungan
Pusat Sub Pusat Jalan Hirarki I Jalan Hirarki II Rumah Tipe A Rumah Tipe B Rumah Tipe C
8
9
10
11
Kota Bandung merupakan salah satu kota yang kental akan kebudayaan, khususnya budaya sunda. Namun seiring perkembangan zaman, dan modernisasi, terjadi perubahan tatanan budaya di masyarakat, yang juga berpengaruh pada perkembangan budaya sunda. Terbatasnya wadah untuk pengembangan budaya sunda mendorong penyediaan wahana preservasi dan pengembangan pusat budaya yang terintegrasi. Dengan fungsinya sebagai ibukota Jawa Barat, pembangunan pusat budaya sunda di Kota Bandung memiliki nilai strategis pengembangan budaya karena aksesibilitas yang tinggi. Melalui pusat budaya tersebut, diharapkan mampu menghadirkan dan melestarikan budaya sunda di tengah perkembangan global dan arus modernisasi.
Luas tapak rencana adalah 6,1 hektar. Lokasi Tapak merupakan bagian dari PPK Gedebage. Tepatnya berada di Kelurahan Cisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung. Batas-Batas Tapak Utara : Permukiman Selatan : Jalan SOR Gedebage/GBLA Barat : Jalan Raya Sapan Timur : Sawah
Little Sunda sebagai Pusat Kebudayaan Sunda yang Kaya, Kreatif, dan Nyaman,
Kaya
: Karya yang ditampilkan berupa seni rupa, musik, tari, sastra, dan berbagai seni lainnya dapat mencerminkan kekayaan Budaya Sunda yang unik dan beragam Kreatif : Berbagai wahana yang disediakan dapat mendorong peningkatan kreativitas pengunjung dan penggiat seni agar dapat mempertahankan ciri khas Budaya Sunda Nyaman : Pusat kebudayaan yang tercipta dapat memberikan rasa nyaman melalui berbagai fasilitas penunjang yang lengkap dan akomodatif bagi pengunjung, pegiat seni, pekerja, dan pejalan kaki. 1. 2. 3.
1. 2. 3.
12
Menciptakan ruang untuk mengapresiasi berbagai karya, seni, dan budaya Sunda Mengembangkan ruang yang kondusif bagi pengunjung untuk berkreasi, berkarya, dan berinteraksi Menciptakan pusat kebudayaan dengan fasilitas yang lengkap dan mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan pengunjung Menyediakan ruang pertunjukan berbagai karya seni yang menampilkan keunikan dan keragaman Budaya Sunda Menyediakan ruang pelatihan kesenian yang berfungsi sebagai wahana edukasi dan mampu mendorong terjadinya interaksi antara pengunjung dan pegiat seni Mengembangkan fasilitas pendukung yang lengkap dan terpadu
Berdasarkan Rencana Pola Ruang SWK Gedebage dalam RDTR Kota Bandung Tahun 2015-2035, site yang dipilih termasuk ke dalam zona wisata dan sebagian kecil perdagangan dan jasa. Lokasi site ini telah sesuai dengan rencana pola ruang yang diperuntukan sebagai zona wisata.
Secara umum kepemilikan tanah berstatus hak guna bangunan. Sehingga dapat dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku.
13
Cluster
1
Komponen
Fungsi Ruang pertunjukan utama dan ruang serbaguna bagi pengunjung Pusat Kebudayaan “Little Sunda�.
1
6.000
Galeri
Ruang untuk memarkan segala bentuk karya seni Kebudayaan Sunda. Fasilitas ini sekaligus menjadi fasilitas yang edukasi mengenai informasi kesenian Sunda.
