Laporan Analisis Wilayah Kabupaten Kendal

Page 1


KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga “Laporan Peta Analisis Kabupaten Kendal� dapat terealisasikan dengan tepat waktu. Atas tersusunnya laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : Bapak Doddy Aditya Iskandar, S.T., MCP, Ph.D. sebagai dosen pembimbing studio kelompok Kabupaten Kendal yang telah memberikan ilmu, keterampilan, nasihat, dan wawasannya selama seluruh proses Studio Analisis Wilayah ini. Bapak Retno Widodo D.P., S.T., M.Sc., Ph.D., Ibu Beti Guswantari, S.Si., M.Eng., Ibu Ratna Eka Suminar, S.T., M.Sc., Ibu Atrida Hardianti, S.T., M.Sc., Ph.D., Bapak Rendy Bayu Aditya, S.T., M.U.P., selaku dosen pengampu mata kuliah Studio Analisis Wilayah yang telah memberikan arahan, kritik, dan saran selama proses Progres 1, Progres 2, Progres 3, dan Display Analisis Wilayah Pemerintah Kabupaten Kendal beserta badan dan satuan kerjanya yang telah membantu dalam pengumpulan data sekunder analisis studio kota ini. Teman-teman mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada yang telah memberikan motivasi, kritik, dan saran dalam penyusunan album peta ini.


TIM PENYUSUN Firman

Nanda

Naufal

46384

45927

46386


Deka

Muti’

Ima

Tika

45923

45926

45928

45922


DAFTAR ISI Kata Pengantar

i

Tim Penyusun

ii

Daftar Isi

iv

BAB 1 Pendahuluan

7

1.1. Latar Belakang

8

1.2. Landasan Hukum

8

1.3. Tujuan Penelitian

9

1.4. Ruang Lingkup

9

1.5. Metode Analisis

10

1.6. Sistematika Penulisan

13

BAB 2 Review Dokumen Perencanaan dan Good Region

14

2.1. Review RTRW Kabupaten Kendal

15

2.1.1 Review Keselarasan RTRW Kendal & Jawa Tengah

15

2.1.2 Relevansi RTRW Kabupaten Kendal 16 dengan RPJP 2.13 Relevansi RTRW Kabupaten Kendal dengan RPJMD

18

BAB 3 Analisis dan Proyeksi

20

Analisis

21

3.1. Fisik Dasar

21

3.2. Kependudukan

29

3.3. Sosial Budaya

35

Studio Kendal 2 |

v


3.4. Ekonomi

39

3.5. Sumber Daya Alam

49

3.6. Keterkaitan Kependudukan, Sosial, Budaya, Ekonomi dan SDA

54

3.7. Sarana dan Prasarana

56

3.8. Struktur Ruang

62

3.9 Pola Ruang

73

Proyeksi

83

Aksesibilitas Sarana-Prasarana

88

BAB 4 Potensi, Masalah, dan Tujuan

90

4.1. Potensi

91

4.2. Masalah

92

BAB 5 Isu Strategis

93

vi

| Laporan Studio Analisis Wilayah



PENDAHULUAN BAB 1


1.1 Latar Belakang Wilayah dalam UU No.26 tahun 2007 adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/ atau aspek fungsional. Peran wilayah dalam sistem negara sangatlah besar, baik ia berperan secara independen maupun dengan aglomerasi wilayah. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan wilayah yang baik untuk mengembangkan potensi wilayah ke tingkat maksimal dan dapat memberikan dampak positif terhadap wilayah itu sendiri dan wilayah di sekitarnya. Menurut undang-undang, perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Sehingga, perencanaan wilayah adalah proses pengelolaan suatu wilayah dalam memanfaatkan sumber dayanya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Terdapat berbagai skala luasan perencanaan, yaitu skala kawasan, kota, wilayah, dan nasional. Dalam Kasus studio ini merupakan perencanaan berskala wilayah. Wilayah yang menjadi subjek penelitian merupakan Kabupaten Kendal. Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten di daerah sepanjang pantai utara Pulau Jawa yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten dengan 20 kecamatan ini memiliki lokasi yang strategis karena berada pada kawasan Kedungsepur serta berbagai faktor lainnya. Dengan potensi industri yang saat ini sedang berkembang pesat dan didukung oleh sektor-sektor lainya Kendal menjadi salah satu kabupaten unggulan Jawa Tengah yang dibuktikan dengan status

Kendal sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Namun, dengan berbagai potensi yang ada, Kabupaten Kendal masih memiliki beberapa permasalahan yang harus diselesaikan. Oleh, karena itu diperlukan analisis lebih lanjut dalam pengembangan

1.2 Landasan Hukum · Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang · Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional · SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan · Keputusan Menteri Pertanian No. 837/ Kpts/Um/11/1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung · Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal Tahun 2011-2031 · Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 2 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Kendal Tahun 2005-2025 · Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021

Studio Kendal 2 |

9


1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Ruang Lingkup

a. Mengumpulkan serta menyusun data menjadi kompilasi data yang memuat data fisik dasar, kependudukan, sosial dan budaya, ekonomi, sarana prasarana, dan fisik ruang berdasarkan kondisi eksisting di Kabupaten Kendal

1.4.1. Ruang Lingkup Areal

b. Menganalisis kompilasi data Kabupaten Kendal untuk mengetahui dan menemukan isu strategis yang ada c. Mengidentifikasi potensi dan masalah yang ada di Kabupaten Kendal d. Menganalisis keterkaitan isu strategis dengan potensi dan masalah yang ada di Kabupaten Kendal

Lingkup spasial dari laporan ini adalah Kabupaten Kendal, Jawa Tengah dengan batas administratif sebagai berikut. 路 Batas Utara : Laut Jawa 路 Batas Timur : Kota Semarang 路 Batas Selatan : Kabupaten Temanggung 路 Batas Barat : Kabupaten Batang 1.4.2. Ruang Lingkup Temporal Lingkup temporal terbagi menjadi dua, yaitu: a) Lingkup waktu data primer: 2-7 September 2019 b) Lingkup waktu data sekunder: tahun 2011-2031 1.4.3. Ruang Lingkup Substansial Lingkup substansional dari laporan analisis wilayah Kabupaten Kendal mencakup fisik dasar, sosial dan kependudukan, ekonomi, sumber daya alam, sarana dan prasarana yang berupa struktur dan pola ruang, serta isu-isu strategis.

10

| Laporan Studio Analisis Wilayah


1.5 Metode Analisis 1.5.1 Analisis Kesesuaian Lahan

B.Indeks Pembangunan Manusia

Dalam melakukan analisis kesesuaian lahan di Kabupaten Kendal, acuan yang digunakan dalam analisis adalah SK Menteri Pertanian No. 837/KPTS/ UM/11/1980 dan No. 683/KPTS/ UM/8/1981. Unit analisis yang digunakan dalam metode ini adalah Curah Hujan, Kelerengan, dan Jenis Tanah dimana tiap unit analisis tersebut diklasifikasikan menjadi beberapa kriteria dengan skor tertentu. Setelah itu dilakukan proses overlay menggunakan GIS, hasil dari kesesuain lahan akan berupa jumlah skor yang nantinya diklasifikasikan menjadi Kawasan Budidaya, Penyangga dan juga Lindung.

IPM merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia melalui perkembangan sebuah wilayah. IPM diukur berdasarkan tiga komponen yaitu angka harapan hidup, angka harapan lama sekolah dan pengeluaran riil perkapita.

1.5.2 Kependudukan A.Proyeksi Penduduk Dalam melakukan proyeksi penduduk, ada beberapa metode yang dapat digunakan yakni metode aritmatika, geometri, dan eksponensial. Untuk memilih salah satu dari ketiga metode tersebut dilakukan pengujian terlebih dahulu dengan membandingkan hasil yang paling mendekati angka realita. Setelah dilakukan pengujian didapati bahwa metode geometri merupkan metode yang paling tepat untuk digunakan dalam memproyeksi penduduk di Kabupaten Kendal. Metode geometri dirumuskan sebagai berikut. Pt = Po (1+r)n Pt= Jumlah penduduk pada tahun (t) Po= Jumlah penduduk pada tahun awal r= Laju pertumbuhan penduduk t= Periode antara waktu awal dan akhir

C.Dependency ratio Biasa disebut juga sebagai angka ketergantungan. Metode ini berguna untuk melihat besarnya penduduk golongan usia produktif (15-64) yang dapat menghasilkan barang atau jasa untuk penduduk golongan usia tidak produktif (<15 & >64). Dependency ratio dirumuskan sebagai berikut.

D.Sex Ratio Sex ratio merupaka metode yang digunakan untuk melihat perbandingan antara jenis kelamin laki-laki dengan jenis kelamin perempuan. Tujuannya adalah untuk mengetahui perubahan dan pola rasio jenis kelamin. Sex ratio dirumuskan sebagai berikut.

1.5.3 Ekonomi A.Struktur Ekonomi Analisis struktur ekonomi digunakan untuk melihat kontribusi sektoral dari

Studio Kendal 2 |

11


tiap sektor yang ada di Kabupaten Kendal. Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan PDRB ADHK per sektor dengan PDRB ADHK total yang kemudian dipersentasekan. Setelah melakukan analisis ini maka akan diketahui sektor yang paling berkontribusi terhadap perekonomian Kendal (Basis) dan mana yang cenderung tidak produktif. B.Sektor Unggulan Dalam menganalisis perekonomian suatu wilayah tidak cukup hanya dengan menggunakan sektor basis saja karena masih merupakan data yang dibandingkan dalam cakupan Kabupaten Kendal saja oleh karena itu analisis sektor unggulan digunakan untuk membandingkan tiap sektor yang ada di Kabupaten Kendal dengan hirarki yang lebih tinggi dalam hal ini Provinsi Jawa Tengah. Ada tiga metode analisis sektor unggulan yaitu LQ (Location Quotient), Tipologi Klassen, dan Shift Share. Analisis Location Quotient digunakan untuk melihat sektor yang menjadi spesialisasi Kabupaten Kendal. Tipologi Klassen digunakan untuk melihat potensi dari tiap sektor yang ada dengan membandingkan terhadap Jawa Tengah, dalam metode ini digunakan angka ratarata pertumbuhan dan kontribusi tiap sektor. Sedangkan metode shift share digunakan untuk mengukur kekuatan kontribusi sektor dengan menggunakan data yang time series sehingga pola perubahannya dapat dilihat, dalam metode ini terdapat tiga komponen yang menjadi pertimbangan yaitu Pertumbuhan Nasional (National Share), Bauran Industri (Industrial Mix), dan Kompetitif Sektoral (Regional Share). 1.5.4 Sumber Daya Alam Sumber daya alam mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan 12

| Laporan Studio Analisis Wilayah

suatu wilayah, oleh karena itu perlu dilakukan analisis sumber daya alam untuk mengetahui status sumber daya alam yang ada dari waktu ke waktu baik status mengenai cadangan/potensi yang masih ada, tingkat pemanfaatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakproduktivitasan suatu komoditas. Dalam hal ini untuk menganalisis sumber daya alam dilakukan dengan metode neraca sumber daya alam yang dirumuskan sebagai berikut. Potensi (Aktiva) – Penggunaan (Passiva) = Cadangan (Fisik & Moneter) 1.5.5 Struktur Ruang Analisis struktur ruang dilakukan dengan menggunakan beberapa metode untuk menggambarkan distribusi simpul-simpul pusat kegiatan dan permukiman. Tujuan dilakukannya analisis ini untuk melihat hubungan keterkatian pada pemanfaatan ruang yang ada dengan peran pelayanan, kualitas konektivitas dan aksesibilitas keterjangkauannya. Tiga komponen utama dalam menganalisis struktur ruang yaitu : 1. Evaluasi struktur/hierarki pusat-pusat kegiatan (ekonomi dan sosial). 2. Evaluasi jaringan dan konektivitas antar pusat kegiatan 3. Evaluasi ketersediaan infrastruktur (fasilitas sosial dan fasilitas umum) Berikut ini adalah tahapan menganalisis struktur ruang :

dalam

1. Meninjau kesesuaian kondisi eksisting dengan rencana struktur yang tertera dalam dokumen RTRW 2011-2031 Kabupaten Kendal. Tujuan dilakukannya hal ini adalah untuk melihat persebaran simpul-simpul permukiman dan pusatpusat kegiatan Kabupaten Kendal. Kemudian setelah itu dilakukan


pembobotan performa pelayanan pusat berdasarkan hasil analisis surveri primer dan survei sekunder. 2. Metode Skalogram, sebagai piranti penghitung ketersediaan sarana dan prasarana di pusat-pusat kegiatan dan sebagai penentua hierarki pelayanan secara teoritis. 3. Penghitungan Indeks Konektivitas dan Aksesibilitas sebagai dasar penilaian kinerja jaringan jalan berdasarkan SK Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No 534/KPTS/M/2001. 1.5.6 Pola Ruang Analisis pola ruang dilakukan dengan mengkaji guna lahan eksisting dan relevansinya dengan rencana tata ruang yang ada. Tujuan utama dari analisis pola ruang adalah sebagai penilaian terhadap upaya Kabupaten Kendal dalam menyeimbangkan keberlanjutan daya dukung dan daya tamping lingkungannya. Landasan utama dari analisis pola ruang adalah SK Mentan No 837/KPTS/UM/11/1980 sehingga acuan tersebut berada pada posisi tertinggi dalam tahap analisis. Tahapan pertama kali dalam analisis pola ruang adalah analisis sensitivitas ekologi, analisis ini ditujukan untuk mengetahui lahan-lahan yang dapat dikembangkan tanpa mengganggu eksosistem sekitar. Analisis dilakukakan dengan dasar teori dari evaluasi berbasis daya dukunh lahan perkotaan (ULCC) pada analisis sensitivitas ekologis. Analisis menggunakan GIS dengan kriteria seperti kondisi topografi, tipe penggunaan lahan, intensitas pembangunan perkotaan, dan sensitivitas lingkungan ekologis (Tsou,2017). Setelah itu dilakukan overlay dengan bobot yang ditentukan berdasarkan metode AHP.

Setelah itu tahap selanjutnya adalah analisis kerawanan bencana menggunakan metode Spatial MultiCriteria Analysis (SMCA), bencana yang dianalisis adalah bencana banjir dan juga longsor. Metode yang digunakan tidak jauh berbeda dengan analisis sensitivitas dimana setiap kriteria akan dioverlay dengan bobot yang berdasarkan AHP. Kemudian akan diperoleh peta kerawanan banjir dan juga longsor di Kabupaten Kendal. Tahap terakhir adalah overlay dari peta sensitivitas, rawan banjir, dan rawan longsor. Setelah itu maka dilakukan perbandingan terhadap kondisi eksisting pola ruang yang ada di Kabupaten Kendal untuk melihat tingkat kesesuaiannya.

Studio Kendal 2 |

13


1.6 Metode Penulisan · Pendahuluan Terdiri dari latar belakang, landasan hukum, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, metode analisis, dan sistematika penulisan. · Review Dokumen Perencanaan Mereview dokumen yang berkaitan dengan perencanaan tata ruang (RTRW) dan dokumen pembangunan (RPJPD dan RPJMD). · Analisis dan Proyeksi Memuat hasil analisis dan proyeksi tiap aspek seperti fisik dasar, kependudukan, ekonomi, sosial budaya, sarana prasarana, serta ekonomi yang ada di Kabupaten Kendal. · Potensi dan Masalah Memuat potensi yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan oleh Kabupaten Kendal serta masalahmasalah yang dihadapi oleh Kabupaten Kendal. · Isu Strategis Memuat isu-isu yang terjadi di Kabupaten Kendal yang relevan dengan perencanaan tata ruang serta rekomendasi-rekomendasi penyelesaian isu-isu tersebut. · Arah Pengembangan Memuat rekomendasi berupa strategi perencanaan yang dapat membantu meningkatkan performa Kabupaten Kendal. 14

| Laporan Studio Analisis Wilayah


REVIEW DOKUMEN BAB 2


2.1 Review RTRW Kab. Kendal Review Dokumen pembangunan Kabupaten Kendal terdiri dari dokumen RTRW Kabupaten Kendal 2011-2031, RPJP Kabupaten Kendal 2005-2025 dan RPJMD Kabupaten Kendal 2016-2021. Review ini dibagi menjadi dua tahap, yang pertama adalah melihat relevansi antara RTRW Kabupaten Kendal 20112031 terhadap RPJP Kabupaten Kendal 2005-2025 kemudian yang kedua RPJMD Kabupaten Kendal 2016-2021 terhadap RPJP Kabupaten Kendal 2005-2025 dengan cara menggunakan tabel kesesuian, dimana jika sesuai atau memiliki relevansi akan diberi nilai 1 dan jika tidak maka akan diberi nilai 0 dimana hasil tabel ini nantinya dibuat dalam lampiran. Selain itu review ini juga membandingkan dokumen Kabupaten Kendal dengan wilayah dengan hirarki yang lebih tinggi yaitu Jawa Tengah dengan tujuan juga untuk melihat relevansinya.

16

| Laporan Studio Analisis Wilayah

2.1.2 Review Keselarasan RTRW Kabupaten Kendal terhadap RTRW Provinsi Jawa Tengah Keselarasan perencanaan perlu diadakan agar terjadi keharmonisan rencana antara rencana dengan rencana umum diatasnya. selain menciptakan keharmonisan antar rencana, hasil implementasi rencana tersebut akan harmonis pula dengan daerah sekitarnya. RTRW Provinsi Jawa Tengah memiliki total 32 kebijakan yang menyangkut Kabupaten Kendal. Sedangkan dalam RTRW Kabupaten Kendal hanya 29 kebijakan yang tertuang, atau 90 % selaras dengan RTRW Provinsi Jawa Tengah. 3 kebijakan yang tak tertuang antara lain, dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah ditetapkan luas pertanian lahan basah dan lahan kering secara spesifik. Sedangkan dalam RTRW Kabupaten Kendal hanya ditetapkan kawasan pertanian secara umum. Selain itu, dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah ditetapkan kawasan berikat di Kabupaten Kendal. Akan tetapi, tidak ada ketentuan lebih lanjut yang dibahas di RTRW Kabupaten Kendal.


2.1.2 RTRW Kabupaten Kendal dengan RPJP 2005-2025 Hubungan Antara RTRW kabupaten Kendal (PERDA No.20 Tahun 2011 Tentang Rencanan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal 2011-2031) dengan RPJP Kabupaten Kendal (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2005 – 2025), dimuat dalam tabel deskriptif relevansi dibawah ini. RPJP KABUPATEN KENDAL 2005-2025 Visi point A “Terwujudnya masyarakat Kabupaten Kendal yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab” (Hal. 29) Visi Point B “Terwujudnya masyarakat yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera”

RTRW KABUPATEN KENDAL 2011-2031 Sesuai dengan Pasal 1 Mengenai perlindungan kawasan cagar budaya serta pengembangan kawasan wisata religi (Hal 10)

Visi Point C “Terwujudnya Kabupaten Kendal yang demokratis, berlandaskan hukum dan berkeadilan”

Hal ini didukung dengan RTRW pada Pasal 2 yang memuat tujuan penataan ruang yaitu mewujudkan masyarakat adil sejahtera; Pasal 4 ayat 12 tentang peningkatan fungsi kawasan pertahanan didukung dengan RTRW pada Pasal 4 ayat 12 tentang peningkatan fungsi kawasan pertahanan Sesuai dengan : Pasal 4 ayat 10 tentang pengembangan sarana dan prasana permukiman Pasal 8, 9, 10, dan 11 tentang pengembangan sarana transportasi

Visi Point D “ Terwujudnya Kabupaten Kendal aman dan damai” Visi Point E “ Terwujudnya pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan”

Sesuai dengan : Pasal 4 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), dan (7) tentang pengembangan ekonomi Pasal 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15 tentang pengembangan sarana dan prasarana

Studio Kendal 2 |

17


Visi Point F “Terwujudnya Kabupaten Kendal yang asri dan lestari”

Visi Point G “Terwujudnya Kabupaten Kendal sebagai wilayah pantai dan pegunungan yang maju” Visi Point H “Terwujudnya peran aktif Kabupaten Kendal dalam pergaulan antarregional, nasional dan internasional”

18

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Sesuai dengan : Pasal 4 ayat 14 tentang pengendalian kawasan lindung Pasal 16 tentang sistem jaringan prasarana persampahan, drainase dan sanitasi Pasal 18 – 33 tentang pengembangan kawasan lindung Sesuai Dengan : Pasal 38 tentang kawasan perikanan Pasal 4 ayat 11 tentang pengendalian kawasan lindung Sesuai Dengan : Pasal 6 tentang pengembangan sistem pusat kegiatan BAB V Pasal 45 tentang Penetapan Kawasan Strategis.


2.1.3 RPJMD 2016-2021 dengan RPJP 20052025 Dari hasil review dokumen perencanaan yang ada di Kabupaten Kendal, dapat disimpulkan bahwa relevansi antar dokumen perencanaan baik dari segi vsi, misi dan tujuan sudah cukup berkaitan dan berkesinambungan, secara hirarki juga dokumen yang disusun sudah menyesuaikan dengan arahan dokumen perencanaan yang diatasnya.

Lalu disimpulkan juga bahwa fokus dari tujuan antar dokumen tersebut adalah peningkatan kesehjateraan masyarakat melalui pemerataan ekonomi, dengan konteks wilayah industri yang didukung oleh pertanian, hal ini juga didukung oleh kondisi eksisting kemiskinan Kabupaten Kendal yang masih tergolong tinggi serta tingkat pendidikan yang masih rendah.

RPJMD Kabupaten Kendal Tahun RPJPD Kabupaten Kendal Tahun 2016-2021 2005-2025 Mewujudkan tatakelola pemerintahan Terwujudnya pembangunan yang lebih yang demokratis, transparan, akuntabel, merata dan berkeadilan. efektif - efisien, bersih, bebas KKN. Terwujudnya Kabupaten Kendal yang demokratis, berlandaskan hukum dan berkeadilan. Menciptakan sumber daya manusia yang Terwujudnya masyarakat Kabupaten cerdas, unggul, serta berakhlak mulia. Kendal yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab. Meningkatkan derajat kesehatan Terwujudnya masyarakat yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang masyarakat, pengendalian penduduk, lebih makmur dan sejahtera. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, penanganan Terwujudnya pembangunan yang lebih bencana, Penyandang Masalah merata dan berkeadilan. Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS), serta penanggulangan kemiskinan. Terwujudnya masyarakat yang berdaya Meningkatkan partisipasi dan keberdayaan pemuda dalam saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera. pembangunan daerah berlandaskan nasionalisme.

Studio Kendal 2 |

19


Mengembangkan potensi ekonomi kerakyatan berbasis sumberdaya lokal.

Memperkuat ketahanan pangan, mengembangkan potensi pertanian, perikanan, dan sumberdaya alam lainnya.

Mengembangkan potensi wisata dan melestarikan seni budaya lokal serta meningkatkan toleransi antar umat beragama. Meningkatkan kualitas serta kuantitas infrastruktur dasar dan penunjang baik di perdesaan maupun perkotaan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Meningkatkan iklim investasi yang kondusif, dan menciptakan lapangan kerja.

20

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Terwujudnya masyarakat yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera. Terwujudnya peran aktif Kabupaten Kendal dalam pergaulan antar regional, nasional. Terwujudnya masyarakat yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera. Terwujudnya Kabupaten Kendal sebagai wilayah pantai dan pegunungan yang maju. Terwujudnya masyarakat Kabupaten Kendal yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab. Terwujudnya Kabupaten Kendal aman dan damai. Terwujudnya pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan.

Terwujudnya masyarakat yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera. Terwujudnya peran aktif Kabupaten Kendal dalam pergaulan antar regional, nasional.


&

ANALISIS REKOMENDASI BAB 3


3.1 Fisik Dasar

Sumber : Baperlitbang Kabupaten Kendal

3.1.1 Kondisi Geografis, Luas dan Batas Wilayah Administrasi

22

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Luas wilayah administrasi tercatat sebesar 100.223Ha, dengan luas wilayah yang terbesar adalah Kecamatan Singorojo, yaitu seluas 11.932Ha atau 11,91 % dari luas Kabupaten Kendal secara keseluruhan. Sedangkan luas wilayah terendah adalah Kecamatan Ringinarum, luas wilayahnya sebesar 2.350Ha atau 2,34 % dari luas Kabupaten Kendal secara keseluruhan. Secara administrasi, Kabupaten Kendal terbagi dalam 20 kecamatan dan 285 desa/ kelurahan.


Untuk melihat luas masing- masing kecamatan di Kabupaten Kendal dapat dilihat dalam Tabel IV-1 berikut : Tabel Luas daerah Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Kendal Tahun 2014 No

Kecamatan

Luas Daerah (Ha)

1

Plantungan

4,882

2

Sukorejo

3

Desa atau Kelurah

%

Jumlah Desa

Blumah, Tlogopayang, Kediten, Wonodadi, Manggungmangu, Tirtomulyo, Jurangagung, Karanangyar, Jati, Bendosari, Wadas, Mojoagung

4.87%

12

7,601

Gentinggunung, Bringinsari, Purwosari, Ngargosari, Pesaren, Tamanrejo, Harjodowo, Peron, Damarjati, Mulyosari, Kalipakis, Trimulyo, Selokaton, Ngadiwarno, Tampingwinarno, Kebumen, Sukorejo, Kalibogor

7.58%

18

Pageruyung

5,143

Gondoharum, Getas Blawong, Parakan Sebaran, Petung, Krikil, Puncakwangi, Pageruyung, Tambahrejo, Gebangan, Surokonto Wetan, Bangunsari, Kebon Gembong, Surokonto Kulon, Pager Gunung

5.13%

14

4

Patean

9,294

Pakisan, Mlatiharjo, Plososari, Wirosari, Pagesari, Selo, Curugsewu, Gedong, Sukomangli, Kalibareng, Kalilumpang, Kalices, Sidokumpul, Sidodadi.

9.27%

14

5

Singorojo

11,932

Cening, Sukodadi, Kaliputh, Getas, Banyuringin, Kedungsari, Ngreanak, Singorojo, Cacaban, Kalirejo, Merbuh, Trayu, Kertosar

11.91%

13

6

Limbangan

7,172

Kedungboto, Pero, Gondang, Pakis, Sumberrahayu, Tambahsari, Limbangan, Pagertoya, Sriwulan, Tabet, Ngesrepbalong, Gonoharjo, Jawisari, Margosari, Tamanrejo, Pagerwojo

7.16%

16

7

Boja

6,409

Purwogondo, Kaligading, Salamsari, Blimbing, Bebengan, Boja, Meteseh, Trisobo, Campurejo, Tampingan, Karangmanggis, Ngabean, Kliris, Puguh, Medono, Pasigitan, Leban, Banjarejo.

6.39%

18

8

Kaliwungu

4,773

Kumpulrejo, Karang Tengah, Sarirejo, Krajan Kulon, Kutoharjo, Nolokarto, Sumberejo, Mororejo, Wonorejo

4.76%

9

9

Kaliwungu Selatan

6,519

Kedungsuren, Jeruk Giling, Darupono, Protomulyo, Magelung, Plantaran, Sukomulyo

6.50%

7

10

Barangsong

3,454

Tunggulsari, Sumur, Penjalin, Kertomulyo, Blorok, Sidorejo, Tosari, Rejosari, Turunrejo, Purwokerto, Brangsong, Kebonadem.

3.45%

12

11

Pegandon

3,112

Pekuncen, Puguh, Wonosari, Dawungsari, Tegorejo, Pesawahan, Karangmulyo, Karangmulyo, Pucangrejo, Gubugsari, Pegandon, Penanggulan

3.11%

12

12

Ngampel

3,388

Winong, Jatirejo, Rejosari, Sumbersari, Kebonagung, Ngampelkulon, Ngampelwetan, Sudipayung, Dempelrejo, Banyuurip, Bojonggede, Putatgede

3.38%

12

13

Gemuh

3,817

Sojomerto, Triharjo, Cempokomulyo, Galih, Pamriyan, Jenarsari, Poncorejo, Gebang, Krompaan, Sedayu, Gemuhblanten, Tamangede, Lumangsari, Johorejo, Tlahab, Pucangrejo.

3.81%

16

14

Ringinarum

2,350

Ngerjo, Kedungsari, Kedunggading, Ringinarum, Tejorejo, Ngawensari, Wungurejo, Rowobranten, Mojo, Purworejo, Pagerdawung, Caruban

2.34%

12

15

Weleri

3,028

Sidomukti, Penyangkringan, Bumiayu, Manggungsari, Sumberagung, Ngasinan, Weleri, Nawangsari, Karangdowo, Penaruban, Sambongsari, Karanganom, Payung, Pucuksari, Taratemulyo, Montongsari.

3.02%

16

Studio Kendal 2 |

23


16

Rowosar

3,264

Tambaksari, Tanjungsari, Parakan, Wonotenggang, Randusari, Karangsari, Tanjunganom, Sendangdawuhan, Pojoksari, Kebonsari, Bulak, Gebanganom, Rowosari, Jatipuro, Gempolsewu, SendangSikucing.

3.26%

16

17

Kangkung

3,898

Sendangkulon, Sendandawung, Sukodadi, Kaliyoso, Gebanganom Wt, Kadilangu, Truko, Lebosari, Kangkung, Laban, Karangmalang Wt, Jungsemi, Tanjungmojo, Rejosari, Kalirejo.

3.89%

15

18

Cepiring

3,008

Pandes, Podosari, Botomulyo, Gondang, Karangsuno, Cepiring, Karangayu, Sidomulyo, Damarsari, Juwiring, Kaliayu, Kalirandugede, Korowelangkulon, Korowelanganyar, Margorejo.

3.00%

15

19

Patebon

4,430

Lanji, Donosari, Margosari, Bulugede, Tambakrejo, Kebonharjo, Purwosari, Jambearum, Purwokerto, Sukolilan, Bangunrejo, Kumpulrejo, Magersari, Wonosari, Kartikajaya, Bangunsari, Pidodo Wetan, Pidodo kulon

4.42%

18

20

Kota Kendal

2,749

Sukodono, Candiroto, Trompo, Jotang, Tunggulrejo, Sijeruk, Jetis, Bangangin, Langenharjo, Kalibuntuwetan, Kebondalem, Ketapang, Banyutowo, Karangsari, Patukangan, Pegulon, Pekauman, Ngilir, Balok, Bandengan.

2.74%

20

100%

285

Jumlah

100,223 Sumber Data: Kabupaten Kendal Dalam Angka Tahun 2014

3.1.2 Konstelasi

Peta Konstelasi Kabupaten Kendal Sumber : Google Maps, 2019

Berbatasan langsung dengan Semarang sebagai PKN, membuat Kendal menjadi salah satu daerah daerah penyangga Kabupaten Semarang. Kendal sendiri termasuk dalam Kawasan Strategis KedungSepur (Kendal-Demak-Ungaran-

24

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Salatiga-Semarang-Purwodadi) yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kedung Sepur terdiri atas lima Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kebupaten Grobogan, dan Kota Salatiga dengan Semarang sebagai kawasan perkotaan inti. Kawasan Perkotaan Kedungsepur termasuk dalam Kawasan Strategis Nasional dengan


dasar penetapan PP No. 26 tahun 2008 tentang RTRWN dengan pertimbangan jumlah penduduk yang padat, luas yang mendominasi, tingkat mobilitas dan pola pergerakan yang tinggi ke Semarang dari kota-kota sekitarnya, serta aspirasi stakeholder (ATRBPN.go.id).

3.1.3 Topografi

Didukung dengan RTRW Prov. Jawa Tengah, yang menyatakan sebagai berikut : Pasal 14 Di dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang menjadi pusat kegiatan nasional (PKN) bersama dengan Semarang, Demak, Ungaran, dan Purwodadi (perkotaan Kedungsepur). Pasal 17 Kedungsepur yang meliputi Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang (Ungaran), Kota Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Grobogan (Purwodadi) memiliki fungsi sebagai Pusat Pelayanan Lokal, Provinsi, Nasional, hingga Internasional. Pasal 20 (3) Kabupaten Kendal diarahkan menjadi pusat pelayanan hingga skala internasional sehingga infrastruktur jalannya juga diarahkan untuk menyokong rencana tersebut. Oleh karena itu, direncanakan adanya ruas baru lingkar metropolitan Kedungsepur. Pasal 100 Kawasan Perkotaan Kedungsepur dan Kawasan Strategis Kendal merupakan kawasan yang direncanakan menjadi kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.

Peta Elevasi Sumber: Open Topograpgy, 2019

Topografi Kabupaten Kendal terbagi dalam tiga jenis,yaitu : daerah pegunungan yang terletak di bagian selatan dengan ketinggian sampai dengan 2.579 mdpl. Suhu berkisar antara 25°C. Daerah perbukitan berada disebelah tengah dan dataran rendah serta pantai disebelah utara dengan ketinggian antara 0s/d10m dpl dan suhu berkisar 27°C. Kecamatan Plantungan merupakan kecamatan dalam wilayah dataran tinggi dengan ketinggian 697m dpl. Begitu pula dengan Kecamatan Sukorejo dengan ketinggian 524 mdpl. Sedangkan Kecamatan Kaliwungu adalah Kecamatan yang memiliki ketinggian terendah diatas permukaan laut, dengan ketinggian 22m dpl.

Studio Kendal 2 |

25


3.1.4 Kelerengan

3.1.5 Litologi

Peta Kelerengan Sumber: Open Topograpgy, 2019

Peta Jenis Tanah Sumber: Baperlitbang Kabupaten Kendal

Kelerengan Kabupaten kendal bervariasi dari bagian utara hingga selatan, Pada daerah utara didominasi oleh kelerengan yang laindai yaitu 0-8% yang cocok untuk daerah perkotaan dan permukiman penduduk. Semakin selatan keleterengan semakin tinggi khusus nya pada daerah Gunung Ungaran yang terletak di bagian tenggara dan Dataran Dieng yang terletak di barat daya kelerengan dapat mencapai lebih dari 40% di beberapa tempat.

Jenis Tanah yang mendominasi kabupaten Kendal adalah jenis tanah Alluvial, andosol serta Latosol, kondisi ini dipengaruhi oleh letak kendal yang berada di bagian utara jawa dengan elevasi dan berbatasan langsung dengan Laut Utara Jawa membuat tanah endapan banyak terdapat di bagian utara. Sedangkan di daerah selatan didominasi oleh Andosol dan tanah Latosol yang merupakan tanah yang umum terdapat pada daerah pegunungan.

26

| Laporan Studio Analisis Wilayah


3.1.6 Curah Hujan

3.1.7 Hidrologi

Peta Curah Hujan Sumber: Baperlitbang Kabupaten Kendal

Peta Hidrologi Sumber: Baperlitbang Kabupaten Kendal

Wilayah Kabupaten Kendal bagian utara yang berdekatan dengan Laut Jawa(dataran rendah), kondisi iklim di daerah tersebut cenderung lebih panas. Sedangkan wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan (dataran tinggi), kondisi iklim di daerah tersebut cenderung lebih sejuk. Curah hujan di wilayah Kabupaten Kendal dipantau melalui 5 tempat pencatatan, yaitu Kendal, Weleri, Kaliwungu, Sukorejo, dan Boja. Berdasarkan pencatatan limastasiun pencatatan hujan, ternyata curahhujan tertinggi berada pada stasiun pencatatan Boja curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari di wilayah pencatatan Boja yaitu sekitar 726 mm. Jumlah curah hujan pada tahun 2018 lebih rendah dibandingkan tahun 2017. Untuk tahun 2018 berkisar 2.055 mm sedangkan untuk tahun 2017 berkisar 2.610 mm.

Kabupaten Kendal termasuk dalam wilayah Sub DAS Bodri, Sub DAS Besar Pemali – Comal – Jratunseluna. Sungai-sungai yang mengalir sebagian besar hulunya masih berada di lingkup Kabupaten Kendal yaitu bagian tengah dan selatan. Secara umum, bagian tengah dan selatan Kabupaten Kendal merupakan daerah resapan air hujan yang diharapkan dapat mengisi akuifer yang berguna sebagai sumber air. Wilayah Daerah Aliran Sungai Kabupaten Kendal itu sendiri dilalui oleh 12 sungai, antara lain Sungai Aji (Kedung Pengilon), Bodri, Blukar, Bulawan, Damar, Kuto, Kentrung, Blorong, Waridin, Buntu, Kendal clan Kedung yang sebagian besar digunakan untuk sistem irigasi teknis persawahan dan perkebunan.

