Materi inti

Page 1

Perkembangan Kepariwisataan Indonesia


Profile of Tourism Destinations in Indonesia


Development of Indonesia Tourism

PENDAHULUAN

PRELIMINARY

Pada tanggal 27 September setiap tahunnya diperingati “World Tourism Day” dan “Hari Kepariwisataan Nasional”. Tema yang diusung “World Tourism Day” tahun lalu adalah “One Billion Tourists, One Billion Opportunities”, menjadi momentum para stakeholder pariwisata (Pemerintah, Industri Pariwisata, dan Masyarakat) akan pentingnya pembangunan kepariwisataan yang mengedepankan penciptaan pertumbuhan perekonomian, menciptakan lapangan kerja, serta menghapus kemiskinan terhadap masyarakat di sekitar destinasi pariwisata.

In every 27 September it will commemorate “World Tourism Day” and “the National Tourism Day”. The theme of “World Tourism Day” last year was “One “One Billion Tourists, One Billion Opportunities”, became the momentum of the tourism stakeholders (Government, Tourism Industry, and Community) on the importance of tourism development that forwards creator of economic growth, jobs and eradicate poverty on the community around tourism destinations.

Multiplier effect Sektor Pariwisata berpeluang untuk dapat

berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Apalagi dewasa ini perkembangan jumlah wisatawan dunia telah menembus satu miliar orang, itu berarti pula telah memberikan satu miliar keuntungan. Walaupun demikian, perlu dicermati bahwa satu miliar wisatawan itu dapat pula mendatangkan malapetaka jika salah bertindak.

Perserikatan Bangsa Bangsa sebagai kelanjutan “Rio Summit +20” telah menggariskan “Sustainable Development Goals” (SDG’s) pasca “Millennium Development Goals-2015”. Sustainable development itu pada dasarnya terdiri dari tiga pilar pembangunan yang harus dilaksanakan secara berimbang, yaitu “ekonomi”, “masyarakat” dan “lingkungan”. Dalam pertemuan Rio Summit+20, dijelaskan bahwa kepariwisataan merupakan salah satu sektor yang dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan, dan UNWTO sebagai bagian dari PBB telah menetapkan bahwa pembangunan kepariwisataan adalah pembangunan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan (Sustainable and Responsible

The Multiplier Effects of the Tourism Sector are likely to be able to contribute to improving the welfare of society. Moreover, today the development of the number of tourists of the world has penetrated a billion people, it means also has provided one billion profits. Nevertheless, it is worth the look that one billion tourists, it can also be disastrous if the wrong act conducted. The United Nations as a continuation of “the Rio Summit +20” have outlined the “Sustainable Development Goals” (SDG’s) after

Perkembangan Kepariwisataan Indonesia


Profile of Tourism Destinations

in Indonesia Tourism). Peta jalan (road map) untuk mewujudkan pembangunan

kepariwisataan bertanggung jawab dan berkelanjutan dilakukan melalui “Kode Etik Kepariwisataan Dunia” (Global Code of Ethics for Tourism). Sekjen UNWTO mengatakan bahwa “Every time we travel, for

whatever reason, we are part of a global movement; a movement that has the power to drive inclusive development, create jobs and build the sustainable societies we want for our future; a movement that builds mutual understanding and can help us safeguard our shared natural and cultural heritage”. (Setiap kali

kita melakukan perjalanan, untuk alasan apa pun, kita adalah bagian dari gerakan global; sebuah gerakan yang memiliki kekuatan untuk mendorong pembangunan yang inklusif, menciptakan lapangan kerja dan membangun masyarakat yang berkelanjutan kita inginkan untuk masa depan kita; gerakan yang membangun saling pengertian dan dapat membantu kita menjaga warisan alam dan budaya kita bersama). Pembangunan Pariwisata Indonesia

4

the “Millennium Development Goals-2015”. The sustainable development basically consists of three pillars of development that should be implemented in a balanced way, namely the “economy”, “society” and “environment”. In a meeting of the Rio Summit +20, it was explained that tourism was one sector that can realize sustainable development, and the UNWTO as part of the United Nations has determined that tourism development is Sustainable and Responsible Development. The roadmap to realize the development of responsible and sustainable tourism is done through the “Global Code of Ethics for Tourism”. The Secretary General of UNWTO said that “Every time we travel, for whatever reason, we are part of a global movement; a movement that has the power to drive inclusive development, create jobs and build the sustainable societies we want for our future; a movement that builds mutual understanding and can help us safeguard our shared natural and cultural heritage.”

Indonesian Tourism Development

Pembangunan pariwisata memiliki arti yang sangat penting ditinjau dari berbagai aspek. Dari sisi ekonomi pariwisata, dalam beberapa tahun terakhir sektor pariwisata memberikan kontribusi terhadap PDB, (baik melalui devisa maupun perputaran ekonomi), dapat membuka peluang usaha jasa pariwisata (baik langsung maupun tidak langsung), dan membuka peluang kerja yang sangat banyak. Dalam beberapa tahun terakhir, industri pariwisata selalu menempati urutan ke-4 atau ke-5 penghasil devisa bagi negara. Sementara sektor-sektor usaha lain seperti minyak dan gas, batu bara, karet, dan tekstil yang menempati posisi urutan ke-1 hingga ke-4 cenderung menurun sesuai dengan karakternya sebagai “non-renewable” produk yang diyakini akan dapat dilampaui oleh Sektor Pariwisata pada penghujung tahun 2019, dengan target kunjungan wisman sebesar 20 juta dan wisnus sebesar 275 juta dapat dicapai. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan pariwisata menjadi salah satu dari lima sektor unggulan dan memberikan anggaran belanja yang naik cukup signifikan untuk tercapainya target utama pembangunan kepariwisataan.

Tourism development has a very important meaning in terms of various aspects. From the tourism economic side, in recent years the tourism sector has contributed to GDP (either through foreign or economic cycle), has been able to open up business opportunities of tourism services (either directly or indirectly), and opened up numerous job opportunities. In recent years, the tourism industry has always had 4th or 5th ranks as foreign exchange earner for the country. While business sectors such as oil and gas, coal, rubber, and textiles that were in the 1st to 4th ranks tended to decrease in accordance with their characters as “non-renewable” products which was believed to be exceeded by Tourism Sector at the end of 2019, with a target of 20 million foreign tourists visits and of 275 million domestic tourists visits could be achieved. Therefore, the government sets tourism to be one of the five leading sectors and provides budgets that increased quite significantly to the achievement of the main targets of tourism development.

Pembangunan Kepariwisataan adalah bagian integral dari Pembangunan Nasional. Oleh karenanya pembangunan kepariwisataan merupakan bagian dari cita-cita luhur bangsa Indonesia sesuai Alinea Kedua dan Alinea Keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Adapun cita-cita pembangunan kepariwisataan Indonesia adalah terwujudnya kepariwisataan yang dapat: menjaga kebebasan, kemandirian, keutuhan bangsa dan wilayah; memupuk rasa cinta tanah air, persatuan, kebhinekaan, jatidiri bangsa, dan meningkatkan persahabatan antar suku/antar bangsa dan perdamaian. Bangsa Indonesia patut bersyukur, karena telah memiliki

Tourism development is an integral part of national development. Therefore, tourism development is part of the noble ideals of the Indonesian nation according to paragraph 2 and 4 of the Preamble of the 1945 Constitution. The ideals of tourism development in Indonesia are the realization that tourism can: keep the freedom, independence, and national and region unity; foster a sense of patriotism, unity, diversity, national identity, and enhance friendship between ethnic/inter nation and peace. Indonesia nation should be grateful, because it already has had Law No. 10 of 2009 on Tourism.

