TETAP HIDUP
Sebenarnya, setiap generasi telah gagal
menjawab persoalan umat manusia untuk tetap bertahan hidup.
Di luar menghadiri upacara
pemakaman, mungkin kebanyakan
dari kita jarang memikirkan masalah
kematian. Namun, itu tidak membuat
kita bisa menghindarinya. Pikirkan
apa yang direncanakan oleh seorang
produser musik terkemuka ini:
Anggaplah ini seperti asuransi
jiwa. Kalau ternyata gagal, ya sudah. Tapi aku senang bila itu berhasil. Jika hal ini mungkin
dilakukan—dan menurutku bisa saja—tidak ada salahnya bukan kita
mengambil kesempatan kedua? Kedengaran gila? Menurutku justru
ini ide yang bagus. Kalau aku tidak melakukannya, rasanya aku bakal
menyesalinya 300 tahun ke depan.
Tahukah Anda apa yang ia maksudkan? Ia berbicara tentang pembekuan jasad secara kriogenik!
Ia sedang mempertimbangkan untuk menyisihkan uang hampir 3 milyar rupiah, dengan maksud agar ketika ia meninggal, ada seorang ilmuwan yang dapat membekukan jasadnya.
Kelak, ketika manusia sudah berhasil
mewujudkan teknologi yang sekarang masih berupa angan-angan, ia dapat dihidupkan kembali.
Namun, kalau dipikir-pikir, rencana ini memiliki beberapa kekurangan . . .
Anda mungkin sanggup
menyisihkan hampir 3 milyar
rupiah, tetapi kebanyakan orang
tidak. Ini berarti sebagian besar
dari kita sudah tereliminasi!
Lalu, tidak ada jaminan bahwa
jasad yang telah dibekukan dalam
waktu sedemikian lama akan dapat
dihidupkan kembali. Kemajuan
teknologi yang telah dicapai manusia
memang luar biasa, tetapi membuat manusia “es batu” dapat berjalan dan
berbicara kembali adalah teknologi
tingkat Star Trek!
Masalah yang terakhir, rencana ini akan “berjalan” mulus jika kita
meninggal dengan tenang dalam tidur, dan ada orang yang dapat dengan
segera membekukan jasad kita. Namun, adakah gunanya membekukan jasad
yang sudah hancur karena terkena
ledakan dalam perang, tergencet
dalam kecelakaan lalu lintas, atau
habis digerogoti penyakit? Pada
kenyataannya, banyak dari kita tidak
akan meninggalkan dunia ini dalam
keadaan tubuh yang “utuh” dan masih
bisa berfungsi dengan baik.
Jika demikian, apakah sebaiknya
kita memilih untuk “makan, minum, dan bersenang-senang, sebab
besok kita mati”? Meskipun sangat
populer, pandangan ini tetap tidak
menyelesaikan persoalan kita dengan
kematian. Yang kita lakukan hanyalah
pasrah menerima kenyataan bahwa
kematian memang tidak dapat
dihindari.
Jadi, tidak adakah
lagi yang dapat
kita lakukan?
Apakah Anda menerima manfaat
dari bacaan ini? Berikan tanggapan
dan usul Anda di sini.
KOMENTAR
BACA
Jika Anda ingin menerima
Seri Pengharapan Hidup terbaru secara rutin
atau ingin membagikan materi ini
PILIHAN YANG TERSEDIA
Agama-agama di seluruh dunia
biasanya memiliki kesamaan: mencari jawaban “melampaui”
kehidupan yang ada di dunia. Namun, ini tidak ada gunanya jika jawaban
yang diperoleh tidak sesuai dengan
kenyataan sehari-hari. Sebagai contoh,
sejumlah gereja di Amerika percaya
bahwa memegang ular berbisa dapat
memberikan perlindungan dari roh
jahat. Akan tetapi, dalam praktiknya,
ratusan orang telah meninggal akibat
gigitan ular dalam ritual ini. Mungkin ini contoh yang ekstrim, tetapi cukup
menjelaskan bahwa kebenaran agama haruslah “sejalan” dengan
kenyataan yang kita hidupi. Contoh ini menunjukkan bagaimana keyakinan dan kenyataan yang dihadapi para pemegang ular tadi ternyata tidak sejalan.
