Majalah Dadali Edisi Debruari 2010

Page 1

EDISI FEBRUARI 2010 I

Dadali I 1


DAFTAR ISI

Kirim komentar seputar penerbitan majalah kesayangan Anda ini melalui pesan singkat ke nomor 022-70976425. Redaksi punya cukup waktu untuk sekadar merapikan SMA Anda. Kami terbuka menerima masukan maupun kritik. SMS AJA!

tolong DADALI rubric SMS sesuaikan atuh. Masa setiap edisi “ mulai edisi ini‌.. . Nuhun akh. Ini mah koreksi aja buat Dadali. Maju terus, Bravo DADALI. 085222411XXX

Salam Redaksi 3

Salam Redaksi

Laporan Khusus 4

Redesain SDH Perum Perhutani Unit III

Peristiwa 7 8 9 10 11 14

Klik! 12

Tanaman Perhutani-Korea Tuntas 100% KPH Indramayu Tertibkan Lahan Tumpang Sari KPH Kuningan Sediakan JPP Bagi MDH Menanam untuk Bumi dan Masa Depan Banten Maksimalkan Potensi HHBK Pisah Sambut Karo Penuh Kekeluargaan Tanah Telantar Akan Dikuasai Negara

Wisata 15

Rp 1 M Mengucur ke Curug Malela

Inspirasi 16

Sesama Kita Diciptakan Tuhan untuk Menjaga Kita

Tips&Trik 17

Pengenalan Etika Trail Adventure (I)

Suara Rimbawan 18 19

Sentuhan Teknologi Navstar GPS Indonesia Hijau Pasti Bisa!

Gunem Catur 21

Nu Anyar Mah Asa Kumaha?

2 I Dadali I EDISI FEBRUARI 2010

Terima kasih masukannya, bos! Mulai edisi ini sudah disesuaikan. Hatur nuhun. (Redaksi) Pangsiun dini PNS, selaras dgn aturan skrg tdk blh rangkap. Sayang banyak potongannya ketika urus-urus Taspen,dll. Nomor pribadi seragam baru kelabu & dipaksakan. 0811264xxx Teman-teman jangan emosi ya! Grasagrusu. Biar kata orang seragam baru seperti tukar parkir mall juga, yg pting isinya ok. 081325281xxx DADALI kurang menjelajah seputar KPH, shg banyak hal-hal yg tdk terakomodir. Pdhal sumber pemberitaan jutaan warna. Kapan masuk daerah kami, smi sltn. 081571707xxx Redaksi sangat terbuka terhadap pemberitaan KPH. Karena itu, kami setia menunggu berita-berita kiriman KPH. Bravo KPH! (Redaksi) Hai DDL tahun ini kan, taun kunjungan Musium. Sekali-kali para Mandor ajak dong ke Musium Manggala Wanabakti Jakarta. Irahaaa? kan bisa ke Monas sekalian. 085720551xxx


SALAM REDAKSI

Majalah Dadali diterbitkan setiap bulan oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Bertujuan menjembatani komunikasi dan informasi antara pemangku kepentingan kehutanan di Jawa Barat dan Banten. Pelindung Ir. Bambang Setiabudi Ir. Dadang Hendaris, MM Penasehat H. R. Iskandar Sulaeman Pemimpin Redaksi Ir. Ronald G. Suitela, MSi

Rimbawan yang kami banggakan, ada beberapa moment selama Februari ini yang sudah tidak asing lagi buat kita, Hari Raya Imlek, Hari Valentine, dan Hari Raya Maulid Nabi Muhammad SAW. Februari seakan hanya melintas begitu saja di depan kita, tidak terasa waktu berjalan begitu cepatnya sehingga kita perlu menyesuaikan langkah untuk mengimbangi kecepatan tuntutan pekerjaan terutama dalam hal penghasilan. Pekerjaan lain yang juga sangat penting dan harus segera diselesaikan adalah pembuatan tanaman yang berkejaran juga dengan musim penghujan. Untuk mewujudkan Perhutani Hijau 2010 tentunya saat ini adalah tahapan akhir kegiatannya, di mana kita harus yakin bahwa semua tanah kosong telah selesai ditanami. Rasanya masih banyak lagi hal lain yang harus dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Ironisnya kadangkala kita merasa kehabisan waktu untuk mengerjakan tugas tapi di saat yang bersamaan kita sering merasakan waktu yang tak bertuan. Key performance indicators (KPI) adalah salah satu alat yang bisa mengontrol kinerja kita, pola kerja dan etos kerja kita. Beberapa waktu yang lalu secara bersama-sama kita telah menyusun dan mengirimkan ke kantor pusat untuk menjadi bahan untuk menetapkan KPI bagi kita semua. Dalam waktu dekat kita akan segera menjalankan KPI dalam melaksanakan pekerjaan kita sehari-hari. Dalam laporan khusus kita akan membaca sekilas mengenai KPI dan penerapannya di perusahaan kita. Semoga KPI dapat membantu kita dalam menjalankan amanah yang diberikan kepada kita masing-masing, amin. Berjayalah Rimbawan! Bandung, Februari 2010

Ir. Ronald G. Suitela, MSi Pemimpin Redaksi

Wakil Pemimpin Redaksi Dadang Suparman Redaktur Pelaksana Aras Agus Mulyana, S.Hut Tim Redaksi Rully Priatna S.Hut Arifniati Fatimah, S.Sos Fotografer Wawan Ristiawan Mamat Rochmat Associate Reporter Yaman Didu Sirkulasi Isep Apar Biro SDM dan Umum Desain/Layout LiteraMedia Creative Design Alamat Redaksi Seksi Humas dan Kesekretariatan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten Jl. Soekarno-Hatta 628 Telp : 022 7802971 (134) Fax : 022 7802972 – Bandung Email majalahdadali@gmail.com humas3@perumperhutani.com Website http://www.unit3.perumperhutani.com Percetakan LiteraMedia Grafika 085220166342 Isi di luar tanggung jawab percetakan

EDISI FEBRUARI 2010 I

Dadali I 3


LAPORAN KHUSUS

Ir Agus Setya Prastawa MBA Kepala Biro Perencanaan dan Penyehatan Perusahaan Perum Perhutani Unit III Jabar Banten

REDESAIN SDH UNIT III JABAR BANTEN Langkah Strategis Mewujudkan Recovery Sumberdaya Hutan dan Produktifitas Serta Nilai Tinggi Menuju Lompatan Pendapatan Signifikan (Quantum Leap)

Laporan khusus Dadali edisi Februari 2010 mengangkat masalah Redesain Sumber Daya Hutan Unit III Jawa Barat dan Banten. Pada bulan berikutnya akan dilakukan laporan redesain untuk tingkat KPH, sehingga redesain dapat terkawal pada tahap implementasinya. Harapannya rencana yang sudah disusun secara partisipatif (dengan melibatkan KPH) dapat terwujud dengan baik dan benar.

P

enyempurnaan konsep dan implementasi redesain sumber daya hutan (SDH) dalam kurun waktu 20102014 terus dilakukan jajaran Perum Perhutani Unit III Jabar Banten. Secara keseluruhan, redesain menyentuh SDH berbasis kayu maupun nonkayu. Kepala Biro Perencanaan dan Penyehatan Perusahaan Perum Perhutani Unit III Jabar Banten Ir Agus Setya Prastawa MBA menjelaskan, redesain SDH merupakan langkah strategis untuk melakukan pembenahan (recovery) potensi dan peningkatan produktivitas SDH dalam rangka mewujudkan transformasi bisnis perusahaan yang bersifat quantum leap. Untuk langkah pemulihan kondisi hutan, selama ini telah berjalan dengan baik, seperti penanaman kembali (reboisasi) di areal bekas tebangan, lahan kosong, serta mengoptimalkan pemanfaatan lahan sehingga menjadi lebih produktif.