Profile of Tourism Destinations in Indonesia


Development of Indonesia Tourism

uburr --DDeerraaww aa uurr-U nn UUbb a

Pulau

Komodo - Nu

sa T en

gg

ar

a

m Ti

al

im

an

tan Ten g

ah

ur

u Suk

k ya Da

-K

Ra

t ra ja A mpat -Papua Ba

Pantai Dreamland - Bali

Perkembangan Kepariwisataan Indonesia

5


Profile of Tourism Destinations

in Indonesia Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Undang-Undang ini telah menyerap cita-cita kepariwisataan Indonesia serta mencakup konsep dasar “pembangunan berkelanjutan” dan “kepariwisataan bertanggung jawab dan berkelanjutan” dalam prinsipprinsip penyelenggaraan kepariwisataan sebagai satu kesatuan. Guna dapat mewujudkan tujuan penyelenggaraan kepariwisataan serta memegang teguh nilai-nilai yang dikandung dalam prinsip-prinsip penyelenggaraan kepariwisataan, maka ditetapkan “norma” sebagai penerapan nilai yang dikandung dalam prinsip penyelenggaraan kepariwisataan, yaitu: Pertama, Kepariwisataan berbasis budaya, kegiatan kepariwisataan di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa, haruslah selalu berlandaskan akan nilai-nilai agama, budaya, adat-istiadat dan tradisi bangsa Indonesia. Kedua, Kepariwisataan berbasis masyarakat, tujuan utama mensejahterakan masyarakat setempat dengan memberdayakan, peran serta langsung serta kepemilikan secara proporsionalitas untuk kemanfaatan sebesar-besarnya bagi masyarakat. Ketiga, Kepariwisataan berbasis lingkungan, alam mempunyai kedudukan yang sama sebagai ciptaan Tuhan, menggunakan alam dan sekaligus melestarikannya agar dapat dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang. Ketiga norma tersebut sebagai satu kesatuan haruslah menjadi acuan dasar dalam pembangunan kepariwisataan yang meliputi destinasi pariwisata, industri pemasaran pariwisata, dan kelembagaan kepariwisataan. Presiden telah menetapkan “Nawa Cita” sebagai program prioritas pembangunan Kabinet Kerja 2015 – 2019. Pada Kabinet Kerja, sektor kepariwisataan tumbuh menjadi sektor unggulan dengan pertumbuhan tercepat di dunia dan menjadi lokomotif untuk penerimaan devisa negara, pengembangan usaha, pembangunan infrastruktur serta penyerapan tenaga kerja. Sektor ini telah memberi kontribusi sebesar 9,5% pada PDB global.

Kinerja Pariwisata Indonesia Pada saat ini citra Indonesia di mata dunia internasional cukup tinggi dan di dalam negeri masyarakat telah memberikan kepercayaan kepada pemerintah untuk melanjutkan pembangunan, oleh karena itu berbagai kejadian dan tragedi yang dapat merusak nama baik bangsa harus segara diselesaikan dan ditanggulangi secara bersama-sama dengan penuh rasa tanggung jawab dan toleransi, agar kehidupan bermasyarakat lebih damai dan sejahtera.

6

The law has absorbed the ideals of Indonesian tourism and includes the basic concept of “sustainable development” and “responsible and sustainable tourism” in the principles of operation of tourism as a whole. In order to be able to realize the goal of tourism operations and uphold values contained in the principles of operation of tourism, then set the “norm” as the application of the valuesembodied in the principles of operation of tourism, namely: First, the culture-based tourism: tourism activities in Indonesia must not conflict with the noble values of national culture must always be based on the values of religion, culture, customs and traditions of the Indonesian people. Second, the community-based tourism: the main purpose of the welfare of the local community by empowering, direct participation and ownership of proportionality for the maximum benefit for the community. Third, the environment-based tourism: nature has the same status as God’s creation, use natural and at the same time preserve it for the benefit of future generations. The third norms as a whole should be a basic reference in tourism development which includes tourism destinations, tourism industry marketing and tourism institutions. The President has set “Nawa Cita” as a development priority program of the Working Cabinet on 2015 - 2019. At the Working Cabinet, the tourism sector is growing into a leading sector with the fastest growing in the world and becoming a locomotive for the foreign exchange revenue of the country, business and infrastructure development as well as employment. The sector has contributed 9.5% to global Gross Domestic Product (GDP).

Indonesian Tourism Performance At the time the image of Indonesia in the eyes of the international community is quite high and in the country the community has given credence to the government to continue the development, therefore, various events and tragedies that can damage the best name of the nation must be immediately finished and addressed together with a full sense of responsibility and tolerance, so that the life of society more peaceful and prosperous.

Profile of Tourism Destinations in Indonesia


Development of Indonesia Tourism

Melalui berbagai program dan kegiatan, peran bidang kepariwisataan selama ini telah berkontribusi di dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta sebagai salah satu penggerak perekonomian nasional, harus kita pertahankan dan tingkatkan kinerjanya, hakekatnya bagaimana tenaga dan pikiran kita senantiasa berperilaku dan bekerja memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Through various programs and activities, the role of the tourism sector has been contributing in the strengthening of national unity as well as one of the national economy mover, should be sustained and improved its performance, essentially how power and minds always behave and work to fight for the interests of society.

Kinerja kepariwisataan nasional, secara akumulatif sampai bulan Juli 2015 kunjungan wisman sebanyak 5.472.050 wisman atau tumbuh 2,69% dibandingkan periode yang sama (Januari-Juli) 2014 sebanyak 5.328.732 wisman. Penerimaan devisa diperkirakan mencapai US$ 5,5 miliar dengan perkiraan pengeluaran wisman per kunjungan sebesar US$ 1.187,88.

The performance of national tourism, cumulatively until the month of July 2015, was recorded as many as 5,472,050 foreign tourists, up by 2.69% over the same period (January-July) in 2014 as many as 5,328,732 tourists. The foreign exchange earnings estimated at US$. 5.5 billion with an estimated expenditure of foreign tourists per visit of US$. 1,187.88.

Tiga pintu masuk yang memberikan kontribusi tinggi penerimaan wisman pada bulan Juli 2015 adalah Batam (7,8%), Bali (6,4%), Jakarta (3,7%). Pemberlakuan kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) serta gencarnya promosi Wonderful Indonesia diharapkan akan menjadi pendorong meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia. Padahal beberapa negara ASEAN untuk periode yang sama justru mengalami pertumbuhan negatif.

Three entrance points that contributed a high acceptance of foreign tourists in July 2015 were Batam (7.8%), Bali (6.4%), and Jakarta (3.7%). Policy enforcement for Free Visit Visa (BVK) and the promotion of Wonderful Indonesia are expected to be driving the increase of foreign tourists visiting Indonesia. Some ASEAN countries for the same period actually are experienced negative growth.

Untuk pergerakan wisnus sampai dengan bulan Juli 2015 telah mencapai 129.653.362 perjalanan dengan pengeluaran diperkirakan mencapai Rp 111,5 triliun dengan perkiraan pengeluaran setiap perjalanan sebesar Rp 860.000/perjalanan.

For domestic tourists’ movement until the month of July 2015 has reached 129,653,362 trips with spending estimated to reach IDR. 111.5 trillion, with an estimated expenditure of IDR. 860,000 per trip/ journey.

Saat ini, Kementerian Pariwisata menetapkan enam target utama pembangunan pariwisata, yaitu:

Currently, the Ministry of Tourism set six main targets of tourism development, namely:

Pertama, kontribusi pariwisata terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) meningkat dari 9 persen pada 2014 menjadi 15 persen pada 2019.

First, tourism’s contribution to Gross Domestic Product (GDP) increases from 9% in 2014 to 15% in 2019.

Kedua, devisa meningkat dari Rp 140 triliun pada 2014 menjadi Rp 280 triliun pada 2019.

Second, foreign exchange increases from IDR. 140 trillion in 2014 to IDR. 280 trillion in 2019.

Perkembangan Kepariwisataan Indonesia

7


Profile of Tourism Destinations

in Indonesia Ketiga, kontribusi terhadap kesempatan kerja meningkat dari 11 juta pada 2014 menjadi 13 juta pada 2019.

