MAJALAH OIKUMENE PEMUDA DAN REMAJA GEREJA PERTAMA DI SULAWESI UTARA TERBIT SETIAP BULAN NYA
CALLFOREVENTS: Bagi sobat PENJALA yang memiliki Informasi Kegiatan Pemuda/Remaja Gereja yang telah dan yang akan dilaksanakan, bisa di kirim melalui penjala.magazine@gmail. com, www.facebook.com/penjala, atau @penjala (twitter) Batas pemasukan Informasi Pelayanan tanggal 15 bulan berjalan.
(TIDAK DIPUNGUT BIAYA)
BANTU KAMI DENGAN MEBERIKAN KRITIK DAN SARAN TENTANG MAJALAH INI. MELALUI FACEBOOK DAN TWITTER http://www.facebook.com/penjala http://www.twitter.com/penjala
November 2010 | 3
DAFTARISI
10 PENYESALAN
08 BERIKU HARAPAN
TERBESARKU
12
2 MACAM PENANTIAN
20
22
MENGAPA KITA HARUS MENUNGGU TUHAN?
KEDAMAIAN HATI
23 JANJIMU SEPERTI
26 MIMPI DAN
FAJAR
28 4 TIPS
KEHIDUPAN
KENYATAAN
29
RENUNGAN TGL 1-30 NOV 2010
PENJALA | Events
INFORMASIP
KONSULTASI PEMUDA SINODE GMIM KPSG telah yang dilaksanakan pada tanggal 7-9 Oktober 2010, bertempat di Jemaat GMIM Imanuel Tolombukan, Wilayah Pasan, Kabupaten Minahasa Tenggara, telah menghasilkan program-program dan kegiatankegiatan Pemuda Sinode GMIM Tahun 2011. Kiranya kita Pemuda GMIM akan turut berpartisipasi dan menyukseskan semua kegiatan yang telah direncanakan. Untuk mengetahui programprogram yang dihasilkan dalam konsultasi silahkan hubungi Komisi Pemuda SINODE GMIM
November 2010 | 5
PELAYANAN
PENJALA | Events
SYALOMELECHEIM Setiap manusia pastinya sementara menantikan sesuatu. Pada cover depan majalah ini kami menggunakan simbol nyala api sebagai simbol penantian. Saat kita menantikan sesuatu kadang-kadang kita goyah seperti nyala api yang tertiup angin. Sobat PENJALA, dalam setiap edisi kami berusaha untuk berbagi apa yang Tuhan berikan kepada kami dengan anda lewat tulisan, kami berharap Sobat PENJALA juga bisa berbagi kesaksian lewat rubrik yang telah kami sediakan seperti BERIKU HARAPAN, PENYESALAN TERBESAR, dan rubrik baru yang akan kami tampilkan pada edisi Desember 2010 yaitu DOA KU. Kami berharap apa yang kami lakukan ini dapat membangun Iman Percaya Sobat PENJALA kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat membaca edisi November 2010 Salam Kasih dan Doa, Farly
farly.dapamanis@gmail.com www.facebook.com/farly.dapamanis
DAPATKANDI: TOMOHON: Kios Buku Tomohon; BITUNG: Kompleks GMIM Bait-El Bitung III; TONDANO: Tataaran 2; MINAHASA UTARA: Sigma Printing Solution; MANADO: BPK Gunung Mulia, Pustaka Mulia, GOLDEN Supermarket, Freshmart Bahu, Jumbo Pasar Swalayan
REDAKSIPENJALA Pemimpin Perusahaan : Peggy Mekel Pemimpin Redaksi : Farly Dapamanis Dewan Redaksi : Maikel Kawengian Ginna Mogontha
Penulis: Victory N.J. Rotty Maikel Kawengian Denny L. Waljufrie
Desain: Orange Lemon Design Studio
Marketing & Distribusi: Praisely Rumengan
Telepon : +62-852-4041-9999
Alamat : Jl. Wolter Monginsidi, No.99 Manado, Sulawesi Utara
E-mail : penjala.magazine@gmail.com
November 2010 | 7
INSPIRASIPENJALA BACA 30 DETIK SAJA Ada seorang cewek memberikan tantangan kepada cowoknya untuk hidup tanpa dirinya, untuk tidak ada komunikasi sama sekali antara mereka selama sehari. Dia berkata pada cowoknya, “kalo kamu bisa melewati itu, aku akan mencintai kamu selamanya.” Cowoknya pun setuju, dia tidak sms/ telpon ceweknya seharian. Tanpa dia ketahui bahwa ceweknya hanya memiliki 24 jam untuk hidup, karena dia terkena kanker. Keesokan harinya cowoknya pergi ke rumah ceweknya. Air matanya pun tiba-tiba menetes melihat ceweknya sudah terbaring dengan surat di tangannya yang tertulis “Kamu Berhasil Sayang, bisakah kamu lakukan itu setiap hari? I LOVE YOU...”
PENJALA | Beriku Harapan
Beriku Harapan Rubrik ini berisikan kumpulan kisah dan kesaksian pendek yang memberikan Harapan kepada kita untuk terus hidup bersyukur kepada Tuhan Yesus. Jika anda percaya bahwa hidup anda adalah sebuah kisah, maka bantulah kami untuk menceritakannya pada orang lain. Kisah yang anda anggap kecil bisa jadi sangat berharga bagi orang lain. Kirimkan kisah anda ke e-mail penjala.magazine@gmail.com. Nama anda takkan disebut untuk menjaga identitas anda. Ceritakan kisah atau kesaksian anda secara singkat. Kisah yang dimuat akan terlebih dahulu kami sesuaikan bahasanya dengan bahasa Indonesia yang baik.
November 2010 | 9
Ayahku adalah orang yang hebat. Dia pernah menjadi pemabuk. Tapi sekarang dia sudah berhenti minum selama 7 tahun.
Aku merasa hidupku sangat menderita. Bahkan kupikir hidupkulah yang terburuk. Tapi kemarin aku mengubah pikiranku.
Dia berhenti merokok, setelah 35 tahun kecanduan, pada saat terkena serangan jantung bulan Mei ini. Kemungkinan dia meninggal sangat besar, tapi sekarang dia sudah sehat.
Di sekolah, aku bertemu dengan perempuan berumur 16 tahun dengan menggendong bayinya. Walau begitu, dia berhasil mendapat nilai yang bagus, dia juga teman yang baik, dan salah satu ibu terbaik yang pernah kukenal.
Dia mampu mengatasi semua halangan dalam hidupnya.
Dia telah membuktikan bahwa hidup itu berharga.
Suatu malam, seorang pria dengan kaki sedikit terkilir datang ke rumah sakit tempatku bekerja dengan membawa 2 orang yang terluka akibat mabukmabukan. Aku paling benci dengan orang yang masuk rumah sakit karena mabuk. Jadi ketika aku mengobati kakinya yang terkilir, aku mengikat balutannya dengan kasar. Pria itu lalu mengatakan dia adalah seorang pendeta. Kakinya terkilir ketika berusaha menolong kedua orang anggota jemaatnya yang jatuh terluka ke selokan karena mabuk. Pendeta itu menolong jemaatnya, tanpa mempedulikan mereka itu baik atau jahat. Aku pun merasa malu telah salah pengertian padanya.
Aku berada di mal ketika seorang kakek yang berjalan dengan tongkat terjatuh di lantai. Lalu, lebih dari 30 orang berlari menolongnya dan bahkan ada beberapa yang menolongnya berjalan hingga tujuan.
Kakekku terkena serangan jantung dan dokter mengatakan pada ayahku bahwa kakek takkan bisa selamat. Mereka ingin menghentikan pengobatan, tapi kakek menolak untuk menyerah. Dia lalu mengalami 2 kali serangan jantung, sebuah stroke, dan operasi katarak selama 30 tahun. Walau begitu, kakek masih ada sampai sekarang.
PENJALA |
Penyesalan Terbesarku Rubrik Penyesalan Terbesarku berisikan kumpulan kisah penyesalan yang diceritakan dengan singkat. Jika anda pernah menyesali sesuatu yang pernah anda lakukan, dan anda tidak ingin hal itu terjadi pada orang lain. Bantu kami menceritakan penyesalan anda dengan mengirimkan kisah penyesalan anda ke e-mail penjala.magazine@gmail.com. Nama anda takkan disebut untuk menjaga identitas anda. Ceritakan kisah anda secara singkat. Kisah yang dimuat akan terlebih dahulu kami sesuaikan bahasanya dengan bahasa Indonesia yang baik.
PENYESALAN TERBESARKU adalah berniat membalas tradisi lempar telur saat ulang tahunku pada sahabat terdekatku. 10 hari yang lalu di ulangtahunnya, 1 butir telur ayam busuk dilemparnya ke arahku. Dan saat ini ingin kubalas dengan mengejarnya dengan telur ayam dalam genggaman. Berapa kali ku acuhkan teriakannya meminta ampun. Dan saat aku hampir saja menjangkaunya, tiba2 dia duduk dan kejang. Dan akupun menyaksikan sahabatku tak berdaya terkapar di ruang ICU RS, di hari ulang tahunku. [Perempuan, 21 tahun]
November 2010 | 11
Penyesalan terbesarku adalah tak menjadi kakak yang baik seperti yang seharusnya Aku tahu adikku mulai bergaul dengan orang-orang yang hanya akan membawa dia dalam masalah, tapi aku tak memberitahu orangtua kami. Sekarang dia menghisap ganja dan mengabaikan sekolah. Jika saja aku menghentikannya dulu, semuanya akan berubah. Dulu kupikir di harus menjalani hidupnya sendiri dan belajar dari kesalahannya, tapi sekarang, setelah melihat pengaruh buruknya yang besar, aku menyesal tak melakukan sesuatu ketika aku punya kesempatan. [Perempuan, 19 tahun] Penyesalan terbesarku adalah membiarkan diriku terpuruk dan jauh dariNya. Masa SMP adalah masa terberatku. Begitu banyak berita buruk yang beredar disekolah tentang kelargaku. Misalnya, hamilnya kakakku diluar nikah. Sebagai pelampiasan dari segala kekesalanku rokok menjadi semacam pelipur. Bahkan diluar kebiasaan manusia normal, aku menjadi senang ngemil minyak rambut. Dengan begitu aku mendapat perhatian dari teman-teman sekelasku. Dan ketika perhatian melingkupiku, ku putuskan untuk berhenti dari kebiasaan burukku. Berhenti ternyata tak mampu menghapus keganjilanku di mata temantemanku, hingga kini, kebiasaanku justru menjadi bahan sindiran teman-temanku meski setelah 7 tahun ku berhenti melakukan semua itu. [Perempuan, 22 tahun]
Penyesalan terbesarku adalah putus dengan pacarku Kami sudah bersama sejak kecil. Aku bahkan tak tahu kenapa aku mengakhiri hubungan kami. Tapi aku lalu tak pernah merasakan hal yang sama dengan orang lain sejak itu. Dan kapanpun aku melihat dia, perasaanku padanya muncul kembali. Semuanya sudah terlambat dan aku takkan pernah bisa mendapatkan dia lagi. [Perempuan, 17 tahun]
PENYESALAN TERBESARKU adalah merasa diri paling pintar. Dengan nilai jauh diatas teman-teman segengku, ku anggap diriku paling pintar. Kuceritakan kebodohan teman-temanku dan bagaimana aku mengajari mereka pada keluarga dan sahabat2 yang berbeda kampus. Di semester 5 saat aku mengambil kosentrasi keuangan, kudapati nilai IPK ku paling rendah diantara teman2 keuangan lainnya. Dan kini giliranku mengemis untuk diajari. [Perempuan, 21 tahun]
PENJALA | Cover Story
November 2010 | 13
M
enanti, atau menunggu, adalah hal yang paling membosankan. Tapi siapapun kita, apapun pekerjaan kita, darimana pun asal kita, akan selalu berada dalam keadaan menunggu. Bahkan pada saat ini juga. Apa yang sedang kau nantikan? Siswa/ mahasiswa menantikan kelulusan, orang yang membuka usaha menantikan keuntungan, kita yang masih jomblo menantikan pasangan, bahkan kau yang sekarang sementara menantikan untuk selesai membaca artikel ini. Kita semua mungkin sedang menantinantikan hal yang berbeda-beda. Tapi ada 2 hal yang secara pasti kita semua nantikan. Sebagai manusia, kita semua sedang menantikan kematian kita. Angka harapan hidup di dunia adalah sekitar 65-70 tahun. Artinya, jika kita sebagai anak muda sekarang berusia 20 tahun, maka rata-rata dari kita akan meninggal sekitar 45-50 tahun lagi. Beberapa dari kita mungkin akan meninggal lebih cepat, dan lainnya mungkin akan lebih panjang umur. Sebagai anak-anak, kita menyiapkan diri untuk menjadi dewasa. Sebagai orang dewasa, kita menyiapkan diri untuk hari tua kita. Ketika sudah lanjut usia, yang kita tunggu adalah kematian kita. Inilah penantian pertama. Sebagai umat Kristiani, kita semua sedang menantikan kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Itulah saat di mana kita semua yang berhasil bertahan sebagai pengikut-Nya diangkat untuk duduk bersama-sama dengan Dia dan Bapa, selamanya merasakan kedamaian abadi di surga yang kekal. Betapa kita semua menantikan upah besar yang akan kita terima menggantikan penderitaan kita di dunia yang fana. Inilah penantian kedua.
Dari kedua penantian ini, setiap orang lebih menantikan yang satu daripada yang lain. Ada yang lebih banyak memikirkan kematian mereka, dan ada yang lebih banyak memikirkan kedatangan Tuhan. Hal mana yang menjadi dominasi dalam pikiranmu akan menentukan segala tindakan yang kau lakukan di dunia ini. Apakah yang kau lakukan ketika menanti? Kita yang menantikan lulus akan berusaha mendapat nilai yang baik, kita yang menantikan untung akan berusaha terus menjual barang usaha kita, kita yang masih jomblo akan mendekati calon pasangan kita. Itu beberapa contoh sederhana akan bagaimana besar pengaruh hal yang kita nantikan terhadap tingkah laku dan tindakan kita. Kira-kira seperti apa tindakan orang yang menanti kematian? Penantian akan kematian membuat orang yang menunggunya diliputi ketakutan. Tak pernah ada hal baik yang muncul dari ketakutan akan kematian. Takut akan kematian membuat orang menjadi panik, mementingkan diri sendiri, berkorupsi, memfitnah orang, tak percaya diri, bertindak tanpa pertimbangan... dan daftarnya terus berlanjut. Intinya, segala tindakan yang didasarkan ketakutan akan kematian diri sendiri hanya akan membawa kita kepada dosa. Akan tetapi, ada satu hal yang paling menakutkan yang bisa muncul dari penantian akan kematian: hilangnya pengharapan. Kehilangan harapan mungkin terdengar tidak seberbahaya dosa membunuh, memfitnah, dan lainnya. Padahal kehilangan harapan itu besar pengaruhnya.