2
1.500
Ticket Box
Lokasi pembelian tiket masuk Little Sunda juga untuk menonton pagelaran utama di auditorium
1
20
Storage room
Penyimpanan barang atau properti pagelaran dan galeri
1
200
Musholla
Tempat ibadah pengunjung dan pegawai beragama muslim
2
60
4
45
Workshop
Ruang kegiatan pelatihan craft dan pengajaran hal terkait sunda
4
250
Art Center
Ruang kegiatan latihan tari, musik, dan craft
4
200
Ruang berkegiatan komunitas seni dan menjadi wadah berinetraksi, berlatih, dan mengembangkan seni Sunda dari berbagai komunitas maupun Budayawan yang Sekretariat Komunitas terlibat di dalamnya. (termasuk latihan rutin komunitas) seperti contohnya latihan tari, music, pagelaran, dll
8
100
Storage room
Penyimpanan barang atau properti pagelaran dan galeri
3
75
Tempat ibadah pengunjung dan pegawai beragama muslim
2
60
3
45 75
Musholla Toilet
3
Sentra oleh-oleh
Ruang pemasaran produk seni maupun oleh-oleh khas Sunda
10
Culinary Spot
Fasilitas untuk pembeian makanan dan minuman bagi pengguna LItle Sunda
20
21
2 1
590
Tenda Foodcourt ATM Musholla
Mesin penarik uang dari berbagai bank Tempat ibadah pengunjung dan pegawai beragama muslim
Toilet
4
20
1
60
2
45 218,5
Office
Pusat kendali dan operasional Little Sunda
1
Healthcare
Ruang kesehatan dan pertolongan pertama (first aid)
1
61
2
132,5
1
32,5
1
62,5
2
50
Storage room Pantry Musholla Toilet
14
Luas per Komponen (m2)
Auditorium
Toilet
2
Jumlah
Tempat istirahat pegawai, dan sebagainya Tempat ibadah pengunjung dan pegawai beragama muslim
Jumlah Lantai Total (m2)
Luas Total Tapak (m2)
12.376
12.376
7.210,73
2.733,74
2.301
2.301
1.405,95
704,98
Cluster
5
Komponen
Jumlah
Luas per Komponen (m2)
Ticket box
Lokasi pembelian tiket masuk Little Sunda juga untuk menonton pagelaran utama di auditorium
1
20
ATM center
Mesin penarik uang dari berbagai bank
1
20
Information Center
Pusat informasi bagi pengunjung juga persebaran informasi kepada pengunjung
1
20
1
30
Lost and Found
Sebagai bentuk kepedulian dan kejujuran pengelola terhadap kasus barang-barang
hilang
Jumlah Lantai Total (m2)
Luas Total Tapak (m2)
156
156
Security room
Ruang jaga dan kerja satpam
1
30
Tempat sampah
Fasilitas TPS sebagai tempat peneglolaan sampah semetara, diharapkan TPS ini dikelola secar terpadu melalui 3R
1
12
12
12
1
50
50
50
1
128,79
128,79
128,79
1
156,07
156,07
156,07
1
10.650
10.650
10.650
1
2.790,71
2.790,71
2.790,71
9.409,09
9.409,09
9.409,09
1
2.000
2.000
2.000
1
3.440,29
3.440,29
3.440,29
1
13.118,144
13.118,144
13.118,144
66.179,97
61.000
IPAL Lainnya
Fungsi
Showcase corner
Fasilitas IPAL Komunal diharapkan dpat menjaga suistanibilitas lingkungan dari sampah cair yang ditimbulkan dapat terolah dengan baik, dan samapi ke badan air atau sungai tanpa mengandung zat yang merugikan baik bagi air maupun ekosistem di dalamnya. Ruang pertunjukan
Landmark Fasilitas parkir dharapkan dapat menampung kendaraan bagi seluruh pengunjung, Parkir
karyawan, mauapun komunitas Pusat Kebudayaan “Little Sunda�. Penempatan kawasan parkir haruslah terintegrasi dengan enterance dan pintu keluar.
