Laporan Akhir Rencana Studio Kota Mungkid

Page 1

LAPORAN AKHIR

STUDIO KOTA MUNGKID

T.A 2018/2019

KEC. MUNGKID, KAB. MAGELANG, JAWA TENGAH

STUDIO RENCANA KOTA

DOSEN PEMBIMBING STUDIO : Ibu Dr. Yori Herawangi, ST., M.URP.,


MUNGKID YOGA

ALVIN

NAUFAL

NAJMUNA

NADELA

AZIZAH

ARETHA

GRACIA

1


Terimakasih kepada Ibu Dr. Yori Herwangi, ST. selaku dosen pembimbing studio analisis kota dan segenap instansi pemerintahan Kabupaten Magelang serta seluruh pihak yang membantu.

2


3


Daftar Isi Pendahuluan Gambaran Umum Profil Alternatif Renc. Renc. Tata Ruang Renc. Pentahapan Renc. Pngndalian Ruang Urban Design

4

05 09 23 27 37 57 72 105


1

pendahuluan

5


Latar Belakang Kota memiliki segudang daya tarik dan fasilitas yang seakan-akan menjadi magnet bagi masyarakat luar. Dengan berbagai ekspektasi, banyak masyarakat luar pun memutuskan untuk pindah dan memulai kehidupan baru di kota. Akhirnya seiring dengan berjalannya waktu, populasi penduduk di dalam kota meningkat dan kota menjadi semakin padat. Tidak dapat dipungkiri, kota akan terus bergerak secara dinamis. Sementara jumlah populasinya yang terus bertambah, ketersediaan ruang di dalam kota tidak akan bertambah. Oleh sebab itu, diperlukan perencanaan agar dalam keterbatasan ruang yang ada, kehidupan tetap dapat berjalan dan kesejahteraan penduduknya dapat tercapai. Tentu saja perencanaan tersebut harus dilakukan secara matang dan mempertimbangkan semua aspek yang ada di dalam kota, baik aspek ekonomi, kependudukan, sosial, budaya, dsb.

6

Tujuan Penulisan Sebagai salah satu bagian dari Kabupaten Magelang, sebagian besar lahan di Mungkid masih berupa lahan pertanian. Namun begitu, seiring dengan berjalannya waktu, keberadaan jalan arteri Jogja-Magelang mulai membangkitkan sektor-sektor non-pertanian di Mungkid. Sehingga Mungkid pun mulai bergerak menuju ke arah perkotaan. Perkembangan yang terjadi di Mungkid ini harus diimbangi dengan perencanaan yang matang. Tak lupa perlu dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap aspek-aspek yang ada di dalamnya, agar nantinya dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam merencanakan perkembangan Mungkid ke arah kota.

Studio analisis Mungkid bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis berbagai aspek yang mendukung pembangunan maupun perkembangan di Mungkid. Hasil analisis tersebut kemudian digunakan untuk menentukan profil kota sebagai gambaran Mungkid secara keseluruhan. Laporan analisis studio ini disusun sebagai output dari studio kota yang berisi pemaparan hasil analisis yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan dalam merencanakan Mungkid.


Ruang Lingkup

Metodologi

Ruang Lingkup Spasial

Metode Pengumpulan Data

Mungkid secara fungsional yang menjadi kawasan amatan kami memiliki luas sebesar 6 km2 dari luas total kecamatan Mungkid 37,4 km2. Kawasan amatan ini terdiri dari 6 desa dan 1 kelurahan, yaitu Desa Blondo, Desa Pagersari, Desa Paremono, Desa Ambartawang, Desa Bojong, Desa Senden, serta Kelurahan Mungkid. Batas-batas amatan kami berupa batas fisik sebagai berikut:

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam menganalisis Mungkid. Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui survei lapangan serta wawancara terhadap penduduk, pegawai instansi, maupun kepala desa di Mungkid. Sementara data sekunder diperoleh dari pihak lain, seperti instansi-instansi pemerintahan yang terdapat di Mungkid.

Utara : Jalan Candimulyo Timur : Jalan lokal Selatan : Jalan lokal

Metode Analisis Data

Barat : Sungai Elo

Analisis dilakukan baik terhadap data primer maupun data sekunder. Data-data tersebut diolah dan direpresentasikan ke dalam bentuk tabel, grafik, maupun peta. Setelah itu dilakukan juga pembandingan data-data yang ada terhadap standar yang telah ditetapkan. Hasil analisis kemudian diuraikan secara naratif ke dalam laporan dan digunakan untuk menemukan profil, potensi, serta masalah yang ada di Mungkid.

Ruang Lingkup Substansial Ruang lingkup substansial atau non-spasial dari Mungkid meliputi aspek fisik dasar, kependudukan, sarana, prasarana, utilitas, dan perekonomian.

7


Sistematika Penulisan

(Potensi, Masalah, Tujuan)

umum, dan fasilitas sosial. Bab 6 Rencana Pentahapan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :

Bab ini meliputi profil, potensi, masalah, dan tujuan perencanaan kota Mungkid berdasarkan hasil analisis dan pertimbangan selama kegiatan studio berlangsung.

BAB 1 Pendahuluan

Bab 4 Alternatif Rencana

Bab ini meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran penulisan, ruang lingkup, metodologi penulisan, serta sistematika penulisan.

Bab ini meliputi alternatif rencana 1, alternatif rencana 2, alternatif rencana 3, dan matriks pemilihan alternatif rencana yang akan diimplementasikan di Mungkid.

Bab 2 Gambaran Umum Bab ini meliputi konstelasi kota, kondisi geografis, keruangan, kependudukan, ekonomi, fasilitas umum, dan fasilitas sosial yang ada di Mungkid Bab 3 Profil

8

Bab 5 Rencana Tata Ruang Bab ini meliputi aspek-aspek yang mempengaruhi rencana tata ruang Mungkid selama 20 tahun kedepan yang ditinjau dari struktur ruang, pola ruang, intensitas bangunan, fasilitas

Bab ini meliputi pentahapan rencana tata ruang Mungkid selama 20 tahun beserta pembiayaannya yang dibagi menjadi 4 periode. BAB 7 Rencana Pengendalian Ruang Bab ini meliputi perizinan lahan di Mungkid yang dituangkan dalam rencana zonasi, tabel ITBX, dan zoning text. Bab 8 Urban Design Bab ini meliputi Urban Design dari tiap individu dengan lokasi serta tema yang berbeda-beda.


2

gambaran umum

2 9


KONSTELASI

MUNGKID

10


Mungkid Terhadap Kabupaten Magelang Lokasi studi analisis terletak di Kecamatan Mungkid bagian utara. Berdasarkan Peraturan Daerah No. 5 tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Magelang, Kecamatan Mungkid diarahkan menjadi kawasan pendukung pertumbuhan Kota Mungkid mengacu pada potensi pariwisata dan pertanian yang dimiliki Kabupaten Mungkid. Dalam hal ini, Kota Mungkid direncanakan menjadi pusat pengembangan wisata budaya dan pusat pengembangan desa wisata dengan mengarahkan pada upaya pembibitan dan upaya konservasi lingkungan. Lebih dari 60% dari lahan Mungkid masih berupa laha hijau yangberfungsi sebagai lahan pertanian. Kondisi ini sesuai untuk mendukung Mungkid dalam mendukung pertumbuhan Kota Mungkid melalui upaya konservasi lingkungan.

Mungkid Terhadap Kecamatan Mungkid Mungkid merupakan kota fungsional yang mencakup 6 desa dan 1 kelurahan dari total 16 desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Mungkid. Mungkid berfungsi sebagai penyedia sarana pelayanan administrasi, ekonomi, dan sosial bagi Kecamatan Mungkid. Hal ini didukung dengan keberadaan kantor kecamatan yang melayani masyarakat Kecamatan Mungkid, kawasan perdagangan di sepanjang koridor jalan arteri Jogja-Magelang, serta industri-industri baik yang berskala lokal maupun regional sebagai pendukung ekonomi Kecamatan Mungkid.

11


Fisik Dasar

Peta Topografi

Peta Jenis Tanah

Kota Mungkid

Kota Mungkid

Terdapat 3 kategori kelerengan di kota amatan, yakni kelerengan 0-8% yang bersifat datar mendominasi kota amatan sedangkan kelerengan 8-15% yang bersifat landai dan >15% yang bersifat agak curam mendominasi bagian utara kota amatan. Data tersebut didapat dari BAPPEDA Kabupaten Magelang. Dengan begitu, kondisi seperti ini sangat cocok. untuk mendukung permukiman yang mana kelerengannya <8%

Terdapat 3 jenis tanah. Pada kota amatan bagian ujung barat didominasi jenis tanah aluvial cokelat tua kekelabuan yang tidak peka terhadap erosi dan tanah longsor, sedangkan ujung selatan dan pinggir timur kota amatan didominasi jenis tanah ragosol cokelat kekelabuan yang sangat peka terhadap erosi dan tanah longsor. Namun keseluruhan kota amatan paling banyak didominasi jenis tanah latosol cokelat yang agak peka terhadap erosi dan tanah longsor

Secara umum Mungkid merupakan sebuah kota fungsional dengan luas 8,43 km2 yang merupakan bagian dari Kecamatan Mungkid dan berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Mungkid memiliki jumlah penduduk sebanyak 16.246 jiwa sehingga dapat diklasiďŹ kasikan sebagai kota kecil. Peta Curah Hujan Kota Mungkid Curah hujan di kota amatan sangat rendah yaitu berkisar pada 0-13,6 mm per harinya dan 2250-2750 mm per tahunnya. Data tersebut didapat dari BAPPEDA Kabupaten Magelang

12


Peta Rawan Bencana

Kota Mungkid Dari beberapa jenis bencana alam, Mungkid memiliki tingkat rawan bencana yang rendah dari gunung berapi, longsor, dan kekeringan. Karena hal tersebut, Mungkid dapat digolongkan sebagai kota yang aman dari ancaman bencana alam

13


Fisik Ruang Pola pemanfaatan ruang Pemanfaatan ruang di Mungkid masih didominasi oleh persawahan dan permukiman. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat Mungkid masih bergantung pada sektor pertanian. Selain pertanian, guna lahan yang cukup menonjol terdapat pada sepanjang Jalan Yogyakarta-Magelang, dimana posisinya yang strategis ini dimanfaatkan masyarakat untuk membuka usaha. Sehingga banyak bangunan yang berfungsi sebagai komersil dan jasa, seperti warung makan, toko oleh-oleh,cendramata, bengkel, minimarket, dan sebagainya. Mungkid juga memiliki beberapa industri yang bersifat mikro, seperti industri pengolahan pangan seperti padi, ketela, dan tempe, kemudian industri karton, paving, serta batako. Terdapat juga industri makro seperti PT. Papertech Indonesia yang bergerak di bidang produksi kertas serta Root Art Centre and Furniture yang bergerak di bidang kerajinan kayu.

14


Intensitas Pemanfaatan Ruang Koefisien Dasar Bangunan

Koefisien Dasar Hijau

Koefisien dasar bangunan yang dominan berkisar angka (0-20%) yang menandakan belum banyak lahan yang mengalami pengerasan di Mungkid. Jumlah lahan yang dapat menjadi daerah resapan masih sangat banyak ditemukan di Mungkid.

Lahan Mungkid masih dominan berupa lahan hijau, yang juga dapat dilihat dari koeďŹ sien dasar hijau yang masih tinggi. KoeďŹ sien dasar Hijau (KDH) dominan Mungkid berkisar antara 81-100%.

Koefisien Lantai Bangunan Tergolong rendah dengan angka kurang dari 1. Hal ini menggambarkan kondisinya yang belum memiliki banyak bangunan vertikan dan terbangun. Kondisi bangunan Bangunan di Mungkid lebih dari 40% dalam kondisi baik dan sisanya di dominasi kondisi sedang.

15


Struktur Ruang Struktur ruang menunujukkan hubungan fungsional secara hirarkis antara pusatpusat pelayanan yang dapat mendukung kegiatan ekonomi sosial masyarakat Mungkid. Sistem pelayanan eksiting yang ada di Mungkid terdiri dari fasilitas komersil jasa, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas industri, fasilitas ibadah, dan fasilitas instansi. Terlihat pada peta bahwa persebaran fasilitas-fasilitas di Mungkid mengikuti arah jalan utama Mungkid yaitu Jalan Jogja-Magelang yang merupakan jalan aretri dan Jalan Blabak-Mungkid yang merupakan jalan kolektor. Kegiatan-kegiatan komersil jasa di Mungkid terlihat sangat padat dan memusat pada persimpangan antara Jalan Jogja-Magelang dan Jalan Blabak-Mungkid, Terdapat lima fasilitas berupa puskesmas, polindes, poliklinik, bidan, dan posyandu. Persebaran dari fasilitas kesehatan sudah merata dan sudah menjangkau warga Mungkid. Sedangkan untuk fasilitas pendidikan di Mungkid terdapat TK, SD, SMP, SMA, dan Pesantren. Pada peta struktur ruang terlihat bahwa terdapat satu sekolah dengan jenjang SMP yang terletak pada tepi jalan arteri, hal ini cukup menjadi masalah karena rawan dengan kecelakaan dan kondisi sekolah yang tidak kondusif karena bising. Untuk fasilitas industri di Mungkid kebanyakan berada di bagian selatan, hal tersebut terjadi karena kondisi topograďŹ Mungkid di bagian utara lebih terjal dan juga lahannya yang sebagian besar berupa sawah. Untuk fasilitas ibadah sudah tersebar merata dan mencukupi kebutuhan sarana ibadah di Mungkid.

16


Daya Dukung

Daya Tampung

Daya tampung dilihat dari seberapa kemampuan lahan untuk menampung penduduk yang menempati Mungkid. Daya tampung dihitung berdasarkan total luas lahan dibagi dengan standar ruang hidup manusia per jiwa yang dalam hal ini 2dihitung 9 m /jiwa. Dengan jumlah lahan eksisting 28430000 m , Mungkid bisa menampung penduduk sejumlah 936.666 jiwa. Berdasarkan perhitungan, dapat disimpulkan bahwa dari segi ketersediaan lahan, Mungkid masih mampu menampung seluruh penduduk Mungkid saat ini yang sejumlah 16.246 jiwa. Dapat diketahui bahwa pada saat ini setiap penduduk Mungkid memiliki ruang 2hidup seluas 462 m . Ruang hidup ini akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya penduduk Mungkid di masa yang akan datang.

Kebutuhan sarana yang dihitung berupa sarana peribadatan, sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana perdagangan. Jumlah penduduk pendukung untuk tiap sarana dihitung berdasarkan keten-

Kependudukan Jumlah penduduk

Jumlah penduduk kecamatan mungkid yang masuk dalam kawasan amatan kami berjumlah 16.232 yang tersebar ke 7 kelurahan. Berdasarkan data, kelurahan mungkid memiliki angka tertinggi sebesar 6.073 penduduk. Sedangkan untuk kelurahan Blondo, memiliki sebaran penduduk yang rendah yaitu 874 penduduk. Kompoposi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

tuan SNI no 03 tahun 2004. Dari tebel tersebut dapat diketahui bahwa fasilitas pendidikan dan peribadatan di Mungkid sudah dapat mendukung aktivitas penduduk Mungkid. Namun pada fasilitas kesehatan masih terdapat kekurangan pada bidan dan posyandu. Sehingga dapat dikatakan fasilitas kesehatan Mungkid belum memadai dalam mendukung kegiatan penduduk Mungkid.

17


Menurut Umur

Piramida penduduk di Mungkid menunjukkan piramida expansive, dimana angka kelahiran di Mungkid lebih tinggi daripada angka kematiannya, sehingga Mungkid didominasi oleh penduduk berusia muda dan produktif. Dependency Ratio Jumlah usia tidak produktif Jumlah usia produktik (3.465 + 1.525) jiwa x 100% 11.250 jiwa = 44,34% Sex Ratio Jumlah penduduk Laki-laki Jumlah penduduk perempuan (8.029) jiwa x 100% 8.217 jiwa =97,7%

18

Dinamika Penduduk

Kepadatan Penduduk

Migrasi Penduduk

Kepadatan Penduduk Bruto

Dari tabel di atas dapat pula dihitung angka migrasi keluar maupun migrasi masuk penduduk Mungkid per kelurahan pada tahun 2017. Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa angka migrasi masuk dan keluar tertinggi pada tahun 2017 berada di Desa Blondo, yaitu sebesar 26 untuk migrasi masuk dan 45 untuk Artinya terdapat 26 migran yang masuk per 1.000 penduduk di Desa Blondo dan terdapat 45 penduduk yang bermigrasi ke luar per 1.000 penduduk di Desa Blondo. Sementara itu desa dengan angka migrasi terendah berada di Ambartawang dan Pagersari, yaitu sebesar 1 untuk migrasi masuk dan 2 untuk migrasi keluar.

Kepadatan bruto di Mungkid tergolong rendah jika dibandingkan dengan ratarata kepadatan bruto di kota kecil lainnya (10 jiwa/Ha), yaitu hanya berada pada rentang 0,11-0,3 jiwa/ Ha Kepadatan bruto tertinggi berada di Desa Mungkid dengan kepadatan lebih 2d ari 30 jiwa/km . Sementara itu kepadatan bruto terendah berada di Desa Pagersari, Desa Paremono, dan Desa Senden dengan rentang kepadatan penduduk bruto 11-20 jiwa/km. Kepadatan Penduduk Netto Kepadatan bruto di Mungkid tergolong rendah jika dibandingkan dengan ratarata kepadatan bruto di kota kecil lainnya (10 jiwa/Ha), yaitu hanya berada pada rentang 0,11-0,3 jiwa/ Ha. Kepadatan bruto tertinggi berada di Desa Mungkid dengan kepadatan lebih 2dari 30 jiwa/km . Sementara itu kepadatan bruto terendah berada di Desa Pagersari, Desa Paremono, dan Desa Senden dengan rentang kepadatan penduduk bruto 11-20 jiwa/km.


w Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk merupakan metode yang digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk penting dilakukan dalam proses perencanaan kota karena terkait dengan elemen penting penyusuun kota yaitu penduduk. Proyeksi penduduk digunakan untuk mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung kota serta perencanaan yang terkait dengan kependudukan seperti perencanaan sarana prasarana kota. Metode proyeksi penduduk yang kami gunakan adalah metode geometri dimana angka kelahiran dan kematian penduduk tidak dimasukkan menjadi variabel hitung.

Ekonomi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah pendapatan yang diperoleh suatu daerah dari hasil produksi maupun pelayanan jasa yang terdapat di daerah tersebut dan berasal dari berbagai macam sektor. Sektor perdagangan memiliki kontribusi terbesar karena Mungkid dilewati oleh jalan arteri primer, yaitu Jalan Yogyakarta-Magelang, kemudian jalan kolektor yang menghubungkan Blabak dan Mungkid yang sangat strategis untuk dijadikan kawasan komersial di sepanjang jalan itu. PDRB terbesar kedua diberikan oleh sektor pertanian. Karena dianggap memiliki peran yang penting dalam perekonomian Mungkid, pemerintah menetapkan lahan-lahan pertanian yang ada di Mungkid yang didominasi oleh sawah untuk dikonservasi dan dipertahankan keberadaannya. Secara umum ada empat mata pencaharian utama dimungkid yaitu : pertanian, perdagangan, industri dan jasa.

Proyeksi penduduk dilakukan dalam jangka waktu 20 tahun ke depan dengan interval waktu 5 tahun. Jumlah proyeksi penduduk dapat dilihat pada graďŹ k di atas yang dapat disimpulkan jumlah penduduk Mungkid tiap tahun terus mengalami kenaikan

19


Fasilitas Umum Jaringan Jalan

Jaringan Drainase

Jaringan Sanitasi

Mungkid dilewati oleh jalan arteri, yaitu Jalan Yogyakarta-Magelang. Jalan arteri ini terhubung dengan jalan kolektor Blabak-Mungkid dan untuk saat ini, Â masih banyak jalan lokal yang terhubung langsung dengan jalan arteri. Untuk kualitas jalannya sendiri masih tergolong baik. Jalan arteri, kolektor, dan lokal sudah menggunakan oleh aspal sedangkan untuk jalan lingkungan didominasi oleh penggunaan paving block.

Jaringan drainase yang ada di Mungkid didominasi oleh jaringan drainase yang bersifat terbuka. Kondisi drainase terbuka yang ada di Mungkid dapat dikatakan baik, karena tidak tersumbat oleh sampah, sehingga aliran air menjadi lancar dan tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Bahkan, tidak sedikit warga yang ada di Mungkid yang memanfaatkan drainase di depan rumahnya sebagai tempat untuk beternak ikan.

Jaringan Air Bersih

Jaringan Transportasi

Mungkid memiliki satu sumber mata air, yaitu Mata Air Blambangan. Dimana, mata air ini dipergunakan oleh warga Mungkid untuk keperluan sehari-hari, seperti untuk mandi, mencuci pakaian, dan untuk keperluan minum, air dari Mata Air Blambangan dialirkan ke PDAM Tirta Gemilang yang terletak di Borobudur sebelum dialirkan ke rumah warga.

Trdapat transportasi umum berupa Angkutan Umum dengan rute Magelang-Mungkid-Muntilan.

Terdapat beberapa industri yang bergerak di bidang pertanian di Mungkid yang menghasilkan limbah industri, yang biasanya berupa limbah cair. Terdapat 1 industri besar di Mungkid yang bergerak di bidang produksi kertas, yaitu PT. PaperTech Indonesia yang sudah memiliki IPAL tersendiri yang sudah tergolong Complete Wastewater Treatment. Kemudian, untuk di kawasan permukiman, kebanyakan warga masih menggunakan sistem on-site menggunakan septic tank dan memanfaatkan drainase sebagai sarana pembuangan air limbah domestik.

20

Jaringan Persampahan Pelayanan terkait persampahan di Mungkid dapat dikatakan masih kurang baik. Hanya ada 2 TPS yang ada di Mungkid, yaitu TPS 3R yang terletak di Kelurahan Pagersari dan satu TPS lagi yang terletak dekat dengan Pasar Mungkid. Akibat dari kurangnya sarana persampahan adalah gundukan sampah yang terdapat di beberapa titik di Mungkid.

Jaringan Pedestrian Masih belum terdapat jalur pedestrian yang layak di Mungkid. Trotoar hanya terdapat di sepanjang jalan arteri Yogyakarta-Magelang, yang mana trotoar tersebut masih kurang walkable untuk para pedestrian karena panas dan dilewati oleh kendaraan-kendaraan dengan mobilitas tinggi.