Third, the contribution to employment will increase from 11 million in 2014 to 13 million by 2019.

Keempat, indeks daya saing pariwisata meningkat dari peringkat 70 pada 2014 menjadi 30 pada 2019.

Fourth, the tourism competitiveness index increases from rank 70 in 2014 to 30 in 2019.

Kelima, jumlah kedatangan wisatawan mancanegara meningkat dari 9,4 juta pada 2014 menjadi 20 juta pada 2019. Keenam, jumlah perjalanan wisatawan nusantara meningkat dari 250 juta pada 2014 menjadi 275 juta pada 2019. Disadari bahwa tidak mudah untuk mencapai target tersebut, tetapi bukanlah sesuatu tidak mungkin ketika semua secara bersamasama baik lintas kementerian dan lembaga pemerintah, maupun pelaku industri pariwisata, masyarakat, insan pers dan berbagai media lain, bekerja keras dan membangun ekosistem kepariwisataan untuk mencapai target tersebut. Banyak yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai target tersebut, tidak hanya melakukan promosi

8

Fifth, the foreign tourist arrivals increase from 9.4 million in 2014 to 20 million by 2019. Sixth, the number of domestic tourist trips increase from 250 million in 2014 to 275 million by 2019. It is realized that it is not easy to achieve these targets, but it is not something impossible when all together both across ministries and government agencies, as well as the tourism industry, the public, the press and various other media, work hard and build the ecosystem of tourism to achieve the target. Much has to be done by the government to achieve these targets, not only to conduct massive promotion or provide the desired product by tourists, but also to prepare skilled tourism human resources, to ensure the availability of facilities and infrastructure. The point is the government’s role in the development of tourism does not only regulate and facilitate, but it will also intervene if deemed absolutely necessary. Associated with regulation, a research conducted by UNWTO and WTTC concluded that the real economy of the G-20 could increase the number of foreign tourists visiting them with an additional of 122 million, generated an extra of US$. 206 billion of foreign exchange and created additional jobs more than five million by 2015 if the governments of G-20 gave visa facilitation. For the record, as many as 110 million of the 656 million

Profile of Tourism Destinations in Indonesia


Development of Indonesia Tourism

secara besar-besaran atau menyediakan produk yang diinginkan oleh wisatawan saja, tetapi juga menyiapkan SDM pariwisata yang terampil, menjamin tersedianya pra-sarana dan sarana. Intinya peran pemerintah dalam pembangunan pariwisata tidak hanya membuat regulasi, memfasilitasi, tetapi juga akan mengintervensi jika dianggap sangat perlu. Terkait dengan regulasi, sebuah riset yang dilakukan oleh UNWTO dan WTTC menyimpulkan bahwa sebenarnya Ekonomi G-20 bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisman mereka dengan tambahan 122 juta, menghasilkan tambahan US $ 206 milyar devisa dan menciptakan tambahan pekerjaan lebih dari lima juta pada tahun 2015 apabila pemerintah G-20 memberikan kemudahan visa. Sebagai catatan, sebanyak 110 juta dari 656 juta wisatawan internasional yang berkunjung ke negara-negara G-20 pada 2011 memerlukan visa, sementara jutaan lainnya yang tidak melakukan perjalanan wisata karena 3 alasan: biaya, waktu dan kesulitan memperoleh visa.

Tujuan Pembangunan Pariwisata Mengacu tujuan umum Pembangunan Kepariwisataan Jangka Menengah 2015 – 2019 : “Terwujudnya penyelenggaraan kepariwisataan yang berdaulat, mandiri, berkepribadian berdasarkan gotong royong”, melalui lima program pokok yang

mencakup:

Pertama : Peningkatan pertumbuhan ekonomi; Kedua : Pemerataan pembangunan pariwisata; Ketiga : Pengentasan kemiskinan melalui pariwisata; Keempat : Pengembangkan pariwisata bahari; Kelima : Pengembangkan Kawasan Strategis Pariwisata, untuk

turut berpartisipasi dalam terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sejalan dengan Undang-Undang tentang Kepariwisataan dan Nawa Cita Presiden, maka sangat mendesak untuk membangun Kawasan Strategis Pariwisata Nasional di wilayah perbatasan darat dan laut yang berbatasan dengan negara tetangga yang berada di Kepulauan Riau, Anambas, Sabang, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Kepulauan Maluku. Alam Indonesia yang memiliki

Bunaken - North Sulawesi

international tourists visiting the countries of the G-20 in 2011 required a visiting visa, while millions more did not travel because of 3 reasons: cost, time and difficulty of obtaining a visiting visa.

Tourism Development Goals Referring to general purpose of the Medium-Term Tourism Development of 2015-2019 : “The realization of the implementation of sovereign, independent, and personality tourisms based on mutual cooperation”. through five main programs, such as: First : Increased economic growth; Second : Development equalization of tourism; Third : Poverty reduction through tourism; Fourth : Marine tourism development; Fifth : Developing Tourism Strategic Area, to participate in the creation of national unity, integrity of the Unitary Republic of Indonesia as well as the improvement of people’s welfare. In line with the Law on Tourism and Nawa Cita of the President, it is urgent to establish a Strategic Area of National Tourism at land and sea borders with neighboring countries that are in the Riau Islands, Anambas, Sabang, Kalimantan, Sulawesi, Papua, East Nusa Tenggara, and the Moluccas Islands. The Nature of Indonesia, which has the potentials of nature, flora and fauna, as well as sustainable environmental, is being given great attention in order to be saved free from environmental influences and contamination that can cause harm to the population of Indonesia. In processing and managing natural resources, it is deemed necessary to consider the preservation of natural resources responsibly. In this way, the natural resources will remain intact to be used on an ongoing basis, not only for the present generation but above all for the next generations. The attitude of not spend natural resources for present purposes only should be raised. The development of quality tourism as Marine Tourism, Eco Tourism, Adventure, Heritage, Religion & Pilgrimage Tour, Art & Culinary Tourism, Urban & Rural Tourism, MICE & Event, Sport Tourism and Development of Tourism Regions should be in line with the

Perkembangan Kepariwisataan Indonesia

9


Profile of Tourism Destinations

in Indonesia potensi alam, flora dan fauna, serta lingkungan yang cukup lestari itu kini mendapat perhatian besar supaya dapat diselamatkan bebas dari pengaruh lingkungan dan pencemaran yang dapat menimbulkan kerugian bagi penduduk Indonesia. Dalam mengolah dan mengelola sumber-sumber alam, perlu diperhatikan keharusan melestarikan sumber-sumber alam dengan bertanggungjawab. Dengan cara demikian, sumber-sumber alam itu tetap utuh untuk dimanfaatkan secara berkesinambungan, tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi lebih-lebih untuk generasi yang akan datang. Sikap untuk tidak menghabiskan sumber-sumber alam untuk keperluan sekarang saja haruslah dapat dibangkitkan. Pengembangan pariwisata yang berkualitas seperti Marine Tourism, Eco Tourism, Adventure, Heritage, Religi & Wisata Ziarah, Art & Culinary Tourism, Wisata Perkotaan & Perdesaan, MICE & Event, Wisata Olahraga dan Pengembangan Kawasan Pariwisata harus sejalan dengan peningkatan dan pengembangan market portofolio personal, bisnis dan wisatawan. Hubungan antara pengembangan pariwisata yang berkualitas dan lingkungan, ibarat ikan dengan air. Ikan tidak bisa hidup tanpa air, oleh karena itu sumber air harus ada dan mutlak dipelihara dan selanjutnya dapat menciptakan nilai tambah (creating values) untuk kepariwisataan. Dari sisi ekonomi lingkungan, besaran konservasi sumber daya dapat menciptakan 5 sampai dengan 10 kali lipat lebih besar apabila dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata. Seiring dengan meningkatnya kesadaran berbagai pihak terhadap lingkungan dan isu-isu tentang pembangunan yang berwawasan lingkungan telah memberikan kontribusi terhadap pandangan pentingnya prinsip-prinsip wisata berkelanjutan. Pembangunan pariwisata dan pengelolaan lingkungan hidup laksana dua sisi mata uang, saling melengkapi dan dapat menjadi daya tarik dan pesona bagi wisatawan, tepat bila diyakini bahwa semakin lestari semakin sejahtera.

