Implementrasi New Urban Agenda dalam Perencanaan Kawasan Pogung

Page 1

Proposal Implementasi New Urban Agenda dalam Perencanaan Kawasan

POGUNG

07180 40001


01

pendahuluan Menurut Badan Pusat Statistik (2017), Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 115 perguruan tinggi dengan total mahasiswa sebanyak 174.046 orang dengan rincian 131.762 orang berasal dari perguruan tinggi negeri dan 42.284 orang dari perguruan tinggi swasta. Dari jumlah mahasiswa perguruan tinggi tersebut 40,38% diantaranya adalah mahasiswa Universitas Gadjah Mada, salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia menurut QS Asia University Rankings. Banyaknya perguruan tinggi serta predikat UGM sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia tersebut menimbulkan peristiwa masuknya mahasiswa dari luar DIY dengan angka yang cukup tinggi. Peristiwa masuknya mahasiswa dari luar DIY ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi kawasan di sekitar kampus. Tingginya permintaan akan tempat tinggal membuat kawasan di sekitar kampus berupaya untuk menyediakan akomodasi berupa kos-kosan, diikuti dengan kegiatan lain seperti warung makan, laundry, dan toko sebagai penunjang kebutuhan mahasiswa. Apabila ditinjau dari sisi ekonomi, kegiatan tersebut mempunyai dampak positif bagi masyarakat sekitar kampus, tetapi dalam jangka panjang dapat menimbulkan masalah baru karena sifatnya yang organik, spontan, dan tidak direncanakan. Salah satunya adalah kawasan Pogung yang terletak di utara UGM. Bertambahnya jumlah mahasiswa UGM dari luar kota, membuat jumlah kos-kosan, warung makan, dan toko di kawasan Pogung juga semakin bertambah. Kawasan Pogung menjadi kampung yang padat dengan intensitas aktivitas yang tinggi. Dari situ mulai muncul permasalahan sep-

Gambaran kondisi Kawasan Pogung

erti kekumuhan dan kesenjangan. Tetapi di sisi lain, Pogung juga menunjukkan potensi pengembangan sebagai kawasan pendukung kegiatan mahasiswa yang inklusif dilihat dari keberagaman yang tinggi, baik dari sisi sosial maupun ekonomi. Maka dari itu tujuan perencanaan ini adalah menyiapkan kawasan Pogung untuk memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu kawasan yang inklusif, berkelanjutan, aman, dan tangguh lewat pengembangan potensi-potensi kawasan Pogung sebagai kawasan pendukung kegiatan mahasiswa dengan memperhatikan karakteristik setempat tanpa menimbulkan masalah baru di masa mendatang.

Implementasi New Urban Agenda dalam Perencanaan Kawasan Pogung

1


PEMILIHAN LOKASI Lokasi perencanaan mengambil kawasan

Pogung dan sekitarnya, yaitu Pogung Baru, Pogung Dalangan, Pogung Kidul, Pogung Raya, serta beberapa area di Pandega dan Barek. Delineasi perencanaan menggunakan batas-batas fisik yaitu Jalan Pandega Marta di sebelah utara, Jalan Kaliurang di sebelah timur, Jalan Teknika Selatan disebelah selatan, dan Selokan Mataram di sebelah barat. Kawasan Pogung dipilih karena mempunyai intensitas aktivitas yang tinggi dibanding kawasan-kawasan sekitar kampus yang lain seperti Klebengan dan Sendowo. Permasalahan di kawasan Pogung juga lebih kompleks, karena orang-orang yang beraktivitas di kawasan Pogung tidak hanya warga yang tinggal disana saja, tetapi juga orang luar. Selain itu, pengaruh kawasan Pogung dinilai kuat. Pada RTRW Kabupaten Sleman, kawasan Pogung termasuk Kawasan Perkotaan Yogyakarta yang terkategori sebagai PKN. Kawasan Pogung juga diperuntukkan sebagai kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi.

02

analisis

METODE PENGUMPULAN DATA Metode-metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data adalah observasi, penyusunan kuesioner yang ditargetkan untuk mahasiswa yang tinggal di kawasan Pogung, wawancara dengan akademisi (dosen), dan wawancara dengan warga yang tinggal di kawasan Pogung.