Boulevard Sirkulasi (min. 20%)
RTH (min. 30%)
Jalan
Sirkuasi intra kawasan
Taman
Lokasi bersantai dan ornamen landscaping
Sempadan Jalan Sisa RTH
Sempadan antar bangunan gedung, lokasi assembly point bencana dan peletakan papan petunjuk TOTAL
15
Komponen Visi
Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada zona wisata buatan: a. KDB (Koefisien Dasar Bangunan) maksimum untuk semua fungsi jalan adalah 40%; b. KLB (Koefisien Lantai Bangunan) maksimum untuk fungsi jalan arteri dan kolektor adalah 1,2 sedangkan KLB maksimum untuk fungsi jalan lingkungan adalah 0,8; c. KDH (Koefisien Dasar Hijau) minimum adalah 40%; d. Tinggi maksimum 2 lantai.
Pusat kebudayaan sebagai unit pelaksana teknis kebudayaan memiliki fungsi sebagai berikut: • Mengadakan kegiatan pengolahan dan eksperimentasi karya seni; • Mengadakan pameran dan pergelaran seni; • Mengadakan ceramah, temu karya, loka karya, dokumentasi, publikasi dan informasi seni; dan • Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga pusat kebudayaan. Prinsip dasar perancangan pusat kebudayaan: • Edukatif • Rekreatif • Informatif • Administratif • Akomodatif
16
Kaya
Kreatif
Komponen Urban Design
Prinsip Perancangan
Merancang kawasan wisata terpadu dengan zona privat di bagian utara, zona publik di bagian selatan, dan zona semi-privat di bagian barat laut dari site Land Use tapak. Merancang bangunan dengan fungsi yang beragam dan fasilitas yang lengkap. Merancang desain bangunan yang modern dengan Building Form and Massing bentuk asimetrikal dan warna warm-natural. Merancang RTH berupa taman tematik yang berada pada bagian timur laut site tapak dan ruang terbuka di Open Space sekitar klaster-klaster bangunan yang ada. Merancang ruang-ruang yang memiliki karakteristik eksterior dan interior khas Sunda sebagai daya tarik Preservation wisata utama. Merancang klaster bangunan yang dikelompokkan Building Form and Massing berdasarkan fungsi ruang yang masing-masingnya memiliki sempadan teras dan sempadan antarruang. Merancang sirkulasi kendaraan yang menerus bagi pengunjung dengan bentuk radial (melengkung dan
Circulation and Parking
Nyaman
Pedestrian Way
Activity Support
Signage
tidak grid). Merancang lokasi parkir yang terkonsentrasi dalam satu gedung parkir dengan basement. Merancang jalur pejalan kaki yang menghubungkan semua klaster bangunan. Merancang klaster bangunan yang dapat mengakomodasi berbagai kegiatan dengan atmosfer nyaman dan hangat yang dimunculkan melalui warna dan tema bangunan. Merancang signage berupa rambu-rambu pada pedestrian way yang akan diletakkan pada titik-titik persimpangan, papan nama, dan orientasi lokasi.
17
18
19
20
Seringkali ditemui, koridor jalan tidak dikelola dengan baik. Hal tersebut menimbulkan persoalan dan konflik antar penggunanya. Seiring perkembangan, fungsi sebagai ruang sosial juga tergeser. Koridor Jalan Siliwangi merupakan jalur pergerakan utama dengan kelas kolektor primer dan pusat kegiatan perdagangan dan jasa di Kawasan Perkotaan Kuningan. Seiring perkembangan kegiatan perkotaan, timbul ketidakteraturan karena keterbatasan ruang mengakomodasi kepentingan pengguna.
Menyusun prinsip-prinsip perancangan koridor Jalan Siliwangi untuk mengoptimalkan kinerja koridor jalan dan fungsi komersial kawasan dengan memperhatikan kebutuhan pedagang dan pengunjung 1. 2.
