Pembaca Nafiri terkasih, Satu hal yang membuat saya ‘tertampar’ adalah kata-kata quote di “Pastoral Notes” kali ini, yaitu: God doesn’t call the qualified, He qualifies the called. Terjemahan bebasnya kurang lebih: Tuhan tidak memanggil orang yang berkompeten, Dia berikan kemampuan pada orang yang dipanggil untuk melayani-Nya. Seperti Musa yang seakan meremehkan panggilan dan kuasa Tuhan yang memampukan orang yang dipanggi-Nya, jangan sampai kita membangkitkan murka Tuhan yang memanggil kita. Christiano Ronaldo, atlet terkaya ini ternyata bermula dari kisah masa kecilnya yang miskin, dimana ia pernah beberapa kali mengemis burger gratisan dari McDonald’s. Kita tidak tahu kondisi spiritualitas Ronaldo, tapi kita bisa lihat ia pun digembleng sejak kecil hingga menjadi seorang murid yang bukan apa-apa menjadi seseorang yang diakui dunia. Namun yang patut diteladani juga adalah rasa kemanusiaannya dalam menghibur anak-anak di rumah sakit dan rutinitas donor darahnya. Nantikan dalam rubrik “Percikan”. Bagaimana asal mula nama “Smyrna Café”, cikal bakal pelayanan barista-barista remaja yang walaupun tidak dibayar, namun semangatnya tidak kalah dengan barista-barista di luar sana. “Intinya, saya rindu agar Smyrna betul-betul bisa menjadi tempat untuk berkenalan sesama anggota gereja dan menjadi wadah untuk saling berbagi baik tentang buku-buku menarik maupun kopi sambil kongko-kongko,” kata Lily, dalam rubrik “Liputan Khusus”. Linda Marzukie, seorang yang tampak selalu ceria dan aktif; namun siapa yang menyangka bahwa kehidupan Linda pernah diwarnai dengan pergumulan berat saat mama dan kakak iparnya terkena kanker rahim, dan ibu mertuanya terkena diabetes, bahkan dirinya sendiri juga terkena? “Just do the best, let God do the rest” rest”, bisa kita simak di dalam rubrik “Kesaksian”. Jangan sampai ketinggalan dengan komik “Sentilan Si Ucil” dan ”Taman Ketawa”, yang senantiasa menggelitik hati kita yang sering terlalu serius menghadapi kehidupan. Santai sejenak dan mari tertawa bersama. Banyak lagi tulisan yang sangat menggugah untuk ditelusuri. Selamat membaca dan menikmati sajian kami pada edisi kali ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Salam, Redaksi 2
THE IMPERFECT DISCIPLE
Penasehat Pdt Gabriel Kadarusman Gofar Pembina GI Feri Irawan, M.Div. Majelis sub. bid. Literatur Yahya Soewandono Pemimpin Redaksi Humprey Wakil Pemimpin Redaksi Pingkan Isabella Palilingan Editor Hendro Suwito, Titus Jonathan Proof Reader Yati Alfian Creative Design Arina K Palilingan, Christina Citrayani, Glory Amadea, Juliani Agus, Nerissa, Novita C Handoko Shannon Ariella Illustrator Ricky Pramudita, Thomdean Fotografer Yahya Soewandono Tim Dokumentasi GKY BSD Penulis Anton Utomo, Edna C Pattisina, Elasa Noviani, Elizabeth Wahyuni, Feri Irawan, Humprey, Lily Ekawati, Lislianty Lahmudin, Maya Marpaung, Nico T Tjhin, Pingkan I Palilingan, Sarah A Palilingan, Thomdean, Titus Jonathan Kontributor Aysha Sukirdjadjaya, Firdaus Salim, Liany D. Suwito Alamat Redaksi Sub bidang literatur GKY BSD Jl. Nusaloka E8/7 BSD Tangerang Telp/ Fax: 021-5382274 Email: nafiri@gkybsd.org
Kirimkan KRITIK, SARAN, SURAT PEMBACA dan ARTIKEL anda ke alamat redaksi ataupun lewat e-mail di atas
128 Perspektif
Lika-liku pemuridan anak muda
76 Liputan Khusus
Smyrna cafe & bookstore
8
Thought
Yuzo Adhinarta The Pastoral Notes 4 God Doesn’t Call the Qualified, He Qualifies the Called 22 Kesaksian Bebas dari Cengkeraman Setan 32 Enlightenment S AT U M E N I T T E R A K H I R 42 Fokus Menjadi murid kristus tanpa kristus
60 Quote 2 Zaman
Potret 48 Jemmy Utaryo
96 Lagu Jesus Paid It All
62 Corner Kick BERUBAH! 68 Kesaksian Tunduk pada Kedaulatan Tuhan Saat Terkena Kanker 90 Percikan Cristiano Ronaldo: Antara Disiplin, Kerja Keras, dan Kemurahan Hati 100 View Point Berteman dengan Ketidaksempurnaan
128 Buku THE IMPERFECT DISCIPLE Komik 41 Bang ARIF 37 Sentilan 38 TAMAN KETAWA Event Notes 112 Perayaan Natal 2019 GKY BSD 120 C-TALKS
104 Shoot Majelis GI. Andry Setiawan dan GI. Bidawaty 122 Leadership Notes Ketidakberhasilan Suatu Tim, Mengapa? 132 Mandarin Corner
一
Nafiri APRIL 2020
3
God
Doesn’t Call the Qualified, HE
Qualifies the Called 4
THE IMPERFECT DISCIPLE
/ Pdt. Gabriel Goh /
“Pastoral Notes” dalam edisi ini disajikan dalam bentuk wawancara yang dilakukan oleh penulis redaksi Nafiri Elasa Noviani dengan Bapak Gembala kita, Pdt. Gabriel Goh mengenai tema: “Imperfect Disciple”
Tanya
: Apa pandangan Mushi Gabriel soal kompetensi
seseorang dalam melayani? Jawab
: Di dalam pelayanan, kompetensi penting dan perlu,
namun kompetensi bukan segala-galanya, ada hal-hal lain yang juga tidak boleh diabaikan yaitu: -
Iman (tanpa iman tidak mungkin pelayanan kita memperkenankan Tuhan)
-
Urapan Roh Kudus
-
Kesaksian hidup dan semua karakter mulia yang menjadikan pelayanan kita kesaksian yang harum untuk kemuliaan Tuhan.
Namun, tentu, dalam bagian tanggung jawab kita, kita harus mengasah kompetensi kita dengan semaksimal mungkin, karena Tuhan layak menerima yang terbaik, yang bisa kita persembahkan.
Nafiri APRIL 2020
5
Tanya
: Apakah Yesus dalam memilih murid-muridNya sendiri
memakai kompetensi? Jawab
: Saya melihat Tuhan memilih mereka satu paket (Tuhan
sudah tahu ke depannya mereka seperti apa). Ketika murid-murid dipilih, tidak ada satu pun yang kompeten, sebagian bahkan tidak berpendidikan tinggi, namun dalam perjalanan waktu, mereka dimampukan, diurapi, dan ditambahkan karunia-karunia yang diperlukan. Sesudah itu mereka menjadi orang-orang yang memberi dampak besar pada dunia di zaman mereka. Jika dilihat dari sudut pandang Tuhan, semua kompetensi adalah anugerah yang Tuhan percayakan. Tanya
: Bukankah lebih baik seseorang punya kompetensi agar
maksimal dalam melayani Tuhan? Jawab
: Tentu. Dengan kompetensi yang maksimal, maka
seseorang dapat memberi yang terbaik di dalam pelayanannya. Dan untuk itu, ia mesti memastikan selalu melayani di dalam atau bersama Tuhan (mengandalkan semua karunia yang dari Tuhan, bukan kehebatan diri). Kompetensi didapat lewat proses learning dan exercise. Ketika kita punya tekad untuk terus belajar dan melatih karunia-karunia yang Tuhan percayakan, dalam perjalanan waktu—oleh Anugrah Tuhan—kompetensi akan makin baik. Tanya
: Ada orang yang tidak mau pelayanan gara-gara merasa
tidak cukup baik. Bagaimana dengan pandangan ini? Jawab
: Artinya orang ini sedang ‘underestimate’ dirinya
sendiri, dan di saat yang sama—tanpa sadar—dia juga sedang ‘underestimate’ kuasa Tuhan yang sanggup memakai atau memampukan dia. Sebenarnya ketika seseorang ‘meng-underestimate’ dirinya, hal 6
THE IMPERFECT DISCIPLE
itu sama jeleknya dengan orang yang ‘overestimate‘ kemampuan diri (tinggi hati). Kedua hal ini sama-sama parah dan bukan hal yang memperkenankan Tuhan. Saya ingat di Kitab Keluaran 4 ketika Musa terus-menerus tawarmenawar dengan Tuhan, memakai berbagai alasan: Bagaimana jika nanti mereka tidak percaya atau tidak mendengarkanku, aku ‘berat mulut’ dan ‘berat lidah’, utus saja Harun. Akhirnya di Keluaran 14: 4, Alkitab mencatat, “Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Musa ...” (So the anger of The LORD was kindled against Moses). Ini pelajaran berharga. Jika Tuhan sudah memanggil, tetapi orangnya tidak mau pelayanan, karena merasa tidak cukup baik; maka bisa saja seperti Musa, ‘murka Tuhan bangkit’ (karena di balik kerendahan hatinya, dia pun sedang meremehkan Tuhan; baik panggilan-Nya, maupun kuasa-Nya yang memampukan orang yang Ia panggil). Bersyukur, begitu menyadari Tuhan murka, Musa langsung tutup mulut, langsung taat, dan tidak ‘berulah’ lagi. Sebaiknya ketika kita dipercayakan kesempatan untuk melayani, kita segera berdoa dan tanyakan pada Tuhan. Dan jika tidak ada kendala yang terlalu besar, percayakanlah diri kita untuk dibentuk dan dimampukan sepenuhnya oleh Tuhan. Quotes dari Ps. Mark Batterson, ketika dia menjelaskan 1 Korintus 1: 26–29, “God doesn’t call the qualified, He qualifies the called,” telah menjadi prinsip yang selalu saya ingat. Dan jika kita membaca 1 Korintus 1: 26–29, kita menyadari bahwa pelayanan dalam Kerajaan Allah, sangat berbeda dengan prestasi yang diukir di dunia fana. Pada akhirnya, kita harus mengakui, bahwa semua kemampuan (kompetensi) adalah berasal dari Dia (Roma 11: 36), baik kompetensi itu sudah diberikan di dalam kita atau masih dalam proses. Tuhan memberkati.
Dituliskan oleh Elasa Noviani Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 7
7
28/03/20 14.13
Yuzo Adhinarta, ST, PhD
“ Yang Memuridkan HARUS yang MATANG SECARA ROHANI DULU,
Atau Pemuridan Akan Gagal ”
8
THE IMPERFECT DISCIPLE
/ Maya Marpaung /
Pemuridan adalah perintah Tuhan! Jelas sekali terlihat di Matius 28:19– 20 yang kita kenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus. Pentingnya dan daruratnya perintah inilah yang membuat Yuzo Adhinarta menekuni dan berjuang untuk pemuridan di gereja-gereja. Bahkan jika kita mendengar nama Pdt. Yuzo, pasti pemuridan termasuk yang pertama muncul di benak kita. Gayanya yang sistematis selalu kental terasa di setiap khotbahnya, dan juga dalam wawancara dengan tim Nafiri berikut ini:
Nafiri APRIL 2020
9
1. Apakah pemuridan menurut Alkitab? Jika misi Allah adalah untuk mempersatukan segala sesuatu di surga dan di bumi di bawah Kristus, memperdamaikan segala sesuatu melalui darah-Nya di salib (Efesus 1: 9–10; Filipi 2: 9–10; lihat The Cape Town Commitment [2010], I.10), maka pemuridan adalah strategi yang ditetapkan oleh Tuhan Yesus bagi gereja-Nya untuk menggenapi misi-Nya di muka bumi. Kita biasa mengenalnya sebagai Amanat Agung (Matius 28: 18–20), “Pergilah, muridkanlah segala bangsa ....” Sekalipun teks Amanat Agung dalam Injil Matius sangat populer digunakan, bukan berarti perintah Tuhan untuk memuridkan hanya terdapat di sana. Kita bisa menemukannya dengan mudah dalam ketiga Injil yang lain dan di seluruh Perjanjian Baru, baik secara tersurat maupun tersirat. Bahkan, konsep teologis dasar tentang “murid” dan “yang belajar” (Theodidacti, “umat yang diajar oleh Allah”) sebagai identitas “pengikut atau umat Allah” sudah bukan hal asing dalam Perjanjian Lama. Dalam keempat Injil dan Kisah Para Rasul saja kata “murid” digunakan sekurangnya sebanyak 261 kali. Jadi, apa yang dimaksud oleh Tuhan Yesus ketika Ia memberikan Amanat Agung untuk memuridkan? Memuridkan artinya menjadikan seseorang murid, dalam hal ini murid Kristus. Jadi, memuridkan artinya memimpin seseorang untuk bertumbuh menjadi murid Kristus, karena memang tidak ada seorang pun yang bisa bertumbuh dalam Kristus oleh dirinya sendiri. Sama seperti seorang bayi tidak bisa bertumbuh dewasa tanpa pertolongan orang (dewasa) yang lain, seorang murid Kristus tidak bisa bertumbuh dewasa secara rohani tanpa pertolongan dari muridmurid Kristus (dewasa) yang lain.
10
THE IMPERFECT DISCIPLE
2. Pemuridan sudah kental terlihat sejak zaman Alkitab: “Yesus dan murid-murid.� Namun, sampai sekarang, banyak organisasi Kristen, termasuk gereja, masih struggling dalam proses pemuridan secara kontinu. Kenapa ya? Iya, Alkitab juga memberi kesaksian bahwa umat Allah terus bergumul untuk mengikut Allah sejak dulu hingga sekarang. Ada beberapa alasan mengapa mengembangkan pemuridan selalu membutuhkan perjuangan. Pertama, sejak jatuh ke dalam Musuh dosa, manusia tidak akan pernah pertama dalam berhenti bergumul dan berjuang untuk mengerjakan kehendak dan misi Allah pemuridan adalah di muka bumi. Musuh pertama dalam KEBERDOSAAN pemuridan adalah keberdosaan manusia MANUSIA itu itu sendiri. Manusia berdosa tidak ingin sendiri dan tidak sungguh-sungguh melakukan kehendak atau perintah Allah. Mereka angkuh, merasa tahu banyak, ingin menentukan jalannya sendiri, tidak mau dikoreksi, dan lain-lain. Kedua, si Iblis yang terus berusaha untuk menggagalkan misi Allah. Ia memecah belah, menghasut, memberi kenyamanan dan kebanggaan palsu, menyesatkan, serta menghambat setiap orang yang ingin melakukan kehendak Allah dengan serius; sehingga banyak Anak Tuhan lelah, penat, dan mudah sekali teralihkan dari misi Allah bagi hidupnya, juga bagi gereja-Nya. Ketiga, zaman yang terus berubah memaksa manusia untuk keluar dari zona nyamannya. Status quo (ketidakinginan untuk berubah, mempertahankan tradisi secara membabi
Nafiri APRIL 2020
11
buta tanpa evaluasi, mempertahankan kebanggaan masa lalu), memang menjadi pilihan yang termudah dan sangat manusiawi; karena memang berubah itu tidak nyaman, butuh kerja keras, menghasilkan gesekan. Namun, status quo hanyalah mengulur waktu dan tidak memberikan solusi apa-apa terhadap permasalahan nyata yang sedang menghadang. Zaman yang terus berubah memaksa gereja Tuhan untuk mencari solusi dan pendekatan baru terhadap konteks dan zaman yang baru. Lagipula, apa yang berhasil di masa lampau dan tempat lain belum tentu berhasil untuk masa sekarang dan gereja kita. Sejarah Gereja mencatat naik turunnya gerakan pemuridan ini. Yang perlu kita tanyakan adalah: Apakah gereja masih setia Gereja yang berjuang mengerjakan panggilan Tuhan dan melayani Tuhan adalah rela melakukan apa pun agar misi gereja yang hidup; Tuhan tetap dikerjakan sebaikgereja yang berjuang baiknya, berapa pun harga yang melayani aktivitas harus dibayar? Apakah gereja adalah gereja yang masih melayani Tuhan? Gereja menuju kematian, yang berjuang melayani Tuhan sekalipun bisa saja adalah gereja yang hidup; gereja terlihat sangat sibuk! yang berjuang melayani aktivitas (atau bahkan mempertahankan tradisi tanpa bersedia mengujinya dengan prinsip-prinsip firman Tuhan) adalah gereja yang menuju kematian, sekalipun bisa saja terlihat sangat sibuk!
12
THE IMPERFECT DISCIPLE
3. Apa beda pemuridan Kristen dan pemuridan non-Kristen? Kenapa yang non-Kristen kok sering lebih militan, ya? Pemuridan Kristen dan militansinya tidak bisa dibandingkan dengan yang non-Kristen, karena persamaannya hanya di permukaan saja (bersifat superfisial). Seperti yang saya sebutkan di atas, gereja mengalami penghayatan dan praksis yang naik turun di dalam sejarah ketika melakukan misi Allah dan memuridkan. Demikian pula halnya dengan militansi gereja dalam mengerjakan misi Allah dan pemuridan. Militansi pemuridan Kristen dalam bentuk gelombang yang cukup besar (dalam kualitas dan kuantitas) bisa kita lihat misalnya di gereja mula-mula dan katekumen (catechumenate) pada empat abad pertama kekristenan, gereja Celtic dengan praktik misinya yang epik di Eropa mulai dari abad keenam, gerakan reformasi dan pembaruan katekisasi di abad keenam belas dan ketujuh belas, serta Gerakan Gereja Misional (The Missional Church Movement) dan Pemuridan Modern (the Modern Discipleship Movement) di akhir paruh kedua abad kedua puluh. Namun, kita melihat Allah secara gamblang bahwa sekalipun gereja Tuhan tidak selalu berhasil melakukan misi-Nya, Ia tidak pernah meninggalkan gereja-Nya. Ia terus memanggil dan mereformasi umat Allah yang sejati dalam belas kasihan-Nya. Gereja yang setia dan sungguh-sungguh melayani Tuhan akan dipakai Allah lebih efektif lagi untuk menghasilkan murid-murid yang militan dan berkobar-kobar bagi Kristus.
Nafiri APRIL 2020
13
4. Waktu di persekutuan mahasiswa dulu, sistem pemuridan itu paling efektif melalui Kelompok Kecil (KK), dan dibantu bukubuku panduan yang berjenjang (Dulu saya pakai buku PIPA—lalu buku Memulai Hidup Baru (MHB)—lalu buku PA topikal. Kalau di organisasi yang lebih besar seperti gereja bagaimana ya, Pak? Apakah ada cara-cara lain selain KK? Apa pun pendekatan implementasi yang dipilih oleh gereja, baik itu metode maupun bahan, kita perlu pertimbangkan beberapa prinsip berikut dalam menentukan: (1) Sekalipun pemuridan bisa dilakukan dalam banyak cara, efektivitas metode Kelompok Kecil tidak bisa disangkal maupun digantikan; (2) Strategi Allah, yaitu pemuridan, menolong orang-orang bertumbuh dalam mengikut Kristus tidak boleh dialihkan; (3) Gereja perlu berani untuk terus-menerus melakukan evaluasi dan koreksi diri supaya bisa dipakai Tuhan lebih efektif; (4) Gereja perlu setia mengajarkan firman Tuhan dan bersandar kepada Allah melalui Roh Kudus dalam berproses dan bermisi.
14
THE IMPERFECT DISCIPLE
5. Apakah semua (every) every) jemaat bisa masuk KK? every Tentu bisa! Tiap jemaat membutuhkan komunitas tubuh Kristus untuk hidup rohani yang sehat dan bertumbuh di dalam Kristus. Dalam level yang paling mendasar, keluarga bisa disebut sebagai Kelompok Kecil pertama tiap anak Tuhan. Idealnya, pemuridan pertama-tama terjadi di dalam keluarga, yakni ketika orang tua bersatu hati di dalam Kristus dan kasih-Nya memuridkan anakanak mereka. Di samping keluarga, barulah kita membutuhkan Kelompok Kecil yang terdiri dari anak-anak Tuhan yang lain yang bukan memiliki darah keluarga yang sama. Mengenai metode dan bahan KK yang digunakan, sekalipun ada yang versi generik, perlu disesuaikan dengan konteks supaya hasil dan kualitas pemuridan bisa dijaga optimal dan bahkan maksimal, yaitu menjadi semakin serupa Kristus.
