Executive Summary
STUDIO RENCANA KAWASAN
Jago wan Jogoyudan Gowongan
PWK 2018
P
uji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan executive summary ini tanpa kurang suatu apapun. Executive summary ini disusun sebagai salah satu hasil dari Studio Rencana Kawasan Semester 2 Program Studi Perencaaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. Penyusun menyadari bahwa executive summary ini dapat terselesaikan atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Deva Fosterharoldas Swasto, ST, M.Eng, D.Eng. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penyelesaian tugas studio ini. 2.Orang tua penyusun tercinta selaku pendukung baik materi maupun spiritual. 3. Warga Kelurahan Gowongan RW 07-13 yang telah memberi izin dan informasi . 4.Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penyusun dalam menyelesaikan executive summary ini. Kami selaku penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan executive summary ini. Untuk itu, segala saran dan kritik dari pembaca sangat kami butuhkan demi kesempurnaan penyusunan executive summary di masa yang akan datang. Akhirnya dalam kesederhanaan bentuk ini, kami berharap semoga laporan kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.
1i KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Kata Pengantar
Temui Tim
Kami Ghina Tsabita A.
GT 18/424941/TK/46636
Holy Githa N. P.
Bennedictus Arvin H.
HG 18/424942/TK/46637
Ghinaafia Putri D. P.
GM 18/428576/TK/47078
Naafi Ardhika
AH 18/424931/TK/46626
BA 18/424937/TK/46632
Gerardus Majela H. R.
GP 18/431036/TK/47629
Alfiani Hakiki
NA 18/428584/TK/47086
GT
BA
NA GP
GM HG
AH
KELOMPOK 6 - GOWONGAN ii
I II III 1 3 4
Daftar Isi
5 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
KATA PENGANTAR PROFIL DAFTAR ISI PROFIL KAWASAN KONDISI FISIK KONDISI MASYARAKAT
ANALISIS NEIGHBORHOOD TRANSECT CONNECTION CENTER EDGES MIX PROXIMITY DENSITY TRAFFIC PARKING
26 RENCANA 27 VISI DAN MISI 27 ANALISIS SWOT 28 NAMA DAN LOGO 29 PETA MASTERPLAN 30 RENCANA INDIVIDU iii1 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Profil Kawasan
KELOMPOK 6 - GOWONGAN 1
mi
V
Jalan Jend. Sudirman
Jalan Mangkubu
Luas
197.810 m2
Kota
V
Yogyakarta
Legenda Bangunan Jalan Rel Kereta Api Sungai Batas Wilayah
V
Sungai Code
Kecamatan
Jetis
Kelurahan
Gowongan
RW
07-13
V
Inset Jalan Kleringan
21 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Peta Fungsi Bangunan
Peta Delineasi RW
W
ilayah RW 7 sampai dengan RW 13 Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis dibatasi oleh Jalan Jend. Sudirman di utara, Jalan Mangkubumi di barat, Jalan Kleringan di selatan, dan Sungai Code di timur. Sungai Code merupakan salah satu sungai yang bersumber dari Gunung Merapi, sehingga seringkali dilewati oleh lahar dingin Merapi dan berdampak pada bangunan-bangunan yang berada di sekitar sungai. Jalan Mangkubumi di barat dan Sungai Code di timur memiliki ketinggian yang berbeda. Jalan Mangkubumi memiliki elevasi lebih tinggi dibandingkan dengan sungai Code. Maka, bangunan sekitar Sungai Code dibangun pada lahan yang miring sehingga dibuat berundak. Peta Koefisien Dasar Bangunan
Peta Koefisien Lantai Bangunan
Peta Figure Ground
KELOMPOK 6 - GOWONGAN 3
Jl. Mangkubumi
Area Permukiman
Kondisi Masyarakat
Kawasan Area Permukiman
P
ada Jalan Mangkubumi dan Jalan Jend. Sudirman merupakan area komersil, dimana kebanyakan masyarakat yang ada di daerah tersebut merupakan pendatang dari berbagai daerah. Sedangkan di sekitar Sungai Code dipadati oleh permukiman yang ditempati oleh penduduk asli bantaran Sungai Code. Biasanya warga bantaran sungai memanfaatkan jalan-jalan kecil di depan rumah atau di pinggiran sungai untuk bersosialisasi.