Peta Dasar Kawasan Pogung

METODE ANALISIS DATA Analisis data ini dilakukan berdasarkan se-

bagian bab dari Urban Design Reclaimed karangan Emily Talen yang meliputi neighborhood, proximity, traffic, dan center. Analisis data ini sebagai dasar penentuan tapak perencanaan di kawasan Pogung. Selain itu analisis juga meliputi penggambaran karakteristik kawasan dari segi kondisi fisik, guna lahan, aksesibilitas dan transportasi, kesesuaian hukum, sosial budaya, kesehatan, dan gaya belajar. Analisis neighborhood, adalah pembagian satu kawasan besar menjadi unit-unit yang lebih kecil. Kawasan Pogung dan sekitarnya, mempunyai 4 unit neighborhood yang dibagi berdasarkan kesamaan karakteristik fisik, sosial, dan ekonomi. Neighborhood yang pertama adalah Pogung Raya, yang kedua adalah Pogung Baru dan sebagian kawasan Pandega, yang ketiga adalah Pogung Kidul dan sebagian kawasan Barek, dan yang terakhir adalalah Pogung Dalangan.

2

Implementasi New Urban Agenda dalam Perencanaan Kawasan Pogung

Peta Koefisien Dasar Bangunan Kawasan Pogung


ANALISIS KONDISI FISIK Kondisi bangunan yang ada di Pogung

menunjukkan sebuah pola yang unik. Di neighborhood I, kondisi bangunan permanen dan sangat terawat, rata-rata dua lantai dengan KDB sedang, bersih, dan tidak terkesan begitu padat karena lebar jalan sekitar 3-4 meter. Perumahan yang bersifat gated community dan kos-kosan eksklusif banyak ditemukan di area ini. Neighborhood II mempunyai kondisi bangunan yang sama seperti neighborhood I, tetapi kos-kosan eksklusif dan perumahan lebih jarang ditemukan, rata-rata tinggi bangunan juga hanya satu lantai. Di neighborhood III, mulai ditemui beberapa bangunan yang tidak terawat, walaupun masih merupakan bangunan yang bersifat permanen. Area ini terkesan lebih padat, dipengaruhi oleh angka KDB yang lebih tinggi, jarak antar bangunan (sempadan) yang saling menempel satu sama lain, dan lebar jalan yang hanya sekitar 2-4 meter. Ter-

akhir, di neighborhood IV, banyak ditemui bangunan tidak terawat, bahkan bersifat semi permanen dengan dinding triplek atau kayu. Bangunan semi permanen ini berupa warung makan yang terletak di samping selokan mataram. Lebar jalan di Pogung Dalangan sebagian besar juga hanya berkisar antara 0,8-1,5 meter, padahal terdapat beberapa bangunan dengan tinggi mencapai dua lantai. Jalan yang sempit dengan bangunan berlantai dua itulah yang membuat neighborhood IV, terkesan kumuh dan lembab. Dari empat neighborhood tersebut, dapat disimpulkan bahwa neighborhood IV memiliki kondisi yang paling buruk dan perlu banyak pembenahan.

Gambaran kondisi neighborhood I

Gambaran kondisi neighborhood II

Gambaran kondisi neighborhood III

Gambaran kondisi neighborhood IV

Peta Neighborhood Kawasan Pogung

ANALISIS GUNA LAHAN Guna lahan di kawasan Pogung di dominasi

oleh perumahan berupa kos-kosan. Variasi akomodasi untuk mahasiswa di kawasan Pogung beragam. Kos-kosan eksklusif banyak dibangun di Pogung Baru, sementara kos-kosan dengan harga yang lebih terjangkau berada di sekitar selokan Mataram. Guna lahan jasa perdagangan banyak

ditemukan di sekitar Jalan Kaliurang, Jalan Pandega Marta, dan selokan Mataram. Jasa perdagangan di Jalan Kaliurang terdiri dari restoran, rumah makan, hotel, minimarket, dan percetakan, sedangkan jasa perdagangan di Jalan Pandega Marta dan sekitar selokan Mataram didominasi oleh warung makan. Untuk ruang terbuka hijau di kawasan Pogung, jenisnya berupa perkarangan privat.

Implementasi New Urban Agenda dalam Perencanaan Kawasan Pogung

3


Center berupa ruang terbuka hijau yang digunakan untuk kegiatan kampung

Kondisi jasa perdagangan di samping Jalan Pandega

Peta Guna Lahan Eksisting

Kondisi jasa perdagangan di samping Jalan Selokan Mataram

SOSIAL BUDAYA Dilihat dari interaksi sosialnya, sebagian

besar responden berpendapat bahwa interaksi sosial antara warga dan mahasiswa pendatang secara intens terfasilitasi dalam kegiatan-kegiatan kampung seperti perayaan hari kemerdekaan, Idul Adha, dan beberapa kegiatan di masjid, tetapi dalam sehari-sehari interaksi sosial mereka hanya sebatas menyapa di kos atau jalan. Dari segi kriminalitas, menurut pemetaan yang dilakukan Polres Sleman, kawasan Pogung termasuk kawasan rawan tindak kriminalitas berupa pencurian kendaraan bermotor, pencurian dengan kekerasan, dan pencurian dengan pemberatan. Hasil kuesioner juga menyatakan bahwa kriminalitas merupakan masalah sosial yang sering terjadi di kawasan Pogung, terutama pencurian kendaraan bermotor dan barang elektronik seperti laptop serta kejahatan di jalan seperti pelecehan.

