PKL ANCOL
perlu untuk ditata?
Ada apa dengan PKL Ancol? Pedagang kaki lima di Ancol merupakan pedagang yang seringkali mengalami diskriminasi dan intimidasi yang dilakukan oleh pihak Ancol bersama dengan TNI dan juga keamanan Ancol. Tindakan ini sudah terjadi dari mulai awal berdirinya Ancol, yaitu di tahun 1984. Namun, sekarang ini pihak Ancol sudah mengizinkan secara legal beberapa pedagang kaki lima untuk berjualan. Menurut Eny Rohyati, Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Jakarta, terdapat 200 pedagang yang sudah memperoleh izin berjualan di mana 144 di antaranya pedagang binaan Ancol dan sisanya pedagang liar. Akan tetapi, masih terdapat beberapa pedagang yang tergabung dalam Komunitas Pedagang Kecil Ancol yang saat ini masih dalam proses perencanaan penataan.
Tulisan ini bertujuan untuk mempublikasikan bagaimana perencanaan pedagang kaki lima di ancol dengan mempertimbangkan kebijakan penataan pedagang kaki lima dari berbagai kota lainnya.
“Instead of being a focus for growth and prosperity, the cities have become a dumping ground for a surplus population working in unskilled, unprotected, and low-wage informal service industries and trade.� (UN Habitat 2003, dalam Davis 2004)
PKL Ancol Pembangunan Ancol diawali dengan hadirnya kawasan pantai Bina Ria Ancol yang terkenal pada tahun 1970-an, sejak itu kawasan Ancol terus dibenahi. Tahun 1984, sebuah taman bermain bernama Dunia Fantasi dibangun untuk memperkaya wahana hiburan di Ancol. Melihat potensi wisata yang ada, maka muncullah beberapa pedagang yang mulai berjualan di Kawasan Ancol, dan jumlahnya terus bertambah hingga saat ini.
1984
2006 Memasuki abad 21, kawasan wisata Ancol kian ramai. Antusias warga lokal maupun turis meningkat terutama pada waktu liburan akhir pekan. Dufan berhasil menjadi pusat perhatian di kawasan wisata Ancol. Meledaknya pengunjung menyebabkan jumlah pedagang juga bertambah. Untuk mengontrol dan mengawasi para pedagang, pada saat itu dibentuklah Koperasi Mekar Sari yang menaungi dan mengontrol para pedagang di sekitar
Semakin ber tambahnya jumlah pedagang kaki lima, menyebabkan ketatnya persaingan antar pedagang. Demi mencegah terjadinya konik, pada tahun 2013, pihak Ancol mendesainkan kios dagang untuk para pedagang. Pada tahun 2014, lahirlah Kopeka, sebagai badan yang menaungi semua pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar Kawasan wisata Ancol .
2013-2014
2017-Sekarang Minat pengunjung yang meningkat akan jajanan kaki lima yang ada, menyebabkan para pedagang asongan mulai berjualan di pusat keramaian. Hal ini membuat pihak Ancol sering melakukan penertiban kepada para pedagang. Pada tahun 2018, sering terjadi terjadi kekerasan verbal dan ď€ sik kepada pedagang kecil oleh pihak keamanan Ancol dengan alasan penertiban pedagang kaki lima yang tidak berjualan di tempat semestinya.
dalam rentang masa
Profil Kopeka Ancol KOPEKA (Komunitas Pedagang Kecil) merupakan kumpulan pedagang kaki lima di Ancol yang mulai didirikan pada tahun 2014. Tujuan dari komunitas ini ialah agar pedagang kaki lima di Ancol mendapatkan rasa keamanan dan kenyamanan dalam berjualan.
3.8% - Tidak diketahui
15.3% - Luar Jakarta 3.8% - Jakarta Barat
71.1% - Jakarta Utara
7.6% - Jakarta Pusat 52 Pedagang
3
Jenis PKL
PKL Mainan
PKL Aksesoris
PKL Makanan dan Minuman
Lokasi PKL Terdapat 9 lokasi yang disajikan sebagai sentral PKL di Ancol, 5 lokasi berada di parkir bus dan 4 lokasi berada di dekat pantai. Lokasi ini dikhususkan untuk pedagang ancol yang tergabung dalam Komunitas Pedagang Kecil Ancol.
