1 minute read
empat Kasih yang Tiada
Berkesudahan
Lionel Richie dan Diana Ross menyanyi dengan sendu tentang sesuatu yang didambakan setiap pasangan muda yang bersatu dalam pernikahan: “Endless Love”
(Kasih Abadi).
Sayangnya, kasih seperti itu tidak mungkin hadir terpisah dari apa yang Paulus gambarkan dalam 1 Korintus 13.
Semua pemikiran tersebut diperkuat di ayat 8 ketika ia menutup argumentasinya dengan pernyataan: “Kasih tidak berkesudahan.” Karena menemukan sumber dan kehidupannya di dalam Allah, kasih sejati dapat bertahan dalam segala hal.
Paulus menjelaskan bahwa segala hal lain bersifat sementara, tidak lengkap, dan tak dapat diandalkan.
Namun, tidak demikian dengan kasih. Dengan kekuatan dan rahmat Allah, kasih dapat bertahan menghadapi segalanya. Kasih sejati dapat bertahan menghadapi pengkhianatan dan ketidakpercayaan. Kasih dapat bertahan menghadapi kekecewaan dan kegagalan moral. Kasih dapat mengatasi penghinaan dan kecemburuan orang yang menganggap kita musuhnya. Kasih juga dapat bertahan menghadapi keputusan hukum dan pemenjaraan.
Bahkan ketika kondisi hubungan kita dengan orang lain berubah karena kegagalan manusia, kasih Allah memberikan kita kesanggupan untuk berdoa dan, bila mungkin, bertindak bagi kepentingan orang tersebut.
Itulah kasih yang mencerminkan hati Kristus dan yang memperlihatkan perubahan indah yang hanya dapat dihasilkan oleh-Nya dalam hidup kita. Itulah kasih sejati.
Lima
Di Mana Saya Dapat Menemukan Kasih?
Jika pertanyaan yang tertinggal dalam hati Anda adalah, “Di mana saya dapat menemukan kasih sejati itu?” maka saya akan membagikan sebuah kabar baik untuk Anda. Sebenarnya Anda sudah dikasihi. Dalam ayat yang paling populer dalam Alkitab, kita membaca, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (yohanes 3:16).
Kepada semua yang percaya, Yesus menjelaskan cakupan kasih Allah. Kepada murid-murid-Nya Yesus berkata, “Janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (matius 6:31-33).
Hanya ketika kita percaya bahwa kita dikasihi dengan sedemikian rupa, kita memiliki rasa aman yang kita butuhkan untuk mengambil risiko dengan mengasihi orang lain.
Sudahkah Anda mengambil langkah pertama untuk menemukan kasih dalam Pribadi dan karya Kristus?
Sudahkah Anda mempercayai Dia? Sudahkah Anda mempercayai apa yang dikatakan Alkitab tentang Kristus yang telah mati untuk dosa-dosa Anda?
Itulah titik awalnya.
Kemudian, akuilah dosa Anda dan kebutuhan Anda akan Kristus, yang telah “datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (lukas 19:10). Di dalam Kristus, kita menemukan kasih Allah, dan di dalam Dialah kita melihat apa artinya hidup dalam kasih yang diterangkan oleh Paulus.
Dialah Pribadi yang memanggil kita tidak hanya untuk memiliki hidup yang luhur, tetapi juga untuk mengizinkan Dia menyatakan kehidupan-Nya melalui diri kita.