PANDUAN DISKUSI KELOMPOK KECIL
Hidup
Bersama
Menghayati kembali arti hidup sebagai komunitas keluarga Allah
Bahan ini diringkas dan diadaptasi dari buku Hidup Bersama: Menghayati kembali arti hidup sebagai komunitas keluarga Allah Judul asli: Together Alive: Rediscovering Community Living in God’s Family © 2017 by Lam Kuo Yung Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Kutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan Baru Indonesia © LAI 1974 dan Alkitab Kabar Baik dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari © LAI 1985
ISI Pelajaran 1
Injil dan Komunitas
Pelajaran 2
Komunitas yang Melayani
Pelajaran 3
Komunitas yang Memberi dan Berbagi
Pelajaran 4
Komunitas yang Meneruskan Iman
Pelajaran 5
Komunitas yang Menanggung Penderitaan Bersama
Cara menggunakan bahan ini Persiapan
Gunakan pertanyaan-pertanyaan ini untuk memikirkan topik kunci pelajaran hari itu. Jangan terlalu lama memikirkan jawabannya. Anda juga dapat menggunakannya untuk memancing pertanyaan-pertanyaan dalam diskusi yang berkembang.
Baca
Bacalah bagian Alkitab yang dirujuk dan ambillah waktu untuk merenungkan maknanya. Anda juga dapat menggunakan pertanyaan yang ada untuk menolong berfokus pada isu utama.
Artikel
Bacalah artikelnya, yang berisi ringkasan dari kebenaran-kebenaran Alkitab tentang topik hari itu dan yang dapat menolong Anda berpikir lebih mendalam tentang isu utamanya.
Diskusi
Gunakan pertanyaan-pertanyaan ini untuk memikirkan lebih lanjut apa yang dikatakan firman Tuhan dan kebenaran-Nya tentang topik ini, lalu diskusikan bagaimana menerapkan semua itu dalam hidup Anda.
Tantangan
Bagikanlah satu hal yang akan Anda terapkan hari itu kepada satu sama lain.
PELAJARAN 1
Injil dan Komunitas Persiapan
• Apa bayangan Anda tentang komunitas gereja yang ideal? Dapatkah Anda menceritakan pengalaman berkomunitas yang menurut Anda mewakili gambaran ideal tersebut?
Baca: Kisah Para Rasul 2:42-47
• Jemaat pertama di Yerusalem sering disebut “Komunitas Kisah Para Rasul 2”. Apa yang menarik dari jemaat tersebut?
Mengapa Injil dan Komunitas Berpadu
Injil dan komunitas tak dapat dipisahkan. Memberitakan Injil di luar konteks komunitas sangatlah berbahaya. Setidaknya ada tiga alasan mengapa demikian. Pertama, Injil melahirkan komunitas. Damai dengan Allah akan membawa damai di antara mereka yang diselamatkan Allah. Di mana saja Injil diberitakan, keluarga-keluarga orang percaya pasti terbentuk. Kedua, Injil hidup dalam komunitas. Keluarga Allah merupakan tempat utama ajaran Kristus hidup dan diterapkan. Komunitas harus berfungsi sebagai tempat hikmat Kristus bertumbuh. Akhirnya, Injil tersebar ke luar dari komunitas. Gereja itulah, sebagai tubuh Kristus, yang menjadi saksi Kabar Baik tentang Kristus. Orang lain akan tahu bahwa kita adalah murid-murid-Nya, jika kita saling mengasihi (Yohanes 13:35). Oleh karena itu, Injil bagaikan ikan tanpa air jika tidak mempunyai komunitas Kristen sebagai konteksnya. Pesan Injil bahkan dapat ternoda bila perjalanan iman kita dilakukan tanpa pengalaman berkomunitas yang autentik. Dalam Kisah Para Rasul, Lukas menyampaikan bahwa murid-murid Yesus yang pertama “bertekun . . . dalam persekutuan” (2:42). Ikatan kesetiakawanan mereka sangat tinggi sehingga “semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah
PELAJARAN 1 kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan” (2:44-47). Jadi, pada intinya, ketika orang-orang percaya mengasihi Allah dan satu sama lain, mereka pun ingin menjalani hidup bersama-sama. Mereka ingin berbagi dengan satu sama lain. Mereka ingin sesuatu yang nyata. Mereka tidak puas hanya melakukan hal-hal religius bersama-sama. Namun, komitmen seperti itu memerlukan perubahan pola pikir yang revolusioner: Orang Kristen tak lagi melihat gereja sebagai tempat untuk “melakukan kegiatan spiritual” seperti beribadah dan belajar Alkitab, melainkan gereja adalah keluarga; para pemimpin Kristen tidak lagi menganggap peran mereka sebagai manajer yang mengelola program dan anggaran gereja, melainkan sebagai orangtua dan saudara yang lebih tua.
