7 minute read
Pokok Bahasan IV Teknik Analisis Gender Model Harvard
PENGANTAR
Advertisement
Beberapa studi menunjukkan bukti adanya stagnasi dalam partisipasi tenaga kerja perempuan di ekonomi Indonesia meskipun terjadi penurunan disparitas gender untuk perempuan dan laki-laki di seluruh negeri. Meskipun terjadi perbaikan tingkat pendidikan bertahun-tahun antara perempuan dan laki-laki selama tiga puluh tahun, tidak serta-merta meningkatkan partisipasi perempuan dalam pasar tenaga kerja karena ratio partisipasi perempuan dibandingkan dengan laki-laki tetap konstan, di angka 0,6 1 . Secara umum, pengalaman kaum perempuan dalam perekonomian Indonesia (formal dan informal) mengenai ketidaksetaraan, diskriminasi, dan keterbatasan peluang terus terjadi.
Terdapat beberapa tantangan terhadap partisipasi perempuan dalam perekonomian, khususnya dalam usaha-usaha rumah tangga, mikro, dan kecil yang terdokumentasi dengan baik dalam penelitian yang dijalankan beberapa tahun terakhir ini. Salah satu tantangan yang dihadapi perempuan adalah akses dan partisipasi untuk mendapatkan layanan pengembangan usaha dan pelatihan peningkatan kapasitas yang tepat. Hal ini terjadi karena ketiadaan data terpilah berdasarkan jenis kelamin dan ketiadaaan data tentang profil pelaku usaha perempuan. Kemudian pelatihan-pelatihan yang diberikan masih banyak yang salah sasaran karena tidak didahului oleh pemetaan atau pun asesment profil pembagian kerja dan sebagainya. Akibatnya dalam pengalokasian sumber daya ekonomi untuk layanan pengembangan usaha sering tidak optimal.
Dalam kontek ini Analisa Gender Model Harvard menawarkan instrumen untuk memetakan pekerjaan laki-laki dan perempuan. Model analisa ini dikembangkan oleh para peneliti pada Harvard Institute untuk Pembangunan Internasional di Amerika Serikat.
TUJUAN SESI
› Peserta mengetahui teknik analisis model Harvard › Peserta mampu melakukan praktek analisis gender model Harvard › Peserta memahami keunggulan dan waktu yang tepat penggunaan analisis gender model Harvard
METODE
› Diskusi kelompok melakukan praktik analisis Harvard › Komedi Putar
1 ADB, “Female Labour Force Participation in Asia: Indonesia Case Study”, February 2016, Simone Schaner and Smita Das, ADB Economics Working Paper Series, No. 474.
ALAT DAN BAHAN
WAKTU
PROSES
› Bahan bacaan tentang teknis analisis gender model Harvard › Lembar Kerja › Kertas Plano › Spidol › Solatipe › Flipcart › LCD › Laptop
120 menit
› Fasilitator menyampaikan tujuan sesi dalam waktu 5 menit. › Fasilitator sedikit kembali mengulas tentang konsep teknik analisa gender dalam waktu sekitar 10 menit › Kemudian fasilitator memberikan sedikit pengantar tentang teknik analisis gender model Harvard. Alokasi waktu 30 menit. › Kemudian fasilitator meminta peserta bekerja dalam 3 kelompok untuk mempraktekan bagaimana Analisis Gender Model Harvard dilakukan. Waktu yang dialokasikan 30 menit. › Fasilitator meminta masing-masing kelompok mengerjakan tugasnya sesuai dengan petunjuk dalam lembar kerja dan menunjuk satu orang anggota yang akan tetap berada di tempatnya untuk menerima “tamu “ dari kelompok lain. Di sini ia akan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya pada tamu yang datang dan menjawab pertanyaan mereka atau masukan. Sementara anggota kelompok lainnya berkeliling “bertamu ke kelompok2 lainnya.” Mereka juga berhak bertanya atau pun memberi masukan kepada hasil kerja kelompok lainnya. Metode ini disebut metode komedi putar. Total waktu yang dialokasikan 20 menit. › Fasilitator dapat melihat contoh Analisa Gender Model Harvard dalam Lembar
Panduan Fasilitator sebagai acuan dalam mengarahkan peserta untuk melakukan praktik Analisa Gender Model Harvard secara benar. Alokasi waktu 5 menit › Setelah selesai kemudian fasilitator meminta dua orang sukarelawan (1 mewakili penerima tamu dan 1 mewakili yang bertamu) untuk menyampaikan kesan mereka dalam melakukan Analisa Gender Model Harvard. Alokasi waktu 10 menit › Kemudian fasilitator menanggapi dan meng-highlight tentang Analisis Gender
Model Harvard, terutama keunggulan dan kelemahannya, serta kapan tepatnya alat ini digunakan. Porsi waktu 10 menit.