LAPORAN KHUSUS Mengacu kepada hasil redesain, arah pengembangan SDH ke depan dibagi kedalam beberapa kluster, antara lain: Kluster Jati Plus Perhutani (JPP), mahoni, rasamala, dan FGS (sengon, acc mangium, gmelina, pulai, maesopsis); Kluster getah: pinus, damar, dan karet; Kluster HHBK: ylangylang, kayu putih, kesambi, nyamplung, kopi, rotan, aren, dan lainnya; Kluster wisata dan jasa lingkungan; Kluster Payau dan kluster lainnya. Adapun arah pengembangan produk sebagai portofolio bisnis perusahaan mengacu pada sembilan kategori produk Perhutani, seperti bisa dilihat dalam infografis di samping ini. Rencana kluster berdasarkan hasil redesain SDH sampai dengan Februari 2010 akan diimplementasikan dan dikawal berdasarkan wilayah rayonnya. Seperti wilayah rayon I Bogor (KPH Banten dan Bogor) yang meliputi: Kluster JPP dengan berbagai jenjang d aur berjumlah 14.873 Ha, Mahoni 989 Ha, FGS 25.792 Ha, Getah pinus 20.154 Ha, Getah karet 9.674 Ha dan Payau 11.784 Ha. Wilayah rayon II Cianjur (KPH Sukabumi, Cianjur, dan Purwakarta), meliputi: kluster JPP dengan berbagai jenjang daur berjumlah 48.015 Ha, Mahoni 1.899 Ha, Rasamala 4.208 Ha, FGS 3.934 Ha, Getah pinus 30.432 Ha, Getah damar 2.396 Ha, Getah karet 3.131 Ha, Kayu putih 2.127 Ha serta Payau 14.825 Ha. Wilayah rayon III Bandung (KPH Bandung Utara, Bandung Selatan, Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis), meliputi: kluster JPP dari berbagai jenjang daur 23.908 Ha, Mahoni 7.716 Ha, FGS 7.541 Ha, Getah pinus 33.165 Ha, Getah damar 449 Ha, Getah karet 4.750 Ha. Sedangkan wilayah rayon IV Cirebon (KPH Sumedang, Majalengka, Indramayu, dan Kuningan), meliputi: kluster JPP dari berbagai jenjang daur seluas 43.973 Ha, Mahoni 2.477 Ha, FGS 6.385 Ha, Getah pinus 12.615 Ha, Kayu putih 8.959 Ha serta Payau 5.798 Ha. Selain kluster tersebut, juga terdapat kluster khusus yang termasuk upaya pemanfaatan kawasan dan pemungutan hasil hutan bukan kayu (HHBK) sesuai karakteristik KPH, di antaranya: kluster aren, bambu, rotan, nyamplung, kesambi, kopi, nilam, pakan lebah, ylang-ylang, teh, randu dan lainnya. Terdapat pula kluster wisata dan jasa lingkungan yang terbagi ke dalam enam wilayah pengembangan, meliputi kluster wisata Bandung Raya (KPH BDU, BDS, Garut Utara, Sumedang Selatan dan Tasikmalaya Utara), Kluster Bopunjur (KPH Bogor, Sukabumi, Cianjur), Kluster Pantura (Purwakarta, Indramayu, dan Sumedang Utara), Kluster Cirebon (Majalengka, Kuningan, Sumedang Timur), Kluster Priangan Timur (KPH Tasikmalaya, Ciamis, dan Garut Selatan), dan Kluster Banten. Komposisi rancangan redesain untuk SDH kayu dan nonkayu diakui Agus, masih didominasi jati dan gondorukem. “JPP masih kita andalkan dan yang lainnya berupa: mahoni, rasamala serta jenis cepat tumbuh (FGS), seperti sengon, Acc mangium, gmelina, pulai, maesopsis yang dapat di panen setelah masa tanam 7-10 tahun. Kualitas tegakan kita tingkatkan melalui pemilihan bibit berkualitas dan tahapan penanaman yang benar. Dengan begitu ke depan diharapkan volume per meter kubik dari kayu dalam setiap arealnya bertambah.� Jelas Agus. Untuk nonkayu, dilakukan dengan cara meningkatkan produktivitas gondorukem. Cara yang ditempuh berupa optimalisasi kawasan hutan pinus. Di sisi lain, upaya meraih lompatan pendapatan signifikan

9 KATEGORI PRODUK PERHUTANI Sustainable Wood Products - Kayu bundar/log - Bambu - Rotan - Kayu olahan lainnya

Forest Chemical Products - Kopal - Gondorukem - Terpentin - Karet

Forest Food & Health Products - Minyak kayu putih - Ylang-ylang - AMDK - Kopi - Cengkeh, dan lain-lain

Forest Clean Energy Products - Mikrohidro - Nyamplung - Aren

Ecotourism & Landscape Beauty - wisata

Flora & Fauna Forestry Products - Buaya - Primata - Rusa, dan lain-lain

Commercial Zone Product - Optimalisasi aset

Forestry Seed Products - Benih-benih bersertifikat

Forestry Training & Development - Jasa konsultasi - Training, dan lain-lain

Ir Dadang Hendaris MM

Wakil Kepala Perum Perhutani Unit III Jabar Banten


LAPORAN KHUSUS dilakukan dengan mendorong aspek bisnis melalui pengembangan industri kayu dan nonkayu. Kini, dengan berjalannya industri gergajian, pendapatan dari SDH kayu tidak hanya didapat dari kayu gelondongan. Kayu olahan berupa barang setengah jadi dan barang jadi (GF, flooring, dan lainlain) telah manambah pundi-pundi rupiah bagi perusahaan. Begitu pula dengan gondorukem, nilai tambah dari produk yang berasal dari getah pinus ini banyak yang bisa dikembangkan menjadi produk-produk turunannya. Sejauh ini, gondorukem memiliki potensi pasar menjanjikan. Gondorukem digunakan menjadi bahan makanan, bahan kosmetik, dan sebagainya. Untuk itu, dalam waktu dekat Perhutani merencanakan akan membuat pabrik kayu olahan (plywood) serta menambah PGT yang ditujukan untuk menghasilkan produk derivate gondorukem yang memiliki nilai tambah yang tinggi. Agus mengatakan, pendekatan industri akan terus dikembangkan. Dalam pengelolaannya, Perhutani terus melibatkan masyarakat desa hutan (MDH) melalui implementasi sistem PHBM. Hal ini dilakukan mengingat masyarakat menjadi komponen penting dan strategis di dalam pengelolaan SDH. Dalam konteks pengolahan nilai tambah produk misalnya proses pembuatan kayu olahan saat ini banyak dilakukan di industri gergajian milik masyarakat. Potret ini tentunya sejalan dengan misi dari sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), dimana melalui jalinan PHBM masyarakat akan mendapat keuntungan ekonomi yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Wakil Kepala Perum Perhutani Unit III Jabar Banten Ir Dadang Hendaris MM yang ditemui secara terpisah

6 I Dadali I EDISI FEBRUARI 2010

menambahkan, dalam realisasinya agar pelaksanaan redesain terarah harus didukung dengan manajemen berbasis kinerja. Setiap SDM yang ada memiliki target dan mata rantai tugas yang jelas sejalan dengan konsep key performance indicator (KPI). “Dengan seperti itu, program untuk mencapai target yang ditentukan dapat dijabarkan ke Biro, dari Biro ke KPH, kemudian berlanjut terus hingga ke lapangan. Semua terinci, siapa pelaksana program, di mana, dan kapan selesainya. Semua punya target yang jelas dan perkembangannya bisa dipantau setiap saat,” jelasnya. Dengan demikian, menurut Dadang, pelaksanaan program redesain dari hulu ke hilir hingga proses bisnisnya akan berjalan sesuai rencana. Upaya Unit III mengoptimalisasi sumber daya hutan serta pengembangan industri melalui Redesain memiliki implikasi positif terhadap peningkatan pendapatan dan jalinan kerjasama dengan pihak lain. “Kalau produktivitas dan kualitas SDH tinggi ini akan menguntungkan mitra bisnis Perhutani. Kami berharap dengan adanya redesain, peningkatan pendapatan tidak lagi bersifat konvensional, seperti dari 10 persen meningkat jadi 12 atau 15 persen, tetapi kita ingin berupaya lebih signifikan, misal dari 10 persen meningkat pada angka 25 persen dan seterusnya,” tutur Agus. Penerapan kluster tidaklah serta merta dapat diberlakukan begitu saja. Tiap-tiap kawasan hutan memiliki kondisi dan karakteristik berbeda. Untuk itu, redesain harus disesuaikan dengan kondisi objektif hutan. “Redesain harus memperhatikan kesesuaian tempat tumbuh (karakteristik lokasi -red) biar apa yang dikelola hasilnya optimal dan maksimal. Misalnya kalau ada kawasan yang cocok ditanam sengon, ya tanam sengon,” ujar Agus.(YAMAN DIDU)


PERISTIWA

DOK HUMAS UNIT III

Suasana saat belangsungnya penanaman pohon di Cijantung, KPH Purwakarta, belum lama ini. Perhutani terus menggalang kerjasama untuk menghijaukan lahan hutan. Kerjasama dengan perusahaan asal Korea tumbuh dengan baik sesuai target.

