dalam Harap Cemasku Secercah
Mengapa Aku Cemas?
Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa kecemasan
telah menggantikan posisi depresi sebagai masalah kesehatan mental
utama di berbagai belahan dunia.
Obat-obatan penangkal kecemasan pun laku keras. Mungkin kita sendiri mengalami bagaimana rasanya tidak bisa tidur karena cemas, atau tiba-tiba diserang kepanikan
sebelum ujian. Bagi banyak orang, kecemasan terlalu mengerikan untuk dilawan seorang diri.
Rasa panik pernah menyerang
Rebecca berkali-kali dalam tiga tahun terakhir. Suatu hari, ketika sedang bersantai dan menikmati waktu dengan teman-temannya, Rebecca mulai merasa tidak nyaman dengan berbagai sensasi, suara, dan aroma yang dirasakan dari sekitarnya. Perutnya kram dan ia mulai sulit bernapas dengan tenang. Suasana kafe yang ramai membuatnya kewalahan, dan ia merasa tak sanggup menghadapi segala kebisingan itu. Air matanya mulai mengalir dan Rebecca merasa sedang meluncur ke dalam spiral ketakutan, kebingungan, dan perasaan tidak aman. Baru setelah keluar dan berjalan sampai menemukan gang sempit yang sepi, ia mulai dapat menenangkan diri dengan mempraktikkan latihan pernapasan yang pernah dipelajarinya.
Donny adalah seorang pemuda yang mengalami kecemasan saat akan pindah sekolah di suatu
kota yang baru. Ia adalah tipe orang yang suka merencanakan segalanya, dan bayangan tentang masuk ke sekolah baru dengan orang-orang yang tidak dikenalnya benar-benar membuatnya stres.
Donny berusaha menenangkan diri dengan mengingat bahwa Tuhan pasti akan memelihara hidupnya, tetapi itu pun tidak mudah untuk dilakukannya.
Seorang pemudi bernama Tania
sering merasa sulit untuk terlelap pada malam hari. Baru saja ia mau
memejamkan mata, pikiran-pikiran tentang apa saja yang belum
dikerjakannya hari itu membuatnya kembali terjaga. Suatu malam Tania teringat bahwa ia belum membalas pesan seorang teman. Pikirannya
kemudian mengembara ke orang-
orang yang sempat berselisih paham dengannya, lalu kepada semua rencananya sepanjang minggu itu, serta penyakit flu yang mulai menyerangnya. Dalam sekejap saja, perasaan cemas Tania memuncak!
Pergumulan dengan kecemasan bisa terjadi berulang kali dan terusmenerus. Kepanikan datang tanpa terduga dan tanpa alasan yang jelas. Sering kali orang yang menderitanya menjadi frustrasi dengan diri mereka sendiri. Bagaimana kita dapat menghentikan kecemasan?
Mungkin tidak ada cara yang efektif. Lagi pula, kecemasan bukanlah semacam saklar lampu yang bisa kita nyalakan atau matikan. Akan tetapi, kita bisa membawa kecemasan, stres, dan serangan panik kita kepada Allah,
Pribadi yang jauh lebih besar daripada kita. Mungkin takkan pernah ada jawaban-jawaban sederhana untuk masalah yang demikian berat seperti kecemasan, tetapi kita yakin bahwa Allah memahami diri kita jauh lebih dalam daripada yang mampu kita sadari, dan Dia sanggup membantu kita menghadapi dan mengelola kecemasan itu. Bahkan, secara bertahap kita dapat dibebaskanNya dari pertempuran yang melumpuhkan melawan kecemasan.
Allah dapat menjadi kekuatan dan pengharapan yang pasti dalam pergumulan kita.
Apakah Anda menerima manfaat dari bacaan ini? Berikan tanggapan dan usul Anda di sini.
