GEMURUH PEMUDA di RIAM CELEBES - Expedition Report

Page 1

E K S P E D I S I

A R U S

D E R A S

S A L U

U R O

W A N A D R I

GEMURUH PEMUDA RIAM CELEBES

2016

di

1




BAB 1PENDAHU “Wanadri itu mengembara dan menempuh daerah-daerah terpencil demi kepentingan tanah air dan ilmu pengetahuan� Hakikat Wanadri

1


ULUAN

1


Gemuruh Pemuda di Riam Celebes Oleh

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016 Penyunting: Lingga Yuni Purwaka Penulis: Dika Heriani Putri Fotografi: Fadhlan Syihabudin, Andhika Pratama, Dika Heriani Putri, M. Valri, Hamdan P. Baehaki, Lingga Yuni Purwaka, Werfan Sinaga Desain Grafis dan Tata Letak: Junialdi Dwijaputra, Reza Rustandi Diterbitkan Oleh:

1


1


Kata Pengantar

Ardya Rifiantara W-0960 Tapak Rawa

Ketua Umum DP XXIV Wanadri

Assalamualaikum Wr. Wb. Salam Rimba ! The Youth are The Leader of Tomorrow Kalimat itu tentu saja memiliki berbagai macam arti, namun yang utama Pemuda-pemudi pastinya merupakan harapan bagi bangsa. Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri mengilhami hal tersebut dengan secara konsisten mendidik pemuda-pemudi anggota di media alam terbuka, media yang tidak kenal kompromi dan tidak mengenal latar belakang seseorang. Alam yang bila kita lengah, mungkin saja nyawa taruhannya. Alam terbuka yang bila kita hormat, kita bisa akan mendapat banyak pelajaran darinya. Sekelompok pemuda-pemudi yang belajar itu salah satunya adalah Tim Ekspedisi Salu Uro Sulawesi Selatan. Sebuah ekspedisi yang bukan untuk menguji nyali apalagi mengetes kemampuan. Ekspedisi ini dibaliknya punya

vii

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

tujuan untuk mendidik karakter anggota-anggotanya yang berlatih mewujudkan cita-citanya dengan bermacam-macam permasalahan yang harus dilewati. Alhamdulillah perjalanan mereka di Ekspedisi ini sudah selesai. Mudah-mudahan banyak pelajaran pendidikan diri yang bisa didapatkan disamping juga mengungkapkan kisah perjalanan mereka kepada khalayak umum lewat buku ini. Semoga anak-anak muda kita tetap terus menempa diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik untuk kemajuan bangsa ke depannya. WANADRI !!!


Kata Pengantar

Totoh Syaefudin W-1053 Topan Rimba

Ketua Ekspedisi Arus Deras Salu Uro

Wilayah Sulawesi yang menjadi deretan pulau terbesar ke 4 (empat) di Indonesia yang terbentang dari utara hingga selatan dengan bentang alam dan budaya yang unik, medorong pemuda pemudi tanah air memiliki semangat untuk menjelajah demi kepentingan ilmu pengetahuan dan pendidikan dengan metode Olah Raga Arus Deras.

Semoga, semangat dari hasil Ekspedisi Salu Uro Wanadri 2016 ini menjadi “Trigger” bagi pemuda tanah air lainnya untuk menjelajah di wilayah Indonesia lainnya yang masih terbentang untuk dijelajahi, dan ekspedisi ini pun bisa bermanfaat bagi khalayak luas. Terimakasih.

Ekspedisi Salu Uro Wanadri 2016 adalah upaya menjelajahi dan mendata sungai yang berada di wilayah Sulawesi, khususnya wilayah Sulawesi Selatan Kabupaten Luwu Utara dan berada tepat di “Jantung Sulawesi” itu sekaligus melakukan pengenalan terhadap berbagai potensi wilayah area ekspedisi yang menarik sehingga memperkaya ilmu dan pengetahuan untuk bekal dan sumbangsih bagi tanah air. Berbekal Semangat “Gemuruh Pemuda Di Riam Celebes”, Ekspedisi ini sangat penting perannya tidak hanya sekedar untuk penjelajahan semata, namun lebih kepada memupuk semangat pemuda – pemudi tanah air agar lebih tahu dan keinginan lebih untuk mengenal dan mencintai tanah air nya. Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

viii


Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 • •

MENEMUKAN SALU URO Menemukan Salu Uro Mimpi Pemuda-pemudi Untuk Menjelajah Tanah Air

BAB 2 • • • •

LATIHAN UNTUK MENGGAPAI MIMPI PDAM 79 Bimbingan Jasmani Citarum Hingga Cikandang Fun Rafting

BAB 3 •

LIGHT EXPEDITION Light Expedition

BAB 4 LOGISTIK SALU URO • PES ORAD • PES Gunung Hutan • Perahu • Packing Peralatan • Packing Perbekalan BAB 5 JURNAL EKSPEDISI SALU URO • Alur Kegiatan • Tahap Pendataan • Tahap Recovery • Tahap Pengarungan • Menjadi Bagian Kami • Publikasi • Alur Kepulangan BAB 6 • • •

1

PENUTUP Personil Tim Sponsorship Landscape Salu Uro


1


1


1


BAB 1

Menemukan

Salu Uro

1


Awal Mula Memilih Salu Uro Salu Uro yang merupakan lokasi tujuan tim ekspedisi ORAD Wanadri ini awal mulanya harus melalui proses saat menentkan lokasi tersebut. Sebelum masuk tahap ekspedisi personil tim ini memang masih terpecah,karena mereka harus menyelesaikan terlebih dahulu program tahap 2 nya yaitu perjalananan kecil pembukaan jalur Gunung Hutan dan Penyusuran pantai. Setelah semuanya selesai dengan laporan perjalanan kecil nya (Mini Season) barulah masuk Tahap 3 yaitu Perjalanan Besar (Ekspedisi). Di Tahap 3 ini anggota dibebaskan untuk memilih lokasi ekspedisi berdasarkan minatnya, baik itu lokasi untuk Tebing, ORAD ataupun Gunung Hutan. Dari mulai bulan november Tim sudah mulai terbentuk dan lokasi tujuan pun sudah mulai di cari. Tepat pada 05 Desember 2016, Tim tersebut dibagikan surat tugas oleh DP XXIV WANADRI sebagai bentuk resmi dan legal bahwa tim ekspedisi ini harus siap menyelesaikan tugas tahap 3. Pada tahap ini, Tim harus mampu melalui tugas yang dinamikanya lebih berat dari tahap sebelumnya begitupun dengan waktu yang akan lebih panjang, karena merencanakan sebuah perjalanan besar di Wanadri ini tidak main-main. Perjalanan besar harus di susun secara matang dan penuh pertimbangan, karena semua ini akan berkaitan dengan nyawa seorang anak manusia.

1


S

ebelum masuk bulan desember sebenarnya tim ekspedisi ORAD ini sudah terbentuk, namun tujuan awal kita masih belum menuju Salu Uro, karena dulu tim ini mempunyai mimpi besar untuk bisa menginjakan kaki ke daerah timur negeri kita yaitu tanah Papua. Namun karena kita mempunyai deadline waktu untuk menyelesaikan semuanya, maka tim ini memutuskan untuk menunda impian tersebut dan beralih mencari lokasi lain yang cocok dan sesuai dengan kriteria dari DP XXIV WANADRI. Media pusat infomasi nyaris di bedah semua oleh tim yang saat itu berjumlah 25 orang. Tim berusaha menggali informasi mengenai sungai-sungai yang ada di tiap pulau di Indonesia. Pada saat itu memang pilihan tim tertuju pada tanah Sulawesi, karena sebelumnya tim ekspedisi ORAD Wanadri sudah menjelajah di daerah tanah sumatra yaitu Aceh. kami ingin mengetahui daerah yang belum pernah dijelajah agar bisa membuat sejarah baru di Wanadri khususnya untuk Divisi ORAD WANADRI dengan mengarungi sungai di daeah sulawesi.

Ketika mencari sungai di sulawesi dengan menyesuaikan kriteria DP XXIV WANADRI, kami menggunakan pembagian tugas kepada setiap personil. Tim dibagi menjadi beberapa tim kecil yang masing-masing timnya berjumlah 2 orang yang bertugas mencari satu sungai di daerah sulawesi berdasarkan kriteria yang di inginkan. Seluruh personil saat itu sibuk berkutat membongkar daerah sulawesi, sempat keluar beberapa nama sungai saat itu dan saat itu Salu Uro masih belum masuk di daftar pertama ini, mungkin hampir 10 nama sungai masuk dalam daftar kami. kami harus membedah satu persatu sungai yang di sarankan oleh tim kecil ini, maka dari itu kami mulai membahas satu persatu sungai nya dari mulai bentukan sungainya, lokasi, panjang sungai, akses hingga gradiennya. Itu semua di bongkar pada setiap sungai yang masuk ke dalam daftar. Proses tersebut cukup memakan waktu karena pembahasan itu akan memunculkan sebuah diskusi panjang atau bahkan jadi perdebatan tim. Dari hasil pembahasan yang memakan waktu berhari-hari, akhirnya kami mendapatkan sungai yang menurut kami sesuai dengan kriteria yaitu sungai Budung-budung di Sulawesi. Setelah lokasi terpilih kami membongkar sema kebutuhan bidang-bidangnya sebagi penunjang operasional untuk memulai menyusun perencanaan agar bisa di paparkan ke Dewan Pengurus. Pemaparan kami mengenai sungai Budung-budung ini hanya bertahan satu kali pertemuan

5

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016


1


saja, karena masih ada kriteria yang tidak terpenuhi oleh sungai ini. Hal itu membuat tim hanya bisa menghela nafas panjang, karena dengan keputusan itu berarti kami harus kembali bekerja keras mencari lokasi tujuan yang benarbenar sesuai dengan kriterianya. Dari awal memang Kami selalu mentoring mengenai lokasi tujuan, karena di Wanadri itu mentoring kepada akang-akang senior sudah menjadi habbit sejak lama. Pencarianpun kami lakukan kembali dengan tidak lupa mentoring kepada senior Kami. Hari panjang kami lalui untuk mengulik daerah sulawesi, tapi kali ini tim di titik fokuskan untuk mencari sungai di daerah sulawesi Barat dan Selatan agar bisa lebih mudah jangkauan pencarian. Sulit rasanya memang memakan waktu saat harus mencari lokasi yang benar-benar menunjang kriteria itu.

7

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

Setelah berhari-hari lagi mengulik daerah tersebut keluar lah nama sungai nya yang akan menjadi pusat perhatian kami yaitu sungai Karama, kami mulai membogkar informasi sungai itu dengan memanfaatkan media informasi yang ada, kami gali juga anakan sungai di sekitarnya, tapi setelah informasi semuanya terbongkar kami pun memutuskan kembali tidak mengambil sungai Karama dan lebih mengulik lagi sungai-sungai yang tak jauh dari Karama. Hasil diskusi tim dan senior pun akhirnya kami menemukan sungai yang sesuai dengan kriteria, yaitu Salu Uro yang terletak di Sulawesi Selatan. Penemuan Salu Uro ini memang memakan waktu dan dinamika panjang bahkan sampai harus menunda mimpi kami, untuk bisa berpijak di tanah papua.


