Pengantar Orang yang Beruntung
M
anakala aku menuliskan kata-kata ini, aku telah empat puluh lima tahun hidup di dunia ini. Selama
hampir enam tahun di antaranya, aku hidup di Korea dengan nama Myonghi. Empat puluh tahun selebihnya aku hidup di Minnesota dengan nama yang diberikan keluarga Amerika-ku, Kelly Jean. Aku yakin waktu itu bahwa ibu kandungku telah meninggal, bahwa aku tidak punya saudara kandung, dan bahwa ayah Korea-ku meninggalkan keluarganya untuk mencari pekerjaan di Seoul, dan tidak kembali lagi. Lima bulan sebelum aku menulis buku ini, karena selembar surat dari Korean Social Service (Pelayanan Sosial Korea),
aku baru tahu bahwa aku punya tiga kakak perempuan Korea dan dua adik lelaki. Aku baru tahu bahwa ayah kandungku masih hidup dan tidak pernah mengabaikan 9
Songs of my Families_ok.indd 9
01/07/2013 11:01:48
keluarganya. Aku diberi tahu bahwa ibuku merelakanku pergi karena kami semua kelaparan. Aku juga mendapat informasi bahwa keluargaku sudah mencariku lebih dari sepuluh tahun. Sulit untuk menjelaskan seperti apa rasanya direnggut dari keluarga pada usia lima tahun dan dikirim ke balik belahan bumi yang lain, ke suatu tempat yang orang-orangnya tidak memahami dan hanya sedikit yang penampilannya mirip dengan kita. Aku sendiri juga tidak terlalu memahaminya. Setelah orang-orang tahu bahwa aku diadopsi dari Korea, sebagian besar berkomentar tentang betapa beruntungnya diriku dari kelaparan menjadi sejahtera di Amerika. Dan secara umum, pendapat tersebut benar. Waktu itu kehidupan sedang sulit di Korea. Di rumah kami, beberapa jam perjalanan dengan mobil ke arah selatan Seoul, semua keluargaku tidur di tikar di ruangan yang sama. Aku masih ingat sekali. Tatkala umurku empat tahun, aku merangkak-rangkak pada tengah malam untuk memeriksa mulut kakekku demi mencari makanan. Kakek terkadang mengeluarkan suara mengunyah atau berdecak, ketika tidur. Sebelum menghampirinya, aku tahu bahwa mulutnya kosong, tetapi aku begitu lapar sehingga tetap mendatanginya. Aku berbisik dalam bahasa Korea, “Sedang mengunyah apa, Harabuzhi?� Tentu saja kakekku tidak menjawab karena sedang tidur. Jadi, dengan perut keroncongan aku pelan-pelan kembali ke tikarku dan memimpikan apel. Sulit menjelaskannya kepada seseorang yang belum pernah kelaparan, bahwa yang selalu dipikirkan hanya makanan. 10
Songs of my Families_ok.indd 10
01/07/2013 11:01:48
Bukannya berharap akan diberi mainan atau sepeda, yang paling didambakan hanya nasi atau telur. Kalau ada makanan, setiap remahnya akan disantap dengan lahap. Bahkan sampai saat ini, perasaan kemiskinan itu masih terbayang di kepalaku, seakan-akan segala hal yang baik bisa berakhir sewaktu-waktu. Hari ini memang ada makanan dan tempat tinggal hangat untuk malam ini, tetapi besok siapa tahu? Aku ingat, saat umurku empat tahunan, aku berjalanjalan di jalanan berbatu di samping rumah, dan melihat ada apel busuk tergeletak di tempat kotor. Kemungkinan aku telah cukup lama tidak makan karena perutku terasa melilit. Aku memungut apel tersebut, membersihkannya, dan memutar-mutarnya sampai menemukan bagian yang tidak terlalu busuk. Sebagian sudah terlalu tidak enak untuk dimakan, tetapi aku tetap memakan bagian yang masih dapat diselamatkan. Seingatku, aku