Fasilitas Pendukung Terkait dengan visa, pada bulan Juni yang lalu, pemerintah telah menambah 30 negara Bebas Visa Kunjungan (BVK) sehingga kini sudah sebanyak 45 negara yang diberikan kemudahan perjalanan ke Indonesia berupa BVK. Selanjutnya saat ini, pemerintah akan segera menetapkan kebijakan BVK bagi 45 negara sehingga total BVK akan menjadi 90 negara. Langkah selanjutnya adalah dengan meningkatkan kemudahan prosedur visa dengan teknologi informasi dan komunikasi (ICT), meningkatkan dan menyebarluaskan informasi tentang BVK di target

10

improvement and development of personal, business and tourists’ market portfolio. The relationship between the development of quality tourism and the environment, likes a fish to water. Fish cannot live without water, therefore there must be a water source and absolute maintained and further can create added value for tourism. In terms of the economic environment, the amount of resource conservation can create 5 to 10 times greater when used for tourism activities. Along with the increasing awareness of the various parties on the environment and issues concerning environmentally sound development has contributed to the view of the importance of the principles of sustainable tourism. Tourism development and environmental management like two sides of a coin, they are complementary and can be an attraction and charm for tourists, it is precisely when it is believed that the more sustainably the more prosperous.

Supporting facilities Related to visas, in last June, the government has added 30 countries for Free Visiting Visa (BVK), so that now as many as 45 countries are given the travel facility to Indonesia in the form of BVK. Furthermore, at the time, the government will soon establish BVK policy for other 45 countries, so that it will be BVK total of 90 countries. The next step is to increase the ease of visa procedures with information and communication technology (ICT), to improve and disseminate information about BVK in the target markets, exploration on the possibility of implementation of e-Visa, and explore the possibility of regional cooperation of ASEAN related to facilitation on visa-free as the style of Schengen. In addition, the revised Presidential Decree no 179 of the Imposition of the CAIT (Clearance Approval for Indonesian Territory), the Development of 100 (a hundred) Tourism Special Economic Zones, the Determination of a minimum of 10 (ten) Priority Destinations annually, the Domestic and Foreign Marketing with tag lines: Wonderful Indonesia and Pesona Indonesia which emphasize marketing strategic of DOT (Destinations, Origination, and Time), the Allocation of support for the development of infrastructure and accessibility including capacity and service at the airport from the Ministry of Public Works-People Settlements and the Ministry

Profile of Tourism Destinations in Indonesia


Development of Indonesia Tourism

pasar, Eksplorasi kemungkinan pelaksanaan program e-Visa, dan menjajaki kemungkinan kerjasama regional ASEAN terkait fasilitasi bebas visa ala Schengen. Selain itu, revisi Perpres 179 mengenai tidak diberlakukannya lagi CAIT (Clearance Approval for Indonesian Territory), Pengembangan 100 (seratus) Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata, Penetapan minimal 10 (sepuluh) Destinasi Prioritas setiap tahun, Pemasaran Nusantara dan Mancanegara dengan tag line Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia yang menekankan strategi pemasaran DOT (Destinasi, Originasi, dan Waktu), alokasi dukungan pembangunan infrastruktur dan aksesibilitas termasuk kapasitas dan pelayanan di bandara dari Kementerian PU-Pera dan Kementerian Perhubungan serta Lembaga terkait lainnya, merupakan langkah-langkah strategis untuk mendorong akselerasi pencapaian kinerja kepariwisataan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dalam membangun bangsa dan negara tercinta. Semangat kerja industri pariwisata yang terus meningkat tetap perlu dibarengi dengan upaya-upaya perluasan pasar dengan menggalang kerjasama dengan berbagai mitra baik dalam maupun luar negeri terutama menyangkut aspek produk dan pemasaran paket –paket wisata yang lebih kreatif, inovatif, berkualitas dan mudah terjangkau daya belinya (affordable and value for money). Pemerintah memfasilitasi pengembangan pasar pariwisata melalui kegiatan promosi. Untuk strategi lima tahun kedepan, pemerintah telah menerapkan strategi promosi BAS (Branding Advertising Selling) dengan menggunakan proporsi alokasi anggaran promosi pariwisata yakni Branding 50%, Advertising 30% dan Selling 20%. Pembangunan pariwisata berkelanjutan sesungguhnya merupakan upaya guna menjamin keberlanjutan pariwisata itu sendiri. Keberlanjutan pariwisata tidak hanya semata untuk tujuan ekonomi, tetapi juga mencakup aspek-aspek kehidupan lain.

of Transportation and related Institutions, are strategic steps to accelerate the achievement of the performance of responsible and sustainable tourism in building the beloved nation and country. Working spirit of the tourism industry which is still growing needs to be coupled with efforts to raise the market expansion by cooperation with various partners both within and outside the country, especially concerning the aspects of the product and the marketing package tours more creative, innovative, affordable and value for money. The Government will facilitate the development of the tourism market through promotional activities. For the strategy of the next five years, the government has been implementing promotional strategies of BAS (Branding, Advertising, and Selling) by using a proportion of the tourism promotion budget allocation, namely Branding (50%), Advertising (30%) and Selling (20%). Sustainable tourism development actually is an attempt to ensure the sustainability of tourism itself. Tourism sustainability is not only for economic purposes, but also includes other aspects of life as well. Therefore, UNWTO Secretary General invitation to work together to maximize the great potential of tourism in Indonesia to promote inclusive economic growth, preserve the environment and promote sustainable development and a dignified life for all need to be understood by all parties. All that, in turn, will contribute to the ideals of the nation, which is a fair and prosperous society. Tourism is tangible on business activity, so that the approach is a business approach. For efficiency promotion, international events promotion should more be done directly abroad, and most important is the publication of the Pre-Event, Event and Post-Event, as the process of

Oleh karena itu, ajakan Sekjen UNWTO untuk bekerja sama memaksimalkan potensi besar pariwisata Indonesia guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, melestarikan lingkungan dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan kehidupan yang bermartabat bagi semua perlu dimaknai oleh semua pihak. Semua itu, pada gilirannya akan memberikan kontribusi terhadap citacita bangsa ini, yaitu masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Pariwisata, berwujud pada kegiatan bisnis, maka pendekatanya adalah business approach. Untuk efisiensi promosi, kegiatan internasional promosi lebih banyak dilakukan langsung di luar negeri, dan yang terpenting adalah publikasi pada Pre-Event, Event and

Perkembangan Kepariwisataan Indonesia

11


Profile of Tourism Destinations

in Indonesia Post-Event, merupakan proses komunikasi pemasaran yang mampu

menggerakkan wisman mengunjungi destinasi tersebut tidak hanya pada saat kegiatan berlangsung tapi akan berkelanjutan.

marketing communication that is able to move tourists visiting to these destinations not only when the activity is taking place but will sustainable.

Kunjungan Wisatawan

Travelers Visit

Capaian angka sementara kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari hingga Oktober 2015 adalah 8.017.589 wisman. Jumlah tersebut tumbuh 3,38% dibandingkan periode yang sama tahun 2014 yaitu 7.755.616 wisman. Diproyeksikan hingga akhir Desember 2015, capaian kunjungan wisman sebesar 10,017 juta atau tumbuh 5,81%. Dengan estimasi capaian kunjungan tersebut maka proyeksi devisa yang dihasilkan adalah US$11,9 miliar atau setara Rp. 163 triliun. Dengan capaian tersebut, rata-rata lama tinggal wisman selama berlibur di Indonesia adalah 8,50 hari dengan pengeluaran sebanyak US$1,190 per wisman/kunjungan.