PENJALA | Cover Story
Kapan terakhir kali kau kehilangan harapan? Apa yang kau lakukan untuk meraih harapan itu ketika sudah kehilangan harapan ? Tak ada. Masih kelihatan tidak terlalu berbahaya ? Perhatikan hal berikut. Di dunia ini ada satu hal menakutkan yang dinamakan ‘Holocaust Syndrome’ (Sindrom Holocaust). Kata holocaust (bencana), diambil dari istilah pembantaian besar ribuan orang Yahudi, yang dilakukan oleh kelompok Nazi Jerman pada Perang Dunia II. Kebanyakan korban holocaust tersebut menerima eksekusi kematian mereka tanpa perlawanan apapun. Pria, wanita, anak-anak, semuanya bahkan berbaris rapi, menunggu giliran ditembak mati. Bahkan ada saat di mana ribuan korban Yahudi hanya duduk diam ketika mereka diberi gas beracun. Padahal, dengan jumlah mereka yang ribuan bisa dengan mudah mengalahkan pasukan Jerman
yang menjaga mereka, atau setidaknya lari dari pembantaian. Kurangnya perlawanan dari kaum Yahudi bisa disebabkan oleh banyak faktor: teror, isolasi, kurang kepemimpinan, tapi faktor yang paling berpengaruh adalah faktor psikologis korban yang sudah tunduk kepada penindas mereka, yang lalu dinamakan sebagai Holocaust Syndrome. Holocaust Syndrome adalah sindrom di mana individu menunjukkan ketundukan (menyerah total) yang disebabkan oleh kelaparan, teror, dan isolasi. Hal ini disebabkan individu itu sudah kehilangan semua harapannya. Bahkan Holocaust Syndrome menyebabkan korban Yahudi tunduk pada tentara Nazi, melakukan semua yang mereka perintahkan. Diri mereka sudah menjadi budak psikologis dari penyiksa mereka. Penantian akan kematian diri
November 2010 | 15
mengakibatkan dua hal. Pertama, penantian itu berubah menjadi ketakutan yang lalu menjadi keinginan mempertahankan diri dengan segala cara, termasuk berbuat dosa. Kedua, penantian itu mengakibatkan manusia kehilangan pengharapan, karena apapun yang kita lakukan untuk bertahan hidup tak ada gunanya. Kita semua, cepat atau lambat, pasti akan mati. Kehilangan harapan jugalah yang membuat orang jahat menyerah untuk menjadi orang baik, apalagi jika masyarakat sudah me’label’ mereka sebagai pendosa yang takkan pernah berubah. Dalam hati, mereka menganggap tak ada gunanya menjadi orang baik jika semua orang tetap menganggap mereka orang jahat. Mereka hanya menjadi budak dosa, melakukan apapun yang diperintahkan oleh dosa. Seperti yang saya katakan sebelumnya, tak pernah ada hal baik
yang datang dari penantian akan kematian. Tugas kita sebagai umat Kristen di dunia adalah memberi harapan bagi mereka yang sudah kehilangan hal itu. Sadarkan mereka, masih ada harapan bagi kita semua. Masih ada Satu Pribadi yang tak putus-putusnya mengharapkan mereka untuk berubah. Katakan pada mereka untuk berhenti menanti kematian, dan mulailah menanti kedatangan Tuhan. Itulah tadi bagaimana sikap dan tindakan orang-orang yang menantikan kematian. Kalau begitu, bagaimana dengan orang-orang yang menantikan kedatangan Tuhan ? Bagi mereka yang menantikan kematian, kematian adalah akhir kebahagiaan; Bagi mereka yang menantikan kedatangan Tuhan, kematian adalah awal kebahagiaan abadi.
PENJALA | Cover Story
Kita menantikan Tuhan seperti rusa yang merindukan sungai, seperti mempelai wanita merindukan mempelai pria. Jangan berharap pada kekayaan dunia, karena harapan akan hilang jika kekayaan itu hilang. Jangan berharap pada manusia, karena tak ada manusia yang sempurna, dan suatu saat kelemahannya akan melenyapkan harapanmu. Jangan berharap pada dirimu, karena itu hanya akan memberi makan egomu hingga ketika dirimu dihina atau diejek sedikit saja, egomu akan langsung bereaksi dan merasa cepat tersinggung dan membenci.
Jika memang bukan kematian yang kau nantikan, melainkan Tuhan, sikap dan tingkah lakumu akan berbeda total. Orang-orang yang merindukan kedatangan Tuhan akan menunjukkan pengharapan. Mereka takkan menunjukkan sikap pasif, tetapi aktif dalam menunjukkan pengharapan mereka. Mereka hanya akan melihat hal-hal yang positif dari orang lain, dan berusaha mengembangkan hal-hal tersebut. Mereka mungkin akan dihina, tapi cahaya dalam diri mereka terlalu terang untuk digelapi oleh kebencian dan dendam pada orang lain, walaupun orang tersebut layak untuk dibenci.
November 2010 | 17
Jangan pernah kehilangan harapan. Yesus mengibaratkan penantian akan kedatangan Tuhan itu pada perumpamaan gadis-gadis bijaksana dan bodoh yang sedang menanti mempelai dengan pelita mereka. Gadis-gadis bijaksana, yang terus menjaga pelita mereka tetap menyala hingga mempelai datang, yang dibiarkan masuk dalam perjamuan kawin. Jangan pernah biarkan pelita harapan kita pada Tuhan padam. Hidup kita di dunia ini adalah seberapa mampu kita mempertahankan pelita tetap menyala hingga pada akhirnya. Teruslah menerangi dunia ini dengan harapan.
Nyalakanlah pelita-pelita hati lain yang sudah padam. Dalam perumpamaan itu juga dikatakan tentang gadis-gadis bodoh yang tak membawa minyak bagi pelita mereka. Fungsi dari minyak adalah untuk terus menjaga pelita tetap menyala. Dengan kata lain, orang lain bisa saja menyalakan pelita harapan dalam hatimu, tapi hanya kaulah yang bisa menjaga harapan itu tetap menyala. Contohnya, pelita seseorang mungkin akan menyala ketika dia mengikuti KKR yang menggugah semangat. Tapi jangan heran jika keesokan harinya dia tetap tak menunjukkan perubahan. Apa
PENJALA | Cover Story
sebabnya? Karena dia hanya menyalakan pelita, tapi tidak menggunakan minyaknya. Kadang kita merasa lelah menantikan Tuhan. Kadang kita merasa lelah mempersiapkan diri untuk Tuhan. Kita merasa lelah dengan pelayanan hidup kita di dunia ini, seolah-olah kita tidak mendapat upah setimpal dengan yang telah kita lakukan, seolah-olah
tak ada orang yang mengerti besar pengorbanan yang telah kita lakukan. Tapi ingatlah: merasa lelah adalah keadaan, tapi menyerah adalah pilihan. Adalah manusiawi jika kita merasa lelah menunggu kedatangan Tuhan, tapi jangan menyerah pada keadaan kita yang lelah tersebut. Akan ada saat yang membuat kita menjadi lemah pada dosa, karena itu ciptakanlah komunitas Kristen
Berapa Lama Kau Sanggup Memegang Sebuah Gelas?
November 2010 | 19
yang saling menguatkan. Tak perlu malu mengakui keadaan lemah kita pada orang lain, karena kita semua pasti akan diperhadapkan dengan hal itu. Yang harus malu adalah mereka yang tidak mampu menerima keadaan orang lain yang sedang lemah akan dosa. Taruhlah harapanmu pada Tuhan, maka tak ada satu pun di dunia ini yang dapat membuatmu merasa malu.
K
ita semua pasti mampu memegang gelas. Tidak ada susahnya. Gelas itu ringan, tak ada alasan untuk tak mampu memegangnya. Tapi, cobalah pegang gelas itu selama 1 jam. Masih mampu ? Jika ya, maka cobalah pegang gelas itu selama 2 jam. Sudah lelah ? Jika belum, coba pegang gelas itu selama 1-2 hari ! Kita semua, sekuat apapun kita, akan mencapai titik di mana energi kita untuk memegang gelas itu akan habis. Jadi, gelas dengan beban seringan itu pun akan menguras kekuatan kita perlahanlahan. Demikian halnya dengan kehidupan kita. Gelas itu ibarat kekhawatiran kita akan masalah yang akan dihadapi. Kekhawatiran itu menipu kita dengan wujudnya yang kecil, mungil, dan gampang untuk dipikirkan. Tapi pikirkanlah itu terus untuk seharian penuh dan kau akan merasa kelelahan dalam hidup, sekecil apapun masalah yang kau pikirkan. Tentu saja saya tak meminta untuk tidak memikirkan masa depan, tapi jangan sampai kau memegang gelas itu terus-menerus hingga membuatmu tidak konsentrasi pada apa yang ada di hadapanmu sekarang. Kekhawatiran akan masa depan hanya akan
Takutlah pada Tuhan, maka segala ketakutanmu terhadap apapun di dunia ini takkan berarti apa-apa. Teruslah menanti kedatangan Tuhan, hingga suatu saat nanti Dia akan mengganti pelitamu dengan mahkota yang mulia. Damai yang abadi. Kekayaan sejati.
menambah sampah-sampah di dalam pikiranmu. Kau takkan bisa berpikir dengan jernih jika pikiranmu penuh dengan sampah. Jadi, pikirkanlah masalah yang akan kau hadapi. Lalu pikirkan apa yang bisa kau lakukan untuk mengatasi masalah itu SEKARANG, lalu fokuslah untuk melakukan hal itu. Biarkan dirimu yang besok menangani yang harus kau lakukan besok. Hiduplah 100% untuk sekarang, karena kau yang sekarang adalah milik dari masa sekarang. Alkitab meminta kita untuk tidak khawatir akan hari esok. Karena jika kita hanya memikirkan hari esok, kita tidak akan hidup secara total untuk saat sekarang ini. Ingatlah: masa depan kita, sepenting apapun itu, takkan terjadi tanpa ada masa sekarang ini. Jadi yang terpenting sekarang bukanlah yang nanti, tapi yang sekarang. Jika di hadapanmu sekarang ada pekerjaan, kerjakanlah tanpa memikirkan waktu santai nanti. Jika sekarang adalah waktu santaimu, bersantailah dan jangan khawatirkan waktu kerjamu besok. Mungkin tak ada akhir kalimat yang paling cocok untuk artikel ini selain: LIVE LIFE TO THE FULLEST!
PENJALA | Cover Story
MENGAPA KITA HARUS MENUNGGU TUHAN?
Apa kau pernah menanyakan hal yang sama?
November 2010 | 21
M
enunggu Tuhan datang adalah pekerjaan seumur hidup. Tuhan akan tetap datang untuk dunia ini, entah kita percaya pada Dia atau tidak. Yang kita perlu lakukan hanyalah menunggu... dan menunggu. Pernahkah kau merasa bosan menunggu Tuhan? Pernahkah kau merasa seolaholah Tuhan adalah Pribadi yang tak bertanggung jawab, yang membiarkan anak-Nya lahir ke dunia, hanya untuk membiarkannya menunggu sampai Dia datang ? Mungkin kita merasa bosan karena ketidakpastian kapan Tuhan akan datang. Yesus mengatakan, Dia akan datang seperti pencuri. Berjaga-jaga seumur hidup rasanya terlalu berat untuk dilakukan. Kata-Nya pula, Dia mengutus kita ke dunia seperti domba di tengah-tengah serigala. Masalahnya, terlalu banyak serigala di dunia ini. Jika Tuhan memang peduli kepada anak-Nya, kenapa Dia harus membuat kita menunggu sampai Dia datang? Mengapa kita harus menunggu Tuhan datang ? Sebenarnya, pada saat sekarang ketika kita sedang menunggu Tuhan, Tuhan pun sebenarnya sedang menunggu kita. Jika kita bosan menunggu Dia selama puluhan tahun, maka Tuhan sudah menunggu kita selama ribuan tahun. Dia sudah menunggu kita sejak kita jatuh dalam dosa di Taman Eden. Dia menunggu kita untuk bertobat dan kembali pada kita. Apa kau pernah janjian bertemu dengan seseorang ? Apa yang akan kau lakukan jika ternyata dia tidak datang bertemu denganmu ? Jika orang itu tak penting, maka kau akan melupakannya. Tapi jika orang itu teramat sangat penting, maka kau akan mengontak orang itu, bahkan
mencari tempat dia berada dan pergi bertemu dengannya. Seperti itulah pentingnya kita bagi Tuhan. Sebenarnya kitalah yang harus datang pada Tuhan, karena kitalah yang memerlukan pengampunan-Nya untuk bisa bebas dari maut. Tapi Tuhan sudah lama menunggu, dan kita tak kunjung datang. Berbagai hakim, nabi, dan raja sudah diutus-Nya untuk meminta kita datang pada-Nya, tapi kita tak kunjung datang. Tapi kita itu teramat penting bagiNya. Karena kita tak mau menghadap ke hadapan-Nya Yang Kudus, maka Tuhanlah yang memutuskan untuk datang ke tempat kita yang fana di dunia. Kemudian Dia menebus dosa kita, dan terangkat ke sorga. Tuhan sudah terlebih dulu menunggu kita. Karena itu, sekaranglah giliran kita untuk menunggu Dia. Jika kita merasa bosan menunggu Tuhan, mungkin itu disebabkan karena kita merasa Tuhan itu jauh dari kita. Dosalah yang memisahkan kita dari Tuhan. Dosa kita membuat kita merasa terputus dari Tuhan, sehingga damai sejahtera dari-Nya pun berhenti tersalur. Datanglah pada Dia dalam doa. Sesungguhnya Tuhan tak pernah meninggalkan kita. Dia terus berada dengan kita dalam wujud Roh Kudus. Tuhan terus menunggu kita untuk datang pada Dia. Jangan hanya menunggu Tuhan, tapi temukanlah Tuhan yang sudah diam di dalam hatimu sejak dulu. Jika kau sudah menemukan Tuhan, maka kebosananmu menunggu Dia datang akan lenyap. Karena itu, carilah Tuhan maka kamu akan mendapat. Apalagi yang kau tunggu ?
PENJALA |
KEDAMAIAN HATI
S
eorang Raja mengadakan sayembara dan akan memberi hadiah yang melimpah kepada siapa saja yang bisa melukis tentang kedamaian. Ada banyak seniman dan pelukis berusaha keras untuk memenangkan lomba tersebut. Sang Raja berkeliling melihatlihat hasil karya mereka. Hanya ada dua buah lukisan yang benar-benar paling disukainya. Tapi, sang Raja harus memilih satu diantara keduanya. Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang. Permukaan telaga yang itu bagaikan cermin sempurna yang mematulkan kedamaian gunung-gunung yang tenang menjulang mengitarinya. Di atasnya terpampang langit biru dengan awan putih berarak-arak. Semua yang memandang lukisan ini akan berpendapat, inilah lukisan terbaik mengenai kedamaian. Lukisan kedua menggambarkan pegunungan juga. Namun tampak kasar dan gundul. Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah menandakan
turunnya hujan badai, sedangkan tampak kilat menyambar-nyambar liar. Di sisi gunung ada air terjun deras yang berbuih-buih, sama sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian. Tapi, sang raja melihat sesuatu yang menarik, di balik air terjun itu tumbuh semak-semak kecil diatas sela-sela batu. Didalam semak-semak itu seekor induk burung pipit meletakkan sarangnya. Jadi, ditengah-tengah riuh rendahnya air terjun, seekor induk Pipit sedang mengerami telurnya dengan damai. Benar-benar damai. Lukisan manakah yang memenangkan lomba? Sang Raja memilih lukisan nomor dua. Tahukah Anda mengapa? karena jawab sang Raja, “Kedamaian bukan berarti Anda harus berada di tempat yang tanpa keributan, kesulitan atau pekerjaan yang keras dan sibuk. Kedamaian adalah hati yang tenang dan damai, meski Anda berada di tengah-tengah keributan luar biasa.� “Kedamaian hati adalah kedamaian sejati.�
November 2010 | 23
JANJIMU SEPERTI FAJAR (Kisah di balik Lagu) “JanjiMu s’perti fajar pagi hari.... yang tiada pernah terlambat bersinar.... cintaMu s’perti sungai yang mengalir.... dan kutahu betapa dalam kasihMu..........”