Studio Kendal 2 |

27


3.1.8 Kerawanan Bencana a) Daerah utara yang merupakan daerah pantai dan perkotaan kabupaten Kendal merupakan rawan terhadap bencana banjir, dan frekuensi banjir bertambah setiap tahunnya. Sedangkan bagian selatan kabupaten Kendal yang didominasi oleh relief dataran tinggi rawan terhadap bencana tanah longsor dan selalu terjadi tiap tahun dengan kecamatan. Plantungan dan Limbangan sebagai kecamatan dengan frekuensi kejadian tanah longsor tertinggi

b) Abrasi & permukaan air laut Kendal terletak di bagian utara jawa yang mana berbatasan langsung dengan Laut Jawa, Berdasarkan RTRW Kabupaten Kendal serta RTRW Kabupaten Jateng bagian utara kendal merupakan daerah yang rawan abrasi, bagian utara kendal juga seringkali dilanda banjir Rob. Dilakukam proyeksi kenaikan permukaan air laut untuk mempertimbangkan pembangunan di daerah utara kendal. Proyeksi Kenaikan air laut dilakukan dengan cara melihat kenaikan muka air laut dan trend yang selama ini terjadi. Kenaikan air laut sebesar 0.6 cm pertahun ( Sofyan, 2010 ). Selain itu, trend tidak linier tetapi eksponensial dengan berbagai factor ( Bappenas, 2010 )

Peta Kerawanan Bancana Banjir Sumber: Analisis Tim Studio,2019

Peta Daerah Rawan Abrasi dan Akresi Sumber: Baperlitbang Kabupaten Kendal

Peta Kerawanan Bencana Longsor Sumber: Analisis Tim Studio,2019

28

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus proyeksi geometri, didapati pada t = 10 atau tahun 2029 kenaikan air laut mencapai 9 cm dan t = 20 atau pada tahun 2039 kenaikan airlaut mencapai 15 cm. dampak dari kenaikan air laut tersebut diproyeksikan akan menghilangkan lahan seluas 1025.2 ha pada tahun 2029 dan total 1211.5 ha pada tahun 2039.

Studio Kendal 2 |

29


3.2 Kependudukan & Sosial Budaya 3.2.1 Kependudukan a) Daerah utara yang merupakan daerah pantai dan perkotaan kabupaten Kendal merupakan rawan terhadap bencana banjir, dan frekuensi banjir bertambah setiap tahunnya. Sedangkan bagian selatan kabupaten Kendal yang didominasi oleh relief dataran tinggi rawan terhadap bencana tanah longsor dan selalu terjadi tiap tahun dengan kecamatan. Plantungan dan Limbangan sebagai kecamatan dengan frekuensi kejadian tanah longsor tertinggi Kecamatan

Tahun

Kepadatan Penduduk per km2 (2018)

2012

2013

2014

2015

2016

2017

Plantungan

30.501

30.516

Sukorejo

55.402

56.67

Pageruyung

33.967

Patean

2018

30.336

32.761

32.406

32.504

31.871

653

56.324

59.697

57.863

58.813

58.442

769

34.463

34.329

36.158

34.681

35.579

35.222

695

49.046

49.598

49.603

50.904

49.807

51.134

51.233

554

Singorojo

50.95

51.529

50.416

49.984

50.365

52.199

51.848

435

Limbangan

32.124

31.901

32.881

32.287

33.113

34.053

34.486

481

Boja

70.072

70.527

70.792

69.219

70.993

74.548

75.516

1.178

Kaliwungu

58.322

58.817

58.806

58.192

58.734

60.758

61.409

1.287

Kaliwungu Selatan

43.677

44.264

44.771

44.382

46.959

47.678

47.349

726

Brangsong

44.901

45.626

46.951

46.606

47.538

48.286

49.526

1.434

Pegandon

37.695

38.007

37.777

36.458

36.906

36.264

38.227

1.228

Ngampel

32.923

32.359

33.807

33.525

35.708

34.707

35.79

1.056

Gemuh

50.514

51.144

50.326

49.38

50.041

49.936

51.887

1.559

Ringinarum

34.597

34.523

35.085

34.633

37.204

36.009

36.871

1.569

Weleri

59.419

59.004

58.489

57.362

57.597

58.696

60.167

1.987

Rowosari

54.755

55.304

51.082

50.898

49.618

53.963

52.59

1.611

Kangkung

47.967

48.627

47.713

48.016

48.376

49.165

49.92

1.281

Cepiring

51.38

51.918

50.754

50.662

50.811

50.429

52.666

1.751

Patebon

57.234

57.424

56.576

57.015

57.722

57.628

59.163

1.336

Kendal Kabupaten Kendal

53.047

53.728

54.647

54.827

55.547

56.323

57.503

2.092

948.493

955.949

951.465

952.966

961.989

978.672

991.686

991.46

Sumber: Disdukcapil Kabupaten Kendal 2012-2018

30

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Berdasarkan grafik disamping kecamatan yang paling padat adalah kota Kendal yang merupakan Ibukota kabupaten Kendal sebagai pusat pemerintahan, sedangkan kecamatan dengan kepadatan terendah yaitu kecamatan singorojo yang merupakan kecamatan yang masih banyak didominasi oleh hutan lindung, pertanian, dan perkebunan. a. Laju Pertumbuhan Penduduk Dapat dilihat dari data time series jumlah penduduk Kabupaten Kendal bahwa tren pertumbuhan penduduk di kabupaten ini meningkat setiap tahunnya. Pertambahan penduduk tiap tahunnya juga cenderung meningkat signifikan, hal ini bisa dilihat dari perhitungan laju pertumbuhan penduduk berikut ini, dimana dalam hal ini data yang digunakan adalah data dari tahun 2013 hingga tahun 2018.

Maka dari hasil perhitungan didapat bahwa trend laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Kendal yaitu sebesar 0,74%. Laju pertumbuhan ini nantinya berguna dalam memproyeksikan jumlah penduduk Kabupaten Kendal kedepannya. b. Proyeksi Penduduk Dalam memproyeksikan jumlah penduduk terdapat 3 jenis model yang dapat digunakan, yakni model aritmatik yang biasanya digunakan untuk wilayah kecil dan pertumbuhan penduduknya linear, lalu model geometri yang biasanya digunakan untuk wilayah yang pertumbuhan penduduknya dari sedikit ke banyak, dan yang terakhir adalah model eksponensial yang biasanya digunakan untuk asumsi angka pertumbuhan konstan. Kabupaten Kendal merupakan daerah berkembang dengan pertumbuhan penduduk yang fluktuatif dan cenderung besar sehingga digunakan metode geometrik untuk menghitung proyeksi penduduk Kabupaten Kendal. Berikut adalah perhitungan proyeksi penduduk Kabupaten Kendal selama 20 tahun ke depan menggunakan model geometri. Dalam hal ini perhitungan dilakukan per 5 tahun mengingat laju pertumbuhan yang dipakai menggunakan selisih 5 tahun.

Grafik Proyeksi Penduduk 2018-2038 Sumber: Analisis Penulis, 2019

Studio Kendal 2 |

31


c. Kepadatan Penduduk Kabupaten Kendal Memiliki 20 Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup signifikan perbedaannya. Kecamatan Cepiring menjadi Kecamatan yang memiliki kepadatan tertiggi di Kabupaten Kendal dengan tingat kepadatan penduduk sebesar 2092 jiwa/km2. Selain itu terdapat Kecamatan Singorojo dengan tingkat kepadatan penduduk terendah sebesar 372 jiwa/km2 pada tahun 2018.

Apabila ditelaah lebih lanjut, persebaran penduduk di Kabupaten Kendal cenderung padat di wilayah utara yang merupakan wilayah urban sepanjang jalur pantura. Sedangkan wilayah selatan yang merupakan wilayah rural-pegunungan memiliki kepadatan penduduk yang cukup rendah.

Gambar Peta Kepadatan Penduduk 2018 dan Perkembangan Kepadatan 2012-2018 Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka Tahun 2018

Apabila kepadatan penduduk dikaitkan dengan variabel waktu. Kecamatan di Kabupaten Kendal cenderung memiliki kepadatan yang sama pada rentang tahun 2012-2018. Akan tetapi terdapat kecamatan kaliwungu yang bertambah padat dari 427.282 jiwa/km2 pada tahun 2012 menjadi 458.699 jiwa/km2 pada tahun 2018. Selain itu, terdapat kecamatan kangkung yang mengalami penurunan kepadatan penduduk dari 1806 Jiwa/km2 pada tahun 2012 menjadi 1735 jiwa/km2 pada tahun 2018.

Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka Tahun 2012-2019

32

| Laporan Studio Analisis Wilayah

d. Struktur Penduduk

Sumber: Buku Data Kependudukan Kabupaten Kendal 2018

Piramida penduduk yang dimiliki oleh kabupaten Kendal berbentuk stasioner yang berarti struktur penduduk Kabupaten Kendal didominasi oleh penduduk berusia produktif, memiliki angka kematian yang rendah serta memiliki angka kelahiran yang rendah.


e. Angka Ketergantungan Dependency Ratio atau Rasio Ketergantungan Penduduk merupakan suatu angka yang memperlihatkan bagaimana perbandingan antara penduduk usia produktif dengan penduduk usia tidak produktif sehingga dapat dilihat beban yang ditanggung oleh masyarakat. Kabupaten Kendal pada tahun 2018 memiliki angka ketergantungan penduduk sebesar 40,29%, yang artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 40 penduduk usia tidak produktif. Angka ketergantungan Kabupaten Kendal masih tergolong fluktuatif. Jika dilihat dalam kurun waktu lima tahun ke belakang, angka ini menunjukkan penurunan yang cukup signifikan meskipun pada tahun 2017 mengalami penaikan kembali. Meskipun begitu, angka ketergantungan penduduk Kabupaten Kendal masih cukup baik dibandingkan Provinsi Jawa Tengah dan Indonesia. Tabel Angka Ketergantungan Penduduk Kabupaten Kendal Tahun 2012-2018 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 48,03

48,19

48,15

41,83

37,68

39,80

f. Sex Retion

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kendal 2018

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kendal

Komposisi Penduduk Kabupaten Kendal berdasarkan jenis kelamin tergolong seimbang yaitu 50,47% penduduk laki-laki dan 49,53% penduduk perempuan dengan sex ratio sebesar 1,019. f. Sex Retio

40,29

Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka Tahun 2013-2019

Sumber: BPS Kabupaten Kenal 2019

Sumber: BPS Indonesia

Meskipun tidak tergolong rendah, namun angka ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata angka ketergantungan Provinsi Jawa Tengah dan Indonesia.

Komposisi Penduduk Kabupaten Kendal berdasarkan jenis kelamin tergolong seimbang yaitu 50,47% penduduk laki-laki dan 49,53% penduduk perempuan dengan sex ratio sebesar 1,019. Studio Kendal 2 |

33


g. Angka Kelahiran & Kematian

Sumber: BPS Kabupaten Kenal 2019

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa angka kelahiran turun sebanyak 6,3 persen dari 12.103 kelahiran pada tahun 2017 ke angka 11.340 kelahiran di tahun 2018. Sebaliknya, angka kematian justru naik 24,5 persen dari 1.464 pada tahun 2017 ke 1.938 pada tahun 2018.

Sumber: BPS Kabupaten Kenal 2019

Berdasarakan grafik tersebut dapat diketahui bahwa Boja menjadi kecamatan tertinggi dalam angka kelahiran yaitu sebanyak 969 kelahiran yang didukung oleh jumlah penduduk Kecamatan Boja yang merupakan kecamatan dengan penduduk paling banyak di Kabupaten Kendal. Selanjutnya, Kota Kendal menjadi kecamatan dengan angka kematian tertinggi yaitu pada angka 263 kematian.

h. Ketenagakerjaan i) Usia produktif Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa angka kelahiran turun sebanyak 6,3 persen dari 12.103 kelahiran pada tahun 2017 ke angka 11.340 kelahiran di tahun 2018. Sebaliknya, angka kematian justru naik 24,5 persen dari 1.464 pada tahun 2017 ke 1.938 pada tahun 2018.

Sumber: BPS Kabupaten Kenal 2019

ii) Angkatan kerja & pengangguran Kabupaten Kendal Memiliki Jumlah usia produktif sebesar 706.891 yang kemudian terbagi menjadi 69% atau 487.366 jiwa merupakan angkatan kerja dan 31% bukan angkatan kerja. Selain itu, Kabupaten Kendal memiliki angka pengangguran sebesar 6,06% yang berarti ada 29.552 jiwa menganggur pada tahun 2018

Peta persentase pengangguran Kabupaten Kendal

34

| Laporan Studio Analisis Wilayah


h. Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

i. Migrasi Kecamatan

Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Kabupaten Kendal Tahun 2018 Sumber: Buku Data Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kendal Tahun 2018

Migrasi masuk

Migrasi Keluar

Migrasi Netto

2017

2018

2017

2018

2017

2018

Plantungan

214

251

254

194

-40

57

Sukorejo

314

367

365

196

-51

171

Pageruyung

182

221

243

181

-61

40

Patean

322

384

378

186

-56

198

Singorojo

283

371

415

247

-132

124

Limbangan

359

352

272

247

87

105

Boja

1090

714

777

709

313

5

Kaliwungu

657

470

481

460

176

10

Kaliwungu Selatan

426

327

318

286

108

41

Brangsong

271

277

295

162

-24

115

Pegandon

171

261

240

128

-69

133

Ngampel

149

220

195

115

-46

105

Gemuh

258

361

356

227

-98

134

Ringinanom

175

236

257

175

-82

61

Weleri

445

696

599

416

-154

280

Rowosari

537

454

428

259

109

195

Kangkung

242

370

289

116

-47

254

Cepiring

302

304

345

177

-43

127

Patebon

296

385

296

167

0

218

Kota Kendal

364

464

393

226

-29

238

Kab. Kendal

7057

7485

7196

4874

-139

2611

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Kabupaten Kendal masih tergolong rendah. Mayoritas penduduk Kabupaten Kendal berhenti sekolah pada tingkat sekolah dasar dan sederajat. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan di Kabupaten Kendal masih sangat rendah. Migrasi masuk di Kabupaten Kendal sedikit meningkat dari tahun 2017 ke 2018, begitu pula dengan migrasi netto yang meningkat signifikan. Akan tetapi, migrasi keluar Kabupaten Kendal menurun drastis dari tahun 2017 ke 2018.

Studio Kendal 2 |

35


3.3 Sosial Budaya 3.3.1 Ketenagakerjaan Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Belum/Tidak Bekerja

P

Jumlah

%

127,392

112,121

239,513

24.15%

Pelajar/Mahasiswa

79,611

67,555

147,166

14.84%

Mengurus Rumah Tangga

68

130,024

130,092

13.12%

Petani/Pekebun

71,070

54,681

125,751

12.68%

Wiraswasta

79,800

37,822

117,622

11.86%

Buruh Harian Lepas

51,540

32,368

83,908

8.46%

Karyawan Swasta

54,892

28,674

83,566

8.43%

Perdagangan

4,509

8,011

12,520

1.26%

Pegawai Negeri Sipil

5,072

3,661

8,733

0.88%

Buruh Tani/ Perkebunan

4,537

3,009

7,546

0.76%

Guru

2,728

4,647

7,375

0.74%

Pedagang

2,669

3,982

6,651

0.69%

Nelayan/Perikanan

6,043

58

6,101

0.62%

Pensiunan

3,008

1,376

4,384

0.44%

Perangkat Desa

1,382

205

1,587

0.16%

Sopir

1,096

1

1,097

0.11%

Kepolisian RI

964

45

1,009

0.10%

Perawat

225

741

966

0.10%

Tentara Nasional Indonesia

767

8

775

0.08%

Karyawan Honorer

464

322

786

0.08%

Pembantu Rumah Tangga

8

708

716

0.07%

Karyawan BUMN

418

153

571

0.06%

0

492

492

0.05%

Buruh Nelayan/ Perikanan

280

28

308

0.03%

Tukang Batu

323

0

323

0.03%

Karyawan BUMD

127

50

177

0.02%

Bidan

36

L

Tukang Kayu

183

0

183

0.02%

Tukang Jahit

95

95

189

0.02%

Mekanik

176

0

176

0.02%

Dosen

78

91

169

0.02%

Dokter

89

88

177

0.02%

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Pelaut

156

2

158

0.02%

Peternak

70

7

77

0.01%

Buruh Peternakan

66

30

96

0.01%

Apoteker

11

53

64

0.01%

Kepala Desa

123

10

133

0.01%

Lainnya

406

123

529

0.05%

Sumber: Buku Data Kependudukan Kabupaten Kendal 2018

Pada tahun 2018 penduduk di Kabupaten Kendal masih didominasi oleh penduduk yang tidak/belum bekerja yaitu sebesar 24,15%. Penduduk yang belum/tidak bekerja di sini merupakan penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja tetapi menganggur. Dari data tersebut dapat diidentifikasi bahwa penduduk usia produktif di Kabupaten Kendal masih banyak yang belum terserap di lapangan pekerjaan.

Diagram persentase penduduk berdasarkan jenis pekerjaan

3.3.2 Tingkat Penganguran 2012 2013 2014 2015 6,43

6,15

7.,07

4,93

2017 2018 4,93

6,06

Tabel Tingkat Pengangguran di Kabupaten Kendal 2013-2018 Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka 2014-2019

Tingkat pengangguran di Kabupaten Kendal secara keseluruhan berada di atas Provinsi Jawa Tengah. Namun, angka ini masih f uktuatif tiap tahunnya bahkan meningkat di tahun 2018 setelah mengalami penurunan di tahun 2017, sehingga bisa dikatakan kondisi pengangguran di Kabupaten Kendal masih belum stabil.

Studio Kendal 2 |

37


3.3.3 Kemiskinan Tabel Jumlah Keluarga Pra Sejahtera Kabupaten Kendal 2012-2018 Kecamatan 2012

2015

2017

2018

Plantungan

4,716

4,313

5,587

5,625

Sukorejo

7,370

7,140

7,511

7,544

Pageruyung

7,401

7,435

7,737

7,737

Patean

6,030

6,472

6,701

6,702

Singorojo

5,440

5,148

4,869

4,887

Limbangan

2,290

2,219

2,303

2,303

Boja

4,786

4,871

5,256

5,088

Kaliwungu

3,801

3,627

3,637

3,640

Kaliwungu Selatan

3,404

2,995

2,666

4,057

Brangsong

4,671

4,275

3,314

2,375

Pegandon

3,561

4,656

4,388

4,388

Ngampel

3,227

3,227

3,127

3,127

Gemuh

5,177

5,133

5,519

5,544

Ringinanom

6,813

8,033

8,028

8,025

Weleri

5,203

5,119

5,135

5,148

Rowosari

6,746

6,709

6,741

6,741

Kangkung

6,577

6,788

7,458

7,457

Cepiring

5,201

5,190

3,426

3,447

Patebon

4,722

4,746

4,772

4,760

Kota Kendal

2,583

2,481

2,461

2,456

Kab. Kendal

99,719

100,577

100,636

101,051

Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka 2013-2018

Jumlah keluarga pra-sejahtera di Kabupaten Kendal cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini perlu menjadi perhatian tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Kendal karena semakin bertambahnya jumlah keluarga pra-sejahtera berarti semakin banyak pula penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.

3.3.4 Pendidikan a. Harapan lama sekolah & ratarata lama sekolah Tabel Rata-Rata Lama Sekolah & Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten Kendal 2014-2018

Tahun 2014 Rata6.53 Rata Lama Sekolah (MYS) Angka 11.83 Harapan Lama Sekolah (EYS)

2015 2016 2017 6.64 6.65 6.85

2018 7.05

12.41 12.68 12.69

12.7

Sumber: ips.bps.go.id

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata lama sekolah di Kabupaten Kendal masih jauh dari angka yang diharapkan atau masih jauh dari angka harapan lama sekolah. Hal ini menunjukkan partisipasi masyarakat di Kabupaten Kendal untuk bersekolah masih rendah karena masih berkisar pada partisipasi sekolah 6-7 tahun yang berarti hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat dasar. 38

| Laporan Studio Analisis Wilayah


b. Angka partisipasi sekolah Tabel Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Kendal, 2016-2018

Tahun SD 99.54 100 99.44

2016 2017 2018

APS SMP 96.04 92.74 93.79

SMA 67.77 62.81 70.68

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Kendal 2018

Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten Kendal sudah hampir mencapai 100 persen di tingkat pendidikan dasar, namun angka tersebut menurun seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan yang ditempuh. Dari tingkat SMP ke tingkat SMA angka partisipasi sekolah menurun drastis hingga 20-30 persen. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah anak yang bersekolah di Kabupaten Kendal ratarata hanya di jenjang sekolah dasar.

3.3.5 Kesehatan

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa angka harapan hidup (AHH) Kabupaten Kendal mengalami peningkatan dari tahun ke tahun walaupun peningkatannya tidak terlalu signifikan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kualitas kesehatan penduduk di Kabupaten Kendal mengalami perbaikan dari tahun ke tahun.

3.3.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Tabel Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kendal dan Jawa Tengah, 2010-2018

a. Angka Harapan hidup Sumber: ips.bps.go.id

Tabel Angka Harapan Hidup Kabupaten Kendal 2014-2018 Tahun

2014

2015

2016

2017

2018

AHH

74,14

74,15

74,2

74,24

74,3

Sumber: ips.bps.go.id

Angka IPM Kabupaten Kendal mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan sedikit lebih tinggi dari Provinsi Jawa Tengah. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi pembangunan di Kabuapten Kendal dari tahun ke tahun semakin membaik ditunjukkan dengan terus meningkatkan indeks pembangunan manusia Kabupaten Kendal.

Studio Kendal 2 |

39


3.4 Ekonomi 3.4.1 Struktur Ekonomi

40

| Laporan Studio Analisis Wilayah


STRUKTUR PDRB KABUPATEN KENDAL ADHK MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 20082018

Struktur Ekonomi Kabupaten Kendal tahun 2008-2018 Sumber : BPS Kabupaten Kendal

Studio Kendal 2 |

41


Ekonomi di Kabupaten Kendal memiliki dominasi pergerakan tiga sektor dominan yaitu sektor Pertanian, kehutanan, perikanan, sektor Industri Pengolahan, dan sektor perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil. Besaran pendapatan persektor pada tahun 2018 jika diurutkan dari yang paling besar menyumbang ke PDRB kabupaten Kendal adalah sektor industri pengolahan menyumbang PDRB kabupaten Kendal sebesar 11,7 Trilliun atau sebesar 52.28% dari total PDRB, kemudian sektor pertanian, kehutanan, perikanan adalah sebesar 5,78 T atau sebesar 25.84% dari total PDRB, diurutan ketiga terdapat sektor perdagangan perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil yang menyumbang 3,56 Trilliun atau sebesar 15.93%. Dominasi sektor industri yang sangat besar di sebabkan oleh pembangunan kawasan industri Kendal yang sedang digencarkan oleh pemerintah, hal ini juga dipengaruhi oleh pemerintah jawa tengah yang kini sedang mengarahkan pertumbuhan ekonomi 7% untuk setiap kabupaten sehingga saat ini Kendal sedang mendorong pertumbuhan ekonomi-nya dengan memaksimalkan pertumbuhan industri serta pertaniannya sesuai dengan tujuan perencanaan kabupaten Kendal yang tertera pada RTRW.

3.4.2 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal mengalami tren pertumbuhan positif. Dalam 5 tahun terakhir (20142918), terjadi pertumbuhan ekonomi kendal sebesar 24%. Angka tersebut kompetitif jika dibandingkan dengan Kabupaten Semarang dan Kab. Batang dengan angka pertubuhan yang sama (24%) dan Pertumbuhan ekonomi Kendal lebih baik jika dibandingkan Kab. Temanggung dan Wonosobo (20-21%) namun pertumbuhan ekonomi Kendal lebih rendah dari Kota Semarang (27%).

Dari grafik chart tersebut daat dilihat kalah dibanding Kab Semarang dan kota semarang namun masih unggul dibanding wilayah tetangga seperti Kab. Batang, Temanggung dan Wonosobo. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi provinsi, Kab. Kendal sering berada dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah

42

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Jika bentuk grafik chart dirubah. Terlihat kecendrungan fluktuatif perubahan laju ekonomi di Kendal dan wilayan sekitar mengikuti fluktuatif laju pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah.

Tabel Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kendal Tahun 2008-2017 Lapangan Usaha

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

3.055

-1.051

4.262

3.204

6.56

2.815

3.176

2.765

3.361

2.867

Industri Pengolahan

3.073

3.772

10.039

7.277

5.118

5.525

5.34

5.289

5.43

5.672

Pengadaan Listrik dan Gas

5.731

8.378

6.21

8.72

5.777

7.121

-0.707

6.03

4.585

4.712

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

2.39

4.17

1.13

0.827

4.023

5.96

2.241

2.173

4.682

4.885

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

5.733

5.002

6.643

1.943

6.093

5.955

2.827

5.118

5.565

5.555

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

6.599

5.248

6.025

4.231

8.056

6.113

11.462

6.655

6.909

7.794

Real Estate

3.534

4.485

1.303

5.587

8.738

5.22

23.198

6.732

7.798

5.506

Jasa Pendidikan

6.55

7.71

6.113

8.713

8.394

9.988

7.079

7.655

8.398

7.581

PDRB Kabupaten

4.051

3.616

6.565

5.208

5.21

6.22

5.14

5.25

5.6

5.497

Sumber: BPS Kabupaten Kendal, Olahan Penulis

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal di secara keseluruhan masih tergolong fluktuatif. Meskipun begitu, pertumbuhan ekonomi di masing-masing sektor cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pertumbuhan yang paling menonjol adalah pada sektor industri pengolahan. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya sektor industri di Kabupaten Kendal yang didukung oleh adanya pembangunan Kawasan Industri Kendal. Adanya kawasan industri ini turut mempengaruhi pertumbuhan sektor-sektor pendukung lainnya sehingga seperti yang dapat dilihat pada grafik, seluruh sektor dominan di Kabupaten Kendal turut mengalami peningkatan. Studio Kendal 2 |

43


Laju Pertumbuhan Ekonomi per Sektor di Kabupaten Kendal Sumber : BPS Kabupaten Kendal Dalam Angka 2019

3.4.3 Pendapatan Perkapita

3.4.4 Location Quotient (LQ) KABUPATEN KENDAL DENGAN PROVINSI JAWA TENGAH Kendal 2013 dengan Jateng

2014

2015

2016

2017

2018

Pertanian dll

1.49

1.55

1.52

1.52

1.54

1.54

pertam bangan

0.21

0.21

0.24

0.37

0.44

0.45

industri

1.14

1.13

1.14

1.15

1.16

1.17

listrik/gas

1.99

2

1.95

1.97

1.94

1.93

Sumber : PDRB Provinsi Jawa Tengah

air, sampah

1.15

1.18

1.19

1.18

1.16

1.16

2012-2018

konstruksi

0.65

0.65

0.65

0.65

0.65

0.65

perdagangan

0.86

0.87

0.86

0.85

0.84

0.84

transportasi

0.66

0.64

0.64

0.65

0.65

0.65

akomodasi makan minum

1.05

1.03

1.08

1.08

1.08

1.07

informasi komunikasi

0.99

0.96

0.97

0.96

0.96

0.95

jasa keuangan

0.68

0.69

0.67

0.67

0.67

0.66

real estate

0.46

0.45

0.52

0.52

0.52

0.52

jasa perusahaan

0.8

0.78

0.78

0.77

0.77

0.76

jasa peme rintahan/ administrasi

0.72

0.73

0.73

0.73

0.73

0.72

jasa pendidikan

0.63

0.63

0.63

0.63

0.63

0.63

Berdasarkan grafik diatas, pendapatan perkapita Kabupaten Kendal dari tahun 2012 – 2018 terus meningkat setiap tahunnya dan cukup baik karena berada di atas rata-rata pendapatan perkapita Provinsi Jawa Tengah.

44

| Laporan Studio Analisis Wilayah


jasa peme rintahan/ administrasi

0.72

0.73

0.73

0.73

0.73

0.72

jasa pendidikan

0.63

0.63

0.63

0.63

0.63

0.63

jasa kesehatan 0.8

0.77

0.78

0.78

0.78

0.78

jasa lain

0.85

0.84

0.84

0.84

0.83

0.85

Analisis LQ dapat digunakan untuk mengidentifikasi sektor basis suatu wilayah. Jika nilai LQ>1 maka sektor tersebut laju pertumbuhannya lebih tinggi daripada daerah yang lebih luas, sektor inilah yang merupakan sektor basis dari wilayah tersebut. Jika LQ=1, maka laju pertumbuhan suatu sektor sama, jika LQ<1 maka laju pertumbuhan suatu sektor di suatu daerah lebih lambat daripada daerah yang lebih luas. KABUPATEN KENDAL DENGAN DAERAH-DAERAH DI SEKITARNYA (BATANG, WONOSOBO, TEMANGGUNG, KOTA SEMARANG, KAB. SEMARANG) Kendal dengan Tetangga

2013 2014 2015

2016 2017

2018

Pertanian dll

0.22

0.24

0.24

0.24

0.25

0.26

pertam bangan

0.09

0.11

0.12

0.2

0.23

0.23

industri

0.14

0.14

0.15

0.15

0.15

0.15

listrik/gas

0.17

0.19

0.18

0.19

0.19

0.19

air, sampah

0.09

0.1

0.1

0.1

0.1

0.1

konstruksi

0.04

0.04

0.04

0.04

0.04

0.04

perdagangan

0.08

0.09

0.09

0.09

0.09

0.09

transportasi

0.06

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

akomodasi makan minum

0.1

0.11

0.12

0.12

0.12

0.12

informasi komunikasi

0.06

0.06

0.06

0.06

0.07

0.07

jasa

0.05

0.06

0.06

0.06

0.06

0.06

real estate

0.03

0.04

0.04

0.04

0.04

0.04

jasa perusahaan

0.06

0.06

0.06

0.06

0.06

0.06

jasa pemerin tahan/ administrasi

0.07

0.08

0.08

0.08

0.08

0.08

jasa pendidikan

0.09

0.08

0.08

0.09

0.09

0.09

jasa kesehatan

0.09

0.09

0.09

0.09

0.09

0.09

jasa lain

0.11

0.11

0.11

0.11

0.11

0.11

keuangan

Dari data di atas dapat diketahui jika di Kabupaten Kendal terdapat sektorsektor yang laju pertumbuhannya lebih tinggi daripada Jawa Tengah. Sektorsektor tersebut adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan; industri pengolahan; pengadaan listrik dan gas; pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; serta penyediaan akomodasi dan makan minum. Sektorsektor tersebut merupakan sektor yang dapat diekspor ke Provinsi Jawa Tengah. Namun, jika dibandingkan dengan agregasi daerah-daerah di sekitar Kabupaten Kendal, belum ada sektor yang mampu untuk diekspor keluar Kabupaten Kendal. Hal ini dapat dibuktikan dengan perhitungan LQ Kabupaten Kendal dengan agregasi daerah-daerah di sekitar yang mana semua hasilnya LQ<1

Studio Kendal 2 |

45


3.4.5 Perhitungan Shift Share Perhitungan Shift Share yang dilakukan dalam hal ini bertujuan untuk melihat kinerja atau produktivitas perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar (regional atau nasional) dalam hal ini Kendal dengan Jawa Tengah dan Kendal dengan kabupaten sekitarnya. Kendal dengan Jateng Sektor Unggulan

Nij

Mij

Cij

Dij

Nij-Mij

Pertanian

1473829.97

-898975.611

218923.457

793778

574,854.36

Industri

2651220.61

-272002.572 348996.634

2728215

2,379,218.04

Perda gangan

825432.334

-10797.149

-42879.365

771756

814,635.18

Konstruksi

434590.248

64661.991

21337.081

520589

499,252.24

Grafik Shift Share Kabupaten Kendal terhadap Jawa Tengah tahun 2013-2018 Sumber : Analisis Penulis

Dapat dilihat dari grafik bahwa pengaruh yang diberikan oleh Jawa Tengah terhadap Kabupaten Kendal cukup signifikan hal ini bisa dilihat dari nilai Nij yang berada pada range positif. Pengaruh yang paling besar terlihat pada sektor industri Kabupaten Kendal. Kemudian dari bauran industri terlihat bahwa kinerja perusahaan pada Kabupaten Kendal belum cukup optimal hal ini bisa dilihat dari nilai Mij yang berada pada range negative. Lalu untuk sektor kompetitif yang direpresentasikan oleh nilai Cij, Sektor Kompetitif Kabupaten Kendal terdapat pada sektor pertanian dan industri dan untuk sektor perdagangan dan konstruksi sendiri walaupun menyumbang PDRB yang cukup besar ke Kabupaten Kendal namun tidak cukup kompetitif untuk bersaing di regional yang lebih tinggi. Kendal dengan Jateng

46

Sektor Unggulan

Nij

Mij

Cij

Dij

Nij-Mij

Pertanian

2310108,37

-1781627,59

265297,036

793778

528.480,78

Industri

4155572,24

-1569345,72

141988,157

2728215

2.586.226,51

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Perda gangan

1293797,91

-483518,946

-38523,1473

771756

810.278,97

Konstruksi

681184,796

-183760,921

23165,4455

520589

497.423,87

Grafik Shift Share Kabupaten Kendal terhadap Kabupaten Sekitarnya tahun 2013-2018 Sumber : Analisis Penulis

Tidak jauh berbeda dengan perbandingan terhadap Provinsi Jawa Tengah, dari segi pengaruh kabupaten sekitarnya dalam hal ini Nij, Kendal sangat dipengaruhi oleh posisi kabupatenkabupaten yang ada disekitarnya, yang bisa dilihat dari nilai positif hasil perhitungan. Sektor yang paling terpengaruh adalah sektor industri. Kemudian dari segi bauran industri (Mij), kinerja perusahaan pada Kabupaten Kendal tidak optimum bisa dilihat dari nilai negatif pada semua sektor unggulan Kabupaten Kendal. Lalu dari segi sektor kompetitif (Cij), Kabupaten Kendal masih kuat dengan sektor pertanian dan industrinya jika dibandingkan dengan Kabupaten sekitarnya dan sektor lainnya tidak kompetitif. Maka, dari hasil analisis shift share diperoleh bahwa pada umumnya pengaruh wilayah lain terhadap Kabupaten Kendal sangat mendukung pertumbuhan Kabupaten Kendal itu sendiri, walaupun dari kinerja perusahaan Kabupaten Kendal perlu ditingkatkan lebih lagi dan untuk sektor kompetitif Kabupaten Kendal terdapat pada sektor Industri dan Pertanian. Sehingga memungkinkan untuk bersaing lebih lagi terhadap wilayah lainnya. Untuk transformasi structural sendiri, kemungkinan saat ini sudah terjadi namun belum secara masif, hal ini juga didukung oleh data produktivitas sektor pertanian yang ada pada Kabupaten Kendal tergolong rendah begitu juga dengan perdangannya, oleh karena itu kedepannya diperlukan transformasi struktural dari sektor pertanian ke sektor industri yang berbasis pertanian guna meningkatkan nilai hasil produksi pertanian. Dengan demikian juga, sektor pertanian dan industri Kabupaten Kendal akan semakin kompetitif terhadap wilayah-wilayah lainnya baik di Jawa Tengah maupun sekitarnya.

Studio Kendal 2 |

47


3.4.5 TIPOLOGI KLASSEN

48

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Dari Analsisi Tipologi Klassen dapat diketahui sektor mana saja yang mampu menggerakkan perekonomian Kabupaten Kendal dan dapat menyaingi/mengungguli perekonomian di sektor yang sama di wilayah yang lebih luas. Sektor-sektor di Kabupaten Kendal yang dapat menggerakkan perekonomian Kabupaten Kendal yaitu sektor pertanian, industri, pengadaan air dan pengelolaan sampah, pengadaan akomodasi dan makan minum, dan listrik/gas. Selain itu, sektor-sektor yang berpotensi dan bisa dikembangkan untuk menggerakkan perekonomian Kabupaten Kendal yaitu sektor pertambangan, konstruksi, real estate, dan jasa pendidikan.


