Buletin Edisi XIV / Juni 2016

Page 1

Time spent with family is worth every second!

FAMILY TIME EDISI XIV/JUNI 2016


KATA REDAKSI PERS MAHASISWA GENERA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PIMPINAN UMUM GUGUN GUNAWAN PIMPINAN REDAKSI WIDYARINA RAMADHANI REDAKTUR PELAKSANA CETAK DESWITA UTAMI

Tim Editor

NIDA ALYALIVIANTI MITHA RESTU A RIVA AYU HANANDIVA NUR AISYAH MAYANG KIRANA NURUL RISMAYANTI M. FAHRI HASAN MUHAMAD MAULANA NURZEN MAULANA MENTARI

Tim Layout

YULIANA RESTU UTAMI GHERHANA NOVYANY RANI ISMAYANI MICHAEL KAREL DINDA HUMAIRA ASTARI AVISHA

Harta yang paling berharga adalah keluarga.”

Begitulah kutipan dari lagu yang menjadi soundtrack sebuah tayangan serial televisi pada era 90an. Memang benar karena tidak ada harta termahalpun di dunia ini yang dapat menggantikan peran keluarga dalam hidup kita. Tapi sudahkah kita bersyukur dengan keluarga yang kita miliki saat ini? Tuntutan pekerjaan maupun kesibukan lainnya sebagai mahasiswa aktif di kampus nyatanya seringkali membuat kita memilih antara keluarga atau tugas kita di tempat lain. Tidak jarang kita lebih memilih kegiatan kampus dibandingkan dengan mengikuti kegiatan keluarga. Ditengah kesibukan kita yang katanya “Aktivis Kampus”, rumah tidak lagi terasa sebagai tempat bercengkerama dan berkumpul dengan keluarga. Ia menjelma sematamata hanya menjadi tempat singgah saat kita lelah. Disaat seperti itu, ada yang diam-diam merindukan kita, ada yang diam-diam berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan kita, dan ada pula yang mengkhawatirkan kesehatan kita. Siapakah itu? Tentunya orang-orang terdekat, ialah keluarga kita. Melalui buletin kali ini semoga pembaca setia Genera dapat kembali mengingat harta sebenarnya dalam kehidupan ini. Selamat membaca! Salam, Widyarina Ramadhani

2


ISSUE 1

KEADAAN KELUARGA PETANI JATINANGOR SAAT INI

ke

3


ISSUE 1

kami temui,

4


ISSUE 1

Ibu

we

5


ISSUE 2

KESEJAHTERAAN KELUARGA PETANI MASIH MENJADI PR PEMERINTAH K

esejahteraan keluarga petani merupakan tujuan utama yang hendak dicapai dalam pembangunan pertanian nasional. Secara sederhana, keluarga petani dikatakan sejahtera jika dapat memenuhi kebutuhan dasar anggotanya. Kesejahteraan seringkali hanya dipandang sebatas terpenuhinya kebutuhan fisik dasar minimal seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan. Padahal sebenarnya kesejahteraan tidak hanya sebatas itu, kesejahteraan mencakup pula kesejahteraan sosial, dll. Di Indonesia, kesejahteraan petani cukup sulit didapatkan. Petani dapat dikatakan masih dianggap sebagai kaum marjinal.

Sektor pertanian mulai ditinggalkan sebagai sumber pendapatan warga miskin. Karena penghasilan yang minim, mereka lebih memilih untuk tidak bekerja atau beralih ke sektor lain. Hal itu terlihat pada jumlah keluarga petani di Jawa Barat yang berkurang secara drastis. Menurut Dedi Hasan Bahtiar, anggota DPRD Jawa Barat, dilansir dari situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat www.jabarprov.go.id, sekitar 100.000 keluarga petani beralih profesi setiap tahunnya. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa jumlah petani pangan terus menurun sejak tahun 2003 dan beralih ke tanaman yang lebih kompetitif. BPS

