Perbandingan Performa Routing Protocol Pada Distance Vector (RIP) dan Link-State (OSPF) Menggunakan Aplikasi GNS 3 dan ENSP Nuur Wachid Abdul Majid 1 1
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta NIM.13702251059 Email: info.nuurwachid@gmail.com
Abstract — Pengembangan sistem jaringan sudah semakin pesat. Hal ini dapat ditijau dari perkembangan internet di seluruh dunia, khususnya Indonesia. Jaringan internet dapat dibangun dengan membutuhkan suatu routing yang berfungsi untuk mengintegrasikan seluruh komputer. Routing merupakan bagian utama dalam sistem jaringan untuk memberikan performa. Routing protocol adalah komunikasi antara routerrouter. Routing Protocol biasanya digunakan pada jaringan yang bernama Autonomous System, yaitu sebuah jaringan yang berada hanya dalam satu kendali teknik yang terdiri dari beberapa subnetwork dan gateway yang saling berhubungan satu sama lain. Interior routing diimplementasikan melalui: (1) Routing Information Protocol (RIP); dan (2) Open Shortest Path First (OSPF). Makalah ini disusun untuk mengetahui perbedaan performa routing protocol pada Distance Vector (RIP) dan LinkState (OSPF) Menggunakan GNS 3 dan ENSP, membangingkan perbedaan antara jenis router Sisco (GNS3) dan Huawei (ENSP). Pengujian dilakukan dengan pengujian pengiriman paket melalui ping router dan trace routing. Metode yang digunakan adalah studi literatur dan simulasi pada komputer. Analisa data menunjukkan bahwa OSPF memiliki efisiensi waktu yang lebih cepat dibandingkan RIP. Pada jenis OSPF, waktu lebih cepat karena memiliki kecepatan dalam melakukan konvergensi dan lebih luasnya jaringan yang bisa dijangkau. Sedangkan RIP digunakan pada jaringan dengan ukuran kecil, dimana untuk implementasi dan konfigurasinya yang sederhana dan mudah. Sedamgkan pada pengujian berdasarkan kedua network simulator menunjukkan eNSP memiliki rata-rata waktu yang relative lebih cepat dibandingkan GNS3. Hal ini didasari atas hasil simulasi yang didapat. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan penggunaan router Huawei (yang digunakan oleh eNSP) lebih cepat dibandingkan penggunaan router Cisco (yang digunakan oleh GNS3) berdasarkan hasil simulasi yang didapat. Kata Kunci – Routing Protocol, RIP, OSPF, Distance Vector, Link-State, GNS3, ENSP, Cisco, Huawei.
I. PENDAHULUAN Jaringan komputer berfungsi untuk menghubungkan antar komputer, berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi. Perkembangan jaringan komputer sudah semakin pesat dengan adanya perkembangan internet di seluruh dunia, khususnya Indonesia. Perkembangan jaringan tersebut tidak lepas dari kebutuhan akan komunikasi yang semakin
meningkat. Komunikasi yang cepat dan akses informasi yang mudah dijangkau merupakan terobosan pada era komunikasi ini. Untuk membangun sebuah jaringan Internet dibutuhkan beberapa perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan protokol. TCP/IP merupakan protokol standar yang diterapkan pada Internet. Router yang ada didalam TCP/IP sangat penting. Penyebab pentingnya router adalah banyaknya jumlah host dan keberadaan perangkat yang digunakan dalam jaringan di TCP/IP. Secara umum routing terbagi menjadi dua kategori, yaitu routing statis dan routing dinamis. Routing dinamis membutuhkan adanya routing protokol. Dalam konteks kinerja routing protokol, masing-masing routing protokol memiliki arsitektur, kemampuan beradaptasi dan kemampuan mencapai keadaan konvergensi yang berbeda (Yolanda, Pramono et al. 2013). Seorang administrator jaringan sangat membutuhkan referensi perbandingan mengenai kinerja dari berbagai jenis routing protokol tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui simulasi untul mengetahui perbandingan tersebut. Simulasi perbandingan dapat dijalankan melalui network simulator dengan skenario yang diinginkan. Routing protocol berbeda dengan routed protocol. Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki table routingnya. Secara umum dynamic routing protocol terbagi menjadi dua kategori, yaitu: Interior Routing Protocol dan Exterior Routing Protocol. Interior Routing Protocol biasanya digunakan pada jaringan yang bernama Autonomous System, yaitu sebuah jaringan yang berada hanya dalam satu kendali teknik yang terdiri dari beberapa subnetwork dan gateway yang saling berhubungan satu sama lain. Interior routing diimplementasikan melalui: (1) Routing Information Protocol (RIP); dan (2) Open Shortest Path First (OSPF). Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector, dimana RIP mengirimkan routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote , tetapi RIP secara default memiliki sejumah nilai
jumlah hop maksimum yang diizinkan, yaitu 15 yang berarti 16 dianggab tidak terjangkau (unreachable) (Niswati 2013). RIP mengimplementasikan split horizon, rute holddown keracunan dan mekanisme untuk mencegah informasi routing yang tidak benar dari yang disebarkan. Ini adalah beberapa fitur stabilitas RIP.Dalam kebanyakan lingkungan jaringan saat ini, RIP bukanlah pilihan yang lebih disukai untuk routing sebagai waktu untuk menyatu dan skalabilitas miskin dibandingkan dengan EIGRP, OSPF, atau IS-IS (dua terakhir yang link-state routing protocol), dan batas hop parah membatasi ukuran jaringan itu dapat digunakan in Namun, mudah untuk mengkonfigurasi, karena RIP tidak memerlukan parameter pada sebuah router dalam protokol lain oposisi. EIGRP merupakan protokol IOS yang hanya digunakan untuk router cisco.yang merupakan pengembangan dari IGRP, EIGRP merupakan protokol Distance Vektor yang classless dan penggabungan antara distance vektor dan linkstate.Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar. OSPF merupakan routing protokol standart terbuka , ospf merupakan sebuah protokol penterjemah antar routing protokol atau route redistribute.Memanfaatkan algoritma Shortest Path First (SPF); dimana jalur terbaik adalah jalur yang mempunyai cumulative cost yang paling rendah. Tidak ada batasn penentuan cost ini. OSPF mendasarkan matric dari cost yang berbeda-beda antar vendor (Iqbal 2013). CISCO menerapkan penghitungan cost berdasarkan rumus: 108/BW Ada 5 tipe paket yang digunakan oleh OSPF: 1. Hello packet 2. Link State Request (LSR)3. Link State Update (LSU) 3. Database Description 4. Link State Acknoeledgement (LSAck) OSPF juga mirip dengan EIGRP dimana terdapat 3 table, yaitu adjacency table (berisi neighbour-neighbour). OSPF juga melakukan auto summary, sehingga mendukung sepenuhnya VLSM & CIDR. OSPF kiga memanfaatkan process ID seperti EIGRP; Namun router - router yang menjalankan OSPF tidak perlu menggunakan process. ID yang sama untuk saling berkomunikasi karena OSPF menggunakan sistem area. Area pada OSPF menentukan batasan update packet dapat dikirim ke router mana saja. Hal ini akan memelihara bandwidth, karena perubahan pada salah satu router di satu area tidak "merembet" ke luar are tersebut. Saat ini IPv6 sudah dikembangkan dan diimplementasikan untuk pendukung protocol-protocol. Routing protocol yang mana sebelumnya tersedia pada teknologi IPv4 disempurnakan dan disesuaikan dengan lingkungan IPv6. Beberapa Routing Protocol dynamic yang dapat dibuat guna mendukung IPv6 antara lain :RIP, OSPVv3, IS-IS for IPv6, BGP IPv6, dan lainnya. Perbandingan kedua routing protocol diatas sangatlah mencolok, untuk itu diperlukan kajian yang mendalam mengenai perbandingan performa Routing Protocol Distance Vector (RIP) dan Link-State (OSPF). Selain itu beberapa