3.5 Sumber Daya Alam Pertambangan Panas Bumi Kabupaten Kendal memiliki potensi panas bumi yang terletak di kawasan Gunung Ungaran. Saat ini potensi tersebut masih dimanfaatkan sebagai pemandian air panas. Namun selain sebagai objek wisata panas bumi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik. Studi tentang potensi energy menemukan terdapat potensi sebesar 110 MW di kawasan Gunung Ungaran. Bahan Galian C Pada beberapa tahun terakhir sektor pertambangan Kabupaten Kendal mengalami peningkatan yang signifikan. Komoditas yang memiliki pengaruh besar pada sektor pertambangan Kabupaten Kendal adalah tanah urug. Tanah urug menjadi sangat diminati karena tingginya permintaan tanah urug sebagai material pembangunan Kawasan Industri Kendal. Selain tanah urug, komoditas Andesite dan Pasir Bangunan juga merupakan barang tambang yang terdapat di Kabupaten Kendal meski jumlahnya tidak terlalu banyak. Peternakan Unggas Peternakan Kabupaten Kendal memiliki beberapa jenis produk peternakan unggas antara lain ayam broiler, ayam kampung, dan itik. Masing - masing dari produk peternakan unggas tersebut menghasilkan daging karkas sebanyak 4,118 ton karkas ayam broiler, 267 ton karkas ayam kampung, dan 24 ton karkas itik. Ruminansia Peternakan ruminansia Kabupaten Kendal memiliki beberapa Jenis ternak, antara lain sapi potong, kerbau, kambing, dan domba. Pada tahun 2018, Kabupaten Kendal menghasilkan sebanyak 5,749 Ton daging karkas dengan nilai moneter 50

| Laporan Studio Analisis Wilayah

sebesar 542 Trilyun rupiah. Menurut perhitungan yang telah dilakukan, Peternakan ruminansia Kabupaten Kendal masih dapat dikembangkan lebih lanjut hingga titik produksi maksimal sebesar 150,923 satuan ternak ( nilai ekuivalensi dari beberapa Jenis hewan ternak). Selain itu produk yang potensial untuk dikembangkan adalah ternak sapi selain memiliki nilai moneter yang tinggi, sapi juga memiliki produk turunan yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Pertanian Hortikultura Kabupaten Kendal memiliki beberapa hasil pertanian holtikultura seperti, semangka, melon, cabai, bawang dan lain sebagainya. Dari sekian komoditas buah tersebut, Jambu biji dan bawang merah merupakan komoditas yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Selain karena memiliki nilai moneter yang besar, komoditas tersebut memiliki produk turunan yang dapat dikembangkan.

Sumber: Sukmalaksana, 2010, Disarikan dari info RISTEK 2006

Terlepas dari kondisi eksisting, berdasarkan analisis kesesuaian lahan secara terpisah, Hortikultura Kabupaten Kendal masih memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Potensi tersebut berupa lahan potensi buah seluas 29,956.71 ha dan diperkirakan nilai moneter yang didapat sebesar 1.3 Trilyun rupiah dan lahan potensi sayur seluas 26,505 ha dan diperkirakan nilai moneter yang didapat sebesar 577 Milyar rupiah.


Perkebunan Kabupaten Kendal memiliki beberapa hasil perkebunan. komoditas tebu, tembakau, dan kopi merupakan komoditas yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Selain karena memiliki nilai moneter yang besar, komoditas tersebut memiliki produk turunan yang dapat dikembangkan. Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Terlepas dari kondisi eksisting, berdasarkan analisis kesesuaian lahan secara terpisah, Hortikultura Kabupaten Kendal masih memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Potensi tersebut berupa lahan potensi buah seluas 29,956.71 ha dan diperkirakan nilai moneter yang didapat sebesar 1.3 Trilyun rupiah dan lahan potensi sayur seluas 26,505 ha dan diperkirakan nilai moneter yang didapat sebesar 577 Milyar rupiah. Berikut rincian neraca sumber daya alam hortikultura

Gambar Pohon Industri Tebu

Tabel Neraca Hortikultura Buah Kondisi Lahan (ha) Nilai Moneter (Juta Rp) Eksisting 21.294 794.667 Potensi 29.956,7 1.339.677 Cadangan 8.662,7 545.000 Sumber: Analisis Penulis, 2019

Gambar Pohon Industri Kopi

Tabel Neraca Hortikultura Sayur Kondisi Lahan (ha) Nilai Moneter (Juta Rp) Eksisting 21.290 464.041 Potensi 26.505 577.709 Cadangan 5.215 113.668 Sumber: Analisis Penulis, 2019 Gambar Pohon Industri tembakau Sumber: www.kemenperin.go.id

Studio Kendal 2 |

51


Terlepas dari kondisi eksisting, berdasarkan analisis kesesuaian lahan, Perkebunan Kabupaten Kendal masih memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Potensi tersebut berupa lahan seluas 22,835.3 ha dan diperkirakan nilai moneter yang didapat sebesar 358 Milyar rupiah. Berikut rincian terkait perhitungan. Tabel Neraca Perkebunan Kondisi Lahan (ha) Nilai Moneter (Juta Rp) Eksisting 6.963,3 109.411 Potensi 22.835,3 358.800 Cadangan 15.872 249.389 Sumber: Analisis Penulis, 2019

Tanaman Pangan Kabupaten Kendal memiliki beberapa hasil pertanian pangan. komoditas Padi dan Jagung merupakan komoditas yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Selain karena memiliki nilai moneter yang besar, komoditas tersebut memiliki produk turunan yang dapat dikembangkan

Gambar Pohon Industri Jagung Sumber: www.kemenperin.go.id

Terlepas dari kondisi eksisting, berdasarkan analisis kesesuaian lahan yang dilakukan secara terpisah, Pertanian pangan Kabupaten Kendal masih memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Potensi tersebut berupa lahan basah seluas 52

| Laporan Studio Analisis Wilayah

37,168 ha dan diperkirakan nilai moneter yang didapat sebesar 2.2 Trilyun rupiah dan lahan kering seluas 42,644.3 ha dan diperkirakan nilai moneter yang didapat sebesar 6.6 Trilyun rupiah. Berikut rincian terkait perhitungan. Tabel Neraca Pertanian Lahan basah Kondisi Lahan (ha) Nilai Moneter (Juta Rp) Eksisting 31.497,7 1.908.078 Potensi 37.168 2.251.625 Cadangan 5.670,3 343.547 Sumber: Analisis Penulis, 2019

Tabel Neraca Pertanian Lahan Kering Kondisi Lahan (ha) Nilai Moneter (Juta Rp) Eksisting 32.076,3 1.308.138 Potensi 42.644,3 66.811 Cadangan 10.568 40.871 Sumber: Analisis Penulis, 2019

Perikanan Perikanan Tangkap Letak geografis Kabupaten Kendal yang terletak di pantai utara jawa membuka akses terhadap sumberdaya alam laut. Hingga saat ini, Kabupaten Kendal memanfaatkan sumberdaya perikanan laut dan memiliki trend yang cukup baik dalam periode 2010 – 2018. Pada tahun 2018 Kabupaten Kendal memproduksi 2,761 Ton hasil tangkapan laut dengan nilai valuasi sebesar 1.39 Trilyun rupiah. Pencapaian tersebut tentu dengan baiknya sarana pendukung kegiatan perikanan tangkap, salah satunya tempat pelelangan ikan. Berikut performa masing-masing tempat pelelangan ikan di Kabupaten Kendal.


Tabel Neraca Perikanan Kondisi Lahan (ha) Nilai Moneter (Juta Rp) Eksisting 3.341,2 810.572 Potensi 4.569,7 1.108.604 Cadangan 1.228,5 298.032 Sumber: Analisis Penulis, 2019 Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka 2019

Budidaya Kabupaten Kendal memiliki beberapa hasil perikanan budidaya yang termasuk di dalam kategori ikan air tawar dan krustasea. Dari sekian komoditas tersebut, Udang merupakan komoditas yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Selain karena memiliki nilai moneter yang besar, udang memiliki produk turunan yang dapat dikembangkan.

Kehutanan

Sumber : Kendal dalam Angka 2019

Gambar Pohon Industri Udang Sumber: Dirjen Pengolahan dan Pemasaran

Kabupaten Kendal memiliki lahan seluas 13,527 hektar yang dimanfaatkan sebagai hutan produksi. Komoditas utama yang dihasilkan oleh subsektor kehutanan berupa kayu gelondongan. Tren produksi kayu Kabupaten kendal cenderung stagnan dari tahun 2014 hingga tahun 2018. Adapun jenis kayu unggulan Kabupaten Kendal yakni, kayu jati dengan total produksi pada tahun 2018 sebesar 8,631.4 m3 , kayu rimba mahoni dengan total produksi 101.6 m3 , Sengon dengan total produksi 149.9 m3 , dan Kayu rimba dengan total produksi 274.2 m3.

Perikanan, 2013

Terlepas dari kondisi eksisting, berdasarkan analisis kesesuaian lahan, Perikanan budidaya Kabupaten Kendal masih memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Potensi tersebut berupa lahan seluas 4,596 ha dan diperkirakan nilai moneter yang didapat sebesar 1.1 Trilyun rupiah. Berikut rincian terkait perhitungan. Studio Kendal 2 |

53


Persebaran Sumber Daya Alam

54

Peta Potensi Pertanian Lahan Kering Sumber : Analsis Penulis, 2019

Peta Potensi Pertanian Perkebunan Sumber : Analsis Penulis, 2019

Peta Potensi Pertanian Hortikultura Buah Sumber : Analsis Penulis, 2019

Peta Potensi Pertanian Horikultura Sayur Sumber : Analsis Penulis, 2019

Peta Potensi Pertanian Perikanan Budidaya Sumber : Analsis Penulis, 2019

Peta Potensi Pertanian Lahan Basah Sumber : Analsis Penulis, 2019

| Laporan Studio Analisis Wilayah


3.6 Keterkaitan Kependudukan, Sosial Budaya, Ekonomi, dan Sumber Daya Alam Analisis dari data kependudukan, sosial-budaya, ekonomi, dan sumber daya alam menunjukkan keterjaitan antara satu subjek dengan yang lainnya. Kemudian, hubungan antara data kependudukan, sosial-budaya, ekonomi, dan sumber daya alam di gambarkan dengan metode Casual Loop Diagram (CLD) Issue untuk melihat hubungan antar komponen dengan pendekatan sebab-akibat.

Sumber: Analisis Penulis

Dari diagram diatas dapat dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu: lingkaran utama jika lulusan (SDM) memasuki sektor sekunder (tengah); lingkaran kedua jika lulusan (SDM) bergerak di sektor primer (kanan); lingkaran ketiga jika lulusan (SDM) bekerja pada alternatif industri pengolahan. Pendidikan akan meningkatkan dan mempertinggi kualitas tenaga kerja, sehingga memungkinkan tersedianya angkatan kerja yang lebih terampil, handal dan sesuai dengan tuntutan pembangunan serta meningkatkan produktivitas nasional (A. Daliinan, 1995:138, Adiwikata, 1988). Pendidikan dasar 9 tahun diharapkan bahwa setiap warga negara akan memiliki kemampuan untuk memahami dunianya, mampu menyesuaikan diri bersosialisasi dengan perubahan masyarakat dan jaman, mampu meningkatkan mutu kehidupan baik secara ekonomi, sosial budaya, politik dan biologis, srta mampu meningkatkan martabatnya sebagai manusia warga negara dari masyarakat yang maju. Dalam dunia baru ini setiap orang harus memiliki potensi untuk bekerja di berbagai bidang dimanapun juga (Soedijarto, 1985:5; Vembrirto, 1987). Pada diagram lingkaran utama, dari data pendidikan diketahui Angka Partisipasi Murni (APM) siswa di Kabupaten Kendal berada diangka kurang dari sembilan tahun. Sehingga, masih banyak angkatan kerja di Kendal belum menempuh pendidikan minimal sembilan tahun. Jika angkatan kerja yang ada masuk pada sekto industri nantinya akan mengisi kuota pekerja kasar. Pendapatan yang didapatkan dari bekerja dari sektor industri tidak lebih baik dari paa bekerja di sektor pertanina, sehingga jumlah keluarga pra sejahtera tidak kunjung berkurang.

Studio Kendal 2 |

55


Pada diagram lingkaran kedua, petani/pekebun merupakan jenis pekerjaan yang paling banyak ditekuni di Kabupaten Kendal dengan persentase 12,68 persen dari total angkatan kerja. Sektor pertanian sendiri memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 19,8 persen. Namun hal tersebut setengah dari total kontribusi dari sektor industri sebesar 40,1 persen. Kontribusi sektor pertanian sendiri tetap/cendrung turun dari tahun ketahun sedangkan industri dalam beberapa tahun terakhir meningkat pesat. Jika kemudian, angkatan kerja yang ada saat ini tetap berfokus pada sektor pertanian, tidak terjadi pertambahan pendapatan kepada masyarakat sehingga kemudian tidak mengurangi jumlah keluarga prasejahera. Pada diagram ketiga, untuk menjembatani antara sektor pertanian di selatan dan industri di utara. Dibangun sektor industri pengolahan yang mengolah Sumber Daya Alam yang ada di Kabupaten Kendal. industri pengolahan ini kemudian menjadi alternatif bagi tenaga kerja yang belum tertampung pada sektor indusri manufaktur. Industri pengolahan ini mengolah sumber daya alam lokal untuk kemudian menghasilkan nilai tambah dari komoditas unggulan di Kabupaten Kendal. Sehingga kedepannya, pertanian Kendal dapat berfokus dalam memproduksi komoditas unggulan untuk menigkatkan kesejahteraa petani dan mengolah komoditas tersebut sehingga menjadi produk turunan dengan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Dengan adanya industri pengolahan ini dapat meningkatkan pendapatan perkapita petani dan pekerja pada industri pengolahan sehingga dapat menurunkan jumlah kelaurga prasejahtra di Kabupaten Kendal.

56

| Laporan Studio Analisis Wilayah


3.7 Sarana dan Prasarana 3.7.1 Sarana Pendidikan a) PENDIDIKAN SD

Sumber Data: Baperlitbang Kab. Kendal

Berdasarkan Peta Jangkauan Sekolah Dasar berdasarkan Standar SNI 031733-2004, terlihat bahwa konsentrasi sekolah dasar terdapat di bagian utara, bagian tenggara, dan kemudin di susul bagian barat daya kabupaten kendal sedangkan pada bagian tengah kendal terlihat bahwa banyak bagian yang kosong dan tidak terjangkau oleh sarana pendidikan sekolah dasar. Namun, pada bagian tengah merupakan hutan produksi sehingga dapat disimpulkan bahwa keterjangkauan Pendidikan sekolah dasar di kabupaten Kendal sudah baik.

b) PENDIDIKAN SMP

Sumber Data: Baperlitbang Kab. Kendal

Berdasarkan Peta Jangkauan Sekolah Menegah Pertama (SMP) berdasarkan Standar SNI 03-1733-2004, terlihat bahwa konsentrasi SMP terdapat di bagian utara, bagian tenggara, dan kemudian di susul bagian barat daya kabupaten kendal sedangkan pada bagian tengah kendal terlihat bahwa banyak bagian yang kosong yang merupakan lahan hutan produksi dan tidak terjangkau oleh sarana Pendidikan SMP. Kecamatan Singorojo dan Kecamatan Patean merupakan kecamatan dengan aksesibilitas terendah sarana pendidikan SMP.

Studio Kendal 2 |

57


c)

PENDIDIKAN SMA

Sumber Data: Baperlitbang Kab. Kendal

Berdasarkan Peta Jangkauan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan berdasarkan Standar SNI 031733-2004, terlihat bahwa konsentrasi SMA & SMK terdapat di bagian utara, bagian tenggara, dan kemudin di susul bagian barat daya Kabupaten Kendal sedangkan pada bagian tengah kendal terlihat bahwa banyak bagian yang kosong dan tidak terjangkau oleh sarana pendidikan SMA & SMK. khususnya pada Kecamatan Patean, Kecamatan Pegandon, Kecamatan Singorojo, Dan Kecamatan Sukorejo yang hampir 50% dari daerahnya tidak terjangkau oleh sarana Pendidikan SMA.

58

| Laporan Studio Analisis Wilayah

d) PENDIDIKAN TINGGI

Nama AKBID Kendal Kampus Yayasan Al-Furqon STIKES Kendal STI Kendal Univ. Selamat Sri STIKOM STEKOM STI Tarbiyah Muhammadiyah Rektorat UNISS

Kategori Pend. Tinggi Pend. Tinggi

Kecamatan Kendal Kendal

Pend. Tinggi Pend. Tinggi Pend. Tinggi Pend. Tinggi Pend. Tinggi Pend. Tinggi

Kendal Patebon Patebon Patebon Weleri Weleri

Pend. Tinggi

Patebon

Sumber Data: Baperlitbang Kab. Kendal

Terdapat sembilan sarana Pendidikan tinggi yang terdapat di kabupaten kendal, dengan persebaran di tiga kecamatan yaitu kecamatan kendal yang merupakan ibukota kendal, kecamatan patebon, dan kecamatan weleri, semua sarana Pendidikan tinggi terletak di bagian utara kabupaten kendal dan terletak disekita jalan nasional. Sarana Pendidikan tinggi memiliki jangkauan pelayanan regional sehingga jangkauan yang terdapat di peta merupakan baik atau tidaknya jangkauan, pelayanan optimal universitas menjangkau hingga 10 km, pada jangkauan lebih dari 10 km maka penduduk harus menempuh jaraknya yang cukup jauh sehingga dirasa kurang optimal.r


3.7.2 Sarana Kesehatan

Weleri Rowosari Kangkung Cepiring Patebon Kendal TOTAL

60167 52590 49920 52666 59163 57503

2 2 2 2 2 2 40

2 3 2 3 3 4 56

1 0 1 0 0 2 12

Sumber Data: Baperlitbang Kab. Kendal

Peta Persebaran dan Jangkauan Fasilitas Kesehatan Sumber Data: Baperlitbang Kab. Kendal

Tabel Jumlah Sarana Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2018 Kecamatan

Jumlah Pendu dukan

Ru mah Sa kit

31871 58442 35222 51233 51848 34486 75516 61409 47349

pus pus kes kes mas mas pem ban tu 1 2 2 2 1 1 2 4 2 2 2 5 2 2 6 5 3 3

Plantungan Sukorejo Pageruyung Patean Singorojo Limbangan Boja Kaliwungu Kaliwungu Selatan Brangsong Pegandon Ngampel Gemuh Ringinarum

49526 38227 35790 51887 36871

2 1 1 2 1

0 0 0 2 1

3 1 2 3 4

0 0 1 1 0 0 1 1 1

Di Kabupaten Kendaal terdapat 12 unit Rumah Sakit yang terkonsentrasi persebarannya di bagian utara kabupaten kendal berdasarkan jangkauan fasilitas rumah sakit, puskesmas dan puskesmas pembantu yang ada di Kabupaten kendal sebagai layanan kesehatan terdekat dengan masyarakat telah tesebar di seluruh kecamatan dengan jumlah puskesmas dan puskesmas pembantu 40 unit dan puskesmas pembantu sebanyak 56 dengan total 96 unit puskesmas. Berdasarkan jangkauan fasilitas rumah sakit, sebagaian Kecamatan Sukorejo, Plantungan, Singorojo, dan Patean tidak terjangkau oleh rumah sakit, puskesmas maupun puskesmas pembantu, sehingga perlu dilakukan penambahan fasilitas kesehatan agar masyarakat dapat mengakses fasilitas kesehatan secara mudah.

Studio Kendal 2 |

59


3.7.3 Sarana Perniagaan

Peta Jangkauan Pelayanan Fasilitas Perdagangan & Perniagaaan Sumber Data: Baperlitbang Kab. Kendal

Tabel Jumlah Sarana Perdagangan Kabupaten Kendal Tahun 2018 Kecamatan Plantungan Sukorejo Pageruyung Patean Singorojo Limbangan Boja Kaliwungu Kaliwungu Selatan Brangsong Pegandon Ngampel Gemuh Ringinarum Weleri Rowosari Kangkung Cepiring Patebon Kendal 60

Perdagangan Pasar Bank 3 3 3 4 4 1 2 2 2 3 1 2 4 3 3 3 5

3 1 13

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Berdasarkan hasil analisis jumlah fasilitas perdagangan dan perniagaan terlihat bahwa di Kendal terdapat 45 fasilitas perdagangan baik skala lokal maupun regional, dari sebaran yang ada per tiap kecamatan masih ada beberapa kecamatan yang belum memiliki fasilitas perdagangan seperti kecamatan Singorojo. Untuk peta jangkauan pelayanan sendiri dikarenakan keterbatasan data shapefile yang dimiliki maka hanya beberapa titik fasilitas perdangan dan perniagaan saja yang dapat dianalisis jangkauannya berdasarkan pedoman dari SNI. Mayoritas diantara titik fasilitas tersebut merupakan fasilitas dengan skala regional dan sebarannya lebih dominan dibagian utara Kabupaten Kendal, sehingga bisa disimpulkan bahwa pada bagian selatan Kabupaten Kendal mayoritas fasilitas perdagangan dan perniagaan yang ada masih berskala lokal.

3.7.4 Sarana Transportasi

Sumber Data: Baperlitbang Kab. Kendal


Berdasarkan analisis jumlah terminal dan stasiun, Kabupaten Kendal memiliki 8 terminal dan 3 stasiun dengan tipe atau kelas yang menengah. Dari segi jangkauan pelayanan tiap tipe memiliki jangkauan yang berbeda dimana semakin tinggi tipe atau kelas semakin luas juga jangkauan pelayanannya. Di Kabupaten Kendal sendiri mayoritas simpul transportasi yang ada terdapat di bagian utara Kabupaten Kendal hal ini juga berkaitan dengan titik perdagangan yang mayoritas tersebar di bagian utara juga keterkaitan tersebut adalah mengenai konsep Transit Oriented Development. Terminal Terminal Sukorejo Terminal Kaliwungu Terminal Limbangan Terminal Boja .Terminal Kendal Terminal Weleri Terminal Cepiring Terminal Bahurekso Stasiuno Stasiun Weleri Stasiun Kaliwungu Stasiun Kalibodri

Tipe C

Jangkauan (m) 1500

C

1500

B

3000

B

3000

B

3000

C

1500

C

1500

B

3000

Kelas 1

Jangkauan (m) 3000

3

1500

3

1500

3.7.5 Prasarana Jalan

Prasarana jalan di kabupaten Kendal terdiri dari 5 hierarki: 1. Jalan Arteri Primer, yaitu Jalan Raya Soekarno-Hatta; 2. Jalan Arteri Sekunder, yaitu Jalan Raya Tampingan, Jalan Pemuda – Boja, Jalan Singorojo – Boja, Jalan Patean – Boja, Jalan Curug Sewu, Jalan Sapen Jalan Raya Sukorejo – Plantungan, Jalan Jalan Sukorejo – Tersono, dan Jalan Ahmad Yani; 3. Jalan Kolektor, yaitu Jalan Pange ran Djuminah, Jalan Raya Boja – Kaliwungu, Jalan Boja, Jalan Kaliwungu, Jalan Limbangan, Jalan Sumowono – Boja, dan Jalan Sapen; 4. Jalan Lokal Primer; dan 5. Jalan Lokal Sekunder Berdasarkan peta diatas, persebaran prasarana jalan masih terpusat di sisi utara Kabupaten Kendal, sedangkan dibagian selatan hanya tepusat pada Kecamatan Boja yang berbatasan dengan Kota Semarang, Kecamatan Pageruyung yang berbatasan dengan Kabupaten Batang, dan Kecamatan Patean yang berbatasan dengan Kabupaten Temanggung. Di Sisi Selatan, selain 3 kecamatan tersebut hanya memiliki Jalan Lokal Primer dan Lokal Sekunder.

Studio Kendal 2 |

61


3.7.6 Prasarana Sanitasi

3.7.7 Prasarana Listrik

Saat ini belum ada terdapat sanitasi komunal yang di Kabupaten Kendal, sanitasi komunal hanya terdapat di Kawasan Industri. Sanitasi di Kabupaten Kendal menggunakan sistem Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yaitu pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masayarakat. Di dalam STBM terdapat lima pilar utama yaitu: 1. Tidak buang air besar di sembarang tempat 2. Mencuci tangan dengan sabun dan dengan air yang mengalir 3. Mengelola air minum rumah tangga 4. Mengelola sampah rumah tangga 5. Mengolah limbar cair rumah tangga Dengan adanya program ini diharapkan masyarakat dapat lebih memahami pentingnya pol hidup bersih dan sehat. Namun, pengembangan Sanitasi Komunal harusnya mulai menjadi pertimbangan karena pesatnya pertumbuhan penduduk serta pembangunan kendal yang berarti lahan yang tersedia semakin sedikit, dalam review dokumen RTRW belum ada tertera mengenai rencana sistem pembangunan sanitasi komunal.

Tabel Pelanggan Listrik Kabupaten Kendal Tahun Jumlah Pelanggan Listrik 2013 117.799 2014 117.399 2015 122.911 2016 128.052 2017 135.440 2018 334.725 Sumber: Kendal dalam Angka, PLN Kabupaten Kendal, PLN UP3 Semarang

Kebutuhan energi listrik terus meningkat setiap tahun. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pelanggan listrik yang terus meningkat. Jumlah pelanggan listrik di PT PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Kendal, Weleri, dan Boja tahun 2018 sebesar 334.724.

62

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Dengan jumlah penduduk Kabupaten Kendal tahun 2018 sebesar 991 686, dan standar daya listrik minimum 450 VA per jiwa maka seharusnya pada tahun 2018, jumlah listrik seharusnya adalah 446.258.700 VA sedangkan daya terpasang listrik pada tahun 2018 adalah 495.195.180.000 VA maka listrik sudah memenuhi konsumsi minimal Kabupaten Kendal.

3.8 Struktur Ruang

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pola persebaran permukiman di Kabupaten Kendal. Langkah pertama yakni dengan mengidentifikasi kawasan perkotaan menggunakan peraturan Kepala Badan Pusat Statistik no 37 tahun 2010 tentang klasifikasi perkotaan dan perdesaan, diketahui ada 104 desa berstatus kota dari 266 desa. Data tersebut dilakukan overlay dengan data persebaran lahan permukiman. Didapatkan deliniasi lahan terbangun perkotaan sehingga dapat diidentifikasi simpul permukimannya. Data-data yang diperlukan untuk mengidentifikasi agregasi pemukiman yaitu persebaran kawasan perkotaan dan persebaran pemukiman. Langkahlangkah yang dilakukan dalam identifikasi agregasi permukiman, yaitu:

1. Identifikasi kawasan perkotaan Identifikasi kawasan perkotaan dilakukan dengan cara menentukan apakah desa sebagai unit terkecil termasuk dalam kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan berdasarkan peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No. 37 tahun 2010 tentang Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan. Pada peta di bawah, persebaran kawasan perkotaan berada pada 104 desa yang tersebar pada 16 kecamatan.

1. Identifikasi kawasan perkotaan 2. Identifikasi persebaran permukiman 3. Identifikasi simpul perkotaan 4. Identifikasi tetangga terdekat

Studio Kendal 2 |

63


2. Identifikasi Persebaran Permukiman Delineasi persebaran permukiman diperoleh dengan cara mengolah peta guna lahan sehingga hanya didapat persebaran permukimannya saja.

3. IdentiďŹ kasi simpul perkotaan Peta simpul perkotaan diperoleh dengan meng-overlay peta desa-kota dan peta persebaran permukiman. Setelah dilakukan overlay dapat dilihat area mana saja yang termasuk dalam permukiman perkotaan. Area permukiman perkotaan yang mengumpul atau teraglomerasi selanjutnya yang dijadikan sebagai simpul perkotaan. Melalui analisis tersebut, ditemukan 8 simpul.

4. Analisis Tetangga Terdekat Analisis tetangga terdekat dilakukan dengan cara mencari nilai indeks ketetanggaan untuk menentukan pemukiman perkotaan tersebar secara mengelompok, acak, atau merata. Dengan kata lain, analisis tetangga terdekat akan menunjukkan bagaimana pola persebaran permukiman perkotaan yang ada dalam suatu wilayah yang dalam analisisnya diwakili oleh simpul-simpul yang telah ditentukan sebelumnya. Simpul A-B B-C C-D C-H C-G A-F F-H A-E B-F B-H D-G D-H Rata-rata

Jarak (km) 7,03 3,9 9,6 6 10,1 2,6 7,7 19 5 9,6 3,8 6,7 7,8583

Rumus indeks ketetanggaan

Keterangan T = Indeks penyebaran tetangga terdekat Ju = Jarak rata-rata antara satu titik dengan titik tetangga terdekat Jh = Jarak rata-rata yang diperoleh jika semua titik memiliki pola acak P = Kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi N = Jumlah titik simpul permukiman Klasifikasi indeks ketetanggan: T = 0-0,7 = pola bergerombol (mengelompok) T = 0,71-1,4 = pola acak (tersebar tidak merata) T = 1,41-2,15 = pola tersebar merata

64

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Perhitungan :

Dari hasil analisis diketahui indeks ketetanggan Kabupaten Kendal bernilai 0.9877. Nilai tersebut menunjukkan bahwa persebaran permukiman di Kabupaten Kendal berpola acak (tersebar tidak merata). Agregasi Jaringan Penghubung 1. Identifikasi Jaringan Jalan

Peta Klasifikasi Jaringan Jalan Kabupaten Kendal Sumber: Analisis Penulis, 2019

Identifikasi jalan dilakukan untuk menentukan bagaimana klasifikasi kelas jalan yang ada di Kabupaten Kendal. Klasifikasi kelas jalan Kabupaten Kendal terdiri dari jalan arteri, kolektor, dan lokal. Kabupaten Kendal dilalui Jalan Nasional Rute 1 atau yang lebih dikenal dengan nama Jalur Pantura serta Jalan Tol Semarang-Batang. Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Kendal menjadi rute utama untuk melakukan perjalanan antar wilayah di Pulau Jawa.

2. Identifikasi Simpul - Jaringan Penghubung Identifikasi simpul jaringan penghubung dilakukan dengan mengoverlay jaringan jalan dengan simpul permukiman yang sudah ditentukan. Hasil overlay akan dijadikan masukan dalam menentukan hierarki pada setiap simpulnya. Hal ini bisa dilakukan karena jaringan jalan yang menghubungkan atau melewati tiap simpul bisa menjadi salah satu indikator mengenai seberapa besar pelayanan yang mampu diberikan oleh tiap simpulnya.

Peta Simpul Perkotaan Kabupaten Kendal Sumber: Analisis Penulis, 2019

Peta Agregasi Jaringan Penghubung Kabupaten Kendal Sumber: Analisis Penulis, 2019

Studio Kendal 2 |

65


Agregasi Jaringan Penghubung

Tabel Agregrasi Fasilitas

Agregasi ini dilakukan untuk mengetahui persebaran fasilitas pada setiap simpul perkotaan. Tahap ini digunakan untuk membuktikan bahwa setiap simpul perkotaan selalu dilengkapi oleh fasilitas-fasilitas. Berikut adalah inventarisasi fasilitas di Kabupaten Kendal

66

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Agregasi ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah sarana tiap kecamatan yang nantinya akan dilakukan overlay antara persebaran fasilitas dengan simpul permukiman perkotaan. Hasilnya akan terlihat fasilitas-fasilitas yang berada di dalam area simpul layanan permukiman seperti peta dibawah:

Sumber: Analisis Data Studio Kendal

Interaksi Antar Simpul Interaksi antar simpul perkotaan dihitung dengan menggunakan Model Gravity, yaitu:

Kecamatan Jumlah Penduduk Plantungan 31.871 Sukorejo 58.442 Pageruyung 35.222 Patean 51.233 Singorojo 51.848 Limbangan 34.486 Boja 75.516 Kaliwungu 61.409 Kaliwungu Selatan 47.349 Brangsong 49.526 Pegandon 38.227 Ngampel 35.790 Gemuh 51.887 Ringinarum 36.871 Weleri 60.167 Rowosari 52.590 Kangkung 49.920 Cepiring 52.666 Patebon 59.163 Kota Kendal 57.503 Jumlah 991.686

Keterangan: Tij = Interaksi antar simpul vij = Jumlah penduduk daerah asal wij = Jumlah penduduk daerah tujuan sij

= Jarak simpul

Studio Kendal 2 |

67


Simpul

Jarak Simpul sij2 (km) Kaliwungu Kota Kendal 7,03 49,4209

vij x wij

TijÂŹ

3.531.201.727

71.451.587

Kota Kendal Cepiring

Cepiring

3,9

15,21

3.028.452.998

199.109.336

Weleri

9,6

92,16

3.168.755.222

34.383.195

Weleri

Rowosari

3,8

14,44

3.164.182.530

219.126.214

Rowosari

Pegandon

3,8

14,44

2.010.357.930

139.221.463

Cepiring

Pegandon

6

36

2.013.263.182

55.923.977

Kaliwungu

Brangsong

5

25

3.041.342.134

121.653.685

Brangsong

Pegandon

7,9

62,41

1.772.535.540

30.335.369

Weleri

Pegandon

5,7

32,49

2.300.003.909

70.791.133

Kota Kendal Kota Kendal Kaliwungu

Pegandon

9,6

92,16

2.198.167.181

23.851.640

Brangsong

5

25

2.847.893.578

113.915.743

Boja

19

361

4.637.362.044

12.845.878

Cepiring

Rowosari

10,1

102,01

2.769.704.940

27.151.308

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa simpul yang memiliki interaksi tertinggi yaitu simpul Weleri-Rowosari, sedangkan simpul yang memiliki interaksi terendah yaitu simpul Brangsong-Pegandon

68

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Indikator Pusat-Pusat Jaringan Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), sistem perkotaan nasional dibagi menjadi Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Untuk menentukan hierarki suatu simpul diperlukan kriteria-kriteria tertentu. Menurut Bappenas kriteria-kriteria tersebut yaitu sebagai berikut Fasilitas Perhubungan

Ekonomi

Kesehatan

Pendidikan

Jaringan jalan

PKN PKW Pelabuhan Pelabuhan udara dan/atau udara dan/atau pelabuhan laut pelabuhan laut (pelabuhan (pelabuhan pengumpan utama sekunderprimertersier) dan/ sekunder) dan/ atau Terminal atau Terminal tipe A tipe B Pasar induk Pasar induk antar wilayah regional, (pasar perdagangan dan jasa skala nasionalregional daerah) Rumah sakit Rumah sakit umum tipe A umum tipe B Perguruan tinggi

Arteri primer, kolektor primer, jalan tol, jalan strategis nasional

Pendidikan dasar sampai perguruan tinggi Arteri primer, kolektor primer, jalan tol, jalan strategis nasional

PKL Terminal bus tipe B-C

PPK Terminal bus tipe C-transit

Pasar lokal

Pusat perbelanjaan dan niaga

Rumah sakit tipe C, puskesmas SMA

Balai pengobatan lingkunganpuskesmas Pendidikan dini-dasar (paudSMP)

Jalan kolektor Jaringan jalan sampai jalan sekunder yang lokal primer menghubungkan (jalan provinsi antarpusat dan kabupaten, pelayanan dalam jalur kereta kota api)

Studio Kendal 2 |

69


Dari analisis tersebut, klasifikasi hierarki pada Kabupaten Kendal yaitu :

Dari hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa skala pelayanan fasilitas di Kabupaten Kendal kurang terjangkau terhadap keseluruhan wilayah. Hal itu dilihat dari hasil perhitungan Marshall bahwa dominasinya berhierarki V yang artinya tingkat paling rendah (tidak terjangkau fasilitas). Dapat dikatakan bahwa wilayah Kabupaten Kendal masih bersifat pedesaan karena kurangnya jangkauan fasilitas bagi masyarakatnya.

70

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Analisis Skalogram


Hasil analisis skalogram yang menggabungkan analisis fasilitas sekaligus konektivitas, didapat data hasil analisis sistem perkotaan sesuai dengan standar. Hasil ini kemudian dibandingkan dengan rencana struktur ruang yang tercantum pada RTRW Kabupaten Kendal Tahun 2011-2031 dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kendal No. 20 Tahun 2011. Didapat hasil bahwa sebagian besar kondisi eksisting di Kabupaten Kendal melebihi status perkotaan rencana RTRW Kendal. Hanya di Kecamatan Sukorejo saja yang sesuai dengan rencana RTRW Kendal. Analisis Aksesibilitas

Analisis Mobilitas Simpul A-B B-C C-D C-H C-G A-F F-H A-E B-F B-H D-G D-H

Jarak Pendek 6.70 3.8 9.01 5.88 8.93 2.15 6.92 16.11 4.24 7.87 2.97 5.42

Jarak Panjang 7.03 3.9 9.6 6 10.1 2.6 7.7 19 5 9.6 3.8 6.7

Detour Index 0.95 0.97 0.93 0.98 0.88 0.82 0.90 0.85 0.85 0.82 0.78 0.81

Detour Index (DI) digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari jaringan transportasi terhadap jarak antar simpul permukiman wilayah. Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat beberapa jaringan simpul yang memiliki mobilitas yang cukup baik atau mendekati angka 1 yaitu pada jaringan simpul A – B, B – C, C – D, dan C - H. Analisis aksesibilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat kemudahan masyarakat untuk mengakses fasilitas yang tersedia. Peta di atas merupakan peta overlay permukiman dengan jangkauan fasilitas publik, seperti pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Peta di atas menunjukkan bahwa Kabupaten Kendal sudah memiliki persebaran fasilitas yang merata, hanya beberapa desa yang kurang mendapatkan akses pada fasilitas publik. Hal ini ditunjukkan dari sudah keterjangkauan mayoritas kawasan permukiman di Kabupaten Kendal.