Demikian lirik dari reff lagu “JanjiMu Seperti Fajar”. Hampir semua umat Kristen dari berbagai denominasi Gereja bisa menyanyikannya. Saya ingat, suatu kali dalam pelayanan kunjungan ke Rumah Sakit, kami menyanyikan lagu-lagu penghiburan dari kamar ke kamar, untuk menguatkan dan memberi pengharapan kepada pasien-pasien yang sedang terbaring lemah di Rumah Sakit. Ada seorang pasien yang meminta lagu JanjiMu Seperti Fajar dinyanyikan. Pasien ini menderita kanker stadium lanjut dan sudah sangat lemah. Kerabat keluarga yang dikasihi mengelilinginya, dan bersama-sama kami menyanyikan lagu ini. Tak terasa airmata menetes. Rasa
haru yang dalam begitu kuat menguasai kami, dan kasih Bapa terasa dicurahkan atas pasien itu. Teman-teman juga pasti mengalaminya saat menyanyikan lagu ini. Ada kekuatan baru yang dilimpahkan ke atas setiap yang menyanyikannya. Yang jelas... banyak orang diberkati, tapi nggak banyak yang tahu siapa penulis lagu ini. Penasaran ??? Untuk itu, saya sengaja meminta kepada songwriter, Afen, untuk menuliskan story behind the song. Apa yang dialaminya, sehingga lagu yang sangat powerful ini tercipta. Original lho. From the deepest heart of songwriter “JanjiMu Seperti Fajar”.......
Nama saya Afen Hardianto. Saya tinggal di Malang bersama dengan istri dan 2 anak saya yang perempuan 6 tahun dan yang laki-laki 4 tahun. Saya berpacaran dengan istri saya sejak duduk dibangku SMA. Pada masa kita masih pacaran hubungan kita ditentang oleh keluarga istri saya.
PENJALA | Kisah dibalik Lagu
Tetapi kita tetap berpacaran sampai akhirnya kita mendapatkan restu untuk menikah. Tanpa saya sadari ternyata saya menyimpan kepahitan dari akibat hubungan kami yang dulunya ditentang. Dan kepahitan itu saya simpan dan pupuk dan saya bawa di pernikahan sampai menyebabkan hubungan saya dengan istri menjadi kurang harmonis di tahun-tahun awal pernikahan kami. Kemudian masuklah pihak ke tiga yang semakin memperkeruh keadaan rumah tangga kami. Dan rumah tangga saya semakin amburadul. Saya menolak dan menganggap istri saya sebagai penghalang kebahagiaan saya, sehingga saya membenci istri saya. Rasa cinta terhadap istri sudah tidak ada lagi, yang ada adalah kebencian yang menumpuk. Saya selalu menyakiti hati istri saya, walaupun istri saya tidak membalas tetapi saya semakin menyakitinya. Saya tidak mempedulikan anak saya, dan saya pun sibuk dengan keegoisan saya sendiri. Yang dilakukan istri saya hanya berdoa dan berpuasa, bahkan saat ia mengandung anak kami yang ke 2, ia berpuasa Ester untuk saya. Istri saya menutupi segala keadaan yang terjadi dalam rumah tangga kami dari keluarganya. Ia berpegang pada firman Tuhan di Amsal 21:1 : “jika hati raja-raja ada didalam genggaman tangan Tuhan, apalagi hati seorang Afen” Tetapi saya tetap tidak memperdulikannya sampai pada akhirnya saya menyuruh istri saya untuk pergi dan saya antarkan istri dan anak saya pulang ke rumah orang tua istri saya. Dan orang tua istri saya pun menerima mereka dan juga menghendaki perpisahan ini dan mengharapkan akan berujung pada
perceraian. Saat itu istri saya berkata kepada saya, ini bukan akhir dari segalanya. Setelah saya meninggalkan istri dan anak saya, saya berpikir saya akan menjalani hidup saya yang baru. Tetapi pada suatu malam pada saat saya sendiri Tuhan mengingatkan saya pada anak saya yang pertama, saya tiba-tiba merasakan rindu dan kangen sekali pada anak saya itu. Waktu itu anak saya masih berusia 1,5 tahun. Hati saya hancur dan saya menangis. Saya berkata kepada Tuhan : “ Tuhan apakah akhir dari hidupku akan seperti ini, saya yang dari dulu (SMP) sudah melayani Tuhan sebagai pemain musik tetapi apakah rumah tanggaku akan berakhir dengan perceraian?” Tiba-tiba Tuhan memberikan melodi kepada saya lagu : “JanjiMu Seperti Fajar”, di mana rencana saya lagu ini akan saya simpan untuk saya pribadi. Tetapi pada saat pendeta saya mau rekaman, pendeta saya kekurangan 1 lagu dan ia bertanya kepada saya, apa saya mempunyai lagu. Dengan malu-malu saya tunjukkan lagu JanjiMu Seperti Fajar kepadanya. Saya benar-benar tidak menyangka lagu tersebut ternyata menjadi berkat bagi banyak orang, termasuk saya dan keluarga. Dan singkat cerita Tuhan memulihkan keluarga saya. Istri, dan anak-anak saya juga sudah kembali bersatu dengan saya. Bahkan anak ke 2 saya yang dulu saya tolak dan lahir secara premature tanpa saya dampingi juga lahir dalam keadaan yang normal dan sehat. Dan setelah keluarga saya kembali bersatu, saya juga baru mengetahui bahwa pada saat keluarga saya berantakan setiap hari istri saya menuliskan kata-kata iman di sebuah
November 2010 | 25
Suamiku Afen pasti dikembalikan Tuhan padaku, keadaan ini adalah baik bagiku karena pasti ada anugerah besar bagiku,
saya juga tidak menyangka bahwa lagu JanjiMu Seperti Fajar menjadi lagu terbaik Indonesian Gospel Music Award 2006, menjadi theme song sebuah sinetron dengan judul yang sama, dan Tuhan memelihara hidup kami sekeluarga juga melalui lagu tersebut.
suamiku Afen adalah suami yang takut akan Tuhan,
Terima kasih Tuhan Yesus Memberkati (from Afen Hardianto)
suamiku Afen adalah suami yang mengasihiku,
sumber: berbagai blog di internet
buku. Di dalam tulisannya tersebut istri saya mengatakan :
semua ini mendatangkan kebaikan bagiku karena Tuhan pembelaku ada di pihakku. Dan sekarang saya benar-benar merasakan pemulihan yang Tuhan kerjakan di dalam hidupku, bahkan
PENJALA | Cover Story
MIMPI & KENYATAAN
D
ia perlahan-lahan membuka matanya, dan cahaya matahari langsung menyinari wajahnya. Dia berada di atas rerumputan disertai angin lembut yang bertiup. Ayahnya duduk di bawah pohon, hanya selangkah jaraknya dengan anak itu. “Kau sudah bangun,” Ayahnya tersenyum. “Aku tertidur, Yah.” “Iya, nak.” “Aku mengalami mimpi yang panjang.” Ayahnya langsung duduk di sebelah anak itu,”Apa kau ingin menceritakannya?” “Mimpinya sangat nyata, Yah. Aku bermimpi ada misil-misil jatuh dari langit dan seorang anak, bahkan lebih muda dari aku, terbunuh. Dunia berada dalam keadaan yang parah. Jutaan orang menjadi miskin, Yah, bahkan mereka tak punya cukup makanan. Mereka tak punya rumah dan melarat.” “Ada juga badai dan gelombang serta berbagai macam bencana terjadi.
Orang-orang ketakutan dan saling memperebutkan segalanya – tanah, barang, minyak dan uang. Hutan-hutan sekarat dan hewan-hewan segala jenis berada dalam bahaya dan bumi juga memanas !” Ayahnya terus mendengar setiap katanya. Anak itu pun dengan semangat melanjutkan, “Dan aku bermimpi tumbuh dewasa di dunia ini dan mengalami saat-saat indah dan buruk. Dan aku mengalami hidup, Yah ! Aku memiliki istri dan anak-anak dan semuanya berjalan dengan cepatnya. Segalanya berakhir dengan cepat. Dan aku mengalami bayak perasaan. Aku merasa khawatir, senang, ada ketakutan dan harapan. “Dan banyak kali aku merasa tak ada yang bisa menolong. Banyak kali aku merasa kesepian. Dan yang terburuk, Yah, aku tidak tahu di mana Kau berada. Aku seolah tahu Kau berada di suatu tempat dan aku terus memanggil. Terkadang aku menyerah berharap dan menganggap bahwa Kau tidak ada sama sekali. Tapi jauh di dalam hati, aku merasa Kau bersembunyi di suatu tempat. Ketika aku semakin dewasa, aku
November 2010 | 27
berhenti mencari Ayah di luar diri dan mulai mencari di dalam diriku. Rasanya aneh, tapi aku merasa Kau adalah bagian dariku. Aku mengalami semuanya, Yah, dan kemudian aku terbangun !”
Anak itu lalu langsung merenung.
Ayahnya menatap anak itu dengan kasih. “ Kau memiliki mimpi yang hebat, nak !”
“Anak-Ku, kau mungkin kelihatannya menderita dalam mimpi, tapi kau selalu aman bersamaku di sini.”
“Berapa lama aku tertidur, Yah ?” “Hmmm, mungkin sekitar 5 menit... tidak lebih.” “Wow! Aku mengalami semuanya dalam 5 menit ?” Anak itu lalu menatap Ayahnya beberapa saat. “Ayah, itu adalah mimpiku yang pertama.” “Aku tahu, nak... dan itu adalah mimpimu yang terakhir.”
“Jadi, Yah, ketika dalam mimpiku aku mengalami penderitaan, apa Kau mengetahuinya ?”
“Apa Kau bisa membangunkan aku ?” “Aku bisa, tapi Aku tidak melakukannya. Kau bisa saja bangun sejak awal, tapi bagimu itu akan menjadi terlalu menakutkan. Kau perlahan-lahan keluar dari mimpimu sendiri. Kau memilih untuk memasuki mimpi itu. Adalah baik jika kau sendiri yang keluar dari mimpi itu.” Anak itu langsung merebahkan dirinya di atas rerumputan. “Ayah...”
“Ayah...”
“Ya, anak-Ku ?”
“Ya, nak ?”
“Aku mencintai-Mu.”
“Apa Kau tahu aku bermimpi?”
“Aku tahu anak-Ku. Kita berdua adalah Cinta.”
“Ya, tentu saja.”
PENJALA | Tips
4TIPSKEHIDUPAN Tips Pertama: BELAJAR
Tips Ketiga: SABAR
Hidup akan menjadi berharga jika kau belajar. Apa yang tidak kau tahu bisa menyakitimu. Kau harus belajar supaya bisa ada, bahkan berhasil. Hidup itu berharga jika kau belajar dari pengalamanmu, baik positif dan negatif. Kta bisa melakukan sesuatu dengan benar ketika pertama kalinya sudah salah melakukan. Kita juga belajar dari pengalaman orang lain. Kita bahkan bisa belajar dari orang-orang yang gaga. Belajar dari pengalaman dan kesalahan. Kita belajar dengan melihat – memperhatikan. Juga dengan mendengar – jadi pendengar yang baik. Belajarlah dari semua sumber. Belajar dari ajaran, belajar dari nyanyian, belajar dari khotbah, belajar dari percakapan dengan orang-orang. Terus belajar.
Hidup itu berharga jika kau bersabar. KAu harus bersabar beberapa bulan untuk menunggu panen. Jika kau bergabung dengan sesuatu – bersabarlah hingga akhirnya. Terkadang bencana datang dan kemudian memberikan sesuatu yang berharga. Jangan hanya akhiri di tengahtengahnya saja. Teruslah melihat segalanya sampai akhir.
Tips Kedua: MENCOBA Hidup itu berharga jika kau mencoba. Kau tak bisa hanya belajar; kau harus melakukan sesuatu untuk melihat kau bisa melakukannya atau tidak. Cobalah membuat perbedaan, buat suatu kemajuan, cobalah belajar kemampuan baru. Hidup itu berharga jika kau mencoba. Itu tak berarti kau bisa melakukan segalanya, tapi ada banyak hal yang bisa kau lakukan, jika kau mencobanya. Cobalah. Berikan semua usahamu.
Tips Keempat: PEDULI Hidup itu berharga jika kau peduli. Jika kau peduli maka kau akan mendapat hasil yang hebat. Peduli untuk membuat perbedaan, peduli untuk mengubah seseorang, peduli untuk memulai usaha baru, peduli untuk mengubah segalanya, peduli untuk menang.
Empat kata kecil yang hebat: belajar, mencoba, sabar, dan peduli. Perbedaan apa yang bisa kau buat hari ini dengan melakukan keempat-empatnya ?
November 2010 | 29
Cara kerja Allah
D
alam sebuah kursus keahlian berbahasa, ada sebuah artikel humor rohani yang kurang lebih isinya begini: seorang anak pulang dari sekolah minggu. Wajahnya kelihatan gusar. Dan seperti biasa, ayahnya bertanya tentang topik cerita yang didengarnya. “cerita apa yg baru kamu dengar, nak?” Tanya ayah. Anak pun menjawab: “guru sekolah minggu bercerita tentang bangsa Israel yang menyeberangi Laut Teberau. Musa menyuruh setiap lelaki untuk memompa perahu-perahu karet agar mereka menaikinya dan menyeberangi laut itu. Kalau ayah mau mendengar versi yang sebenarnya, pasti tidak percaya!” Selamat datang di dunia ilmu pengetahuan! Kita diperhadapkan dengan situasi dimana semuanya harus bisa dibuktikan secara empiris. Artinya semuanya harus bisa dirasakan oleh pancaindera. Semua yang tak masuk akal, tak bisa diterima! Cara seperti ini membuat gereja hampir-hampir tak mampu bertahan. Kesulitan menjelaskan secara ilmiah hal-hal ‘tidak biasa’ dalam Alkitab. Cara si anak menjawab di atas pun mencerminkan penolakan mereka atas kejadian luar biasa dalam Alkitab. So bagaimana kita menyikapinya? Jika seorang ilmuwan menyelidiki suatu mujizat, mungkin ia dapat, mungkin juga tidak dapat,
Kerinduan
S
uatu ketika, untuk mengajarkan muridnya sajauh mana mereka harus merindukan Tuhan, guru membawa murid itu ke sebuah kolam. Disana ia menenggelamkan kepala sang murid ke dalam air sampai ia hampir tak bisa tahan lagi dan memaksa diri untuk keluar dari air itu. Ketika kepala sang murid terangkat keluar dari air kolam itu sang guru bertanya kepadanya: “apa yang paling kau rindukan ketika kamu ditenggelamkan dalam air tadi?” murid menjawab: “agar bisa aku bisa keluar dari air dan bisa bernafas lagi” “begitulah seharusnya kerinduanmu akan Tuhan,” kata sang guru. Pemberitaan kali ini berbicara tentang orangorang yang mencari Yesus. Orang-orang itu terkesan dengan perbuatan Yesus, yakni memberi makan lima ribu orang. Merekapun terus mencari Yesus. Terhadap hal itu, Yesus memberi pernyataan yang mengajak orang berpikir kembali tentang motivasi kerinduan mereka saat mencariNya:”sesungguhnya kamu mencari aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda melainkan karena telah makan roti itu dan kamu kenyang”.