Salu Uro sudah menjadi lokasi tujuan kami dan disinilah kami akan memulai menyusun perencanaan matang untuk mewujudkan mimpi bersama mengarungi Salu Uro. Tak mudah memang untuk menyusun sebuah perencanaan operasional, karena disinilah waktu akan menjadi lebih berharga. Penentuan titik awal – Titik Akhir pun sudah mulai di bongkar, yaitu dari Sulawesi Selatan (Luwu Utara) hingga Sulawesi Selatan (Mamuju), itulah patokan panjang jalur yang akan kami bongkar informasinya berdasarkan kebutuhan penunjang tim. Selang beberapa bulan, kami memutuskan untuk memotong jalur pengarungan sehingga tidak sampai Mamuju dan hanya sampai Poyahaang (Sulsel). Keputusan itu dibuat karena akan sangat memakan waktu jika harus sampai Mamuju di tambah medan nya pun ada beberapa jeram yang unrunnable untuk

kami lalui. Sehingga saat itu kami fokus kepada titik awal di Limbong dan Titik Akhir di Poyahaang. Cukup lama untuk menemukan ujung perencanaan tujuan kami itu dan sangat memakan waktu, tenaga dan pikiran tapi dari situlah mental kami dilatih dan dari hal itu pula pelajaran berharga kami dapatkan. Pembentukan tim ekspedisi Salu Uro memang sempat melewati banyakan tahapan, baik itu tahapan progam ataupun dinamika. Berawal dari pembukaan tahap 3 yang di laksanakan di sekretariat 155. Pembukaan tahap 3 ini berawal dengan pembagian surat tugas sebagai tanda kalau kita dinyatakan resmi harus menjalankan sebuah perjalanan besar (ekpedisi). Seluruh anggota muda Wanadri Topan Rimba Puspa Rawa dari seluruh penjuru Indonesia di intruksikan untuk berkumpul di markas besar (Sekretariat Wanadri) yang Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

8


dinyatakan sudah selesai melaksanakan tahap 1 dan 2 itu sudah pasti akan di beri tugas untuk bisa melanjutkan program nya di tahap 3 sebagai tim ekspedisi, tahap 3 tersebut sebenarnya bervariatif programnya, ada program ekspedisi, pendataan, pendidikan dan lingkungan, dari sekian banyak jumlah yang masuk tahap 3 itu di pecah ke program-program tersebut. Tahap ini memang sangat di tunggu oleh kami, kenapa demikian? Karena tahap ini merupakan ujung tombak semua rangkaian program selama kami menjadi Anggota Muda Wanadri. Saat pembagian tugas itu tim memang sudah terbentuk begitupun dengan lokasi ekspedisi yang sudah ditentukan yaitu mengarungi Salu Uro. Sebelum pembagian surat tugas itu seluruh tim memaparkan setiap perencanaan globalnya kepada Dewan Pengurus XXIV WANADRI untuk bisa lebih meyakini mereka bahwa yang Kami rencanakan serius. Rasa bahagia memang hinggap di dalam hati ketika selembar amplop putih berlambangkan 8 penjuru mata angin sudah berada di tangan kami, itu bertanda sebuah kehormatan besar telah kami terima dari Wanadri, karena Wanadri selalu mengajarkan kami �Tugas itu adalah sebuah kehormatan�, maka dari itu kami harus bisa menyelesaikannya dengan baik. Tapi saat itu terjadi diskusi yang sangat serius antara angkatan kami terkait dengan penambahan personil, dengan masuknya personil baru otomatis kami harus membedah lagi apa yang sudah kami buat baik itu dalam segi struktural ataupun perencanaan operasional. Pada hari itu di canangkan 3 personil dari angkatan kami yang berprogram di Jakarta baru akan ikut bergabung dengan tim Salu Uro. Senang rasanya ada penambahan personil baru dengan begitu kekuatan tim semakin bertambah dan jobdesc perorangpun bisa di sesuaikan. Suasana di Sekretariat saat itu masih terdengar ramai dengan pembahasan perencanaan tahap 3 kami, bahkan obrolan ringan antar 2 orangpun sepertinya membahas program tersebut. Asal perlu di ingat saja setelah mendapatkan surat tugas itu kami tidak harus melulu merasa tinggi diri, karena dari situlah kami harus bisa belajar rendah hati dengan sebuah tanggung jawab besar yang belum tentu bisa kami selesaikan sesuai perencanaan, karena sebuah perencanaan itu akan memakan waktu panjang begitupun dengan sebuah dinamika nya yang bisa jadi bisa membuat hal-hal yang tidak kami sangka. Tapi ingat sebuah proses tidak akan mengkhianati hasil.

9

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016


Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

1


Mimpi Pemuda-Pemudi

1

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016


Untuk Menjelajah Tanah Air

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

1


BAB 2

LATIHAN UNTUK MENGGAPAI MIMPI

1


1


79

PDAM T

ak terasa pada bulan maret sudah melaksanakan beberapa diklat, terus memaatangkan kebutuhan operasional agar semua sesuai dengan rencana ekspedisi. Tapi disatu sisi, kegiatan rangkaian ekspedisi selama diklat sering sekali tidak optimal, dimana untuk melakukan progress perencanaan secara terpusat masih sulit karena belum ada tempat untuk bisa berkumpul bersama seluruh tim. Ya, pada saat itu masih berkumpul dirumah Fadhlan, salah satu anggota tim ekspedisi yang menunjang untuk titik kumpul, lanjut geser terpusat di sekretariat 155. Tapi, dirasa mulai gerah, bukan karena tempatnya yang tidak

15

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

menunjang kebutuhan tim, tapi dari segi psikologis tim dan juga ritme tim pada saat itu yang mulai jengah karena aktivitas sekretariat yang padat dengan segala kegiatannya sehingga tidak bisa focus untuk melakukan diskusi tim, paparan diklat internal, ataupun hanya sekedar untuk bersantai melepas penat dengan rangkaian ekspedisi. Pikirku pada saat itu harus segera mecari lokasi dengan spesifikasi rumah kosong yang menunjang seluruh kebutuhan tim, dimulai dari lokasi yang


satu tempat di daerah Pasteur, tepatnya daerah babakan jeruk. Saya tidak tahu mau ditemukan dengan siapa. Ternyata saya diajak kerumahnya Kang Aat Soeratin, seorang budayawan sunda dan juga seorang anggota Wanadri. Singkat cerita, Kang Aat memberikan sebuah rumah untuk dijadikan tempat Training Center tim Salu Uro. Setelah berpindah ke rumah baru (TC ORAD) di Jl. PDAM 79, saya langsung membuat segala kebutuhan di TC, dimulai dari SOP meninggalkan tempat TC, jadwal piket harian, jadawal pembahasan, dll. Suasana TC pun menjadi berubah, menjadi ramai dan senang. Apalagi ada lapang tenis yang bisa dijadikan tempat olahraga. Kegiatan di TC ORAD pun dimulai. Sudah menjadi rutinitas bangun pagi untuk jogging dan belanja masakan untuk makan pagi, siang, malam. Bersih – bersih rumah sesuai jadwal piket yang sudah dibuat, melakukan pencarian data informasi untuk kebutuhan diklat dan ekpedisi serta melakukan pembahasan internal hingga larut malam. Kadang juga ada bumbu – bumbu konflik antar personil yang tidak bisa dilupakan. TC ORAD di desain agar seluruh personil nyaman dengan rumh barunya, agar bisa lebih focus dan dapat inovasi – inovasi baru. Dan di desain agar tidak kaku, sehingga bisa di buat flexible tapi dalam batasan tertentu. Terbukti, pemikiran – pemikiran baru, pemecahan masalah dengan terus menggali hingga ke inti dasar permalahan yang terjadi pun sering didapat di TC ORAD. Saling mensuport satu sama lain antar bidang di struktur organisasi menjadi sangat yakin kalau tim ini sangat solid. Mengkritik dan dikritik di dalam paparan internal formal atau tidak menjadi bumbu – bumbu saling menerima satu sama lain dengan tujuan yang sama, yaitu keberhasilan ekspedisi dengan terencana sangat baik. startegis dengan bisa mobilitas tinggi, dekat dengan sarana olahraga, dan bisa menampung 25 personil tim ekspedisi. Alhamdulillah, Malam itu saya di telfon oleh komandan Logistik Wanadri, kang Angga (W- 1005 ELKA). Beliau menanyakan “ gimana sudah dapat tempat tc untuk tim Salu Uro?”, ya saya jawab dengan apa adanya “belum dapat kang”. Dia langsung menyuruh saya untuk bergegas ke sekre besok pagi jam 9. Pagi pun saya bergegas ke sekre, dan langsung dia mengajak saya ke

TC ORAD yang bukan hanya melibatkan pikiran dan tenaga seluruh tim, tetapi juga melibatkan rasa cinta sehingga segala kegiatan yang padat dan sudah mengorbankan kepentingan pribadi ini tidak terasa berat dan dilakukan dengan riang gembira.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

16


1


Bimbingan Jasmani M

elalui latihan kondisi fisik kebugaran jasmanai personil tim salu uro dapat dipertahankan atau ditingkatkan, baik yang berhubungan dengan keterampilan maupun dengan kesehatan secara umum. Dimana kebugaran jasmani ini sebagai penentu ukuran kemampuan fisik seseorang dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Dalam Ekspedisi Salu Uro sendiri binjas juga termasuk dalam kategori diklat, sebab untuk melatih para personil agar terbiasa dalam melakukan kegiatan berat serta siap untuk melakukan perjalanan panjang sehingga pada saat ekspedisi berlangsung , diklat binjas yang sudah di lakukan pada saat persiapan 8 Bulan ke belakang bermanfaat untuk masing-masing personil dan juga tim salu uro sendiri. Binjas tim salu uro di lakukan 5 hari dalam seminggu, dan setiap harinya pun menu-menu binjas yang dilatih pasti berbeda berdasarkan hasil tes fisik awal karena berpengaruh untuk melihat kebugar serta VO2max dari setiap personil. Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

18


1


Dari

Citarum hingga

Cikandang

1


1


Diklat 1

Sungai Citarum Sungai ini akan menjadi sejarah dalam hidup kami, karena disinilah kami mulai dilatih dan di bentuk untuk dapat mengenal sungai dan mengarunginya, disinilah kami tahu bahaya akan melalui jeram-jeram sungai juga disinilah kami di kenalkan dengan peralatan dan teknik-teknik untuk menunjang keilmuan ORAD kami.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

22


1


Diklat 2

Sungai Cimandiri & Citatih Ini pertama kalinya tim keluar dari zona aman latihan, karena cukup lama kami di bentuk dan di latih di sungai citarum sebagai bekal kami mengarungi sungaisungai lainnya. Dan disinilah ujian pertama kami mengarungi sungai yang gradenya di atas lebih tinggi dari sungai citarum. Keilmuan dasar kami kembali di asah di medan baru ini, komposisi perahu memang masih berubah-rubah, karena semuanya masih disesuaikan untuk hasil yang maksimal, pemilihan jalur pun benar-benar di latih oleh para pendamping kami. Disini memang ada yang sudah mulai di bentuk menjadi kapten tapi masih di back up oleh pendamping.Latihan ini memang menguras tenaga,karena kami berencana mengarungi 3 sungai (Sungai Cimandiri, Citatih dan Citarik), tapi karena ada suatu kendala kami hanya selesai mengarungi 2 sungai saja (Sungai Cimandiri & Citatih). Saat itu kami terkendala di Moda transportasi yang mengalami kerusakan, sehingga menghambat pergerakan kami untuk bergeser ke lokasi selanjutnya dan dari hasil kesepakatan bersama kami menghentikan latihan ini dan sungai citarik menjadi hutang kami selanjutnya.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

24


1


Diklat 3

Sungai Citatih & Citarik Masih berlatih di daerah sukabumi sekaligus membayar hutang yang belum lunas untuk berlatih di sungai citarik,akhirnya bisa terlaksana. Kami kembali mengarungi sungai citatih untuk kedua kalinya, tapi berbeda dengan sebelumnya, karena di latihan ini para kandidat kapten sudah bertugas membawa perahu secara bergiliran untuk mengasah kemampuannya. Disinilah kami latihan bersama terakhir dengan tim besar, sebelum kedepannya lokasi latihan dan tim pun sudah di pecah.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

26


1


Diklat 4

Sungai Citanduy & Kareumbi Di latihan kali ini sangat berbeda dengan latihan sebelumnya,karena disini sudah mulai terbentuk tim pengarung dan tim Gunung Hutan,sehingga di simulasikan latihan terpisah antara kedua tim tersebut dengan lokasi latihan tim pengarung di Sungai Citanduy dan Tim Gunung Hutan di Kareumbi. Tapi latihan ini akan selalu di ingat oleh tim , karena di operasional pengarungan ini kami terhambat oleh cuaca hujan yang membuat air sungai semakin tinggi,sehingga kami harus menghentikan pengarungan dan hanya mencapai separuh targetan rencana saja. Mungkin di lain waktu kami bisa membayar hutang ini untuk menyelesaikan pengarungannya.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

28


1


Diklat 5

Sungai Cikandang Sungai Cikandang ini termasuk sungai paling bersih sepanjang pengalaman latihan kami di sungai yang ada di Jawa Barat, namun jeram-jeramnya pun tak kalah luar biasa dari sungai lain. Saat akan latihan ke sungai Cikandang ini memang tim berjeda lama dari latihan sebelumnya,karena ada kebutuhan untuk survey ke Salu Uro. Di latihan ini kami di uji dengan jarak pencapaian transportasi menuju titik pengarungan, karena waktu yang di tempuh cukup lama dan medan transportasinya lumayan cukup menguras tenaga di tambah dengan cuaca berkabut yang bisa mengancam pandangan kami saat berkendara. Dapat kami asumsikan Diklat 5 ini termasuk simulasi pencapaian menggunakan moda transportasi yang cukup menguras segalanya, sama hal nya dengan yang nanti akan kami hadapi di Medan Ekspedisi Salu Uro.Dan di Sungai inilah Kapten sekaligus komposisi perahu sudah tebentuk.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

30


Fun Rafting

K

etika disela-sela kesibukan Totoh, Jek, dan Risal menjadi perwakilan tim ekspedisi melakukan survey medan operasional di Sulawesi, Akew ditunjuk oleh Totoh untuk menggantikan posisinya sebagai ketua ekspedisi di Bandung selama kegiatan survey. Sedangkan Bayu ditunjuk menjadi Komandan Operasi menggantikan Jek. Akew yang saat itu menjadi ketua langsung menugaskan semua personil tim ekspedisi yang ada di Bandung untuk membuat perencanaan latihan berikutnya yaitu DIKLAT V. seperti biasa, seketika suasana TC langsung sibuk dengan perencanaan latihan. Berhari-hari menyusun rencana operasional, bidang-bidang pendukung operasional, serta bidang non-teknis yang juga bergerak menjadi sarana penunjang latihan. Rapat koordinasi tiap personil selalu dilakukan setiap malam-nya.