Diskusi
• Seperti apa “komunitas” yang bisa terbentuk dalam gereja Anda? Apa yang dibutuhkan untuk mengembangkan komunitas tersebut? • Apa saja kekuatan yang dimiliki gereja Anda saat ini untuk dapat disebut sebagai komunitas? Apa pula kekurangannya? Apa yang dapat Anda—sebagai pribadi, kelompok, dan gereja— lakukan untuk mengembangkan kekuatan itu dan mengatasi kekurangannya? • Peran apa yang bisa Anda ambil dalam komunitas itu? Bagaimana Anda mengambil bagian di dalamnya, dan bagaimana Anda dapat menolong mengembangkan komunitas tersebut?
Tantangan
Satu hal yang akan saya terapkan hari ini adalah . . .
PELAJARAN 2
Komunitas yang Melayani Persiapan
• Menurut pengamatan Anda, karunia apa saja yang terdapat dalam komunitas Anda? Bagaimana karunia-karunia tersebut dapat menjadi berkat bagi orang lain dan berguna untuk membangun tubuh Kristus?
Baca: 1 Korintus 12:4-11
• Menurut Anda, apa kira-kira tujuan Allah memberikan berbagai karunia tersebut? Bagaimana karunia-karunia itu dapat digunakan untuk “kepentingan bersama” (ay.7)?
Tiga Prinsip dari Komunitas yang Melayani
Teolog Kristen, Marva Dawn, berkata, “Tidak seorang pun mendapat karunia lebih atau kurang daripada yang lain. Setiap pribadi dikaruniai dengan kepenuhan rahmat, meskipun rahmat itu berbeda-beda wujudnya bagi masing-masing orang. Meski demikian, rahmat itu tetap sama bagi semua.” Mari kita lihat bersama tiga prinsip alkitabiah tentang karunia rohani:
Prinsip #1 Karunia rohani harus digunakan untuk kepentingan bersama. Rasul Paulus mengajarkan, “Kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama” (1 Korintus 12:7). Allah tidak pernah memberikan karunia hanya demi kepuasan pribadi seseorang. Karunia itu selalu dimaksudkan untuk dinikmati bersama. Oleh karena itu, karunia rohani mungkin dapat dipahami sebagai kesanggupan apa pun yang diberikan kepada seorang anggota gereja Tuhan, oleh Roh Kudus, demi manfaat seluruh tubuh Kristus. Bila ada pelayanan di gereja yang memungkinkan Anda menggunakan karunia Anda, bergabunglah. Bila pelayanan seperti itu
PELAJARAN 2 tidak ada, mintalah izin untuk memulainya. Atau, langsung saja gunakan karunia Anda untuk memberkati orang lain, tidak perlu harus menunggu sampai suatu pelayanan dimulai. Karunia rohani tidak harus dipakai dalam pelayanan formal saja. Karunia apa pun yang digunakan adalah pelayanan itu sendiri.