jenis router yang beragam sangatlah berpengaruh. Beberapa nama besar seperti Cisco, TP Link, D-link, dan Linksys mungkin sederet merek yang familiar dan kerap menjadi pilihan perangkat router. Namun perusahaan teknologi asal Cina yaitu Huawei juga merilis beberapa router yang multifungsi dan performa yang tidak kalah dari jenis router lainnya. Oleh sebab itu, pada paper ini akan dibahas mengenai perbandingan performa routing protokol RIP dan OSPF menggunakan network simulator GNS3 dan ENSP. Kinerja dari routing protokol tersebut dapat diketahui melalui hasil simulasi terhadap parameter waktu pengiriman paket (Ping) dan jalur yang dilalui (traceroute). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sistem Jaringan Jaringan komputer merupakan gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi (Sopati 2008). Sedangkan menurut Wikipedia, Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi (surel, pesan instan), dan dapat mengakses informasi (peramban web) (Wikipedia 2011). Pada dasarnya jaringan komputer merupakan penghubung antar satu komputer ke komputer yang lain. Dengan adanya hubungan ini, maka antar komputer akan dapat berkomunikasi dan dapat mengakses informasi. Tujuan dari jaringan komputer adalah agar dapat mencapai tujuannya, setiap bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta/menerima layanan disebut klien (client) dan yang memberikan/mengirim layanan disebut peladen (server). Desain ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer (Yudianto 2007). 2.2. Topologi Jaringan Topologi jaringan adalah suatu teknik menghubungkan komputer yang satu dengan komputer yang lainnya yang merangkai menjadi sebuah jaringan, dimana pengguna topologi jaringan didasarkan pada biaya kecepatan akses data, ukuran maupun tingkat konektivitas yang akan mempengaruhi kualitas maupun efisiensi suatu jaringan. Selain itu Topologi Jaringan atau arsitektur jaringan adalah gambaran perencanaan hubungan antar komputer dalam Local Area Network yang umumnya menggunakan kabel (sebagai media transmisi), dengan konektor, ethernet card, dan perangkat pendukung lainnya (Syafrizal 2005). Terdapat 8 jenis topologi, yaitu: Point-to-point, bus, star, ring or circular, mesh, tree, hybrid, daisy chain (Wikipedia 2014). Sedangkan menurut (Groth and Skandier 2005) Topologi Jaringan terbagi menjadi 4, yaitu: Bus, Star, Ring, dan Mesh.
networks and also to find alternate paths when there is a link failure to a current network. Routing protocols menentukan jalur terbaik untuk masing-masing jaringan yang kemudian ditambahkan ke table routing. Salah satu manfaat utama menggunakan dynamic routing protocol adalah router bertukar informasi setiap ada perubahan topologi. Pertukaran ini memungkinkan router secara otomatis mempelajari jaringan baru dan menemukan jalur alternatif ketika ada link pada jaringan yang failure.
Gambar 1. Topologi Jaringan pada komputer 2.3. Routing Protocol Routing protocol adalah komunikasi antara routerrouter. Routing protocol mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki table routing nya. Secara umum dynamic routing protocol terbagi menjadi dua kategori, yaitu: Interior Routing Protocol dan Exterior Routing Protocol. Interior Routing Protocol biasanya digunakan pada jaringan yang bernama Autonomous System, yaitu sebuah jaringan yang berada hanya dalam satu kendali teknik yang terdiri dari beberapa subnetwork dan gateway yang saling berhubungan satu sama lain. Interior routing diimplementasikan melalui: (1) Routing Information Protocol (RIP); dan (2) Open Shortest Path First (OSPF).