Jl. Jend Sudirman
Sungai Code
41 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Jl. Mangkubumi
Analisis KELOMPOK 6 - GOWONGAN 5
P
ada kawasan amatan existing neighborhood dinilai dari beberapa analisis. Diantaranya batas administrasi, kondisi bangunan, kepadatan bangunan, serta style bangunan. Mendefinisikan area neighborhood sendiri merupakan hal yang cukup rumit dilakukan. Namun, neighborhood sendiri merupakan satuan unit spasial paling mendasar dalam urban area. Dari peta-peta yang telah dianalisis tersebut kemudian dioverlay menjadi satu peta existing neighborhood. Peta existing neighborhood dibagi menjadi empat bagian. Bagian yang paling besar yaitu area komersil di Jl. Jend. Sudirman dan Jl. Mangkubumi, sedangkan pada area permukiman di timur Sungai Code daerahnya dibagi menjadi tiga area neighborhood. Selain berdasarkan peta analisis yang telah disebutkan sebelumnya, pembagian area ketetanggaan juga menggunakan analisis jangkauan center yang dapat dilihat pada bab center.
Peta Existing Neighborhood
61 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Pada satu sistem ketetanggaan yang ideal menurut buku Urban Design Reclaimed harus mencakup 5 aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi center, edges, campuran tipe rumah, campuran fungsi bangunan, dan hirarki pada jalan. Dikarenakan pembagian area ketetanggaan pada kondisi existing masih terlalu besar. Maka, pada rencana neighborhood lebih ditekankan pada pembagian area berdasarkan batas administrasi yaitu RW. Sehingga ukuran neighborhood menjadi lebih ideal dan memenuhi kriteria ketetanggaan yang baik. Terdapat enam area ketetanggan pada rencana neighborhood yang membagi area komersil menjadi tiga bagian serta area permukiman menjadi tiga bagian. Sehingga, luas area antara satu dan lainnya menjadi lebih seimbang.
Peta Existing Neighborhood Rencana Neighborhood (RW)
KELOMPOK 6 - GOWONGAN 7
P
Peta Existing Transect
embagian daerah transect yang dibagi dalam beberapa daerah urban-rural yang setiap daerah transectnya memiliki kriterianya sendiri. Pembagian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi daerah tersebut untuk menentukan keseimbangan suatu daerah dengan yang lainnya dan juga integrasi daerah yang berdekatan. Hasil delineasi kawasan Gowongan ini terdapat beberapa variasi transect. Mayoritas transect yang dianalisis adalah area T4 (Urban General) yaitu area perkotaan yang di dominasi oleh permukiman yang mana letaknya persis di bagian timur kawasan dan sekitaran bantaran Sungai Code. Lalu ada area T5 (Urban Center) yang mana ditujukan pada Jl. Mangkubumi yang di dominasi oleh kawasan komersil dan perhotelan. Ada juga area Special District (SD) yang berada di sebelah selatan kawasan, yang merupakan kawasan cagar budaya.
Area T4
81 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Area T5
Area Special District
Dalam rencana transect di kawasan Gowongan ini, kami membagi ke dalam empat transect, berubah dari yang awalnya tiga transect, yakni T4, T5, T6, dan Special District (SD). Peningkatan jumlah transect bertujuan untuk meningkatkan keragaman spasial di kawasan ini sehingga bisa mengakomodasi kegiatan yang lebih luas lagi ragamnya.
Peta Rencana Transect
Area Special District (SD) tetap dipertahankan letaknya seperti semula. Namun fungsi dari area Special District (SD) ini akan ditingkatkan melalui rencana penggunaan ulang kawasan cagar budaya tersebut sebagai ruang publik terbuka dan bangunan museum. Secara tidak langsung dengan adanya lebih banyak jenis transect di kawasan Gowongan ini akan meningkatkan keberagaman manusia yang beraktivitas di dalamnya.
KELOMPOK 6 - GOWONGAN 9
D
Peta Existing Connection
alam merencanakan sebuah kawasan, konektivitas merupakan seseuatu hal yang penting. Konektivitas dapat berupa ruang pergerakan, akses dari suatu tempat ke tempat yang lain, dan fasilitas pendukung konektivitas. Stratergi koneksi yang baik meliputi jalan-jalan yang sudah terkoneksi dengan baik satu sama lain dan ke tempat tempat strategis lainnya. Pada Kawasan Gowongan ini, dapat dilihat klasifikasi jalan berdasarkan sifatnya Jl. Mangkubumi – Jl. Jend. Sudirman sebagai Jalan Kolektor, dan jalan-jalan di Kampung Jogoyudan sebagai Jalan Lingkungan. Untuk kondisi jalan sendiri, pada jalan-jalan besar seperti Jalan Mangkubumi dan Jalan Jend. Sudirman, sangat baik dari segi kualitas. Bisa dilalui mobil, motor, bus, dan pedestrian yang cukup baik. Namun untuk di Wilayah kampung Jogoyudan sendiri, Jalan Lingkungan hanya bisa dilalui 1 mobil. Untuk jalan menuju ke daerah sungai, hanya bisa dilalui motor, dan sangai sempit. Jalan-Jalan yang terbentuk di Kampung Jogoyudan lebih tepatnya, banyak terbentuk oleh rumah rumah yang tidak berdempet, menjadi sebuah gang kecil, dan jalan untuk sirkulasi warga dan kendaraan bermotor. Sempadan sungai banyak dimanfaatkan untuk perluasan rumah warga yang menyebabkan terputusnya jalan di bantaran sungai.