Fasilitas Sosial Sarana Ruang Terbuka

Sarana Pendidikan Mungkid memiliki sarana pendidikan berupa 9 TK, 10 SD/MI, 4 SMP/MTS, serta 3 SMA/SMK. Persebaran sarana pendidikan cukup merata di seluruh daerah Mungkid, akan tetapi lebih cenderung banyak terdapat di pusat sementara daerah Mungkid bagian pinggir hanya terdapat fasilitas seperti TK dan SD. Sarana Kesehatan Terdapat sebuah rumah sakit kecil di Mungkid. Namun letaknya tidak strategis karena dekat dengan pasar. Selain itu terdapat beberapa posyandu dan klinik di Mungkid. Namun, belum mencukupi terutama untuk daerah yang jauh dari pusat kota. Sarana Perniagaan Kondisi komersial di Mungkid didominasi oleh toko (retail) dengan skala lokal dan sebagian besar terletak di pinggir jaklan arteri. Berbagai kegiatan komersial yang ada di Mungkid seperti toko, pertokoan, mini market, dan rumah makan terjadi pemusatan di persimpa ngan yang paling strategis yaitu persim pangan antara Jalan Jogja-Magelang dan

Jalan Blabak-Mungkid. Pusat pelayanan yang ada di Mungkid ialah Pasar Mungkid yang merupakan satu-satunya pasar tradisional di daerah tersebut. Skala pelayanan dari Pasar Mungkid masih skala lokal karena hanya mampu melayani kebutuhan di Mungkid sendiri. Dari peta persebaran komersial & jasa terlihat bahwa arah perkembangan perniagaan di Mungkid mengikuti jalan utama yaitu Jalan Jogja – Magelang yang merupakan jalan arteri dan Jalan blabak-mungkid yang merupakan jalan kolektor primer. Perkembangan tersebut terjadi karena jalan tersebut strategis, ramai, dan mudah dijangkau. Sarana Industri

Berdasarkan peta persebaran ruang terbuka, jumlah ruang terbuka di Mungkid masih tergolong kurang dalam memenuhi kebutuhan masyarakat baik dari segi kuantitas yang masih kurang maupun dari segi keterjangkauan ke seluruh wilayah Mungkid. Kurang tersedianya ruang terbuka ini dapat menimbulkan kurangnya wadah untuk interaksi sosial maupun sebagai sarana rekreasi sehingga dapat mengurangi daya tarik Mungkid. Sarana Pelayanan Umum Kantor dan pusat pelayanan umum di Mungkid terdapat di area strategis yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

Mungkid memiliki lebih dari 40 UMKM dan satu sentra perindustrian (sentra industri kerajinan sapu Desa Bojong) dengan sumber bahan baku yang berasal dari dalam daerah. Sementara itu, terdapat 2 industri besar yang menyerap pekerja dalam jumlah besar (pabrik ukir kayu dan pabrik kertas).

21


22


3 profil

“Mungkid sebagai daerah berkembang menuju perkotaan yang dilalui jalan arteri dengan pengembangan sektor perdagangan serta sektor industri yang berbasis pertanian�

23


Profil

Potensi dan Masalah

“Mungkid sebagai daerah berkembang menuju perkotaan yang dilalui jalan arteri dengan pengembangan sektor perdagangan serta sektor industri yang berbasis pertanian�

Potensi :

Profil tersebut lebih menitik beratkan kepada peran dan fungsi Mungkid sebagai kota yang memanfaatkan kegiatan atau hasil produksinya untuk pengembangan di bidang pertanian, perdagangan dan industri. Pemilihan pengembangan di sektor perdagangan dan industri didasarkan pada kontribusi ekonomi yang dihasilkan terhadap Mungkid selain sektor pertanian yang ada saat ini menjadi sektor utama masyarakat. Selain itu terdapat jalan arteri yang melintasi Mungkid dan menjadi potensi tersendiri untuk sektor perdanganan maupun indsutri pada saat ini dan masa mendatang.

24

a. Luas lahan pertanian Mungkid sebesar 70% dari luas total lahan. sehingga sangat berpotensi untuk dapat dikembangkan lebih lanjut. b. Terdapat banyak industri skala kecil hingga besar. Total, Mungkid memiliki 41 UMKM yang memanfaatkan bahan baku pertanian (seperti singkong, kedelai, tempe, kertas, dan karton) dan tersebar di berbagai kelurahan. Selain itu, juga terdapat Industri yang memiliki skala pemasaran nasional bahkan internasional. Industri tersebut berupa industri ceriping singkong, kertas dan kerajinan dari bahan baku kayu. c. Secara ekologi, Mungkid memiliki lahan dengan tingkat kelerengan yang rendah sebesar 0-8% sehingga baik dan mudah untuk pengembangan kota. Selain itu, saat ini Mungkid masih memiliki ruang terbuka hijau yang banyak.

d. Sementara dari aspek sosial, masyarakat di Mungkid memiliki rata-rata tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Hal ini dilihat dari jumlah penduduk lulusan SMA/SMK cukup banyak. Selain itu, dari segi usia, penduduk di Mungkid memiliki prospek masa depan yang menjanjikan dengan penduduk dengan usia produktif medonminasi.


Masalah : a. Penduduk Mungkid masih banyak yang menggantungkan dirinya kepada tengkulak dalam hal pemasaran hasil pertanian, sehingga dengan keadaan tersebut hasil yang didapat masyarakat kurang optimal. Selain itu, masyarakat juga masih kurang memiliki keinginan untuk memanfaat kan bantuan dari pemerintah seperti penanaman bibit padi organic. b. Industri-industri besar yang ada sekarang masih kurang memberdayakan potensi Mungkid baik dari segi ketenagakerjaan maupun bahan baku.

d. Dari aspek ekologi dan struktur ruang masih banyak permukiman yang berada dalam area sempadan sungai maupun mata air dan juga masih banyak jalan lokal yang langsung mengarah ke jalan arteri yang dapat membahayakan para pengendara maupun masayarat sekitar.

f. Masyarakat masih kurang memiliki kesadaran untuk berinovasi dan memanfaatkan potensi yang ada saat ini untuk lebih berkembang dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

e. Sementara dari aspek sosial, ketersediaan ruang publik untuk wadah bersosialisasi bagi masyarakat masih dirasa kurang dari kebutuhan.

25


Penjelasan: Kota Industri berbasis pertanian : 1. Memanfaatkan sektor industri sebagai pendukung utama dalam meningkatkan perekonomian

tujuan “Mewujudkan Mungkid sebagai kota industry berbasis pertanian yang inovatif dan berwawasan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada tahun 2039�

2. Pertanian menjadi komoditas pendukung industri 3. Pertanian mencangkup perkebunan, perikanan, hutan, dan tanaman bahan pangan Inovatif : 1. Mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada guna menghasilkan produk atau karya baru yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan 2. Mengoptimalkan kreatifitas masyarakat. Berwawasan lingkungan : 1. Tidak mencemari lingkungan 2. Tidak menganggu sumber air (sungai dan mata air) 3. Menyediakan Ruang Terbuka Hijau.

26


4

4

alternatif rencana

27


Alternatif 1 “Mewujudkan Mungkid sebagai kota agroindustri berbasis pertanian dengan pengembangan UMKM� Sasaran

Strategi

Mengembangkan UMKM berbasis pertanian Mungkid yang inovatif dan memberdayakan masyarakat, dengan tujuan mendukung potensi Mungkid sebagai kota agroindustri dan meningkatkan kesejahteraan serta pendapatan masyarakat maupun daerah

1. Pembangunan dan pengembangan klaster UMKM berbasis pertanian di 3 bagian wilayah Mungkid (utara, barat, dan timur) yang dikelompokkan berdasarkan bahan baku utama yang digunakan (padi, ketela, dan kedelai).

Pertimbangan Masalah terkait: a. Petani masih bergantung pada tengkulak sehingga hasil pertanian kurang maksimal b. Masyarakat kurang inovatif dalam mengembangkan potensi pertanian Mungkid Potensi terkait: a. Lahan pertanian Mungkid sangat luas b. Banyak penduduk usia produktif c. Banyak UMKM di Mungkid yang memanfaatkan hasil pertanian

28

2. Penambahan fasilitas berupa koperasi di tiap klaster untuk memasarkan hasil industri dan menunjang kebutuhan di tiap klaster. 3. Pembangunan terminal tipe C di simpul jalan kolektor dan jalan arteri untuk menunjang mobilitas. 4. Pembangunan galeri UMKM beserta pusat pelatihan industri di sebelah barat terminal. 5. Penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai ruang rekreasi publik.


PETA POLA RUANG ALTERNATIF 1

PETA STRUKTUR RUANG ALTERNATIF 1

29


Alternatif 2 “Mengembangkan Kawasan Peruntukkan Industri di Mungkid yang Berkelanjutan� Sasaran

Strategi

Meningkatkan daya tarik Mungkid sebagai kota industri berbasis pertanian, baik dari industri dalam Mungkid maupun luar Mungkid, yang dapat mendukung Mungkid sebagai kota yang lebih maju dengan memanfaatkan potensi dari bidang industri, serta meningkatkan perekonomian masyarakat dan pendapatan daerah.

a. Pengembangan sektor industri berbasis pertanian

Pertimbangan a. Potensi industri berbasis pertanian yang cukup berkembang di Mungkid b. Banyaknya lahan sawah yang kurang produktif, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai Kawasan Peruntukkan Industri berbasis pertanian serta berwawasan lingkungan

b. Pembebasan lahan sawah yang sudah mati atau kurang produktif c. Sosialisasi kepada masyarakat setempat d. Dikhususkan untuk perusahaan industri berbasis pertanian yang memperhatikan aspek lingkungan, seperti dari segi pengolahan limbah dan sampah e. Memberlakukan aturan sempadan kawasan industri terhadap sungai, permukiman, dan jalan-jalan utama f. Pembangunan kawasan perumahan untuk para buruh dan pekerja di kawasan industri g. Penambahan akses jalan besar untuk mewadahi kegiatan pengangkutan logistik

30


PETA POLA RUANG ALTERNATIF 2

PETA STRUKTUR RUANG ALTERNATIF 2

31


Alternatif 3 “Menjadikan Mungkid sebagai Kota Agrowisata” Penjelasan

Strategi

Agrowisata adalah rangkaian kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi pertanian sebagai objek wisata, baik potensi berupa pemandangan alam kawasan pertaniannya maupun kekhasan dan keanekaragaman aktivitas produksi dan teknologi pertanian serta budaya masyarakat pertanian.

•Membangun wisata percontohan budidaya perikanan •Mengembangkan wisata visual kawasan pertanian •Mengembangkan wisata underwater dengan potensi mata air Mungkid •Mengembangkan wisata tubing •Menyediakan taman kota sebagai public open space

Latar Belakang Daya tarik Mungkid masih belum optimal, kurangnya daya tarik membuat Mungkid kurang diminati masyarakat luar. Selain itu, masyarakat Mungkid sendiri juga masih minim mendapatkan fasilitas rekreasi di Mungkid. Meihat banyaknya ruang terbuka hijau di Mungkid dan potensi pertanian yang besar, makan agrowisata menjadi langkah yang dpat diambil untuk mewujudkan Tujuan perencanaan Mungkid.

32


PETA POLA RUANG ALTERNATIF 3

PETA STRUKTUR RUANG ALTERNATIF 3

33


METODE PEMILIHAN RENCANA Setiap alternatif rencana kemudian diniliai menggunakan metode performance matrix untuk mendapatkan satu rencana terbaik. Metode performance matrix ini memberikan bobot bagi setiap alternatif terhadap kriteria-kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya. Krtiteria diturunkan dari indikator ketercapaian rencana Mungkid.

KRITERIA Petani tidak ergantung pada tengkulak Memanfaatkan bahan baku pertanian dari Mungkid untuk kebutuhan industri Meningkatkan kegiatan perekonomian kota Meningkatkan pendapatan masyarakat Tersedia ruang publik bagi masyarakat Mengoptimalkan kreatifitas masyarakat Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Mungkid Meningkatkan daya tarik Mungkid Tidak mencemari lingkungan TOTAL

34

ALTERNATIF 1 +++ +++

ALTERNATIF 2 + +

ALTERNATIF 3 + ++

+++ +++ ++ +++ ++

+++ +++ + + +++

+++ +++ +++ +++ ++

+ ++ 22

++ + 16

+++ +++ 23


35


36


55

Rencana tata ruang

37


Pola Ruang Rencana pola ruang Mungkid merupakan gabungan dari rencana pola ruang yang dikembangkan berdasarkan alternatif rencana 1 dan alternatif rencana 3. Konsep utamanya adalah membangun klaster-klaster industri UMKM serta mengembangkan agrowisata di Mungkid. Â Dalam hal ini, terdapat 3 klaster industri UMKM yang direncanakan untuk dibangun. Ketiganya tersebar di 3 bagian wilayah Mungkid (utara, barat, dan timur) serta dikelompokkan berdasarkan bahan baku ma yang digunakan (padi, ketela, dan kedelai).

Detail perencanaan lainnya untuk 20 tahun ke depan adalah pembangunan kompleks yang terdiri dari terminal tipe C, Gallery Industri UMKM, pusat pelatihan industri, RTH, serta tempat wisata Mungkid Underwater. Kompleks tersebut direncanakan akan dibangun pada bagian tengah wilayah, tepatnya di Kelurahan Mungkid. Untuk relokasi Pabrik PT Papertech akan diarahkan ke bagian selatan. Selain itu, pada koridor jalan arteri dan Jalan Kolektor akan dilakukan penataan perdagangan sehingga menjadi berskala regional.

Pola Ruang Eksisting

Pola Ruang Rencana

38


Struktur Ruang Pada rencana struktur ruang untuk fasilitas sosial dan fasilitas umum mengalami penambahan jumlah untuk SD dan TK karena jumlah SD dan TK pada kondisi eksisting belum memenuhi. Serta penambahan Komersial jasa untuk menunjang kota industri berbasis pertanian yang terletak disepanjang jalan kolektor dan jalan arteri terutama dipusat kota. Selain itu, fasilitas yang lain tidak mengalami penambahan karena dirasa sudah mencukupi kebutuhan

Struktur Ruang Eksisting

Struktur Ruang Rencana

39


Intensitas Ruang Koefisien Dasar Bangunan Eksisting

Koefisien Dasar Bangunan Renvana

Koefisien dasar bangunan yang dominan berkisar angka (020%) yang menandakan belum banyak lahan yang mengalami pengerasan di Mungkid. Jumlah lahan yang dapat menjadi daerah resapan masih sangat banyak ditemukan di Mungkid.

Dalam rencana Koefisien Dasar Bangunan (KDB) pada Mungkid terdapat peningkatan angka KDB pada jalan Arteri Jogja-Magelang karena alih fungsi lahan menjadi komersil serta jalan kolektor juga mengalami peningkatan nilai KBD karena alih fungsi lahan sebesar 60-80%. Dan dibeberapa titik kampung juga mengalami peningkatan KDB.

40


Koefisien Lantai Bangunan Eksisting

Koefisien Lantai Bangunan Rencana

Tergolong rendah dengan angka kurang dari 1. Hal ini menggambarkan kondisinya yang belum memiliki banyak bangunan vertikan dan terbangun.

Dalam Rencana Koefisien Lantai Bangunan Mungkid, hampir disetiap daerah mengalami peningkatan nilai KLB. Khususnya pada pusat kota, dapat dilihat mengalami peningkatan yang cukup signifikan karena perubahan alih fungsi lahan yang semula lahan kosong menjadi kantor atau toko komersil.

41


Koefisien Dasar Hijau Eksisting

Koefisien Dasar Hijau Rencana

Lahan Mungkid masih dominan berupa lahan hijau, yang juga dapat dilihat dari koeďŹ sien dasar hijau yang masih tinggi. KoeďŹ sien dasar Hijau (KDH) dominan Mungkid berkisar antara 81-100%.

Pada rencana Koefisien Dasar Hijau Mungkid mengalami perubahan yang cukup signifikan pada pusat kota yang menurun menjadi 0-20% karena perubahan yang semula lahan kosong menjadi pusat kegiatan seperti komersial. Sedangkan pada desa Pagersari, Senden, dan Bojong mengalami peningkatan KDH menjadi 80-100%.

42


Fasilitas Umum Jaringan Transportasi Eksisting

Jaringan Transportasi Rencana

Saat ini jaringan transportasi di Mungkid masih terbatas dan belum terintegrasi. Hanya terdapat 2 jenis angkutan umum yang melintas, yaitu bus dan angkot. Terminal maupun halte busnya pun belum tersedia secara memadai sehingga para penumpang harus menunggu angkutan umum di warung-warung yang terletak di tepi jalan arteri.

Demi menyediakan sarana transportasi yang memadai dan mendukung perkembangan Mungkid, maka direncanakan adanya pembangunan terminal tipe C. Terminal tersebut direncanakan berlokasi di Kelurahan Mungkid, tepatnya di lahan bekas Pabrik PT Papertech yang akan direlokasi. Selain itu, untuk memudahkan masyarakat yang ingin menggunakan angkutan umum maka akan dilakukan penambahan halte di beberapa titik strategis, seperti di dekat pasar, sekolah, maupun RTH.

43


Jaringan Pedestrian Eksisting

Jaringan Pedestrian Rencana

Pada kondisi eksisting jalur pedestrian di Mungkid masih sangat terbatas, yaitu hanya terdapat di sepanjang jalan arteri dan di depan pasar. Jalur pedestrian di depan pasar bahkan terputus dan panjangnya hanya sebatas panjang pasar tersebut. Sementara itu, guiding block memang sudah terpasang di beberapa jalur pedestrian. Namun pada beberapa titik ada yang terputus dan rusak, sehingga perlu dibenahi.

Untuk menyediakan sarana pedestrian yang memadai, maka direncanakan adanya penambahan jalur pedestrian yang dilengkapi guiding block dan perbaikan guiding block yang rusak di sepanjang jalan arteri Jogja-Magelang.. Penambahan jalur pedestrian yang dilengkapi dengan guiding block akan dilakukan di sepanjang jalan kolektor Blabak-Mungkid. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi aktivitas perdagangan di sepanjang jalan tersebut. Selain itu, penambahan jalur juga akan dilakukan di kompleks terminal, RTH, pelatihan industri, serta Mungkid Underwater.

44


Jaringan Air Bersih Eksisting

Jaringan Air Bersih Rencana

Penyediaan air bersih di Mungkid berasal dari air tanah dan air yang didistribusikan dari jaringan PDAM. Jaringan distribusi PDAM mengikuti jaringan jalan. Jaringan air bersih tersebut diklasifikasi bedasarkan diameter yang dipengaruhi oleh kuantitas kebutuhan air bersih masing-masing kawasan maupun koridor. Klasifikasi tersebut yakni jaringan air bersih primer yang mana mengikuti jaringan jalan arteri primer, jaringan air bersih sekunder yang mana mengikuti jaringan jalan kolektor, serta jaringan air bersih tersier yang mana mengikuti jaringan jalan lokal maupun lingkungan.

Jaringan distribusi PDAM ditambahkan pada kawasan terbangun yang belum mendapatkan akses PDAM. Selain itu, sistem perpipaan diletakkan berdampingan dengan jaringan jalan. Jaringan distribusi air bersih yang baru juga dibangun mengikuti perkembangan kawasan-kawasan maupun koridor baru untuk memenuhi kebutuhan. Terdapat tiga klasifikasi dalam rencana jaringan distribusi PDAM yaitu : jaringan air bersih primer yang mana mengikuti jaringan jalan arteri primer, jaringan air bersih sekunder yang mana mengikuti jaringan jalan kolektor, serta jaringan air bersih tersier yang mana mengikuti jaringan jalan lokal maupun lingkungan.

45


Jaringan Drainase Eksisting

Jaringan Drainase Rencana

Terdapat 2 jenis drainase di Mungkid yaitu drainase tertutp dan drainase terbuka. Sistem drainase tertutup biasanya berada di bawah jaringan jalan yang lebar seperti jalan arteri. Sedangkan sistem drainase terbuka besar untuk jalan dengan lebar yang lebih kecil seperti jalan kolektor. Kemudian sistem jaringan terbuka yang tidak begitu besar untuk jalan dengan lebar yang lebih kecil lagi seperti jalan lokal maupun lingkungan.

Pengembangan kawasan maupun koridor tentunya perlu adanya jaringan drainase untuk pengaliran air. Jaringan drainase tersbut dibangun dengan mengikuti jaringan jalan yang baru yang mana merupakan jaringan drainase terbuka. Hal ini disebabkan karena berlokasi mengikuti jalan lokal dan lingkungan. Penambahan jaringan drainase tersebut dilakukan guna mengurangi kelebihan air dari kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat difungsikan secara optimal dan tujuan perencanaan Mungkid dapat terealisasikan dengan baik.

46


Jaringan Sanitasi Eksisting

Jaringan Sanitasi Rencana

Saat ini, di Mungkid baru terdapat dua titik IPAL. Dimana terdapat satu IPAL B3 yang terletak di dekat industri kertas, yaitu PT. Papertech, dan juga satu IPAL komunal. Karena belum terdapatnya jumlah IPAL yang memadai, sebagan besar masyarakat masih menggunakan sistem pembuangan limbah onsite, dimana mereka membuang limbah domestik di lubang tanah maupun jaringan drainase lingkungan.

Dalam rangka menciptakan jaringan sanitasi yang layak, maka perlu direncanakan pembangunan sistem pembuangan limbah offsite, yaitu dengan membuat IPAL komunal yang tersebar di beberapa titik di Mungkid yang dekat dengan permukiman. Kemudian, karena kedepannya Mungkid akan menjadi kota industri UMKM di bidang pangan dan pertanian, maka letak IPAL komunal disesuaikan juga dengan lokasi keberadaan UMKM tersebut. Terdapat 6 tambahan IPAL komunal kedepannya, serta pemindahan IPAL B3 ke bagian selatan karena adanya rencana pemindahan lokasi PT. Papertech.

47


Jaringan Persampahan Eksisting

Jaringan Persampahan Rencana

Untuk saat ini, di Mungkid baru terdapat tiga TPS yang tersebar di dekat industri kertas PT. Papertech, Pasar Mungkid, dan 1 TPS 3R di bagian timur. Jumlah ini masih kurang memadai, terlihat dari adanya beberapa titik di Mungkid yang masih tertumpuk oleh sampah.

