moduk_jurnalistik_inda

Page 1




Kata Pengantar Media berbasis internet dengan daya jangkaunya yang sangat luas menjadi media kampanye wacana yang efektif. Sayangnya, seringkali media ini juga digunakan untuk menyiarkan hal-hal negatif seperti pornografi, radikalisme, bahkan kekerasan atas nama agama. Lazuardi Birru yang memiliki perhatian pada isu radikalisme dan terorisme serta menentang segala bentuk kekerasan atas nama agama dan fokus mengampanyekan Islam cinta damai, kebhinnekaan, dan toleransi sangat berkepentingan dengan media berbasis internet dan pemuda. Pemuda sangat akrab dengan internet sehingga mereka disebut sebagai generasi digital native lantaran lahir dan hidup saat semua teknologi sudah serba digital. Di situlah mereka bisa menjadi agen kampanye yang efektif jika dibekali keterampilan jurnalistik. Untuk membekali itu, Lazuardi Birru bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan Jurnalistik Antara (LPJA) dan Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) menggelar Pelatihan Jurnalistik untuk mahasiswa/i se-Jabodetabek dengan tema “Mewujudkan Islam Cinta Damai Melalui Jurnalisme Berbasis Pemuda”. Diikuti oleh 20 mahasiswa/i dari 13 kampus di Jabodetabek plus 3 staf Lazuardi Birru, pelatihan ini berdurasi 3 bulan dari 06 Mei 2012 sampai 29 Juli 2012 dengan total 13 kali tatap muka di kelas. Pertemuan berlangsung setiap hari Minggu pukul 10.00-13.00 WIB, di kelas LPJA, Jalan Antara 59 Pasar Baru Jakarta Pusat. Kegiatan dibuka oleh Direktur Utama Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Mukhlis Yusuf, pada Minggu, 06 Mei 2012 di LPJA. Pembukaan secara simbolis ditandai dengan penyematan co-card peserta yang diwakili oleh Della Nuryuliawati dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Imam Baihaqi dari Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (PTIQ). Setelah seremonial pembukaan usai, pertemuan pertama pelatihan jurnalistik diisi dengan diskusi panel bertema “Peran Mahasiswa dalam Kampanye Antikekerasan Atas Nama Agama”. Narasumber yang hadir adalah Asro Kamal Rokan (Pemimpin Redaksi Jurnal Nasional), Dhyah Madya (Ketua Lazuardi Birru), dan Nasir Abas (Pengamat Radikalisme-Terorisme dan Mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah). Buku ini berisi materi-materi pelatihan jurnalistik yang disampaikan oleh setiap pemateri di setiap pertemuan kelas. Lebih dari sekadar modul pelatihan jurnalistik, buku ini juga merekam pelatihan jurnalistik dari Minggu ke Minggu. Semoga bermanfaat.


Daftar Isi Halaman Judul Halaman Hak Cipta Kata Pengantar Daftar Isi Diskusi Panel “Peran Mahasiswa Dalam Kampanye antikekerasan Dengan Mengatasnamakan Agama Dasar-Dasar Jurnalistik DASAR - DASAR PENULISAN BERITA Memformulasikan Ide dan Merancang Wawancara BAHASA JURNALISTIK MENULIS FEATURE Menulis Opini FOTOGRAFI DASAR Photo Caption Search Engine Optimization (SEO) Teknik Meningkatkan Peringkat Halaman Web di Search Engine


Diskusi Panel “Peran Mahasiswa dalam Kampanye Anti Kekerasan Atas Nama Agama� Diskusi ini menghadirkan tiga narasumber yang sangat kompeten yakni Asro Kamal Rokan (Mantan Direktur Utama LKBN Antara), Dhyah Madya (Ketua Lazuardi Birru), dan Nasir Abas (Pengamat Radikalisme-Terorisme dan Mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah). Asro Kamal Rokan yang puluhan tahun malang melintang di dunia jurnalisme mengungkapkan bahwa saat ini ada keresahan di kalangan wartawan muda bahwa industri media kerap mengabaikan etika jurnalistik lantaran mengejar efek sensasional demi memenuhi minat pasar. Ini menjadi tantangan bagi para calon jurnalis. Lebih jauh mantan Pemimpin Redaksi Republika ini mengingatkan, media massa harus dapat menjadi agen perdamaian yang berpihak pada masyarakat sebagai korban konflik dan radikalisme, bukan pada parapihak yang konflik. “Dalam konflik dan kekerasan di tengah masyarakat, kekerasan karena politik, radikalisasi atas nama agama dan suku, media semestinya membawa air dalam percikan api, bukan membawa bensin,� tegas Asro. Sementara itu Dhyah Madya menyebutkan kampanye di media berbasis internet memiliki banyak keunggulan seperti rendahnya biaya dan tidak terbatasi oleh ruang dan waktu. Di manapun dan kapanpun seseorang bisa berbagi informasi. Namun jagat maya juga tidak luput dari plus dan minusnya. Seringkali media ini juga digunakan untuk mewartakan hak-hal negatif seperti pornografi, radikalisme, dan terorisme. Alumni Fakultas Hukum UI itu membandingkan jumlah media radikal yang ada di jagat maya lebih banyak dengan media yang menyerukan Islam damai. Jika jumlah media radikal sudah mencapai lebih dari sepuluh ribu, media-media online milik Islam mainstream yang berpaham moderat masih sangat minim.


“Ada lembaga atau organisasi Islam radikal yang menggunakan media internet. Bahkan ada sebagian yang sudah mulai menggunakan radio dan tv streaming. Jadi kita tertinggal cukup jauh,” papar Dhyah. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, ia mengajak seluruh elemen muslim moderat agar menggalang kekuatan guna meng-counter apa yang diberitakan secara salah dan tidak seimbang. “Tujuan kampanye Islam damai adalah mendidik masyarakat melalui informasi-informasi yang menyejukkan,” tandasnya. Sedangkan Nasir Abas menilai bahwa media massa secara tidak sengaja kerap ikut menyebarkan propaganda radikalisme. Bagi dia ekspose berlebihan terhadap pelaku terorisme justru dapat menjadi bumerang. Ia mencontohkan, ketika persidangan Bom Bali Imam Samudra, cs tampak tegar, gagah, dan pemberani. Hal tersebut justru memicu simpati dari masyarakat. “Di sinilah media massa menjadi pendukung pasif atas propaganda kelompok radikal,” tandasnya.


Dasar-Dasar Jurnalistik Oleh: Panca Hari Prabowo Pewarta LKBN ANTARA

Berita? Adalah suatu fakta atau kejadian yang menarik dan patut diketahui oleh masyarakat atau orang banyak setelah diverifikasi kebenarannya. Disampaikan sesuai dengan seperangkat peraturan atau kode etik yang ada. Beberapa hal yang membuat fakta atau peristiwa dapat menjadi berita: - Segar - Besar - Bencana - Dekat - Langka - Terkenal - Bahaya - Pengetahuan Baru - Human Intrest Jenis Berita Jurnalistik - Berita Lempang atau Stright News - Berita Lanjutan - Berita Mendalam - Berita Kisah atau feature Teknik Mencari Berita Melihat, mendatangi secara langsung peristiwa atau fakta seperti : - Mendatangi lokasi kecelakaan - Menghadiri seminar, symposium atau keterangan pers - Mendatangi pasar atau lokasi kebakaran - Mengembangkan data atau fakta yang didapat - Mewawancarai narasumber - Melakukan pengumpulan dan penambahan data melalui internet atau perpustakaan - Press release


Verifikasi atau konfirmasi dapat dilakukan dengan cara - Mewawancarai narasumber - Memastikan kebenaran data melalui sumber yang dapat dipercaya - Membandingkan data dengan data atau informasi yang pernah ada Dalam menulis berita ada konsep mutlak yang harus dipahami yaitu : What Who When Where Why How (5W+1H). Wartawan? Wartawan adalah jembatan, media yang menghubungkan antara fakta dan pembaca. Sebagai jembatan, tugasnya adalah mengantarkan pesan yang diperoleh dari sekumpulan fakta ke hadapan pembaca. Utuh, tidak ditambah, tidak dikurangi dan tidak dimanipulasi. Gabriel Garcia Marquez seorang jurnalis, penulis dan penerima hadiah Nobel sastra pada 1982 dari Kolombia pernah mengatakan bahwa pekerjaan sebagai jurnalis merupakan profesi yang paling baik di dunia. Praktek profesi jurnalistik membutuhkan latar belakang budaya yang kuat yang diberikan oleh lingkungan kerjanya. Membaca merupakan persyaratan kerja tambahan. Kode etik jurnalistik: Seberapa penting? Bisa dikatakan tidak ada media massa yang benar-benar independen dalam memandang suatu permasalahan. Independensi media sendiri bisa dilihat dari sudut pandang kebebasan untuk menentukan sikap dan keberpihakan. Tidak ada yang salah dengan keberpihakan sepanjang keberpihakan itu bermuara pada perbaikan dan pemenuhan hak-hak warga. Namun bila keberpihakan media massa dapat dibeli dengan uang, inilah titik tolak kehancuran perannya sebagai agen sosial dan agen perubahan dan pilar keempat demokrasi.


Untuk itu dibutuhkan Kode Etik Jurnalistik: 1. Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. 2. Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik 3. Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah. 4. Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul. 5. Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan. 6. Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap. 7. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record� sesuai dengan kesepakatan. 8. Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani. 9. Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik. 10. Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa. 11. Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.


Wartawan: Antara Idealisme dan Pragmatisme Bagaimana seorang jurnalis menghadapi himpitan antara idealisme dengan kepentingan bisnis? semua hal berpulang pada diri masing-masing jurnalis, apakah tunduk terhadap kepentingan bisnis atau teguh memegang idealisme yang dimiliki. �Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan� (Soe Hok Gie 17 desember 1942 -16 desember 1969 ). Delik Pers Delik Pers adalah masalah hukum yang timbul akibat pemberitaan Pers. Istilah Delik Pers sebenarnya bukan merupakan terminologi hukum, melainkan hanya sebutan umum atau konvensi di kalangan masyarakat, khususnya praktisi dan pengamat hukum. Delik Pers terbagi dua yakni Delik Aduan Delik Biasa. Delik aduan hanya bisa berproses pidana kalau ada aduan terhadap pemberitaan pers yang merugikan pihak atau individu tertentu. Sedangkan Delik Biasa tidak perlu ada aduan, aparat penegak hukum dapat mengambil tindakan hukum apabila mengetahui pers telah melakukan tindakan pembocoran rahasia negara, menghina Presiden dan Wakil Presiden, dan lainnya. Dalam proses penyelesaian Delik Pers, Dewan Pers idealnya terlibat dalam dua tahapan krusial yaitu pertama saat Delik Pers akan diproses hukum dengan meminta telaah atau pertimbangan Dewan Pers terhadap berita/tulisan yang menjadi penyebab terjadinya delik. Setelah itu, Dewan Pers akan mengeluarkan Rekomendasi apakah berita penyebab delik itu memenuhi unsur pelanggaran kode etik jurnalistik dan UU tentang pers atau tidak. Kedua, saat proses hukum berlangsung, Dewan Pers selayaknya diminta oleh para pihak yang bertikai menjadi saksi ahli dan untuk seluruh penyelesaian Delik Pers sesuai ketentuan UU No.40/1999 tentang Pers. Bila pers bersalah maka dikenakan pidana denda dan bukan kriminalisasi pers dengan memenjarakan wartawan.


Sebelum berproses hukum, ada dua unsur yang harus dipenuhi agar wartawan dapat dimintai pertanggungjawaban dan dituntut secara hukum yaitu: 1. Apakah wartawan bersangkutan mengetahui sebelumnya isi berita dan tulisan dimaksud? 2. Apakah wartawan bersangkutan sadar sepenuhnya bahwa berita/tu lisan yang dimuatnya dapat dipidana? Kedua unsur itu harus dipenuhi, apabila tidak terpenuhi maka wartawan tersebut tidak dapat dituntut atau tidak dapat dimintai pertanggungjawaban secara hukum. Selama ini, UU No.40/1999 tentang Pers justru banyak digunakan untuk melawan wartawan terhadap pemberitaannya, padahal ada pasal pada UU tersebut yakni Pasal 18 (1) setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan pasal 4 ayat 2 dan 3. (2) Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran. (3) Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh dan menyebarluaskan gagasan dan informasi, dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun atau denda paling banyak Rp500 juta. Artinya pihak di luar pers dapat dituntut pidana bila menghalang-halangi pekerjaan profesi wartawan, sedangkan wartawan menuntut narasumbernya hampir tidak pernah terjadi, tetapi sebaliknya pihak lain atau narasumber sering menuntut wartawan dan penerbitan pers akibat dari suatu pemberitaan. Polemik Pers Polemik pers semacam “berbalas pantun� antara pihak yang bertikai menyangkut pemberitaan pers atau statemen yang disiarkan pers lalu pers menjadi mediator dan bisa juga pihak di luar pers berpolemik dengan media pers tertentu.


Pihak yang merasa dirugikan oleh pemberitaan pers dapat menggunakan Hak Koreksi dan Hak Jawab dan media pers pasti melayani hal itu karena sesuai UU No.40/1999 tentang pers Pasal 5 (2) dan (3) menyatakan bahwa pers wajib melayani Hak Jawab dan Hak Koreksi. Hak Koreksi dapat dilakukan oleh umum, kelompok, perorangan, lembaga dan lainnya yang merasa pemberitaan pers tersebut tidak benar, kurang tepat, tendensius dan lainnya yang merugikan atau mengaburkan dari hal sebenarnya dengan cara membuat tulisan/statemen yang sifatnya meluruskan. Pembuat Hak Koreksi bisa orang yang dirugikan ataupun orang yang mengetahui duduk persoalan dari pemberitaan pers tersebut lalu membuat tulisan/statemen yang sifatnya meluruskan. Sedangkan Hak Jawab hanya dapat dilakukan oleh orang yang merasa dirugikan oleh suatu pemberitaan pers, tidak terwakili, kecuali menggunakan surat kuasa atau kuasa hukum untuk mewakilinya menggunakan Hak Jawab tersebut. Pihak lain di luar itu tidak akan dilayani oleh media pers.


DASAR - DASAR PENULISAN BERITA Oleh Junaedi Suswanto Pendahuluan - Perkembangan dunia serta perangkat teknologi yang kian canggih telah membawa perubahan peran bagi dunia jurnalistik dan informasi. - Masyarakat modern menjadikan informasi sebagai salah satu kebutuhan pokoknya di samping pangan, sandang dan papan. - Karenanya dunia jurnalistik berkembang pesat hingga memicu munculnya industri media massa. - Menjadi wajar bila kemudian muncul pendapat umum bahwa siapa yang menguasai informasi akan menjadi penguasa masa depan. Apa itu berita ? - Banyak pakar telah mencoba mendefinisikannya, namun dari beragam pendapat itu tidak ada satupun yang dinilai sebagai definisi paling pas dan dapat diterima secara universal. - Ini karena karakter dari berita yang sangat luas dan hampir segala sesuatu bisa dijadikan berita. - Kendati demikian, secara praktis berita dapat disarikan sebagai laporan tentang suatu realitas yang dinilai penting, baru, patut diketahui publik dan mampu membetot perhatian mereka. Unsur Berita: - Adanya fakta/realitas, - Aktual/baru, - Mampu menarik perhatian pembaca, - Ada pewarta yang menyajikannya. Jenis Berita Secara umum, berita dapat diklasifikasikan dalam dua jenis: Hard News & Soft News. - Hard News : Merupakan jenis berita serius dan aktual tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat, seperti bencana alam, kebakaran, kriminalitas hingga kampanye politik dan pidato. - Soft News : Merupakan jenis berita ringan dan lebih memberikan bobot pada human interest tanpa adanya keterikatan waktu (time less).