Tanaman Perhutani-Korea Tuntas 100%

K

erjasama tanaman antara Perum Perhutani KPH Purwakarta dan PT KIFC Korea terus mengalami kemajuan. Tanaman seluas 834,19 hektar di BKPH Teluk Jambe, RPH Kutapohaci, KPH Purwakarta, berhasil dituntaskan 100 persen. Penanaman Januari 2010 seluas seluas 307,08 hektar atau 37 persen melengkapi tanaman tahun lalu seluas 527,11 hektar atau sekitar 63 persen. Jenis pohon yang ditanam dalam kerja sama tersebut terdiri atas mindi (Melia azedarach) dan sengon (Albizia falcateria). Sengon atau yang lebih dikenal dengan sebutan jeungjing oleh masyarakat Jawa Barat, baik digunakan sebagai tanaman produksi, konservasi, reboisasi sekaligus dapat meningkatkan kesuburan tanah. Kayu Sengon banyak digunakan untuk bahan baku tusuk gigi, peti kemas, kertas dan lain-lain. Selain itu, daunnya juga dapat digunakan untuk pakan ternak. Lain halnya dengan Mindi atau yang dikenal geringging ini, merupakan jenis pohon yang cepat tumbuh dan selalu hijau di daerah tropis. Batangnya silindris dan tegak, kayu mindi banyak digunakan untuk bahan meubelair karena kayunya bercorak indah. Mindi berukuran juga kecil sering digunakan untuk kerajinan.

Berdasarkan perjanjian nomor 11/SJ/Dir/2009 dan 2009 – 07/KIFC, kerjasama meliputi pembangunan, pengembangan, dan pengelolaan hutan tanaman. Adapun kegiatannya dimulai dari pembuatan persemaian, persiapan lapangan, pemancangan batas, pembersihan lapangan, pembuatan ajir, dan pembuatan lubang tanaman. Setelah itu baru dilakukan penanaman mindi dan sengon. Untuk mendukung kegiatan kerjasama diatas, dibutuhkan benih sebanyak 702,31 kg. Dengan rincian, benih mindi sebanyak 667,26 kg dan sengon 35,05 kg. Jumlah benih yang ditanam tersebut diprediksi dapat menghasilkan bibit sebanyak 1.017.712 pic ( mindi 777.250 pic, sengon 240.460 pic) yang akan ditanam dengan jarak tanam 3 x 3 meter. Persemaian sendiri dilaksanakan secara terpusat di atas lahan 1,25 hektar di Blok Parakan Terus, Desa Kutapohaci, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang. Sementara itu, jumlah tanam bibit yang telah terealisasi sampai akhir Desember 2009, bibit mindi 521.916 pic,diatas lahan seluas 427,80 hektar. Sedangkan bibit sengon yang telah tertanam sebanyak 121.158 pic, dengan lahan seluas 99,31 hektar. Sisa lahan seluas 307,08 hektar dituntaskan Januari 2010. Hasil evaluasi hingga Desember 2009, ketinggian tanaman mencapai lebih dari 30 cm.(HMS KPH PWK)

EDISI FEBRUARI 2010 I

Dadali I 7


PERISTIWA

P

raktik pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) kerap diwarnai berbagai masalah. Seperti yang terjadi di KPH Indramayu belum lama ini. Penanaman padi dengan cara tumpang sari di bawah tegakan tranaman pokok jati dan kayu putih berdampak pada turunnya produktivitas daun kayu putih dan persentase pertumbuhan tanaman. Administratur KPH Indramayu Budi Shohibudin menjelaskan, penanaman padi di atas areal seluas 10.200 hektar ditanam di antara jarak tegakan yang cukup lebar. Jarak telah disesuaikan dengan perubahan kebijakan jarak tanaman pokok tahun 2006 yang semula 3 x 1 meter menjadi 6 x 1 meter. “Dengan jarak seperti itu sebenarnya memberikan keleluasaan bagi penggarap karena jaraknya lebih luas. Tapi kenyataannya di lapangan terjadi gangguan terhadap tanaman pokok,” jelas Budi. Setelah dilakukan evaluasi lapangan, Budi menemukan akar masalah berupa rendahnya kesadaran penggarap terhadap kelestarian hutan. Seperti adanya aktivitas pembersihan lahan garapan dengan cara pembakaran serta ketidakpedulian penggarap terhadap gangguan keamanan hutan. Hal tersebut tentunya sangat disayangkan, mengingat banyaknya manfaat yang didapat masyarakat dari pola PHBM. Di antaranya bagi hasil (sharing) keuntungan dari penjualan produk kayu maupun nonkayu sesuai perjanjian kerjasama (PKS) antara Perum Perhutani dan kelompok penggarap atau lembaga masyarakat desa hutan (LMDH). Selain LMDH dan Perhutani, keuntungan juga mengalir ke pemerintah daerah berupa retribusi. Ini sesuai dengan peraturan daerah No 13/2002. Pemerintah desa dan petugas pemungut juga ikut menikmati buah kerjasama ini. Masalah lain yang ditemukan Budi berupa praktik jual beli garapan dan pungutan keuntungan secara illegal. “Karena masalah ini banyak penggarap yang meninggalkan garapannya atau dijual kepada pihak lain. Dengan begitu,

8 I Dadali I EDISI FEBRUARI 2010

DOK HUMAS KPH INDRAMAYU

Administratur KPH Indramayu memberikan pengarahan tumpangsari di halaman kantor KPH, beberapa waktu lalu.

tentang

KPH Indramayu Tertibkan Lahan Tumpang Sari banyak penggarap yang berasal dari luar wilayah sekitar hutan. Jika tidak cepat diantisipasi bisa menimbulkan

konflik sosial,” ungkap Budi. Guna menyelesaikan masalah di atas, KPH Indramayu mengambil beberapa


PERISTIWA

tindakan pembenahan pengelolaan, khususnya tanaman kayu putih. Hal ini sesuai arahan Kepala Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten yang disampaikan saat melakukan kunjungan ke KPH Indramayu belum lama ini. Langkah-langkah yang diambil di antaranya membebaskan segala bentuk pungutan terhadap penggarap lahan tumpang sari agar tercapai peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Kemudian menertibkan dan memprioritaskan pemberian garapan pada masyarakat desa sekitar hutan yang memang betul betul membutuhkan. Dengan begitu, Perhutani terlibat langsung dalam aksi penuntasan kemiskinan di sekitar hutan. Tak hanya itu, KPH Indramayu juga melakukan langkah-langkah strategis lainnya seperti penertiban hak dan kewajiban penggarap, membenahi data penggarap dengan memberikan kartu izin menggarap, mewajibkan penggarap untuk membuat jalur bebas 1,5 meter kanan kiri untuk kayu putih dan satu meter untuk tanaman pokok jati garapan pada larikan tanaman pokok dalam areal tanamannya. Mewajibkan penggarap untuk tidak membakar limbah tanaman pertanian atau pembersihan lahan dan mencegah hal-hal yang dapat menimbulkan kebakaran hutan. Perhutani juga mewajibkan penggarap membantu mencegah dan menanggulangi gangguan keamanan hutan serta menindak tegas penggarap yang tidak menaati ketentuan dengan cara mencabut hak garapan bagi yang bersangkutan. Langkah selanjutnya adalah merencanakan kembali penanaman tanaman jati JPP pada beberapa lokasi yang secara kajian teknis dan sosialnya cocok untuk tanaman jati dengan pengaturan daur yang lebih pendek. “Dengan demikian diharapkan akan terjadi sinergitas pengelolaan sumber daya hutan antara Perum Perhutani dan LMDH berjalan sesuai dengan pola PHBM. Di mana hutan sebagai sumber daya alam menjadi daya dukung bagi kehidupan (life support system)” imbuh Budi. (HUMAS/ INDRAMAYU)