Untuk mengatasi permasalahan terkait tumpukan sampah di sembarang tempat, maka kedepannya akan direncanakan pembuatan TPS di beberapa titik yang belum tercover oleh TPS yang ada saat ini sebelum nantinya diangkut ke TPA yang berada di luar Mungkid. Total tambahan TPS untuk rencana 20 tahun kedepan adalah sebesar 4 buah.

48


Fasilitas Sosial Persebaran Sarana Perniagaan Kegiatan-kegiatan komersial baik skala lokal maupun regional direncanakan akan berpusat di jalan-jalan utama seperti jalan arteri Blabak-Mungkid dan jalan kolektor ptimer yang merupakan akses utama yang paling padat dilewati orang dan mampu mendukung pariwisata maupun komersil Mungkid itu sendiri.

Persebaran Sarana Perniagaan Eksisting

Persebaran Sarana Perniagaan Rencana

49


Persebaran Fasilitas Kesehatan Faslitas kesehatan yang ada di Mungkid sudah cukup memadai. dimana terdiri dan puskesmas. bidan, poliklinik. polindes, dan posyandu. dengan berbagai analisis, maka 20 tahun ke depan Mungkid membutuhkan sarana kesehatan tambahan sehingga ditambah satu unit poliklinik.

Persebaran Fasilitas Kesehatan Eksisting

50

Persebaran Fasilitas Kesehatan Rencana


Persebaran Instansi & Pelayanan Umum Instansi-instansi yang ada di Mungkid berupa instansi pemerintahan yaitu kantor kecamatan, kantor kelurahan, kantor desa. dan kantor pelayanan pemerintah lainnya. Sebagian besar lokasi kantor-kantor sudah sesuai SNI yaitu di jalan yang dapat diakses kendaraan umum, namun masih terdapat kantor instansi yang berada di jalan lingkungan sehingga aksesibilitas tidak terlalu bagus. Kantor Kecamatan terletak di pinggir jalan arten sehingga kondisi jalan memadai dan mampu diakses kendaraan umum. Persebaran Sarana Instansi Eksisting

Persebaran Sarana Instansi Rencana

51


Persebaran Industri Perniagaan Kegiatan industri yang ada di Mungkid berupa industri skala rumahan (UMKM), lokal, regional, dan internasional. Pada peta rencana, terdpat perubahan lokasi industri yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan di Mungkid.

Persebaran Sarana Insudtri Eksisting

52

Persebaran Sarana Industri Rencana


Persebaran Sarana Jasa Kegiatan jasa di Mungkid berpusat di sekitar jalan arteri karena aksesnya yang mudah dan strategis.

Persebaran Sarana Jasa Eksisting

Persebaran Sarana Jasa Rencana

53


Persebaran Sarana Pedidikan Dengan perhitungan analisis kebutuhan sarana pendidikan, maka terdapat penambahan fasilitas berupa TK, SD, dan SMA demi tercapainya pemunuhan pemerataan dan pelayanan fasilitas pendidikan di Mungkid.

Persebaran Sarana Pendidikan Eksisting

54

Persebaran Sarana Pendidikan Rencana


Persebaran Ruang Terbuka ijau Kegiatan-kegiatan komersial baik skala lokal maupun regional direncanakan akan berpusat di jalan-jalan utama seperti jalan arteri Blabak-Mungkid dan jalan kolektor ptimer yang merupakan akses utama yang paling padat dilewati orang dan mampu mendukung pariwisata maupun komersil Mungkid itu sendiri.

Persebaran Ruang Terbuka Hijau Eksisting

Persebaran Ruang Terbuka Hijau Rencana

55


Persebaran Sarana Peribadatan Kondisi eksisting sarana ibadah di Mungkid berupa masjid dan gereja. Jika ditinjau dari kondisi eksisting,persebaran dan pelayanan sarana ibadah di Mungkid sudah sangat memadai bahkan hingga 20 tahun ke depan, sehingga tidak ada rencana penambahan sarana ibadah.

Persebaran Sarana Peribadatan

56


Rencana pentahapan

6 57


Pola Ruang Pola Ruang Eksisting (2019)

Pola Ruang Rencana (2039)

Pentahapan dilakukan untuk menyusun prioritas langkah pembangunan yang akan dilakukan. Pentahapan disusun sesuai prioritas kegiatan yang paling mendukung tujuan Mungkid dan secara signifikan paling cepat menyelesaikan permasalahan Mungkid. Rencana pembangunan Mungkid untuk watu 20 tahun dibagi menjadi rencana lima tahunan. Pada tahap lima tahun pertama, pembangunan difokuskan pada perbaikan pasarana pendukung untuk kawasan permukiman, pertanian dan perdagangan, serta pengembangan wisata yang sudah ada. Pada tahap kedua berfokus pada sarana pendukung aktivitas kota seperti terminal, taman kota, galeri UMKM, dan kampung UMKM. Pada tahap ketiga, pembangunan berfokus pada pengembangan fasilitas kota yang ada seperti menambahkan pasar ikan di pasar yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan periode lima tahun terakhir, lebih pada tahap monitoring, evaluasi, dan perawatan.

58


Rencana Pentahapan

Pentahapan Periode 2019 -2024 Pola Ruang 2019

Pola Ruang 2029

59


60


61


Rencana Pentahapan

Pentahapan Periode 2024 -2029 Pola Ruang 2024

62

Pola Ruang 2029


63


64


Rencana Pentahapan

Pentahapan Periode 2029 -2034 Pola Ruang 2029

Pola Ruang 2034

65


66


67


68


Rencana Pentahapan

Pentahapan Periode 2034 -2039 Pola Ruang 2034

Pola Ruang 2039

69


70


71


7 7

Rencana pengendalian ruang 72


Rencana Zonasi Zonasi adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi dan karakteristtik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain.(Permen PU 20/2011). Dalam hal menentukan zonasi kawasan di Mungkid dilakukan dengan memperhatikan penggunaan lahan serta tata bangunan saat ini. Serta dalam mendelineasi blok zonasi selain didasarkan pada penggunaan lahan juga memperhatikan batas fisik yang nyata seperti jalan, pematang sawah, maupun sungai.

73


Tabel ITBX Perlindu Ruang ngan Terbuka Setempa Hijau t PS RTH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 dst.

Rumah Tunggal Rumah Kopel Rumah Deret Townhouse Rumah Susun Rendah Rumah Susun Sedang Rumah Susun Tinggi Asrama Rumah Kos Panti Jompo Panti Asuhan Guest House Paviliun Rumah Dinas Rumah Sederhana Rumah Menengah Rumah Mewah Rumah Adat dst.

X X X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X X X

I I I X X X X X I I I I I X I I I I

I I I T T T X T I I I I I I I I I I

I I I I I I I I I I I I I I I I I I

X X X X X X X X X X X X X X X X X X

T T T X X X X X T X X X X X X T T X

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Ruko Toko Warung Pasar Tradisional Pasar lingkungan Penyaluran Grosir Pusat Perbelanjaan Supermarket Mall Plaza Bahan Bangunan dan Perkakas Makanan dan Minuman Peralatan Rumah Tangga Hewan Peliharaan Alat dan Bahan Farmasi Pakaian dan Aksesoris

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

T T I X X X X X X X

T T I X X X X X X X

I I I X X X X X X X

X I I I i I I I I I

I I I I I I I X I I

KOMERSIAL JASA I I I I I I T X T X I X I X X X I X I X

I I I X X X X X X X

X X X X X X X X X X

I I I X X X X X X X

X T T X X X X X X X

I I T T T X X

I I I I I T T T X X

X

X

X

X

X

I

I

I

X

X

X

X

X

I

I

X

X

I

I

I

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

I I I I I

I I I I I

I I I I I

I X X X X

X X X X X

X X X X X

I X X X I

X X X X X

I I T B T

I I B X I

T X X X X

I X B B T

T X X B T

I X X T T

T T X T T

12 13 14 15 16

74

Perdagangan / Jasa

Perumahan dan Lainnya

Pendidik Transpor Pertania Pariwisat Pertahan an tasi n a an dan Keamana n K3 SPU1 SPU2 PL1 PL 2 KH1 PERUMAHAN T T X X T X T T X X T X T T X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T X X X X T T X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X I X X X X T X T X X X T X T X X X T X X X X X T X

11

Perumahan

R1

R2

R3

K1

K2

Perkanto ran

Industri

Industri Kimia Dasar

C1

C2

C3

KT1

I1

I2

I3

I I I X T T X T I I I I I X I I I T

I I I X T T X X T X X X X X I I I T

X X X X X X X X X X X T X X X X X I

X X X X X X X X X X X X X T X X X X

I X X X B B X X X X X X X X X X X X

X X X X B B X X X X X X X X X X X X

X X X X T T X X X X X X X X X X X X

I I

X T T X X X X X X X

I I T X X X T T X T

I I I I T I T I X X

T T T X X I X I X X

T T T X X X X T X T

I


Perumahan

Perlindun Ruang gan Terbuka Setempat Hijau

17 18 19 20 21 22 23

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 dst.

Peralatan dan Pasokan Pert. Tanaman Kndr.Bermotor & Prlngkpny Jasa Bangunan Jasa Lembaga Keuangan Jasa Komunikasi Jasa Pemakaman Jasa Riset dan Pengembangan IPTEK maintenance Jasa Bengkel SPBU Jasa Pen. R. Pertemuan Jasa Peny. Mkn & Mnm Jasa Travel & Pengm Brg Jasa Pemasaran Properti Jasa Perkantoran / Lainnya Taman Hiburan Taman Perkemahan Bisnis lapangan Olahraga Studio Ketrampilan Panti Pijat Klub Malam dan Bar Hiburan Dewasa Lain Teater Bioskop Restoran Penginapan Hotel Penginapan Losmen Cottage Salon Laundry Penitipan Hewan Penitipan Anak dst.

1 2 3 4 5

Kantor Pemerintahan Pusat Kantor Provinsi Kantor Pmrnthn Kab/Kota Kantor Kecamatan Kantor Kelurahan

24

Perdagangan / Jasa

Pendidika Transport Pertanian PariwisataPertahana n asi n dan Keamanan

Perumahan dan Lainnya

Perkantor an

Industri

Industri Kimia Dasar

PS X X X X X X X

RTH X X X X X X X

R1 X X X X X X X

R2 X X X X X X X

R3 X X X X X X X

K1 I I I I I I I

K2 I I I I I I I

K3 I I I I I X X

SPU1 X I X X X X X

SPU2 X X X X X X X

PL1 X X X X X X X

PL 2 T T X X X X X

KH1 X X X X X X X

C1 I I X X X X I

C2 T I X X X X X

C3 X I X X X X X

KT1 B T T B I I B

I1 B X B T I I X

I2 B X T T I I X

I3 X X T T B B X

X

X

X

X

X

I

I

X

I

X

X

X

X

T

I

X

I

I

I

X

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X I I I

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X I I I

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X I I I

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

I I X I I I I I X X T T I T T X X X I X I I I I I

I I X T I I I I X X T I I T T I I I I I I I I I I

X X B X B X X X X X T T X X X X X T X X X X X X I

X B X X T X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

X T X X T X X X I X X X X X X X X I X T T X X X I

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

I I X T I T T T I I I T I X X X X I T I I I I B I

I I T I I I T T X X I I I X X X X I T T T I I B I

X X X X I X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X

T T T I I I I I X X X X X X X T T T T T X T T X X

T T T B I I B B I X X B X X X X X X X X X X X X X

T T T B I I B B X X X X X X X X X X X X X X X X X

T T T T B B B X X X X T X X X X X T X X X X B X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X I I

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X

X X X X

X X X I I

X X X I I

X X X X X

X X I I I

X X X X X

X X X X X

X X X X X

PEMERINTAHAN X X T I I

75


Perlindun Ruang gan Terbuka Setempat Hijau 6 7 8 9 10 dst.

Mabes Polri Polda Polrestabes Polsek Kantor Swasta dst.

1 Makanan dan Minuman 2 Tekstil 3 Tembakau 4 Pakaian Jadi 5 Pengemasan Barang 6 Kayu 7 Kertas 8 Publikasi dan Percetakan 9 Minyak dan Batubara 10 Bahan Kimia dan Produknya 11 Karet dan Plastik 12 Produk Mineral Non Logam 13 Produk Logam Dasar 14 Produk Logam Olahan 15 Mesin dan Peralatan 16 Mesin Perkantoran Mesin dan Perlengkapan 17 Elektronik Peralatan Medis. Jam, dan 18 Instrumen Optis 19 Alat-alat Kendaraan Bermotor 20 Furniture dan Manufacture 21 Daur Ulang 22 Polutan 23 Non Polutan 24 Mengganggu Trnspts Lingk. Tidak Mengganggu Trnsprts 25 Lingk. dst.

dst.

1 2 3 4 5 6

TK SD SMP SMA/SMK Perguruan Tinggi/Akademi Rumah Sakit Tipe A

76

Perumahan

Perdagangan / Jasa

PS X X X X X

RTH X X X X X

R1 X X X X X

R2 X X X I X

R3 X X X X X

K1 X X X X X

K2 X X X X X

K3 X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X X X X X X

X X X X X X

X X X X X X

X X X X X X

X X X X X X

X X X X X X

X X X X X X

X

X

X

X

X

X

X

X X X X X X

X X X X X X

I I T T X X

I I I I I X

I T T T X X

X X X X X X

X X X X X X

PendidikaTransport Pertanian Pariwisat Pertahan n asi a an dan Keamana n SPU1 SPU2 PL1 PL 2 KH1 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X INDUSTRI X X X X X X X X X X X X X X X X

Perumahan dan Lainnya

Perkantor an

Industri

Industri Kimia Dasar

C1 X X X T T

C2 X X X X T

C3 X X X X X

KT1 X X I I I

I1 X X X X T

I2 X X X X X

I3 X X X X T

X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

B B X B B B B X X X X X X X X X

I I B I I B I I X X I X X B B B

X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

I I I I I I I I X I I I I I I I

I I I I I I I I X I I I I I I I

I I B I I I I I B I I I I I I I

X

X

X

X

X

X

B

X

X

I

I

I

X

X

X

X

X

X

X

B

X

X

I

I

I

X X X X X X

X X X X X X

X X X X X X

X X X X X X

X X X X X X

X X X X X X

X X B X X X

B I I X I X

X X X X X X

X X X X X X

I I I B I B

I I I B I B

I I I B I B

X

X

X

X

X

X

X

I

X

X

I

I

I

X X X X X X

X X X X X X

X

T T T T X X

T T T T X X

X X X X X X

T T T T T X

X X X X X X

X X X X X X

X X X X X X

SARANA PELAYANAN UMUM T I X T I X T I X T I X X I X X I X

X X X X X


Perlindun Ruang gan Terbuka Setempat Hijau

7 Rumah Sakit Tipe B 8 Rumah Sakit Tipe C 9 Rumah Sakit Tipe D 10 Rumah Sakit Bersalin 11 Rumah Sakit Gawat Darurat 12 Laboratorium Kesehatan 13 Puskesmas 14 Puskesmas Pembantu 15 Posyandu 16 Balai Pengobatan 17 Pos Kesehatan 18 Dokter Umum 19 Dokter Spesialis 20 Bidan 21 Poliklinik 22 Klinik dan/ Rumah Sakit 23 Lapangan Olahraga 24 Gelanggang Olahraga 25 Gedung Olahraga 26 Stadion 27 Masjid 28 Gereja 29 Pura 30 Vihara 31 Klenteng 32 Langgar/Mushola

PS X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

RTH X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

33 Gedung Pertemuan Lingkungan

X

X

34 35

X X

X X

36 Balai Pertemuan dan Pameran

X

X

37 Pusat Informasi Lingkungan Lembaga Sosial / Organisasi 38 Kemasyarakatan 39 Terminal Tipe A 40 Terminal Tipe B 41 Terminal Tipe C 42 Stasiun 43 Pelabuhan 44 Bandara Umum 45 Bandara Khusus 46 Lapangan Parkir Umum

X

X

X X X X X X X X X

Gedung Pertemuan kota Gedung Serbaguna

Perumahan

Perdagangan / Jasa

R2 X X X X X X B I I I I I I I I X I T T X T I I I I I

R3 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T I I I I I

K1 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

K2 X X X X X X T T T T X T T T T T T T T X T T T T T T

I

I

X

X

T

I

I

X

X

X

X

X I

X T

X X

X X

T T

T I

X I

X X

X X

X X

X X

X

X

X

X

T

I

T

X

X

X

X

X

X

X

X

X

I

I

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

I

T

X

X

X

X

X X X X X X X X

X X X X X X X X

X X X X X X X X

X X X X X X X X

X X X X X X X X

T T T T X X X X

T T I B X X X X

X X B X X X X B

I I I I X B B I

X X X X X X X X

X X X X X X X I

X X X X X X X X

R1 X X X X X X X I I I I I I I I X I X X X T I I I I I

K3 X X X X X X T T T T T T T T T T T T T X T T T T T T

PendidikaTransport Pertanian PariwisataPertahana n asi n dan Keamana n SPU1 SPU2 PL1 PL 2 KH1 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X B X X X X B X X X X I X X X X I X X X X X X X X X I X X X X I X X X X I X X X X B X X X X X X X X X B X X X X B X X X X B I X X X I X X X B I X X X B X X X X X I X X I B I X X X X I X X X X X I X X X I X X X X I X X B I

Perumahan dan Lainnya

C1 X X T X X X B B I I T T T I I T I T X X I I I I I I

Perkantor an

Industri

Industri Kimia Dasar

C2 X X X X B X B B I I I I B I I B I X X X I I I I I I

C3 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T X X X X I

KT1 X B B B B X B X X X T T T X T T T T T B I B B B T I

I1 X X X X X X X X X X I X X I T T T X T X T X X X X I

I2 X X X X X X X X X X I X X X T T T X T X T X X X X I

I3 X X X X X X X X X X I X X X X X T X T X T X X X X I

I

I

X

I

X

X

X

X T

X I

X B

I I

X T

X T

X T

I

I

I

I

T

T

T

X

T

I

I

I

I

B

T

T

X

I

I

X

X

X X X X X X X X

X X B X X X X X

X X X X X X X X

X X X B X X B I

T T T X X X X T

T T T X X X X T

X T T X X X B B

77


Perlindun Ruang gan Terbuka Setempat Hijau

Perumahan

Perdagangan / Jasa

PS

RTH

R1

R2

R3

K1

K2

1 Hutan Kota 2 Jalur Hijau dan Pulau Jalan 3 Taman Kota 4 TPU 5 Sempadan/Penyangga 6 Pekarangan dst. dst.

I I I X I I

X I I X I X

X I X I I I

X X X T I I

X X X X I X

X X X X X X

X X X X X X

1 Lapangan 2 Plaza 3 Tempat Parkir 4 Taman Bermain dan Rekreasi 5 Trotoar dst. dst.

X X X X X

X X X X X

I X I T I

I X I T I

X X B I I

X T I T I

1 Pertanian Lahan Basah 2 Pertanian Lahan Kering 3 Holtikultura 4 Tambak 5 Kolam 6 Tempat Pelelangan Ikan 7 Perkebunan Tanaman Keras 8 Perkebunan Agrobisnis 9 Lapangan Penggembalaan 10 Pemerahan Susu 11 Kandang Hewan

X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X

I I I I I T X X I I B

I I I I I T X I X X T

X X X X I X X X X X X

12 Tambang Mineral dan Batubara

X

X

X

X

13 Tambang Minyak dan Gas Bumi

X

X

X

14 15 16 17 18 dst.

Tambang Panas Bumi Pengambilan Air Tanah Wisata Alam Wisata Buatan Wisata Budidaya dst.

X X X X X

X X X X X

1 2 3

TPS Daur Ulang Sampah Pengolahan Sampah/Limbah

X X X

X X X

dst.

dst.

78

K3

Pendidika Transport Pertanian PariwisataPertahana n asi n dan Keamanan SPU1

SPU2

Perumahan dan Lainnya

Perkantor an

Industri

Industri Kimia Dasar

PL1

PL 2

KH1

C1

C2

C3

KT1

I1

I2

I3

RUANG TERBUKA HIJAU X I X I X X I I X X X X I X X I X

X X X X X T

X X I X X X

X

X X X X X

X X X B I I

X X X B I I

X I X X X T

X I I X I X

X I X X I I

X I X X I X

X I X X I X

X T I T I

RUANG TERBUKA NON HIJAU X I X I T X X I I X X X I I I

X X X X X

B X I I I

X X X X

I T T T I

I T B T I

T X I I I

T I I T I

T T T X I

T T T X I

T T I X I

X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X

PERUNTUKAN LAINNYA X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

I I I T T X T T T X X

X X X X I X X X X X X

X X X X X X X X X X X

I I I T I T I T X X B

X

I

X X X X X X X X X T

I I T I X X I X T T

X X X X I X X X X X X

X X X X X I I I I I I

X X X X X I X X I I X

X X X X X X X X X X X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X B B B I

X B B B I

X X X X X

X X X I I

X X X T T

X X X T T

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X I I I

X X X X X

X B I I I

X B X I I

X X I B I

X X X X X

X I X X X

X X X X X

X X X X X

B B B

X B B

X X X

X X X

X X X

PERUNTUKAN KHUSUS X X X X X X X X X

X X X

X X X

X X X

X B B

X I I

X X X

X X X

X I I

X I I

X B I

B


Perlindun gan Setempat

Ruang Terbuka Hijau

Pertahana Pendidika Transport n dan Pertanian Pariwisata Keamana n asi n

Perdagangan / Jasa

Perumahan

Perumahan dan Lainnya

Perkantor an

Industri Kimia Dasar

Industri

PS

RTH

R1

R2

R3

K1

K2

K3

SPU1

SPU2

PL1

PL 2

KH1

C1

C2

C3

KT1

I1

I2

I3

4

Penimbunan Barang Bekas

X

X

B

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

I

X

X

B

B

B

5

BTS

X

X

B

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

B

B

B

6

Rumah Pompa

X

X

B

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

7

Pembangkit Listrik

X

X

B

B

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

B

B

B

st.

dst.

1

Super Blok

X

X

X

X

I

I

I

I

T

X

X

X

X

X

X

X

B

B

T

B

2

Stasiun Terpadu

X

X

X

X

X

X

X

T

B

X

X

X

X

X

X

X

B

B

T

B

3

Taman Pintar

X

X

X

X

X

X

X

T

I

X

X

B

X

X

X

I

X

X

X

X

dst.

dst.