Marilah kita dengar apa kata Alkitab.
Alkitab memberikan jawaban
yang sungguh-sungguh dan
“sejalan” dengan kenyataan yang
ada, dengan berbicara jujur dan
tidak menutup-nutupi kelemahan
tokoh-tokohnya. Di dalamnya
kita mendapatkan gambaran yang
apa adanya tentang dunia, sebagai
tempat yang sarat dengan penderitaan, pergumulan dan kegagalan.
Kitab Mazmur dalam Alkitab
menyajikan kebenaran yang sederhana
tetapi penuh kedalaman makna.
Kitab ini terdiri dari puji-pujian dan doa yang ditulis dan dikumpulkan
selama beratus-ratus tahun. Salah
satu doanya berbunyi, “Masa hidup
kami tujuh puluh tahun dan jika
kami kuat, delapan puluh tahun, dan
kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buruburu, dan kami melayang lenyap”
(Mazmur 90:10).
Kedengarannya tidak asing? Seperti
sebuah ringkasan yang akurat tentang
kehidupan kita, bukan? Kita menjalani
hidup delapan puluh tahun, yang pada
akhirnya hanya menyisakan “kesukaran dan penderitaan”. Meski menyajikan
pemikiran yang lazim, ini membuktikan
bahwa Alkitab tidak menghindari
kebenaran yang mengecewakan
dan tidak mengenakkan. Alkitab
tidak memberikan janji-janji kosong
tentang hadirnya terobosan ilmu
pengetahuan atau latihan jasmani yang
dapat memperpanjang hidup kita.
Alkitab justru mengungkapkan dunia
sebagaimana adanya, dan karena itu
sangat sejalan dengan pengalaman kita
sehari-hari.
Akan tetapi, apakah tidak ada lagi
yang bisa dilakukan? Tidak adakah
harapan? Mungkin itu yang dikejar
produser musik tadi: harapan. Ia
tahu kematian itu pasti datang,
tetapi seperti semua orang, ia
mungkin berharap kematian
bukanlah akhir segala-galanya.
Ide pembekuan jasad tadi mungkin
menarik bagi Anda. Namun, jika itu
tidak mungkin Anda pilih, atau tidak
sesuai dengan isi kantong Anda, ada
pilihan lain. Alkitab memberikannya.
Sama seperti pembekuan kriogenik, pilihan ini pun ada harganya, tetapi
bukan harga yang diukur dengan uang.
KEMATIAN MEMILIKI TUJUAN
Dalam Mazmur 90, inilah
gambaran Allah: “Dari selamalamanya sampai selama-lamanya
Engkaulah Allah” (ay.2). Ini sangat jauh
berbeda dengan gambaran Alkitab
tentang manusia, yang harus dengan
susah payah mencapai usia delapan
puluh tahunan. Allah telah ada dan akan selalu ada. Dia sudah ada sejak
kekekalan sebelum menciptakan dunia, dan masih akan ada selama-lamanya setelah Dia mengakhiri zaman. Allah
itu kekal; kita ini fana.
Mazmur ini juga menjelaskan
mengapa kematian adalah akhir yang
tak terhindarkan. “Engkau [Allah]
mengembalikan manusia kepada
debu . . . kami habis lenyap karena
murka-Mu, dan karena kehangatan
amarah-Mu kami terkejut. Engkau
menaruh kesalahan kami di hadapanMu, dan dosa kami yang tersembunyi
dalam cahaya wajah-Mu” (Mazmur
90:3,7-8). Singkatnya, kita diberi tahu: kita sedang melangkah menuju kepada
kebinasaan, karena kita telah berbalik dari Allah dan memilih dosa.
Dosa itu lebih dari sekadar apa
yang kita lakukan atau tidak kita
lakukan. Dosa adalah masalah
hubungan. Alkitab mengatakan bahwa
pada mulanya Allah menciptakan
manusia untuk hidup dalam hubungan
khusus dengan-Nya di bawah kasih, pemeliharaan, dan perlindunganNya. Namun, ketika kita berdosa, kita merusak hubungan yang aman
dan sempurna ini dan memilih hidup
tanpa Dia. Inilah dosa: kita menolak
Allah, dengan tidak mau kembali
kepada-Nya dan memilih hidup
sesuai keinginan kita sendiri.