2.4. Distance Vector As the name implies, distance vector means that routes are advertised as vectors of distance and direction. Distance is defined in terms of a metric such as hop count and direction is simply the next-hop router or exit interface (Boger and Academy 2010). Sebuah distance vector protocol menginformasikan banyaknya hop ke jaringan tujuan (the distance) dan arahnya dimana sebuah paket dapat mencapai jaringan tujuan (the vector). Algoritma distance vector, juga dikenal sebagai algoritma Bellman-Ford, router mampu untuk melewatkan updates route ke tetanggganya pada interval rutin terjadwal. Setiap tetangga kemudian menerima nilai tujuannya sendiri dan menyalurkan informasi routing ke tetangga terdekat. Hasil dari proses ini sebuah table yang berisi kumpulan semua distance/tujuan ke semua jaringan tujuan. Distance vector routing protocols memiliki beberapa bagian, yaitu: RIP, IGRP, dan EIGRP 2.5. Link State Link-state routing protocol dibangun dengan algoritma Edsger Dijkstra’s atau kadang disebut algoritma shortest path first (SPF). Algoritma ini menjumlahkan total cost yang dibutuhkan pada masing-masing jalur dari alamat asal ke alamat tujuan. Link-state routing protocol membangun suatu topologi jaringan, dimana masing-masing router yang terhubung menggunakan gambaran topologi tersebut untuk menentukan jalur atau rute untuk menjangkau jaringan yang ingin dicapai. Router dengan link-state akan mengirimkan kondisi dari linknya ke router-router lain yang berada dalam routing domain yang sama. Informasi atau kondisi link yang disebarkan adalah kondisi link pada router yang terhubung langsung suatu jaringan dan kondisi link pada router yang saling terhubung. Router dengan link-state routing protocols menggunakan Hello protocol untuk mengetahui link-link yang terhubung dengan router tetangga atau router yang terhubung langsung (Syafrudin 2010).
Gambar 2. Perbandingan distance vector dan link state Routing protocols digunakan untuk memfasilitasi pertukaran informasi roting antara router. Routing Protocol berbagi informasi secara dinamis dan secara otomatis menambahkan informasi ke tabel routing. Menurut (Boger and Academy 2010) Routing protocols determine the best path to each network which is then added to the routing table. One of the primary benefits to using a dynamic routing protocol is that routers exchange routing information whenever there is a topology change. This exchange allows routers to automatically learn about new
2.6. RIP RIP merupakan routing protocol distance-vector yang masuk pada kelas Interior Gateway Protocol yang dikembangkan oleh IETF. Routing protocol ini menggunakan algoritma Bellman-Ford dalam penentuan jalur routing. RIP digunakan pada jaringan dengan ukuran kecil, dimana untuk implementasi dan konfigurasinya yang sederhana dan mudah. RIP menggunakan protokol UDP pada port 521 untuk melakukan transportasi baik dalam pengiriman atau penerimaan datagram. RIP termasuk dalam
routing protocol distance vector yang menggunakan hop count dalam menentukan rute ke tujuan (Syafrudin 2010).
rumit. Mampu melakukan emulasi platform router Cisco IOS, IPS, PIX dan firewall ASA, JunOS. Mampu melakukan simulasi ethernet switch sederhana, ATM dan Frame Relay. Dapat dihubungkan ke jaringan fisik. Dapat diintegrasikan dengan wireshark (tools packet capture/analyzer) untuk analisa traffic jaringan.
2.7. OSPF OSPF merupakan link-state routing protocol (LS) yang berdasarkan pada open standard (Setiawan and Sevani 2012). Open Shortest Path First (OSPF) adalah routing protocol kelas link-state yang dikembangkan untuk memperbaiki kinerja dari routing protocol RIP. OSPF adalah routing protocol yang menggunakan konsep area. Kelebihan dari OSPF dibandingkan dengan RIP adalah kecepatan dalam melakukan konvergensi dan lebih luasnya jaringan yang bisa dijangkau. Pada dasarnya OSPF menggunakan jenis paket yang sama pada OSPFv2. Perbedaan yang paling jelas ialah OSPF mendukung pengalamatan 128-bit. OSPFv2 menggunakan alamat 224.0.0.5 dan 224.0.0.6, OSPF menggunakan alamat multicast IPv6 yaitu FF02::5 dan alamat FF02::6 untuk router DR (designated routers) dan BDR (Backup DRs). OSPF menggunakan alamat linklocalnya untuk malakukan advertisements bukan alamat globalnya. Paket header OSPF adalah sebesar 16-byte, berbeda dengan sebesar 24-byte (Syafrudin 2010).