Sebuah berita hard news yang memiliki dampak luas bagi masyarakat dan banyak orang ingin segera mengetahuinya sehingga berita itu memiliki nilai yang sangat tinggi bisa berubah menjadi breaking news. - Contoh : berita awal tsunami di Aceh dan Nias, kematian Paus Paulus Yohanes II. - Baik hard news maupun soft news dapat bersumber dari pemaparan fakta-fakta yang tengah terjadi (factual news) atau juga dari apa yang dikatakan narasumber (talking news). - Hard news maupun soft news, keduanya tetap harus memiliki nilai berita. Nilai berita - Aktual - Faktual - Penting - Menarik - Unik - Kedekatan - Konflik/Pertentangan - Dampaknya pada masyarakat. Struktur Berita - Suatu berita (hard news) pada umumnya memiliki struktur seperti piramida terbalik dengan komponen utama yang terdiri dari head line (judul), lead, body dan catch all. - Penulisan berita harus mencakup sejumlah fakta yang bernilai berita dengan pola informasi terpenting berada pada bagian awal berita (lead) dan dilanjutkan dengan berbagai informasi pelengkap dalam tubuh berita (body). - Apabila dalam pembuatan berita ternyata masih ada data-data tam bahan (yang jika tidak dimasukkan dalam body pun tidak mengurangi informasi yang hendak disampaikan) maka bisa dituliskan dibagian akhir berita (catch all). JUDUL BERITA T E R A S BODY CATCH ALL ----- (Option)


Judul Berita Merupakan etalase berita yang memberikan gambaran umum tentang berita secara keseluruhannya. Judul ditulis dalam huruf kapital, singkat, jelas dan tidak mengandung interpretasi ganda. Teras/Lead - Adalah paragraf pertama yang berisi informasi terpenting dari suatu berita. - Teras berita ibarat etalase, di mana ketika paragraf itu tidak mampu menarik pembaca untuk terus membaca kelanjutan beritanya, berarti lead itu telah gagal. - Ketika lead gagal menarik minat pembaca, karena membingungkan/ membosankan, maka ia akan segera meninggalkan dan beralih membaca lainnya. - Pada umumnya, teras berita hard news berupa rangkuman dari keseluruhan isi berita (summary lead) sehingga ketika pembaca selesai membaca lead, secara umum ia telah mengetahui ke arah mana berita keseluruhannya. - Di awal perkembangan jurnalistik, dalam lead sudah harus tergambar 5W + 1H (Who, What, When, Where, Why dan How). Contoh : AGUNG LAKSONO SIAP REFORMASI KINERJA DPR Jakarta, 27/11 (‌.) – DPR siap mereformasi kinerjanya (what) dalam waktu sesingkat-singkatnya (how) karena adanya tekanan dan kontrol publik yang semakin kuat kepada Dewan (why), kata Ketua DPR RI Agung Laksono (who) saat jumpa pers pertama di press room DPR, Jakarta (where), Sabtu (When). - Penulisan lead seperti itu dikenal pula sebagai the clothline lead (teras tali jemuran) karena semua unsur 5W + H dicantolkan semuanya. - Pembaca yang semakin kritis kemudian menilai teras tali jemuran sangat melelahkan dalam membacanya dan karenanya dilakukan perubahan dalam menyusun teras berita. - AP (Associated Press) dan UPI merupakan pelopor penyederhanaan lead teras tali jemuran. - Dalam format baru, teras hanya berisi fakta-fakta terpenting, dua atau tiga unsur dari 5W+1H dan sisanya diuraikan pada paragraf berikutnya.


- Cara penulisan seperti itulah yang sampai saat ini terus digunakan kantor-kantor berita dan surat-surat kabar terkemuka di seluruh dunia. Contoh: Jakarta, 27/11 (….) – Pimpinan DPR menyatakan siap mereformasi kinerja Dewan (what) dalam waktu sesingkat-singkatnya (how) setelah tekanan dan kontrol publik semakin kuat kepada Dewan (why). Hal itu ditegaskan Ketua DPR RI Agung Laksono (who) saat jumpa pers pertama di press room DPR, Jakarta (where), Sabtu (When). Sebuah prinsip sederhana dalam penulisan lead adalah: (1) Who says... (2) What… at (3) Where… and (4) When… so (5) How... and (6) Why… Varian-varian Lead Dalam menulis berita, ada sejumlah varian lead yang bisa digunakan - Selain summary lead (teras rangkuman) yang paling umum digunakan, juga ada blind lead, quotation lead, descriptive lead, delayed lead, dan comparative lead. - Jenis-jenis teras seperti itu umumnya digunakan untuk penulisan feature, walau tidak jarang pula ditemukan hard news yang menggunakan varian-varian di atas. Blind Lead Adalah teknik penulisan teras yang menunda penyebutan jati diri seseorang (who) sampai ke paragraf kedua atau tiga dari berita tersebut untuk penyederhanaan kalimat. Contoh: BENTUK PENGADILAN AD HOC UNTUK KASUS PEMILU 2004 Jakarta, 27/11 (….) - Pemerintah perlu membentuk pengadilan ad hoc untuk menangani kasus-kasus yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu 2004. Demikian salah satu gagasan yang mencuat dalam diskusi “Dialektika Demokrasi” di Gedung MPR/DPR Jakarta, belum lama ini. Diskusi itu menghadirkan pembicara Wakil Ketua KPU Ramlan Surbakti, Bambang Widjojanto dari YLBHI dan dua anggota Pansus RUU Pemilu, Rully Chairul Azwar (Golkar) dan Pataniari Siahaan (PDI-P). Bambang Widjojanto berpendapat, pengadilan ad hoc diharapkan lebih netral dalam menangani kasus yang bernuansa politik. Di samping itu juga akan menghasilan satu keputusan yang lebih tegas.


Quotation Lead Adalah teras berita yang mengutip langsung satu pernyataan spesial, paling penting atau menarik dari nara sumber Contoh: PRIA SEJATI TAK BAYAR PEREMPUAN UNTUK SEKS Batam, 28/4 (….) – “Saya tak tahu apakah laki-laki yang ada di ruang ini adalah sumber masalah alias ‘predator’ atau kelompok yang mencari solusi bagi masalah yang ada,” kata pembawa acara dalam seminar tentang perdagangan manusia. Kalimatnya membuat sejumlah pria di ruang seminar yang berlangsung di sebuah hotel di Singapura itu memerah wajahnya, ada pula yang tersinggung, atau sekadar tersipu malu. Pasalnya, sesaat sebelumnya ditayangkan video yang merekam hasil investigasi sejumlah LSM dari beberapa negara mengenai nasib perempuan-perempuan muda yang dipekerjakan sebagai pelacur, menghadapi para pria hidung belang. Dst …… MENCARI BATAS TANAH PASCA TSUNAMI Banda Aceh, 22/3 (….) – “Dulunya disini berdiri rumah semi permanen berukuran 8x12 meter tempat kami bermain dan bercanda. Tapi, kini saya jadi binggung, sebab batas tanah yang sebelumnya berdiri tembok-tembok sudah tidak ada lagi disapu tsunami,” kata Nurmala (25), warga Desa Kampung Pie, Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh. Nurmala tampak kebingungan tatkala menyaksikan warga lainnya tengah memancang tiang-tiang kayu di sekitar tanah milik orang tuanya, yang diperkirakan telah tewas dalam bencana alam tsunami, 26 Desember 2004 bersama delapan kakak dan adiknya itu. Dst …… Descriptive Lead Sering pula disebut sebagai picture lead. Merupakan teknik penulisan teras yang menyuguhkan gambaran penuh warna (colourfull) tentang suatu peristiwa yang dilaporkan. Pembaca diajak untuk melihat gambaran tentang apa yang tengah terjadi.


Contoh: EMISI KENDARAAN, PRIMADONA PENYUMBANG POLUSI UDARA Jakarta, 9/11 (….) - Belasan orang yang tengah menunggu kendaraan umum di halte salah satu jalan utama Ibukota serentak menutup hidungnya saat asap hitam tersembur dari knalpot bus kota yang melintas. Kepulan asap hitam yang menyesakkan dada tatkala terhirup itu seolah tidak menyisakan ruang sedikit pun bagi udara segar, dan terasa menambah panasnya suhu udara pada siang hari itu. Asap hitam yang merupakan emisi gas buang kendaraan bermotor itu sudah lama menjadi primadona bagi penurunan kualitas udara di wilayah DKI Jakarta, yaitu menyumbang sekitar 70 persen polusi udara. MENIKMATI KEINDAHAN “KOTA SERIBU GOA”. Pacitan, 12/3 (….) - Sinar matahari pagi begitu cerah menerobos pepohonan. Kegersangan yang selama ini menjadi citra Kabupaten Pacitan, tidak tampak sama sekali. Tanaman menghijau menghampar di setiap lahan. Suasana begitu segar. Jalan menanjak, menurun dan berkelok-kelok yang membelah setiap kawasan di sana menambah pesona tersendiri yang kian memperkaya indahnya panorama kota tersebut. Selama ini, Pacitan dikenal sebagai daerah “terisolir” dibanding wilayah lainnya di Jawa Timur. Akses jalan berkelok menuju daerah itu, tidak jarang diartikan sebagai bagian yang melengkapi citra keterisoliran tersebut. Dst… Delayed Lead Disebut pula sebagai teras tertunda. Merupakan teknik penulisan lead yang menempatkan informasi terpenting ataupun inti cerita yang paling menarik ditunda sampai ke paragraf ketiga, keempat atau bahkan kelima.


Contoh delayed lead dalam berita berjudul: VAKSIN JDVAC AMANKAN SAPI BALI DARI PENYAKIT JEMBRANA Denpasar, 13/4 (….) - Sapi Bali dagingnya dikenal gurih dan empuk, mutunya tidak kalah bersaing dengan daging sejenis yang selama ini didatangkan dari mancanegara. Selain dagingnya yang berkualitas, jenis sapi ini juga mempunyai keunggulan dan keistimewaan, yakni kehidupannya mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Kondisi demikian menjadikan sapi Bali berkembang pesat di seluruh Indonesia, khususnya di pemukiman transmigran asal Bali, mulai dari Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, hingga Papua serta NTB dan NTT. Di balik keunggulan sapi Bali tersebut, ada satu hal yang selama ini belum dapat diatasi secara tuntas, yakni penyakit Jembrana yang khusus menyerang ternak sapi Bali itu, tutur Kepala Balai Penyidikan Penyakit Veterener (BPPV) Regional VI Denpasar, Dr Anak Agung Gde Putra. GADIS INDONESIA DAN INDIA JADI PILIHAN PRIA SAUDI Jakarta, 13/4 (….) - Banyak gadis asal Indonesia dan India yang sedianya bekerja sebagai tenaga kerja wanita (nakerwan) di Kerajaan Arab Saudi justru berakhir “bahagia” dengan dipersunting pria setempat sebagai istri. Bahkan jumlah pria negeri kaya minyak di kawasan Teluk yang mempersunting nakerwan asal kedua negara itu akhir-akhir ini semakin meningkat, seperti laporan hasil penelitian yang dipublikasikan Sabtu (2/4). Hasil penelitian Dr. Sulthan Al-Anqari, Asisten Direktur Pusat Penelitian di Kementerian Dalam Nageri Saudi, seperti dikutip harian Al-Bayan, Minggu (3/4) menunjukkan peningkatan angka pria Saudi yang mempersunting gadis Asia terutama dari Indonesia dan India “Peningkatan cukup besar terutama dari pria untuk kategori umur antara 30-43 tahun menyusul katagori umur 25-29 tahun,” kata laporan tersebut. Dan hampir separuh dari angka tersebut merupakan pria yang masih perjaka.


Comparative Lead Adalah teknik penulisan teras berita yang mengedepankan sebuah perbandingan atau hal-hal yang saling berlawanan Contoh: KAUM WANITA MASIH JADI BEBAN PEMBANGUNAN Solo, 28/4 (‌.) - Meskipun kaum wanita jumlahnya lebih banyak dibanding laki-laki, tetapi sampai sekarang kualitas kehidupannya masih tertinggal dan bahkan menjadi beban pembangunan. Meneg Pemberdayaan Perempuan Meutia Farida Hatta Swasono mengatakan hal itu dalam sambutan tertulis yang dibacakan Deputi Kesetaraan Gender Yusuf Sufiandi MA pada temu koordinasi pengarusutamaan gender se Jawa-Bali di Solo, Kamis. MEDIASI SENGKETA LINGKUNGAN SEBELUM KE MEJA HIJAU Jakarta, 11/11 (Puspen) – Kendati isu lingkungan telah bergaung di dunia sejak lebih dari tiga dasawarsa silam dan berbagai upaya telah dilakukan, namun masalah kerusakan lingkungan hidup ternyata tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyurut. Malahan, yang terjadi justru sebaliknya. Ancaman terhadap kehidupan umat manusia di atas muka bumi ini makin meningkat. Saat ini, masalah lingkungan hidup tidak lagi terbatas pada problema menurunnya mutu lingkungan di sungai, laut atau pesisir, hutan dan rawa-rawa di sekeliling habitat manusia serta rusaknya sumberdaya alam dan hayati akibat eksploitasi yang berlebihan, tetapi telah pula mengancam bumi sebagai sistem penunjang kehidupan. Membuat Lead Yang Efektif Efisien Saat ini kecenderungan di kantor-kantor berita trasnasional maupun media massa nasional dan internasional adalah membuat teras berita jenis summary lead yang singkat, padat dan jelas. Pola demikian akan memudahkan masyarakat untuk membacanya. Sebuah summary lead tidak boleh lebih dari 30 kata (sekitar 4 sampai 4,5 baris dilayar komputer). Pewarta bisa membuang rincian-rincian yang tidak perlu dalam teras berita yang dituliskannya.


