Majalah Warta Bangsos - Edisi #4/2016

Page 1


HALAMAN KOSONG TIDAK DIBUAT PLAT


3 SAJIAN EDISI INI WARTA BANGSOS hadir sebagai pusat sumber daya informasi pembangunan bidang pengembangan sosial di Jawa Barat, dengan menjalankan dua fungsi sekaligus. Redaksi menerima kiriman artikel, liputan kegiatan, dan foto kegiatan dalam lingkup pengembangan sosial. Redaksi akan memprioritaskan kiriman dari luar. Setiap pemuatan akan mendapatkan bingkisan menarik dari redaksi. Pembina Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Penasehat Asisten Kesejahteraan Rakyat

DAFTAR ISI DARI REDAKSI

3 4

Pemimpin Redaksi Kepala Biro Pengembangan Sosial Wakil Pemimpin Redaksi Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Sekretaris Redaksi Kepala Sub Bagian PMKS

LAPORAN UTAMA Benar-benar Berjaya di Tanah Legenda

5

Hujan Rekor di Kolam Renang

9

Semangat 45 Demi Jabar Kahiji

13

Kemegahan Opening Ceremony PON XIX

15

Juara Umum Peparnas XV

18

Enam Fakta Tersisa Dari Peparnas xv

21

Bonus Atlet Cair Januari 2017

23

Redaktur Senior Reginawanti Hindersah Redaktur Yannes Martinus Pasaribu Staf Redaksi Panji Gandana Sasti Susilawati Agus Kurnawan Editor Bahasa Alamanda Hindersah Liputan Najip Hendra SP Tim Literamedia Publika Humas Setda Jawa Barat Fotografi Tim Literamedia Publika Humas Setda Jawa Barat Desain Sampul dan Tata Letak Tim Literamedia Publika Sirkulasi Biro Pengembangan Sosial Keuangan Herman Suherman

BINA BANGSOS Menggagas Patriotisme Progresif

25

Percetakan LITERA MEDIA

Pemuda Tulang Punggung Bonus Demografi

27

Quo Vadis Ketahanan Keluarga

29

Alamat Redaksi Jalan Diponegoro No. 22 Bandung 40115 Telp : (022) 4232448 Fax : (022) 4203450

Ini Dia Inovator, Pemrakarsa, dan Pelopor

32

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


4 DARI REDAKSI

THIS IS JABAR

I

nilah sesunguhnya Jabar. Sukses mengembalikan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke Bumi Parahyangan, Jabar juga benar-benar berjaya pada hajat olahraga empat tahunan tersebut. Predikat juara umum seakan tak cukup menandai come back-nya PON ke Tanah Legenda. Tuan rumah bahkan membukukan catatan raihan medali terbanyak sepanjang penyelenggaraan PON. Jawa Barat keluar sebagai juara umum dengan mengoleksi 531 medali (217 emas, 157 perak, dan 157 perunggu). Dengan raihan ini Jawa Barat pun mencatat sejarah dan dengan meraih medali emas terbanyak dalam sejarah PON sejak 1951 lalu. Jumlah medali yang berhasuil dikumpulkan Jabar terpaut jauh dari posisi kedua yang dihuni Jawa Timur dengan 404 medali (132 emas, 138 perak, dan 134 perunggu). Tak hanya itu, Jabar juga berhasil berhasil mengawinkan gelar juara umum dengan memastikan raihan medali terbanyak pada perhelatan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV yang dihelat sebulan kemudian. Inilah Peparnas paling spektakuler dengan seremoni pembukaan maupun penutupan yang tak kalah meriah dari PON. Peparnas XV juga menjadi pesta olahraga kaum disabilitas dengan cabang olahraga dan klasifikasi paling beragam sepanjang sejarah Peparnas. Tak berlebihan bila Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua Umum PB PON XIX/2016 Ahmad Heryawan begitu optimistis Catur Sukses sukses yang sudah dipatok jauh-jauh hari bakal terwujud. Indikator sukses penyelenggaraan, dapat dilihat bahwa seluruh pertandingan yang digelar di 44 cabang dan 61 venue di 16 kabupaten dan kota dapat berjalan lancar sesuai jadwal.

Pun dengan sukses prestasi sebagaimana tergambar 153 total rekor yang terpecahkan. Meliputi 89 rekor PON, 33 rekor nasional, satu rekor SEA Games, 26 rekor Asia, dan lima rekor dunia. Ini meningkat dari raihan PON XVIII 2012 Riau sebanyak 147 rekor, meliputi 136 rekor PON, satu rekor SEA Games, satu rekor Asia, dan sembilan rekor nasional. Sementara PON XVII 2008 Kaltim mencapai 176 rekor, terdiri atas rekor 115 PON, dua rekor SEA Games, satu rekor Asia, dan 58 rekor nasional. Untuk sukses pemberdayaan ekonomi, perhelatan PON XIX dirasakan menjadi berkah bagi banyak pelaku ekonomi. Sebut saja misalnya sektor kontruksi yang bergerak dalam kegiatan penyiapan venues dan jalan akses menuju venues, sektor industri peralatan olahraga, pelaku ekonomi di sektor perhotelan, restoran, kuliner dan juga para pelaku usaha sektor transportasi, konveksi, kerajinan dan pariwisata yang meningkat omset usahanya selama penyelenggaaan PON. Sukses PON dan Peparnas tidak lain adalah kesuksesan masyarakat Jawa Barat. This is Jabar! Deretan sukses itu pula yang kemudian menjadi sajian utama Warta Bangsos edisi ini. Di samping itu, redaksi tetap menyajikan dinamika pengembangan sosial dalam beberapa bulan terakhir. Sebut saja misalnya refleksi ketahanan keluarga Jawa Barat, peringatan Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan, hingga agenda tahunan Anugerah Inovasi dan Prakarsa Jawa Barat serta Anugerah Pelopor Pemberdayaan Masyarakat. Selamat membaca!

Rudy Gandakusumah Pemimpin Redaksi

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


5 LAPORAN UTAMA

BENAR-BENAR BERJAYA DI TANAH LEGENDA Jabar Juara Umum, Torehkan Sejarah PON Tagline “Berjaya di Tanah Legenda” yang diusung penyelenggara PON XIX/2016 rupanya membawa tuah tersendiri bagi tuan rumah. Jawa Barat yang tampil dengan 1.945 atlet tersebut sukses menorehkan sejarah dengan mencatatkan sebagai juara umum sekaligus peraih medali terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan PON.

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


6 LAPORAN UTAMA

P

esta olahraga terbesar di tanah air, Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat telah usai. Wakil Presiden RI Jusuf Kalla secara resmi menutup multievent ini dalam Closing Ceremony PON XIX/2016 Jawa Barat di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Gedebage, Kota Bandung, pada Kamis malam 29 September 2016 lalu. Jawa Barat keluar sebagai juara umum dengan mengoleksi 531 medali (217 emas, 157 perak, dan 157 perunggu). Dengan raihan ini Jawa Barat pun mencatat sejarah dan dengan meraih medali emas terbanyak sepanjang PON digelar sejak 1951 lalu. Di posisi kedua raihan medali ditempati Provinsi Jawa Timur meraih 404 medali (132 emas, 138 perak, dan 134 perubggu). Disusul DKI Jakarta yang meraih 374 medali (132 emas, 124 perak, dan 118 perunggu). Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua Umum PB PON XIX Tahun 2016 Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, sebagaimana telah dicanangkan bahwa indikator keberhasilan PON XIX Tahun 2016 tertuang dalam kredo Catur Sukses. Untuk indikator sukses penyelenggaraan, dapat dilihat bahwa seluruh pertandingan yang digelar di 44 cabang dan 61 venue di 16 kabupaten dan kota dapat berjalan lancar sesuai jadwal. “Memang ada beberapa pertandingan yang sempat terkendala karena adanya protes dan sedikit kericuhan, namun seluruh pertandingannya dapat dilanjutkan kembali hingga babak final. Jika dikalkulasi dari 5.205 pertandingan yang berlangsung selama PON, tercatat hanya 11 pertandingan yang sempat terkendala, artinya hanya mencapai 0,2 persen,” kata Aher, sapaan beken Ahmad Heryawan.

“Kemudian jika diukur dari jumlah sengketa pertandingan yang diajukan kepada Dewan Hakim PB PON XIX hanya mencapai sembilan perkara, jauh menurun dari PON sebelumnya yang mencapai 21 perkara,” ungkapnya. Pun dari pelayanan pendukung pertandingan, Aher menyatakan bahwa hal-hal seperti layanan akomodasi, konsumsi, transportasi, kesehatan, keamanan dan sistem informasi nyaris tidak ada keluhan yang siginifikan dari para peserta. Demikian juga dari ketersediaan sarana prasarana venue dan peralatan pertandingan, hampir semua peserta dan panitia pelaksana menyatakan kepuasannya. Indikator sukses prestasi, papar Heryawan, tergambar antara lain dari 153 total rekor yang terpecahkan, yang mencapai 89 rekor PON, 33 rekor nasional, satu rekor SEA Games, 26 rekor Asia, dan lima rekor dunia. Ini meningkat dari raihan PON XVIII 2012 Riau sebanyak 147 rekor, meliputi 136 rekor PON, satu rekor SEA Games, satu rekor Asia, dan sembilan rekor nasional. Sementara PON XVII 2008 Kaltim mencapai 176 rekor, terdiri atas rekor 115 PON, dua rekor SEA Games, satu rekor Asia, dan 58 rekor nasional. Lima rekor dunia dicatat di bidang angkat besi. Mereka adalah atlet Kalimantan Barat (Eka Komalasari kelas 47 kg putri), atlet Riau (Sri Rahayu kelas 84 kg putri), atlet Kaltim Widari (dua rekor kelas 47 kg), dan atlet Lampung (Sri Hartati kelas 57 kg putri). Adapun rincian rekor berasal dari cabang olahraga angkat berat, meliputi tujuh angkat besi, 15 atlet atletik, 16 menembak, satu paralayang, 55 renang, dan dan 12 selam. “Selanjutnya, pada PON XIX ini juga lahir legendalegenda baru olahragawan Indonesia, seperti atlet renang Jawa Barat yang berhail meraih delapan medali emas dalam PON kali ini. Kemudian ada atlet-atlet yang telah tiga kali berturut-turut bahkan lebih berpartisipasi dan meraih medali emas pada ajang PON,” katanya. Untuk sukses pemberdayaan ekonomi, perhelatan PON XIX dirasakan menjadi berkah bagi banyak pelaku ekonomi. Sebut saja misalnya sektor kontruksi yang bergerak dalam kegiatan penyiapan venues dan jalan akses menuju venues, sektor industri peralatan olahraga, pelaku ekonomi di sektor perhotelan, restoran, kuliner dan juga para pelaku usaha sektor

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


7 LAPORAN UTAMA

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


8 LAPORAN UTAMA transportasi, konveksi, kerajinan dan pariwisata yang meningkat omset usahanya selama penyelenggaaan PON.

untuk PON yang akan datang,” ujar Imam dalam konferensi persnya di Media Center Utama (MCU) PON XIX/2016 seperti dikutip Kompas.