The temporarily achievement points of foreign tourism arrivals from January to October 2015 was 8,017,589 tourists. That number grew 3.38% over the same period in 2014, namely 7,755,616 tourists. Projected to the end of December 2015, the achievements of foreign tourists amounted to 10.017 million, up by 5.81%. With estimated achievements of the visit, the projection of the foreign exchange generated was US$. 11.9 billion or equivalent to IDR. 163 trillion. With these achievements, the average length of stay of foreign tourists during a holiday in Indonesia was 8.50 days with spending of US$. 1.190 per tourist/visit.

Kunjungan bulanan wisman 2015 lebih tinggi dibandingkan dengan 2014 kecuali bulan Januari dan Juni karena adanya pergeseran perayaan Imlek dari Januari ke Februari, juga pergeseran bulan Ramadhan di bulan Juni. Sementara itu, jumlah wisatawan nusantara (wisnus) yang melakukan perjalanan pada Januari hingga Oktober 2015 sebanyak 208 juta perjalanan, dengan estimasi November dan Desember masing-masing sebanyak 22,5 juta dan 27,5 juta perjalanan. Dengan demikian hingga akhir tahun 2015, diprediksi jumlah wisnus yang melakukan perjalanan sebanyak 255,05 juta atau di atas target yang ditetapkan yaitu 255 juta perjalanan wisnus. Dari jumlah perjalanan wisnus tersebut, total uang yang dibelanjakan mencapai Rp. 224,68 triliun dengan perhitungan pengeluaran per perjalanan setiap wisnus adalah Rp. 880,925. Kontribusi pariwisata terhadap perekonomian (PDB) nasional sebesar 4,23% atau melampaui target 4%, sedangkan dalam penyerapan tenaga kerja (langsung, tidak langsung dan ikutan) sebanyak 12,16 juta atau di atas target 11,3 juta tenaga kerja. Secara garis besar, kebijakan dalam mengembangkan pariwisata selama tahun 2015 sudah on the track sehingga target-target yang ditetapkan telah tercapai. Kemenpar telah menetapkan target untuk tahun 2016 dengan angka-angka yang optimis yakni sebesar 12 juta wisman dan devisa sebesar Rp. 172 triliun. Jumlah perjalanan wisnus tahun 2016 diproyeksikan sebanyak 260 juta perjalanan dengan yang dibelanjakan sebesar Rp. 223,6 triliun. Sementara itu, kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional diproyeksikan akan meningkat menjadi 5% dan jumlah lapangan kerja yang diciptakan menjadi 11,7 juta tenaga kerja.

Monthly visits of foreign tourists in 2015 was higher than in 2014, except January and June due to a shift in the celebration of Chinese New Year from January to February, also shifts of the month of Ramadan in June. Meanwhile, the number of tourists (domestic tourism) traveling in January to October 2015 was as many as 208 million trips, with estimates on November and December would respectively 22.5 million and 27.5 million trips. Thus by the end of 2015, it was predicted that the number of domestic tourists to travel as much as 255.05 million or above the target set was 255 million domestic tourism trips. From the number of trips of domestic tourists, the total money spent reached IDR. 224.68 trillion, with calculations that every tourist spent IDR. 880.925 per tourist. The tourism contribution on the national economy (GDP) of 4.23% or exceeded the target of 4%, while in employment (direct, indirect and follow-up) as much as 12.16 million or above the target of 11.3 million workers. In general, the developing tourism policy for 2015 has already on the track so determined targets have been reached. The Ministry of Tourism has set a target for 2016 with an optimistic figure which amounted to 12 million foreign tourists and foreign exchange of IDR. 172 trillion. The number of domestic tourist trips in 2016 is projected at 260 million trips with spent IDR. 223.6 trillion. Meanwhile, the contribution of tourism to national GDP is projected to increase to 5% and the number of jobs created to 11.7 million workers.

12

Profile of Tourism Destinations in Indonesia


Development of Indonesia Tourism

Untuk mendukung target tersebut, Kemenpar bersama stakeholder pariwisata telah menyiapkan rencana untuk melanjutkan strategi pemasaran, yakni fokus pada branding Wonderful Indonesia di negara-negara pasar utama. Dalam mencapai ini maka dilakukan kampanye komunikasi pemasaran yang masif melalui saluran media internasional (cetak, elektronik, dan online) maupun media luar ruang (bus, taksi, MRT, stasiun bus, kereta, dan pusat perbelanjaan) dengan menampilkan gambar-gambar destinasi wisata Indonesia, serta kegiatan promosi offline dengan mengikuti pameran pariwisata internasional, sales mission, serta fam trip. Menpar menjelaskan kesiapan pariwisata dalam menyambut diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2016 antara lain dengan mempersiapkan 28 standar usaha pariwisata (7 standar usaha pariwisata sudah ditetapkan Kepmen dan 21 diantaranya masih dalam draft) serta menyiapkan 1.500 auditor standar usaha pariwisata. Kemenpar memfasilitasi sertifikasi kompetensi tenaga kerja bidang pariwisata serta pendirian 12 Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang pariwisata. Sektor Pariwisata sejak jauh hari telah mempersiapkan diri dalam menghadapi MEA terutama dalam kesiapan sumber daya manusia (SDM). Dari tahun 2007 hingga 2015, Kemenpar telah memberikan 81.627 sertifikasi kompetensi kepada tenaga kerja bidang pariwisata yang bekerja di 12 sub-sektor pariwisata antara lain hotel & restoran, spa, biro perjalanan wisata, tour leader, tata boga, MICE, arung jeram dan selam. Kemenpar menetapkan 10 destinasi wisata prioritas di tahun 2016 yang akan diakselerasi pembangunannya, yaitu : Danau Toba

(Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Pulau Morotai (Maluku Utara), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Tanjung Lesung (Banten), Borobudur (Jawa Tengah), Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), dan Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur). Sepuluh

destinasi ini mengerucut setelah sebelumnya Kementerian Pariwisata memfokuskan pada 25 kawasan strategis.

To support these targets, the Ministry of Tourism together with tourism stakeholder has prepared a plan to continue the marketing strategy, which is focused on Wonderful Indonesia branding in the major markets countries. In reaching this, then it will be conducted massive marketing communications campaigns through the channel of international media (printed, electronic, and online) as well as outdoor media (buses, taxis, MRT, bus station, train, and shopping centers) by displaying images of tourist destinations in Indonesia, as well as offline promotional activities by following international tourism fairs, sales missions, as well as fame trip. The Minister of Tourism explained the readiness of tourism in welcoming the entry into force of the ASEAN Economic Community (AEC) in 2016, among others by preparing 28 tourism business standards (7 standards have already established by the Decree of the Minister of Tourism and the other 21 standards are still in drafts) and prepared 1,500 tourism business standard auditors. The Ministry of Tourism facilitates certification of labor competencies in tourism and the establishment of 12 Professional Certification Institutes (LSP) in tourism. The Tourism Sector since the distant days has been prepared in facing AEC, especially in the readiness of the human resources (HR). From 2007 to 2015, the Ministry has provided 81,627 certification of competence to the work force in tourism who works in 12 sub-sectors of tourism, among others, hotels & restaurants, spas, travel agents, tour leaders, culinary, MICE, rafting and diving. The Ministry set 10 priority tourism destinations in 2016 that will be accelerated their development, namely: Lake Toba (North Sumatra), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Mandalika (West Nusa Tenggara), Wakatobi (Southeast Sulawesi), Morotai Island (North Moluccas), the Thousand Islands (Jakarta), Tanjung Lesung (Banten), Borobudur (Central Java), BromoTengger-Semeru (East Java) and Labuan Bajo (East Nusa Tenggara). The ten destinations are narrowed after the Ministry of Tourism focuses on 25 strategic areas.