31

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

Sadar akan situasi TC yang membosankan serta kondisi tiap personil sudah mulai suntuk, kami pun sepakat melakukan refreshing di sela-sela kesibukan menyusun perencanaan latihan. Akhirnya kami memilih untuk melakukan Fun Rafting di sungai Citarum. Menurut kami, melakukan fun rafting bukanlah ajang untuk bermain dan bersenang-senang saja. Melainkan juga menjadikan sarana berlatih dengan bobot yang tidak berat sebelum masuk ke medan latihan sebenarnya. Kebetulan pada waktu itu perahu baru untuk dipakai ekspedisi akan dicoba agar pada saat latihan tidak terasa kaku dan sudah terasa terbiasa pada saat tim ekspedisi memakainya.


1


BAB 3

BAB 3

1


Light

Expedition

1


Light

Expedition Sungai Cimanuk P

uncak Latihan Tim Ekspedisi ORAD Salu Uro di uji di Sungai Cimanuk Wado-Limbangan, semua perencanaan yang sudah ada kami simulasikan disini. Sungai ini memang benar-benar memberi tamparan keras kepada kami kalau tidak semua jeram bisa kalian arungi, sungai inipun mengajarkan kami betapa harus di perhatikannya sebuah keamanan saat pengarungan, betapa pentingnya hasil pendataan, betapa pentingnya skill membaca jeram dan sungai inilah yang sudah menguji mental serta tali persaudaraan kami. Puncak semua dinamika tumpah disini, kejadian beberapa tahun silam memberi ingatan kuat kepada kami akan sebuah keajaiban Tuhan. Mengarungi sungai itu tak semudah yang kita bayangkan, karena bukan hanya duduk mendayung diatas perahu lalu mengikuti kemana air itu mengalir tidak seperti itu.

1

Di sungai ini banyak sekali torehan cerita kuat sepanjang jeram-jeramnya, penampakan sungai ini pun di rasa kontras berbedas dengan kondisi air yang kotor berwarna coklat pekat dan banyak sekali sampah di pinggiran sungai nya, kanan – kiri sungai memang bervariatif dari mulai perkebunan,hutan , batuanbatuan sampai tebingan pun tak luput menghiasi sepanjang aliran sungai. Setiap jeramnya benar-benar menguji kami. Dan saat akan melaui jeram terakhir menuju titik akhir rasa bahagia pun mulai muncul di benak kami, seolah-olah kami barus saja menyelesaikan sebuah permaian perang di dalam sana dan keluar area itu bertemu dengan warga juga bisa melihat air tenang yang sangat luas. Itupun sudah membuat kami bernafas lega.


1


37

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016


Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

38


BAB 4

1


LOGISTIK

SALU URO

1


PERAHU

Perahu Karet (Raft) Perahu terbentuk dari tabung udara yang terbuat dari bahan karet berserat. Di dalam tabung tersebut, ada sekat-sekat yang membentuk sel atau ruangan terpisah, sehingga jika salah satu sel bocor, yang lain tidak akan terpengaruh. Perahu karet yang biasa digunakan dalam ORAD, yaitu:

1


River Boat Bentuk river boat adalah seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut. Bagian dasar river boat ada yang berupa kain karet berserat saja, ada pulayang berupa tabung udara dengan beberapa lubang air di pinggirnya. Jenis yang kedua disebut self bailing (menimba sendiri), di mana jika ada air yang masuk ke dalam perahu, para penumpangnya tidak perlu bersusah-payah mengeluarkan air dari dalam perahu, seperti pada jenis pertama.

Liquidstar akan tetap mempertahankan handmade, dan berkeyakinan bahwa dengan sentuhan tangantangan seniman yang terampil, produk Liquidstar punya keunggulan, ketangguhan, gaya dan esestika tersendiri.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

42


D

alam melakukan ekspedisi, segalanya harus dipersiapkan dengan sangat baik agar misi dapat tercapai dan resiko dapat diminimalisir. Diantaranya adalah menyiapkan dan membawa secara lengkap perlengkapan ekspedisi. Setiap medan ekspedisi memiliki karakter tersendiri sehingga perlengkapan yang dibawa pun harus disesuaikan dengan medan tersebut. Berikut adalah daftar perlengkapan yang dibawa dalam ekspedisi arus deras Salu Uro.

PES-ORAD

Personal Equipment Specific - Olahraga Arus Deras

DAYUNG

HELM

a. Paddle Ada dua jenis paddle, yaitu yang memiliki satu bilah dan dua bilah. Paddle satu bilah umumnya digunakan di river boat dan canoe, sedangkan paddle dua bilah digunakan di kayak.

Helm(Helmet) digunakan untuk melindungi bagian kepala dari benturan apabila terlempar keluar dari perahu. Helmet untuk ORAD memiliki lubanglubang di beberapa sisi, dan terbuat dari bahan yang ringan dan kuat.

b. Oar adalah dayung yang digunakan secara berpasangan. Bagian tengah tangkainya terikat pada sisi kiri kanan perahu, dan menjadi sumbu putar. Digunakan oleh satu orang dalam perahu, yang bertugas sekaligus sebagai pendayung dan pengemudi perahu.

43

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016


PELAMPUNG Ada dua jenis pelampung yang biasa digunakan, yaitu pelampung padat dan pelampung tiup. Pelampung yang baik untuk ORAD adalah pelampung padat yang melindungi bagian belakang kepala dan tidak mungkin kempis.

POMPA Pompa perahu biasanya ada jenis Pompa Injak, pompa Tangan dan Kompresor tangan, yang mempunyai fungsi untuk mengisi udara kedalam perahu dan mengeluarkan udara dari perahu.

PELUIT Jenis peluit yang menghasilkan frekuensi konstan (tidak berbola).

TALI

OBAT-OBATAN

a. Tali lempar (Throw Rope) Panjangnya kurang lebih 30 meter, dengan jenis tali kernmantle dinamis. Tali ini digunakan untuk keadaan darurat (Rescue). Dalam tiap perahu harus ada satu gulung, yang dimasukkan ke dalam kantung throw bag dengan rapi, sehingga tidak kusut sewaktu dilemparkan.

Berisi obat obatan sesuai dengan kebutuahan perjalanan, seperti obat luka, antiseptic, dll

b. Tali untuk membalikkan perahu (Flip Line) Biasanya sepasang flip line dikaitkan sejajar di satu sisi yang sama dari perahu. Gunanya untuk membolakbalikkan perahu.

PISAU dilengkapi dengan sarung pisaunya

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

44


PES-GH

Personal Equipment Specific - Gunung Hutan

PAKAIAN TIDUR Pakaian lengan panjang dan celana panjang. Berbahan katun.

CELANA LAPANGAN & IKAT PINGGANG kuat, lembut, dan tidak mengganggu pergerakan. Ikat pinggang kuat dan tidak terlalu besar

TOPI LAPANGAN Untuk melindungi dari sengatan matahari dan curahan hujan

KAOS KAKI TENDA/FLYSHEET berbahan kuat terhadap cuaca dan kondisi lingkungan. Ukuran disesuaikan dengan pengguna

45

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

Tebal dan melindungi kaki saat pergerakan

BAJU LAPANGAN Lengan panjang, jahitan kuat, bahan mudah kering


PERALATAN NAVIGASI SLEEPING BAG

(Peta, kompas, penggaris segi tiga, protaktor, pinsil dan ballpoint 4 warna) Alat tulis dimasukan dalam tempat yang kedap air dan mudah diakses dalam perjalanan

Nyaman dan kuat

SARUNG TANGAN sebaiknya terbuat dari kulit, bentuknya sesuai dengan standar

MATRAS

KOMPOR

dapat menahan kelembapan tanah. Ukuran 2x1 m

Bahan bakar menyesuaikan terhadap ketersediaan

PELUIT MISTING Alat masak dapat digabung menjadi satu dan dilengkapi dengan gagang pengangkat

Jenis peluit yang menghasilkan frekuensi konstan (tidak berbola)

LAMPU SENTER disertai dengan lampu dan baterai cadangan Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

46


LOGISTIK

47

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

Laporan Operasional Peralatan Laporan Operasional Peralatan menggambarkan pergerakan dari setiap kategori peralatan selama kegiatan ekspedisi berlangsung. Setiap perpindahan peralatan tersebut di gambarkan dalam skema place to palce yang akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini berdasarkan pencapaian dari setiap lokasinya.


Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

48


Pendorongan Logistik Menuju Titik Awal Pendorongan logsitik menuju titik awal merupakan tantangan pertama tim pengarung untuk mendorong logistik sejauh 12Km menuju titik awal. Jumlah personil yang melakukan kegiatan pendorongan logistik (embarkasi)

Skema Pendorongan Logistik (Embarkasi)

Titik Awal

49

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

sebanyak 18 personil ditemani oleh 7 orang TBO adapun gambaran pergerakan pendorongan logsitik tersaji pada skema di bawah ini.


Penjelasan: a.

Pendorongan logistik menuju titik awal pengarungan dimulai dari masamba menuju limbong menggunakan moda transportasi truk double gardan, dimana seluruh peralatan di packing kedalam media pemaketan berukuran besar (Duffle Bag) berukuran diatas 100L, terkecuali dayung, pelampung, perahu, dan helm. Media pemaketan ransel hanya digunakan untuk menempatkan peralatan pribadi personil dimana 1 regu pengarung membawa 3 ransel. Selebihnya barang – barang berukuran kecil menggunakan duffle bag berukuran kecil (<75L).

b.

Setibanya di limbong kegiatan yang dilakukan pra embarkasi adalah pengecekan kembali peralatan dan pemaketan ulang logistik dimana 1 ransel difungsikan untuk membawa perbekalan (beban berat) dan sisanya untuk peralatan pribadi. Sisa peralatan pribadi masukan kedalam 1 duffle bag berukuran besar dimana setiap regu mempunya 2 duffle bag berukuran besar dan untuk yang satunya diisi dengan peralatan camp craft. Strategi perecahan dan pemaketan kembali logistik di limbong adalah menekan jumlah media pamaketan karena jumlah personil yang membawa logsitikdengan jumlah media pemaketan pada awalnya tidak sebanding.

c.

Kerusakan peralatan mulai terjadi menjelang batas hutan di dusun marampa ke arah hutan. Hampir seluruh media pemaketan duffle bag yang sifatnya membuat mengalami putus pada bagian pundak karena jahitan yang tidak kuat. Untuk menangani hal tersebut akhirnya digunakan webbing sebagai pengikat media pemaketan dan juga tali tambahan pada backsystem setiap media pemaketan.

d.

Sistem yang digunakan untuk mendorong logistik yaitu sistem langsung dimana seluruh personil secara bersamaan bergerak maju tanpa ada barang yang tertinggal di belakang.

e.

Perbaikan, penyesuaian dan mengatur kenyamanan webbing dilakukan terus menerus setiap harinya sampai pada akhirnya tim mampu menemukan ikatan baku yang nayaman dalam membuat backsystem dimana susunan ikatan tali tersebut bisa menjadi rekomendasi untuk pembuatan duffle bag yang lebih kuat kedepannya

f.