Contoh Sebelum Revisi Ambon, 24/6 (….) – Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno melalui surat keputusannya nomor 59/91 tanggal 27 Agustus 1991 menetapkan penambahan jumlah kursi di DPRD II Kodya Ambon dari 24 menjadi 27 kursi dalam Pemilu 2004, mengingat jumlah penduduk kota itu terus bertambah menjadi 275.888 jiwa akibat arus urbanisasi. Setelah Revisi Ambon, 24/6 (….) – Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno telah menetapkan penambahan jumlah kursi DPRD II Kodya Ambon sebanyak tiga buah, dari 24 menjadi 27 kursi dalam pemilu 1999, mengingat makin bertambahnya penduduk di ibukota provinsi Maluku itu. Dalam surat keputusannya (No 59/91) tanggal 27 Agustus 1991, Mendagri menetapkan penambahan jumlah kursi di ibukota kepulauan rempah-rempah itu karena arus urbanisasi yang mengakibatkan berlanjutnya penambahan penduduk kota menjadi 275.888 jiwa. Ambon menurut statistik UNESCO merupakan salah satu kota terpadat di dunia dengan kepadatan penduduk rata-rata .../km2. Menggunakan kalimat aktif Selain membuang rincian yang tidak perlu, lead yang efektif dapat dituliskan dengan menggunakan kalimat aktif. Kalimat aktif relatif lebih mudah dibaca, lebih menarik dan dapat menimbulkan efek dramatis Contoh. Coba bandingkan! Jakarta, 11/4 (….) - Seorang wanita berusia 66 tahun telah menjadi korban pencopetan tas di depan toko serba ada Sarinah, Sabtu petang. (Kalimat pasif). Jakarta, 11/4 (….) – Seorang pengendara sepeda motor tiba-tiba menjulurkan tangannya menyambar tas seorang wanita tua di depan toko serba ada Sarinah, Sabtu petang. (Kalimat aktif). Dalam menulis lead berita faktual seperti di atas, prinsipnya hanyalah (1) Who ... (2) did What ….. (3) to Whom …..


Persingkat predikat sumber Penyebutan sumber (unsur who) harus dikemukakan sesingkat mungkin. Jabatan yang panjang tidak perlu diuraikan semuanya dalam lead Contoh : Kepala bagian riset penyakit dalam Rumah Sakit Tjipto Mangunkusumo. Cukup ditulis : Ahli penyakit dalam ….. Mataram, 26/6 (….) – Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Nusa Tenggara Barat Tri Wibowo mengimbau …… Cukup ditulis : Mataram, 26/6 (….) – Dinas Pertanian Tanaman Pangan NTB mengimbau …… Nama kepala dinas dapat ditulis di paragraf kedua atau ketiga di belakang keterangan yang diberikan lebih lanjut. Penempatan unsur who di awal atau di akhir kalimat bergantung pada kadar pentingnya dibanding unsur what atau unsur lainnya. Lead berita faktual yang dinilai baik selalu menonjolkan hal-hal yang menyangkut nasib seseorang atau orang banyak. Misalkan seseorang yang terluka dinilai lebih penting untuk ditonjolkan ketimbang mobil yang rusak atau toko yang dirampok Contoh : Jakarta, 12/3 (….) – Sebuah pesawat Pan Am Boeing 727 dengan 200 penumpang tercebur ke Selat Sunda, Senin malam, menewaskan semua penumpang dan awaknya. Jakarta, 12/3 (….) – Banjir bandang yang melanda Lampung Selatan, Senin malam, menghanyutkan 500 rumah mengakibatkan 3000 jiwa menjadi tuna wisma. Tonjolkan Hal-hal yang Tidak Biasa Contoh Jakarta, 12/3 (….) – Lima mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang melanda pemukiman Kelapa Gading, Jakarta, Jumat malam.


Jakarta, 12/3 (‌.) – Seorang wanita muda, sambil menggendong bayinya, memecah kaca jendela dan meloncat dari lantai dua ketika api melalap rumah baru mereka di Kelapa Gading, Jumat malam. Mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan untuk memadamkan api adalah hal biasa, karena sudah menjadi tugasnya. Tapi seorang wanita muda dengan bayinya yang meloncati jendela berusaha meloloskan diri dari jilatan api adalah hal yang luar biasa. Pilihan lead yang menarik dan laik ditonjolkan adalah hal yang terjadi pada ibu muda dan bayinya itu. Tubuh Berita (Body) Merupakan penjabaran dari teras berita yang ditulis dalam beberapa paragraf sesuai kebutuhan dan banyaknya informasi yang akan disampaikan. Dalam penulisan di tubuh berita itu harus diperhatikan bahwa body memberikan penjelasan yang lebih lengkap dari teras berita, ditulis secara logis, saling berkaitan dan dengan bobot informasi yang semakin menurun hingga akhir tubuh berita Catch All Adalah informasi tambahan berupa fakta-fakta pendukung dan catatan pelengkap. Tambahan ini bisa berupa back ground dari berita-berita yang telah ditulis sebelumnya atau informasi lain yang telah diketahui umum. Kalaupun catch all tidak terangkai dalam tubuh berita, itu tidak akan mengurangi informasi yang disampaikan.


Penutup - Untuk membiasakan menulis, ada beberapa poin yang bisa dilakukan, yaitu mulailah dengan kebiasaan menulis catatan-catatan kecil, kritis melihat masalah dari sudut pandang berbeda, dan mengecek ulang hasil tulisan. - Amati dan ikuti berbagai peristiwa yang aktual serta faktual. - Bertanya, berdiskusi, berdebat adalah sikap kritis yang bisa merangsang ide. - Munculnya sebuah peristiwa dipacu kekritisan akan menimbulkan in spirasi untuk menulis. Menulis adalah kerja intelektual yang membutuhkan keahlian khusus (writing technique), latihan, kejelian, daya nalar, wawasan, referensi, etika, waktu dan kesabaran


Memformulasikan Ide dan Merancang Wawancara Oleh : Teguh Priyanto Pengajar LPJA, Redaktur Feature Perum LKBN ANTARA

Memetakan dan Mengorganisasikan Ide - Menentukan sudut pandang - Menentukan nara sumber - Menetukan tempat/objek liputan - Membuat pertanyaan… - Membuat “WIST LIST” (daftar keinginan). Daftar Keinginan (Wish List) - Siapa saja tokoh yang hendak dijadikan nara sumber - Apa pertanyaan yang hendak diajukan kepada masing-masing nara sumber - Tempat mana harus dikunjungi - Informasi/Data apa saja yang harus dipetik dari lapangan. Menguji Ide? - Punya efek “wow” (Unik, orisinal & eksklusif) - Punya efek “ini dia” (Baru & memberikan perspektif baru) - Punya efek “geregetan deh” (Menghibur, mengharukan atau jahil) - Punya efek “aku mau” (Hal yang diingini atau dibutuhkan pembaca). Buat “WIST LIST” pada fenomena berikut ini…


Wawancara: Urat Nadi Berita - Dalam suatu berita, hampir sekitar 90 persen membutuhkan wawan cara. Ukuran keberhasilan seorang wartawan adalah sejauh mana ia menghasilkan wawancara yang bagus. Wawancara yang dilakukan seorang Jurnalis, sebenarnya tak lebih dari mencari jawab atas unsur pokok: - Apa yang terjadi (What) - Siapa yang menjadi korban dan siapa tokoh yang berperan (Who) - Di mana peristiwa itu terjadi (Where) - Kapan berlangsungnya (When) - Mengapa itu dapat terjadi (Why) - Bagaimana korban dan tokoh menghadapi peristiwa itu. (How) Dalam jurnalistik, enam unsur pokok itu sering disebut 5W+1H. Syarat Wawancara yang Baik - Dipersiapkan dengan matang (riset) - Memahami persoalan dengan baik - Memperhatikan kondisi psikologis narasumber - Pertanyaan bagus dan jeli - Kritis. Karakteristik Narasumber - Publicity Seeker (pencari publisitas) maka si wartawan tidak perlu repot-repot mencarinya. - Publicity Shy (ogah publisitas) maka wartawan mesti punya kiat dan antisipasi tertentu agar wawancaranya berhasil. Jenis-jenis Narasumber - Narasumber konfirmasi: saat diwawancara ia memberi konfirmasi atau jawaban atas sebuah isu atau peristiwa. - Narasumber background: ia mau bercerita soal apa yang terjadi di belakang sebuah peristiwa atau isu, tapi tak mau dikutip namanya sebagai sumber - Off-the record: segala keterangan narasumber maupun namanya tak boleh dikutip sama sekali.


Wawancara Cegat (Doorstop /Doorstep Interview)

Man the street interview (Fox Populi)

Wawancara Tatap Muka

Bertanya pada Acara Jumpa Pers

Wawancara Melalui Telepon


Bagaimana Pertanyaan diajukan… - Pertanyaan harus mencakup unsur-unsur pokok Jurnalistik - Sebaik-baik pertanyaan dilakukan secara personal dan “on the spot”. - Wawancara dengan “elektronis”, seperti melalui e-mail dan telepon dapat digunakan tapi anda tidak akan mendapatkan atmosfer, mimik, dan emosi nara sumber anda. Jenis Pertanyaan • Pertanyaan Terbuka: memberikan pilihan bagi nara sumber untuk merespons secara terbuka dan bebas. Contoh : Apa yang akan anda lakukan untuk mengembangkan band indie? • Tertutup : membatasi respons orang yang diwawancarai. Jenis pertanyaan ini membatasi orang yang ditanya karena hanya memungkinkan untuk memilih salah satu dari dua pilihan, seperti ya atau tidak, benar atau salah, setuju atau tidak setuju. Contoh : Benar nih BBM bakal naik 30 persen minggu depan? Struktur Pertanyaan • Struktur Piramida terbaik: Pewawancara memulai dengan pertanyaan-pertanyaan umum dan terbuka, lalu membatasi respons dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan yang lebih mendetail dan tertutup • Struktur Belah Ketupat : Pewawancara memulai dengan suatu cara khusus, kemudian menentukan hal-hal yang umum, dan akhirnya mengarah pada kesimpulan yang sangat spesifik. • Struktur Piramida: penanya mulai menanyakan pertanyaan-pertanyaan mendetail, biasanya berupa pertanyaan tertutup. Kemudian penanya memperluas topik dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka dan membuka respons-respons yang lebih umum. Pembela Setan/Devil Advocat Pada suatu kondisi, pewawancara sebaiknya memposisikan diri sebagai “pembela setan”; pihak yang berseberangan dengan nara sumber. Namun bukan dengan cara mendebatnya, karena pewawancara adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari nara sumber, bukan berdiskusi. Intinya demi mendapatkan informasi yang seakurat mungkin. Contoh : “Tetapi menurut anggota DPR, kenaikan BBM tidak akan banyak membantu mengamankan APBN. Bagaimana pendapat Bapak?”


Agar wawancara Anda berjalan sukses... • Persiapkan sebelum melakukan wawancara. Persiapan tersebut menyangkut daftar wawancara, penguasaan materi wawancara, pengenalan mengenai sifat/karakter/kebiasaan orang yang hendak kita wawancarai, dan sebagainya. • Memberi salam, dan memperkenalkan diri pada nara sumber • Bertanya dengan sopan, tapi tetap kritis. Pakai pakaian yang wajar, hormati norma dan etika setempat, agar kita dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat pelaksanaan wawancara • Ungkapkanlah pertanyaan dengan kalimat yang sesingkat mungkin dan to the point. Hindari pengajuan dua pertanyaan dalam satu kali bertanya, karena nara sumber biasanya cenderung untuk menjawab hanya pertanyaan terakhir yang didengarnya. Agar wawancara Anda berjalan sukses... • Jangan sungkan untuk menggertak dengan informasi terbatas yang dimiliki • Sedikit bicara, dan biarkan narasumber berbicara sebanyak-banyaknya. • Jangan sampai diukur kemampuan kita • Jangan menimbulkan antipati narasumber terhadap kita • Jangan menyamar (kecuali untuk kepentingan investigasi yang sudah disetujui pemimpin redaksi) atau mengibul atau bahkan menutup-nutupi identitas wartawan. • Punya misi membangun lobi atas setiap wawancara yang kita lakukan • Lebih baik punya pertanyaan bodoh tapi hasilnya bagus, daripada sok pintar tapi tak mendapatkan jawaban yang menarik dari narasumber • Jangan lupa menanyakan nama narasumber, umur, alamat, pekerjaan/ jabatan • Akhirilah wawancara dengan salam dan ucapan terimakasih.


Memilah hasil liputan & membuat outline Setelah mendapat bahan berita, saatnya bagi jurnalis untuk menulis… Tapi sebelum menulis anda harus memilah dan menentukan lebih dulu fakta-fakta yang: - Paling Menarik - Paling Penting - Paling Baru - Paling Heboh, Mengharukan, dst Apa yang paling menarik, saat kamu wawancara dengan …………? Fakta paling menarik, penting, baru & paling heboh yang akan anda angkat sebagai berita, biasa disebut Angle Berita. Sekarang, Wawancarailah….


BAHASA JURNALISTIK Oleh Mulyo Sunyoto (Redaktur LKBN Antara) Bahasa laras jurnalistik mempunyai ciri khas: hemat dan jelas. Hemat artinya: pilihlah istilah atau kata yang lebih ringkas. Jika ada dua kata bersinonim, pilihlah yang lebih pendek. Contoh: “tapi “ lebih ringkas daripada “akan tetapi”. Tentu aturan ini tidak mutlak. Kadang pewarta memerlukan variasi pemakaian kata sehingga prinsip kehematan kata sering dilanggar. Hemat juga berlaku di tataran “frasa”: hindarilah nominalisasi verba. Maksudnya: gunakan “memukul” dan bukan “melakukan pemukulan”, “membakar” dan bukan “melakukan pembakaran”. Di tataran kalimat, pewarta harus memilih kalimat yang lebih pendek daripada kalimat yang panjang untuk mengomunikasikan gagasan yang sepadan. Kompas pernah menulis kalimat: “Gejolak sosial di masyarakat belakangan ini sebagian dipicu oleh memudarnya kepercayaan terhadap rezim pemerintahan.” Kalimat ini bisa diringkas tanpa mengurangi maknanya: “Gejolak sosial belakangan ini sebagian dipicu oleh pudarnya kepercayaan terhadap pemerintah.” Frasa “di masyarakat” harus dibuang karena maknanya sudah tersirat dalam frasa “gejolak sosial”. Pemakaian kata “nya” untuk merujuk kata benda, menurut kaidah standar, harus berasal dari ajektiva atau kata sifat, bukan kata kerja. Jadi dari “pudar” menjadi “pudarnya”, bukan dari “memudar” jadi “memudarnya”. Ingat: “tinggi” jadi “tingginya”, bukan “meningginya”, “marak” jadi ‘maraknya” bukan “memaraknya”. Lalu frasa “rezim pemerintahan” merupakan bentuk berlebihan dari “pemerintah”. “Rezim” ber asal dari bahasa Perancis “regime”, yang diambil dari bahasa Latin, yang artinya “cara atau bentuk pemerintahan”. Istilah yang lazim adalah “rezim militer” atau “rezim fasis”.