Perkembangan Kepariwisataan Indonesia

13


Profile of Tourism Destinations

in Indonesia

Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia per Bulan Menurut Pintu Masuk, 2014 Number of Foreign Tourist Arrivals to Indonesia per Month by Entry Point, 2014

Ports Sign

Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun

Jul

Aug

Sep

Oct

Nov

Dec

SoekarnoHatta Airport

165,746

170,741

203,019

159,873

189,307

174,319

175,347

252,914

212,706

197,487

216,517

-

Ngurah Rai

288,755

333,072

294,758

309,888

287,141

357,712

381,890

298,638

379,397

366,759

262,180

-

Kualanamu

17,286

18,082

17,491

15,167

17,558

15,479

15,879

16,490

14,857

14,160

16,203

-

Batam

114,478

119,642

124,019

125,816

148,920

132,569

109,931

134,540

117,089

123,750

124,983

-

Sam Ratulangi

2,248

3,374

1,171

1,044

1,011

1,007

2,089

2,247

1,410

1,297

1,428

-

Juanda

15,366

14,003

16,338

16,063

17,355

15,004

17,134

18,311

18,167

15,798

20,449

-

Entikong

1,265

1,873

2,440

1,491

2,424

1,662

2,573

1,710

1,693

1,455

2,513

-

Adisumarmo

544

571

697

660

618

581

542

740

805

412

924

-

Minangkabau

2,744

2,876

3,690

3,106

3,975

3,008

2,962

3,685

3,767

3,349

4,353

-

Tanjung Priok

8,340

6,982

4,456

5,527

5,342

4,877

3,951

5,174

4,515

4,854

5,763

-

Tanjung Pinang

5,774

8,023

8,053

7,477

7,772

7,735

6,521

7,941

7,095

6,233

7,589

-

Lombok

2,793

4,348

6,004

5,725

5,713

4,410

5,316

8,089

7,440

7,419

4,477

-

Makassar

906

931

1,178

929

900

906

1,194

1,115

1,343

961

1,465

-

Sepinggan

712

707

809

631

540

765

572

574

663

595

684

-

Sultan Syarif Kasim II

2,606

2,043

2,300

2,112

2,503

1,954

2,660

2,488

1,752

462

2,211

-

Adi Sucipto

4,614

5,379

5,799

5,871

8,152

5,710

4,852

6,502

8,479

7,442

8,568

-

Husein Sastranegara

10,373

13,008

15,130

16,884

18,902

15,314

6,619

10,323

10,531

10,722

14,858

-

Tanjung Uban

20,753

28,977

23,722

22,211

24,026

27,247

28,181

34,193

24,337

19,333

20,389

-

Balai Karimun

6,636

8,866

8,747

8,343

9,468

7,797

7,339

7,511

6,876

7,674

7,515

-

Others Total

14

2014

51,100

43,155

49,775

41,064

41,872

37,092

38,681

37,357

46,257

35,656

54,411

723,039

786,653

789,596

749,882

793,499

815,148

814,233

850,542

869,179

825,818

777,480

Profile of Tourism Destinations in Indonesia

-


Development of Indonesia Tourism

Upaya Meningkatkan Kunjungan Wisman dan Wisnus

Efforts to Improve Foreign and Domestic Tourists Visits

Dalam rangka mencapai target 20 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia di tahun 2019, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia telah melakukan serangkaian kegiatan promosi yang sangat masif dan agresif melalui berbagai media internasional. Salah satunya adalah dengan meluncurkan program TV bertajuk Wondernesia di saluran Discovery dan TLC di seluruh Asia Pasifik mulai tanggal 10 Desember 2015. Program berdurasi 23 menit dan terdiri dari 12 episode ini diproduksi oleh DNAP (Discovery Networks Asia Pacific) dalam format yang unik. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyambut baik program Wondernesia yang dibuat untuk konsumsi masyarakat internasional, utamanya yang berada di kawasan Asia Pasifik. Wilayah Asia Pasifik terutama China, Jepang, Australia, serta Malaysia dan Singapura merupakan pasar utama pariwisata Indonesia. Kelima negara ini tahun lalu memberikan kontribusi hingga 61% dari total kunjungan 9,2 juta wisman ke Indonesia.

In order to achieve the target of 20 million foreign tourists to Indonesia in 2019, the Ministry of Tourism of the Republic of Indonesia has conducted a series of promotional activities that are very massive and aggressive through various international media. One of these is to launch a TV program entitled “Wondernesia” in Discovery and TLC channels across Asia-Pacific begun on 10 December 2015. The program lasts 23 minutes and consists of 12 episodes produced by DNAP (Discovery Networks Asia Pacific) in a unique format. The Minister of Tourism, Arief Yahya, welcomed the program of Wondernesia made for consumption of the international community, especially they in Asia-Pacific region. The Asia Pacific regions, especially China, Japan, Australia, Malaysia and Singapore, are the main markets of Indonesian tourism. These five countries in the last year contributed to 61% of the total of 9.2 million visits foreign tourists to Indonesia.

Indonesia memiliki banyak tempat dan budaya yang spektakuler namun kurang dikenal oleh dunia. Melalui acara TV Wondernesia ini kekayaan alam dan budaya tersebut ditampilkan secara kreatif dan menarik untuk konsumsi masyarakat internasional. Program Wondernesia merupakan upaya promosi melalui media televisi internasional dengan pendekatan POS (paid media, owned media, dan social media) dalam meningkatkan awareness masyarakat mancanegara terhadap branding Wonderful Indonesia

Indonesia has many spectacular places and cultures but less known to the world. Through the TV show entitled “Wondernesia” the natural and cultural resources are displayed creatively and appealing to the international community consumption. The program is an effort of promotion through international television media with POS approach (paid media, owned media, and social media) in improving awareness of people around the world toward Wonderful Indonesia branding as well as to encourage

Perkembangan Kepariwisataan Indonesia

15


Profile of Tourism Destinations

in Indonesia sekaligus mendorong peningkatan kunjungan wisman dari kawasan Asia Pasifik antara lain China, Jepang, Korea, Australia dan Selandia Baru, India, Hong Kong, maupun Taiwan. Program TV Wondernesia akan tayang di bulan Desember 2015 sampai Maret 2016 di seluruh wilayah Asia Pasifik, termasuk Cina, Jepang, Korea, Australia dan Selandia Baru, selain tentu di India, Asia Tenggara, Hong Kong dan Taiwan.

an increase in visits of tourists from the Asia Pacific regions including China, Japan, Korea, Australia and New Zealand, India, Hong Kong, and Taiwan. The TV program, Wondernesia, will be broadcasted in December 2015 through March 2016 in all the Asia Pacific regions, including China, Japan, Korea, Australia and New Zealand, besides of course in India, Southeast Asia, Hong Kong and Taiwan.

Di tahun 2015, kerjasama Kementerian Pariwisata dengan Google dilakukan di 5 pasar utama Indonesia, yaitu Singapura, Malaysia, Jepang, Australia, dan Hongkong termasuk Tiongkok (khusus untuk kerjasama Google Display Network) dan dilakukan di berbagai produk yang dimiliki Google antara lain : Google Search, Google Display Network, dan YouTube (Masthead, Preroll, dan Truview). Tidak ketinggalan, kerjasama juga dilakukan melalui YouTube Content Creator (video blogger yang memiliki subscriber tinggi di channel YouTube mereka) dari SIngapura, Malaysia, dan Jepang. Melalui kerjasama ini, angka yang dihasilkan cukup signifikan khususnya dalam hal kenaikan traffic ke website pariwisata Indonesia (www.indonesia.travel.) Jumlah traffic dari 5 target pasar utama tersebut ke www.indonesia.travel. mengalami kenaikan rata-rata daily traffic sebesar 614% (1 Juni – 14 Desember 2015). Untuk tahun 2016, Kementerian Pariwisata berencana untuk melanjutkan kerjasama dengan Google. Lingkup kerjasama tidak jauh berbeda dengan tahun 2015, yaitu Google Search, Google Display Network, dan YouTube (Masthead, Preroll, dan Truview) dengan penambahan jumlah pasar antara lain Korea Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat. Tujuannya agar Wonderful Indonesia semakin dikenal tidak hanya di lingkup Asia Pasifik tetapi juga di Eropa dan Amerika.

