Mading Edisi 6, 23 April 2011
GAZEBO
Gazebo News: Dies Natalis, Kenakalan Remaja | Artikel: Emansipasi Wanita| Fokus: Motif dalam KBM
DIES NATALIS, MEMBANGUN TRADISI MENCETAK PRESTASI
Foto-foto: Ali Basuki
Dalam memperingati hari kelahirannya, Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta (STAIS) Kutai Timur mengadakan Dies Natalis pada Jumat (15/04) kemarin di Kampus STAIS, yang berada di Jl. APT Pranoto. Kegiatan yang bertemakan “Membangun Mahasiswa Yang Terpuji Dalam Tradisi, Terdepan Dalam Prestasi” ini, diagendakan mulai tanggal 15-18 April 2011. Dies Natalis tersebut diawali dengan sambutan dan pembukaan pada jumat pagi pukul 09.00 oleh kepala P3M Mustatho’. Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa mengingat sejarah sangatlah penting, karena bisa untuk mengevaluasi sebuah perjalanan yang telah dilalui. Khusus untuk STAIS,
sesuai dengan tema yang diangkat, diharapkan para mahasiswa mampu mencetak prestasi-prestasi yang bisa dibangggakan. “Saya harapkan dengan tema tersebut nantinya mampu memotivasi mahasiswa untuk maju dan berkembang”, ujar Mustato’. Dies natalis tersebut juga dibuka secara simbolis dengan perrmainan bulu tangkis oleh Mustatho’ dan Eko (dosen STAIS). Menurut ketua panitia Guruh Suseno, kegiatan tersebut diisi dengan perlombaan-perlombaan, seperti lomba futsal, takraw, puisi, pidato, karaoke, volley, karya ilmiah dan memasak, yang diikuti oleh para mahasiswa smester dua sampai smester delapan, serta para dosen dan karyawan. Dengan adan-
ya perlombaan-perlombaan tersebut diharapkan mampu memupuk tali persaudaraan dan menjadi sebuah nilai yang perlu dikembangkan oleh seorang mahasiswa. Prestasi yang menjadi tolak ukur kemajuan dan perkembangannya ke depan, serta sebuah tradisi yang menjadi karakter dari subtansi nilainya”, kata Guruh. Terlihat sangat meriah sekali dies natalis kali ini, pasalnya ada juga sponsor yang ikut memeriahkan, dari toko busana muslim, bukubuku, dan aksesoris laptop. Setelah empat hari perlombaan berlangsung, kemudian sampai pada puncak acara penutupan yang dilaksanakan pada senin malam pukul 20.0023.00. Dalam acara penutupan diumumkan pula nama-nama para pemenang dari perlombaan-perlombaan yang telah dilakukan, dan yang menjadi juara umum adalah kelas A-II, yang dikomandoi oleh Muhammad. Menurutnya, dia sangat bangga dengan prestasi yang diraih oleh teman-teman dikelasnya. “Kami sangat bangga dan tidak mengira kelas kami mampu menjadi juara umum, karena diawal-awal kompetisi para rekan-rekan kalah bermain, namun mampu bangkit dan meraih kemenangan”, ujar Muhammad, ketua kosma A-II. Setelah pembagian hadiah selesai, kemudian acara ditutup dengan pertunjukan band dari STIPER dan STAIS. **mctr
Gara-Gara Miras, Dua Pelajar SMK Bengalon Diamankan
D
ua orang pelajar di salah satu SMK di Bengalon diamankan oleh polisi pada pertengahan maret jam 21.00 wita. Kejadian tersebut berawal dari laporan warga setempat tentang dua orang pelajar yang berkelahi. Menurut warga setempat, dua pelajar tersebut bisa merisaukan keamanan, hingga perlu dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Setelah mendapat laporan dari warga, pihak polsek bengalon langsung turun ke TKP untuk mengamankan situasi setempat. Namun setelah tiba di TKP, para pelaku telah kabur. Merasa
tidak puas dengan perkelahian sebelumnya, kedua pelajar tersebut kembali melanjutkan perkelahian. Akhirnya sekitar satu jam kemudian polisi berhasil menangkap pelaku perkelahian. Dalam pengamanan tersebut, ternyata polisi juga menemukan barang bukti berupa senjata tajam, badik dan parang. Setelah pelaku diamankan, kemudian dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Menurut Supardi kepala polsek bengalon, perkelahian tersebut terjadi karena minuman keras. Para pelajar yang minum-minuman keras tidak bisa
mengontrol emosinya sehingga menyebabkan perkelahian. Setelah beberapa saat diintrogasi, para pelajar tersebut kemudian dimasukkan ke dalam jeruji besi selama satu minggu untuk menimbulkan efek jera. Alasan pelaku hanya dipenjara selama satu minggu karena masih di bawah umur. Sambil menunggu habisnya masa tahanan satu minggu, polisi yang menangani masalah ini berinisiatif untuk memanggil keluarganya. Dalam kesepakatannya, polisi dan keluarga bersama-sama mempunyai tanggungn jawab untuk membina warganya. Menurutnya, pembinaan
MEMANDANG ARTI PENTING EMANSIPASI Oleh: Randi M. Gumilang
secara jamak sering terdengar ialah “Berikanlah Pendidikan pada Masyarakat Jawa”, kemudian “setiap manusia sederajat, berhak mendapatkan perlakuan yang sama”. Dan kiranya gagasan tersebut sesuai bila kita menafsirkan bagaimana cita-cita luhur & murni beliau, yakni : “ Ingin agar perempuan mendapatkan pengajaran yang sama. Sehingga perempuan menjadi lebih cakap dalam melaksanakan kewajibannya. Namun bukan sebagai saingan daripada laki-laki”. Awal abad ke-20 merupakan periode pertama ketika kaum perempuan mulai memasuki wacana intelektual di negeri ini. Beragam peristiwa turut merekam perjuangan perempuan di Negeri ini dalam mengarungi zaman yang terus berubah, sehingga sampailah pada momentum dimana perempuan menapakan jejak yang jelas sebagai bagian penting dari poses pencerdasan bangsa ini.