CAMPURAN

79


Daftar Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang 1. Subzona Perumahan Rendah (R1) a. Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T) 1) Ruko dan toko diizinkan secara terbatas dengan batasan: - KDB maksimal 20% - KLB maksimal 0,4 - KDH minimal 60% - maksimum tinggi bangunan 2 lantai 2) SMP dan SMA/SMK diizinkan secara terbatas dengan batasan: - KDB maksimal 20% - KLB maksimal 0,4 - KDH minimal 60% - maksimum tinggi bangunan 2 lantai - menyediakan lahan parkir minimal 10% dari luas persil 3) Masjid diizinkan terbatas dengan batasan jarak antar masjid eksisting sejauh 1000 meter. 4) Taman bermain, rekreasi, dan wisata buatan dan diizinkan secara terbatas dengan batasan: - KDB maksimal 20% - KLB maksimal 0,4 - KDH minimal 60%

80

- maksimum tinggi bangunan 2 lantai - menyediakan lahan parkir minimal 20% dari luas persil b. Pemanfaatan bersyarat tertentu (B) 1) Kandang hewan diizinkan dengan syarat menyediakan pengolahan limbah dan kotoran hewan 2) Pengambilan air tanah diizinkan dengan syarat: - tidak berada dalam zona konservasi air tanah - menjaga keseimbangan antara pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah - membatasi penggunaan air tanah dengan tetap mengutaakan pemenuhan kebutuhan pokok - mengatur lokasi dan kedalaman penyadapan akuifer - mengatur jarak antar sumur pengeboran atau penggalian air tanah - mengatur kedalaman pengeboran atau penggalian air tanah 3) Wisata alam diizinkan dengan syarat tidak mengkonversi bentang alam eksisting 4) TPS, daur ulang sampah, pengolahan sampah/ limbah, penimbunan barang bekas, BTS, rumah pompa, pembangkit listrik diizinkan dengan syarat memenuhi AMDAL pengadaan bangunan


dan standar keamanan operasi. 2. Subzona Perumahan Sedang (R2) a. Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T) 1) Townhouse, rumah susun sedang, rumah susun sedang, dan asrama diizinkan secara terbatas dengan batasan: - KDB maksimal 60% - KLB maksimal 3 - KDH minimal 20% - Maksimum tinggi bangunan 5 lantai - menyediakan lahan parkir dengan luas minimal 10% dari luas persil - memberi sempadan bangunan seluas 2) Ruko dan toko diizinkan terbatas dengan batasan: - KDB maksimal 60% - KLB maksimal 3 - KDH minimal 20% - maksimum tinggi bangunan 5 lantai - menyediakan lahan parkir dengan luas minimal 20% dari luas persil - memberi sempadan bangunan seluas 5% dari luas lahan b. Pemanfaatan Bersyarat Tertentu (B) 1) Puskesmas diizinkan dengan syarat menyediakan pengolahan limbah puskesmas khususnya limbah B3

2) Wisata alam diizinkan dengan syarat keamanan lahan dan tidak mengganggu dan membahayakan permukiman masyarakat 3) Wisata buatan diizinkan dengan syarat: - tidak mengganggu kedaan lingkungan sekita - tidak menurunkan kualitas lahan sekitar (aIr, tanah,udara, dll) - mendapat persetujuan dari masyarakat sekitar dan pihak terkait 4) Daur ulang sampah, pengolahan sampah/limbah, dan pembangkit listrik diizinkan dengan syarat: - memenuhi AMDAL pengadaan bangunan dan standar keamanan operasi - serta mendapat izin dari pihak terkait. 3. Subzona Perumahan Tinggi (R3) a. Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T) 1) SD, SMP, SMA/SMK diizinkan secara terbatas dengan batasan - KDH minimal 20% - maksimum tinggi bangunan 3 lantai - menyediakan lahan parkir dengan luas minimal 20% dari luas persil - memberi sempadan bangunan seluas 5% dari luas lahan 2) Masjid diizinkan terbatas dengan batasan jarak antar masjid eksisting sejauh 1000 meter. b. Pemanfaatan Bersyarat Tertentu (B)

81


1) Tempat parkir dan pekarangan diizinkan dengan syarat: - tidak boleh mengurangi daerah penghijauan yang telah ditetapkan - lahan parkir untuk suatu rumah atau bangunan tidak diperkenankan mengganggu kelancaran lalu lintas atau mengganggu lingkungan di sekitarnya - penataan parker harus berorientasi kepada kepentingan pejalan kaki, memudahkan aksesibilitas, dan tidak terganggu oleh sirkulasi kendaraan - luas, distribusi, dan peletakan fasilitas parkir diupayakan tidak mengganggu kegiatan bangunan dan lingkungannya, serta disesuaikan dengan daya tamping lahan 4. Subzona Komersil dan Jasa Tunggal (K1) a. Pemanfaatan secara Terbatas (T) 1) Plaza serta tempat bermain dan rekreasi diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 60% - KLB maksimum 2,3 – 2,5 - KDH minimum 20% - Menyediakan lahan parkir minimum 20% dari luas persil - Garis sempadan bangunan minimal 5 meter - Ketinggian bangunan maksimum 3 lantai - Jarak bebas antar bangunan 2 m 5. Sub Zona Permukiman dan Jasa Kopel (K2)

82

a. Pemanfaatan secara Terbatas (T) 1) Sektor perumahan seperti rumah tunggal, rumah kost, rumah kopel, rumah deret, rumah menengah, dan rumah mewah diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 70% - KLB maksimum 1,5 – 2,1 - KDH minimum 20% - GSB minimum 2 meter - Ketinggian bangunan maksimum 3 lantai - Jarak bebas antar bangunan minimum 2 meter - Tampilan bangunan mempertimbangkan kaidah-kaidah estetika bentuk, karakteristik arsitektur lokal / daerah dan lingkungan yang ada di sekitarnya 2) Bisnis lapangan olahraga dan studio keterampilan diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 60% - KLB maksimum 1,2 - KDH minimum 20% - Luas lahan parkir minimum 20% dari luas persil - GSB minimum 2 meter - Ketinggian bangunan maksimum 2 lantai - Jarak bebas antar bangunan minimum 3 meter 3) Klub malam dan bar serta hiburan dewasa lain


diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 90% - - - -

KLB maksimum 1,8 GSB minimum 2 meter Ketinggian bangunan maksimum 2 lantai Jarak bebas antar bangunan minimum 3 meter

4) Sarana pelayanan umum seperti bidan, klinik, lapangan olahraga, gedung olahraga, sarana peribadatan, stasiun, dan terminal tipe A diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 70% - KLB maksimum 3,5 - KDH minimum 205 - GSB minimal 5 meter - Ketinggian bangunan maksimum 5 lantai - Jarak bebas antar bangunan minimum 2 meter 5) Plaza serta tempat bermain dan rekreasi diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 60% - KLB maksimum 2,3 – 2,5 - KDH minimum 20% - Menyediakan lahan parkir minimum 20% dari luas persil - Garis sempadan bangunan minimal 5 meter - Ketinggian bangunan maksimum 3 lantai

- Jarak bebas antar bangunan 2 m 6) Wisata Buatan dan Budidaya diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 70% - KLB maksimum 3,5 - KDH minimum 30% - GSB minimum 2 meter - Ketinggian bangunan maksimum 5 lantai - Jarak bebas antar bangunan minimum 2 meter 7) Puskesmas, balai pengobatan, dokter spesialis, dan dokter umum diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 70% - KLB maksimum 1,5 – 2,1 - KDH minimum 15% - Menyediakan lahan parkir minimum 15% dari luas persil - GSB minimum 2 meter - Ketinggian bangunan maksimum 2 lantai - Jarak bebas antar bangunan minimum 2 meter 6. Sub Zona Permukiman dan Jasa Deret (K3) a. Pemanfaatan secara Terbatas (T) 1) Sektor perumahan seperti rumah tunggal, rumah kopel, rumah deret, rumah kost, rumah menen-

83


gah, dan rumah mewah diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - - - - - -

KDB maksimum 70% KLB maksimum 1,5 – 2,1 KDH minimum 20% GSB minimum 2 meter Ketinggian bangunan maksimum 3 lantai Jarak bebas antar bangunan minimum 2 meter - Tampilan bangunan mempertimbangkan kaidah-kaidah estetika bentuk, karakteristik arsitektur lokal / daerah dan lingkungan yang ada di sekitarnya 2) Pasar tradisional dan pasar lingkungan diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 60% - KLB maksimum 1,8 - KDH minimum 15% - Menyediakan lahan parkir minimum 25% dari total luas persil - GSB minimum 3 meter - Jarak bebas antar bangunan 2 meter - Tampilan bangunan mempertimbangkan kaidah-kaidah estetika bentuk, karakteristik arsitektur lokal / daerah dan lingkungan yang ada di sekitarnya 3) Bisnis lapangan olahraga diizinkan secara terbatas dengan ketentuan :

84

- KDB maksimum 60% - KLB maksimum 1,2 - KDH minimum 20% - Luas lahan parkir minimum 20% dari luas persil - GSB minimum 2 meter - Ketinggian bangunan maksimum 2 lantai - Jarak bebas antar bangunan minimum 3 meter 4) Sarana pelayanan umum seperti sarana kesehatan dan tempat peribadatan diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 70% - KLB maksimum 1,4 - KDH minimum 10% - Luas lahan parkir minimum 20% dari luas persil - GSB minimum 2 meter - Ketinggian bangunan maksimum 2 lantai - Jarak bebas antar bangunan minimum 2 meter 5) Terminal Tipe A dan Terminal Tipe B diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 60% - KLB maksimum 1,4 - KDH minimum 20% - Luas lahan parkir minimum 20% dari luas


persil - GSB minimum 2 meter - Ketinggian bangunan maksimum 2 lantai - Jarak bebas antar bangunan minimum 2 meter 6) Wisata buatan wisata budidaya, stasiun terpadu, dan taman pintar diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 60% - KLB maksimum 3 - KDH minimum 20% - Luas lahan parkir minimum 20% dari luas persil - GSB minimum 2 meter - Ketinggian bangunan maksimum 5 lantai - Jarak bebas antar bangunan minimum 2 meter 7) Klub malam dan bar serta hiburan dewasa lain diizinkan secara terbatas dengan ketentuan: - KDB maksimum 90% - KLB maksimum 1,8 - KDH minimum 10% - GSB minimum 2 meter - Ketinggian bangunan maksimum 1 lantai - Jarak bebas antar bangunan minimum 2 meter

8) TK, SD, SMP, dan SMA diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - - - -

KDB maksimum 70% KLB maksimum 1,4 KDH minimum 10% Luas lahan parkir minimum 20% dari luas persil - GSB minimum 3 meter - Ketinggian bangunan maksimum 2 lantai - Jarak bebas antar bangunan minimum 2 meter 9) Stasiun diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 60% - KLB maksimum 1,2 - KDH minimum 10% - Luas lahan parkir minimum 30% dari luas persil - GSB minimum 2 meter - Ketinggian bangunan maksimum 1 lantai - Jarak bebas antar bangunan minimum 2 meter 7. Jasa Pendidikan (SPU1) a. Pemanfaatan Bersyarat Secara Terbatas (T) 1) Rumah Tunggal, Rumah Kopel, Rumah Deret diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 80%

85


- KLB maksimum 1,6 - KDH minimum 20%

- KLB maksimum 2,4 - KDH minimum 20%

- ketinggian bangunan maksimum 2 lantai - garis sempadan bangunan minimum 3 meter

- ketinggian bangunan maksimum 3 lantai - garis sempadan bangunan minimum 3 meter - menyediakan lahan parkir dengan luas 10% dari luas persil

2) Asrama, Rumah Kos diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 80% - KLB maksimum 3,2 - KDH minimum 20% - ketinggian bangunan maksimum 4 lantai - garis sempadan bangunan minimum 3 meter - menyediakan lahan parkir dengan luas 7% dari luas persil 3) Bisnis Olahraga, Studio Keterampilan, Restoran diizinkan secara terbatas dengan ketentuan: - KDB maksimum 80% - KLB maksimum 1,6 - KDH minimum 20% - ketinggian bangunan maksimum 2 lantai - garis sempadan bangunan minimum 4 meter - menyediakan lahan parkir dengan luas 7% dari luas persil

86

4) Kantor Pemerintahan Kabupaten/Kota diizinkan secara terbatas dengan ketentuan - KDB maksimum 80%

5) Balai Pertemuan dan Pameran diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 70% - KLB maksimum 1,4 - KDH minimum 30% - ketinggian bangunan maksimum 2 - garis sempadan bangunan minimum 5 meter 6) Plaza diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 50% - KLB maksimum 1 - KDH minimum 35% - Ketinggian bangunan maksimum 2 - Garis sempadan bangunan minimum 3 meter - Kepadatan penduduk tinggi - Kepadatan bangunan tinggi - Terdapat lahan untuk PKL 7) Super Blok diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 80%


- KLB maksimum 4 - KDH minimum 20% - - - -

ketinggian bangunan maksimum 5 lantai garis sempadan bangunan minimum 5 meter kepadatan penduduk tinggi menyediakan lahan parkir dengan luas 10% dari luas persil - dilengkapi dengan jalur pejalan kaki dan pesepeda - kepadatan bangunan tinggi - terdapat lahan untuk PKL di muka bangunan b. Pemanfaatan Bersyarat Tertentu (B) 1) SPBU, Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman diizinkan dengan syarat: - mendapat persetujuan dari masyarakat maupun pihak terkait - sesuai dengan standar SNI dan aspek keterjangkauan yang telah ditentukan - melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL 5) Rumah Sakit Gawat Darurat, Laboratorium Kesehatan, Dokter Spesialis, Poliklinik, Klinik/ Rumah Sakit diizinkan dengan syarat: - mendapat persetujuan dari masyarakat maupun pihak terkait - memiliki izin praktek yang sah - sesuai dengan standar SNI dan aspek keterjangkauan yang telah ditentukan

- memiliki sarana penampung dan pengolah limbah kesehatan - melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL - tidak menganggu lingkungan sekitar terutama kegiatan fungsi utama yaitu pendidikan 6) Terminal Tipe C dan Stasiun Terpadu diizinkan dengan syarat: - mendapat persetujuan dari masyarakat maupun pihak terkait - sesuai dengan standar SNI dan aspek keterjangkauan yang telah ditentukan - melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL - dilengkapi dengan lahan parkir minimum 10% luas persil - dilengkapi dengan jalur pejalan kaki dan pesepeda - memiliki kepadatan penduduk yang tinggi - tidak menganggu lingkungan sekitar terutama kegiatan fungsi utama yaitu pendidikan 7) Lapangan Parkir Umum diizinkan dengan syarat: - memenuhi desain yang sesuai dengan standar tempat parkir umum yang sudah ditentukan - mendapat persetujuan dari masyarakat maupun pihak terkait - memiliki ukuran 7%- 10% dari luas persil bangunan - sesuai dengan standar SNI dan aspek keterjangkauan yang telah ditentukan

87


- melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL 8. Subzona Transportasi (SPU 2) a. Pemanfaatan Bersyarat Secara Terbatas (T) (1) Jasa penyediaan Makanan & Minuman diizinkan secara terbatas dengan ketentuan : - KDB maksimum 80% - KLB maksimum 2,2-2,7 % - KDH minimal 10% dari luas persil - Parkir minimal 10% dari luas persil - Memiliki izin untuk beroperasi di dalam kawasan dari pihak terkait - Tidak mengganggu keadaan lingkungan sekitar - Memiliki gudang penyimpanan b. Pemanfaatan Bersyarat tertentu (B) (1) Jasa bengkel dan Jasa travel & pengiriman barang diizinkan dengan syarat : - Memiliki izin untuk beroperasi di dalam kawasan dari pihak terkait - Tidak mengganggu keadaan lingkungan sekitar - Memiliki gudang penyimpanan (2) Jasa Bandara umun & Jasa Bandara Khusus dizinkan dengan syarat : - Pebangunan bandara harus memenuhi

88

- - - -

standar rancang bangun dan/atau rekayasa fasilitas Bandar Udara, standar peralatan dan utilitas Bandar Udara, serta standar kelaikan fasilitas dan peralatan Bandar Udara Memiliki minimal panjang landasan 1.850 m Memiliki izin untuk beroperasi di dalam kawasan dari pihak terkait Berada pada Kawasan kebisingan tingkat III (indeks kebisingan =/> 80) Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL

9. Subzona Pertanian (PL1) a. Pemanfaatan Bersyarat tertentu (B) (1) Pekarangan pengiriman barang diizinkan dengan syarat : - Memiliki izin untuk beroperasi di dalam kawasan dari pihak terkait - Selama tidak mengganggu kegiatan fungsi utama yaitu pertanian (2) Kolam, Tambak diizinkan dengan syarat : - Memiliki izin untuk beroperasi di dalam kawasan dari pihak terkait - Selama tidak mengganggu kegiatan fungsi utama yaitu pertanian (3) Perkebunan tanaman keras, Perkebunan agrobisnis, Lapangan pengembalaan diizinkan dengan syarat : - Memiliki izin untuk beroperasi di dalam kawasan dari pihak terkait - Selama tidak mengganggu kegiatan fungsi utama yaitu pertanian


10. Sub Zona Pariwisata ( PL-2) a. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas (T) (1) Rumah Tunggal, Rumah Kopel, Rumah Deret, Rumah Sederhana, Rumah Menengah, Rumah Mewah, Rumah Adat diizinkan secara terbatas dengan Batasan : - KDB maksimum 100% - KLB maksimum 4 - KDH minimum 30% - Maksimum tinggi bangunan 4 lantai - Garis Sempadan Bangunan minimum 3 meter - Tidak mengganggu fungsi utama yaitu tempat wisata Kolam renang (2) Peralatan dan Pasokan Pertanian, Tanaman, Jasa Bengkel, Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman, Penginapan Losmen, Cottage diizinkan secara terbatas dengan Batasan : - KDB maksimum 100% - KLB maksimum 4 - KDH minimum 30% - Maksimum tinggi bangunan 4 lantai - Tidak mengganggu kegiatan di tempat wisata b. Pemanfaatan diizinkan secara bersyarat (B) (1) Lapangan, Taman Pintar pertemuan diizinkan bersyarat degan syarat digunakan untuk menunjang kegiatan pariwisata

11. Sub Zona Pertahanan dan Keamanan (KH-1) a. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas (T) (1) Toko dan warung diizinkan terbatas dengan ketentuan : - Luasan maksimal 10% dari luas blok - KDB maksimum 60% - KLB maksimum 1,2 - KDH minimum 10% dari luas persil - Mendapat izin dari pihak terkait - Untuk keperluan pihak terkait a. Pemanfaatan diizinan secara bersyarat (B) (1) Lapangan Olahraga, Gelanggang Olahraga, Gedung Olahraga, Masjid,Langgar/Mushola, diizinkan secara bersyarat dengan syarat : - Luasan maksimal 10% dari luas total blok. - Digunakan untuk menunjang kegiatan di bidang pertahanan dan keamanan - Memiliki izin dari pihak terkait. - Tidak menganggu kegiatan sekitar. - Rekomendasi teknis dari instansi terkait. - Medapat persetujuan dari warga sekitar. 12. Sub Zona Campuran: Perumahan dan Perdagangan/Jasa (C1) a. Pemanfaatan diizinkan secara terbatas (T) (1) Rumah susun rendah, rumah susun sedang, as-

89


rama, dan rumah adat diizinkan terbatas dengan Batasan : - - - - -

KDB maksimum 60% KLB maksimum 1,2-1,8 KDH minimum 30% Garis Sempadan Bangunan minimum 3 meter Tidak menganggu kegiatan sekitar.