KPH Kuningan Sediakan JPP Bagi MDH

G

erakan menanam One Man One Tree tak hanya bergema di tingkat pusat. Program yang digagas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini pun bergema di daerah, salah satunya di Lebak Wangi, Maleber, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Di sini, masyarakat mendapat bantuan bibit JPP atau Jati Plus Perhutani. Penanaman dilakukan di petak 54 E, Kampung Gamping, Desa Mekar Sari, yang merupakan wilayah komplek hutan Lebak Wangi, Meleber. Jati dengan kualitas plus dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi tersebut ditanam diatas lahan seluas 14,79 hektar. Hadir dalam acara penanaman tersebut beberapa pejabat setempat seperti Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda, Administratur KPH Perum Perhutani Kuningan Ir Wijanarko, Kapolres Kuningan AKBP Nurula, serta unsur muspida lainnya. Mereka hadir di tengah masyarakat. Wijanarko menjelaskan, program One Man One Tree tak hanya mempunyai kontribusi terhadap perbaikan lingkungan. Melainkan mampu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat karena dilakukan

dengan pola pengelolaan hutan bersama masyrakat (PHBM). Melalui PHBM, imbuh dia, masyarakat akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kayu (profit share). Diakui Wijanarko, penyediaan kayu JPP berangkat dari keinginan masyarakat sendiri. “Kami memilih jati untuk ditanam karena permintaan masyarakat sekitar hutan dengan harapan bisa menikmati hasilnya. Kerjasama juga dilakukan dengan pola tanam tumpangsari yang murni hasilnya untuk masyarakat,” terang Wijanarko. Dia berharap masyarakat akan lebih menjaga kelestarian hutan dan tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang merusak hutan. “Tak boleh ada lagi break-breakan (menipil kayu untuk bahan bakar, red), perencekan daun, serta penggembalaan yang berdampak negatif terhadap hutan,” harap Wijanarko. Lebih jauh dia menjelaskan, JPP mempunyai beberapa keunggulan dibanding jenis jati lain. Seperti tumbuh dengan cepat dalam daur 20 tahun, volume per hektar relatif besar, serta memiliki kualitas batang yang baik.(HMS KPH KUNINGAN)

EDISI FEBRUARI 2010 I

Dadali I 9


PERISTIWA

DOK HUMAS UNIT III

Administratur KPH Bogor Adrian Bestari menyambut kedatangan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan saat pencanangan Monumen Pohon oleh KAHMI di Gunung Hambalang.

Menanam untuk Bumi dan Masa Depan KAHMI Bangun Monumen Tanaman

K

epedulian Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dalam menanam pohon di Gunung Hambalang diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan tangible dan intangible hutan. Di antaranya peningkatan simpanan karbon, produksi oksigen, keindahanm alam, ekowisata, kekayaan

10 I Dadali I EDISI FEBRUARI 2010

biodiversitas, penyediaan air bersih, dan penyediaan lapangan kerja sebagai pendapatan masyarakat sekitar hutan. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengungkapkan hal itu saat menghadiri aksi menanam pohon yang digagas KAHMI di Gunung Hambalang, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, baru-baru

ini. Aksi peduli para mantan aktivis mahasiswa ini dipimpin Ketua KAHMI DR Ir Dwi Sudharto MSi. Dalam sambutannya, Dwi Sudharto mengatakan kegiatan ini bertujuan menumbuhkembangkan rasa tanggungjawab terhadap kelestarian lingkungan hidup. Selain itu, berpartisipasi dalam mendukung program Indonesia Menanam menuju Indonesia Hijau. Aksi ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan solidaritas antara pengurus dan anggota KHMI sekaligus bukti nyata pengurus KHMI Nasional periode 20092012 untuk menanam pohon. “Menanam itu untuk bumi dan masa depan. Karena itu, KAHMI sebagai salah satu organisasi yang peduli terhadap lingkungan hidup sudah sepantasnya berpartisipasi secara aktif dalam membangun hutan Indonesia,” tandas Dwi. Selain menanam, KAHMI juga membangun Monumen Tanaman KAHMI di kawasan Perum Perhutani, Gunung Hambalang. Monumen yang disebut “Pohon Asuh” ini sebagai respons nyata komitmen bangsa dalam mengurangi emisi karbon sebagai tindak lanjut dari Conpenhagen Accord. Administratur Perhutani/KKPH Bogor Adrian Bestari yang duduk sebagai kepanitiaan bidang penanaman menjelaskan, pencanangan pembangunan Monumen Tanaman ini dilaksanakan pada areal kawasan hutan seluas sekitar lima hektar di petak 3 C dan 4A RPH Babakan Madang BKPH Bogor-Jonggol KPH Bogor. “Kami menanam sekitar 5.000 bibit pohon, terdiri atas jenis akasia, pinus, mahoni, puspa, durian, jengkol, petai, dan kemang. Masing-masing pohon asuh ditandai sesuai dengan nama dan donaturnya. Pohon-pohon tersebut akan dipelihara selama tiga tahun oleh masyarakat sekitar yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH),” papar Adrian. Setelah tiga tahun, sambung Adrian, diharapkan tidak perlu dipelihara lagi secara khusus. Pola pembuatan tanaman tersebut diatas diharapkan menjadi model pembuatan tanaman berbasis pemberdayaan masyarakat untuk diadopsi di tempat lain.(DADANG SUPARMAN)


PERISTIWA

Banten Maksimalkan Potensi HHBK Peringatan Sewindu PHBM, Gelar Dialog dengan LMDH

M

emperingati satu windu pelaksanaan pengelolaan hutan bersama masyara­ kat (PHBM), KPH Banten mengadakan dialog dengan anggota lembaga masyarakat desa hutan (LMDH). Keuntungan dan kendala di lapangan menjadi topik hangat dalam pertemuan tersebut. Hadir pada kesempatan tersebut Administratur Perhutani/KKPH Banten Ir Oman Suherman MP dan rombongan Unit III. Tampak antara lain Kepala Seksi PHBM dan Lingkungan Unit III Jawa Barat dan Banten Isnin Soiban SHut MM, Advisor PHBM Drs Wawan S, Pengamat Pertanian Provinsi Jawa Barat Dr Entang S, akademisi Unpad DR Dede Mariana, Wakil Adm Banten Barat Ir Ahmad Rusliadi SHut, Wakil Adm Banten Timur Benny Suko Triatmoko SHut, Asper Sobang Angkat W BScF, Asper Rangkas Bitung Rudi Hartawan BSc, dan KSS PHBM KPH Banten Tedi Kustiman. Hadir pula fasilitator PHBM dan pendamping wilayah. Menurut salah seorang LMDH, selain melakukan aktivitas berbasis pengelolaan sumber daya hutan, kini masyarakat tidak takut lagi untuk beraktivitas di dalam hutan. Melalui PHBM, imbuh dia, masyarakat juga mendapatkan berbagai keuntungan lain dari penjualan kayu, nonkayu, kayu bakar, serta pengadaan pangan melalui penanaman padi di lokasi-lokasi yang sudah ditentukan. Dengan demikian, jalinan kemitraan antara Perhutani dan masyarakat mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa sekitar hutan. Sedangkan Kendala yang banyak dirasakan masyarakat berupa kurangnya pemahaman mengenai tata cara pembinaan hutan, salah satunya membuat persemaian tanaman. Untuk itu, mereka berharap agar Perum

DOK HUMAS KPH BANTEN

Jajaran KPH Banten menggelar dialog bersama LMDH menyambut sewindu diguirkannya program PHBM di KPH Banten.

Perhutani mengadakan pelatihan kepada seluruh jajaran LMDH agar masyarakat lebih mengerti dan menguasai persemaian. Di hadapan peserta dialog, Administratur KPH Banten Oman Suherman berharap bisa bekerjasama dengan baik. “Dengan demikian, jika ada setiap yang timbul dapat diselesaikan dengan baik,” ujar Oman. Oman juga berharap agar semua LMDH dapat mengembangan potensi sumber daya hutan yang ada di wilayah pangkuan desa masingmasing. Terutama potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti wisata dan hasil olahan LMDH lainnya. “Dengan tergalinya potensi sumber daya hutan, tentunya dapat lebih meningkatkan pendapatan LMDH itu sendiri. Kami sedang berusaha mencari investor untuk memasarkan hasil dari kegiatan

LMDH maupun hasil HHBK yang ada di KPH Banten,” imbuh Oman. Sementara itu, Ketua LMDH Medalsari Ahmad Sujai berhasil mengembangkan beberapa objek wisata seperti Alam Curug Putri, Kawah Pulosari, dan Pemandian Alam Cihunjuran. Kiprah ini mendapat anugerah Juara II Tingakat Nasional sebagai Pemuda Pengerak Pelopor Wisata di Provinsi Banten. Selain mendapat pengakuan nasional, penghasilan masyarakat desa pun meningkat seiring banyaknya pengunjung yang datang ke objek wisata. Lain halnya dengan LMDH Cisunia Berkah RPH Gunung Karang yang dibentuk pada 2007 lalu. LMDH di kaki Gunung Karang ini mengadakan kerjasama dengan Dinas Peternakan Kabupaten Pandeglang untuk budi daya kambing pedaging serta kambing perah.(PEPI/HUGRA BANTEN)

EDISI FEBRUARI 2010 I

Dadali I 11


klik!

DOK HUMAS UNIT III

Dirut Perum Perhutani Upik Rosalina Wasrin berpose bersama Administratur dan Wakil Administratur KPH Purwakarta usai menanam pohon di Cijantung, Purwakarta.