Prinsip #2 Karunia rohani yang digunakan akan membuat komunitas bertumbuh. Kata dalam bahasa Yunani untuk “karunia” adalah charisma, dan akar katanya adalah charis, yang artinya “anugerah”. Jadi, ketika Rasul Paulus menulis, “Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus” (Efesus 4:7), ia bermaksud mengingatkan kita bahwa semua orang percaya telah menerima karunia rohani dari Kristus. Tidak ada orang Kristen yang tidak diberi karunia rohani. Setiap anggota komunitas perlu menghargai dan menggunakan karunia yang mereka terima dari Allah. Hanya ketika setiap bagian bergerak aktif, seluruh tubuh Kristus akan berfungsi dengan baik.
Prinsip #3 Karunia rohani harus dihormati oleh seluruh komunitas. Ada tujuan di balik setiap karunia rohani yang diberikan-Nya. Oleh karena itu, para pemimpin gereja harus peka mengenali karya Allah dalam diri setiap umat-Nya, dan memperlengkapi masing-masing dari mereka untuk mengembangkan karunianya. Kita akan dibuat terheran-heran oleh kreativitas Allah, ketika gereja kita bertumbuh dengan menggunakan beraneka ragam karunia yang terdapat dalam komunitas kita. Setiap gereja akan menjadi gereja yang unik. Ketika Allah menyatukan semua jemaat-Nya, kita akan menjadi seperti padang rumput indah di musim semi, yang dihiasi ribuan bunga bermekaran yang indah dan menakjubkan!
Diskusi
• Bagaimana Anda telah menggunakan karunia rohani dalam diri Anda untuk melayani Allah dan orang lain dalam gereja Anda? • Bagaimana Anda dapat mendorong dan mendukung orang lain dalam upaya mereka menggunakan karunia mereka sendiri untuk melayani Allah dan komunitas Anda?
PELAJARAN 2 • Bagaimana cara kelompok dan gereja Anda mengenali karuniakarunia yang belum tergali dalam komunitas Anda, supaya dapat digunakan dalam pelayanan bersama?
Tantangan
Satu hal yang akan saya terapkan hari ini adalah . . .
PELAJARAN 3
Komunitas yang Memberi dan Berbagi Persiapan
• Komunitas seperti apa yang akan terbentuk dalam gereja Anda apabila anggota-anggotanya senang berbagi dan rela berkorban? Bagaimana hal tersebut dapat memuliakan Allah?
Baca: Kisah Para Rasul 4:32-35
• Menurut Anda, mengapa jemaat di gereja mula-mula begitu murah hati membagi-bagikan milik mereka?
Tiga Tipu Muslihat Uang
Ketika membaca tentang jemaat mula-mula yang rela berkorban dan membagikan harta milik mereka di Kisah Para Rasul 2:44-45 dan 4:32-35, beberapa orang menanggapi dengan sikap skeptis. Mereka berkata, “Itu tidak akan berhasil, karena orang akan mengambil keuntungan dari niat baik kita!� Mungkin, kita sult mempercayai kemurahan hati yang militan dalam Kisah Para Rasul karena kita bergumul melawan ilah dunia yang terbesar, yaitu uang. Yang menjadi masalah dengan ilah uang adalah tipu muslihatnya. Banyak orang Kristen menjadi hamba uang karena tipu dayanya. Berikut adalah sejumlah tipu muslihat uang yang menggiurkan dan bagaimana Allah menghancurkan semua tipu muslihat dengan firman-Nya.