Intensitas kegiatan berkembang secara alami tanpa terencana menyebabkan degradasi kualitas visual, fungsional, dan lingkungan koridor. Kebutuhan yang tinggi tidak berimbang dengan sediaan ruang dan fasilitas publik sepanjang koridor. Menimbulkan konflik pengguna dan mengganggu kinerja koridor. Menimbulkan tarikan tinggi dari berbagai kawasan. Pengunjung dan pedagang merupakan pengguna dominan di koridor, namun kebutuhannya belum dipertimbangkan dalam perancangan koridor. Penataan yang telah dilakukan lebih mengedepankan pendekatan perancangan tanpa mempertimbangkan kebutuhan pengunjung dan pedagang.
Dibutuhkan perancangan yang tepat untuk mengatasi persoalan dan mendukung kinerja koridor dan kawasan komersial yang mempetimbangkan seluruh aspek dan memperhatikan kebutuhan pengguna koridor.
3.
4.
Terumuskannya kriteria dan prinsip perancangan koridor jalan berdasarkan tinjauan literatur dan peraturan perundang-undangan terkait. Teridentifikasinya kebutuhan pedagang dan pengunjung koridor Jalan Siliwangi berdasarkan perilaku dan karakteristiknya. Teridentifikasinya persoalan yang terjadi berdasarkan kondisi sediaan dan kebutuhan ruang publik di koridor Jalan Siliwangi. Terumuskannya kriteria-kriteria dan indikator serta komponen yang perlu diatur dalam perancangan koridor Jalan Siliwangi.
Koridor Jalan Siliwangi, Kabupaten Kuningan sepanjang 1,2 km yang termasuk ke dalam Kelurahan Purwawinangun dan Kelurahan Kuningan, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan.
21
1. Metode Pengambilan Data Sekunder 2. Metode Pengambilan Data Primer Wawancara Dilakukan pada instansi pengelola: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan Kuesioner Purposive sampling terhadap 30 pengunjung dan 30 pedagang dengan memperhatikan keterwakilan berdasarkan karakteristik masing-masing. Observasi Untuk mengetahui kondisi fisik. Dilakukan observasi pada kegiatan dan fungsi bangunan, kelengkapan fasilitas, pelayanan pedestrian, dan kondisi jalan.
Kriteria Perancangan
Kenyamanan
Kajian literatur dan peraturan perundang-undangan (standar perancangan).
2.
Analisis Persepsi dan Preferensi untuk mengidentifikasi kebutuhan pengunjung dan pedagang.
3. 4.
Analisis Identifikasi Persoalan yang dilakukan secara kualitatif deskriptif. Generalisasi kebutuhan dan persoalan dengan grounded theory untuk merumuskan prinsip perancangan.
Ruang yang mampu mengakomodasi berbagai kegiatan dan menumbuhkan interaksi sosial. (NACTO, 2013) Koridor jalan mampu memicu pertumbuhan kegiatan di dalamnya. (NACTO, 2013) Mengakomodasi seluruh pengguna disabilitas. (Permen PU 3/PRT/M/2014)
Aksesibilitas
penyandang
Memiliki fasilitas pendukung yang lengkap. (Bishop, 1989) Memiliki kelancaran pergerakan, dan pergerakan yang menerus dan berkesinambungan. (Fruinn, 1979)
Tidak ada gangguan yang menghalangi visual koridor, dapat dengan jelas dilihat penggunanya. (Carr, 1992) Terdapat pemisahan yang jelas antara ruang pejalan dan pergerakan kendaraan. (NACTO, 2013) Kualitas fisik melindungi dari kemungkinan kecelakaan (berlubang, terputus, rusak. (Permen PU 3/PRT/M/ 2014)
Keamanan
Memberi perlindungan dari cuaca. (Permen PU 3/PRT/M/2014) Memiliki penerangan yang memadai. (Permen PU 3/PRT/M/2014) Tidak tertutup elemen yang menggangu pandangan. (Carr, 1992)
Keindahan
Kondisi lingkungan yang harmonis dan teratur. (Shirvani, 1985)
Memiliki keindahan visual, yang mendukung pembentukan citra koridor. (Bishop, 1989) Menimbulkan daya tarik. (Fruinn, 1979)
22
termasuk
Setiap segmen ruang memiliki rancangan fasilitas dan kegiatan yang mudah dijangkau oleh berbagai pengguna. (Permen PU 3/PRT/M/2014)
Keselamatan
1.