Senin, 01 November 2010 KELUARAN 14:26-31 memberikan penjelasan secara “alami atau yang wajar”. Inilah fungsi ilmu pengetahuan. Peristiwa menyeberangi Laut Merah yang diceritakan dalam Alkitab bisa saja dikaitkan dengan angin yang kuat. Ini penjelasan secara alami. Tetapi peristiwa itu juga dianggap terjadi karena campur tangan Allah. Ada dua tingkat penjelasannya. Keduanya benar. Yang satu menjawab pertanyaan bagaimana, sedangkan yang satunya lagi menjawab pertanyaan apa sebabnya. Dengan mengatakan bahwa Allah yang melakukannya, maka kita akan mengemukakan alas an yang pokok dan memberi arti pada peristiwa itu. Dengan demikian, penjelasan yang diberikan oleh ilmu pengetahuan (bila memungkinkan) menjelaskan bagaimana cara Allah melakukannya. Dalam Alkitab, mujizat tidak dipisahkan secara tajam dari peristiwa-peristiwa lainnya, sedangkan dalam pemikiran kita ada kecenderungan itu. Peristiwaperistiwa alam yang biasa-biasa saja maupun yang luar biasa sama-sama dianggap disebabkan oleh Allah. Allah dipandang ikut bekerja dalam seluruh peristiwa alam, dan bukan hanya dalam mujizat saja. Mujizat hanya merupakan cara kerja Allah yang luar biasa, yang lain daripada biasanya. Amin. Selasa, 02 Oktober 2010 YOHANES 6:22-29 Terkadang, kitapun rindu Tuhan dan mencariNya hanya untuk supaya kebutuhan material kita dipenuhi oleh Tuhan. Kita kadang berdoa pada Tuhan untuk kepentingan lahiriah kita saja yakni supaya kita diberi rejeki bukan pertama-tama karena kita sungguh ingin melihat Tuhan, bertemu dan bersatu dengan Tuhan. Melalui injil ini Yesus mengajak kita utuk meneliti sejauh mana kerinduan kita kepada Tuhan. Kita diminta membaharui motivasi kerinduan kita dalam mencari Tuhan yakni bukan supaya kita diberi rejeki melulu, atau semata-mata agar kebutuhan lahiriah kita terwujud. Kita rindu Tuhan karena kita ingin sungguh-sungguh bersama dengan Dia dan mengecap kebahagiaan dariNya. Kalau demikian kita akan memiliki iman yang teguh seperti stefanus, yang tidak muda goyah dalam situasi sesulit apapun. Amin.
PENJALA | RENUNGAN HARIAN
Ketulusan
M
ungkin dalam bayangan kita sekarang, Tuhan Yesus semasa hidup-Nya berlaku baik dan manis selalu. Yah, wajarlah, Ia Tuhan yang mahakasih dan penyayang. Mungkin Ia selalu tersenyum pada setiap orang yang ditemuinya, dan tidak pernah marah. Tapi kalau kita menganggap demikian, kita mengabaikan sisi kemanusiaan Yesus. Kita mengabaikan perasaan seorang manusia biasa yang bisa sedih, kecewa bahkan marah. Buktinya dalam bacaan ini. Alkitab memberi kesaksian bahwa Yesus marah? Benarkah? Apa sekiranya yang membuat Dia begitu marah. Kelihatannya hanya hal sepele bagi murid-murid-Nya. Mereka mencoba berbuat sopan, menjaga supaya anak-anak jangan mendekati Yesus. Nantinya mengganggu Yesus yang sedang mengajar, atau mungkin terasa kurang sopan kalau anak-anak berada di sekitar orang dewasa yang sementara bercakap-cakap. Tak jauh bedanya dengan kita sekarang. Kalau ada orang tua yang sedang bercengkerama anak-anak dilarang bicara. Tabu dan tak pantas katanya! Sikap semacam ini yang membuat Yesus marah. Ia marah tentang sesuatu yang kita anggap enteng. Tapi tidak bagi-Nya. Bagi Yesus, seorang anak tidak baik diperlakukan demikian. Bagi-Nya, seorang anak pun berhak belajar dari kecil tentang arti hidup ini. Bukan sampai di situ saja, ia memberi sebuah janji yang luar biasa: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya”. Apa maksudnya? Kita boleh mengenang masa kanak-
Kepercayaan
S
uatu ketika seorang pemuda yang sangat baik mengalami kecelakaan. Ia terperosok ke dalam jurang yang sangat terjal. Untunglah ia masih sempat memegang sebuah ranting pohon di tepi jurang itu. Di saat sulit itu ia memohon kepada Tuhan, “Tuhan, tolonglah saya, keluarkan saya dari bahaya ini, dan apapun yang Kau minta akan kubuat”. Tuhan menjawabnya dengan sebuah pertanyaan: “Apakah engkau percaya kepadaKu?” pemuda itu menjawab, “Ya, saya percaya kepadaMU Tuhan” lalu Tuhan berkata lagi: “Kalau begitu lepaskanlah tanganmu dari ranting itu”. Melalui pembacaan hari ini Yesus mengajak kita untuk memiliki kepercayaan penuh kepadaNya. Yesus berkata, “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar dan barangsiapa percaya kepadaKu ia tidak akan haus lagi”. Yesus mengajakan kita untuk mempercayakan diri kita bukan pada roti
Rabu, 03 November 2010 MARKUS 10:13-16 kanak kita. Ketika, misalnya persiapan Natal telah dekat. Siapa yang paling bahagia? Orang tua? Oh tidak, mereka sibuk memikirkan keuangan yang akan terkuras habis. Anak muda? Oh, mereka juga lebih sibuk dengan urusan pergaulan muda-mudinya. Jadi siapa? Ya, anakanak. Anak-anak betul- betul bahagia karena mereka tahu perayaan Natal itu penuh dengan kebahagiaan. Contoh lain, ketika masih anak-anak, kita sering sekali bertengkar dengan sahabat-sahabat kita. Saat bertengkar, emosi kita meluap-luap dan ingin rasanya kita memukul teman yang bertengkar dengan kita. Tetapi sejam kemudian, apa yang terjadi? Kita kembali tertawa, bercanda dan bergembira seakan tidak ada yang pernah terjadi sebelumnya. Satu kata yang dapat kita petik dari perkataan Yesus dan dua contoh ilustrasi diatas: KETULUSAN! Mereka memiliki ketulusan, tidak mendendam. Mereka memiliki kasih yang sesungguhnya. Itulah mengapa Yesus berkata: “Biarkan anak-anak itu datang kepadaKu, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orangorang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.” Sesungguhnya, kita harus belajar dari anak-anak untuk mendekat kepada Allah. Mendekat dengan perasaan tulus dan suci, totalitas hidup kita diserahkan bagiNya. Hal lain lagi, kita belajar bahwa, proses pendidikan bagi anak-anak harus dimulai dari sedini mungkin. Biarkan mereka mendekat ketika orang dewasa sedang bercakap-cakap, berilah pemahaman kepada mereka. Biarkan anak-anak belajar bahwa kehidupan ini juga menjadi bagian dari mereka. Amin Kamis, 04 November 2010 YOHANES 6:30-35 duniawi, yang bisa habis dan masih akan membuat kita lapar lagi setelah menyantapnya. Kita diminta mempercayakan diri pada Yesus sebagai Roti Hidup yang memberi kehidupan kekal, yang tidak membuat orang lapar dan haus lagi. Dalam kehidupan ini banyak kali kita mempecayakan hidup kita pada hal-hal yang dapat binasa, terkadang kita hanya berpegang pada ranting pohon yang dapat patah dan tidak memberi jaminan hidup. Bahayanya lagi sering kita menganggap, ranting pohon, roti, uang dan kuasa yang paling penting dan bahkan jauh lebih penting. Saat ini kita diajak untuk melepaskan ranting yang dapat patah itu, kita berpegang pada Yesus. Kita bukan hanya percaya melainkan juga mempercayakan diri kepada Yesus yang adalah roti hidup yang memberi kehidupan kekal dan kepuasan abadi. Amin.
November 2010 | 31
Menjadi yang kedua
M
enjadi yang pertama adalah impian setiap orang. Seorang pelari pasti berjuang sekuat mungkin untuk tiba di garis akhir pada urutan pertama. Seorang politikus ulung selalu berupaya mempengaruhi massa sedemikian rupa sehingga ia dapat terpilih menjadi yang pertama. Seorang pedagang tentu memakai berbagai cara agar dagangannya bisa laris dan dengan demikian menjadi yang pertama. Seorang pelajar pastilah tekun dalam studinya supaya hasil studinya memuaskan dan dia menjadi yang pertama. Jarang sekali ditemukan ada orang yang memperjuangkan sesuatu hanya untuk menjadi yang kedua, ketiga, kedelapanbelas atau yang kesekian. Bacaan ini melukiskan sebuah kesadaran diri untuk menjadi yang kedua. Secara indah kenyataan ini dihadirkan dalam diri Yohanes Pembaptis. Ketika bersaksi dihadapan para muridnya, dengan tegas Yohanes menyerukan keberadaan Yesus sebagai yang pertama dan utama. “Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi,
Memilih kebahagiaan
B
anyak orang mau melakukan apa saja asal hidupnya bahagia, puas dan tenteram. Maka, tidak heran anak-anak muda lari ke narkoba, seks bebas; orang-orang yang lebih tua menyibukkan diri dengan mencari harta dan kuasa; orang lain mencari agamaagama, kebatinan, apa pun yang dapat menenteramkan hati. Tetapi, mereka yang memilih hal-hal tadi akhirnya harus mengakui bahwa kenikmatan bertolak belakang dengan kebahagiaan. Jadi, adakah pilihan yang tepat? Mazmur 1 memberikan jawabannya. Secara negatif, kebahagiaan tidak didapat dari perbuatan fasik/ berdosa (ayat 1). Maka, orang yang mau berbahagia harus menjauhi semua hal yang membawanya berdosa. Jikalau tidak, kehidupan berdosa akan membawa kegagalan hidup (ayat 4), dan akhirnya kebinasaan (ayat 6b). Sebaliknya, secara positif, kebahagiaan hanya didapatkan di dalam hidup sesuai dengan firman Tuhan (ayat 2). Orang yang hidup seturut firman-Nya akan diberkati dengan keberhasilan (ayat 3) dan Tuhan berkenan kepadanya (ayat 6a). Namun, lebih penting
Jumat, 05 November 2010 YOHANES 3:31-36 termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi� Yohanes tidak segan mengatakan kebenaran bahwa mesias yang dirindukan bukanlah dirinya. Yohanes mengakui dengan jujur bahwa Mesias sejati adalah Yesus. Ia menunjuk Yesus sebagai figur utama yang harus diikuti oleh para muridnya. Sikap jujur mengungkapkan bahwa Yohanes rela kehilangan para pengikutnya dan membiarkan mereka pergi kepada Yesus. Setiap orang pasti ingin menjadi yang pertama. Tetapi Injil hari ini mengajak kita untuk mengutamakan Allah dalam kehidupan dan dalam setiap pekerjaan kita. Mari kita menomorsatukan Tuhan dalam setiap pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Seperti Yohanes, marilah membiarkan diri kita menjadi kecil dan Allah menjadi besar. Oleh karena itu, hindarilah selalu godaan untuk bersikap sombong dan angkuh. Sadarlah bahwa kita hanyalah hamba yang berfungsi melayani Tuhan dan sesama. Amin.
Sabtu, 06 November 2010 MAZMUR 1:1-6 dari semuanya itu, orang demikian dijamin penuh oleh sang sumber hidup sendiri (ayat 3). Hidup bahagia itu tumbuh melalui rangkaian pilihan dan keputusan yang membentuk kebiasaan seumur hidup. Hal menghindari dosa dalam segala bentuknya itu, juga hal mengasihi dan menyimpan firman dalam hati. Sudah tiga hari dari tahun baru ini kita jejaki; apakah kita sedang membangun hidup melalui pilihan-pilihan dan kebiasaan-kebiasaan yang membuat kita hidup mesra serasi dengan Tuhan? Kita tidak perlu merasa bahwa perjuangan rohani itu berat, sebab Tuhan Yesus telah memasuki sejarah manusia, membuka jalan dan memberi teladan tentang hidup demikian. Renungkan: Pilihan kebahagiaan adalah tanggung jawab kita sendiri. Allah menyediakan jalannya, tetapi Ia tidak memaksa kita untuk menjalani kehidupan ini menurut kehendak-Nya. Keputusan ada di tangan kita.
PENJALA | RENUNGAN HARIAN
Hidup adalah tiada apa-apa lagi Minggu, 07 November 2010 - HABAKUK 3:17-19
K
ita sering mendengar penggalan lagu popular dalam ayat ini. “sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah…… namun aku akan bersorak-sorai di dalam Tuhan, beriaria di dalam Allah yang menyelamatkanku”. Mungkin banyak yang kurang tahu asal lagu ini. Karena jangankan membuka kitab Habakuk, mendengar namanya pun terasa asing. Apalagi jumlah tulisannya sedikit sekali: Cuma tiga bab! Pembaca Alkitab pasti langsung beralih ke kitab lain. Habakuk, seorang nabi yang tidak popular seperti lainnya. Namanya diterjemahkan orang sebagai “Pelukan” menunjuk pada pelukan kasih terhadap Tuhan. Ia tidak terkenal, tetapi pengenalannya akan Tuhan sungguh luar biasa. Buktinya? Ia merasakan masa-masa yang sangat sulit, bahkan terlampau sulit. Gambarannya tentang hidup adalah ‘tiada apa-apa lagi’. Coba lihat: pohon ara dan anggur tak berbuah; hewan ternak tak menghasilkan. Kita pasti menyangka, secara manusiawi, dalam keadaan seperti itu kita pasti bersungut-sungut, marah-marah, mungkin juga menyangkal Tuhan. Tapi si Habakuk? Ia malah bersorak-sorak dan beria ria di dalam Allah! Benarkah? Masih normalkah pikiran si Habakuk? Ah, mungkin saja ia depresi dengan keadaan itu. Tapi, jauhkan pemikiran itu! Ternyata Habakuk sadar adanya. Ia memang sedang bersyukur. Tapi, bagaimana mungkin? Saudara, rahasianya terdapat dalam satu kata: ‘keselamatan’. Ya, bahwa Allah telah menyelamatkan Habakuk dan umat Israel. Habakuk mendapati bahwa dalam setiap kesukaran dunia, ternyata Allah selalu
menyelamatkan. Kalau ia hanya melihat keadaan saat itu, ia tidak berhasil menemukan Allah. Tapi melalui perenungan sejarah Allah maka ia mendapati bahwa semua perbuatanNya untuk “menyelamatkan umatNya” Demikian halnya dengan kita. Kita tidak boleh melihat keadaan saat ini saja untuk menentukan syukur kita kepada Tuhan. Karena kalau demikian, kita akan mendapati kekurangan-kekurangan Tuhan (yang kita ciptakan sendiri). Menghitung berkat Tuhan berarti melihat sejarah kehidupan. Melihat setiap rencana besar yang dibuat-Nya sedari awal. Melihat master plan yang dibuat untuk seluruh kehidupan manusia. Apa yang akan kita temukan: KESELAMATAN! Hal itulah satu-satunya yang mampu membuat kita bersyukur tanpa syarat. Apa yang akan kita banggakan dengan berkat materi atau usia yang panjang? Kita menerimanya, tapi orang lain yang membenci Tuhan pun juga menerimanya; bahkan mungkin jauh lebih besar dari yang kita punyai. Tapi tentang ‘keselamatan’? itu milik eksklusif, tak dapat hilang atau direbut orang lain. Hal inilah yang seharusnya menjadi alas an utama kita bersyukur. Dengan demikian, tak ada alasan untuk tidak bersyukur! Bahkan dalam keadaan apapun juga, karena keselamatan itu abadi. Mengertilah kita sekarang mengapa Habakuk mampu bersyukur dalam situasi sulit seperti itu. Dan kelirulah pemikiran kita yang menganggap Habakuk tidak waras! Sungguh luar biasa karya Keselamatan itu! Amin
Prajurit yang baik dari Yesus Kristus
S
aya baru saja bercakap-cakap dengan seorang remaja yang yakin bahwa Allah memanggil dia untuk bergabung dengan tentara. Dia sangat menyadari akan terlibat dalam komitmen, pengorbanan diri dan risiko, dan tahu bahwa standar yang tinggi akan diperlukan jika ia harus diterima untuk pelatihan petugas. Namun demikian, anak itu tidak memiliki aspirasi lain selain menjadi tentara. Dia melihat tentara sebagai panggilan hidupnya. Rasul Paulus menulis kepada Timotius dari penjara - mungkin dijaga oleh tentara Romawi. Dia punya banyak waktu untuk membandingkan kehidupan Kristen dengan seorang prajurit. Dia tahu bahwa kehidupan Kristen adalah peperangan dan bahwa prajurit itu diberikan dengan memakai baju besi dan senjata untuk digunakan. ‘Prajurit Baik Yesus Kristus’ disebut demikian karena mereka berdedikasi kepada-Nya, dan tidak
November 2010 | 33
Senin, 08 November 2010 2 KORINTUS 10:4 memiliki keinginan lain selain untuk menyenangkanNya. Tentara pada layanan aktif tidak bisa mengharapkan waktu mudah. Kesulitan, risiko, pengorbanan dan penderitaan adalah bagian dari panggilan mereka. Ketika sedang kesulitan, tentara tidak dapat begitu saja meninggalkan ketentaraan. Dia telah berkomitmen dan dia tidak bisa menyerah. Kehidupan Kristen adalah sama. Injil sejati tidak menawarkan pilihan mudah. Dari waktu ke waktu setiap orang Kristen dihadapkan dengan pertempuran. Musuh menyerang dari segala arah, tapi kita tidak ditinggalkan tak berdaya. Kita bisa mengambil senjata kebenaran di tangan kanan dan tangan kiri - senjata yang dimiliki setiap orang percaya dalam Yesus. Senjata-senjata ini adalah Firman Allah, darah Yesus dan kekuatan dari sebuah kesaksian yang baik kepada Yesus Kristus. Senjata kita bukan senjata dunia dan mereka memiliki kekuatan ilahi untuk menghancurkan benteng-benteng.