Tipu Muslihat #1 Jangan memberi terlalu banyak, nanti saya malah kekurangan. Jangan takut! Tuhan jarang meminta Anda menguras habis isi rekening Anda (kecuali Allah memang sedang menguji Anda!). Dia ingin Anda dapat memenuhi kebutuhan keluarga Anda. Namun, kita cenderung berlebihan memperhatikan keinginan kita dan kurang memperhatikan urusan Kerajaan Allah. Ini karena kita merasa bahwa masa depan adalah
PELAJARAN 3 urusan kita sendiri. Kita lupa bahwa Tuhan sajalah jaminan keamanan kita. Setiap kali tergoda menimbun uang, kita harus ingat bahaya dari mencobai Allah dengan mengumpulkan harta bagi diri sendiri. Kita melakukannya karena berpikir itulah yang perlu dilakukan untuk menjamin masa depan kita (Lukas 12:13-21). Kita perlu mengingatkan diri kita pada janji Tuhan yang bersyarat, yang disampaikan dalam Khotbah di Bukit: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33).
Tipu Muslihat #2 Karena saya sudah bekerja untuk mendapatkannya, saya berhak memilikinya. Sebelum bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian, Allah telah memberikan instruksi lewat Musa tentang cara hidup yang harus mereka praktikkan. Dengan jelas Allah berkata, “Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan” (Ulangan 8:18). Ayat ini mengingatkan bahwa kekuatan kita untuk bekerja pun berasal dari Allah. Setiap rupiah yang kita dapatkan adalah karena rahmat Allah. Karena itu, kitab Ulangan mengajarkan bahwa sungguh tidak bijaksana apabila kita merasa berhak atas uang yang kita peroleh. Segala yang kita miliki, termasuk hidup kita, seluruhnya adalah milik Allah dan harus dipakai seturut kehendak-Nya.
Tipu Muslihat #3 Ada begitu banyak orang miskin, tentu saya tidak bisa menolong mereka semua. Memang Yesus tidak meminta kita menyelamatkan dunia—itu tugas-Nya. Karena itu kita tidak perlu merasa kewalahan dengan segala kebutuhan yang ada di sekeliling kita. Orang Kristen memberi dengan tuntunan Roh Kudus. Bila kita dekat dengan Allah, Dia akan menunjukkan kebutuhan-kebutuhan mana yang harus kita bantu penuhi. Namun, saat terpanggil untuk memberi, kita patut melakukannya dengan murah hati. Karena itu, tanggung jawab kita adalah menjaga kepekaan rohani kita terhadap pimpinan Allah. Dia sendiri pasti akan memenuhi kita segala sesuatu yang kita perlukan untuk dapat menolong sesama, menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya (Filipi 4:19).
PELAJARAN 3 Jadi, bagaimana kita bisa menjadi komunitas yang mau berbagi dengan rela berkorban? Yesus memerintahkan kita, “Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yohanes 8:31-32). Cara untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap uang sebagai jaminan hidup adalah dengan konsisten mempraktikkan firman Allah, karena lewat itulah kita yakin Allah setia.
Diskusi
• Manakah tipu daya tentang uang yang masih menjerat Anda saat ini? Bagaimana firman Allah dapat menolong Anda melepaskan diri dari jerat tersebut untuk memiliki sudut pandang dan perilaku yang benar terhadap uang? • Bagaimana cara Allah selama ini memelihara Anda dan komunitas gereja Anda? Bagaimana Dia telah memampukan Anda untuk berbagi? Menurut Anda, apa yang Dia mau Anda, kelompok Anda, dan gereja Anda lakukan saat ini? • Bagaimana Anda dapat menerapkan prinsip-prinsip dari Kisah Para Rasul 4:32-35? Seperti apa bentuknya pada masa sekarang?
Tantangan
Satu hal yang akan saya terapkan hari ini adalah . . .
PELAJARAN 4
Komunitas yang Meneruskan Iman Persiapan
• Budaya dan tradisi baik apa saja dalam gereja Anda yang menurut Anda dapat menuntun generasi berikutnya untuk beriman kepada Allah?
Baca: 2 Timotius 2:2; 3:10-17
• Hal-hal apa saja yang harus diteruskan kepada generasi berikutnya? Apa yang dapat membantu Anda melakukan hal tersebut?
