5 minute read
Sesi 2 Analisis Gender
LEMBAR KERJA
Petunjuk Permainan! Semua peserta dan fasilitator berdiri di depan ruangan pelatihan dan membentuk lingkaran. Fasilitator berdiri di tengah lingkaran sambil memegang bola yang akan dilemparkan kepada peserta secara random dan peserta tersebut harus kembali melempar kepada peserta lainnya. Dalam proses tersebut akan diiringi oleh musik atau lagu. Ketika musiknya berhenti dan bola ada ditangan peserta maka ia harus menjawab pertanyaan dari fasilitator. Demikian seterusnya diulang beberapa kali.
Advertisement
Pertanyaan-pertanyaan yang bisa diajukan oleh fasilitator: 1. Berapa jumlah anggota keluarga Anda yang perempuan dan berapa yang lakilaki? Berapa jumlah anak perempuan dan anak laki-laki yang Anda miliki? 2. Berapa jumlah pegawai perempuan dan jumlah pegawai laki-laki di instansi tempat Bapak/Ibu Bekerja? 3. Berapa jumlah pelaku usaha UMKM Perempuan dan Berapa Pelaku usaha
UMKM laki-laki di Provinsi Bapak/Ibu? 4. Berapa Angka Partisipasi Tenaga Kerja Perempuan dan Berapa Angka
Partisipasi Tenaga Kerja laki-laki?
PENGANTAR
Sesi 2 Analisis Gender
Ketimpangan penerima manfaat pembangunan yang terjadi telah direspon dengan pendekatan baru dalam pembangunan. Pendekatan Gender and Development telah diperkenalkan untuk membantu para pengambil kebijakan dalam mendorong mewujudkan pembangunan yang berkeadilan. Sebagai strategi dalam melaksanakan pendekatan ini digunakanlah pengarusutamaan gender dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Sementara itu, alat bantu digunakan untuk menerjemahkan strategi ke tataran yang lebih praktis dan operasional diperkenalkan analisa gender.
Analisis gender ini merupakan alat yang sangat penting untuk memastikan agar program/proyek/kegiatan akan memberikan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat yang sama bagi laki-laki dan perempuan. Penggunaannya dapat membantu menentukan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi kesenjangan gender.
› Peserta memahami tentang analisa gender dan fungsinya › Peserta mengetahui beberapa teknik analisa gender yang relevan untuk bidang ekonomi. TUJUAN SESI
METODE
› Brainstorming dengan menggunakan film sebagai titik masuk › Tanya jawab dengan didahului oleh presentasi materi sebagai pengantar.
ALAT DAN BAHAN
WAKTU
PROSES
› LCD › Laptop › Plano › Spidol
90 menit
› Fasilitator menyampaikan tujuan sesi kepada peserta dalam waktu sekitar 3 menit › Kemudian dalam 2 menit, fasilitator meminta peserta untuk memperhatikan tayangan film pendek tentang Tantangan dan Peluang Pendanaan UMKM. › Selanjutnya fasilitator menayangkan film pendek yang telah disiapkan yang berdurasi sekitar 10 menit. › Setelah film selesai ditayangkan fasilitator menanyakan kepada peserta apa pesan atau informasi yang disampaikan dalam film tersebut. Alokasi waktu untuk ini sekitar 5 menit. › Berikan kesempatan bagi sukarelawan untuk menjawabnya. Waktu yang diberikan sekitar 10 menit. › Kemudian fasilitator menekankan poin penting dari jawaban peserta dan menjadikannya bridging masuk untuk menjelaskan tentang analisa gender. Fasilitator dapat menggunakan Lembar Panduan Fasilitator (LPF) yang terdapat pada lampiran untuk menyampaikan poin-poin penting dari film yang ditayangkan dari perspektif gender. Alokasi waktu untuk ini sekitar 10 menit. › Langkah selanjutnya dalam waktu 30 menit fasilitator menampilkan PPT tentang analisa gender. › Fasilitator kemudian memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya atau memberikan pendapat. Alokasi waktu untuk ini sekitar 10 menit. › Terakhir fasilitator kembali menekankan poin –poin penting tentang analisa gender dan menyatakan bahwa pada sesi-sesi selanjutnya akan dibahas tentang teknik-teknik analisa gender secara mendalam
LAMPIRAN
Lembar Panduan Fasilitator
› Poin-Poin Kunci Pesan dari FILM Tantangan dan Peluang Pendanaan UKM Struktur UKM di Indonesia sebenarnya yang paling banyak adalah usaha kecil dan mikro. Pelaku usaha kecil dan pekerjanya umumnya adalah perempuan. Usaha kecil baru bisa berkembang jika mereka memiliki akses terhadap modal Tantangan utama dari UMKM adalah terletak pada akses ada pada manajemen usaha, Modal, dan Pemasaran. Pelaku usaha mikro masuk kategori usaha informal sehingga mereka akan kesulitan untuk memperoleh permodalan dari perbankan.