Prinsip Perancangan
Merupakan bagian dari PKL Kuningan. Jalan kelas kolektor primer prasarana pendukung pusat perkotaan.
(RTRW Kab. Kuningan 2011-2031)
Koridor jalan utama dan bagian dari kawasan yang diprioritaskan.
(R-RDTR Kaw. Perkotaan Kuningan 2018-2038)
Diarahkan sebagai kawasan perdagangan dan wisata kota dengan
pengembangan khusus pada wisata kuliner dan komersil
Fungsi kegiatan yang hendak dikembangkan pada kawasan tersebut adalah perdagangan dan jasa; hunian rumah tinggal; pelayanan umum; dan wisata.
(Lap. Kajian RTBL Kaw. Pusat Kota Kuningan)
23
Waktu
Kendaraan/ jam
smp/jam
2088
1006,8
10.00-11.00
No 1
2 3 4 5
6
24
Segmen Jl. Pramuka-Jl. Aruji (Sisi Barat) Jl. Pramuka-Jl. Aruji (Sisi Timur) Jl. Aruji-Jl. S. M. Akbar (Sisi Timur) Jl. Aruji-Jl. S. M. Akbar (Sisi Barat) Jl. S. M. Akbar-Jl. Veteran (Sisi Barat) Jl. S. M. Akbar-Jl. Veteran (Sisi Timur)
Kapasitas (smp/jam)
V/C Ratio
2106
Lebar
Lebar Efektif
Panjang
(m)
(m)
(m)
Jumlah pejalan kaki/ 15 menit
LOS
0,48
B
Luas jalur pejalan kaki/orang (m2)
LOS
1,2
0,6-1
230
29
4,75
B
1,2 - 2
0,6-1,5
230
36
3,77
B
1,2
0,8
610
156
3,13
C
1,2
0,8
610
125
3,9
B
3
1,5
300
190
2,36
C
1,2
0,6
300
144
1,25
D
Waktu 07.00-08.00
Kendaraan/ jam
smp/jam
3090
1316,4
Kapasitas (smp/jam) 2009,7
V/C Ratio 0,66
LOS C
a. Koridor Jalan Siliwangi mudah dijangkau seluruh pengunjung. b. Pengunjung memiliki persepsi yang kenyamanan di koridor Jalan Siliwangi.
positif
terhadap
c. Ketersediaan fasilitas di koridor Jalan Siliwangi memiliki tanggapan yang beragam. -
Parkir merupakan fasilitas yang dirasa kurang tidak hanya oleh pengguna kendaraan pribadi (motor dan mobil) namun juga oleh beberapa pejalan kaki dan pengguna angkutan umum.
-
Jalur pejalan kaki belum dirasa baik oleh pengunjung, masih ada kegiatan yang belum terhubungkan.
-
Tempat sampah dirasa kurang memadai. Terutama oleh kelompok pengunjung usia <20 tahun, dan pejalan kaki.
-
Rambu untuk menunjukkan kegiatan di koridor Jalan Siliwangi dirasa kurang membantu.
-
Landmark Taman/jalur hijau Jalur pejalan kaki/trotoar Kanopi Tempat sampah Tempat duduk Perhentian angkutan umum Parkir 0
5
10
Perhentian angkutanâ&#x20AC;Ś Kanopi Tempat sampah Tempat duduk Parkir Jalur pejalanâ&#x20AC;Ś
Penerangan di malam hari dirasa baik oleh pengunjung, meski masih ada beberapa titik yang dirasa kurang.