Tiga Cara Meneruskan Iman
Ketika berbicara tentang meneruskan iman, yang kita maksudkan adalah proses pemuridan yang terperinci di seluruh gereja dengan seluruh anggota komunitas, tidak hanya beberapa orang, terlibat aktif dalam membentuk dan memperkuat iman generasi mendatang. Tentang hal itu, setidaknya ada tiga hal penting yang bisa kita pikirkan.
Pelayanan sesuai generasi Yang dimaksud pelayanan sesuai generasi adalah pendidikan Kristen yang diberikan kepada setiap anggota komunitas Kristen menurut usia mereka. Pemuridan jemaat harus dilakukan di semua jenjang usia. James Fowler, seorang psikolog perkembangan Kristen, berteori bahwa ada tujuh tahap perkembangan iman, mulai dari lahir sampai masa dewasa. Karena kapasitas jiwa seseorang berkembang sepanjang hidupnya, ia akan responsif terhadap bentuk pengajaran yang berbedabeda pada tahapannya masing-masing. Sebagai contoh, anak-anak dari umur tiga sampai tujuh tahun lebih tanggap terhadap pendidikan iman melalui cerita dan gambar, sementara remaja lebih responsif terhadap pengaruh teman sebaya dan pembina yang baik hati.
PELAJARAN 4 Oleh karena itu, pendidikan Kristen dalam suatu komunitas iman harus dirancang dengan saksama agar sesuai dengan tahapan-tahapan hidup. Pada akhirnya, meneruskan iman bukan berarti mencekoki orang dengan pengetahuan agama, melainkan mengubah pola pikir dan gaya hidup mereka agar sesuai dengan standar yang ditetapkan Yesus Kristus.
Sarana antargenerasi Bila kita merenungkan perkembangan rohani kita sendiri, kita mungkin menyadari bahwa pola pikir dan perilaku kita didapat dari mencontoh orang-orang Kristen di sekitar kita. Suka atau tidak, sebagian besar orang belajar lewat proses penyerapan rohani yang tidak disadari daripada lewat proses pengajaran yang disadari. Pengaruh ini terlihat jelas pada diri kaum muda Kristen. Oleh karena itu, selain penting memuridkan orang dari segala usia, penting juga menyediakan sarana antargenerasi. Itulah tempat berlangsungnya penerusan iman secara spontan lewat keteladanan. Apakah gereja menyediakan banyak kesempatan bagi berbagai kelompok umur untuk melayani dan bermain bersama? Ataukah interaksi di gereja hanya terjadi dalam kelompok sel yang homogen? Kita akan belajar mengasihi semua orang hanya ketika kita terus-menerus bergaul dan bertemu dengan orang-orang yang berbeda dari kita.
Pembimbingan lintas generasi Kaum dewasa muda berharap orang-orang yang lebih tua dapat menyediakan waktu untuk membimbing mereka menjalani beragam area hidup mereka seperti pelayanan, karier, pernikahan, dan sebagainya. Melalui mentoring atau pembimbingan, kaum muda dapat menangkap visi dan semangat kita di dalam Tuhan. Hal itu akan menjadi bekal bagi perjalanan iman mereka di masa mendatang. Mereka juga dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan karena dahulu tidak ada yang membimbing kita. Ada beberapa hal yang dapat dimulai dalam komunitas iman kita untuk mencapai tujuan ini. Kita dapat menghubungkan pasangan suamiistri yang lebih tua secara usia dan matang secara spiritual dengan pasangan yang baru menikah. Kita dapat meminta para pengerja yang lebih tua dan terbukti setia untuk mendampingi orang-orang muda yang baru saja bergabung dalam pelayanan. Kita juga dapat mendorong kaum muda untuk membagikan kebutuhan hidup mereka kepada kita supaya
PELAJARAN 4 kita bisa mencocokkannya dengan orang-orang dewasa yang lebih berpengalaman dalam hal-hal yang mereka butuhkan. Orangtua memang pembimbing utama bagi anak mereka di dalam Tuhan, tetapi akan lebih baik apabila komunitas iman ikut ambil bagian dalam membesarkan generasi mendatang. Kehadiran dan kepedulian orang dewasa lainnya akan melengkapi pekerjaan orangtua dalam membesarkan anak-anak yang saleh. Meneruskan iman lintas generasi seperti itu tidak terjadi begitu saja dalam masyarakat perkotaan. Semua itu adalah buah dari rekayasa sosial dalam lingkungan gereja yang dilakukan dengan sengaja dan tekun.