6


ISSUE 2 Departemen Pertanian menyusun berbagai konsep dan strategi yang berhubungan dengan pertanian, petani hingga kondisi pangan di Indonesia. Kesejahteraan petani merupakan tantangan pemerintah daerah di era otonomi. Otonomi daerah hendaknya dapat merangsang daerah untuk mengembangkan komoditas unggulan sesuai potensi lokal serta mengupayakan inovasi untuk nilai tambah produk pertanian. Otonomi sebenarnya dapat menjadi solusi. Kegiatan dan program yang dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani masih banyak kelemahan dalam pelaksanaannya. Peran pemerintah dan seluruh aparatnya sangat penting. Terutama dalam rangka pembuatan kebijakan. Departemen Pertanian telah mengadakan beberapa kegiatan dan program dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani, misalnya dengan mengoptimalkan lahan tidur sebagai areal pertanian, SP3 (Skim Pelayanan Pembiayaan Pertanian), Prima Tani (Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian), PFIITIP (Poor Farmers Income Improvement Trough Innovation Project), serta berbagai penyuluhan dan lokakarya. Banyaknya kebijakan serta program pangan dan pertanian yang dicanangkan, seharusnya menjadi tanda keseriusan pemerintah dalam membenahi pertanian, termasuk meningkatkan kesejahteraan petani kecil. Sayangnya, berbagai program ini justru masih terkesan melayani kepentingan para investor. Pemerintah tidak lagi mendukung keluarga-keluarga petani yang telah menyediakan kebutuhan pangan bagi jutaan penduduk negeri ini selama puluhan tahun. Mereka justru

mencatat nilai tukar petani (NTP) perAgustus 2014 berada di level 102,6. Angka tersebut merupakan NTP terendah selama 5 tahun terakhir. Hal tersebut tentu cukup miris bila mengingat Indonesia yang merupakan negara agraris. Pemerintah kini tengah menggencarkan program swasembada pangan melalui kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian di seluruh wilayah Indonesia. Tujuan akhirnya adalah Indonesia mampu mencapai kedaulatan pangan, sehingga rakyatnya dapat hidup sejahtera. Dengan kata lain, kedaulatan pangan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga tani. Pemerintah dalam hal ini melalui

7


ISSUE 2 menyerahkan kepada perusahaanperusahaan pertanian untuk mengelola sumberdaya agraria dan memroduksi pangan bagi negeri ini. Terdapat beberapa hambatan yang dihadapi dalam rangka menyejahterakan petani baik itu dari pihak pemerintah maupun dari pihak petani sendiri.

katnya jumlah kepemilikan lahan petani lainnya. Berkurangnya petani dalam 10 tahun terakhir tersebut disebabkan karena memang faktor kepemilikan lahan petani saat ini sangat kecil. Seharusnya, berdasarkan rekomendasi beberapa perguruan tinggi, minimal petani harus memiliki luas lahan 2 hektar. Namun nyatanya, hal tersebut malah menyebabkan konversi lahan pertanian. Data BPS menunjukkan bahwa indeks sumber pendapatan rumah tangga miskin berkurang dari 58 % pada 2010 menjadi 56 % pada 2012. Sementara tingkat pengangguran justru naik 3 % dan yang beralih ke sektor lain naik 2 %. Pada hakikatnya para petani telah berjasa besar dalam penyediaan pangan nasional namun tampaknya mereka belum memperoleh apresiasi yang cukup karena banyak petani Indonesia yang masih harus bergelut meningkatkan kesejahteraannya untuk memiliki kehidupan yang layak. Harapan besar dipikulkan pada pundak pemerintah agar menciptakan kebijakan yang pro-petani. Masalah lainnya adalah bagaimana mengawal, membimbing, serta menularkan kemampuan bisnis tersebut kepada banyak petani dengan beragam keterbatasan dan ketidakberdayaannya. Untuk mencapai semua sasaran tersebut, yang dibutuhkan adalah kolaborasi antarpihak. Di sini petani adalah pelaku utama, tapi perlu dukungan dari pemerintah serta partner stategis lain seperti perbankan dan pendampingan dari komponen lain. PR pemerintah untuk menanggulangi permasalahan sektor pertanian dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga tani masih belum selesai. (LG/Hana)