10 1 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Overlay Kondisi Connection
Rencana connection yang pertama berupa membuat tembusan jalan dari Jl. Kp. Jogoyudan menuju Jl. Mangkubumi dan tembusan jalan dari jalan lingkungan di samping sungai menuju Jl. Kp. Jogoyudan. Yang kedua memperbaiki aspal di Jl. Kp. Jogoyudan. Selanjutnya adalah memperlebar jalanjalan lingkungan yaitu Jl. Kp. Jogoyudan dan jalan di sepanjang sempadan sungai. Dan yang terakhir adalah pemberitan tempat pemberhentian mobil di Jl. Kp. Jogoyudan
Peta Rencana Connection
KELOMPOK 6 - GOWONGAN 11
M
enurut Emily Talen melalui bukunya Urban Design Reclaimed, center merupakan”jantung” dari suatu neighborhood. Center menyediakan pelayanan/fasilitas bagi masyarakat yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki (radius 200-250 m). Center juga dapat diartikan sebagai pusat aktivitas atau keramaian. Adanya center ini dapat menjadi sarana koneksi dan interaksi sosial masyarakat. Oleh karena itu, center akan lebih efisien jika diletakkan di tengah-tengah populasi neighborhood. Di Kawasan Gowongan ini, terdapat beberapa titik-titik center yang dapat dikategorikan sebagai berikut : Ÿ School As Center : TK dan SD Bopkri Gondolayu, TK Aisyiah Bustanul Athfal Ÿ Commercial As Center : Pertokoan di Jalan Mangkubumi, Kaki Lima di Jalan Sudirman dan Mangkubumi Ÿ Street As Center : Gang rumah susun, Bantaran Sungai Code Ÿ Mosque As Center : Masjid Darussalam Selain itu juga terdapat balai RW (di RW 10) dan Tugu Pal Putih yang menjadi tempat berkumpul.
12 1 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Adanya center-center ini sudah cukup memberikan pelayanan terhadap keseluruhan kawasan. Namun, terdapat beberapa kekurangan seperti kualitas dari existing center. Di Kawasan ini juga ditemukan area yang berpotensi menjadi new center. Potensi dan masalah inilah yang akan kami sikapi dengan rencana center. Pada bagian rencana, kami akan perbaikan kualitas center dengan cara: 1. Pelebaran jalan bantaran sungai dan pemberian bangku 2. Pemindahan kaki lima yang menghalangi pedestrian Kemudian akan dibangun center baru di lahan kosong pada area sekitar cagar budaya. Sehubungan dengan kurangnya lahan hijau di kawasan ini khususnya yang interaktif,maka akan dibuat park as center. Bangunan cagar budaya Hotel Tugu akan diperbaiki dan dijadikan museum, sementara area sekitarnya akan dijadikan lahan hijau berupa taman dan berbagai fasilitas pendukung seperti komersil (pemusatan kaki lima) dan tempat parkir. Sehingga area ini diharapkan akan efektif sebagai center, menarik untuk dikunjungi masyarakat sekitar, serta menjadi tempat rekreasi untuk
Peta Rencana Center
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
KELOMPOK 6 - GOWONGAN 13
D
Peta Existing Edges
alam buku Image of the City karya Kevin Lynch, pengertian edge adalah batas dari suatu Kawasan. Dalam buku Urban Design Reclaimed karya Emily Talen dikatakan bahwa edge dapat bersifat permeable (seam) atau nonpermeable (filter). Edge dapat membentuk neighborhood dan memberi identitas, namun apabila terlalu kuat dapat menjadi isolasi. Edge yang baik adalah edge yang fungsional (cenderung seam daripada barrier) atau dalam istilah Jawa “pagar mangkok luwih apik disbanding pagar tembok�. Bentuk edge juga dapat lurus maupun berkelok (menjaga ruang dari angin dan matahari). Kondisi existing edge amatan kami yakni Jl. Jend. Sudirman merupakan edge as seam karena tersusun oleh barisan bangunan komersil. Namun permasalahan yang ditemukan adalah sulitnya pedestrian untuk menyeberang karena jalan yang lebar dan ramai kendaraan. Sungai Code menjadi filter karena memisahkan antara area timur dan barat. Selain itu di sebelah timur sungai (luar Kawasan amatan), bangunan cenderung membelakangi sungai sehingga antara timur dan barat sungai menjadi terpisah dan tidak ada hubungan. Gang Jogoyudan yang menjadi akses utama masyarakat sekitar merupakan filter karena menjadi pembatas yang kuat antara permukiman dan komersil. Adanya tembok pembatas yang tinggi juga menambah kesan filter terhadap edge ini.