15
20
25
Pengaturan lalu lintas
Perhentian angkutan umum Parkir
0
10
20
30
0
5
10
15
20
d. Keberadaan PKL dirasa mengganggu oleh berbagai kelompok pengunjung, tidak hanya pejalan kaki. e. Keselamatan di koridor Jalan Siliwangi dianggap terjamin oleh pengunjung, f. Keamanan dari tindak kriminal di koridor Jalan Siliwangi dianggap baik oleh sebagian besar pengujung. g. Koridor Jalan Siliwangi dinilai menarik oleh pengunjung, terlebih bagi pengunjung perempuan dan pengunjung dengan usia 21-30 tahun. h. Kondisi visual koridor Jalan Siliwangi secara keseluruhan dinilai cukup tertata.
Pengawasan lingkungan
Marka jalan
Penerangan 0
5
Hidran
10
Kanopi Perbaikan jalan Landmark
Perbaikan dan penataan trotoar
Taman dan pepohonan
0
Penataan pedestrian 0
5
10
15
5
10
20
25
Butuh Ruang Khusus
Tidak Butuh Ruang Khusus
Taman/pohon Kanopi Jalur pejalan kaki/trotoar
a. Koridor Jalan Siliwangi dirasa cukup mendukung usaha para pedagang. Baik yang membutuhkan ruang khusus maupun yang tidak. b. Mayoritas pedagang mengalami pengunjung yang stagnan.
pertumbuhan
jumlah
Perhentian angkutan umum Tempat duduk Tempat sampah Parkir
c. Pedagang tidak cukup terganggu oleh keberadaan PKL. Pedagang yang membutuhkan ruang khusus merasa lebih terganggu oleh keberadaan PKL daripada yang tidak membutuhkan ruang khusus. d. Pedagang nyaman berkegiatan di koridor Jalan Siliwangi. Hanya toko bangunan dan apotek yang merasa tidak nyaman. e. Keselamatan di koridor Jalan Siliwangi terjamin. f. Koridor Jalan Siliwangi aman dari tindak kriminal. g. Koridor Jalan Siliwangi menarik bagi pedagang. Khususnya pedagang yang tidak membutuhkan ruang khusus. h. Kondisi visual koridor Jalan SIliwangi dirasa cukup tertata.
0
5
0
5
10
15
20
25
30
35
Tempat duduk Perhentian angkutan umum Jalur pejalan kaki/trotoar Akses kendaraan barang Tempat sampah Bongkar muat Parkir
26
10
15
20
25
30
Aspek
Pedagang
(%) Pengunjung
(%) Pedagang
(%) Pengunjung
(%)
Pedagang
(%)
Pengunjung
Prioritas 5
Pedagang
Prioritas 4
Pengunjung
Prioritas 3
Pedagang
Prioritas 2
Pengunjung
N
Prioritas 1
1
Kenyamanan
53,33
60,00
43,33
33,33
3,33
3,33
0,00
3,33
0,00
0,00
2
Aksesibilitas
33,33
40,00
33,33
26,67
13,33
23,33
16,67
3,33
3,33
6,67
3
Keindahan
10,00
0,00
13,33
23,33
40,00
26,67
10,00
6,67
26,67
43,33
4
Keselamatan
3,33
0,00
0,00
16,67
36,67
26,67
60,00
40,00
0,00
16,67
5
Keamanan
0,00
0,00
10,00
0,00
6,67
20,00
13,33
46,67
70,00
33,33
o
Secara keseluruhan, kebutuhan pengunjung dan pedagang lebih fokus pada kenyamanan dan aksesibilitas. Aspek lainnya tidak cukup dominan dalam kebutuhan pengunjung maupun pedagang.
Persoalan yang teridentifiksi di koridor Jalan Siliwangi diantaranya adalah: 1. Kemacetan di beberapa titik di Koridor Jalan Siliwangi. 2. Jalur pejalan kaki kurang memadai.
3.
Ruang parkir terbatas dan tingginya penyelenggaraan parkir
4. 5.
Angkutan umum yang berhenti sembarangan. Fasilitas dan perlengkapan jalan tidak Pemanfaatan fasilitas kurang optimal.
6.
Terjadi genangan saat hujan dengan intensitas cukup tinggi di beberapa titik. Intensitas bangunan tinggi, ruang halaman yang dapat diakses publik terbatas.