Salah satu upaya pemerintah di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini adalah mensosialisasikan aplikasi khusus petani yang bisa diakses dengan smartphone. Saat ini kebanyakan petani belum banyak yang melek teknologi. Karena itu penting sekali sosialisasi agar aplikasi tersebut digunakan petani. Kominfo berencana mengajari anak para petani yang terlebih dulu mengenal gawai. Mereka akan diajari cara mendaftar dan mengakses aplikasi. Fitur itu bisa diunduh di Android. Bahkan Kominfo juga masih menyediakan layanan melalui pesan singkat. Aplikasi tersebut diantaranya adalah Petani, Tanihub, Lima Kilo, dan Pantau Harga. Semua aplikasi ini bentuk dari sinergitas sejumlah kementerian terkait. Namun ada pula yang menganggap penurunan jumlah petani di Indonesia dapat berdampak baik pada satu sisi. Menteri Pertanian Suswono di era SBY misalnya, menyatakan bahwa hal tersebut akan membuat petani beralih ke sektor lain dan dapat berimplikasi pada mening-

8


ISSUE 3

MAHASISWA DAN ARTI KELUARGA T

Tipe kedua secara umum adalah para mahasiswa rantau luar Jawa Barat, atau mungkin mereka para penggiat organisasi dan himpunan. Mereka yang terbelit dengan hobi dan tanggungjawab mereka. Mereka yang terpisah oleh jarak dengan keluarga di rumah. Lalu terbesit dalam pikiran,

erdapat dua tipe mahasiswa, ia yang selalu bertemu keluarga di rumah dan ia yang membuat lingkaran keluarganya sendiri di kampus. Di Universitas Padjadjaran sendiri, tipe pertama biasanya merupakan mahasiswa asli dari daerah Jawa Barat khususnya Bandung. Mereka yang selalu bisa bertemu keluarga di rumah setiap saat ataupun mungkin mahasiswa yang selalu menyempatkan libur akhir pekan untuk pulang ke rumah walau hanya sesaat.

“ apasih artinya keluarga untuk mahasiswa ? “

9


ISSUE 3

mending bulak - balik gini, bisa ketemu keluarga tiap hari, gak ngebebanin orang tua juga untuk ngeluarin uang lebih untuk

teman kampus gue ya keluarga gue. Soalnya ya mereka sejenis semua sama gue

10


ISSUE 3

Berbagai macam pandangan bila kita berbicara mengenai keluarga, lebih dari mereka yang berpendapat dalam tulisan ini. Keluarga memang segalanya namun, kita harus menyadari pula bahwa hidup kita bukan hanya karena satu faktor, yaitu keluarga saja, melainkan tanggungjawab akan diri sendiri lah yang lebih penting dalam kehidupan diri kita sendiri. Karena sejujurnya, hidup kita adalah tentang bagaimana keputusan yang kita ambil. (LG/Sakti)

11


PROFIL 1

PROBLEMA MENIKAH DI USIA MUDA

12


PROFIL 1

family business yang suistainable sehingga

13


PROFIL 2

tahun. Selama undang - undang perkawinan belum diubah, kita tak bisa bilang Dok. : www.pinterest.com

kuliah. Pernikahan dini adalah pernikahan dibawah usia 16 tahun bagi perem-

ini memiliki konsekuensi, yaitu terbaginya konsentrasi antara pendidikan dan

14


PROFIL 2

akan terbagi antara kuliah dengan keluarga. Terlebih lagi ada konsekuensi lain yaitu

15


PROFIL 2 Tetapi mereka mengalami penyesuaian diri yang lebih kompleks diluar pandangan negatif dari masyarakat yang akan mencibir. Serta Isu agama seperti harus mengulang lagi ijab kabul dan apakah anaknya sah atau tidak. Hal ini seperti dosa yang dibawa seumur hidup. Dalam hal ini, aspek psikologis yang paling berpengaruh adalah kematangan berfikir, mengambil keputusan, dan emosi. Usia yang diperkirakan sudah matang untuk menikah yaitu pada usia diatas 21 tahun. Saat usia itu, secara kognitif, seseorang sudah matang mengambil keputusan sendiri, menelusuri alternatif pilihan, serta berbagai dampaknya. Juga telah mencapai fase matang psikologis pada usia 25 tahun.