Kematian menjadi hukuman
bukan hanya atas kesalahan yang kita
lakukan, melainkan juga konsekuensi
dari penolakan umat manusia
terhadap Allah. Kematian adalah
akibat dari terputusnya hubungan
kita dengan Allah. Itulah sebabnya
usaha terbaik kita untuk melakukan
berbagai kebaikan tidak akan dapat
menghapuskan konsekuensi dosa
dalam hidup kita dan di dalam dunia.
Dosa dan maut berkuasa di dalam
dunia karena kita telah menolak Allah, dan ketika makhluk yang fana seperti
kita melawan Penciptanya yang kekal, yang terjadi adalah kematian, diikuti
dengan penghakiman-Nya atas cara kita menjalani hidup ini.
Apakah semua itu
terdengar kejam?
SUDUT PANDANG YANG LAIN
Bayangkan Anda berada di sebuah ruang pengadilan. Seorang lakilaki duduk di kursi terdakwa, dengan tuduhan telah melakukan kejahatan
brutal berupa kekerasan dan pelecehan terhadap seorang anak. Dengan adanya
berbagai bukti yang meyakinkan, ia pun terbukti bersalah. Akhirnya ia
sendiri mengaku bersalah, meski tanpa menunjukkan penyesalan.
Sang hakim berdiri dan berkata:
“Anda telah melakukan serangkaian
pelanggaran yang berat dan keji
terhadap seorang anak yang
masih polos, dan telah terbukti
bersalah atas semua tuduhan. Anda patut dihukum seberat-beratnya.
Tetapi karena saya seorang hakim yang baik dan penuh kasih,
saya melepaskan Anda dari segala tuntutan hukum. Silakan meninggalkan ruangan pengadilan ini sebagai orang yang bebas.”
Gambaran yang sangat mengerikan.
Kejahatannya begitu mengusik perasaan
kita, begitu pula dengan tindakan sang hakim. Mengapa? Karena secara
naluri kita tahu bahwa keputusan sang
hakim tidak adil. Keputusan itu tidak
dilandasi kasih dan tidak benar, karena
tidak memperhitungkan penderitaan
dari korban. Keadilan menuntut bahwa
sesuatu harus dilakukan.
Ilustrasi yang menggelisahkan tadi
sebetulnya menggambarkan dosa yang
harus kita pertanggungjawabkan di
hadapan Allah, Hakim yang benar.
Mungkin kita tidak melakukan
kejahatan seperti itu, tetapi penolakan
kita terhadap Allah membuat kita
bersalah. Dia telah menciptakan
kita, memberikan kita tempat
dan waktu untuk hidup, dan
Dia menghendaki kita untuk
bergantung kepada-Nya. Akan
tetapi, kita menolak-Nya dan lebih
suka hidup bagi diri sendiri. Ini
sungguh kejahatan besar. Ketika kita
ingin hidup di dunia tanpa Allah, kita
sesungguhnya telah memilih kematian
dengan penolakan kita.
Tersedia sebuah tempat yang disebut
neraka bagi setiap orang yang tidak
ingin hidup dengan Allah. Itulah tempat
penuh siksaan, kesakitan, dan dukacita.
Mengapa? Karena itulah yang terjadi
dalam keberadaan tanpa kasih Allah.
Allah, sebagai Hakim yang benar, akan
memastikan bahwa keadilan ditegakkan
bagi kita semua.
Jadi sebenarnya, tujuh puluh hingga
delapan puluh tahun yang disebutkan
dalam Mazmur 90 tadi adalah suatu
penghakiman atas kita. Itulah sebabnya
kita tahu bahwa pembekuan kriogenik
tidak akan berhasil, karena penolakan
terhadap hidup dengan Allah hanya
akan berujung pada kematian.
Namun, setelah kita memahami
alasan dari kematian dan terputusnya
hubungan kita dengan Allah, barulah
kita dapat mulai memahami rencana
penyelamatan Allah bagi kita. Sebuah
rencana penyelamatan yang agung.
DISELAMATKAN!
Alkitab berkata bahwa Yesus, yang
adalah Allah, menjadi manusia dan datang ke dunia untuk menyelamatkan
kita dari maut dan neraka. Ini bukan
“isapan jempol”. Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes memuat kisah
Yesus dan karya-Nya secara terperinci, berdasarkan keterangan saksi mata yang
menceritakan kehidupan Yesus di bumi.