SPRINT di GKKAI Banjarmasin (foto kiri) dan di Christ Chapel Manado (atas)
Nafiri APRIL 2020
15
6. Apa faktor penyebab kegagalan dalam pemuridan yang paling sering muncul, dan kenapa? Secara singkat, penyebab kegagalan yang terutama adalah krisis spiritual anak-anak Tuhan secara umum dan para pemimpin secara khusus. Yang dimaksud dengan krisis spiritual di sini adalah hilangnya kasih mula-mula kepada Tuhan, rendahnya semangat untuk mendalami pengajaran firman Tuhan, gap yang besar antara pengakuan (iman) dan kelakuan, antara pengajaran dan perbuatan, redupnya gairah hidup bagi Allah, religiositas semu yang kosong, arah pelayanan yang bukan lagi tertuju pada Allah dan kehendakNya, dan pola pikir/hidup yang duniawi. Dalam hal pemuridan, krisis ini nyata dalam wujud hilangnya satu, beberapa, atau semua hal di bawah ini: (1) Kesatuan Teologis mengenai misi dan konsep pemuridan yang Alkitabiah. Masing-masing pemangku jabatan dan pengambil keputusan bersikeras mempertahankan teologi misi dan pemuridannya sendiri tanpa kerinduan untuk belajar bersama dari kebenaran firman Tuhan. (2) Kesatuan Filosofis mengenai prinsip-prinsip implementasi pemuridan secara Alkitabiah. Masing-masing pemangku jabatan dan pengambil keputusan bersikeras mempertahankan konsep pemuridannya sendiri dan enggan untuk dievaluasi bersama demi untuk mengembangkan formulasi pemuridan yang terbaik dan kontekstual. (3) Kesatuan Relasional di antara para pemimpin umat Allah. Tidak ada kesehatian dan kerinduan bersama untuk mewujudkan kesatuan tubuh Kristus. Masing-masing dikuasai
16
THE IMPERFECT DISCIPLE
Penyebab kegagalan yang terutama dalam pemuridan adalah krisis spiritual anak-anak Tuhan secara umum dan para pemimpin secara khusus egonya dan merasa diri paling benar, serta hendak membangun idealisme dan ‘kerajaannya’ sendiri-sendiri. (4) Kesatuan Organisasional di dalam institusi. Tidak ada kerelaan untuk mengubah struktur organisasi maupun aktivitas untuk berfokus pada misi dan pemuridan. Misi Allah dan pemuridan seringkali ditundukkan oleh tradisi dan kebanggaan palsu akan masa lalu. Missio Dei kerap dikorbankan demi status quo organisasi. Padahal, bukankah organisasi dibentuk dan disesuaikan supaya gereja bisa mengerjakan misi dengan lebih baik? dan, bukan sebaliknya, misi dirumuskan dan disesuaikan untuk memelihara kelanggengan organisasi?
Nafiri APRIL 2020
17
7. Apa yang paling penting yang harus diingat oleh seorang murid Kristus? Seorang murid Kristus harus terus-menerus mengingat bahwa murid Kristus sejati bukanlah hanya penggemar Kristus, pengunjung gereja, orang yang sekadar beragama, dan bahkan mengaku Kristen. Tuhan Yesus mengundang murid-muridNya, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia” (Matius 4: 19). Secara singkat, menjadi murid Kristus berarti: (1) Menerima panggilan anugerah (keselamatan) Allah di dalam Kristus (“Mari “Mari ...” ...”); (2) Mengikut Kristus dalam hidup keseharian, oleh karena itu juga mengenal dan memiliki hubungan pribadi dengan Kristus, serta diubah oleh Kristus (“Ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan ...” ...”); (3) Melakukan misi atau pekerjaan Kristus di muka bumi ini (‘penjala ‘penjala manusia’ manusia’). 8. Apa yang paling penting yang harus diingat atau dipegang oleh orang yang memuridkan? Pertama-tama, seseorang yang memuridkan mutlak haruslah seorang pemimpin rohani. Artinya, selain memiliki karunia memimpin, ia haruslah seorang yang rohani. Kepemimpinan rohani sangatlah vital dalam proses pemuridan. Seperti yang pernah dikatakan oleh Tim Keller, “Unless you’re really a godly person, discipleship doesn’t work.” (Kecuali jika Anda adalah seorang yang
18
THE IMPERFECT DISCIPLE
rohani, pemuridan tidak akan berhasil). Jangan sekali-kali bersandiwara sebagai seorang pemimpin rohani jika memang bukan. Selain menipu diri, hal ini juga akan merugikan banyak orang yang akan dipimpinnya. Gereja banyak dirugikan bukan oleh pemimpin yang kurang baik atau cakap, tetapi oleh orang-orang yang mengaku-ngaku sebagai pemimpin rohani padahal bukan. Kedua, kepemimpinan rohani dalam pemuridan bisa dijabarkan secara singkat ke dalam beberapa aspek berikut: (1) Aspek Panggilan: Seorang yang memuridkan (disciple maker) adalah seorang murid Kristus terlebih dahulu. Kita hanya bisa membagikan apa yang kita punya. Jika kita tidak punya pengalaman yang mumpuni tentang mengikut Kristus, bagaimana kita bisa memimpin orang lain untuk mengikut Kristus? (2) Aspek Pertumbuhan: Seorang yang memuridkan (disciple maker) adalah seorang murid Kristus yang terus bertumbuh dalam relasi dan pengenalan akan Kristus. Dalam proses pertumbuhan rohaninya, ia sadar dan tahu bahwa apa yang ia lakukan (memuridkan orang lain) adalah sebuah wujud dari ketaatan menjawab panggilan untuk mengikut Kristus. Semakin bertumbuh seseorang, semakin ia dimurnikan dari motivasimotivasi yang tidak kudus; semakin ia dimurnikan, semakin pula ia bertumbuh dalam pelayanan pemuridan ini (Yohanes
“ Unless you’re really a godly person, discipleship doesn’t work “ Nafiri APRIL 2020
19
15: 2). (3) Aspek Karunia Rohani: Seorang yang memuridkan (disciple maker) adalah seorang murid Kristus yang diberi karunia rohani kepemimpinan. Secara umum, tiap orang memiliki pada derajat tertentu untuk memimpin. Minimal seseorang memimpin dirinya sendiri dalam hidup sehari-hari. Namun, secara khusus, kepada orang-orang tertentu Tuhan menganugerahkan karunia kepemimpinan yang lebih dari kebanyakan orang lain. Karunia ini perlu untuk terus disadari, dikembangkan, dipersembahkan, dan didayagunakan bagi kemuliaan Tuhan. (4) Aspek Persiapan: Seorang yang memuridkan (disciple maker) adalah seorang murid Kristus yang secara serius dipersiapkan dan diperlengkapi untuk bisa memuridkan orang lain dengan semakin efektif. Tiap orang yang rindu dipakai oleh Tuhan dengan baik tentu sadar bahwa tidak ada pelayanan rohani yang gampang. Dalam pelayanan rohani selalu ada peperangan rohani di dalamnya. Ia bukan hanya akan rela, tetapi bahkan akan menuntut persiapan, perlengkapan, dan pengembangan kemampuan melayani (skill skill set set) yang baik sebelum diterjunkan dalam pelayanan.
20
THE IMPERFECT DISCIPLE
Retret Komitmen Pemuridan di GKKB Pontianak
Pdt. Yuzo Adhinarta adalah Ketua dan Dosen Teologi Sistematika dan Historika di STT Reformed Indonesia (STTRI) Jakarta, murid dan pembuat murid bagi Kristus, penyusun dan pengembang kurikulum dan pelatihan pemuridan i3D, misionaris Christian Reformed World Missions (CRWM) dan Church of the Servant (COS) CRC, Amerika Serikat.
Nafiri APRIL 2020
21
Bebas dari Cengkeraman Setan Lindawati Merlyani 22
THE IMPERFECT DISCIPLE
/ Anton Utomo /
Mungkin okultisme dan dunia supranatural bukanlah topik yang sering dibahas di gerejagereja Injili, malah dapat dikatakan agak ‘dihindari’. Namun, kenyataannya, bila itu terjadi pada diri kita atau saudara kita, tentu haruslah kita hadapi sendiri. Lindawati Merlyani, jemaat gereja kita, menceritakan pengalamannya yang sangat dramatis menghadapi kuasa roh jahat yang menguasai jiwa dan raga ibunya selama puluhan tahun. Sebagaimana dituturkan oleh Linda kepada ‘Nafiri’, inilah kisah nyata bagaimana perjuangan sebuah keluarga Kristen menyelamatkan jiwa sang mama dari cengkeraman si jahat di akhir hidupnya.
Nafiri APRIL 2020
23
Masa Lalu yang Penuh Misteri Samar-samar kuingat masa kecilku bersama keluarga di Cirebon dan kemudian pindah ke Jembatan Dua, Jakarta. Sejak muda, mamaku yang energik begitu aktif menuntut ‘ilmu’ di tempattempat keramat, guru-guru, dan dukun, bahkan kuburan. Beragam kesaktian mengisi jiwa raganya, tanpa menyadari bahwa itu akan mengikutinya sampai akhir hidupnya, walaupun ia sudah ‘bertobat’. Kami berlima putra-putrinya—aku anak ketiga—kerap disuruh mama bersemadi (meditasi) pada malam hari, seraya dibacakan jampi-jampi (mantra) oleh mama. Walaupun belum mengenal Kristus, hatiku sudah merasa gelisah dan takut saat itu. Aku kecil merasa itu bukan sesuatu yang benar, tapi tak berani membantah. Bersyukur, kemudian mama menyekolahkan kami semua di sekolah Kristen (SD Kristen Yusuf), dengan pertimbangan pragmatis: Melihat anak-anak di sekolah itu tampaknya baik-baik. Sejak kelas satu SD kami harus ikut kebaktian di gereja, dan itu syarat untuk mengikuti ulangan di kelas. Karena dididik secara Kristen, lambat laun aku pun mengenal kebenaran yang sejati dalam diri Yesus Kristus, dan bertekad menjadi orang Kristen. Dari lima bersaudara, aku yang pertama menerima Kristus dan dibaptis saat
Mama saat masih muda 24
THE IMPERFECT DISCIPLE
usiaku menginjak tujuh belas tahun. Ketika hampir semua temanku didampingi orang tua, aku hanya hadir seorang diri. Dengan percaya diri, aku berkata, �Saya sudah dewasa; jadi berhak memutuskan apa yang baik bagiku.� Itu jawabku saat ditanya pendeta soal izin orang tua. Mama tentu saja marah besar saat mendapati foto baptisanku di meja belajar. Dan itu puncak dari semua kegeramannya melihat tingkahku selama ini. Sebelumnya, aku sudah menolak mengikuti ritual yang biasa diikuti keluarga, seperti sembahyang di kelenteng atau memakan makanan bekas persembahan. Di puncak kemarahannya, ia mengusirku dari rumah. Tetapi, aku diam saja dan tetap tinggal di rumah. Mau ke mana remaja putri tujuh belas tahun? Aku terima saja cercaan mama sambil berdoa mohon kekuatan Tuhan. Tuhan akhirnya melembutkan hati mama. Ia kerap menyisihkan beras dan lauk-pauk untukku, sebelum yang lainnya dipersembahkan untuk upacara persembahyangan. Hatiku sangat bersyukur dan bersukacita karena hal ini. Dan Tuhan ternyata terus bekerja dengan luar biasa dalam keluargaku. Satu persatu adik dan kakakku menerima Kristus. Kini dua adikku menjadi Kristen, dan dua kakakku Katolik. Adik terkecilku kini bergereja di GKY Puri Indah. Bagaimana dengan mama dan papa? Papa menerima Kristus dua hari sebelum dipanggil pulang. Aku masih mengingatnya dengan jelas saat papa sakit dan berjanji menjadi orang Kristen bila sembuh. “Pa, kesembuhan kekal ada di surga. Papa harus terima Tuhan Yesus untuk mendapatkan kesembuhan dan keselamatan yang kekal, bukan kesembuhan di dunia ini,� aku berusaha
Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 25
25
28/03/20 14.13
menginjilinya. Selama dua minggu papa yang menderita parkinson mendengarkan penuturan dan pujian-pujian kepada Tuhan, sehingga akhirnya dia menerima Kristus dengan mengucapkan melalui bibirnya sendiri, tepat dua hari sebelum kematiannya. Sesudah itu mama juga kami dekati untuk mengikuti jejak papa menerima Kristus sebagai Juru Selamatnya. Dengan pertimbangan pragmatis, akhirnya dia mengikuti kedua kakakku menjadi Katolik. Di gereja Katolik dia masih diperbolehkan memegang hio (dupa) dan memiliki meja persembahan leluhur di rumahnya. Tapi, sebelum dibaptis secara Katolik, adikku membawanya ke pendeta sebuah gereja dan mohon didoakan, supaya dilepaskan dari roh-roh jahat
Aku (Lindawati) bersama mama 26
THE IMPERFECT DISCIPLE
yang pernah memasukinya. Tak kurang dari delapan orang yang saat itu mendoakan terpental semua. Perlu pergumulan yang luar biasa untuk membebaskannya. Saat itu kami semua percaya ia sudah terbebas dan siap menjalani hidup baru sebagai pengikut Kristus. Tapi, benarkah? Benarkah Ini Pertobatan Sejati? Di komunitas gereja, mama diterima dengan baik. Ia pun melayani dengan sukacita, sebagai pemain angklung, anggota paduan suara sampai tim pendoa dan pembesukan. Kami semua anak-anak bersukacita melihat perubahan diri mama. Aku pun mengira ini sudah akhir segalanya. Tuhan sudah menjadikan semua keluarga sebagai anak-Nya dan perjuangan memenangkan jiwa sudah berakhir. Namun, ternyata perjuangan masih panjang. Iblis mempunyai cara yang keji dan licik untuk menyesatkan manusia. Kenyataannya, mama hidup dalam dua ‘dunia’. Di satu pihak ia melayani Tuhan dengan segala ketekunannya, namun di pihak lain ada roh lain yang melayani dan dilayaninya. Hatinya mendua. Dan karena kasih Tuhan saja akhirnya semuanya terungkap sebelum semuanya terlambat! Semuanya bermula saat mama sakit. Tadinya mama hendak menyembunyikan benjolan di payudaranya, tapi ketika sakitnya menjalar dan saya membantu dia mandi, saya kaget mendapati benjolan itu. Akhirnya terungkap bahwa itu adalah kanker stadium empat B.
Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 27
27
28/03/20 14.13
Kondisi tubuhnya segera menurun dengan cepat. Tubuhnya yang tadinya gemuk menjadi kurus dan ia menjadi cepat lelah. Namun, kami semua terheran-heran karena wajah mama tetap mulus dan cantik, tak berubah sama sekali. Sempat dioperasi dan dirawat di rumah sakit, tapi kondisinya tidak semakin baik. Mama malah semakin gelisah dan minta pulang ke rumah. Kami pun iba melihatnya, dan walaupun dokter tadinya melarang pulang, akhirnya kami diizinkan membawa mama untuk dirawat di rumah (home care). Saat itu dokter bilang umur mama hanya tinggal dua minggu. Faktanya, mama masih bersama kami sampai dua bulan lagi. Semuanya untuk menggenapi rencana Tuhan yang indah bagi mama dan keluarga kami. Lepas dari Cengkeraman Setan Selamanya Dirawat di rumah, kami anak-anak bergiliran menjaga mama. Suatu kali saat giliran jaga, mataku terpaku pada gelang giok yang indah di pergelangan tangan mama. Saat itu gelang itu tampak longgar karena mama semakin kurus. Kuraba gelang itu dan tiba-tiba terpikir untuk melepaskan dan mencucinya sebelum kupakaikan kembali. Saat kulepaskan pelan-pelan, tiba-tiba mama terbangun dan berteriak, lebih tepatnya menggeram dengan keras. Aku sangat terkejut! Kucoba sekali lagi, dan mama berteriak histeris lebih keras, kini dengan meronta-ronta. Mama sendiri kemudian mengatakan ia tak sadar berteriak, hanya mengatakan bahwa sesuatu yang mengerikan telah terjadi. Kuceritakan pengalaman ini pada kakak-adikku. Kesimpulan kami, masih ada ‘kuasa’ lain dalam diri mama. Belakangan kami
28
THE IMPERFECT DISCIPLE
tahu, mama bahkan sebenarnya membuka ’praktik’ tidak resmi sebagai paranormal. Pantesan ia tetap mau tinggal seorang diri di rumahnya di Puri Indah. Berbagai jimat, pusaka, dan benda-benda misterius lain ditemukan di kamar kosong lantai atas yang menyeramkan di rumahnya. Dalam rapat keluarga hari itu, kami bertekad membebaskan mama dari segala kuasa roh-roh jahat yang masih ada di dalam dirinya. Seorang pembimbing rohani yang berpengalaman dalam okultisme akhirnya mendampingi kami. Ibu Airin, pembimbing dan pendoa itu, menyuruh seluruh keluarga berdoa dan berpuasa selama empat hari, sejak Senin hingga Kamis. Kemudian pada hari Kamis malam kami bersama-sama akan mendatangi mama untuk mendoakan dan melepaskan gelang giok yang mengikat diri mama.
Mama dengan gelangnya Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 29
29
28/03/20 14.13
Akhirnya pada Kamis malam yang tak dapat kulupakan, aku datang bersama anakku James. Ia akan mengiringi kami dengan gitar saat lagu-lagu pujian dikumandangkan. Kemudian, kami pun segera mengambil formasi mengelilingi ranjang mama. Aku, koko, dan cici di satu sisi dan tim doa Ibu Airin di sisi yang lain, sedangkan James mengiringi kami di kaki mama. Lagu-lagu pujian kemudian dilantunkan, membuat suasana kamar menjadi lebih syahdu dan kemuliaan Tuhan turun dalam kamar mama yang tenang. Mama pun tampaknya menikmati lagu-lagu pujian, kepalanya bergerak pelan, matanya tetap terpejam. Ketika tiba waktunya, kami larut dalam doa mohon Tuhan hadir dan menguasai ruangan ini. Koko pelan-pelan memegang gelang dengan satu tangan dan tangan yang lainnya memegang lengan mama. Kemudian, semua berkata lantang, “dalam nama Tuhan Yesus”, dan koko menarik dengan keras gelang mama melewati semua jari-jarinya. Sekonyong-konyong mama berteriak, lampu mendadak padam, dan kegelapan total meliputi kami semua. Aku gemetar ketakutan, hanya berteriak dalam hati, ”Tuhan Yesus! Tolong kami!!” Aku hanya melihat kegelapan, namun James dan Ibu Airin menyaksikan sosok hitam besar bermata merah, bertanduk, dan berkuku panjang dengan wajah garang ke luar dari tubuh mama. Ketika lampu berhasil dinyalakan kembali, pemandangan ‘mengerikan’ terpampang di hadapan kami. Wajah mama yang tadinya mulus dan cantik berubah seketika menjadi keriput dan kisut, seperti layaknya wanita yang telah lanjut usia. Para perawat ketakutan dan kemudian menolak tidur dengan mama karena wajah mama telah berubah.
30
THE IMPERFECT DISCIPLE
Namun, selepas itu, mama menjadi tenang. Kami terus memuji dan berdoa sampai kami yakin semua roh jahat sudah terusir dari rumah mama. Sampai kini aku terus bersyukur kepada Tuhan karena Ia memberikan waktu tepat dua bulan sejak mama keluar rumah sakit agar ia sepenuhnya berhasil dilepaskan dari cengkeraman si jahat untuk selama-lamanya. Sesuai janjiku pada mama, “Aku tak akan pernah berdoa untuk mama saat mama sudah mati. Tapi aku akan mendampingi dan menjaga mama selama mama hidup!” Waktu itu mama menganggapku kurang ajar, tapi kini ia mengerti sepenuhnya apa yang kukatakan. Aku bahagia, beberapa hari sebelum dipanggil Tuhan, mama berkata bahwa semua anak tak perlu menangis karena ia sudah bahagia dalam pelukan Yesus. Pelukan sang Juru Selamat yang tak akan dapat dipisahkan lagi oleh kekuatan apa pun yang ada di dunia ini.
“Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya” (Yakobus 1: 8) Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 31
31
28/03/20 14.13
/ TITUS JONATHAN /
Satu Menit Terakhir 32
THE IMPERFECT DISCIPLE
Sudah beberapa malam ini ia tak dapat memejamkan matanya dengan lelap. Tengah malam ia terjaga dan selalu mendengar suara lolongan anjing sayup-sayup di kejauhan. Suara itu terbawa angin malam menerobos jeruji besi tempat ia dan beberapa penjahat kelas kakap dikurung. Ia melihat kakinya, terbelenggu oleh rantai besi karatan. Kedua kakinya yang dingin oleh rantai besi itu makin terasa dingin. Suara lolongan anjing itu membuat malam makin mencekam. Sebuah lampu minyak tergantung di dinding sebelah luar selnya dan menyinarkan cahaya kekuningan, lalu hinggap pada wajah-wajah di sebelahnya yang lelap tertidur. Di luar selnya, dua orang tentara Romawi berdiri tegap. Pergantian shift jaga baru selesai dilakukan. Ia mendengar dua penjaga itu bercakap-cakap. Di antara sunyinya malam, suara percakapan itu sangat jelas tertangkap oleh telinganya. Walaupun tak sepenuhnya mengerti percakapan dalam bahasa Latin itu, ia yakin kedua penjaga itu sedang membicarakan soal eksekusi mati. Eksekusi mati. Kali ini giliran siapakah yang akan digantung di kayu salib? Demikian ia berpikir. Ia menghitung jumlah kepala yang sedang tertidur nyenyak
di samping kiri dan kanannya. Masih ada sepuluh kepala. Biasanya eksekusi akan dilakukan tiga demi tiga. Acak. Apakah kali ini ia termasuk salah satu dari tiga yang akan diambil oleh penjaga itu? Ah, walau bagaimana pun ia harus menghadapinya, sekarang atau nanti. Sebagai penjahat kelas kakap, ia sudah menghitung semua risiko. Itulah sebabnya dari semula ia hanya mau menjadi penjahat kelas kakap, bukan kelas teri, bukan penjahat tanggung. Jika kelak ia tertangkap dan divonis mati, ia ingin dikenang sebagai penjahat besar, demikian ia berpikir. Sebelumnya sudah banyak rekan selnya yang telah terlebih dahulu diambil oleh tentara Romawi dan digiring menuju sebuah bukit. Di sanalah kabarnya eksekusi mati itu akan dilakukan. Dari bisik-bisik rekannya yang masih tersisa, ia hanya menangkap pesan kengerian, sebuah kengerian tiada tara dari tiang gantungan tempat dipakukannya tubuh para penjahat besar. Ya, memang salib hanya untuk mencabut nyawa para penjahat besar. Tetapi baginya, pesan kengerian itu ia terima sebagai bentuk konsekuensi. Ia tak kan pernah memohon belas kasihan kepada tentara Romawi sebab kekejaman mereka tidak pernah luntur oleh tangisan siapa pun.
Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 33
33
28/03/20 14.13
Ia pun tak akan berpesan kepada siapa pun untuk menguburkan mayatnya. Ia tak peduli, apakah jasadnya nanti akan menjadi santapan burung nazar atau membusuk sendiri di tiang gantungan. Ia tak peduli. Predikatnya yang akan dikenang oleh masyarakat sebagai penjahat besar adalah hal terpenting baginya. Bukankah selama hidup yang dijalaninya, ia telah banyak menumpahkan darah? Ia merasa hidupnya baru berguna setelah berhasil melenyapkan nyawa orang. Jadi jika sekarang nyawanya harus melayang di tiang gantungan, ia akan berlaku sebagai seorang ksatria. Ia merasa dosanya yang berjibun itu tak akan terampunkan. Tetapi aneh. Malam itu perasaannya berbeda setelah ia mendengar kedua penjaga itu menyebut nama seseorang dalam percakapannya. Ia mendengar kata ‘Orang Nazaret’ diucapkan beberapa kali. Entahlah, mendengar kata itu disebut membuat hatinya berdesir. Ia yakin yang dimaksud ‘Orang Nazaret’ itu adalah seseorang yang dipanggil Guru dan Nabi oleh orang banyak, seorang yang dipanggil Yesus anak Daud, yang tiga tahun belakangan ini menjadi bahan perbincangan di seantero tanah Israel. Walaupun ia sedang berada di dalam penjara, angin yang berhembus tetap mengabarkan berita tentang apa saja yang terjadi di luar tembok penjara. Mendengar orang membicarakan Yesus dan segala sesuatu yang dilakukan-Nya, ia tertawa puas dalam hatinya, terutama jika yang ia dengar adalah cerita tentang Yesus yang sedang mendamprat ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Sudah lama ia merasa muak dengan sikap mereka yang berjualan agama demi keuntungan mereka sendiri, mengelabui rakyat dengan doadoa yang panjang, dan menghakimi orang dengan ayat-ayat kitab suci. Tetapi terkadang ia juga terharu, ketika ia mendengar kabar tentang orang-orang sakit yang disembuhkan oleh Yesus, bahkan seorang yang sudah empat hari dalam kubur dibangkitkan-Nya di sebuah kampung di Betania. Ia suka lekas-lekas mengusap matanya jika ia merasakan matanya berair, khawatir rekan-rekan satu selnya melihatnya dan menganggapnya cengeng. Ia adalah penjahat besar, airmata adalah bentuk kelemahan. Dari percakapan dua penjaga itu ia mendengar, sepertinya Yesus Orang Nazaret itu sedang diincar oleh Imam Besar Kayafas, dan salah satu penjaga itu meyakinkan temannya, bahwa sepasukan tentara akan menangkap Yesus malam ini atas permintaan 34
THE IMPERFECT DISCIPLE
dari Imam Besar Kayafas. Rekan-rekan mereka lengkap dengan senjata perangnya sudah berangkat menuju ke sebuah taman di pinggiran kota untuk sebuah penyergapan. Hatinya seakan tak yakin bahwa Yesus akan ditangkap. Untuk tuduhan apa? Selama ini kabar yang ia terima dari balik jeruji besi tentang Yesus adalah bahwa Ia tidak pernah melanggar hukum Romawi. Ia hanya berjalan keliling dan mengajar, bahkan di tengahtengah perjalanan-Nya Ia banyak menolong orang. .Apa pun itu, baginya sosok Yesus adalah istimewa. Ia yakin Yesus bukan manusia biasa. Bagaimana mungkin seseorang bisa melakukan banyak tanda dan mukjizat jika bukan datangnya dari Allah? Tetapi ia memang pernah mendengar bahwa imam-imam dan ahli-ahli Taurat itu membenci Yesus karena iri hati. Entah dari mana asalnya tiba-tiba ia mulai bersimpati dengan Yesus. Malam itu hatinya terus berdebar. Ia memang seorang penjahat kelas kakap, tetapi mendengar rencana penangkapan Yesus, hatinya terasa terusik. Ia tak dapat memejamkan matanya semalam-malaman. Keesokan harinya menjelang siang, pintu selnya dibuka oleh dua penjaga Romawi. Salah satu dari penjaga itu menunjuk dirinya dan seorang rekannya. Mereka digelandang dengan kaki yang masih terikat rantai besi. Hatinya berbisik, mereka berdualah yang diambil secara acak untuk dieksekusi. Ia berjalan mengikuti dua tentara Romawi di depannya. “Tetapi mengapa hanya dua?� pikirnya. Di mana penjahat yang satu lagi? Mereka sampai di sebuah tempat. Ketika tentara Romawi itu memaksa mereka untuk memikul salib, rekannya terus mengaduh dan tak berhenti mengumpat. Di sebuah bukit penuh kerumunan massa mereka berhenti. Sejarak sepelempar batu di depan mereka, ia melihat Seorang mulai ditelentangkan di atas palang kayu itu. Beberapa perempuan menangis memandanginya dari jarak sepuluh meteran. Orang itu berlumuran darah di sekujur tubuh-Nya, dan dari kepala-Nya mengucur darah segar akibat belukar berduri yang tertancap di kepala-Nya. Ia mendengar di antara tangis perempuan nama Yesus disebut-sebut. Saat itulah ia yakin, bahwa Orang itu adalah Yesus Orang Nazaret. Sejurus kemudian ia dan rekannya ditelentangkan di atas palang kayu yang tadi dipikulnya. Ketika paku itu menancap di tangan dan kaki mereka, mereka berteriak sekeras-kerasnya dalam Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 35
35
28/03/20 14.14
kesakitan. Ia mendengar rekannya kembali mengumpat dan menyerapah. Dalam sakitnya yang tak tertahankan, ia melirik ke arah Yesus. Rekannya di sebelah sana berteriak, “Heh! Jika Engkau Anak Allah, turunlah dari kayu salib itu. Selamatkan Diri-Mu dan kami!” Mendengar perkataan rekannya itu ia menggeragap. Tibatiba hatinya terbakar oleh kemarahan karena ucapan rekannya itu. Di antara nafasnya yang hampir putus, ia berkata sekuatnya, “Tak takutkah engkau kepada Allah? Kau dan aku memang layak digantung seperti ini karena kesalahan kita…ughhh…hhh…,” ia berhenti dengan nafas tersengal-sengal. Lalu sambungnya, “Tet..tetapi.. Dia ini.. Dia tak melakukan kesalahan apapun, argghhh…,” ia menguatkan nafasnya yang nyaris putus, lalu berpaling menatap Yesus. “Yesus.., ingatlahhh aku…hhh.. jika Engkau kelak datang…sebagai… Raj…Raja, aarghhhh…,” bisiknya dengan kekuatan terakhirnya. Yesus menatapnya. Dengan memicingkan matanya karena bengkak dan penuh darah, Ia berkata, “Ughhh… hari ini juga… engkau akan bersama dengan Aku di Firdaus…hhhhh…” Penjahat kelas kakap itu tertunduk, nyawanya lepas menuju Firdaus. Pada satu menit terakhir itu ia mengalami keagungan kasih-Nya, tanpa upaya dan perbuatan apa-apa, hanya oleh anugerah-Nya. ***
“Dan dalam matinya ia ada di antara penjahatpenjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.” (Yesaya 53:9)
36
THE IMPERFECT DISCIPLE
Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 37
37
28/03/20 14.14
Rahasia di Balik Bacaan Anda 1. Orang yang suka membaca sastra senang pada ketidakpastian. Perasaannya halus, kadang-kadang mudah marah, tapi setelah itu halus lagi. 2. Orang yang suka membaca petualangan, memiliki jiwa petualang. Mungkin dulu pernah keluar masuk rumah orang untuk minta sumbangan Natal atau jualan makanan untuk cari dana. 3. Orang yang suka membaca novel, punya bakat jadi pengarang, tapi terhambat karena tidak punya laptop. Kalaupun pernah membuat karangan, isinya tentang pengarang yang tidak punya laptop. 4. Orang yang suka membaca berita-berita gosip di hape, nah ini mungkin pernah patah hati, walau tak pernah sekali pun jatuh hati. 5. Orang yang suka membaca kamus, punya bakat pelupa, termasuk sering lupa kamus. Mungkin juga lupa berdoa …. 6. Orang yang suka membaca Alkitab, merenungkannya siang dan malam, bisa jadi suka bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalanannya akan berhasil dan dia akan beruntung. 7. Orang yang suka membaca Nafiri , terutama rubrik “Taman Ketawa” ini; punya semangat tinggi, tidak mudah marah, dan punya bakat berumur panjang. Amiin ….
38
THE IMPERFECT DISCIPLE
Topi Seorang ibu dan putrinya yang berusia enam tahun sedang berjalan-jalan di pantai, ketika tiba-tiba datang gulungan ombak besar menyapu putrinya ke laut.
/ Thomdean /
“Ya Tuhan!” teriak si ibu menatap ke langit. “Hanya dialah satu-satunya anak saya. Dialah sumber bahagia dan sukacita saya. Dialah sinar matahari dan bunga dalam hidup saya .... Kembalikanlah oh Tuhan .... Kembalikan dia kepada saya dan saya berjanji setelah ini akan rajin ke gereja dan berdoa ….” Tiba-tiba datang lagi gulungan ombak besar dan melemparkan putri kecil itu ke pasir. “Ya Tuhan!” teriak si ibu sambil kembali menatap ke langit. “Tadi dia memakai topi ….”
Selamat Paskah Suatu pagi di hari Natal, pendeta Kaleb yang sudah uzur berjalan ke mimbar untuk memulai khotbahnya. Para jemaat spontan terkejut ketika pendeta tersebut berkomentar sebelum berkhotbah:
“Saudara-saudaraku yang terkasih, jika ada suatu hal yang membuat kita tidak mungkin dapat berjumpa sampai Natal tahun depan, perkenankanlah saya pada kesempatan kali ini mengucapkan selamat hari Paskah terlebih dahulu!” (dari berbagai sumber)
Nafiri APRIL 2020
39
Sepatu Pak Herman menegur Erik (enam tahun), murid sekolah minggunya yang datang terlambat. “Maaf Pak saya terlambat, soalnya tadi waktu saya sedang pakai sepatu, papa dan mama bertengkar hebat …,” jawab Erik. Kata Herman, “Lho tapi kenapa kamu bisa terlambat?” Erik: “Ya saya kan nunggu mereka selesai bertengkar ….” Herman: “Kok bisa begitu?” Erik: “Ya kan sepatu kiri saya ada di tangan papa, yang kanan ada di tangan mama ….” Herman: !??%??*&!!????
Iklan Nenek Marta yang baru saja ditinggal mati oleh suaminya pergi ke biro pemakaman untuk mengurus pemakaman suaminya. Sebagai bagian dari pelayanan kepada lansia, nenek yang baru saja ditinggal suaminya tersebut mendapatkan fasilitas pemasangan iklan gratis di koran sebanyak tujuh kata dari sang pemilik biro. “Nah … Nek, berita apa yang hendak dipasang di koran?” Nek Marta berpikir sebentar, lalu berkata, “Johnny sudah meninggal.” Petugas biro mengingatkan si nenek, bahwa masih ada empat kata yang bisa dipasang. Nek Marta berpikir lagi, lalu berkata, “Johnny sudah meninggal. Dijual sebuah mobil bekas.” 40
THE IMPERFECT DISCIPLE
Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 41
41
28/03/20 14.14
Menjadi Murid Kristus tanpa Kristus 42
THE IMPERFECT DISCIPLE
/ FIRDAUS SALIM /
Seorang murid adalah seorang yang belajar, seseorang yang mau diajar, seorang yang bermagang; seorang praktisi meskipun ia baru seorang pemula (A disciple is a learner, a student, an apprentice—a practitioner, even if only a beginner); ujar Dallas Willard dalam salah satu bukunya The Great Omission: Reclaiming Jesus’ Essential Teachings on Discipleship).
Secara umum, menjadi seorang murid seringkali diasosiasikan dengan menjadi anggota dari sebuah kelompok tumbuh bersama di dalam komunitas gereja. Menjadi seorang murid Kristus seringkali diasosiasikan dengan ketaatan. Menjadi murid Kristus berarti ketaatan pada cara hidup Kristen, melakukan hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai kristiani. Menjadi murid Kristus berarti menjadi orang yang saleh. Ada tuntutan-tuntutan bagi seorang murid untuk menyangkal dirinya dan memikul salib. Menjadi murid Kristus sering diasosiasikan dengan masuk menjadi anggota pendalaman Alkitab. Seorang murid berarti rajin mengikuti kelas-kelas pemahaman Alkitab. Menjadi murid Kristus juga artinya rajin datang ke persekutuan-persekutuan. Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 43
43
28/03/20 14.14
Lalu, apakah ada yang salah dengan semua ini? Memang hal-hal tersebut dibutuhkan untuk menjadi seorang murid. Tetapi hal-hal tersebut belum mencakup esensi dari menjadi murid itu sendiri. Menjalani hidup dengan ketaatan, menjalani hidup yang setia pada nilai-nilai kristiani, mengikuti pendalaman Alkitab; adalah hal-hal yang baik yang kelihatan dari luar (outward appearance). Tetapi untuk menjadi seorang murid, diperlukan juga sebuah spiritual life yang sebenarnya tidak terlihat dari luar secara kasat mata. Seseorang bisa saja hidup dengan melakukan berbagai tindakan agamawi, namun sebenarnya ia mati secara spiritual. Seseorang bisa saja melakukan berbagai tindakan rohani yang terlihat amat baik di dalam maupun di luar gereja, namun ia sebenarnya tidak ada sebuah kehausan atau keinginan mengenal Tuhan. Semua hal di atas bisa ia lakukan namun sebenarnya hanyalah ketaatan palsu atau superfisial.
Dua Istilah Richard Foster dalam bukunya Life with God menjelaskan bahwa Alkitab mempunyai dua istilah mengenai arti dari kata “hidup�. Istilah yang pertama adalah bios, yakni hidup secara fisik yang tanpa ada hubungan spiritual dengan Tuhan. Manusia yang hidup sebagai bios adalah manusia yang secara fisik hidup namun rohnya sebenarnya mati dan terpisah dari Sang Pencipta. Istilah yang kedua adalah zoe, yakni sebuah hidup yang memiliki kehidupan spiritual bersama Tuhan yang selalu haus akan air hidup. Ada sebuah kehausan akan Tuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh apa pun apabila bukan Tuhan sendiri yang memenuhinya. Banyak dari kita yang menjalani hidup namun sebenarnya hanya hidup secara fisik, tidak disertai kehidupan spiritual. Seseorang bisa menjadi seorang Kristen yang dari luar tampak amat baik dan saleh. 44
THE IMPERFECT DISCIPLE
Ia bisa aktif dalam berbagai kegiatan gereja; bahkan aktif melayani, bernyanyi, bermain musik, memimpin pujian, menjadi pengurus, mempunyai norma-norma etika yang baik—baik di dalam dan luar gereja—tetapi semuanya itu dilakukannya di dalam bios tanpa jiwanya terkoneksi dengan Tuhan. Inilah yang dikatakan oleh A.W. Tozer dalam bukunya The Purpose of Man. Tozer mengatakan bahwa manusia mengalami krisis yang amat serius yang ia sebut sebagai spiritual amnesia. Manusia bisa melakukan berbagai hal dalam rutinitasnya sehari-hari namun ia sebenarnya manusia yang kosong dan hampa yang tidak tahu bahwa dirinya seharusnya mempunyai relasi dengan Tuhan. Seorang teolog bernama Cornelius Van Til sering memakai istilah rational man. Manusia adalah makhluk rasional. Di dalam kejatuhannya, manusia masih bisa berpikir secara logis, ia bisa dengan sepenuhnya mematuhi norma-norma dan hukum moral dan ia bisa hidup dengan jujur, bisa taat sebagai makhluk bermoral. Di dalam teori psikososial, seseorang yang dibesarkan di lingkungan yang baik dimana berbagai kebutuhan psikologisnya terpenuhi; maka dalam dirinya bisa terbentuk sebuah kepribadian sehat yang mempunyai cinta kasih, peduli sesama, yang memiliki berbagai kebijaksanaan dalam menghadapi masalah. Teori Moral Stages dari Lawrence Kohlberg juga mengatakan bahwa manusia bisa mengembangkan moralitasnya dari yang paling mendasar, yang cuma sekadar takut kepada hukuman, ia lalu bisa mengadopsi nilai-nilai atau norma dari lingkungannya. Dia bisa hidup mengikuti konsensus moral di dalam komunitasnya, bahkan di dalam gereja atau sekolah Kristen. Prosesproses ini bisa berjalan alami, tanpa ada hubungan dengan Tuhan. Hal inilah yang disebut sebagai “dead orthodoxy�, yakni mengakui iman, menjalani hidup di dalam norma-norma Kristen, namun pengakuan imannya hanyalah sebuah pengakuan di atas kertas dan tingkah laku rohaninya hanyalah sebuah bentuk formalitas dan legalisme.
Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 45
45
28/03/20 14.14
Transformasi Jiwa
Menjadi murid Kristus adalah suatu hal yang kompleks. Menjadi murid bukan hanya berfokus membentuk perilaku yang kelihatan (behavior), tetapi berusaha memulai kehidupan internal dalam diri seseorang bersama dengan Tuhan. Menjadi murid Kristus memerlukan sebuah transformasi jiwa dimana hubungan pribadinya dengan Tuhan muncul dan berkembang yang ditandai dengan adanya kehausan akan Tuhan dan keinginan untuk terus mengenal Tuhan, yang lalu menghasilkan perubahan dimana jiwanya berpaling kepada Kristus. Terjadi sebuah penyatuan dengan Kristus (union with Christ) di dalam dirinya yang mengubahkan rasio, afeksi, dan kehendak dalam diri orang tersebut. Dari perubahan sejati inilah, seseorang lalu mempunyai keinginan untuk menjadi murid dan dimuridkan. Kedatangan Kristus membebaskan manusia dari kungkungan hukum Taurat. Kristus membebaskan manusia dari ikatan hukum sehingga manusia tidak lagi terikat kepada hukum-hukum Taurat (Roma 7: 6). Uniknya, ketika jiwanya bertransformasi, ketika ia sadar bahwa Tuhan telah membebaskannya dari hukum-hukum yang ada, dengan kerelaan hati ia malah menundukkan dirinya hidup taat di bawah hukum-hukum itu (Galatia 5: 13–14). Dengan adanya sebuah spiritualitas yang hidup bersama Tuhan, yang muncul lewat sebuah kecintaan dan kehausan yang membara akan Tuhan yang disebut A.W. Tozer sebagai a heart aflame for God, baru kita menjadi seorang murid sejati yang menundukkan diri, mentaati, dan menjalani hidup sebagai murid.
46
THE IMPERFECT DISCIPLE
Dari pembahasan ini maka timbul pertanyaan bagi setiap kita. Aktivitas agamawi dan rohani kita selama ini yang kita lakukan di dalam dan luar gereja, apakah semuanya ini adalah sebuah ketaatan secara normatif atau legalistik yang orientasinya adalah ‘performancebased’ atau ‘performance-driven’? Apakah semua yang selama ini kita lakukan semata-mata adalah kesadaran untuk hidup beretika yang dijalani secara rasional, ataukah memang lahir dari sebuah kehidupan yang baru secara spiritual bersama Tuhan? Apakah saat ini kita menjalani hidup sebagai murid di dalam ‘bios’ atau ‘zoe’? *** Penulis, seorang lulusan di bidang bisnis internasional yang berkarir sebagai konsultan perdagangan dan ekspor-impor, sedang mendalami bidang teologi dan spiritualitas di STTRI.
Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 47
47
28/03/20 14.14
48
THE IMPERFECT DISCIPLE
GURU SEKOLAH MINGGU YANG TAK PERNAH SEKOLAH MINGGU Jemmy Utaryo
/ Pingkan Palilingan / Nafiri APRIL 2020
49
Judul yang aneh menurut Anda? Memangnya bisa ya orang yang tidak pernah mencicipi sekolah minggu di masa kecil mengajar anakanak sekolah minggu? Tanya saja kepada Jemmy Maryanzah Utaryo, guru sekolah minggu kelas besar di GKY BSD. Lahir dan besar di Makassar di tengah keluarga dengan kepercayaan Konghucu, ia tidak pernah menyangka suatu saat akan mendidik anak-anak sekolah minggu. Bahkan di lingkungan gereja, Jemmy sekarang lebih sering dipanggil dengan sebutan “Laoshi” dibanding “Pak”.