Seluruh system dan cara ini berjalan terus hingga Km-2 dimana untuk perahu di bawa oleh 3 personil secara bergantian dengan menggunakan backsystem yang sama dari webbing.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

50


Pendorongan Logistik Pelambungan Zona Bahaya Pendorongan logistik pelambungan zona bahaya memiliki tingkat kesulitan tidak lebih berat saat embarkasi titik awal. Pada pendorongan logistik ini tim pengarung dibantu oleh 2 orang dari tim gunung hutan dan 3 orang TBO untuk membawa 3 buah perahu. Namun yang menjadi tantangan tersendiri saat pelambungan adalah kondisi media pemaketan yang sudah menurun

51

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

kekuatannya walaupun jumlah beban bawaan tidak seberat saat embarkasi, adapun gambaran terkait skema saat pelambungan zona bahaya tersaji pada gambar di bawah ini.


Penjelasan: a.

Kegiatan pelambungan dilakukan saat tim pengarung bertemu dengan tim stand by gunung hutan di km 28,8. Tim pengarung tiba pada siang hari dan kegiatan yang dilkukan adalah melipat dan packing perahu dimana perahu langsung di bawa oleh 3 orang Tbo menuju jembatan di km 35.

b.

Pendorongan logistik pelambungan dilakukan keesokan harinya dimana hanya tertinggal perbekalan cadangan, peralatan operasional pengarungan, peralatan personil, dan perbekalan operasional pelambungan yang di bawa oleh tim stand by gunung hutan.

c.

Packing dan distribusi dilakukan di dalam regu pengarung massing masing, dimana memanfaatkan media pemaketan ransel untuk peralatan pribadi dan pendukungan operasional pengarungan yang bisa di maksimalkan. Hsl tersebut dilakukan karena kondisi media pemaketan yang sudah mulai menurun kekuatannya

d.

Sistem pendorongan yang dilakukan yaitu sitem pendorongan langsung dimana tidak meninggalkan barang di belakang dan seluruh personil bergerak secara bersamaan.

e.

Satu ransel bisa membawa untuk 5 peralatan personil dimana peralatan personil dikeluarkan dari dalam dry bag dan peralatan lain (matras, tenda, peralatan mountenering) diikat menggunakan webbing menjadi satu dengan ransel.

f.

Hari pertama pelambungan logistik di dorong sampai pondok mama jefry di perabatasan hutan dan kebun kopi dari arah km 35.

g. h.

Hari kedua pelambungan logistik didorong hingga km 35. Di km 35 perahu berjumlah 3 buah, dan peralatan pendukungan operasional pengarungan ditinggal di pondok kake ria Hari ketiga pelambungan atau recovery hari pertama diisi dengan kegiatan aktif mengambil logsitik dari km 35 menggunakan 2 motor menuju kampung sipulung (rumah bu sekdes)

i.

Hari keempat diisi dengan recovery

j.

Hari ke 5 pelambungan diisi dengan mendorong logistik dari rumah bu sekdes menuju titik awal pengarungan segmen 3. Tiga buah perahu dan seluruh perbekalan di dorong menggunakan 3 buah motor sedangkan logistik lainnya di bawa oleh personil dengan berjalan kaki. Saat pemompaan kembali perahu diketahui bahwa perahu kalimera mengalami bocor halus pada bagian tube nomer 2

k.

Pada siang hari hingga menjelang sore diisi dengan memperbaiki perahu yang bocor.

l.

Kegiatan sore diisi dengan berbivak dan merapihkan logistik untuk memulai pengarungan esok hari.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

52


Pendorongan Logistik Zona Unrunable Pendorongan logistik zona unrunable merupakan kegiatan diluar rencana operasi pada awalnya. Kegiatan tersebut dilakukan pada segmen 4 pengarungan (karingo – titik akhir). Hal tersebut dilakukan setelah keluarnya keputusan hasil diskusi bahwa ada zona jeram berbahaya yang dinilai tidak dapat diarungi

53

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

karena memiliki tingkat resiko yang terlalu berlebih. Keputusan pelambungan pun dilakukan pada esok harinya. Gambaran terkait pergeseran logistik tersebut tersaji pada gambar skema di bawah ini.


Penjelasan: a. Pada hari pertama setalah seluruh perahu berpindah di sisi kiri sungai seluruh kapten melakukan scouting dan keputusan yang di ambil yaitu melakukan pelambungan di jeram unrunable.

g. Sistem pendorongan yang dilakukan untuk pelambungan zona unrunble yaitu berkala dimana ada peralatan yang ditinggal di belakang dan dijemput kembali pada keesokan harinya.

b. Pada hari pertama seluruh logistik camp craft, perbekalan, dan peralatan personil di geser menuju titik bivak yang sudah di survey sebelumnya dan meninggalkan perahu dan beberapa peralatan di titik awal pelambungan

h. Selain diisi dengan kegiatan pelambungan, pada 3 hari ini diisi dengan recovery aktif i.

Pelambungan ini kurang lebih berjarak 300-400m

c. Keesokan harinya 11 personil bergeser kembali ke titik perahu untuk membawa sisa logistik danperahu yang belum di geser. d. Perahu di geser menuju eddies kecil setelah zona unrunbale, kurang lebih 30m dari jeram terakhir di zona unrunble e. Seluruh peralatan operasional pendukung pengarungan di geser menuju titik perahu terkecuali peralatan camp craft, perbekalan, dan peralatan personil. f. Pada hari ketiganya selurh logistik digeser menuju titik perahu, kegiatan packing dan melakukan pengarungan segmen 4 hingga titik akhir

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

54


Pendorongan Logistik Titik Akhir Pendorongan logistik di titik akhir merupakan pendorongan logistik yang memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang lebih rendah dari pendorongan logistik lainnya. Beban yang sudah berkurang dan adanya dukungan 2 motor operasional dan 1 orang TBO meringankan beban angkut dan menghemat

55

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

waktu operasional yang cukup banyak, terkait gambaran skema pendorongan logistik di titik akhir tersaji di bawah ini.


Penjelasan: a.

Pendorongan logistik hanya dilakukan kurang lebih 3-4 jam dari titik akhir menuju poyahaang

b.

Sistem pendorongan yang dilakukan yaitu langsung berkala tanpa meninggalkan peralatan di belakang namun ada beberapa personil yang kembali untuk membantu personil dengan beban bawaan yang tertinggal jalannya di paling belakang

c.

Perahu di bawa oleh 2 motor untuk ukuran 420 dan ukuran 380 dibawa oleh 1 orang TBO dengan di gendong hingga ke poyahaang

d.

Setelah motor tiba di pokpoak, motor kembali ke belakang untuk mengangkut beban logistik yang memiliki beban lebih dari yang lain dan didorong menuju pokpoak

e.

Sistem yang sama berlaku dari pokpoak hingga ke poyahaang

Evaluasi dan Saran Pendorongan Logistik Ekspedisi Evaluasi dan saran secara global terkait pendorongan logistik yaitu tidak berlakunya atura 1/3 berat badan untuk membawa beban pada ekspedisi salu uro. Hal tersebut bisa terjadi karena pertimbangan banyak hal. Apabila tetap mempertahankan aturan tersebut kemungkinan akan lebih banyak akomodasi yang dikeluarkan, perbekalan yang di butuhkan, waktu operasional yang dibutuhkan lebih lama dan pertimbangan lainnya dari bidang – bidang lainnya. Penerapan sistem pendorongan logistik yang terbagi kedalam 3 sistem bisa menjadi solusi dengan pemilihan dan pengambilan keputusan yang tepat di dalamnya. Rekomendasi kedepannya lebih baik sudah mulai dibiasakan di diklat untuk mendorong logistik dengan beban yang cukup berat dengan jarak capaian minimal setengah dari pada pelaksanaan di ekspedisi.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

56


PACKING PERBEKALAN Logistik Perbekalan Perbekalan adalah salah satu bidang dalam kegiatan ekspedisi orad salu uro. Bidang perbekalan menunjang keberlangsungan kegiatan operasional di lapangan. Perancangan perbekalan disesuaikan dengan medan, waktu, serta kebutuhan makanan dari personel tim yang telah terlaksana.

Standarisasi Pemenuhan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

57

Kordinasi list kebutuhan perbekalan dan total biaya ke operasi dan bendahara Setelah disetujui, pj perbekalan mengajukan anggaran yang telah dibuat dalam form pengajuan ke bendahara Setelah dana cair, tim pemenuhan perbekalan melakukan belanja ke tempat yang sudah direncanakan Selesai pemenuhan, perbekalan dibawa ke tempat yang direncanakan untuk melakukan pemaketan Pengadaan perbekalan minimal H-7 dari hari operasi Ketika pemenuhan membawa (uang,list kebutuhan perbekalan, buku catatan, atk, dan alat dokumentasi) Skala ekspedisi salu uro personil yang berbelanja minimal 4 orang dan harus ada perwakilan pj maupun staf perbekalan Bahan perbekalan yang selesai di penuhi dibawa ke lokasi yang direncanakan untuk selanjutnya melakukan pemaketan Tidak melakukan pemenuhan tambahan ketika tim sudah dalam tahap operasi terkecuali direncanakan Pemenuhan perbekalan di usahakan dilakukan pada minggu ke 3. Buat list lokasi cadangan untuk pemenuhan apabila list utama tidak memenuhi kebutuhan

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016


Standarisasi Pemaketan 1. 2. 3. 4. 5.

Melakukan pemaketan sesuai dengan perencanaan menu atau jika berubah harus di catat Setelah selesai pemaketan, paket perbekalan disimpan dititik yang aman dan terlindungi Pemaketan perbekalan harus sesuai dengan perencanaan dari jumlah paket, berat, dan jenis perbekalan Satu set perbekalan untuk 1x makan per- regu Per- set perbekalan dimasukan kedalam kresek berwarna untuk pembedaan waktu set perbekalan (pagi,siang,malam,bumbu) lalu diikat dengan kuat 6. Pembedaan warna untuk per- set perbekalan (pagi: merah, siang: putih, malam: hitam) (cadangan: biru, bumbu: ungu) 7. Dalam satu paket perbekalan ada 5 set perbekalan (pagi,siang,malam,cadangan,bumbu) 8. Per- paket perbekalan di bungkus oleh plastik ikan lalu diikat dan di beri label untuk keterangan hari operasi 9. Pemaketan dilakukan oleh minimal 6 orang untuk skala ekspedisi salu uro. 10. Lokasi pemaketan disarankan dibandung dan dilakukan maksimal h-7 operasional, dan apabila diharuskan melakukan pemaketan di lokasi ekspedisi dilakukan minimal h-3 hari operasional

Standarisasi Pengolahan dilapangan Dengan sistem yang sering kali dicoba di dalam latihan dan pelaksanaan Ekspedisi, sistem pengolahan untuk memasak beras, jika personil tidak lebih dari 5 orang cukup memasak menggunakan misting, tetapi jika personil melebihi 5 orang diharuskan memasak beras menggunakan castrol atau peralatan yang lebih besar dari pada misting. Untuk sistem memasak bahan makanan lauk pauk cukup menggunakan misting. Penerapan sistem pengolahan untuk ekspedisi dengan memasak per regu lebih efektif.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

58


Operasional Perbekalan Tahapan operasional perbekalan pada Ekspedisi Salu Uro terbagi menjadi 3 kegiatan. Tahapan pertama atau tahapan pra pendataan dan pengarungan, tahapan kedua adalah tahapan pendataan dan pengarungan, serta tahapan terakhir adalah tahapan pasca pendataan dan pengarungan.

Skema Operasional Perbekalan TAHAP 1 Pemenuhan

Pemaketan

Pendistribusian

59

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

TAHAP 2

TAHAP 3

Pengolahan Perbekalan

Sortir perbekalan dan non perbekalan


Pemaketan dan Pelabelan Perbekalan Pemaketan dan pelabelan perbekalan merupakan standarisasi dari bidang logistik perbekalan. Pemaketan perbekalan dilakukan untuk memperkecil resiko kerusakan perbekalan dan untuk mempermudah pengangkutan ketika dilakukan embarkasi logistik. Sedangkan fungsi pelabelan adalah untuk mempermudah mengenali logistik perbekalan mana yang harus digunakan sesuai dengan perencanaan.