Yohanes mencatat perkataan Yesus
kepada sahabat-sahabat terdekat-Nya
pada malam sebelum kematian-Nya:
“Janganlah gelisah hatimu;
percayalah kepada Allah,
percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku [surga] banyak
tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya
kepadamu. Sebab Aku pergi
ke situ untuk menyediakan
tempat bagimu. Dan apabila
Aku telah pergi ke situ dan telah
menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan
membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana
Aku berada, kamu pun berada” (Yohanes 14:1-3).
Inilah yang dimaksud Cara Ampuh untuk Tetap Hidup. Yesus berkata
kepada kita, “Percayalah juga kepada-Ku”. Dia mau kita percaya kepada-Nya.
Manusia berada dalam hubungan yang rusak dengan Allah dan menuju kematian yang tak terelakkan, diikuti
oleh penghakiman Allah dan kekekalan di neraka selamanya. Namun, Yesus
berjanji “menyediakan” tempat bagi kita di surga. Apakah hal ini terdengar
tidak realistis bagi Anda?
ANUGERAH HIDUP KEKAL
Karena Alkitab itu benar, harapan yang diberikannya juga benar.
Kematian Yesus di atas kayu salib
bukanlah suatu kesalahan atau akibat
dari kejahatan yang dilakukan-Nya, melainkan cara Allah menegakkan keadilan. Yesus mati agar kita dilepaskan dari maut.
Di atas kayu salib Dia menebus
penolakan kita terhadap Allah dan
segala kesalahan yang kita perbuat
karena memilih hidup untuk diri
sendiri. Yesus memastikan bahwa
keadilan Allah ditegakkan—dengan
menanggung hukuman yang seharusnya kita terima pada diri-Nya sendiri, supaya kita dibebaskan.
Yesus juga berjanji: “Aku akan
datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada”. Dengan digenapinya
keadilan, kematian bukan lagi akhir yang tak terelakkan. Yesus sanggup
mengembalikan kita pada rencana Allah yang sejati bagi kita. Itulah
sebabnya Yesus menggambarkan surga
sebagai “tempat di mana Aku berada”.
Yesus adalah harapan kita yang sejati
karena Dia memberikan jalan keluar
yang kita butuhkan: keadilan digenapi, kematian digagalkan, dan damai antara
Allah dan kita dipulihkan.
PILIHAN DI TANGAN ANDA
Penyelamatan itu adalah untuk setiap orang. Namun, ada syaratnya: kita harus melepaskan kebebasan kita dan menyerahkan diri kita kepada Allah.
Jadi, pertanyaannya: layakkah kita mempercayai Yesus, dan maukah Anda?
Saat Yesus datang kembali, orang yang percaya kepada-Nya akan
menerima hidup kekal dalam hadirat Allah, sedangkan mereka yang menolak Allah akan menanggung kematian, hukuman, dan neraka.
Jika kita mati sebelum kedatangan
Yesus, kita tidak perlu takut, karena kita
tahu bahwa Allah akan melakukan bagi
kita apa yang tidak akan pernah dapat
dicapai melalui pembekuan kriogenik.
Dia akan membangkitkan kita.
Bagaimana kita bisa yakin akan
hal ini? Karena Yesus sendiri telah
bangkit dari kematian! Ratusan orang
melihat Dia hidup setelah kematian-
Nya. Bahkan tentara Romawi tidak
dapat memungkiri bahwa jasad-Nya
telah hilang dari kubur yang dijaga.
Kebangkitan Yesus membuktikan
bahwa Dia hidup dan menyediakan
tempat di surga bagi siapa saja
yang percaya kepada-Nya.
Tidak banyak waktu yang kita miliki
di muka bumi ini. Karena itu, selagi
masih ada waktu, kita perlu mengambil
keputusan apakah kita akan percaya
kepada Yesus atau tidak. Jika Anda
terdorong untuk mengetahui lebih
lanjut tentang Yesus, mulailah dengan
membaca Alkitab.