KOMENTAR
BACA ARTIKEL LAIN
Jika Anda ingin menerima
Seri Pengharapan Hidup terbaru secara rutin atau ingin membagikan materi ini kepada orang lain, silakan:
Daftar di sini
Biarkan Allah Kita Menenangkan
Di tengah ketakutan dan kebingungan, sadarilah bahwa Tuhan itu dekat. Apa pun yang sedang kita alami, Dia selalu mendengarkan seruan kita, bahkan pada saat kita merasa cemas dan kewalahan. Kitab Mazmur dalam
Alkitab mencatat janji Tuhan kepada mereka yang percaya kepada-Nya, “Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan” (91:15).
Allah menciptakan kita, dan
Dia tahu semua kelemahan dan
masalah kita. Saat kita belajar
bersandar kepada-Nya di dalam
kesulitan-kesulitan yang ada, kita
semakin melihat kemurahan dan kasih setia-Nya. Dia juga bisa
menghadirkan para sahabat yang
mengerti pergumulan kita, yang
tahu kapan harus mendampingi kita
atau berbicara dengan kita sampai
kecemasan kita mereda.
Di dalam Alkitab, Raja Israel bernama Daud pernah merasa
sangat tertekan oleh masalahmasalah yang sama dengan yang kita hadapi sekarang. Ia dimusuhi orang, ditolak oleh teman baiknya sendiri, dan dibuat ngeri oleh kekerasan yang terjadi di sekitarnya. Semua itu membuatnya ingin melarikan diri! Namun, kita dapat meneladan cara Daud mengatasi kekhawatirannya.
Ia berkata, “Tetapi aku berseru kepada Allah, dan Tuhan akan menyelamatkan aku” (Mazmur 55:17).
Kita dapat terus berbicara kepada Tuhan di sepanjang kecemasan kita, hingga kita memperoleh kedamaian serta keyakinan bahwa bahkan di tengah segala tekanan yang ada, Dia senantiasa memelihara dan memperhatikan kita. Allah sanggup menyediakan kelegaan yang kita butuhkan pada saat kita benar-benar membutuhkannya. Ketika kita membawa dan menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada Tuhan, kita dapat melangkah mundur dari hiruk-pikuk kehidupan kita dan beristirahat di dalam Dia.
Kekhawatiran besar atau kecemasan yang mengganggu dapat menjadi bahan percakapan
kita dengan Allah. Allah ingin kita
jujur saat berbicara dengan-Nya dan secara terbuka mengungkapkan
tekanan-tekanan serta pergumulan kita. Dia tidak terkejut mendengar apa pun yang kita katakan. Dia
memperhatikan kita layaknya seorang sahabat terdekat. Itu sebabnya kita didorong untuk menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada-Nya (1 Petrus 5:7).
Selain Berdoa,Lakukan ini...
Pertama-tama, ingatlah apa
yang telah Allah lakukan. Kita
bisa membuat daftar tentang
cara-cara Allah memelihara kita
di masa silam, dan bagaimana Dia
telah memenuhi kebutuhan kita
atau menjawab doa kita. Kita juga
dapat memakai semua indra dan
perasaan yang diberikan Allah untuk
menikmati ciptaan-Nya yang luar
biasa. Kita bisa menikmati kebaikan-
Nya yang dapat ditemukan di
mana-mana. Kita perlu memusatkan perhatian kita pada Allah, yang selalu bersama kita dalam setiap hal yang kita lalui.
Kedua, setelah kecemasan kita mereda, usahakanlah untuk melihat melampaui kesulitan kita dan belajar kembali memperhatikan orang-orang di sekitar kita.
Kita melakukannya terutama agar pikiran kita tidak melulu terpusat pada kepanikan atau kecemasan yang kita rasakan. Kita bisa berdoa bagi siapa saja yang kita jumpai.
Di lain waktu kita dapat berhenti dan mencari seseorang yang dapat kita bantu (bantuannya bisa berupa apa saja, mulai dari menunjukkan arah sampai membereskan meja sesudah makan). Wajar apabila ini terasa sulit dipraktikkan ketika kita sendiri sedang bergulat dengan masalah. Namun, ada kelegaan dan kedamaian tersendiri pada saat kita mengalihkan fokus dari diri kita kepada orang lain dan kebutuhan mereka.