Skema Pemaketan dan Pelabelan Kegiatan Pendataan dan Pengarungan Bahan belanja yang sudah terpenuhi disimpan disatukan di satu titik, lalu di bagi untuk kebutuhan perbekalan gh,pengarungan,pendataan

1

2

Bahan tersebut lalu di paketkan menjadi satu set makan untuk (pagi,siang,malam), lalu sistem pembedaan waktu set makan itu menggunakan kresek berwarna (Merah;pagi,Putih;siang,hitam; malam,cadangan;Biru,bumbu;Ungu )

Setelah menjadi set perbekalan, lalu per 3 set makan(pagi,siang,malam) serta bumbu di bungkus kembali menggunakan plastik ikan dan menjadi paket untuk 1 hari operasional dan kemudian di beri keterangan hari operasional serta regu.

3

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

60


BAB 5

BAB 5 MENUJU

SALU URO 1


1


Alur Keberangkatan Pelayaran Pertama Salu – Uro

Bandung – Makassar

1


M

endekati hari keberangkatan Tim Ekspedisi Salu Uro yang tinggal menghitung jam itu ada banyak yang berkurang yaitu berkurangnya jam istirahat (tidur) juga berkurangnya satu personil karena sakit sehingga tidak bisa ikut bersama Tim Besar sebelum benar – benar sehat. Menuju detik – detik keberangkatan kami ada acara pelepasan Tim Besar terlebih dahulu di Pendopo oleh Bapak Walikota Bandung Ridwan Kamil. Siapa yang tidak kenal Walikota yang satu ini. Namanya juga sudah paling nge- Hits, biasanya warga Bandung memanggil beliau dengan sebutan Kang Emil. Yap... Pelepasan kami dilakukan langsung oleh Kang Emil. Tepat sekali rasanya ketika Bandung akan ditinggalkan oleh para pemuda – pemudinya diwaktu itu juga pemuda – pemuda itu sembari pamit ke Ayahnya Bandung untuk izin sejenak meninggalkan Kota Bandung yang bagi kami sudah sangat JUARA. Hari itu tanggan 16 Juni 2016 Tim Ekspedisi Salu Uro resmi dilepas oleh Bapak Walikota juga dititipkan pesan bermakna olehnya “Pergi dengan selamat, pulang juga harus selamat! Dan ingat niatkan semua ini untuk ibadah agar semua berjalan dengan benar.” Selain Bapak Walikota, kami juga dilepas oleh orang – orang tersayang baik itu orang tua, saudara, rekan – rekan, hingga para sahabat dari setiap personilnya. Hal unik yang membuat kami kagumkan persaudaraan itu bukan hanya muncul di pelaku Ekspedisi, tapi nampaknya sudah menular ke para orang tuanya.. cukup bagus. Pelepasan tiba saat itu merupakan haru terakhir kami bertemu orang – orang terkasih, karena dua bulan kedepan kami tidak akan bertemu mereka, bahkan pada saat hari Idul Fitri pun kami tidak bisa

merayakan bersama, ini memang sudah pilihan kami. Selesainya acara pelepasan, Tim bergeser ke Sekretariat untuk berkemas dan lanjut menuju Jakarta yaitu Pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan Tanjung Priok? Yhapp.. Ada sesuatu yang spesial lagi di Ekspedisi kami, karena Ekspedisi ini akan menggunakan variasi moda transportasi, salah satunya ini dia kapal laut. Tim Besar berangkat menggunakan kapal laut ( Van Dempo ) selama tiga hari tiga malam akan menjadi penghuni lautan yang teromabng – ambing di tengah kencangnya ombak. Kalau tidak salah ingat sepertinya belum mendengar cerita AMW ( Anggota Muda Wanadri ) yang ber- Ekspedisi perjalanan menggunakan kapal laut untuk mencapai luar pulau, kebanyakan menggunakan pesawat terbang. Perjalanan menuju Tanjung Priok dari Bandung itu kurang lebih memakan waktu empat jam, rombongan Tim Besar melakukan pergeseran menggunakan Bekang dalam pergerakan ini. Seperti biasa setiap personil berdasarkan pembagian dari komandan logisitik yaitu Bayu Nugraha. Sepanjang perjalanan memang terlihat ada canda tawa, namun itu hanya hitungan beberapa menit saja sebelum personil mulai memejamkan mata dan tertidur untuk memanfaatkan waktu kosong agar bisa sejenak beristirahat, setelah sebelumnya banyak mengorbankan waktu istirahat mereka.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

64


1


B

erdasarkan jadwal yang diberikan terkait keberangkatan Kapal Pelni itu pukul 17.00 WIB tak jauh dari itu kisaran pukul 15.00 WIB Tim sudah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok. Sedikitnya disana Tim langsung menurunkan logistik dan dilanjutkan check – in menuju ruang tunggu penumpang. Sambil menunggu kami mendapatkan kabar bahwa kapal kami itu delay ( mengalami pengunduran keberangkatan ). Cukup lama kemunduran waktu keberangkatan terhitung kurang lebih sembilan jam.kemudian kapal kami baru mulai bergerak. Jadi pada malam itu setelah berbuka puasa sekitar jam 20.00 WIB tiba langsung masuk kapal untuk mengondisikan tempat. Perjalanan menuju Makassar itu menggunakan Kapal Pelni “KM 5n Dempo”. Kapal Pelni dengan ukuran cukup besar dan memiliki fasilitas lengkap menunjang untuk para penumpang merasa nyaman. Sepanjang perjalanan penumpang memang beraktivitas seperti makan, tidur, beribadah dan bisa sedikit bersantai di sekitaran kapal juga. Hari pertama kami masih beradaptasi dengan lingkungan kapal dengan ayunan – ayunan yang disebabkan oleh ombak, sehingga kami lebih memilih untuk tidur saja juga karena memang hari sudah larut. Keesokan harinya barulah kami mulai bisa beradaptasi dengan suasana kapal. Kami mulai bisa menikmati setiap pagi, siang, sore, hingga malam di atas kapal. Sedikit cerita nih tentang Ramadhan On The Road kami, sebelum berangkat Tim sahur di

Bandung dan berbuka di Jakarta, hari kedua sahur di Jakarta berbuka di Jepara, hari ketiga sahur di Kediri berbuka di Gresik, hari berikutnya sahur di Surabaya berbuka di Madura, dan hari kelima sahur di Laut Jawa berbuka di Makassar. Itulah cerita Ramadhan On The Road kami yang nomaden. Kegiatan diatas kapal memang sama saja seperti biasa. Tapi kami mencoba mencari cara agar rasa jenuh tidak menghisap kami yan mungkin saja bisa berpengaruh dengan kondisi badan kami. Selain bercanda tawa, diskusi, makan dan bersantai, kami pun coba menghibur diri pada suatu malam yaitu karaoke yang difasilitasi oleh kapal ruangannya. Cukup seru bukan menikmati hari – hari puasa di dalam kapal. Semakin dekat dengan lokasi tujuan, semakin tidak sabar kami untuk meninjak daratan dan menyapa Kota Makassar dengan penuh rasa semangat. Dikarenakan perjalanan kami sulit sinyal sehingga menyulitkan kami berkoordinasi dengan Totoh ( yang menjemput kami di Pelabuhan Makassar ). Kabar terakhir yang akan menjemput Tim besar itu Totoh dengan menggunakan mobil bekang yang berasal dari bantuan KODAM VII Wirabuana Makassar Sulawesi Selatan. Kapal kami mulai bersandar di Pelabuhan Makassar pada pukul 09.00 WITA dan betul saha Totoh sudah stand – by di Pelabuhan ditemani dengan Bang Doni ( senior kami asli Makassar ). Suasana Makassar pun sudah terasa khas dengfan suhu udara yang cukup panas berbeda sekali dengan Bandung yang sejuk. “Selamat datang di Makassar”

Akhirnya Tim Besar tiba juga di Makassar, keluar dari kapal Tim langsung diantar Totog menuju Mobil untuk pengondisian logistik dan langsung bergeser ke tempat akomodasi Tim Besar yaitu YONZIPUR VIII KODAM VII Wirabuana.rama Yon Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

66


1


Yonzipur VIII Asrama

T

iga hari tiga malam menikmati perjalanan dari Bandung – Makassar dilanjutkan bergeser ke tempat akomodasi di Yonzipur VIII ( KODAM VII Wirabuana ) Jln. Rajawali dengan menggunakan satu truk bekang. Tiba di Makassar memang kami langsung disambut dengan teriknya sinar matahari yang cukup membuat tubuh berkeringat. Untuk Tim Besar ini mendapat bantuan fasilitas dari intansi – intansi di Makassar dan inilah salah satunya di Yonzipur VIII yang berkenaan dengan memfasilitasi transportasi dan tempat bermalam selama kami di Makassar. Setibanya di Mess, kami langsung di arahkan ke ruangan yang cukup luas dengan sudah ada barisan Velbed untuk kami tidur. Ruangan ini ditempatkan khusus untuk personil laki – laki. Sedangakn perempuannya ditempatkan dirumah kosong dengan dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Itulah fasilitas yang kami gunakan di Makassar. Sambil menurunkan barang dari bekang ke ruang itu kami sekaligus pengondisian logistik. Oh iya, soal pertama tiba kami disambut hangat oleh Kapten Rose yang mewakili pihak Yonzipur VIII. Setelah pengondisian logistik di ruangan kami langsung diintruksikan untuk pengondisian

peralatan pribadi yang akan digunakan pendataan dan yang tidak karena menurut Bidang Operasi kemungkinan kami disini akan lama untuk menunggu datangnya logistik lengkap sebelum akhirnya melakukan perpindahan ke Masamba. Tapi disini kami memang langsung memaksimalkan waktu yang ada untuk mengurangi pergerakan nanti kegiatan yang harusnya dilakukan di Masamba. Kami coba cicil lakukan di Makassar dan mulai pemisahan alat hingga pemenuhan perbekalan juga di maksimalkan disini. Hari pertama di Makassar kami maksimalkan waktu setengah hari ini untuk pemenuhan dan pemisahan logistik. Sebenarnya dari hari sebelumnya sydag banyak khayalan – khayalan yang berlari – lari disetiap kepala mereka mengenai hal – hal yang berkaitan dengan “City of Makassar”, nampaknya khayalan itu coba diwujudkan oleh Bapak Komandan Operasi dengan memberikan slot waktu untuk menikmati malam di Makassar sambil mencari makanan berbuka puasa. Malam pertama di Makassar kami jalan – jalan ke daerah Pantai Losari dan menikmati keramaian di sekitarnya

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

68


Masih Pencapaian Menuju Titik Pendataan P

endataan? Semacam kegiatan survey yang bertujuan untuk pengumpulan data di lokasi yang nantinya data tersebut di olah dan di aplikasikan. Untuk memulai tahap ini perjalanannya cukup lumayan panjang dan gak kalahjuga menghabiskan tenaga.Kenapa di asumsikan demikian?Dari hasil data dan informasi pencapaian menuju titik pendataann itu harus menggunakan ojek

69

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

dengan waktu cukup lama, di tambah lagi kalau musim hujan kemungkinan bisa berhari-hari. Ini akan jadi sejarah untuk bidang transportasi salu uro. Mari kita bongkar proses pencapaian berikut alat transportasinya. Pendataan ekspedisi ini di bagi menjadi 4 regu kecil dan 1 Basecamp utama di Masamba dengan personil yang standby itu ada Dika Putri dan Gobang, 3


Basekom Relay yaitu : Basekom Eno (Kojil & Crack), Basekom Limbong (Reza & Lingga),Basekom Sipulung (Jek & Wulan). Dari hasil pembagian tersebut otomatis bidang transportasiharus menyiapkan sekian oek untuk mengantarkan ke titik-titik yang sudah di tentukan.