KESEHATAN Masalah kesehatan di kawasan Pogung

dianalisis melalui akses terhadap makanan sehat dan kebersihan warung makan. Berdasarkan hasil kuesioner, 45,5% dari 55 responden menyatakan

4

Implementasi New Urban Agenda dalam Perencanaan Kawasan Pogung

bahwa dalam seminggu, mereka hampir setiap hari membeli makan di kawasan Pogung. Alasannya, harga lebih terjangkau dan banyak variasinya. Tetapi mereka juga menyatakan bahwa terdapat warung makan dengan kondisi yang kurang layak di kawasan Pogung, contohnya adalah warung makan pinggir jalan selokan Mataram dan beberapa pedagang kaki lima di Jalan Pandega. Selain itu masalah kesehatan juga dianalisis melalui ketersediaan sarana olahraga dan seberapa sering mahasiswa berolahraga di kawasan Pogung. Sebanyak 85,5% responden menyatakan bahwa tidak pernah berolahraga di kawasan Pogung, apabila pernah olahraga hanya dilakukan di kos masing-masing atau tempat olahraga berbayar seperti lapangan futsal komersil.

GAYA BELAJAR Sebanyak 52 responden menyatakan bahwa

mereka biasa belajar pada jam 19.00-23.00 WIB. Di kawasan Pogung, tempat belajar terutama co-working space yang beroperasional selama 24 jam sulit ditemui, beberapa tempat belajar atau co-working space yang terletak di kawasan Pogung biasanya berupa kafe rata-rata hanya beroperasi sampai pukul 24.00 WIB.


AKSESIBILITAS DAN TRANSPORTASI (INTERNAL) Dari segi aksesibilitas, kawasan Pogung

Peta Kondisi Jalan

mempunyai banyak jalan yang bertipe cul de sac (buntu), lebar jalan kebanyakan tidak lebih dari 3 meter, dan terdapat portal yang menutup beberapa ruas jalan di kawasan Pogung. Lebar jalan berpengaruh pada kenyamanan pejalan kaki dan pesepeda karena harus menggunakan ruang yang sama dengan kendaraan bermotor. Tipe jalan cul de sac dan portal berpengaruh pada kendaraan yang harus memutar untuk mengakses suatu tempat. Dari segi mobilitas, penduduk kawasan Pogung sering menggunakan moda transportasi motor, mobil, dan sepeda, tetapi juga ada mahasiswa yang berjalan kaki, terutama yang lokasi tempat tinggalnya dekat dengan pintu masuk UGM. Selain itu masalah transportasi internal kawasan Pogung adalah masalah fisik berupa jalan rusak dan polisi tidur yang dibangun tidak sesuai standar.

Peta Lebar Ruas Jalan

AKSESIBILITAS DAN TRANSPORTASI (EKSTERNAL) Apabila dikaitkan dengan area sekitarnya,

kawasan Pogung dikelilingi oleh jalan kolektor di sebelah barat, jalan lokal di sebelah utara dan selatan, dan jalan inpeksi selokan Mataram yang berfungsi sebagai jalan lokal di sebelah timur. Walaupun statusnya berupa jalan inspeksi, jalan selokan Mataram berfungsi seperti jalan lingkungan dengan arus lalu lintas yang cukup ramai. Padahal, lebar jalan Selokan kurang memadai untuk dua mobil berpapasan. Apabila tidak ada rekayasa lalu lintas atau perubahan geometri jalan, diproyeksikan dalam 20 tahun mendatang masalah kemacetan akan terjadi semakin parah di jalan selokan Mataram, karena pada saat ini sudah berdiri apartemen mahasiswa yang mempunyai akses langsung ke jalan selokan Mataram. Selain itu, masalah transportasi juga ditemukan di jalan Kaliurang yaitu kemacetan akibat akses masuk dari kawasan amatan menuju Jalan Kaliurang sangat banyak, total ada 18 akses. Untuk mengakses kawasan Pogung, transportasi publik yang bisa digunakan adalah Trans Jogja dengan 2 halte di bagian barat (Jalan Kaliurang) dan satu halte di bagian selatan (Jalan Teknika Selatan).