Analisis Konektivitas Beta Index Beta Index membandingkan antara jumlah jaringan dan juga jumlah simpul yang ada.

Keterangan : β : Beta Indeks e : jumlah penghubung v : jumlah simpul β < 1 : konektivitas kurang baik β > 1 : konektivitas baik

Studio Kendal 2 |

71


Kabupaten Kendal memilik beta indeks sebesar 1,5. Nilai yang melebihi 1 ini menggambarkan konektivitas antar simpul-simpul yang ada sudah baik. Simpul- simpul yang ada sudah sepenuhnya terhubung dan memiliki susunan jalur penghubung yang cukup kompleks, yang berarti satu simpul tidak hanya terhubung dengan satu simpul lainnya saja. Alfa Index Alpha Index adalah indeks konektivitas yang diperoleh dengan mengevaluasi jumlah cycle (jaringatertutup) yang ada dan dibandingkan dengan jumlah maksimal yang mungkin terbentuk.

Keterangan : Îą : Alpha Indeks u : jumlah cycle (jaringan tertutup) v : jumlah simpul

Alpha index memiliki nilai maksimal 1, yang berarti jumlah cycle yang ada sama dengan jumlah cycle yang mungkin terbentuk dan semakin tinggi nilai indeks semakin banyak jaringan yang terhubung struktur ruang Kabupaten Kendal memiliki alpha index 0,45 yang berarti masih jauh dari angka maksimal yang bisa dicapai. Rendahnya angka alpha index ini mengindikasikan masih banyak simpul yang belum terhubung secara optimal. Gamma Index Gamma Indeks adalah indeks konektivitas yang dihitung dengan mempertimbangkan hubungan antara jumlah jaringan penghubung (link) yang ada dengan jumlah seluruh jaringan penghubung yang memungkinkan.

72

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Keterangan : Îł : Gamma Indeks e : jumlah penghubung v : jumlah simpul

Gamma index memiliki rentang nilai antara 0 (min) hingga 1 (max).Semakin tinggi nilai indeks, semakin baik konektivitas yang ada dan nilai maksimal diperoleh jika jumlah link yang ada sama dengan jumlah link yang bisa terbentuk (jaringan telah sepenuhnya terhubung). Nilai Gamma index 0,67 yang ada di Kabupaten Kendal menggambarkan bahwa konektivitas yang ada cukup baik dalam menghubungkan antar simpul yang ada.   KESIMPULAN Struktur Ruang Eksisting

Struktur Ruang RTRW


Kecamatan

Struktur Eksisting

Struktur RTRW

Keterangan

Plantungan

PPK

PPL

Belum Sesuai

Sukorejo

PKL

PKL

Sesuai

Pageruyung

PKL

PPL

Patean

PPK

PPL

Singorojo

PKL

PPL

Limbangan

PKL

PPL

Boja

PKW

PKL

Kaliwungu

PKN

PKL

Kaliwungu Selatan

PKL

PPL

Brangsong

PKW

PPL

Pegandon

PKL

PPK

Ngampel

PKL

PPL

Gemuh

PKL

PPL

Ringinarum

PKL

PPL

Weleri

PKW

PKL

Rowosari

PPK

PPL

Kangkung

PPK

PPL

Cepiring

PKL

PPL

Patebon

PKL

PPL

Tidak Sesuai

Hasil analisis struktur ruang eksisting kemudian dibandingkan dengan rencana struktur ruang rencana yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal Tahun 2011-2031. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa kecamatan yang hierarkinya sesuai hanya di Kecamatan Sukorejo.

Studio Kendal 2 |

73


3.9 Pola Ruang Analisis pola ruang diawali dengan klasifikasi tutupan lahan dari citra satelit. Kemudian tutupan lahan tersebut diklasifikasikan kembali agar dapat dianalisis kesesuaian /evaluasi. Klasfikasi kedua menggabungkan sawah irigasi, sawah tadah hujan, dan belukar menjadi guna lahan pertanian, kemudian kebun dan tegalan menjadi perkebunan, dan yang terakhir gedung dan permukiman menjadi guna lahan permukiman.

Peta Tutupan Lahan Sumber: Baperlitbang Kab Kendal

Peta Pola Ruang Sumber: Baperlitbang Kab Kendal

74

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Setelah proses klasifikasi, guna lahan baru memiliki luas-luas sebagai berikut: Tutupan Pola Lahan Ruang Hutan lindung Hutan Hutan produksi Hutan produksi terbatas Cagar Cagar Alam Alam Kebun Perke Tegalan bunan Gedung Industri Permu kiman Belukar Sawah Irigasi Sawah Tadah Hujan Empang

Permu kiman

Luas (ha) 1.341 ,46 14.984 ,30 4.372. 657,10

Luas Total (ha) 4.388. 982,86

337. 908

337.908

Kesesuaian Lahan Evaluasi kesesuaian lahan mengacu pada kesesuaian lahan metode skoring berdasarkan SK Menteri Pertanian No 837/KPTS/ UM/11/1980 dengan klasifikasi Kawasan Lindung, Kawasan Penyangga, dan Kawasan Budidaya.

31.112,1 8.968. 192,12 12.747,3 32.302,7

Pertanian Pangan

Tambak

Sumber : Baperlitbang (diolah)

2.398,25

Berdasarkan peta kesesuaian lahan, sebesar 61,4% total lahan di Kabupaten Kendal dapat dikembangkan menjadi kawasan budidaya, sedangkan sisanya merupakan lahan penyangga, dan kawasan lindung. Kawasan penyangga di sini merupakan kawasan yang dapat digunakan namun bersyarat dan terbatas, sedangkan kawasan lindung merupakan kawasan yang tidak boleh dikembangkan. Kesesuaian

Luas (Ha)

Kawasan Budidaya Kawasan Lindung Kawasan Penyangga

60.711,1

Persentase (%) 61.4

2.031,7

2.05

36.122,5

36.5

Studio Kendal 2 |

75


Analisis Potensi Pembangunan Analisis Sensitivitas Ekologi Analisis sensitivitas ditujukan untuk mengetahui lahan-lahan yang dapat dikembangkan tanpa mengganggu ekosistem sekitar. Analisis dilakukan dengan dasar teori dari penelitian (Tsou, 2017). Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: Pertim bangan

Kondisi topografi

Guna Lahan

Perkem bangan wilayah

Ekosistem

76

Kriteria

Kelas

Kelerengan

1) 1-5, 2) 5-15, 3) 15-25 4) >25

Ketinggian

1) <50, 2) 50-100, 3) 100-200 4) >200

Tipe guna lahan

1) Terbangun, 2) Pertanian, 3) Hutan

Jarak dari permu kiman semakin jauh Jarak dari lalu lintas (km)

1) <0.5, 2) 0.5-1, 3) 1-1.5, 4) >1.5

Populasi/ km2

1) >6000, 2) 60004000, 3) 40002000, 4) <2000

Jarak dari badan air, Jarak dari mata air

Kriteria-kriteria tersebut kemudian diberi bobot sesuai pengaruhnya. Bobot ini digunakan sebagai dasar pertimbangan pengaruh setiap variabel. Metode yang digunakan yakni weighted overlay, dari weighted overlay tersebut ditemukan hasil sebagai berikut:

1) <1, 2) 1-2, 3) 2-3, 4) >3

1) <0.2, 2) 0.2-0.5 3) 0.5-1, 4) >1

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Sumber: Analisis Penulis, 2019

Analisis Kerawanan Banjir Analisis sensitivitas ditujukan untuk mengetahui lahan-lahan yang dapat dikembangkan tanpa mengganggu ekosistem sekitar. Analisis dilakukan dengan dasar teori dari penelitian (Wang, 2011). Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: Pertim bangan Kondisi Alam

Kriteria

• Ketinggian (Mdpl)

kelas • 1) <50, 2) 50-100, 3) 100-200 4) >200 • 1) <0.2, 2) 0.2-0.5 3) 0.5-1, 4)>1


• Jarak dari • 1)Terba aliran air ngun, (km) 2) Pertanian, 3) hutan • Tutupan Lahan

Pemicu

Curah Hujan (mm/ tahun)

1) <1500, 2) 1500-2000, 3) 20002500 4) >2500

Kriteria-kriteria tersebut kemudian diberi bobot sesuai pengaruhnya. Bobot ini digunakan sebagai dasar pertimbangan pengaruh setiap variabel. Metode yang digunakan yakni weighted overlay, dari weighted overlay tersebut ditemukan hasil sebagai berikut:

Analisis Kerawanan Longsor Analisis sensitivitas ditujukan untuk mengetahui lahan-lahan yang dapat dikembangkan tanpa mengganggu ekosistem sekitar. Analisis dilakukan dengan dasar teori dari penelitian (Feizidadeh, 2011). Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: Pertim bangan

Kriteria

Litologi Geologi

Jarak aliran air

Guna lahan

iklim

Sumber :Analisis Penulis, 2019

topografi

Tipe guna lahan

Kelas 1) Alluvium 2) Batuan Sedimen 3) Batuan Beku 4) Batuan Vulkanik 1) <0.2, 2) 0.2-0.5 3) 0.5-1, 4) >1 1) Hutan 2) Pertanian, 3) Terbangun

1) <1500 2) 1500Curah hujan 2000 3) 20002500 4) >2500

kelerengan

1) 1-5, 2) 5-15, 3) 15-25 4) >25

Studio Kendal 2 |

77


Kriteria-kriteria tersebut kemudian diberi bobot sesuai pengaruhnya. Bobot ini digunakan sebagai dasar pertimbangan pengaruh setiap variabel. Metode yang digunakan yakni weighted overlay, dari weighted overlay tersebut ditemukan hasil sebagai berikut:

Sumber :Analisis Penulis, 2019

Overlay Analisis potensi pembangunan didasari oleh analisa mengenai daya tampung dan daya dukung lahan. Analsis ini menggunakan kriteria kerawanan bencana dan sensitivitas ekologi sebagai variabel. Untuk menentukan bobot masing-masing variabel, analisis ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Dari Metode AHP tersebut ditemukan eigenvector (bobot) sebagai berikut: Variabel Bahaya Longsor Sensitivitas Bahaya Banjir

Bobot 54% 30% 16%

Setelah pembobotan selanjutnya metode yang digunakan yakni weighted overlay, dari weighted overlay tersebut ditemukan hasil sebagai berikut:

78

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Identifikasi Kesesuaian Per Guna Lahan (Analisis Potensi Pengembangan) Untuk mengidentifikasi guna lahan yang sesuai, diperlukan syarat atau kriteria-kriteria tertentu. Kriteriakriteria tersebut ditetapkan dengan mengadaptasi dari berbagai macam sumber literatur dan peraturan perundang-undangan. Berikut adalah tabel kriteria kesesuaian per guna lahan. Guna Lahan

Kriteria

Permukiman

• Kawasan developable • Kawasan developable atau limited developable • Kelerengan <40% • Berada di kawasan budidaya dan/atau penyangga • Bukan merupakan kawasan permukiman • Bukan merupakan kawasan hutan • Tidak berada di badan air • Kawasan developable

Pertanian


• Bukan di kawasan lindung • Bukan di kawasan permukiman

Perkebunan

Hutan Produksi

Overlay Pola Ruang Evaluasi guna lahan dilakukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian pemanfaatan lahan yang dikembangkan saat ini dengan kriteria-kriteria kesesuaian guna lahan yang sudah ditentukan sebelumnya.

• Kelerengan 0-15% • Tidak berada di badan air • Berada di kawasan budidaya dan/atau penyangga • Kawasan developable • Bukan di kawasan lindung • Kelerengan 0-15% • Tidak berada di badan air

Peta Kesesuaian Lahan Perkebunan Tabel Kesesuaian Lahan Fungsi Sesuai Sesuai Terbatas Tidak Sesuai TOTAL

Luas Area Persentase (%) 80.902,3 83,11 15.678 16,11 757,9 97.338

0,78 100%

wSumber :Analisis Penulis, 201

Sumber :Analisis Penulis, 2019

Studio Kendal 2 |

79


Kesesuaian Lahan

Kawasan Lindung

Kawasan Penyangga

Pola Ruang

Hutan lindung

Hutan produksi terbatas

Pertanian Pangan

Tambak

Dapat dikembangkan Tidak dapat dikembangkan Terbatas

Kawasan Budidaya

Perkebunan

Industri

80

Dapat dikembangkan Tidak dapat dikembangkan Terbatas Dapat dikembangkan Tidak dapat dikembangkan Terbatas Dapat dikembangkan Tidak dapat dikembangkan Terbatas Dapat dikembangkan Tidak dapat dikembangkan Terbatas Dapat dikembangkan Tidak dapat dikembangkan Terbatas

Hutan produksi

Kawasan Budidaya

Potensi pembangunan Tidak dapat dikembangkan Terbatas

Dapat dikembangkan Tidak dapat dikembangkan Terbatas Dapat dikembangkan

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Keterangan

Luas(ha)

Sesuai

1,334.1

Tidak sesuai

354.6

Kurang sesuai

0

Sesuai

733.8

Tidak sesuai

55.3

Kurang sesuai Sesuai

0 14,873.7

Tidak sesuai

0

Kurang sesuai Sesuai

1,982.5 10,732.6

Tidak sesuai

15.1

Kurang sesuai Sesuai

0 30,655.7

Tidak sesuai

0.2

Kurang sesuai

12,016.5

Sesuai

20,179.8

Tidak sesuai

0

Kurang sesuai

1,678.8

Sesuai

608.2

Tidak sesuai

332.7

Kurang sesuai Sesuai

0 1,784.4


Analisis Highest and Best Use Analisis highest and best use digunakan untuk menentukan prioritas penggunaan lahan untuk mendapatkan penggunaan tertinggi dan terbaik serta penggunaan lahan yang optimal. Dalam melakukan analisis ini harus memperhatikan beberapa kriteria yaitu kesesuaian dengan peraturan, kelayakan secara fisik, kelayakan secara finansial, dan produktivitas tertinggi. Dari segi kelayakan secara finansial, dapat dilihat dari neraca moneter NSDA masingmasing subsektor yaitu sebagai berikut: Subsektor Peternakanan Ruminansia Perikanan Hortikultura Buah Pertanian Lahan Kering Pertanian Lahan Basah Hortikultura Sayur Perkebunan

Produktivitas Moneter (Rp/ha) 3.214.156.457 175.314.175,9 62.913.356 40.782.048,38 39.470.000 30.870.279

Sukorejo

Pageruyung

Singorojo

Limbangan

Boja

Kaliwungu Kaliwungu Selatan Brangsong Pegandon

Ngampel

Gemuh

15.712.542

Dengan mempertimbangkan produk tivitas moneter, kemudian diperoleh potensi utama dan alternatif sektor yang dapat dikembangkan di masing-masing kecamatan, yaitu sebagai berikut: Kecamatan Plantungan

Patean

Potensi Alternatif Hortikultura Pertanian Buah Lahan Kering Hortikultura Pertanian Buah Lahan Kering Hortikultura Pertanian Buah Lahan Kering

Ringinarum

Weleri

Rowosari

Kangkung

Cepiring Patebon

Kendal

Hortikultura Pertanian Buah Lahan Kering Hortikultura Pertanian Buah Lahan Kering Hortikultura Pertanian Buah Lahan Kering Hortikultura Pertanian Buah Lahan Kering Perikanan Hortikultura Buah Hortikultura Pertanian Buah Lahan Kering Perikanan Hortikultura Buah Hortikultura Pertanian Buah Lahan Kering Hortikultura Pertanian Buah Lahan Kering Hortikultura Pertanian Buah Lahan Kering Hortikultura Pertanian Buah Lahan Kering Hortikultura Pertanian Buah Lahan Kering Pertanian Perkebunan Lahan Kering Pertanian Hortikultura Lahan Buah Kering Hortikultura Perkebunan Buah Hortikultura Pertanian Buah Lahan Kering Perikanan Hortikultura Buah Studio Kendal 2 |

81


Analisis Kebutuhan Ruang Pemukiman Menurut trend yang ada, jumlah penduduk Kabupaten Kendal terus meningkat setiap tahunnya. Menurut hasil proyeksi, pada tahun 2038 penduduk Kabupaten Kendal akan mencapai angka 1,161,000 jiwa. Tentu pertambahan penduduk sebanyak 169,314 jiwa, dari yang sebelumnya 991,686 jiwa, membutuhkan ruang untuk bermukim. Kebutuhan akan ruang bermukim akan diskenariokan agar didapatkan beberapa alternatif pengembangan permukiman. Adapun scenario yang dilakukan antara lain: 1. Bussiness as usual (BAU), perhitungan kebutuhan lahan berdasarkan intensitas penggunaan lahan pada tahun-tahun sebelumnya 2.Compact Development (CD), perhitungan kebutuhan lahan dengan asumsi intensitas penggunaan lahan sangat tinggi 3. Middle Scenario (MS), perhitungan kebutuhan lahan berdasarkan nilai tengah antara Bussiness as usual dan Compact Development. Berikut hasil perhitungan kebutuhan lahan berdasarkan masing-masing scenario: Keb. Lahan BAU (Ha)

Keca matan

Boja Brang song Cepiring Gemuh Kaliwu ngu

82

Keb. Keb. Lahan Lahan CD (Ha) MS (Ha)

1424.1 836.1

996.9 585.3

1139.3 668.9

1603.5 748.6 708.8

1122.4 524.0 496.1

1282.8 598.9 567.0

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Kaliwu ngu Selatan

666.6

466.6

533.3

2795.2 2185.2

1956.7 1529.7

2236.2 1748.2

536.2

612.8

430.0 660.5 1294.4 446.0 374.8

491.4 754.8 1479.3 509.7 428.4

239.2

273.4

456.8

522.1

1314.7 584.9 591.5 505.3 15112.0

1502.5 668.5 676.0 577.5 17270.9

Kota Kendal Lim 766.0 bangan Ngampel 614.2 Patean 943.6 Patebon 1849.2 Pegandon 637.1 Pegeru 535.5 yung Plantu 341.7 ngan Ringi 652.6 narum Rowosari 1878.2 Singorojo 835.6 Sukorejo 845.0 Weleri 721.8 Kab. 21588.6 Kendal

Analisis Best Use Lahan Pertanian Kabupaten Kendal memiliki bentang lahan yang dapat dimaksimalkan untuk pengembangan sektor pertanian. menurut hasil analisis kesesuaian lahan pertanian, Kabupaten Kendal memiliki potensi lahan total 3,256.5 ha untuk dikembangkan sebagai perikanan, 31,724.4 ha untuk dikembangkan sebagai perkebunan, 23,000.9 ha untuk dikembangkan sebagai pertanian lahan basah, dan 11,764.1 ha untuk pertanian lahan kering. Selain itu, dikarenakan lahan-lahan tersebut tersebar di seluruh Kabupaten Kendal maka tiaptiap Kecamatan di Kabupaten Kendal memiliki spesialisasi masing-masing dalam pengembangan sektor pertanian. adapun rincian terkait spesialisasi dan potensi lahan yang dimiliki oleh kecamatan sebagai berikut:


Kecamatan

Spesialisasi

Potensi Lahan Perikanaan

Potensi Lahan perkebunan 2290.9

Potensi Lahan Pertanian Basah 895.5

Potensi Lahan Pertanian Kering 1215.5

Boja

Perkebunan

-

Brangsong

Pertanian Basah

247.3

491.9

1526 .7

199.4

Cepiring

Pertanian Basah

197.2

146.5

1539.7

23.3

Gemuh

Pertanian basah

-

191.5

1863.8

110.7

Kaliwungu

Perikanan

1324.1

140.6

1534

387.5

Kaliwungi Selatan

Perkebunan

762.8

661.6

567.7

Kangkung

Pertanain Basah

220.1

24.6

2424.1

26.8

Kota Kendal Pertanian Basah

620.1

114.6

1492.1

100.6

2779.2

588.8

1414.9

Limbangan

Perkebunan

Ngampel

Perkebunan

-

936.8

573.9

238.5

Patean

Perkebunan

-

4579.4

1035.5

1939.7

Patebon

Pertanian Basah

890.4

504.5

1440.3

750.6

Pegandon

Pertanian Basah

-

474.4

777.7

184.7

Pegeruyung

Perkebunan

-

3480.7

80.3

1119.2

Plantungan

Perkebunan

-

2942.9

210.1

1201.1

-

32.2

1414.9

6.8

62.1

55.6

2323

31

Ringinarum Pertanian Basah Rowosari

Pertanian Basah

Singorojo

Perkebunan

-

6780.5

1235.5

1046.6

Sukorejo

Perkebunan

-

4943.4

20.1

1017.2

Weleri

Pertanian Basah

-

38.4

1354.4

176.1

Kab. Kendal Perkebunan

3,256.5

31,724.4

23,000.9

11,764.1

Kab. Kendal Perkebunan

3,256.5

31,724.4

23,000.9

11,764.1

Studio Kendal 2 |

83


Daya Dukung Permukiman DDPm = Lpm/p/a Keterangan: DDPm = Daya dukung permukiman Lpm = Luas lahan yang layak untuk permukiman (m2) P = Jumlah penduduk saat ini (jiwa), untuk mengukur daya saat ini a = Banyaknya kebutuhan lahan per jiwa (m2) = 26,67 m2 Diketahui: LPM = 892.953.462,7 P = 991.686 jiwa a = 26,67 m2 Jawab: DDPm = Lpm/p/a DDPm = 892.953.462,7 /991.686/26,67 DDPm = 33,76 Daya dukung permukiman Kabupaten Kendal sebesar 33,76 dimana angka tersebut >1 sehingga dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Kendal masih mampu menampung penduduk di Kabupaten Kendal hingga 20 tahun kedepan. Daya Dukung Pertanian = X/K Keterangan: = Tingkat daya dukung lahan pertanian X = Luas panen tanaman pangan perkapita K = Luas lahan untuk swasembada pangan X = Luas panen (Ha) : Jumlah Penduduk (Jiwa) K = Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) : Produksi tanaman pangan ha/thn Diketahui: • Luas tanaman pangan : 76.078 Ha • Jumlah Penduduk : 991.686 jiwa • Produksi/Ha/Thn : 6.140 kg/Ha • KFM : 98 kg/kapita

84

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Jawab: = X/K = (76.078/991.686)/ (6.140) x 98) = 1,27 x 10-7 Tingkat daya dukung lahan pertanian Kabupaten Kendal bernilai 1,27 x 10-7 yang artinya Kabupaten Kendalbelum mampu swasembada pangan. PROYEKSI a) Proyeksi Penduduk dan Terbangun Tren Pertumbuhan Penduduk Ditinjau dari jumlah penduduk Kabupaten Kendal yang diambil melalui data time series dari tahun 2013 hingga tahun 2018, pertumbuhan penduduk tergolong positif dan naik secara signifikan dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk Kabupaten Kendal pada tahun 2013 mencapai angka 955.949 jiwa dan pada tahun 2018 naik hingga 991.686 jiwa. Laju Pertumbuhan Penduduk r = (Pt/Po)1/t-1 r = (991.686/955.949)1/5-1 r = 7,37 × 10-3 Keterangan: Pt = Proyeksi jumlah penduduk pada t tahun Po = Jumlah penduduk tahun awal r = Laju pertumbuhan penduduk t = selisih tahun proyeksi dengan tahun awal r = ((Pt/Po)-1)/t r = ((991.686/955.949)-1)/5 r = 7,47×10-3 r = ((Pt/Po) Melalui perhitungan tersebut. Diketahui bahwa pertumbuhan penduduk Kabupaten Kendal sebesar 7,37% setiap tahunnya.


b) Proyeksi Penduduk Untuk memproyeksikan jumlah penduduk, digunakan tiga metode yaitu geometri, aritmatik, dan eksponensial. Hasil dari ketiga metode tersebut kemudian dibandingkan dan dilakukan pemilihan metode yang memiliki kecenderungan pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kendal baik dari tren, laju pertumbuhan, maupun data grafiknya. • Model Agregat Aritmatika Pt = Po (1+rt) = 955.949 (1+(7,37 × 10-3)) × 5 = 991.175 • Model Agregat Geometri Pt = Po(1+r)t = 955.949 (1+7,37×10-3)5 = 991.698 • Model Agregat Eksponensial Pt = Po × 2,7182818rt = 955.949 × 2,7182818(7,37×10^-3 × 5) = 991.833 Tabel Proyeksi Penduduk Kabupaten Kendal Tahun 2018-2038 Tahun 2013 2018 2023 2028 2033 2038 955. 991. 1.028. 1.067. 1.107. 1.148. 949 686 759 218 115 503

c) Proyeksi Ekonomi Proyeksi ekonomi ditujukan untuk mengetahui keadaan ekonomi suatu wilayah dimasa mendatang berdasarkan tren saat ini. Proyeksi ekonomi diawali dengan pemilihan model prediksi, adapun model prediksi yang digunakan pada analisis ini yakni model Rule of 70. Berikut rumus Rule of 70:

Model ini digunakan disetiap lapangan usaha yang kemudian hasil dari proyeksi tersebut di jumlahkan menjadi PDRB. Setelah itu, proyeksi ekonomi ini dianalisis bersama proyeksi penduduk agar didapatkan proyeksi PDRB percapita, adapun metode yang digunakan adalah dengan membagi antara hasil proyeksi ekonomi dengan hasil proyeksi penduduk.

Selain mengetahui proyeksi PDRB dan PDRB percapita, proyeksi struktur ekonomi perlu dilakukan agar memberikan gambaran yang cukup jelas, proyeksi struktur ekonomi dilakukan dengan membagi hasil proyeksi lapangan usaha dengan hasil proyeksi PDRB yang kemudian menghasilkan proporsi masing-masing lapangan usahan terhadap PDRB.

Studio Kendal 2 |

85


d) Proyeksi PDRB Analisis menggunakan Rule of 70 menemukan bahwa sektor-sektor tersier memiliki waktu untuk menggandakan relative lebih cepat dibandingkan dengan sektor lainnya. Sedangkan sektorsektor primer memiliki waktu untuk menggandakan relative lebih lambat dari sektor lainnya.

Lapangan Usaha Pertanian dll pertam bangan industri listrik/gas air, sampah konstruksi perda gangan transportasi akomodasi makan minum informasi komunikasi jasa keuangan real estate jasa perusahaan jasa pemerin tahan/ adminis trasi jasa pendidikan jasa kesehatan jasa lain

86

2.87

Waktu menggandakan (Tahun) 24.39

4.11

17.03

5.67 4.71 4.88 6.58 5.55

12.35 14.86 14.34 10.64 12.61

6.47 7.79

10.82 8.99

11.55

6.06

3.16

22.15

5.51 8.79

12.70 7.96

3.38

20.71

7.58

9.23

8.16

8.58

8.72

8.03

Laju (%)

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Melalui proyeksi ekonomi, Kabupaten Kendal diproyeksikan akan tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan 6 % pertahun dan memiliki total PDRB pada akhir tahun proyeksi sebesar Rp 124,779,795.69 Juta rupiah. Atau meningkat sebesar 236% selama 20 tahun.

e) Proyeksi Per-Kapita Menurut proyeksi ekonomi, Kabupaten Kendal akan mencapai PDRB pada akhir tahun proyeksi sebesar 124,779,795.69 Juta rupiah. Sedangkan menurut proyeksi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Kendal akan mencapai 1,148,503 jiwa. Berdasarkan data tersebut, maka ditemukan pada akhir tahun proyeksi PDRB per-capita Kabupaten Kendal akan mencapai 108.65 Juta rupiah.


f) Struktur Ekonomi Menurut proyeksi ekonomi, pada akhir tahun proyeksi perekonomian Kabupaten Kendal akan disokong oleh 3 lapangan usaha terbesar yakni, Industri dengan nilai output sebesar 53 Triliun rupiah atau sebesar 40.32 % dari total perekonomian, Perdagangan dengan nilai output 15,3 Triliun rupiah atau sebesar 11.5% dari total perekonomian, dan pertanian dengan nilai output 13 Triliun rupiah atau sebesar 11.3% dari total perekonomian. Selain itu, fenomena transformasi struktural masih berjalan menghasilkan sebanyak 48% dari total perekonomian kendal bergerak di sektor sekunder, 40% bergerak di sektor tersier, dan 12% bergerak di sektor primer.

Studio Kendal 2 |

87


Lapangan usaha

Output 2018 (Juta Rupiah)

Presentase 2018 (%)

Output 2038 (Juta Rupiah)

Presentase 2038 (%)

Pertanian, perikanan, kehutanan dll pertambangan

7,587,852.28

18.74

13,395,639.89

11.46

528,800.00

1.32

1,193,401.75

1.00

industri

16,461,810.20

41.81

50,599,495.07

40.97

listrik/gas

71,812.78

0.18

182,516.49

0.15

air, sampah

25,691.25

0.06

67,531.60

0.06

konstruksi

2,672,256.45

6.85

9,835,909.54

7.82

perdagangan

4,829,957.29

12.25

14,497,424.48

11.77

transportasi

749,515.68

1.92

2,699,331.18

2.15

akomodasi makan minum

1,293,740.28

3.36

6,051,372.14

4.70

informasi komunikasi

1,223,134.57

3.29

12,046,842.34

8.68

jasa keuangan

806,937.38

2.00

1,508,783.46

1.28

real estate

361,104.38

0.92

1,075,325.58

0.87

jasa perusahaan

121,056.02

0.32

690,242.54

0.53

jasa pemerintahan/ administrasi jasa pendidikan

810,114.67

2.01

1,582,178.45

1.34

1,078,879.20

2.79

4,840,807.16

3.77

jasa kesehatan

304,550.16

0.79

1,532,811.55

1.18

jasa lain

529,966.14

1.39

2,980,182.47

2.27

PDRB

39,457,178.73

100.00

124,779,795.69

100.00

88

| Laporan Studio Analisis Wilayah


AKSESIBILITAS SARANA-PRASARANA

yang lebih jauh dibandingkan murid kecamatan lain.

Sarana Pendidikan

Untuk Pendidikan awal berupa SD dan SMP dengan jangkauan maximum aksesibilitas yang baik yaitu 1,5 km didapatkan bahwa hampir semua wilayah telah terjangkau sarana pendidikan dengan baik dan tercukupi

Dengan jangkauan terbaik maksimum 10 km maka didapatkan aksesibilitas perguruan tinggi di Kendal di bagian selatan masih banyak yang terjangkau dibagian utara dan cukup terjangkau di bagian selatan namun khususnya pada kecamatan limbangan didapatkan bahwa terdapat daerah yang diluar jangkauan sarana pendidikan tinggi. Sarana Perdagangan

Untuk pendidikan SMA dan SMK dengan jangkauan terbaik maksimum 4,5 km, didapatkan bahwa ada beberapa wilayah yang kurang terjangkau hingga tidak terjangkau oleh sarana pendidikan SMA dan SMK seperti di wilayah Singorojo, Patean, Sukorejo, Plantungan. Namun jika diperhatikan kembali maka kecamatan Patean dan Singorojo memliki aksesibilitas terendah dibndingkan kecamatan lain di Kabupaten Kendal karena banyak terdapat zona merah yang berarti murid di kecamatan Patean dan Singororjo harus menempuh jarak

Dari peta tersebut dapat diketahui bahwa perniagaan regional terpusat di bagian utara Kabupaten Kendal, sehingga masyarakat yang terlayani oleh pusat-pusat perniagaan tersebut cenderung berada di bagian utara. Hal ini berkaitan dengan pusat perekonomian Kabupaten Kendal yang berada di bagian utara. Namun, masih tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat yang berada di bagian selatan sudah terlayani oleh sarana perniagaan berskala lokal. Studio Kendal 2 |

89


Sarana Kesehatan

Prasarana Jaringan Penghubung

Dari peta tersebut dapat diketahui bahwa perniagaan regional terpusat di bagian utara Kabupaten Kendal, sehingga masyarakat yang terlayani oleh pusat-pusat perniagaan tersebut cenderung berada di bagian utara. Hal ini berkaitan dengan pusat perekonomian Kabupaten Kendal yang berada di bagian utara. Namun, masih tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat yang berada di bagian selatan sudah terlayani oleh sarana perniagaan berskala lokal.

Dari peta tersebut dapat diketahui bahwa simpul-simpul transportasi yang ada masih belum menjangkau permukiman di Kabupaten Kendal secara keseluruhan sebab masih banyak permukiman yang berada di luar jangkauan simpul-simpul transportasi. Hal ini akan berdampak pada kemudahan mobilitas masyarakat untuk berpindah ke satu tempat ke tempat yang lain.

90

| Laporan Studio Analisis Wilayah


POTENSI MASALAH BAB 4

&


4.1 Potensi Kabupaten Kendal memiliki tiga potensi utama yaitu adanya kegiatan ekonomi baru, kemudahan memobilisasi barang dan jasa, serta banyaknya jumlah tenaga kerja. Adanya kegiatan ekonomi baru didorong oleh adanya kegiatan industri yang ada karena berkembangnya UMKM dan mendapatkan insentif dari Kawasan Industri Kendal, serta adanya spillover dari Semarang. Hal ini dapat meningkatkan daya tarik Kabupaten Kendal sehingga akan menarik investasi dari luar.

92

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Kemudian kemudahan dan kecepatan dalam mobilisasi barang dan jasa didorong oleh berbagai macam infrastruktur pendukung seperti jalan tol, jalan nasional, dan pelabuhan. Banyaknya tenaga kerja di Kabupaten Kendal ada karena terdapat banyak penduduk berusia produktif. Dari potensi-potensi tersebut apabila dapat dimanfaatkan dapat mendorong tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kendal.


4.2 Masalah Masalah utama yang dihadapi oleh Kabupaten Kendal yaitu ancaman terhadap daya saing wilayah. Masalah ini timbul karena adanya kegagalan transformasi struktural, pertanian yang tidak optimal, dan adanya ancaman pengangguran. Kegagalan transformasi struktural ini berkaitan dengan berkembangnya industri serta tidak optimalnya sektor pertanian tetapi tidak diikuti oleh kualitas sumber daya manusia yang berkualitas.

Selain itu terdapat ancaman pengangguran bagi penduduk di Kabupaten Kendal karena banyak penduduk usia produktif namun tidak memiliki kualifikasi yang baik dan ditambah lagi dengan banyaknya migrasi masuk dari Semarang, sehingga masyarakat di Kabupaten Kendal akan terancam tidak dapat terserap ke lapangan pekerjaan atau kalah bersaing dengan penduduk dari luar Kabupaten Kendal.