14 1 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Jl. Kleringan merupakan filter karena terdapat rel kereta api dan tempat parkir besar di seberangnya yang kurang memicu pergerakan manusia khusunya pedestrian. Jl. Mangkubumi merupakan seam karena terdapat barisan komersil. Terdapat median jalan yang dapat memudahkan pedestrian untuk menyeberang. Sayangnya fasilitas berupa tempat duduk banyak yang rusak. Dari analisis tersebut, kami mencoba mengatasi permasalahan edge dengan rencana berupa pemberian median jalan di Jl.Sudirman sebagai pedestrian refugee dan memberi bangku serta jalur pedestrian yang memadai di Jl.Sudirman dan Jl.Mangkubumi sehingga menguatkan sifat seam. Sementara Sungai yang sifatnya filter akan diberikan riverwalk yang atraktif yang dapat digunakan masyarakat untuk sarana berkumpul ataupun rekreasi sehingga selain dapat menambah interaksi masyarakat juga dapat menjadi protective filter karena kondisi jalan yang ramai. Selain itu pada tembok pembatas di Gang Jogoyudan akan diberikan vertical garden sehingga tidak menimbulkan menekan.
Peta Rencana Edges
KELOMPOK 6 - GOWONGAN 15
M
ix bisa diartikan sebagai keberagaman yang dimiliki oleh sebuah kawasan. Keberagaman dalam konteks ini bukan hanya keragaman fungsi bangunannya, namun juga keragaman dalam aspek eksternal, seperti jumlah lantai, permanensitas, keadaan ekonomi dan tipe mix suatu kawasan. Keragaman adalah bentuk ideal yang seharusnya dimiliki oleh setiap kawasan. Di kawasan Gowongan,kecamatan Jetis, terdapat berbagai aspek untuk menilai keragaman suatu kawasan.Salah satu contoh peta mix adalah fungsi bangunan, mayoritas bangunan di Gowongan cenderung lowmedium mix dengan high mix di sepanjang Jl. Mangkubumi. Low-medium mix karena di area permukiman hanya didominasi oleh rumah warga, tapi mix dengan beberapa bangunan berfungsi sebagai pendidikan, komersil, dan masjid. Beberapa contoh peta kondisi existing mix, meliputi: 1.Peta Existing Mix Peta 2.Peta Fungsi Bangunan Existing Mix 3.Peta Mix Lantai 4. Peta Permanenitas
16 1 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Dari kondisi yang ada kami menyikapinya dengan membuat rencana berupa membuat Jl. Mangkubumi dan Jl. Jend. Sudirman tetap high mix dengan dominasi komersil, pekantoran, jasa, tempat parkir, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk Kampung Jogoyudan kami rencanakan agar memiliki medium mix dengan adanya ruang yang berfungsi sebagai Ruang Terbuka Publik yang kami terapkan pada rencana kami.
Peta Rencana Mix
KELOMPOK 6 - GOWONGAN 17
P
roximity bisa diartikan sebagai keterjangkauan dari satu tempat ke tempat lainnya (biasanya ke ruang publik/center kawasan). Konsep proximity dipakai agar perencana dapat menciptakan kawasan yang bisa dijangkau dengan mudah oleh berbagai kalangan.Analisis proximity bisa dilihat dari kondisi bangunan,permanenitas, kepadatan penduduk, kepadatan sosial dan pendapatan suatu kawasan. Menurut hasil survey kami, kawasan di luar permukiman (sekitar Jalan Mangkubumi) memiliki proximity yang baik karna terdapat jalan utama (Jalan Mangkubumi) yang dapat lansung mengarahkan masyarakat ke salah satu pusat keramaian yaitu persimpangan tugu. Sedangkan di area permukiman memiliki proximity yang rendah karena padatnya rumah penduduk yang mengakibatkan sedikitnya jalan yang dapat diakses.