Hidup pada Hari-Hari Terakhir
A
Selasa, 09 November 2010 - 2 PETRUS 3:11-12
ku teringat teks ini kemarin ketika saya membaca sebuah artikel di halaman depan surat kabar harian. Saat itu berjudul, “telah Generasi Y tidak digunakan untuk Allah.” Generasi Y mengacu pada mereka yang lahir setelah tahun 1982 dan menurut buku terbaru yang diterbitkan oleh Gereja Inggris, kurang dari satu dari lima yang percaya pada Tuhan yang menciptakan dunia dan mendengar doa. Buku itu mengatakan agama tidak benar-benar relevan bagi kebanyakan orang muda yang, bukannya mengandalkan Allah, tapi bergantung pada trinitas sekuler sendiri, keluarga dan teman-teman untuk memberi arti bagi kehidupan. Menurut Perjanjian Baru, “hari-hari terakhir” dimulai pada hari Pentakosta (Kisah 2:17) dan akan berakhir ketika Yesus datang kembali. Teks di atas memberitahu kita bahwa pada hari-hari itu orang-orang akan mencintai diri mereka daripada mencintai Allah. Orang-orang percaya abad pertama jelas berbeda dari dunia dan itu mahal untuk banyak dari mereka. Mereka mengharapkan akhir hari-hari terakhir, kedatangan kembali Tuhan Yesus, terjadi setiap hari dan mereka hidup dalam terang ini. Petrus mengatakan kepada pembacanya
bahwa Yesus akan kembali “seperti pencuri pada malam.” Dengan kata lain, sama seperti pencuri tidak mengumumkan kedatangan mereka tapi datang tibatiba dan tak terduga, sehingga akan Yesus. kedatanganNya tentu lebih dekat hari ini daripada bagi orang-orang percaya pertama. Petrus juga mengatakan kepada para pembacanya bagaimana mereka harus hidup, dalam terang kedatangan Yesus. Mereka diharuskan untuk hidup kudus dan saleh, untuk melihat ke depan untuk hari ketika Yesus yang sama yang terangkat ke surga, akan datang lagi. Dia bahkan mengatakan bahwa cara hidup mereka bahkan akan mempercepat hari terakhir. Ada sebuah tantangan bagi kita yang mengaku milik Kristus dan mengatakan bahwa kita menantikan Dia kembali. Ketika kehidupan kita sehari-hari hidup bagi-Nya, kita memiliki tujuan dan janji untuk saat ini dan masa depan apa pun keadaan kita. Sebuah lagu oleh Mark Altrogge diakhiri dengan ‘Saya ingin melihat Tuhan datang kembali dalam generasi saya. Saya ingin melihat Tuhan datang lagi saat aku hidup. Saya ingin memberikan hidup saya untuk sesuatu yang akan bertahan selamanya. Aku senang, aku senang untuk melakukan kehendak-Mu’.
PENJALA | RENUNGAN HARIAN
Siapa yang memiliki rencana lebih baik?
Y
Rabu, 10 November 2010 - Kejadian 40:20-23
usuf adalah karakter yang inspiratif. Bagaimana dia menjaga sikap Ilahi ketika hidup memberinya banyak perselisihan, rasa sakit, dan kekecewaan? Anak bungsu dalam keluarga; favorit ayah, hidup dengan kecemburuan dari saudara-saudara yang lebih tua. Dia telah dijual sebagai budak, tetapi telah naik ke tempat nikmat dan menjadi orang penting Potifar. Kemudian, meskipun menunjukkan perlawanan luar biasa dari godaan istri majikannya dalam, Tuhan mengizinkan Yusuf untuk menjadi salah tawanan dan dilemparkan ke dalam penjara. Kita tidak tahu berapa lama ia di penjara, tapi sekali lagi dia menunjukkan karakter yang baik dan dipercaya dengan tanggung jawab yang besar melayani di bawah sipir penjara. Bagaimana dia menghadapi kemarahan dan luka yang berasal dari ketidakadilan dalam hidupnya? Kemudian, inilah kesempatan untuk keluar dari penjara! Juru minuman dan roti telah dijatuhi hukuman penjara untuk menyenangkan Firaun. Yusuf menafsirkan mimpi mereka dan walau itu bukan tafsiran baik untuk tukang roti - juru minum akan kembali pada jabatan. Saya bisa membayangkan Yusuf berpikir “Ok, di sini adalah
Mengikut Yesus
M
engikut Yesus adalah lebih dari sekedar meletakkan kaki Anda turun di jalan orang lain. Pengikut Yesus menghadapi tantangan besar dan memiliki peluang besar. Ada biaya yang nyata dan suatu pengorbanan nyata ketika kita memilih untuk menjadi murid Yesus Kristus. Yesus mengatakan kepada kita kita harus memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Dia. Tantangannya adalah, “Apakah Yesus layak untuk itu? Apakah Yesus layak akan pengorbanan Anda ‘Kita semua tahu bahwa jawaban untuk pertanyaan itu adalah Ya! Tetapi tidak selalu mudah untuk membuat pilihan yang tepat ketika dihadapkan dengan godaan hidup - banyak yang bisa tampak sangat menarik. Kita semua perlu mengetahui fakta bahwa Allah punya impian dan visi untuk setiap kehidupan kita. Dan kunci untuk mengetahui panggilan Allah yang teguh pada kehidupan Anda adalah untuk mengenal Tuhan lebih baik! Apakah Anda benar-benar mengenal Allah? Apakah Anda menghabiskan waktu bersama-Nya? Mengenal Tuhan membutuhkan waktu - Allah akan menguji apa yang ada di hati kita, tetapi kabar baiknya
kesempatan saya. Jika tuan juru minum kembali ke pekerjaannya bekerja sama dengan Firaun, mungkin dia bisa menberi kata yang baik tentang saya, dan saya bisa dilepas dan pulang ke rumah. Yusuf kembali kecewa. juru minum itu lupa semua tentang Yusuf. Dalam posisi Yusuf, saya akan tergoda untuk menjadi negatif, pahit, dan mungkin akan merasa marah pada semua orang yang telah menyebabkan saya berada dalam situasi itu, dan juga marah pada Allah. Tapi Yusuf aman di kehendak dan tujuan Tuhan. Tuhan punya rencana yang jauh lebih baik daripada Yusuf. Rencana Yusuf adalah untuk mengatur hal-hal sehingga ia bisa dibebaskan dari penjara. rencana Allah adalah untuk menyelamatkan umat-Nya dari kelaparan. Rencana-Nya lebih besar adalah untuk menyelamatkan seluruh dunia dari tawanan dosa, dunia dan setan. Ketika hal-hal yang tidak berjalan karena saya pikir seharusnya mereka, saya mencoba untuk berpikir tentang hal ini kisah Yusuf, dan saya bertanya pada Bapa Surgawi untuk membantu saya percaya bahwa rencanaNya adalah sempurna - jauh lebih baik daripada saya. Bagaimana dengan Anda? Kamis, 11 November 2010 Yeremia 29: 11 adalah bahwa Tuhan akan selalu menggunakan apa yang Dia diuji. “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah.” `Pengenalan Allah` jauh lebih dari pengetahuan intelektual tentang Dia, melainkan pemahaman yang lebih dalam dari itu. Dalam hati Anda, Anda harus berdamai dengan diri sendiri, untuk mengetahui ‘Aku OK’. Anda perlu tahu keunikan Anda - bakat-bakat Tuhan telah berikan kepada Anda. Anda perlu mengenal diri sendiri dan kemampuan Anda - bahkan keterbatasan Anda. Tetapi di atas semua yang Anda perlu mengetahui hati Tuhan untuk Anda. “Sebab aku tahu rencana saya untuk Anda,” demikianlah firman Tuhan, rencana untuk mencapai kesejahteraan Anda dan tidak untuk menyakiti Anda, berencana untuk memberikan harapan dan masa depan ‘. Mari kita berdoa kita melalui hari ini bahwa ketika kita sedang diuji, kita akan membuat pilihan yang tepat seperti yang kita mengikuti Dia dan kemudian timbul seperti emas.
November 2010 | 35
“Janganlah engkau masak anak kambing dalam air susu induknya…” Jumat, 12 November 2010 - ULANGAN 14:21
A
pakah salahnya hal itu? Mungkin saudara bertanya. Dan mengapa hukum ini dan hukumhukum lain seperti, “Janganlah kawinkan dua jenis ternak, atau “janganlah taburi ladangmu dengan dua jenis benih,” atau “janganlah pakai pakaian yang dibuat daripada dua jenis bahan”, ada dalam Taurat Perjanjian Lama? Jawabannya ialah bahwa larangan-larangan itu dimaksudkan untuk melarang bangsa Israel supaya tidak terlibat dalam upacara-upacara kesuburan yang bersifat kafir dari bangsa Kanaan. Orang Kanaan percaya pada apa yang disebut ilmu sihir simpatik, gagasan bahwa perbuatan-perbuatan yang simbolis dapat mempengharuhi dewa-dewa serta alam. Mereka mengira bahwa merebus anak kambing dalam air susu induknya secara gaib akan menjamin kesuburan terus menerus dari kawanan ternak. Mencampurkan jenis keturunan binatang, benih atau bahan dianggap ‘mengawinkan’ jenis-jenis itu agar secara gaib pula menghasilkan ‘keturunan’, yaitu kelimpahan hasil pertanian di hari yang akan datang. Allah tidak
Allah Menyertai Kita
K
ita diberkati karena hidup di bagian yang indah dari Inggris - Cumbria, walau tak dikenal dan banyak dikunjungi Danau District, tetapi hanya di luar sebuah kota kecil di kaki Fells Howgill. Rumah kami memiliki pemandangan paling indah dari menebang (gunung). Pemandangannya berubah seiring dengan cuaca. Pada hari-hari cerah di langit biru yang jelas (cukup jarang di Cumbria!) - Mereka tampak megah, dengan pola awan matahari yang muncul pada cekungan dan lembah-lembah. Matahari terbenam di belakang mereka, sehingga dalam musim panas, selama malam panjang mereka terlihat hampir seperti kain yang dicat, menunjukkan gelap melawan matahari terbenam. Dari sudut tertentu mereka terlihat seperti monster tidur dengan kulit coklat kehijauan halus. Tetapi pada hari berawan dan hujan, mereka sering hilang sama sekali sehingga Anda tidak akan tahu mereka ada di sana sama sekali: hanya karena kita telah tinggal di sini begitu lama hingga kita tahu mereka ada di sana, dan kita tahu
dapat dan tidak akan memberkati umat-Nya jikalau mereka mengerjakan hal-hal yang tidak masuk akal itu. Dengan mengetahui tujuan hukum-hukum itu – yakni mencegah orang Israel melibatkan diri dalam agama-agama orang Kanaan yang tidak dapat member keselamatan – menolong saudara untuk mengerti bahwa hokum-hukum itu tidaklah sewenang-wenang, tetapi sangat penting – dan berfaedah untuk mereka. Jelaslah bagi kita bahwa Allah tidak sembarangan membuat hukum-hukum. Mungkin terasa tidak masuk akal, tetapi pasti ada tujuan yang Ia buat untuk kebaikan manusia. Ilmu pengetahuan kemudian membuktikan bahwa ada penjelasan-penjelasan ilmiah yang mengherankan dan belum terjangkau pada masa itu. Pembuktian ilmu pengetahuan menunjukkan bagaimana Allah bekerja. Jadi, kadang-kadang ada rencana Allah yang tidak masuk akal bagi kita, belajarlah dari perenungan ini, bahwa ada rencana yang jauh lebih besar dari Allah untuk kita. Serahkanlah diri kita, totalitas diri kita, maka Ia akan membuat yang terbaik untuk kita. Amin. Sabtu, 13 November 2010 Matius 1:23 bahwa ketika awan membersihkan kita akan melihat mereka lagi. Ada musim dalam hubungan kita dengan Tuhan yang seperti ini. Ada kalanya kita bisa melihat Dia dengan jelas dan kita heran pada kasih menakjubkan dan kelembutan-Nya terhadap kita. Ada misteri Allah yang kita tidak pernah dapat sepenuhnya mengerti dan ada kalanya kita tidak merasa bahwa Dia ada sama sekali. Bagaimanapun, Dia tidak pergi. Ini mungkin bahwa Dia telah menarik Diri sedikit dalam rangka untuk menarik kita lebih dekat, atau untuk menguji kesetiaan kita. Ini mungkin bahwa ada dosa di dalam hidup kita . Apapun alasan untuk kita tidak melihat-Nya, kita dapat percaya bahwa Dia masih ada dan akan selalu ada.