(2) Penyaluran grosir, Pusat Perbelanjaan, Supermarket, Hewan peliharaan, Pakaian aksesoris, Jasa riset dan Pengembangan IPTEK, Jasa Penyediaan Ruang Pertemuan, Jasa Travel, Jasa Pemasaran Properti, Jasa Perkantoran, Studio Ketrampilan, dan Penginapan hotel diizinkan terbatas dengan batasan : - KDB maksimum 60% - KLB maksimum 1,2-1,8 - KDH minimum 30% - Garis Sempadan Bangunan minimum 3 meter - Tidak menganggu kegiatan sekitar. (3) Polsek dan Kantor Swasta diizinkan terbatas dengan batasan : - KDB maksimum 60% - KLB maksimum 1,2-1,8 - KDH minimum 30% - Garis Sempadan Bangunan minimum 3 meter (4) TK, SD, SMP, SMA/SMK Rumah Sakit tipe D,

90

Pos Kesehatan, Dokter Umum, Dokter Spesialis, Klinik, Gelanggang Olahraga,Gedung Serbaguna, Lembaga Sosial diizinkan terbatas dengan batasan : - KDB maksimum 60% - KLB maksimum 1,2-1,8 - KDH minimum 30% - Garis Sempadan Bangunan minimum 3 meter - Tidak menganggu kegiatan sekitar. (5) Plaza, Tempat Parkir, Taman Bermain dan Rekreasi, diizinkan terbatas dengan ketentuan: - KDB maksimum 60% - KLB maksimum 1,2-1,8 - KDH minimum 30% - Garis Sempadan Bangunan minimum 3 meter - Tidak menganggu kegiatan sekitar. (6) Tambak, Tempat Pelelangan Ikan, Perkebunan Agrobisnis, diizinkan terbatas dengan batasan yaitu tidak mengganggu kegiatan sekitar b. Pemanfaatan diizinan secara bersyarat (B) (1) Komersil/jasa Alat dan bahan farmasi, Penitipan hewan diizinkan bersyarat dengan syarat tidak mencemari lingkungan di sekitar. (2) Industri makanan, Tekstil, Pakaian Jadi, Pengemasan barang, kayu, kertas, dan daur ulang diizinkan bersyarat dengan syarat : - Tidak mencemari lingkungan


- Terdapat pengolahan limbah - Tidak mengganggu kegiatan di sekitar (3) Puskesmas dan Puskesmas pembantu diizinkan bersyarat dengan syarat : - Tidak mengganggu kegiatan di sekitar - Melayani untuk masyarakat sekitar (4) TPU diizinkan bersyarat dengan syarat : - Tidak mengganggu kegiatan masyarakat - Tidak mencemari lingkungan di sekitarnya - Jauh dari pusat permukiman (5) Kandang Hewan dan Pengambilan air tanah bersyarat dengan syarat : - Tidak mengganggu kegiatan di sekitar (6) Daur ulang Sampah dan pengolahan limbah diizinkan bersyarat dengan syarat : - Tidak mengganggu kegiatan masyarakat - Tidak mencemari lingkungan di sekitarnya - Jauh dari pusat permukiman 13. Subzona Campuran; Perumahan-Industri (C2) a. Pemanfaatan Bersyarat Secara Terbatas (T) (1) Rumah Susun Rendah, Rumah Susun Sedang, Rumah Kos diizinkan terbatas dengan batasan:

- KDB maksimum 80% - KLB maksimum 3,2 - - - -

KDH minimum 20% Ketinggian bangunan maksimum 4 lantai Garis sempadan bangunan minimum 3 meter Menyediakan lahan parkir dengan luas 7% dari luas persil

(2) Komersial dan Jasa Penyaluran Grosir, Pusat Perbelanjaan, Supermarket diizinkan terbatas dengan ketentuan: - KDB maksimum 80% - KLB maksimum 2,4 - KDH minimum 20% - Ketinggian bangunan maksimum 3 lantai - Garis sempadan bangunan minimum 5 meter - Menyediakan lahan parkir dengan luas 10% dari luas persil - Dilengkapi dengan gudang (3) Komersial dan Jasa Peralatan dan Pasokan Pertanian diizinkan terbatas dengan ketentuan: - KDB maksimum 80% - KLB maksimum 1 - KDH minimum 20% - Ketinggian bangunan maksimum 1 lantai - Garis sempadan bangunan minimum 3 meter - Dilengkapi dengan gudang

91


(4) Jasa Pemasaran Properti, Jasa Perkantoran / Bisnis Lainnya diizinkan terbatas dengan ketentuan: - KDB maksimum 80% - KLB maksimum 1,6 - KDH minimum 20% - Ketinggian bangunan maksimum 2 lantai - Garis sempadan bangunan minimum 3 meter (5) Penginapan Hotel, Penginapan Losmen, Cottage diizinkan terbatas dengan ketentuan: - KDB maksimum 80% - KLB maksimum 2,4 - KDH minimum 20% - Ketinggian bangunan maksimum 3 lantai - Garis sempadan bangunan minimum 3 meter - Menyediakan lahan parkir dengan luas 10% dari luas persil - Tidak dekat dengan sarana prasarana pendidikan

92

(6) Kantor Swasta diizinkan terbatas dengan ketentuan: - KDB maksimum 80% - KLB maksimum 2,4 - KDH minimum 20% - Ketinggian bangunan maksimum 3 lantai - Garis sempadan bangunan minimum 3 meter - Menyediakan lahan parkir dengan luas 10%

dari luas persil - Tidak dekat dengan sarana prasarana pendidikan (7) TK, SD, SMP, SMA/SMK diizinkan terbatas dengan ketentuan: - KDB maksimum 70% - KLB maksimum 2,1 - KDH minimum 30% - Ketinggian bangunan maksimum 3 lantai - Garis sempadan bangunan minimum 5 meter - Menyediakan lahan parkir dengan luas 10% dari luas persil (8) Pusat Informasi Lingkungan, Lembaga Sosial / Organisasi Kemasyarakatan diizinkan terbatas dengan ketentuan: - KDB maksimum 70% - KLB maksimum 1,4 - KDH minimum 30% - Ketinggian bangunan maksimum 2 lantai - Garis sempadan bangunan minimum 3 meter (9) Plaza, Taman Bermain dan Rekreasi diizinkan terbatas dengan ketentuan: - KDB maksimum 50% - KLB maksimum 1 - KDH minimum 35%


- Ketinggian bangunan maksimum 2 - Garis sempadan bangunan minimum 5 meter - Menyediakan lahan parkir dengan luas 10% dari luas persil - Terdapat lahan untuk PKL - Dilengkapi sarana dan prasarana umum b. Pemanfaatan Bersyarat Tertentu (B) (1) Komersil dan Jasa Hewan Peliharaan, Penitipan Hewan diizinkan bersyarat dengan syarat : - Mendapat persetujuan dari masyarakat maupun pihak terkait (2) Industri Tembakau, Kayu, Bahan Kimia dan Produknya, Produk Logam Olahan, Mesin dan Peralatan, Mesin Perkantoran, Mesin dan Perlengkapan Elektronik, Peralatan Medis. Jam, dan Instrumen Optis, Alat-alat Kendaraan Bermotor diizinkan bersyarat dengan syarat : - Mendapat persetujuan dari masyarakat maupun pihak terkait - Memiliki gudang penyimpanan - Sesuai dengan standar SNI dan aspek keterjangkauan yang telah ditentukan - Memiliki sarana penampung dan pengolah limbah industri - Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL (3) Rumah Sakit Gawat Darurat, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Dokter Spesialis, Klinik dan/ Rumah Sakit diizinkan bersyarat dengan syarat :

- Mendapat persetujuan dari masyarakat maupun pihak terkait - Memiliki izin praktek yang sah - Sesuai dengan standar SNI dan aspek keterjangkauan yang telah ditentukan - Memiliki sarana penampung dan pengolah limbah kesehatan - Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL - Tidak menganggu lingkungan sekitar terutama kegiatan fungsi utama yaitu pendidikan (4) Terminal Tipe C diizinkan bersyarat dengan syarat : - Mendapat persetujuan dari masyarakat maupun pihak terkait - Sesuai dengan standar SNI dan aspek keterjangkauan yang telah ditentukan - Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL - Dilengkapi dengan lahan parkir minimum 10% luas persil - Dilengkapi dengan jalur pejalan kaki dan pesepeda - Memiliki kepadatan penduduk yang tinggi - Tidak menganggu lingkungan sekitar terutama kegiatan fungsi utama yaitu pendidikan (5) TPU diizinkan bersyarat dengan syarat : - Mendapat persetujuan dari masyarakat maupun pihak terkait

93


- Sesuai dengan standar SNI dan aspek keterjangkauan yang telah ditentukan - Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL (6) Tempat Parkir diizinkan bersyarat dengan syarat : - Memenuhi desain yang sesuai dengan standar tempat parkir umum yang sudah ditentukan - Mendapat persetujuan dari masyarakat maupun pihak terkait - Memiliki ukuran 7%- 10% dari luas persil bangunan - Sesuai dengan standar SNI dan aspek keterjangkauan yang telah ditentukan - Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL (7) Pengambilan Air Tanah diizinkan bersyarat dengan syarat : - Sesuai dengan standar SNI dan aspek keterjangkauan yang telah ditentukan - Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL 14. Subzona Campuran; Pertanian dan Pariwisata (C3) a. Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T) (1) Kegiatan perumahan berupa guest house diijinkan secara terbatas dengan batasan: - KDB maksimum sebesar 60% - KLB maksimum 1,8

94

- KDH minimal 20% dari luas persil - Ketinggian bangunan maksimum 3 lantai - Tersedia lahan parkir sebesar minimal 10% dari luas persil (2) Kegiatan komersial dan jasa berupa toko, warung, serta makanan dan minuman, diijinkan secara terbatas dengan batasan: - KDB maksimum sebesar 70% - KLB maksimum 1,4 - KDH minimal 10% dari luas persil - Ketinggian bangunan maksimum 2 lantai - Tersedia lahan parkir sebesar minimal 5% dari luas persil (3) Kegiatan Sarana Pelayanan Umum (SPU) berupa masjid diijinkan secara terbatas dengan batasan: - KDB maksimum 60% - KLB maksimum 0,8-1 - KDH minimal 10% dari luas persil - Tersedia lahan parkir sebesar minimal 20% dari luas persil - Jumlah pemanfaatan mengikuti Pedoman Standar Pelayanan Minimal (4) Kegiatan RTNH berupa lapangan diijinkan secara terbatas dengan batasan: - KDB maksimum 80% - KLB maksimum 1,6 - Tersedia lahan parkir sebesar minimal 10% dari luas persil - Jumlah pemanfaatan mengikuti Pedoman Standar Pelayanan Minimal


(5) Kegiatan peruntukan lainnya berupa tambak, pemerahan susu, dan kandang hewan, diijinkan secara terbatas dengan batasan: - KDB maksimum sebesar 50% - KLB maksimum sebesar 0,5 - KDH minimal 40% dari luas persil - Ketinggian bangunan maksimal 1 lantai b. Pemanfaatan bersyarat tertentu (B) (1) Gedung serbaguna diizinkan dengan syarat: - Melaksanakan penyusunan dokumen Analisis Dampak Lalu-lintas (ANDALIN) - Mendapatkan persetujuan dari warga dan pemerintah setempat - Menyediakan ruang parkir sesuai kapasitas yang diperlukan (2) Wisata buatan diizinkan dengan syarat: - Melaksanakan penyusunan dokumen Analisis Dampak Lalu-lintas (ANDALIN) - Melaksanakan penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) - Mendapatkan persetujuan dari warga dan pemerintah setempat - Tidak mengganggu kegiatan dan lingkungan sekitar - Menyediakan ruang parkir sesuai kapasitas yang diperlukan 14. Subzona Perkantoran (KT-1) a. Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T)

(1) Kegiatan perumahan berupa rumah dinas diijinkan secara terbatas dengan batasan: - - - - -

KDB maksimum sebesar 70% KLB maksimum sebesar 1,4-1,8 KDH minimal 20% dari luas persil Ketinggian bangunan maksimal 2 lantai Tersedia lahan parkir sebesar minimal 10% dari luas persil - Garis sempadan bangunan minimal 3 m (2) Kegiatan komersial dan jasa berupa warung, supermarket, pusat perbelanjaan, plaza, pakaian dan aksesoris, tanaman, kendaraan bermotor dan perlengkapannya, jasa perawatan / perbaikan / renovasi barang, jasa bengkel, SPBU, teater, bioskop, restoran, penginapan hotel, penginapan losmen, jasa salon, serta jasa laundry, diijinkan secara terbatas dengan batasan: - Pembatasan jangka waktu pemanfaatan lahan sesuai peraturan terkait/masa berlaku ijin usaha dan dapat dipertimbangkan untuk diperpanjang/dihentikan - KDB maksimum sebesar 80% - KLB maksimum 2,4-2,8 - KDH minimal 10% dari luas persil - Ketinggian bangunan maksimum 3 lantai - Tersedia lahan parkir sebesar minimal 10% dari luas persil - Jarak bebas antar bangunan minimal 2 m untuk akses petugas pemadam kebakaran ke bagian samping dan belakang persil - Khusus jasa bengkel harus memperhitungkan tingkat kebisingannya dengan turut menam-

95


bahkan peredam suara agar tidak mengganggu kegiatan di sekitarnya - Khusus laundry dan salon harus menyalurkan limbahnya ke saluran IPAL kota (3) Kegiatan Sarana Pelayanan Umum berupa TK, SD, SMP, SMA/SMK, Perguruan Tinggi/Akademi, pos kesehatan, dokter umum, dokter spesialis, poliklinik, klinik dan/ rumah sakit, lapangan olahraga, gelanggang olahraga, gedung olahraga, klenteng, serta bandara khusus, diijinkan secara terbatas dengan batasan: - KDB maksimum sebesar 70% - KLB maksimum 3,5-4 - KDH minimal 30% dari luas persil - Jarak bebas antar bangunan minimal 2 m untuk akses petugas pemadam kebakaran ke bagian samping dan belakang persil - Ketinggian bangunan maksimal 5 lantai - Khusus untuk lapangan olahraga dan gedung olahraga ketinggian bangunan maksimal 1 lantai - Khusus untuk pos kesehatan, poliklinik, serta klinik dan/ rumah sakit, harus memiliki pengolahan limbah terpadu terutama untuk menangani limbah B3. (4) Kegiatan NRTH berupa lapangan serta taman bermain dan rekreasi, diijinkan secara terbatas dengan batasan: - Jumlah pemanfaatan mengikuti Pedoman Standar Pelayanan Minimal - Tersedia lahan parkir minimal 10% dari luas persil

96

a. Pemanfaatan bersyarat tertentu (B) (1) Kegiatan komersial dan jasa berupa hewan peliharaan, alat dan bahan farmasi, peralatan dan pasokan pertanian, jasa bangunan, serta jasa pemakaman, diizinkan dengan syarat: - Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL - Melaksanakan penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) - Tidak mengganggu kegiatan maupun lingkungan di sekitarnya (2) Rumah Sakit Tipe C, Rumah Sakit Tipe D, Rumah Sakit Bersalin, Rumah Sakit Gawat Darurat, serta puskesmas, diizinkan dengan syarat: - Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL - Mendapatkan persetujuan dari warga dan pemerintah setempat - Memiliki izin praktik yang sah - Sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam SNI dan aspek keterjangkauan yang berlaku - Menerapkan pengolahan limbah (IPAL) secara terpadu terutama untuk menangani limbah B3 - Tidak mengganggu kegiatan maupun lingkungan di sekitarnya (3) Kegiatan Sarana Pelayanan Umum (SPU) berupa stadion, gereja, pura, vihara, stasiun, serta bandara umum diizinkan dengan syarat: - Melaksanakan penyusunan dokumen Analisis Dampak Lalu-lintas (ANDALIN)


- Mendapatkan persetujuan dari warga dan pemerintah setempat - Berada pada tanah kering / tidak subur (4) Superblok dan stasiun terpadu diizinkan dengan syarat: - Melaksanakan penyusunan dokumen Analisis Dampak Lalu-lintas (ANDALIN) - Mendapatkan persetujuan dari warga dan pemerintah setempat - Menyediakan ruang parkir sesuai kapasitas yang diperlukan - Berada pada tanah kering / tidak subur 15. Zona Industri Kecil (I1) 16. a. Pemanfaatan Secara Terbatas (T) (1) Pasar Lingkungan diizinkan secara terbatas dengan batasan : - Jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan - Menyediakan lahan parkir minimal 10% dari persil (2) Pusat Perbelanjaan, Makanan dan Minuman, Pakaian dan Aksesoris, Jasa Bangunan diizinkan secara terbatas dengan batasan - Mendapat persetujuan oleh masyarakat - KDB maksimum 80% - Kepadatan bangunan tinggi

- Maksimum ketinggian bangunan 3 lantai (1) Jasa Bengkel, SPBU diizinkan secara terbatas dengan batasan : - KDB maksimum 80% - Kepadatan bangunan tinggi - Tidak mengganggu lingkungan sekitar (2) Poliklinik, Klinik dan/ Rumah Sakit, Gedung Olahraga, Masjid, Gedung Serbaguna, Balai Pertemuan, Lapangan diizinkan secara terbatas dengan batasan : - Jumlah disesuaikan dengan kebutuhan - Tidak mengganggu lingkungan sekitar (3) Terminal tipe A, B, C, Lapangan Parkir Umum, Lapangan diizinkan secara terbatas dengan batasan : - KDH minimal 30% - Jumlah sesuai ketersediaan lahan serta kebutuhan - Memiliki lahan parkir 30% dari luas KDB - Tidak mengganggu lingkungan sekitar b. Pemanfaatan Secara Bersyarat (B) (1) Rumah Susun Rendah, Rumah Susun Sedang diizinkan dengan syarat : - Mendapatkan persetujuan dari warga setempat dan pemerintah setempat

97


- Memiliki IMB yang sah dari instansi terkait - Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL - Tidak mengganggu lingkungan sekitar (2) Alat dan Bahan Farmasi, Peralatan dan Pasokan Pertanian, Kendaraan Bermotor dan Perlengkapannya diizinkan dengan syarat : - Sesuai dengan standar SNI yang berlaku - Memiliki penampung dan sarana pengelolaan limbah - Mendapat persetujuan dari masyarakat dan pemerintah - Tidak mengganggu lingkungan sekitar (3) Jasa Penyediaan Ruang Pertemuan, Jasa pemasaran Properti, Jasa Perkantoran/ Bisnis lainnya, Studio Ketrampilan diizinkan dengan syarat : - Tidak mengganggu kawasan sekitar - Jumlahnya sesuai dengan kebutuhan - Menyediakan lahan parkir dengan luas lahan minimal 30% dari luas persil - Maksimum tinggi bangunan 3 lantai - Dilengkapi dengan gudang - Garis sempadan bangunan minimum 5 meter (4) Polutan, Mengganggu Transportasi Lingkungan diizinkan dengan syarat : - Masih sesuai dengan SNI - Menyusun dokumen AMDAL

98

(5) Penimbunan Barang Bekas, BTS, Pembangkit Listrik diizinkan dengan syarat : - Mendapat persetujuan dari masyarakat dan pemerintah - Tidak mengganggu lingkungan sekitar (6) Super Blok, Stasiun Terpadu diizinkan dengan syarat - Tidak mengganggu lingkungan sekitar - Khusus bengkel harus didesain kedap suara dengan memberikan buffer - Jumlah disesuaikan dengan kebutuhan 17. Zona Aneka Industri (I2) a. Pemanfaatan Secara Terbatas (T) (1) Ruko, Toko, Warung diizinkan terbatas dengan batasan : - Jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan - Luas maksimum 100m2 per unit (2) Alat dan Bahan Farmasi, Pakaian dan Aksesoris diizinkan terbatas dengan batasan : - Jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan - Tidak mengganggu kawasan sekitar (3) Jasa Bangunan, Kendaraan Bermotor dan Perlengkapannya, Perawatan/Perbaikan/Renovasi


Barang diizinkan terbatas dengan batasan : - Dilengkapi dengan Gudang - Tidak mengganggu kawasan sekitar - Memiliki sempadan 5 meter (4) Poliklinik, Klinik dan/ Rumah Sakit, Gedung Olahraga, Masjid, Gedung Serbaguna, Balai Pertemuan, Lapangan diizinkan secara terbatas dengan batasan : - Jumlah disesuaikan dengan kebutuhan - Tidak mengganggu lingkungan sekitar (5) Terminal tipe A, B, C, Lapangan Parkir Umum, Lapangan diizinkan secara terbatas dengan batasan : - KDH minimal 30% - Jumlah sesuai ketersediaan lahan serta kebutuhan - Memiliki lahan parkir 30% dari luas KDB - Tidak mengganggu lingkungan sekitar (6) Super Blok, Stasiun Terpadu diizinkan dengan batasan: - KDB maksimum 80% - Kepadatan bangunan tinggi - Tidak mengganggu lingkungan sekitar b. Pemanfaatan secara Bersyarat (B) (1) Rumah Susun Rendah, Rumah Susun Sedang diizinkan dengan syarat :

- Mendapatkan persetujuan dari warga setempat dan pemerintah setempat - Memiliki IMB yang sah dari instansi terkait - Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL - Tidak mengganggu lingkungan sekitar (2) Peralatan dan Pasokan Pertanian, diizinkan dengan syarat : - Sesuai dengan standar SNI yang berlaku - Memiliki penampung dan sarana pengelolaan limbah - Mendapat persetujuan dari masyarakat dan pemerintah - Tidak mengganggu lingkungan sekitar (3) Jasa Bengkel, SPBU diizinkan terbatas dengan syarat : - Tidak mengganggu lingkungan sekitar - Khusus bengkel harus didesain kedap suara dengan memberikan buffer - Jumlah disesuaikan dengan kebutuhan (4) Jasa Penyediaan Ruang Pertemuan, Jasa pemasaran Properti, Jasa Perkantoran/ Bisnis lainnya diizinkan dengan syarat : - Mendapat persetujuan oleh masyarakat - KDB maksimum 80% - Kepadatan bangunan tinggi - Maksimum ketinggian bangunan 3 lantai

99


(5) Polutan, Mengganggu Transportasi Lingkungan diizinkan dengan syarat : - Masih sesuai dengan SNI - Menyusun dokumen AMDAL (6) Penimbunan Barang Bekas, BTS, Pembangkit Listrik diizinkan dengan syarat : - Mendapat persetujuan dari masyarakat dan pemerintah - Tidak mengganggu lingkungan sekitar 16. SubZona Industri Kimia Dasar (I3) a. Pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T) (1) Kegiatan perumahan berupa rumah susun rendah dan rumah susun sedang diijinkan secara terbatas dengan batasan: - KDB maksimum sebesar 70% - KLB maksimum 3,5 - KDH minimal 20% dari luas persil - Ketinggian bangunan maksimum 5 lantai - Tersedia lahan parkir sebesar minimal 10% dari luas persil - Jarak bebas antar bangunan minimal 2 m untuk akses petugas pemadam kebakaran ke bagian samping dan belakang persil - Garis sempadan bangunan minimal 3 m (2) Kegiatan komersial dan jasa berupa ruko, toko, warung,

100

supermarket, plaza, makanan dan minuman, alat dan bahan farmasi, kendaraan bermotor dan perlengkapannya, jasa bangunan, perawatan / perbaikan / renovasi barang, jasa bengkel, SPBU, jasa penyediaan ruang pertemuan, restoran, diijinkan secara terbatas dengan batasan: - Pembatasan jangka waktu pemanfaatan lahan sesuai peraturan terkait/masa berlaku ijin usaha dan dapat dipertimbangkan untuk diperpanjang/dihentikan - KDB maksimum sebesar 80% - KLB maksimum 2,4-2,8 - KDH minimal 10% dari luas persil - Ketinggian bangunan maksimum 3 lantai - Tersedia lahan parkir sebesar minimal 10% dari luas persil - Jarak bebas antar bangunan minimal 2 m untuk akses petugas pemadam kebakaran ke bagian samping dan belakang persil (1) Kantor swasta diijinkan secara terbatas dengan batasan: - KDB maksimum sebesar 70% - KLB maksimum 3,6-4 - KDH minimal 10% dari luas persil - Ketinggian bangunan maksimum 4 lantai - Tersedia lahan parkir sebesar minimal 20% dari luas persil - Jarak bebas antar bangunan minimal 2 m untuk


akses petugas pemadam kebakaran ke bagian samping dan belakang persil

properti, diizinkan dengan syarat: - Melaksanakan penyusunan dokumen Analisis Dampak Lalu-lintas (ANDALIN)

(2) Kegiatan Sarana Pelayanan Umum (SPU) berupa lapangan olahraga, gedung olahraga, masjid, gedung serbaguna, balai pertemuan dan pameran, terminal tipe B, terminal tipe C, serta pelabuhan diijinkan secara terbatas dengan batasan:

- Menyediakan ruang parkir sesuai kapasitas yang diperlukan

- KDB maksimum 60%

(2) Kegiatan perindustrian berupa industri tembakau, minyak dan batubara, polutan, maupun industri yang berpotensi mengganggu transportasi lingkungan diizinkan dengan syarat:

- KLB maksimum 0,8-1 - KDH minimal 10% dari luas persil - Tersedia lahan parkir sebesar minimal 30% dari luas persil - Jumlah pemanfaatan mengikuti Pedoman Standar Pelayanan Minimal (3) Kegiatan RTNH berupa lapangan dan plaza diijinkan secara terbatas dengan batasan: - KDB maksimum 40%

- Berada pada tanah kering / tidak subur

- Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL - Melaksanakan penyusunan dokumen Analisis Dampak Lalu-lintas (ANDALIN) - Melaksanakan penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) - Mendapatkan persetujuan dari warga dan pemerintah setempat

- KLB maksimum 0,8-1

- Memiliki instalasi pengolahan limbah (IPAL) yang terpadu

- Tersedia lahan parkir sebesar minimal 20% dari luas persil

- Berada pada tanah kering / tidak subur

- Jumlah pemanfaatan mengikuti Pedoman Standar Pelayanan Minimal

- Memiliki gudang penyimpanan sesuai kapasitas yang dibutuhkan - Tidak mengganggu kegiatan dan lingkungan sekitar

a. Pemanfaatan bersyarat tertentu (B) (1) Kegiatan jasa seperti jasa lembaga keuangan, jasa komunikasi, jasa penyediaan makanan dan minuman, jasa travel dan pengiriman barang, serta jasa pemasaran

(3) Kegiatan Sarana Pelayanan Umum (SPU) berupa Pusat Informasi Lingkungan, bandara umum, bandara khusus, serta lapangan parkir umum diizinkan dengan

101


syarat: - Melaksanakan penyusunan dokumen Analisis Dampak Lalu-lintas (ANDALIN) - Melaksanakan penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) - Tidak mengganggu kegiatan dan lingkungan sekitar (4) Kegiatan peruntukan khusus berupa daur ulang sampah, penimbunan barang bekas, BTS, serta pembangkit listrik diizinkan dengan syarat: - Melaksanakan penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) - Berada pada tanah kering / tidak subur - Khusus BTS dan pembangkit listrik penempatan dan instalasinya harus memperhatikan standar prosedur keselamatan (5) Super blok dan stasiun terpadu diizinkan dengan syarat: - Melaksanakan penyusunan dokumen Analisis Dampak Lalu-lintas (ANDALIN) - Mendapatkan persetujuan dari warga dan pemerintah setempat - Berada pada tanah kering / tidak subur - Menyediakan ruang parkir sesuai kapasitas yang diperlukan

102


103


104


urban design

105


106


Rencana Jalan Arteri

Lokasi : Jalan Jogja-Magelang, Mungkid Jl. Jogja-Magelang merupakan jalan arteri yang membelah Mungkid secara vertikal, bagian barat dan timur. Seperti namanya, jalan ini menghubungkan Jogja dan Magelang. Koridor jalan arteri saat ini didominasi oleh kegiatan perdagangan dan jasa yang cenderung pasif, contohnya saja BB Square Mall. Selain itu, belum adanya jalur lambat menjadi permasalahan pokok jalan arteri Jogja-Magelang. Fasilitas-fasilitas pelengkap jalan pun banyak yang kurang memadai seperti trotar, penerang jalan, kejelasan signage, dan lain-lain.