Bahan Bacaan
› Analisis Gender Analisa gender merupakan proses menganalisis data dan informasi secara sistematis tentang kondisi laki-laki dan perempuan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan kedudukan, fungsi, peran dan tanggung jawabnya dalam proses pembangunan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tujuan dari analisis gender: 1. Mengidentifikasi aspek kesenjangan gender (peran, akses, kontrol, dan manfaat) 2. Merumuskan permasalahan kesenjangan gender dan upaya mengatasinya 3. Mengidentifikasi langkah-langkah intervensi tindakan yang diperlukan 4. Mengetahui latar belakang terjadinya kesenjangan gender 5. Mengetahui perbedaan tingkat kesetaraan (equity) dan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan (gender equality)
Beberapa Teknik Analisis Gender 1. Model Harvard
Model analisis gender untuk melihat profil gender pada tingkat mikro (Masyarakat dan Keluarga) dan peran gender dalam pembangunan, yang bertujuan untuk menunjukkan: › Profil pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. › Mengidentifikasikan kesenjangan yang ada atau terjadi antara laki-laki dan perempuan dan atau anak laki-laki dan anak perempuan › Cara merancang proyek yang efisien dan dapat digunakan untuk memperbaiki produktifitas kerja.
› Kecenderuangan investasi ekonomi yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan secara rasional › Informasi yang lebih rinci sebagai dasar mencapai tujuan dengan tingkat keadilan gender yang optimal
2. Model Moser Teknik analisa model Moser atau disebut juga Kerangka Moser, didasarkan pada pendapat bahwa perencanaan gender bersifat “teknis dan politis.” Kerangka ini mengansumsikan ada konflik dalam proses perencanaan, mengandung proses transformatif, serta mencirikan perencanaan sebagai suatu debat. Intinya memperkenalkan tiga konsep, yaitu: konsep tri peran (reproduktif, produktif, dan sosial), Konsep Kebutuhan (Kebutuhan Praktis dan Strategis Gender) dan Konsep Pendekatan Women in Development (WID) dan Gender and Development (GAD).
3. Model Longwe Kerangka analisis gender Model Longwe berfokus untuk mengkaji tingkat pemberdayaan perempuan dengan menggunakan dua alat analisis, yaitu tingkat kesetaraan gender dan bagaimana persoalan atau isu-isu perempuan diperhatian dan direspon. Pada alat penilaian tingkat kesetaraan gender ada lima parameter yang digunakan, yaitu kesejahteraan, akses, conscientization, partisipasi, kontrol, dan manfaat. Sementara itu, pada alat yang kedua melihat sejauh mana sebuah proyek merespon isu-isu perempuan apakah negatif, netral, atau positif. Kerangka analisa ini berfokus langsung pada penciptaan situasi/pengkondisian di mana masalah kesenjangan, diskriminasi dan subordinasi diselesaikan. Untuk mencapai tingkat pemberdayaan dan kesederajatan di mana ditunjukan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar praktis perempuan tidak pernah sama dengan pemberdayaan maupun sederajat.
4. Model GAP Gender Analysis Pathway (GAP) adalah alat analisis gender yang dikembangkan oleh BAPPENAS yang dapat digunakan untuk membantu para perencana dalam melakukan pengarusutamaan gender dalam perencanaan kebijakan, program, proyek dan atau kegiatan pembangunan. Dengan menggunakan GAP para perencana kebijakan/program/proyek/kegiatan yang ditujukan untuk memperkecil atau menghapus kesenjangan gender tersebut. GAP terdiri atas 4 tahap utama, yaitu menganalisa kebijakan yang responsif gender, menformulasikan kebijakan yang responsif gender dan rencana aksi responsif gender.
LEMBAR KERJA
Saksikanlah tayangan film pendek tentang ketimpangan di Yogyakarta dan ceritakanlah apa informasi yang didapat dalam film tersebut.
Apa bentuk ketimpangan yang ada? Bagaimana Anda bisa sampai pada pendapat demikian? Apakah yang Anda lakukan merupakan analisa gender atau tidak? Mengapa? Apa menurut saudara yang dimaksud dengan analisa gender?