Diskusi
• Peran apa yang dapat Anda atau kelompok Anda mainkan dalam membangun hubungan antargenerasi dan komunal di gereja Anda? Apa yang dapat Anda lakukan dalam hidup Anda sendiri, dan sebagai satu kelompok secara bersama-sama? • Apa saja cara yang dapat Anda tempuh untuk berkontribusi dalam meneruskan iman kepada orang lain? Bagaimana Anda dapat mendorong orang lain melakukannya juga? • Apa saja kesulitan tak terduga yang perlu diwaspadai saat meneruskan iman Anda kepada orang-orang dari berbagai jenjang usia? Apa yang perlu dihindari? Apa yang perlu lebih ditingkatkan?
Tantangan
Satu hal yang akan saya terapkan hari ini adalah . . .
PELAJARAN 5
Komunitas yang Menanggung Penderitaan Bersama Persiapan
• Pernahkah Anda mengalami kesulitan besar dalam hidup Anda? Dukungan apa yang diberikan komunitas Kristen kepada Anda?
Baca: Ibrani 12:1-11
• Menurut bagian ini, mengapa orang percaya perlu bertekun dalam iman di tengah penderitaan? Apa saja kesalahpahaman tentang penderitaan Kristen yang dibahas dalam bagian Alkitab ini?
Tiga Cara Saling Menolong Menanggung Beban
Ketika membaca Perjanjian Baru dan sejarah gereja, kita akan menemukan gereja Tuhan yang akrab dengan rasa sakit yang luar biasa dan kehilangan yang mendalam. Penganiayaan yang terjadi di manamana menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan, bahkan nyawa. Banyak keluarga yang terpisahkan karena ada anggota yang dipenjara. Penderitaan mengikut Kristus itu nyata. Meskipun demikian, dari semua penderitaan ini muncul ayat-ayat Alkitab yang menasihati kita untuk bersukacita karena ada rencana besar di balik semua penderitaan tersebut. Allah memakai pengalamanpengalaman sulit itu untuk memurnikan gereja-Nya. Bila kita dapat menanggung penderitaan di bawah didikan Allah, kita akan menuai buah kebenaran dan damai sejahtera (Ibrani 12:11). Akan tetapi, bagaimana umat Kristen dapat melalui semua kesulitan hidup tanpa meninggalkan iman mereka? Jawabannya adalah anugerah Allah, yang datang melalui keluarga Allah. Berikut adalah beberapa cara kita dapat saling menolong “menanggung beban� (Galatia 6:2):
PELAJARAN 5 Pelayanan penghiburan Perjalanan hidup ini penuh dengan peristiwa kehilangan. Dalam kesengsaraan, Ayub berseru, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya� (Ayub 1:21). Hal itu menunjukkan bahwa dalam perjalanan hidup ini, kita akan kehilangan semua yang pernah kita miliki! Itu termasuk kesehatan, harta, dan orang-orang yang kita kasihi. Menanggung penderitaan bersama berarti kita tidak menganggap remeh masa-masa sulit yang pasti dirasakan oleh anggota komunitas yang mengalami kehilangan. Kita memberi waktu kepada saudarasaudari seiman kita untuk berduka. Kita tidak mendesak mereka untuk melanjutkan hidup sementara mereka masih bergumul dengan kehilangan yang dialami. Sebaliknya kita setia mendampingi mereka, merangkul mereka, dan memberi diri untuk menerima curahan emosi mereka. Seperti Allah menghibur kita, kita pun meneruskan penghiburan-Nya kepada satu sama lain (2 Korintus 1:3-4).