Studio Kendal 2 |

93


ISU S T R AT EG I S


Analisis Perlambatan Produksi Sektor Pertanian Kendal

95

Evaluasi sektor Pariwisata terhadap PAD

109

Dampak Pembangunan Jalan Tol Semarang-Batang terhadap daya saing Kendal

121

Tantangan Kendal menghadapi spillover Semarang

129

Ketenagakerjaan terhadap perkembangan Kawasan Industri

145

Pengaruh Pendidikan dan Kemiskinan terhadap kualitas SDM Kendal

155

Kesiapan Kendal terhadap fenomena Transformasi Struktural

167

Studio Kendal 2 |

95


Analisis Perlambatan Produksi Sektor Pertanian Kendal Terhadap Tingkat Kesehjateraan Masyarakat Dan Tujuan Penataan Ruang Kendal Serta Proyeksi Kedepannya Dari Perspektif Ekonomi Makro oleh: FIRMAN J. SARUMAHA 17/415065/TK/46384


1 Latar Belakang Kendal merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki sektor basis di bidang pertanian. Pada tahun 2018, pertanian menyumbang 25,84% dari kesulurhan PDRB Kabupaten Kendal dengan nominal 5,7 triliun yang menempatkan sektor pertanian berada di posisi kedua berdasarkan kontribusi ekonomi terbesar (Kendal Dalam Angka, 2019). Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Kendal No.20 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal Tahun 20112031 disebutkan bahwa tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Kendal adalah mewujudkan ruang wilayah sebagai kota industri yang didukung oleh pertanian, produktif, prospektif, dan berkelanjutan menuju penguatan ekonomi masyarakat yang adil dan sejahtera. Namun dari segi laju pertumbuhan ekonomi, laju pertumbuhan sektor pertanian tidak seprogresif laju pertumbuhan sektor industri yang meningkat sangat signifikan dari tahun 2011-2018. Adanya tren produktivitas pertanian yang cenderung tidak progresif ini dipengaruhi oleh adanya kebijakan LP2B yang menetapkan lahan pertanian pangan berkelanjutan minimal seluas 22.666 Ha dimana saat ini luas lahan pertanian yang ada di Kabupaten Kendal berkisar 25% dari total luas kabupaten atau sekitar 25.000 Ha (BPS Kendal ,2019). Sehingga dengan adanya tuntutan akan lahan untuk permukiman dan pengembangan industri di Kabupaten Kendal, sisa lahan pertanian di luar batas minimal LP2B kemungkinan besar akan mengalami alih fungsi lahan jika tidak dilakukan pengawasan dan controlling. Kemungkinan tersebut akan berpengaruh pada tingkat kesehjateraan petani di Kabupaten Kendal, karena dengan menurunnya luas lahan pertanian tanpa diiringi dengan perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor lain serta peningkatan nilai tambah produksi akan menyebabkan sektor pertanian mencapai titik jenuh dalam memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat. Pada tahun 2018 jumlah petani di Kabupaten Kendal berjumlah 125.751 atau sekitar 12,68% (Baperlitbang,2018) jumlah ini sudah mengalami penurunan sejak tahun-tahun sebelumnya namun tidak dalam jumlah yang bisa dikatakan berimbang. Isu ini juga diperkuat oleh belum optimalnya pemanfaatan potensi UMKM di Kabupaten Kendal. Dalam menaggapi isu ini, pendekatan yang dilakukan tidak hanya melihat turunnya kontribusi pertanian sebagai masalah, tetapi juga melihat bahwa posisi Kendal yang sedang mengalami transisi sektor basis perekonomian atau lebih dikenal juga dengan sebutan transformasi struktural dimana kondisi ini mengindikasikan keberadaan Kendal yang dalam tahap persiapan ke menuju jenjang ekonomi yang lebih tinggi. Sehingga dalam hal ini yang menjadi fokus utama dalam pembahasan nantinya adalah bagaimana performa dari sektor pertanian dalam rangka perwujudan tujuan tata ruang wilayah Kabupaten Kendal dengan adanya pertimbangan-pertimbangan yang memungkinkan menghambat pertumbuhan sektor tersebut saat ini dan di waktu yang akan datang. Sebagaimana juga dikatakan oleh Shirsath et al. (2016), bahwa ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan strategi yang dapat memberi insentif pada penggunaan lahan yang memungkinkan pemenuhan permintaan terhadap pangan di masa depan, meningkatkan pendapatan petani, membangun ketahanan dan bila memungkinkan mengurangi pencemaran lingkungan.

Studio Kendal 2 |

97


2 Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Basis Ekonomi Menurut (Arsyad 1999:1160) menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Lebih jauh lagi menurut Glasson (1990:63-64) teori basis ekonomi dibagi menjadi dua sektor yaitu: 1. Sektor-sektor basis adalah sektorsektor yang mengekspor barang-barang dan jasa ke luar batas perekonomian, karena tidak habis dikonsumsi oleh wilayah tersebut sendiri. 2. Sektor-sektor bukan basis adalah sektor-sektor yang memproduksi barang-barang yang dibutuhkan oleh orang yang bertempat tinggal di dalam batas perekonomian masyarakat bersangkutan.

2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Simon Kuznet dalam Jhingan (2003:57), pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara (daerah) untuk menyediakan semakin banyak barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Menurut teori dari Cobb Douglas adalah Total Factor Productivities (teknologi, inovasi dan infrastruktur), kemudian faktor modal dasar, dan faktor terakhir adalah tenaga kerja. 98

| Laporan Studio Analisis Wilayah

2.1.3 Pertanian dan Perannya Dalam Perekonomian Pengertian Pertanian menurut Mosher (1966) adalah bentuk produksi yang khas didasarkan pada proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani mengelola dan merangsang pertumbuhan tanaman dan hewan dalam suatu usaha tani dimana kegiatan produksi merupakan bisnis sehingga pengeluaran dan pendapatan mempunyai arti yang sangat penting. Dalam sebuah wilayah, sektor pertanian yang merupakan salah satu sektor primer dari suatu daerah memiliki peran yang penting dalam konteks pembangunan wilayah terutama dalam tahap awal pembangunan (Lewis, 1954; Johnson dan Mellor,1961; Kunznets,1964). Pada tahap awal transformasi ekonomi, sektor pertanian yang tumbuh cepat akan meningkatkan kesehjateraan penduduk di pedesaan, nantinya hal tersebut akan mempengaruhi tingkat konsumsi petani terhadap produk non-pertanian terkait dengan input produksi pertanian itu sendiri (Tomich et al,1995). Kemudian pertumbuhan sektor pertanian akan mendorong pembangunan agroindustri yang menjadi mediator dalam transisi sektor primer ke sekunder, peningkatan agroindustri ini juga akan memberi multiplier effect pada aspek infrastruktur dan ketenaga kerjaan.

2.1 Tinjauan Regulasi 2.2.1 Permentan Nomor 56 Tahun 2016 Menurut Permentan No. 56 tahun 2016 kawasan pertanian tanaman pangan adalah kawasan usaha pertanian


tanaman pangan yang disatukan oleh faktor alamiah, sosial budaya dan infrastruktur fisik buatan, serta dibatasi oleh kesamaan tipologi agroekosistem untuk mencapai skala ekonomi dan efektivitas manajemen usaha tanaman pangan. berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahan, dan kedaulatan pangan. Kemudian pada pasal 15 poin 1 disebutkan juga bahwa luas pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Kendal sejumlah 22.666 Ha dimana dalam hal ini lahan pertanian yang dimaksud adalah lahan sawah dengan irigasi.

3 Metodologi

2.2.3 Undang-Undang Republik Indonesia No.41 Tahun 2009

3.2 Metode Analisis

Undang-undang ini berisi tentang perlindungan lahan pertanian pangan di Indonesia, dimana pada bagian ketiga pasal 44 dikatakan bahwa lahan yang sudah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan dilindungi dan dialihfungsikan.

2.2.4 Peraturan Presiden Republik Indonesia No.59 Tahun 2019 Peraturan ini berisi tentang pengendalian alih fungsi lahan sawah, yang kemudian pada pasal 17 disebutkan bahwa lahan sawah yang belum ditetapkan sebagai bagian dari penetapan lahan pertanian pangan bekelanjutan tidak dapat dialihfungsikan sebelum mendapat rekomendasi perubahan penggunaan tanah dari Menteri yang menyelanggarakn urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang.

3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam hal ini metode pengumpulan data yang digunakan ada dua yaitu melalui observasi lapangan untuk mengumpulkan data-data primer, dan juga mengunjungi instansi-instansi di Kabupaten Kendal untuk memperoleh data sekunder. Selain itu, data sekunder diperoleh juga melalu literasi yang dilakukan melalui internet.

3.2.1 Analisis Kinerja Ekonomi Analisis kinerja ekonomi merupaka metode untuk melihat kontribusi dan daya saing sektor pertanian dalam konteks ekonomi regional. Pemilihan analisis berdasarkan perspektif ekonomi dipilih karena berisi angka-angka yang menunjukkan sifat komparatif sehingga cenderung mempermudah analisis. Dalam hal ini metode yang dipakai ada 3 yaitu struktur perekonomian, laju pertumbuhan ekonomi, dan location quotient. Nantinya hasil dari analisis kinerja ekonomi ini akan menunjukkan kondisi eksisting dari sektor pertanian Kendal yang kemudian angka tersebut diinterpretasikan terkait dengan isu yang dibahas.

3.2.2 Analisis Spasial Analisis ini dilakukan dengan observasi lapangan dan citra satelit. Observasi lapangan dilakukan untuk melihat keadaan sektor pertanian Kendal Studio Kendal 2 |

99


secara langsung dan mengumpulkan temuan-temuan yang tidak diperoleh dari survei literatur serta menciptakan rasa akan ruang di Kabupaten Kendal itu sendiri. Kemudian analisis menggunakan citra satelit digunakan untuk melihat perubahan tutupan lahan di Kabupaten Kendal dari waktu ke waktu, darisini akan terlihat gambaran lahan pertanian yang terkikis seiring berjalannya waktu.

3.2.3 Proyeksi Proyeksi digunakan untuk melihat gambaran masa depan sektor pertanian Kabupaten Kendal, adapun beberapa hal yang menjadi fokus proyeksi yang terkait spasial yakni potensi dan cadangan lahan pertanian melalui metode site selection menggunakan multi criteria analysis, kemudian ada proyeksi kebutuhan akan lahan permukiman dan dari segi

100

| Laporan Studio Analisis Wilayah

proyeksi ekonomi menggunakan metode rule of 70, untuk mengetahui kinerja dari dari sektor pertanian di waktu yang mendatang.

3.2.4 Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan metode yang digunakan untuk mengkaji isu dari berbagai perspektif dan juga untuk melihat kecenderungan isu yang lebih ke arah masalah atau bisa jadi merupakan potensi.

3.2.5 Kerangka Berpikir Skema kerangka berpikir (dibawah)


4 Ruang Lingkuo 4.1 Ruang Lingkup Spasial Lingkup spasial dari isu ini adalah Kabupaten Kendal, Jawa Tengah dengan batas administratif sebagai berikut. 路 Batas Utara : Laut Jawa 路 Batas Timur : Kota Semarang 路 Batas Selatan : Kabupaten Temanggung 路 Batas Barat : Kabupaten Batang Lebih spesifik lagi, dikarenakan isu ini berkaitan dengan kebijakn LP2B maka lahan pertanian yang difokuskan disini adalah pertanian sawah dengan irigasi atau pertanian lahan basah, namun karena ada beberapa keterbatasan data maka beberapa analisis ada yang menggunakan data campuran antara pertanian lahan basah dan kering maupun dengan subsektor pertanian lainnya.

a. Lingkup waktu data primer : 2-7 September 2019 b. Lingkup waktu data sekunder : tahun 2008-2031

5.Pembahasan 5.1 Kondisi Eksisting Pertanian Kabupaten Kendal

4.1 Ruang Lingkup Substansial Isu strategis ini membahas mengenai kondisi eksisting dari pertanian Kabupaten Kendal, dipandang dari perspektif ekonomi regional kemudian didukung oleh analisis yang menunjukkan tingkat kesehjateraan petani, dan yang terakhir menunjukkan proyeksi atau gambaran sektor pertanian Kabupaten Kendal kedepannya

4.1 Ruang Lingkup Temporal Lingkup temporal terbagi menjadi dua, yaitu:

Dilihat dari grafik produktivitas pertanian diatas, didapati bahwa produktivitas pertanian di Kendal cenderung stagnan diawal-awal. Sempat mengalami kenaikan pada tahun 2015 namun tahun kemudian turun lagi hingga tahun 2018. Dalam hal ini, untuk mencari angka produktivitas caranya yakni dengan membagi hasil produksi (ton) selama setahun dibagi dengan luas panen (Ha) selama setahun dimana luas panen sendiri, merupakan luas sawah yang Studio Kendal 2 |

101


siap untuk dipanen dikali banyak jumlah panen dalam setahun. Diasumsikan dalam hal ini Kendal didukung oleh situasi iklim yang normal sehingga bisa mencapai panen dua kali dalam setahun dengan rata-rata luas panen dalam jangka waktu 10 tahun yakni 43.000 Ha. Untuk infrastruktur penunjang pertanian seperti adanya irigasi dan jaringan jalan terkait distribusi hasi produksi masih belum optimal di keberadaanya, tiap tahunnya masih ada beberapa persen lahan yang terancam gagal panen karena irigasi yang tidak mengalir dengan baik.

5.2.2 Laju Pertumbuhan

5.2 Kinerja Ekonomi Sektor Pertanian 5.2.1 Sturuktur Ekonomi

Berdasarkan hasil analisis laju pertumbuhan ekonomi, sektor pertanian berada paling bawah diantara 2 sektor teratas lainnya yakni industri dan perdagangan. Sektor pertanian sempat tumbuh melejit pada tahun 2013 namun turun lagi pada tahun berikutnya dan cenderung stagnan hingga tahun 2018.

5.2.3 Location Quotient

Dilihat dari kontribusi sektoralnya, pada tahun 2018 pertanian menjadi penyumbang terbesar kedua bagi PDRB setelah sektor industri sebesar 19,8 persen. Hal ini menunjukkan bahwa hingga saat ini Kabupaten Kendal masih bergantung pada sektor pertanian. Kemudian jika dilihat dari tren yang terjadi beberapa tahun belakangan, kontribusi sektoral pertanian mengalami penurunan secara terus menerus, bisa dilihat pada grafik di samping. 102

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Dari hasil analisis LQ, ditemukan bahwa nilai LQ sektor pertanian Kabupaten Kendal >1 yang berarti sektor ini merupakan sektor basis di Kabupaten Kendal yang mengindikasikan juga bahwa hingga saat ini masih sanggup untuk mengekspor produksinya keluar wilayah untuk mendapatkan pendapatan lebih.

5.2.4 Shift Share Perhitungan Shift Share yang dilakukan dalam hal ini bertujuan untuk melihat kinerja atau produktivitas perekonomian daerah per sektor dengan membandingkannya terhadap daerah yang lebih tinggi secara hirarki (regional atau nasional) dalam hal ini Kendal dengan Jawa Tengah dan Kendal dengan kabupaten sekitarnya.

Dapat dilihat dari grafik bahwa pengaruh yang diberikan oleh Jawa Tengah terhadap Kabupaten Kendal cukup signifikan hal ini bisa dilihat dari nilai Nij yang berada pada range positif. Pengaruh yang paling besar terlihat pada sektor industri Kabupaten Kendal. Kemudian dari bauran industri terlihat bahwa kinerja perusahaan pada Kabupaten Kendal belum cukup optimal hal ini bisa dilihat dari nilai Mij yang berada pada range negative atau dapat dikatakan juga bahwa sektor pertanian dan juga industri Kendal tumbuh relative lebih lambat dari rata-rata pertumbuhan Jawa Tengah. Lalu untuk sektor kompetitif yang direpresentasikan oleh nilai Cij, Sektor Kompetitif

Kabupaten Kendal terdapat pada sektor pertanian dan industri dan untuk sektor perdagangan dan konstruksi sendiri walaupun menyumbang PDRB yang cukup besar ke Kabupaten Kendal. namun tidak cukup kompetitif untuk bersaing di regional yang lebih tinggi.

5.3 Analisis Tingkat Kesehjateraan 5.3.1 Perubahan jumlah tenaga kerja dan perubahan guna lahan (spasial)

Pada awalnya mayoritas masyarakat Kabupaten Kendal berkerja di sektor primer terkhususnya pertanian, pada tahun 2018 menurut data dari Baperlitbang ada sekitar 12,68% masyarakat yang bekerja di sektor pertanian dari total keseluruhan tenaga kerja.Kemudian jika dilihat dari tren yang terjadi, berdasarkan data dari BPS tiap tahunnya cenderung terjadi penurunan tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian, dan ini disebabkan oleh adanya beberapa faktor seperti alih fungsi lahan yang semakin menggerus lahan pertanian serta perpindahan tenaga kerja ke sektor sekunder seperti perindustrian yang sedang berkembang dan mengakibatkan adanya kegiatan penyerapan tenaga kerja. Studio Kendal 2 |

103


Kemudian terkait perubahan guna lahan, daerah yang paling banyak berubah hingga sekarang ini adalah pada bagian utara Kabupaten Kendal, karena pada bagian utara merupakan pusat dari pemerintahan, perdangangan serta investasi yang masuk dan juga karena wilayah utara dilalui oleh langsung oleh jalur pantura yang menghubungkan langsung kota-kota besar seperti Jakarta,

Dapat dilihat dari gambar timelapse diatas cukup kontras terlihat perubahan area yang semula belum terbangun hingga terbangun seperti saat ini dan mayoritas perkembangan tersebut berada di bagian utara wilayah. Hal tersebut semakin diperkuat dengan adanya pembangunan jalan tol pada tahun 2017 yang melintasi pertengahan wilayah yang mengakibatkan adanya tuntutan pembebasan lahan untuk kepentingan pembangunan. Kemudian, penelitian mengenai perubahan luas sawah di tiga kecamatan di Kabupaten Kendal yakni Kaliwungu, Brangsong dan Kendal pada tahun 20102014 yang dilakukan oleh Septiofani, R.O. dkk (2016) menemukan bahwa terdapat 54,753 Ha luas sawah yang berkurang. Mayoritas peruntukan alih fungsi lahan pertanian sawah tersebut adalah untuk permukiman yakni sebesar 34,621 Ha atau sekitar 63,23% dari total alih fungsi lahan, dan kemudian untuk perindustrian sebesar 6,8 Ha atau sekitar 12,54% dari keseluruhan.

5.3.2 Analisis Perubahan NTP (Nilai Tukar Petani) dan Pendapatan Perkapita

Nilai Tukar Petani merupakan ukuran

104

| Laporan Studio Analisis Wilayah

kemampuan daya beli/daya tukar petani terhadap barang yang dibeli petani, kemudian indeks ini juga digunakan untuk mengukur tingkat kesehjateraan petani. NTP juga dapat berfungsi sebagai dasar perbaikan program-program pembangunan ke depannya. Berikut ini adalah grafik yang menggambarkan perubahan nilai tukar petani di Kabupaten Kendal.

Dari grafik nilai tukar petani diatas dapat dilihat bahwa petani di Kendal pada awal tahun 2008 hingga 2009 memiliki tingkat kesehjateraan yang tinggi karena namun seiring berjalannya waktu Nilai Tukar Petani mengalami penurunan yang drastis hingga tahun 2018 mencapai angka 103,97. Angka tersebut masih berada sedikit diatas NTP Provinsi Jawa Tengah yang bernilai 103,19 dan masih tergolong surplus karena masih bernilai diatas 100 (Standar BPS). Tingkat kesehjateraan juga bisa dinilai berdasarkan pendapatan perkapita yang diperoleh masyarakat, berikut ini adalah analisis rata-rata pendapatan perkapita dengan metode perhitungan jumlah nilai moneter sektor pertanian dibagi dengan jumlah tenaga kerja, namun karena faktor keterbatasan, data tenaga kerja yang digunakan disini merupakan campuran antara pertanian lahan kering dan perkebunan tetapi setidaknya sudah memberikan gambaran kasar mengenai pendapatan perkapita pekerja di sektor pertanian Kendal.


5.4 Proyeksi Ekonomi dan Spasial Pertanian 5.4.1 Neraca Sumber Daya Alam Tabel Jumlah Pekerja Menurut Jenis Pekerjaan Sumber : Baperlitbang, 2018

Berdasarkan hasil perhitungan didapati bahwa kisaran pendapatan petani perbulannya yakni sekitar 1,7 juta rupiah namun itu belum merupakan pendapatan bersih karena belum dikurangkan dengan biaya produksi. Pada tahun 2018 sendiri UMK Kabupaten Kendal adalah Rp1.929.458 yang berarti pada tahun 2018 pendapatan perkapita petani di Kabupaten Kendal masih dibawah UMK yang berlaku.

Dari hasil analisis neraca sumber daya alam terdapat 5670 Ha lahan yang dapat digunakan untuk cadangan pertanian. Untuk eksistingnya luas sawah irigasi yang berada di Kabupaten Kendal menurut data dari Baperlitbang adalah 21.655 Ha angka ini berada dibawah batas LP2B yang ditetapkan yakni 22.666 Ha sehingga perlu dilakukan pemenuhan terkait luas minimal LP2B yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan cadangan lahan yang didapat. Studio Kendal 2 |

105


5.4.2 Proyeksi Kebutuhan Permukiman

lebih lambat untuk dalam menggandakan dibanding sektor lainnya.

Adanya cadangan lahan pertanian yang diperoleh berdasarkan hasil analisis tidak serta merta keseluruhan cadangan lahan tersebut dapat dialihfungsikan menjadi pertanian, hal tersebut dikarenakan adanya kebutuhan akan lahan permukiman Kebutuhan lahan akan permukiman akan sejalan dengan pertumbuhan penduduk di suatu wilayah oleh karena itu pertumbuhan penduduk yang meningkat akan menyebabkan kebutuhan lahan meningkat juga. Berikut ini adalah proyeksi kebutuhan akan lahan permukiman dengan menggunakan standar yang ditetapkan oleh Dinas PU terkait standar kebutuhan ruang perorang. Proyeksi penduduk tahun 2038 = 1.148.503 jiwa Kebutuhan perorang akan ruang = 9m2 Proyeksi kebutuhan lahan 2038 = 1.148.503 x 9 = 10.336.527 m2 = 1.033 Ha Berdasarkan hasil perhitungan, tahun 2038 Kabupaten Kendal membutuhkan lahan sekitar 1.033 Ha untuk permukiman yang kemungkinan lahan yang sesuai untuk permukiman overlap dengan cadangan lahan pertanian sehingga harus dilakukan perhitungan prioritas.

Sumber : Olahan Penulis, 2019

Setelah itu dilakukan proyeksi ekonomi dengan menggunakan metode geometri, proyeksi digunakan untuk melihat gambaran perekonomian Kabupaten Kendal di waktu yang akan datang dengan menggunakan rumus.

5.4.3 Proyeksi Ekonomi Dari analisis menggunakan rule of 70 bahwa sektor-sektor tersier memiliki waktu untuk menggandakan relative lebih Dari analisis menggunakan rule of 70 bahwa sektor-sektor tersier memiliki waktu untuk menggandakan relative lebih cepat dibandingkan dengan sektor lainnya. Sedangkan sektor-sektor primer seperti pertanian memiliki waktu relative 106

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Sumber : Olahan Penulis, 2019


Melalui proyeksi ekonomi, Kabupaten Kendal diproyeksi kan akan tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan 6 % pertahun dan memiliki total PDRB pada akhir tahun proyeksi sebesar Rp 124,779,795.69 Juta rupiah. Atau meningkat sebesar 236% selama 20 tahun. Dapat dilihat dari grafik juga bahwa sektor primer yang didalamnya terdapat subsektor pertanian tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan sampai tahun 2038. Kemudian berdasarkan hasil proyeksi , pada akhir tahun proyeksi perekonomian Kabupaten Kendal akan disokong oleh 3 lapangan usaha terbesar yakni, Industri dengan nilai output sebesar 53 Triliun rupiah atau sebesar 40.32 % dari total perekonomian, Perdagangan dengan nilai output 15,3 Triliun rupiah atau sebesar 11.5% dari total perekonomian, dan pertanian dengan nilai output 13 Triliun rupiah atau sebesar 11.3% dari total perekonomian. Jika dilihat dari kondisi eksistingnya maka telah terjadi pergeseran dimana dulunya pertanian menjadi penyumbang kontribusi terbesar kedua setelah industri kini digeser oleh sektor perdagangan Selain itu, fenomena transformasi struktural masih berjalan menghasilkan sebanyak 48% dari total perekonomian kendal bergerak di sektor sekunder, 40% bergerak di sektor tersier, dan 12% bergerak di sektor primer.

5.5 Analisis SWOT

Sumber : Analisis Penulis, 2019

6 Kesimpulan 6.1 Kesimpulan Kabupaten Kendal saat ini merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah dengan sektor basis pertanian, dan jika dibandingkan dengan Jawa Tengah, sektor pertanian Kabupaten Kendal merupakan sektor kompetitif yang berarti dapat bersaing dengan wilayah-wilayah lainnya di Jawa Tengah. Namun seiring dengan perkembangan Kabupaten Kendal didapati tren yakni adanya perlambatan produksi dan produktivitas dari sektor pertanian Kabupaten Kendal yang disebabkan oleh beberapa faktor yakni adanya kegiatan alih fungsi lahan yang mengkonversi lahan pertanian, kemudian rendahnya kualitas SDM sehingga masyarakat belum mampu dalam memberikan nilai tambah lebih bagi produksi pertanian oleh karena itu juga pertanian di Kabupaten Kendal tergolong masih tradiosional dan perlu di modernisasi.

Studio Kendal 2 |

107


Kemudian dari hasil analisis yang dilakukan ditemukan bahwa saat ini daya dukung pertanian terhadap kesehjateraan petani mulai berkurang. hal tersebut dapat dilihat dari turunnya Nilai Tukar Petani dari tahun ke tahun serta pendapatan perkapita yang tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara luas lahan petani yang ada dengan masyarakat yang bekerja di sektor tersebut sehingga cenderung menghasilkan profit yang lebih rendah. Lalu dari segi proyeksi didapati juga bahwa akan terjadi penurunan kontribusi sektoral dari sektor primer dimana salah satunya adalah pertanian pada tahun 2038 dan juga sektor primer tidak bertumbuh secara progresif layaknya sektor sekunder dan tersier. Oleh karena itu maka bisa disimpulkan bahwa sekarang isu ini lebih cenderung pada permasalahan, hal ini dikarenakan belum adanya alternatif dalam mengatasi tren pertanian yang kian hari semakin mentok dan juga alih fungsi lahan yang tak terkontrol menyebabkan berkurangnya lahan LP2B yang sudah ditetapkan padahal jika dilihat dari perspektif lain pertumbuhan sektor sekunder dan tersier dapat memacu daya saing Kendal secara keseluruhan terhadap Jawa Tengah, namun tetap saja perlu dilakukan penyeimbangan antara keduanya.

6.1 Rekomendasi Oleh karena itu, melihat kemungkinan yang mungkin terjadi maka perlu diberikan beberapa rekomendasi terkait penguatan masa depan pertanian Kabupaten Kendal, sebagaimana juga disebutkan dalam tujuan penataan ruang Kabupaten Kendal untuk mewujudkan Kendal sebagai daerah industri yang didukung oleh pertanian. Adapan beberapa rekomendasi yang dapat menjadi masukan adalah 108

| Laporan Studio Analisis Wilayah

6.2.1 Pembangunan Infrastruktur Pertanian Infrastruktur pertanian merupakan segala sesuatu yang mendukung produktivitas pertanian dari segi fisik, adapun beberapa dianataranya adalah pembangunan irigasi dan bendungan penyediaan air serta pembangunan jalan untuk meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas petani dalam mendistribusikan hasil pertanian.

6.2.2 Peningkatan Nilai Tambah Melalui Agroindustri 6.2.2 Peningkatan Nilai Tambah Melalui Agroindustri Melihat kondisi Kabupaten Kendal yang mulai bertransformasi ke sektor industri, sehingga sektor pertanian mulai ditinggalkan maka perlu diberikan alternatif berupa Agroindustri dalam rangka menjaga ketahanan pangan Kabupaten Kendal itu sendiri dan menjamin sektor pertanian yang tetap bisa bersaing dan memenuhi tingkat kesehjateraan masyarakat di Kabupaten Kendal adapun pengertian dari agroindustri itu sendiri adalah sektor industri yang berbasis pada sektor primer terkhususnya pertanian. Adapun beberapa rangkai tindakan dalam rekomendasi ini adalah diawali dengan sosialisasi dalam rangka peningkatan kualitas SDM agar dapat memiliki kompetensi atau skill baru kemudian melakukan kejasama dengan investor untuk dapat memfasilitasi usaha-usaha mikro menjadi setara UMKM dan terakhir adalah peningkatan faktor teknologi dalam proses produksi.


REFERENSI Tengah, Pemerintah Jawa. 2019. Portal Berita Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Desember 4. Accessed Desember 6, 2019. https://jatengprov.go.id/beritadaerah/ tingkatkan-nilai-tukar-petani-kendal-opd-terkait-gelar-penyajian-hasil-ntp/. Rista Omega Septiofani, Sawitri Subiyanto, Abdi Sukmono. 2016. “ANALISIS PERUBAHAN LUAS LAHAN SAWAH DI KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN CITRA RESOLUSI TINGGI.” Geodesi Undip 5: 100-103. Accessed November 25, 2019. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/10562. Pujiati Sri Rejeki, Fadjar Hari Mardiansjah. 2018. “ANALISIS PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN PADI BERBASI PREFERENSI PETANI DI KABUPATEN KENDAL.” Pembangunan Wilayah dan Kota 14: 189. Accessed November 2019. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/pwk/ index. Ekasari, Mutiara. 2011. “PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DALAM UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN KABUPATEN TEMANGGUNG.” Ekonomi Pembangunan, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 8-15. Accessed November 19, 2019. http://lib.unnes.ac.id/6793/1/8387.pdf. Badan Pusat Statistik.2018. Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik.. Accessed November 10, 2019. https://kendalkab.bps.go.id/ publication/2018/08/16/1cea448887ca8228e3ceea64/kabupaten-kendal-dalamangka-2018.html.

Studio Kendal 2 |

109


Evaluasi Sektor Pariwisata Kendal Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD): Peran, Potensi Dan Tantangan

oleh: HABIB NAUFAL 17/415097/TK/46386


1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan pengaruh besar terhadap pembangunan ekonomi. Pengaruh yang kuat menjadikan sektor pariwisata sebagai sumber unggulan dalam perolehan devisa negara, pencipataan lapangan kerja baru, maupun sebagai upaya dalam pengentasan kemiskinan (Pitana 2002). Dewasa ini, sektor pariwisata telah menjadi salah satu sektor yang diincar dalam pemenuhan kebutuhan tersier masyarakat. Melalui sektor pariwisata, masyarakat tidak hanya dipuaskan dengan daya tarik yang dimiliki objek wisata tetapi juga melalui kemudahan dan kelengkapan fasilitas-fasilias yang mendukung pariwisata dari objek yang dikunjungi tersebut. Pada kasus ini, tren pariwisata sebagai kebutuhan tersier yang diminati masyarakat mulai ditangkap dan dimanfaatkan oleh Kabupaten Kendal sebagai salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi. Kabupaten kenfal yang merupakan kabupatenn yang didominasi kegiatan primer, yaitu kegiatan yang bergantung pada pengambilan sumber daya alam mulai melirik pendapatan asli daerah yang akan berdampak pada program pengentasan kemiskinan.

1.2 Landasan Teori Menurut Cooper dkk dalam Sunaryo (2013: 159) menjelaskan bahwa kerangka pengembangan destinasi pariwisata terdiri dari komponenkomponen utama sebagai berikut: Aspek 4A (Attraction, Accessibility, Amenities, Ancillary Service). • Attraction Menurut Suwena (2010: 88), atraksi atau obyek daya tarik wisata (ODTW) merupakan komponen yang signifikan dalam menarik kedatangan wisatawan. Hal yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata disebut dengan modal atau sumber kepariwisataan (tourism resources). Modal atraksi yang menarik kedatangan wisatawan ada tiga, yaitu 1) Natural Resources (alami) seperti gunung, danau, pantai dan bukit; 2) atraksi wisata budaya seperti arsitektur rumah tradisional di desa, situs arkeologi, seni dan kerajinan, ritual, festival, kehidupan masyarakat sehari-

hari, keramahtamahan, makanan; dan 3) atraksi buatan seperti acara olahraga, berbelanja, pameran, konferensi dan lain-lain. Modal kepariwisataan menurut Suwena (2010: 89) dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata di tempat modal wisata ditemukan (in situ) dan di luar tempatnya yang asli (ex situ). Atraksi wisata dibedakan lagi menjadi atraksi penahan dan atraksi penangkap wisatawan • Accessibility Menurut Sunaryo (2013: 173), aksesibilitas pariwisata dimaksudkan sebagai “segenap sarana yang memberikan kemudahan kepada wisatawan untuk mencapai suatu destinasi maupun tujuan wisata terkaitâ€?. Menurut French dalam Sunaryo (2013: 173) menyebutkan faktor-faktor yang penting dan terkait dengan aspek aksesibilitas wisata meliputi petunjuk arah, bandara, terminal, waktu yang dibutuhkan, biaya perjalanan, frekuensi Studio Kendal 2 |

111


transportasi menuju lokasi wisata dan perangkat lainnya. • Amenities Sugiama (2011) menjelaskan bahwa amenitas meliputi “serangkaian fasilitas untuk memenuhi kebutuhan akomodasi (tempat penginapan), penyediaan makanan dan minuman, tempat hiburan (entertainment), tempattempat perbelanjaan (retailing) dan layanan lainnya”. French dalam Sunaryo (2013: 173) memberikan batasan bahwa amenitas bukan merupakan daya tarik bagi wisatawan, namun dengan kurangnya amenitas akan menjadikan wisatawan menghindari destinasi tertentu. • Ancillary Service Sunaryo (2013: 159) menjelaskan ancillary service lebih kepada ketersediaan sarana dan fasilitas umum yang digunakan oleh wisatawan yang juga mendukung terselenggaranya kegiatan wisata seperti bank, ATM, telekomunikasi, rumah sakit dan sebagainya. Sedangkan Sugiama (2011) menjelaskan bahwa ancillary service mencakup keberadaan berbagai organisasi untuk memfasilitasi dan mendorong pengembangan serta pemasaran kepariwisataan destinasi bersangkutan. Kelembagaan Kelembagaan kepariwisataan dijelaskan dalam UU tentang Kepariwisataan nomor 10 tahun 2009 sebagai “keseluruhan institusi pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah, swasta dan masyarakat, sumberdaya manusia, mekanisme operasional serta regulasi yang terkait dengan kepariwisataan” Sunaryo (2013: 117)

112

| Laporan Studio Analisis Wilayah

1.3 Literatur & Regulasi • Peraturan Daerah Kabupaten Kendal No. 20 Tahun 2011 tentang RTRW kabupaten Kendal tahun 2011-2031 • RPJMD kabupaten Kendal tahun 20162021 Dalam RPJMD kabupaten Kendal dijelaskan rencana pengembangan wilayah SSWP dengan lebih detil. Selain itu, direncanakan pula strategi-strategi yang digunakan untuk mengembangkan kawasan pariwisata. • Peraturan Daerah Kabupaten Kendal No. 4 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha di Kabupaten Kendal


1.4 Kerangka Berpikir

2 Hasil & Pembahasan 2.1 Analisis 4A (Attraction, Accessibility, Amenities, Ancillary Service) 1. Attraction (Objek wisata di Kabupaten Kendal) Kabupaten Kendal merupakan kabupaten yang memiliki kekayaan alam yang melimpah serta dapat dan mampu untuk dioptimalkan sebagai objek pariwisata. Dikarenakan keberagaman yang ada pada objek pariwisata kabupaten Kendal, pengelolaannya dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan stakeholdernya yaitu pariwisata yang dikelola oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat setempat yang berada di sekitar objek pariwisata. Pada kabupaten Kendal setidaknya memiliki kurang lebih 11 objek wisata yang tersebar di 6 kecamatan di Kabupaten Kendal yang tercatat resmi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal. Namun, dari hasil

analisis Jurnal Geodesi Undip yang dibuat oleh Wisnu Hanggoro dkk terkait peta sebaran pariwisata Kendal berbasis GIS diketahui ada setidaknya 18 objek wisata yang tersebar di 7 kecamatan di Kabupaten Kendal. Terdapat perbedaan jumlah tempat wisata alam pada data survey lapangan terhadap data dari dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten Kendal, berikut perbandingannya:

Studio Kendal 2 |

113


Tabel Perbandingan jumlah tempat wisata dari data Dinas Kebudayaan dan jumlah objek wisata dengan survei lapangan. Tempat Wisata

Deskripsi

Survey lapan-gan

Dinas Kebudpar

Goa Kiskendo

Goa dan Wahana Air

Ada

Ada

Desa wisata Caca-ban

Air Terjun

Ada

Ada

Wahan wisata Bukit Sari

Peman dangan Alam

Ada

Tidak Ada

Curug Lawe

Air Terjun

Ada

Tidak Ada

Kebun Teh Medini

Peman dangan Alam

Ada

Ada

Ngelimut

Air Terjun

Ada

Ada

Camping Ground

Bumi Perke mahan

Ada

Tidak Ada

Air Terjun

Ada

Tidak Ada

Peman dangan Alam, Bukit

Ada

Ada

Desa Wisata

Ada

Ada

Air Terjun

Ada

Ada

Plantera Fruit Paradise

Perke bunan

Ada

Ada

Pantai Cahaya

Pantai

Ada

Ada

Pantai Sendang Kucing

Pantai

Ada

Ada

Curug Jeglong

Air Terjun

Ada

Tidak Ada

Curug Jonggrang

Air Terjun

Ada

Pantai Kartika

Pantai

Rowo Blandon

Wahana Air

Penglebur Gongso Selo Arjuno

Kampung Jowo Curug Sewu

Tabel persebaran objek wisata di Kabupaten Kendal menurut RPJMD Jenis Objek

Pariwisata Budaya

Objek Wisata

Kecamatan

Makam Pangeran Juminah & Sunan Kantong

Kaliwungu Selatan

Makam Nyai Dapu & Sunan Bromo

Boja

Situs Batu Se-loarjuno & Kam-pung Jawa Seka-tul

Limbangan

Goa Maria

Weleri

Pantai Sendangkulon

Kangkung

Pantai Jungsemi

Kangkung

Pantai Tanujungmojo

Kangkung

Pantai Sendang Kucing

Rawosari

Wana Wisata

Ringi narum

Curug Semawur

Patean

Tuk Air Hangat Tirtomoyo

Patean

Tidak Ada Ada

Agrowisata Ngebruk

Patean

Ada Ada

Tidak Ada

Sumber: Jurnal Geodesi Undip oleh Wisnu Hanggoro dkk.