Tanah Telantar Akan Dikuasai Negara

DOK HUMAS UNIT III

Staf humas santai sejenak di sela tugas.

DOK HUMAS UNIT III

Menhut menyempatkan diri menyapa wartawan sesaat sebelum menanam.

DOK HUMAS UNIT III

Tamu dari kalangan industri swasta mengisi daftar tamu di area penanaman.

Pemerintah menegaskan keseriusan­ nya untuk mewujudkan visi Indonesia Hijau. Selain aktif menggalang kerjasama dengan segenap stake holder masyarakat, pemerintah berjanji untuk menguasai lahan-lahan telantar yang selama ini dikelola pihak lain. Akhir Januari lalu, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan secara maraton menghadiri penanaman pohon di dua tempat, Cijantung Purwakarta dan Gunung Hambalang Bogor. Di Cijantung, Menhut melakukan penanaman pohon hasil kerjasama dengan sejumlah perusahaan swasta. Sementara di Hambalang, Menhut mencanangkan pembangunan monu­ men tanaman KAHMI. Dalam dua kesempatan tersebut,

DOK HUMAS UNIT III

Dirut Perhutani berpose bersama Kepala Dinas Kehutanan Jabar, Administratur KPH Purwakarta, dan mitra kerja swasta.

12 I Dadali I EDISI FEBRUARI 2010

Menhut meminta para pemilik lahan untuk mengoptimalkan lahan terbuka dengan cara menanam pohon. Bahkan, menteri portofolio ini siap menguasai lahan-lahan negara yang selama ini telantar. “Mulai sekarang, para pemegang hak guna usaha (HGU) harus dapat bekerjasama dengan masyarakat dalam memanfaatkan tanah telantarnya. Peraturan pemerintah menjelaskan, lahan telantar merupakan lahan yang tidak dimanfaatkan secara optimal yang berada di luar kawasan hutan. PP yang mengatur penguasaan tanah terlantar itu adalah program Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang diintergrasikan dengan program Dephut,” tandas Zulkifli. (DANGS)

DOK HUMAS UNIT III

Dua perwira TNI AD ikut menghadiri penanaman pohon yang digagas Perum Perhutani dan mitra kerja swasta.


klik!

DOK HUMAS UNIT III

Dirut Perum Perhutani Upik Rosalina Wasrin menyimak sambutan Menhut saat pencanangan Monumen Pohon oleh KAHMI.

DOK HUMAS UNIT III

Menhut Zulkifli Hasan memberikan sambutan saat pencanangan Monumen Pohon oleh KAHMI di Gunung Hambalang.

Alumni HMI Gagas Monumen Pohon

DOK HUMAS UNIT III

Menhut Zulkifli Hasan menerima cinderamata berupa potret yang di dalamnya terdapat puisi dari Mang Dadang dan Enny RM.

DOK HUMAS UNIT III

Anggota Saka Wanabakti menjadi bagian tak terpisahkan dari rangkaian penanaman dan pencanangan monumen pohon.

DOK HUMAS UNIT III

Dirut Perum Perhutani Upik Rosalina Wasrin menyiram bunga di atas tanaman yang baru ditanamnya.

DOK HUMAS UNIT III

Menhut Zulkifli Hasan menyalami mantan aktivis HMI yang tergabung dalam KAHMI di area penanaman.

EDISI FEBRUARI EDISI 2010 APRIL I Dadali 2009 I Dadali I 13


PERISTIWA

DOK HUMAS UNIT III

Ir Andrie Suyatman menunjukkan kenang-kenangan dari kolega saat pisah sambut jajaran kepala biro di lobi kantor Unit III.

Pisah Sambut Karo Penuh Kekeluargaan

A

da suasana yang berbeda saat berlangsungnya serah terima jabatan dan pisah sambut kepala biro lingkup Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten akhir Februari lalu. Bila sebelumnya acara-acara resmi selalu

14 I Dadali I EDISI FEBRUARI 2010

digelar ruang rapat atau aula, hari itu digelar di lobi kantor Unit. Namun begitu, acara tetap berlangsung khidmat. Siang itu, Kepala Biro Hukam Unit III Jabar Bantan Ir Andrie Suyatman berpamitan kepapa segenap kolega. Andrie sendiri akan mengemban tugas baru sebagai Kepala Biro Perlindungan SDH Unit II Jawa Timur. Selain melepas Andrie, Unit III kedatangan pejabat baru yang akan menempati pos Kepala Biro Perlindungan SDH, Ngakan Putu Adnyana. Dibanding acara serupa lainnya, pisah sambut di lobi hari itu tampak lebih akrab. Semua menyatu dalam spirit kekelurgaan. Terlebih ketika Andrie mendapat giliran berpamitan melalui sambutan. “Yang mana kehidupan masa lalu, yang mana kehidupan masa kini, yang mana kehidupan masa datang, itu semua mengalir tanpa henti dan entah sampai kapan,” imbuh Andrie. Suasana kekelurgaan kian tampak ketika para pimpinan KPH yang diwakili Administratur Garut KPH Ade Suryadi memberikan kadeudeuh secara spontan. Sesaat kemudian Kepala Unit III Ir Bambang Setiabudi juga memberikan katineung. Tak ketinggalan foto-foto kenangan yang disampaikan kolega Biro Perlindungan SDH. Ada juga sebuah foto kenangan dari tim humas yang di dalamnya dilengkapi puisi. Andrie pun langsung membacakannya. Oh…. Alamku Oh…..hutanku Kau bersatu dengan hidupku Kau bersatu dengan desah nafasku Apresiasi hadirin pun tak terelakkan. Tepuk tangan bergemuruh bergumul merasuk kalbu. Suasana ini barangkali yang diharapkan panitia penyelenggara dengan sengaja memilih lobi sebagai tempat penyelenggaraan acara. Meski sederhana tapi khidmat dan penuh makna.(DANGS)

DOK HUMAS UNIT III

Kepala Unit III Ir Bambang Setiabudi menandatangani berita acara serah terima jabatan kepala biro di lobi kantor Unit III.


WISATA

Rp 1 M Mengucur ke Curug Malela

T

DOK HUMAS UNIT III

Eksotika Curug Malela di Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, terlihat dari sebeang bukit. Pemprov Jabar mengucurkan dana Rp 1 miliar untuk penataan kawasan wisata alam ini.

ak banyak orang yang mengetahui keindahan Curug Malela, air terjun spektakuler di Kampung Manglid, Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Saking eksotisnya, Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf berani membandingkan dengan air terjun Niagara di Provinsi Ontario, Kanada, daerah yang berbatasan langsung dengan New York, Amerika Serikat. Sayangnya, panorama alam menakjubkan tersebut seolah sembunyi. Selain berlokasi jauh di pedalaman, akses menuju ke sana terbilang sulit. Belum adanya penataan memadai juga menjadi salah satu penyebab minimnya kunjungan ke Niagara versi KBB ini. “Curug Malela mirip air terjun Niagara. Di sana terdapat air terjun selebar 60 meter dengan ketinggian 40 meter. Salah satu tujuan wisata utama di Kanada tersebut memiliki tujuh air terjun besar. Sedangkan Curug Malela hanya memiliki lima air terjun. Namun begitu, tidak mengurani keindahan air terjun yang kita miliki ini,” papar Dede saat berkunjung ke Curug Malela, beberapa waktu lalu. Wakil gubernur yang dikenal hobi berpetualang ini berjanji akan menggelontorkan dana khusus untuk penataan wisata alam ini. Jumlahnya cukup besar, Rp 1 miliar. Dede meminta kucuran Gedung Sate tersebut digunakan untuk menata kawasan agar memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Sejalan dengan harapan Wagub, Plt Dinas Pariwisata KBB Yayan Sudjana mengungkapkan anggaran tersebut akan diprioritaskan bagi peruntukkan jalan setapak menuju kawasan curug, pembuatan pintu gerbang, gazebo, dan lain-lain. “Prioritas kami dengan turunnya bantuan (Pemerintah) Provinsi adalah untuk penataan akses jalan menuju kawasan curug yang saat ini kondisinya sangat buruk,” ungkap Yayan. Dengan mudahnya akses, harap Yayan, ke depan Curug Malela lebih banyak dikunjungi wisatawan. Apalagi, Curug Malela merupakan menjadi salah satu obyek wisata andalan KBB Goa Pawon. “Perhatian yang tinggi ke Curug Malela tidak terlepas dari peran serta Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf yang beberapa waktu lalu datang langsung ke curug Malela,” Yana menambahkan. Sementara itu, Administratur KPH Bandung Selatan Ir Lies Bahunta mengaku sangat menyambut baik rencana penataan kawasan. Sebagai pemegang otoritas teritorial, imbuh Lies, pihaknya terbuka jika Pemkab Bandung Barat ingin bekerjasama menata curug ini. Sejauh ini, proses kerjasama antara Pemkab Bandung Barat dan KPH Bandung Selatan sudah berjalan. (DANGS)