ARETHA 17/415092/TK/46381

Jalan arteri Jogja-Magelang saat ini masih berpotongan langsung dengan jalan lokal yang tidak sesuai dengan aturan hierarki jalan. Panjang jalan arteri yang masuk ke dalam delineasi amatan Mungkid yakni sekitar 3,063 km dan lebar total jalan sekitar 23 m dengan penampang jalan seperti berikut.

107


Latar Belakang

Analisis SWOT

Mungkid merupakan salah satu kabupaten yang dilalui oleh jalan arteri yaitu Jl.Jogja-Magelang yang membelah Mungkid menjadi 2 bagian yaitu Mungkid bagian barat dan timur. Keberadaan jalan arteri Jogja-Magelang meningkatkan aksesibilitas Mungkid sehingga menjadikan Mungkid sebagai kota yang cukup strategis.

S

Mobilitas jalan arteri Jogja-Magelang tinggi dengan perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Namun realita yang terjadi ialah koridor Jalan arteri Jogja-Magelang di Mungkid didominasi oleh kegiatan perdagangan dan jasa yang cenderung pasif dan kurang hidup sehingga keberadaannya belum mampu meningkatkan roda perekonomian Mungkid. Hal ini disebabkan persinggahan ke Mungkid yang rendah akibat pergerakan di jalan arteri yang tinggi menyebabkan kegiatan.

O : Keberadaan koridor komersil berpotensi untuk meningkatkan perekonomian kota dan kesejahteraan masyarakatnya

Pengaruh yang besar dari keberadaan dan kondisi koridor jalan arteri terhadap roda perekonomian kota menyebabkan pentingnya penataan koridor jalan arteri jogja magelang dalam rangka mengatasi persoalan tersebut. Maka dari itu diperlukan perencanaan yang bertujuan mengoptimalkan keduanya, baik peran dan fungsi jalan arteri primer serta koridor perdagangan dan jasa di sisi-sisi nya. Tidak hanya itu, perencanaan koridor jalan arteri Jogja-Magelang di Mungkid juga diselaraskan dengan tujuan perencanaan Kota Mungkid yakni “Mewujudkan Mungkid sebagai Kota Industri berbasis pertanian yang inovatif dan pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada tahun 2038 .�

108

: Letak Mungkid yang strategis

W : Terdapat koridor komersial di sisi jalan arteri JogjaMagelang yang merugikan keduanya, baik koridor komersil yang menjadi pasif dan jalan arteri Jogja-Magelang yang akan terganggu mobilitasnya.

T : Keberadaan jalan arteri memungkinkan


KDB (eksisting)

KDB (Rencana)

KLB (eksisting)

KLB (Rencana)

109


Analisis Permasalahan Salah satu permasalahan krusial yang ada di Mungkid yakni inefesiensi koridor komersil di sepanjang jalan arteri Jogja-Magelang. Jalan arteri yang menjadikan letak Mungkid secara geografis cukup strategis namun di sisi lain menyebabkan koridor komersil di sisi jalan arteri menjadi pasif dan tidak mampu menggerakan roda perekonomian kota guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Mungkid sebagaimana yang tertuang dalam tujuan perencanaan Mungkid. Dengan begitu, perencanaan penataan koridor komersil di sepanjang jalan arteri Jogja-Magelang menjadi hal yang begitu esensial. Permasalahan koridor komersil jalan arteri Jogja-Magelang meliputi beberapa sub-permasalahan. Bermula dari area jalan yang kurang luas menyebabkan tidak adanya ruang untuk menyediakan jalur lambat di sisi-sisi jalan sebagai akses menuju bangunan komersil tanpa harus melalui jalan arteri. Selain itu, jalur pedestrian yang ada belum mengakomodasi pejalan kaki dengan baik, seperti kurangnya vegetasi, tidak adanya peneduh bagi pejalan kaki, kurangnya penerangan ketika malam hari, kualitas fasad sekitar yang kurang memancing daya tarik pedestrian, kurangnya keberadaan tempat peristirahatan, dan tingkat kebisingan yang cukup tinggi, sehingga membuat jalur pedestrian yang telah ada belum ramah pejalan kaki serta tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

110

Selanjutnya, koridor komersil jalan arteri juga belum ditunjang dengan jembatan penyebrangan orang (JPO) sebagai untuk menghubungkan kedua sisi koridor. Kedua sisi koridor tersebut yang terpisah saat ini membuat tingkat keamanan yang rendah bagi penyebrang serta tidak adanya aspek keterhubungan yang dapat lebih menghidupkan koridor komersil tersebut. Selain itu, sub permasalahan yang ada ialah kurangnya kantong parkir yang memadai sehingga membuat pengunjung terkadang parkir secara sembarang pada bahu jalan. Kemudian jalan arteri ini juga berpotongan langsung dengan jalan lokal alih-alih seharusnya berpotongan dengan jalan kolektor. Rencana Pengembangan Tujuan perencanaan : “Menghidupkan koridor komersil Jl. Jogja-Magelang guna menggerakan roda perekonomian tanpa menganggu mobilitas jalan sebagai jalan arteri pada tahun 2038� Konsep : 1.Livable w Meningkatkan daya tarik koridor komersil Jl. Jogja-Magelang dengan cara mengakomodasi jalur pedestrian dengan pola/decorative brick pattern agar meningkatkan daya tarik pedestrian supaya berfungsi sebagaimana mestinya serta menyediakan jembatan penyebrangan orang untuk meningkatkan keterhubungan antar koridor di masing-masing jalur Jl. Jogja-Magelang.


2.Walkable

Bentuk dan Masa Bangunan

Mengakomodasi koridor komersil Jl. Jogja-Magelang dengan jalur pedestrian yang memenuhi aspek walkabality seperti keterhubungan (connected), kejelasan (legibile), kenyamanan (comfortable), kemudahan (convenient), kenyamanan (pleasant), keamanan (safe), keamanan (secure), universal (universal), aksesibilitas (accessibility) melalui variabel-variabel pelengkap jalan seperti peneduh jalan, vegetasi, penerang jalan, tempat peristirahatan, dan lain-lain.

Rencana Koefisien Dasar Bangunan (KDB) pada koridor ini terbagi menjadi 2 kategori yakni maksimal pada koridor ini ialah 100%. Hal ini disebabkan oleh lokasi geografis koridor komersil Jl. Jogja-Magelang yang strategis yaitu di sisi jalan arteri primer. Maka dari itu, diperlukan penggunaan lahan sebisa mungkin dimanfaatkan dengan maksimal. KDB minimal pada koridor ini ialah 20%. Hal ini disebabkan oleh lahan hijau (sawah) yang mendominasi. Semakin jauh dari sisi jalan arteri, KDB cenderung menurun.

3.Inklusif Mengakomodasi koridor komersil Jl.Jogja-Magelang dengan jalur khusus difabel. Detil Rencana Tata Guna Lahan Rencana Tata guna lahan makro koridor ini terdapat tiga jenis yakni perdagangan dan jasa pada sisi jalan arteri Jogja-Magelang, permukiman pada layer belakangnya, dan Ruang Terbuka Hijau berupa sawah pada layer paling belakang. Sedangkan tata guna lahan mikro yaitu tata guna lahan secara detail yang terdiri dari area komersil di sisi jalan arteri yang berupa ruko dengan luas masing-masing bangunan 150m2. Ruko tersebut dibangun 2 lantai ixuse. Selain itu terdapat perkerasan lahan lainnya meliputi paving block untuk lahan parkir, halaman, serta jalur pedestrian.

Rencana Koefisien Lantai Bangunan (KLB) di koridor ini terbagi menjadi 3 yakni <1, 1-1,5, dan 1,6-2. Dominansi KLB maksimal pada koridor ini ialah 1,6-2 yang mana merupakan ruko-ruko di koridor komersil Jl. Jogja Magelang, walaupun begitu terdapat juga beberapa bangunan komersil yang berlantai tiga.

111


Sirkulasi dan Perparkiran Sistem Sirkulasi Siteplan Koridor jalan arteri Jogja-Magelang menguhubungkan Jogja dan Magelang dan memiliki tiga sistem sirkulasi di dalamnya yaitu; sistem sirkulasi untuk jalur lambat, sistem sirkulasi jalur cepat (jalan arteri primer), serta sirkulasi bagi pejalan kaki berupa jalur pedestrian. Pada sirkulasi jalur cepat seringkali dilalui oleh kendaraan umum sehingga perlu adanya halte untuk mengakomodasi kendaraan umum.

• Sistem sirkulasi pejalan kaki Terdapat jalur pedestrian untuk mengakomodasi sirkulasi pejalan kaki. Pedestrian selebar 1,8m2 dilengkapi dengan tempat peristirahatan berupa tempat duduk yang memiliki dual fungsi sekaligus menjadi tempat vegetasi. Vegetasi tersebut juga berfungsi sebagai peneduh bagi pejalan kaki maupun orang yang duduk di bangku peristirahatan. Selain itu, jalur pedestrian juga dilengkapi dengan jalur khusus bagi difabel. Setiap detil jalur pedestrian tersebut dalam rangka mendukung aspek walkability dan inklusifitas

112

Selanjutnya, koridor komersil jalan arteri juga ditunjang dengan jembatan penyebrangan orang (JPO) sebagai untuk menghubungkan kedua sisi koridor.Rencana JPO meningkatkan tingkat keamanan bagi penyebrang pejalan kaki serta aspek keterhubungan antarkoridor yang dapat lebih menghidupkan kedua koridor komersil tersebut.

Sistem sirkulasi jalur lambat Terdapat jalur lambat selebar 3,5m untuk mengakomodasi koridor komersil tersebut. Jalur lebar tersebut diberi pola agar untuk menjunjung aspek unity dan memperlambat kecepatan kendaraan.Selain itu keberadaan jalur lambat juga berfungsi agar jalan lokal tidak langsung mengarah pada jalan arteri.


Penampang jalan Sistem parkir Terdapat kantong parkir untuk mengakomodasi pengunjung yang membawa kendaraan pribadinya agar tidak parkir di bahu jalan dan menimbulkan kemacetan.

Berikut merupakan rencana penampang jalan arteri Jogja-Magelang. Terdapat pelebaran jalan sebesar kurang lebih 6 meter dari keadaan eksisting.

Sist. Prasaranan dan utilitas lingkungan Terdapat manhole sebagai penghubung menuju saluran drainase serta tempat sampah untuk menjaga kebersihan.

113


114


Rencana Jalan Kolektor

Lokasi : Jalan Blabak-Mungkid, Mungkid Jalan Blabak Mungkid merupakan jalan kolektor yang membelah bagian utara dan selatan mungkid timur serta menghubungkan pusat Mungkid dengan Ketep dan melintasi kecamatan Mungkid dan Pagersari. Pada jalan ini juga terdapat Pusat ekonomi Mungkid seperti pabrik mirasa dan didominasi oleh permukiman warga serta toko kelontong atau rumah makan.

ALVIN 17/415090/TK/46379

115


Latar Belakang

Analisis Permasalahan

Jalan merupakan suatu aspek penting dalam suatu kota yang bersifat krusial. Setiap masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya menggunakan alat transportasi untuk menempuh suatu tempat tertentu. Perjalanan dari satu tempat ketempat lainnya tentu membutuhkan media transportasi yang layak digunakan. Semuanya itu tidak terlepas dari faktor infrastruktur jalan. Terlebih angka kepadatan penduduk yang terus meningkat sehingga pergerakan atau perpindahan barang atau manusia yang terjadi juga semakin meningkat. Maka tidak heran jika jalan mempunyai peranan yang sangat penting dalam memperlancar perekonomian, mendukung perkembangan sosial dan memperlancar pembangunan suatu daerah sehingga taraf hidup masyarakat akan meningkat. Sebagai contoh saat ini banyak mata pencaharian yang menggantungkan hidupnya dalam transportasi seperti Gojek, Grab, dan taksi online/logistik lainnya.

1. Banyak angkutan umum yang berhenti sembarangan

Jalan kolektor merupakan jalan yang memiliki fungsi melayani angkutan pengumpul dan memiliki ciri perjalanan sedang, kecepatan rata rata sedang serta jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan ini juga menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua atau jenjang kedua dengan jenjang ketiga. Maka tidak heran jika jalan kolektor memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan ekonomi kota.

Pada jalan kolektor ini, rambu lalu lintas yang ada hanyalah Traffic Light pada perempatan pusat Mungkid

116

Pada jalan kolektor ini memiliki lebar yang tergolong sempit dengan ukuran Rumaja 6 meter, Rumija 10 meter, Ruasja 15 meter. Oleh karena itu, banyak angkutan umum yang berhenti di pinggir jalan untuk menurunkan penumpang atau mengangkut penumpang sehingga dapat membahayakan pengendara yang berada dibelakang angkutan tersebut. 2. Jalan yang sempit Seperti yang sudah dijelaskan pada nomor 1, jalan kolektor memiliki ukuran yang cukup sempit dengan Rumaja 6 meter yang hanya memiliki kapasitas 2 mobil satu jalan. 3. Minim Rambu Lalu Lintas

4. Pedestrian yang tidak memadai Jalan kolektor Mungkid yang terdapat pedestrian hanya pada jalan yang dengan perempatan pusat Mungkid. Selebihnya hanya berupa tanah.


Tujuan Perencanaan ini dibuat dengan tujuan untuk memaksimalkan lahan sehingga menjadi Compact, inovatif, dan diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada saat ini maupun masa depan dan diselaraskan dengan tujuan kota Mungkid yakni “Mewujudkan Mungkid sebagai Kota Industri pertanian yang inovatif dan pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada tahu 2038� Preseden Pada rencana yang dilakukan oleh kelompok kami, pada jalan kolektor akan dibangun Terminal tipe c pada selatan jalan yang berjarak 150 meter dari pusat Mungkid. Selain itu angka pertumbuhan penduduk Mungkid mengalami kenaikan sehingga berpotensi jika pola pergerakan atau intensitas pemakaian kendaraan bermotor akan meningkat pesat. Oleh karena itu ada kemungkinan terjadinya kemacetan dan kekacauan infrastruktur jalan jika jalan kolektor tersebut tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu diharapkan dengan konsep Eco Compact Road dapat menyelesaikan masalah saat ini dan mencegah permasalahan yang diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang.

Konsep Konsep yang dipakai dalam rencana jalan kolektor ini adalah konsep Eco Compact Road. Eco merupakan konsep dimana untuk bahan baku yang dipakai merupakan bahan baku yang tidak merusak lingkungan atau suatu cara untuk menghemat bahan baku sehingga dapat dikatakan ramah lingkungan. Dalam rencana jalan kolektor ini yang dimaksud Eco adalah listrik yang digunakan untuk lampu penerangan jalan berasal dari pembangkit listrik tenaga angin yang dihasilkan oleh Vertical Wind Turbine yang diletakkan pada dekat perempatan pusat Mungkid, serta bagian timur jalan Blabak Mungkid. Lalu Compact merupakan konsep dimana tata guna lahan yang ada pada kawasan tersebut beragam dan saling menunjang satu sama lain. Pada kawasan jalan kolektor Blabak Mungkid ini, direncanakan beragam fungsi lahan mulai dari yang berbau ekonomi seperti ruko, kafe. Berbau peribadahan seperti masjid, serta fungsi lahan lain yang saling menunjang seperti taman, perpustakaan, terminal, parkir, gas station dan generator untuk pembangkit listrik tenaga angin. Sehingga Eco Compact Road merupakan konsep dimana suatu koridor jalan sepanjang 1 kilometer memiliki intensitas bangunan yang cukup tinggi serta fungsi lahan yang beragam serta penggunakan tenaga atau energi yang berasal dari pembangkit listrik terbarukan yakni pembangkit listrik tenaga angin yang diaplikasikan pada sepanjang jalan kolektor Blabak Mungkid tersebut dan pengoptimalan lahan yang ada untuk memaksimalkan lahannya sebaik mungkin dengan pelebaran jalan yang semula hanya 6 meter menjadi 10 meter, pembangunan

117


pedestrian serta pembangunan fasilitas lainnya seperti lampu jalan, jalur angkutan umum, firehydrant, trashcan.

Lalu untuk ruas jalan, akan diperlebar yang semula hanya 6 meter menjadi 10 meter dengan 4 lajur. Serta terdapat lajur untuk angkutan umum pada bagian barat dan fasilitas penyeberangan jalan.

yang kurang baik. Seperti yang sudah dijelaskan pada tata guna lahan, kawasan ini akan menjadi pusat kegiatan yang berfungsi untuk mendorong ekonomi kota. Oleh karena itu pemanfaatan lahan terbangun akan dimaksimalkan sebaik mungkin sehingga direncanakan untuk ukuran bangunan ruko 2 lantai sebesar 120 m2 dengan tinggi 12 meter. Lalu untuk bangunan lain menyesuaikan dengan lahan yang ada. Untuk pedestrian menggunakan materian paving berwarna merah muda sehingga dapat terlihat mudah saat malam hari dan menambah area resapan air hujan. Untuk ruko memakai 2 warna hijau dan putih dengan desain yang berbeda untuk mengurangi rasa monoton. Sehingga fasad dari koridor jalan kolektor tersebut menjadi lebih baik

Shirvani

Sirkulasi dan Parkir

Tata Guna Lahan

Sirkulasi kendaraan maupun pejalan kaki eksisting pada jalan Blabak Mungkid kurang baik karena memiliki lebar jalan yang sempit serta tidak adanya sarana pedestrian yang memadai bahkan pada bagian timur tidak dilengkapi oleh pedestrian. Selain itu untuk parkir, tidak tersedia lahan yang mencukupi karena lahan yang ada hanya pada pinggir jalan kolektor tersebut. Pada rencana ini, jalan akan diperlebar yang semula hanya 6 meter menjadi 10 meter serta penambahan fasilitas jalur untuk angkutan umum dibagian barat dan jalan yang berada dekat terminal untuk mengantisipasi kemacetan yang terjadi. Lalu untuk parkir, akan disediakan pada bagian timur berdampingan dengan ruko. Selain itu terdapat tambahan fasilitas seperti lampu jalan, tempat sampah yang tersebar pada pedestrian, firehydrant, dan penambahan rambu lalu lintas.

Pada konsep ini terdapat 3 tipe ruko yang berbeda desain untuk mengurangi rasa monoton saat melintas atau pergi ke kawasan tersebut. Untuk pedestrian menggunakan paving block untuk menambah area resapan air sehingga minim terjadinya banjir ketika musim hujan.

Tata guna lahan pada kawasan jalan kolektor Blabak Mungkid pada kondisi eksisting adalah komersil dimana hanya terdapat toko toko kecil disepanjang koridor jalan. sehingga direncanakan menjadi pusat komersial, namun tidak berarti hanya tata guna lahan disektor perdagangan saja yang ada pada koridor jalan kolektor ini. Ada beberapa fungsi bangunan yang lain seperti peribadatan, lahan terbuka hijau atau taman, gas station, dan terminal. Bentuk dan Masa Bangunan Pada kondisi eksisting koridor Blabak Mungkid masa bangunan tidak tersusun secara teratur, bentuk yang beragam, dan ukuran bangunan yang bermacam macam sehingga memiliki fasad

118


Ruang Terbuka Pada kondisi eksisting, hanya terdapat ruang terbuka berupa tanah kosong yang tidak memiliki fungsi lahan yang jelas. Namun pada rencana ini, kami menambahkan ruang terbuka berupa taman dibagian barat. Area Pedestrian Kondisi eksisting tidak tersedia pedestrian yang layak an hanya terdapat pada bagian barat (dekat pusat Mungkid). Pada rencana ini, akan dibangun pedestrian dengan material paving block sepanjang koridor jalan kolektor Blabak Mungkid dengan dilengkapi lampu penerangan jalan yang disebar beberapa titik. Tanda Tanda (Signage) Pada rencana akan ditambah tanda-tanda kondisi jalan seperti jalan bergelombang, menanjak, dan sebagainya sesuai dengan kondisi jalan tersebut. Pendukung Kegiatan Pada kondisi eksisting koridor jalan kolektor ini hanya memiliki beberapa pendukung seperti tempat perbelanjaan namun tidak terlalu besar. Sehingga pada rencana ini akan dibangun perpustakaan di utara jalan depan terminal, masjid, dan gas station. Rehabilitasi Terdapat salah satu bangunan yang tidak terpakai lagi dan akan dialih fungsikan dan dibangun menjadi lahan parkir

119


120


Pengembangan Kawasan Perumahan Gondang Lokasi : Mungkid

Kawasan perencanaan terletak di dua Kelurahan, yaitu Pagersari dan Gondang. “Kawasan Perumahan Gondang� sendiri diambil dari nama jalan yang melewati kawasan perencanaan, yaitu Jl. Gondang Raya. Total luas perencanaan di kawasan ini adalah sekitar 21 hektar. Dari kegiatan masyarakat sendiri, kawasan ini masih didominasi oleh permukiman dan lahan sawah.