Dok. : www.pinterest.com

Ketika tidak ada yang merasa tertipu ataupun kecewa, hal itu merupakan sebuah awal yang bagus dalam suatu pernikahan dan dapat lebih dipertahankan. Namun, Jika diawali dengan perasaan tertipu, merasa didzalimi, atau diawali dengan ketidakpuasan dari satu atau dua pihak, maka pernikahan tersebut lebih sulit untuk dipertahankan. Pada intinya, atas dasar apa 2 orang dapat menjalin suatu pernikahan. Apakah atas dasar cinta atau perasaan negatif karena terpaksa? Kedua hal tersebut adalah hal yang berbeda dan menikah karena keterpaksaan akan lebih rentan mengalam kegagalan. Hal yang harus diwaspadai adalah penyesuaian saat sekolah dan menikah yang terjadi bersamaan luar biasa tidak mudah, jika tidak adanya dukungan dan tidak saling berbagi tentang tekanan yang dialami kedua belah pihak. Hal ini yang mengakibatkan suatu hubungan rentan terhadap perceraian. Berbicara tentang married by accident, “Ketika anak lahir, baru ketahuan ternyata ayahnya brengsek karena kenalnya tidak lama lalu tergoda dan berbuat. Saat menikahi, posisinya tidak kenal betul siapa orang yang kita nikahi. Maka setelah menikah munculah perkataan, Oh yang gue nikahin ternyata kaya gini Kalo gue tau, gue gak akan nikah sama dia,� ucap Mbak Langgersari. Saat kondisi tersebut, pernikahan sering kali gagal. Karena kedua belah pihak baru saling mengenal ketika sudah menikah. Bertahan atau tidaknya pernikahan seperti itu tergantung dari kedua belah pihak.

16


PROFIL 2

pada usia 24 tahun. Dengan perhitungan masuk kuliah pada umur 17 tahun,

menikah dan berhasil dalam keduanya. Biasanya karena kondisi sosialnya dan finansial dari orang tuanya. Misalnya orangtuanya tidak sepenuhnya melepaskan tetapi masih membiayai sebagian keperluan hidupnya saat menikah muda. Maka tingkat stresnya akan menurun karena bebannya terbantu.

tidak, akan keteteran dan berpengaruh pada pernikahannya,� tutur Mbak Sari.

atas dasar keyakinan untuk menghindari zinah. Inilah pendapat Mbak

17


Dok. : www.unpad.ac.id

FAPERTA NEWS

MEMBANGUN DESA MELALUI RURAL LEADERSHIP DEVELOPMENT

A

pa yang terlintas di benak Sobat Genera apabila mendengar kata “desa”? Tentu kesan pertama yang ada adalah daerah terpencil jauh dari hirukpikuk perkotaan, namun istilah desa adalah awal kemajuan suatu perkotaan nampaknya perlu dibenarkan. Hal ini terbukti dengan diselenggarakannya Seminar “Rural Leadership in Community Development” dibawah kerjasama Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran dengan Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian dan turut serta Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Padjadjaran. Fakultas Pertanian (Faperta) dan Fakultas Kedokteran (FK) berkolaborasi dengan Australian Rural Leadership Foundation (ARLF) dalam upaya mendukung pengem-

bangan, meningkatkan pemahaman kebudayaan dan transfer pengetahuan khususnya di bidang kepemimpinan di pedesaan. Seminar dengan topik “Rural Leadership in Community Development” telah diada kan pada hari hari Rabu tanggal 1 Juni 2016 di Bale Sawala Gedung Rektorat Lantai 1 Universitas Padjadjaran Jatinangor. Seminar ini dihadiri oleh peserta Australian Rural Leadership Foundation (ARLF) Courses 22, Manager Leadership Programs ARLF, civitas akademika dari berbagai fakultas di lingkungan Unpad diantaranya adalah Fakultas Pertanian, Peternakan, Perikanan, Teknologi Pertanian, Ilmu Sosial dan Pemerintahan, Ilmu Keperawatan dan Kedokteran. Kegiatan ini juga dihadiri oleh mahasiswa tingkat sarjana dan pasca sarjana. Seminar diawali dengan laporan