Ternyata benar sekali tim sudah di siapkan 19 pangojek (Ojek) dan 1 orang menggunakan Pesawat perintis dari Bandara Andi Djema. Pembagian 19 ojek itu ada yang ke limbong, Eno dan sipulung. Kalau personill yang di pesawat itu langsung menuju Eno.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

70


Ojek Termahal di Dunia Apabila mendengar ojek pasti sudah tidak aneh lagi,karena ini memang sudah di rasa familiar di kahalayak umum karena termasuk salah satu moda transportasi yang mudah sekali di dapat, banyak orang menggunakan ojek itu kalau harus cepat menuju lokasi dan tidak mau kejebak macet. Ojek zaman sekarang malah lagi nge-hits banget di beberapa kota di Indonesia dengan jasa ojek online yang bisa di kontak saat kita butuh juga bisa delivery makanan secara cepat dengan harga yang cukup terjangkau. Berbeda halnya dengan ojek yang ada di daerah Limbong – Sabang (Sulawesi Selatan), bentukannya

71

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

memang masih ojek serupa dengan di koa lainnya,namun memang cukup jarang untuk penggunaan ojek di daerah dengan jalur lintas daerah tertentu (sulit di jangkau),kenapa demikian? Karena jasa ojek disini berbeda di harganya yang cukup menguras isi dompet, karena 1 ojek dengan jalur lintasan Masamba – Sipulung bisa menghabiskan uang sekitar 1 juta,luar biasa mahal. Ojek ini di ciptakan memang untuk membantu mempermudah daerah limbong,eno,poyahaang dan sipulung yang memang medan lintasannya hanya


tanah dan bisa menjadi lumpur pekat apabila hujan turun, sebenarnya bisa juga menggunakan mobil untuk kesana,tapi kecil kemungkinan kalau sedang musim hujan, karena bisa – bisa mobil itu terperangkap dalam lumpur dan terjebak di lumpur. Motor yang di gunakan sudah di modifikasi baik dari rem depan yang di hilangkan bagian depan dan belakang motor di modif agar bisa menyimpan barang dan juga bannya ikut di modifikasi untuk menyesuaikan dengan

medan lintasan. Pergerakan menggunakan ojek itu paling cepat bisa memakan waktunya sekitar 9 jam, tapi apabila musim hujan bisa sampai 3 hari 2 malam dan mengharuskan bermalam di perjalanan. Naik ojek ini harus bisa menyiapkan fisik dan mental kita dengan medan yang cukup ekstrem, tapi ini akan menjadi sebuah pengalaman berharga kalau bisa ojek ini. Tetapjuga perhatikan safety prosedurnya apabila pakai ojek ini.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

72


1


Bandara Perintis

ANDI DJEMA Kota Masamba yang memang di rasa tidak terlalu besar ini tidak mau kalah dengan kota-kota besar lainya di Indonesia, terbukti dengan adanya sarana transportasi udara yaitu Bandara Perintis Andi Djema yang memiliki dua maskapai (Susi Air dan.....) di tambah lagi penerbangannya pun hanya sekita Makasar, Seko,Palopo, dan sekitarnya saja, tidak sampai keluar pulau layaknya pesawat besar lainnnya. Karena Ini Bandara perintis jadi untuk jam penerbangan nya pun cukup terbatas,kapasitas penumpang pun di batasi. Pesawat ini bisa menjadi pilihan untuk mengirit biaya kita menuju lokasi-lokasi yang bisa di caapai dan tidak perlu menggunakan ojek, karena apabila di bandingkan dengan ojek harga pesawat memang jauh lebih murah, namun sayangnya tidak bisa menjangkau lokasi-lokasi tujuan kami. Jarak lokasi bandara ini memang tidak jau dari basecamp kami di masamba kurang lebih 100m kami sudah bisa melihat landasan pesawat itu yang di pagari oleh besi. Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

74


Pendataan Salu Uro akhirnya dapat terlaksana setelah persiapan dan pencapaian menuju basecamp utama di masamba, tapi pencapaian belum selesai, karena tim harus menempuh lagi perjalanan untuk mencapau titik awal pendataan masing-masing regunya. Pendataan ini di lakukan untuk mencari data dan informasi mengenai kondisi sungai dan sekitarnya, juga pengecekan setiap jeram sungai yang dianggap berbahaya dan memerlukan perhatian khusus. Kali ini kita harus mengecek jalur pelambungan ,karena di asumsikan ada sungai yang tidak bisa kita arungi berkaitan dari hasil analisa peta titik itu ber-grade hitam, sunggu akan memakan waktu panjang untuk pendataan salu uro ini dari mulai tahap pencapaian – pelaksanaan pendataan – kepulangan.

75

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

Pertama itu tahap pencapaian yang harus menggunakan ojek dengan jarak tempuh yang cukup jauh dan memakan biaya juga di tambah jalan yang belum pasti mulus layaknya jalan aspal. Pencapaian kali ini mengerahkan 19 ojek dan 1 orang menggunakan pesawat (karena harus ada koordinasi dulu terkait perizinan). 19 Ojek ini bertujuan ke daerah Limbong-Seko (Eno) –Poyahaang – Sipulung dari hasil pencapaian yang sudah di lakukan oleh tim besar, pergerakan tersebut memakan waktu sampai 3 hari 2 malam lamanya, karena ada faktor yang menyebabkan lama yaitu karena kondisi jalan jelek yang di lalui di tambah lagi dengan adanya 2 pangojek yang motornya rusak,jadi harus di perhatikan juga mengenai kondisi ojek sebelum berangkat berikut mengenai perlengkapan bengkelnya,di takutkan terjadi trouble di tengah –tengah perjalanan. Itulah proses pencapaian menuju titik drop masing-masing, tapi untuk seluruh tim pendataan itu di drop di sipulung sebelum nantinya bergerak lagi menuju titik awal pendataannya masing-masing. Setibanya di sipulung tim mendapatkan


dalam sehari yaitu pada siang hari ketika makan siang dan jam makan malam setelah tim membangun bivaknya. Di operasional kita komunikasi itu salah satu point wajib yang di laksanakan, karena dari sinilah pergerakan tim bisa terpantau oleh tim basekom dan bisa terdengar juga oleh tim yang di Bandung (Sekretariat). Di saat melalui radio ssb/HT komunikasi tidak terhubung,jalan terakhirnya itu menggunakan ponsat untuk melaporkannya. waktu recovery semalam sebelum keesokan harinya harus memulai pendataan dengan variatif medan yang akan dilalui. Keesokan harinya tepatnya pukul 13.00 WITA tim mulai bergerak menuju titik awal pendataan masing-masing. Tim pendataan ini di bagi menjadi 4, yaitu : • Regu 1 : Bayu,Aang, Risal (KM 28 – 32) • Regu 2 : Kumis, Danis, Alfi , Novi (KM 37 -32) • Regu 3 : Akew, Fadhlan, Ayi (KM 37 – 45) • Regu 4 : Hamdan,Totoh, Kang Nanda ( KM 53 – 45) Selama tim pendataan mulai bergerak ketitik pendataannya masing-masing tim basecamp dan Basekom harus sudah mulai standby untuk memantau pergerakan tim pendataan melalui radio SSB,HT, dan ponsat itulah alat komunikasi yang bisa menghubungkan antara basekom dan tim pendataan. Sepanjang hari operasional tim pendataan harus melapor via alat komunikasi ke basekom mengenai kondisi tim, laporan komunikasi ini di lakukan 2x

Kurang lebih 2 minggu tim sudah menyusuri Salu Uro untuk melakukan pendataan sungai dengan waktu tempuh yang luar biasa penuh perjuangan. Bukan hanya keberangkatan saja, bahkan kepulangan pun mereka harus kembali berjuang melewati jalur yang rusak dan berlumpur. Untuk kepulangan tim ini di bagi menjadi 2 tim kecil, ada tim yang pulang dan tiba tanggal 03 Juli 2016, ada juga yang tiba tanggal 04 Juli 2016. Kondisi tim keseluruhan memang sehat, tapi ada personil yang mengalami cedera kaki, sehingga harus melakukan perawatan lanjutan, tapi semuanya bisa teratasi dan operasional masih bisa berlanjut setelah kami melakukan diskusi mengenai kondisi personil. Setelah semuanya berkumpul di Masamba tim melakukan istirahat untuk sekedar mengumpulkan stamina lagi agar bisa kembali melanjutkan ke tahap operasional pengarungan.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

76


1


1


Bulan suci ramadhan tahun ini memang di rasa sangat berbeda, kenapa berbeda? Karena tahun ini kita di takdirkan untuk menjalani beribadah puasa di tanah orang. Sesuai dengan komitmen kita sebelum keputusan ini terbentuk, kita memang sudah harus siap untuk menikmati bulan ramadhan dan lebaran di tanah orang dan pastinya bakalan jauh dari keluarga. Di tengah-tengah ramadhan kita harus melaksanakan pendataan sungai dan H-1 lebaran baru bisa kembali lagi ke Kota untuk mempersiapkan menyambut hari kemenangan. Memang banyak hal yang baru saat harus merayakan hari kemenangan di tanah orang dengan harus menemukan adat baru dalam sebuah daerah berikut makanan khas lebaranya. Kita memang jauh dari keluarga di rumah yang mungkin merasa berat harus jauh dengan anak-anak kesayangannya, tapi sisi lain mereka pun harus sudah berlapang dada menerima keputusan anak-anaknya untuk menyelesaikan

79

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

tanggung jawabnya mengabdi kepada tanah air tercinta. Walaupun kita jauh dari keluarga di rumah tapi kita disini sudah layaknya sebuah keluarga besar yang berkumpul untuk menyambut hari kemenangan. Hari kemenangan tahun ini kita rayakan di Kota Masamba, Sulawesi Selatan. Selama di masamba kita dapat bantuan akomodasi dari Koramil Masamba yaitu berupa tempat tinggal selama berkegiatan disana. Lokasi nya tak jauh dari lapangan bandara yang di jadikan tempat shalat idul fitri warga masamba Dan untuk menu lebaran untungnya ada keluarga salah satu personil kita yang asli dari masamba, sehingga kita masih bisa menikmati makanan lebaran khas Masamba, berbeda sekali dengan di jawa karena disini makanan khas lebarannya itu ada Coto, kapurung, Burasa, Ayam Kecap dan yang pasti itu ada ketupat. Walaupun tengah menjalankan tugas negara kita masih bisa menikmati hari kemenangan seutuhnya.


Idul Fitri Masamba Di Tanah

1


Untuk KeluargaTersayang Tidak ada sedikitpun niat untuk menjauh dari kalian Tidak sedikitpun niat untuk tak ada di samping kalian saat ramadhan tiba Dan bukan tak ingin berlutut di kakimu wahai orang tua tercinta di saat hari raya idul fitri tiba Tapi aku yakin kalian paham dengan niat hati ini Niat Hati yang ingin menyelesaikan tanggung jawab ini Kemudian bergegas kembali lagi di samping kalian Menikmati hari-hari yang sempat terlewati Menikmati hari dimana seorang anak bisa bercerita dengan orang tuanya Hari Dimana Orang tua bisa memanjakan anaknya dengan kasih sayang Kasih sayang yang sangat di rindukan ketika sudah lama tak berjumpa

1


Tuhan titip salam untuk mereka orang terkasih Tuhan titip Do’a untuk mereka yang selalu setia memberi semangat Selalu berilah mereka kesehatan dan keselamatan dalam hari-harinya Dan biarlah rasa rindu ini membendung, sehingga bisa kita curahkan saat waktu itu tiba

"SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1437 H MOHON MAAF LAHIR & BATIN"

1


BALIASE SALU

Sebelum mengarungi Salu Uro di Seko kita melatih skill lagi di Salu Baliase yang ada di Masamba, Sungai ini memang masih ada di grade 1, tapi tetap kita harus mengutamakan safety prosedur, karena ini tempat berlatih baru kita dan sebelum melakukan pengarungan seperti biasanya dilakukan dulu survey dan pendataan awal kepada jalur yang akan kita lalui. Salu Baliase ini terletak di Kota Masamba, tapi jaraknya memang tidak terlalu jauh dari kota apabila menggunakan mobil.

83

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

Di pengarungan ini kita mengasah lagi tehnik mendayung individu dan kekompakan mendayung tim, walaupun kita sebut ini sebagai arung ceria, tapi kita memposisikan orang-orang itu berdasarkan tugas dan fungsinya, seperti ada tim basekom dan tim darat. Pengarungan ini hanya sepanjang 11 km, tapi ini menjadi hiburan kita di saat sudah merasa penat dengan kota yang tidak kenal beserta kebiasaan baru yang mungkin belum bisa kita terima semua, karena menerima semua itu harus melalui proses yang bisa cepat atau mungkin lambat.