Peta Hierarki Jalan

Implementasi New Urban Agenda dalam Perencanaan Kawasan Pogung

5


03

konsep perancangan Dari analisis pada bab sebelumnya, kami mengambil empat masalah utama untuk menyusun konsep perancangan, yaitu: akses terhadap makanan yang kebersihannya terjaga, kurangnya ruang-ruang belajar umum yang bisa diakses secara 24 jam dan gratis, masalah aksesibilitas dan transportasi, serta masalah dari aspek natural lingkungan. Empat masalah tersebut kemudian dijabarkan dalam 4 rancangan, yaitu:

1 2 3 4

Peremajaan selokan Mataram

Pocket Park Streetscape dan rekayasa transportasi Co-working space

Pada rencana ini, perbaikan lingkungan, pocket park, dan Co-working space berperan sebagai center, yaitu pusat-pusat kegiatan masyarakat sekitar kawasan Pogung. Penambahan center sebagai ruang publik juga diharapkan bisa mengurangi kriminalitas karena center bisa memberikan pengawasan terhadap apa yang terjadi di sekitarnya melalui passive surveillance orang-orang yang berkegiatan di center. Center dibangun pada lahan-lahan yang masih kosong di kawasan Pogung dan mempertimbangan walkability dengan radius 200 m. Center kemudian dihubungkan dengan ruas jalan yang dirancang bersahabat bagi pejalan kaki dan pesepeda.

Peta Eksisting Center

6

Implementasi New Urban Agenda dalam Perencanaan Kawasan Pogung

Peta Rencana Center


Rencana ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan tentang kebersihan warung makan yang kurang terjaga di area tersebut. Rencana ini mencakup peremajaan kawasan seperti penataan sempadan, fasad bangunan, dan penambahan area hijau.

Rencana ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah kurangnya tempat belajar dan co-working space yang terjangkau dari segi jarak dan harga di kawasan Pogung. Tempat belajar dan co-working space ini dirancang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Rencana ini diharapkan menjadi wadah yang mendukung interaksi warga dengan mahasiswa dan tempat istirahat atau titik transit dari koridor jalan non kendaraan bermotor. Pocket Park juga diharapkan dapat menjadi sarana olahraga yang terjangkau oleh warga dan mahasiswa.

Rencana ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan tentang kemacetan lewat rancangan penampang jalan yang mendorong penggunaan kendaraan tidak bermotor seperti sepeda dan budaya berjalan kaki. Selain itu, rancangan penampang jalan diharapkan bisa mengurangi kriminalitas di jalanan dan mengurangi laju kendaraan tanpa harus membangun portal dan polisi tidur yang tidak sesuai standar. Implementasi New Urban Agenda dalam Perencanaan Kawasan Pogung

7


1

Peremajaan Selokan Mataram

Peremajaan Selokan Mataram untuk menjaga kebersihan dan meningkatkan kualitas lingkungan agar tidak menimbulkan kesenjangan sosial / ekonomi yang dilihat dari penataan fisik antara apartemen dan lingkungan sekitarnya. Pengembangan Selokan Mataram mencakup revitalisasi warung makan pinggir selokan, penambahan jogging track untuk area olahraga, dan center untuk ruang interaksi sosial.

Jogging track sebagai sarana olahraga non-berbayar yang dapat diakses oleh penduduk sekitar. Bagian kuning merupakan jalur lari/jogging

Area makan sebagai wadah interaksi penghuni apartemen dengan penghuni kos-kosan di sekitar Pogung

Penghijauan dan landscaping untuk mengurangi kesan kumuh selokan. Selain itu juga untuk mengatur iklim mikro disekitar kawasan agar tercipta suhu yang nyaman untuk beraktivitas di luar ruangan.

Center di ujung utara yang dapat digunakan untuk acara-acara dari kampung-kampung yang berbeda (tidak hanya Pogung).