Peta Existing Proximity
18 1 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Karena kondisi proximity yang rendah terdapat di permukiman, kelompok kami berfokus untuk membuat area yang bisa dijangkau dengan mudah oleh masyarakat setempat. Tempat baca anak dan taman bermain di khususkan untuk anak-anak. Hal ini dikarenakan kurangnya fasilitas anak yang ada di kawasan ini. Sedangkan untuk dewasa dan lansia diberikan bangku karna mayoritas masyarakat senang untuk bersosialisasi antar sesama. Bangku taman dapat digunakan sebagai penunjang kegiatan ini. Sedangkan untuk area komersial sepanjang jalan Mangkubumi dibuat optimalisasi vegetasi yang merata sehingga masyarakat dapat nyaman untuk berjalan atau berkendara.
Peta Rencana Proximity
Rencana taman
Rencana taman bermain anak
KELOMPOK 6 - GOWONGAN 19
Peta Density Komersial
Peta Density Pendidikan
Peta Density Public Transit
D
ensitas bukan membahas tentang kepadatan spasial dalam suatu kawasan, terutama area permukiman, tapi juga kepadatan dari segi sosial kemasyarakatan dan sarana prasarana penunjang kegiatan sehari-hari. Permasalahan kepadatan kerap kali menjadi momok tersendiri bagi masyarakat karena acap kali berujung pada kekumuhan. Menurut Emily Talen dalam bukunya “Urban Design Reader�, perencanaan yang berupaya untuk meningkatkan densitas acap kali dilihat sebagai ancaman bagi eksistensi rumah tunggal dan berdampak bagi nilai suatu properti dalam kawasan tersebut. Menurutnya dalam buku yang sama pula rancangan yang baik serta tanggap menjadi sangat diperlukan dalam meningkatkan densitas dalam kawasan.
Berdasarkan analisis kami, dapat diketahui bahwa area komersial di Kawasan Gowongan memadat dan mendominasi di sepanjang Jalan Jend. SudirmanJalan Mangkubumi. Area pendidikan terdapat di Jalan Jend. Sudirman yakni SD BOPKRI Gondolayu serta pendidikan non formal dan pra-sekolah terdapat di area permukiman Kampung Jogoyudan. Pada umumnya area-area pendidikan di Kawasan Gowongan ini dikelilingi oleh fungsi bangunan lainnya seperti permukiman, kantor jasa, bahkan komersial. Di Kawasan Gowongan hanya ada satu titik public transit yakni berupa halte Trans Jogja di selatan Jalan Mangkubumi.
20 1 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Rencana density berupa kind of units yang berisi tipe-tipe unit bangunan yang akan ditempatkan di lokasi intensifikasi potensial.Unit-unit bangunan dibedakan pada setiap transect yang ada pada kawasan. Kami merancanakan unit-unit bangunan yang memiliki jumlah lantai lebih dari satu guna meningkatkan level mix vertikal. Rencana density infill strategy, menggambarkan lokasi-lokasi potensial untuk dilakukan intensifikasi atau pemadatan bangunan atau peningkatan fungsi lahan
Rencana Kind of Units
Peta (Infill) Rencana Density
KELOMPOK 6 - GOWONGAN 21
A
nalisis traffic berfungsi menjelaskan kondisi lalu lintas di kawasan kami dengan menemukan lokasi yang lalu lintasnya kurang baik, dan juga untuk membentuk strategi untuk menyelesaikan masalah t e r s e b u t . Lalu lintas pada kawasan Gowongan bervariasi berdasarkan hirarki jalannya. Jalan dengan lalu lintas padat yaitu Jalan Sudirman yang termasuk jalan arteri primer. Sedangkan pada Jalan Mangkubumi yang merupakan kolektor sekunder, arus lalu lintas relatif sedang. Aktivitas lalu linta terendah pada kawasan Gowongan berada di sepanjang jalan-jalan lingkungan di dalam permukiman Kampung Jogoyudan. Tingkat kepadatan suatu traffic dapat dilihat dari skor traffic counting-nya. Jl. Jend. Sudirman memiliki skor traffic counting 0,121, memiliki karakteristik kecepatan tinggi dan tidak jenuh. Jl. Mangkubumi memiliki skor traffic counting 0,2 kecepatan kendaraan sesuai kehendak pengendara dan tidak jenuh. Jl. Kp. Jogoyudan yang merupakan Jalan Lingkungan memiliki skor traffic counting 0,058, memiliki karakteristik volume rendah dan tidak jenuh.