LAMPIRAN
Bahan Bacaan
› Teknik Analisis Gender Model Harvard Analisis Model Harvard atau Kerangka Analisis Harvard, dikembangkan oleh Harvard Institute for International Deveploment, bekerja sama dengan Kantor Women In Development (WID) USAID. Model Harvard ini didasarkan pada pendekatan efisien WID yang merupakan kerangka analisis gender dan perencaaan gender yang paling awal
Tujuan Kerangka Analisis Model Harvard: 1. Untuk menunjukan bahwa ada suatu investasi secara ekonomi yang dilakukan oleh perempun maupun laki-laki, secara rasional. 2. Untuk membantu para perencana merancang proyek yang lebih efisien dan memperbaiki produktivitas kerja secara menyeluruh. 3. Mencari informasi yang lebih rinci sebagai dasar untuk mencapai tujuan efisien dengan singkat keadilan gender yang optimal. 4. Untuk memetakan pekerjaan laki-laki dan perempuan dalam masyarakat dan melihat faktor penyebab perbedaan.
Kerangka ini terdiri atas sebuah matriks yang mengumpulkan data pada tingkat mikro (masyarakat dan rumah tangga), meliputi komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya.
a. Profil kegiatan, didasarkan pada konsep pembagian dengan data terpilah jenis kelamin. Profil kegiatan ini merinci kegiatan yang nyata menurut umur (siapa mengerjakan apa), penjadwalan (alokasi waktu) untuk kelompokkelompok sosial ekonomi. Untuk memudahkan analisis, maka secara umum profil kegiatan dikelompokan menjadi 3 kategori kegiatan : Kegiatan produktif Kegiatan reproduktif Sosial budaya dan kemasyarakatan
Parameter yang dipergunakan untuk melukiskan kegiatan-kegiatan tersebut adalah : Umur; mengidentifikasi apakah orang dewasa perempuan dan laki-laki serta anak-anak melaksanakan suatu tertentu. Pemetaan umur dapat mengungkapkan pola relasi gender dalam kegiatan dan dapat pula mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan. Alokasi waktu; menegaskan persentase waktu yang dialokasikan bagi setiap kegiatan dan apakah kegiatan itu musiman atau harian.
Pendapatan; melukiskan jumlah uang yang dihasilkan menurut jenis dari suatu kegiatan. Perhitungan dapat disesuaikan menurut jenis kegiatan, misalnya: per jam, per hari, per musim dan sebgaianya.
Proses pengidentifikasian kegiatan gender melalui profil kegiatan ini, merupakan suatu tekhnik mengetahui secara tepat tentang peranan, kegiatan, sekaligus kebutuhan laki-laki maupun perempuan dalam satu unit keluarga dan masyarakat.
b. Profil akses dan kontrol; merinci sumber-sumber apa yang dikuasi oleh laki-laki dan perempuan untuk melaksanakan kegiatannya dan manfaat apa yang diperoleh setiap orang dari hasil kegiatan tersebut. Profil ini memperlihatkan siapa yang memiliki akses kepada sumber daya dan kontrol atas penggunaannya, selanjutnya diidentifikasi, disusun dalam daftar apakah perempuan dan laki-laki mempunyai akses atau tidak kepada sumber daya dan kontrol atas penggunaannya.
c. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan, akses dan kontrol; Berpusat pada faktor-faktor dasar, yang menentukan pembagian kerja berdasarkan gender. Analisis disini dilakukan untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi perbedaan antara laki-laki dan perempuan pada butir a dan b. Oleh karena pekerjaan yang dilakukan laki-laki dan perempuan berubah dari waktu ke waktu sebagai akibat proses pembangunan atau perubahan-perubahan lingkungan, maka pengertian tentang kecenderungankecenderungan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosail budaya harus turut diperhitungkan dalam anilisi ini.
d.Analisis siklus proyek; terdiri dari penelahaan proyek berdasarkan data yang diperoleh dari analisis terdahulu, dengan menayangkan kegiatan-kegiatan yang akan dipengaruhi oleh proyek dan bagaimana permasalahan akses, kontrol terkait dengan kegiatan-kegiatan tersebut.
