Mading Gazeb
SENIN 15 AGUSTUS 2011 Contact : 085255508935 Email : gazebo@staiskutim.ac.id
Lembaga Pers Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta Kabupaten Kutai Timur
Mencerahkan Untuk Menggerakkan
Edisi 14/Tahun 1
LPM Gazebo Kembangkan Koran Mini Gazebo News-Demi eksistensi dan pengembangan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Gazebo STAI Sangatta Kutai Timur, LPM menggelar rapat yang membicarakan rancangan Koran Mini, Minggu (14/8) di Gazebo STAI Sangtta. Nampak hadir sore itu Piminan Redaksi (Pimred), Abdul Basit dan Redaktur Pelaksana, Khoirul Faizin dan pengurus LPM lain serta anggota baru dari mahasiswa baru periode 20112012. Selain membicarakan tentang perkembangan Majalah Gazebo yang terbit satu tahun sekali dan mading yang terbit seminggu sekali selama kegiatan perkuliahan, seluruh anggota LPM juga membicarakan terobosan baru yakni Koran Mini. Program ini diharapkan dapat men-
jadi titik balik untuk mengembangkan sekaligus menyalurkan bakat dan potensi mahasiswa di bidang jurnalistik . Mencakup anggota redaksi dan mahasiswa lain. Koran ini rencana akan dipasarkan ke seluruh perguruan tinggi serta SMA/Sederajat di seluruh kawasan Sangatta, Kutai Timur. Faizin berkta “nanti kita mau ngadakan pelatihan jurnalistik untuk tingkat SMA, terutama di wilayah Sangatta. Kemudian alumni pelatihan itu dijadikan biro Koran Gazebo untuk sekolah masing-masing, ini bertujuan untuk memperluas dan memperdalam kemampuan junalistik kalangan mahasiswa dan menularkannya pada pelajar”, ujarnya. Wiwi Widyana
Raih Gelar Tertinggi di Bulan Ramadhan “Semua insan beriman ingin kedudukan yang mulia disisi Allah. Taqwa adalah gelar tertinggi yang diberikan Allah SWT melalui bulan Ramadhan” Oleh: Andi M. Fauzan Razak Presiden BEM priode 2010-2011
Bulan suci Ramadhan selalu identik dengan bulan mulia, pahala yang dilipat gandakan, Doa dijabah. Di Bulan yang mulia ini kita intinya diundang oleh Allah SWT sebagaimana firmannya dalam Surah Al-Baqarah Ayat 183 yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orangorang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. Ada 3 pesan penting yang ingin disampaikan di dalam ayat ini yaitu pertama, Wahai
orang-orang yang beriman, disini bisa dimaknai bahwa Allah SWT mengundang kita orang–orang yang mengaku beriman kepadanya, untuk apa? Tidak sebatas Allah SWT mengundang kita tapi ada makna penting dari undangan yang Allah sampaikan. Kedua, Diwajibkan atas kamu berpuasa, yaitu undangan dalam rangka diwajibkannya untuk berpuasa sebagai konsekuensi keimanan kita kepada-Nya. Ketiga, Agar kamu bertaqwa, ketika seseorang dianggap sebagai manusia yang memulia-
KORUPSI,
Mungkin Kita Selanjutnya
Adu kebenaran bukan solusi, saling menyalahkan juga bukan solusi. Sadar akan kebenaran! itu adalah kunci utama untuk menghindarkan diri dari masalah korupsi yang sistemik ini. Konsisten dalam memperjuangkan kebenaran tidaklah instan. Oleh: Moch Khoirul Faizin Ketua MPM priode 2011-2012
Tidak seorang pun tahu apa yang akan berlaku diesok hari, bisa jadi saat ini kita sangat membencinya, tetapi esok malah kita yang melakukannya. Siapa yang tidak ingin hidup bergelimang harta, apa yang diinginkan dengan mudah diwujudkan. Ini merupakan persoalan dasar hidup manusia yang selalu membutuhkan harta. Virus-virus korupsi menyebar dengan cepat diberbagai penjuru, dari perkotaan sampai pelosok desa, pejabat kelas kakap sampai kelas teri, hingga ulama maupun penjahat semua terjangkiti olehnya, ibarat jamur yang tumbuh subur pada daerah yang lembab dan basah. Memberantas penyakit korupsi memang sangatlah sulit, apalagi menurut Muchtar Lubis masyarakat bangsa kita ini memiliki karakter yang maunya serba instan. Belum saja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mampu membasmi koruptor, malah sudah mau dibubarkan. Sampai kapanpun jika pola pikir kita terus ingin yang serba instan, maka bukannya memberantas korupsi yang dilakukan tetapi justru memupuk dan menumbuh suburkan mereka. Pola pikir yang maunya serba instan ini identik akan mengarah pada perilaku yang melanggar aturan. Apalagi banyak orang berkata