NADELA

17/410122/TK/45479

Kawasan ini sendiri berbatasan langsung dengan Jl. Candirejo (jalan lokal primer), berdekatan dengan Jl. Blabak-Mungkid (jalan kolektor), dan dilewati oleh aliran Sungai Elo. Jl. Candirejo dan Jl. Blabak-Mungkid sendiri sudah didominasi oleh kegiatan komersil, dimana kedepannya jalan-jalan ini kemungkinan akan menjadi pusat kegiatan baru di Mungkid untuk 20 tahun mendatang. Oleh karena itu, diperkirakan akan semakin banyak pendatang yang datang ke Mungkid untuk bekerja dan tentu membutuhkan tempat tinggal serta fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan masyarakat lainnya.

121


Latar Belakang Pada tahun 2038, diperkirakan jumlah penduduk diperkirakan akan bertambah sebesar 4.000 jiwa. Tetapi, jika merujuk kepada tujuan perencanaan Mungkid, yaitu “Mewujudkan Mungkid sebagai Kota Industri Kreatif Berbasis Pertanian yang Inovatif dan Pariwisata Berwawasan Lingkungan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat pada Tahun 2039”, tentu akan ikut mempengaruhi pertambahan penduduk, yang kebanyakan besar akan berasal dari tenaga kerja untuk industri dan pariwisata, sehingga permintaan lahan untuk perumahan akan semakin meningkat sehingga dibutuhkan suatu kawasan perumahan yang lebih terintegrasi, humanis, dan ekologis. Analisis SWOT Potensi (Strength) •Masih banyaknya lahan kosong yang dapat dibangun untuk perumahan berupa lahan sawah •Lokasi yang strategis karena dekat dengan pusat-pusat kegiatan •Harga lahan yang masih murah untuk dibangun sebagai perumahan •Menyediakan suatu kawasan perumahan yang layak huni bagi masyarakat setempat maupun pendatang •Meningkatkan daya tarik dan menghidupkan suasana dengan suatu kawasan perumahan yang ramah lingkungan

122

Masalah (Weakness •Terdapat beberapa lahan sawah yang dikonservasi sehingga tidak diperbolehkan untuk dibangun •Kawasan terkesan “mati” karena minimnya interaksi yang terjadi antar warga •Minimnya akses karena banyak jalan lingkungan yang bersifat cul de sac •Kondisi beberapa rumah yang tidak layak •Minimnya fasilitas umum atau fasilitas sosial yang reachable dengan berjalan kaki Kesempatan (Opportunity) •Berkembangnya Jl. Blabak-Mungkid dan Jl. Candirejo sebagai kawasan komersial •Bertambahnya masyarakat pendatang yang bekerja di industri-industri dan pariwisata yang akan dikembangkan di Mungkid Hambatan (Threat) •Perizinan terkait lahan sawah yang hendak dijadikan lahan terbangun untuk kawasan perumahan •Terdapat kawasan perumahan lain yang lebih dekat dengan pusat kegiatan


Tujuan Perencanaan

Site Plan

Sesuai dengan tujuan perencanaan Mungkid, yaitu “Mewujudkan Mungkid sebagai Kota Industri Kreatif Berbasis Pertanian yang Inovatif dan Pariwisata Berwawasan Lingkungan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat pada Tahun 2039�, diharapkan dengan adanya pengembangan Kawasan Perumahan Gondang, dapat mengakomodasi tempat tinggal yang terintegrasi, humanis, ekologis bagi masyarakat setempat ataupun masyarakat pendatang yang hendak bekerja di pusat-pusat kegiatan baru di Mungkid.

a Tata Guna Lahan w

Kawasan ini mengusung konsep mix use, dimana dalam kawasan perumahan ini tidak hanya terdiri dari guna lahan permukiman, tetapi juga guna lahan lainnya yang mendukung kegiatan masyarakat setempat, seperti komersil, jasa, dan pendidikan. Untuk guna lahan permukiman, akan direncanakan pembangunan rusun yang terdiri dari empat bangunan, dimana ada satu bangunan yang berjumlah tiga lantai dan tiga bangunan lainnya berjumlah dua lantai.

123


Intensitas Pemanfaatan Lahan Untuk guna lahan komersil, pada bagian selatan kawasan perencanaan yang bersinggunan dengan Jl. Candirejo, yang mana jalan ini merupakan jalan lokal primer yang cukup ramai dengan kegiatan komersil, sehingga kedepannya akan direncanakan koridor komersil yang menggunakan konsep “shared street”, dimana koridor ini memungkinkan pejalan kaki, pengguna sepeda, serta kendaraan bermotor dapat mengakses jalan yang sama tanpa adanya trotoar, dengan persyaratan kecepatan kendaraan bermotor di bawah 10 km/jam. Dari aspek pendidikan, direncanakan pembangunan fasilitas berupa TK dan SD yang dekat dengan permukiman warga, dikarenakan dalam peta existing, kawasan perencanaan belum tercover oleh sarana pendidikan TK dan SD.

KDB rencana Pada Kawasan Perumahan Gondang, KDB tertinggi berada pada bagian barat, kawasan yang bersinggunan dengan Jl. Candirejo yang merupakan salah satu titik kegiatan masyarakat, dimana KDB nya berkisar antara 61 – 100%. Kemudian, di bagian timur bawah, karena akan direncanakan pembangunan rusun, bangunan serbaguna serta kafetaria, intensitas KDB yang awalnya berkisar antara 21-48% meningkat menjadi 4160%. Kemudian untuk intensitas lahan yang berada di sekitar sungai, karena adanya pemberlakuan sempadan sungai dengan radius 5 meter, KDB yang ada di pinggiran sungai berkisar antara 0 – 20%. KLB rencana Untuk rencana KLB, hampir sama dengan rencana KDB, dimana bagian barat bawah memiliki KLB yang cukup tinggi, dimana hampir mendekati angka 3 dikarenakan adanya kegiatan komersil dan permukiman yang cukup pada. Kemudian untuk KLB pada bagian timur bawah, dikarenakan akan ada pembangunan rusun yang mencapai 3 lantai, maka KLB memiliki peningkatan yang cukup signifikan, yaitu menjadi berkisar antara 1,61 – 2,4

124


KDB eksisting

KLB Rencana

KDB Rencana

KLB Rencana

Penampang jalan Pada jalan lokal Gondang Raya, direncanakan lebar jalan sebesar 3,5 meter, trotoar di pinggir jalan yang masing-masing lebarnya sebesar 1,5 m, serta sempadan bangunan sebesar 0,75 meter. Kemudian, pada jalan lokal Gondang Raya yang berada dekat dengan Jl. Candirejo, dimana jalan ini mengusung konsep “shared street�, yang di sepanjang jalannya terdapat kegiatan komersil. Shared street ini memiliki lebar 8 meter.

Sirkulasi dan Jalur Penghubung Sirkulasi

Parkir

Dari aspek sirkulasi, semua jalan yang ada di kawasan ini bersifat dua arah karena akan dipadati dengan permukiman, maka untuk mengatasi pembangunan yang bersifat organik, maka untuk pola jalan dirancang dengan bentuk irregular grid, sehingga banguann permukiman dapat lebih tertata serta memudahkan mobilisasi para pengguna jalan dalam mengakses jalan di kawasan ini.

Kegiatan parkir yang cukup menonjol pada kawasan ini adalah pada lahan parkir yang dikhususkan untuk para penghuni rusun, dimana lahan parkir ini dapat diakses melalui jalan lokal Gondang Raya yang mengarah ke timur, serta jalan lokal yang menuju ke utara.

125


Ruang Terbuka Dalam mengusung konsep “humanis� dan “ekologis�, maka dalam kawasan perumahan ini disediakan ruang terbuka hijau publik yang terletak di dalam kawasan rusun, dan di pinggiran sungai yang mengalir di kawasan ini. Pendukung Kegiatan Guna meningkatkan livability dalam kawasan perumahan ini, maka direncanakan suatu shared street yang di sepanjangnya terdapat bangunan-bangunan komersial, dimana pejalan kaki, pengguna sepeda, dan pengguna mobil dengan kecepatan rendah. Preservasi Pada kawasan ini diterapkan aturan terkait sempadan sungai, dimana dalam radius 5 meter dari sungai tidak boleh ada lahan terbangun, sehingga guna lahan yang diperbolehkan hanya berupa RTH. Hal ini dilakukan dalam rangka menjaga keseimbangan lingkungan pada Kawasan Perumahan Gondang.

126


127


128


Rencana Pasar Mungkid

Lokasi : Kecamatan Mungkid, Mungkid Pasar Mungkid terletak di Kelurahan Mungkid, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Pasar Mungkid merupakan satu-satunya pasar yang ada di Mungkid. Pasar ini melayani kegiatan ekonomi di Mungkid dan sekitarnya sehingga masih bersifat lokal. Letaknya sangat strategis karena berada di pusat kota. Berada di samping Jalan Pasar Blabak. Terdapat ruko-ruko atau took-toko yang berada di sepanjang Jalan Pasar Blabak. Berada di area seluas kurang lebih 5000 m2 pasar ini menjadi pusat perdagangan di Mungkid saat ini.

Y O G A

17/415089/TK/46378

129


Latar Belakang Perencanaan

Analisis permasalahan

Potensi :

Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah Pasar Mungkid masih dianggap kurang mampu untuk melayani masyarakat luar Mungkid baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Selain itu keberadaan kios-kios pasar yang langsung mengarah ke jalan dapat menimbulkan bahaya dan kemacetan apabila intensitas pengguna jalan tinggi sementara intensitas pengunjung pasar juga tinggi. Untuk saat ini, keberadaan lahan parkir masih bersifat on street dikarenakan minimnya lahan parkir yang tersedia. Dalam perencanaan 20 tahun mendatang, jalan tersebut akan direncanakan menjadi jalan kolektor dengan intensitas kendaraan yang cukup tinggi, sehingga sistem parkir on street tidak cocok. Diperlukan lahan parkir yang cukup dan memadai untuk kegiatan di pasar Mungkid

1.Keberadaan pasar sendiri merupakan potensi yang dapat diintegrasikan dengan fasilitas-fasilitas lainnya seperti plaza, taman,parkir, dan yang lainnya. 2.Berada di pusat kota sehingga memiliki letak yang sangat strategis. 3.Memiliki lahan yang cukup luas untuk perencanaan pembangunan kembali pasar. 4.Banyak permukiman di Mungkid yang terdapat kolam ikan untuk budidaya maupun untuk dijual. Masalah : 1.Kondisi pasar yang masih kurang mempu melayani kebutuhan ekonomi bagi masyarakat luar Mungkid maupun bagi masyarakat Mungkid di masa mendatang 2.Keberadaan pasar yang sangat dekat dengan rencana jalan kolektor. 3.Kurangnya lahan parkir yang tersedia.

130


Rencana Pengembangan Konsep : “Kawasan Pasar Tradisional Yang Nyaman dan Atraktif Dengan Penataan Bangunan Modern� Merupakan konsep pasar yang dibangun dan menggunakan fasilitas modern untuk meningkatkan image serta kenyamanan dan keamanan pasar. Kondisi pasar yang bersifat tradisional merujuk kepada aktivitas pasar yang masih mengedepankan interaksi sosial antara penjual dan pembeli. Aktivitas seperti jual beli secara langsung dapat meningkatkan interaksi sosial antar masyarakat. Bangunan direncanakan dengan bahan dan gaya yang modern untuk meningkatkan daya tarik serta kenyamanan masyarakat. Akses menuju pasar dibuat berupa koridor dengan stand-stand makanan serta juga disediakan taman dan pepohonan untuk meningkatkan kenyamanan. Kawasan pasar dibuat atraktif dan menarik agar pengunjung dapat menikmati suasana di pasar. Kegiatan seperti memancing di kolam ikan dan hiburan di tengah kawasan diharapkan mampu menghidupkan kawasan pasar.

Elemen Urban Design Tata Guna Lahan Rencana tata guna lahan di Kawasan Pasar Mungkid berupa perdagangan. Begitu juga area sekitar, terutama sepanjang jalan pasar mayoritas pemanfaatan lahan berupa perdagangan. Sementara area permukiman berada di area luar kawasan.

131


Sirkulasi dan Parkir Dalam menunjang mobilisasi di Kawasan Pasar Mungkid perlu adanya penataan agar tidak terjadi kesemrawutan. Jalan Pasar Mungkid yang semula jalan lokal direncanakan menjadi jalan kolektor untuk memudahkan mobilisasi dari luar Mungkid menuju pusat kota maupun sebaliknya. Perlunya sarana prasarana penunjang kegiatan transportasi. Di kawasan tersebut terdapat 2 halte tempat pemberhentian bus atau angkutan umum. Disamping halte juga terdapat telepon umum bagi masyarakat. Di Kawasan Pasar Sendiri juga terdapat lahan parkir diperuntukan bagi pengunjung maupun penjual. Untuk mengurangi terjadinya penumpukan kendaraan di area parkir, dalam perencanaan parkir menggunakan pendekatan parkir progresif maka terdapat alat pengatur waktu parkir. Area Pedestrian Disempanjang jalan kolektor terdapat area psedestrian yang ditujukan untuk memudahkan mobilisasi masyarakat menuju pasar. Selain itu, untuk memasuki kawasan pasar hanya diperbolehkan bagi pejalan kaki.

132


Bentuk dan Massa Bangunan Bangunan pasar direncanakan menjadi pasar yang berarsitektur modern. Hal ini dikarenakan untuk meningkatkan daya tarik, kenyamanan, dan keamanan bagi masyarakat. Luas bangunan kurang lebih 2400m2 dengan ketinggian 12 m. Bangunan diarahkan menhadap ke barat (depan) dan timur (belakang) untuk memaksimalkan cahaya matahari. Ruang Terbuka Kawasan Pasar sendiri memiliki koridor ruang terbuka dan juga ruang public yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk menikmati suasana di pasar. Selain itu disamping jalan menuju pasar terdapat beberapa stand makanan dan minuman. Terdapat juga tempat sampah yang disediakan di setiap sudut jalan.

Tanda-tanda

Di sekitar kawasan parkir juga terdapat penanda seperti penanda parkir, kendaraa, penanda halte, dan sebagainya. Pendukung kegiatan Dalam mendukung terciptanya kawasan pasar yang hidup maka direncanakan terdapat kolam pemancingan dan panggung hiburan. Kolam pemancingan ditujukan bagi sarana hiburan masyarakat serta juga bisa membeli hasil tangkapan ikannya di pasar ikan. Panggung hiburan terletak di tengah akses menuju pasar. Konservasi Perencanaan kawasan pasar tetap berada di lokasi yang ada saat ini. Hal ini dikarenakan tempat tersebut sudah sangat strategis bagi masyarakat yang hendak melakukan aktivitasi di pasar.

133


134


Rencana Termial (Tipe-C) Lokasi : Mungkid

Kawasan yang akan direncanakan menjadi terminal tipe C Mungkid berada di tengah kota Mungkid. Kawasan dengan luas kurang lebih 12 Ha ini berada di selatan jalan Blabak Mungkid dan berdekatan dengan jalan Yogya-Magelang di barat. Kawasan ini yang akan menjadi terminal ini merupakan sebagian dari lahan bekas pabrik kertas yang sudah lama tidak beroperasi. Berdekatan dengan lokasi terminal, terdapat pasar Mungkid, SMP Negeri 1 Mungkid, wisata tubing, dan pusat perdagangan regional di sepanjang jalan Blabak-Mungkid.

MUNA 17/411367/TK/45852

135


Latar Belakang

Tujuan:

Transportasi umum berupa angkutan desa masih menjadi pilihan alternatif sarana transportasi bagi masyarakat Mungkid. Masyarakat umum, pengunjung pasar, maupun anak sekolahan menjadi konsumen aktif dari angkutan desa yang ada di Mungkid. Variasi kegiatan yang ada di Mungkid turut berperan meningkatkan intensitas penggunaan angkutan desa. Terlebih lagi, dengan adanya recana untuk menjadikan Mungkid sebagai kota wisata dan industri di tahun 2038. Rencana ini secara perlahan akan menuntut pemerintah menyediakan angkutan yang lebih masif sebagai fasilitas bagi wisatawan maupun pendatang di Mungkid. Namun tingginya tingkat pengguna angkutan desa tidak diimbangi dengan fasilitas pendukung yang memadai. Hingga saat ini angkutan desa di Mungkid tidak memiliki terminalnya sendiri. Armada-armada angkutan desa menjadikan pelataran warung di pinggir jalan arteri sebagai terminal bagi mereka. Hal ini terntu saja selain tidak sesuai dengan peruntukan guna lahannya, namun juga menurunkan safety. Jalan arteri yang seharusnya tidak memiliki bahu jalan yang padat aktivitas justru menjadi tempat keluar masuk angkutan desa. Oleh karena itu, direncanakanlah terminal tipe C di Mungkid.

Mewujudkan terminal Mungkid yang livable, inclusive, dan entertaining sebagai fasilitas pendukung industri dan wisata Kota Mungkid. Konsep perencanaan : Perencanaan terminal tipe C Mungkid dilakukan dengan mengusung tiga konsep dasar yaitu : a.Livable. Prinsip livable diwujudkan dengan keragaman penggunaan lahan yang ada. Terdapat beragam fasilitas pokok maupun fasilitas penunjang yang disediakan berdasarkan standar layana minmal terminal dan disesuaikan dengan adat kebiasaan masyarakat pengguna teminal Mungkid. b.Inclusive. Prinsip inclusive diwujudkan dengan menyediakan fasilitas yang mewadahi kebutuhan dari berbagai segmen masyarakat yang menjadi target penggun layanan terminal tipe C Mungkid. c.Entertaining. Prinsip entertaining diterapkan dalam konsep teminal Mungkid sebagai upaya untuk meningkatkan minat masyarakat menggunakan angkutan desa. Fasilitas yang disediakan direncanakan dapat mewadahi penumpang untuk beraktivitas sehingga akan mencegah rasa bosan penumpang ketika menunggu keberangkatan armada.

136


Detail Rencana Pengembangan Lokasi dan Sirkulasi Lokasi terminal tipe C Mungkid berada di sisi selatan jalan kolektor Blabak-Mungkid dan berada di beberapa ratus meter di timur jalan arteri. Angkutan desa yang semula parkir di tepi jalan arteri kemudian dialokasikan pindah bberapa ratus meter ke timur menjauhi jalan arteri sehingga mengurangi hambatan lalu lintas di jalan arteri. Terminal juga berada di tepi jalan kolektor blabak Mungkid yang merupakan jalan kolektor yang paling ramai di Mungkid. Hal ini mendukung keberadaan terminal tipe Mungkid terlihat oleh masyarkat maupun pendatang yang datang ke Mungkid. Dari segi lokasi terhadap pusat kegiatan, lokasi terminal berada strategis di tengah kota mengingat jarak akses yang dekat dengan pusat-pusat kegiatan di Mungkid. Terminal Mungkid berada satu kompleks dengan taman kota Mungkid, wisata air Mungkid, pasar Mungkid, galeri oleh-oleh dan koridor perdagangan regional, serta wisata tubing yang berada di utara jalan kolektor Blabak-Mungkid.

Sirkulasi Keberadaan terminal sebisa mungkin menimbulkan dampak minimal terhadap lalulintas sekitarnya. Oleh karena itu, pintu masuk menuju terminal didesain berada di sisi barat berdekatan dengan taman kota. Sedangkan pintu gerbang sisi timur jalan kolektor hanya disediakan untuk akses masuk pejalan kaki. Pintu masuk untuk angkutan umum dan kendaraan pribadi penumpang pun memiliki akses yang berbeda sehingga tidak menggaggu mobilitas.Untuk mewadahi pejalan kaki, sisi luar pagar dari terinal Mungkid disediakan jalur pedestrian dengan luas 1,8 m.

137


Massa Bangunan

Wajah Bangunan

Terminal tipe C mungkid di desain dengan konsep terbuka menggunakan kanopi. Fasilitas-fasilitas terminal berada di bawah kanopi yang menjadi atap bagi bangunan utama terminal. Hal ini untuk menunjang view dan panorama yang lebih luas. Pagar luar terminal yang hanya didesain setinggi 1 meter dan bangunan terminal yang tidak solid akan memberi view yang menarik bagi penumpang. Pengguna terminal bisa melihat lalu lalang kendaraan di luar teminal hingga aktivitas taman kota.

Pintu masuk utama bagi kendaraan umum berada di jalan lokal di sisi barat. Namun wajah maupun gapura dengan papan terminal Mungkid berada di ujung di sisi barat laut terminal, ditepi jala kolektor Blabak-Mungkid. Hal ini agar perwajahan dan branding terminal lebih terlihat oleh pengendara yang melalui Mungkid.