Faktor-faktor inilah yang merupakan penghubung bagi terwujudnya dampak proyek pada kesetaraan gender. Analisis ini membantu menunjukan bagianbagian proyek yang perlu disesuaikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Beberapa aspek dalam siklus proyek yang diperlukan secara rinci, yaitu analisis keadaan (indentifikasi masalah), rancangan/desain proyek, implementasi proyek serta pemantauan dan evaluasi.
LAMPIRAN
Penggunaan Kerangka Analisis Harvard Lebih cocok untuk perencanaan proyek dibandingkan dengan perencanaan program atau kebijakan. Dapat digunakan sebagai “titik masuk” (entry point) gender netral, ketika melontarkan isu gender kepada peserta yang resisten terhadap adanya ketimpangan dalam relasi gender. Untuk menyimpulkan data basis atau data dasar. Digunakan bersamaan dengan kerangka Analisis Moser untuk mencari gagasan dalam menentukan kebutuhan strategik gender.
Kekuatan Kerangka Analisis Harvard: Praktis dan mudah digunakan khususnya pada analisismikro yakni level komunitas dan keluarga. Berguna untuk baseline informasi yang detail. Fokus pada hal-hal yang kasat mata, fakta objektif, fokus pada perbedaan gender bukan pada kesenjangan. Mudah dikomunikasikan kepada pemula maupun awam.
Kelemahan Kerangka Analisis Harvard: Tidak melihat dinamika relasi kuasa dan kesenjangan Tidak efektif untuk menelaah sumberdaya yang tidak kasat mata seperti jaringan sosial dan social capital. Terlalu menyederhanakan relasi sosial yang kompleks, kehilangan aspek negosiasi, tawar menawar dan pembagian peran.
Lembar Pegangan Fasilitator
LEMBAR KERJA
Petunjuk!
Lakukanlah Analisis Gender Model Harvard pada masyarakat dengan mengisi form matrik yang tersedia di bawah ini. Masing-masing kelompok mengerjakan analisis sesuai dengan penugasannya masing-masing
Kelompok 1 masyarakat atau komunitas peternak sapi Kelompok 2 masyarakat atau komunitas penenun Kelompok 3 masyarakat petani rumput laut
Jenis Kelamin
Form Profil Aktivitas
Perempuan/ Anak Perempuan Laki-Laki/ Anak Laki-Laki
Kegiatan Produktif
Kegiatan Reproduktif
Kegiatan Sosial
Bersifat permanen/tidak bisa dirubah
Catatan: Tugas yang diberikan untuk masing-masing kelompok bisa diganti sesuai dengan komoditi pilihan di Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
Keterangan: Kegiatan Produktif merupakan kegiatan yang menghasilkan uang atau pendapatan. Kegiatan Reproduktif merupakan kegiatan yang tidak menghasilkan uang dan terkait dengan pekerjaan domestik
Sumber Daya/ Manfaat Laki-laki
Form Profil Akses dan Kontrol
Akses
Perempuan Laki-laki Kontrol
Perempuan
Faktor yang Mempengaruhi
Form Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Hambatan Peluang
Form Checklist Siklus Proyek
Identifikasi Dimensi Perempuan Dalam Proyek Asesmen kebutuhan perempuan Menetapkan Tujuan Umum Proyek Mengidentifikasikan kemungkinan dampak negatif proyek
Identikasi Dimensi Perempuan Dalam Perencanaan Proyek Dampak proyek terhadap aktivitas perempuan Dampak Proyek terhadap akses dan kontrol
Identifikasi Dimensi Perempuan Dalam Pelaksanaan Proyek Personel Struktur organisasi Logistik Finansial Fleksibilitas
Identifikasi Dimensi Perempuan Dalam Evaluasi Proyek Data yang dibutuhkan Pengumpulan data dan analisis