114

Dari tabel diketahui ada 7 dari 18 objek wisata yang belum tercatat secara resmi pada dinas kebudpar. Salah satu faktornya adalah aksesibilitas jalan yang buruk dan belum adanya perbaikan infrastruktur yang lebih layak dari pemerintah kabupaten Kendal. Sedangkan menurut data dari RKPD kabupaten Kendal, terdapat 26 objek wisata yang terdapat di 12 kecamatan di kabupaten Kendal, berikut penjabarannya:

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Pariwisata Alam


Pariwisata Buatan

Curug Sewu

Patean

Goa Kiskendo

Singorojo

Bendung Singorojo

Singorojo

Air Panas Gonoharjo

Limbangan

Goa Jepang

Limbangan

Air Terjun Penglebur Gongso

Limbangan

Pantai Muara Kencana

Patebon

Plantera Fruit Paradise

Patean

Agrowisata Ngadiwarno

Sukorejo

Wisata Kuliner Pemancingan

Weleri

Pantai Cahaya

Rowosari

Agrowisata Darupono

Kaliwungu Selatan

Agrowisata Kedungsepuren

Kaliwungu Selatan

Agrowisata Jerukgiling

Kaliwungu Selatan

Peta Simpul Perkotaan Kabupaten Kendal Sumber: Analisis Penulis,2019

Sumber: RPJMD Kabupaten Kendal

Dari tabel diketahui bahwa objek wisata di Kendal lebih banyak dibagian selatan dari pada bagian utara. Dimana pada bagian selatan berisi objek wisata alam geologis dan wisata buatan perkebunan sedangkan bagian utara berisi wisata alam dan wisata buatan air.

Dari perhitungan tersebut diketahui alpha indeks Kabupaten Kendal sebesar 0,45 yang artingan jaringan yang terhubung di Kabupaten Kendal belum terhubung secara optimal.

2. Accessibility Salah satu faktor perbedaan data objek wisata yang tercatat di Dinas Kebudayaan dan Paariwisata dan jumlah objek wisata yang ditemukan di survey lapangan adalah aksesibilitas atau sarana-prasarana jalan yang belum merata di Kabupaten Kendal. Analisis Konektivitas Alpha Index Alpha index adalah indeks konektivitas yang diperoleh dengan mengevaluasi jumlah jaringan tertutup yang ada dan dibandingkan dengan jumlah maksimal yang mungkin terbentuk. Alpha index memiliki nilai maksimal 1 yang berarti jaringan terhubung secara optimal.

Peta Klasifikasi Jaringan Jalan Kabupaten Kendal Sumber: Analisis Penulis,2019

Dari klasifikasi kelas jalan diketahui kelas jalan Kabupaten Kendal terdiri dari jalan arteri, kolektor, dan lokal. Kabupaten Studio Kendal 2 |

115


Kendal dilalui Jalan Nasional Rute 1 atau yang lebih dikenal dengan nama Jalur Pantura serta Jalan Tol SemarangBatang. Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Kendal menjadi rute utama untuk melakukan perjalanan antar wilayah di Pulau Jawa. Namun, persebaran prasarana jalan mesih terpusat di sisi utara Kabupaten Kendal. sedangkan dibagian selatan, hanya kecamatan seperti Kecamatan Boja yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang, Kecamatan Pageruyung yang berbatasan dengan Kabupaten Batang yang berbatasan dengan Kabupaten Temanggung yang memiliki aksesibilas cukup baik sedangkan kecamata lainnya dibagian selatan hanya dihubungkan jalan lokal/lingkungan. Dari analisis alpha indeks dan klasifikasi jalan dalpat disimpulkan aksesibilitas di Kabupaten Kendal belum optimal yang kemudian berpengaruh pada sektor pariwisata seperti persaingan secara horizontal objek wisata sejenis. Contohnya pantai yang ada di utara, pantai dengan aksesibilitas lebih baik memiliki kemungkinan dikunjungi wisatawan dari pantai dengan aksesibilitas rendah. Hal ini juga kemudian secara tidak langsung berpengaruh kepada pencatatan objek wisata di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dimana objek wisata dengan aksesibilitas buruk memiliki kemungkinan tidak terdata di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata lebih tinggi dari objek wisata dengan aksesibilitas baik.

116

| Laporan Studio Analisis Wilayah

3. Amenities Tabel Jumlah Hotel dan Akomodasi lainnya menurut klasifikasi di Kabupaten Kendal Kota/ Kabu Paten

Ken dal

Jumlah Hotel dan Akomodasi lainnya di Kab/Kota di Jawa Tengah Hotel Bintang 1

Hotel Bintang 2

Hotel Bintang 3

Hotel Bintang 4

Hotel Bintang 5

Akomo dasi Lain nya

0

0

1

0

0

25

Sumber: Bps Jawa Tengah, 2019

Jumlah ketersediaan akomodasi berupa hotel, penginapan, dll menjadi parameter aktivitas kunjungan wisatawan yang ada di suatu kota/kabupaten. Dari tabel di atas dapat diketahui, belum banyaknya jumlah akomodasi di Kabupaten Kendal menunjukkan jumlah aktivitas wisatawan di Kendal masih rendah terutama diantara daerah-daerah di Jawa Tengah. 4. Ancillary Service Mayoritas wisata di Kabupaten Kendal masih dikelola oleh masyarakat Sekitar. Pemerintah mendorong peningkatan kualitas SDM pengelola salah satunya dengan membentuk kelompok sadar wisata (POKDARWIS).

2.2 Analisis sektor pariwisata terhadap Pendpatan Asli Daerah Analisis Pengunjung dan Retribusi pada objek wisata di Kabupaten Kendal Namun, dikarenakan keterbatasan data yang dimiliki penulis, maka penulis memilih dua obyek wisata di Kabupaten Kendal yang dikelola oleh dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal, yaitu obyek wisata Sendang sikucing di kecamatan rowosari dan Curug Sewu di kecamatan Patea dan dua objek wisata buatan lainnya yaitu Kolam renang Boja dan Tirto Arum Baru sebagai objek wisata yang di bahas pada analisis kali ini. Pemilihan objek wisata tersebut karena keterdediaan data pendukung


yang penulis dapatkan dari data BPS Kendal dalam angka. Berikut ini adalah data peningkatan jumlah wisatawan pada objek wisata Kendal: Tabel jumlah pengunjung dari tahun 2013-2018 Tahun

Jumlah wisatawan

Peningkatan wisatawan (%)

Manca negara (orang)

Lokal (orang)

-

161.000

2014

-

163.000

1,24

2015

-

164.106

0,68

2016

-

172.311

5,00

2017

-

182.611

5,98

2018

-

238.086

30,38

2013

-

Sumber: Kendal dalam angka 2018 & 2019 (diolah) Tabel Ketercapaian pengunjung objek wisata Kendal Tahun

Target kunjungan

Ketercapaian*

2017

263.889

213.986

2018

290.277

297.757

*jumlah pengunjung empat objek wisata pada BPS Kendal dalam angka

Sumber: RPJMD Kabupaten Kendal & RKPD (diolah)

Dari tabel jumlah pengunjung, diketahui jumlah pengunjung pada objek pariwisata Kendal cenderung meningkat setiap tahun. Keseriusan pemerintah pada sektor pariwisata dapat dilihat pada peningkatan drastis yang terjadi pada tahun 2018 mencapai 30,338 persen dari tahun sebelumnya hanya 5,08 persen. Dari tabel ketercapaian pengunjung, dapat disimpulakan bahwa terjadi peningkatan kunjungan wisatawan ke objek wisata Kendal. hal ini ditandai denga defisit positif wisatawan dari target kunjungan yang direncanakan pada RPJMD. Peningkatan jumlah pengunjung pada objek wisata di Kendal kemudian juga berpengaruh terhadap peningkatan retribusi pada sektor pariwisata.

Berikut ini adalah data retrisbusi pada objek wisata di kabupaten Kendal: Tabel Jumlah pengunjung dan retribusi pendapatan dari objek wisata Kendal Tempat Wisata

Tirto Arum Baru Curug Sewu Sendang Kucing Kolam renang Boja

Jumlah pengunjung

Pendapatan kunjungan wisatawan (000,-)

Retribusi kendaraan (000,-)

2017

2018

2017

2018

2017

2018

31.365

59.671

376.378

825.075

55.021

50.184

86.405

130.339

657.873

660.919

182.333

213.426

-

-

39.456

12.285

49.604

59.908

313.576

327.934

46.612

47.839

417.646

422.528

Sumber: Kendal dalam angka 2018 & 2019 (diolah)

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa Curug Sewu memiliki jumlah pengunjung, persentase kenaikan pengunjung dan retribusi pendapaan kendaraan terbesar masing-masing sebanyak 130.339 pengunjung pada tahun 2018, angka tersebut naik 66 persen dari tahun sebelumnya dan retribusi pendapatan kendaraan sebesar Rp. 213.426.000,00. Sedangkan objek wisata Tirto Arum Baru mendapatkan jumlah retribusi pendapatan dan persentase pertambahan retribusi terbesar yaitu Rp. 825.075.000. pada tahun 2018 dengan kenaikan 45,6 persen dari tahun sebelumnya.

Studio Kendal 2 |

117


2.3 Analisis Retribusi jasa usaha sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kendal Tahun

PAD

Retribusi Pariwisata

2017 2018

395.820.000.000 338.050.000.000

2.042.283.000 2.512.351.000

Retribusi pariwisata terhadap PAD (%) 0,12 0,17

Target dari RPJMD

Keterangan

0,50 0,51

memenuhi memenuhi

Sumber: Analisis Penulis, 2019

Dari tabel di tersebut, diketahui bahwa jika menilik dari pendapatan retribusi dari empat objek wisata berdasarkan data BPS Kendal dalam angka. Pendapatan rentribusi telah memenuhi target yang ditetapkan pada RPJMD terhadap retribusi sektor jasa usaha pariwisata terhadap PAD.

2.4 Analisis Tipologi Klassen & SWOT Dari data jumlah pengunjung dan pendapatan retribusi yang dihasilkan dari objek wisata tersebut dapat dibuat Tabel Tipologi Klassen untuk menilai kondisi objek wisata tersebut dengan kriteria sebagai berikut, yaitu: Kij>=Kin

Rij>=Rin

Rij<Rin

(Prima) Tempat wisata maju dan cepat tumbuh

Kij<Kin (Berkembang) Tempat wisata belum maju tetapi mem-iliki perkembangan pesat

(Potensial) Tempat wisata maju tetapi mem-iliki perkembangan lambat

(Terbelakang) Tempat wisata belum maju dengan perkembangan lambat

Dari kriteria tersebut dapat di klasifikasi objek wisata kendal dalam Tabel Tipologi Klassen

118

Rij>=Rin

Kij>=Kin Curug Sewu Tirto Arum baru

Rij<Rin

Sendang Kucing

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Kij<Kin Kolam Renang Boja


Dari kriteria tersebut dapat di klasifikasi objek wisata kendal dalam Tabel Tipologi Klassen Internal Strength

Weakness

• Pendapatan retribusi jasa usaha semakin baik sejak diberlakukan Perda No.4 Tahun 2016 • Adanya pembentukan kelompok sadar wisata dalam meningkatkan SDM masyarakat pariwisata

• Konektifiktas dan aksesibilitas (terutama daerah selatan) masih buruk • Bencana alam yang dapat merusak objek wisata

Eksternal Opportunity • Peningkatan jumlah pengunjung pariwisata beberapa tahun terakhir • Dibangunnya infrastruktur seperti jalan Tol dan akan dibangun tranportasi umum seperti BRT

Thread • Wisatawan terbatas pada wisatawan lokal • Objek wisata Kendal belum dilirik wisatawan mancanegara • Persaiangan antar objek wisata, terutama wisata sejenis, seperti: wisata pantai • Antar objek wisata belum terintegrasi dengan baik

3 Kesimpulan Kabupaten Kendal memiliki potensi pariwisata yang baik terutama pariwisata alam, pada Kendal bagian utara yang berbatasan dengan pantai utara dan Kendal bagian selatan didominasi dengan area hijau hutan dan pegunungan. Kondisi geografis ini membuat Kabupaten Kendal memiliki ragam kekayaan alam yang beragam. Kabupaten Kendal memiliki keuntungan memiliki objek wisata alam yang baik. Namun, menilik dari segi pendapatan, objek wisata buatan dapat melampaui objek wisata alam walaupun lebih rendah dari segi jumlah pengunjung. Selain itu, terdapat persaingan pada objek wisata sejenis seperti pantai, sehingga objek wisata yang memiliki aksesibilitas baik mendapatkan keuntungan dibanding objek wisata dengan aksesibilitas rendah. jumlah akomodasi yang ada saat ini juga masih minim. Dengan adanya pelatihan dan pengembangan SDM pada masyarakat pariwisata seperti pembentukan POKDARWIS diharapkan dapat memacu sektor pariwisata dan meningkatkan kualitas dan kuantitas objek wisata di Kabupaten Kendal.

Studio Kendal 2 |

119


Rekomendasi

Opportunity

Strenght

Weakness

1.) Meningkatkan pelayanan berupa perbaikan fasilitas pendukung agar pengunjung semakin nyaman

1.) Perbaikan konektivitas dan aksesibilitas pada objek wisata dan antar objek wisata

2.) Peningkatan pelayanan dengan meningkatkan kualitas SDM pengelola pariwisata Thread

120

Meningkatkan atraksi (objek wisata) scara kualitas dan kuantitas untuk menggaet pengunjung

| Laporan Studio Analisis Wilayah

2.) Memanfaatkan sarana seperti jalan tol dan pembangunan BRT dalam meningkatkan sektor pariwisata

Melakukan perencanaan pembangunan objek wisata berbasis mitigasi bencana pada objek wisata yang berkemungkinan terkena dampak bencana alam


Daftar Isi BPS Kabupaten Kendal. 2018. Kendal dalam angka. BPS kabupaten Kendal. 2019. Kendal dalam angka 2019. Hanggoro, Wisnu. 2017. “Jurnal geodesi Undip.” PETA SEBARAN WISATA KABUPATEN KENDAL BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 39. https://docplayer.info/66447308-Jurnal-geodesi-undip-oktober-2017.html diunduh pada 24 November 2019 Pemerintah Kabupaten Kendal. 2018. RKPD Kabupaten Kendal 2019. 2016. RPJMD Kabupaten Kendal 2016-2021. Kendal. 2011. RTRW Kabupaten Kendal 2011-2031. Kendal. Wilopo, Khusnul Khotimah. 2017. “STRATEGI PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA BUDAYA.” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No.1 59-60.

Studio Kendal 2 |

121


Pengaruh Tol Semarang-Batang terhadap daya saing Kendal

oleh: KARTIKA C. PUSPITA 17/413482/TK/45922


A. Latar Belakang Kedungsepur merupakan kawasan megaurban di Jawa Tengah yang terdiri dari Kabupaten Kendal, Demak, Ungaran (Salatiga), Semarang dan Purwodadi (Grobogan). Kawasan Kedungsepur dibuat untuk meningkatkan kerjasama antar daerah yang bersangkutan dalam pengembangan daerah secara keseluruhan. Namun, pada prakteknya, perkembangan masing-masing daerah bergerak dalam kecepatan yang berbedabeda. Kemudian, timbul persaingan antar daerah dalam pengembangan daerahnya masing-masing. Upaya peningkatan daya saing ini dilakukan agar tidak tertinggal oleh daerah lain yang sama-sama berada dalam megaurban Kedungsepur. Daya saing suatu daerah didefinisikan sebagai kemampuan suatu daerah dibanding daerah lain dalam menetapkan strategi yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi daya saing suatu daerah dan salah satunya adalah faktor infrastruktur. Semakin baik kualitas infrastruktur suatu daerah, semakin baik pula kesempatan daerah tersebut dalam mengembangkan dirinya. Kabupaten Kendal sendiri merupakan kabupaten yang memiliki letak sangat strategis. Selain karena menjadi bagian dari Kedungsepur, Kabupaten Kendal juga dilewati oleh dua proyek infrastruktur nasional, yaitu Jalur Pantai Utara dan Jalan Tol Trans Jawa. Proyek Tol Trans Jawa yang melewati Kendal adalah Tol Semarang-Batang yang mulai dibangun pada tahun 2016 dan mulai beroperasi pada tahun 2018. Keberadaan jalan tol tersebut akan memberikan dampak yang cukup besar pada berbagai sektor di Kabupaten Kendal. Hal ini tentunya menjadi peluang sekaligus tantangan besar

bagi pemerintah daerah Kabupaten Kendal dalam pengelolaan dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan tol tersebut.

B. Review Kebijakan dan Literatur Menurut Bank Indonesia, faktor-faktor yang membentuk kualitas daya saing suatu daerah adalah perekonomian daerah, keterbukaan, sistem keruangan, infrastruktur dan sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber daya manusia, institusi, tata pemerintahan dan kebijakan pemerintah daerah serta manajemen ekonomi mikro. Pada poin ke 4, menyebutkan bahwa infrastruktur merupakan salah satu faktor pembentuk kualitas daya saing daerah. Salah satu upaya pengembangan infrastruktur adalah dengan pembangunan akses jalan. Jaringan jalan memiliki berbagai fungsi dalam berbagai sektor wilayah, antara lain (Saxena Subhash C, 1998) : Fungsi Ekonomi : • Menghubungkan penduduk dengan lokasi kegiatan ekonomi • Pemanfaatan sumber daya alam • Pengembangan wilayah • Memperluas pasar • Desentralisasi unit kerja, menekan biaya produksi • Meningkatkan persaingan untuk menghasilkan produk murah dan menjamin stabilitas harga produk • Membuka lapangan kerja Fungsi Politik dan Sosial : • Memperkuat kesatuan • Pertahanan • Meningkatkan kesejahteraan masyarakat • Pemerataan distribusi penduduk Studio Kendal 2 |

123


• Membuka isolasi daerah Fungsi Lain : • Mengurangi kepadatan lalu lintas • Pemasukan pajak • Mendorong investasi industri

C. Metode Penelitian

Di dalam RTRW Kabupaten Kendal tahun 2011-2031 Bab III Pasal 9 menyebutkan bahwa di dalam rencana pengembangan sistem jaringan prasarana terdapat rencana jaringan jalan bebas hambatan yang berupa jalan tol Semarang – Kendal – Batang. Sehingga, diperlukan rencana lebih lanjut mengenai pembangunan jalan tol tersebut.

Metode Analisis Kualitatif Deskriptif : Dilakukan pengumpulan data dan informasi dari berbagai sumber dan dilakukan analisis kualitatif deskriptif dengan studi kuantitatif, studi komparatif dan studi korelasional untuk mendapatkan gambaran dari pengaruh jalan tol terhadap daya saing Kabupaten Kendal.

Aksesibilitas

Pariwisata

Kondisi Eksisting Kabupaten Kendal

Sarana Perdagangan

Kesimpulan dan Rekomendasi

Kondisi daerah Hinterland (Kedungsepur)

DAYA SAING BARU

DAYA SAING KENDAL

D. Kerangka Berpikir

Pengaruh dari Pembangunan Jalan Tol Semarang-Batang pada Kabupaten Kendal

E. Pembahasan Kabupaten Kendal merupakan sebuah kabupaten di pesisir utara Jawa Tengah yang berada di dalam kawasan megaurban Kedungsepur. Selain itu, Kabupaten Kendal berada pada posisi yang strategis baik secara geografi karena memiliki daerah pantai sekaligus daerah pegunungan maupun secara ekonomi 124

| Laporan Studio Analisis Wilayah

karena dilewati oleh Jalan Pantai Utara (Pantura), Jalan Tol Semarang-Batang dan rencana Kawasan Ekonomi Khusus sektor industri. Pada saat ini, perkembangan Kabupaten Kendal mengarah ke arah utara atau mendekati pantai. Dapat dilihat dari kepadatan bangunan dan kepadatan penduduk dengan kepadatan tinggi pada bagian utara.


Pada tahun 2017, Tol SemarangBatang dibangun untuk mempermudah akses dan mengurangi beban dari Jalur Pantura. Tol ini melewati Kabupaten Kendal dari Kecamatan Kaliwungu hingga ke Kecamatan Weleri menuju Kabupaten Batang. Terdapat tiga pintu keluar tol di Kabupaten Kendal, yaitu di Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Pegandong, dan Kecamatan Weleri. Pembangunan dari jalan Tol Semarang-Batang ini akan mempengaruhi banyak aspek wilayah di

Kabupaten Kendal. Beberapa diantaranya adalah tingkat aksesibilitas, wisata, dan sarana perdagangan. Aksesibilitas Tingkat aksesibilitas atau keterjangkauan suatu daerah sangat mempengaruh perkembangan daerah tersebut. Semakin baik aksesibilitas suatu daerah, semakin baik pula kemampuan daerah tersebut dalam transfer barang dan jasa sehingga biaya logistic akan menjadi lebih murah karena akses transportasi yang lebih cepat dan efisien.

Studio Kendal 2 |

125


Berdasarkan peta tersebut, terlihat ketimpangan persebaran jalur jalan yang menghubungkan antar bagian di Kabupaten Kendal. Jalan kolektor hanya berada di bagian selatan dengan pilihan rute yang sangat sedikit. Kemudian, jalan lokal berkumpul pada bagian utara sedangkan di bagian selatan sangat minim jalur jalan yang dapat dilewati. Hal ini diakibatkan karena pertumbuhan kabupaten yang mengarah ke utara, sehingga semakin padat bagian utara, maka jalur jalan akan semakin banyak. Berbanding terbalik dengan bagian selatan yang berupa pegunungan serta area persawahan, yang berkembangan lebih lambat daripada bagian utara. Pintu keluar dari Tol Semarang-Batang terdapat pada 3 kecamatan yaitu kecamatan Kaliwungu, Pegandon dan Weleri. Penempatan pintu keluar tol ini diharapkan dapat memantik dan mendorong pertumbuhan dimulai dari tiga kecaKabupaten Kendal Demak Salatiga Semarang Kab Semarang Kota Grobogan

Jumlah Daya Tarik Wisata 27 8 5 41 43 17

matan ini. Pintu keluar tol Kaliwungu diharapkan dapat menghubungkan tol langsung menuju ke Kawasan Ekonomi Khusus di bagian utara. Pintu keluar tol di Weleri dan Pegandon diharapkan dapat memperbaiki arah pengembangan kabupaten menuju ke tengah sehingga dapat mengurangi ketimpangan pembangunan antara kabupaten bagian utara dan bagian selatan. Namun, beberapa masalah juga mungkin timbul dari perkembangan cepat dari kawasan yang terdampak dari pembangunan tol ini. Perkembangan yang cepat yang tidak diantisipasi atau dipersiapkan sebelumnya dapat menyebabkan ketidakteraturan pembangunan hingga memungkinkan terjadi penyalahgunaan fungsi lahan. Pariwisata Berdasarkan data dari Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Jawa Tengah, dapat diketahui : Jumlah Wisatawan

Pendapatan (Rp)

1.176.938 1.619.647 106.347 3.042.482 5.769.389 565.940

1.767.831.450 1.689.516.000 109.417.000 63.206.813.763 30.351.402.985 60.951.000

Sumber : Buku Statistik Pariwisata Jawa Tengah, 2018

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pendapatan dari sektor pariwisata Kabupaten Kendal masih berada pada nomor 3 dari keseluruhan Kedungsepur. Selisih pendapatan dengan Demak hanya sebesar Rp78.315.450 dan selisih wisatawan sebanyak 148.291 wisatawan, walaupun jumlah daya tarik

126

| Laporan Studio Analisis Wilayah

wisata Kabupaten Kendal jauh lebih banyak dari pada daya tarik wisata Kabupaten Demak. Hal ini menunjukkan kurang efisiennya pengelolaan pariwisata dan kurang kuatnya masing-masing daya tarik wisata dalam mendatangkan wisatawan ke Kabupaten Kendal.


Nama Daya Tarik Wisata Air Terjun Curugsewu Bumi Parikesit Curug Jeglong Curuglawe Sicepit Goa Bunda Maria Besokor Goa Kiskenda Kampoeng Djowo Sekatul Kartik Jaya Beach Kedung Pengilon Kolam Renang Boja Pantai Cahaya Pantai Muara Kencan Pantai Ngebum Pantai Sendang Asih Pantai Sendang Sikucing Pemandian Air Panas Gonoharjo Plantera Promas Greend Land River Tubing Singorojo 41 River Walk Santoso Stable Sekartama Waterland Selo Arjuno Six Water Game Tirta Nusantara Tirto Arum Baru Watu Sumong

Jenis Daya Tarik Wisata Wisata Alam

Jumlah Wisatawan 127.017

Pendapatan (Rp)

Lain-lain Lain-lain Lain-lain Lain-lain

10.480 6.569 4.059 8.022

-

Wisata Alam Wisata Buatan

9.406 41.660

16.599.900 -

Wisata Alam Lain-lain Wisata Buatan Wisata Buatan Wisata Alam

6.429 4.798 55.690 140.711 -

448.342.550 -

Wisata Alam Wisata Alam

194.095 40.876

-

Wisata Alam

85.793

323.789.000

Wisata Alam

35.801

-

Wisata Buatan Wisata Buatan

6.218 197.974

-

Lain-lain

588

-

Wisata Buatan

18.452

-

Wisata Buatan Wisata Buatan

33.820 11.445

-

Lain-lain Wisata Buatan Wisata Buatan Wisata Buatan Lain-lain

4.592 43.155 31.259 59.785 2.250

-

979.166.000

Sumber : Buku Statistik Pariwisata Jawa Tengah, 2018

Dari data diatas, Air Terjun Curugsewu menyumbang pendapatan paling besar diantara daya tarik wisata lainnya di Kendal. Selain itu, hanya terdapat 4 daya tarik wisata yang mempunyai catatan pendapatan. Dengan kehadiran Jalan Tol Semarang-Batang yang telah beroperasi, akan mempermudah akses ke Kabupaten Kendal dan memungkinkan wisatawan untuk menuju Kabupaten Kendal dengan mudah dan mengurangi waktu tempuh perjalanan menuju Kabupaten Kendal. Daya tarik wisata yang telah ada juga

harus difasilitasi dengan akses yang baik dan terhubung dengan tol. Selain itu, kehadiran pintu keluar tol juga dapat menjadi magnet pertumbuhan dan kawasan di sekitarnya akan memiliki nilai yang tinggi untuk dijadikan tempat pengembangan wisata baru. Dengan begitu, jumlah wisatawan dan pendapatan yang masuk ke sektor wisata akan meningkat, sehingga Kabupaten Kendal dapat bersaing dengan kabupaten lainnya di Kedungsepur dalam sektor pariwisata.

Studio Kendal 2 |

127


Sarana Perdagangan

Berdasarkan peta persebaran sarana perdagangan di atas, dapat dilihat bahwa pusat-pusat perdagangan masih terkonsentrasi pada bagian utara kabupaten dan berada di dekat jalan Pantura. Sarana perdagangan ini juga didukung oleh adanya akses jalan yang menghubungkan Jalan Pantura dengan kawasan di sekitarnya. Berbanding terbalik dengan Kabupaten Kendal bagian selatan. Tidak ditemukannya pusat perdagangan yang cukup besar dan berpengaruh menandakan adanya ketimpangan pembangunan yang besar pada dua bagian ini. Bagian selatan yang didominasi oleh sawah, perkebunan dan pegunungan juga minim akan akses jalan yang layak sehingga aksesibilitas kurang baik. Hal ini menyebabkan kurangnya minat investor dalam mengembangkan usahanya di Kabupaten Kendal bagian selatan. Pembangunan pintu keluar tol pada Kecamatan Kaliwungu dan Kecamatan Weleri yang dekat dengan akses jalan utama menuju bagian selatan diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas menuju dan dari wilayah bagian selatan. Sehingga, perkembangan ekonomi dapat meningkat dan menciptakan pusat-pusat perdagangan baru di bagian selatan.

128

| Laporan Studio Analisis Wilayah

F. Kesimpulan dan Rekomendasi Kabupaten Kendal memiliki potensi dan peluang yang sangat baik dalam meningkatkan daya saingnya terhadap kabupaten lain yang berada dalam Kedungsepur. Pembangunan Jalan Tol Semarang-Batang yang melewati Kabupaten Kendal memiliki potensi besar dalam meningkatkan pengembangan kawasan yang dilaluinya, serta meningkatkan aksesibilitas dari Kabupaten Kendal maupun kawasankawasan di dalamnya. Pintu keluar tol yang ditempatkan di 3 kecamatan dapat menjadi pusat pertumbuhan baru yang dapat meningkatkan pengembangan daerah dalam berbagai aspek termasuk ekonomi dan pariwisata. Namun, perlu diingat bahwa perkembangan daerah dengan laju yang cukup cepat, apabila tidak ditangani dengan baik, maka dapat menimbulkan masalah baru lainnya. Sehingga, pemerintah daerah Kabupaten Kendal sebaiknya dapat melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi kondisikondisi yang mungkin terjadi yang disebabakan oleh pembangunan Jalan Tol Semarang-Batang tersebut.


Daftar Pustaka Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Jawa Tengah. 2018. Buku Statistik Pari wisata Jawa Tengah 2018. Semarang : Disporapar Jateng Harum, Sutriani. 2017. Pengaruh Pembangunan Jalan Tol Sutami Terhadap Nilai Lahan Disekitarnya. National Academic Journal of Architecture. Volume 4, No mor 1, 2017, halaman 66-73. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2014. Kajian Atas Kebijakan Penguatan Daya Saing Daerah dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Jakarta : Dirjen Perimbangan Keuangan Muriawan, Lituhayu. 2015. Analisis Pelaksanaan Kebijakan Kerjasama Antar Daer ah Wilayah Kedungsepur Bidang Pariwisata. Diakses dari Universitas Di ponegoro, Situs Jurnal Online, https://ejournal3.undip.ac.id/ Ni'mah, I. 2016. Public-Private Partnership untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pariwisata di Wilayah Kedungsepur. Economics Develop ment Analysis Journal. Volume 5. Riyanto, B. 2006. Pengembangan Jaringan Jalan Tol Antar Kota dalam Perspek tif Sistem Transportasi Berkelanjutan. Media Komunikasi Teknik Sipil. Vol ume 14, No.1, Edisi XXXIV Feburari 2016. Sumaryoto. 2010. Dampak Keberadaan Jalan Tol Terhadap Kondisi Fisik, Sosial, dan Ekonomi Lingkungannya. Journal of Rural and Development. Volume 1 No.2 Agustus 2010. Suseno, dkk. 2017. Analisis Dampak Jalan Tol Terhadap Faktor Sosial, Ekonomi dan Lingkungan di Desa Kaligangsa Kulon Kabupaten Brebes (Studi Kasus Area Pintu Tol Brebes Timur). Prosiding SNST ke-8 Tahun 2017. Wirabrata, A. 2019. Dampak Pembangunan Jalan Tol Terhadap Sektor Lain. Info Singkat : Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual dan Strategis. Vol. XI, No.1/I/ Puslit/Januari/2019.

Studio Kendal 2 |

129


Tantangan Kabupaten Kendal Dalam Menghadapi Spillover Urbanisasi Kota Semarang

oleh: LUTHFIA D. PRASTIWI 17/413483/TK/45923


Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data 1) Studi Literatur Data-data dikumpulkan dari berbagai sumber seperti jurnal-jurnal penelitian dan web internet yang kredibel. Data yang didapatkan berupa teori-teori yang berkaitan dengan isu strategis, data kuantitatif maupun kualitatatif yang kemudian digunakan dalam proses analisis. 2) Studi Dokumentasi Studi dokumentasi merupakan kegiatan mencari data yang berkaitan serta kredibel dengan dokumentasi yang diperoleh dari Instansi-Instansi di Kabupaten Kendal. Dari dokumen-dokumen yang didapatkan berupa tabel amupun informasi yang lain yang dapat digunakan sebagai pendukung analisis

Metode Analisis Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Djam’an Sator (2011: 23) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam dan sebagainya. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 73), penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, dan keterkaitan antar kegiatan.

Kerangka Berpikir

Studio Kendal 2 |

131


TUJUAN PENGKAJIAN ISU STRATEGIS

Berdasarkan hasil yang di dapat, Walaupun sama-sama berbatasan langsung, Kabupaten Kendal-Semarang memiliki interaksi 10.4 kali lebih besar dibandingkan Kendal dengan Kabupaten Batang. Sehingga dapat disimpulkan erat keterkaitan dan interaksi Kota Semarang-Kendal sangat lah tinggi.

PEMBAHASAN

b)Analisis Fisik Wilayah Kendal dan Kota Semarang Keterkaitan Kota Semarang dengan Kendal yang tinggi mempengaruhi pertumbuhan segala sektor, dan menciptakan kegiatan-kegiatan baru. Terbentuknya pusat kegiatan-kegiatan yang baru ini mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan secara fisik spasial seperti bertambahnya luas permukiman dan pembangunan yang pesat khususnya pada daerah yang terdapat diantara dua pusat pertumbuhan.

1. Menunjukkan keterkaitan antar wilayah kabupaten Kendal dengan Kota Semarang 2. Menganalisis dampak spillover kota Semarang serta potensi dan masalah yang ditimbulkan

a) Kuat Keterkaitan Kendal-Kota Semarang Berdasarkan teori spillover, untuk terjadi fenomena spillover antar wilayah dibutuhkan interaksi yang kuat untuk inti pertumbuhan mempengaruhi wilayah sekitarnya. Untuk itu digunakan rumus gravitasi untuk menghitung seberapa kuat keterkaitan antara Kota Semarang dan kabupaten Kendal. Menggunakan kabupaten batang sebagai kabupaten yang juga berbatasan langsung dengan kendal sebagai wilayah pembanding, maka hasil yang didapat adalah: Diketahui : Penduduk Kendal: 991.686 jiwa Penduduk Kota Semarang : 1.688.578 Penduduk Batang : 762.377 Jarak antar pusat Kendal-Kota Semarang : 30,6 km Jarak antar pusat Kendal dengan Kabupaten Batang : 66,5 km

Arah Perkembangan Kota Semarang Terjadinya spillover Kota Semarang terhadap Kota Kendal dapat dilihat dari segi perkembangan fisik dikedua wilayah. Untuk membuktikan terjadinya fenomena spillover berdasarkan hasil analisis arah persebaran fisik wilayah Kota Semarang menggunakan GIS oleh Fadilla et.al, 2017 didapatkan hasil berikut:

170.962.428 Setelah mendapat besar nya interaksi per-wilayah lalu dibandingkan dan didapatkan hasil sebagai berikut : 1.767.168.014,98 = 170.962.428 10.4 = 1 132

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Peta arah persebaran fisik wilayah Kota Semarang 2005-2011 Sumber : Fadilla et.al, 2017


Dapat dilihat bahwa pertumbuhan pembangunan khususnya permukiman pada tahun 2005-2011 mengarah pada bagian barat dan selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan kabupaten semarang. Persebaran pertumbuhan permukiman baru cenderung tersebar pada pinggiran kota karena tingginya harga lahan dan kepadatan yang terlampau tinggi di bagian pusat kota. Terjadi perkembangan yang sangat pesat jika dibandingkan dengan perkembangan tahun 2005-2011. Pada peta arah perkembangan tahun 2011-2017 terlihat bahwa penyebaran perubahan lahan menjadi permukiman masih mengarah pada daerah barat serta daerah bagian selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Seamarang. Dan didapatkan fakta bahwa arah perkembangan permukiman di bagian barat mengarah pada kawasan perindustrian.

Peta arah persebaran fisik wilayah Kota Semarang 2011-2017 Sumber : Fadilla et.al, 2017

Arah Perkembangan Kabupaten Kendal Setelah melihat arah perkembangan dari kota semarang, diperlukan analisis untuk melihat arah perkembangan fisik Kabupaten Kendal utnuk membuktikan keterkaitan fisik antar wilayah Kabupaten Kendal dan Kota Semarang

Citra Satelit Kendal-Kota Semarang tahun 2006-2018 Sumber : Google Time Lapse

Studio Kendal 2 |

133


Berdasarkan citra satelit diatas terlihat bahwa dari awal perkembangan pembangunan Kabupaten Kendal, bagian timur laut yang berbatasan dengan Kota Semarang hingga saat ini lebih berkembang pesat dibandingkan daerah lain di kendal, hal ini dipengaruhi beberapa faktor seperti letaknya yang strategis karena dilalui oleh jalur pantai utara jawa yang berarti memiliki aksesibilitas yang baik, tedapat Kota Kendal sebagai ibukota kendal, serta jaraknya yang dekat dengan Kota Semarang sebagai pusat pertumbuhan Jawa Tengah. Ditambah dengan adanya KEK yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menjadi pusat kegiatan baru di Kendal yang terdapat dikawasan Kecamatan Kaliwungu. Berdasarkan hasil analisis mengenai arah perkembangan Kabupaten Kendal tahun 2007-2018 yang dilakukan oleh Aulia et.al,. 2018 didapatkan beberapa temuan yaitu :

perkembangan tertinggi adalah kecamataan Boja, Kaliwungu, Singorojo, dan Brangsongdengan detail perubahan lahan sebagai berikut: Tabel 6.1 Perubahan Lahan Kabupaten Kendal 2007-2012

Sumber : Aulia et.al., 2019

Dari data diatas, perubahan lahan terbesar dalam perkembangan kabupaten kendal adalah perubahan ke guna lahan permukiman yang menyumbang perubahan sebesar 95,79% dari total perubahan lahan tahun 2007-2012.