22 1 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Kemudian beberapa jalan yang ramai pedestrian seperti di Jl. Jend. Sudirman dan Jl. Mangkubumi. Untuk ruang pedestrian sepanajnga Jl. Jend. Sudirman masih belum baik karena masih banyaknya penjual kaki lima. Kualitas traffic di kawasan Gowongan sudah baik, karena itu kami menyikapinya dengan merencanakan beautifikasi di sepanjang Jl. Jend. Sudirman dan Jl. Kp. Jogoyudan, dan menerapkan Car Free Day tiap hari minggu di Jl. Mangkubumi. Kemudian khusus pedestrian di Jl. Jend. Sudirman akan ditertibkan yang mana para penjual kaki lima akan dialokasikan ke tempat komersil yang ada pada rencana center.
KELOMPOK 6 - GOWONGAN 23
E
xisting Parking di kawasan Gowongan memiliki dua kategori yaitu parker on-street dan parker off-street. Parkir on-street terletak dan off-street banyak terletak di Jl. Mangkubumi. Sedangkan pada Jl. Jend. Sudirman masih banyak kendaraan-kendaraan yang parker sembarangan dan memakan ruas jalan, hal ini menjadi masalah yang mengganggu traffic dan mobilitas jalan.
Peta Existing Parking
24 1 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Rencana yang kami usulkan untuk memperbaiki masalah parkir di Kawasan kami adalah membuat Kawasan onstreet parking di jalan Mangkubumi, dengan parkir mobil hanya satu lapis agar tidak mengganggu lalu lintas dan menetapkan harga untuk parkir, lalu kami menyediakan tempat parkir untuk sepeda di jalur pedestrian. Selain itu kami juga menyediakan lapangan parkir yang kami rencanakan berada di samping utara Hotel Grand Zuri.
Rencana on street parking Jalan Mangkubumi
Rencana off street parking Jalan Mangkubumi Jalan Kleringan
KELOMPOK 6 - GOWONGAN 25
Rencana Kawasan Jagowan
26 1 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Jagowan Visi
Mewujudkan Gowongan menjadi kawasan yang berintegrasi tinggi dan nyaman huni dengan meningkatkan kualitas permukiman dan aksesibilitas
Misi Membenahi kawasan pinggir sungai Memperbaiki aksesibilitas di dalam dan di luar kampung Peningkatan fasilitas umum Peningkatan kualitas lingkungan Perbaikan hunian agar nyaman dan layak huni
Strength
Lokasi dekat dengan kawasan wisata Malioboro Lokasi dekat Stastiun Tugu dan Landmark Kota Yogyakarta; Tugu Pal Putih
Permukiman pinggir sungai kumuh yang kurang tertata Kurangnya aksesbilitas pada permukiman sepanjang sungai code Kurangnya Ruang Terbuka Hijau Publik
Opportunity
Weakness
Area komersil meningkatkan perekonomian Lahan kosong dikembangkan menjadi center baru
Maraknya parkir on street dan parkir pada pedestrian Sungai code menjadi jalur lahar dingin
Threat
KELOMPOK 6 - GOWONGAN 27
NAMA
Jagowan
LOGO
MAKNA LOGO
MAKNA NAMA
Merupakan akronim dari nama kecamatan, kelurahan, dan kampung dimana kawasan Jagowan berada yakni Kecamatan Jetis, Kelurahan Gowongan, dan Kampung Jogoyudan. Jagowan juga bermakna harapan agar kawasan ini dapat menjadi kawasan jagoan di Kota Yogyakarta.
Bintang emas tunggal melambangkan sila pertama Pancasila, “KeTuhanan Yang Maha Esa�. Gambar Tugu bermakna sebagai simbol kawasan dan Kota Yogyakarta. Sementara bentuk gunungan wayang yang menyelingkupinya merupakan simbol kehidupan serta pergantian babak menuju tahap yang lebih baik. Lingkaran sebagai bentuk dasar dan terluar logo melambangkan keberlanjutan dan perkembangan yang terus menerus. Sementara jumlah lingkaran yang berjumlah 5 melambangkan Pancasila sebagai dasar negara.Empat pita berwarna hitam, kuning, merah, dan hijau diambil dari logo Kota Yogyakarta yang masing-masing warnanya melambangkan keabadian, keluhuran, keberanian, serta kemakmuran. Aliran air mengalir berwarna biru melambangkan Sungai Code yang terus memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Empat pita berwarna hitam, kuning, merah, dan hijau serta aliran air membentuk tangan terbuka melambangkan harapan dan doa bagi kawasan.