sedih waktu itu karena apelku tidak seluruhnya segar. Akan tetapi, dalam bidang lain sebetulnya aku berkelimpahan di Korea. Aku masih ingat suara air sungai gemercik di sela-sela bebatuan, dan memandangi sinar matahari menari-nari di bagian sungai yang deras. Kakakkakakku dan aku mencuci pakaian di sungai yang indah itu. Tangan kakak sulungku itu cekatan, muda, dan kuat tatkala membanting-banting pakaian ke bebatuan. Kakakku memasak di tungku. Dapur kami sempit sekali, terpisah dari bagian rumah yang lain. Untuk bisa ke dapur, harus berjalan ke luar rumah dan memutar pojokan. Dapur itu setengah terbuka. Tidak ada pintunya. Pada hari-hari 11
Songs of my Families_ok.indd 11
01/07/2013 11:01:48
yang cuacanya hangat, keadaan ini membuat suhu panas dapat keluar. Tungkunya terbuat dari gerabah, bagian atasnya dari besi cor, dan ada bukaan lebar di bagian depan untuk meletakkan kayu bakar. Aku suka berjongkok di dekatnya dan memandangi apinya yang berkobar-kobar. Lidah apinya terkadang menyembur ke luar, menjilat-jilat udara dengan lidahnya yang menjulur-julur. Pada saat lain, kami memasak dengan api unggun di halaman. Aku senang membantu, terutama kalau kami sedang memasak telur kesukaanku. Aku mengamati lidah api membakar periuk hitam, selagi telur-telur itu mendesis dan berubah putih. Aku mensyukuri semua kenangan manis di Korea. Aku pun berterima kasih kepada dokter-dokter Amerika yang memperbaiki gigi-gigiku yang busuk dan menambalnya. Aku bersyukur memiliki ibu dan ayah Amerika-ku yang memperhatikanku. Mereka punya uang cukup banyak untuk mengatasi kondisi fisikku yang bermasalah gara-gara malnutrisi. Aku bersyukur, masalah pencernaanku diobati dan berterima kasih atas segala pengobatan modern yang diberikan kepadaku. Aku juga bersyukur kepada suami dan kedua anakku yang kucintai dengan sepenuh hati. Akan tetapi, ketika aku mendengar kata ‘beruntung’, terkadang aku ingin bertanya: Anak kecil mana yang merasa beruntung karena terpaksa kehilangan ayah, ibu, kakak, dan adik? Saat aku mendengar suara ibu Korea-ku lagi di telepon, saat dia berusaha keras untuk berbicara tetapi tidak berhasil, dan saat kakakku mulai terisak juga dengan begitu terharu 12
Songs of my Families_ok.indd 12
01/07/2013 11:01:48
sehingga nyaris tidak dapat bicara, aku yakin bahwa aku dicintai dan betapa pedih hati mereka karena membiarkanku pergi. Aku menyadari betapa selama ini aku dirindukan; betapa ibuku meratapi hari ketika aku dibawa pergi.
* * *
13
Songs of my Families_ok.indd 13
01/07/2013 11:01:48
14
Songs of my Families_ok.indd 14
01/07/2013 11:01:48
Bagian I EMIGRASI
15
Songs of my Families_ok.indd 15
01/07/2013 11:01:48
16
Songs of my Families_ok.indd 16
01/07/2013 11:01:48
1 Surat-surat
S
ebagai seorang dewasa, aku sangat berhati-hati dalam hal latar belakang Korea-ku, bahkan terhadap
keluargaku sendiri. Akan tetapi, suamiku, Brad, pantang menyerah, keras kepala, dan selalu ingin tahu. Selama enam belas tahun, dia mendesak-desakku untuk bercerita tentang Korea. Yang kuceritakan hampir selalu sangat sedikit. Namun, pada 2002, dia memutuskan untuk tidak menantiku lagi dan bertanya kepada ibu Amerika-ku tentang pengadopsian diriku. Ibuku menjawab bahwa Lutheran Social Services (Pelayanan