PENJALA | RENUNGAN HARIAN
Persahabatan
M
Minggu, 14 November 2010 - AYUB 18:1-21
emiliki seorang sahabat dekat sungguh menyenangkan. Seorang sahabat mampu merasakan kesusahan yang kita alami. Ia pun sungguh bersukacita dengan kesuksesan kita. Saking berharganya sebuah persahabatan, ada pepatah yang berkata “seorang sahabat lebih dekat daripada seorang saudara”. Tak jarang sebuah hubungan percintaan dimulai dengan persahabatan. Saling menyukai dimulai dengan proses pertemanan yang tak disangka berlanjut ke hubungan yang intim. Tapi ada fakta-fakta yang lain pula. Sering sekali seorang sahabat dekat berubah menjadi musuh bebuyutan. Si Theo dan Yanny berteman dekat. Ke mana si Theo di situ pula Yanny. Ketika Theo merasa susah, Yanny pun turut mencucurkan air matanya. Demikian pula, ketika Yanny berhasil mendapatkan bonus kerja, Theo mendapatkan traktiran paling besar . Intinya persahabatan mereka klop seperti perangko. Suatu saat, Yanny menyukai seorang gadis manis bernama Sarah. Kebetulan Sarah saling kenal dengan Theo. Maka resmilah si Theo menjadi mak comblang. Berhari-hari Yanny berusaha mengambil hati sang pujaannya, ia sangat berharap Theo menjadi salah satu penentu hubungan yang sementara dibangunnya. Sampai suatu ketika, Yanny mendapati mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan dengan mesra, barulah ia tahu bahwa ia sedang dikhianati. Barulah ia tahu bahwa sudah saatnya mengganti status Theo sebagai ‘sahabat dekat’ menjadi ‘musuh bebuyutan’. Perih ia merasakan sakitnya dikhianati sahabat dekatnya sendiri. Ia sadar, bahwa kadang-kadang
seorang sahabatpun bisa bersikap munafik dan keliru. Ayub dan Bildad adalah dua sahabat kental. Sepintas kita membaca bahwa tak ada yang salah dengan perkataan Bildad bagi sahabatnya. Bildad sementara menegaskan bahwa semua orang fasik pasti binasa. Tapi, hal ini membuat Ayub tersinggung. Ayub tahu ia tidak berbuat cacat di hadapan Tuhan. Tapi ia diperlakukan sangat buruk oleh Allah. Katakata penghiburan yang Bildad maksudkan seperti menghujam perasaan Ayub. Nah apa yang salah? Sahabat Ayub seakan-akan sedang membela Allah sedangkan Ayub sama sekali tidak berbuat cela. Inilah yang disebut dengan “Keadilan Allah”. Keadilan yang tidak dapat dipahami oleh manusia. Bildad, sahabat Ayub mengira ia sedang berkata yang benar kepada Ayub. Padahal ia sedang melawan maksud Allah. Mengenai pertanyaan apakah segala sesuatu dalam kehidupan itu adil atau tidak, Ayub menang: kehidupan tidak adil. Mengenai pertanyaan Ayub, “mengapa saya?” Allah yang menang; jalanNya adalah jauh lebih tinggi di atas jalan kita, dan bahwa Ia mengizinkan penderitaan, tidaklah berarti Ia tidak mengetahui apa yang sedang dilakukannNya, atau bahwa hak-Nya untuk melakukan itu harus dipertanyakan. So, renungan ini sebenarnya tidaklah khusus membahas tentang persahabatan. Tetapi menjadi sebuah tanda awas untuk memilih sahabat yang baik. Karena, bahkan sahabat baik pun bisa salah dan keliru memberi nasihat, apalagi mereka yang bersahabat untuk kesenangan diri sendiri. Amin.
November 2010 | 37
Sebagai Anak-Anak
J
ika Anda menonton seseorang berjalan, Anda dapat mengumpulkan banyak informasi dari bahasa tubuh nya. Ketika seseorang berjalan dengan cepat seiring dengan kepala di bawah dan bahu membungkuk, ini menunjukkan mereka rendah diri. Bila seseorang tidak melihat mata Anda ketika mereka berbicara, Anda mungkin merasa mungkin mereka memiliki sesuatu untuk disembunyikan, karena mata adalah ‘jendela hati’. Tentu saja kita mungkin sepenuhnya salah dalam penilaian orang. Bagaimana dengan Anda? Bagaimana Anda berjalan? Dalam ayat ini kita didorong untuk berjalan mengetahui kita berada dalam keluarga Allah sendiri. Versi lain mengatakan: “. Dan jadi kita tidak harus ‘merasa ngeri, tapi kita harus bersikap seperti anakanak Allah sendiri, diadopsi ke dalam pangkuan keluarga-Nya, dan memanggil Dia Bapa. Betapa itu hak istimewa yang kita miliki! Kita telah dibaptis ke dalam keluarga Allah oleh Roh Kudus, dan telah diberi wewenang yang dalam nama Tuhan. Tapi, seperti anak angkat yang belum tahu keluarganya, kita mungkin tidak menyadari siapa kita di dalam Kristus ‘, dan apa berkat kerajaan adalah milik kita.
Ketika sulit untuk mematuhi
B
aru saja ketika saya mengalami kesulitan dengan hal tertentu, ada sesuatu yang saya rasa Tuhan ingin saya lakukan, tapi saya tidak ingin melakukannya! Kemudian kata-kata ini datang ke pikiran saya: ‘untuk menuruti lebih baik dari pengorbanan’. Saat aku memikirkannya, aku menyadari bahwa ketaatan sebenarnya adalah sebuah bentuk pengorbanan. Ketika saya memilih untuk menaati Allah dalam sesuatu yang saya tidak suka, aku mengorbankan apa yang ingin saya lakukan dan memilih untuk taat kepada Allah sebagai gantinya. Pengorbanan berarti melepaskan sesuatu yang saya nilai. Dalam ayat ini, Allah mengatakan bahwa pengorbanan ketaatan adalah yang paling penting kepada-Nya. Ketika kita menggunakan kata pengorbanan, kita sering berpikir untuk menyerah hal-hal material atau waktu. Tapi ketaatan dapat lebih besar dari itu. Aku mungkin harus memberikan sebuah perilaku, aktivitas atau sikap. Hal ini dapat lebih mudah untuk mengorbankan barang-barang material dan lebih
Senin, 15 November 2010 Roma 8:15 Dalam nama Yesus, kita memiliki otoritas atas musuh. Kita memiliki kekuatan untuk memilih untuk mematuhi Tuhan, dan untuk berbuat kebaikan. Kita memiliki kekuatan doa, untuk berbicara dengan Bapa kita di Surga, untuk membuat permintaan dan untuk bersyafaat bagi orang di sekitar kita yang membutuhkan. Kami memiliki Seseorang yang mendengar dan membungkuk untuk mendengarkan kita, yang hanya memiliki rencana yang baik untuk masa depan kita. Dan kita bisa berjalan dengan aman dan tanpa rasa takut ke dalam situasi sulit mengetahui bahwa “Dia tahu jalan yang saya ambil” (Ayub 23:10). Tapi kita memiliki harta dalam bejana tanah liat, bahwa keunggulan kekuatan yang berasal dari Allah dan bukan dari kita. Oleh karena itu, seperti yang kita berjalan, kita bawa dalam tubuh fisik kita kehadiran Roh Kudus, pengetahuan tentang cinta dan karunia keselamatanNya. Jadi kita bisa berjalan dengan kepercayaan diri, kerendahan hati dan kekudusan, mengetahui bahwa kita adalah ‘unik’ seperti orang-orang yang membawa Harta ini di dalam mereka.
Selasa, 16 November 2010 Filipi 4:18 sulit untuk mengorbankan tindakan dan perilaku. Namun nilai pengorbanan yang diukur dengan betapa sulitnya untuk membuat pengorbanan. Pikirkan tentang janda miskin yang memasukkan dua koin kecil ke kas candi dalam Markus 12: 41-44. Yesus melihat hal itu dan Ia mengatakan ia telah memberi lebih dari semua orang kaya yang telah dimasukkan ke dalam jumlah yang lebih besar. Tuhan mengukur pengorbanan menurut berapa biaya kita secara pribadi. Ini adalah bagaimana Dia menggambarkan pengorbanan kita: `mereka adalah persembahan yang harum, suatu korban yang diterima, berkenan kepada Allah`. Tidak lupa bahwa Tuhan Yesus adalah satusatunya yang kita ikuti Pengorbanan yang keras, dan ketaatan bisa menjadi semacam pengorbanan paling sulit, tetapi juga menjadi yang paling wangi dan menyenangkan Tuhan, yang tentu selalu memperhatikan!
PENJALA | RENUNGAN HARIAN
Iman yang melihat
P
elayanan Tuhan Yesus yang begitu menakjubkan, yang disertai tanda-tanda mujizat, kian menjadi perhatian orang-orang Yahudi dari rakyat biasa sampai di kalangan tokoh-tokoh agama. Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi, datang dan menyatakan pengakuannya bahwa Tuhan Yesus sebagai guru yang diutus Allah. Tuhan Yesus mengarahkan percakapan-Nya pada esensi hidup dengan menegaskan syarat untuk masuk dalam persekutuan dengan Allah. Sebagai pemimpin agama Yahudi, Nikodemus tidak dapat memahami dirinya Seolah-olah seperti ada selumbar yang menghalangi penglihatan rohaninya. Namun tak dapat disangkal bahwa ia terpikat oleh karya Allah yang nyata dalam pelayanan Tuhan Yesus Kristus. Kasih hendaknya berwujud. Kasih Allah kepada manusia dinyatakan dengan jelas dalam pengutusan Anak Tunggal-Nya. Tujuannya adalah agar melalui misi itu selain sebagai ekspresi kasih dan kepedulian Allah kepada manusia, adalah juga untuk menyelamatkan manusia dari cengkeraman dosa. Bahwa kasih Allah yang diwujudkan di dalam pengutusan Kristus harus kita responi dengan mengasihi Allah lewat ketaatan untuk hidup dalam terang. Kepada orang yang memiliki moral dan etika yang tinggi, berita kesaksian tetap sama. Semua manusia harus percaya pada Yesus. Dalam 1:12-13 telah dijelaskan bahwa percaya pada Yesus identik dengan dilahirkan dari atas. Ketika berbicara dengan Nikodemus, Tuhan Yesus mengundangnya
Syarat
K
alau kita mengamati secara cermat apa yang berlangsung dalam kehidupan kita, maka kita bisa menemukan bahwa dimana-mana hampir pasti segala hal memiliki syarat. Untuk meraih sukses dalam usaha, maka selain modal usaha yang cukup kita butuh kerja keras dan manajemen usaha yang baik. Untuk menjado seorang aktor atau aktris yang ngetop, selain ketrampilan akting yang memadi, kita juga harus memiliki wajah dan tubuh yang oke. Untuk menikmati hidup kekal bersama Allah pun ada syaratnya. Apakah syarat supaya seorang bisa menikmati hidup kekal? Kalau pertanyaan tersebut di-tanyakan kepada Yesus, maka sudah pasti Ia akan menjawab bahwa syaratnya adalah percaya kepada Allah. Itulah syarat yang harus dipenuhi, jika orang ingin memperoleh hidup kekal. Yohanes mencatat dengan baik firman itu: “Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia akan
Rabu, 17 November 2010 Yohanes 3:1-21 untuk percaya pada-Nya. Ia menekankan pentingnya dilahirkan dari atas. Nikodemus adalah orang yang saleh dan bermoral tinggi. Ia seorang tokoh agama. Yesus juga menerima kenyataan ketokohan Nikodemus di dalam masyarakat (ayat 10). Terhadap orang yang bermoral tinggi seperti Nikodemus, Yesus menegaskan keharusan dilahirkan dari atas. Dalam ayat 3, 5, 7, 11 Yesus menegaskan bahwa kelahiran dari atas merupakan keharusan mutlak. Dan ini berlaku universal, artinya kepada semua orang dan semua suku bangsa, tanpa memperhatikan gender atau usia (ayat 8). Tanpa dilahirkan dari atas tidak mungkin manusia melihat Kerajaan Allah (ayat 3, 5). Kesalehan dan moral tinggi tidak dapat membawa manusia melihat Kerajaan Allah. Bagaimana dilahirkan dari atas? Dalam ayat 12, Yesus menegaskan kaitan kelahiran dari atas dengan percaya pada-Nya. Dalam 1:13, istilah dilahirkan dari atas diganti dengan istilah dilahirkan dari Allah. Kedua istilah tersebut sama maknanya. Hubungan percaya dan dilahirkan dari Allah terlihat jelas dalam 1:12-13. Tidak perlu mengubah berita keselamatan ketika berhadapan dengan orang yang memiliki moral tinggi dan kehidupan yang sangat saleh. Semua harus percaya pada Yesus. Tanpa iman pada-Nya, tidak mungkin seseorang melihat Kerajaan Allah. Percaya pada Yesus bersifat mutlak. Amin
Kamis, 18 November 2010 YOHANES 6:44-51 memperoleh hidup kekal,� apa artinya percaya? Percaya berarti menjadikan firman Tuhan santapan harian kita. Artinya, ibarat nasi atau roti menjadi santapan harian yang harus dimakan supaya orang bisa kenyang, demikian setiap pengikut Kristus harus menjadikan sabdaNya makanan harian. Karena itulah yang memungkinkan kita untuk mencicipi hidup kekal yang telah disediakan. Setiap saat pasti kita menghendaki supaya kehidupan kita, keluarga selalu berada dalam suasana damai, sukacita dan bahagia. Bahkan kelak ketika beralih dari dunia ini menuju rumah Bapa kita boleh menikmati hidup di surga. Namun, sudahkah kerinduan itu kita landaskan pada bangunan kepercayaan yang kuat akan Tuhan? Ingatlah hidup kekal akan dimiliki ketika kita percaya. Segala sesuatu ada syarat. Amin.
November 2010 | 39
Bersyukur
B
ersyukur, kata yang terlalu sering disebutkan dalam hidup orang percaya. Saking seringnya, pengertiannya mulai kabur. Ada yang bilang: “bersyukur berarti berterima kasih atas berkat Tuhan dalam hidup”. Tapi ada yang pula yang menganggap: bersyukur berarti menyediakan teh dan kue cucur di pagi hari, sambil menyanyikan lagu “selamat ulang tahun” ditemani khotbah seorang hamba Tuhan. Tak ada salahnya berpikir seperti itu. Tapi, mungkin hal-hal yang disebutkan di atas hanyalah segi-segi dari arti syukur. Secara dalam, syukur berarti: 1. Mengakui Pemberi dalam hidup. Mengakui bahwa Ia ada dan berterima kasih kepada-Nya. 2. Melibatkan sang Pemberi dalam keseharian kita. Bersyukur bukan sebatas pernyataan, tetapi sebuah aksi untuk melibatkan Pemberi dalam hidup ini Di dunia sekuler, orang mulai meniadakan peranan Pemberi dalam hidup mereka. Misalnya, ketika hendak makan, orang tidak lagi berdoa mensyukurinya, tetapi menganggap hal tersebut adalah daya upayanya sendiri. Mereka bekerja, membeli beras, memasaknya sendiri dan berhak menyantapnya tanpa harus berterima kasih kepada siapapun juga selain kepada diri sendiri. Begitulah pemikiran orang sekuler yang hidup tanpa percaya Allah. Sebagai orang Kristen, kita harus mampu
Membagi Kasih
H
idup adalah sebuah perjuangan. Oleh karena itu, manusia cenderung berjuang untuk dirinya sendiri. Orang lain lebih dilihat sebagai obyek yang hanya dihargai sejauh mendatangkan kebaikan dan keuntungan bagi diri sendiri. Dengan demikian orang lain dipandang rendah, seolah hanya sebagai pelayan untuk kepentingan diri sendiri. Sering kehadiran sesama dilihat sebagai sebuah ancaman, bukan sebagai pribadi yang dapat membantu dan saling membutuhkan. Sehingga bgaimana mungkin akan muncul rasa peka dan peduli terhadap sesama. Pemberitaan hari ini memberikan suatu yang menarik untuk kita renungkan sehubungan dengan kenyataan di atas. Yesus memperbanyak roti, memberikan pelajaran hidup yang istimewa kepada Filipus, Andreas dan para murid yang lain. Memperbanyak roti, Yesus mengajarkan pentingnya sikap solider dan rela berbagi kasih dengan sesama yang membutuhkan. Secara sengaja, Yesus bertanya
Jumat, 19 November 2010 KEJADIAN 1:29,30 melihat segi-segi dimana Allah berperan. “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu…” tetap kita yakini sebagai peran serta Tuhan Allah lewat pemberian-Nya. Kalau mereka berkata, “ini usaha kami sendiri”, mari kita melihat peran serta Allah: Ia memberikan bumi yang bisa ditanami, Ia memberikan hujan dan panas untuk menunjang hidup tumbuhan, Ia memberikan kita kesehatan untuk mengolah dan menikmati pemberianNya tersebut. Selalu ada banyak cara bagi orang percaya untuk menyatakan alasannya untuk bersyukur. Lagi pula, kita sebenarnya bisa memetik makna yang lain tentang syukur. Bersyukur, secara alamiah menghindarkan kita dari banyak dosa. Kalau kita bersyukur dengan pasangan hidup yang kita miliki, kita akan terhindar dari dosa perzinahan. Kalau kita bersyukur dengan harta benda yang diberikan kita pasti terhindar dari dosa pencurian dan kita akan terhindar dari dosa iri hati kalau kita bersyukur dengan hidup yang Tuhan berikan kepada kita. Jadi, tunggu apa lagi. Bersyukurlah selama kita mampu bersyukur. Bersyukurlah akan napas kehidupan yang Tuhan berikan, karena selama kita mampu bersyukur, selama itu jugalah napas kehidupan masih menjadi milik kita. Amin.