Menerima Panggilan Tuhan Sebenarnya pria usia lima puluh tahun ini dulu pernah mendengar firman Tuhan ketika bersekolah di SD umum. Dalam pelajaran agama, Jemmy mengikuti kelas agama Kristen. Namun, nilai pelajaran agamanya selalu jelek. “Bayangkan saja, saya nggak pernah baca Alkitab, nggak pernah ikut sekolah minggu,” ujarnya. Pengalaman masa kecil ini selalu diingatnya dan ia bagikan ke murid sekolah minggu kelas besar yang ia ajar sekarang. “Saya sering bilang ke anak-anak kelas sekolah minggu saya, ‘Kalian bersyukur bisa menikmati sekolah minggu, laoshi sendiri dulu tidak pernah ada kesempatan’,” kata Jemmy. Bukan hanya sekolah minggu, nyatanya Jemmy pun tidak pernah merasakan persekutuan remaja. Jemmy, anak keenam dari tujuh bersaudara, sering pergi ke kelenteng bersama keluarga, meskipun orangtua tak pernah memaksa. 50
THE IMPERFECT DISCIPLE
Lalu Jemmy pindah ke Jakarta untuk kuliah ekonomi manajemen di UNIKA Atmajaya dan sempat bergabung dengan persekutuan mahasiswa di kampusnya. Tuhan memiliki kuasa untuk memanggil Jemmy. Seorang kerabat mengajaknya untuk ikut kebaktian di GKY Puri Indah. Waktu itu Jemmy sudah lulus dan bekerja di PT BDNI. Tiap minggu ia datang beribadah di kebaktian umum, lalu ia bergabung dengan persekutuan pemuda. Selang beberapa waktu setelah rutin pergi ke gereja, Jemmy yang waktu itu berumur 27 tahun merasa siap untuk dibaptis. Ternyata niatnya itu disambut dengan baik oleh papa dan mama walaupun dia lebih didorong masuk Katolik supaya masih bisa sembahyang untuk leluhur. Jemmy tetap teguh dengan pilihannya dan dibaptis di gerejanya dan makin giat melayani, salah satunya di komisi pemuda. Di sanalah ia berjumpa dengan pujaan hatinya, Inggrid. Ternyata keduanya cocok, terlebih lagi Inggrid pun datang dari latar yang mirip dengan Jemmy: Sudah mendengar tentang Yesus sejak kecil, namun belum pernah pergi ke gereja hingga ia dewasa. Inggrid pun baru dibaptis di GKY Puri Indah tahun 1999 setelah lulus kuliah. Jemmy dan Inggrid menikah pada 2000 dan tinggal di Ciledug. Berjuang demi Buah Hati Jemmy dan Inggrid dikaruniai anak perempuan: Nadine Natalie Utaryo. Suatu hari ketika pasangan ini membawa Nadine yang berusia lima bulan untuk imunisasi, dokter anak yang menangani berkata bahwa ada detak jantung Nadine tidak normal. Sontak Jemmy dan Inggrid terkejut atas temuan tersebut.
Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 51
51
28/03/20 14.14
Atas rujukan dokter anak, pasangan ini konsultasi dengan dokter spesialis jantung anak di sebuah rumah sakit. Betul saja, setelah diperiksa ternyata jantungnya berlubang di dua bagian: atas dan bawah. Dalam istilah kedokteran disebut atrial septal defect (ASD) atau lubang pada sekat serambi jantung dan ventricular septal defect (VSD) atau lubang pada sekat bilik jantung. Kondisi medis ini biasanya karena penyakit bawaan. Mendengar ini perasaan Jemmy dan Ingrid campur aduk, “Kita sampai bertanya pada Tuhan kenapa semua ini bisa terjadi?� ujar Jemmy mengutarakan perasaan hatinya. Dengan cepat pasangan ini mencari jalan keluar dengan berobat. Dokter merekomendasikan beberapa obat untuk kesembuhan Nadine. Entah kenapa selama menjalani pengobatan ini, kondisi Nadine malahan menurun. Orang-orang yang bertemu Nadine selalu berkomentar bahwa ia tidak lincah seperti anak-anak pada umumnya. Atas rekomendasi seorang teman yang juga mengalami kebocoran jantung, Tuhan menuntun Jemmy dan Inggrid ke seorang dokter spesialis jantung anak di Rumah Sakit Harapan Kita yang memberikan saran yang tepat. Berdasarkan diagnosis sang dokter, kebocoran jantung Nadine harus segera ditangani, meskipun tak menutup kemungkinan pula bahwa dalam kasus seperti ini lubang biasanya akan menutup sendiri setelah beberapa waktu. “Waktu itu kami hanya berharap semoga ada mujizat yang terjadi pada Nadine,� ujar Jemmy. Di saat konsultasi, Jemmy memberi tahu pada sang dokter bahwa Nadine sudah mengonsumsi beberapa obat-obatan atas rekomendasi dokter sebelumnya. Sang dokter pun terkejut, karena obat-obatan tersebut ternyata biasa dipakai untuk pengobatan
52
THE IMPERFECT DISCIPLE
tekanan darah tinggi bagi orang dewasa dan sangat tidak kompatibel anak kecil, bahkan seorang bayi. Mengetahui hal itu, Jemmy dan Inggrid pun segera menghentikan pengobatan. Puji Tuhan, betul apa yang dikatakan dokter itu. Lubang pada sekat bilik jantung Nadine tertutup sendiri ketika ia berumur tiga tahun. Tinggal sekat serambi jantungnya saja yang masih berlubang. Jemmy dan Inggrid berharap terjadi mukjizat yang sama. Mereka mendoakan kesembuhan total bagi Nadine.
“Waktu itu kami hanya berharap semoga ada mujizat yang terjadi pada Nadine.� Tahun demi tahun berlalu. Nadine tumbuh menjadi anak yang pandai dan berprestasi, namun sangat pendiam dan pemalu. “Dia tidak pernah mau ngomong di kelas, baik di sekolah maupun di sekolah minggu. Kami selalu berdoa untuknya pada tiap kesempatan, juga sering konsultasi ke pakar di bidang psikologi anak,� kata Jemmy. Selain itu, tubuhnya pun lemah. Ia sering cepat capai dan lemas ketika melakukan aktivitas olahraga seperti berlari. Adakah hubungannya dengan kondisi jantung Nadine? Jemmy dan Inggrid belum mengambil tindakan untuk penanganan kondisi medis Nadine. Pasangan ini masih berharap akan keajaiban yang sama, bahwa lubang itu tertutup dengan sendirinya. Tak disangka, yang terjadi adalah kebalikannya. Dokter menemukan bahwa diameter lubang tersebut bertambah besar. Jemmy dan Inggrid berupaya mencari metode terbaik untuk
Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 53
53
28/03/20 14.14
menindaklanjuti kondisi ini. Setelah beberapa kali kontrol ke berbagai dokter hingga ke Penang, Malaysia, akhirnya mereka memutuskan untuk menindaklanjuti dengan operasi ASO (Amplatzer Septal Ocluder). Bentuk operasi ini merupakan tindakan nonbedah yang tergolong aman dengan cara memasang perangkat (transcathter closure) untuk menutupi kebocoran jantung. Operasi ASO pun belum bisa segera dilaksanakan. Karena mengandalkan BPJS, Nadine harus menunggu selama beberapa bulan hingga mendapatkan lampu hijau untuk bisa dijadwalkan tindakan pemasangan ASO. Bulan Agustus 2017, Nadine menjalani operasi ASO di usia lima belas tahun. Usai operasi, selama tiga bulan Nadine dilarang untuk bergerak terlalu sering. Jangankan berolahraga, naik tangga pun ia tidak diperbolehkan. Tak lama setelah operasi, kondisi tubuh Nadine jauh berbeda dari sebelumnya. Selain tubuh semakin kuat dan stamina bertambah, dewasa ini ia juga lebih percaya diri dan penuh semanget. Sama seperti sang papa, Tuhan sungguh memakai Nadine dalam pelayanannya di sekolah minggu sebagai asisten guru dan pemusik. Tak Sengaja Jadi Guru Sekolah Minggu Selama menjadi jemaat di GKY Puri Indah, Jemmy melayani di kolportase selama empat tahun. Karena satu dan lain hal, di tahun 2004 ia dan Inggrid memutuskan untuk pindah rumah ke Serpong dimana hati Jemmy sekeluarga tertambat di GKY BSD. Tak lama kemudian, gereja mengumumkan, “Dibutuhkan guru
54
THE IMPERFECT DISCIPLE
dan pemusik untuk melayani di sekolah minggu.” Jemmy yang bisa bermain gitar merasa terpanggil walau masih penuh keraguan. Setelah mendaftar, Jemmy dihubungi untuk ikut pelatihan pelayanan sekolah minggu. “Pada mulanya saya kira training pemusik saja. Ternyata saya diajak ikut serta training guru sekolah minggu oleh Laoshi Catherine (Pembina Komisi Anak masa itu). Setelah training, saya ditugaskan untuk membantu dan mengamati laoshi lain mengajar.” Akhirnya, Jemmy ditempatkan sebagai guru sekolah minggu di kelas besar. Awalnya, dia bergumul karena harus menguasai materi pelajaran yang banyak. Ditambah lagi karena nihil pengalaman bersekolah minggu dan dia merasa pengetahuannya akan cerita Alkitab masih dangkal dibanding guru-guru lain. Belum lagi jika ada murid yang melontarkan pertanyaan kritis …. Rasanya kalut memikirkan semua itu. “Memang saya tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan guru-guru lain yang pengetahuannya lebih luas,” katanya. “Puji Tuhan, Tuhan menempatkan partner mengajar yang berpengalaman bagi saya sehingga saya jadi tertolong.” Jemmy juga khawatir tidak mampu menjadi panutan bagi muridnya. “Pernah di waktu saya sedang jalan-jalan ada seseorang yang memanggil saya ‘Laoshi!’ Ternyata mantan murid saya, padahal saya sudah tidak ingat. Di situ saya merasa diingatkan:
“Puji Tuhan, Tuhan menempatkan partner mengajar yang berpengalaman bagi saya sehingga saya jadi tertolong.” Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 55
55
28/03/20 14.14
Jika kehidupan kami sebagai guru tidak menjadi contoh, ya mau bagaimana jadinya nanti (murid-murid kami)?” Perjalanan pelayanan Jemmy pun tak luput dari tantangan yang harus dihadapi keluarganya. Salah satunya ketika Kennard, anak keduanya, lahir. Jemmy sempat meminta izin cuti mengajar untuk sementara waktu agar ia dan Ingrid bisa bergantian menjaga Kennard tiap hari Minggu. Harapannya, ia dan Inggrid bisa tetap ikut kebaktian meskipun tak bersamaan.
“Jika kehidupan kami sebagai guru tidak menjadi contoh, ya mau bagaimana jadinya nanti (murid-murid kami)?” Tak dinyana, seorang rekan pelayan di sekolah minggu menyarankan untuk tidak mengambil cuti. “Kata beliau jangan ambil cuti, nanti keterusan,” ujarnya mengingat ucapan rekannya. Ia memikirkan baik-baik ucapan tersebut. Betul juga, bisa saja seseorang goyah dan malah ‘cuti’ selamanya karena kadung menikmati break dari pelayanan. Setelah berbincang dengan istri, akhirnya Jemmy tidak jadi cuti— meski itu artinya ia dan Inggrid harus siap dengan konsekuensi yang ada. Selama beberapa bulan sementara Jemmy mengajar sekolah minggu, Inggrid tidak ikut kebaktian karena perlu menjaga Kennard. Bahkan jadinya Inggrid ikut serta di sekolah minggu demi mengantar Kennard yang belum mandiri di kelas.
56
THE IMPERFECT DISCIPLE
Tetapi di balik kecemasan hati dan kesulitan yang Tuhan izinkan terjadi di dalam pelayanan sekolah minggu, Jemmy yakin bahwa Tuhan pasti sedang membentuk dia di dalam setiap langkah yang dia jalani. “Justru melalui pelayanan di komisi ini saya terberkati karena jadi belajar lebih banyak,� kata Jemmy tersenyum mengingat anugerah Tuhan. Benar saja, semenjak menjadi guru sekolah minggu ia semakin giat belajar firman Tuhan demi memperluas pengetahuannya. Tuhan juga memakainya lebih lagi melalui pelayanannya sebagai pemusik sekolah minggu. Dari yang awalnya hanya bermain gitar, kini ia juga bermain piano mengiringi sesi puji-pujian anak-anak.
“Justru melalui pelayanan di komisi ini saya terberkati karena jadi belajar lebih banyak.�
Nafiri APRIL 2020
57
Berkaca dari pelayanan papanya, Nadine juga menjadi berkat bagi komisi anak melalui pelayanannya. Pasangan papa dan anak ini rutin terlihat di lantai tiga gereja. Bahkan seringkali mereka melayani bersamaan: Nadine bermain piano, sementara Jemmy bermain gitar mengiringi nyanyian anak-anak. Tak terasa pada tahun 2020 ini pelayanan Jemmy di sekolah minggu sudah memasuki tahun keenam belas. Ia merasa bersyukur Tuhan telah meneguhkan hatinya untuk terus melayani selama ini. Pada akhirnya, seluruh pelayanan dan hidupnya ia serahkan kembali untuk kemuliaan Tuhan. Soli Deo gloria!
58
THE IMPERFECT DISCIPLE
Nama Lengkap Suami Nama Panggilan Tempat/Tanggal Lahir Nama Istri Nama Anak
Biodata
: Jemmy Maryanzah Utaryo : Jemmy : Makassar, 13 Maret 1969 : Inggrid : Nadine Natalie Utaryo Kennard Roderick Utaryo
Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi
Nusantara, Makassar Nusantara, Makassar Katolik Cendrawasih, Makassar Universitas Katolik Atma Jaya (Ekonomi Manajemen)
Riwayat Pekerjaan Exim & Bills Department Sales Asistant Associate Manager Area Sales Manager
PT BDNI PT Indo Auto PT ERA GRAHA ASRI PT RADIANT SENTRAL NUTRINDO Assistant Associate Manager PT COLDWELL BANKER ODELIA Assistant Associate Manager PT COLDWELL BANKER GRACIA Broker Property Riwayat Pelayanan Pengurus bidang Kolportase Guru Sekolah Minggu
GKY Puri Indah GKY BSD
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
1995-1997 1997-1998 1998-2003 2003-2004
Serpong, Tangerang Serpong, Tangerang Serpong, Tangerang
2004-2006 2006-2012 2012- skg.
2000-2004 2004-sekarang Nafiri APRIL 2020
59
“Saya ingin generasi muda mau mempelajari sejarah perjuangan bangsa, lebih banyak menimba inspirasi, dan membuat hidup lebih bermakna. Kelak mereka yang akan menjadi ’tua’ seperti kami, diharap mampu menjalani hidup secara penuh. Artinya, mampu membangun hubungan antarmanusia yang dilandasi pengertian, keterbukaan, kemauan untuk berbagi, dan ketulusan. Prinsip saya, hiduplah untuk Tuhan, agar kita dapat berbuat menurut apa yang Tuhan kehendaki.”
P
-
Tapi Omas Ihromi (1930 - 2018)
rof. Dr. Ihromi, M.A. (4 April 1928–25 September 2005) dan Prof. Dr. Tapi Omas Ihromi boru Simatupang (2 April 1930–5 Agustus 2018) adalah pasangan suami-istri Kristen yang mempunyai kontribusi luar biasa bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Ihromi, lahir di Garut, adalah seorang teolog pakar Perjanjian Lama dan bahasa Ibrani. Setelah lulus dari STT Jakarta, beliau melanjutkan studi di Universitas Harvard-Amerika Serikat, dan Universitas Johannes Gutenberg-Jerman. Ihromi meraih gelar Doktor Teologi dengan yudisium magna cum laude. Beliau pernah menjadi rektor STT Jakarta, ketua Perhimpunan Sekolah-sekolah Teologi di Indonesia, ketua Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia, anggota Komisi Pendidikan Pembaharuan Pendidikan Nasional, dan Wakil Ketua Dewan Gereja-gereja se-Dunia. Ihromi mempunyai peran sangat signifikan dalam memajukan kualitas pendidikan dan membangun dialog antariman bersama tokoh-tokoh berbagai agama di Indonesia.
60
THE IMPERFECT DISCIPLE
Istrinya, Tapi Omas, lahir di Pematangsiantar, adalah adik kandung pahlawan nasional T.B. Simatupang. Omas dikenal luas sebagai pejuang bagi kemajuan perempuan Indonesia. Perempuan lembut dan sederhana ini, bersama Prof. Dr. Saparinah Sadli dan beberapa dosen UI lainnya, adalah penggagas kelahiran Pusat Kajian Wanita dan Gender di UI. Setelah lulus dari Fakultas Hukum UI, Omas melanjutkan studi dan meraih gelar doktor di bidang antropologi budaya di Universitas Cornell-Ithaca, New York. Beliau dikenal sebagai dosen pakar antropologi hukum di UI. Ihromi dan Omas, yang sama-sama aktif di GMKI, dan sama-sama dikirim studi lanjut ke Amerika tahun 1959, memutuskan untuk menikah. Pasangan ini dikaruniai dua putri, yang berprofesi sebagai dokter dan insinyur.
“Reformasi bukan hanya sekadar peristiwa dalam sejarah yang usang atau bersifat doktrinal belaka …. Sudahkah totalitas hidup kita (bagaimana kita berpikir, berkata-kata, bertingkah laku, memandang dan menilai orang lain, membina kehidupan keluarga, mendidik anak, bekerja dan berusaha, dan sebagainya) diwarnai oleh pengenalan kita akan Allah? Jika belum, mari kita mereformasi diri kita!” Pdt. Agus M Susanto, dalam tulisannya “Mengangkat Kembali Spirit Reformasi” yang dipublikasi di ‘Nafiri’ edisi 3 November 2002. Beliau saat itu masih sebagai Guru Injil di GKJMB-BSD Nafiri APRIL 2020
61
BERUBAH! Berubah! Itu ingatan masa sekolah yang masih saya kenang saat menonton film Ksatria Baja Hitam di televisi, dimana sang pahlawan Kotaro Minami berubah menjadi superhero yang berkostum belalang dan menaiki motor belalang tempur demi membela manusia dari monstermonster yang jahat. Eh tapi saya ga mau bahas tentang superhero di sini ya, hehe ‌.