2.8. GNS3 GNS3 (www.gns3.net) adalah software simulator jaringan berbasis grafis yang memungkinkan kita melakukan simulasi / percobaan pada jaringan, bahkan yang rumit sekalipun. GNS3 bahkan bisa diintegrasikan ke jaringan fisik (misalnya laboratorium komputer). Untuk dapat melaksanakan simulasi secara lengkap, GNS3 sangat terkait pada software pendukungnya yaitu (Detrias 2013): Dynamips, suatu program yang menyediakan emulasi terhadap file image Cisco IOS. Dynagen, front-end teks utk Dynamips. Qemu, program virtualisasi / emulasi berbasis teks. VPCS (Virtual PC Simulator), freeware yang dapat mengemulasikan PC. GNS3 merupakan aplikasi pelengkap yang baik bagi teknisi jaringan, administrator jaringan atau para pembelajar CCNA, CCNP, dan lainnya. GNS3 dirilis dalam proyek open source dan tersedia dalam berbagai platform OS, seperti Windows, Linux dan MAC OSX. Beberapa fitur GNS3 : Mendukung desain jaringan bertopologi sederhana dan
3.1. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan 3 (tiga) tahap, yaitu studi literature, simulasi dan pengujian. Pada pengujian dilakukan simulasi dengan perangkat lunak yaitu dengan program GN3 (GNS3-0.8.5 -all-in-one) menggunakan router 3600 (c3640jk9s-mz.124-16) dan eNSP Huawei V100R002C00B350 menggunakan rjenis router Huawei. Pengujian dilakukan pada 7 buah router yang topologinya dibuat menyerupai jaringan local sederhana yang dibuat sedemikian rupa agar dapat mewakili kelebihan dari masing-masing routing protocol yang akan diuji.
2.9. ENSP Enterprise Network Simulation Platform (eNSP) adalah simulasi jaringan yang dikembangkan oleh Huawei yang mana simulasi tersebut gratis dan terukur. Simulasi Huawei memberikan gambaran terkait dengan router dan switch dengan desain seperti aslinya (menunjukkan jaringan secara nyata). eNSP dapat mensimulasikan jaringan yang berukuran besar dan memungkinkan pengguna untuk menjalankan perangkat operasi. Pengguna dapat belajar terkait teknologi jaringan tanpa harus menggunakan real devices. III. METODE PENGUJIAN
3.2. Skema atau Topologi Jaringan Topologi jaringan yang digunakan untuk pengujian routing protocol OSPF dan RIP menggunakan 7 buah router. Topologi tersebut digunakan untuk kmenguji kedua routing protocol pada jaringan IPV4. Topologi ditunjukkan pada Gambar 3 :
Gambar 3. Skema konfigurasi Jaringan 3.3. Rancangan Konfigurasi Tujuan dari konfigurasi jaringan ini adalah untuk membuahkan penyimpanan dalam memberikan informasi isi dari routing protocol OSPF dan RIP. Berikut hal-hal yang akan dikonfigurasi pada OSPF dan EIGRP:
3.4. Metode Pengujian a. Pengujian Pengiriman Paket melalui PING Jika proses konfigurasi pada masing-masing router baik pada routing protocol OSPF dan RIP telah selesai. Selanjutnya adalah uji coba pengiriman paket. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk melakukan komuniaksi data pada setiap router yang sudah terhubung. Pengujian menggunakan perintah ‘Ping’.