Sosial Lutheran) yang berkoordinasi dengan Korean Social Service (Pelayanan Sosial Korea) atau KSS telah membawaku kepadanya. Ibuku berkata bahwa seharusnya aku diserahkan kepada sebuah keluarga di Minneapolis. Dia juga menjelaskan
17
Songs of my Families_ok.indd 17
01/07/2013 11:01:49
bahwa nama keluarga itu adalah Stephenson. Dengan demikian, Brad menerima tiga butir informasi. Suatu malam pada tahun 2003, Brad tidak dapat tidur. Sekitar pukul dua dini hari, dia duduk di hadapan komputer kami dan melacak KSS melalui Google. Dia mencatat nomor telepon lembaga itu dari laman tersebut, lalu meneleponnya. Ketika itu siang hari di Korea sehingga seseorang langsung menerima panggilan teleponnya. Brad menyebutkan nama Korea-ku kepada perwakilan KSS itu. Dia bertanya apakah petugas itu dapat menemukan informasi tentang keluargaku. Perempuan itu menyarankan agar suamiku meneleponnya setengah jam kemudian. Ketika Brad meneleponnya kembali, perempuan itu sudah memegang berkasku. Selama tiga puluh tujuh tahun aku bertanya-tanya tentang keluarga Korea-ku, sementara suamiku menemukan jawabannya dalam waktu kurang dari satu jam. Percakapan dalam telepon itu sebagai berikut: “Ya, Mr. Fern. Istri Anda diadopsi pada tahun 1971, dan dikirim ke sebuah rumah di Minneapolis, kepada keluarga Stephenson.” “Oh, bukan, bukan. Maaf, ya,” sela Brad. “Bukan seperti itu yang terjadi. Istri saya seharusnya pergi ke Minneapolis, tetapi ternyata dia tiba di Rochester. Seorang petugas penerbangan telah menukar baju hangatnya dengan baju hangat milik anak perempuan kecil lainnya ketika masih di dalam pesawat. Karena identitas mereka tersemat pada baju hangat masing-masing, keduanya diantar ke rumah yang bukan tujuan sebenarnya.” 18
Songs of my Families_ok.indd 18
01/07/2013 11:01:49
“Mr. Fern, kami menyimpan berkas kami sesuai dengan nama keluarga yang mengangkat anak itu, dan itulah yang terdapat dalam catatan kami. Saya tidak boleh memberi informasi lebih lanjut kepada Anda. Kalau Anda tidak keberatan, harap menulis surat dan mintalah istri Anda untuk menandatanganinya. Lalu kami akan mengirimkan informasi tentang keluarga istri Anda.� Itulah yang dilakukan Brad. Dia menulis satu halaman yang berisi ringkasan tentang di mana aku akhirnya diterima dan mengapa. Dia menulis juga betapa ibu baru Amerika-ku berusaha mati-matian untuk tetap memeliharaku, juga gadis kecil lainnya, dan seorang bayi yang telah diterimanya beberapa minggu sebelum aku. Brad menjelaskan bahwa adikku di Amerika ini telah meninggal ketika berusia sembilan belas tahun. Suamiku mengirimkan surat itu ke Korea pada musim panas 2003. Kami tidak menerima kabar apa pun. Tampaknya, mereka hanya menyimpan surat itu tanpa melakukan apa-apa lagi. Hingga empat tahun kemudian.
* Kami menerima surat itu pada Sabtu pagi yang cerah pada bulan Agustus 2007. Surat tersebut mengalami penundaan dari pelayanan pengiriman pos di Korea dan Amerika. Sejumlah kata yang ditulis dalam huruf Korea dituliskan sebagai alamat pengembalian. Surat itu ditujukan kepada suamiku. 19
Songs of my Families_ok.indd 19
01/07/2013 11:01:49
Aku memerlukan beberapa saat sebelum aku sanggup membuka amplop dan membuka lipatan suratnya. Aku membacanya dengan keras sementara suamiku mendengarkan.