28 1 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
MASTERPLAN
Lokasi Rencana Revitalisasi Jalan Mangkubumi
Rumah Susun Jogoyudan
Toegoe Museum & Park
Taman Lingkaran
Jagowan Riverside
Containers Park & Playground Revitalisasi Jalan Pinggir Sungai Code
Jago wan KELOMPOK 6 - GOWONGAN 29
30 1 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Jagowan Riverside BA
Before
Bennedictus Arvin H. 18/424937/TK/46632
After
R
encana pembuatan Jagowan Riverside ini mengacu pada beberapa permasalahan existing kawasan yaitu koneksi, edge, dan pembuatan center baru atas teratasinya masalah koneksi dan edge. Pembuatan Riverside dibuat salah satunya karena aktivitas warga yang masih menggunakan sungai untuk memancing dan mencari batuan pasir, serta kurangnya lahan terbuka di daerah Jogoyudan, menjadikan Joguyudan Riverside ini nantinya menjadi edge baru. Disamping livabilitas edge yang masih eksis, ada pula masalah yaitu sempadan sungai yang tergerus oleh pembangunan rumah liar warga. Dengan pembangunan riverside ini, diharapkan menormalkan pula jalur sempadan sungai yang bisa dimanfaatkan untuk jalan. Serta lebih tertatanya kawasan perumahan warga. Fasilitas yang terbangun di Jagowan Riverside diantaranya adalah sengkedan untuk bersantai dan untuk memancing, daerah pinggiran sungai yang sudah diberi pengerasan bisa digunakan untuk pedakang kaki lima dan tempat bermain anak di pinggiran sungai, ada juga bangku permanen sungai, serta sky balcony untuk melihat view sungai lebih luas.
View dasar sungai
Sky balcony dan area kaki lima KELOMPOK 6 - GOWONGAN 31
Container Park & Playground Ghina Tsabita A.
GT 18/424941/TK/46636
R
encana Containers Park and Playground memanfaatkan lahan kosong di dalam kawasan cagar budaya hotel tugu yang tidak terawat dengan membangun area komersil baru yang didukung oleh playground. Area komersil ini nantinya Playground dapat menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar. Sedangkan target pasarnya tidak hanya pengunjung dari daerah sekitar saja, namun bisa lebih luas dari itu. Sehingga dapat dijadikan sebagai center baru. Konsep yang dipakai untuk merencanakan kawasan ini diambil dari dua kasus yaitu Common Ground di Seoul dan Boxpark di London. Sejarah pembangunan Tampak atas Common Ground di Seoul diawali dari pemanfaatan lahan kosong di kawasan yang cukup strategis, mirip seperti kasus kawasan cagar budaya hotel tugu ini. Sedangkan penggunaan shipping containers sebagai bahan pembentuk toko-tokonya digunakan untuk daya tarik utama bagi para pengunjung. Pada area komersil, terdapat variasi ukuran toko sehingga Pintu masuk pengunjung dapat memiliki banyak pilihan ketika
Before
After
Selain area komersil, ada juga playground sebagai area pendukung komersil. Konsep playground yang memiliki banyak warna dimaksudkan sebagai daya tarik utama untuk anak-anak. Hal ini terinspirasi dari salah satu tempat bermain di China yang bernama PIXELAND. PIXELAND sendiri terinspirasi dari konsep digital 'pixel'. Kombinasi antara area komersil dan playground ini diharapkan dapat menarik pengunjung dari berbagai usia.
31 1 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Taman Lingkaran Holy Githa N. P.
HG 18/424942/TK/46637 Before
After
T
aman lingkaran merupakan taman yang ada di depan Rencana rumah susun.Selain karna dominasi bentuknya berupa lingkaran,taman ini memiliki arti “Lingkungan Aman dan ramah�.Taman ini membuka akses ruang terbuka hijau yang ada di RW 10.Taman lingkaran ini memberikan fasilitas publik seperti bangku,taman belajar,dan innercourt.Selain itu,terdapat juga tempat bermain anak-anak seperti ayunan.Taman lingkaran juga dipenuhi dengan berbagai vegetasi seperti bunga dan pohon untuk mendukung estetika taman tersebut.
Tampak atas taman depan
Area taman belakang
Area parkir
RW 9 dan 11,maka diharapkan taman ini tidak hanya di nikmati oleh penghuni rusun dan RW 10,namun juga dapat dijangkau oleh masyarakat RW lainnya terutama yang berada di utara kawasan.Selain itu,perwujudan taman dapat menarik perhatian masyarakat dan dapat diakses dengan baik oleh warga kampung Jogoyudan.
Tampak samping taman depan KELOMPOK 6 - GOWONGAN 32
Revitalisasi Jalan Pinggir Sungai Code Gerardus Majela H. R.