62
THE IMPERFECT DISCIPLE
/ HUMPREY /
Yang saya justru lihat, ternyata sejak beberapa tahun terakhir ini banyak yang berubah dari tren masyarakat kita. Ini sepenggal ceritanya ‌. Loh? Kok di sini? Itulah perjumpaan demi perjumpaan yang keluarga kami alami saat akhir tahun 2019 kemarin. Liburan akhir tahun yang kami lewati di Jawa Tengah ternyata tak disangka-sangka malah bertemu dengan teman dari BSD di puncak paling atas stupa Borobodur, dan ternyata kami sama-sama ke Jateng lewat darat dan tanpa persiapan liburan pula. Dulu, saat tiket pesawat relatif murah, pertemuan ini mungkin saja terjadi di bandara. Tapi yang unik, setelah ada pembangunan infrastruktur dari pemerintahan kita sekarang ini yang masif—antara lain jalan tol—ternyata
Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 63
63
28/03/20 14.14
tren perjalanan masyarakat Indonesia mulai mengalami perubahan. Hal ini mungkin karena waktu tempuh yang jadi relatif singkat. Kita bisa lihat ini antara lain sejak adanya tol Cipali (Cirebon Palimanan). Waktu tempuh dari Jakarta–Semarang yang tadinya 8–10 jam, sekarang bisa ditempuh hanya dengan lima jam-an, ini mirip dengan waktu tempuh BSD– Jakarta pp (pulang pergi) di kala bermacet ria haha …. Jika dibandingkan, ke Singapura naik pesawat biaya 500 ribu per orang, ke Jogja naik pesawat biayanya 800 ribu per orang. Naik mobil ke Jogja plus biaya tol dan bensin kira-kira 800 ribu, itu bisa mengangkut 4–7 orang per mobil, tergantung jenis mobilnya. 64
THE IMPERFECT DISCIPLE
Demikian juga dengan tol-tol yang dibangun di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan tempat lainnya; mungkin saja suatu saat orang dari Aceh naik mobil ke Papua via tol Lintas Indonesia kan? Ini mirip orang-orang di Amrik yang sering berkendara bermil-mil jauhnya sampai ke Las Vegas, misalkan. Ga cuma soal perubahan pilihan transportasi, yang justru saya lihat akan berubah di Jakarta adalah mobilnya. Kalau dulu kita sebut tempat pengisian bahan bakar itu pom bensin, namun kalau mobilnya sekarang bertenaga listrik, apa namanya ya? Pom Listrik? Gambar di bawah ini kebetulan tempat charger listrik untuk mobil di salah satu mal di Jakarta. Memang saat ini mobil bertenaga listrik masih relatif mahal. Yang termurah saja itu merek Hyundai berharga sekitar 500 jutaan, sedangkan Tesla dan merek-merek lain
Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 65
65
28/03/20 14.14
masih mendekati harga M-M-an (miliaran). Pemerintah memberikan nilai lebih bila kita menggunakan mobil listrik ini, antara lain bebas ganjil genap. Apalagi dengar-dengar di ibu kota baru nanti di Kalimantan Timur, kendaraannya hanya boleh kendaraan bertenaga listrik? Wow! Di negara lain hal ini tidak aneh, tapi di Indonesia, unik ‌ zaman emang berubah ya ‌ makin canggih? Ilustrasi-ilustrasi di atas sedikit menggambarkan tentang perubahan zaman now. Yang ingin saya angkat kali ini adalah iman kita sebagai orang Kristen. Perubahan gaya khotbah yang dulunya khusyuk tenang dari atas mimbar, sekarang bisa tanpa mimbar dan jalan sana sini. Puji-pujian yang zaman dulu hanya dari lagu himne KPPK; sekarang 66
THE IMPERFECT DISCIPLE
bisa lebih bervariasi, lebih bersemangat, lompat-lompat, dan lain sebagainya. Tentunya tiap orang bisa berbeda selera dan pendapat ya. Demikian juga dalam keseharian kita: tekanan pekerjaan, himpitan ekonomi yang makin kuat menimpa kita, pergumulan hidup yang makin berat, dan kemajuan teknologi yang semakin canggih seakan bisa membuat kita jauh dari Tuhan. Yang pasti, ingatlah perubahan adalah hal yang tidak bisa dihindari, termasuk terjadi juga dalam kekristenan. Namun hal-hal yang prinsip tentang kebenaran iman Kristen tentu tidak boleh ikut-ikutan berubah. Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya (Ibrani 13: 8). Hendaknya kita tetap setia akan iman kita. Tuhan memberkati kita semua. ***
Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 67
67
28/03/20 14.14
Linda Marzukie:
Tunduk pada Kedaulatan Tuhan Saat Terkena Kanker 68
THE IMPERFECT DISCIPLE
/ LISLIANTY LAHMUDIN /
Keceriaan selalu mewarnai kehidupan sosok wanita paruh baya ini. Aktif melayani di yayasan sekolah Athalia dan GKY BSD (tahun 1998–sekarang) menjadi usher, pengurus di bidang pasutri, anggota padus komisi wanita, majelis, pengajar Peduli Anak Serpong (PAS) untuk pelajaran bahasa Inggris, dan Caring Group Fellowship Leader (CGL) di Komisi Wanita. Linda Marzukie, sanguine yang ramah, yang sering membantu menjadi ‘travel organizer’ untuk beberapa keluarga di GKY BSD. Latar belakang keluarga Linda sangat kompak dan akrab, dengan Edisjah dan dua orang putrinya, yang orang lain lihat berbahagia dan sepertinya tidak pernah ada masalah. Namun sebenarnya, kehidupan Linda pernah diwarnai dengan pergumulan berat saat mama dan kakak iparnya terkena kanker rahim, juga ibu mertuanya menderita diabetes; karena ia harus merawat, juga harus menanggung biaya yang jumlahnya besar. Namun ia selalu ingat untuk “Just do the best, let God do the rest.” Semua itu dapat dilaluinya dengan pertolongan dari Tuhan. Kehidupan Linda sehari-hari dijalani dengan makan sehat, rajin olahraga, minum suplemen, dan check-up kesehatan lengkap tiap tahun . Biasanya hasilnya selalu bagus, sampai di bulan Juni 2014 ditemukan mioma dua sentimeter di rahim. Karena kasus mamanya sebelumnya, dr. Indawati Kamil menyarankannya untuk cek lebih detail. Ia ditemani temannya berangkat ke Singapura. Nafiri APRIL 2020
69
Temannya menyarankan untuk sekalian saja cek payudaranya. Awalnya Linda menolak karena merasa sudah check-up di Jakarta dan hasilnya baik. Tapi karena sekalian menunggu, ia memutuskan untuk cek payudaranya juga. Hasil pemeriksaan rahim ternyata miomanya tidak bermasalah. Waktu dokter ahli payudara memeriksanya, tidak ditemukan apa apa. Tapi entah kenapa ada dorongan untuk meminta cek lebih detail mengingat umur Linda saat itu sudah 46 tahun. Hasil mamografi kurang jelas, dilanjutkan lagi dengan USG. Di sinilah ditemukan benjolan di bagian kanan sebesar 1 sentimeter, di kiri 0,6 sentimeter. Dokter menyarankan untuk biopsi. Seminggu kemudian ia kembali ke Singapore untuk biopsi, dan menunggu hasilnya seminggu lagi. Dalam dua minggu inilah Linda bergumul, “Saya benar-benar dibentuk Tuhan dalam rentang dua minggu ini. Teman-teman bilang gak usah dipikirkan, toh hasilnya belum keluar. Tapi saya tidak bisa untuk tidak berpikir. Saya terus berdoa dan memohon kalau boleh hasilnya baik-baik saja. Tapi seandainya ternyata kanker, apa yang harus saya lakukan? Bagaimana saya bisa melewatinya? Saya tidak menangis-nangis memohon kepada Tuhan, karena saya takut sekali saya akan marah sama Tuhan kalau hasilnya ternyata kanker,� kenang Linda. Linda teringat pergumulannya saat mamanya dalam keadaan kritis di Guangzhou (Juli 2007). Sepanjang perjalanan menuju Guangzhou, ia mohon pada Tuhan untuk bisa bawa mama pulang ke Jakarta. “Saya tahu Tuhan berdaulat, dan Tuhan tahu yang terbaik. Tapi kalau boleh saya minta tiga hari. Tapi kenyataannya, pada saat saya tiba mama sudah pergi tiga jam yang lalu.� Saat itu ia sangat 70
THE IMPERFECT DISCIPLE
marah pada Tuhan. “Tuhan, saya minta tiga hari, tetapi tiga jam saja pun saya tidak dikasih.” Dadanya sangat sesak dengan amarah saat itu. Ada pesan singkat dari GI. Catherine, “Menyebut nama Tuhan akan melegakan dada yang sesak,” Linda pun mencoba untuk menyebut, “Tuhan Yesus, Tuhan Yesus …,” namun ia tidak merasakan kelegaan sama sekali. Sampai di saat adiknya bercerita mengenai perjuangan mama yang kesakitan di akhir hidupnya , di sinilah Linda tersadar, ternyata Tuhan telah menjawab doanya. Tuhan tahu kekuatan mamanya karena mama memang tidak tahan sakit fisik. Jadi, berdasarkan pengalaman itulah ia tahu, “Saya tidak mau ngotot sama Tuhan untuk hasil yang baik. Tapi saya terus berdoa, Tuhan kalau emang Engkau mengizinkan ini terjadi, saya harus bagaimana?” Satu hari sebelum berangkat untuk menerima hasil biopsi, dalam doanya Linda seperti diputarkan ulang tentang semua berkat dan kebaikan Tuhan dalam hidupnya . Linda yakin saat itu Tuhan sedang menjawab doanya sehingga dia bisa mengatakan “Tuhan, 46 tahun hidupku bisa kulalui dengan baik, dalam suka dan duka, saya bisa merasakan pimpinan Tuhan. Masakan kalau sampai saya harus mengalami kanker saya tidak sanggup menjalaninya? Saat itu saya merasa seperti beban itu terangkat , plong banget rasanya,” kenang Linda. Pada waktu mau ketemu dokter, Linda berdoa, “Tuhan, apa pun hasilnya aku tahu aku siap karena Engkau besertaku.” Linda menambahkan tentunya itu bukan karena dirinya, tapi memang Tuhan yang memampukannya untuk siap dan kuat.
Nafiri APRIL 2020
71
Saat membacakan hasil biopsi, dokter berkata, “Bad news-nya, kamu kena kanker. Tapi good news-nya, ini masih sangat kecil dan sudah terdeteksi. Saya pertama kali mendapatkan pasien yang kena kanker grade 3 (paling ganas) tapi masih sangat kecil (0,6 sentimeter). Biasanya sudah di atas 2–3 sentimeter.� Jenis kankernya adalah tripel negatif. Saran dari dokter angkat benjolan (lumpektomi) plus radiasi atau angkat seluruh payudara (mastektomi) tanpa radiasi . Karena risiko dan benefit-nya sama jadi diputuskan angkat benjolan saja (November 2014). Dokter menyarankan untuk kemoterapi saat membacakan analisis patologi, dan sebenarnya Linda sudah tidak kaget lagi, namun tetap saja ada kekecewaan dan kemarahan, kok Tuhan benar-benar tidak berbelaskasihan. Selanjutnya Linda harus membahas program kemo dengan onkologi di rumah sakit NUH Singapura, tapi ia merasa tidak mendapat jawaban yang memuaskan dan meyakinkan, jadi diputuskan tidak kemoterapi, hanya radiasi saja. Sempat di saat emosinya terganggu, Linda mengalami pemberontakan dalam dirinya. Ia makan sesukanya, merasa kecewa sudah sedemikian menjaga hidup sehat dengan benar, tapi ternyata bisa kena kanker juga. Tapi Tuhan selalu menyadarkannya dan membuatnya bersyukur. Mungkin saja jika tidak hidup sehat malah akan jauh lebih parah. Sebelum kemo, Linda mempersiapkan segala sesuatunya dari awal. Ia membeli rambut palsu dan dimodel sesuai rambutnya saat itu dan juga sulam alis, karena ia tahu setelah kemoterapi pasti alis dan rambutnya akan botak. 72
THE IMPERFECT DISCIPLE
Linda percaya tidak ada sesuatu yang kebetulan karena temannya itu mengajaknya untuk ikut check-up payudara. Semua memang sudah Tuhan atur. God is good. Dia mengizinkan suatu hal terjadi , Dia pasti akan menyertai, walaupun kita tidak tahu mengapa hal itu terjadi. Sejak awal Januari 2015, Linda menjalankan kemoterapi sebanyak empat kali setiap tiga minggu dengan ‘‘positifve positifve mindset mindset’’ dan keyakinan akan penyertaan Tuhan. Di saat badannya begitu sakit ngilu, ia berpikir seolah-olah seperti habis selesai gym. Saat mual, ia berpikir ah … ini tidak ada apa-apanya dibanding mual saat hamil dulu (muntah sampai sepuluh kali sehari). “Penting sekali ‘‘positifve mindset’ ini bagi penderita kanker,” ujar Linda; bahkan saat ia botak mindset pun tidak stres. Ada seorang teman yang tinggal di Bali yang selisih seminggu kemoterapinya sesudah Linda; pada waktu dia masuk minggu kedua kemoterapi pertamanya ia bilang tidak tahan dan sengsara, mau stop kemoterapinya; awalnya Linda pun terpengaruh, mau ikut stop. Namun saat berdoa, ia ditegur Tuhan; kenapa bukan kamu yang menasihati orang itu? Setelah ia menyadari hal ini, langsung ia pun berbalik memberikan dorongan dan menguatkan, sehingga teman itu pun mau melanjutkan kemoterapi. “Hari ini kamu sudah menyelamatkan satu orang, saya akan lakukan terus, ayo kita kemo bareng-bareng,” kata temannya. Linda pun menangis saat itu, “Kalau memang Tuhan mau pakai saya, saya bersedia untuk menguatkan yang lain dan mengajak untuk selalu bersyukur.”
Nafiri APRIL 2020
73
Di hari itulah, ia menyadari rambutnya tiba-tiba jatuh rontok sangat banyak. “Cara Tuhan baik banget yah, saya sudah memberikan penghiburan untuk orang lain, tapi sebenarnya itu untuk menguatkan saya sendiri.” Jadi pada waktu mencukur habis rambutnya bersama suami dan anak-anak, dilakukan dengan tertawa, bukan merasa sedih. Semua ini bisa ia lalui hanya karena kekuatan dari Tuhan saja. Setelah kemoterapi keempat, dua minggu kemudian Linda bisa pergi bersama suami ke Amerika. Puji Tuhan ia sama sekali tidak sakit, walaupun banyak yang sedang sakit saat itu. Setelah kemoterapi dilanjutkan dengan tujuh kali radiasi, Linda pergi ke Singapura sendiri, puji Tuhan semuanya bisa kuat dijalaninya dengan lancar. Yang menjadi kekuatannya adalah 1 Petrus 5: 7, “Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” Juga buku karangan Yohan Candawasa Dukaku Tempat Kudus-Mu memberikan kekuatan lebih untuk Linda. Bersyukur karena banyak teman-teman khususnya pengurus pasutri yang menguatkannya. Keluarganya juga menerima kondisinya, termasuk papanya; yang awalnya Linda takut kalau papanya akan berpikir negatif (karena papa belum percaya Tuhan Yesus). Jadi dari awal ia sudah sering bilang ke papanya tentang banyak kebaikan Tuhan untuknya dan disiapkan segala sesuatunya. Kepada anak-anaknya Linda mengatakan “Setiap orang punya masalah dan sakitnya sendiri-sendiri. Ada orang yang kena jantung, ginjal, strok, dan Mami ‘kebagian’ kanker. It’s ok.” Dan karena saya biasa-biasa saja, maka mereka pun jadi tidak stres.
74
THE IMPERFECT DISCIPLE
“Namun, saya tetaplah manusia biasa yang masih bisa merasa ketakutan. Setiap mau check-up enam bulan sekali saya selalu paranoid. Ada hal aneh sedikit, saya langsung berpikir apakah kankernya timbul lagi? Butuh kepasrahan total ya,” ujar Linda. Bersyukur di bulan November 2019 setelah check-up rutin selama lima tahun, hasil tes selalu baik. Walaupun terkadang ditemukan benjolan-benjolan kecil di beberapa tempat, hasil biopsinya baik. Begitu banyak hal yang menjadikan Linda semakin percaya dan tunduk pada kedaulatan Tuhan. Masalah biaya yang begitu besar, Tuhan cukupkan semuanya dari kantor suaminya. Ia percaya ini juga campur tangan Tuhan, di saat kita menolong orang lain, maka Tuhan juga pasti akan menolong kita. Ia bersyukur bisa dipakai Tuhan menjadi alat-Nya untuk menguatkan orang-orang yang mengalami kanker, dengan berbincang-bincang menceritakan kisah dirinya dan kemahadahsyatan Tuhan yang ia sembah dan percaya. Di akhir kata, yang mau Linda tekankan adalah penting sekali adanya ‘‘positive positive mindset mindset’’ dalam diri setiap kita. Dan kita harus percaya dan belajar terus-menerus untuk tunduk pada kedaulatan Tuhan yang ya dan amin, sehingga kita pun bisa menerima semuanya yang terjadi dalam hidup ini dengan penyertaan Tuhan. ***
Nafiri APRIL 2020
75
“Without
my morning coffee, I’m just like a dried-up piece of goat”.
( Johann Sebastian Bach )
76
THE IMPERFECT DISCIPLE
/ Titus Jonathan /
SMYRNA C afĂŠ & Book store Nafiri APRIL 2020
77
Konon, kopi pertama kali ditemukan di daratan Afrika – tepatnya di Etiopia – sekitar abad ke-9. Enam ratus tahun sesudahnya di abad ke-17, seorang komposer besar, Johann Sebastian Bach, selalu mengawali harinya dengan menyeruput kopi di pagi hari. Tidak jelas saat itu bagaimana cara Bach membikin kopinya; apakah biji kopinya digoreng lalu dimasak dan direbus di sebuah panci, atau biji kopinya digiling dulu lalu diseduh dengan air panas sampai asapnya mengepul dan aromanya tercium harum (layaknya kopi tubruk) atau diseduh dengan air panas lalu disaring, atau dengan cara lain. Tetapi yang jelas seperti pengakuannya, Bach harus minum kopi dulu sebelum beraktivitas. Mungkin otaknya macet tanpa secangkir kopi. Dan kita tahu Bach adalah salah satu komposer terbesar dunia yang melahirkan banyak masterpiece (mungkin karena kebiasaan ngopi?).
78
THE IMPERFECT DISCIPLE
Dan bumi pun terus berputar, dan kopi pun terus ditanam, dipanen, disangrai dan digiling. Lalu dari jaman ke jaman minuman kopi terus berevolusi dengan berbagai macam kreasinya, dicampur ini dan itu, dan di era millennium ini kopi disajikan di lingkungan gedung GKY BSD pada setiap Minggu pagi di Smyrna Café & Bookstore. Cikal Bakal Smyrna Café & Bookstore Ketika membangun gedung gereja yang baru (yang kita pakai sekarang untuk ibadah), Majelis GKY BSD periode saat itu (20152018) berangan-angan agar kita memiliki satu tempat untuk ‘nongkrong’ bagi jemaat. Tempat ‘nongkrong’ ini harus menjadi tempat yang nyaman, karena akan menjadi tempat bertemunya jemaat yang dari hari-ke-hari jumlahnya terus bertambah, sehingga jemaat dapat saling mengenal satu dengan yang lainnya. Pertumbuhan jumlah jemaat ini memang perlu dibarengi dengan penyediaan “meeting point” point”, sebab kalau tidak, bisa-bisa kita tidak kenal dengan jemaat yang lain padahal rumahnya bertetangga dengan kita. Dengan tujuan ini, lalu dirancanglah satu lantai yang khusus sebagai “meeting point” tersebut, bersama dengan kafetaria yang menyediakan makanan dan minuman (bukan kopi) di lantai 4. Kebetulan karena kita sudah memiliki kolportase sebelumnya yang menjual buku-buku dan merchandise, digabunglah tempat ini menjadi satu yang kita beri nama “Smyrna Café & Bookstore”.
Nafiri APRIL 2020
79
“Smyrna” adalah nama sebuah tempat di Asia Kecil, berjarak 40 km ke arah Utara dari kota Efesus. Kita dapat menemukan nama Smyrna ini di kitab Wahyu, sebagai salah satu dari 7 jemaat yang disebut oleh Rasul Yohanes. Tetapi sebenarnya alasan kita memakai nama Smyrna untuk tempat ‘nongkrong’ ini adalah, karena “Smyrna” adalah nama Persekutuan Doa (PD) yang pertama dibentuk oleh para pendiri GKY BSD sekitar 30 tahun yang lalu di jalan Rawa Buntu Utara, BSD. PD Smyrna itulah yang menjadi cikal-bakal gereja kita, kemudian berkembang menjadi Pos PI, lalu berkembang lagi menjadi Bajem (bakal jemaat) hingga akhirnya menjadi jemaat penuh GKYJBSD (GKY Jemaat BSD).
80
THE IMPERFECT DISCIPLE
Apa sih arti dari “Smyrna” ini? Setelah searching searching,, kita menemukan bahwa “Smyrna” – asli dalam bahasa Yunani – memiliki arti ‘myrrh’ yaitu mur, suatu rempah-rempah yang menghasilkan bau yang harum. Tepat sudah. Karena kita ingin menjajakan minuman kopi yang beraroma harum, segar, dan always fresh. Menurut Ketua Smyrna Café & Bookstore, Lily Ekawati, Smyrna bukan hanya dimaksudkan sebagai wadah komunikasi dan menambah keakraban jemaat, tetapi juga diharapkan dapat mendorong jemaat untuk melihat dan membeli buku-buku yang tersedia agar lebih mendalami kekristenan untuk pertumbuhan rohani yang makin dewasa. Walaupun sebuah gereja tidak harus memiliki café, menurut Lily, tetapi
keberadaannya dapat menambah “warna dan daya tarik” tersendiri bagi sebagian jemaat. Para barista yang muda belia Mengingat Smyrna diharapkan menjadi tempat ‘nongkrong’ yang nyaman bagi jemaat, maka kita pun harus menyediakan minuman kopi yang berkualitas, enak, dan fresh sebagai “teman” ‘nongkrong’. Mulai dari mesin kopi, kitchen equipment ‘nongkrong’ equipment, bahan-bahan yang consumables seperti biji kopi, susu segar (fresh milk), sirup, dan sebagainya, kita menggunakan kualitas yang bagus, standar cafécafé yang sudah mapan di luar. Yang perlu digaris-bawahi adalah, bahwa semangat Smyrna adalah semangat melayani jemaat. Itulah sebabnya walaupun Smyrna selalu mengutamakan kualitas bahan-bahan yang terbaik, dan harga kopi di Smyrna dibanderol dengan harga yang terjangkau, kalau tidak mau dikatakan murah.