1


SA ALU U RO A D T S LIRAN

1

IR

I

ANAH EKO


1


PENCAPAIAN TITIK AWAL PENGARUNGAN 10 Juli 2016 menjadi waktu pilihan yang di rencanakan oleh komandan operasi untuk bergerak menuju limbong dari masamba pukul 11.00 WITA menggunakan truk selain ke Limbong ada pergerakan juga untuk tim basekom yang akan standby di kariango yaitu (Zilman & Lingga) dan tim GH bergerak menuju sipulung yaitu (Kumis, Hamdan, Wulan, Risal) 2 tim tersebut bergerak menggunakan 5 motor, tim ini memang bergerak terpisah dengan tim pengarung yang menggunakan menggunakan mobil truk, karena harus membangun basekom terlebih dahulu dan mempersiapkan kebutuhan tim GH. Perjalanan menuju Limbong itu menghabiskan waktu kurang lebih 5 jam dengan kondisi jalan yang masih dirasa cukup bagus, karena masih bisa di lalui oleh mobil. Di Limbong im besar bermalam di rumah bu kades Limbong selama 2 malam, lalu pada hari Selasa 12 Juli 2016 pukul 11.00 WITA tim baru mulai geser

87

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

menuju titik awal. Untuk pergerakan ini tim menggunakan TBO (Tenaga Bantuan Orang), sebelum bergerak menuju titik awal kita melakukan berdo’a bersama warga dengan adat warga limbong, karena kita akan berkegiatan di daerahnya. Tim melakukan pegerakan dengan beban logistik masing- masing yang sudah di bagikan oleh Komandan Logistik yaitu Bayu Nugraha. Tampaknya iringiringan kita menarik perhatian warga untuk membantu dengan menggunakan motor mereka.Setidaknya setengah perjalanan kami bisa di bantu oleh warga sampai tiba di Kampung Pangladen, sebelum kami melanjutkan pergerakan untuk mulai menjajaki bukit-bukit di balik kampung pangladen,kami sejenak beristirahat


Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

1


PELAMBUNGAN

1

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016


Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

90


DOKUMENTASI PENGARUNGAN

1


1


1


1


1


1


1


1


1

PORTAGING


1


RIVER SIGNAL

1


1


BERBIVAK

1


1


HEI KAPTEN SALU URO !!!

P

engarungan ekspedisi Salu Uro membawa tiga perahu sebagai alat pendukungnya. Perahu-perahu ini harus di kendalikan oleh tangan-tangan manusia. Manusia pengendali perahu ini kita sebut kapten. Untuk perahu 1 (Kalimera) di kapteni oleh saudara Dzaki Tirta dengan membawa 5 awak perahunya yaitu : Novi, Jun, alfi, Gobang dan Kang Ferry.

105

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

Perahu 2 (Yunani) itu di kapteni oleh saudara Raffi Respati dengan membawa 4 awak yaitu Danis, Ayi,Crack dan Fadhlan untuk perahu 2 ini memiliki ukuran paling kecil di akantara yang lain (380). Perahu terakhir (Athena) yang di kapteni oleh saudara Bayu Nugraha dengan membawa 5 awak perahu yaitu: Derry, Aang, Dika, Totoh dan Kang Nanda.


RECOVERY

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

106


Titik Akhir 1


1


1


P

uncak semangat, tenaga dan kesenangan akan kami gapai di titik akhir ini, semua rasa tumpah ruah disini. Tetesan air mata, tawa dan rasa syukur pun kita curahkan disini,tuhan yag telah memberi kita kesehatan, kelancaran serta keselamatan untuk kita semua, mereka yang selalu mengiringi kita dengan do’a dalam setiap derap langkah & hembusan nafasnya. Pengarungan 53 km akhirnya berakhir dengan kebahagiaan dan di sertai keselamatan saat tiba di titik akhir. Kau tau rasanya bahagia ketika kau menginginkan sesuatu dan akhirnya kau bisa mendapatkannya? Mungkin kau juga tahu di saat kau sudah bisa mendapatkannya kau akan merasa menjadi orang paling bahagia dan beruntung bukan? Kurang lebih itulah perasaan campur aduk kita ketika tiba di titik akhir. Di sambut oleh warga sekitar juga oleh saudara-saudaraku (Tim Darat) menambah rasa haru kita. Kurang lebih 9 bulan kita mempersiapkannya dalam sebuah perencanaan hitam di atas putih dan sekarang kita sudah menyelesaikan setengah dari tahap ekspedisi ini.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

110


Menjadi Bagian

Dari Kami

1


1


BASEKOM RELAY

LIMBONG L

imbong yang di jadikan tempat basekom di dalam operasional pendataan tim salu uro, selain menjadi basekom relay disini juga petugas dari tim salu uro yaitu Reza dan Lingga berencana melakukan bakti sosial di salah satu sekolah dasar di Limbog. Di limbong ini kita benar-benar bergantung dengan radio ssb untuk komunikasi, karena sinyal hp tidak masuk sampai limbong, sehingga antar wargapun menggunakan radio sebagi sarana komunikasi. Jarak basekom ini memang yang paling dekat ke Basecamp utaa , namun tetap saja untuk pennyampaian informasi tim di lapangan harus menggunakan radio ssb. Sebenarnya untuk pelaksanaan baksos tidak bisa terlaksana saat tahap pendataan, karena sekolah nya pun sedang libur,jadi baksos itu di laksanakan saat tim besar sudah berkumpul di limbong untuk melakukan pengarungan.

113

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016


1


KARIANGO

R

encananya satu hari satu malam kita akan recovery setelah selesai melewati segmen 3, di kariango ini tim kembali mengumpulkan energi dan mempersiapkan kembali kebutuhan-kebutuhan untuksegmen selanjutnya, selain menjadilokasirecovery kampung ini jugamemang kitajadikan Baskomelay yang ditempayioleh 2 personil tim yaitu kojil dan Lingga,merekaberduainilah yang selalu memantau pergerakan tim pengarung selamadisungai melalui radio SSB & HT sebagai penghubung timbaekom dengan tim pengarung.

Bukan hanya orang-orang saja yang singgah disini, bahkan bantuan – bantuan pemerintahanpun selalu di pusatkan di kariango dan mengintruksikan wargawarga yang di atas untuk turun berkumpul di kariango. Semua berpusat di kariango karena memang salah satu kampung yang mudah di akses di bandingkan kampung-kampung lainnya setelah kariango. Kampung-kampung itu memiliki jalur cukup sulit di akses apabla hujan turun . Kariango juga memilliki keunikan daerah, yaitu:

Perlu diketahui juga mengenai kariango, sedikit cerita yang di utarakan oleh salah satu warga asli nya,kariango itu memang kampung kecil dengan lahan penduduk yang terbatas hanya sepanjang garis sungai,karena semakin ke hulu sudah masuk hutan begitupun arah hilir sungainya kenapa di sebut kariango? Katanya kariango itu adalah sejenis tanaman obat yang memiliki fungsi menyembuhkan sakit, dulu di lahan kampng tersebut banyak sekali di tumbuhi tanaman kariango,sehingga wargapun menyebut daerah tersebut kariango.

1. Sarana & Prasarana (Fasilitas)

Kampung ini juga di sebut kampung singgahan, kenapa demikian?karena kampung ini berada di tengah-tengah jalur lintasan Poyahaang – Sipulung. Sehingga kariango sering menjadi tempat singgahan orang-orang untuk sejenak beritirahat saat melakukan perjalanan ke atas ataupun sebaliknya.

115

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

Sama halnya dengan kampung lainnya di seko lemo, kariango pun mempunyai jalur berlumpur dan akan sulit di akses apabila hujan turun, hanya ojek lah yang bissa menembus kesini , tapi apabila musim kemarau di kariango masih bisa di lalui oleh kendaraan roda 4 dan jalananpun tidak berlumpur. Kelebihan juga untuk kampung yang terletak di hilir salu uro yang masih bisa merasakan setitik cahaya dengan tenaga listrik walaupun memiliki waktu khusus dari mulai jam 16.00 – 21.00 WITA (Senin – Sabtu)& Full time (Hari Minggu), penggunaan listrik memang terbatas di hari-hari biasa berbeda dengan hari minggu yang seluruh warga bisa merasakan listrik sehari penuh.


Mengapa demikian? Karena hari minggu itu merupakan hari ibadah mereka untuk berseru kepadanya dan mensyukuri segala anugrah yang telah Tuhan berikan. Keperluan untuk minum dan memasak airpun sudah bisa terpenuhi di kariango,tidak sesulit kampung-kampung setelahnya , karena kariango sangat dekat dengan sumber air, sehingga tidak membuat kampung ini kesulitan air. Walaupun berada di hilir, tapi kariango ini memang masih sangat susah sinyal hp,sehingga warga disinipun masih berkomunikasi menggunakan radio SSB/HT, walaupun sebenarnya merekapun mempunyai hp tapi hanya bisa di gunakan apabila mereka ada di Eno ataupun di daerah yang ada sinyal.

2. Agama

3. Mata Pencaharian Masih menjadi penghasil kopi dan petani padi sebagai mayoritas mata pencahariannya, tapi hasilnyapun tak sebanyak dengan warga di atas, karena lahan yang mungkin mempengaruhinya juga rata-rata masyarakat seko lemo itu bekerja sebagai petani dan tukang kebun.

4. Adat & Budaya Kampung – kampung daerah seko lemo memiliki budaya semacam Madero dan sistem Barter.

Masih Menjadi mayoritas di kariango itu adalah kristiani,karena memang untuk agama di kalangan mereka sudah menjadi genetik ,tempat ibadah mereka itu ada 2 gereja yang terdapat di kariango , walaupun memang ada yang beragama muslim, tapi tingkat toleransi disini masih sangat tinggi . Saling menghargai antar umat beragama itu sangat di junjung tinggi disini.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

116


1


1


Kampung Baru Dekat

119

Sipulung

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016

S

etelah pelambunga tim memang memutuskan untuk melaukan 2 hari recovery di sipulung (Rumah Bu Sekdes). Kampung Sipulung ini memang sebuah kampung kecil yang di tempati oleh kepala yang tidak terlalu padat di tambah lagi jarak kampung sebelahnya pun tidak terlalu jauh, kampung sebelahnya itu adalah Kampung baru. Dua kampung itu di suguhkan dengan pemandangan yang sangat indah, bayangkan saja jajaran rumah panggung terbuat dari kayu berada di puncakan bukit dan suguhan depan rumah itu adalah jajaran gunung-gunung dengan pepohonan hijau beratapakan lagi tidak luput dengan udara sejuk yang berhembus menjadi suguhan mata kami di setiap pagi, belum lagi kalau menjelang sore hari setelah hujan turun langitpun tak ingin kalah menarik perhatian sepasang mata kita dengan menyuguhkan hiasan pelangi dengan penuh warna membentang di langit senja.


Dengan adanya kehidupan di atas perbukitan otomatis udara disana akan terasa lebih dingin atau bahkan sangat di bandingkan kehidupan di dataran rendah, jadi jangan heran kalau setiap rumah disana pasti memiliki banyak selimut-selimut tebal untuk di gunakan saat waktu tidur, karena angin malam hari disana dinginya cukup menusuk tulang. Tapi tidak perlu khawatir dengan rasa dingin yang menyerang tubuh kita, karena setiap rumah memiliki alat penghangat ruangan yang bisa menemani kita setiap malam,asalkan kita tetap menjaga ke stabilan alat itu, karena penghangat ruangan di setiap rumah yang mereka miliki itu berupa tungku api (perapian) yang terletak di dapur dengan ukuran tungku api yang cukup besar dari biasanya itu bisa sedikit menghangatkan badan kita yang kedinginan.

Menjadi sebuah khas dari dua kampung ini,karena apabila ada yang bertamu di malam hari pasti mereka mengarah ke dapur dan menghampiri tungku api yang bisa menghangatkan tubuh kita dengan secakir kopi hitam. Dua kampung itu memang memiliki hal-hal menarik yang patut kita ketahui, yaitu :

1. Kondisi Jalan Kondisi Jalan yang menuju kampung ini memang cukup sulit, apalagi kalau hujan turun sepanjang jalur yang akan kita lalui pasti akan menjadi lumpur dan menghambat pergerakan,di tambah dengan jalanan yang menanjak menuju perkampungan itu.

Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

120


2. Moda Transportasi Moda transportasi yang digunakan disini itu masih menggunakan ojek, karena akses untuk mobil masih sangat sulit terkait kondisi infrastruktur jalan yang belum memadai, pangojek biasa mereka menyebut tukang ojek disana. Motormotor pangojek disana sudah di modifikasi terlebih dahulu yang di sesuaikan dengan medan lintasan yang ada. Selain itu ada juga ada kuda sebagai sarana transportasinya, tapi kalau kuda biasanya di gunakan untuk mengangkut barang hasil berkebun. Itulah 2 alat transportasi yang di miliki dua kampung yang berdekatan.