GM 18/428576/TK/47078
R
encana jalan di pinggir sungai memanfaatkan lahan yang sudah ada. Saat ini, jalan di pinggir sungai code kondisinya tidak tersambung sepenuhnya dan kurang terawat. Masih ada jalan yang terputus dan tidak layak untuk dilewati. Contoh permasalahan yang ada di jalan ini misalnya bangunan atas lantai dua yg terlalu maju sehingga mengganggu pejalan kaki dibawahnya, paving yang rusak, serta lebar jalan yang tidak merata antara RW yang satu dan lainnya. Salah satu ketua RW di kawasan Jogoyudan mengatakan tentang pentingnya jalan ini sebagai salah satu akses bagi warga.
Before
Tampak samping
Area pinggir sungai
Tampak atas
After
Rencana ini dibuat dengan tujuan memperbaiki akses dan desain jalan pinggir sungai code agar bisa digunakan secara maksimal oleh warga sekitar. Pada area padat penduduk seperti perukiman sekitar sungai code ini, jalan seringkali dimanfaatkan sebagai tempat untuk berkumpul warga. Dengan analisis tersebut maka pada rencana dibuat kursi-kursi untuk mengakomodasi kegiatan berkumpul warga, selain itu ditambahkan juga ayunan di beberapa titik sebagai sarana bermain bagi anak-anak. Elemen-elemen yang dimasukkan pada rencana jalan pinggir sungai code terinspirasi dari Sungai Banjir Kanal Barat Semarang. Nantinya diharapkan warga permukiman sungai code dapat menikmati akses pinggir sungai yang layak sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
32 1 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Revitalisasi Jalan Mangkubumi Naafi Ardhika
NA 18/428584/TK/47086 Before
After
R
evitalisasi Jalan Mangkubumi dilakukan karena tidak jelasnya status jalur pedestrian di mangkubumi sebagai tempat pejalan kaki. Selain itu revitalisasi ini juga diharapkan dapat menyelesaikan masalah parkir, lalu lintas jalan, jalur dan penyebrangan sepeda, dan pedagang kaki lima di Jalan Mangkubumi Rencana revitalisasi Jalan Mangkubumi mengambil preseden pada desain Bell Street Park, Washington, Amerika Serikat Dalam revitalisasi ini, Jalan Mangkubumi dibagi ke dalam 6 bagian atau area. Bagian A adalah area bangunan komersil. Bagian B adalah jalur pedestrian. Bagian C adalah jalur lambat sepeda dan becak. Bagian D adalah bu er antara jalur kendaraan bermotor dengan jalur sepeda dan pedestrian berupa parkir on-street, pangkalan becak, area pedangang kaki lima, vegetasi, kolam, dan halte bus. Bagian E adalah jalur kendaraan bermotor. Bagian F adalah jalur cepat sepeda.
Tampak samping
20m
4m
1,5 m
A
B
C
3,5m 5m D
E
1,5 m
F
Potongan dan tampak atas KELOMPOK 6 - GOWONGAN 33
Rumah Susun Jogoyudan Ghinaafia Putri D. P.
GP 18/431036/TK/47629
R
encana Rumah Susun Jogoyudan yang terletak di RW 10 ini bertujuan untuk membuat permukiman agar lebih tertata, membuat ruang untuk jalan baru untuk memperbaiki aksesibilitas, dan menciptakan ruang terbuka yang akan dibuat Ruang Terbuka Hijau Publik berupa taman. Rumah susun sebagai permukiman vertikal dapat meminimalisir penggunaan ruang yang berfungsi sebagai permukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan ruang yang tadinya adalah lahan permukiman menjadi lahan untuk jalan besar atau akses masuk kendaraan roda 4 ke kampung Jogoyudan, yang mana sebelumnya akses ini hanya terdapat pada jalan di antara rusun yang sudah ada di antara RW 12 dan 13. Menciptakan akses bukan bermaksud untuk meningkatkan penggunaan kendaraan namun untuk hal-hal yang prioritas seperti akses untuk mobil ambulans, mobil jenazah, dan lain sebagainya. Rencana ditempatkan di RW 10 dimaksudkan agar akses bias dinikmati RW lainnya yang berada di bagian utara kawasan, karena akses jalan besar yang sudah ada hanya menjangkau RW 11, 12, dan 13. Ruang terbuka hijau yang berada di belakang rusun menjadi ruang transisi antara rumah single housing dan rumah susun, dan juga berfungsi sebagai public space yang mana masih minim di Kampung Jogoyudan. Taman belakang memiliki fasilitas parkir motor untuk tamu maupun penghuni rumah susun, lapangan bola, dan ruang terbuka untuk publik. 34 1 KELOMPOK 6 - GOWONGAN
Before
After
Tampak samping
Tampak atas komplek rusun (RuSun Jogoyudan +Taman Lingkaran)
TERIMA KASIH
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA DEPARTEMEN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN