E learning, Biar Nggak Garing

Page 1

Muhammad Choiru Nasta’in 14150058


A. Prolog E-Learning Perlu kita sadari bahwa perkembangan zaman berkembang begitu cepat. Salah satunya disebabkan oleh perkembangan teknologi di berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, ekonomi, sosial, dan aspek-aspek lainnya. Banyak bermunculan inovasi yang sangat beragam dan canggih di dalamnya. Hal ini dipicu oleh keinginan manusia untuk serba cepat dan mudah dalam berbagai aktivitasnya. Globalisasi telah merubah pemikiran dan perilaku manusia menjadi semakin maju. Hubungan antar daerah di seluruh dunia seakan sudah tiada batas. Meski di dalam kamar berbekal handphone, tab, laptop dan berbagai macam gadget lainnya serta koneksi internet, mereka mampu menjelajahi dunia melalui informasi dan komunikasi yang dapat diakses dengan mudah dan cepat. Jaringan internet yang sudah mencakup hampir di segala aspek kehidupan, membuat aktivitas banyak dialihkan ke dalamnya. Apalagi didukung kebutuhan dasar manusia yaitu eksistensi atau pengakuan publik membuat mereka sering menghabiskan waktunya di dunia maya. Fenomena seperti ini tidak mungkin kita hindari, tapi perlu kita cari celah kemaslahatannya. Seperti halnya dalam bidang pendidikan. Tugas kita bukan menghindarkan pendidikan dari globalisasi, tapi bagaimana pendidikan menghadapi globalisasi. Segala kemudahan yang disuguhkan teknologi saat ini perlu kita ambil kemanfaatannya di antara resiko-resiko yang menghantui. Jika tak dapat mengambil secara keseluruhan, setidaknya tidak meninggalkan secara keseluruhan. Karena setiap makhluk pasti ada manfaatnya, seperti halnya kemajuan zaman seperti sekarang ini.


Salah satu upaya untuk mengikuti perkembangan teknologi ialah dengan adanya E-Learning. Alangkah baiknya jika E-Learning diterapkan di lembagalembaga pendidikan yang sistem pembelajarannya telah mendukung untuk mengarah ke sana. Banyak hal yang bisa dilakukan dalam E-Learning untuk membantu pembelajaran mencapai tujuannya. Sehingga, penting sekali ELearning ini diterapkan.

B. Pengertian E-Learning Kita perlu tahu dulu nih, apa itu E-Learning. Secara bahasa, E-Learning berasal dari dua kata, yaitu Electronic dan Learning. Electronik menurut KBBI adalah hal atau benda yang menggunakan alat-alat yang dibentuk atau bekerja atas dasar elektronika, sedangkan Learning adalah pembelajaran. Secara istilah, ada beberapa pendapat dari para pakar. Menurut Michael, E-Learning merupakan pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran. Dari pendapat tersebut dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa, setiap pembelajaran yang menggunakan sistem elektronik atau komputer sebagai penunjang proses pembelajaran itu termasuk E-Learning. Sedangkan menurut Ardiansyah, E-Learning adalah sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan siswa. Dia berasumsi bahwa pembelajaran yang memungkinkan untuk bisa terlaksana tanpa tatap muka bisa disebut sebagai E-Learning, tanpa ada penekanan pada penggunaan media elektronik. Pada zaman seperti sekarang ini, untuk menciptakan pembelajaran seperti itu kiranya tetap butuh media. Sehingga pembelajaran tanpa tatap muka itu pasti menggunakan media, meski tidak disebutkan secara jelas. Sehingga dapat disebut E-Learning asalkan


memungkinkan untuk tanpa tatap muka, walaupun media yang digunakan bukan elektronik. Sedangkan menurut Chandrawati, E-Learning adalah proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran dengan teknologi. Pendapat ini memiliki pengertian yang lebih sempit, karena proses pembelajaran baru bisa disebut E-Learning ketika terjadi pembelajaran jarak jauh. Pengertian Teknologi di sini adalah bersifat makro, yang berarti segala upaya manusia untuk mempermudah urusannya disebut dengan teknologi. Sedangkan teknologi dalam pengertian mikro, berarti sebuah sistem alat elektronik yang digunakan manusia untuk mempermudah urusannya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa ELearning merupakan pembelajaran yang menggunakan media non-elektronik maupun elektronik dengan berbagai jenis dan macamnya, tanpa harus tatap muka, dan bisa terjadi pembelajaran jarak jauh. Namun, istilah E-Learning ini mengandung pengertian elektronik, sehingga menurut saya unsur elektronik dalam sistem maupun proses pembelajarannya tidak bisa dihilangkan. Jika dihilangkan, maka istilah E-Learning menjadi kurang tepat.

C. Karakteristik E-Learning Setelah tahu pengertian E-Learning, sekarang coba kita diskusikan tentang kerakteristik E-Learning. Kita sadur pendapatnya Rosenberg bahwa karakteristik Elearning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. E-Learning merupakan sistem jaringan, baik internet, LAN dan lain-lain, sehingga mampu menghubungkan komponen satu sama lain dengan mudah dan


cepat. Seperti halnya ketika dalam pembelajaran. Pendidik, peserta didik, materi pembelajaran, latihan-latihan saling terintegrasi satu sama lain. Keadaan seperti ini sangat menguntungkan bagi keberlangsungan proses pembelajaran. Transfer pengetahuan antara pendidik dan peserta didik dapat dengan mudah dilakukan. Hal ini mendukung siswa untuk mampu mengoptimalkan belajarnya secara mandiri. Kontrol pendidik terhadap perkembangan peserta didik juga sangat mudah dan cepat bahkan realtime. Integrasi antar komponen sistem pembelajaran yang begitu efektif dan efisien tersebut membuat proses pembelajaran menjadi semakin berkualitas. Proses evaluasi sebagai upaya mengukur tingkat pencapaian tujuan menjadi mudah dilakukan. Sehingga, pemberian tindakan yang tepat untuk permasalahan dalam proses pembelajaran pun dapat segera dilakukan. Komunikasi antara pendidik dan peserta didik dalam sistem E-Learning sangat mudah dilakukan, bahkan bisa secara realtime. Sharing pembelajaran dan informasi pun bisa dilakukan dengan cepat dan mudah. Sehingga, E-Learning jelas memiliki kontribusi yang besar bagi keberlangsungan peningkatan kualitas pendidikan. Karakteristik E-learning menurut Nursalam adalah: 1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. 2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks) 3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja.


4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

D. Penerapan E-Learning Salah satu upaya pendidik dalam menerapkan E-learning adalah menghadirkan alat elektronik yang berisi pesan dan informasi beserta program penggunaannya atau bisa kita sebut sebagai media pembelajaran. Pesan dan informasi harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, terutama materi yang dipelajari, serta rambu-rambunya agar tidak melebar kemana-mana yang berakibat pada berkurangnya efektifitas pembelajaran. Media pembelajaran di sini banyak sekali macamnya. Bisa audio, visual, maupun audio visual. Bisa berbasis offline maupun online. Kreatifitas dan pengalaman guru sangat diperlukan dalam pemilihan media. Program penggunaan yang dimaksud adalah cara dan waktu penggunaannya. Penguasaan pendidik pada cara penggunaan ini yang perlu ditingkatkan. Tidak jarang pendidik kurang terampil saat menggunakan media, sehingga jam pembelajaran menjadi tersita sia-sia hanya untuk penyiapan media atau kadang saat proses penggunaan terjadi masalah. Pendidik juga perlu mempunyai strategi saat terjadi masalah di tengah-tengah proses pembelajaran. Hal ini penting dilakukan karena tidak menutup kemungkinan media elektronik bermasalah secara mendadak. Dalam program penggunaan media juga diperlukan manajemen waktu penggunaan. Digunakan di semua sesi pembelajaran, atau hanya di beberapa sesi saja, seperti di pendahuluan, inti, atau penutup. Hal ini penting untuk disiapkan agar penggunaan media sesuai yang diharapkan. Termasuk penyesuaian terhadap karakteristik siswa juga perlu diperhatikan sejak awal. Sebagus apapun media jika tidak disesuaikan dengan kemampuan siswa, maka bisa dipastikan akan muncul


kendala-kendala dalam proses pembelajaran. Bisa jadi media bukan menjadi penunjang, tapi malah menjadi penghambat pembelajaran.

E. Manfaat E-learning Manfaat E-learning adalah: 1. Fleksibel. E-learning memberi fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses perjalanan. 2. Belajar Mandiri. E-learning memberi kesempatan bagi pembelajar secara mandiri memegang kendali atas keberhasilan belajar. 3. Efisiensi Biaya. E-learning memberi efisiensi biaya bagi administrasi penyelenggara, efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar dan efisiensi biaya bagi pembelajar adalah biaya transportasi dan akomodasi. Manfaat E-learning menurut Pranoto, dkk (2009:309) adalah: 1. Penggunaan E-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar dapat meningkatkan daya serap mahasiswa atas materi yang diajarkan. 2. Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa. 3. Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa. 4. Meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa. 5. Meningkatkan kualitas materi pendidik dan pelatihan. 6. Meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, dimana dengan perangkat biasa sulit dilakukan.

F. Kelebihan E-learning


Kelebihan E-learning ialah memberikan fleksibilitas, interaktivitas, kecepatan, visualisasi melalui berbagai kelebihan dari masing-masing media (Sujana, 2005 : 253 ). Menurut L. Tjokro (2009:187), E-learning memiliki banyak kelebihan yaitu : 1. Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia berupa gambar, teks, animasi, suara, video. 2. Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur, tidak perlu minimum audiensi, bisa dimana saja, bisa kapan saja, murah untuk diperbanyak. 3. Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung pada pokok bahasan, mata pelajaran sesuai kebutuhan. 4. Tersedia 24 jam/hari – 7 hari/minggu, artinya penguaasaan materi tergantung pada semangat dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji dengan e-test.

G. Kekurangan E-learning Kekurangan E-learning menurut L. Gavrilova (2006:354) adalah pembelajaran dengan model E-learning membutuhkan peralatan tambahan yang lebih (seperti komputer, monitor, keyboard, dsb). Kekurangan E-learning yang diuraikan oleh Nursalam (2008:140) sebagai berikut : 1. Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar pelajar itu sendiri. 2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis/komersial. 3. Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.


Daftar Bacaan Allen, Michael. 2013. Michael Allen’s Guide to E-learning. Canada : John Wiley & Sons. Ardiansyah, Ivan. 2013. Eksplorasi Pola Komunikasi dalam Diskusi Menggunakan Moddle pada Perkuliahan Simulasi Pembelajaran Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung-Indonesia. Chandrawati, Sri Rahayu. 2010. Pemanfaatan E-learning dalam Pembelajaran. No 2 Vol. 8. http://jurnal.untan.ac.id/ L. Tjokro, Sutanto. 2009. Presentasi yang Mencekam. Jakarta: Elex Media Komputindo. L. Gavrilova, Marina. 2006. Computational Science and Its Applications - ICCSA 2006: 6th International Conference. Glasgow, UK: Springer. Nursalam dan Ferry Efendi. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Pranoto, Alvini.dkk. 2009. Sains dan Teknologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sujana, Janti Gristinawati dan Yuyu Yulia. 2005. Perkembangan Perpustakaan di Indonesia. Bogor: IPB Press.


Profil Penulis

‫السالم عليكم ورمحة هللا وبركاته‬ Nama saya Muhammad Choiru Nasta’in, bisa dipanggil Nasta’in. Saya lahir di tahun 1995 bulan Desember, tepatnya tanggal 8. Tanah kelahiran saya Arema tepi batas, tepatnya di Donomulyo, Kabupaten Malang. Masih terbilang anak desa, tapi kualitas kota, Aamiin. Di sanalah saya megenyam pendidikan dasar, menengah dan atas. Saya alumni SDN Purworejo 1, MTsN Donomulyo, yang sekarang MTsN 5 Malang, serta MAN Gondanglegi, yang sekarang MAN 1 Malang. Alhamdulillah diberikan kesempatan untuk belajar di Pondok Pesantren Baitul Karim. Meski hanya selama 3 tahun, saya sangat bersyukur, setidaknya pernah merasakan dinamika di dunia pesantren. Dari pesantren ini juga menginspirasi saya untuk mengambil studi perguruan tinggi, tepatnya UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Saya merasa Bahasa Arab itu penting, baik dipelajari maupun diajarkan. Maka dari itu, hati saya tergerak untuk ke sana. Belajar bisa seumur hidup, tapi mengajar itu butuh belajar lebih. Keseharian saya di bangku kuliah ini, adalah belajar, baik di kampus maupun di pesantren. Di masa perkuliahan saya ini, saya tidak sanggup meninggalkan dunia kepesantrenan, karena disana mengajarkan saya banyak hal, bukan hanya ilmu, tapi juga amaliah. Sehingga, setelah selesai di Ma’had Kampus selama 2 semester, satu dan dua, akhirnya saya memutuskan untuk tinggal di pesantren, tepatnya Pondok Pesantren Nurul Islam, Badud, Karangbesuku, Sukun, Kota Malang. Selain belajar, alhamdulillah saya juga mendapat kesempatan untuk mengajar di pondok dan TPQ Nurul Huda. Selain karena mengabdikan diri, kesempatan ini bisa menjadi pengalaman mengajar. Untuk organisasi yang masih aktif, yakni di Fortys, Forum TPQ Yayasan Sabilillah. Terlibat di kepengurusan harian. Untuk lebih lengkapnya bisa hubungi saya di, Email

: nastain707@gmail.com

Nomor Telepon : 085-791-576-707 / 082-132-680-707 Facebook

: Muhammad Choiru Nasta’in (A’in)

Instagram

: @nastain707

Blog

: nastain707.blogspot.com

‫والسالم عليكم ورمحة هللا وبركاته‬



Muhammad Choiru Nasta’in 14150058


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.