Sabtu, 20 November 2010 Yohanes 6:1-15 kepada Filipus, “dimanakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” dengan pertanyaan itu, Yesus tidak saja mengkritik, tetapi sekaligus memberi kesadaran baru kepada para murid bahwa ada orang lain yang berada dan tinggal di antara mereka. Maksud Yesus jelas, yakni supaya para murid memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap orang lain yang menderita dan hidup dalam kekurangan. Saat ini, kitapun diajak Yesus untuk mengikuti jalanNya. Kita diajak untuk menjadi peka, mempunyai kepekaan terhadap banyak orang. Disekitar kita begitu banyak orang yang miskin dan kelaparan. Sudahkah kita peduli akan penderitaan sesama di sekitar kita? Relakah kita membagi kasih kepada mereka dengan hati yang tulus dan tanpa pamrih? Jika demikian, apa yang dapat kita lakukan dan kerjakan sebagai bentuk kepedulian kita kepada sesama? Marilah kita saling membagi kasih. Amin.
PENJALA | RENUNGAN HARIAN
Refleksi Tentang Rencana Tuhan Minggu, 21 November 2010 - YESAYA 55 : 8
S
emua orang pasti punya rancangan atau harapan-harapan tertentu untuk masa depan. Keinginan-keinginan yang ingin dipenuhi, citacita yang ingin dicapai, hal-hal yang ingin dimiliki. Salah satu yang menjadi harapan kita adalah tentang pasangan hidup. Dengan siapa kita menikah nantinya, bagaimana orangnya, fisiknya, sifatnya, dan sebagainya. Yang pasti, kita merencanakan dan mengharapkan yang terbaik untuk diri kita. Dan yang pasti pula, kita menginginkan semua harapan kita bisa terwujud. Demikian pula dengan seorang gadis remaja. Ia memiliki harapan-harapan tertentu terhadap bagaimana sosok pendamping hidupnya kelak. Ia telah memikirkan hal-hal yang diinginkannya ada pada calon suaminya nanti, dan ia telah menuliskannya di atas secarik kertas kecil. Ia pun selalu berdoa, “Tuhan, kumohon berikanlah aku calon suami yang beginibegini… aku ingin nantinya menikah dengan orang yang seperti begini-begini karena orang seperti itulah yang paling sesuai untukku.” Tahun berganti tahun, si gadis remaja semakin tumbuh dewasa. Tiba saatnya ia berkeluarga; dan ia sangat bersyukur atas orang yang diberikan Tuhan sebagai suaminya. Suatu waktu, ia menemukan kembali kertas kecil itu, kertas berisi kriteria suami yang diharapkannya, yang selalu didoakannya di masa remaja. Dibacanya isi kertas itu. Ia melihat bahwa ternyata beberapa hal yang dimintanya—terutama yang dulu dianggapnya penting—malah tidak sesuai atau tidak ada pada suaminya sekarang. Apakah wanita
itu kecewa karena ternyata Tuhan tidak mempedulikan harapan-harapannya, tidak memberikan apa yang ia minta dalam doa? Benarkah demikian? Sama sekali tidak. Sambil membaca kembali isi kertas itu, aku tersenyum dan bersyukur. Tuhan memang tidak memberikan yang kuminta, tetapi ia mengabulkan harapanku. Itu karena pertimbangan Tuhan jauh melampaui pertimbangan dan pemikiran kita. Aku meminta yang lebih umurnya daripadaku, Ia memberikan yang sepantaran. Ia tahu, yang kuminta sebenarnya bukan usia tetapi kedewasaan. Aku pun belajar bahwa kedewasaan tak selalu dapat diukur dari usia. Aku meminta nama, ia tidak memberikan nama marga sesuku denganku. Ia tahu yang kuminta kesesuaian sifat, bukan sekedar kesesuaian identitas. Aku belajar untuk jangan menilai sekedar dari nama luarnya, don’t judge the book by its cover, tetapi lebih melihat jati diri didalamnya. Aku meminta hal yang telah lama kubayangbayangkan, Ia memberiku hal yang sama sekali baru. Akupun belajar bahwa apa yang tidak kutahu bisa jadi yang terindah untukku. Aku? Ya, akulah gadis itu, yang menulis harapannya diatas secarik kertas. Dan saat ini, sambil memandangi wajah suami dan anakku yang tertidur, aku sangat bersyukur Tuhan tidak memberikan sesuai dengan pemikiranku. Hidup memang tidak selalu berjalan sesuai rencana kita, tetapi bila kita mempercayakan hidup kita pada rencana-Nya dan menerima dengan penuh syukur, hidup akan menjadi lebih indah dari yang kita rancangkan. AMIN
November 2010 | 41
Apakah kita lari atau kita perlu visi yang segar? Senin, 22 November 2010 - 1 Raja-raja 19:9
A
dalah lucu ketika kita pergi berlibur atau bahkan berkeliaran di kota kita sendiri dan bertabrakan dengan orang yang kita tahu, maka kita, atau mereka, sering menanyakan pertanyaan; ‘? Apa yang kau lakukan di sini ?’ Pertanyaan ini diminta dua kali untuk satu orang dalam Perjanjian Lama. ‘Lalu sebuah suara berkata kepadanya, “Apa yang kamu lakukan di sini, hai Elia?” (1 Raja-raja 19:9). Dan lagi firman TUHAN datang kepadanya: ‘Apa yang kamu lakukan di sini, hai Elia? “(1 Raja-raja 19:13). Pertanyaan ini bisa ramah, tetapi, jika berada di tempat yang salah, pertanyaan itu bisa tampak sangat bermusuhan. Mungkin ini adalah pertanyaan yang ingin kita tanyakan pada Yunus ketika ia melarikan diri. “Tapi Yunus melarikan diri dari Tuhan dan menuju Tarsis. Ia pergi ke Yope, di mana ia menemukan sebuah kapal yang menuju pelabuhan itu. Setelah membayar tarif, ia pergi kapal dan berlayar ke Tarsis untuk melarikan diri dari Tuhan “(Yunus 1:3). Kadang-kadang pertanyaan menantang ini diletakkan di hadapan kita oleh Tuhan. Kadang-kadang kita berada di tempat yang tepat dan pertanyaannya
Kemampuan mengingat
P
ada suatu pemakaman di hari yang dingin di bulan November, terasa begitu suram dan sedih. Sang suami meninggal karena kecelakaan dalam suatu perjalanan wisata. Sangat mengejutkan dan sepertinya tidak ada tanda-tanda sedikitpun bagi istrinya. Selama kohtbah untuk mengenang almarhum tersebut, sang istri yang ditinggalkan terus mencucurkan air mata dan menangis tersedu-sedu. Saat itu pula, pendetanya mengucapkan kata-kata yang ganjil untuk menghibur: “Tidak apa-apa. Kelak anda akan mampu melupakannya.” Mampu melupakan? Ekspresi janda itu menyatakan bahwa ia sama sekali tidak terpikir untuk melupakan kenangan dengan suaminya. Kenangan berharga akan suaminya memberikan ketenteraman dan sukacita yang akan ia jadikan pegangan, dengan berharapkelak mereka akan bertemu lagi di surge, seperti yang menjadi iman dari setiap orang percaya. Salah satu hadiah paling berharga yang diberikan
adalah bukan untuk membuat kita berpikir bahwa kita berada di tempat yang salah melainkan untuk membuat kita mengevaluasi kembali apa yang kita lakukan, dan mengapa kita yang ada di tempat itu. Namun, ada saat kita tahu kita berada di tempat yang salah dan pertanyaan itu ada untuk membangkitkan kita dan memindahkan kita dari situ. Ada kesadaran baru bahwa ini bukan tempat yang tepat bagi kita dan kita berputar haluan untuk mencari wajah Tuhan dan rencana Dia bagi kita. Mungkin ada kalanya kita sudah menanggapi pertanyaan dari Tuhan dalam Yesaya 6:08 menanyakan, ‘Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapa yang akan pergi untuk kami ‘Dan kami telah berkata,’? Disini am I. Kirimi saya! “Namun, kami telah lalu duduk dan duduk, walau mengetahui Allah telah meminta kita untuk bergerak. Dan sehingga varian dari pertanyaan yang sama muncul dari Tuhan; “Apa yang masih kau lakukan di sini?” Jadi hari ini, mari kita bangkit untuk menantang dan berani menghadapi pertanyaan ini di hadapan Tuhan dan bertanya, “Apa yang saya lakukan di sini? Dan mungkin, “dari apa atau dari siapa saya lari?”
Selasa, 23 November 2010 FILIPI 1:1-11 Allah kepada kita adalah kemampuan untuk mengingat. Ada banyak luka dan kekecewaan dalam hidup yang seharusnya kita lupakan. Namun, ingatan yang baik akan menjadi peti harta karun berisi kenangan berharga atas hubungan yang membahagiakan dan sukacita yang dirasakan. Berkaitan dengan waktu yang dihabiskannya bersama jemaat di Filipi, Paulus merasakan hal yang sama: “Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu”. Kemampuannya untuk mengingat para sahabatnya di Filipi memberikan penghiburan yang luar biasa saat menunggu pengadilan di Roma dan juga mendorongnya untuk mendoakan mereka dengan penuh sukacita. Anda tak akan pernah dapat meyakinkannya bahwa penghiburan ditemukan jika kita mampu melupakan, karena ia bergembira justru ketika mampu mengingat. Allah memberikan banyak kenangan yang berharga. Ingatlah kenangan itu ketika dukacita datang. Amin.
PENJALA | RENUNGAN HARIAN
Mendengar adalah Hikmat
K
itab Amsal dimulai dengan pokok bahasan yang memaparkan maksud dan tujuan penulisan kitab Amsal. Kitab ini membimbing pembaca untuk hidup dengan kebijaksanan, disiplin, berpengetahuan, dan hidup dalam kebenaran. Tulisan-tulisan Amsal yang terfokus pada hikmat yang muncul sampai 41 kali dalam kitab ini menunjukkan betapa pentingnya untuk dicermati oleh pembacanya. Melalui kata-kata bijak yang ditulis dalam bentuk syair, peribahasa, pernyataan-pernyataan pengajaran, penulis mendesak pembacanya agar memiliki hikmat dalam seluruh aspek hidup. Takut akan Tuhan, adalah tema dari seluruh tulisan kitab Amsal, dan merupakan awal dari hidup berhikmat. “Takut” bukan berarti ‘ngeri’, ‘seram’, tetapi lebih menunjukkan sikap hormat, menjunjung tinggi, menundukkan diri pada kedaulatan Allah dan menaati perintah-perintah-Nya. Tuhan adalah sumber hikmat tertinggi dan ilahi. Karena itu setiap orang perlu datang kepada Sang Sumber hikmat dan memperoleh hikmat daripada-Nya. Setiap manusia harus mengakui bahwa segala kepandaian dan kemampuan yang ada padanya berasal dari Allah, Sumber hikmat. Siapa pun yang mau datang memperoleh hikmat daripada-Nya akan memiliki hidup bijaksana, bermoral tinggi, dan selaras dengan kehendak-Nya. Pengetahuan diidentikkan dengan informasi yang tepat, sedangkan hikmat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan informasi yang
tepat itu pada waktu dan cara yang tepat. Di kitab Amsal, Raja Salomo tidak membedakan keduanya; istilah pengetahuan dan hikmat dipakai silih berganti untuk mewakili makna yang sama yakni bijaksana. Hikmat berawal dari kemampuan untuk melihat dan mendengarkan. Pada waktu Salomo diangkat menjadi raja, ia berdoa, berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham (ayat 1Raj. 3:9). Kata paham di sini berasal dari akar kata mendengar, tetapi bukan asal mendengar, melainkan mendengarkan dengan penuh perhatian. Orang yang bodoh tidak berhikmat tidak bersedia mendengarkan siapa pun termasuk Tuhan. Orang yang tidak mendengarkan Tuhan, Sang Sumber hikmat, adalah orang yang tidak takut kepada Tuhan. Ada orang yang kaya namun bodoh dan ada orang yang berpendidikan tinggi tetapi bodoh; ternyata, kaya dan cerdas tidak sama dengan bijaksana. Hikmat tidak diperoleh lewat kekayaan atau kecerdasan; hikmat didapatkan dari takut akan Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang dipimpin oleh Tuhan; setiap langkah yang diambilnya merupakan hasil tuntunan Tuhan dan Tuhan tidak akan membiarkannya tersesat.Orang yang bijak adalah orang yang tahu diri menyadari keterbatasannya; itu sebabnya ia bersedia menerima didikan baik dari Tuhan maupun sesamanya. Sebaliknya, orang bodoh adalah orang yang tidak tahu diri, tidak menyadari keterbatasannya dan menganggap diri mengetahui segalanya. Amin
Diciptakan Dengan Indah
B
eberapa tahun yang lalu ketika berlibur di Spanyol kita menemukan sebuah museum untuk semua miniatur sesuatu. Beberapa benda yang sangat kecil hingga kau hanya bisa menghargai keindahannya melalui kaca pembesar. Aku sangat kagum dengan beberapa butir padi yang telah berukir ke dalam bentuk yang berbeda. Dengan mata telanjang mereka tampak sedikit lebih dari sebutir beras, tetapi ketika diperbesar Anda bisa melihat detail yang rumit luar biasa diukir ke setiap butiran kecil. Kadang-kadang aku bertanya-tanya bagaimana rasanya melihat ke bawah di planet bumi di seluruh miliaran orang. Begitu banyak dari kita yang dari kejauhan kita bisa terlihat seperti butiran beras atau pasir di tepi pantai. Namun Allah telah menciptakan setiap orang
Rabu, 24 November 2010 Amsal 1:1-7
Kamis, 25 November 2010 Kejadian 1:27
dari kita dan rumit merajut kita bersama-sama pada ibu kami `s rahim. Masing-masing dari kita adalah berbeda dan sebuah karya seni dalam tangan-Nya. Dan setelah kita lahir, pekerjaan Allah belum selesai. Dia terus membuat kita dan memproses kita menjadi individu unik dengan tujuan dalam hidup. Kita mungkin berpikir bahwa kita adalah “hanya orang lain” di planet yang sangat padat ini dan “tidak ada yang khusus” - tetapi kepada Allah, Bapa Surgawi kita, setiap orang dari kita adalah unik dan khusus. Apakah kita merasa seperti itu hari ini? Mungkin sudah saatnya untuk meminta Allah menunjukkan kepada kita siapa kita dan bagaimana Dia melihat kita di bawah kaca pembesar dari keahlian-Nya.
Kekurangan manusia dan tanda kebesaran Allah
S
ebuah kebun binatang serangga di Philadelphia, yang berisi lebih dari 100.000 serangga hidup, menghibur 75.000 pengunjung setiap tahun, demikian sebuah media local memberikan informasi. Pendiri dan pemilik insektarium itu berkata, “saya masih menyimpan sejuta serangga lagi.” Ia menunjuk berbagai kardus, kaleng roti dan kotak lain yang menggunung dari lantai sampai langit-langit. Berbagai wadah itu berisi serangga mati dari seluruh penjuru bumi. Film, hologram, mikroskop dan permainan tentang serangga dapat memukau orang-orang segala umur. Bahkan ada timbangan berat badan berbentuk kumbang kecil, kunang-kunang dan serangga lain Dalam Amsal 30, seorang yang bijak bernama Agur juga memaparkan serangga dan makhluk kecil lainnya. Ia menyatakan bahwa makhluk itu kecil, tapi sangat bijak. Perhatikanlah semut! Meskipun lemah, Penciptanya menggunakan segala kekuatan mereka untuk mempersiapkan masa depan. Perhatikanlah belalang! Meskipun tidak memiliki raja, tetapi ketika jumlahnya berlipat ganda, Allah mengajari mereka berbaris dan bergerak dalam kesatuan. Perhatikanlah laba-laba! Meskipun mereka juga makhluk yang tidak penting, tetapi dengan kemampuan yang Allah berikan,
Kebenaran
A
lkitab, yang menjadi kitab suci bagi kita semua ternyata telah ada jauh sebelum peradaban modern ini. Sudah ribuan tahun lamanya. Bahkan di zaman orang belum mengenal kertas atau mesin tik apalagi computer. Sekarang, media informasi telah berkembang jauh sekali di banding zaman dulu. Apakah kita tidak ragu terhadap alkitab? Atau masih relevankah Alkitab di masa sekarang ini? Sekelompok orang tertentu mulai meragukan alkitab. Bahkan di situs jejaring social facebook misalnya, seorang bekas tokoh Kristen dengan terangterangan menolak Alkitab. Apa yang terjadi dengan mereka? Itu berarti bahwa mereka berniat membaca Alkitab namun dengan sikap acuh tak acuh atau asal asalan saja. Mereka tidak dapat mengerti tujuan alkitab yang praktis dan dinamis. Alkitab dapat membuktikan pernyataannya sendiri bahwa isinya relevan di zaman sekarang dengan dua cara. Pertama, Alkitab berkaitan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam hakikat manusia yang tidak dibatasi waktu, berlaku terus sepanjang masa. Pria dan wanita yang diceritakan dalam alkitab mempunyai aspirasi dan kelemahan yang
November 2010 | 43
Jumat, 26 November 2010 AMSAL 30:24-28
laba-laba dapat mencapai tempat yang tinggi. Apakah anda terkadang merasa kecil dan tidak penting seperti seekor serangga? Ketika anda merasa seperti itu, ingatlah Allah bahkan meletakkan hikmat dan kebesaran-Nya pada hal-hal yang paling remeh. Lihatlah Paulus, seorang ahli Taurat yang mengerti begitu banyak hukum dalam Perjanjian Lama, seorang yang kemudian bertobat dan mengenal Yesus lebih dalam tetapi ia berucap: karena “dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna”. Ia meminta Tuhan menghilangkan kelemahan fisiknya; mungkin berupa cacat kecil di bagian kaki; tapi apa jawaban Tuhan? Tuhan membiarkan hal tersebut terus menimpa diri-Nya untuk menyatakan kuasa-Nya. Bahwa dalam kekurangan tersebut ternyata Paulus mampu bermegah. Bahwa dalam kelemahannya itu, nama Tuhan dimuliakan. Terlalu banyak contoh dalam Alkitab tentang karya Allah memakai hamba-Nya yang lemah untuk menunjuk kuasa-Nya. Puncaknya terlihat pada karya-Nya sendiri. Tuhan Yesus, yang menanggalkan setiap kebesaranNya, mengendarai seekor keledai untuk menyatakan kemuliaan Kasih yang tak berbatas, untuk memberikan keselamatan kepada kita semua. Amin!
Sabtu, 27 November 2010 ROMA 15:4 mudah dilihat pada diri kita juga. Bahkan para pahlawan alkitab pun ditampilkan sebagaimana adanya dengan sejujur-jujurnya. St. Augustinus berkata “Catatan kudus, seperti cermin yang jujur, memberikan gambaran apa adanya, tanpa diperindah”. Kedua, kebenaran-kebenaran Alkitab senantiasa relevan karena diri Allah sendiri tidak berubah, baik hakikat-Nya maupun cara-Nya menghadapi manusia. Dengan membaca Alkitab kita menemukan kebenarankebenaran yang fundamental mengenai Allah. Kita melihat kebenaran-kebenaran itu dipaparkan melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan umat-Nya, yang menerangkan sifat Allah dan menggambarkan kehendak-Nya bagi semua orang dalam segala zaman. Dengan demikian, peristiwaperistiwa yang terjadi pada zaman dahulu “dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita” agar pada masa kini dan masa yang akan datang “menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari KItab Suci. Tetaplah membaca Alkitab sepanjang hidup! Amin
PENJALA | RENUNGAN HARIAN
Mujizat Minggu, 28 November 2010 - MATIUS 9:27-31
M
ujizat! Mendengar kata ini orang cepat terperangah. Langsung muncul dalam pikiran kita ada peristiwa aneh. Makanya penasaran harus segera dilihat; dimanapun tempatnya dan sebanyak apapun orangnya. Tak heran, ketika ada berita tentang mujizat yang terjadi di salah satu daerah di Minahasa, orang-orang berbondongbondong datang. Dari dalam maupun luar daerah. Anak-anak sampai kakek-nenek. Apa yang mereka lihat? Katanya, di sebuah dinding gereja tua muncul sebuah bentuk wajah berupa titik-titik air atau lumut. Air dan lumutnya biasa-biasa saja, seperti yang kita lihat di bak mandi atau dinding yang lembab. Tapi yang luar biasa, adalah wajah yang tampak, menyerupai Tuhan Yesus katanya! Wajah Tuhan Yesus yang mana? Dalam hati saya bertanya. Bukankah gambaran wajah Yesus sekarang lebih merujuk ke gambaran dunia barat tentang Yesus? Sekitar abad ke-6, ratusan tahun setelah kehidupan-Nya. Tapi begitulah adanya. Seorang ibu malah sempat berseteru dengan penjaga gereja karena berusaha mencungkil salah satu bagian dinding untuk dijadikan jimat atau ramuan obat, oh….. Beberapa bulan lalu, kejadian seperti ini terulang lagi. Lewat sebuah pesan singkat yang masuk, seorang sahabat mengabarkan bahwa telah terjadi suatu keajaiban menjelang paskah; seekor anjing katanya telah bersaksi dan berkata-kata tentang Tuhan. Anjing itu kemudian dieluk-elukan oleh warga. Dengan bangganya! ! Tak tahan, sungguh keterlaluan sekarang, saya mengangkat telepon dan menelpon: “memalukan! Begitu banggakah kalian dengan peristiwa ini? Apakah Tuhan Pencipta Alam Semesta hanya mampu menunjukkan diri-Nya lewat seekor anjing?” Terdiam sesaat, sahabat saya menjawab pelan: “iya ya..” Kita semua secara naïf terkadang tanpa sadar tidak bersikap kritis dalam iman. Begitu saja membenarkan sesuatu dan mendukungnya; asalkan hal tersebut berbau iman, berkata-kata tentang
Tuhan Yesus. Apa saja! Asalkan ‘katanya’ memuliakan Tuhan. Hasilnya kita kadang sulit membedakan: mana peribadatan mana hiburan; mana mujizat mana sulap; mana Tuhan mana setan! “Maka meleklah mata mereka. Dan Yesus pun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: “Jagalah supaya jangan seorang pun mengetahui hal ini”. Ayat 30 pasal ini mungkin bisa diterjemahkan berbeda oleh para ahli. Tetapi secara tersirat kita mengerti bahwa setelah Yesus menyembuhkan orang yang buta itu, Ia melarang mereka memberitahukan kepada orang lain. Mengapa? Karena Ia tidak ingin orang banyak mencari Dia hanya karena mujizatmujizat seperti itu. Karena kalau demikian, jauh-jauh Ia datang ke bumi hanya untuk dianggap sebagai pesulap atau pesihir saja. Dan benar,dalam banyak peristiwa, Yesus memang tidak ingin mujizat yang membuat-Nya dikenal. Ada karya yang lebih besar. Ada mujizat yang sesungguhnya: tentang KASIH. Kasih yang membuatNya merendahkan diri untuk keselamatan mereka yang sama sekali tidak layak memperolehnya. Dengan konsep inilah Ia ingin dikenal. Akhirnya, Dia tetap berkarya dalam setiap mujizat yang dikehendaki-Nya sampai saat ini. Tidak ada yang menyangkal-Nya, bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Tapi kalau itu terjadi, pasti menurut kehendakNya, dan bukan pengaturan dan perintah manusia. Adalah bijaksana menanggapi hal ini. Sungguh alkitabiah kalau kita merasa terkejut menatap ibu, bapak, anak, saudara di pagi hari karena mereka masih diberi kesempatan menghirup napas kehidupan. Betapa bangga kita mengadakan penyembuhan ilahi di tempat yang sungguh membutuhkannya seperti rumah sakit, tempat yang dilanda bencana, dibanding di lapangan terbuka yang notabene setiap orang yang hadir segar bugar. Betapa bahagianya kita yang disebut orang percaya, bukan karena melihat ‘mujizat’ tapi karena Karya Keselamatan. “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.” AMIN
November 2010 | 45
Bermegah
N
abi Yeremia adalah karakter yang menarik karena ia mengalami oposisi begitu banyak dari semua orang-orang yang berkhotbah kepada dengan pesan Tuhan. Apa yang membuatnya bertahan? Pasti bahwa jaminan stabil hubungannya dengan Tuhan dan pengetahuan bahwa ia dicintai. Dia telah mempelajari firman Allah dan memahami pentingnya wahyu indah dari kasih Tuhan kepada Musa. Musa diberi hak istimewa untuk menjadi yang pertama untuk sepenuhnya memahami hati Tuhan dan bahwa Dia adalah penyayang, ramah, dan lambat untuk marah (Keluaran 34:6-7). Kasih Allah juga mencakup keadilan sempurna dan kebenaran yang berarti kejahatan berhak dihukum. Namun bahkan orang-orang jahat punya kesempatan dengan Allah jika mereka berbalik kepadaNya dan bertobat dari dosa-dosa mereka. Yeremia terusmenerus mengingatkan orang-orang akan itu (seperti halnya para nabi lain).
Keberhasilan Gereja
A
pa ukuran keberhasilan sebuah gereja? Apakah pengunjung yang begitu banyak di kebaktian minggu pagi? Apakah keuangan yang berjumlah ratusan juta per bulan? Apakah gedung gereja yang megah dan mengikuti perkembangan zaman? Kita semua mengetahui bahwa hal-hal ini bukanlah criteria untuk menentukan keberhasilan suatu gereja. Entah gereja anda dipenuhi orang sebanyak satu stadion, ataupun hanya dihadiri oleh beberapa orang, jumlah bukanlah ukuran yang digunakan Allah untuk sebuah keberhasilan. Dia lebih melihat pada hati gereja tersebut. Rasul Paulus mendirikan sebuah gereja yang penting di tesalonika, ibukota Makedonia. Ia menunjukkan hasratnya terhadap anggota gereja di sana ketika ia menulis, “kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang..kiranya Dia menguatkan kamu supaya tak bercacat dan kudus” . Dengan kata-kata ini, Paulus menunjukkan kepada kita dua karakteristik yang penting bagi keberhasilan jemaat, yaitu mengasihi satu sama lain dan kekudusan. Jemaat, gedung gereja, serta keuangan bisa berbeda-beda keadaanya. Ukuran keberhasilan yang sesungguhnya ditunjukkan oleh adanya para pengiktu
Senin, 29 November 2010 1 Korintus 1:30-31 Deklarasi karakter Allah dilanjutkan seluruh Perjanjian Lama dalam Mazmur, Nehemia, Yunus, dan Yoel. Musa berdoa syafaat bagi bangsa Israel berdasarkan pemahaman dalam Bilangan 14:16-19. Tetapi Yunus tidak mau berdoa bagi orang-orang fasik Niniwe agar mereka bertobat dan diampuni, dan ia marah ketika mereka bertobat sebagai hasil dari pesan yang disampaikan kepada mereka dari Tuhan. Yeremia mengatakan kepada kita bahwa jika kita harus bijak kita harus bangga dengan satu hal saja, mengetahui dan memahami Tuhan. Dia memperingatkan kita untuk menjadi rendah hati dan tidak bermegah dalam akal kita, kekuatan kita atau uang kita. Rasul Paulus kemudian berkhotbah kepada Gereja Korintus tentang hal ini dan mengatakan, ‘Anda berada dalam Kristus Yesus, yang menjadi bagi kita hikmat dari Allah, kebenaran dan pengudusan dan penebusan, sehingga, seperti ada tertulis,’ Biarkan orang yang membanggakan, bermegah di dalam Tuhan.“ Selasa, 30 November 2010 1 TESALONIKA 3:1-13 Kristus yang mengasihi Allah serta sesamanya, dan berkomitmen untuk hidup kudus. Tantangan bagi kita dapat ditemukan dalam kata-kata nabi Mikha, “Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup rendah hati di hadapan Allahmu?” Jadi, saatnya kita berbenah diri. Lihatlah dengan jujur keberadaan gereja kita masing-masing. Apakah jumlah yang banyak membuat gereja betul-betul mampu membawa suara kenabian. Ataukah jemaat yang hadir lebih dikarenakan oleh kewajiban paduan suara, tari-tarian dan hal lain yang tidak berhubungan dengan penyembahan terhadap Allah. Pastikan kita mengambil tindakan dari sekarang. Saya? Ya anda..bagaimana caranya? Mulailah dengan bersungguh-sungguh berbakti kepada Allah. Berbakti berarti menyerahkan seluruhnya kepada Allah, tanpa pamrih atau balasan. Singkirkan dari pikiran kita bahwa kita beribadah untuk mendapatkan hadiah berupa berkat materi dari Tuhan. Singkirkan itu! Karena bisa menjadikan anda “Kristen hadiah” yang berbakti kepada Allah untuk mendapatkan balasan berkat. Ketahuilah, berkat dan anugerah adalah pemberian Tuhan menurut kehendak-Nya. Saatnya Ia merasa perlu memberikan hadiah kepada kita, Ia melakukannya bahkan tanpa kerja keras dari kita. Itulah Anugerah! Amin!
PENJALA |
SIGMA Σ CAPITAL GROUP TEMPAT BELAJAR INVESTASI PERTAMA DI SULAWESI UTARA http://www.sigma-capital-group.com/
KLAPPERTAART TANTE SANDRA HARGA SESUAI UKURAN, MULAI DARI 15RB/CUP HINGGA 110RB/PIRING DIAMETER 21CM Untuk Pemesanan Hub: 0852-9810-9131 (Anice)
DAPATKAN PENJALA di
PUSTAKA MULIA - AULA GMIM SENTRUM KIOSK BUKU TOMOHON
ORANGE LEMON DESIGN STUDIO DESAIN WEBSITE, BUKU, MAJALAH, POSTER, BROSUR, LEAFLET, BALIHO, SPANDUK, BACKDROP, DLL CLIENT KAMI: GEMA SANGKAKALA CHOIR, PENJALA, PSR2010, DISPAR MDO 2009, GAPEKSINDO, PEMKOT TOMOHON 2009
http://www.facebook.com/orangelemondesignstudio
November 2010 | 47