In 2015, the cooperation of the Ministry of Tourism with Google was conducted in five major markets of Indonesia, Singapore, Malaysia, Japan, Australia, and Hong Kong, including China (especially for cooperation of Google Display Network) and performed in a variety of products owned by Google, among others: Google Search Google Display Network, and YouTube (Masthead, Preroll, and Truview). Also, the cooperation was carried out through YouTube Content Creator (video blogger who has high subscriber in their YouTube channel) from Singapore, Malaysia, and Japan. Through the partnership, the resulting figure would be quite significant, especially in terms of the increase of traffic to the Indonesian tourism website (www. indonesia.travel). The amount of the traffic of 5 main target markets to www.indonesia.travel, increased in average daily traffic of 614% (1 June to 14 December 2015). For 2016, the Ministry of Tourism plans to continue the cooperation with Google. The scope of cooperation is not much different from 2015, namely Google Search Google Display Network, and YouTube (Masthead, Preroll, and Truview) with the addition of the markets, among others, South Korea, the United Kingdom, and the United States. The goal is that Wonderful Indonesia has become known not only in the scope of the Asia Pacific region but also in Europe and America.

Tiga program inovatif dari Indonesia berhasil tercantum sebagai finalis penghargaan pariwisata bergengsi, The 12th United Nations World Tourism Organization (UNWTO) Awards for Excellence and Innovation in Tourism. Pemenang

diumumkan pada malam penghargaan yang diadakan 20 Januari 2016 di Madrid, Spanyol.

Three innovative programs of Indonesia were successfully listed as finalists in the prestigious tourism awards, The 12th United Nations World Tourism Organization (UNWTO) Awards for Excellence and Innovation in Tourism. The winners will be announced at the award dinner held in 20 January 2016 in Madrid, Spain.

The 12th United Nations World Tourism Organization (UNWTO) Awards for Excellence and Innovation in Tourism memiliki empat nominasi, yaitu : UNWTO Award

The 12th United Nations World Tourism Organization (UNWTO) Awards for Excellence and Innovation in Tourism has four nominations, namely: UNWTO Award for

16

Profile of Tourism Destinations in Indonesia


Development of Indonesia Tourism

Mo

i rota

- Maluku Ut ara - De ra wa n

aw

a

Te n

ga

h

Maratua

j Ar di Can

a un

-J

Hiu

Pau

i t un s - Teluk Bin

Api Biru Abadi -Banyuwangi

Perkembangan Kepariwisataan Indonesia

17


Profile of Tourism Destinations

in Indonesia for Innovation in Public Policy and Governance, UNWTO Award for Innovation in Enterprises, UNWTO Award for Innovation in Non-Governmental Organizations dan UNWTO Award for Innovation in Research and Technology.

Award for Innovation in Enterprises. Nominasi terakhir diraih oleh The Marine Foundation untuk program Karang Lestari’s Coral Reef Reborn, inisiatif untuk melindungi ekosistem Indonesia tersebut mengantongi nominasi UNWTO Award for Innovation in Non-Governmental Organizations.

Innovation in Public Policy and Governance, UNWTO Award for Innovation in Enterprises, UNWTO Award for Innovation in Non-Governmental Organizations and UNWTO Award for Innovation in Research and Technology. A program that is proud by the Government of Banyuwangi of East Java Province, in utilizing information and communication technology (ICT) in the field of tourism managed to fill nominations of UNWTO Award for Innovation in Public Policy and Governance. Meanwhile, the flagship carrier, Garuda Indonesia, with its initiative program named “Bali Beach Clean-up” is managed to put in the category of UNWTO Award for Innovation in Enterprises. The last nomination was for The Marine Foundation on the program of Karang Lestari’s Coral Reef Reborn, the initiatives to protect the ecosystem of Indonesia managed nomination on UNWTO Award for Innovation in Non-Governmental Organizations.

Indonesia adalah satu-satunya negara dengan tiga nominasi sekaligus yang siap bersaing dengan 109 proyek lainnya yang digagas oleh negara Kolombia, Kenya, Puerto Rico, Lithuania, Spanyol, Swiss, Kamboja, Nepal, Afrika Selatan, Kroasia dan Korea Selatan.

Indonesia is the only country with three nominations at once ready to compete with 109 other projects initiated by the state of Colombia, Kenya, Puerto Rico, Lithuania, Spain, Switzerland, Cambodia, Nepal, South Africa, Croatia and South Korea.

UNWTO Awards diselenggarakan untuk mengapresiasi

inovasi di bidang pariwisata dan berusaha menyoroti efeknya terhadap pemerintahan serta masyarakat. Sejauh ini, UNWTO Awards telah diakui oleh 70 akademisi, visiuner dan lembaga lain karena telah menjadi inspirasi untuk pengembangan pariwisata yang kompetitif serta berkelanjutan sesuai dengan nilai kode etik pariwisata global dari UNWTO.

UNWTO Awards is organized to appreciate the innovations in the field of tourism and seeks to highlight the effect of the government and society. So far, the UNWTO Awards has been recognized by 70 academics, visionary and other institutions as has been the inspiration for the development of a competitive and sustainable tourism in accordance with the value of the code of ethics of UNWTO global tourism.

UNWTO sendiri adalah organisasi pariwisata dunia yang merupakan bagian dari PBB. Sebagai organisasi internasional terkemuka di bidang pariwisata, UNWTO bertugas mempromosikan pariwisata sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, pembangunan yang inklusif dan kelestarian lingkungan. Di samping itu, UNWTO juga menawarkan dukungan dalam memajukan pengetahuan tentang kebijakan pariwisata di seluruh dunia. Anggota UNWTO meliputi 157 negara, 6 anggota asosiasi dan lebih dari 480 anggota afiliasi mewakili sektor swasta, lembaga pendidikan, asosiasi pariwisata dan otoritas pariwisata setempat.

UNWTO itself is a world tourism organization that is part of the United Nations. As the leading international organization in the field of tourism, UNWTO is in-charge of promoting tourism as a driver of economic growth, inclusive development and environmental sustainability. In addition, UNWTO also offers support in advancing knowledge about the tourism policies worldwide. UNWTO members include 157 countries, 6 members of associations and more than 480 affiliate members representing the private sector, educational institutions, tourism associations and local tourism authorities.

Sebuah program yang digadang Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) di bidang pariwisata berhasil mengisi nominasi UNWTO Award for Innovation in Public Policy and Governance. Sementara itu, maskapai unggulan Garuda Indonesia dengan program inisiatifnya “Bali Beach Clean-up” berhasil menempatkan diri di kategori UNWTO

18

Profile of Tourism Destinations in Indonesia


Development of Indonesia Tourism

Sarana Pendukung Pariwisata

Supporting Tourism Facilities

1. Hotel Seiring dengan meningkatnya kunjungan wisman ke berbagai daerah, jumlah hotel berbintang di 34 daerah Provinsi tahun 2015 juga mengalami peningkatan, yaitu 2.197 hotel, yang terdiri dari 217.474 kamar dan 322.590 tempat tidur. Sedangkan untuk hotel non-bintang dan jenis akomodasi lainnya tercatat 16.156 hotel, dengan 289.727 kamar dan 421.643 tempat tidur. Menurut Provinsi, jumlah hotel tersebut sebagian besar terdapat di Provinsi-Provinsi daerah tujuan wisata utama seperti Jawa Barat (283 hotel bintang dan 1.435 hotel non-bintang), Bali (281 hotel bintang dan 1.798 hotel non-bintang), DKI Jakarta (228 hotel bintang dan 212 hotel non-bintang), Jawa Tengah (204 hotel bintang dan 1.329 hotel non-bintang), Jawa Timur (143 hotel bintang dan 2.091 hotel non-bintang), Sumatra Utara (111 hotel bintang dan 718 hotel nonbintang), DI Yogyakarta (89 hotel bintang dan 1.076 hotel non-bintang), Sulawesi Selatan (78 hotel bintang dan 560 hotel non-bintang), Kepulauan Riau (88 hotel bintang dan 287 hotel non-bintang) serta Provinsi lainnya.