Ketiga, jangan malu untuk
meminta tolong. Memulihkan kesehatan mental adalah sebuah proses yang membutuhkan waktu. Berdoa dan membaca Alkitab adalah hal vital, tetapi itu saja
tidak cukup. Mungkin saja untuk
beberapa waktu kita perlu dibantu
seorang konselor yang melatih kita
untuk memutus siklus kecemasan
yang sering timbul. Allah juga dapat
memakai tangan para dokter dan
tenaga kesehatan lainnya. Kita
tidak perlu malu untuk meminta
pertolongan mereka. Apa pun yang kita lakukan, kepada siapa pun kita
berbicara, yang terpenting adalah kita bicara. Kepada siapa Anda dapat bercerita tentang pergumulan
mental dan emosional Anda?
Allah Setia Kita Mendampingi
Melakukan semua hal di atas
memang tidak otomatis membuat
kita tidak lagi mengalami masalah.
Namun, orang-orang yang percaya
kepada Allah dapat memiliki
keyakinan dan damai sejahtera
sekalipun berada di tengah tekanan
dan kekhawatiran. Masalah-masalah
kita tidak langsung hilang, tetapi
fokus kita dikembalikan kepada
Allah, Pribadi yang sanggup membuat kita bertahan dan juga memenuhi segala kebutuhan kita.
Kita tahu siapa Dia yang kita percayai, kasih-Nya kepada kita, dan janji-Nya untuk menyertai kita dalam setiap keadaan.
Jika Anda belum pernah mengambil waktu untuk berdiam diri bersama Allah saat menghadapi kecemasan, mengapa Anda tidak mencobanya? Berbicaralah dengan-Nya dalam doa, bacalah
Alkitab (khususnya Kitab Mazmur), alihkan pandangan Anda dari hal-hal yang membuat cemas, dan pusatkan kembali perhatian
Anda kepada Allah, Sang Pencipta, Penyelamat, dan Pemelihara umat-Nya.
Anda dapat berdoa seperti ini,
“Allah yang baik, berikanlah damai sejahtera-Mu dalam hatiku, saat aku menyerahkan segala kekhawatiranku kepada-Mu. Terima kasih karena Engkau menyertaiku, bahkan di tengah kecemasan dan tekanan yang kualami. Engkau lebih besar daripada kecemasanku yang terbesar. Engkaulah kekuatanku. Kepada-Mu aku berserah. Amin.”
Alkitab menasihati kita, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Filipi 4:6).
Kecemasan bukanlah hal yang harus kita tanggung sendiri.
Sebaliknya, marilah membawa semua tekanan dan kekhawatiran kita kepada Yesus sebab Dia peduli kepada kita. Jika Anda sedang berjuang melawan kecemasan hari ini, Tuhan siap memikul setiap masalah yang Anda serahkan kepada-Nya. Datanglah kepadaNya, karena Dia mengasihi Anda.
Jika Anda ingin menerima materimateri yang dapat menolong
Anda lebih lanjut, kunjungilah santapanrohani.org atau hubungi kami. Our Daily Bread Ministries menerbitkan materi-materi alkitabiah yang dapat menolong
Anda mengenal Yesus Kristus dan memikirkan tentang hubungan Anda dengan Allah supaya Anda semakin mempercayai-Nya dari hari ke hari.
Maukah Anda Mengenal Yesus?
Kisah tentang Pengharapan adalah buklet yang dapat membawa Anda lebih mengenal pribadi Yesus Kristus.
Pindai QR Code ini untuk membacanya secara daring, atau hubungi kami untuk mendapatkan edisi cetaknya tanpa dikenakan biaya.
Kunjungi https://santapanrohani.org/sph untuk melihat bacaan-bacaan yang akan membantu Anda menemukan pertolongan yang ditawarkan Allah melalui firman-Nya atas beragam pergumulan dan pertanyaan hidup Anda.
Pelayanan Our Daily Bread Ministries di Indonesia didukung terutama oleh persembahan kasih dari para pembaca, baik individu maupun gereja di Indonesia sendiri, yang memampukan kami untuk terus membawa hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup kepada banyak orang di dalam negeri.