__________
Peraturan Pedagang Kaki Lima di Ancol
Kontribusi KOPEKA KOPEKA memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan memelihara lingkungan di sekitar Ancol. Pertama, KOPEKA berkewajiban untuk memberikan informasi kepada pengunjung yang mengalami kesulitan. Kedua, dalam berjualan mereka juga harus menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Ketiga, turut menjaga keamanan. KOPEKA bersama dengan pihak keamanan ancol berkewajiban untuk tetap menjaga ketertiban dan keamanan yang ada di lingkungan Ancol. Terakhir, KOPEKA harus memberikan pertolongan pertama jika terdapat kondisi darurat di lingkungan Ancol.
Peraturan Peraturan dan larangan yang harus dipatuhi oleh KOPEKA : Tidak berjualan di dalam bus Tidak membawa pedagang baru Berdagang di area yang disepakati Sopan dan tidak memaksa pembeli Menjaga kebersihan dan penampilan Memakai atribut lengkap
Konflik PKL Ancol
Penataan PKL di Berbagai Kota Dunia New York City Untuk penataan PKL, pemerintahan New York menrapkan aturan jarak antara tempat berjualan dengan jalan. Pedagang Kaki Lima harus memastikan bahwa tempat jualannya berjarak kurang lebih 3.1 meter dari trotoar dan jarak antara tempat jualan ke pintu masuk toko ialah 6.1 meter. Adanya peraturan tersebut bertujuan agar PKL tidak mengganggu aktivitas pengemudi di jalan dan juga tidak mengganggu pengunjung. Selain dengan melakukan peraturan secara kuantitatif, pemerintah New York juga melakukan sistem denda dengan nominal yang cukup tinggi, jika ada PKL yang melanggar aturan tersebut.
Los Angeles “Los Angeles had been debating legalization for yeras. But it was not untill former Gov. Jerry Brown signed a bill last year decrimininalizing street vending across the state that the City Council voted in November to legalize it�
Sumber : nytimes.com
Solo
Surabaya
Salah satu bentuk penataan yang diterapkan di Kota Surakarta adalah Stabilisasi, yakni bentuk penataan ď€ sik dengan menerapkan shelter permanen di suatu lokasi tertentu, juga penyeragaman sarana dagang. Lokasi baru PKL stabilisasi ini biasanya tidak jauh atau bahkan berada di lokasi yang sama dengan lokasi awal mereka berdagang. Strategi stabilisasi PKL ini dapat diterapkan di kawasan Ancol dengan merelokasi ke titik-titik yang menjadi pusat keramaian.
Penataan PKL di Surabaya pada awalnya dilakukan dengan cara mengatur jam operasional dan penentuan lokasi PKL yang legal. Setelah itu, pada tahun 2008, pemerintah Kota Surabaya mulai membangun sentra-sentra PKL dengan tujuan merapikan.
Pedagang kaki lima merupakan salah satu pelaku ekonomi pada sektor informal yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia. Adanya pedagang khaki lima, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan beban pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja akan berkurang. Sektor informal ini akan membantu masyarakat Indonesia menengah ke bawah untuk menciptakan usaha baru tanpa memerlukan modal dan keahlian yang tinggi sehingga mereka akan mendapatkan penghasilan yang cukup untuk pemenuhan hidupnya. Oleh karena itu, pedagang kaki lima sangat berperan penting terhadap perekonomian Indonesia sehingga pemerintah perlu mempertahankan pedagang kaki lima dengan melakukan pengelolaan dan penataan pedagang kaki lima agar meningkat dan berkembang skala usahanya tanpa mengabaikan ketertiban, kebersihan dan keindahan kota seperti yang diatur dalam Perda No. 11 Tahun 2015 tentang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.
“Cities should be encouraging the entrepreneurship of street vendors, not trying to stie it with protectionist”