Jelas artinya: mudah dipahami, lugas, komunikatif. Tentu hal ini juga berkaitan dengan keringkasan kalimat. Menurut Melvin Mencher, semakin pendek kalimat semakin mudah dipahami. Dalam penelitian mengenai keterbacaan kalimat, dia menyimpulkan kalimat yang mengandung maksimal delapan kata sangat mudah dipahami, 11 kata mudah dipahami, 14 kata agak mudah dipahami, 17 kata standar, 21 kata agak sulit dipahami, 25 kata sulit dipahami, 29 kata (atau lebih) sulit dipahami. Struktur kalimat juga memengaruhi tingkat keterbacaan kalimat. Kalimat tunggal dengan struktur kalimat aktif merupakan bentuk kalimat yang mudah dipahami, dibanding kalimat pasif atau majemuk. Maka judul-judul dan teras berita disarankan mengambil bentuk kalimat tunggal dalam bentuk aktif. Contoh: “Presiden Panggil Kapolri”, “Bengawan Solo Meluap”, “Massa Membakar Kantor Imigrasi”. Teras berita, jika mengambil bentuk kalimat majemuk, disarankan untuk mengawalinya dengan induk kalimat. Contoh: “DPR membentuk Pansus Bank Century setelah mendengar masukan dari berbagai kalangan.” Bentuk itu lebih disarankan daripada memulainya dengan anak kalimat: “Setelah mendengar masukan dari berbagai pihak, DPR membentuk Pansus Bank Century.” Namun, aturan kejelasan bahasa laras jurnalistik ini tidak mutlak. Aturan ini dilanggar jika pertimbangan bentuk-bentuk teras jurnalistik dirasa lebih penting. Contoh, karena pertimbangan hendak menonjolkan unsur “How” sebuah berita, maka anak kalimat didahulukan dalam sebuah teras berita. Contoh: “Dengan cara menggantung diri di pohon, seorang tukang becak mengakhiri hidupnya.” Begitu juga dengan judul. Pertimbangan penonjolan unsur paling menarik menafikan aturan pengutamaan kalimat induk. Contoh: “Gara-gara Rp500, Preman Membunuh.”


Memilih Kata /Diksi Untuk mendukung kehematan dan kejelasan bahasa laras jurnalistik, wartawan harus pandai-pandai memilih kata/ diksi. Pertimbangan memilih kata untuk bahasa laras jurnalistik: 1. Pilih kata atau istilah yang sudah lazim sehingga mudah dipahami pembaca: ”bagaikan” bukan “penaka”; “anatomi” bukan “ilmu urai”. 2. Hindari akronim atau singkatan yang tak lazim: “Honda” untuk “honorer daerah”, ‘mitan” untuk “minyak tanah”. 3. Pilih kata dengan ejaan standar/baku: “kadaluwarsa”, bukan “kadaluarsa” 4. Hindari salah kaprah: “mengentaskan orang miskin” bukan “mengentaskan kemiskinan”; “mengatasi ketertinggalan” bukan “mengejar ketertinggalan”. 5. Pilih kata yang setepat-tepatnya : “menyadap getah”, bukan “mengambil getah”; “penghitungan suara pemilih”, bukan “perhitungan suara pemilih”. 6. Untuk menghindari repetisi yang membosankan, pewarta harus kaya dalam perbendaharaan kata. Cara instan untuk memiliki kosa kata yang beragam adalah memanfaatkan kamus tesaurus. Variasi penggunaan kata atau diksi ini sangat dituntut ketika pewarta menulis feature, agar tulisan jadi “berwarna”. Membuat Kalimat Efektif Bahasa laras jurnalistik harus komunikatif, pesan yang diterima pembaca harus sesuai dengan maksud pewarta. Untuk mencapai sasaran itu, kalimat yang tersusun harus efektif. Artinya, harus lugas, gramatikal, logis, tak menimbulkan multi tafsir alias ambigu. Pedoman menulis kalimat efektif antara lain: 1. Pedoman yang berlaku dalam memilih kata atau diksi di atas berlaku dalam menyusun kalimat efektif, yang menuntut kelugasan atau kesederhanaan. 2. Utamakan menulis dalam bentuk kalimat tunggal dan aktif. 3. Jika harus menulis kalimat majemuk, awali dengan induk kalimat.


4. Kalimat harus gramatikal, buang kata-kata yang tidak perlu. “Presiden meminta kepada para menteri untuk meningkatkan kinerja. Kata “ke pada” dalam kalimat di atas harus dibuang karena tidak perlu dan melanggar prinsip bahwa “verba transitif”, atau kata kerja yang harus diikuti obyek secara langsung tidak perlu diikuti partikel “kepada”. Contoh lain: “DPR mengusulkan agar KPK berfokus pada penuntasan kasus Bank Century”. Kata “agar” juga tak diperlukan di kalimat di atas. 5. Kalimat efektif juga menuntut logika. Berikut ini kalimat tak logis yang saya kutip dari Kompas. “Suara merdu seorang perempuan Jawa mengalun diiringi dua pria yang memainkan rebab, gambang, kromong dan tabuhan kendang.” Bagaimana mungkin “suara merdu diiringi dua pria?” Yang logis adalah: “Suara merdu diiringi bunyi rebab, gambang, kromong dan kendang yang dimainkan dua pria.” Kata “tabuhan” juga harus dibuang karena “tabuhan” yang artinya “hasil menabuh” tak bisa dimainkan. Yang bisa dimainkan ya “kendang”, bukan “tabuhannya”. Teknik Dasar Menulis Deskripsi: menggambarkan bentuk, sifat, rasa, corak, obyek pengamatan dengan mengandalkan pancaindera. Kriteria deskripsi yang berhasil adalah bila pembaca bisa membayangkan secara konkret apa yang tertulis. Dalam menulis deskripsi, penulis harus menghindari sebisa mungkin kata-kata sifat dan memperbanyak kata-kata kerja yang spesifik dan kata-kata benda konkret yang spesifik pula. Contoh: “Anas Urbaningrum sedang menyantap bakmi saus tiram” lebih hidup daripada “ Anas menikmati semangkuk makanan yang lezat”. Jangan paksa pembaca menerima kesimpulan bahwa “pemandangan di Pantai Bira indah”, tapi ceritakan secara konkret suasananya: suara debur ombak, hembusan angin, burung-burung bangau bersarang di senja hari dan seterusnya. Juga soal wajah manusia, jangan simpulkan “Angelina Jolie cantik jelita”, tapi deskripsikan bagian-bagian yang membuatnya tampak jelita.


Narasi: menceritakan suatu kejadian atau peristiwa secara kronologis. Informasi faktual atas rangkaian peristiwa harus diceritakan pewarta secara runtut dan logis. Contoh narasi ringkas: �Ratusan ribu pegawai negeri dan karyawan swasta di Israel mogok menuntut hak-hak pekerja kontrak di negeri itu. Mereka mangkir dari kantor dan pabrik setelah organisasi yang memayungi mereka, Histadrut, gagal mencapai kesepakatan dengan Menteri Keuangan.� Narasi dibangun atas dasar pengamatan di lapangan, wawancara dan dokumen/sumber tertulis. Eksposisi: memaparkan untuk menjelaskan, menerangkan. Contoh eksposisi ringkas: “Biaya sewa perkantoran di Beijing sekarang sudah lebih mahal dibandingkan dengan di New York. Harga per meter ruang perkantoran di Beijing 130 dollar AS sementara di New York 120 dollar AS.� Argumentasi: meyakinkan dengan cara pembuktian agar pembaca menerima pendapat penulis. Wartawan yang menulis berita tentu tidak menggunakan bentuk tulisan ini. Bentuk tulisan ini sering dipakai oleh penulis editorial, penulis opini atau kolomnis. Mereka ini nulis untuk meyakinkan pembaca dengan jalan mengumpulkan alasan yang logis, fakta dan data yang menunjang pendapat mereka.


MENULIS FEATURE Oleh Dadan Ramdani

“People buy newspapers for a variety of reasons. Maybe they’re seeking a coupon for soap. Maybe they want to know if the local high school won its game. Maybe they just want to know what time Rocky VIII starts at the movie house. Or maybe they’re seeking stories that will engage their interest.” (Ken Fuson, editor Des Moines Register, peraih Writing Award versi American Society of newspaper Editors untuk kategori non deadline writing). Tugas seorang wartawan di surat kabar adalah menyajikan berita yang penting dan atau ingin diketahui pembacanya. Namun tatkala publik memiliki alternatif yang lebih cepat dan menggairahkan untuk mendapatkan berita seperti dari televisi, radio, dan internet, maka kehadiran berita di surat kabar terancam kehilangan relevansinya. Lalu apa yang bisa dilakukan wartawan tulis agar tidak ditinggalkan publik? Akademisi dan praktisi Jurnalistik beken, Bill Kovach, memberikan saran bahwa saat ini tugas wartawan tulis bukan sekedar menyampaikan informasi yang penting, tetapi menemukan cara membuat hal-hal yang penting menjadi menarik untuk setiap cerita dan menemukan campuran yang tepat dari “yang serius” dan “kurang serius” yang ada dalam laporan berita pada hari manapun. Tuan Kovach menyebut hal “yang serius” dan “kurang serius” untuk menunjukkan bahwa yang bisa ditulis wartawan bukan hanya tentang ketegangan di Palestina atau kenaikan harga BBM, tapi juga tentang perasaan seorang anak di Gunung Kidul yang menerima beasiswa dari seorang dermawan atau senyum bahagia seorang ibu ketika anaknya memenangi lomba menari. Hal-hal yang “kurang serius” selalu mendapatkan ruang di media-media “serius” sekalipun. Koran bisnis seperti “Asia Wall Street Journal” yang tentunya punya audiens kaum kerah putih, tetap menyajikan kartun, cerita ringan yang mengundang senyum, serta teka teki silang. Kompas sebagai Koran kaum terpelajar di Indonesia banyak disukai orang bukan hanya karena berita seriusnya, tetapi juga karena koran tersebut memberikan ruang cukup untuk kisah-kisah “kurang penting” tetapi menggugah (human interest).


Kisah-kisah yang “kurang serius” dan human interest di dunia jurnalistik dikenal dengan nama Feature atau Karangan Khas. Buku-buku pedoman penulisan jurnalistik secara konvensional pada umumnya mendefinisikan feature sebagai tulisan jurnalistik yang tak terikat waktu (timeless), yang tujuan utamanya adalah untuk “menghibur” pembaca setelah pembaca dibikin tegang oleh berita-berita keras (hard news). Feature, dalam konteks perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini, tampaknya harus merevisi tentang pengertian timeless tersebut. Maksudnya: ada tulisan-tulisan feature yang terikat oleh waktu (timely). Jika anda mau menulis feature tentang seorang anak Palestina yang hidup sebatang kara saat ini karena seluruh keluarganya terbunuh oleh Pasukan Israel, tentu faktor waktu tak bisa diabaikan. Dengan demikian pengertian timely bersifat nisbi, dalam arti: Anda tidak perlu menulis berita “keras” tentang terbunuhnya keluarga Palestina tersebut. Feature dalam dunia jurnalistik dikenal juga dengan karangan khas. Khas karena di dalam feature selalu ada cerita yang menggugah rasa kemanusiaan (human interest). Berbeda dengan berita yang ditulis secara telanjang, feature ditulis dengan gaya yang “enak dibaca” dan menghibur agar para pembaca tertarik terus mengikuti uraian atau penjelasan mengenai suatu peristiwa. Nilai sebuah feature, sebagaimana halnya produk informasi, sebanarnya tetap ditentukan oleh keaktualannya. Hanya dalam feature kadang-kadang keaktualan tidak ditentukan oleh rentang waktu penyiaran dengan peristiwa, tetapi lebih pada kebaruan dalam sudut pandang (point of view) atau belum atau sudah adanya media lain yang menyiarkan. Misalnya kita menulis tentang kehidupan pemburu ikan paus di lingkungan masyarakat Flores Timur. Feature ini mungkin bisa disiarkan sepekan atau dua pekan setelah penulisan.


Karena bisa dimuat sewaktu-waktu, tentu feature harus punya kekuatan tersendiri. Jika hardnews kekuatannya pada kecepatan, maka feature harus mengandalkan pada beberapa aspek seperti daya tarik obyek, gaya penyajian, pemilihan sudut pandang dan tentu saja relevansi peristiwa, atau cantolan berita. Jika dalam berita unsur “what” dan “who” mendominasi tubuh berita, maka penulis feature bermain dengan sejumlah fakta dan keterangan untuk memberikan penjelasan dan pengungkapan sisi lain dari sebuah berita. Maka unsur “how” dan “why” mendapat jatah yang luas dalam feature. Seorang penulis menyebut bahwa feature lebih “menghibur” dan menjelaskan masalah daripada sekadar “menginformasikan”, karena feature adalah tulisan yang menuturkan peristiwa disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses pembentukannya, dan cara kerjanya. Materi feature tidak jauh-jauh dari materi yang biasa dibuat berita. Dia ada di kiri, kanan, depan, dan belakang sebuah berita. Itulah sebabnya feature seringkali menjadi pelengkap sebuah berita atau melengkapi hal-hal yang tidak bisa dimasukkan ke dalam sebuah berita, hal-hal yang terlewatkan. Katakanlah tiba-tiba ada kecelakaan pesawat terbang yang membawa 540 penumpang. Maka, hadirlah berita di berbagai media massa: 540 Penumpang LPJA Airlines Tewas Jakarta, 9/2 (LPJA) – Sebanyak 540 penumpang LPJA Airlines tewas setelah pesawat yang mereka tumpangi jatuh di hutan Kalimantan Timur, Rabu malam. Belum ada kepastian penyebab jatuhnya pesawat tersebut, kecuali disebutkan bahwa kontak terakhir pesawat itu dengan menara pengawas dilakukan kira-kira pukul 10.20 WIB atau lima belas menit sebelum jadwal pendaratan pesawat itu di bandar udara Sepinggan, Balikpapan. Dst…. Dst……


Di saat seperti itu, jangan lupa soal fakta lain. Ada materi lain yang tidak leluasa untuk dimasukkan dalam berita; misalnya pesan-pesan seorang pramugari kepada mamanya, atau ada seorang pria yang terlihat terus menangis di ruang tunggu kantor LPJA Airlines menunggu kepastian nasib kekasihnya yang menurut rencana akan dinikahinya sebulan lagi. Lihat pula manifes penerbangan. Ada tokoh? Ada artis? Pada saat seperti itu perlu ketajaman dalam melihat keadaan, berempati, dan menghayati kejadian yang menghebohkan itu. Perlu juga ketekunan. Soalnya ada sejumlah rinci yang harus didapat untuk membuat feature. Perlu mencari kutipan-kutipan yang hidup. Penulis feature memang akan lebih lama berada di lapangan dan akan lebih lelah dibandingkan mereka yang hanya memburu berita. Dari peristiwa kecelakaan pesawat tersebut, misalnya kita menulis tentang rencana perkawinan yang gagal karena calon mempelai meninggal akibat kecelakaan pesawat tersebut: Lelaki berperawakan tegap bak bintang Hollywood Silvester Stallone itu menangis tak henti-hentinya di tengah kerumunan orang yang sejak dua jam sebelumnya memenuhi ruangan humas LPJA Airlines. Kerumunan orang itu adalah para keluarga, kerabat, dan handai taulan penumpang pesawat LPJA Airlines yang jatuh di Kalimantan Timur, Rabu (8/2) malam . Sedangkan lelaki yang menangis sambil menutup mukanya dengan sapu tangan itu adalah calon suami Lisa (27), sekretaris sebuah perusahaan ternama, yang turut menjadi korban dalam kecelakaan tersebut. “Kami bulan depan siap menikah, tapi kini dia sudah pergi,â€? kata Seto Wibowo, lelaki berperawakan gagah yang mengaku berprofesi sebagai bankir. dst ‌ dst‌. Feature tidak selamanya harus dekat-dekat dengan berita. Saat Anda terkesima pada keluguan seorang gadis kecil yang mengamen di Bus Kota, Anda sudah terpancing untuk membuat feature. Di sini feature Anda berdiri sendiri.