138


Fasilitas (menurut Menteri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995) a.Jalur pemberangkatan dan jalur kedatangan kendaraan umum Jalur pemberangkatan dan kedatangan angkuta desa didesain memiliki jalur masing-masing dengan pola mengelilingi bangunan utama terminal. Hal ini untuk memastikan angkutan umum hanya berjalan di rute khusus di jalur angkutan umum dengan adanya jalur khusus dapat meningkatkan safety bagi pengunjung terminal. b.Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk dalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum Tempat parkir untuk kendaraan umum disediakan di 2 sisi terminal. Tempat parkir angkutan umum menggunakan tipe parkir bersudut 30 derajat. Dengan pola parkir ini, akan memperkecil penggunaan ruang untuk kebutuhan parkir. Selain itu, dengan posisi parkir yang tidak tegak lurus akan memperkecil peluang mengganggu kendaraan yang lalu lalang. c.Bangunan kantor terminal Terminal Mungkid memiliki fasilitas bagunan kantor yang meliputi : helpdesk/front office, administrasi terminal, ruang kesehatan, dan tempat penitipan barang.

d.Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar berada di bawah kanopi bangunan utama terminal. Fasilitas yang disediakan yaitu musholla, toilet, warung, dan tempat duduk tunggu. Tempat tungu penumpang disediakan dalam bentuk yang bervariasi. Bagi penumpang dengan kelas usia remaja disediakan meja-meja-meja diskusi dengan berbagai model. Hal ini memudahkan mereka jika ingin belajar sembari menunggu kedatangan angkutan maupun sekedar mengobrol atau membaca buku. Sedangkan untuk penumpang usia dewasa hingga tua disediakan fasilitas tunggu tempat duduk dengan sandaran punggung yang lebih nyaman. e.Tempat parkir kendaraan penumpang Tempat parkir disediakan di sisi selatan terminal berdekatan dengan pintu masuk kendaraan pribadi. Tempat parkir disediakan baik untuk parkir inap maupun parkir sementara. f.Bengkel Bengkel disediakan di ujung tenggara terminal, sedikit terpisah dengan pusat kegiatan terminal. Bengkel disediakan sebagai pusat reparasi angkutan-angkutan desa yang butuh perbaikan.

139


140


Rencana Taman Mungkid Lokasi : Mungkid

Taman Mungkid dan Umbul Mungkid yang berada dipusat kota dan di lokasi yang strategis yang berada di dekat jalan arteri Magelang-Yogyakarta. Luas total site untuk kawasan Taman Mungkid dan Umbul Mungkid adalah 20 Ha.

AZIZAH 17/413471/TK/45911

Taman Mungkid sebagai sarana sosial masyarakat dan daya tarik Mungkid yang bersifat inklusif. Taman Mungkid menjadi wajah baru untuk Mungkid dengan memenuhi sarana sosial Mungkid berupa green open space yang dilengkapi berbagai fasilitas seperti playground, amphytheater, jogging track, cycling track, lapangan, dll. Taman kota dibuat sebagai wisata baru yang berwawasan lingkungan guna mewujudkan tujuan Mungkid. Umbul Mungkid berupa tempat wisata alam untuk pemandian dan wisata underwater yang memanfaatkan sumber mata air Mungkid. Umbul Mungkid dibangun dengan meevitalisasi kawasan mata air dengan memaksimalkan potensi untuk pariwisata agar skala pelayanan tidak hanya lokal tetapi bisa untuk wisataa air berupa wisata under water dan pemandian mata air skala regional. Selain itu, Umbul Mungkid dilengkapi berbagai fasilitas seperti pemandian, wisata under water, kegiatan komersil yang menunjang objek wisata.

141


Latar Belakang

Analisis SWOT

Mungkid merupakan salah satu kawasan perkotaan yang berada di daerah strategis yang dilalui jalan arteri Yogyakarta-Magelang. Sesuai dengan tujuan Mungkid pada tahun 2039 yang akan menjadikan Mungkid sebagai kota industri dan wisata, maka pada perencanaan ini lebih menekankan aspek wisata yang berwawasan lingkungan.

S : banyak lahan kosong yang luas dan tidak terawat, dekat dengan jalan utama (jalan arteri Jogja-Magelang dan jalan sekunder primer), terdapat sumber mata air yang melimpah namun belum dimanfaatkan maksimal untuk pariwisata

Pariwisata menjadi sektor penting dalam pembangunan, bahkan mampu menjadi core economy dalam pertumbuhan Mungkid karena pertumbuhan sektor ini yang relatif cepat. Menurut UNWTO Tourism Highlihts tahun 2016 menunjukkan bahwa sektor pariwisata memberikan sumbangan sebesar 10% terhadap GDP dunia, menyumbang sebesar 7% terhadap ekspor dunia dan merupakan penyumbang kesempatan kerja yang cukup besar - satu dari sebelas kesempatan kerja dunia disumbang oleh sektor pariwisata. Mungkid sendiri memiliki berbagai kekayaan alam yang jika dimanfaatkan untuk pariwisata memiliki potensi yang besar untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi Mungkid. Adanya taman Mungkid dan Umbul Mungkid diharapkan mampu mengatasi masalah yang ada di Mungkid dan mengoptimalkan potensi Mungkid sehingga terwujudlah tujuan Mungkid pada tahun 2039.

142

W : minimnya ruang publik sebagai ruang sosial, tata ruang eksisting yang belum mengikuti aturan lingkungan sesuai standar khususnya untuk sempadan mata air O : dekat dengan jalan arteri dan pusat-pusat pertumbuhan sehingga Taman Kota dan Umbul Mungkid berada di kawasan yang ramai, pembangunan taman kota dan Umbul mungkid mampu menjadi ladang lapangan pekerjaan bagi masyarakat Mungkid dan menambah daya tarik orang untuk berkunjung ke Mungkid T : daya tarik Mungkid kurang sehingga perkotaan kurang hidup, kondisi mata air yang kurang terawat yang hanya digunakan untuk berenang dan mandi anak-anak


eksisting umbul

eksisting taman kota (mata air)

143


KONSEP PENGEMBANGAN “Menjadikan kawasan Taman Mungkid dan Umbul Mungkid sebagai pusat pariwisata di Mungkid dan menjadi sarana publik guna memenuhi fasilitas sosial di Mungkid yang berwawasan lingkungan dan inklusif sehingga menambah daya tarik Mungkid.�

Ruang Terbuka

Detail rencana Sirkulasi Akses utama yang masuk melalui jalan arteri lalu jalan utama menuju Taman dan Umbul Mungkid dengan luas sekitar 16m yang memadai untuk akses kendaraan roda 2 dan 4.terdapat jalur pedestrian dan jalur khusus sepeda, juga ramah difabel sehingga bersifat inklusif.

before Salah satu permasalahan di Mungkid adalah kurangnya ruang public sebagai wadah sosial, maka dari itu dibangunlah ruang terbuka public yang mampu memenuhi kebutuhan rekreasi masyarakat dan sebagai wisata baru di Mungkid.

before

144

Ruang terbuka bernuansa alam yang berwawasan lingkungan adalah Umbul Mungkid. Kondisi eksisting yang hanya digunakan oleh asyarakat sekitar, direncanakan menjadi wisata skala regional untuk mendukung pembangunan Mungkid


after

hafter

145


Lahan persawahan yang dikonservatif untuk menjaga tata ruang Mungkid. Sesuai aturan SNI bahwa sempadan mata air adalah 200m

Pusat Parkir yang mampu menampung kendaraan yang parkir untuk Taman Mungkid dan Umbul Mungkid

PRESEDEN •Umbul Ponggok menjadi percontohan pembuatan Umbul Mungkid yang berwawasan lingkungan dan menjadi wisata alam yang memiliki daya tarik tinggi

146

•Taman Kota Bandung menjadi percontohan Taman Mungkid yang inklusif dan hidup.


147


148


Rencana Wisata Tubing

Lokasi : Desa Senden, Mungkid Kawasan area wisata tubing ini terletak di Keluahan/Dusun Senden. Wisata tubing itu sendiri terdiri dari aliran sungai sepanjang 2 kilometer yang menyajikan keindahan alam mungkid. aliran air sedang, sehingga wahana ini cocok dimainkan pengunjung usia anak-anak, remaja hingga dewasa. Pada area ini juga terdapat luasan area yang bisa digunaan untuk kegiatan keakraban berkelompok. Selain itu, pada area wisata ini juga di sediakan area komersil yang menjual masakan khas Jawa dan aneka produk olahan masyarakat.

NAUFAL

17/415097/TK/46386

149


Latar belakang

Analisis SWOT

Mungkid merupakan salah satu kawasan perkotaan yang berada di daerah strategis yang dilalui jalan arteri Yogyakarta-Magelang. Sesuai dengan tujuan Mungkid pada tahun 2039 yang akan menjadikan Mungkid sebagai kota industri dan wisata, maka pada perencanaan ini lebih menekankan aspek wisata yang berwawasan lingkungan.

S : Keberadaan sungai yang cukup lebar dengan aliran sedang dan adanya lahan kosong untuk dikembangkan.

Pariwisata menjadi sektor penting dalam pembangunan, bahkan mampu menjadi core economy dalam pertumbuhan Mungkid karena pertumbuhan sektor ini yang relatif cepat. Menurut UNWTO Tourism Highlihts tahun 2016 menunjukkan bahwa sektor pariwisata memberikan sumbangan sebesar 10% terhadap GDP dunia, menyumbang sebesar 7% terhadap ekspor dunia dan merupakan penyumbang kesempatan kerja yang cukup besar - satu dari sebelas kesempatan kerja dunia disumbang oleh sektor pariwisata.

O : adanya wisata tubing (eksisting)

Keindahan Sungai Elo dapat memanjakan mata sebagai salah satu destinasi wisata. Sehingga, untuk mengoptimalkan wisata Sungai Elo, dibangunah area wisata tubing di Mungkid yang di tunjang dengan fasilitas lain seperti area berkegiatan, area komersil dan pelayanan.

150

W : mata pencaharian mayoritas penduduk adalah petani, sehingga penggunaan lahan hanya sebatas pertnian sawah atau ladang yang masih konservatif.

T : wisata tuing yang ada tidak berkembang karena faktor aksesibilitas dan sebagainya Analisis permasalahan Ada banyak program pengembangan potensi daerah oleh pemerintah, namun hal tersebut menuntut kesiapan dari masyarakat menghadapi perubahan. Banyak daerah ata kawasan yang sukses mengembangkan wisata pada area yang sebelumnya bukan area wisata. Seperti : Umbul Ponggok Klaten, Kawasan Taman Bunga Malang, dll. Sehingga kesiapan mulai pemerintah hingga masyarakat dibutuhkan dalam pengembangan proyek wisata ini. Serta perencanaan peruntukan lahan yang jelas. Karena lahan pada kawasan yang akan dibangun merupakan aea persawahan. Dalam perencanaan 20 tahun ini, diharapkan kehadiran wisata air (Tubing) di Mungkid dapat menjadi magnet wisata yang meningkatkan kegiatan perekonomian dan menciptakan lapangan pekerjaan baru non-agraria bagi masyarakat. Terutama bagi pemuda yang berkakarir ke luar kota. Hal tersebut merupakan masalah sekaligus potensi dengan menciptakan lapangan keja dekat dengan rumah.


Kondisi Eksisting wisata tubing (atas) penanda area / penunjuk arah; (kanan atas) jarak dari lokasi ke titik terjun lumayan jauh; (kanan bawah) lokasi pelayanan bersebelahan dengan pabrik batako, jalan sempit dan kawasan belum tertata.

151


Rencana Pengembangan

Detail Rencana

Konsep

Tata Bangunan

“Area Wisata Tubing dan Keluargac yang atraktif dan berwawasan lingkungan�

Terdapat tiga area secara terpisah pada kawasan wisata tubing yang di peruntukan untuk komersil dan pelayanan. Tatabangunan linear tehadap jalan dan sentral pada lahan luas.

Menyediakan pelayanan wisata keluarga / kelompok untuk beraktifitas pada area luas atau menikmati keindahan alam. Area wisata ini juga mendukung produk pengolahan hasil bumi Mungkid melalui lapak penjualan di sekitar area wisata dan produk buah tangan lainnya. Tujuan Meningkatkan perekonomian Mugkid melalui peningkatan pemanfaatan lahan serta mendorong produktifitas kelompok industri kecil-menengah melalui pengunjung area wisata.

Sirkulasi & parking lokasi wisata diakses ke utara dari jalan kolektr Blabak-Mungkid. Perbaikan jalur menjadi 2 arah mememadai untuk kendaraan roda 4 dan roda 2. Sedangkan untuk area parkirnya, erdapat area yang cukup luas untuk menampung hingga 100 kendaraan roda 4. Bentuk dan massa bangunan Bangunan komersil restoran mengasimilasikan arsitektur jawa, sedangkan area pelayanan dan komersil lainnya berbentuk umum dengan ketinggian maksimal 2 lantai. Ruang Terbuka Terdapat area di atas bibir sungai, area dimana instruktur menjelaskan kepada pengunjung tubing tentang tataca berkgiatan wisata tubing di sungai.

152

Dan diatasnya terdapat lahan luas sekitar 16.000 m2 untuk berkegiatan seperti acara kantor, outbond ringan, acara sekolah, kepemimpinan,


153


Area pedestrian Jalan beraspal hanya dari gerbang hingga area parkir sisanya berupa petkan tanah untuk pedestrian. Tanda- tanda Terdapat gerbang yang menandakan area kawasan wisata tubiing. Terdapat tanda-tanda berupa carea parkir, tempat sampah, toilet, dll Konservasi Perencanaan kawsan tubing meminimalisir pembangunan bangunan berkoefisien dasar bangunantinggi dan menghindari penggunaan material bangunan permanen selain area di dalam area kawasan wisata.

before

Preseden Bali River Tubing Guadalupe River - New Braunfels, Texas

after

154


155


156


Rencana Kawasan Wisata Pertanian Lokasi : Desa Senden, Mungkid

Secara administratif kawasan rencana berada di Desa Senden yang terletak di bagian utara Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kawasan ini memiliki luas sebesar Âą 30 hektar dengan fokus perencanaan berupa lahan pertanian seluas 11,8 hektar. Pada kondisi eksistingnya kawasan rencana kurang memiliki daya tarik karena sebagian besar lahan masih berupa lahan pertanian maupun lahan yang belum terbangun sama sekali. Fungsi bangunan juga hanya terdiri dari bangunan perumahan dan tempat ibadah. Sementara komersil maupun jasa jarang ditemukan di kawasan ini.

GRACE

17/413479/TK/45919

157


Latar Belakang Perencanaan

Delineasi kawasan

Mungkid merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Magelang yang pemanfaatan ruangnya didominansi oleh pertanian. Tercatat 70% lahan di Mungkid masih berupa lahan pertanian. Sementara itu lahan non pertanian/lahan terbangunnya hanya 30% dari total keseluruhan lahan yang ada. Pemanfaatan ruang di Kecamatan Mungkid yang didominansi oleh pertanian juga ditandai dengan banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai buruh tani. Hingga saat ini, profesi tersebut masih menjadi matapencaharian utama masyarakat Mungkid. Namun meski begitu, pertanian di Mungkid tergolong kurang berkembang. Sebagian besar lahan hanya dimanfaatkan untuk bercocok tanam dengan menggunakan cara yang konvensional sehingga hasil pemanfaatannya menjadi kurang maksimal. Padahal dengan kondisi yang ada, pertanian di Mungkid memiliki potensi untuk mendatangkan profit yang besar bagi daerah maupun masyarakatnya. Oleh sebab itu, rencana pengembangan pertanian Mungkid dimaksudkan agar pemanfaatan pertanian di Mungkid dapat lebih inovatif, kreatif, dan efisien, sehingga mampu mendatangkan profit yang lebih maksimal bagi masyarakat maupun daerah. Selain itu, rencana pengembangan pertanian juga ditujukkan untuk mendukung tercapainya tujuan perencanaan Mungkid dan mengatasi beberapa permasalahan yang menghambat perkembangan Mungkid (seperti kurangnya daya tarik serta minimnya tempat wisata ataupun rekreasi masyarakat) dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan terhadap lingkungan.

158

Fokus Pengembangan Pengembangan pada area seluas 11,8 Ha


Analisis Potensi dan Masalah

Rencana Pengembangan

Potensi:

“Kawasan Wisata Pertanian yang Berkelanjutan dengan Sistem Minapadi�

- Mungkid memiliki lahan pertanian yang sangat luas (70% dari keseluruhan lahan) - Sebagian besar penduduk bermatapencaharian sebagai petani - Lokasi kawasan rencana dekat dengan kampung UMKM padi Mungkid (berjarak Âą 500 m) - Memiliki lahan dengan tingkat kelerengan yang rendah dan tidak berada pada daerah rawan bencana Masalah: - Variasi kegiatan masyarakat minim sehingga kawasan tergolong sepi - Tempat rekreasi maupun pariwisata masih sangat jarang di Mungkid - Kurangnya inovasi dalam bidang pertanian - Kurangnya daya tarik kawasan

Tujuan Secara umum tujuan dari rencana pengembangan adalah untuk memaksimalkan potensi pertanian dengan tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Pertanian diharapkan tidak hanya dimanfaatkan sebagai penghasil komoditas saja melainkan juga dikembangkan menjadi kawasan wisata yang menguntungkan dan dapat menambah daya tarik bagi kawasan tersebut. Selain itu, rencana pengembangan ini juga bertujuan agar hasil pertanian pada kawasan tersebut dapat menjadi lebih maksimal sehingga dapat menunjang tujuan perencanaan Mungkid sebagai kota industri yang berbasis pertanian. Konsep Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka fokus perencanaan pada kawasan ini adalah mengembangkan kawasan wisata pertanian yang berkelanjutan dengan menggunakan sistem minapadi. Sistem minapadi merupakan suatu sistem usaha tani gabungan yang memanfaatkan genangan air di lahan pertanian untuk budidaya ikan. Sistem ini dipilih selain karena dapat mendukung efisiensi lahan dan menjadi destinasi pariwisata yang unik, juga dapat mendukung penerapan konsep pertanian berkelanjutan yang memberi keuntungan ganda.

159


Dengan adanya budidaya ikan pada lahan pertanian maka petani tidak lagi memerlukan pestisida untuk mengusir hama. Selain itu baik dari segi kuantitas maupun kualitas hasil pertanian juga menjadi lebih baik dan maksimal karena tidak mengandung pestisida, residu, maupun bahan-bahan kimia lain. Selain menerapkan sistem minapadi, pada kawasan ini juga diterapkan konsep wisata rendah karbon dengan cara menyediakan jalur yang walkable agar wisatawan merasa nyaman, aman, dan terdorong untuk berjalan. Terdapat juga penyewaan kendaraan tidak bermotor, seperti sepeda ataupun becak mini yang dapat digunakan wisatawan selama berada di dalam kawasan. Sementara itu untuk menunjang akses maka dilakukan perbaikan jalur menuju kawasan wisata serta penambahan trotoar bagi pejalan kaki di sepanjang jalan lokal di kawasan tersebut.

Elemen Fisik Rencana Kawasan 1.Tata Guna Lahan Tata guna lahan pada kawasan rencana terdiri atas pertanian serta perumahan. Lahan pertanian selain difungsikan untuk kegiatan pertanian juga dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata berbasis alam.

2.Tata Bangunan Pada kawasan rencana ketinggian bangunan maksimal adalah setinggi 3 lantai. Namun khusus kawasan wisata pertanian ketinggian bangunan maksimal adalah 2 lantai. Orientasi bangunan pada kawasan rencana tergolong bervariasi, namun sebagian besar berorientasi ke arah barat. Sementara itu garis sempadan ditetapkan sejauh 2 m karena lahan merupakan lahan pertanian

160


Pintu Masuk Pintu Keluar

3..Sirkulasi dan Parkir Untuk mendukung kelancaran mobilitas dan aksesibilitas pada kawasan tersebut, maka direncanakan perbaikan sirkulasi dengan cara menambah serta memperbaiki jalan di beberapa titik. Contohnya antara lain menambah jalan lokal serta memperbaiki akses menuju kawasan wisata pertanian, menambah jalan lingkungan di beberapa titik perumahan warga, serta memberlakukan jalur masuk dan keluar yang berbeda di dalam kawasan wisata dengan tujuan agar arus kendaraan menjadi lebih lancar dan aman dilalui.

161


Sementara itu untuk sistem parkirnya, pada kawasan wisata diberlakukan sistem parking off-street. Hal ini disebabkan karena jalan di sekitar kawasan wisata merupakan jalan lokal ataupun jalan lingkungan yang tergolong tidak terlalu lebar sehingga akan sangat mengganggu pengguna kendaraan lain jika diberlakukan parking on-street. Penyediaan parkir dalam kawasan wisata sendiri dibuat semampu mungkin dapat mengakomodasi kebutuhan parkir pengunjung kawasan tersebut. 4.Ruang Terbuka Sistem ruang terbuka pada kawasan rencana terdiri atas lahan pertanian, lahan parkir, taman, jalur pedestrian, jalur sepeda, serta ruang jalan. Lahan pertanian sebagai ruang terbuka selain digunakan untuk bercocok tanam juga dimanfaatkan untuk budidaya ikan. Lahan parkir sebagai tempat untuk memarkirkan kendaraan pengunjung terdiri atas lahan parkir untuk kendaraan bermotor seperti bus, mobil dan motor, serta lahan parkir untuk kendaraan tidak bermotor seperti sepeda dan becak mini. Taman yang terdapat di dalam kawasan wisata selain sebagai penambah estetika juga dapat menjadi titik kumpul bagi pengunjung kawasan tersebut. Jalur sepeda dan pedestrian pada kawasan wisata dijadikan satu karena merupakan jalur khusus pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor.

162


5.Jalur Pejalan Kaki Sebagai kawasan yang mengusung konsep rendah karbon, maka pengembangan kawasan rencana mengedepankan kepentingan para pejalan kaki maupun pengguna kendaraan tidak bermotor. Kawasan direncanakan dengan mengutamakan prinsip walkability bagi para pejalan kaki dengan cara menyediakan jalur trotoar yang dilengkapi guiding block pada jalan lokalnya. Selain itu dalam kawasan wisata sendiri seluruh jalannya dibuat ramah bagi pesepeda dan pejalan kaki dengan tidak mendukung aktivitas kendaraan bermotor di dalam kawasan wisata. 6.Aktivitas Pendukung Pada kawasan wisata terdapat beberapa aktivitas pendukung seperti adanya restoran outdoor yang menjual masakan olahan hasil pertanian, taman, serta gazebo-gazebo sebagai tempat berkumpul dan beristirahat pengunjung. 7.Signage Umumnya signage yang terdapat pada kawasan rencana merupakan signage penunjuk jalan maupun signage yang tujuannya memberi informasi tertentu pada masyarakat ataupun pengunjung kawasan wisata. Peletakan signage juga diatur agar tidak menimbulkan dampak visual yang terlalu berlebihan dan mengganggu.

163


1

3

2

4

Denah Rencana Kawasan Wisata Pertanian

2

3

1

4 5

9 6

5

7

164

8


6

8

7

9

165


Title : ďŹ nal report Study Case : Mungkid Date Created/ Published : c2019 Printed by Everyprint Publishing Writers : Yoga & friends


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.