Perahu terus dikayuh, deru ombak berbisik pada lembayung senja
Sayup syair terdengar dari barat menyeruak menggetarkan jiwa
Numa, bukan hanya sekedar sebuah simbol atau identitas. Di dalamnya tersemat sebuah harapan akan tersiarnya kembali negri yang mashyur. Numa, nusa dan marwah merupakan bentuk ekstraksi dari ragam budaya Tanjungpinang yang melahirkan budaya intelektual. Tanjungpinang sebagai pusat perdagangan dan pengembangan ilmu pengetahuan dengan kejayaan pelayaran pada masa lalu, telah berhasil merangkai pulau-pulau yang berserak di seluruh penjuru dunia. Tanjungpinang merupakan representasi negeri yang menjunjung tinggi budaya berpikir sehingga melahirkan masyarakat yang beradab dan selalu mencatatkan setiap rentak kehidupannya. Kekuatan budaya literasi ini menguatkan ragam corak budaya yang ada sehingga
memberi kekuatan identitas Tanjungpinang tanpa menghempaskan marwahnya.