Pelayanan menolong menanggung beban Hidup ini pasti memiliki beban, entah kita yang membuatnya sendiri atau beban itu yang menimpa kita. Cara kita menangani segala beban itu tetaplah sama: dengan menanggungnya bersama. Ketika saudara-saudari kita sedang bergumul secara emosional, kita menawarkan diri untuk mendengarkan curahan hati mereka. Hal itu bisa dilakukan dalam situasi santai seperti minum teh bersama atau dalam bentuk formal seperti konseling. Ada juga beban lain seperti masalah hubungan yang retak, kesehatan yang memburuk, dan kesulitan dalam keuangan. Kita turut menanggung beban-beban itu juga. Komunitas mungkin dapat dilibatkan untuk mendamaikan anggota-anggota yang sedang bertikai, merawat yang sakit, atau menawarkan bantuan keuangan kepada yang berkekurangan. Ketika komunitas tidak menolak melainkan merangkul, orang yang sedang bergumul tersebut akan merasa sangat terhibur. Bahkan, orangorang yang tadinya mengeraskan hati sering kali berubah menjadi lembut setelah mengalami kasih dari komunitasnya, ketika mereka mengalami perhatian yang tulus dari saudara-saudari seimannya dalam masa-masa sulit mereka.
PELAJARAN 5 Pelayanan bertekun saling mendoakan Bertekun dalam saling mendoakan sebagai komunitas adalah salah satu cara untuk menghadapi masa sulit bersama-sama. Kita saling bertolongan menanggung beban dengan membawa kebutuhan mereka dalam doa kepada Allah. Kita dapat melakukan doa berantai, berdoa dalam jam doa yang sama, dan berpuasa bersama sebagai cara mempertahankan solidaritas dengan mereka yang sungguh-sungguh membutuhkan pertolongan dalam hidup mereka. Kita bersamasama menantikan Tuhan sampai Dia turun tangan dan memberikan pertolongan-Nya kepada saudara-saudari kita itu. Rasanya belum pernah dalam sejarah dunia ini manusia begitu takut pada penderitaan. Kita telah menyaksikan Tuhan kita bangkit setelah melalui penderitaan dan kematian, lalu kita mendengar Dia memanggil kita untuk mengikuti-Nya. Karena itulah kita meneladani Kristus dengan penuh sukacita dan menanggung penderitaan sebagai satu komunitas, dengan menyadari bahwa kemuliaan Allah yang akan kita terima jauh melampaui penderitaan yang kita tanggung sekarang. Kiranya dunia menemukan pengharapan dari surga ketika mereka menyaksikan orangorang percaya dalam komunitas iman semakin erat bersatu dan lebih sungguh mengasihi di tengah masa-masa yang sulit.
Diskusi
• Siapa saja dalam komunitas Anda yang sedang menderita saat ini? Bagaimana Anda, kelompok, dan gereja Anda dapat membawa penghiburan Kristus kepada mereka?  • Hambatan dan tantangan apa saja yang mungkin Anda atau orang lain hadapi dalam menceritakan beban Anda sendiri kepada orang lain? Apa yang dapat Anda atau kelompok Anda lakukan untuk saling menguatkan, supaya merasa nyaman untuk terbuka dan tidak takut bercerita? • Apa saja hal praktis yang dapat Anda lakukan untuk mendukung mereka yang batin, fisik, dan rohaninya sedang menderita?
Tantangan
Satu hal yang akan saya terapkan hari ini adalah . . .
SZ804 SZ804