Sebagai sebuah langkah mendasar daripada proses pencerdasan yang dilakoni oleh perempuan, tentu tidak terlepas dari paradigma mansyarakat yang turut berubah tentang pemegang hak ber-pendidikan. Dalam budaya masyarakat yang patriarki, mengarah pada bentuk persamaan hak antara laki-laki dan perempuan (Kesetaraan Gender). Gerbang perubahan ini kian terbuka lebar dengan iklim demokrasi yang terus menggeliat di Negeri ini, dari berbagai peralihan kekuasaan yang turut menghiasinya.
storykuaja.blogspot.com
Perempuan, yang telah lama menggeliat dalam arus kehidupan manusia dan telah banyak meninggalkan jejak sejarah yang berjalan sering zaman. Emansipasi, merujuk pada sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah usaha guna mendapatkan hak politik, pendidikan, karir juga persamaan derajat dalam berbagai bidang kehidupan. R.A. Kartini adalah sosok fenomenal yang telah begitu lekat dalam benak setiap orang di Negeri ini. beliau dipandang sebagai sosok pembebas dan pelopor dalam membangun sebuah pandangan baru akan arti pending Perempuan dalam berbagai bidang kehidupan. R.A. Kartini lahir di Jepara, 21 April 1879. Mungkin kita tidak menemui ratusan buku-buku maupun karya-karya yang memenuhi jejeran rak toko buku maupun perpustakaan. Namun buah pikir nya telah mengisi jutaan gagasan dann inspirasi dari generasi ke generasi. Bahkan bisa dikatakan “kartini telah hidup, melampaui zamannya”. Diantara gagasan beliau yang
Redaksi Gazebo menerima tulisan dalam bentuk artikel, opini, cerpen, atau cerita bersambung. Tulisan max 1250 karakter, kirim ke email: faizinempok32@yahoo.com atau langsung diserhkan ke Muchtar - 085250295089
tersebut perlu dilakukan untuk menjauhkan warganya atau para pelajar dari perbuatan-perbuatan yang melanggar hokum. “saya harapkan antara orang tua dan polisi harus bekrja bersama-sama dalam menangani hal-hal seperti ini. Para pelajr juga harus mampu menjauhi hal-hal yang melannggar hokum, serta meningkatkan iman dan takwa”, ujar Supardi.**peserta pelatihan jurnalistik tingkat SMA/Sederajat se-Kec. Bengalon (Mahasiswa KKL dan Redaksi Gazebo), 10 April 2011
FOKUS Motif dalam KBM
Kenali Motif Sebelum Mengajar
Oleh: Moch Khoirul Faizin Kesuksesan pengajar adalah ketika mampu menanamkan motif, dorongan atau motif akan membantu siswa dalam pembelajaran, siswa akan bereaksi secara mandiri jika dalam dirinya tertanam motif yang tepat. Ada kalanya motif tertanam dari siswa itu sendiri, namun berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar hal itu berkemungkinan kecil, untuk itu guru dituntut untuk mampu menanamkan motif pada siswa. Agar seorang guru mampu menanamkan motif yang tepat, maka harus dipahami motif dasar yang ada pada diri manusia. Menurut Napoleon Hill ada sembilan motif dasar (basic motives) yang bisa kita gunakan untuk mengarahkan manusia dalam bereakasi. Sembilan motif dasar itu adalah motif melindungi diri, motif memperoleh keuntungan finansial, motif cinta, motif seksualitas, motif menghasratkan kekuasaan dan ketenaran, motif rasa takut, motif balas dendam, motif kebebasan (tubuh dan pikiran), dan motif ingin menciptakan atau membangun dalam pikiran atau dalam wujud. Pernahkah menyaksikan atau mendengar pelajar yang mengatakan “aku takut sama pak kyai kalau gak hafal” atau “aku gak enak sama pak guru kalu gak bisa, abis gurunya enak sih ngajarnya”. Ungkapan itu merupakan tanda bahwa pengajar berhasil menanamkan motif.