Tabel 1 Rancangan Konfigurasi OSPF Hostname Router Version Router-id
Interface Area
Nama untuk masing-masing router : R1, R2, R3, R4, R5, R6, dan R7 Router version yang digunakan : router OSPF 1 Router-id masing-masing router : router-id 1.1.1.1 untuk R1; router-id 2.2.2.2 untuk R2; router-id 3.3.3.3 untuk R3; router-id 4.4.4.4 untuk R4; router-id 5.5.5.5 untuk R5; router-id 6.6.6.6 untuk R6; dan router-id 7.7.7.7 untuk router R7 Interface FastEthernet : Interface FastEthernet Interface Loopback : Interface Loopback0 Area yang digunakan :OSPF 1 area 0
Tabel 2 Rancangan Konfigurasi RIP Hostname Router Version Interface
Nama untuk masing-masing router : R1, R2, R3, R4, R5, R6, dan R7 Router version yang digunakan : Router RIP version 2 Interface FastEthernet : Interface FastEthernet
b. Pengujian Pencarian Jalur Komunikasi Antar Router Pengujian kedua adalah pengujian Traceroute, yang mana tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui jalur terpendek dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses pencarian jalur komunikasi dari router paling ujung dengan router yang terjauh.
IV. UJI COBA DAN ANALISIS Proses yang pertama adalah desain, yaitu membuat desain konfigurasi router pada network simulator GNS3 dan dilanjutkan pada network simulator eNSP. Tahapan kedua adalah konfigurasi IP address dan loopback, yaitu dengan cara memasukkan alamat IP dan loopback sesuai dengan desain perancangan. Tahapan yang ketiga yaitu pemberian perintah konfigurasi RIP dan OSPF secara berbeda-beda setelah melalui tahapan ujian. Berikut adalah tahapan ujian untuk kedua konfigurasi, RIP dan OSPF: 4.1. Pengujian Pada jaringan
Tabel 3. Pembagian IP Address dan Interface Loopback No
Nama Router
Alamat IP
Int LoopBack
1
Router 1 (R1)
192.168.10.1
1.1.1.1/24
4.3.1.
Pengujian pengiriman paket OSPF dan RIP
Pengujian pengiriman paket dengan perintah “Ping”.
a.
Tabel 4. Pengujian PING pada Konfigurasi RIP
192.168.10.2 2
Router 2 (R2)
192.168.20.1
2.2.2.1/24 8.8.8.1/24
192.168.40.1 3
4
5
Router 3 (R3)
Router 4 (R4)
Router 5 (R5)
192.168.40.2 192.168.60.1 192.168.20.2 192.168.40.1 192.168.30.2 192.168.50.1
No
Router 6 (R6)
192.168.60.2
4.4.4.1./24
1
Router 7 (R7)
192.168.70.2
Router 1-2
5.5.5.1/24
6.6.6.1/24
192.168.70.1 7
1
RataRata Waktu (ms) pada GNS 3 94
2
38
113
3
36
214
4
28
177
1
30
129
2
42
112
3
46
164
4
38
175
Pengujian ke-
3.3.3.1/24
192.168.50.2 6
Komunikasi Router
RataRata Waktu (ms) pada eNSP 32
7.7.7.1/24
2
Router 2–3
Sukses
100%
100%
3
4
5
6
7
8
Router 2-4
Router 4–5
Router 5–6
Router 6–7
Router 3–6
Router 1-7
1
42
130
1
38
164
2
36
183
2
30
142
3
42
156
3
42
107
4
36
174
4
32
108
1
28
126
1
40
120
2
38
132
2
32
110
3
36
112
3
30
92
4
32
196
4
38
88
1
42
156
1
36
97
2
28
112
2
30
116
3
46
147
3
40
104
4
38
131
4
36
121
1
28
148
1
34
110
2
32
203
2
32
94
3
34
133
3
32
84
4
28
136
4
32
127
1
38
101
1
36
71
2
22
121
2
38
90
3
28
160
3
20
79
4
30
176
4
28
84
1
108
482
1
106
399
2
104
366
2
110
327
3
106
475
3
86
307
4
102
393
4
94
329
100%
100%
100%
100%
100%