Peta arah persebaran fisik wilayah Kabupaten Kendal 2012-2018 Sumber : Aulia et.al., 2019

Peta arah persebaran fisik wilayah Kabupaten Kendal 2007-2012 Sumber : Aulia et.al., 2019

Berdasarkan peta persebaran perkembangan pembangunan fisik wilayah kabupaten kendal pada tahun 2007-2012 didapatkan bahwa arah perkembangan kabupaten Kendal cenderung ke arah Timur atau mendekati kota Semarang dengan rata-rata kecamatan yang mengalami perkembangan adalah kecamatan yang berada di wilayah timur Kendal, 134

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Berdasarkan peta persebaran perkembangan pembangunan fisik wilayah kabupaten kendal pada tahun 2007-2012 didapatkan bahwa arah perkembangan fisik wilayah yang mengarah ke sebelah Timur Kabupaten Kendal yang berada di Kecamatan Boja sehingga menyebabkan alih fungsi menjadi lahan kawasan Permukiman (Aulia et.al., 2019) dengan detail perubahan guna lahan sebagai berikut :


Tabel 6.2 Perubahan Lahan Kabupaten Kendal 20012-2018

Sumber : Aulia et.al., 2019

dari meninjau arah perkembangan kota semarang dan kabupaten kendal, didapatkan bahwa terdapat keterkaitan arah pengembangan wilayah Kota Semarang dan Kabupaten kendal secara fisik yang mengindikasikan terjadinya fenomena Spillover dari terjadinya urbanisasi Kota Semarang sebagai kutub pertumbuhan terhadap perkembangan Kabupaten Kendal. Pertumbuhan Kabupaten Kendal dan Kota Semarang dapat dianalogikan seperti medan magnetik dibawah ini karena perkembangan tertinggi terdapat di antara dua kutub pertumbuhan yaitu dari Pusat Kota Kendal sebagai pusat pertumbuhan di Kabupaten Kendal hingga pusat pertumbuhan Kota Semarang yang terbukti dari hasil penelitian arah perkembangan dua wilayah ini. Wilayah yang terdapat diantara dua kutub pertumbuhan ini memilliki interaksi yang tinggi karena didukung dengan konektivitas yang tinggi, khususnya dengan adanya proyek Tol Semarang-Kendal serta Proyek BRT Koridor III Semarang-Kendal.

c) Analisis Non-Fisik Wilayah Kendal- Kota Semarang Dalam analisis non-fisik, fenomena spillover dapat mempengaruhi banyak banyak aspek keruangan antar wilayah, dari segi ekonomi, kependudukan, serta sosial budaya. Dari segi segi kependudukan misalnya, dampak fenomena spillover tidak jauh hubungannya dengan tingginya angka migrasi antar wilayah yang bersangkutan. Hal ini juga terjadi pada Kendal karena terjadinya urbanisasi Kota Semarang, Kota Kendal sebagai wilayah hinterland menjadi salah satu pilihan untuk bermigrasi karena adanya faktor-faktor penarik dari dalam kendal sendiri seperti perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, aksesibilitas yang baik dengan adanya beberapa proyek antar wilayah yang menghubungkan langsung Kota Semarang-Kendal. Angka migrasi antara Kendal-Semarang berdasarkan hasil survei antar sensus 2015, statistik migrasi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

WILAYAH DENGAN INTERAKSI TERTINGGI

Ilustrasi Perkembangan Kota Semarang-Kendal Sumber: Electrical4U

Studio Kendal 2 |

135


Tabel Arus Migrasi Seumur Hidup antar Kabupaten/Kota Jawa Tengah Tahun 2015

Sumber : Survei Antar Sensus BPS Jateng ,2016 Tabel Arus Migrasi Risen antar Kabupaten/Kota Jawa Tengah Tahun 2015

Sumber : Survei Antar Sensus BPS Jateng ,2016

136

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Tabel Arus Migrasi Total antar Kabupaten/Kota Jawa Tengah Tahun 2015

Sumber : Survei Antar Sensus BPS Jateng ,2016

Berdasarkan data migrasi seumur hidup, migrasi risen, dan migrasi total Kabupaten Kendal diatas, didapatkan bahwa Kota Semarang merupakan penyumbang migrasi masuk tertinggi ke kabupaten Kendal. Sedangkan Kendal menjadi penyumbang migrasi ke kota semarang tertinggi ketiga setelah Demak dan Kabupaten Semarang. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang diakibatkan oleh kerjasama antar Kota Semarang-Kendal merupakan salah satu faktor adanya migrasi dari Kota Semarang Kendal. Pertumbuhan ekonomi ini mengakibatkan berkembangnya pusat pusat aktivitas seperti perdagangan dan jasa mapun industri. hal ini menjadi salah satu faktor penarik bagi migran. d) Peluang dari Dampak Positif (Spread Effect) Spread Effect merupakan dampak perkembangan inti/core yang menguntungkan daerah sekitar karena akan

memperluas penyebaran sumber daya di wilayah sekitar. • Peningkatan Jumlah SDM Dengan adanya peningkatan migrasi masuk ke dalam kabupaten kendal khususnya berasal dari Kota Semarang sebagai wilayah asal migran terbesar di Kabupaten Kendal, maka terjadi peningkatan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial dalam ikut mengembangkan pertumbuhan ekonomi kabupaten Kendal. Menurut Teori Cobb-Douglas Y = AKÎąLβ bahwa salah satu variabel pertumbuhan ekonomi(Y) adalah Labor (L). Berdasarkan data migrasi masuk ke Kabupaten Kendal didominasi oleh penduduk berumur produktif yaitu umur 20-39 tahun, oleh karena itu migran dengan umur produktif yang pindah ke Kendal ini dapat menjadi potensi dalam pengembangan ekonomi Kabupaten Kendal.

Studio Kendal 2 |

137


Tabel Arus Migrasi Risen antar Kabupaten/Kota Jawa Tengah Tahun 2015 Menurut Umur

Sumber : Survei Antar Sensus BPS Jateng ,2016

Berdasarkan Teori tahap pertumbuhan Wilbur Thompson, dalam thesisnya menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dikarenakan koneksinya terhadap wilayah lain dengan tambahan dari kemampuan wilayah untuk mengimitasi dan menciptakan inovasi. Oleh karena lingkungan yang kompetitif dapat memicu adanya inovasi maka Ketika Migran masuk khususnya berumur produktif akan tercipta competitiveness yang mendorong inovasi, hal ini mendorong terciptanya kegiatan-kegiatan perekonomian baru, khususnya pada sektor tersier. Peningkatan kegiatan ekonomi ini kemudian menimbulkan multiplier terhadap sektor lain yang kemudian dapat menjadi potensi dalam pengembangan ekonomi wilayah Kabupaten Kendal. • Peningkatan Sarana Prasarana Semakin tinggi pembangunan dan jumlah penduduk suatu wilayah akan mendorong pembangunan sarana prasarana penunjang kebutuhan. Setelah dilakukan analisis, ditemukan bahwa kekuatan pusat yang terbesar di kabupaten kendal berada di bagian utara, yang terdiri dari 138

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Kaliwungu, Kendal, Weleri, dan Gemuh.

Peta Aglomerasi Sarana dan Prasarana Kab. Kendal Sumber: Analisis Penulis, 2019

Semakin tinggi pembangunan dan jumlah penduduk suatu wilayah akan mendorong pembangunan sarana prasarana penunjang kebutuhan. Setelah dilakukan analisis, ditemukan bahwa kekuatan pusat yang terbesar di kabupaten kendal berada di bagian utara, yang terdiri dari Kaliwungu, Kendal, Weleri, dan Gemuh, Kekuatan Pusat ini berada dekat dengan Jalur Pantura dan terhubung langsung dengan Kota


Semarang, Selain itu di bagian selatan terdapat Sukorejo, Limbangan, dan Boja yang memiliki kekuatan pusat yang cukup kuat. Boja merupakan kecamatan dengan angka migrasi masuk tertinggi dan dominasinya berasal dari Kota Semarang. Selain itu, karena interaksi yang kuat antara Kendal-Kota Semarang dibangun proyek proyek berskala besar yang menghubungkan proyek strategis nasional yang terdapat di Kendal maupun Kota Semarang. Berbagai macam proyek ini meningkatkan aksesibilitas antar wilayah Kota Semarang maupun Kabupaten Kendal yaitu: 1. Proyek Tol Semarang-Batang, 2. Proyek BRT Koridor III Semarang-Kendal, dan 3. Proyek Tol-Tanggul Laut Semarang-Kendal Pembangunan infrastruktur memiliki keterkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi suatu daerah, dengan adanya infrastruktur yang memadai maka akan menimbulkan multiplier effect terhadap sektor lain. Ekspansi ekonomi yang ditimbulkan oleh pembangunan infrastruktur memperluas aliran barang dan juga menyerap tenaga kerja diseluruh rantai perekonomian. Potensi lain yang di dapatkan dari pembangunan infrastruktur adalah meningkatnya investasi. Jika fasilitas suatu wilayah memadai e) Tantangan Menghadapi Dampak Negatif (Backwash Effect) Backwash effect merupakan dampak perkembangan inti/core yang merugikan daerah sekitarnya karena akan menyerap sumber daya di wilayah sekitar. Sebagai wilayah yang terkena dampak spillover, Kendal memiliki tantangan-tantangan yang perlu dihadapi sebagai berikut: • Alih Fungsi Lahan Alih fungsi lahan tidak bisa dilepaskan dari dampak adanya pertumbuhan pembangunan, adanya migrasi masuk ke Kabupaten akan menimbulkan peningkatan demand terhadap lahan permukiman

Tabel Perubahan Lahan Kabupaten Kendal Tahun 20072012

Sumber : Aulia et.al., 2018 Tabel Perubahan Lahan Kabupaten Kendal Tahun 20122018

Sumber : Aulia et.al., 2018

Alih Fungsi lahan menjadi permukiman di Kendal selama tahun 2007-tahun 2018 masih menjadi persentase tertinggi yang mencakup lebih dari 95% dari fenomena alih fungsi lahan.Dan di berdasarkan penelitian mengenai proyeksi alih fungsi lahan Kendal bagian timur oleh Sadewo dan Buchori, 2018. Di Proyeksikan bahwa perkembangan Kendal Timur akan semakin pesat dengan adanya KIK sebagai penarik faktor migrasi .

Penggunaan lahan tahun 2017 (a) dan 2031 (b) di Kendal Timur Sumber: Sadewo dan Buchori, 2018

Dengan adanya pembangunan Industri yang rencananya menyerap 700 ribu pekerja tersebut, akan menarik pembangunan yang masif sedangkan pada kawasan bagian utara khususnya bagian timur yang merupakan daerah rawan banjir dan rob.

Studio Kendal 2 |

139


Tabel Proyeksi Perubahan Penggunaan Lahan Kendal Bagian Timur tahun 2017-2031

Sumber: Sadewo dan Buchori, 2018

Ditambah dengan perlunya pengendalian penggunaaan sumber daya air serta perencanaan infrastruktur air bersih yang memadai dengana adanya pembangunan yang massif, sesuai dengan teori spread effect bahwa backwash effect juga dapat berakibat negatif karena menggunakan sumberdaya wilayah yang terkena spread effect. • Disparitas Wilayah Berdasarkan Peta keluarga prasejahtera diatas yang di amati pada tahun 2012 hingga tahun 2018 terlihat perubahan persentase keluarga prasejahtera dimana terjadi perbedaan perkembangan persentase keluarga sejahtera antara kendal bagian utara-timur dengan kendal bagian Selatan-Barat. Kendal bagian timur yang semakin berkembang semakin tahun semakin rendah persentase keluarga prasejahtera ditandai dengan warna yang semakin terang, sedangkan bagian barat dan selatan masih memiliki warna yang gelap karena ternyata pengaruh spread effect Kota Semarang maupun perkem140

| Laporan Studio Analisis Wilayah

bangan kutub pertumbuhan dari Kota Kendal sendiri kurang tersebar merata dan hanya berpengaruh pada daerah yang dekat atau berbatasan langsung dengan Kota Semarang, sehingga yang timbul adalah backwash effect dengan bentuk disparitas yang terjadi antara wilayah timur dan barat Kendal.


Gambar 1. Persentase Keluarga Prasejahtera Tahun 20122015-2018 Sumber : Analisis Penulis,2019

• Kompetisi Tenaga Kerja Walaupun lingkungan yang kompetitif dapat memicu perkembangan ekonomi suatu wilayah, namun hal ini juga memiliki efek negatif jika Sumber Daya Manusia (SDM) asli daerah tidak dapat bersaing dengan SDM pendatang Berdasarkan data Survei antar Sensus yang dilakukan oleh BPS jateng tahun 2015 bahwa penduduk migran di kabupaten kendal sebanyak 7.181 dari total 11.618 atau sebesar 61.8% bekerja sebagai buruh atau karyawan atau pegawai, sedangkan data mengenai alasan para migran untuk pindah ke kabupaten kendal paling banyak adalah mengikuti suami, orang tua atau anak sebesar 8.325 dari total 19.545 atau sebesar 42.6% hal ini merupakan timbulan dari migrasi dengan alasan pekerjaan yang menempati urutan kedua yaitu sebesar 39%. Dapat disimpulkan bahwa Kendal sendiri memiliki faktor penarik migran untuk masuk ke wilayah Kabupaten Kendal, salah satu faktor tersebut adalah lapangan pekerjaan.

Telah dibahas sebelumnya bahwa penyumbang migran terbesar kabupaten Kendal berasal dari Kota Semarang serta statistilk menujukkan bahwa mayoritas migran masuk berada di umur yang produktif. Walaupun hal ini berarti SDM potensial Kendal bertambah, namun dapat mengakibatkan backwash effect yaitu kompetisi antar tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja pendatang, jika daya saing tenaga kerja lokal tidak dapat bersaing dengan tenaga kerja pendatang hal ini akan mengakibatkan terpuruknya kesejahteraan warga lokal dan memperburuk angka pengangguran di Kabupaten Kendal

Pekerja di Proyek Pembangunan KIK Sumber : Dokumen Pribadi

Studio Kendal 2 |

141


Secara lebih detil data-data yang membuktikan aliran tenaga kerja yang masuk ke Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut : Migran Risen Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Kabupaten/Kota dan Status Pekerjaan Utama

Sumber : Survei Antar Sensus BPS Jateng ,2016

Migran Risen menurut Kabupaten/Kota dan Alasan Utama Pindah dari Tempat Tinggal 5 Tahun yang Lalu

Sumber : Survei Antar Sensus BPS Jateng ,2016

142

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Analisis SWOT

Analisis SWOT ini dilakukan untuk mengetahui rekomendasi terbaik yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki untuk mendorong pertumbuhan Kabupaten Kendal, sedangkan analisis weakness dan treat digunakan untuk meminimalisir dampak negatif yang terjadi dalam studi kasus spillover urbanisasi Kota Semarang bagi Kabupaten Kendal. Strength

Internal Factor

1. Dekat dengan Kota Semarang Sebagai Pusat Pertumbuhan memudahkan kendal untuk mendapat banyak akses. 2. Banyaknya Penduduk Umur Produktif sebagai sumber daya manusia yang Potensial 3. Kendal Sebagai Pusat Kegiatan Nasional sendiri memiliki kutub pertumbuhan yang berkembang pesat

Opportunity

External Factor

1. Proyek-Proyek berskala Regional maupun Nasional serta Letak yang Strategis meningkatkan minat investasi ke Kendal 2. Banyaknya kegiatan perekonomian baru yang tercipta dengan masuknya invetasi maupun para migran yang berasal dari luar kendal khususnya dari Kota Semarang

Weakness

1. Kesiapan dan daya saing warga lokal 2. Disparitas antar wilayah dalam kendal (bagian utaratimur dengan bagian selatan-barat) dalam perekonomian maupun sebaran sarana prasarana.

Threats

1. Migran yang masuk ke dalam Kendal berpotensi lebih kompetitif dan berpotensi mengurangi kesempatan kera warga lokal 2. Berkurangnya Sumber Daya Alam khususnya tanah dan air akibat adanya Pembangunan untuk memenuhi demand dan pertumbuhan penduduk yang kian tinggi.

KESIMPULAN

Keterkaitan antar wilayah kabupaten Kendal dengan Kota Semarang sangat tinggi dibuktikan dengan perhitungan gravitasi antar wilayah yang menujukkan bahwa kuat hubungan Kota Semarang-Kendal 10.4 kali lebih besar dibandingkan dengan Kendal-Batang walaupun sama sama berbatasan langsung. Dari arah perkembangan fisik masing masing wilayah juga menunjukkan bahwa adanya kecenderungan mendekati satu sama lain yang kemudian keterkaitan yang kuat ini menimbulkan spillover effect dari Kota Semarang yang merupakan kutub pertumbuhan yang lebih kuat terhadap Kendal sebagai wilayah Hinterland.Terdapat dua dampak yang dihasilkan oleh Spillover yang dihadapi oleh Kendal sebagai wilayah terdampak yaitu dampak positif (Spread effect) dan dampak negatif (Backwash effect) Spread effect berupa peningkatan jumlah SDM potensial, peningkatan sarana prasrana juga aksesibilitas antar wilayah, serta Peningkatan Lingkungan kompetitif yang memicu inovasi dan munculnya kegiatan-kegiatan perekonomian baru. Sedangkan dampak negatif (backwash effect) yang ditimbulkan adalah pesatnya alih fungsi lahan karena pertambahan jumlah penduduk yang pesat dan demand yang tinggi khususnya di daerah Kabupaten Kendal bagian timur yang dekat dengan pusat pertumbuhan, terjadinya disparitas antar wilayah kendal bagian utara-timur yang lebih berkembang pesat dibandingkan dengan Kendal bagian selatan-barat, dan yang terakhir adalah kompetisi antar tenaga kerja pendatang dengan tenaga kerja lokal yang kemudian mengancam angka pengangguran di dalam Kendal jika tidak ada kebijakan untuk meningkatkan daya saing warga lokal terhadap warga pendatang.

Studio Kendal 2 |

143


REKOMENDASI Internal Factor

Strength

Weakness

1.) Memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya manusia umur produktif dengan cara meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan dan pembekalan dalam meningkatkan softskill dan hardskill seperti pegadaan sekolah kejuruan/ pendidikan tinggi yang sesuai dengan pangsa lapangan kerja di Kabupaten Kendal.

1.) Disparitas antar wilayah dalam kendal dapat di kurangi dengan peningkatan aksesibilitas serta sarana prasarana serta mendorong penduduk untuk berdikari sesuai dengan potensi lokal melalui peningkatan UMKM. 2.) Menjamin bahwa proyekproyek besar di kendal juga berkontribusi besar dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan mempertimbangkan kesejahteraan lokal sebagai tujuan utama.

1.) Mengelola investasi dengan baik dengan tetap memperhatikan daya dukung dan daya tampung serta memperhtikan wilayah wilayah yang rawan bencana khususnya bencana banjir yang kerap terjadi di wilayah uatara Kendal agar dampak negatif tidak semkin memburuk dengan adanya berbagai pembangunan yang terjadi di Utara Kendal 2.) Memprediksikan pertambahan penduduk yang pesat, mengatur pola dan struktur ruang yang kompak agar tidak terjadi sparwl

1.) Mewadahi masyarakat untuk mengembangkan ekonomi mandiri (UMKM) agar tidak bergantung pada lapangan pekerjaan dibidang Industri yang memiliki daya saing yang tinggi. 2.) Kebijakan mengenai tenaga kerja dengan memprioritaskan dan warga lokal, namun diikuti dengan peningkatan kulaitas SDM lokal sendiri.

Eksternal Factor

Opportunity

Weakness

144

| Laporan Studio Analisis Wilayah


DAFTAR PUSTAKA • ATRBPN. 2016. SIFATARU. Accessed November 12, 2019. http://sifataru.atrbpn. go.id/kawasan/Kedung-Sepur#! • BPS. (2016). Statistik Migrasi Jawa Tengah. Jakarta : Badan Pusat Statistik . • Khoirul Isnaini Aulia, Sawitri Subiyanto, dan Bambang Sudarsono. 2019. “analisis arah perkembangan fisik wilayah kabupaten kendal menggunakan sistem informasi geografis.” Jurnal Geodesi Undip VOL 8 NO 1 (2019), (ISSN : 2337-845X ) 486495. • Lydia Fadilla, Sawitri Subiyanto, Andri Suprayogi . 2017. “Analisis Arah Dan Prediksi Persebaran Fisik Wilayah Kota Semarang Tahun 2029 Menggunakan Sistem Informasi Geografis Dan Ca Markov Model.” Jurnal Geodesi Undip Volume 6, Nomor 4 517-525. • Muhammad Nur Sadewo and Imam Buchori. 2018. “Simulasi Perubahan Penggunaan Lahan akibat Pembangunan Kawasan Industri Kendal (KIK) Berbasis Cellular Automata .” 142-154. • Tengah, Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Migrasi Jawa Tengah. Jakarta : Badan Pusat Statistik . • Wiloyonoyudho, Saratri. “DETERMINAN DAN DAMPAK URBANISASI BERLEBIH DI KOTA SEMARANG.” Electronic Theses & Disertation . Dissertation, Gadjah Mada University , 2011. http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=53328.

Studio Kendal 2 |

145


Peluang Dan Tantangan Ketenagakerjaan Kabupaten Kendal Terhadap Perkembangan Kawasan Industri Kendal

oleh: MUTI’AH R. JANNAH 17/413486/TK/45926


Latar Belakang Setiap wilayah pastinya menginginkan pertumbuhan yang positif di setiap masanya. Pertumbuhan wilayah biasanya dinilai dari segi ekonomi. Hal ini karena ekonomi memiliki nilai ukur berupa satuan uang yang dapat lebih mudah untuk dipakai dan dikonversi dibandingkan satuan-satuan lainnya. Hal ini kemudian menimbulkan persepsi di masyarakat bahwa suatu daerah dapat dinilai memiliki pertumbuhan yang positif apabila tingkat perekonomiannya juga meningkat. Hal yang sama terjadi pada Kabupaten Kendal. Saat ini, Kabupaten Kendal mengalami pertumbuhan dengan menitikberatkan pada sektor industri yang didukung oleh sektor pertanian. Pemahaman mengenai ekonomi sektor industri pada suatu wilayah merupakan hal penting sebagai landasan dalam menyusun dan menentukan perencanaan pengembangan wilayah karena sektor industri mewadahi kegiatan produksi dan distribusi sebagai dasar kegiatan perekonomian wilayah. Dengan adanya kegiatan industri, suatu daerah yang sebelumnya hanya dapat menghasilkan sumber daya alam sebagai hasil produksi primer, kini dapat meningkatkan nilai tambah yang lebih tinggi pada komoditas yang dihasilkan melalui proses produksi. Dalam konteks wilayah Kabupaten Kendal, sektor industri merupakan salah satu basis ekonomi dan berpeluang menjjadi suatu potensi sebagai dasar pengembangan perekonomian wilayah. Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Kendal Tahun 2018, sektor lapangan usaha industri pengolahan merupakan sektor yang memiliki kontribusi terbesar dibandingkan sektor-sektor lainnya dengan menyumbang pendapatan sebesar 11,7 Triliun atau setara dengan 52,28% dari total pendapatan kabupaten. Salah satu kontributor terbesar yang berhasil menaikkan pendapatan sektor industri pengolahan setiap tahunnya adalah Kawasan Industri Kendal dengan puluhan perusahaan yang telah masuk di dalamnya.

Kawasan industri yang dikembangkan oleh PT Jababeka Tbk dan Sembcorp Development Ltd dengan luas mencapai 2.200 Ha ini terletak di pesisir utara Kabupaten Kendal sebelah timur yaitu di Kecamatan Kaliwungu yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang. Dikutip dari kompas.com 13 November 2016, pembangunan KIK yang dirancang dengan konsep integrated berskala internasional ini berencana menyerap 500.000 tenaga kerja yang terdiri dari 100.000 pekerja langsung dan 400.000 pekerja tak langsung. Kebutuhan akan tenaga kerja yang tinggi secara tidak langsung menjadi trigger tersendiri bagi Kabupaten Kendal untuk melihat kembali, apakah dengan kondisi saat ini dapat bersaing dengan daerah lain untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja tersebut. Oleh karena itu, dilakukan analisis mengenai ketenagakerjaan yang ada dalam menghadapi pertumbuhan Kawasan Industri Kendal.

Metodologi Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah melalui tinjauan dokumen berupa catatan dan arsip yang terdapat pada masyarakat, komunitas, maupun organisasi. Data dalam kajian ini didapat melalui dokumen-dokumen resmi yang berhubungan dengan fokus penelitian sebagai data primer, dan didukung oleh data sekunder yang diambil dari jurnal internet mengenai penelitian terdahulu, review, working paper, artikel maupun berita terkait Kawasan Industri Kendal maupun ketenagakerjaan Kabupaten Kendal. Metode Analisa Data Metode yang digunakan untuk menganalisa data kualitatif adalah dengan melakukan pengelompokan maupun penggolongan data yang menggambarkan proses terjadinya suatu fenomena kemudian penginterpretasian data yang telah dikumpulkan. Analisis data kualitatif adalah identifikasi dan pencarian pola-pola umum hubungan dalam kelompok data, yang menjadi dasar daStudio Kendal 2 |

147


lam penarikan kesimpulan (Masoed, 1990). Data akan dianalisis, diuraikan, dan dilakukan proses pemberian makna untuk menemukan ide-ide yang terkandung di dalamnya, sehingga peneliti akan mendapatkan pemahaman terhadap apa yang diteliti, dengan begitu hasil penelitian nantinya akan teruji dan bersifat ilmiah.

Kerangka Berpikir Adanya Pembangunan Kawasan Industri Kendal Kesesuaian Lokasi Aksesibilitas Mudah

Analisis Potensi Kawasan Industri Kendal

Analsisis Kondisi Ketenagakerjaan

Insentif dari Pemerintah Potensi Peningkatan Investasi

Perbandingan dengan Luar Kabupaten Kendal

Peningkatan Kebutuhan Tenaga Kerja

Ketidaksiapan Ketenagakerjaan

Kesimpulan Rekomendasi

148

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Angkatan Kerja & Pengangguran Kondisi Sosial dan Budaya Kualitas Pendidikan & Kualitas Hidup


Analisis dan Pembahasan A. Kawasan Industri Kendal a. Gambaran Umum Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kendal Tahun 2011 – 2031, ditetapkan pengembangan dan pemantapan kawasan industri pesisir timur yaitu di PKL Perkotaan Kaliwungu dalam hal ini yaitu Kawasan Industri Kendal (KIK). Pengembangan kawasan industri meliputi industri besar, industri sedang dan kawasan industri kecil atau mikro. Kawasan Industri Kendal terletak 21 Km di sebelah barat Kota Semarang, lebih tepatnya di Jalan Nasional 1 atau yang lebih dikenal dengan Jalur Pantura Km 19, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Proyek ini merupakan proyek joint-venture antara PT Jababeka Tbk. dengan Sembcorp Industries ltd. yang dirancang dengan konsep integrated berskala internasional.

Dikutip dari kompas.com 13 November 2016, Industri Kendal yang mulai berkembang sejak tahun iniKawasan menempati lahan selPeta2016 Rencana Industri Kendal : BAPERLITBANG Kabupaten Kendal Sumber uas 2200 Ha dan dapat menampung hingga ratusan industri dan menyerap hingga total 500.000 pekerja dengan rincian 100.000 pekerja langsung dan 400.000 pekerja tak langsung.

b. Analisis Potensi Kawasan Industri Kendal Kebutuhan ruang untuk aktivitas industri sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah mau tidak mau menambah intensitas alih fungsi lahan di daerah tersebut. Peran penting pemerintah di sini adalah untuk memetakan lahan produktif dan yang bukan termasuk lahan produktif sehingga pembebasan tanah yang kemudian dialih-fungsikan sebagai lahan kawasan industri dapat efektif dan tepat sasaran. Atas dasar itu pula, pemerintah daerah Jawa Tengah terus mengupayakan pembangunan Kawasan Industri Kendal agar supaya efektif dan tepat sasaran dengan menempatkannya di lahan yang tepat. Menurut Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Kendal, Heri Wasito, lahan yang digunakan Kawasan Industri Kendal merupakan lahan ‘tidur’. Disebut sebagai lahan tidur karena lahan yang sebelumnya merupakan lahan pertanian tersebut telah bertahun-tahun tidak digarap akibat banjir rob yang langganan menggenangi wilayah Kendal, Semarang, dan sekitarnya. Banjir rob membuat sawah-sawah di daerah tersebut tidak lagi bisa ditanami, sehingga membuat lahan tersebut menjadi lahan yang sama sekali tidak produktif. Lahan yang saat ini dibangun sebagai Kawasan Industri Kendal dinilai sangat potensial dan strategis karena selain lahannya sudah tidak produktif lagi, Kawasan Industri Kendal juga terletak di Kabupaten Kendal bagian timur laut yang dilewati oleh berbagai jalur kendaraan seperti Jalur Pantura, Jalan Tol Semarang-Batang, dan termasuk dalam rencana Jalan Tol Tanggul Laut Semarang-Kendal. Selain itu, Kawasan Industri Kendal juga bersebelahan denStudio Kendal 2 |

149


gan pelabuhan komersial & niaga Kendal, berjarak 10 kilometer dari Stasiun Kereta Api Weleri, 20 kilometer dari Bandara Internasional Ahmad Yani, serta 25 kilometer dari Pelabuhan Tanjung Mas. Hal ini membuat aksesibilitas serta mobilitas barang dan jasa dari Kawasan Industri Kendal menjadi mudah.

Peta Lokasi Kawasan Industri Kendal Sumber: kendalindustrialpark.co.id

Melihat bahwa Kawasan Industri Kendal merupakan kawasan yang potensial, maka pemerintah mengarahkan Kawasan Industri Kendal untuk dijadikan pusat industri sektor padat karya yaitu kegiatan industri yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia dibandingkan tenaga mesin seperti industri furnitur serta industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Dalam hal ini, diharapkan pemusatan sektor padat karya akan menyerap tenaga kerja yang cukup besar di Kendal. Saat ini, salah satu investor yang sudah mulai beroperasi adalah PT. Tat Wai Industries dari Singapura yang memproduksi produk furnitur berupa meja, kursi, dan lemari. Selain itu, di dalam Kawasan Industri Kendal juga akan dikembangkan kawasan khusus fesyen (Fashion City) yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Pengembangan fashion city ini dianggap sangat baik karena saat ini banyak industri garmen dan tekstil yang sudah mulai bergerak ke daerah Jawa Tengah. Adanya kluster ini diharapkan mampu 150

| Laporan Studio Analisis Wilayah

meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk tekstil di pasar domestik dan ekspor. Dorongan pemusatan industri ini juga didukung dengan beberapa insentif yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Kendal, pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan pemerintah pusat. Pertama, kemudahan fiskal yang diberikan kepada Kawasan Industri Kendal yang merupakan sektor padat karya berupa insentif super deductible tax yang dicontohkan sebagai pemberian fasilitas fiskal berupa pengurangan penghasilan bruto maksimal 200 persen dari jumlah biaya praktik kerja, pemagangan, dan pembelajaran (vokasi) bagi wajib pajak badan dalam negeri yang melakukan praktik tersebut untuk mendorong peningkatan kualitas SDM serta pengurangan penghasilan bruto maksimal 300 persen dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan tertentu bagi wajib pajak badan dalam negeri yang melakukan aktivitas penelitian dan pengembangan di Indonesia dengan catatan aktivitas yang dilakukan harus menghasilkan investasi, inovasi, teknologi baru, atau alih teknologi bagi pengembangan industri dan daya saing. Kedua, kemudahan perijinan yang diberikan melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yaitu Layanan Izin Investasi 3 Jam. Ketiga, penetapan sebagai kawasan industri prioritas di pulau Jawa setelah Gresik, dan yang terakhir adalah pertimbangan kenaikan status menjadi Kawasan Ekonomi Khusus yang memperoleh fasilitas tertentu dari negara.


Peta Rencana Orientasi Kawasan Ekonomi Khusus Terhadap Kawasan Industri Kendal Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah

Dengan adanya potensi-potensi berikut diharapkan akan semakin meningkatkan nilai investasi yang masuk ke dalam Kawasan Industri Kendal. Hal ini terbukti dengan bertambahnya investasi yang mencapai Rp11,4 Triliun per September 2019 yang naik sebanyak 3,7 Triliun dalam kurun waktu tiga bulan. Jika nilai investasi bertambah, hal ini juga akan mempengaruhi ketenagakerjaan dengan meningkatnya daya serap tenaga kerja industri di Kawasan Industri Kendal sehingga menjadi keuntungan tersendiri bagi para pencari kerja khususnya di Kabupaten Kendal. B. Kondisi Eksisting Kabupaten Kendal a. Gambaran Kendal

Umum

Kabupaten

Peta Administrasi Kabupaten Kendal Sumber: BAPERLITBANG Kabupaten Kendal

Kabupaten Kendal adalah sebuah kabupaten yang terletak persis di sebelah barat Kota Semarang yang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah

sehingga lokasinya dapat dikatakan strategis. Ditinjau dari sisi kependudukan, Kabupaten Kendal mengalami tren positif dengan bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya terutama pada tahun 2015 hingga saat ini. Hal ini kemudian menjadi salah satu indikator bahwa keberadaan Kawasan Industri Kendal sejak tahun 2016 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kondisi kependudukan Kabupaten Kendal.