Apa yang bisa dijadikan bahan penulisan feature? Hampir semua aspek kehidupan bisa dieksplorasi sebagai bahan penulisan feature. Jenis tulisan yang ada di majalah-majalah wanita seperti tulisan di rubrik mode, sosok, profil, dan pariwisata juga termasuk jenis tulisan feature. Yang harus diingat: feature bukan fiksi, karena dia adalah juga produk jurnalistik yang harus berdasarkan fakta. Walaupun dalam penggarapannya, feature itu mesti disajikan layaknya sebuah cerita pendek. Secara umum, bentuk karangan khas dikatagorikan menjadi dua, yakni feature yang bersifat explanation atau penjabaran dan feature atau karangan khas yang bersifat persuasive atau sering juga disebut argumentative feature. Explanation Feature antara lain: 1. News feature atau Sidebars, yaitu karangan khas yang tercantol langsung dengan berita lempang (News Peg). Tulisan ini merupakan suplemen berita lempang tetapi lebih banyak bercerita tentang manusia, pandangannya, harapannya, perasaannya, ketabahannya, dsb. Teknik penyajiannya bias humoristis, ironis, atau menciptakan ketegangan (suspense). 2. Historical Feature (Karangan khas sejarah). Model tulisan ini berupaya mengaktualkan masa lampau atau kejadian dalam sejarah sehingga ada keterkaitan dengan masa kini. Tulisan ini biasanya bermaksud menyegarkan ingatan pembaca akan kejadian yang bernilai sejarah. 3. Karangan khas Perayaan. Model tulisan ini dibuat untuk memperingati hari-hari besar atau hari libur nasional seperti Lebaran, Natal, Nyepi, dsb. 4. Karangan khas sosok pribadi (personality Profile). Model tulisan ini sering juga disebut dengan cerita sukses (success story) atau biografi.


5. Human Interest Feature (Daya Pikat manusiawi). Model karangan khas ini menonjolkan aspek-aspek dramatis, emosional, dan materi latar belakang yang menyangkut manusia sebagai cirinya ketimbang tulisan berita lempang yang materi pokoknya adalah peristiwa, pendapat, atau insiden. Karangan khas human interest ini memerlakukan hal atau kejadian di balik perisriwa yang menimpa manusia seperti tekanan batin, euphoria, gagasan, ambisi, dsb. Tujuannya adalah untuk memberi sentuhan emosi kepada khalayak seperti simpati, antipati, senang, benci, marah, dsb. Objek karangan khas ini biasanya orang-orang “unik� seperti Pelacur, Bartender, Para normal, dsb. 6. Karangan khas Pembuka Tabir (Curtain Raiser). Tulisan ini berisi langkah-langkah, peristiwa, atau pendapat untuk menyongsong atau sebagai persiapan menuju kejadian yang penting. Misalnya rencana kunjungan Kepala Negara Iran ke Indonesia atau menjelang Sidang Umum MPR/DPR. Model tulisan ini biasannya memakai bahan tertulis seperti doklumen, kliping, atau pendapat orang yang kompeten. 7. Karangan khas Wisata. Menuturkan pengalaman wartawan/penulis tentang hasil kunjungannya ke objek wisata yang menarik seperti keindahan alam, atraksi, peninggalan sejarah, tempat makanan yang khas, dsb. Argumentative atau Persuasive Feature 1. Feature Ilmu Pengetahuan Populer (Science Report). Tulisan ini menguraikan hal-hal yang bersifat ilmiah tetapi disajikan secara popular sehingga isinya mudah dibaca oleh umum. Kehadiran karangan khas seperti ini dapat membantu sosialisasi ilmu atau mendidik kha layak untuk berpikir ilmiah. 2. Analisis Berita (News Analysis). Sering kali disebut juga sebagai berita bertafsir (interpretative report). Isinya mengungkap dan men jelaskan asal-muasal masalah yang kompleks serta kemungkinan dampaknya. Analisis berita biasanya disiarkan bersamaan dengan berita lempang tentang masalah yang kompleks itu.


3. Laporan Berkedalaman (In depth report). Model tulisan ini membatasi diri khusus membahas satu aspek tertentu saja dari suatu masalah yang sebetulnya berdimensi banyak. Dengan konsentrasi pasa satu aspek, diharapkan isi laporan akan mendalam. 4. Feature Tuntunan keterampilan (How-To-Do-It). Model tulisan ini memberi tuntunan kepada pembaca mengenai keterampilan atau pengetahuan praktis atau kiat-kiat. Pembaca diharapkan bisa mendapatkan informasi praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Ada ahli yang menyebut feature sebagai jurnalistik sastra, karena feature yang bagus adalah yang disajikan bak sebuah cerita. Lalu unsur-unsur apa saja yang perlu diperhatikan dalam menulis feature? Secara umum, unsur-unsur itu mencakup: 1. Kreativitas: Tak seperti penulisan berita biasa, penulisan feature me mungkinkan sang penulis menciptakan sebuah cerita. Cerita di sini dalam pengertian “news-story”. Tapi ia masih diikat etika bahwa tulisan harus akurat. Karangan fiktif dan khayalan tidak boleh. 2. Subyektivitas: Feature dapat ditulis dalam dalam bentuk ”aku”. Tapi bentuk ini sangat jarang diterapkan wartawan, kecuali wartawan petualang seperti Gerson Poyk. Wartawan baru dianjurkan menghindari bentuk ini karena bisa terjerumus untuk menonjolkan diri. 3. Informatif: Feature bisa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai situasi atau aspek kehidupan yang mungkin diabaikan dalam penulisan berita biasa. Misalnya, Anda menulis tentang pelestarian hutan atau feature bahaya merokok yang sarat informasi bagi pembaca. 4. Menghibur: Feature merupakan variasi dari berita rutin. Tulisan ringan tentang cara polisi melatih anjing pelacak, cara guru sekolah di daerah terisolir mendidik murid-muridnya bisa memberikan hiburan selingan. Feature bisa juga berkisah tentang peristiwa yang lucu. (majalah Time pernah menulis feature lucu tentang suami Sharon Stone yang dipatok (digigit?) biawak di sebuah kebun binatang di AS. Poin empat ini sebenarnya merupakan “roh” feature, yang sering dirumuskan sebagai unsur human enterest. 5. Panjangnya: Bisa hanya 200 kata, bisa 20000 kata. (ini bukan esensi sebuah tulisan).


Bagaimana menyajikan feature supaya menarik dan hidup? Teknik penyajiannya boleh dikatakan mirip teknik menyajikan sebuah cerita pendek yang hebat. Penulis harus pandai mengatur alur cerita. Mau runtut atau flashback? Ini tergantung kebutuhan. Pemilihan diksi, kata juga amat penting. Pilih kata benda yang konkret. Pilih verba yang kuat: “dipagut� lebih kuat dan spesifik dari pada “digigit� (ular). Jadi ketepatan dan spesifikasi penggunaan kata harus diperhatikan betul. Tapi jangan sampai terjerumus ke dalam hyperbole, bombasme, vulgaritas dan semacamnya. Dalam bersaing dengan televisi, penulis feature harus sadar bahwa kata-kata punya kekuatan tersendiri untuk menyampaikan sebuah feature. Jika kekuatan ini diabaikan maka orang akan cukup nonton TV saja dan tak perlu membaca feature (tentang anak-anak korban perang Irak saat ini, misalnya). Berbeda dengan berita, struktur penulisan feature bukan piramida terbalik. (lihat contoh kecelakaan pesawat). Artinya, jika dalam menulis berita kita langsung ke masalah yang paling utama, maka dalam feature kita menjadikan masalah utama itu sebagai latar belakang. Akibat hal itu, feature akan tahan lama, tidak basi. Artinya, jika sebuah koran memberitakan berita soal kecelakaan pesawat LPJA itu pada hari Jumat, atau dua hari setelah kejadian, dia sudah ketinggalan jaman. Tapi banyak sisi lain di seputar kecelakaan itu bisa terus digali hingga beberapa hari ke depan untuk dikemas dalam feature. Untuk mempertahankan masa layak siar feature, maka dia mesti menekankan sisi kemanusiaan dalam suatu peristiwa.


Lead alias teras Ada yang mengatakan bahwa lead feature ibarat umpan dalam kail. Begitu pentingnya teras ini sehingga feature yang baik tanpa teras yang memesona akan kehilangan daya tariknya bagi pembaca. Namun ada yang membantah pendapat ini. Argumennya : ada feature yang memikat meski terasnya bisa-biasa saja. Feature yang ditulis Sindhunata umumnya memiliki teras yang biasa-biasa saja meskipun secara keseluruhan menarik sebagai sebuah feature. Banyak kajian yang membahas soal teras atau lead ini, termasuk jenis-jenis teras yang bisa digunakan penulis agar tulisannya tidak monoton. Berikut ini beberapa contoh teras/lead. 1. Teras rangkuman berita (news summary lead) Sama dengan yang dipergunakan dalam berita lempang. Teras ini merupakan pemadatan dari seluruh cerita dan menyajikan keseluruhan unsur lima W (who, what, when, where dan why) dan satu H (how). Contoh : Dengan gayanya yang kocak Jaelani Naro menyatakan tidak mau mundur dari pencalonan wakil presiden sampai tanggal 11 Maret 1988, tengah hari, hanya beberapa jam sebelum pemilihan wakil presiden oleh Sidang Umum MPR dilaksanakan. Ia telah ikut menulis sejarah baru politk Indonesia, sebab ia tercatat sebagai orang pertama yang memberanikan dirinya tampil sebagai calon tandingan Sudharmono yang sudah diunggulkan dan sekaligus berusaha mengakhiri budaya “calon tunggal� untuk jabatan orang kedua di Republik ini. 2. Teras anti klimaks (distinctive-incident lead) Teras ini melukiskan suasana yang kemudian berubah secara menyen tak (tiba-tiba) pada klimaks.


Contoh : Majelis Hakim, Jaksa Penuntut Umum dan Pembela masih menunggu jawaban wanita molek, berambut ikal hitam lebat yang duduk di kursi terdakwa, ketika ia tiba-tiba dengan tenang mengelupas lapisan bedak yang menutupi wajahnya dan melepas wignya. Kini, yang tampak di depan mereka adalah seorang wanita dengan muka yang penuh bekas luka yang mengerikan dan berkepala gundul. 3. Teras kutipan (quotation lead) Teras ini dimulai dengan sebuah kutipan ucapan atau tulisan orang terkenal. Contoh : “Tindakan kecil, ketika dilipatgandakan oleh berjuta-juta orang dapat mengubah dunia.” Kata-kata sejarawan Amerika Howard Zinn itu, jika dilakukan sejuta orang seperti Winarsih, kota besar di negeri ini, termasuk Surabaya akan bersih dari sampah. “Oh, East is East and West is West and never the twain shall meet!” Jika Rudyard Kipling sempat mengunjungi Wisma Antarbangsa di salah satu kampus Amerika Serikat, ia mungkin akan merevisi baris-baris dalam puisinya yang terkenal itu, sebab ia akan menyaksikan Timur dan Barat bukan hanya bertemu, tetapi juga hidup dan bekerja berdampingan dalam suasana penuh persahabatan. Lead atau teras juga bisa dimulai dengan kutipan dari ucapan tokoh dalam feature yang kita tulis: ”Seandainya aku hamil di luar nikah, akan tetap kulahirkan bayi itu.” Kata-kata itu meluncur dari bibir tipis Zanuba Chairani, sang pemenang lomba karya ilmiah remaja untuk bidang sosial. 4. Teras kalimat pendek (short sentence lead) Teras jenis ini terdiri atas satu kalimat pendek atau bahkan satu kata saja, yang menarik atau mencekam perasaan, yang merupakan rangkuman dari seluruh cerita atau pernyataan tentang suatu fakta paling penting dari seluruh cerita.


“Allahu Akbar,” teriaknya. Setelah itu, ia melakukan sujud syukur untuk menyampaikan terima kasihnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena ia telah terpilih sebagai salah seorang menteri dalam Kabinet Gotong Royong yang dipimpin Presiden SBY. 5. Teras kalimat tanya (question lead) Teras jenis ini sama dengan teras kalimat pendek, tetapi dituliskan dalam bentuk interogasi, bukannya pernyataan, dengan tujuan menguji pengetahuan atau merangsang minat pembaca. Contoh : Adakah sesuatu yang berguna dari kemiskinan? Jorge Valdano barangkali salah seorang yang punya jawaban. Karena ia mantan pemain sepakbola dan lahir dari sebuah negeri sepakbola, maka ia pun menjelaskan kemiskinan dari dimensi sepakbola. “Kemiskinan,” katanya dalam sebuah wawancara khusus dengan FIFA Worldcup.com, “tak baik untuk apapun, kecuali untuk sepakbola.” Dst….dst Berapa harga sebuah nyawa? Ia bisa berharga milyaran rupiah, jika tubuh yang dihidupinya kebetulan seorang kaya raya, tetapi ia bisa juga hanya berharga ribuan rupiah saja atau sama sekali tak bernilai. Yayasan Jantung Indonesia, Palang Merah Indonesia dan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia dengan cara masing-masing berusaha keras agar nyawa seseorang –yang sebenarnya tak ternilai harganya—tidak dibedakan dengan yang lain, karena kekayaan atau status sosialnya. 6. Teras kontras (contrast lead) Teras jenis ini mengungkapkan dua fakta yang sangat berbeda dengan tujuan untuk memberi tekanan pada fakta yang akan menjadi tema cerita. Contoh : Di sini, 45 tahun yang lalu, mereka saling menembak, berbunuh-bunuhan. Kini di tempat ini, muda-mudi Belanda dan Indonesia bercengkerama ria, memadu kasih, menjalin asmara. Itulah pemandangan di Pantai Cinta, yang kini giat dipromosikan sebagai salah satu tujuan wisata.