bahwa korupsi di Indonesia sudah menjadi budaya, wah wah wah!!! luar biasa, ini merupakan pengukuhan pada diri kita, bahwa kita ini adalah penganut dari paham korupsi. Jika sudah demikian menjadi makin berat tugas melenyapkan korupsi, mengapa? Karena apabila kita menganggap sesuatu menjadi budaya, maka meskipun kita tahu bahwa itu salah, maka kita akan terperangkap untuk melakukannya, begitulah budaya. Jadi teringat Raden Ayu Kartini!!, bagaimana ketika beliau memperjuangkan kaum wanita dari kungkungan budaya. Begitu konsisten beliau dalam memperjuangkan kebebasan kaumnya, dari masa kanak-kanan hingga beliau meninggal. Apa yang dirasakan wanita Indonesia sekarang ini bukan merupakan hasil dari perjuangan yang instan, tetapi perjuangan yang panjang dan penuh dengan pengorbanan. Kita butuh sosok kartini-kartini baru sosok yang akan membebaskan kita dari budaya korupsi. Sosok yang akan selalu konsisten dalam memperjuangkan kebenaran, sampai kapan pun dan dimana pun. Sekarang ini dimata rakyat semua pejabat adalah koruptor, meskipun teori induksi semacam itu tidak disepakati oleh Karl R. Popper karna tidak semua pejabat ada-
lah koruptor, namun sah-sah saja rakyat memandang demikian. Mereka itu sudah bosan dengan prilaku pejabatnya yang tidak memihak pada kesejahteraannya. Sampaisampi pejabat pembasmi serangga pun tidak peduli dengan keluhaan, ratapan, dan tangisan rakyat miskin. Begitulah fenomena bangsa ini, pejabat tidak lagi bisa kita andalkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang ada malah semakin menindas, dengan prilaku korupsinya. Tetapi sebenarnya rakyat juga tidak bisa mempersalahkan pejabat karena korupsinya, itukan budaya!!!
kan ramadhan maka dia pantas mendapatkan gelar taqwa.. Taqwa adalah gelar tertinggi yang diberikan Allah SWT melalui Ramadhan dan tidak diberikan begitu saja, tapi taqwa hanya diberikan kepada orang-orang yang memang memanfaatkan ramadhan dengan sebaiknya dalam menggali ladang amal. Jikalau kita semua menginginkan Gelar taqwa ada pada diri kita maka marilah disisa waktu ramadhan yang akan berlalu ini kita isi dengan amalan kebajikan yang banyak.
FOKUS Menggugat Poligami (3) Irmayanti, Mahasiswi STAIS semester V Al Qur’an tidak menjelaskan hukum poligami, apakah haram, mubah, sunnah atau wajib. Dengan memahami secara lebih mendalam mengenai konteks Al Qur’an (An Nisa: 3) dan al hadis dapat dipahami bahwa nash tidak melegitimasi kebolehan poligami tapi justru melarang kawin lebih dari empat. Mengingat asbabun nuzul ayat ini yang diturunkan bagi masyarakat jahiliyah yang melakukan praktek poligami yang tidak terbatas hingga ratusan wanita. Jadi perintah ini diturunkan bagi orang-orang yang telah melakukan praktek kawin banyak untuk membatasinya hingga empat, bukan ditujukan bagi orang yang belum menikah untuk membolehkan mereka berpoligami. Bahkan ada indikasi jika Rasulullah melarang poligami seperti ultimatum beliau kepada menantunya, ketika Ali r.a, hendak menikahi Zainab bint Abi Jahal. Berdasarkan beberapa hal tersebut kita masih harus menelaah lebih dalam mengenai legalitas kebolehan poligami dengan melihat realitas yang ada dimasyarakat, sejauh mana dampak yang ditimbulkan poligami, apakah manfaatnya tidak lebih besar dari mafsadah yang ditimbulkannya. Kemudian apakah motif seseorang melakukan poligami. Jika dilihat mafsadah dan mashlahahnya, maka mayoritas yang tampak dimasyarakat dewasa ini ialah mafsadah karena banyak orang yang melakukan poligami untuk melampiaskan nafsunya dan sebagai ajang berbangga-bangga karena menaklukkan banyak wanita. Mereka tidak memahami apalagi mengamalkan hikmah dan tujuan dari pernikahan. Jika seperti ini tentunya poligami sudah bertentangan dengan prinsip dan tujuan berumah tangga yakni al mawaddah wa al rahmah yang akan menghilang ketika suami kawin lagi. Namun pintu poligami tidak benar-benar terkunci. Adakalanya poligami dapat menjadi solusi yang tepat ketika tujuan perkawinan tidak terpenuhi. Seperti ketika istri tidak dapat memberikan keturunan atau istri yang sakit berkepanjangan, dll. Dalam hal ini poligami tentu lebih maslahah daripada harus menceraikan istri. Wallahu a’lam bisshawaf,,,
Redaksi Gazebo menerima tulisan dalam bentuk artikel, opini, cerpen atau cerita bersambung. Tulisan max 1250 karakter. Kirim ke Kritik dan Saran Mading Gazebo email: gazebo@staiskutim.ac.id atau langsung diserahkan ke Nur Habibudin - 085742989690 Redaksi Gazebo-Sekretariat BEM STAIS