Setiap harinya rata-rata dari hasil panen kopi itu bisa mencapai 40-60 Liter kopi. Rasa kopi disini memang sangat khas karena kopinya pun masih kopi murni belum ada campuran apapun, sehingga tetap aman ke lambung, kopi ini selalu ada di setiap suguhan di rumah warga, selain kopi disini juga mempunyai beras terbaik dari hasil tanam sendiri di sawah mereka yaitu beras tarone, danbo dan pemburu. Beras tarone ini menjad beras andalan warga seko, karena teksturnya pn berbeda dengan beras yang biasanya kita masak di daerah jawa, untuk hasil panennya itu biasanya satu tahun sekali dan bisa menghasilkan beras berkarung-karung dan katanya juga hasil panen itu bisa cukup untuk hidup 3 tahun atau bahkan sampai 5 tahun tergantung luasnya lahan sawah tersebut.

3. Mata Pencaharian

4. Fasilitas (Sarana & Prasarana)

Warga disini juga memiliki kesibukan untuk menunjang kehidupan sehariharinya yaitu dengan bertani, berkebun dan mengajar. Namun mayoritasnya itu berkebun menanam kopi dan bertanin padi,kalian biasa mengenal oleh-oleh khas Toraja yang salah satu terkenal itu adalah kopi Toraja. Tapi kali ini kita akan bahas mengenai Kopi seko yang cukup enak dan tidak kalah saing. Lahan kopi di seko ini sangat luas sekali, bahkan kalau di perhatikan setiap rumah pasti saja meiliki lahan kebun kopi yang harus di petiknya saat musim panen, warga biasa berkebun itu setiap hari senin-sabtu dan minggu nya libur karena mereka harus melaksanakan ibadah.

Pemukiman yang berada jauh di dalam Sulawesi Selatan ini berdiri kokoh dengan bangunan rumah yang terbuat dari kayu berbaris rapi di sebuah perbukitan yang sangat indah, kampung ini memiliki keragaman bentuk rumah dari bahan kayu dan panggung itulah tempat berteduh warga, kampung baru dan sipulung, namun di kampung ini belum ada listrik yang membantu memberi cahaya untuk menunjang kegiatan sehari-hari karena hanya bisa memanfaatkan aki kering dan tenaga surya kalau ada perlu pencahayaan di malam hari.

1


Di dua kampung ini memang hanya memanfaatkan tenaga surya, kalaupun ada genset itu hanya beberapa rumah saja yang punya. Apabila ingin hiburan sebebarnya masih bisa menyalakan radio untuk sekedar mendengarkan musik saja, tapi apabila ingin memberi untuk mata kita bisa saja dengan menonton TV, karena salah satu rumah warga ada yang punya TV dan bisa dinyalakan dengan menggunakan genset, Jadi biasanya bila ada anak-anak ingin menonton TV seringkali mereka datang beriringan ke rumah tersebut. Selain belum ada listrik kampung ini pun masih termasuk daerah yang sulit air, terbukti dengan kebutuhan untuk air untuk minum sehari-haripun masih harus mencari mata air yang jaraknya cukup jauh dari pemukiman warga. Berbeda lagi kalau tengah turn hujan mereka tidak perlu pergi ke pancuran,karena mereka bisa memanfaatkan air hujan untuk digunakan mencuci ataupun mandi.

5. Agama Berkaitan dengan sebuah kepercayaan kita sebagai manusia, masyarakat yang tinggal di kampung itu faktanya mayoritas kristen dan untuk agama muslim itu sangat minim sekali,tapi kalau bicara tentang agama warga disini itu sangat taat beribadah, karena di tengah-tengah kesibukan mereka untuk mencari nafkah tapi mereka selalu tetap meluangkan waktunya untuk beribadah. Dari dua kampung ini ada 4 gereja yang selalu mereka gunakan untuk beribadah,

Gereja-gereja itu sekilas memang nampak menarik perhatian,karena gereja yang terbuat dari kayu-kayu yang berdiri kokoh di atas perbukitan.

6. Budaya Selain menghargai sebuah agama satu sama lain,kita pun harus menghargai sebuah budaya yang ada di kampung ini. Karena di perjalanan ini kita akan bertemu dengan banyak orang yang berasal dari berbagai daerah seperti di daerah basekom-basekom relay ekspedisi ini. Di kampung ini ada salah satu budaya yang khas yang biasa mereka sebut Madero yaitu upacara mengucapkan rasa syukur atas apa yang sudah di berikan oleh tuhan berupa hasil panen yang begitu melimpah sehingga mereka mengadakan upacara madero di kampung mereka. Bukan hanya upacara madero, tapi mereka juga masih memiliki budaya barter yang dimana pembelian sebuah barang itu masih menggunakan transaksi tukar menukar dengan barang yang sebanding.

1


POYAHAANG K A M P U N G

T E R A K H I R

Dihilir Salu Uro terdapat sebuah kampung kecil, namun jarak tempuh dari tepi sungai ini menuju perkampungan cukup jauh harus menempuh waktu 3-4 jam untuk berjalan kaki dengan membawa beban yang cukup berat, medan yang kita lalui hanya jalanan setapak dan harus melalui perbukitan sebelum masuk ke jalan perkampungan, tapi sebenarnya kalau warga asli sana bisa menggunakan motor yang sudah di modifikasi apabila harus mengangkut beban berat dan melalui jalanan tersebut, sehingga bisa mempercepat waktu tempuh. Tapi apabila menempuhnya dari Kota Makasar menuju Poyahaang membutuhkan waktu kisaran 3 hari 2 malam dengan menggunakan mobil atau motor bisa lebih cepat beberapa jam saja. Di Poyahaang masih termasuk daerah dengan udara yang dingin, karena masih daerah dataran tinggi. Daerah ini memang tidak terlalu padat penduduk, tapi bukan berarti rumah pun jarang kita temukan, apabila kita sudah masuk daerah perkampungan mata kita langsung di suguhi pemandangan rumah-rumah kayu khas sulawesi di kelilingi jajaran pegunungan hijau.

1


Di Kampung ini sinyal masih sangat sulit, karena wargapun komunikasi dengan menggunakan radio RIG atau HT, saat kita disanapun yang kita bawa sebagai pegangan alat komunikasi itu adalah HT bukan telepon genggam. Bukan hanya sinyal yang belum masuk ke daerah sana, melainkan listrikpun belum masuk ke Poyahaang, sehingga tidak perlu kaget saat malam datang cahaya yang kita lihat oleh sepasang bola mata itu hanya cahaya yang bersumber dari langit, karena jajaran rumah itu gelap tidak bercahaya, gelap bukan berarti tidak ada kehidupan, karena walaupun tanpa cahaya itu tidak mengganggu aktivitas mereka di dalam rumah, satu-satunya hiburan di rumah itu hanya radio tape yang mereka punya dan harus di nyalakan dengan menggunakan aki, apabila aki kering tersebut habis mereka harus menunggu beberapa hari untuk mengisi ulangnya di kota. Luar biasa bukan usaha mereka untuk sebuah kehidupan. Poyahaang ini masih kental akan budaya dan mayoritas disana itu menganut agama kristiani hanya ada satu rumah yang beragama muslim yang tinggal disana, tapi walaupun demikian disana sikap saling menghargai satu sama lain masih tetap terjunjung tinggi. Daerah sana masih ada budaya madero yaitu upacara rasa syukur warga atasa apa yang telah di berikan Tuhan kepadanya melalui hasil panen dan hasil kebun yang melimpah untuk penunjang kehidupan sehari –hari. Untuk anak-anak yang ingin menimba ilmu itu ada sebuah sekolah yang di dalamnya juga terdapat asrama untuk para murid yang dari daerah jauh. Mata pencaharian warga sana masih memanfaatkan berkebun dan bertani juga ada yang menjadi guru, pangojek, Penunggang Kuda (Kuda disana di fungsikan untuk mengangkut barang).

1


1


1


/ENO

BASEKOM RELAY

SEKO

S

eko termasuk daerah dataran tinggi yang merupak jantungnya Sulawesi, seko ini memiliki lingkungan dan pemandangan yang masih asri. Di jantungnya Sulawesi ini tim juga membangun basekom untuk membantu merelay tim pendataan. Informasi yang di dapatkan dari sipulung tadi akan langsung di sampaikan ke basekom Eno, apabila memang tidak ada komunikasi yang masuk dari tim pendataan. Basekom sipulung mengejar pelaporan ke basekom Eno itu menggunakan radio ssb, tapi saat tidak tersambung via ssb, eno langsung menggunakan ponsat untuk menyampaikan ke seluruh basekom.

1

Personil yang bertugas disini itu ada dua orang yaitu Andhika dan Zilman, selain bertugas memantau komunikasi tim basekom eno juga punya tugas tambahan untuk mencari data dan informasi daerah seko mengenai hal yang menariknya untuk memenuhi kebutuhan publikasi, karena dari seko ini banyak yang bisa kita angkat. Untungnya dari Seko ini sinyal Hp masih bisa di jangkau. Sehingga komunikasi ke Basecamp masamba pun masih bisa menggunakan Hp. Di Eno juga tim melakukan bakti sosial di salah satu sekolah (..................) yang ada di Eno, baksos ini merupakan bentuk CSR dari kegiatan ekspdisi kita dengan membagikan tas dan alat tulis kepada para murid.


1


1


Publikasi

TALKSHOW

Talkshow merupakan rangkaian dari kegiatan Ekspedisi. Talkshow dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2016 yang berlokasi di Auditorium Prof. Amiruddin FK UNHAS. Talkshow dilaksanakan setelah tahapan pengarungan yang dimana merupakan tahapan terakhir sebelum kepulangan tim besar ekspedisi ke Bandung. Berikut merupakan rangkaian persiapan hingga pelaksanaan kegiatan talkshow yang diberi judul “Manajemen Ekspedisi Olahraga Arus Deras Berbasis Petualangan�. Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

130


BAB 6

1


PENUTUP

1


1

Ekspedisi Arus Deras Salu Uro Wanadri 2016


PERSONIL TIM EKSPEDISI

SALU URO

1.

TOTOH SYAEFUDIN

11.

M. ABDURRAHMAN S.

2.

DIKA HERIANI PUTRI

12.

BAYU NUGRAHA

3.

REZA RUSTANDI

13.

MUHAMAD VALRI

4.

LINGGA YUNI PURWAKA

14.

ADITYA DHARMA

5.

NOVI DIAN ANGGRAINI

15.

ANDHIKA PRATAMA

6.

JUNIALDI DWIJAPUTRA

16.

RISAL ZULFUJAR

7.

WERFAN SINAGA

17.

INDRA YUSUF AKMARSYAH

8.

M. DZAKI TIRTA R.

18.

JULIANSYAH

9.

MUHAMMAD RAFI RESPATI

19.

ZILMAN MAULANA Y.

10.

ALFI CHANDRA

20.

WULAN SUCI

21.

M. RAMADHANI SALAM

22.

FADHLAN DANY S.

23.

HAMDAN P. BAEHAKI Salu Uro, Sulawesi Selatan, Indonesia

134


SPONSOR

Ekspedisi Salu Uro tidak akan dapat terlaksana tanpa bantuan dari pihak luar yang bersedia memberikan sumbangan dana, tenaga dan waktu untuk ekspedisi ini. Berikut sponsor dan pihak lain yang bersedia memantu Ekspedisi ini


Ekspedisi Olahraga Arus Deras WANADRI Salu Uro mengucapkan terimakasih kepada sponsor dan pihak lain yang sudah membantu


1


1


1


Sedikit yang kami lakukan merupakan bagian dari pengabdian kepada Perhimpunan Wanadri, Nusa dan Bangsa. Gemuruh Pemuda di Riam Celebes.

1


Sekretariat Wanadri : Jl. Aceh No. 155 Bandung 40114 Phone / Fax 022-4206440 Perwakilan Jakarta : GOR Sumantri Brodjonegoro, Jl. Rasuna Said C-22 Kuningan, Jakarta 12920 Phone / Fax 021-5278251 Website wanadri.or.id

1

Contact Person: 0813-2333-6625 Junialdi Dwijaputra


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.