EDISI FEBRUARI 2010 I

Dadali I 15


INSPIRASI

Sesama Kita Diciptakan Tuhan untuk Menjaga Kita (Ditulis oleh seorang dokter dari rumah sakit Metro Denver)

S

aya dalam perjalanan pulang ke rumah dari sebuah pertemuan sore ini sekitar pk 17.00, terjebak dalam kemacetan di jalan di Colorado Boulevard. Tibatiba mobil saya tersendat-sendat dan akhirnya mati – dengan susah payah saya bisa mendekati sebuah pompa bensin. Lega karena saya tidak menghalangi jalan dan mencari tempat hangat untuk menunggu mobil derek. Tapi tidak ada yang mau berhenti. Ketika saya mulai menelepon, saya melihat seorang wanita berjalan keluar dari sebuah minimarket, dan ia terpeleset di jalan es dan jatuh di dekat pompa bensin. Saya bergegas ke ibu ini untuk melihat apakah ia baik-baik saja. Ketika saya tiba disana, terlihat bahwa ia sedang tersedusedu lebih karena sedih bukannya karena jatuh; ia adalah seorang gadis muda yang kelihatan begitu awut-awutan dengan lingkaran hitam disekitar matanya (tanda kelelahan). Ada sesuatu yang jatuh dari tangannya dan ketika saya membantu ia bangun, saya membantu mengambilkan barang yang jatuh tersebut, ternyata uang logam satu nikel. Saat itu, saya jadi menyimpulkan: wanita menangis, mobil tua yang dipenuhi dengan barang-barang dan tiga anak di belakang (satu di antaranya di tempat duduk depan), dan meteran pompa menunjukkan $4.95 pasti dia membutuhkan bantuan. Saya bertanya apakah semuanya baik-baik saja dan apakah ia membutuhkan bantuan, dan ia lalu berkata ’Saya tidak ingin anak saya melihat saya menangis! Jadi kita berdiri menjauh dari mobilnya kebalik pompa. Ia bercerita bahwa ia dalam perjalanan menuju California dan situasinya sangat sulit buat dia saat ini. Saya bertanya, ’Apakah anda biasa berdoa?’ Ia mundur sedikit, tapi saya yakinkan bahwa saya bukan orang gila, saya berkata, ’IA mendengar kamu, dan IA mengirim saya.’ Saya mengambil kartu kredit saya dan menggesek di card reader dari pompa tersebut sehingga mobil wanita itu bisa terisi penuh. Sementara bensinnya diisi, saya berjalan ke McDonald di sebelah dan membeli dua kantung besar makanan, beberapa voucher untuk dipakai nanti, dan segelas

16 I Dadali I EDISI FEBRUARI 2010

besar kopi. Ia memberikan makanan itu kepada anaknya, yang langsung menyambar seperti serigala kelaparan. Ia memberitahu namanya, menceritakan bahwa ia tinggal di kota Kansas. Teman laki-lakinya meninggalkannya dua bulan yang lalu sehingga ia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ia juga tahu bahwa ia tidak akan bisa membayar sewa rumah bulan Januari nanti dan dalam keadaan putus asa ia menelepon orang tuanya yang tidak pernah dihubunginya selama lima tahun. Mereka tinggal di California dan akhirnya setuju untuk dia tinggal dengan mereka sampai ia bisa mencari uang di sana. Jadi ia mengemas semua barangnya ke dalam mobil milik satu-satunya. Ia memberitahu anak-anaknya bahwa mereka akan ke California untuk merayakan natal, tetapi tidak memberitahu bahwa mereka akan tinggal di sana. Saya berikan sarung tangan saya dan membacakan sebuah doa cepat bersama dia agar ia selamat dalam perjalanannya. Ketika saya berjalan menuju mobil saya, ia bertanya, ’Apakah, anda malaikat atau apa?’ Ini yang membuat saya terharu. Saya berkata, ’Ibu, saat ini malaikat sangat sibuk, sehingga kadang-kadang TUHAN memakai orang biasa.’ Adalah sangat mengharukan untuk menjadi bagian dari keajaiban seseorang. Dan ternyata, Anda sudah bisa menebak, ketika saya menuju ke mobil, mobilnya bisa langsung distarter dan saya pulang ke rumah tanpa masalah. Saya akan ke bengkel besok untuk memeriksakan, tapi saya kira teknisi tidak akan mendapatkan sesuatu yang salah. Saudaraku, kadang-kadang Malaikat terbang sangat dekat dengan Anda sehingga Anda bisa mendengar getaran sayapnya. (Cerita ini dikutip dari kiriman email teman di Amerika dan dengan sedikit penyesuaian bahasa). ”JADILAH BAGIAN TERBAIK DARI SEJARAH HIDUP ORANG LAIN, SEKECIL APAPUN ITU” (Ronald G Suitela, Pasirluhur 2010)


TIPS&TRIK

Pengenalan Etika Trail Adventure (I)

K

egiatan motor adventure atau populer dengan istilah trail advenbture tak hanya menjadi ajang pelepasan hobi semata. Tengok saja kegiatan yang dapat memicu adrenalin ini kerap dilakukan jajaran Perum Perhutani Unit III Jabar Banten saat melakukan kunjungan kerja ke berbagai kawasan hutan yang ada di daerah. Selain bisa bercengkrama dengan alam terbuka, kunjungan kerja juga bisa menjangkau medan berat dan tempat yang sulit dilalui kendaraan lain. Berikut tips-tips serta etika trail adventure yang bisa menjadi dasar dari pengembangan etika kegiatan adventure pada masa yang akan datang. Tulisan yang akan disajikan selama dua edisi ini merupakan buah pengalaman Isep Apar, rimbawan plus pegiat trail adventure. Beberapa poin mengenai kendaraan, pakaian, serta peralatan yang harus disiapkan saat akan melakukan trail adventure dijelaskan di bawah ini. 1. Kendaraan a. Gunakan kendaraan yang didesain sedemikian rupa sehingga mampu melalui rintangan yang ditemukan selama perjalanan. b. Kendaraan dilengkapi dengan ban khusus untuk trek tanah. c. Kendaraan sebaiknya dilengkapi dengan lampu yang memadai. d. Kendaraan dilengkapi dengan alat penarik di bagian depan, yang biasanya terbuat dari webbing. 2. Pakaian a. Gunakan pakaian yang mampu menyerap keringat,

celana panjang serta serta kaos lengan panjang. b. Gunakan pelindung, seperti: - Pelindung siku (Elbow Protector) - Pelindung lutut (Knee Protector) - Pelindung dada (Chest Protector) - Sarung Tangan - Helm - Sepatu yang menutup mata kaki 3. Peralatan Peralatan dan spare part kendaraan ditentukan dari kondisi kendaraan yang digunakan dan kondisi jalur yang akan dilalui. Adapun beberapa peralatan tersebut antara lain: a. Peralatan dan Sparepart untuk perbaikan kendaraan, minimal adalah: - Tang - Obeng - Kunci-kunci (8, 10, 12, 14) - Kunci Inggris kecil - Busi - Sambungan Rantai - Kabel Gas dan kopling - Selotip Listrik b. Peralatan Pertolongan Pertama dan Rescue dan Sparepart untuk perbaikan kendaraan, minimal adalah: - Webbing - Obat-obatan dan P3K