Nafiri APRIL 2020
81
Karena semangat melayani inilah, maka barista-barista yang melayani pembeli di Smyrna adalah para remaja dari Sirem (Komisi Remaja) yang juga tidak dibayar. Para barista ini sejak awal sudah memahami, bahwa tugas sebagai barista di Smyrna adalah salah satu bentuk pelayanan mereka di gereja. Mereka yang ingin menjadi barista ini diajar dan dididik secara khusus dalam kelas-kelas training barista agar mereka benar-benar dapat melayani customer dengan baik. Mereka benar-benar belajar dari nol. Beberapa barista angkatan pertama sudah ada yang lulus SMA dan melanjutkan studi ke luar negeri sehingga regenerasi pun sangat diperlukan. Yang menggembirakan adalah, antusiasme dari anak-anak remaja ini cukup besar. Selama hampir dua tahun usia Smyrna sejak didirikan, sudah diadakan
82
THE IMPERFECT DISCIPLE
sekitar empat hingga lima kali kelas training dengan jumlah barista tidak kurang dari 40 anak remaja. Belakangan bahkan Smyrna mengadakan training untuk barista dewasa (jemaat umum) yang tertarik untuk melayani di bidang ini. Training-nya tidak berbayar, kalau sudah jadi barista di Smyrna juga tidak dibayar (bayarannya disediakan makan siang gratis). “Gue dari dulu memang suka kopi. Kalau soal gak digaji, Smyrna itu kan berjalan di bawah naungan gereja, tugas sebagai barista di Smyrna itungannya sih melayani. Jadi, nggak digaji pun bagi gue sih fine-fine aja,� aja kata Gracia (Cia), salah satu barista. Barista yang lain, Yosia, mengatakan, bahwa menjadi barista di Smyrna baginya merupakan sebuah kesempatan melayani sekaligus belajar.
“Aku daftar ikut training barista di Smyrna sekalian cari pengalaman baru juga. Nah yang buat aku tertarik adalah dalam training-nya dijelasin kegunaan alat-alatnya, bahan-bahannya, jenis-jenis biji kopi yang dipakai di Smyrna dan cara membuat kopi yang sesuai prosedur. Setelah dijelasin, kami disuruh praktekin bikin kopi, satu orang satu dan aku coba bikin ternyata lumayan susah awalnya. Setelah itu mulai tugas di hari Minggu. Bagiku ini pelayanan untuk Tuhan. Jadilah aku tertarik dengan dunia kopi sampai sekarang. Walaupun aku gak dibayar, buat aku pelayanan di Smyrna adalah pengalaman yang sangat berharga.” Sementara itu Feby menjawab dengan santai, “Hmmm...being one of barista di Smyrna is a kind of my form of services to God. Jadi aku ga dibayar pun it’s not a problem. Soal waktu sih aku ga masalah asal ga ada jadwal lain, gas aja.” “Kalo aku pribadi sih emang mau belajar, dan tertarik banget pas liat barista bikin kopi. Jadi barista di Smyrna itu pelayanan juga lho, jadi it’s okay walaupun memakan waktu. Lagian seru banget dan harusnya beda dengan barista cafe lain,” kata Biancha yang selalu siap mendapat giliran tugas. Koordinator barista remaja, Debbie, mengaku bahwa ia tertarik melihat barista yang bikin minuman bervariasi di cafe. “Buat aku
Nafiri APRIL 2020
83
juga ga papa kalo ga dibayar karena kan ini bentuk melayani Tuhan, ga perlu dibayar dengan uang. Asal aku gak ada acara lain, aku fine-fine aja harus ngeluangin waktu buat tugas barista karena aku enjoy enjoy, seru, juga nambah pengalaman,� katanya. Pengakuan dari para barista remaja di atas diaminkan oleh Lily, karena dari semula Smyrna didirikan memang akan melibatkan anak-anak remaja untuk aktif melayani dalam berbagai aktivitas. “Yang membuat Smyrna istimewa dibandingkan dengan cafecafe lain pada umumnya justru karena baristanya adalah para remaja volunteer yang pada umumnya mengerjakan dengan senang hati...dan juga harga kopinya yang murah,� kata Lily.
84
THE IMPERFECT DISCIPLE
Espresso, Cappuccino, Latte Debbie mengakui bahwa menu yang disajikan di Smyrna dan rasa kopinya tidak kalah dengan café di luar sana. “Menurut aku, taste kopi di Smyrna oke banget sih buat harga segitu. Cuma emang terkadang rasa kopinya bisa agak beda di minggu berikutnya karena dibikin oleh tangan yang beda, juga setiap minggunya tergantung barista yang bertugas.” Ketika ditanya soal menu favorit, Debbie melihat anak-anak muda biasanya lebih suka caramel latte dan hazelnut latte. “Untuk latte rasa kopinya gak terlalu strong dan ada manisnya dari sirup. Tapi kalo yang udah dewasa biasanya lebih suka pesen cappuccino dan americano,” jelas Debbie. Apa yang diakui oleh Debbie soal taste kopi di Smyrna dibenarkan oleh Cia dan Feby, juga rasa yang terkadang “kepleset” sedikit dari standar mengingat tangan-tangan yang berbeda pada tiap minggunya. Feby ingin agar para barista ini dilatih lagi supaya lebih tepat lagi dalam takaran sesuai petunjuk resep. “Sebenernya takaran itu udah pas banget cuman kadang baristanya aja tidak bisa pas waktu menakar dan memprosesnya,” ujar Feby. Soal rasa kopi yang belum sepenuhnya konsisten ini diakui terus terang oleh Lily, dan hal ini memang terus menjadi PR bagi pengurus Smyrna Café & Bookstore. “Kami terus memikirkan hal itu, karena rasa kopi bukan saja ditentukan oleh bahan yang berkualitas, tapi juga sangat ditentukan oleh tangan-tangan yang membuatnya,” kata Lily. “Standarisasi rasa ini penting. Semoga para barista yang masih remaja ini makin profesional dalam mengerjakan pelayanan di Smyrna,” tambahnya.
Nafiri APRIL 2020
85
Soal selera, Cia mengatakan, “Anak-anak muda kalau pesan kopi lebih suka yang dingin, sedangkan orang dewasa lebih suka panas, misalkan hot americano atau hot cappuccino.” “I’m not a coffee type of person, but chocolate-nya enaak banget,” aku Feby yang suka ceplas-ceplos ini. “Overall Overall semua menu enak. Tapi hazelnut latte paling enak sih menurut customer, ga terlalu manis ga terlalu pahit juga, jadi sirup sama kopi nya pas,” kata Biancha. Soal menu, Yosia mempunyai pengamatan sendiri. “Yang suka minum cappuccino akan merasakan foam yang agak tegas saat di awal kita minum dan itu akan diikuti dengan rasa kopi yang sedikit milky. Tapi buat kamu yang mau lebih merasakan pahit kopinya silakan tambah satu shot agar
86
THE IMPERFECT DISCIPLE
kopinya lebih terasa. Hazelnut latte, caramel latte, vanilla latte, dan peppermint mocha latte adalah pilihan yang tepat bagi yang suka rada manis, karena ditambah sirup,” jelas Yosia. Para barista yang masih remaja ini ternyata juga punya keinginan suatu saat nanti bisa membuka café sendiri. “Aku pernah cerita ke orang tua dan mereka juga setuju. Bahkan udah mulai nanya-nanya harga mesin espresso, penggiling kopi, dan lain-lain,” kata Cia. Hal senada juga disampaikan oleh Biancha dan Yosia. “Itu jadi salah satu keinginan aku juga. Yaa sebelum aku punya café sendiri, aku pingin jadi barista dulu. Setelah ada pengalaman yang cukup baru aku buka cafe sendiri,” ujar Yosia. Sedangkan Feby hanya mau barista sebagai part time job.
Nafiri APRIL 2020
87
Kongkow berteman buku dan kopi Buku dan kopi memang seperti teman setia. Tetapi lebih indah lagi apabila ditambah dengan kehadiran kita. ‘Nongkrong’ terasa kurang tanpa suara seruput kopi dan aroma wangi yang keluar ketika barista sedang brewing espresso.
Tim Smyrna 88
THE IMPERFECT DISCIPLE
Sebagai Ketua Smyrna Café & Bookstore, Lily akan terus mengupayakan kemajuan café ini, misalkan dengan memperbanyak marketing content lewat cetak banner, membuat program-program khusus yang dikombinasikan dengan promosi buku, misalkan beli buku gratis kopi, pemasangan layar LCD yang mempromosikan buku-buku baru dan menu-menu spesial dari kopi, dan sebagainya. “Intinya, saya rindu agar Smyrna betul-betul bisa menjadi tempat untuk berkenalan sesama anggota gereja dan menjadi wadah untuk saling berbagi, baik tentang buku-buku menarik maupun kopi sambil kongkow-kongkow kongkow-kongkow,” kata Lily. Di usia Smyrna yang hampir dua tahun ini, Debbie sebagai koordinator berharap semoga Smyrna bisa lebih berkembang lagi, ada menu baru yang kekinian, dan baristanya lebih semangat dan setia melayani Tuhan. Semoga. Siapa tahu lahir Bach-Bach dari GKY BSD setelah rajin beli buku dan menyeruput kopi di Smyrna. Silakan follow Smyrna Café & Bookstore di Instagram @smyrnabsd
Nafiri APRIL 2020
89
Cristiano Ronaldo Antara Disiplin, Kerja Keras, & Kemurahan Hati “There must be a greater purpose to what you’re chasing. Don’t just chase money or fame. When your goals arouse terrifying longing, you’ll conquer all obstacles that come your way.” – Cristiano Ronaldo 90
THE IMPERFECT DISCIPLE
/ HENDRO SUWITO /
Cikal bakal sepak bola, katanya, dari China sekitar dua ribu tahun lalu. Tetapi, sepak bola modern seperti yang kita kenal
saat ini berawal di Inggris tahun 1863 dan makin populer menjelang tahun 1900-an. Dibentuknya FIFA pada tahun 1904—dan makin canggihnya sarana komunikasi massal sejak 1950-an hingga saat ini—membuat olahraga ini makin merasuk ke segala penjuru dunia dan akhirnya menjadi acara paling dahsyat daya tariknya. Bayangkan, gaji Lionel Messi di Barcelona awal 2019 mencapai Rp132 miliar per bulan atau lebih dari Rp30 miliar seminggu! Padahal dia hanya berlaga dua kali tiap pekan. Cristiano Ronaldo, pesaingnya, gajinya hanya separuhnya. Dan ini belum termasuk penghasilan dari iklan dan lain-lain. Messi dan Ronaldo merajai sepak bola dunia selama lebih dari satu dekade terakhir. Para penggila bola terbelah jika diminta menyebutkan siapa pesepak bola paling tajir saat ini: Messi atau Ronaldo? Keduanya sama-sama kampiun dalam menciptakan gol-gol indah dan spektakuler. Tulisan ini tidak untuk memuja anak manusia yang fana, sama seperti kita semua. Tulisan ini hanya ingin mengajak mengenal seseorang yang memang sangat istimewa. Siapa tahu kita bisa terinspirasi untuk belajar dan terdorong untuk menjalani hidup lebih sungguh-sungguh sebagai refleksi tanggung-jawab kita pada Tuhan Sang Pencipta. Bagaimana hidup kita bisa membawa dampak makin positif bagi orang-orang lain? Dan bagi pengidola Messi, mohon maaf kalau tulisan ini hanya mengupas tentang CR7, julukan Christiano Ronaldo yang bernomor punggung 7 tersebut.
Atlit terkaya Banyak atlet yang menjadi kaya raya bukan hanya karena gajinya yang luar biasa, tetapi juga penghasilannya dari luar bidang olahraganya, khususnya dari menjadi bintang iklan dan membuka bisnis. Dan Ronaldo adalah rajanya. Ronaldo ada diantara atlet terkaya di dunia. Tahun 2019, kekayaannya berkisar US$460 juta atau sekitar Rp6,5 triliun. Kalau uang ini dibelikan rumah yang harganya Rp3 miliar di Serpong, dia bisa membeli lebih dari 2.150 rumah! Padahal, bagi banyak di antara kita, satu unit saja tidak terbeli.
Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 91
91
28/03/20 14.15
Walau kaya raya dan luar biasa sibuk berlatih dan bertanding, anak miskin yang lahir tahun 1985 di desa Funchal, Madeira di Portugal ini, ternyata mau dan sering menyisihkan sebagian harta dan waktunya untuk berbagi dengan sesama. Ronaldo termasuk atlet yang paling sering memberikan kesempatan bagi para fans-nya, apalagi anak-anak, untuk berfotoria dengannya. Dia juga tidak membuat tato di tubuhnya karena dia secara reguler mendonorkan darahnya. Seorang yang menato tubuhnya tidak boleh mendonorkan darahnya untuk jangka waktu tertentu karena dikhawatirkan darahnya terinfeksi. CR7 dapat mendonorkan darahnya kapan saja. Selama beberapa tahun terakhir, Ronaldo juga selalu berada diantara atlet yang paling banyak menyumbangkan hartanya bagi kemanusiaan. Raja hat trick ini merelakan Sepatu Emas Eropa yang dia menangkan tahun 2011 untuk didonasikan. Sepatu itu terjual GB£1,2 juta (Rp21 miliar). Bahkan piala Ballon d’Or—pesepak bola terbaik dunia—yang dia menangkan tahun 2013 juga dijual seharga GB£530 ribu (Rp9,4 miliar) dan dananya didonasikan. Bonus kemenangan Liga Champions 2014 sebesar GB£450 ribu (Rp8 miliar) dia sumbangkan. Dia memberikan lebih dari Rp2 miliar untuk rumah sakit kanker di mana ibunya pernah dirawat.
Yang lebih luar biasa adalah kesediaan Ronaldo untuk meluangkan waktunya untuk upaya kemanusiaan. Ketika masih bermain di Real Madrid, Haidar—seorang anak Lebanon yang ngefans dengan Ronaldo—kehilangan kedua orang tuanya akibat bom bunuh diri. Seorang wartawan mengontak Real Madrid dan Haidar pun diundang datang. Perjumpaan Haidar dengan idolanya memicu tangis haru Haidar dan banyak orang lain. Ronaldo juga beberapa kali menyempatkan untuk menghibur dan memberi semangat pada anak-anak yang sakit parah di rumah sakit. Dia berfoto bersama dan membagikan jersei yang sudah dia tanda tangani, hadiah yang sangat berharga bagi anak-anak yang dia kunjungi. CR7 bahkan terbang ke Aceh tak lama setelah tsunami Desember 2004 untuk menemui dan membantu Martunis, 92
THE IMPERFECT DISCIPLE
Potret Martunis dengan Christiano Ronaldo siswa kelas tiga SD korban tsunami yang mengenakan kaos timnas Portugal saat ditemukan. Martunis bahkan sempat disekolahkan di klub Sporting Lisbon, tempat dimana Ronaldo mengawali karir profesionalnya dan ditemukan oleh Alex Ferguson, pelatih legendaris Manchester United. Sayang karir Martunis sebagai pesepak bola tidak berlanjut. Dia kembali ke Aceh dan menjadi polisi. Ketika Ronaldo bertemu lagi dengan Martunis di Turin tahun 2019, striker Juventus ini menekankan pentingnya disiplin dan kerja keras untuk meraih keberhasilan. Disiplin dan kerja keras pulalah yang masih membuat Ronaldo tetap berada di antara pesepak bola terbaik dunia walau usianya sudah 35 tahun.
Malu-Malu Ronaldo, yang keluarganya sangat miskin, mengawali karir dalam situasi yang sulit. Dia dan beberapa teman remajanya beberapa kali ‘mengemis’ burger gratisan dari outlet McDonald’s dekat stadion tempatnya berlatih agar perutnya tidak keroncongan. Paula Leca, salah satu mantan karyawan McD, masih ingat Ronaldo sebagai remaja paling malu-malu ketika dia—atas izin manajernya—membagikan burger gratisan. Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 93
93
28/03/20 14.15
“Putraku awalnya tidak percaya kalau ibunya pernah bertemu dengan Ronaldo di masa lalu,” ujar Paula. “Saya sempat merenungrenung tentang bagaimana tidak terduganya kehidupan ini bergulir dan berubah.” Ronaldo kecil telah bertransformasi menjadi salah satu atlet dan manusia paling terkenal di dunia. Pemenang lima kali Ballon d’Or ini agaknya masih akan menjadi bagian hidup kita hingga beberapa tahun mendatang, entah karena gol-gol indahnya atau karya kemanusiaan yang dia lakukan. Dia mengaku baru akan pensiun kalau badannya tidak lagi mampu menunaikan gerakan-gerakan yang diperintahkan oleh otaknya.
“
Don’t just talk about what you want to do. Go out and do it. People love the sound of their dreams and keep talking about them. But only those who work hard ever taste greatness
”
pesan Ronaldo pada suatu kesempatan. Nyaris sepanjang tahun selama lima belas tahun lebih, dua kali seminggu—apalagi tiap akhir pekan—dia harus berlari-lari sekitar sepuluh kilometer di lapangan selama sembilan puluh menit lebih. Kita tidak tahu pasti kehidupan spiritualitas Ronaldo. Tetapi tetap saja, dari siapa pun kita bisa belajar tentang kehidupan ini, seperti tentang kepedulian kepada sesama, kerja keras, dan kedisiplinan—yang kita orang-orang Kristen terkadang malah tak melakukannya. Bagaimana dengan ‘persembahan’ Ronaldo yang bermiliarmiliar bagi kemanusiaan? Apakah semua itu menjadi ‘persembahan’ yang harum di mata Tuhan. Yang tahu hanya Tuhan yang melihat hingga ke dasar hati manusia. Yang jelas, Kristus mengajarkan bahwa nilai persembahan bagi Tuhan, seberapa pun besarnya, tidak ada artinya jika tidak didasari oleh rasa syukur, ketulusan, dan penyembahan total pada keagungan Tuhan. Kemurahan hati Ronaldo bahkan tidak ada seujung kuku dari janda miskin yang mempersembahkan ‘hanya’ dua peser—mata uang terkecil—yang dikisahkan dalam Alkitab.
94
THE IMPERFECT DISCIPLE
“
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.
�
(Lukas 21: 4) Hanya dua peser... tetapi selamanya tercatat sebagai persembahan yang harum di mata Tuhan. (Diolah dari berbagai sumber informasi) ***
Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 95
95
28/03/20 14.15
JESUS PAID IT ALL 96
THE IMPERFECT DISCIPLE
/ MAYA MARPAUNG /
Pada tahun 1865, John Grape bekerja sebagai pemusik di sebuah gereja Methodis di kota Baltimore, Amerika Serikat. Suatu hari, ketika sedang berlatih di depan organ gereja, serangkaian melodi terus timbul di pikirannya. John langsung menulis dan merangkai melodi-melodi itu hingga menjadi karya yang indah. Namun John merasa ada sesuatu yang kurang: syair. Melodi yang indah terasa hambar tanpa diisi syair yang kuat. Bukan merupakan kebetulan bahwa Elvina Hall merupakan jemaat gereja yang sama dengan John. Di Minggu pagi, ketika mendengarkan khotbah tentang karya salib, Elvina mulai merefleksikan pengorbanan Tuhan Yesus untuk dirinya. Tiba-tiba rangkaian demi rangkaian Nafiri APRIL 2020
97
kata-kata memenuhi pikirannya, dan Elvina mulai merangkai kata-kata itu menjadi sebuah puisi yang indah. Elvina menuliskan puisi itu di buku himnenya. Sesaat kemudian, Elvina merasa bersalah telah melakukan sesuatu hal yang lain selama pendeta berkhotbah. Ia kemudian datang ke pendeta untuk meminta maaf. Alih-alih marah, sang pendeta kagum akan keindahan puisi Elvina dan mencari jalan agar puisi tersebut dapat dipakai lebih untuk kemuliaan Tuhan. Sang pendeta kemudian ingat bahwa sang pemusik gereja, John Grape, sedang mencari syair untuk melodi yang dia ciptakan. Benar saja, John juga kagum akan keindahan puisi yang diciptakan Elvina. Lalu ketika mereka mulai memasukkan syair ke melodi: Keduanya sangat cocok. John kemudian menambahkan refrain ke dalam lagu itu untuk menjadi karya himne yang sempurna. Karya Tuhan memang luar biasa. Tuhan sudah memakai John dan Elvina, di tempat dan saat yang berbeda untuk merangkai sebuah himne yang sangat indah dan hingga saat ini menyentuh jiwa-jiwa untuk menyaksikan karya keselamatan Tuhan di kayu salib.
98
THE IMPERFECT DISCIPLE
I hear the Savior say, “Thy strength indeed is small. Child of weakness, watch and pray, Find in Me thine all in all.” REFRAIN Jesus paid it all, all to Him I owe; Sin had left a crimson stain, He washed it white as snow. Lord, now indeed I find Thy pow’r, and Thine alone, Can change the leper’s spots And melt the heart of stone. For nothing good have I Whereby Thy grace to claim; I’ll wash my garments white In the blood of Calv’ry’s Lamb. And when, before the throne, I stand in Him complete, “Jesus died my soul to save,” My lips shall still repeat. ***
Nafiri APRIL 2020
99
Berteman dengan Ketidaksempurnaan 100 THE IMPERFECT DISCIPLE
/ LIANY D. SUWITO /
Dulu saat masih kuliah saya memiliki seorang teman perempuan yang mengidap sebuah kondisi dimana rambutnya rontok sedemikian rupa hingga ia mengalami kebotakan total. Selama kuliah ia selalu memakai wig dan tidak banyak orang yang mengetahui kondisinya.