7.
on-street.
lengkap.
27
Berdasarkan kebutuhan dan persoalan yang telah dijelaskan sebelumnya, perancangan koridor Jalan Siliwangi diarahkan pada pembentukan koridor
yang akomodatif terhadap kebutuhan pengunjung dan pedagang serta mendukung kegiatan yang beragam di koridor tersebut.
Adapun sasaran untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tersedianya fasilitas publik sesuai kebutuhan pengunjung dan pedagang di koridor Jalan Siliwangi. 2. Terwujudnya koridor dengan aksesibilitas tinggi dengan pegerakan yang lancar, baik kendaraan maupun pejalan kaki di Jalan Siliwangi. 3. Terwujudnya koridor dengan dengan kualitas ruang yang baik dan harmonis pada ruang jalan, ruang pejalan kaki, dan ruang bangunan dan halaman.
Ruang dan Komponen Ruang Jalan Lebar dan LOS jalan Parkir on-street
Teluk perhentian angkutan umum Ruang Pejalan Kaki Trotoar - Ketersediaan - Lebar - Kemiringan
Prinsip Perancangan -
Perlengkapan jalan Tempat sampah Tempat duduk Penerangan Perhentian angkutan umum Jalur hijau/RTH Signage Drainase
-
Lalu lintas kendaraan lancar, maksimal LOS C. Kualitas fisik baik, menghindari kecelakaan. Menyediakan ruang parkir on-street pada titik tertentu (segmen 1 dan 2). Parkir on-street dilakukan secara paralel dan tidak mengganggu lalu lintas kendaraan (diselenggarakan pada jalan dengan LOS maksimal B). Dilengkapi marka/petak parkir dan rambu. Menyediakan teluk perhentian angkutan umum di setiap segmen koridor. Penempatan teluk perhentian tidak mengganggu lalu lintas. Dilengkapi marka dan rambu yang jelas. Menyediakan trotoar di seluruh segmen, menghubungkan seluruh kegiatan. Terpisah jelas dari ruang jalan (ketinggian tertentu). Lebar mampu mengakomodasi akivitas dan pergerakan pejalan kaki. Leluasa, memiliki ruang yang cukup untuk pejalan berpapasan dan membawa barang, maksimal LOS C. Mengakomodasi PKL pada spot yang diperbolehkan, khususnya segmen 3. Melalui pengaturan ruang dan penggunaan waktu tertentu. Dapat diakses penyandang disabilitas. Kemiringan landai, maksimal (8,33%). Memiliki kualitas fisik yang baik, tidak berlubang, menghindari kecelakaan. Bentuk serasi dengan kegiatan di sekitarnya. Aktivitas di trotoar tidak menutupi bangunan. Menyediakan fasilitas/perlengkapan jalan yang lengkap di koridor. Penerangan yang baik di seluruh bagian koridor. Mendukung terselenggaranya interaksi sosial di koridor. Perhentian angkutan umum dapat dicapai dalam radius 300 meter. Signage dapat dibaca jelas dan tidak menghalagi pergerakan pejalan kaki. Tersedia pepohonan di seluruh segmen yang melindungi dari cuaca. Penempatan perlengkapan jalan teratur, serasi dengan lingkungan, tidak menghalangi pandangan, dan membentuk citra koridor yang baik dan menonjolkan nilai dan ciri khas Kuningan. Drainase mampu menampung air dengan baik, tidak menimbulkan genangan di jalan.
Ruang Halaman yang Dapat Diakses Publik
28
Peruntukan
Digunakan sebagai RTH atau fasilitas publik pendukung kegiatan (parkir, bongkar muat).
Signage
-
Penempatan signage pada lokasi yang jelas dan dapat diakses seluruh pengguna koridor. Penempatan signage teratur, tidak bertumpuk, dan tidak menghalangi pandangan.
29
30
rafialdyjanitra@gmail.com +62 823 1660 1010