Grafik Jumlah Penduduk Kabupaten Kendal 2013-2017 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kendal

Kabupaten Kendal merupakan salah satu wilayah di provinsi Jawa Tengah yang menjadikan sektor industri sebagai penunjang utama perekonomian wilayah yang didukung oleh sektor pertanian dan perdagangan jasa. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor industri di Kabupaten Kendal yang meningkat di tiap tahunnya. Salah satu kontributor terbesar dari sektor tersebut ialah Kawasan Industri Kendal yang merupakan integrasi dari berbagai industri dari Indonesia maupun mancanegara. Keberadaan Kawasan Industri Kendal kemudian mempengaruhi banyak hal termasuk ketenagakerjaan di Kabupaten Kendal. b. Analisis Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Kendal -- Angkatan Kerja dan Pengangguran Kabupaten Kendal memiliki jumlah penduduk sebesar 991.686 jiwa pada tahun 2018, dengan rincian 71% atau sebesar 706.891 Studio Kendal 2 |

151


penduduk Kabupaten Kendal merupakan usia produktif atau rentang antara 15 - 65 tahun. Sementara itu, 29% atau 284.795 penduduk Kabupaten Kendal tergolong bukan usia produktif, baik merupakan pensiunan atau masih anak-anak. Dari 706.891 jumlah penduduk usia produktif kemudian terbagi lagi menjadi 69% atau 487.366 jiwa merupakan angkatan kerja dan 31% bukan angkatan kerja. Selain itu, Kabupaten Kendal memiliki angka pengangguran sebesar 6,06% yang berarti ada 29.552 jiwa menganggur pada tahun 2018. -- Overlay Jumlah Penduduk Usia Produktif dan Jumlah Keluarga Pra Sejahtera Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil melalui Buku Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kendal Tahun 2018, didapatkan data sebagai berikut. Tabel Overlay Angkatan Kerja dan Keluarga Pra-Sejahtera Angkatan Kerja

Ketera ngan

Keluarga PraSejah tera

Ketera ngan

Plantungan

22.683

Sedikit

5.625

Banyak

Sukorejo

41.744

Banyak

7.544

Banyak

Page ruyung

24.857

Sedikit

7.737

Banyak

Patean

36.010

Sedang

6.702

Banyak

Singorojo

36.390

Sedang

4.887

Sedang

Limbangan

24.200

Sedikit

2.303

Sedikit

Kecamatan

Boja

53.170

Banyak

5.088

Banyak

Kaliwungu

43.917

Banyak

3.640

Sedang

Kaliwungu Selatan

33.847

Sedang

4.057

Sedang

Brangs ong

35.536

Sedang

2.375

Sedikit

Pegandon

27.215

Sedikit

4.388

Sedang

Ngampel

25.228

Sedikit

3.127

Sedang

Gemuh

36.984

Sedang

5.544

Banyak

152

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Ringi nanom

27.009

Sedikit

8.025

Banyak

Weleri

43.235

Banyak

5.148

Banyak

Rowosari

38.053

Sedikit

6.741

Banyak

Kang kung

35.300

Sedang

7.457

Banyak

Cepiring

37.718

Sedang

3.447

Sedang

Patebon

42.581

Banyak

4.760

Sedang

Kota 41.214 Banyak 2.456 Sedang Kendal Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

BPS Kabupaten Kendal

Berdasarkan data tersebut, maka diperoleh hasil bahwa terdapat beberapa kecamatan yang memiliki jumlah angkatan kerja berjumlah banyak namun juga memiliki jumlah keluarga pra-sejahtera yang banyak pula. Hal ini mengindikasikan bahwa banyak Angkatan kerja Kabupaten Kendal yang berasal dari keluarga tidak mampu yang seringkali menjadi alasan minimnya pendidikan di Kabupaten Kendal. -Kualitas Pendidikan Penilaian berdasarkan kualitas pendidikan, dapat dilihat dari tiga aspek. Pertama, berdasarkan Angka Lulusan Pendidikan yang dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik Lulusan Pendidikan Kabupaten Kendal Sumber: DISDUKCAPIL Kabupaten Kendal


Berdasarkan diagram tersebut, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Kabupaten Kendal masih tergolong rendah. Mayoritas penduduk Kabupaten Kendal berhenti sekolah pada tingkat sekolah dasar dan sederajat. Kedua, berdasarkan harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah penduduk yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Rata-Rata Lama Sekolah & Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten Kendal 2014-2018 Tahun

2014

2015

2016

2017

2018

Rata-Rata Lama Sekolah (MYS)

6,53

6,64

6,65

6,85

7,05

Angka Harapan Lama Sekolah (EYS)

11,83

12,41

12,68

12,69

12,7

Sumber: ips.bps.go.id

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata lama sekolah di Kabupaten Kendal masih jauh dari angka yang diharapkan atau masih jauh dari angka harapan lama sekolah. Hal ini menunjukkan partisipasi masyarakat di Kabupaten Kendal untuk bersekolah masih rendah karena masih berkisar pada partisipasi sekolah 6-7 tahun yang berarti hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat dasar. Kemudian yang ketiga, dilihat dari angka partisipasi sekolah yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Kendal, 2016-2018 Tahun

APS SD

SMP

SMA

2016

99,54

96,04

67,77

2017

100

92,74

62,81

2018

99,44

93,79

70,68

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Kendal 2018

Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten Kendal sudah hampir mencapai 100 persen di tingkat pendidikan dasar, namun angka tersebut menurun seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan yang ditempuh. Dari tingkat SMP ke tingkat SMA angka partisipasi sekolah menurun drastis hingga 20-30 persen. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah anak yang bersekolah di Kabupaten Kendal rata-rata hanya di jenjang sekolah dasar. Dari ketiga hal yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa pendidikan di Kabupaten Kendal masih sangat rendah. a. Tantangan Ketenagakerjaan: Pesaing Luar Kabupaten Kendal Untuk membandingkan sejauh mana ketenagakerjaan Kabupaten Kendal dapat bersaing untuk mendapatkan posisi di mata Kawasan Industri Kendal, maka perlu ada perbandingan dengan pesaing dari luar Kabupaten Kendal. Dalam hal ini, penulis mengerucutkan penilaian pesaing menjadi tenaga kerja dari Kota Semarang karena selain lokasinya yang berdempetan langsung dengan Kecamatan Kaliwungu, tempat dimana Kawasan Industri Kendal berada, juga karena adanya tren penduduk Kota Semarang yang bekerja di Kabupaten Kendal. Selain itu, juga dilakukan penilaian terhadap Kabupaten Batang yang juga merupakan tetangga dari Kabupaten Kendal. Penilaian dilakukan melalui metode skoring dengan tiga variabel utama yang menjadi indikator kesiapan ketenagakerjaan suatu wilayah untuk memasuki industri yaitu pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah serta jumlah lulusan terbanyak, keterampilan yang dilihat dari jumlah smk di wilayah tersebut, serta kualitas hidup yang dinilai dari indeks pembangunan manusia.

Studio Kendal 2 |

153


Tabel Skoring Kesiapan Ketenagakerjaan

Kab. Kendal

Jumlah

Kota Sema rang

Jumlah

Kab. Batang

Skor Skor Jumlah Skor

Pendi dikan

Keteram pilan

Kuali -tas Hidup

Total Skor

7,05

44

71,28

8

3

2

3

10,51

79

82,72

1

1

1

7,88

28

73,61

2

3

2

3

7

Sumber: Analisis Penulis, 2019

Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa Kabupaten Kendal masih berada di bawah Kota Semarang dan Kabupaten Semarang pada masing-masing kriteria. Hal ini kemudian mengindikasikan bahwa ketenagakerjaan Kabupaten Kendal secara umum belum siap untuk bersaing dengan pesaing dari luar kabupaten.

Kesimpulan & Rekomendasi Sektor Industri merupakan salah satu sektor unggulan selain sektor pertanian dan perdagangan di Kabupaten Kendal. Pada tahun 2016, diresmikan salah satu kawasan industri terbesar di Kabupaten Kendal, yaitu Kawasan Industri Kendal (KIK). Pembangunan KIK ini disertai dengan beberapa potensi yang diharapkan dapat meningkatkan nilai investasi industri di Kabupaten Kendal. Hal ini kemudian terbukti dengan meningkatnya investasi di KIK per September 2019 menjadi 11,4 Triliun dengan 59 tenant yang berasal dari berbagai negara. Pemerintah kemudian mendorong Kawasan Industri Kendal menjadi pusat sektor padat karya seperti industri furnitur serta industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Di dalam Kawasan Industri Kendal juga akan dikembangkan Fashion City yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Industri padat karya kemudian akan meningkatkan daya serap tenaga kerja di Kawasan Industri Kendal.

154

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja di Kabupaten Kendal karena akan tercipta lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan keahlian yang beraneka ragam. Namun sebaliknya, situasi seperti ini juga memunculkan tantangan ketenagakerjaan bagi Kabupaten Kendal. Jika dilihat dari sisi pendidikan, keterampilan, dan kualitas hidup, Kabupaten Kendal masih kalah bersaing dengan tetangganya yaitu Kota Semarang dan Kabupaten Semarang. Oleh karena itu, diperlukan beberapa peningkatan baik dari segi pendidikan maupun keterampilan penduduk usia kerja di Kabupaten Kendal.


Daftar Pustaka BPS Kabupaten Kendal. Kabupaten Kendal dalam Angka 2019. BPS Kabupaten Batang. Kabupaten Batang dalam Angka 2019. BPS Kota Semarang. Kota Semarang dalam Angka 2019. Khoirul Isnaini Aulia, Sawitri Subiyanto, dan Bambang Sudarsono. (2019). ANALISIS ARAH PERKEMBANGAN FISIK WILAYAH KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Jurnal Geodesi Undip, VOL 8 NO 1 (2019), (ISSN : 2337-845X ) 486-495. Lydia Fadilla, Sawitri Subiyanto, Andri Suprayogi . (2017). Analisis Arah Dan Prediksi Persebaran Fisik Wilayah Kota Semarang Tahun 2029 Menggunakan Sistem Informasi Geografis Dan Ca Markov Model. Jurnal Geodesi Undip Volume 6, Nomor 4, 517-525.

Studio Kendal 2 |

155


Pengaruh Infrastruktur Pendidikan Dan Kemiskinan Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia Di Kabupaten Kendal

oleh: NI’MATIN RAHMA 17/413488/TK/45928


Latar Belakang

Komponen pembangunan suatu wilayah diantaranya meliputi sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan ekonomi. Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu prasyarakat suatu negara berkembang dapat beranjak menjadi negara maju. Pembangunan infrastruktur ini kemudian harus diikuti oleh dengan pembangunan sumber daya manusia. Pembangunan SDM berarti meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu komponen penting dalam dinamika dan perkembangan ekonomi jangka panjang. Kualitas sumber daya manusia biasanya berkaitan dengan tingkat partisipasi pendidikan penduduk di suatu wilayah. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh akan memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk bersaing. Untuk menunjang usaha pencapaian SDM yang berkualitas diperlukan infrastruktur pendidikan yang memadai. Infrastruktur di sini yaitu sarana pendidikan dari tingkat dasar (SD) hingga tingkat menengah (SMA/sederajat). Sarana pendidikan yang disediakan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan menjamin kemudahan aksesibilitasnya.

Landasan Hukum

a. RPJP Kabupaten Kendal Tahun 2005-2025 b. RPJMD Kabupaten Kendal Tahun 2016-2021 c. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional d. SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan

Review Kebijakan

Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu poin yang menjadi perhatian bagi pemerintah Kabupaten Kendal. Hal ini termuat baik di RPJP Kabupaten Kendal 2005-2025 maupun RPJMD Kabupaten Kendal 2016-2021. Di Dalam RPJP Kabupaten Kendal 2005-2025 termuat tujuan pembangunan yaitu “Kabuapten Kendal yang Mandiri, Maju, dan Sejahtera”. Tujuan tersebut diperkuat dengan adanya misi nomor dua yaitu “Terwujudnya masyarakat yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera di dalamnya terdapat arahan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ditandai dengan meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM)”. Di dalam RPJMD Kabupaten Kendal 20162021 termuat visi Kabupaten Kendal yaitu “Terwujudnya Kemajuan dan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Kendal yang Merata Berkeadilan Didukung oleh Kinerja Aparatur Pemerintah yang Amanah dan Profesional serta Berakhlak Mulia Berlandaskan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT” yang diperkuat dengan misi nomor dua yaitu “Menciptakan sumber daya manusia yang cerdas, unggul, serta berakhlak mulia dengan arahan perbaikan sarana pelayanan pendidikan”. Dari kedua kebijakan tersebut dapat digarisbawahi bahwa perbaikan sarana pelayanan pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Sumber: jawapos.com

Studio Kendal 2 |

157


Dasar Teori

a. Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber Daya Manusia adalah orang yang bekerja dan berfungsi sebagai aset organisasi/perusahaan yang dapat dihitung jumlahnya (kuantitatif) dan SDM merupakan potensi yang menjadi penggerak organisasi (Nawawi, 2014). Apabila pengertian tersebut diadaptasi ke dalam lingkup wilayah perkotaan, SDM merupakan aset yang penting dalam menjalankan kegiatan perkotaan baik kegiatan perekonomian maupun kegiatan lainnya. Oleh karena itu, kualitas SDM menentukan kondisi wilayah itu sendiri. a. Aksesibilitas Menurut para ahli, aksesibilib. tas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan lokasi tata guna lahan dalam berinteraksi satu sama lain, dan mudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui transportasi (Black,1981). Aksesibilitas adalah ukuran kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan antara tempat-tempat atau kawasan dari sebuah sistem (Magribi, 1999). Aksesibilitas sering dikaitkan dengan jarak, waktu tempuh dan biaya perjalanan (Suthanaya, 2009).

Sumber: www.kumparan.com

158

| Laporan Studio Analisis Wilayah

Metode

a. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan isu ini yaitu dengan cara mengumpulkan data-data sekunder. Data-data sekunder tersebut diperoleh dari Bapperlitbang Kabupaten Kendal dan dinas-dinas terkait. b. Metode Analisis 1) Multiple Regression Metode analisis multiple regression ini digunakan untuk mengetahui keterkaitan atau pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. dengan: y = variabel dependen/varia bel respon = koefisien/parameter x1, x2 = variabel prediktor = nilai error 2) Aksesibilitas Analisis aksesibilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keterjangkauan suatu objek terhadap objek lainnya. Dalam hal ini analisis aksesibilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keterjangkauan permukiman terhadap sarana pendidikan. Analisis ini dilakukan dengan cara melakukan overlay peta-peta jangkauan sarana dengan peta permukiman.


Kerangka Berpikir

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Studio Kendal 2 |

159


Hasil & Temuan

Analisis Sarana Pendidikan a. Kondisi Eksisting Sarana Pendidikan a. Tabel Jumlah Sarana Pendidikan di Kabupaten Kendal Kecamatan Plantungan

Pegandon

21

5

2

2

Ngampel

17

4

-

3

1

Gemuh

26

4

1

-

Fasilitas Pendidikan SD

SMP

SMA SMK

26

4

1

Sukorejo

37

7

2

3

Ringinarum

19

3

-

1

Pageruyung

30

4

-

1

Weleri

33

8

4

4

Patean

32

3

1

3

Rowosari

28

4

2

1

Singorojo

36

4

1

1

Kangkung

28

5

1

1

Limbangan

30

5

1

1

Cepiring

28

3

1

1

Boja

42

9

3

7

Patebon

32

9

4

8

Kaliwungu

23

6

2

2

Kota Kendal

38

8

4

6

Kaliwungu Selatan

20

4

1

1

Total

572

106

34

49

Brangsong

26

7

3

3

Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka 2019

Kecamatan yang memiliki sarana pendidikan lengkap dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi adalah Kecamatan Brangsong, Weleri, Patebon, dan Kota Kendal. Di Kecamatan Ringinarum dan Kecamatan Ngampel tidak terdapat sarana SMA tetapi memiliki sarana pendidikan b. Sebaran dan Jangkauan Sarana a. Pendidikan Untuk menentukan jangkauan sarana pendidikan digunakan standar dari SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Peerencanaan Lingkungan

Peta Jangkauan SD Sumber: Analisis Penulis, 2019

160

| Laporan Studio Analisis Wilayah

SMK. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi jenjang pendidikannya sarana yang tersedia semakin sedikit karena tidak semua orang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sehingga sarana pendidikan yang disediakan pun berkurang.

Perumahan di Perkotaan dan menggunakan modifikasi dari peraturan tersebut.

Peta Jangkauan SMP Sumber: Analisis Penulis, 2019


Peta Jangkauan SMK Sumber: Analisis Penulis, 2019

Peta Jangkauan SMA Sumber: Analisis Penulis, 2019

Analisis Kependudukan a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Akhir

Kecamatan Plantungan

SD/sederajat

SMP/sederajat

SMA/sederajat

9.949

4.423

1.904

Sukorejo

21.101

7.633

5.730

Pageruyung

13.839

5.985

3.070

Patean

20.391

7.447

4.130

Singorojo

20.621

6.571

4.624

Limbangan

10.898

5.360

4.622

Boja

22.329

11.818

13.358

Kaliwungu

14.797

10.151

13.098

Kaliwungu Selatan

11.106

7.803

8.463

Brangsong

9.871

8.515

7.276

Pegandon

11.308

6.925

5.682

Ngampel

11.880

7.233

4.333

Gemuh

17.814

9.808

6.216

Ringinarum

12.410

7.321

3.904

Weleri

17.954

10.133

10.932

Rowosari

20.853

8.036

5.167

Kangkung

16.702

9.263

5.557

Cepiring

13.056

9.331

7.965

Patebon

13.636

9.929

9.437

Kota Kendal

8.420

8.013

11.446

298.935

161.698

136.914

Kabupaten Kendal

Sumber: Buku Data Kependudukan Kabupaten Kendal 2018

Semakin tinggi jenjang pendidikan jumlah lulusan pendidikan cenderung semakin rendah. Namun, di

beberapa kecamatan jumlah lulusan SMA/sederajat justru lebih besar daripada jumlah lulusan SMP/sederajat.

Studio Kendal 2 |

161


b. a. Jumlah Penduduk Miskin Tabel Jumlah Penduduk Miskin

Kecamatan

Jumlah

Pegandon

11.408

Plantungan

18.530

Ngampel

8.538

Sukorejo

21.164

Gemuh

16.890

Pageruyung

16.109

Ringinarum

13.679

Patean

15.877

Weleri

17.904

Singorojo

20.444

Rowosari

17.652

Limbangan

12.705

Kangkung

14.618

Boja

19.530

Cepiring

13.378

Kaliwungu

15.684

Patebon

16.087

Kaliwungu Selatan

16.466

Kota Kendal

10.260

Brangsong

20.151

Kabupaten Kendal

317.074

Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Kendal

Kabupaten Kendal cenderung lebih banyak daripada yang ada di bagian utara.

Jumlah penduduk miskin di kecamatan-kecamatan bagian selatan Hasil Analisis 1. Pengaruh Jumlah Sarana Pendidikan dan Jumlah Penduduk Miskin terhadap Tingkat Lulusan a. Uji Normalitas

Plot data mendekati garis normal, maka asumsi terpenuhi.

b. a. Uji Homoskesdastisitas ANOVAa Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Regression

5.867

2

2.933

5.233

.020b

Residual

7.848

14

.561

Total

13.715

16

Model 1

a. Dependent Variable: Zscore(LULUS_SMA) b. Predictors: (Constant), Zscore(PEND_MISKIN), Zscore(JML_SMA)

F signifikan karena nilai F < 0,05 atau Fhitung > Ftabel maka asumsi terpenuhi. 162

| Laporan Studio Analisis Wilayah


c. a. Uji Multikolinearitas Coefficientsa Sig.

Model

1

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

(Constant)

.768

Zscore(JML_SMA)

.008

.993

1.007

Zscore(PEND_MISKIN)

.477

.993

1.007

a. Dependent Variable: Zscore(LULUS_SMA)

Seluruh variable memiliki nilai VIF < 10 artinya tidak terjadi multikolinearitas sehingga asumsi terpenuhi. d. a. Uji Autocorrelation Model Summaryb Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

.654a

.428

.346

.74872806

1.600

a. Predictors: (Constant), Zscore(PEND_MISKIN), Zscore(JML_SMA) b. Dependent Variable: Zscore(LULUS_SMA)

Hasil model dilihat dari Durbin-Watson menunjukka nilai 1,6 yang berada di antara -2 sampai dengan +2 artinya tidak terjadi autokorelasi, maka asumsi terpenuhi. 1. Analisis Pengaruh Variabel Independen terhadap Jumlah Lulusan Sekolah Dari hasil perhitungan dapat ditunjukkan bahwa jumlah sarana pendidikan dan jumlah penduduk miskin memiliki pengaruh terhadap jumlah lulusan sekolah di tiap kecamatan di Kabupaten Kendal. Diperoleh model akhir sebagai berikut Y = 0,057 + 0,752 Sarana – 0,151 Penduduk Miskin + 0,748 Persamaan tersebut menunjukkan adanya hubungan positif antara jumlah sarana pendidikan SMA/sederajat dengan lulusan SMA/sederajat. Apabila terjadi peningkatan lulusan sebesar 1 maka akan diikuti oleh peningkatan sarana sebesar 0,752 + 0,748 dengan asumsi variabel lain tetap. Apabila terjadi peningkatan lulusan sebesar 1 maka akan diikuti oleh penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 0,151 + 0,748 dengan asumsi variabel lain tetap. 2. Aksesibilitas Sarana Pendidikan terhadap Permukiman Aksesibilitas atau keterjangkauan sarana pendidikan dari permukiman diperoleh dari hasil overlay peta permukiman dengan peta jangkauan sarana pendidikan.

Sumber: www.hipwee.com

Studio Kendal 2 |

163


Peta Jangkauan Sarana Pendidikan Sumber: Analisis Penulis, 2019

Peta Permukiman Sumber: Bapperlitbang Kabupaten Kendal

Peta Keterjangkauan Permukiman terhadap Sarana Pendidikan Sumber: Analisis Penulis, 2019 Tabel Luas Keterjangkauan Permukiman dari Sarana Pendidikan

Luas (ha)

Persentase (%)

Tinggi

Keterjangkauan

3.307

31,05%

Sedang

6.557

61,57%

Rendah

786

7,38%

10.650

100%

Total

Sumber: Analisis Penulis, 2019

Dari hasil overlay dapat diketahui bahwa permukiman yang sangat terjangkau oleh sarana pendidikan sebesar 31,05%, yang terjangkau sedang sebesar 61,57%, dan yang tidak cukup terjangkau sebesar 7,38%. Oleh

164

| Laporan Studio Analisis Wilayah

karena itu, dapat diidentifikasi bahwa persebaran sarana pendidikan di Kabupaten Kendal masih terkonsentrasi di beberapa titik dan belum dapat menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Kendal.


Kesim;pulan

Dampak

Permasalahan sumber daya manusia merupakan salah satu permasalahan yang krusial bagi Kabupaten Kendal. Kualitas sumber daya manusia yang rendah berkaitan dengan daya saing manusia yang rendah. Bagi Kabupaten Kendal memiliki kemampuan daya saing manusia yang rendah merupakan suatu ancaman tersendiri, terlebih lagi dengan berkembangnya Kawasan Industri Kendal yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Apabila banyak penduduk Kabupaten Kendal yang tidak mampu bersaing, maka akan tergeser oleh penduduk-penduduk dari luar daerah. Hal tersebut akan meningkatkan risiko tidak terserapnya penduduk Kabupaten Kendal ke lapangan-lapangan pekerjaan dan dapat berujung pada pengangguran.

Jumlah lulusan sekolah berkaitan dengan tingkat partisipasi sekolah, semakin tinggi jumlah lulusan sekolah akan semakin tinggi tingkat partisipasi sekolahnya. Tingkat partisipasi sekolah berkaitan dengan rata-rata lama sekolah penduduk. Di Kabupaten Kendal, jumlah lulusan sekolah akan semakin sedikit seiring dengan semakin tingginya jenjang pendidikan. Hal ini berarti rata-rata lama sekolah di Kabupaten Kendal juga makin menurun dengan semakin tingginya jenjang pendidikan. Rata-rata lama sekolah merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia atau berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia.

Penyebab rendahnya kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Kendal di antaranya: 1. Kurang meratanya persebaran fasilitas pendidikan khususnya di tingkat pendidikan menengah 2. Adanya stigma masyarakat untuk tidak bersekolah yang biasanya berkaitan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Strategi & Rekomendasi

• Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan • Mengembangkan sekolah asrama untuk mengakomodasi masyarakat yang berasal dari daerah yang aksesibilitasnya sulit • Pemerataan sarana pendidikan terutama di daerah selatan

Sumber daya manusia yang rendah cenderung akan memiliki daya saing untuk terserap ke dalam lapangan pekerjaan yang rendah. Kualitas sumber daya manusia yang rendah merupakan suatu ancaman tersendiri bagi Kabupaten Kendal karena akan meningkatkan ancaman meningkatnya pengangguran, ditambah lagi dengan banyaknya migrasi masuk dari Semarang. Apabila hal ini tidak segera diperbaiki maka akan semakin banyak penduduk di Kabupaten Kendal yang tidak dapat terserap ke lapangan pekerjaan.

• Mengembangkan pendidikan vokasi (SMK) yang sesuai untuk mempersiapkan masyarakat untuk masuk ke sektor industri • Lebih mempertimbangkan alokasi dana untuk pendidikan sehingga dapat menambah subsidi biaya pendidikan sehingga masyarakat dapat mendapatkan pendidikan yang murah

Studio Kendal 2 |

165


Daftar Pustaka • • • • •

RPMJD Kabupaten Kendal 2016-2021 RPJP Kabupaten Kendal 2005-2025 Buku Data Kependudukan Kabupaten Kendal 2018 Kabupaten Kendal dalam Angka 2019 Alfian Putra Abdi. 12 Februari 2019. RNPK 2019, Jokowi Bicara Kaitan Infrastruktur dengan Pendidikan. Diakses pada 20 November 2019 https://tirto.id/rnpk-2019-jokowi-bicara-kaitan-infrastruktur-dengan-pendidikan-dgKo • Handayani, N. S., Bendesa, I., & Yuliarmi, N. (2016). Pengaruh Jumlah Penduduk, Angka Harapan Hidup, Rata-Rata Lama Sekolah, dan PDRB Per Kapita Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 5(10), 3449-3474.

Sumber: www.maxmanroe.com

166

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Lampiran Tabel Analisis Multiple Regression a. Variables Entered/Removeda Variables EnVariables Method tered Removed Zscore(PEND_ . Enter MISKIN), Zscore(JML_ SMA)b

Model 1

a. Dependent Variable: Zscore(LULUS_SMA) b. All requested variables entered.

Model Summaryb Adjusted R Std. Error of R Square Square the Estimate

Model

R

1

.654a

.428

.346

Durbin-Watson

.74872806

1.600

Residuals Statisticsa Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

N

Predicted Value

-.7134324

1.6165814

-.1170349

.60554629

17

Residual

-.93283820

1.86823082

.00000000

.70037097

17

Std. Predicted Value

-.985

2.863

.000

1.000

17

Std. Residual

-1.246

2.495

.000

.935

17

a. Dependent Variable: Zscore(LULUS_SMA) Coefficientsa Model B 1

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Std. Error

Beta

(Constant)

.057

.189

Zscore(JML_SMA)

.752

.244

.625

3.078

Zscore(PEND_MISKIN)

-.151

.206

-.148

-.731

.301

Nilai r = 0,654 sehinga terdapat pengaruh variabel independen (X1 = Jumlah sarana SMA/sederajat, X2 = Jumlah penduduk miskin) terhadap variabel dependen (y = Jumlah lulusan SMA/sederajat). Sedangkan nilai r2 = 0,428 sehingga keterkaitan antara variabel independen dan variabel dependen cukup lemah. Nilai standar error of estimate < 10% predicted value sehingga perlu dipertimbangkan variabel pengganggu dalam persamaan.

Studio Kendal 2 |

167


Kesiapan Kabupaten Kendal Dalam Menghadapi Fenomena Transformasi Struktural

oleh: NANDA THAREQ A. 17/413487/TK/45927


1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Melihat tren kebelakang perekonomian Kabupaten Kendal sedang mengalami transformasi struktural , Pada tahun 2008 proporsi kegiatan ekonomi Kabupaten Kendal terdiri dari 24.9% sektor primer, 45.5% sektor sekunder, dan 29.6% sektor tersier. Angka tersebut berubah menjadi 20.8% sektor primer, 47.2% sektor sekunder, dan 31.9% sektor tersier pada tahun 2018. Perubahan struktur ekonomi tersebut menandakan bahwa ekonomi Kabupaten Kendal bergerak menuju perekonomian yang lebih efisien. Akan tetapi, pergeseran sektor tersebut tidak diimbangi dengan pergeseran proporsi pekerja. Menurut data BPS (2019) meski sektor sekunder menyumbang 47.2% dari ekonomi Kabupaten Kendal, meski hanya mempekerjakan sebanyak 30.8%. hal ini mengindikasikan bahwa sektor sekunder sangat efisien dibandingkan sektor lainnya. Kondisi ini tidak serta merta baik bagi ekonomi Kabupaten Kendal secara keseluruhan. Karena keadaan tersebut justru meninggalkan sektor tersier dan primer bergerak secara sangat tidak efisien. Fenomena transformasi struktural yang tidak sempurna tentu membawa dampak negatif terhadap Kabupaten Kendal. Menurut Romli (2016) transformasi struktur ekonomi yang tidak diikuti oleh transformasi struktur tenaga kerja akan berpengaruh pada disparitas income. Hal ini terbukti, dalam kurun waktu 8 tahun hanya 5 kecamatan di Kabupaten Kendal yang mengalami penurunan presentase keluarga prasejahtera, menyisakan 6 kecamatan tanpa perubahan, dan 9 kecamatan mengalami kenaikan presentase keluarga pra-sejahtera. Sebenarnya, transformasi struktural bukanlah hal yang perlu ditakuti. Transformasi struktural adalah kebutuhan dasar untuk perkembangan wilayah (Naude, 2016). Adapun preseden yang telah sukses menurunkan tingkat kemiskinan secara signifikan melalui transformasi struktural yakni Brazil, China, dan Russia (Naude, 2016). Namun perlu diwaspadai, menurut Eichengreen (2011) middle income trap, dimana terjadi perlambatan laju ekonomi, salah satu faktornya ialah terhentinya transformasi struktural, terutama terhentinya perpindahan pekerja dari sektor primer ke sektor lainnya. Oleh karena itu, Isu mengenai kesiapan Kabupaten Kendal menghadapi transformasi struktural sangat penting untuk dibahas.

1.2 Tujuan

2 Tinjauan Pustaka

Pembahasan kali ditujukan untuk mengevaluasi kesiapan Kabupaten Kendal dalam memanfaatkan tren transformasi struktural yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Transformasi Struktural Transformasi struktural adalah keadaan perubahan struktur ekonomi dari sektor tradisional yang memiliki tingkat produktivitas rendah menuju sektor ekonomi yang lebih memiliki produktivitas tinggi (Szirmai et al., 2012). Perubahan struktur ekonomi tersebut ditandai dengan menurunnya kontribusi sektor pertanian dan meningkatnya kontribusi sektor industri Studio Kendal 2 |

169


dan jasa, baik dalam produk domestik bruto (PDB) maupun dalam penyerapan tenaga kerja (Romli, 2016). Menurut Model pertumbuhan ekonomi Arthur Lewis, transformasi struktural terjadi karena terdapat interaksi 2 sektor, yakni sektor tradisional yang memiliki tenaga kerja yang berlebih, ditandai dengan produktivitas yang rendah, dan sektor industri perkotaan yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi. Transformasi struktural terjadi saat terjadi akumulasi modal di sektor yang memiliki produktivitas tinggi, sehingga menciptakan lapangan kerja baru yang kemudian diisi oleh pekerja yang pindah dari sektor yang kurang produktif.

3 Metodologi 3.1 Unit Analisis Analisis mengenai kesiapan Kabupaten Kendal terbagi menjadi unit-unit analisis berdasarkan variabel-variabel yang berpengaruh pada suksesnya suatu daerah dalam memanfaatkan fenomena transformasi struktural. Variabel-variabel tersebut disintesis dari beberapa literatur seperti penelitian oleh Eichengreen (2013) dan Kharas (2011).

Middle Income Trap suatu keadaan dimana suatu negara berhasil melewati poverty trap dan tumbuh menjadi negara dengan pendapatan menengah tetapi kemudian stagnan dan gagal untuk tumbuh menjadi negara maju (Kharas, 2011). Negara yang mengalami middle income trap sebelumnya mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan bertahan dalam beberapa decade. Akan tetapi, setelah mendekati tingkat pendapatan tinggi, negara tersebut mengalami priode stagnan, atau mengalami penurunan, atau hanya berfluktuasi (Kharas, 2011). menurut Eichengreen (2013) middle income trap terjadi karena beberapa faktor yakni, sumberdaya manusia, kondisi politik, dan faktor eksternal seperti keterbukaan suatu negara dan guncangan ekonomi global.

3.2 Metode Analisis Sumber Daya Manusia Analisis mengenai kualitas sumber daya manusia dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara kondisi ideal menurut Eichengreen (2013), yakni tingginya pencapaian pendidikan menengah dan tinggi, dengan kondisi eksisting di Kabupaten Kendal. Stabilitas Finansial Analisis mengenai kualitas sumber daya manusia dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara kondisi ideal menurut Eichengreen (2013), yakni tingginya pencapaian pendidikan menengah dan tinggi, dengan kondisi eksisting di Kabupaten Kendal.

170

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Spesialisasi Ekonomi Analisis mengenai spesialisasi ekonomi didasari oleh metode analisis shift-share, dimana tren spesialisasi ekonomi Kabupaten Kendal terhadap wilayah pembanding, dalam hal ini Provinsi Jawa Tengah, tercermin pada komponen Differential Shift.

3.3 Kerangka Berpikir Literatur

Parameter & Indikator : -Pencapaian edukasi -Angka inflasi -Differential shift

Sintesis parameter kesiapan & indikator

Kondisi Eksisting : -Angka rata-rata lama sekolah -Angka inflasi - PDRB

Evaluasi Kesimpulan & saran

4 Pembahasan Kesiapan Segi SDM Menurut data BPS, pada tahun 2012 Kabupaten Kendal memiliki angka ratarata lama sekolah 6.36 tahun sedangkan pada tahun 2017 angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Kendal berada di angka 6.85 tahun. Kendati angka tersebut meningkat, peningkatan tersebut kurang signifikan dalam waktu 5 tahun. Selain itu, pencapaian pada tahun 2017 masih dibawah persyaratan bagi wilayah untuk sukses menghadapi transformasi struktural, menurut Eichengreen, yakni 12 tahun

Angka Rata-Rata Lama Sekolah 14 12 10 8

6.36

6.42

6.53

6.64

6.65

6.85

2012

2013

2014

2015

2016

2017

6 4 2 0

Rata-Rata Lama Sekolah

Kondisi Ideal

Kesiapan Segi Finansial Menurut data Baperlitbang Kabupaten Kendal, dalam rentang waktu tahun 2012 sampai dengan tahun 2017 Kabupaten Kendal memiliki rata-rata inflasi 4.75% dan mengalami fluktuasi angka Inflasi dengan angka terendah 2.47% dan angka Studio Kendal 2 |

171


tertinggi 8.07%. tentu fluktuasi ini sangat tidak baik bagi perekonomian Kabupaten Kendal karena dapat menurunkan kepercayaan investor. Selain itu, dalam rentang waktu tersebut belum ada tandatanda tercapainya stabilitas finansial.

Nilai Inflasi Kab. Kendal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

8.07 6.65 4.13

3.62

3.6 2.47

2012

2013

2014 Inflasi

2015

2016

2017

Kondisi ideal

Kesiapan Segi Spesialisasi Menurut hasil analisis shift share pada rentang tahun 2012 hingga tahun 2017, Lapangan usaha di Kabupaten Kendal yang mengalami spesialisasi yakni lapangan usaha Pertanian , Industri, Pertambangan, Real estate, Akomodasi makan dan minum, Jasa Pemerintahan , dan Penyediaan utilitas air dan sampah. Sedangkan lapangan usaha di Kabupaten Kendal yang kehilangan spesialisasi yakni lapangan usaha Jasa Pendidikan, Informasi dan telekomunikasi, Transportasi, Perdagangan, Konstruksi, Jasa Keuangan, Jasa Kesehatan, Jasa lain, Penyediaan listrik dan gas, dan Jasa perusahaan. Secara umum Kabupaten Kendal memiliki spesialisasi di lapangan usaha Pertanian dan Industri. Selain itu, Kabupaten Kendal tidak memiliki spesialisasi terutama pada sektor tersier.

Differential Shift 400000 300000 200000 100000 0 -100000 -200000 Pertanian Pertambangan Perdagangan Informasi & Komunikasi

Industri Real Estate Transportasi Jasa Pendidikan

5 Kesimpulan Transformasi struktural sedang terjadi di Kabupaten Kendal secara perlahan. Mengenai hal ini, ternyata Kabupaten Kendal belum begitu siap dalam menghadapinya. Terbukti dari tingkat pencapaian pendidikan dan stabilitas ekonomi. Mestinya, seluruh elemen Kabupaten Kendal , baik secara fisik maupun non-fisik, dikerahkan agar dapat merubah kesempatan tersebut menjadi sesuatu yang menguntungkan. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan yakni, kebijakan terkait percepatan kualitas sumber daya manusia perlu dilakukan segera, selain itu kebijakan terkait peningkatan ekonomi perlu difokuskan pada kemudahan dan insentif bagi lapangan usaha yang memiliki potensi spesialisasi, dalam hal ini lapangan usaha tersebut adalah industri dan pertanian.

172

| Laporan Studio Analisis Wilayah


Daftar Pustaka Eichengreen, B., Park, D., & Shin, K. (2012). When fast-growing economies slow down: International evidence and implications for China. Asian Economic Papers, 11(1), 4287. Eichengreen, B., Park, D., & Shin, K. (2013). Growth slowdowns redux: New evidence on the middle-income trap (No. w18673). National bureau of economic research. Feldstein, M. S. (1997). The costs and benefits of going from low inflation to price stability. In Reducing inflation: Motivation and strategy (pp. 123-166). University of Chicago Press. Kharas, H., & Kohli, H. (2011). What is the middle income trap, why do countries fall into it, and how can it be avoided?. Global Journal of Emerging Market Economies, 3(3), 281-289. Naudé, W., Szirmai, A., & Haraguchi, N. (2016). Structural transformation in Brazil, Russia, India, China and South Africa (BRICS) (No. 016). United Nations UniversityMaastricht Economic and Social Research Institute on Innovation and Technology (MERIT). Szirmai, A., Wim, N., & Nobuya, H. (2012). Structural Change, Poverty Reduction And Industrial policy In The Brics. Viena. United Nations Industrial Development Organization (UNIDO).

Studio Kendal 2 |

173



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.