18


FAPERTA NEWS kegiatan dari ketua panita, Agriani Hermita Sadeli, SP., ME., dilanjutkan dengan sambutan dari Scott Davis sebagai perwakilan peserta ARLP. Pembukaan acara dilakukan oleh Wakil Rektor Universitas Padjadjaran yang berharap Program Rural Leadership dapat dikembangkan pada kondisi Jawa Barat. Dalam sesi diskusi panel, pembicara baik dari Universitas Padjdjaran, Pemerintah serta perwakilan peserta ARLP secara keseluruhan membahas mengenai kepemimpinan pedesaan khususnya pemuda sebagai salah satu faktor penting untuk mencapai pembangunan pedesaan yang berkelanjutan sejalan dengan pemaparan Peter McCrabb yang melibatkan pemuda dalam pertanian khususnya industri wol di New South Wales Australia. Perwakilan pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menerapkan regulasi terkait pemberdayaan masayarakat pedesaan dirasa masih belum tersebar merata di daerah Jawa Barat dan hal ini menjadi fokus pemerintah dimasa yang akan datang. Pada sesi diskusi, diperoleh simpulan bahwa bentuk kepemimpinan yang

disesuaikan dengan karakteristik masyarakat sekitar merupakan faktor penting dalam mencapai pembangunan pedesaan berkelanjutan. Dalam press conference, pembicara sekaligus Koordinator Program Studi Agribisnis Bapak Dr. Iwan Setiawan, S.P., M.S. memaparkan bahwa bagaimana peran pemuda khususnya penerus anak petani untuk interest mengembangkan pertanian di desanya melalui pendekatan spirited leadership seta berpikir kreatif-inovatif (role mode), hal kecil yang dapat diterapkan adalah sarjana kembali ke desa. Jennifer Wainwright (Founder and Managing Director of Aux Venture) mengatakan hal demikian bahwa peran pemuda di universitas dapat membantu pengembangan masyarakat pedesaan. Pelaksanaan seminar ini diharapkan dapat menjadi jembatan untuk pelaksanaan program-program kerjasama dan transfer pengetahuan antar negara atau bahkan menghasilkan MoU antar dua negara mengingat program ARLP sendiri akan dilaksanakan selama 5 tahun terhitung sejak 2015 silam. (LG/Deswita)

Dok. : bisnisbandung.com

19


?

SUARA MEREKA

APA SIH MAKNA KMFP BUAT KAMU

Imam Ismail Agribisnis 2012

KMFP bagi saya bukan lembaga, bukan hanya "wadah", bukan hanya sekedar kelompok orang, bukan juga suatu tempat. Keluarga tidak harus tentang hubungan darah. Disaat kita saling memberi bukan mengharapkan, saling support bukan menjatuhkan, saling menjaga bukan mencampakkan, saling peduli bukan mengacuhkan dan saling bahu membahu, dimanapun dan kapanpun selama kita sama - sama mahasiswa Faperta Unpad, itulah makna KMFP yang sesungguhnya bagi saya.

Simple aja sih, KMFP sudah aku anggap seperti rumah dan keluarga di belahan dunia lainnya. Ketika kamu ngerasa berada di dalam rumah, kamu bisa dengan bebas ngelakuin apapun dengan siapapun, dan gak usah khawatir orang-orang rumah akan ngehujat kalau kamu berbuat kesalahan, tetapi mereka akan mengingatkan kamu. Setelah 3 tahun kuliah disini, aku harap KMFP bakal terus jadi rumah aku buat aku balik bahkan setelah bertahun-tahun aku keluar dari kampus ini tahun depan.