7. Teras analogi (analogy lead) Teras ini sama dengan teras kontras, tetapi ia menampilkan kesamaan antara fakta yang sudah dikenal dengan fakta yang akan menjadi tema cerita. Contoh : Jika Belitong memiliki Ibu Guru muslimah yang amat menginspirasi murid-muridnya seperti dikisahkan Andrea Hirata dalam Novel Laskar Pelangi, maka Bondowoso memiliki Wiwik Susianti yang memiliki semangat tanpa pamrih untuk mencerdaskan anak-anak di desanya. Keduanya doyan apa saja mulai dari sayur-sayuran beras, daging, buah-buahan sampai dengan kertas. Tak salah lagi, koruptor yang tertangkap basah itu dijuluki “tikus berkepala hitam�. 8. Teras deskriptif (descriptive/picture lead) Teras ini dimulai dengan melukiskan keadaan seseorang atau sesuatu. Contoh : Mengenakan sack-dress halter-neck warna biru dikombinasi dengan embroidery rancangan Edward Hutabarat, Nurlela masuk ke Aula Gedung Rumentang Siang di Bandung. Rambutnya yang bernuansa ungu, sedikit disasak. Aksesori seperti gelang, anting, dan jam tangan melengkapi penampilannya. Ia pun tak ketinggalan menjinjing salah satu tas Harmes yang menjadi koleksinya. 9. Teras bercerita Teras ini berupaya memancing minat pembaca dengan menciptakan suasana. Contoh: Anggota Reserse itu melihat dengan tajam ke arah senjata lelaki di depannya. Secepat kilat ia meloncat ke samping dan mendepak senjata lawannya sambil menembakkan pistolnya. Dor... Preman itu tergeletak sementara banyak orang tercengang ketakutan menyaksi kan adegan yang sekejap itu .....


10. Teras Dialog Teras ini menyajikan kutipan dialog Contoh: “Betulkah Saudara mencuri sapi?� “Tidak Pak Hakim. Saya hanya menarik tali. Eh, tahu-tahu ada anak sapi di ujungnya.� Begitulah dialog hakim dan tersangka kemarin siang di PN Jakarta Selatan. 11. Teras Asumsi Mengawali tulisan dengan mengajukan asumsi atau pengandaian. Contoh: Barangkali yang akan paling merasa masgul menyaksikan pertandingan pembukaan Piala Dunia antara Perancis dan Senegal adalah Jean-Marie Le Pen, sang ultra kanan yang emoh dengan kehadiran orang asing di Perancis. Bagaimana dengan artikel? Lihatlah di akhir sebuah artikel di koran atau pun di majalah. Disana biasanya ada tanda (*) yang diikuti keterangan: pakar jurnalistik, seorang dokter di pedesaan kecil, penikmat buku, ibu rumah tangga, pengamat televisi, penikmat televisi, pakar politik, pengamat politik, dll. Keterangan itu tidak lain untuk menunjukkan bahwa si penulis memiliki kompetensi, minimal, sebagai orang yang berkepentingan dalam masalah yang dia tulis. Artikel, berbeda dengan feature yang menekankan fakta yang diramu berdasarkan pengamatan dan sesekali opini penulis, lebih mementingkan opini si penulis mengenai suatu hal mengenai suatu fakta. Kalau feature lebih menekankan kemampuan penulisnya mengangkat fakta di lapangan sebagai sebuah tulisan yang menyentuh, maka artikel lebih menekankan kemampuan penulisnya untuk mengangkat ide-ide atau fakta lain yang berkaitan dengan suatu peristiwa.


Soal kecelakaan pesawat LPJA, misalnya, maka penulis artikel bisa menyoroti soal jumlah kecelakaan pesawat belakangan ini, kebijakan penerbangan dari Departemen Pehubungan, kelayakan pesawat, dll. Contoh: Setidaknya, sudah delapan pesawat komersial mengalami kecelakaan dalam dua tahun belakangan ini, dan korban tewas sudah lebih dari seribu orang. Ada apa dengan Departemen Perhubungan? Atau Ini suatu kecerobohan atau kebodohan, entahlah. Setengah tahun lalu pabrik pembuat pesawat jenis XXX di Eropa sana telah minta agar pemakaian pesawat sejenis ditunda dulu karena ada sesuatu yang perlu dipelajari menyusul sebuah kecelakaan di Spanyol. Belum ada keterangan lebih lanjut dari pabrik itu, dan LPJA entah mengapa tetap menggunakan jenis XXX untuk penerbangan dalam negeri. Kini pesawat itu jatuh dan ratusan tewas, siapa yang salah? Atau Sejumlah kecelakaan pesawat yang menewaskan ratusan orang dalam dua tahun belakangan ini tak mempengaruhi minat masyarakat menggunakan jasa transportasi yang makin murah itu. Berbeda dengan angkutan darat dan laut yang cenderung menaikkan tarif setiap tahun, dalam beberapa tahun ini bisnis penerbangan menjanjikan kecepatan dan tarif murah, sehingga moda angkutan itu merebut banyak penumpang yang biasanya memakai jasa kereta api atau pun bus jarak jauh. Perlu diingat bahwa menulis, baik itu feature maupun artikel, bukanlah ilmu pasti dengan rumus-rumus yang rigid. Setiap wartawan atau penulis memiliki ciri dan gaya masing-masing. Jadi apa sih kunci untuk menulis ? “Anda hanya perlu action. Itu saja,� kata AS Laksana, pemenang karya sastra terbaik versi Majalah Tempo. SELAMAT MENULIS!!


Menulis Opini

Akhmad Kusaeni, S.H, M.A

Tulisan Opini dan Misi Jurnalisme - Misi jurnalisme adalah memberikan informasi kepada publik agar mereka mampu memahami sebuah fakta/peristiwa serta membangun pendapat yang cerdas tentang hal itu. - Tulisan opini menjadi faktor dalam pengembangan pendapat publik yang bernas. Dalam bahasa Antara: We turn information into knowledge. - Publik yang melek informasi sangat krusial dalam membangun masyarakat yang demokratis sehingga mereka bisa mandiri dalam mengambil keputusan-keputusan yang terkait dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. - Tulisan opini bisa membantu membentuk pendapat publik yang cerdas dengan cara: 1 Memberi pedoman kepada publik dalam memahami peristiwa yang muncul dalam pemberitaan sehari-hari. 2 Advokasi hak-hak warga dan kebebasan sipil. 3 Dalam jangka panjang ikut serta mencerdaskan bangsa dan demokrasi. Bagaimana cara penulisan opini bisa membentuk pendapat umum yang cerdas? 1. Dengan menjelaskan makna sebuah berita dan mengevaluasi pentingnya sebuah peristiwa kepada publik . (Artikel: PDIP Ogah Jadi Moncong Putih) 2. Dengan memberikan konteks dan latarbelakang kepada publik mengenai signifikansi sebuah peristiwa. (Artikel: Siapapun Presiden Terpilih Rakyat Harus Menang). 3. Dengan memprediksi apa yang bakal terjadi, seperti apa yang akan terjadi jika kabinet di-reshuffle. (Artikel: Jangan ganti kuda saat menyeberangi sungai) 4. Dengan memberikan kepada publik informasi yang mungkin tidak ada di halaman-halaman berita (apa di balik berita) (Artikel: Xanana Gusmao Pernah Akan Dibunuh)


Tujuan Tulisan Opini 1. Tujuannya adalah menjelaskan (explains) dan memberi penafsiran (interprets) mengenai arti sebuah peristiwa atau fakta. 2. Bisa juga untuk memprediksi (to predict) apa yang akan terjadi atau mendiskusikan konsekuensi (consequences) dari sebuah kebijakan atau tindakan. 3. Bisa juga memberikan sebuah titik pandang (perspective) yang dari titik pandang itu pembaca bisa mengikuti arah perkembangan sebuah peristiwa yang sedang berlangsung. Tulisan opini harus bisa membangkitkan/memprovokasi dimensi afektif (emosi) pembaca, Menurut Tjipta Lesmana, melalui tulisan opini penulis berusaha keras membuat pembaca: 1. Marah: karena warga di mana-mana terjebak kemacetan luar biasa, atau menyaksikan tindakan sadistis kaum teroris dan Satpol PP. (Artikel: Fitna: Ironi Kebebasan Berekspresi). 2. Sedih: karena kematian tokoh idola; melihat rakyat jelata hanya berpenghasilan RP 10.000,- setelah seharian banting tulang; atau penduduk tetangga yang dihantam musibah banjir besar. (Artikel 1: Soeharto akan dikenang sebagai apa?). (Artikel 2: Alhambra dan kejatuhan Islam di Spanyol). 3. Benci: karena melihat perilaku Presiden Bush yang arogan, atau melihat semua aparat kita yang begitu korup. (Artikel 1: Muslihat Jurnalistik). (Artikel 2: Ditawari jadi pelaku bom bunuh diri). 4. Prihatin/gemas: Melihat perempuan-perempuan belia kita yang dijual ke luar negeri dengan harga Rp 2,5 juta saja. (Artikel 1: Rp1 Miliar untuk kampanye 15 menit). (Artikel 2: Mati Syahid atau Mati Konyol?). 5. Senang: karena tim bulutangkis kita memenangkan kejuaran dunia atau anak-anak pelajar kita memenangkan lomba fisika tingkat dunia. (Artikel: Mahbubani dan kebangkitan Asia).


6. Exciting: menonton hiburan yang “berbau� sex; menggambarkan bagaimana penonton berjingkrak-jingkrak menyaksikan penyanyi melantunkan lagunya dengan penuh semangat sambil menggoyang-goyang pinggulnya yang dibungkus oleh rok mini super ketat, misalnya. 7. (Artikel: Turki: Buka puasa di kiri, minum bir di kanan) Simpati: melihat sebagian anak Irak yang menjadi korban keganasan peperangan; melihat warga desa yang berjuang keras untuk mempertahanan kehidupannya yang susah. (Artikel: Amerika Negeri Islami?) Struktur Artikel 1. Sama halnya dengan berita, artikel/feature juga mempunyai struktur. Umumnya, feature terdiri atas judul, lead (pembuka), body dan penutup. 2. Lead mempunyai peran penting terutama untuk memikat pembaca. Fungsi lead bukan semata-mata sebagai ikhtisar atau summary, tapi sebagai eye catching, walaupun diakui judul pun berfungsi sebagai eye catching. 3. Intinya: Bukalah artikel dengan sesuatu yang menarik dan akhirilah dengan sesuatu yang bisa dikenang. Jenis Lead 1. The summary statement lead: memberikan ringkasan, mirip dengan straight news. 2. The narrative lead: memberikan kronologi suatu kejadian. 3. The descriptive lead: memberikan pembaca gambaran mengenai suasana atau kejadian. 4. The opposition lead: memberikan dua pandangan yang bertolakbelakang, mengkontraskan situasi atau pendapat. 5. The anecdotal lead. 6. The teaser lead: pembuka yang mencoba mengundang penasaran pembaca, sehingga mereka tertarik untuk membaca feature itu secara utuh. 7. The conversational lead 8. The quotation lead: memulai tulisan dengan kutipan seorang tokoh, atau pemimpin.


FOTOGRAFI DASAR Oleh James A Watulingas

• Fotografi/PhotoGraphy(inggris-nya) /Photos-grapho berasal dari bahasa Latin, yaitu Photos (cahaya) dan grapho, yaitu menulis/ melukis, sehingga pengertian fotografi / photography secara umum adalah proses menulis atau melukis dengan cahaya mengunakan alat yang disebut kamera film/digital, jadi tanpa cahaya tidak ada foto/ bentuk yang dihasilkan melalui media tersebut. • Prinsip fotografi/PhotoGraphy secara umum merupakan kegiatan dalam menajamkan ruang /objek pembuatan gambar dengan lensa dan film yang peka cahaya, film yang dimaksud adalah sebuah prangkat yang tembus cahaya yang dilapisi dengan emulsi garam perak halida. Untuk digital film MC (memory card film) proses kerja cahaya melalui media digital dengan ukuran kepekatan luminitas (intensitas) cahaya yang berkala sensitivitasnya. • Fotografi/photography merupakan sebuah media yang digunakan/berguna untuk mendokumentasikan suatu momen/peristiwa/kejadian penting. Melalui sebuah foto, keindahan kenangan tidak akan lekang oleh zaman dan tidak pernah terhapus dari ingatan, sehingga memiliki makna terdalam yang mengandung nilai sejarah dari foto tersebut. • Melalui foto juga orang bisa terpikat pada suatu objek yang bermuatan berita, produk olahraga, makanan, minuman, kebudayaan, teknologi, gaya hidup, hingga sampai hasil industri, oleh karena itu ada pemeo satu foto mampu berbicara lebih dari seribu kata, itu disebut juga gambar yang berbicara, tersirat pesan yang sarat bayak informasi, tentunya menjadi arsip/file penting. What makes a good pictures? • Menurut Buku fotografi Kodak, bahwa kita melihat sebuah objek foto didasari oleh subjeknya serta rasa pribadi dari masing-masing orang yang melihatnya. Akan tetapi ada dua landasan yang terpenting pada sebuah foto yang menarik, yakni komposisi dan pencahayaan, tanpa mengabaikan dasar standar prosedur fotografi; fokus, kecepatan, bukaan cahaya dan iso/asa.


• Untuk mendapatkan foto yang menarik memang diperlukan kemampuan/ketrampilan teknis. Hal ini tidak bisa dihindari karena seluruh proses fotografi dibuat menurut prosedur kerja teknis, namun kemampuan dan kemahiran teknis fotografi tidaklah cukup dengan sekedar kemampuan mengendalikan kamera, menentukan lensa, menggunakan pengukur cahaya, serta mengatur diafragma dan kecepatan rana, namun juga penting jam terbang dan pengalaman. • Untuk mendapatkan foto yang menarik memang diperlukan kemampuan/ketrampilan teknis. Hal ini tidak bisa dihindari karena seluruh proses fotografi dibuat menurut prosedur kerja teknis, namun kemampuan dan kemahiran teknis fotografi tidaklah cukup dengan sekedar kemampuan mengendalikan kamera, menentukan lensa, menggunakan pengukur cahaya, serta mengatur diafragma dan kecepatan rana, namun juga penting jam terbang dan pengalaman.




• foto yang baik adalah foto yang enak dilihat, memenuhi kriteria secara teknis baik dan didukung rasa estetika yang tinggi dan tentunya telah direncanakan terlebih dahulu dengan ide yang orisinil dan jam terbang dalam pemotretan akan mempengaruhi hasil dari foto tersebut, dimana foto punya rasa, kepadatan informasi, dan mampu menyampaikan pesan kepada publik atau masyarakat yang melihatnya. PENGENALAN KAMERA • Ada 3 jenis kamera yang populer hadir di masyarakat, yaitu kamerá jenis SLR (Twins-Lens-Reflex), yaitu Refleksi Lensa Ganda, yang biasanyá digunakan di studio dan jenis ini sudah jarang digunakan, ke dua adalah SLR (Single-Lens-Reflex), Refleksi Lensa Tunggal dan yang terakhir ke tiga adalah DSLR (Digital-Single-Lens-Reflek) yang kita kenal kamera digital lensa tunggal dengan menggunakan film luminitas dalam Memory Micro Card atau MMC / MC memory card.

Komposisi internal sebuah kamera


Tiga alat kontrol penting pada kamera • Fokus • Kecepatan Rana (shutter) • Diafgragma • Asa/Iso (Kepekaan Film)


Perbandingan antara gambar yang fokus dan Tidak fokus dilihat dari jendela pengamat kamera analog dan dengan kamera digital fokus biasanya di tandai lampu led warna hijau menyala,dan biasanya berbeda beda.