100%
3
4
5
6
7
8
Router 2-4
Router 4–5
Router 5–6
Router 6–7
Router 3–6
Router 1-7
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Tabel 5. Waktu Ping Koneksi OSPF
No
1
2
Komunikasi Router
Router 1-2
Router 2–3
RataRata Waktu (ms) pada GNS 3
1
RataRata Wakt u (ms) pada eNSP 28
2
26
97
3
36
107
4
30
83
1
38
102
2
34
144
3
26
100
4
24
88
Penguji an ke-
Sukses
77 100%
100%
Berdasarkan kedua tabel diatas, menunjukkan hasil pengujian waktu komunikasi melalui perintah PING pada konfigurasi RIP dan OSPF dengan menggunakan network simulator GNS3 dan eNSP. Hasil yang didapat adalah konfigurasi OSPF lebih cepat dibandingkan RIP berdasarkan waktu rata-rata yang didapat. Hal ini apat dibuktikan berdasarkan pengujian pada router terdekat dan router terjauh. Hasil yang didapat berbeda antara rata-rata waktu yang didapat RIP dan OSPF. Sebagai contoh hasil RIP pada konfigurasi antara router 1-2 menghasilkan waktu rata-rata 177ms pada pengujian akhir, sedangkan OSPF menghasilkan waktu rata-rata 83ms pada pengujian akhir. Selain itu, tabel diatas menunjukkan perbedaan kecepatan waktu rata-rata pada kedua network simulator. Hasil yang ditunjukkan bahwa network simulator menggunakan eNSP lebih cepat dibandingkan GNS3. Berdasarkan studi literature, eNSP merupakan network simulator dengan menggunakan simulasi router Huawei,
sedangkan GNS 3 menggunakan simulasi router Cisco. Sebagai contoh hasil adalah pada saat pengecekan antara router 1-7 untuk konfigurasi OSPF, hasil akhir pengecekan adalah rata-rata waktu yang didapat adalah 94ms pada eNSP dan 329 pada GNS3. b. Pengujian pengiriman “Traceroute”.
paket
dengan
Pengujian traceroute menunjukkan proses pencarian jalur terpendek pada topologi jaringan yang sudah dibuat. Berikut ini screenshoot proses traceroute pada konfigurasi RIP dan OSPF yang mana menunjukkan jalur yang diambil:
perintah
Tabel 6. Pengujian tracert No
1
Jalur Router Metode OSPF Router 1–7 (Jarak Router Terjauh) Metode RIP Router 1–7
2 (Jarak Router Terjauh)
Pengujian ke-
Waktu 1 (msec)
Waktu 2 (msec)
1
110
110
2
110
110
3
130
110
4
100
90
5
110
100
6
90
100
1
150
110
2
160
100
3
130
140
4
130
150
5
110
100
6
110
90
Pengujian ke-
Waktu 1 (msec)
Waktu 2 (msec)
1
268
388
2
540
524
3
388
280
4
316
580
5
400
348
6
384
392
1
380
848
2
572
432
3
256
540
4
388
464
5
468
932
6
500
772
Gambar 4. Traceroute OSPF menggunakan ENSP
Gambar 5. Traceroute RIP menggunakan ENSP
Table 7. Pengujian traceroute GNS3 No
1
Jalur Router Metode OSPF Router 1–7 (Jarak Router Terjauh) Metode RIP Router 1–7
2 (Jarak Router Terjauh)
Gambar 6. Traceroute OSPF menggunakn GNS 3
REFERENSI
Boger, P. and C. N. Academy (2010). CCNA Exploration Course Booklet Routing Protocols and Concepts, Version 4.0. United States of America, Cisco Systems, Inc. Detrias, F. (2013). Simulasi Jaringan Intranet Menggunakan Graphical Network Simulator (Gns3). Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer, STMIK Nusa Mandiri. Groth, D. and T. Skandier (2005). Network+ Study Guide, Fourth Edition, Sybex, Inc.