Anas F. Febriana Agribisnis 2013

Menurut saya makna KMFP yaitu keluarga yang selalu ada ketika dibutuhkan di lingkungan kampus. Kita selalu berbeda-beda syal dan bendera, tetapi ketika kita berada pada satu KMFP kita menjadi satu kesatuan untuk membawa pertanian lebih maju. Moch. Fakhri Agroteknologi 2013

20


SUARA MEREKA

Fahmi Azkiya Agroteknologi 2013

Makna KMFP dilihat dari kepanjangannya yaitu Keluarga Mahasiswa Fakultas Pertanian. Disitu ada kata yang harus digaris bawahi yaitu “keluarga�. Berarti kita, mahasiswa Fakultas Pertanian harus selayaknya seperti keluarga. Angkatan bawah menghormati angkatan atas sedangkan angkatan atas mengayomi angkatan bawah. Agar terjadi suatu sinergis, sehingga Fakultas Pertanian benar-benar menjadi keluarga dan dapat memajukan pertanian itu sendiri.

Kekeluargaan di KMFP semakin meningkat dari tahun ke tahun selama saya disini. Apalagi didukung dengan adanya lembaga kemahasiswaan yang memiliki banyak kegiatan sehingga dapat meningkatkan rasa kekeluargaan dan rasa memiliki KMFP. Tetapi pada kenyataannya, saat ini partisipasi mahasiswa dalam kegiatan yang menyangkut KMFP masih kurang maksimal, contohnya seperti pada mubes. Sebaliknya, pada beberapa kegiatan yang melibatkan minat dan bakat serta kegiatan yang melibatkan KMFP dengan fakultas lain, sudah terlihat rasa persatuan dari warga KMFP.

Rezkhy Amalia Agribisnis 2014

Subhan Al Karim Agroteknologi 2014

Di KMFP, saya merasa kenal dengan banyak orang. Apalagi kalau saya lagi ngedanus, alhamdulillah banyak yang mau beli karena kenal sama saya. Anak-anak KMFP ramah-ramah dan bukan tipe ambisius. Coba lihat deh, kalau ada waktu kosong kita bisa melihat banyak anakanak pertanian yang santai sambil lesehan, kan? Enak banget deh rasanya hidup sama KMFP.

21


SUARA MEREKA

Fauzan Ali Agroteknologi 2015

Kalau menurut saya, KMFP adalah keluarga yang benar-benar peduli satu sama lain. Contohnya waktu masih zaman Mabim dan belum diperbolehkan bawa kendaraan, ada kakak tingkat yang menawarkan saya tumpangan. Semakin lama saya ada di KMFP, saya semakin kenal banyak orang. Pokoknya kepedulian KMFP tuh kenceng banget.

Arti keluarga menurut saya adalah orang terdekat yang mengerti dan menerima apa adanya. Keluarga di KMFP menurut saya adalah orang terdekat yang mengerti saya apa adanya. Akang euceu disini sangat baik, ramah sehingga kami mudah akrab. Begitu pula dengan para dosen. Mereka pun dengan senang hati dan tulus membantu dan membaur pada kami yang statusnya masih mahasiswa baru. Rasanya sudah seperti orang tua dan kakak sendiri.

Gilang Dio Agroteknologi 2015

Nadiah Khansa Agribisnis 2015

Sudah setahun jadi bagian KMFP, saya hampir setiap hari ketemu dengan teman-teman di KMFP dan pasti banyak pengaruhnya juga buat saya. Terutama teman seangkatan yang sama-sama belajar tentang pertanian baik melalui kegiatan di kelas dan obrolan santai dengan teman-teman. Kakak tingkat juga sering mengajak untuk melatih softskill dengan ikut organisasi dan kepanitiaan. Kadang juga kakak tingkat sharing cerita tentang mata kuliah di semester berikutnya. Kalau kakak tingkat yang baru lulus biasanya mengajarkan bagaimana prospek kerja setelah lulus dan hal-hal apa saja yang bisa dilakukan setelah lulus. (LG/Aurora Vivi dan Andi Hana)

22


SURVEY

seringkali terbesit di pikiran mahasiswa zaman sekarang. Entah karena terlalu sibuk

memang menghabiskan waktu bersama keluarga itu hanya kebutuhan sekunder mahasiswa?