Tentu dengan tercapainya sukses penyelenggaraan, sukses prestasi dan sukses pemberdayaan ekonomi ini, Gubernur juga berharap penyelenggaraan PON XIX juga akan dapat ditutup sempurna dengan raihan sukses administrasi. Yakni, ketika semua laporan kegiatan dan penatakelolaan keuangan PON XIX ini dapat diterima dan dinilai akuntabel.

Imam mengaku, dalam penyelanggaran PON kali ini, memang terjadi riak-riak kecil yang terjadi di luar kemampuan. Namun, hal itu terus divaluasi dan diselesaikan. “Kami mengevaluasi seluruh aspek. Kami evaluasi ini karena akan berimbas positif bagi olahraga nasional,” ujar Menpora.

Memupuk Persatuan Sementara itu, Wakil Presiden Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla (JK) dalam sambutannya mengatakan PON menjadi lambang persatuan dan pembinaan kekuatan bangsa. Maka itulah pentingnya sebuah Pekan Olahraga Nasional menurut JK. “Olahraga bukan hanya pertandingan, bukan hanya berkompetisi, tapi tentu juga pembinaan kekuatan fisik kita semua, pembinaan kesehatan bagi semuanya, membina kerjasama, membina kejujuran, karena itu setiap tindakan kejujuran dianggap sportif,” kata Wapres Kalla. Terkait upacara penutupan, JK mengatakan suguhan “Harmoni Nusantara” yang ditampilkan Jabar, menyimbolkan alangkah indahnya kebersamaan, kebhinekaan bangsa Indonesia. “Justru karena kita berbeda kita punya keindahan dan persatuan,” ungkapnya. JK berharap, prestasi yang dicapai para peserta PON kali ini untuk terus diasah menjadi lebih baik lagi. Tak hanya itu, JK juga menyatakan bahwa PON XIX/2016 Jawa Barat berakhir dengan sangat baik. Pun ke depan, JK ingin PON XX 2020 yang akan berlangsung di Papua menjadikan Jawa Barat sebagai contoh dilihat dari pengalamannya.

“Dalam penyelenggaraan di Jabar, ternyata ada hal hal yang terjadi di luar kemampuann. Namun, kami memantau dan evaluasi,” tuturnya lagi. Melihat apa yang sudah berjalan sejauh ini, Menpora mengaku PB PON sudah bekerja maksimal dan layak diapresiasi. Imam menegaskan pelaksanaan PON XIX jadi pelajaran bahwa menjadi tuan rumah tidak mudah. Pembiayaan PON ditangani Pemerintah Provinsi lewat APBD senilai lebih dari Rp 2 triliun. (Pemerintah) Pusat hanya menyokong akomodasi, transportasi, dan honor sampai Peparnas. Dalam rapat evaluasi, Imam menekankan persoalan dilihat secara objektif. Koordinasi antara PB PON, KONI, dan cabang olahraga pun sangat penting. Ia mencontohkan protes wasit. Hal itu merupakan domain KONI dan pengurus cabor, bukan PB PON. “Jangan lempar handuk, seakan-akan PB PON (yang salah) semua. Padahal ada porsi masingmasing yang harus diperankan,” ujar Menpora. Imam menilai, di sinilah letak strategis KONI. Jika ada keluhan soal wasit, dilihat siapa yang merekrut dan lihat kualifikasinya. “Berikan sanksi tegas pada siapa pun yang melanggar,” tegas Menpora.(TIM WB)

Apresiasi Menpora Dalam kesempatan terpisah, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengaku bersyukur sekaligus mengapresiasi pelaksanaan PON XIX/2016 di Jawa Barat berjalan lancar dengan beberapa catatan. Catatan tersebut dievaluasi setiap harinya untuk menjadi rujukan. “Evaluasi menjadi peristiwa berharga pada masa mendatang. Hal itu akan berdampak positif

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


9 LAPORAN UTAMA

HUJAN REKOR DI KOLAM RENANG

Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX di Jawa Barat benar-benar fenomenal. Selain sukses dalam penyelenggaraan, sukses prestasi pun patut jadi kebanggaan bersama insan olahraga di tanah air. Ini tidak lepas dari banyaknya rekor yang terpecahkan selama hajat empat tahunan tersebut. Salah satunya di kolam renang yang menyumbang 55 pemecahan rekor.

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


10 LAPORAN UTAMA

A

da “hujan” rekor di kolam renang tempat dihelatnya sejumlah cabang olahraga akuatik PON XIX/2016 Jawa Barat. Perenang Jawa Barat, Triadi Fauzi Sidiq, menjadi atlet pertama yang memecahkan rekor renang di venue renang PON, Gelanggang Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung. Ia memecahkan rekor dalam nomor 200 meter gaya ganti yang sebelumnya dipegang oleh Albert Sutanto, 12 tahun lalu. Tak hanya Triadi, berikut daftar atlet cabang olahraga renang yang berhasil memecahkan rekor di PON Jabar 2016 seperti disajikan Rappler.com dalam laporannya. I Gede Siman Sudartawa DKI Jakarta - 200 meter Gaya Punggung Putra Perenang DKI Jakarta I Gede Siman Sudartawa berhasil memecahkan rekor atas namanya sendiri di nomor 200 meter gaya punggung putra. Ia menorehkan waktu 2 menit 2,98 detik, mengungguli rekor sebelumnya 2 menit 5,01 detik yang ditorehkan pada ajang PON Riau 2012. Yessy V. Yosaputra Jawa Barat - 200 Meter Gaya Punggung Putri Peraih wildcard di Olimpiade Rio 2016 Yessy V. Yosaputra berhasil memecahkan rekor pada nomor 200 meter gaya punggung putri. Ia finish dengan catatan waktu 2 menit 20,70 detik dan berhasil memecahkan rekor atas namanya sendiri yang dicatatkan di PON Riau 2012 dengan catatan waktu 2 menit 21,34 detik. Triadi Fauzi Sidiq Jawa Barat - 100 Meter Gaya Bebas Putra Perenang Jawa Barat Triadi Fauzi Sidiq kembali memecahkan rekor. Ia mencatatkan waktu 50,49 etik dalam nomor 100 meter gaya bebas putra, memperbaharui torehan rekor yang dipegang Richard Sambera yakni 51,21 detik yang dicatatkan pada PON 20 tahun lalu. Ressa Kania Dewi Jawa Barat - 100 Meter Gaya Bebas Putri Dalam nomor 100 meter gaya bebas putri, perenang Jawa Barat lainnya Ressa Kania Dewi berhasil mencatatatkan waktu 57,71 detik. Torehan tersebut membuatnya berhasil memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang Patrisia Yosita pada PON 2012 lalu.

Indra Gunawan Jawa Timur - 50 Meter Gaya Dada Putra Perenang Jawa Timur Indra Gunawan berhasil mencatatkan rekor dalam nomor 50 meter gaya dada putra. Ia menorehkan waktu 28,60 detik dan mengungguli rekor atasnamanya sendiri 28,88 detik yang dicatatkan pada PON 2008. Tim renang Jawa Barat 4 x 100 Meter Estafet Gaya Bebas Putra Tim renang putra Jawa Barat kembali memecahkan rekor kedua mereka. Triady Fauzi Sidiq, A Fadlan Prawira, Ricky Anggawijaya, dan Satrio Bagaskara berhasil mencatatkan waktu 3 menit 27,21 detik. Rekor PON sebelumnya juga dipegang oleh tim Jawa Barat dengan torehan waktu 3 menit 30,82 detik. Angel Gabriella Yus Kalimantan Barat - 50 Meter Gaya Kupu-Kupu Putri Atlet renang Kalimantan Utara, Angel Gabriella Yus, kembali menorehkan prestasi terbaiknya. Setelah memecahkan rekor nasional di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri, ia juga berhasil mencatatkan rekor nasional di nomor 50 meter gaya kupu-kupu putri. Ia berhasil menorehkan waktu 27,96 detik, lebih cepat dari rekor yang dicatatkan Sofie Kemala, 28,06 detik, pada Mei 2016 lalu. Raina Saumi Grahana Ramdhani Jawa Barat – 1.500 Meter Gaya Bebas Putri Atlet renang putri andalan Jawa Barat, Raina Saumi Grahana Ramdhani, mencatatkan waktu pemecah rekor PON di nomor 1.500 meter gaya bebas putri. Ia menorehkan waktu 17 menit 17,97 detik pada babak final sekaligus membuatnya menjadi peraih medali emas. Sofie Kemala DKI Jakarta - 50 Meter Gaya Punggung Putri Atlet renang DKI Jakarta, Sofie Kemala, berhasil memecahkan rekor nasional di nomor 50 meter gaya punggung putri sekaligus meraih medali emas. Ia mencatatkan waktu 29,47 detik, unggul tipis dari torehan yang diraih Anak Agung Istri Kania Ratih Atmaja yakni 29,48 detik.

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


11 LAPORAN UTAMA Angel Gabriela Yus Kalimantan Utara - 100 Meter Gaya Kupu-Kupu Putri Atlet renang Kalimantan Utara, Angel Gabriela Yus memecahkan rekor PON sekaligus rekor nasional dari nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri. Angel menciptakan rekor baru untuk nomor perlombaan 200 meter Gaya Ganti Perorangan Putra dengan waktu 1 menit 1,66 detik yang sebelumnya dipegang oleh dirinya sendiri November 2015 lalu, dengan torehan 1 menit 2 detik. Pada pagi harinya, ia juga telah terlebih dahulu memecahkan rekor pada babak penyisihan dengan catatan waktu 1 menit 2,58 detik. Catatan waktu tersebut unggul dari rekor sebelumnya yang diukir Elsa Manora Nasution pada PON 1996 di Jakartadengan catatan waktu 1 menit 3,06 detik.

Triadi Fauzi Sidiq Jawa Barat - 100 Meter Gaya Kupu-Kupu Putra Atlet renang Jawa Barat, Triadi Fauzi Sidiq kembali memecahkan rekor pada hari kedua. Ia berhasil mencatatkan waktu 52,99 detik untuk nomor 100 meter gaya kupu-kupu putra. Catatan tersebut juga memberikannya emas kedua dalam PON XIX Jabar. Waktu tersebut lebih cepat dari rekor PON yang dicetak atlet renang Indonesia untuk Olimpiade Rio 2016, Glenn Victor Sutanto 53,47 detik, yang dicatatkan pada 2012. Tim renang Jawa Timur 4 x 200 Meter Estafet Gaya Bebas Putri Tim renang Jawa Timur berhasil mencatatkan waktu pemecah rekor 8 menit 37,84 detik di ajang PON XIX Jabar 2016. Rekor PON sebelumnya dicetak oleh tim renang putri Jawa Barat dalam ajang empat tahun lalu. Anandia Trecel Vanessae Evato Riau - 100 Meter Gaya Dada Putri Atlet renang Riau, Anandia Trecel berhasil mencatatkan waktu terbaik di nomor 100 meter gaya dada putri sekaligus memecahkan rekor nasional. Anandia menorehkan waktu 1 menit 11,89 detik, lebih cepat dari rekor nasional sebelumnya yang dipegang oleh Rita Mariani, 1 menit 11,96 detik, 19 tahun lalu.