EDISI FEBRUARI 2010 I

Dadali I 17


SUARA RIMBAWAN

Sentuhan Teknologi Navstar GPS Transfer Teknologi ala Karyawan SPH III Bandung

S

atu hal yang menjadikan manusia disebut sebagai mahluk beradab –dan berbeda dengan mahluk lainnya– adalah berkembangnya teknologi. Teknologi diciptakan dan dikembangkan manusia di setiap zamannya untuk membuat pekerjaan semakin mudah dan peningkatan produktivitas. Selanjutnya, teknologi terus dan akan terus berkembang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan manusia sebagai respons terhadap kondisi lingkungannya yang terus mengalami perubahan. Hal yang sama terjadi pula dibidang navigasi. Jika dulu kita membutuhkan kompas dan peta untuk mengetahui dimana posisi kita berada, kini tidak lagi. Ada alat baru yang bernama GPS atau Global Positioning System. GPS, lengkapnya Navstar GPS, sebenarnya tidak bisa juga disebut baru. Sistem navigasi dan penentuan posisi dengan menggunakan satelit ini dikembangkan dan dikelola Departemen Pertahanan Amerika Serikat sejak 1960. Namun, teknologi ini baru digunakan kalangan awam pada 1983. Jadi tidak baru-baru amat. Jika kita baru mendengar istilah teknologi tersebut baru-baru ini, itu dikarenakan teknologi ini dulu memang masih eksklusif dan mahal, belum menjangkau banyak kalangan seperti saat ini. Teknologi GPS dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, arah dan waktu di mana saja di muka bumi setiap saat, dengan ketelitian penentuan posisi dalam fraksi milimeter sampai dengan meter. Kemampuan jangkauannya mencakup seluruh dunia dan dapat digunakan banyak orang setiap saat pada waktu yang sama. Karena fungsi dan kegunaannya tersebut, maka GPS, yang dikombinasikan dengan teknologi lain seperti Remote Sensing dan Geographycal Information System (GIS), menjadi tools yang sangat berguna dalam sistem perencanaan yang bersifat spatial/geografis seperti Perhutani. Meski awalnya dikembangkan untuk keperluan militer, kini penggunaannya semakin meluas bahkan ke hal-hal sederhana seperti memandu seorang sopir agar tidak tersesat menuju tempat tujuan, atau menuntun kita mencapai kantor dengan waktu tempuh paling dekat. Beberapa tahun lalu, sebenarnya teknologi ini mulai diadopsi oleh sistem perencanaan Perhutani.

18 I Dadali I EDISI FEBRUARI 2010

Namun, nampaknya belum dieksplorasi secara optimal. Penggunaannya masih sebatas aplikasi fungsi-fungsi sederhana, semisal menentukan titik koordinat dalam pembuatan peta. Ketersediaan alat (receiver GPS) pun masih terbatas. Jumlah personel di perencanaan yang mengenal dan menguasainya juga belum banyak. Hanya beberapa orang saja, terutama mereka yang pernah mengikuti pelatihan khusus. Namun ke depan tidak lagi. Di masa datang, nampaknya teknologi ini mau tidak mau akan semakin berperan dalam sistem perencanaan Perhutani. Sehingga, menjadi hal yang wajib dikuasai semua staf bidang perencanaan. Maka dari itu, untuk lebih mengenalkan teknologi GPS ke segenap karyawan, dan juga dalam rangka persiapan sebelum melaksanaan pekerjaan rutin tahun 2010, selama tiga hari di akhir minggu ketiga Januari segenap karyawan SPH III Bandung melaksanakan transfer keterampilan antarkaryawan dalam sebuah pelatihan kecil-kecilan. Tampil sebagai narasumber adalah Kepala Seksi Perencanaan Hutan III Bandung sendiri, Tri Lastono, yang ternyata cukup fasih dalam menjelaskan filosofi dan prinsip-prinsip kerja GPS, yang konon sebagai buah pengalamannya ketika masih bekerja di HPH luar Jawa beberapa tahun lalu. Sedangkan narasumber teknis adalah Solihin, staf Sub Seksi Statistik yang telah mendapat pelatihan tingkat Unit. Pelatihan diikuti seluruh karyawan, baik lapangan maupun staf kantor, dengan harapan seluruh karyawan SPH dapat mengerti, atau paling tidak mengenal. Lebih jauh lagi dapat menggunakan GPS sebagai salah satu alat yang diperkirakan akan menjadi perangkat wajib dalam pelaksanaan kerja-kerja di bidang perencanaan. Sayangnya memang, karena keterbatasan sarana, pelatihan belum sampai ke tingkat pengolahan hasil data GPS di komputer, apalagi mengaplikasikannya dalam GIS. Pelatihan baru sampai pada tahap penggunaan alat receiver dan pengaplikasiannya dalam pekerjaan-pekerjaan rutin bidang perencanaan. Namun paling tidak, ini diharapkan menjadi langkah awal dalam rangka “memberikan sentuhan teknologi� pada pekerjaan-pekerjaan perencanaan, khususnya di SPH III Bandung. Semoga. (ARS/SPH III BDG)


SUARA RIMBAWAN

Optimisme Seorang Pramuka

Indonesia Hijau Pasti Bisa! Aku adalah seorang remaja… remaja yang ditakdirkan masuk dalam organisasi kepanduan Nama lengkapku Rahmat Kurnia Seluruh sahabat akrab memanggilku “erka” Indonesia Asli... Kelahiran Sukabumi…

MEMANG itulah adanya. Oleh Aku yang awalnya hanya Rahmat Kurnia seorang anak yang tidak menoleh sedikit pun pada Ketua Forum Komunikasi Dewan Saka Wanabakti keadaan alam dan lingkungan, (FKDSWB) Jabar mulai tergerak setelah malang melintang sejak 2007 masuk organisasi kepanduan Satuan Karya Pramuka (Saka) Wanabakti. Eksistensi SWB atau Saka Wanabkti sangat dekat dengan hutan dan alam. Tiga tahun pun berlalu, kini hampir seluruh perhatianku tertuju pada kondisi alam dan lingkungan yang sudah terasa tidak nyaman. Banjir, longsor, gempa bumi, dan tsunami adalah sebagian bukti nyata bahwa alam mengharapkan kepedulian dan perhatian manusia. Terlebih lagi ketika aku membaca salah satu tulisan tentang 26 tahun Saka Wanabakti oleh Kak Dadang Suparman (Sekretaris II Harian SWB Jabar) dalam majalah Dadali edisi November 2009 yang mempertanyakan tentang sejauh mana patriotisme dan kedewasaan SWB dalam mewujudkan cita-citanya sebagai “Garda Terdepan Pelestari Lingkungan”. Ternyata memang sangat dibutuhkan kerja keras dan perhatian untuk menyikapi keberadaan lingkungan dan hutan yang begitu memprihatinkan ini. Wacana tentang perubahan iklim dan kerusakan lingkungan sebenarnya telah dibicarakan sejak abad ke-18 Masehi. Namun karena kurangnya bukti, isu ini kurang mendapatkan respon positif dari seluruh kalangan masyarakat. Wacana ini kerap dianggap kebohongan belaka. Nampaknya, saat inilah bukti itu datang menghampiri kita dengan timbulnya berbagai kerusakan lingkungan yang menyebabkan bencana alam. Seluruh elemen masyarakat di belahan dunia kini seakan berlomba-lomba mewacanakan tentang aksi peduli lingkungan. Yang paling spektakuler adalah wacana seorang anak berusia 12 tahun bernama

Severn Suzuki dari Environment Children Organization (ECO), sebuah organisasi beranggotakan anak-anak berusia 12-13 tahun yang mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada anak-anak lain mengenai masalahmasalah lingkungan. Suzuki berpidato dengan begitu kuat dan lugas di hadapan orang-orang penting dari seluruh dunia dalam sebuah Forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat Konferensi Lingkungan Hidup PBB. Pidatonya tersebut membuat peserta terdiam hingga ruangan pun hening begitu saja. Suzuki berbicara tentang berbagai kerusakan lingkungan dan bencana alam yang menyebabkan anak-anak telantar. Dia juga berbicara tentang kelaparan yang mendera anakanak di belahan benua Afrika. Dia juga menyampaikan harapannya. “Dalam hidup, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan binatang-binatang liar, hutan rimba, dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut, bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak-anak saya nantinya?” Padato Suzuki belia langsung mendapat respons pimpinan PBB. “Hari ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa pentingnya lingkungan dan isinya di sekitar kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun yang maju berdiri di mimbar ini tanpa selembar pun naskah untuk berpidato. Sedangkan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat

DOK HUMAS UNIT III

Penulis menerima bibit durian dari Menteri Kehutanan saat pencanangan Monumen Pohon di Gunung Hambalang, Bogor.