25 Agustus 2007 Yang terhormat Mr. Brad Fern, Saya menulis surat ini sehubungan dengan surat Anda yang kami terima pada bulan Februari 2003, dan kami mohon maaf karena telah membiarkan Anda menunggu begitu lama. Saya menghargai penjelasan Anda tentang mengapa nama keluarga istri Anda berbeda dengan catatan kami. Kami mengerti akan ketertarikan Anda untuk menemukan keluarga Korea istri Anda. Saya sangat senang memberi tahu Anda bahwa akhirnya kami menemukan keluarga Korea itu. Mereka pun gembira mendengar keinginan Anda. Informasi tentang latar belakang adopsi isri Anda sangat sedikit sehingga kami memerlukan waktu untuk menemukan dan menghubungi keluarga Korea tersebut. Kami telah berbicara dengan adik laki-lakinya, Chulsoo, melalui telepon. Menurutnya, dari perkawinan itu orangtua kandungnya memiliki lima orang anak dan istri Anda adalah anak keempat. Tetapi, ketika itu keadaan kesehatan ayahnya tidak baik dan 20
Songs of my Families_ok.indd 20
01/07/2013 11:01:49
perekonomian buruk sehingga orangtuanya meminta rumah yatim piatu untuk mengadopsi istri Anda. Di Korea, istri Anda mempunyai tiga kakak perempuan dan dua adik laki-laki, yang terakhir baru dilahirkan setelah istri Anda meninggalkan Korea. Semua anggota keluarga termasuk kedua orangtuanya baik-baik saja dan ingin mengetahui bagaimana kabar keluarga Anda. Saya sangat berharap alamat suratmenyurat Anda masih dapat digunakan. Saya juga menantikan kabar dari Anda segera demi keluarga Korea istri Anda. Terima kasih atas kesabaran dan pengertian Anda. Salam hormat, Ms. Kim Itu tidak benar. Mereka pasti membuat kesalahan. Puluhan ribu orang Korea melakukan perjalanan melintasi Samudra Pasifik seperti diriku. Mereka pastilah bingung sehingga aku tertukar dengan anak lain, atau mungkin Brad telah memberi mereka informasi yang salah. “Ya, Tuhan!� seru Brad. “Seharusnya ada keluarga lain yang sedang menunggumu selama ini.� Brad benar-benar bersemangat. Dia terus-menerus membicarakan berbagai kemungkinan. Aku menyimaknya sambil berdiam diri. Beberapa jam kemudian, aku menyimpan 21
Songs of my Families_ok.indd 21
01/07/2013 11:01:49
pikiran tentang keluarga Korea-ku di rak, lalu melanjutkan pekerjaanku, seolah-olah surat itu tidak pernah dikirimkan. Akan tetapi beberapa hari kemudian, aku membawa masuk surat-surat lalu melemparkannya ke atas meja di ruang makan. Surat jawaban Ms. Kim jatuhnya terpisah, agaknya terlempar dari surat-surat lainnya. Yang satu ini ditujukan kepadaku.
Rabu, 29 Agustus 2007 Yang terhormat Mrs. Kelly Jean, Saya sudah berbicara dengan adik laki-laki Anda tentang alamat surat dari Anda ini dan mendapat izin untuk memberi Anda informasi kontak tentang adik laki-laki Anda, Chulsoo, yang tinggal bersama orangtua Anda. Chulsoo (adik laki-laki): (0) 09-72-22-85 Menurutnya, bahasa Inggris-nya tidak baik sehingga Anda mungkin membutuhkan penerjemah untuk menghubunginya. Saya harap Anda berdua terus saling berhubungan. Salam hangat, Ms. Kim
22
Songs of my Families_ok.indd 22
01/07/2013 11:01:49
Hatiku terasa seperti hendak terbang keluar dari dadaku. Ujung jemariku terasa gemetar. Aku mulai mengerti bahwa hal-hal yang terjadi ini mungkin saja nyata. Aku mendapat sebuah nama kontak dan nomor telepon. Kapan pun aku bisa mengangkat telepon dan menghubungi adik laki-laki Korea-ku. Aku mencoba membayangkan seperti apa wajahnya, bagaimana perasaannya kalau dia sedang berjalan-jalan di jalanan Seoul, lalu kakak perempuannya yang sudah lama menghilang meneleponnya. Aku membayangkan seluruh sejarahku jatuh ke jurang kegelapan. Aku merasa perutku bergolak karena lapar, lalu aku pergi ke dapur untuk mencari makanan.
* * *
23
Songs of my Families_ok.indd 23
01/07/2013 11:01:49
2 Panti Asuhan Yatim Piatu
P
ada suatu hari, ketika aku baru berusia lima tahun, seorang perempuan datang dengan mobil dan
membawaku pergi. Perempuan itu pastilah orang Amerika dari Lutheran Social Services karena dia mengenakan rok. Padahal, pada awal 1970-an itu, umumnya perempuan Korea tidak memperlihatkan tungkai mereka. Paling tidak para perempuan dari daerah pedesaan tempat asalku tidak melakukannya. Perempuan itu tentunya mengenakan pakaian dari bahan nilon karena aku tidak dapat berhenti menatap kilap kulitnya. Tulang keringnya seolah-olah terbuat dari plastik. Mobil itu besar sekali. Aku pernah melihat mobil lewat, tetapi ini kali pertama bagiku berada di dalamnya. Ketika pintunya tertutup, dan hanya ada perempuan itu dan aku 24
Songs of my Families_ok.indd 24
01/07/2013 11:01:49