Tim renang Jawa Barat 4 x 200 Meter Estafet Gaya Bebas Putra Tim renang Jawa Barat yang terdiri dari Triady Fauzi Sidiq, A Fadlan Prawira, Ricky Anggawijaya, dan Satrio Bagaskara berhasil memecahkan rekor PON yang juga dicatatkan tim renang Jawa Barat empat tahun lalu. Mereka berhasil mencatatkan waktu 7 menit 40,69 detik dalam babak final nomor 4 x 200 meter estafet gaya bebas putra, memecahkan rekor sebelumnya yakni 7 menit 44,72 detik.

Ressa Kania Dewi Jawa Timur - 200 Meter Gaya Ganti Perorangan Putri Atlet yang sempat diperebutkan oleh dua provinsi, Ressa Kania Dewi, menorehkan rekor baru dalam nomor 200 meter gaya ganti perorangan putri. Ia mencatatkan waktu 2 menit 19,12 detik di babak final dan berhasil memecahkan rekor nasional yang sebelumnya dicetak oleh dirinya sendiri di Myanmar, 2013 lalu.

I Gede Siman Sudartawa DKI Jakarta - 50 Meter Gaya Punggung Putra

Raina Saumi Grahana Ramdhani Jawa Barat - 400 Meter Gaya Bebas Putri

Atlet DKI Jakarta I Gede Siman Sudartawa mencatatkan rekor di nomor 50 meter gaya punggung putra sekaligus meraih medali emas. Ia mencatatkan waktu 25,24 detik, lebih cepat dari rekor PON yang dicetak Glenn Victor Sutanto yakni 27,57 detik.

Mengikuti jejak rekannya Triadi Fauzi Sidiq di nomor putra, Raina Saumi Grahana Ramdhani dari Jawa Barat juga memecahkan rekor PON. Ia mencatatkan waktu 4 menit 21,23 detik di nomor 400 meter gaya bebas putri, sekaligus mendapatkan medali emas. Torehan tersebut

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


12 LAPORAN UTAMA lebih cepat dari rekor PON sebelumnya atas nama dirinya sendiri, 4 menit 22,62 detik. Triadi Fauzi Sidiq Jawa Barat - 200 Meter Gaya Ganti Putra Atlet renang Jawa Barat, Triadi Fauzi Sidiq memecahkan rekor PON yang telah bertahan selama 12 tahun. Perenang berusia 25 tahun itu menciptakan rekor baru untuk nomor perlombaan 200 meter Gaya Ganti Perorangan Putra dengan waktu 2 menit 2,52 detik sekaligus mendapatkan emas pertamanya di PON XIX. Pada pagi harinya, ia juga telah terlebih dahulu memecahkan rekor pada babak penyisihan dengan catatan waktu 2 menit 6 detik. Catatan waktu tersebut unggul tipis dari rekor sebelumnya yang diukir Albert C Sutanto pada PON 2004 Sumatera Selatan dengan catatan waktu 2 menit 7 detik.

Andalan Masa Depan Selain Triadi, PON XIX juga memunculkan harapan baru renang putri tanah air. Adalah atlet Riau Azzahra Permatahani yang sukses mencetak rekor nomor 400 meter gaya ganti perseorangan putri. Azzahra memecahkan rekor lama yang sudah bertahan selama 23 tahun. Atlet Elsa Mayori Nasution mencatat waktu 5 menit 01,67 di PON 1993. Atlet berusia 14 ini juga meraih medali emas pada nomor 800 meter gaya bebas putri. Pada nomor ini, atlet tuan rumah Raina Saumi adalah unggulan pertama yang sempat memukau dan mencatat waktu tercepat pada sesi penyisihan. “Saya tidak menyangka bisa mengalahkan Raina,” ujar Azzahra dalam Tempo.co. Azzahra patut dijadikan perenang andalan Indonesia pada masa depan. Kejutannya bukan hanya terjadi di PON 2016. Sejak 2015, dia bertanding di turnamen antarkelompok umur di Lyon (Prancis). Azzahra meraih medali emas nomor 400 meter gaya ganti perseorangan (Desember 2015) dan medali emas gaya nomor 200 meter ganti perseorangan (Februari 2016). Pada Februari itu pula, Azzahra secara total meraih lima medali emas dan tiga perak. Alhasil Azzahra, satu-satunya atlet asal Indonesia di kejuaraan itu, mendapat penghargaan khusus lantaran berhasil meraih medali terbanyak.

Lalu sepanjang Maret-April di Prancis; dia meraih tiga medali emas dan dua medali perak di Paris serta dua medali emas di Marseille. Sedangkan di Montpellier, dia memecahkan rekor pada nomor 400 gaya ganti perseorangan yang sudah bertahan 26 tahun. Azzahra mencatat waktu 4 menit, 57,81 detik dan menumbangkan catatan waktu 4 menit 57,86 detik milik Bonnet Celine pada 1990. Mengenai superatlet Jabar Triadi Fauzi Sidiq, dia sukses memecahkan rekor PON berumur 12 tahun pada nomor 200 meter gaya ganti perorangan putra. Rekor itu dipecahkan Triadi pada babak penyisihan dengan catatan waktu 2 menit 6,1 detik. Catatan itu lebih cepat 0,9 detik dari rekor lama yang diraih Albertus C. Sutanto. Triadi, peraih tujuh medali emas di PON 2012 Riau, kemudian menajamkan catatan waktunya hingga 2 menit 2,52 detik pada babak final. Artinya, atlet berusia 25 ini memecahkan pula rekor nasional pada nomor tersebut. Meski begitu ini bukan catatan waktu terbaiknya. Pada SEA Games 2014 di Singapura, Triadi sempat mencatat waktu 2 menit 2 detik. Ada lagi atlet renang Jatim Ressa Kania Dewi memecahkan rekor nasional nomor 200 meter gaya ganti putri. Catatan waktu 2 menit 19,12 detik yang dicatatnya mengalahkan rekor lama atas nama dirinya. Rekor lama terjadi pada SEA Games 2013 Myanmar dengan catatan waktu 2 menit 20,51 detik. Rekor terbaru juga memecahkan rekor atlet berusia 22 di di ajang PON 2012 Riau. Atlet lain renang asal Riau, Anandia Treciel Vannesae Eva, juga memecahkan rekor nasional dan PON saat turun pada nomor 100 meter gaya dada putri. Catatan waktu 1 menit 11,89 detik menghasilkan medali emas. Perenang berusia 19 ini memecahkan rekor nasional yang sudah berumur hampir 21 tahun. Rekor lama dipegang Rita Mariani dengan catatan waktu 1 menit, 11,96 detik di Jakarta pada 1997. Kemudian Anandia juga memperbaiki catatan waktu PON atas nama Margareta Kretapradani yang diciptakan pada PON Riau 2012. Catatan waktu Margareta saat itu 1 menit 13,65 detik. Selanjutnya, tim Jatim pada nomor estafet 4 x 200 meter gaya bebas putri meraih medali emas dengan catatan waktu 8 menit 37,84 detik. Catatan waktu itu mengalahkan rekor lama yang dipegang tim renang putri Jambi dengan catatan waktu 8 menit 54,86 detik.(TIM WB)

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


13 LAPORAN UTAMA

SEMANGAT 45 DEMI JABAR KAHIJI 1945 Atlet Jabar Pejuang PON XIX/2016 Angka 1945 lebih dari sekadar jumlah. Angka tersebut juga menjadi simbol Semangat Kemerdekaan. Semangat itu pula yang menjadi “mantra” perjuangan atlet Jawa Barat demi mewujudkan target kampiun pada ajang PON XIX di Tanah Legenda Jawa Barat. Ya, demi Jabar Kahiji.

A

da keharuan yang berpadu dengan semangat yang demikian menggebu ketika Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan melepas 1.945 atlet kontingen Jabar awal September lalu. Heryawan memotivasi para atlet untuk menyatukan niat, mengokohkan tekad mewujudkan “Jabar Kahiji”. Jumlah atlet sebanyak 1.945 orang mungkin tak lebih dari kebetulan, namun spirit perjuangan Semangat 45 merupakan sebuah keniscayaan. Jumlah tersebut terdiri dari 671 atlet putra, 471 atlet putri, 272 pelatih Jabar,15 pelatih asing, 38 tim mekanik, 57 manajer, juga sebanyak 398 pendukung lainnya.

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


14 LAPORAN UTAMA “Para atlet sekalian, dengan menjadi tuan rumah (PON), tentu semua mata saat ini menyoroti Jawa Barat. Oleh karena itulah, kita harus terus percaya diri, dengan terus berlatih mengokohkan kemampuan teknis kita, mengokohkan mental kita, mengokohkan tekad kita, dalam bahasa sunda 'saniat, satekad, satujuan ngawujudkeun ‘Jabar kahiji’,” kata Aher. Menurut Aher, para atlet harus sungguh-sungguh dengan semangat penuh meraih gelar juara umum bagi Jawa Barat. Sebab hasil yang akan dibawa kelak, bernilai sebuah kehormatan bagi Jawa Barat. Terutama predikat yang diraih akan menjadi sebuah kebanggaan bagi masyarakat Jabar. “Kini saatnya giliran kontingen PON Jawa Barat untuk turut memuluskan seluruh target yang dicanangkan. Tugas para atlet dan official sekarang untuk berkompetisi dengan sebaik-baiknya dan berprestasi demi nama baik Jawa Barat untuk mencapai ‘sukses prestasi’,” kata Aher. “Ingatlah! lebih dari 46 juta masyarakat Jawa Barat menggantungkan harapannya pada Anda, para atlet andalan Jawa Barat,” pekik Heryawan. Di samping itu, Aher pun menyadari bahwa meraih Juara Umum di PON menghadapi kontingen dari provinsi lain pada skala nasional bukanlah tugas yang mudah. Akan tetapi, Dirinya yakin dan percaya, para atlet sudah sangat siap dan dapat mengemban amanah masyarakat Jawa Barat untuk meraih target juara umum. Gubernur memberikan apresiasinya atas berbagai upaya yang telah dilakukan Jajaran KONI Jawa Barat, beserta jajaran pengurus setiap Cabang Olahraga, dalam kerangka pembinaan para atlet PON Jawa Barat, dimulai dari seleksi pemain, rekruitmen tim pelatih terbaik, pengembangan tim baik dari segi teknik, skill, fisik, strategi serta mental melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan, try out, komparasi dan sentralisasi hingga ke luar negeri. “Berbekal pembinaan tersebut, Saya yakin dan percaya bahwa segenap atlet, team pelatih dan jajaran ofisial tidak sekadar telah siap tetapi juga mampu menunjukkan performance terbaiknya pada setiap pertandingan yang akan dilaksanakan, guna meraih prestasi yang membanggakan,” katanya. Sementara itu Ketua Umum KONI Jabar Ahmad Saefudin mengatakan, bahwa sejak perhelatan PON 2012 di Riau, performance atlet Jabar terus digenjot. Selama lebih dari tiga tahun, proses

PEROLEHAN AKHIR MEDALI PON XIX No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

Provinsi Jawa Barat Jawa Timur DKI Jakarta Jawa Tengah Kalimantan Timur Bali Riau Papua Sumatra Utara DI Yogyakar ta Sumatra Barat Sulawesi Selatan Banten NTB Lampung Kalimantan Selatan Aceh NTT Kep. Riau Maluku Sumatra Selatan Kalimantan Barat Jambi Sulawesi Tenggara Papua Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Utara Gorontalo Bangka Belitung Maluku Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Bengkulu Sulawesi Barat

Emas Perak Perunggu Total 217 132 132 32 25 20 18 17 16 16 14 12 11 11 11 9 8 7 7 7 6 6 6 6 4 3 3 2 1 1 1 0 0 0

157 138 124 56 41 21 26 19 17 16 10 23 10 10 9 10 7 7 4 3 11 8 6 4 2 4 0 0 6 1 0 4 2 0

157 134 118 85 73 35 27 32 33 25 20 28 26 18 16 18 9 9 7 9 14 16 21 4 10 4 3 1 4 2 8 7 2 1

531 404 374 173 139 76 71 68 66 57 44 63 47 39 36 37 24 23 18 19 31 30 33 14 16 11 6 3 11 4 9 11 4 1

peningkatan kualitas atlet ditempuh melalui berbagai macam pelatihan. Dan, kini seluruh masyarakat Jawa Barat pantas berbangga kepada mereka para atlet yang telah berjibaku mempertaruhkan diri menjadi yang terbaik di tanah legenda. Predikat juara umum yang diraih Jawa Barat bukan semata-mata berkat “mantra” 45 maupun diuntungkan karena bertindak sebagai tuan rumah. Gelar juara umum benarbenar buah dari perjuangan tanpa akhir para atlet dan segenap tim pendukung PON XIX/2016. Bravo Jawa Barat!(NJP)

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


15 LAPORAN UTAMA

KEMEGAHAN OPENING CEREMONY

PON XIX JAWA BARAT

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


16 LAPORAN UTAMA

Opening ceremony PON XIX/2016 benar-benar diliputi aura kemegahan. Mengusung tema “Berjaya di Tanah Legenda”, pertunjukkan spektakuler ini sukses membius ribuan pasang mata di Gelora Bandung Lautan Api dan jutaan pasang mata di depan pesawat televisi yang menyaksikan siaran langsung acara tersebut.

I

hwal tema “Berjaya di Tanah Legenda’ ini, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menjelaskan, hal ini sesuai dengan karakter masyarakat Jawa Barat yang toleran, ramah, gotong royong, pekerja keras, dan kreatif mencerminkan masyarakat Tanah Legenda. Di samping itu, sepanjang sejarah dunia olahraga Indonesia tidak sedikit atlet berprestasi yang lahir dan tumbuh di Jawa Barat, sehingga Jawa Barat adalah tempat dilahirkannya para legenda, baik itu legenda olahraga, musik, seni peran maupun legenda perjuangan nasional. Maka PON XIX/2016 Jawa Barat menjadi momen kolaborasi para legenda dengan para calon legenda, juga menjadi ajang interaksi masyarakat dengan para legenda yang masih hidup alias para legenda hidup. Untuk itu, Deddy yang juga Wakil Ketua Umum PB PON XIX/2016 menambahkan, ungkapan "Berjaya di Tanah Legenda" sebagai tema besar PON XIX/2016 Jawa Barat bertujuan menjadi pemacu semangat untuk meraih prestasi bagi seluruh insan yang terlibat dalam perhelatan akbar olahraga nasional ini. Pagelaran kolosal seni

budaya ini menjadi bagian tak terpisahkan dari pembukaan dan penutupan PON XIX/2016 Jabar yang bertajuk "Berjaya di Tanah Legenda". “Alhamdulillah semua lancar dan semuanya berkat pertolongan Allah,” ujar Deddy Mizwar usai acara opening ceremony di Stadion GBLA, Kota Bandung. Opening ceremony PON XIX dibuka dengan sajian penampilan dari grup musik Gigi yang membawakan beberapa lagu hitsnya. Lalu, usai Presiden Jokowi hadir di GBLA dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilanjutkan dengan sajian menarik kembang api dan permainan perkusi dibalut teknologi lighting dan video mapping yang atraktif dari ratusan anak dan remaja putra-putri Jawa Barat. Pertunjukkan dilanjutkan dengan defile kontingen atlet dari 34 provinsi yang diawali dengan defile 19 atlet legenda Indonesia seperti Alan Budikusuma, Susi Susanti, Taufik Hidayat, Ade Rai, Risa Suseanty, Anton Suseno, Tontowi Ahmad, Liliyana

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


17 LAPORAN UTAMA pancaindera manusia, serta gerakan olahraga sebagai perwujudan kesiapan seluruh warga Jabar menyambut pesta olahraga terbesar senusantara ini. Sajian musik fushion jazz dan pop progresif dibalut keceriaan gerak tari, sebagai ucapan selamat datang di Jawa Barat. Lalu segmen kedua, bertema Gurilaps (gunung, rimba, laut, pantai, dan sungai) yang menggambarkan kekayaan serta keindahan alam Tanah Legenda, Jawa Barat dibalut dengan tarian kolosan dan tradisional. Dan segmen ketiga, menyajikan pertunjukan revolusi mental (Jabar Kita). Segmen ini mengamanatkan kita untuk melakukan perjalanan budaya mengarungi bentangan sejarah yang di dalamnya mengandung keniscayaan bahwa manusia menjadi bagian dari sebuah perubahan yang tak mungkin dielakkan. Dalam segmen ini ditampilkan tiga buah lagu sebagai ekspresi dari perubahan, yaitu lagu Es Lilin dan Warung Pojok, serta lagu Jabar Kita yang mengandung makna motivasi dan semangat kerja keras manusia sebagai bagian dari sebuah zaman. Segmen empat, yaitu prosesi penyalaan api kalderon yang dilakukan oleh para atlet berprestasi dan legenda Indonesia. Prosesi penyulutan api PON XIX/2016 Jawa Barat ke kalderon ini diawali nyanyian lagu Manusia Baru karya Harry Roesli dan Aat Soeratin yang dibawakan merdu oleh Dira Sugandi. Natsir, dan Sri Wahyuni Agustiani, serta para legenda atlet berprestasi lainnya. Usai defile, pengibaran bendera PON pun dilakukan sekaligus dibacakan pula Janji Atlet oleh Widiastuti, atlet Anggar asal Jawa Barat, serta Janji Wasit oleh Ali Rohman yang merupakan wasit cabang olahraga Bola Voli asal Jawa Barat. Opening Ceremony berlanjut dengan sajian seni dan budaya khas Tanah Legenda yang terbagi dalam lima segmen. Segmen pertama, sajian seni dan budaya dengan tema Sampurasun. Sampurasun berasal dari kata “sampurna ning ingsun” yang bermakna “sempurnakan diri anda”, di mana kesempurnaan diri merupakan tugas kemanusiaan yang meliputi penyempurnaan pandangan, pendengaran, penghisapan, pengucapan, dan semuanya yang bermuara pada kebeningan hati. Pertunjukkan dengan bentuk perkusif dan gerak tari stomp yang ritmis pada segmen Sampurasun ini sebagai lambang terbukanya seluruh

Prosesi penyalaan api ke kalderon dilakukan secara estafet melalui obor PON. Penyerahan obor dimulai dari Susi Susanti bersama Taufik Hidayat – Anton Suseno bersama Ade Rai – Tontowi Ahmad bersama Liliyana Natsir – Risa Suseanty – dan kemudian obor api PON disulutkan ke kalderon oleh Karateka cilik, Lala Diah Pitaloka. Pada segmen lima, Opening Ceremony PON XIX/2016 Jabar yang melibatkan sekitar 3.000 orang penari dan pengisi acara ini pun diakhiri dengan pertunjukan pesta kembang api yang spektakuler. Deddy Mizwar pun memberikan apresiasi yang tinggi kepada para pelaksana dan pengisi acara yang telah berlatih dan bekerja keras hingga berbulan-bulan untuk Opening Ceremony tersebut. “Teknik yang luar biasa saya lihat tadi dan membuat penonton – baik yang di stadion maupun di rumah juga mudah-mudahan terhibur. Jadi memang ini betul-betul pesta rakyat yang bisa dinikmati oleh siapa saja,” tukas Wagub. (TIM WB)

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


18 LAPORAN UTAMA

JUARA UMUM PEPARNAS XV Selain sukses menjadi juara umum Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016, Jawa Barat juga sukses menjadi kampiun Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016. Jawa Barat mengakhiri Peparnas XV dengan perolehan total 355 medali yang terdiri dari 178 emas, 104 perak dan 73 perunggu. Capaian itu 33 persen di atas jumlah yang ditargetkan oleh National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Jabar sebanyak 134 emas.

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


19 LAPORAN UTAMA

Perolehan Medali Peparnas XV/2016 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

P

restasi luar biasa itu juga dilengkapi dengan gelar juara umum di 10 dari 13 cabor yang dipertandingkan. Hanya angkat berat, sepakbola dan tenis lapangan kursi roda saja yang gagal menjadi juara umum, namun dengan raihan medali yang tak terpaut jauh dengan kontingen juara umumnya.

KONTINGEN Jawa Barat Jawa Tengah Sumatera Utara Riau Papua Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sumatera Selatan Di Yogyakarta Jawa Timur Dki Jakarta Kalimantan Barat Maluku Bali Sulawesi Utara Nusa Tenggara Timur Aceh Kep. Bangka Belitung Kalimantan Tengah Sulawesi Selatan Jambi Banten Sumatera Barat Gorontalo Sulawesi Tengah Kep. Riau Maluku Utara Bengkulu Lampung Nusa Tenggara Barat Papua Barat Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Kalimantan Utara TOTAL MEDALI

EMAS PERAK PERUNGGU TOTAL 177 68 38 36 34 33 32 24 15 15 15 14 9 8 6 5 3 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 541

104 74 38 43 21 23 40 20 16 15 5 14 4 17 7 3 0 2 12 8 8 3 2 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 482

74 57 20 44 24 22 46 29 30 16 15 11 6 13 7 3 1 2 6 18 12 5 8 3 1 2 2 0 1 1 0 0 0 0 479

355 199 96 123 79 78 118 73 61 46 35 39 19 38 20 11 4 6 19 27 21 9 11 4 2 3 3 1 1 1 0 0 0 0 1.502

Di angkat berat, Jabar gagal menyaingi Jateng yang mendulang empat emas tanpa tambahan medali lain. Sementara Jabar meraup 5 perak dan perunggu di samping tiga emas yang diraih. Memborong enam emas di nomor-nomor pemula, DIY mencuri predikat juara umum dari Jabar di cabor tenis kursi roda. Namun Jabar sendiri berjaya di nomor-nomor utama dengan raihan lima emas, empat perak, dan tujuh perunggu.

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


20 LAPORAN UTAMA Begitu pula di cabor sepakbola, Jabar berhasil mencapai final setelah menyisihkan sejumlah lawannya. Sayang pada partai penentuan itu, Jabar harus mengakui keunggulan Kalsel 2-4. Sementara itu, sesuai prediksi Pikiran Rakyat, atletik dan renang menjadi lumbung emas terbesar bagi Jabar. Dengan raihan 66 emas, 41 perak dan 34 perunggu, atletik Jabar melampaui target 53 emas sekaligus menjadi juara umum. Begitu juga dengan para perenang Jabar yang menjadi juara umum di cabor akuatik itu. Melampaui target 10 emas pada hari kedua pertandingan, mereka mengakhiri Peparnas XV sebagai juara umum dengan 30 emas, 12 perak dan empat perunggu. Prestasi luar biasa juga ditunjukan para pebulutangkis Jabar di arena Peparnas XV dengan menyabet 12 emas, 5 perak dan 3 perunggu. Selain melampaui target 7 emas, raihan itu juga mencapai 57 persen dari total 21 emas yang diperebutkan. Jumlah emas yang sama juga disumbangkan cabor boling. Meskipun tak memenuhi target 17 emas, raihan 12 emas, 13 perak dan 6 perunggu cukup membawa tim Jabar menjadi juara umum cabor ini. Raihan 11 emas, 5 perak dan 6 perunggu juga menjadikan Jabar juara umum di arena catur Peparnas XV. Hal yang sama juga diraih di cabor panahan dengan 8 emas, 3 perak dan 3 perunggu dan judo dengan 7 emas, 6 perak dan 2 perunggu. Sementara itu di cabor permainan yang tak kalah menyedot perhatian, tim goalball dan bola voli duduk Jabar berhasil mengawinkan emas. Hal itu menjadi istimewa bagi tim voli duduk, mengingat Jabar justru gagal mengawinkan emas bola voli indoor pada PON XIX 2016 lalu.

Setara ASEAN Paragames Penyelenggaraan Peparnas XV 2016 setara dengan penyelenggaraan ASEAN Paragames 2015 di Singapura dan Asian Para Games 2014 di Korea Selatan. Hal itu diakui atlet paralimpian sekaligus Ketua National Paralympic Commitee of Indonesia (NPCI) Provinsi Jawa Barat Ukun Rukendi. “Saya kan sudah mengalami di Singapura dan Korea juga. Singapura dapat dikatakan negara maju dengan segala kelengkapan layanan dan fasilitasnya, Korsel juga maju. Ternyata kita juga mampu selevel dengan dua negara itu,” ungkap Ukun seusai upacara Penutupan Peparnas XV 2016 di Stadion Siliwangi Bandung seperti dirilis laman resmi PON-Peparnas 2016. Dengan begitu, lanjut dia, wajar jika NPCI pusat mendorong agar penyelenggaraan Asian Paragames 2018 digelar di Jawa Barat. Dari sisi perencanaan yang matang hingga pelaksanaan, semua dirasakan puas oleh atlet serta ofisial dari 33 provinsi peserta. “Adapun NPCI pusat ada keinginan Asian Paragames 2018 digelar di Jabar, itu karena Peparnas di Jabar sudah level internasional. Kurang-kurang dikit wajar lah,” katanya. Atlet bulutangkis ini menilai, penyelenggaraan Peparnas di Jabar ini sukses, terlebih telah melahirkan banyak rekor baru. “Alhamdulillah ya. Pertama bersyukur kepada Allah SWT, dengan prestasi gemiliang. Ini merupakan sebuah sejarah. Di Jabar inilah pertama kali ada kesetaraan dari sisi penyelenggaraan antara PON dan Peparnas,” ungkapnya. Juga, lanjut dia, Peparnas di Jabar ini pula yang merupakan penyelenggaraan terbaik dibanding Peparnas-peparnas sebelumnya.(TIM WB)

Di jajaran atlet peraih emas terbanyak, Jabar juga menempatkan dua atletnya Amirul Salam dan Selly Dwi Juniarti. Mereka meraih 5 emas dari cabor atletik bersama Felipus Kolymau (NTT) dan Saptoyogo Purnomo (Jateng) di cabor yang sama. Dari 27 rekor Para Games yang terpecahkan di Peparnas XV, 4 perenang Jabar juga masuk dalam daftar 5 rekor yang dipecahkan itu. Mereka adalah Irfan Septiana (50 meter gaya dada dan 100 meter gaya dada s14 putra), Elvan leonardi (200 meter gaya bebas s7 putra) Nabil An-Nawwar (50 meter gaya dada s10 putra) dan Gusmalayanti (50 meter gaya kupu-kupu s8 putri).

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


21 LAPORAN UTAMA

Enam Fakta Tersisa

Dari Peparnas xv Perhelatan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV tuntas sudah. Sebanyak 30 provinsi atau kontingen turut serta di ajang paralimpik yang terdiri dari 13 cabang olahraga. Tidak hanya terdiri dari atlet-atlet paralimpian yang hebat karena perilaku dan kisah pengalaman hidupnya, fakta menarik lainnya terjadi pada Peparnas XV kali ini. Berikut enam fakta tersisa dari Peparnas XV yang berhasil dihimpun tim media center Peparnas XV.

Klasifikasi Cabang Olahraga 1Memiliki Sangat Beragam Penyandang difabel memiliki jenis-jenis yang beraneka macam. Segala bentuk gangguan, keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi seseorang dapat diklasifikasikan sebagai bentuk disabilitas. Singkatnya, difabel terdiri dari tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunadaksa, tunalaras, tunagrahita, dan tunaganda. Di mana jenis yang turut serta pada Peparnas XV terdiri dari tunanetra, tunadaksa, tunagrahita, tunarungu, dan tunawicara. Demi mengedepankan prinsip kesetaraan, maka panitia Peparnas XV mengklasifikasikan cabang olahraga sesuai jenisnya. Sebagai contoh, cabang olahraga renang yang memiliki klasifikasi terbanyak. Pada umumnya renang diklasifikasikan hingga empat jenis dari segi jarak tempuh. Namun, pada Peparnas XV, cabang olahraga renang memiliki nomor hingga 15 klasifikasi dengan dimulai dari nomor s1 hingga s15. Tidak hanya itu, setiap jenis difabel pun diklasifikasikan lagi. Seperti misalnya gangguan fisik di sebelah manakah atlet paralimpian tersebut, apakah di kaki atau di tangan.

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


22 LAPORAN UTAMA

2

Memiliki Cabang Olahraga Terbanyak Sepanjang Sejarah Peparnas

Pekan kejuaraan paralimpian yang diadakan di Bandung untuk ketiga kalinya ini menambah dua cabang, yaitu judo dan goalball. Dari sebelumnya berjumlah 11 cabang olahraga, kemarin menjadi 13 cabang olahraga.

3

Terjadi Pembludakan Jumlah Atlet Paralimpian

Peningkatan cukup pesat terkait jumlah atlet paralimpian yakni berjumlah tiga kali lipat dari Peparnas XIV empat tahun lalu di Riau. Hal ini sebagaimana terjadi pembludakan jumlah partisipan paralimpian cabang olahraga panahan dan catur. Paralimpian panahan pada Peparnas XV kemarin berjumlah 158 peserta, sementara Peparnas empat tahun lalu hanya terdiri 50 peserta.

pendidikan orang berkebutuhan khusus serta 2000 siswa sekolah luar biasa sebagai penonton/pengisi acara. Hal ini bukanlah sekadar meramaikan Stadion Siliwangi Bandung sebagai tempat dilaksanakannya penutupan Peparnas XV, tetapi juga menginspirasi para guru sekolah luar biasa dan anak-anak muda berkebutuhan khusus agar terus bersemangat serta menginspirasi orang lain.

Filosofi Kuat Berjaya di 5Memiliki Tanah Legenda Kita tentu sering mendengar dan membaca slogan “Berjaya di Tanah Legenda” selama Peparnas XV ini. Ternyata, ungkapan tersebut cukup memiliki nilai filosofis yang dalam. Berdasarkan kutipan babad Galunggung yang merupakan naskah paling kuno di Jawa Barat yang ditulis pada tahun 1023, tertulis “Hana nguni hana mangke, tan han nguni tan hana mangke”. Kutipan tersebut berarti tiada masa kini tanpa ada masa lalu, masa kini adalah peninggalan masa lalu. Filosofi inilah yang menjadi cikal bakal slogan PON XIX dan Peparnas XV “Berjaya di Tanah Legenda”. Tidak hanya Kota Bandung yang melahirkan banyak pemimpin besar, tetapi juga diharapkan atlet paralimpian yang menorehkan prestasi di tanah Jawa Barat dapat menjadi legenda dan membawa harum nama Indonesia.

6Torehan Prestasi Menarik Hal serupa terjadi pada catur. Apabila empat tahun sebelumnya jumlah paralimpian cabang olahraga catur tidak mencapai 100 peserta, kini pada Peparnas XV, terdapat 150 paralimpian yang bertanding. Dari yang semula panitia menyediakan satu hotel untuk peserta catur di Savoy Homan, harus menambah satu hotel lain yaitu Hotel Grand Asrilia karena terjadinya pembludakan partisipan.

4

Mengundang 2000 guru dan 2000 Siswa Sekolah Luar Biasa

Ajang Peparnas menjadi inspirasi bagi penyandang difabel lainnya bahwa mereka memiliki bakat dan dapat berprestasi. Maka dari itu, pada Penutupan Peparnas XV, panitia penyelenggara acara turut mengundang 2000 guru dengan latar belakang

Selama sembilan hari pelaksanaan Peparnas XV, telah tercipta 104 rekor baru terdiri dari 77 rekor Peparnas baru dan 27 rekor Peparnas yang melampui catatan rekor Asian Paragames (tingkat Asia). Kemampuan paralimpian Indonesia dalam melampaui keterbatasannya juga ditunjukkan dengan adanya paralimpian yang meraih tiga medali emas di Peparnas XV dan sebelumnya meraih medali emas cabang olahraga yang sama, yakni tenis meja PON XIX kemarin yakni David Jacobs dari Jakarta. Inilah enam hal unik bagian II yang terjadi pada Peparnas XV. Hal-hal positif terkait dengan Peparnas terus berkembang dari tahun ke tahun. Semoga saja Peparnas XV kali ini benar-benar berjaya di Tanah Legenda sehingga melahirkan paralimpian yang terus menorehkan prestasi. Semoga! (MCU PEPARNAS)

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


23 LAPORAN UTAMA

BONUS ATLET

B

CAIR JANUARI 2017

onus bagi atlet Jabar peraih medali emas pada PON XIX lalu akan diberikan pada bulan Januari 2017 nanti. Demikian dikatakan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), saat ditemui disela acara syukuran Jabar Kahiji PON XIX, di Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia, Minggu (13/11/2016). “Insya Allah Januari (2017) akan diberikan,” kata Aher. Pihaknya telah berusaha secepat mungkin mencairkan bonus tersebut namun tetap tidak bisa menggunakan anggaran dari APBD Jabar murni maupun perubahan tahun 2016 karena akan menyalahi aturan.

Sebanyak 217 atlet Jabar peraih medali emas akan memperoleh bonus sebesar Rp. 200 Juta per orang. Jumlah tersebut akan diterima bersih oleh atlet tanpa harus membayar pajak, sebab Pemprov Jabar akan menanggung seluruh biaya pajaknya sebesar Rp 30 Juta. “Rp 200 Juta bersih, harusnya dipotong pajak Rp 30 juta, tapi jangan khawatir Pemprov Jabar akan tanggung biaya pajaknya,” terangnya. Uang tersebut, lanjut Aher, akan diserahkan kepada atlet yang bersangkutan langsung melalui rekening pribadinya. Karena itu Ia meminta agar calon penerima bonus segera mengurus administrasinya lalu berkoordinasi dengan KONI Jabar.

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


24 LAPORAN UTAMA “Saya minta atlet segera mengurus administrasinya karena bonus akan ditransfer langsung ke rekening masingmasing,” ujarnya. Tak hanya peraih medali emas, peraih medali perak dan perunggu pun tetap akan menerima bonus. Namun Aher enggan menyebutkan jumlahnya, yang pasti akan diberikan bersamaan dengan bonus untuk peraih medali emas. “Untuk peraih medali perak dan perunggu juga ada hitung-hitungannya jangan khawatir,” ucapnya. Dalam acara syukuran Jabar Kahiji PON XIX yang diinisiasi oleh KONI Jabar ini hadir pula Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar beserta Isteri, Sekda Jabar Iwa Karniwa, Ketua DPRD Jabar Ineu Purwadewi, Komandan Kontingen PON Jabar Mayjen TNI Hadi Prasojo dan seluruh atlet Jabar. Dalam kesempatan inipun Aher memotong tumpeng yang diserahkan kepada beberapa pihak seraya mengucapkan rasa syukur atas keberhasilan dan kesuksesan penyelenggaran PON XIX dan berharap kesuksesan tersebut bisa terulang di PON XX tahun 2020 di Papua. “Ini wujud rasa syukur kita telah mewujudkan Jabar Kahiji dan kita siap pertahankan gelar juara di PON tahun 2020 nanti,” ujar Aher. Tiga dari Catur Sukses yang dicanangkan oleh PB PON Jabar menurut Aher telah terwujud, di antaranya sukses prestasi, sukses penyelenggaraan dan sukses ekonomi kerakyatan. “Satu lagi yaitu sukses administrasi akan ditentukan nanti ditanggal 30 November 2016,” lanjutnya. Atas sukses prestasi ini dimana Kontingen Jabar memperoleh 217 medali emas yang merupakan peraih terbanyak sepanjang sejarah PON. Dalam kesempatan ini Kontingen Jabar dianugerahi oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kontingen peraih medali emas terbanyak.(TIM WB)

MENGGAGAS PATRIOTISME PROGRESIF

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


25 BINA BANGSOS

Wagub Pimpin Peringatan Hari Pahlawan dan Upacara Ziarah Nasional 2016 Dunia terus berubah. Kini, patriotisme sejati bukan sekadar mempertahankan. Melainkan juga memperbaiki keadaan negeri. Untuk keluar dari berbagai persoalan bangsa hari ini, patriotisme progresif dituntut menghadirkan kemandirian bangsa tanpa terperosok pada sikap anti-asing.

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


26 BINA BANGSOS

G

agasan patriotisme baru tersebut menjadi pesan utama Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2016. Pesan itu yang kemudian dibacakan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar saat memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 di Halaman Gedung Sate, Kota Bandung. Setelah Indonesia merebut kemerdekaannya, semangat kepahlawanan tidak cukup hanya dengan mempertahankan patriotisme defensif. Semangat baru yang dibutuhkan adalah patriotisme yang lebih positif dan progresif. Menteri Khofifah menegaskan, patriotisme sejati bukan sekadar mempertahankan, melainkan juga memperbaiki keadaan negeri. Untuk keluar dari berbagai persoalan bangsa hari ini, patriotisme progresif dituntut menghadirkan kemandirian bangsa tanpa terperosok pada sikap anti-asing. “Dalam rangka mencapai perikehidupan kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, patriotisme progresif harus mengembangkan ketahanan bangsa untuk bisa mandiri dalam ekonomi, berdaulat dalam bidang politik, dan berkepribadian dalam kebudayaan,” katanya. Sementara itu melalui Gerakan Revolusi Mental, diharapkan bisa mendorong Gerakan Hidup Baru, dalam bentuk; 1) Perombakan cara berfikir, cara kerja, cara hidup, yang merintangi kemajuan. 2) Peningkatan dan pembangunan cara berfikir, cara kerja, dan cara hidup yang baik. “Singkat kata, Gerakan Hidup Baru adalah gerakan revolusi mental ‘untuk menggembleng manusia Indonesia ini menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat Elang Rajawali. Berjiwa api yang menyala-nyala’. Itulah jiwa patriotisme progresif yang harus kita kobarkan dalam menghadapi tantangan dan persoalan pembangunan hari ini,” kata Mensos dalam sambutan. “Tantangan dan persoalan yang kita hadapi saat ini memang berat. Akan tetapi, kita tidak boleh putus pengharapan. Para Pahlawan Kusuma Bangsa mengajarkan pada kita arti penting perjuangan, ketabahan dan harapan. Bahwa barangsiapa yang ingin memiliki mutiara harus kuat menahan nafas, dan berani terjun menyelami samudera yang sedalam-dalamnya,” tambahnya. Sementara itu, melalui momentum Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2016 yang dilaksanakan dengan berbagai kegiatan, Mensos Khofifah mendorong masyarakat untuk dapat mengambil

makna yang terkandung di dalamnya, dengan meneladani nilai-nilai luhur yang diwariskan, seperti; Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pantang menyerah, jujur dan adil, percaya kepada kemampuan sendiri, serta kerja keras untuk membangun Indonesia yang sejahtera sebagaimana cita-cita para Pahlawan Bangsa. Dengan satu tekad dan ketulusan untuk bersamasama saling bahu-membahu, dan dilandasi oleh makna dan nilai integritas, etos kerja dan gotong royong, maka Khofifah berharap bangsa Indonesia dapat mengatasi berbagai permasalahan yang melanda, dan dapat menjadi bangsa “Pemenang”, mampu bersaing dengan negara dan bangsa lain. Hal ini sejalan dengan Tema Hari Pahlawan 2016, yaitu: “Satukan Langkah Untuk Negeri”. Selain itu, melalui Peringatan Hari Pahlawan 2016, sebagai bangsa yang besar, bangsa yang harus menghargai jasa para pahlawannya, Peringatan Hari Pahlawan diharapkan pula dapat lebih membangkitkan semangat kebangsaan, menumbuhkembangkan Nilai-nilai Kepahlawanan, serta meningkatkan kecintaan kepada Tanah Air kita dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Elemen Pembentuk Persatuan Masih dalam rangkaian peringatan Hari Pahlawan, Wagub Deddy Mizwar juga memimpin Upacara Ziarah Nasional di Taman Makam Pahlawan Cikutra. Ditemui usai melakukan ziarah dan tabur bunga pada makam para pahlawan disana, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan bahwa nilainilai kepahlawanan harusnya menjadi elemen untuk membangun kebersamaan, yang pada akhirnya dapat membentuk persatuan. Deddy menuturkan, pada masa perjuangan dahulu, tantangan yang dihadapi para pahlawan adalah merebut kemerdekaan dari para penjajah. Sementara saat ini, mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi sebuah kewajiban yang juga tak bisa dianggap enteng. “Mempertahankan kedaukatan NKRI itu dibutuhkan nilai-nilai kejuangan atau nilai-nilai kepahlawanan yang dicontohkan oleh para pahlawan terhadulu. Kalau kita tidak bisa mempertahankan kedaulatan, maka kita akan tercabik-cabik oleh agenda tersembunyi dari berbagai bangsa yang punya kepentingan,” kata Wagub Deddy Mizwar. Oleh karena itu menurut Deddy, nilai juang para pahlawan menjadi spirit bagi masyarakat, khususnya para pemuda dalam membangun bangsa, membentuk persatuan. (TIM WB)

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


27 BINA BANGSOS

PEMUDA TULANG PUNGGUNG BONUS DEMOGRAFI Organisasi Kepemudaan Terima Uang Pembinaan Pada Peringatan Sumpah Pemuda 2016

M

ulai 2020 sampai 2035 usia produktif atau usia 16 sampai 30 tahun warga Indonesia akan mencapai 150 juta jiwa. Jumlah ini sekitar 64 persen dari total jumlah penduduk yang diperkirakan mencapai 297 juta jiwa. Selama kisaran waktu 15 tahun tersebut, Indonesia akan menikmati masa emas atau era langka yang disebut dengan Bonus Demografi, dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini. Untuk itu, momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-88 Tingkat Provinsi Jawa Barat di halaman Gedung Sate menjadi salah satu tonggak

kebangkitan generasi muda menyongsong menjelang tibanya bonus demoghrafi. Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang memimpin upacara tersebut mengatakan, Indonesia harus segera menyiapkan generasi muda yang unggul agar bonus demografi ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dengan begitu Indonesia bisa berada minimal di peringkat ketujuh dunia dalam global player. “Bonus demografi ini harus kita manfaatkan agar dalam global player Indonesia bisa berada di peringkat ketujuh dunia. Karena itu, kita harus persiapkan pendidikan, penguasaan IT, dan pengetahuan bagi generasi muda kita agar bisa

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


28 BINA BANGSOS berbuat sesuatu yang membanggakan bagi Indonesia di kancah dunia,” kata Wagub. Bonus demografi menjadi kesempatan satu-satunya untuk memastikan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia menjadi negara maju sejajar dengan negara-negara besar lainnya. Dalam hal ini, generasi muda merupakan tulang punggung pada periode bonus yang hanya datang sekali dalam sejarah kebangsaan sebuah negara. “Di depan mata kita ada MEA dan Perdagangan Bebas Asia dan Dunia. Saatnya pemuda Indonesia, khususnya pemuda Jawa Barat, membangun visi yang besar menatap dunia,” pesannya. Dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-88 ini, Pemprov Jabar memberikan penghargaan bagi para pemuda pelopor di Jawa Barat dan memberikan uang pembinaan sebesar Rp 20 juta. Uang pembinaan juga diserahkan kepada organisasi kepemudaan berprestasi di Jawa Barat, antara lain: • Kategori Tata Kelola Organisasi: Ikatan Mahasiswa Angkatan Muda Siliwangi • Kategori Pengabdian Kepada Masyarakat: Taman Bacaan Masyarakat Cibungur Kab. Bandung Barat • Kategori Lingkungan Hidup: Badan Pengurus Wilayah Organisasi Jawa Barat • Kategori Seni dan Budaya: Daya Mahasiswa Kota Bandung • Kategori Program Inovatif: Hand Creative Community Kota Bandung Penghargaan Karang Taruna Berprestasi Tingkat Jawa Barat tahun 2016: • Karang Taruna Neglasari Desa Sindanglaya Kab Cianjaur • Karang Taruna Pancaroba Desa Lebak Muncang Kab. Bandung • Karang Taruna Tulus Harapan Desa Sindang Jawa Kab. Cirebon • Karang Taruna Parikesit Desa Maruyung Sari Kab. Pangandaran • Karang Taruna Sang Adipati Kelurahan Windu Herang Kab. Kuningan Sementara itu, puncak peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-88 tingkat nasional diperingati di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Seorang wirausahawan muda asal Kota Bandung, William Pribadi, dinobatkan menjadi wirausawan muda berprestasi peringkat pertama nasional.(TIM WB)

Quo Vadis Ketahanan Keluarga Keluarga sudah sangat lama menempati marwah tertinggi dalam sejarah kehidupan umat manusia. Faktanya, keluarga tak selamanya mampu memerankan diri sebagai perawat nilai-nilai luhur kehidupan. Dalam banyak kasus, keluarga justru hadir sebagai pusat dari pusaran masalah. Ke mana perginya ketahanan keluarga? Quo vadis ketahanan keluarga!

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


29 BINA BANGSOS

K

etua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan tak mampu menutupi kegeramannya saat menceritakan pengalamannya melakukan advokasi terhadap korban kekerasan perempuan di hadapan ratusan anggota Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) di lapangan Binjas Pangkalan Udara Sulaiman, Margahayu, Kabupaten Bandung. Wajar saja Netty geram tiada tara karena pelaku kekerasan pada perempuan maupun anak sebagian besar dilakukan oleh anggota keluarga atau pihak yang pada dasarnya dekat dengan korban. Turut menjadi saksi kegeraman doktor ilmu pemerintahan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) ini antara lain Komandan Lanud Sulaiman Kolonel

Mohammad Syafii, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Sugilar, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Bandung Kurnia Dadang Naser, dan sejumlah pemangku kepentingan terkaitnya. Cerita keluh kesah dan kegeraman penggagas Gerakan Jabar Tolak Kekerasan ini muncul saat membuka pameran dan gelar dagang UPPKS dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke23 di Lapangan Binjas, Lanud Sulaiman. Mengutip laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Netty menyebutkan bahwa 70 persen pelaku kekerasan adalah orang yang sangat dekat dan dikenal oleh korban. Bahkan, kekerasan terus bergulir selama bulan suci Ramadan. “Kalau kita mau buka, setiap harinya kita di P2TP2A menerima 7-8 laporan. Ramadan dikira

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


30 BINA BANGSOS menurun ternyata tidak. Yang mengerikan, pelaku kekerasan, utamanya kekerasan seksual, dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya memberikan perlindungan kepada anggota keluarga,” ungkap Netty. Keluarga, imbuh Netty, merupakan institusi terkecil tempat berlangsungnya penanaman nilai-nilai kehidupan. Sebut saja misalnya karakter yang tangguh, akhlak yang mulia, dan lain-lain. Dengan begitu, di mana pun anak-anak setelah besar kelak berada, di mana pun berinteraksi, mereka memiliki imunitas dan antibodi dari sergapan dan kemajuan zaman, kecanggihan teknologi, kecepatan informasi yang tidak dapat terhindarkan belakangan ini. Itu harapannya. Tapi ternyata, alih-alih berharap pada institusi yang bernama keluarga, hari ini tidak semua keluarga, tidak semua pasangan suami-istri, memiliki visi yang tangguh dalam membangun keluarga. Sehingga, ketika berbicara potret Indonesia, secara khusus potret Jawa Barat, maka Netty melihat ada sejumlah kerentanan yang patut dicermati dan waspadai. Kerentanan ini akan berdampak pada keluarga sebagai benteng utama.

“Saya harus katakan seperti itu karena hari ini begitu banyak catatan yang masuk ke Komnas Perempuan maupun KPAI terkait berbagai kasus kekerasan, baik berupa fisik, psikis, kekerasan seksual, dan penelantaran ekonomi. Ini terjadi tidak hanya di ruang personal, tetapi juga di ruang publik atau masyarakat,” Netty menambahkan. Netty lantas membandingkan pengalamannya ketika masih belia. Sudah lazim bila anak-anak kecil mendapat pesan dari orang tuanya untuk berhatihati dengan orang yang tidak dikenal. Pesan itu pula yang masih terngiang di telinga Netty setiap kali berangkat sekolah. “Ketika saya kecil, pesan ibu dan bapak masih terngiang. ‘Nanti pulang sekolah cepat pulang. Kalau ada orang asing mau ganggu cepat lari!’ Kan begitu. Tapi, ternyata hari ini yang harus kita khawatirkan bukan hanya orang asing. Bukan hanya orang tidak dikenal,” kenang Netty sekaligus menyesalkan terjadinya kasus-kasus kekerasan yang melibatkan orang-orang dekat belakangan ini. Tentu, cerita-cerita kekerasan bukan sematamata propaganda atau kampanye antikekerasan perempuan. Netty yang malang-melintang dalam advokasi kekerasan perempuan dan anak dalam beberapa tahun terakhir mendapati cerita mengerikan ketika menangani korban perkosaan. Begini ceritanya. Sebut saja di salah satu kabupaten ada seorang anak berusia 7 tahun yang mencabuli adik kandungnya sendiri yang berusia 5 tahun. Ada lagi anak usia delapan tahun diperkosa oleh tiga orang bersama-sama yang pelakunya adalah ayahnya, kakaknya, dan pamannya sampai usia 12 tahun. Anak ini menstruasi tiga kali kemudian hamil dan melahirkan seorang bayi lakilaki.

“Satu sisi kita percaya bahwa keluarga merupakan tempat persemaian nilai-nilai kebaikan, budi pekerti, termasuk membangun karakter. Tetapi, di sisi lain keluarga mengalami ancaman. Hari ini di tengah kemajuan zaman, kemajuan teknologi, dan kecepatan informasi tidak dapat elakkan, kita melihat banyak pasangan-pasangan suami-istri tidak mampu menjalankan fungsi dan perannya. Kalau kemudian dalam undang-undang disebutkan ada sejumlah fungsi keluarga, ternyata hari ini kita melihat banyak keluarga menjadi masalah bagi perjalanan bangsa ini ke depan,” keluhnya.

“Jadi ini menjadi sebuah tantangan institusi keluarga ini diuji, Pak Gilar. Mari kita pahami bahwa keluarga ini menjadi tema yang sangat penting. Ternyata keluarga sedang mengalami ujian. Satu sisi kita percaya keluarga adalah institusi sakral, institusi yang dipercaya mampu melahirkan anakanak yang berkarakter,” ungkap Netty sambil menyapa Sugilar, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat. Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat ini yakin keluarga menjadi potret sebuah bangsa. Ketika keluarga kokoh dan tangguh, maka akan jadi kontributor bagi perjalanan bangsa ini ke depan. Dia menyayangkan ketika seseorang berbicara

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


31 BINA BANGSOS keluarga seringkali membuat jarak antara keluarga sendiri dengan keluarga orang lain. Kita seringkali membuat jarak antara keluarga dengan masyarakat. Alasannya, sebagian besar orang menganggap keluarganya baik-baik saja. Memiliki suami baik, setia, sukses berkarier, dan lain-lain. Padahal, tidak semua keluarga seberuntung keluarga-keluarga tadi. Boleh jadi masih terdapat tetangga dengan lantai masih terbuat tanah. Dinding boleh jadi terbuat dari anyaman bambu yang di sana masih terdapat bolong-bolong. Bukan tidak mungkin keluarga-keluarga prasejahtera ini hanya memiliki satu kamar tidur atau tidak punya sama sekali. Tak ada lagi sekat antara ruang tidur anak dan orang tua.

bergelimpangan karena terjebak pada pergaulan bebas, melakukan seks berisiko, termasuk juga menjadi pengguna narkoba, mmenjadi pelaku kejahatan, terpapar pornografi. Setiap hari tidak ada yang dipikirkan kecuali kesenangan semu, termasuk adiktif terhadap tayangan-tayangan yang tidak dapat kita hindarkan ada di sebuah kotak ajaib yang bernama televisi. Termasuk ada di sebuah kotak ajaib yang secara sadar Bapak dan Ibu berikan langsung kepada anak-anak di rumah tanpa regulasi, tanpa edukasi,” tandas Netty.