23


SURVEY

Apakah keluarga yang dimaksud oleh Michael J. Fox sudah terlupakan? Atau mungkin sudah tergantikan dengan keluarga yang terbentuk di lingkungan yang baru? Seberapa penting kah sosok keluarga itu bagi mahasiswa? Bila quality time bersama keluarga adalah hal yang vital, bagaimana dengan intensitas quality time bersama keluarga apabila mahasiswa tersebut merantau, terpisah dengan jarak yang cukup jauh? Bagaimana cara menjaga hubungan keluarga tanpa intensitas quality time yang jarang terjadi? Menurut salah satu mahasiwa Fakultas Pertanian yang merantau, memang sulit untuk menciptakan quality time bersama keluarga dengan jarak yang terpisah jauh. Hubungan keluarga hanya bisa tercipta via telepon atau via digital. Kangen? Itu hal yang biasa karena dengan jarak yang jauh tidak memungkinkan untuk bertemu setiap minggu bahkan setiap bulan. Dibatasi oleh waktu perkuliahan yang sangat padat dan biaya transportasi yang mahal untuk bertemu. Memang mahasiswa rantau lebih jarang melakukan quality time bersama keluarga, tapi bukan berarti hubungan mereka tidak lebih harmonis daripada yang sering bertemu keluarganya. Lalu, bagaimana cara melakukan quality time bersama keluarga yang terpisah jarak yang jauh? Dengan cara menelepon orang tua dan memberi kabar gembira itu sudah cukup menurutnya.

Berbeda lagi dengan mahasiswa Fakultas Teknik Geologi angkatan 2012, dia selalu memberikan waktu sebulan sekali untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya karena menurutnya keluarga di Jakarta sering menyempatkan mengunjungi dirinya, kenapa dia tidak? Menurutnya cara menjaga ikatan adalah dengan menjaga intensitas quality time-nya. Tidak perlu terlalu sering tapi konstan. Menurutnya, apabila jarang melakukan quality time maka hidupnya akan kosong. Tidak mempunyai pegangan. Meskipun terpisah jarak JakartaJatinangor tapi meluangkan waktu 2 hari selama 1 bulan sudah sangat berarti untuknya.

24


SURVEY

Adapula pendapat dari seorang mahasiswa Fakultas Pertanian 2013, bahwa ikatan itu tidak dihitung dari intensitas quality time. Menurutnya, bisa saling bertukar kabar disaat sibuk adalah suatu bentuk quality time secara tidak langsung. Dia juga sering memanfaatkan weekend untuk quality time bersama keluarganya untuk menciptakan keharmonisan antar anggota keluarga.

Banyak bentuk untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, tidak harus dengan selalu bepergian bersama keluarganya ke suatu tempat, tetapi bisa juga dengan saling mengobrol membicarakan kegiatan masing-masing selama weekdays. Atau bisa juga dengan makan malam bersama keluarga. Bisa disimpulkan bahwa quality time yang baik bisa diukur bukan hanya dengan intensitas tetapi bisa juga dengan cara yang kreatif apabila mempunyai waktu yang terbatas untuk bertemu dengan keluarganya. Sebuah ikatan keluarga yang baik tercipta karena adanya keinginan untuk menciptakan sebuah harmoni. Apabila tidak bisa meluangkan waktu untuk keluarga, cobalah untuk meluangkan waktu bertemu dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Apabila terlalu sibuk, cobalah menelepon untuk memberi kabar kepada anggota keluarga. Menurut David Ogden Stiers “Family means no one gets left behind or forgotten.� Tidak mungkin ada yang namanya dilupakan atau ditinggalkan oleh keluarga, yang ada hanya anda kurang berani mendekatkan diri dengan keluarga anda. Keluarga adalah hal terpenting di muka bumi, karena keluarga adalah kekuatan sekaligus kelemahan kita. (LG/Ivan)