Diafragma • Lensa kamera terdiri dari beberapa lapis lensa cembung tembus pandang dan diantaranya terdapat tirai-tirai yang disusun sehingga dapat diatur untuk membuka dan menutup. Besar kecilnya bukaan tirai disebut dengah diafragma (aperture). Bukaan diafragma dapat diatur dengan memutar gelang diafragma yang bertuliskan angka-angka (disebut f)


LENSA • Lensa merupakan bagian penting dalam pemotretan, dan dikenal ada tiga jenis lensa dalam dunia fotografi, yaitu Lensa Normal (Normal-Lens), Lensa Lebar (Wide Angle-Lens) dan Lensa Panjang (Tele-Lens/Long-Lens). Lensa Normal (50 mm). Adalah lensa yang dalam merekam zona di depan kamera sesuai • dengan kemampuan sepasang mata manusia saat melihat objek melalui lensa ini, maka objek di depan dengan sudut pandang sekitar 46 derajat maka kelihatan seperti mata biasa yang wajar.

Lensa Lebar (Wide Angle-Lens) • Pada efek lensa lebar adalah jenis lensa yang ukurannya di bawah Lensa Normal, yang mampu merekam dengan sudut pandang lebih lebar, misalnya lensa ukuran, 35mm, 28mm, 24mm, 20mm dan 18mm,15mm dan 10mm


Lenså Panjang (Tele-Lens) •Adalah lensa yang ukurannya di atas lensa normal, misalnya yang sering ditemui adalah lensa dengan ukuran 85mm, 135mm, 200mm, 300mm, 400mm, 600mm, bahkan ada yang mencapai 1.200mm


Ukuran derajat (sudut pandang) sebuah lensa


• Besar kecilnya bukaan tirai disebut dengan diafragma (aperture). • Pengertian lain dari angka diafragma adalah: Semakin besar angka diafragma pada lensa, semakin luas bidang ketajaman gambar/foto, sebaliknya, semakin kecil angka diafragma lensa, semakin sempit/kecil bidang ketajaman gambar/foto, hal ini yang disebut dengan Depht of Field (ruang tajam)

Film • Film adalah bagaikan kanvas pada sebuah lukisan, yang di atasnya akan dilukis sebuah gambar dengan menggunakan cahaya. Fotografi secara umum berarti melukis dengan cahaya • Sebuah film ditentukan oleh ASA, yaitu singkatan dari American Standard Association, yaitu sebuah badan atau lembaga di AS yang mengurusi masalah standardisasi kecepatan dan kepekaan relatif sebuah film. • Semakin tinggi (angka) ASA sebuah film, semakin peka ia terhadap cahaya, artinya, semakin tinggi angka ASA, semakin sedikit ia memerlukan cahaya • ASA/ISO 400 lebih peka terhadap cahaya dibanding ASA/ISO 200 • ASA 200 lebih peka terhadap cahaya dibanding ASA 100 • ASA 200 membutuhkan cahaya lebih banyak dibanding ASA 400 • ASA 100 membutuhkan cahaya lebih banyak dibanding ASA 200 • ASA Film yang sering dikenal masyarakat sejauh ini adalah ASA 100, 200 dan 400, meski di kalangan peminat fotografi dan wartawan foto, dikenal beberapa jenis ASA film, misalnya ASA 25, 50, 125, 160, 800, 1600 dan bahkan 3200


Komposisi dan Pencahayaan Komposisi adalah rangkaian elemen gambar yang dalam suatu ruang/format. Dengan komposisi yang baik, foto akan lebih efektif menampilkan pesan pembuatnya dan menimbulkan dampak yang lebih kuat. Pemilihan komposisi merupakan pilihan pribadi fotografer, jadi komposisi foto merupakan salah satu cara bagaimana fotografer mengekpresikan dirinya Penempatan subyek dalam komposisi


Komposisi • Komposisi juga bisa dilakukan pada saat kita memegang kamera dengan menempatkan objek pemotretan terhadap diri fotografer, yakni: • Eye level, obyek foto yang sejajar dengan mata. • Low angle, obyek foto yang berada pada sudut pandang bawah fotografer. • High angle, objek foto yang berada pada sudut pandang atas fotografer. • Selain itu dalam komposisi juga dikenal garis, kedalaman, keseimbangan, irama, latar belakang, format, framing, dan refleksi. Pencahayaan Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi sebuah karya yang baik. Pengatahuan tentang pencahayaan mutlak harus dikuasai oleh seorang fotografer • Cahaya alam Natural Light/Available light) • Cahaya alam adalah sumber cahaya utama dalam pemotretan luar • ruangan (outdoor). Sumber cahaya alam berasal dari matahari dan benda-benda langit yang mampu memantulkan cahaya, seperti bulan. Khusus untuk pemotretan siang hari, yang mempengaruhi kualitas cahaya matahari adalah posisi matahari, keadaan awan, dan cuaca. • Cahaya langsung • Cahaya tidak langsung (indirect light) • Cahaya Buatan (Artificial Light) Apabila seorang fotografer tidak memperoleh cahaya alami maka ia akan melengkapi dirinya dengan cahaya buatan, biasanya seorang fotografer akan melengkapi dirinya dengan alat bantu berupa sebuah unit lampu kilat elektronik sederhana yang dipasang pada bagian atas kamera (tempat yang disediakan di badan kamera) Lightmeter Petunjuk untuk menentukan kita menggunakan aperture (diafragma) dan shutter (kecepatan) atau disebut juga sebagai Exposure Meter.


Mengapa Harus Memotret? Apakah kegiatan memotret ini berkaitan dengan pekerjaan atau hanya sebagai hobi saja ataupun sebuah pelengkap dari sebuah pekerjaan? Hal ini bisa kita lihat dari tiga pekerjaan fotografi yang dilakukan Fotografi Sebagai Kegemaran Bila fotografi dijadikan sebagai hobi, kita termasuk golongan amatir. Amatir adalah seorang yang melaksanakan sesuatu karena kegemaran, karena mencintainya. Keuntungannyam kita dapat mengerjakan pemotretan sesuai dengan keinginan kita sendiri. Karena tidak ada orang yang memerintahkan apa yang diharapkan ataupun tidak ada orang yang menyarankan agar kita membuat foto seperti yang mereka inginkan. Fotografi sebagai mata pencaharian Bila kita menginginkan fotografi sebagai sumber mata pencaharian dan berharap kita akan mendapatkan kepuasan sebagai seorang fotografer karena pekerjaan, usahakan lapangan pekerjaan ini merupakan minat yang memang kita inginkan. Fotografi sebagai pelengkap pada pekerjaan yang lain Kini fotografi dipakai pada hampir semua bidang kegiatan dan bidang segala pekerjaan . Beberapa contoh penggunaan fotografi yang berkenaan dengan pekerjaan lainnya antara lain, pemotretan mikrofilm mengenai dokumen, penggunaan dalam reproduksi foto mekanis pada penerbitan, pemotretan dalam bidang bidang penyelidikan dan hukum, pemotretan sinar X pada bidang kedokteran, bidang kelautan dan teknologi lainya.


Foto-foto Jurnalistik Sejak camera ditemukan, fotografi menjadi sebuah media visual dokumentasi yang penting dan efektif

Camera mendokumentasikan keseharian keluarga

dari anak hingga dewasa Dokumentasi perjalanan, dan setiap kegiatan maupun tempat di muka bumi ini‌..


Ini menjadikan documentary fotografi adalah induk dari semua genre fotografi

Dalam perkembangannya, documentary fotografi terbagi dalam beberapa genre seperti: Jurnalistik

Yang mengutamakan nilai berita dari sebuah peristiwa


Dan mengandung nilai 5 W + 1 H

Fine Art fotografi yang lebih mengutamakan nilai artistik



Salon Fotografi yang lebih mengutamakan keindahan alam dan landscape


Commercial Fotografi

Yang menjadi sebuah industri di dunia fotografi

Portrait


Visual yang menampilkan kepribadian seseorang

dan masih banyak genre fotografi lainnya, seperti: Fashion

Contemporer

Conceptual Art


Jurnalistik sendiri lahir dari keingintahuan manusia akan setiap peristiwa di belahan bumi ini

akan apa yang sedang terjadi – what ?

di mana peristiwa itu terjadi – where ?


mengapa – why ?

siapa – who ?

bilamana – when ?


bagaimana – how ?

Henri Cartier Bresson, pendiri agensi foto Magnum, terkenal dengan teori “Decisive Moment”, mengatakan; “foto jurnalistik adalah berkisah dengan sebuah gambar, melaporkannya dengan sebuah kamera, merekamnya dalam waktu, yang seluruhnya berlangsung seketika saat suatu citra nampak mengungkap sebuah cerita.”

Foto jurnalistik adalah membuat berita dengan menggunakan foto sebagai media informasi.Penggabungan dua media komunikasi visual dan verbal. Menimbulkan efek ketiga bagi yang melihatnya.


Seorang fotojurnalis adalah seorang wartawan. Mereka harus selalu memotret langsung di jantung peristiwa yang sedang bergolak. Mereka tidak bisa menciptakan foto dengan hanya mengangkat telepon. Fotojurnalis adalah mata dunia, dan selalu harus bisa melihat dari dekat apa yang terjadi dan melaporkannya,� Prof Clifton Edom.

Hal terpenting bagi seorang fotojurnalis adalah berfikir bahwa ia adalah seorang wartawan, yang kedua baru ia bertindak sebagai fotografer,� Bruce Baufmann.

Wilson Hicks dalam bukunya menjabarkan 7 karateristik dalam salah satu cabang dalam ilmu komunikasi tersebut sebagai berikut : 1. Dasar foto jurnalistik adalah gabungan antara gambar dan kata. Keseimbangan data tertulis pada teks dan gambar adalah mutlak. - Foto berita dapat mengungkapan cara pandang terhadap subjeknya, pesan yang disampaikan lebih penting dari pada sekedar ungkapan pribadi. Caption sangat membantu suatu gambaran bagi masyarakat, bahkan foto esai pun memerlukan caption. - Menurut Hicks, caption foto adalah “unit atau bagian dasar dari foto jurnalistik�. Pada bagian tersebut dapat dibentuk pendekatan foto jurnalistik.


Medium foto jurnalistik biasanya tercetak, bisa di media seperti koran atau majalah, kantor berita, dan on line tanpa memperhatikan tirasnya. Berbeda sekali dengan keberadaan foto penerangan yang muatannya kisah sukses dan positif, maka informasi yang dalam foto jurnalistik adalah sebagaimana adanya, disajikan sejujurnya.

3. Lingkup foto jurnalistik adalah manusia. Itu sebabnya foto jurnalistik harus memilikikepentingan mutlak pada manusia. Ginny Soutworth menyimpulkan, “merangkul manusia adalah pendekatan prioritas bagi foto jurnalistik, karena kerja dengan subjek manusia adalah segala-galanya dalam profesi tersebut


3. Bentuk liputan foto jurnalistik adalah suatu upaya yang muncul dari bakat dan kemampuan seorang fotojurnalis yang melaporkan beberapa aspek dari berita itu sendiri. Menurut Chick Harrity yang bergabung dengan AP dan “US News & Report�. Tugas seorang fotojurnalis adalah melaporkan berita sehingga memberi kesan pada pembaca seolah-olah mereka hadir dalam peristiwa tersebut�.

6. Pesan yang disampaikan dari hasil visual foto jurnalistik harus jelas dan segera dipahami seluruh lapisan masyarakat. Pendapat pribadi atau pengertian sendiri tidak dianjurkan dalam foto jurnalistik. Gaya pemotretan yang khas, bahkan dengan gaya seni tidak menjadi batasan dalam berkarya. Yang penting pesan harus komunikatif bagi semua lapisan masyarakat.


7. Foto jurnalistik membutuhkan tenaga penyunting (editor) yang handal, berwawasan visual luas, arif, jeli dalam menilai karya foto yang dihasilkan, serta mampu membantu mematangkan ide atau konsep sebelum memberi penugasan. Penyuntingan meliputi pemilihan gambar, saran hingga meminta dilakukan pengambilan gambar ulang jika kurang layak siar.

- Nilai Suatu foto Berita - Hubungan yang dekat - Prominansi - Human Interest

- Aktualitas - Luar biasa - Penting - Universal


1. Aktualitas. Semakin hangat suatu kejadian, semakin besar ditimbulkan.

minat yang

2. Hubungan yang dekat/proximity Semakin dekat suatu kejadian dengan pembaca semakin mudah menarik perhatian dan mempunyai nilai yang lebih tinggi


3. Luar Biasa Kejadian yang luar biasa membuat berita yang selalu dibicarakan dan ingin diketahui orang

4. Prominansi. Foto-foto mengenai tokoh terkenal dan terkemuka selalu menarik untuk diperhatikan tingkah lakunya.


5. Penting. Peranan suatu foto tergantung dari pengaruh foto terhadap pembaca. Semakin sedikit pembaca yang tertarik semakin tidak ada artinya untuk dimuat.. Korban yang meninggal lebih penting ketimbang kerusakan harta benda.

6. Human Interest. Foto yang memiliki nilai human interest bisa memberikan kepada pembaca bagian kehidupan yang nyata. Kebanyakan pembaca tertarik dan menaruh minat akan sesuatu yang terjadi pada anak-anak, remaja, orang tua serta drama yang menceritakan kehidupan manusia.


3. 7. Universal. Foto-foto yang mempunyai daya tarik universal selalu menarik.

Kategori Foto Jurnalistik Menurut Wold Press Foto Foto Berita Spot/Spot News

Foto Berita Umum/General News


Foto Berita Alam dan Lingkungan (Nature and Environment)


Foto Potrait/People in News


Foto Iptek/Science and Technology

Foto Keseharian/Daily Life


Foto Olahraga (Sports)

Foto Seni dan Budaya/Arts

Foto Ilustrasi


Semua kategori tersebut bisa dibuat secara tungggal atau dalam rangkaian gambar (photo story). Di samping itu, seluruh kategori tersebut memiliki sisi lain dari cara pengambilannya. Dalam hal ini membuat gambar dengan pendekatan foto feature atau foto-foto humanis yang kesannya lebih dalam, gaya personal yang lebih menonjol dan tidak sekedar memotret peristiwa namun juga merekam kondisi di balik peristiwanya.

Keterangan Foto / Photo Caption Sebuah foto tidak akan dapat dikatakan sebuah foto berita bila tidak dilengkapi dengan caption/keterangan gambar, meskipun foto tersebut memiliki nilai jurnalistik.

JAKARTA, 30/11 - LATIHAN PEMADAMAN. Sejumlah petugas dan karyawan gedung bertingkat berlatih menggunakan tabung pemadam di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (30/11). Penggunaan tabung pemadam memerlukan latihan yang tepat agar dapat efektif saat menghadapi kebakaran. FOTO ANTARA/Fanny Octavianus/Spt/11.