Netty percaya tidak terpisahnya ruang tidur antara anak dan orang tua merupakan awal bencana. Inilah bibit kekerasan inses atau kekerasan seksual yang sedarah. Atas alasan ekonomi plus minimnya pengetahuan, orang tua merasa tidak perlu memisahkan kamar tidur anak dengan kamar tidur orang tua. Hal itu pula yang ditemukan Netty saat menangani korban kekerasan sedarah. “Ketika ditanya mengapa seperti itu? Dia jawab, ‘Bapak dan ibu mengira aku sudah tidur. Padahal aku melihat apa yang mereka lakukan.’ Naudzubillahi min dzalik. Makanya menjadi bencana buat masa depan bangsa ini kalau kita membuat jarak antara masalah sosial dengan keberadaan kita. Kita sering katakan itu urusan orang lain. Itu masalah kamu, bukan masalah saya. Kalau meminjam anak muda, ‘Itu derita loe, bukan gue.’ Betul, nggak?” papar Netty. Perempuan yang dinobatkan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta sebagai local hero dalam memerangi praktik perdangan manusia (human trafficking) ini mengingatkan beratnya tantangan perempuan Indonesia ke depan. Terlebih dengan diberlakukannya era perdagangan bebas ASEAN yang disepakati 10 negara anggota. Sumber daya alam melimpah yang dimiliki Indonesia menjadi tak berarti manakala sumber daya manusia (SDM) Indonesia tidak mampu bersaing dengan para pendatang. “Oke kita maish bangga dengan sebutan Zamrud Katulistiwa, oke kita masih ingat bait-bait syair yang dikumandangkan oleh Koes Plus pada masanya. Kita punya batubara, kita punya bijih besih, kita punya berbagai produk pertanian holtikultura, dan sebagainya. Tapi apa jadinya kalau kemudian SDM yang seharusnya mengelola itu bergeletakkan,

Dampaknya jelas. Sebagan anak sangat hapal dengan lagu Hamil Duluan, Hamil karena Setan, Gadis Bukan Perawan, Mobil Bergoyang, dan lain-lain. Siapa yang salah? “Apa kita mau tunjuk Pak Danlanud? Pak Danlanud gimana kan Bapak sudah jadi komandan, jagain anak-anak di sini. Apa kita mau begitu? Apa kita mau tunjuk Pak Polis?. Pak, masak anak saya pacaran sama tukang es bisa hamil 5 bulan? Bapak apa kerjanya? Masak iya kita akan mengatakan seperti itu sebagai orang tua, sebagai keluarga, sebagai kader, kader PKK, pos KB, PLKB, TPD, atau PIK Remaja. Apa kita akan menunjuk kesalahan itu pada orang lain?” Netty menambahkan. Dia berpesan agar jangan pernah salahkan warga negara asing yang kemudian hari ini merambah Papua untuk membuat pabrik semen. Lalu, di mana pekerja-pekerja Indonesia? Netty khawatir bangsa Indonesia hanya akan jadi penonton. Pemerintah sibuk melakukan rehabilitasi bagi pemuda-pemuda yang seharusnya bisa mengelola sumber daya alam. Netty mengajak semua pihak merenungkan hal itu. Ternyata ada saudara atau tetangga yang hari ini tidak beruntung.(NJP)

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


32 BINA BANGSOS

Ini Dia Inovator, Pemrakarsa, dan Pelopor Jawa Barat

Ada yang istimewa dari perhelatan AIPJB dan PPM tahun ini. Bila sebelumnya, para penerima penghargaan cukup hadir pada saat upacara peringatan Hari Jadi Jawa Barat pada 18 Agustus, tahun ini mereka mendapat perjamuan khusus bersama Gubernur Jawa Barat di Gedung Sate.

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


33 BINA BANGSOS Sundari, Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Jawa Barat Ahmad Hadadi, dan sejumlah pemangku kepentingan lain di Jawa Barat. Malam itu, masing-masing pemenang mendapatkan piagam penghargan, piala, dan dana stimulasi sebesar Rp 50 Juta untuk kategori Inovasi, Rp 25 Juta untuk kategori Prakarsa, dan Rp 50 Juta untuk kategori Pelopor Pemberdayan Masyarakat. Dalam sambutannya, Heryawan mengatakan penghargaan ini adalah sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan kepada masyarakat Jawa Barat yang telah mendedikasikan ide, kreativitas, tenaga, proses inovatif, produk dan perubahan di masyarakat sehingga menggerakan pembangunan. Aher, sapaan akrab Ahmad Heryawan, menyampaikan terima kasih kepada para pemenang dan berharap untuk terus berinovasi, memprakarsai hal-hal baru dalam berbagai bidang dan terus menjadi pelopor dalam berbagai kehidupan. “Ternyata ketika kita gali banyak sekali dari masyarakat kita yang membuat inovasi, prakarsa dan kepeloporan dalam berbagai hal. Saya ucapkan selamat dan apresiasi tinggi apa yang sudah dihadirkan masyarakat Jawa Barat ini,” kata Aher. Dengan adanya anugerah ini menurutnya, masyarakat akan terpacu dan terbangun daya inovasinya untuk menciptakan hal-hal baru. Dengan demikian, akan semakin banyak inovator-inovator, para prakarsa, dan pelopor yang mendaftarkan karyanya baik yang sudah menjadi inovasi maupun gagasan besar.

P

ara pemenang Anugerah Inovasi dan Anugerah Inovasi dan Prakarsa Jawa Barat (AIPJB) dan Pelopor Pemberdayaan Masyarakat (PPM) menjadi tamu istimewa Gubernur Heryawan dan Wakil Gubernur Deddy Mizwar di Aula Barat Gedung Sate pada Senin malam, 15 Agustus 2016. Empat belas tamu istimewa itu terdiri atas lima pemenang kategori Inovasi, empat kategori Prakarsa, dan lima kategori Pelopor Pemberdayaan Masyarakat. Mereka hadir secara khusus pada Malam Anugerah Inovasi, Prakarsa, dan Pelopor Pemberdayaan Masyarakat Jawa Barat 2016. Selain duo Gubernur-Wakil Gubernur, malam spesial tersebut juga turut dihadiri Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat Ineu Purwadewi

“Anugerah ini akan terus kita lanjutkan sebab akan semakin banyak inovator, prakarsa dan pelopor kita yang muncul. Tadi juga ada kepeloporan dan inovasi dalam bidang seni, teknologi, pendidikan, pengolahan pangan dan banyak lagi termasuk inovasi yang sudah kita pertandingkan di tingkat nasional,” ungkapnya. Semua karya inovasi ini selanjutnya akan dikembangkan lebih lanjut oleh BP3IPTEK Jabar, lembaga yang menangani pengembangan dan penerapan teknologi ini akan meneliti dan mengkoordinasikan hasil-hasil penemuan masyarakat ini untuk didayagunakan lebih luas sehingga dapat meningkatkan perekonomian. “Saya sudah tugaskan BP3IPTEK untuk meneliti dan mengkoordinasikan dengan para penerima anugerah agar inovasi mereka dapat dikembangkan menjadi skala perekonomian sehingga teknologi berdampak pada kemakmuran,” ujarnya.

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


34 BINA BANGSOS Kepala Biro Pengembangan Sosial Setda Provinsi Jawa Barat Ruddy Gandakusumah menjelaskan perbedaan pada ketiga kategori anugerah ini. Kategori Inovasi merujuk pada metode, ide atau produk baru bernilai ekonomis dan telah memiliki nilai tambah yang manfaatnya dirasakan oleh masyarakat. Kategori Prakarsa diklasifikasikan pada pemikiran atau gagasan yang telah dituangkan dalam bentuk model, desain, konsep maupun prototipe akhir. Gagasan ini telah melalui pengujian atau pembuktian skala kecil untuk memperlihatkan bahwa secara teknis, ekonomis, sosial dan lingkungan prakarsa tersebut dapat direalisasikan. “Sedangkan kategori Pelopor Pemberdayaan Masyarakat merupakan pengakuan dan apresiasi Gubernur Jabar bagi masyarakat yang telah memberikan pengabdian dan darma bakti melalui upaya pemberdayaan masyarakat yang dengan nyata telah meningkatkan taraf hidup masyarakat,” jelas Ruddy.

Tahun ini merupakan penyelenggaraan keenam bagi penyelenggaraan Anugerah Inovasi, kali keempat bagi Anugerah Prakasa, dan kali kedua bagi Anugerah Pelopor Pemberdayaan Masyarakat Jawa Barat. Topik yang diajukan untuk anugerah inovasi, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat Jawa Barat 2016 ini adalah pendidikan, kesehatan, pangan, energi, seni budaya, pariwisata, infrastruktur, dan lingkungan hidup. Penerima anugerah ditentukan melalui penilaian yang dilakukan tim independen dari sejumlah perguruan tinggi terkemuka di Jawa Barat. Penilai AIPJB terdiri atas Ir Sondi Kuswaryan MS (Unpad), Dr Reginawanti Hindersah MP (Unpad), Dr Nathanael P Tandian MSc (ITB), Dr dr Denny K Sunjaya (Unpad), Prof Dr Dasim Budimansyah (UPI), Dr Rer nat Ir Suseno Amien (Unpad), dan Dr Y Martinus Pasaribu MSn (ITB). Sementara tim penilai PPM terdiri atas Dr Yadi Ruyadi M Si (UPI), Dr Arthur S Nalan SSen MHum (ISBI), Ir Sondi Kuswaryan MS (Unpad), Dr Reginawanti Hindersah MP (Unpad), dan Meiti Subhardini PhD (STKS).(TIM WB)

Penerima AIPJB dan PPM 2016 Kategori Inovasi Denny (Garut)

Domba Catwalk sebagai Tontonan Alternatif Seni dan Budaya di Jawa Barat

Devan Dede Purnama (Kuningan)

Produk Jenifer atau Jeruk Nipis Peras yang Bermanfaat Bagi Kesehatan

Prof. Dr. Ir. Lucky Abdullah (Bogor)

Pencipta Konsentrat Hijau, Sebuah Protein untuk Peternakan dan Perikanan

Prof. Dr. Linawati (Tasikmalaya)

Peneliti Rumput Laut Coklat yang Dimanfaatkan untuk Kecantikan

Dr. Siti Numatin (Bogor)

Penyulap Limbah Sawit Menjadi Produk Helm Ramah Lingkungan

Kategori Prakarsa Abdul Latief (Indramayu)

Memprakarsai Penanaman dan Pengelolaan Mangrove Menjadi Aneka Pangan

Dr. Ir. Hardjo Widjoyo (Bandung)

Hari Nugrah Mawardi (Garut)

Pengembangan Skill Design bagi Perajin Sangkar Burung

Andar Bagus (Cirebon)

Membuat Sistem Pembelajaran Design Terpadu Bagi Pelaku Usaha Meubel

Kategori Pelopor Pemberdayaan Masyarakat Nurhamid Karna Atmadja (Cianjur)

Pemberdayaan kepada Masyarakat yang Mengalami Gangguan Kesehatan Jiwa

Alimuli (Ciamis)

Menjadikan Dusun Linggamanik Ciamis menjadi Kampung Angklung untuk Pelestarian Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat

Irman Irdasa (Tasikmalaya)

Pemberdayaan Masyarakat Menabung Sampah

Nani Yuningsih (Bandung)

Pos Pemberdayaan Keluarga untuk peningkatan IPM

Indra Darnawan (Bandung Barat)

Pelestarian Sungai Citarum Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

Membuat Sistem Penunjang Keputusan untuk Ketahanan Pangan

WARTA BANGSOS • NOMOR 4 • Desember 2016


HALAMAN KOSONG TIDAK DIBUAT PLAT



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.