Namun selang beberapa tahun berlalu dan akhirnya ia membuka diri di sebuah media sosial dengan memposting foto dirinya tanpa wig. Tanpa memikirkan apa pandangan orang lain, ia dengan lugas menyatakan bahwa sudah sembilan tahun ia mengidap sebuah kelainan autoimmune yang menyebabkan kerontokan rambut atau yang juga disebut alopesia. Meski kondisi ini awalnya sempat membuatnya kehilangan rasa percaya diri dan stres karena pandangan dan omongan orang-orang di sekitarnya, perlahan-lahan ia bisa menerima dirinya apa adanya. Hingga akhirnya pada tahun 2017 ia kemudian membentuk sebuah komunitas Alopecia Friends for Indonesia untuk menguatkan dan memberi dukungan bagi orang lain yang memiliki kondisi serupa dengan dirinya. Melalui teman ini saya belajar bahwa dalam kondisi apa pun kita harus belajar untuk menerima diri apa adanya. Khususnya dalam kondisi-kondisi dimana kita tidak memiliki kendali atas apa yang terjadi dalam hidup kita. Nafiri APRIL 2020
101
Memang kenyataannya menerima diri apa adanya tidak semudah mengucapkannya, terutama di tengah dunia yang selalu menuntut kita untuk menjadi sempurna. Menjadi cantik, menjadi tampan, menjadi kaya,menjadi pintar, atau menjadi yang terbaik itulah yang selama ini kita kejar. Bukan berarti menjadi cantik atau tampan atau menjadi pintar dan yang terbaik adalah hal buruk karena Tuhan telah memberikan kita masing-masing tubuh dan talenta yang harus kita jaga dan kembangkan. Namun bila dalam hidup ini segala sesuatu yang kita lakukan hanyalah untuk mencapai kesempurnaan dan bahkan mengalami ketakutan atas kekurangan diri kita, takut membuat kesalahan dan menjadi tidak sempurna di mata orang lain, maka mungkin kita sedang menderita atelofobia. Atelofobia berasal dari bahasa Yunani, yaitu atelès yang berarti ketidaksempurnaan dan phĂłbos yang berarti ketakutan yang berlebihan hingga bersikap tidak rasional. Bisa diartikan bahwa atelofobia adalah ketakutan yang tidak rasional atas ketidaksempurnaan. Orang-orang dengan atelofobia memiliki banyak kecemasan dan seringkali membenci diri sendiri karena tidak bisa mencapai standar ‘kesempurnaan’ yang ia buat. Orang dengan atelofobia sedikit berbeda dengan orang yang perfeksionis. Orang yang perfeksionis biasanya akan termotivasi untuk selalu memberikan yang terbaik dalam hal-hal yang ia kerjakan. Sebaliknya orang dengan atelofobia atau perfeksionis yang berlebihan akan merasa terlalu cemas untuk mengerjakan sesuatu karena mereka takut untuk gagal atau membuat kesalahan. Akibatnya mereka akan terlalu takut untuk memulai sesuatu hingga akhirnya justru merugikan dan membuat diri mereka berhenti atau tidak berkembang. Orang yang mengalami atelofobia dalam segi fisik akan terus berusaha menjadi sempurna dari segi penampilan. Mereka akan terus merasa tidak puas akan penampilan mereka dan melakukan berbagai cara untuk memperbaiki penampilan atau tubuh mereka. Pelajar yang mengalami atelofobia cenderung akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan nilai yang sempurna bahkan bila harus begadang selama berhari-hari dan mengorbankan kegiatankegiatan lain yang mereka anggap tidak signifikan untuk mencapai peringkat teratas. Mereka akan mengalami kelelahan tidak hanya secara fisik namun juga secara mental. Terutama bila kebutuhan mereka untuk mendapat nilai sempurna atau peringkat terbaik itu 102 THE IMPERFECT DISCIPLE
tidak tercapai. Hal ini bisa membuat mereka sangat stres dan bahkan depresi. Namun sekali lagi tidak ada yang salah dengan menjadi sempurna. Sebenarnya Tuhan pun menginginkan kita menjadi sempurna sama seperti Bapa di surga yang adalah sempurna. Namun kesempurnaan dalam Matius 5 ini lebih dimaksudkan kepada cinta kasih yang sempurna (NIV Study Bible, 1995). Cinta kasih memang adalah jawaban dari semuanya. Memiliki kasih yang sempurna tak hanya untuk Tuhan dan manusia atau makhluk hidup lainnya, tetapi juga memiliki kasih yang sempurna untuk mencintai dan mengasihi diri sendiri. Bahkan meski bila saat ini kita belum bisa menerima dan mengasihi diri sendiri, kita harus tetap ingat bahwa Tuhan telah dan selalu mengasihi diri kita apa adanya. Bisa mengasihi diri sendiri berarti kita bisa belajar bersyukur atas apa yang kita miliki bahkan meski itu belum mencapai standar yang dunia ciptakan saat ini. Kesempurnaan seharusnya tidak menjatuhkan kita dan membuat kita takut, tetapi kesempurnaan itu justru seharusnya memotivasi kita untuk memberikan yang terbaik terlepas dari apapun hasilnya nanti. Begitu juga kita sebagai manusia tidak lagi perlu menghakimi orang lain dengan pandangan-pandangan sinis bila mereka mengalami kegagalan atau tidak memiliki apa yang orang lain miliki, karena itu hanya akan menciptakan standar kesempurnaan yang semu. Biarkan mereka masing-masing bekerja menurut kehendak Tuhan dalam diri dan kehidupan mereka. Jadi saat ini kita juga tidak perlu menunggu-nunggu diri untuk menjadi sempurna untuk dipakai oleh Tuhan, karena ketidaksempurnaan dan kegagalan akan selalu ada untuk membuat diri kita bertumbuh dan selalu mengandalkan Tuhan. Terimalah dan kasihi diri apa adanya sebagaimana Tuhan menerima dan mengasihi diri kita apa adanya. *** “Being happy doesn’t mean that everything is perfect. It means that you’ve decided to look beyond the imperfections.� -Gerard Way-
Nafiri APRIL 2020
103
104 THE IMPERFECT DISCIPLE
/ Lily Ekawati /
Lebih Kenal dengan
GI. Andry Setiawan GI. Bidawaty
&
Beberapawaktuterakhirkitaagakjarangmelihatsosokpasangan hamba Tuhan yang murah senyum ini di GKY BSD: Laoshi Andry SetiawandanLaoshiBidawaty.Ternyata,inikarenasejak10Maret 2019 pasangan ini ditugaskan untuk melayani di GKY Pos Alam Sutera.
Nafiri APRIL 2020
105
GI. Andry dan GI. Bida sudah bergabung di GKY BSD sejak 1 Januari 2017. Namun, bisa jadi masih banyak jemaat yang belum mengenal kedua hamba Tuhan ini; seperti tentang awal pertemuan dengan Tuhan, pergumulan hidup, atau passion mereka dalam melayani Tuhan. Tim redaksi Nafiri secara khusus mengunjungi kediaman mereka di BSD agar kita lebih kenal dengan mereka. Perjalanan Iman Lahir dari keluarga non-Kristen, Andry kecil tumbuh dan besar di Samarinda. Sejak berusia enam tahun, ia sering diajak ke sekolah minggu oleh tantenya. Suatu hari, ketika dia sudah remaja, dia melihat tayangan di TV mengenai orang mati yang dibungkus kain dan dikubur ke dalam tanah. “Malam itu saya tiba-tiba ketakutan dengan kematian dan berpikir seperti apa nantinya kalau saya mati. Habis gitu terus gimana?� Dia pun teringat pada khotbah seorang pembina tentang keselamatan kekal dalam Tuhan Yesus Kristus. “Akhirnya, saya memutuskan menerima Tuhan Yesus malam itu ketika sedang sendirian di kamar. Saya berlutut dan menangis. Saya merasa legaaa sekali dan sejak itu ada semangat baru .... Itu turning point 106 THE IMPERFECT DISCIPLE
dalam hidup saya,” cerita Pak Andry. Pada 19 Mei 1995, dia akhirnya dibaptis dan mulai melayani sebagai pengurus di komisi remaja. Saat umurnya enam belas tahun, dia mengikuti KKR dan ditantang oleh pembicara, “Siapa yang mau jadi hamba Tuhan?” Walaupun belum benar-benar punya bayangan tentang profesi dan pelayanan sebagai hamba Tuhan, Andry memberanikan diri mengangkat tangan. Waktu berlalu dan tiba saatnya Andry harus memutuskan mau melanjutkan kuliah ke mana. Setelah berkonsultasi dengan hamba Tuhan di gerejanya dan bergumul dalam doa, tekadnya semakin bulat untuk sekolah teologi. Dia memberanikan diri untuk memberitahukan niatnya pada papanya di malam Imlek dengan pertimbangan pantang seseorang marah di malam Imlek. “Papa tanya apa gak ada jurusan lain? Saya bilang saya yakin panggilan saya untuk sekolah teologi. ‘Ya, sudah terserah .... Kalo kamu yakin, ya jalani saja’ kata papa.” Singkat cerita, Andry mendaftar dan mendapat panggilan untuk tes dan interviu di SAAT Malang. Didampingi papanya, Andry melakukan perjalanan panjang dari Samarinda ke Malang, termasuk dengan kapal laut dari Balikpapan ke Surabaya. Walau sempat ragu kalau tidak diterima, Andry menetapkan hati untuk memperjuangkan harapannya. Saat wawancara, dia pun ditanya, “Apa yang akan kamu lakukan seandainya tidak diterima?” Dia menjawab, “Ya saya daftar lagi.”
“Akhirnya, saya memutuskan menerima Tuhan Yesus malam itu ketika sedang sendirian di kamar. Saya berlutut dan menangis. Saya merasa legaaa sekali dan sejak itu ada semangat baru .... Itu turning point dalam hidup saya,” Nafiri APRIL 2020
107
Tekadnya sudah bulat untuk menjadi hamba Tuhan. “Saat itu hanya ada Plan A, yaitu kuliah di SAAT; tidak ada Plan B.� Andry akhirnya diterima. KKR yang Mengubahkan Saat kuliah di SAAT itulah dia bertemu dengan Bidawaty, adik kelasnya. Dengan latar belakang keluarga Buddhis, Bida menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat dalam KKR yang diadakan oleh sekolahnya (Sekolah Kristen Methodist) di Medan. Roh Kudus bekerja membukakan hati dan pemahaman Bida akan kasih, penebusan, dan keselamatan dalam Kristus. Ketika ada tiga tantangan oleh pembicara; Bida berkomitmen untuk percaya dan menerima Tuhan Yesus, aktif melayani, dan untuk menjadi hamba Tuhan. Dia pun dibimbing oleh pembina remaja gereja dan belajar banyak tentang firman Tuhan. Tapi keinginan untuk menjadi hamba Tuhan sempat terlupakan. Dia justru kuliah di jurusan psikologi 108 THE IMPERFECT DISCIPLE
sambil bekerja sebagai guru SD di dua sekolah swasta di Medan. Ternyata, gembala gerejanya mengingatkan akan janjinya saat SMA untuk menjadi hamba Tuhan. Beliau menawarkan dua pilihan: sekolah di SBC (Singapore Bible College) atau di SAAT Malang. “Ketika saya minta izin kepada mama, ia tidak menentang. Tapi papa sempat nanya ‘Sekolah hamba Tuhan itu seperti apa?’ Saya bilang, sekolah untuk jadi guru agama, saya gak bilang kalo kuliahnya akan segitu lama,” kata Bida. Setelah melalui pergumulan cukup panjang, Bida memutuskan mendaftar di SAAT. Ternyata saat studi di kampus ini dia juga bertemu dengan pasangan hidupnya. Kehidupan Pelayanan Setelah menikah, Andry dan Bida melayani di Medan dari 2008 sampai 2011. Fokus pelayanan Pak Andry adalah youth (remaja dan pemuda) yang memang menjadi passion-nya. Kemudian dia studi lanjut mengambil S-2 prodi Magister of Theology di SAAT, sehingga semua anggota keluarga diboyong ke Malang. “Kuliah satu setengah tahun selesai, dan pada November akhir kembali ke Medan dengan rencana menyelesaikan proposal dan tesis di sana. Ternyata sangat tidak mudah,” kenang Andry. Tesis
Nafiri APRIL 2020
109
dan prodi S-2 itu, dalam anugerah Tuhan, baru bisa dituntaskan saat dia sudah bergabung di GKY BSD. Andry dan Bida benar-benar merasakan pimpinan Tuhan hingga dapat melayani di GKY BSD. Mereka mendapat masukan dari Pdt. Johnny Silas yang saat itu menjadi Gembala GKY Kelapa Gading dan GI. Stephanie untuk bergabung di GKY BSD karena istri hamba Tuhan dapat melayani paruh waktu sehingga Bida punya waktu cukup banyak untuk mendampingi kedua putri kecil mereka. Setelah bertemu dan berbincang dengan Pdt. Joni Sugicahyono, Gembala GKY BSD waktu itu, Andry dan Bida pun mendapat lampu hijau untuk bergabung di BSD. Sebulan setelah bergabung, Pdt. Joni mempercayakan sejumlah tugas pelayanan, yaitu menjadi Pembina Komisi Pasutri dan sebagai person in charge (PIC) Kebaktian Umum IV yang sudah berjalan di Alam Sutera (Alsut). Andry menerima tugas ini sebagai kesempatan untuk belajar tentang bidang-bidang pelayanan yang baru. Awalnya, pelayanan di KU-4—yang diadakan di sebuah ruang di restoran—cukup menggembirakan karena jumlah jemaat bisa lebih dari lima puluh orang. Namun, seiring dengan selesainya pembangunan gedung baru GKY BSD, banyak jemaat yang balik ke KU-1 dan KU-2 di BSD. Karena ruang hanya dapat digunakan dalam waktu sangat terbatas, hanya bisa diadakan satu kali kebaktian dan tidak bisa melakukan kegiatan pelayanan yang lain. Baru setelah KU-4 ini ditingkatkan statusnya menjadi GKY Pos Alsut Maret 2019 dan pindah ke sebuah ruko; aktivitas kebaktian, layanan sekolah minggu dan youth bisa dilakukan secara lebih leluasa. Pak Andry pun ditugaskan untuk menangani pos yang baru ini. Dia bersyukur karena Tuhan terus menambahkan anak-anaknya 110 THE IMPERFECT DISCIPLE
untuk hadir dan berbakti di Pos Alsut. Beberapa rekan aktivis juga bersedia untuk melayani bersama sebagai pengurus, termasuk mantan ketua majelis di GKY BSD. Kebaktian Umum yang semula hanya satu kali sudah ditambah menjadi dua kali dan total jemaat yang hadir pada awal 2020 sudah berkisar 120 lebih. Kebaktian kedua pada jam 10 pun mulai terasa padat karena daya tampung ruangan yang terbatas. Pos Asut, selain layanan sekolah minggu dan youth serta komisi wanita, juga telah mengadakan persekutuan doa pada Rabu malam dan Sabtu pagi. Dengan semakin bertambahnya jemaat, khususnya para pasangan muda, merupakan tantangan tersendiri bagi Laoshi Andry. Melayani kelompok ini tidaklah mudah karena mereka sangat sibuk pada hari-hari kerja, sedangkan pada akhir pekan juga ingin memanfaatkan secara maksimal untuk keluarganya. Pos Alsut juga melihat besarnya kelompok pemuda yang perlu dijangkau dan dilayani, khususnya mahasiswa mahasiswi beberapa universitas, seperti: Binus, SGU, dan Bunda Mulia. GI. Peter Farrand, yang belum lama lulus dari STTAA, telah bergabung di GKY Pos Alsut dan diharapkan akan ikut memperkuat pelayanan bagi para remaja dan pemuda.
Nafiri APRIL 2020
111
atal 2019 Rangkaian Acara N GKY BSD: OPE INVITATION TO THE H Desember 2019-Januari 2020
112 THE IMPERFECT DISCIPLE
Nafiri APRIL 2020
113
114 THE IMPERFECT DISCIPLE
Nafiri APRIL 2020
115
116 THE IMPERFECT DISCIPLE
Nafiri APRIL 2020
117
118 THE IMPERFECT DISCIPLE
Nafiri APRIL 2020
119
C-Talks: “DEVELOPING HIS BLESSINGS” with Jessica Tanoesoedibjo 16 Februari 2020
Fotographer: Arvela
120 THE IMPERFECT DISCIPLE
Nafiri APRIL 2020
121
KETIDAKBERHASILAN SUATU TIM,
MENGAPA? 122 THE IMPERFECT DISCIPLE
/ ERWIN TENGGONO /
Pada edisi Nafiri lalu, kita mendiskusikan proses pembentukan sebuah tim. Perjalanan dari awal hingga suatu tim mencapai suatu kesuksesan. Namun dalam proses pembentukan tim, tidak semuanya berjalan baik. Kadang kala kita harus melakukan penyesuaian satu sama lain, ketika suatu tim tampaknya seakan baik, namun tidak memberikan kinerja yang baik. Apa yang harus kita lakukan? Baik kita dalam dunia pekerjaan ataupun pelayanan, efektifitas tim menjadi sangat penting dalam memberikan kinerja yang baik. Sebagai anak Tuhan kita percaya bahwa Tuhan membentuk setiap individu yang ada melalui segala hal dalam hidup kita. Seperti tertulis dalam kitab Mazmur 139, di mana pun kita berada, Tuhan selalu ada dan maha tahu dalam setiap rencana kehidupan dan kejadian dalam kehidupan kita. Sesungguhnya, apa yang menyebabkan sebuah tim tidak dapat bekerja sama secara efektif dan menghasilkan sebuah kinerja yang baik? Banyak teori manajemen yang membahas hal ini. Salah satunya adalah teori mengenai disfungsi sebuah tim dari Patrick Lencioni, seorang penulis buku bisnis dan manajemen yang baik, Nafiri APRIL 2020
123
yang juga mengelola sebuah konsultan yang fokus pada kesehatan organisasi. Judul buku yang ditulis adalah The five dysfunctions of a team: A leadership fable—diterbitkan tahun 2002 dan saat itu menjadi salah satu buku The New York Times best-seller. Buku ini menceritakan perjuangan seorang eksekutif yang mengelola perusahaan teknologi, yang tidak dapat mempersatukan timnya sehingga menghasilkan kinerja yang kurang baik dan moral yang negatif. Padahal, eksekutif ini memiliki tim terbaik karena kompetensi mereka. Ada teori piramida yang menjelaskan kenapa suatu tim tidak dapat bekerja sama dengan baik. Semua bermula dari adanya ketidakpercayaan dalam tim (absence of trust) sebagai fondasi paling awal. Kepercayaan dan keterbukaan yang membangun sangat penting, juga berani menyampaikan pendapat, saling menghargai dan saling percaya; yang dalam dunia manajemen dikenal dengan istilah psychological safety, yaitu situasi yang membuat kita berani mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran kita tanpa rasa takut. Hal ini menjadi fondasi awal dari kepercayaan sebuah tim. Apabila kepercayaan ini tidak ada, maka akan masuk ke fase kedua yakni suasana takut terjadi konflik atau perbedaan pendapat dalam tim (fear of conlict). Fase ini membuat anggota tim akan menjadi ‘yes man’, apa yang atasan mau ataupun malas untuk berdebat sehingga ikut apa pun yang diputuskan. Situasi ini tidak boleh dibiarkan berlarut, dan harus ditangani dengan baik. Fase ketiga akan timbul keadaan dimana tim tidak mempunyai komitmen atas setiap keputusan ataupun hasil dari setiap keputusan. Mereka memilih situasi saling cari aman dan menunjuk orang lain atau ketidakpedulian, karena berpikir bukan saya yang memberikan ide ataupun membuat keputusan (lack of commitment). Fase ini menjadi satu titik perpotongan antara apa yang terlihat dalam kerja sama sebuah tim secara internal dan dampak yang terjadi di eksternal. Dari pihak eskternal, orang akan melihat tim kita atau organisasi kita tidak dapat diandalkan, tidak mempunyai tanggung jawab dan tidak menjalankan semua yang ada dengan baik. Tim kehilangan akuntabilitas, anggota tim tidak mau mengambil peran lebih dan 124 THE IMPERFECT DISCIPLE
menghindari tanggung jawab (avoidance of accountability). Fase ini adalah fase dimana tim mulai terlihat dari situasi eksternal, dan pada akhirnya keadaan yang timbul dari fase ini mencerminkan pada kinerja akhir sebuah tim ataupun ketidakberhasilan tim bekerja sama dengan baik. Situasi ini mengakibatkan tim tidak peduli pada kinerja mereka dan akhirnya menjadi tidak optimal dalam memberikan kinerja terbaik (inattention to results). Fase ini menjadi fase kelima dari piramida dari teori Patrick Lencioni. Adapun gambar dalam piramida sebagai berikut :
Nafiri APRIL 2020
125
Kepercayaan adalah fondasi awal dari suatu kerja sama yang baik. Kepercayaan harus dimulai dari diri setiap individu. Pada saat pembentukan tim terjadi, kita semua harus percaya pada kekuatan dan kelemahan sebuah tim. Sebagai orang Kristen, kita semua hidup dan ada dengan semua talenta dan berkat yang kita miliki, semua hanya karena kasih karunia dan anugerah semata dari Allah Bapa. Tidak ada satu pun dari kita layak berkata kita lebih hebat dari yang lain, sehingga kita harus mampu menerima perbedaan yang ada dalam membentuk sebuah tim. Kita harus percaya bahwa imago Dei (Kejadian 1: 27), ada dalam setiap diri dan setiap manusia yang ada dalam dunia ini. Dalam peran kita sebagai anggota tim ataupun pemimpin yang bergumul dalam pembentukan sebuah tim ataupun organisasi, biarlah kita senantiasa mengandalkan Tuhan dan melibatkan Dia dalam setiap hal yang ada. Begitu juga ketika kita memahami satu konsep manajemen. Kita tidak hanya memahami, tetapi juga menjalankannya. Kiranya kita tetap meminta hikmat dari Tuhan agar memampukan kita menjalani semua proses pembentukan yang ada dan selalu berjalan bersama Dia , seperti yang tertulis dalam kitab Amsal 3: 5–6, “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.� Mari kita terus belajar bersama untuk membangun sebuah tim yang efektif di mana pun kita berada, sehingga tim dan karyakarya dari tim kita dapat menjadi berkat dan meninggalkan sebuah warisan dan karya yang berguna bagi banyak orang. Tuhan Yesus memberkati. ***
126 THE IMPERFECT DISCIPLE
Nafiri APRIL 2020
127
/ NICO TANLES TJHIN /
LIKA-LIKU PEMURIDAN ANAK MUDA Komisi pemuda ga mungkin dibiarkan hanya sekedar ada tiap minggunya dan berjalan begitu aja tanpa pemuridan. Kalau memang benar sebuah gereja itu cinta Tuhan, gereja itu akan menjalankan pemuridan yang intensional bagi kaum mudanya. Tuhan Yesus ga butuh penggemar yang hobinya ke gereja tapi cuma sekedar nonton atau melayani. Dia mencari murid yang pengen terus belajar dan dibentuk semakin serupa Kristus. Well, ngomong sih gampang ya‌ Tapi kenyataannya?? Arghhh‌ Bikin frustrasi! 128 THE IMPERFECT DISCIPLE
Saya adalah salah satu yang terpanggil untuk fokus melayani di bagian pembinaan atau pemuridan Komisi Pemuda. Motivasi saya “sederhana�. Pertama, saya sudah mengalami Kristus, menerima kasih karunia-Nya, dan menikmati pribadi-Nya. Itu sebabnya kepuasan ini tidak mungkin tidak dibagikan dan diteruskan kepada sesama orang Kristen yang masih berputar-putar dalam keraguan. Kedua, saya memegang teguh perintah Tuhan Yesus yang dicatat pada Matius 28:19, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.� Alasan pertama berbicara soal afeksi spiritual dan alasan kedua berbicara soal Amanat Agung. Kedua alasan ini seharusnya lebih dari cukup untuk menggerakkan saya menjalankan pemuridan. Belum lagi ketika kita berbicara tentang keadaan pemuda di lapangan. Ini makin menggelisahkan saya dan menjadikan saya tidak bisa diam saja. Berapa banyak pemuda Kristen yang rutin datang ke gereja, tapi tidak pernah mengalami Kristus secara intim dan pribadi dalam hidupnya? Berapa banyak pemuda Kristen yang tahu Kristus, tapi tidak mengenal-Nya dalam Roh dan Kebenaran? Berapa banyak pemuda Kristen yang baca Alkitab dan melayani, tapi filsafat hidupnya disetir oleh filsafat hidup dunia? Dan masih banyak lagi 1001 permasalahan lainnya yang terjadi di tengah-tengah gereja saat ini, yang mana pemuridan yang otentik dan intensional perlu dikerjakan anak-anak Tuhan dengan setia.