EDISI FEBRUARI 2010 I

Dadali I 19


SUARA RIMBAWAN

oleh asisten saya kemarin. Kita telah dikalahkan oleh anak berusia 12 tahun dalam wacana optimis seorang anak.� SWB yang merupakan organisasi kepanduan beranggotakan anak-anak berusia remaja tentu bisa melakukan hal yang sama. Anggota SWB wajib hukumnya tegak berdiri menyuarakan ajakan kepedulian terhadap hutan dan lingkungan. Dengan langkah yang siap untuk menanam pohon, aku adalah seorang anggota Saka Wanabakti, dan aku optimistis bisa melakukannya. Why Not? Banyak hal yang bisa aku lakukan, dan memulainya dengan hal-hal kecil dan menyenangkan. Aku mengajak orang tua, seluruh keluarga, dan sahabat untuk mulai memperhatikan lingkungan. Aku mengajak mereka untuk bersama-sama menanam pohon buah-buahan di halaman rumah. Selain menyerap karbondioksida, buahnya pun bisa dimakan bersama seluruh keluarga. Tentu, aku melakukan yang cukup besar bersama rekan-rekan seorganisasi dengan membuat acara-acara di tingkat kabupaten/kota, daerah, dan nasional yang diisi dengan kegiatan penanaman pohon di berbagai tempat. Hasilnya? Wallaahua’lam Bisshawab. Yang jelas aku dan rekan-rekan berbuat itu bukan karena merasa bisa dan sombong tetapi karena gerakan hati nurani yang menyadari betapa pentingnya hutan, alam dan lingkungan untuk masa depan. Selain itu, sedikitnya 20 kali sepanjang 2009, aku telah mengikuti berbagai event bertema lingkungan dan kehutanan yang dilaksanakan instansi pemerintah, LSM, seniman lingkungan, dan berbagai elemen masyarakat lain di berbagai tempat. Kegiatan meliputi program One Man One Tree, PHBM, GRLK, HMPI dan BMN, Penanaman Sejuta Pohon, Lomba Puitisasi Lingkungan, Seminar Kehutanan dan Lingkungan, dan lainlain yang pokok acaranya diisi kegiatan penanaman pohon. Sebuah harapan, semoga kepedulian semua pihak terhadap lingkungan dapat terus berlanjut tanpa batas. Bravo Saka Wanabakti! Indonesia Hijau Pasti Bisa! Amien.

20 I Dadali I EDISI FEBRUARI 2010

INNALILLAHI WA INNA ILAIHI RAJIUN Pimpinan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat Banten dan Keluarga Besar Majalah Dadali serta Segenap Rimbawan mengucapkan Turut Berduka Cita yang Sedalam-dalamnya kepada Korban yang Meninggal Akibat Bencana Longsor di Kampung Dewata Desa Tenjojaya Kecamatan Pasir Jambu Kabupaten Bandung Semoga Keluarga yang Ditinggalkan Diberikan Kekuatan dan Kesabaran Kepala, Ir. Bambang Setiabudi

KAMI HADIR UNTUK RIMBAWAN

TUANGKAN PEMIKIRAN ANDA KE DALAM TULISAN DAN KIRIMKAN KE MAJALAHDADALI [AT] GMAIL [DOT] COM KAMI AKAN MENGOLAHNYA MENJADI LEBIH SEGAR DAN ENAK DIBACA


GUNEM CATUR

Saragam Perhutani nu Heubeul Mah Gagah

Nu Anyar Mah Asa Kumaha? Asuhan Mang Dadang

K

anca mitra Dadali, heueuh ari kahayang mah urang teh unggal usik malik ceuk paribahasa teamah tiis ceuli herang panon. Tapi dalah dikumaha sabalikna kalahkah paranas ceuli. Pedah eta geuningan saragam anyar pausahaan urang tempat digawe, teu dipakaresep ku karyawan-karyawati, malah gegeden oge sigana kurang panujueun. Kualatan kitu kuring salaku pribadi katut humas Perhutani ngarasa prihatin, beak karep! Dina hal ieu penting pisan kudu dilempengkeun, bisi jadi matak. Leuheung-leuheung lamun eta saragam teh dibikeun kadulur-dulurna. Sabalikna kumaha lamun didarurukan! paralun sing jarauh tina anarkis “Naudzubillah”. Tapi kudu kumaha carana, jeung mastikeunana yen baju saragam anyar teh teu dipikaresep ku karyawankaryawati? Untung ari kolebat teh sakolebatan aya ide ngolebat, yen poe Senen tanggal 12 Januari 2010 kukuring saragam anyar rek dipake, sok sanajan can aya aturan atawa istruksi ti pimpinan oge, sabodo teuing pokona kuring rek make saragam anyar. Sugan jeun sugan aya manfaat, atuh paling banterna oge kuring bakal jadi bulanbulanan dipoyokan. Saragam anyar stelan kamejana hejo pucuk, calanana abu-abu. Lamun ditilik tina asas rancang permodelan mah, memang hak nu nyiptakeun. Hartina sabodo teuing ceuk batur goreng oge, asal ceuk sorangan alus. Apanan ieu oge menang ngabadamikeun, bisa jadi dina acara sosialisasi babadamian mah eta saragam teh katempona dina layar power point mah GAYA. Corak jeung polekatna pas tur mantes, malah leuwih alus batan nu heubeul. Nu

antukna kabeh nyatujuan. Pondok carita harita poe Senen kuring ka kantor make saragam anyar. Da enyaan atuh sakabeh babaturan arolohok bari mere komentarna teh nyeletit ati, karurang merenah kana manah he…he… mani puitis. Heueuh atuda, malah aya nu deukeut kana ngaledek alias moyokan tea saperti unina kieu yeuh geura: “Aya ku teu matut milih rupa saragam teh, teu nyakola pisan, teu payus, saeutik ge teu gagah euy, butuuut, saragam nu kitu mah Mang Dangs dipakena kudu poe Saptu-Minggu karek mantes!” cenah pating jorowok pating geuhgeuykeun. Malah aya nu leuwih ekstrem “Saragam tukang ngamandian GAJAH”. Aeh-aeh ari sikasep, jigana ngeunah lamun dicoelkeun kana sambel, ceuk nu saurang deui. Atuh geerrr.. geeerrr… saleuseurian. “Sok atuh teangan saragam Perhutani teh anu dipikasireueus sakaligus dipikanyaah ku sararea,” ceuk nu liana. “Teu kaharti ku akal euy, pan saragam Perhutani nu heubeul teh geus boga harisma, conto leutik di sakuliah wewengkon Jawa Barat mah tos dipikawanoh kusakumna masyarakat, ti mimiti pamarentahan, pulisi, tantara, di kampung di kota , di pasar jeung sajabana, sanajan belel oge teu weleh dihormat. Ayeuna kudu diganti? Wah…wah… sosialisasina oge euy perlu mang taun-taun. Pokona kabeh babaturan berkomentar, ngagonyak bari maroyokan sarupaning pikasebeleun tapi pikaseurieun. “Mang Dadang ganti propesi jadi supir beus Mayasari Bakti“, “Mang Dangs mah tereh pangsiun, jadi weh ngalalanyahan rek digawe di pabrik,“ cenah kituna teh teu euleumeuleum. Kuring harita ngan ukur bisa mesem.

Tapi geuningan aya dampakna lumayan rada rineh, khususna babaturan di kantor Unit mah ayeuna tos teu aya deui komentar-komentar nu teu pararuguh. Sigana ngan ukur poe harita wungkul, sarupaning kakeuheul, kaijid, unekunek kabeh ditamplokeun kakuring nu wani-wani make saragam anyar bari jeung can aya instruksi ti pimpinan. Alhamdulillah kiwari mah adem ayem deui teu rawing ceuli teuing, atuh Pimpinan oge tos mutuskeun nyieun kawijaksanaan yen saragam anyar wajib dipake ngan ukur poe senen wungkul, titik! Sok sanajan aya sautak saetik mah komentar, nya…. wajarlah ”Saragam Perhutani nu beubeul mah GAGAH” ceuk kang Maman (samaran)”. “ Saragam nu anyar? ASA ….KUMAHA NYA?”. ceuk mang udin (samaran) mairan. Palebah dieu yeuh urang kudu nyadar, yen urang teh sabenerna keur diuji mental spiritual sacara teu langsung. Coba bae pikir, urang teh dibere stelan saragam anyar, pedah eta meureun saragam teh kurang srek, nu antukna karyawan-karyawati sibuk bae ngomongkeun nu teu perlu, ari pagawean diantep, matak rugi kasarerea. Kukitunan urang tong balangah tong salah nya ngalengkah, mendingan hayu urang rancage gawe babarengan sareundeuk saigel silih asah silih asuh, mugia Perhutani jadi ladang ibadah kalayan berkah salamet. Alhasil lamun saragam anyar keur poe Senen wungkul, jadi saragam heubeul mah Salasa – Rebo, Kemis batik, Jumaah koko atawa bebas rapih. Pantes saupamina direktur utama masihan deui saragam heubeul karek dua stel mah, pinasti reueuseun tur aratoheun pisan karyawan-karyawati teh. Amin. Hatur nuhun. Cag!

EDISI FEBRUARI EDISI 2010 APRIL I Dadali 2009 I Dadali I 21


PARIWARA

22 I Dadali I EDISI FEBRUARI 2010


SUARA RIMBAWAN

EDISI FEBRUARI 2010 I

Dadali I 23


WISATA

24 I Dadali I EDISI FEBRUARI 2010


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.