Our Daily Bread Ministries
menerbitkan materi-materi alkitabiah
yang dapat menolong Anda mengenal
Yesus Kristus dan memikirkan tentang
hubungan Anda dengan Allah supaya
Anda semakin mempercayai-Nya
dari hari ke hari. Kunjungi kami di santapanrohani.org untuk menemukan
beragam materi yang kami sediakan.
Bacalah buklet Kisah tentang Pengharapan agar Anda lebih mengenal Tuhan Yesus
dan pengharapan yang ditawarkan-Nya kepada Anda.
Pindai QR code ini untuk membacanya
secara daring, atau hubungi kami
untuk mendapatkan edisi cetaknya
tanpa dikenakan biaya.
Nikmati materi-materi rohani lainnya
di santapanrohani.org
Nikmati artikel terkait lainnya.
SCAN DI SINI
Tersedia versi Audio dan Bacaan secara online yang dapat dibagikan kepada orang lain yang membutuhkan. bit.ly/PilihlahHidup
Untuk mendengarkan atau membaca judul lainnya, silakan akses tautan
https://santapanrohani.org/sph
Australia – Our Daily Bread Ministries
P. O. Box 15, Kilsyth, VIC 3137, Australia
Tel: (+61-3) 9761-7086 • Email: australia@odb.org
Hong Kong – Our Daily Bread Ministries Ltd.
P. O. Box 74025, Kowloon Central Post Office, Kowloon, Hong Kong
Tel: (+852) 2626-1102 • Fax: (+852) 2626-0216
Email: hongkong@odb.org
Indonesia – ODB Indonesia
P. O. Box 2500, Jakarta 11025, Indonesia
Tel: (+62-21) 2902-8950 • Fax: (+62-21) 5435-1975
Email: indonesia@odb.org
Japan – Daily Bread Co. Ltd.
c/o OCC, 2-26-47 Tamatsukuri, Chuo-ku, Osaka 540-0004, Japan
Fax: (+81-6) 4392-7828 • Email: japan@odb.org
Malaysia – Our Daily Bread Berhad
P. O. Box 86, Taman Sri Tebrau, 80057 Johor Bahru, Malaysia
Tel: (+60-7) 353-1718 • Fax: (+60-7) 353-4439
Email: malaysia@odb.org
New Zealand – Our Daily Bread Ministries
P. O. Box 303095, North Harbour, Auckland 0751, New Zealand
Tel: (+64-9) 444-4146 • Email: newzealand@odb.org
Philippines – Our Daily Bread Ministries Philippines Inc.
322-C P. Guevarra St., Brgy. Sta. Lucia, San Juan City 1500, Philippines
Tel: (+63-2) 8705-1355 • Fax: (+63-2) 8725-5058
Email: philippines@odb.org
Singapore – Our Daily Bread Ministries Asia Ltd.
5 Pereira Road, #07-01 Asiawide Industrial Building, Singapore 368025
Tel: (+65) 6858-0900 • Fax: (+65) 6858-0400
Email: singapore@odb.org
Sri Lanka – Our Daily Bread Ministries
P. O. Box 19, Dehiwala 10350, Sri Lanka
Tel: (+94-11) 272-1252 • Mobile: (+94-77) 848-8288
Email: srilanka@odb.org
Taiwan – Our Daily Bread Ministries Foundation
P. O. Box 260, Taipei Datong, Taipei City 103947, Taiwan R.O.C.
Tel: (+886-2) 2585-5340 • Fax: (+886-2) 2585-5349
Email: taiwan@odb.org
Thailand – Our Daily Bread Ministries Thailand
P. O. Box 35, Huamark, Bangkok 10243, Thailand
Tel: (+66-2) 718-5166 • Fax: (+66-2) 718-6016
Email: thailand@odb.org
For a detailed listing of our offices, go to ourdailybread.org/locations
Penerjemah: Linda Sumayku
Editor: Dwiyanto Fadjaray
Penata Letak & Perancang Sampul: Felix Xu
Gambar Sampul dan Isi: Shutterstock.com
Kutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan
Baru Indonesia, LAI © 1974
© 2023 Our Daily Bread Ministries.
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Indonesian Looking at Life
“A Practical Guide to Staying Alive”
Persembahan kasih seberapa pun dari para sahabat memampukan
Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat
Alkitab yang mengubahkan hidup. Kami tidak didanai atau berada di bawah
kelompok atau denominasi apa pun.