Dimana Mendapatkan Foto Berita 1. Keberuntungan. Keberuntungan tidak bisa dipelajari. Ia bisa didapat ketika suatu peristiwa terjadi kebetulan di depan mata, kita siap dengan peralatan camera dan memotretnya dengan cepat (moment). 2. Monitor Radio. “Mengantisipasi spot news seperti memperkirakan dimana kilat akan menyambar,�ujar Robert Bowden dari St Petersburg Times. Untuk itu salah satu cara adalah monitoring frekwensi radio yang dimiliki kepolisian, radio yang menyiarkan berita terkini. Polisi biasanya yang pertama kali mengetahui kejadian pembunuhan, kecelakaan maupun unjuk rasa.

3. Radio Berita. Banyak stasiun radio atau televisi menyajikan berita sebagai sajian utama atau memberitakan perkembangan terkini dari suatu kejadian. Biasanya radio dan tv sejenis ini mengiterupsi acara yang sedang diudarakan.dengan berita-berita aktual. 4 . Reporter yang dikhususkan di satu bidang. Beberapa media biasanya menempatkan wartawannya di sebuah pos tetap, misalnya DPR, Mabes TNI yang tugasnya memonitor perkembangan tempat tersebut.


6. Melakukan kontak dengan LSM/Ormas. Banyak informasi yang diperoleh dari mereka. Biasanya kalau akan melakukan kegiatan, wartawan akan dihubungi untuk meliput apa yang ingin disampaikan. 7. Humas dan Press Release Untuk memberikan informasi mengenai perusahaan atau lembaga ke pihak luar. Humas akan mengundang media massa dan membuat press release. Begitu juga kalau membutuhkan informasi mengenai perusahaan atau kegiatan pemimpin di perusahaan itu, kita dapat mencari informasi kepada humas atau orang terdekat.

8. Acara di suratkabar atau majalah khusus.Suratkabar atau majalah biasanya mencantumkan jadwal acara suatu kegiatan. Misalnya acara budaya, festival kesenian, dsb. Mungkin dari acara itu ada sisi lain yang menarik untuk diliput


Jadi beginilah nasib fotografer jurnalistik untuk menyuguhkan segala sesuatu keingintahuan publik dengan berita dan foto kepada masyrakat luas untuk dinikmati pembacanya

sekian dan terimakasih


Photo Caption Oleh: Anton Santoso (Pewarta Foto LKBN Antara)

- Caption adalah tulisan singkat yang menerangkan kejadian atau peristiwa yang terekam dalam foto. - Penulisan caption untuk foto jurnalistik tetap mengikuti prinsip 5W + 1H (apa, siapa, kapan, dimana, kenapa dan bagaimana). - Setiap media punya gaya penulisan caption yang berbeda, tapi hampir semuanya mencantumkan nama media/fotografer yang membuatnya. Teknik pembuatan caption • Judul foto (headline) • Lokasi/tanggal pemuatan (dateline) • Keterangan foto (cutline) • Keterangan peristiwa (newsline) • Nama media/fotografer (credit title)

PADANG, 9/7 – JEMBATAN RUSAK. Seorang murid SD meniti kawat baja jembatan gantung yang rusak parah di Desa Batu Busuk, Kecamatan Pauh, Kota Padang, saat menuju sekolahnya di hari pertama tahun ajaran baru, Senin (9/7). Warga setempat masih menggunakan jembatan yang rusak sejak dua tahun lalu itu karena belum adanya jalan alternatif selain menyeberangi sungai. FOTO ANTARA/Iggoy el Fitra


• WHAT • WHO • WHEN • WHERE • WHY • HOW Tips penulisan caption • Singkat, padat. Makin singkat, makin padat, makin baik. • Tak perlu menuliskan sesuatu yang sudah jelas. Misalnya “Seperti tampak pada gambar” atau “Gambar di atas memperlihatkan”. • Pada newsline, jelaskan fakta yang tak tampak dalam gambar. Misalnya “Ribuan buruh turut berpartisipasi dalam aksi demonstrasi itu”. • Hindari opini atau asumsi. Misalnya: “Seorang anak tampak bosan saat...” LAMPUNG, 25/6 - ANAK BADAK SUMATRA. Ratu (12) , induk badak Sumatera (dicerorhinus sumatrensis), menemani anaknya yang baru lahir di Suaka Rhino Sumatera, penangkaran badak semi alami di Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Senin (25/6). Setelah menanti selama 124 tahun, taman nasional tersebut akhirnya berhasil menangkar anak badak bercula dua setelah Ratu melahirkan seekor anak jantan pada Sabtu (23/6) dinihari. FOTO ANTARA/M. Agung Rajasa.


Search Engine Optimization (SEO) Teknik Meningkatkan Peringkat Halaman Web di Search Engine 0leh: Anton Santoso webmaster@antarafoto.com

Materi ini akan mengulas tentang: 1. Pengenalan SEO dan pengaruhnya terhadap peringkat halaman web di search engine. 2. Optimalisasi konten (on-page) dan non-konten (off-page) agar ter indeks oleh search engine dengan peringkat yang bagus. SEO & Peringkat Situs • Tantangan media online di Internet • SEO: deskripsi dan pengaruhnya • Cara kerja search engine (SE) • Faktor yang mempengaruhi peringkat situs • Google Algorithm, Google PR dan Alexa Rank Tantangan Media Online • Bagaimana mengelola situs web dengan konten yang disukai? • Bagaimana situs itu ditemukan di Internet dan dikunjungi banyak orang? • Bagaimana mengubah mereka jadi pengunjung setia? Internet & Search Engine • 555 juta situs di Internet • 2,2 milyar pengguna (55 juta dari Indonesia) • 100 milyar pencarian per bulan • Sekitar 80% trafik berasal dari SE • Google (66,2%), Bing (15,2%), Yahoo! (14,1%), etc. Kenapa Konten Tak Ditemukan? • Pengguna mencari informasi di SE • SE menelusuri indeks untuk menemukan halaman yang dianggap relevan • Tak diindeks? Tak relevan? Konten tidak ditemukan! • Media online perlu menerapkan teknik SEO


Apakah SEO Itu? • SEO adalah teknik optimalisasi agar konten diindeks oleh SE • SE mengindeks konten menurut keyword (kata kunci) • Konten yang relevan ditampilkan pada search engine result page (SERP) • Semakin relevan, semakin tinggi peringkatnya di SERP Tentang Search Engine • Aplikasi online untuk mencari dokumen di Internet secara cepat dan lengkap • Tantangan SE: relevansi • SE bersaing menampilkan hasil pencarian yang paling relevan dengan kata kunci informasi yang dicari. Bagaimana SE Bekerja? • Crawling: spider/webbot menyusup ke web server untuk mencari konten • Indexing: konten diindeks menurut keyword ke DB • Ranking: dengan algoritma, SE menentukan peringkat konten ber dasarkan relevansi • Serving: ditampilkan pada halaman hasil pencarian SERP Rank Dipengaruhi Oleh... • Relevansi: seberapa relevan konten dengan informasi yang dicari • Popularitas: seberapa banyak trafik ke konten tersebut • Reputasi: seberapa banyak referensi dari situs lain yang kredibel Relevansi • Kesesuaian keyword yang dicari dengan keyword yang dimiliki konten • SE menentukan main keyword berdasarkan posisi dan frekuensi suatu kata/frasa dalam konten • Main keyword ditemukan di Page Title, Page Description, Headline, Body, Anchor Text, Object Filename, Caption, dll.


Popularitas • Konten yang unik, menarik dan berbeda, adalah magnet bagi pengunjung • Loyalitas: returning visits lebih bernilai ketimbang one-time visits • User engagement (download, share, etc.) juga ikut diperhitungkan Reputasi • Trust dipengaruhi oleh inbound links dari situs lain (referensi) dan out bound links ke situs lain • Natural links lebih bernilai ketimbang paid links • Google PageRank (PR) bisa dijadikan indikator trust/importance se buah halaman web Google PageRank • Indikator untuk menilai penting-tidaknya halaman web (skala 0-10) • Dipengaruhi oleh nilai PR halaman lain yang memberikan link • Berpengaruh terhadap SERP rank • Tool: Google PR Checker Google Ranking Algorithm • Formula rahasia Google untuk menghitung SERP rank • Setiap tahun diperbarui 500-600 kali agar hasilnya lebih relevan • Sejak Feb 2011 Google Panda digunakan untuk menghapus low-quality sites dari SERP Apa Ciri Low-Quality Sites? • Kontennya hasil duplikasi atau kloning dari situs lain • Terlalu banyak menampilkan paid links • Menggunakan teknik Black Hat SEO (ex. keyword-stuffing, hidden links) untuk menyesatkan SE


Review • Agar dikenal publik di Internet, media perlu menerapkan teknik SEO • Memilih keyword yang tepat dan sesuai dengan konten sangat penting - relevansi • Konten bagus mengundang banyak pengunjung - popularitas • Konten bagus jadi referensi situs lain - reputasi 2. Teknik Optimalisasi Memahami faktor on-page & off-page - Memilih keyword yang tepat sebelum menulis - Menempatkan keyword pada judul, lead, dan isi tulisan - Meningkatkan keyword density dalam sebuah halaman konten Faktor On-Page • Faktor-faktor penentu SERP rank yang berasal dari halaman konten • Sangat mempengaruhi tingkat relevansi • Optimalisasi dilakukan terhadap keyword pada - page title - page description - headline - image text (filename, alt, caption) - URL (alamat halaman konten) Off-Page Factors • Faktor-faktor penentu SERP rank yang berasal dari luar konten • Sangat mempengaruhi tingkat popularitas dan reputasi • Optimalisasi dilakukan dengan membangun situs yang accessible (sitemap, menu, internal link structure), membangun link (link building) dan memanfaatkan peran social media (Facebook, Twitter, dll). Page Title dan Headline • Page title adalah judul halaman web • Headline adalah judul berita/tulisan • Biasanya page title diambil secara otomatis oleh sistem dari headline (dengan tambahan nama situs) • Contoh headline: Chelsea libas QPR 6-1, Torres hattrick • Contoh page title: Chelsea libas QPR 6-1, Torres hattrick - antaranews.com


Page Description • Page description adalah keterangan singkat tentang isi konten sebuah halaman • Biasanya diambil secara otomatis oleh sistem dari lead tulisan • Bersama dengan page title, dijadikan link dalam SERP • Contoh page description: Fernando Torres mencetak hattrik ketika tim finalis Liga Champion itu melibas Queens Park Rangers (QPR) 6-1 dalam pertandingan liga utama Inggris, Minggu. Pengaruh Page Title & Description • Page title dan page description ditampilkan dalam SERP saat orang mencari informasi • Keduanya berfungsi sebagai iklan di SERP • Survei di AS: title menyumbang 30% klik, description menyumbang 40% klik • Maksimal karakter 70 buat page title, 160 buat page description Image Texts • SE tak bisa “membaca” image, jadi penentuan keyword didasarkan pada teks yang terkait dengan image tersebut • Image texts: filename, alt-text dan caption • Keyword pada image texts turut menentukan ranking halaman web di SE • Contoh filename: torres-chelsea-hattrik.jpg • Contoh alt-text: Torres cetak hattrik buat Chelsea • Contoh caption: Torres melakukan selebrasi usai mencetak hattrik buat Chelsea saat melawan QPR, Minggu (29/4/2012).


HTML Codes & Meta Tags • Title tag adalah kode HTML pada bagian header untuk menamai halaman <title>Page Title</title> • Meta tag adalah kode HTML pada bagian header setelah title tag <meta name=”description” content=“page description” /> <meta name=“keywords” content=“keyword1, keyword2” /> • Headline tag: <H1>Headline</H1> • Image tag: <img src=“filename.jpg” alt=“alternative text” /> Keyword Research

• Riset untuk mengetahui keyword yang efektif digunakan dalam situs/ konten • Gunakan Google Keyword Tool untuk mengetahui keyword mana yang paling populer • Gunakan hasilnya pada judul, lead dan isi tulisan Contoh Riset Keyword • Tema tulisan: pemilihan Kepala Daerah Aceh • Gunakan Google keyword tool untuk mencari mana istilah yang lebih sering dicari orang di Google: “Pemilukada Aceh” atau “Pilkada Aceh” • Jika “Pilkada Aceh” lebih populer, gunakan keyword itu pada konten • Usahakan keyword “Pilkada Aceh” muncul lebih dulu ketimbang katakata yang lain.


Contoh Hasil Riset • Tema: Pemilihan Kepala Daerah Aceh • Judul: Pilkada Aceh berlangsung baik • Lead: Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menyatakan bahwa proses Pilkada Aceh berlangsung dengan baik. • Tulisan: Menurut dia, keberhasilan Pilkada Aceh antara lain bisa dilihat dari keberagaman peserta Pilkada. Dia berharap, pemenang Pilkada Aceh bisa menjadikan daerah itu lebih baik. Contoh di HTML & Meta Tags • <title>Pilkada Aceh Berlangsung Baik – antaranews.com</title> • <meta name=“description” content= “Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto menyatakan bahwa proses Pilkada Aceh berlangsung dengan baik.”/> • <H1>Pilkada Aceh berlangsung baik</H1> • <img src=“pilkada-aceh-2012.jpg” alt=“penghitungan suara saat Pilkada aceh 2012”> • Uniform Resource Locator adalah alamat unik sebuah page/file yang bisa diakses di Internet • URL yang deskriptif meningkatkan relevansi • Contoh: http://tempodoeloe.com/2012/01/13/mengenang-hotel-duchemin-buitenzorg lebih deskriptif ketimbang http://tempodoeloe.com/read. php?id=2128


Rekomendasi Jumlah Karakter

Anchor Text • Anchor text adalah kata/frase yang dijadikan link (biasanya ditandai dengan garis bawah dan bisa diklik) • Ikut meningkatkan relevansi jika digunakan secara deskriptif • Misal: Peserta audisi bernama Susan Boyle itu sempat ditertawakan oleh Simon Cowell. (link mengarah ke http://www.susanboylemusic.com). Keyword Density • Keyword density adalah indikator yang menunjukkan intensitas key word dalam sebuah halaman • Biasanya diukur dengan persentase kemunculan keyword • Rekomendasi: 1-2% (frase) dan 3-4% (kata tunggal) dari semua kata yang ada di halaman (lebih dari itu dianggap spamming) • Gunakan keyword density tool untuk mengetahuinya (misal: http:// www.live-keyword-analysis.com)


Latihan SEO • Buatlah tulisan pendek (minimal 6 alinea) dengan judul “Berbeda Awal Puasa Namun Tetap ...” • Lengkapi tulisan dengan foto/gambar yang sesuai (jangan lupa key word pada filename, alt-text dan caption-nya) • Beri anchor text pada tulisan yang mengarahkan pembaca ke situs lain yang relevan • Unggah tulisan tersebut di blog kelompok (deadline: Sabtu, 28 Juli 2012 pukul 24.00 WIB) •Cek di Google tanggal 31 Juli 2012 dengan kata kunci “berbeda awal puasa namun tetap”. Tulisan siapakah yang berada di halaman pertama? Closing quote • Old soldiers SEOs never die, they just fade away lose their rankings...



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.