“Family means no one gets left behind or forgotten.�

25


ENTERTAINMENT

RUMAH Rutinitas yang padat menjadikan waktu bersama keluarga menjadi langka. Home Sweet Home... sebuah ungkapan yang sudah menjadi paten bagi hampir setiap orang, dimana memiliki rumah yang nyaman menjadi kebutuhan khusus untuk melepaskan kepenatan yang didapatkan dari semua aktivitas. Quality time bersama keluarga atau yang biasa disebut family time sesungguhnya lebih mudah didapatkan ketika kita berada di rumah. Dari pada menghabiskan waktu di luar rumah yang rentan dengan kemacetan, lebih baik luangkan waktu di rumah. Ada banyak hal-hal kecil yang dapat dilakukan bersama keluarga di rumah, seperti makan bersama, minum teh sambil berbincang-bincang mengenai rutinitas sehari-hari, menonton film, dan masih banyak lagi hal-hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk membangun quality time bersama keluarga di rumah.

Tempat Q-Time Bersama Keluarga TEMPAT MAKAN Makan bersama mungkin sudah menjadi salah satu tradisi yang pada umumnya dilakukan oleh hampir seluruh keluarga. Makan bersama keluarga biasanya menjadi rutinitas sehari-hari yang dilakukan di rumah baik itu pada waktu sarapan ataupun makan malam. Tetapi kalian pasti punya tempat makan favorit yang sering kalian dan keluarga kunjungi ketika merasa bosan makan dirumah bukan? Yup, pada waktu-waktu tertentu seperti weekend, perayaan keluarga (seperti acara ulang tahun salah satu anggota keluarga) ataupun hari-hari besar lainnya, para keluarga cenderung menghabiskan waktu makan bersama mereka di restoran atau tempat makan favorit.

26


ENTERTAINMENT

TEMPAT WISATA Berlibur bersama keluarga merupakan hal yang paling tepat untuk membangun quality time atau family time yang berkualitas. Berlibur bersama dapat membuat waktu dengan keluarga terasa lebih menyenangkan dan lebih berkesan. Ada banyak hal yang dapat dilakukan bersama keluarga saat berlibur, seperti piknik bersama, berkunjung ke rumah saudara, maupun jalan-jalan ke tempat wisata dan semacamnya. Banyak rekomendasi tempat rekreasi atau tempat wisata yang dapat dikunjungi saat berlibur bersama keluarga seperti pantai, taman, pusat perbelanjaan (MALL), tempat bersejarah (Museum), kampung halaman, danau/ situ/waduk, pemandian air panas, kebun binatang, alun-alun, hingga kolam renang/waterbom. Ada banyak hal yang dapat kalian dan keluarga lakukan di tempat wisata seperti di pantai, kalian bisa berenang bersama, bermain pasir, ataupun mengadakan acara barbeque pada malam hari. Di taman, kalian dan keluarga dapat piknik santai dan diselingi obrolan ringan. Kalian juga dapat mengabadikan momen-momen yang kalian lakukan bersama keluarga. Dengan berlibur ke tempat-tempat wisata yang unik dan menarik akan membuat waktu bersama keluarga (quality time atau family time) menjadi lebih berkesan dan lebih bermakna untuk dikenang.

Time spent with family is worth every second! Ada quotes yang mengatakan “time spent with family is worth every second!� Jadi, ada baiknya kita memanfaatkan waktu luang yang kita miliki dengan membangun quality time atau family time yang berkualitas, yakni dengan berkumpul bersama keluarga. Quality time atau Family time memiliki banyak manfaat, salah satunya dapat menjaga dan mempererat hubungan antar anggota keluarga. Waktu liburan bisa menjadi kesempatan emas untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama-sama. Anda bisa menghabiskan waktu dengan berlibur atau melakukan hal-hal menyenangkan bersama keluarga. (LG/Aliah)

27


PERSMA GENERA Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jln. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang Jawa Barat 45363

Official LINE Account : @wdy8927v persmagenera persmagenera Genera Persma generapersma.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.