Visualisasi rancangan pocket park di Neighborhood I Area untuk olahraga (Jogging Track)

Dilengkapi fasilitas untuk belajar

Pendopo untuk pertemuan-pertemuan warga

2 8

Pocket park

Bertujuan untuk mewadahi kegiatan-kegiatan yang mendukung interaksi sosial antara masyarakat lokal dan mahasiswa

Implementasi New Urban Agenda dalam Perencanaan Kawasan Pogung


3

Streetscape dan rekayasa transportasi Mendorong mahasiswa dan warga setempat untuk berjalan kaki atau bersepeda apabila jarak yang ditempuh dekat

Perencanaan streetscape untuk ruas jalan khusus pejalan kaki dan pesepeda serta moda gabungan satu arah

Perencanaan streetscape untuk ruas jalan kendaraan bermotor dua arah dengan moda kendaraan gabungan

Tempat penyebrangan yang mempunyai elevasi yang lebih tinggi dari jalan dadan trotoar yang menjorok ke jalan sebagai elemen pengatur kecepatan kendaraan bermotor

Dengan penambahan penerangan dan penurunan pagar perumahan di Kawasan Pogung, diharapkan muncul ruang-ruang yang dapat diawasi untuk menurunkan kriminalitas

Area parkir kendaraan bermotor secara on street yang dibatasi dengan penghijauan bioswel

Peta rencana persebaran co-working space kawasan Pogung. Peletakan rencana co-working space berdasarkan ketersediaan lahan kosong, luas lahan kosong, dan yang keterjangkauan. Co-working space mempunyai keterjangkauan yang lebih luas, karena skala cakupannya yang besar. Keterjangkauan ini berdasarkan jarak ternyaman untuk berjalan kaki atau menggunakan sepeda di Indonesia (radius 600 meter).

4 Co-working space

Bertujuan untuk menyediakan fasilitas penunjang kegiatan kemahasiswaan di lingkungan sekitar kampus yang bersifat gratis, dan dapat dijangkau oleh semua kalangan. Bersifat semi-outdoor dengan dua bagian: privat dan co-working space untuk memenuhi gaya belajar mahasiswa. Diharapkan dapat berfungsi selama 24 jam sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan intensitas kegiatannya dapat membantu memberikan pengawasan lingkungan di sekitarnya untuk mengurangi kriminalitas.

Implementasi New Urban Agenda dalam Perencanaan Kawasan Pogung

9


1

04

2

Rencana peremajaan selokan Mataram mencakup aspek kesehatan dan sosial. Aspek kesehatan dicerminkan dari perbaikan kualitas warung makan deret untuk meningkatkan kebersihan dan adanya jogging track yang dapat digunakan penduduk sekitar kawasan Pogung, sedangkan aspek sosial dari rencana ini adalah minimalisasi kesenjangan yang diakibatkan dari adanya apartemen di sekitar area ini.

3

Rencana pocket park mencakup aspek sosial dan kesehatan, dimana rencana ini diharapkan dapat mewadahi kegiatan-kegiatan masyarakat seperti perayaan hari kemerdekaan, pertemuan warga, sekaligus menjadi sarana olahraga yang mampu memicu interaksi antar warga dan mahasiswa.

kesimpulan

4

Perencanaan streetscaping mencakup aspek gaya hidup, dimana mahasiswa dan warga sekitar didorong untuk berjalan kaki atau menggunakan kendaraan tidak bermotor untuk perpindahan jarak dekat. Dengan begitu, permasalahan soal kemacetan dan jalan rusak dapat diatasi. Selain itu perencanaan streetscaping diharapkan dapat mengurangi kriminalitas di jalan dan mengurangi laju kendaraan bermotor.

Rencana co-working space / tempat belajar mencakup aspek gaya hidup berupa pemenuhan kebutuhan akan tempat belajar yang kondusif di kawasan Pogung. Aspek gaya hidup ditandai dengan adanya infrastruktur khusus untuk kegiatan belajar yang dapat dijangkau oleh semua kalangan dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang yang dibutuhkan seperti stop kontak, akses internet, dan akses selama 24 jam.

SARAN PENGEMBANGAN Diperlukan kajian lebih mendalam mengenai rekayasa lalu lintas di kawasan Pogung untuk perencanaan jangka panjang. Selain itu diperlukan proses akuisisi lahan atau pembelian lahan oleh stakeholder terkait karena terbatasnya lahan kosong milik publik. Ada baiknya untuk bekerjasama dengan pihak kampus terutama tentang integrasi sepeda kampus dengan kawasan sekitar agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Rancangan tapak harus memperhatikan guna lahan sekitarnya agar bisa diterima dan dipakai oleh masyarakat. Menentukan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan ruang publik rencana terbangun kedepannya, agar keberlanjutan ruang publik rencana terbangun dapat terjaga. Perancangan ini dapat diterapkan ke kawasan sekitar kampus lain apabila mempunyai karakteristik lingkungan yang mirip.

10

Implementasi New Urban Agenda dalam Perencanaan Kawasan Pogung


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.