Gambar 7. Traceroute RIP menggunakn GNS 3 Berdasarkan tabel dan gambar diatas menunjukkan bahwa rata-rata waktu yang didapat pada OSPF lebih cepat dibandingkan RIP. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada masing-masing network simulator. Selain itu, hasil yang didapat menunjukkan bahwa jalur yang diambil tidak melalui router R4 dan R5. Jalur yang diambil langsung mengambil router R3 lalu masuk ke R6.
V. KESIMPULAN Makalah ini membahas mengenai perbandingan performa routing protocol antara RIP dan OSPF menggunakan network simulator GNS3 dan eNSP. Kedua jenis routing ini bisa digunakan pada satu topologi yang sama dan mempunyai perbedaan dalam waktu koneksi yang diperlukan untuk menghubungkan komunikasi antar router. Berdasarkan pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa OSPF memiliki efisiensi waktu yang lebih cepat dibandingkan RIP. Pada jenis OSPF, waktu lebih cepat karena memiliki kecepatan dalam melakukan konvergensi dan lebih luasnya jaringan yang bisa dijangkau. Sedangkan RIP digunakan pada jaringan dengan ukuran kecil, dimana untuk implementasi dan konfigurasinya yang sederhana dan mudah. Sedamgkan pada pengujian berdasarkan kedua network simulator menunjukkan eNSP memiliki rata-rata waktu yang relative lebih cepat dibandingkan GNS3. Hal ini didasari atas hasil simulasi yang didapat. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan penggunaan router Huawei (yang digunakan oleh eNSP) lebih cepat dibandingkan penggunaan router Cisco (yang digunakan oleh GNS3) berdasarkan hasil simulasi yang didapat.
Iqbal, F. M. (2013, February 1, 2013). "Cisco Packet Tracer : Konfigurasi Dynamic Routing RIP – EIGRP – OSPF." Retrieved June 10, 2014, from http://ilmukomputer.org/2013/02/01/cisco-packet-tracerkonfigurasi-dynamic-routing-rip-eigrp-ospf/. Niswati, L. N. (2013, Januari 31, 2013). "Perencanaan Jaringan Komputer dengan Router RIP." Retrieved June 11, 2014, from http://ilmukomputer.org/2013/01/31/perencanaan-jaringankomputer-dengan-router-rip/. Setiawan, A. and N. Sevani (2012). "Perbandingan Quality Of Service Antara Routing Information Protocol (RIP) dengan Open Shortest Path First (OSPF)." Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer 01(02): 1-12. Sopati, D. (2008). Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer. Bandung, Penerbit Informatika. Syafrizal, M. (2005). Pengantar Yogyakarta, Andi Publisher.
Jaringan
Komputer
Syafrudin, M. (2010). Analisa Unjuk Kerja Routing Protocol Ripng Dan Ospfv3 Pada Jaringan Ipv6. Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Depok, Universitas Indonesia: 50. Wikipedia. (2011). "Network Operating System." Retrieved june 6, 2014, from http://en.wikipedia.org/wiki/Network_operating_system. Wikipedia. (2014, May 30). "Network topology." Retrieved June 10, 2014, from http://en.wikipedia.org/wiki/Network_topology. Yolanda, D., S. H. Pramono, et al. (2013). "Simulasi Kinerja Routing Protokol Open Shortest Path First (Ospf) Dan Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (Eigrp) Menggunakan Simulator Jaringan Opnet Modeler V. 14.5." Jurnal Mahasiswa TEUB 1(4): 1-6. Yudianto, M. J. N. (2007). Jaringan Komputer Dan Pengertiannya. ilmukomputer.com.