Menipu diri Buku berjudul Not a Fan (Bukan Seorang Penggemar), karya Kyle Idleman, mengubahkan hati dan pikiran saya secara drastis terhadap kekristenan. Melalui buku ini saya disadarkan, bahwa kita sedang diperhadapkan dengan suatu kepalsuan status yang menipu diri kita. Kita merasa menjadi penggemar Kristus itu sudah cukup. Mengaku Kristen saja sudah cukup. Padahal jika kita punya kepekaan spiritual (spiritual discernment), maka kita tahu bahwa hidup seorang penggemar Kristus tidak akan selamat. Hidup seorang penggemar adalah mengagumi Kristus sebagai panutan pelaku moral yang jempolan. Seorang penggemar mengakui bahwa Yesus adalah sahabat dan penolong yang sejati. Seorang penggemar juga akan bernyanyi dengan sepenuh hati memuji Yesus dan meneteskan air mata untuk-Nya. Bahkan seorang penggemar bisa saja mengaku dengan lantang bahwa Yesus adalah jalan, kebenaran, dan hidup! Nafiri APRIL 2020
129
Namun permasalahannya, seorang penggemar, sekali pun sudah melakukan itu semua secara praktis, hidupnya tidak diserahkannya seluruhnya kepada Yesus. Kristus tidak menginginkan penggemar. Dia bukan seorang pribadi yang sedang krisis identitas sehingga butuh pengakuan dari para penggemar-Nya. Kristus mengasihi kita manusia dan Dia memberikan keselamatan kepada pengikut-Nya, bukan penggemarNya. Orang yang mengikut Kristus dengan sungguh-sungguh, secara totalitas menyerahkan seluruh aspek kehidupan bagi Yesus. Seorang pengikut tidak hanya mengakui Yesus sebagai guru moral tetapi juga sebagai Tuhan yang berotoritas di dalam hidupnya dan Juru Selamat satu-satunya. Seorang pengikut tidak akan hanya merasakan kasih Kristus ketika dalam keadaan baik-baik saja, tetapi di dalam kesengsaraan pun dia tetap mengalami kasih Tuhan. Kenyataanya di lingkungan sekitar saya, banyak pemuda yang hanya melibatkan Tuhan ketika mereka sedang melakukan kegiatan rohani seperti beribadah, komsel, saat teduh dan pelayanan. Tapi ketika berbicara tentang pasangan hidup, pekerjaan, keluarga, pergumulan dosa favorit… Eits… perlu pikir-pikir dulu nih, “Apakah worth it kalau diserahkan kepada Tuhan juga?” Kemudian ada juga yang hidup untuk Tuhan khusus pada Sabtu-Minggu, tapi Senin-Jumat entah hidup buat siapa. Ada juga yang menerapkan standar Alkitabiah ketika berurusan dengan orang lain, tapi menerapkan standar “suka-suka-suasana-hati” terhadap diri sendiri. Kebenaran tidak ada lagi yang absolut. Benar salah itu relatif, tergantung konteks.
Tahu diri Masalah seperti dikotomi spiritualitas dan relativisme inilah yang menjadi PR besar pemuridan di kalangan pemuda. Tantangan untuk menjadikan pemuda Kristen sebagai murid Kristus yang otentik perlu digarap dengan sungguh-sungguh. Namun saya perlu tahu diri. Saya tidak punya pengalaman maupun pengetahuan yang cukup untuk menjalankan pemuridan yang strategis. Saya sadar bahwa saya perlu benar-benar mengandalkan Roh Kudus dalam memuridkan sambil saya belajar dari buku-buku pemuridan terbaik dan orang-orang yang sudah berpengalaman di bidang tersebut. Saya juga sadar bahwa pemuridan anak muda adalah kerja sama tim, bukan pekerjaan individu. Peribahasa Afrika mengatakan, “It takes a village to raise a child.” 130 THE IMPERFECT DISCIPLE
Jadi memang betul bahwa butuh orang sekampung untuk memuridkan seorang anak muda. Saya berharap beban ini menjadi beban satu gereja secara komunal, bukan hanya beban individuindividu yang berserakan dan akhirnya tidak tertangani secara terintegrasi dan efektif. Dilihat sekilas di permukaan, keberlangsungan pemuda di gereja mungkin terlihat baik-baik saja. Jumlah kehadiran pemuda sedikit demi sedikit bertambah, kebaktian pemuda setiap minggunya berjalan dengan baik, pemudanya tidak terjerat kasus yang anehaneh. Tapi kenyataannya tidak seindah itu. Ada arus bawah (undercurrent) yang begitu deras dan menghanyutkan pemuda Kristen. Hanya gerakan pemuridan yang intensionallah yang dapat menangani permasalahan ini, karena tidak setiap pemuda di gereja mau dimuridkan. Mereka merasa tidak butuh dimuridkan. Mereka mempunyai 1001 alasan untuk tidak dimuridkan. Mereka merasa bahwa keselamatan dari Kristus sudah diterima dan tidak akan hilang, sehingga untuk apa lagi pusingin soal pemuridan? Ini adalah hal yang mencemaskan dan menggerogoti generasi muda Kristen. Tidak dapat terelakkan. Kalau bukan gereja yang memuridkan, siapa lagi?
Nafiri APRIL 2020
131
一个身体 一个
灵,
一个指
“身体只有一个,圣灵只有一个,正如你们蒙召,同有一个指望 。” (以弗所书第 4:4 4:4))
132 THE IMPERFECT DISCIPLE
一个身体
“救主降生了!“ 哈利路亚。祝大家圣诞快乐!
一个圣灵, 一个指望 Aysha Sukirdjadjaja
/ Aysha Sukirdjadjaja /
陈淑颜 “身体只有一个,圣灵只有一个,正如你们蒙召,同有一个指望 。” (以弗所书第 4:4)
我们身为基督徒过着什么样的生活?我们当然要遵行 圣经所教的真理。上帝的命令很明显,我们知道该做什么。 虽然如此,当基督徒不该单单过着一种书面的生活。上帝叫 我们所作的事都有根基。“为何这样?” 这些都有上帝的道 理。因此我们的一切都要追求理解上帝的旨意,方法和目标。 功课好多好多呀,对不对?我们实在要承认有好多方面我们 还没做到。 如在以弗所书第 4 章 1-3 节记载的, 上帝吩咐祂的教 会要竭力保守圣灵所赐合而为一的心。基督徒会合而为一是 凭着什么?因为 (a)教会是一个身体,就是基督的身体, (b) 只有一个圣灵来感动罪人使他们重生以及被拯救, (c) 蒙召的人只有一个指望,就是救恩的指望. 蒙召的人就是蒙救恩的人。 他们信靠以及接受耶稣基 督为个人的救主以后, 他们就拥有了救恩的指望。 救恩的指 望对信徒是这么宝贵而且非常丰富。如何宝贵以及如何丰富 呢?
Nafiri APRIL 2020
133
我们所作的事都有根基。“为何这样?” 这些都有上帝的道 理。因此我们的一切都要追求理解上帝的旨意,方法和目标。 功课好多好多呀,对不对?我们实在要承认有好多方面我们 还没做到。 如在以弗所书第 4 章 1-3 节记载的, 上帝吩咐祂的教 会要竭力保守圣灵所赐合而为一的心。基督徒会合而为一是 凭着什么?因为 (a)教会是一个身体,就是基督的身体, (b) 只有一个圣灵来感动罪人使他们重生以及被拯救, (c) 蒙召的人只有一个指望,就是救恩的指望. 蒙召的人就是蒙救恩的人。 他们信靠以及接受耶稣基 督为个人的救主以后, 他们就拥有了救恩的指望。 救恩的指 望对信徒是这么宝贵而且非常丰富。如何宝贵以及如何丰富 呢? (1) 罪债被赦免了 你们欠过债吗? 有吗? 还是不记得?欠债时觉得怎 么样? 不安心吧!每天好像有人追我们。罗马书 3:23 说 : “ 因为世人都犯了罪,亏缺了神的荣耀。“意思是(因为犯 了罪)世人欠上帝的荣耀。 那罪人怎么还罪债呢?罪债是不 可能偿还的债。罪人如在马太福音 18:24-27 节里面所说的一 个欠一千万银子的. 因为他没有什么偿还之物,主人吩咐把 他和他妻子儿女, 并一切所有的都卖了偿还。那仆人就俯伏 拜他说 :”主阿,宽容我,将来我都要还清。“ 那仆人的主 人,就动了慈心,把他释放了,并且免了他的债。 罪人只能依靠上帝的慈爱来怜悯他,饶恕他,免了他 的罪债而释放他。好消息是上帝愿意饶恕罪人, 透过祂独生 子的血免了罪债。只要信靠耶稣为他的救主, 他的罪债就赦 免了。被饶恕的罪人是最幸福的人, 心里一定充满安慰。大 家的罪债被赦免了没有? 134 THE IMPERFECT DISCIPLE
2。 获得救恩的保障 约翰福音 3:16 说: “神爱世人,甚至将他的独生子
子的血免了罪债。只要信靠耶稣为他的救主, 他的罪债就赦 免了。被饶恕的罪人是最幸福的人, 心里一定充满安慰。大 家的罪债被赦免了没有?
2。 获得救恩的保障 约翰福音 3:16 说: “神爱世人,甚至将他的独生子 赐给他们,叫一切信他的,不至灭亡,反得永生。“ 这是 上帝赐给信耶稣的人的救恩保障。 我们无论如何度过在世界 上的日子,终于一定会到天堂去, 面对面地跟所爱的主耶稣 见面而与祂永永远远活在一起, 享受祂奇妙的慈爱,荣耀, 和能力, 使我们以非常非常感恩的心不断地赞美以及敬拜我 们的救主。 “因为我重生了,我得救了。我接受了耶稣基督 为我的救主,主耶稣一定带我进入天堂。“ 大家获得救恩的 保障了没有?
Nafiri APRIL 2020
135
3. 使我更像耶稣基督 在几次聚会当中, 我提问: “你们是罪人还是义人? 谁说你们是罪人? 谁说你们是义人?一直回到圣经, 圣经怎 么说呢? 罗马书 5:1 说:“我们既因信称义,就借着我们的 主耶稣基督,得与神相和“ 虽然我们还在世界上活着, 但是从被耶稣拯救起,我 们的身份变成义人了。我们不是不完全,乃是还没完全。我 们还要在属灵方面成长。 圣灵在我们心里一直工作 改变我 们,更新我们, 使我们更像耶稣基督。 耶稣第二次来的时 候,我们一定完整了。 因此我们要互相支持和鼓励,互相兼 顾和接受, 不要互相批评,拒绝, 或者 赶走。大家更像耶 稣基督吗? 既然蒙召的人同有一个指望, 就是救恩的指望 :(1) 罪债被赦免了,(2)获得救恩的保障,(3)使我更像耶稣 基督, 咱们继续竭力保守圣灵所赐合而为一的心。阿门!
Penulis lulus sebagai Sarjana Teologia dari SAAT Malang (th 2000) dan saat ini melayani sebagai Kids Pastor di GKBJ Taman Kencana, Cengkareng.
136 THE IMPERFECT DISCIPLE
“Satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu..� -Efesus 4:4 Bagaimana seorang Kristen menjalani kehidupannya? Tentu saja harus melakukan semua kebenaran yang Firman Allah ajarkan. Meski demikian, kita tidak boleh sekedar menjalaninya secara literal, karena segala yang Allah perintahkan untuk kita lakukan ada dasarnya. Seperti yang tercatat dalam Efesus 4:1-3, Allah memerintahkan kita untuk memelihara kesatuan roh. Berdasarkan apa orang Kristen memelihara kesatuan Roh ? Karena : a) Gereja adalah satu tubuh, yaitu tubuh Kristus, b) Hanya ada satu Roh yang menggerakan orang berdosa untuk dilahirkan baru dan diselamatkan, c) Orang-orang yang Allah panggil hanya memiliki satu pengharapan, yaitu pengharapan anugerah keselamatan. Pengharapan anugerah keselamatan yang orang-orang percaya alami adalah demikian berharga dan berlimpah, yaitu : 1. Hutang dosa dihapuskan 2. Mendapatkan jaminan anugerah keselamatan 3. Menjadikan kita serupa Kristus Karena sebagai orang percaya kita memiliki satu pengharapan, maka kita harus berjuang untuk memelihara kesatuan roh.
Nafiri APRIL 2020
137
/ ELIZABETH WAHYUNI /
Judul Buku :
THE IMPERFECT DISCIPLE (MURID YANG TIDAK SEMPURNA) : Kasih Karunia bagi Orang-Orang yang Sarat Kelemahan 138 THE IMPERFECT DISCIPLE
Penulis : Jared C. Wilson Jumlah halaman : 215 hal Tentang penulis : Jared C. Wilson adalah director of content strategy di Midwestern Baptist Theological Seminary dan managing director di For the Church, situs Midwestern untuk materi-materi yang berpusatkan pada Injil. Dia adalah penulis beberapa buku, termasuk “The Prodigal Church”, “Gospel Wakefulness”, dan yang terbaru “Gospel Driven Church” (2019). Buku dengan sampul berwarna biru gradasi dengan gambar ombak ini, sekilas tampak biasa saja secara visual.
Judulnya pun biasa, mungkin tidak akan menarik minat kita untuk membacanya. Kita sudah terbiasa dijejali dengan bukubuku -- yang sekalipun berada di rak buku rohani -- namun sebenarnya tidak ada kaitannya dengan Injil Yesus Kristus. Banyak buku yang tidak membuat rohani kita bertumbuh semakin mencintai Dia, tetapi justru hanya membuat makin cinta diri sendiri belaka. Tetapi buku ini beda. Jared C. Wilson mengajarkan kita untuk kembali kepada kebenaran Injil yang sejati. Anehnya, Injil sejati justru akan membebaskan kita dari semua kepura-puraan dan beban berat rohani yang palsu. Dengan gaya penulisan yang ringan dan kejujuran dalam meneropong diri, membaca buku ini terasa seperti ‘ngobrol dengan teman lama’, tanpa jarak. Kita tidak akan merasa digurui atau dihakimi, namun kita diajak untuk berguru pada Sang Guru Sejati, yang sekalipun adalah Tuhan dan Master kita, namun Dia juga sekaligus adalah Sahabat kita. Ya, Sahabat bagi orang berdosa. Yang menjadi masalah bagi banyak orang Kristen, khususnya yang sudah lama jadi Kristen dan aktif melayani di gereja, kita tidak lagi merasa sebagai orang berdosa.
Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 139
139
28/03/20 14.16
Kita merasa sudah baik dan sudah suci, karena kita telah berusaha melakukan hal-hal baik dan suci. Padahal dalam buku ini dikatakan: “Berusaha menjadikan seluruh kehidupan Kristen Anda terlihat seperti seorang Kristen yang baik adalah cara hebat untuk menjadi seorang Kristen yang buruk.” (hal. 64). Wow. Ya betul, anda tidak salah baca. Jangan berhenti sampai di situ agar anda tidak salah paham. Jared menegaskan maksudnya, “Kita menjadi suci bukan karena apa yang telah kita kerjakan, tapi karena apa yang telah Yesus kerjakan.” Kabar baik adalah kabar, bukan sebuah perintah. Jujur saja, bukankah kita sudah menjadi begitu terbiasa melakukan berbagai ritual-ritual rohani, seperti membaca Firman, berdoa, menyanyi, bahkan menginjili dan memuridkan orang lain. Semua aktivitas-aktivitas gerejawi yang kita lakukan akhirnya membuat kita keletihan, dan semua hanya terasa sebagai beban yang menjemukan di tengah segala kesibukan kita. Dalam ketergesa-gesaan, kita terkadang melupakan yang terpenting: waktu teduh kita bersama Dia. Padahal kita tidak mungkin lebih sibuk daripada Yesus, namun Dia sendiri telah mencontohkan suatu kebergantungan penuh kepada Bapa-Nya. “Marilah kita ke tempat yang sunyi untuk berdoa.” Itulah yang selalu dikatakan-Nya kepada murid-murid-Nya. Lalu siapa kita, yang merasa tak perlu lagi berdoa?
140 THE IMPERFECT DISCIPLE
Tak heran jika kita kehilangan gairah cinta, seperti orang yang telah lama menikah dan merasa jemu dengan pernikahannya, sehingga sangat mudah tergelincir dalam sebuah perselingkuhan. Jangan-jangan tubuh kita memang masih di gereja, namun pikiran dan hati kita makin tertarik pada dunia. Itu karena kita belum melihat kemuliaan Kristus yang sesungguhnya, demikian pandangan Jared. Padahal kemampuan kita untuk secara aktif dan gigih mengikuti Yesus terutama akan dikendalikan oleh pemahaman kita akan kemuliaan-Nya. Memandang kemuliaan Kristus adalah panduan nomor satu dalam mengikut Yesus. Sepanjang buku ini kita akan menjumpai betapa kita sering gagal walaupun kita telah berusaha sekuat-kuatnya untuk menjadi orang Kristen yang baik, karena kita adalah murid yang tidak sempurna. Itulah sebabnya kita butuh kasih karunia Allah. Pemuridan bukan sekedar mengikut Yesus tapi mengikut kembali Yesus tiap-tiap hari, karena kita begitu mudah ke luar dari jalur. Kita akan menyadari bahwa bukan maksud baik atau perbuatan baik kita yang akan membuat kita ke luar dari kekotoran kita sendiri. Tangan Tuhanlah yang akan menyelamatkan kita. Pernyataan-Nya terusmenerus kepada kita bahwa, “Aku mengasihimu� yang mengubah segala sesuatu. Jika anda tidak terlalu memenuhi syarat bagi Dia, anda tetap dapat memiliki-Nya. PENUTUP Seberapa pun level rohani kita, buku ini mengajak dan menyemangati kita untuk bersama-sama mencapai level lebih tinggi yang bisa kita capai, di mana kita menjadi semakin serupa dengan-Nya. (Disarikan oleh Elizabeth Wahyuni) ***
Nafiri APRIL 2020
NAFIRI APR20_COMPILED.indd 141
141
28/03/20 14.16