1. Hotel Along with the increase of foreign tourists visiting the various regions, the number of five-star hotel in 34 Provinces in 2015 was also increased, namely 2,197 hotels, comprising 217,474 rooms and 322,590 beds. As for the non-star hotels and other accommodation types were recorded 16,156 hotels, with 289,727 rooms and 421,643 beds. According to the Province, the number of hotels are mostly found in the Provinces of the main tourism destinations such as West Java (283 star- and 1,435 non-star hotels), Bali (281 star- and 1,798 non-star hotels), DKI Jakarta (228 star- and 212 non-star hotels), Central Java (204 star- and 1,329 non-star hotels), East Java (143 star- and 2,091 non-star hotels), North Sumatra (111 star- and 718 non-star hotels), Yogyakarta (89 starand 1,076 non-star hotels), South Sulawesi (78 star- and 560 non-star hotels), Riau (88 star- and 287 non-star hotels) as well as other Provinces.

Jumlah Akomodasi, Kamar dan Tempat Tidur Hotel Bintang Tahun 2015 The Amount of Accommodation, Room and Bed of Star-Hotel in 2015 Province

Accommodation

Room

Bed

Aceh

17

1,278

2,137

Sumatera Utara

111

9,988

15,448

Sumatera Barat

60

3,611

Riau

55

4,912

Jambi

29

Sumatera Selatan

61

Bengkulu

8

Lampung

10

Kep. Bangka Belitung

32

Kep. Riau

88

DKI Jakarta

228

Jawa Barat

283

Jawa Tengah DI Yogyakarta

Province

Accommodation

Room

Bed

Nusa Tenggara Barat

63

3,996

5,860

Nusa Tenggara Timur

21

1,293

2,327

5,924

Kalimantan Barat

31

2,983

4,151

7,481

Kalimantan Tengah

8

699

1,049

1,973

2,727

Kalimantan Selatan

48

3,335

4,939

4,506

6,443

Kalimantan Timur

49

5,398

8,152

410

663

Kalimantan Utara

7

373

600

962

1,413

Sulawesi Utara

29

2,757

4,192

2,009

2,934

Sulawesi Tengah

8

742

1,037

10,994

15,494

Sulawesi Selatan

78

5,392

7,631

39,011

53,999

Sulawesi Tenggara

19

1,326

1,862

26,303

42,181

Gorontalo

8

470

758

204

16,202

25,353

Sulawesi Barat

7

364

579

89

8,763

13,709

Maluku

23

1,176

1,698

Jawa Timur

143

15,790

23,902

Maluku Utara

3

318

523

Banten

54

5,684

8,341

Papua Barat

15

1,009

1,591

Bali

281

31,596

44,657

Papua INDONESIA

27

1,851

2,835

2197

217474

322590

Perkembangan Kepariwisataan Indonesia

19


Profile of Tourism Destinations

in Indonesia

Jumlah Akomodasi, Kamar dan Tempat Tidur Hotel Non-Bintang Tahun 2015 The Amount of Accommodation, Rooms and Beds of Non-Star Hotels in 2015 Province

Accommodation

Room

Bed

Province

Room

Bed

Aceh

323

5,335

9,750

Nusa Tenggara Barat

679

7,749

11,187

Sumatera Utara

718

14,634

20,613

Nusa Tenggara Timur

313

5,198

9,042

Sumatera Barat

284

4,371

7,746

Kalimantan Barat

369

7,416

10,180

Riau

303

7,210

11,534

Kalimantan Tengah

370

6,687

9,656

Jambi

155

3,431

5,453

Kalimantan Selatan

268

4,868

7,904

Sumatera Selatan

280

5,678

8,555

Kalimantan Timur

500

8,939

12,563

Bengkulu

147

2,650

4,075

Kalimantan Utara

127

2,475

3,702

Lampung

228

4,872

7,512

Sulawesi Utara

207

3,656

4,929

Kep. Bangka Belitung

101

1,784

2,438

Sulawesi Tengah

466

5,619

8,996

Kep. Riau

287

7,778

9,077

Sulawesi Selatan

560

9,147

13,472

DKI Jakarta

212

8,652

11,049

Sulawesi Tenggara

418

5,272

6,794

Jawa Barat

1,435

34,268

54,124

Gorontalo

88

1,477

2,071

Jawa Tengah

1,329

26,318

38,607

Sulawesi Barat

139

1,852

2,932

DI Yogyakarta

1,076

13,831

19,896

Maluku

180

2,759

3,463

Jawa Timur

2,091

33,819

47,901

Maluku Utara

195

3,018

3,624

257

4997

7,716

Papua Barat

102

1,879

2,748

1,798

28,717

37,628

Banten Bali

Papua INDONESIA

2. Usaha Restoran dan Jasa Perjalanan Wisata Usaha restoran atau rumah makan skala menengah dan besar, pada tahun 2010 tercatat 2.916 restoran dengan rata-rata tenaga kerja 27 orang. Pada tahun 2011, jumlah restoran tersebut meningkat menjadi 2.977 dengan ratarata tenaga kerja 27 orang. Untuk tahun 2012, tidak ada data tersedia namun jumlah pekerja menjadi 28 orang.

151

3,371

4,706

16,156

289,727

421,643

2. Restaurant and Travel Services

Sama dengan usaha bidang perhotelan, untuk usaha jasa perjalanan wisata berskala menengah dan besar dalam

20

Accommodation

Profile of Tourism Destinations in Indonesia

The large and medium scales restaurant or food stall businesses in 2010 were recorded 2.916 units with an average of 27 workers. In 2011, the number of restaurants increased to 2,977 units with an average of still 27 workers. For 2012, no data available but the number of workers increased to 28 people. Similar with business in hotels, the large and small scale tour and travel services in recent years were experienced


Development of Indonesia Tourism

beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 2010 tercatat 3.033 perusahaan yang terdiri dari perusahaan Biro Perjalanan Wisata (BPW) 1.116 perusahaan dan Agen Perjalanan Wisata (APW) sebanyak 1.917 perusahaan dengan penyerapan tenaga kerja rata-rata 11.00 dan 6.00. Pada tahun 2012 jumlah tersebut menjadi 3.038 perusahaan yaitu 1.120 BPW dan 1.918 APW (Usaha perjalanan wisata ini diprediksi akan terus meningkat dengan adanya kondisi perekonomian Indonesia yang semakin membaik dengan pertumbuhan 6,4%, serta dikembangkannya destinasi-destinasi wisata baru di sejumlah daerah Provinsi). 3. Investasi Pariwisata Pemerintah Indonesia mendorong investor dalam dan luar negeri untuk mengembangkan investasi sektor pariwisata di berbagai daerah Provinsi di Indonesia. Kebijakan ini didukung dengan pemberian fasilitas dan pelayanan perizinan yang mudah serta tersedianya kepastian hukum dan adanya stabilitas keamanan yang kondusif bagi para investor. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan minat investasi untuk Sektor Pariwisata dan Kawasan mengalami peningkatan hingga 102,89% pada periode Oktober 2014 hingga Juni 2015. Dalam catatan BKPM, sepanjang periode Oktober 2014-Juni 2015, minat investasi melalui pengajuan izin prinsip untuk Sektor Pariwisata dan Kawasan tercatat sebesar Rp. 168,9 triliun, atau naik 102,89% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp. 83,24 triliun. Pengembangan Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dapat mendorong pengembangan Sektor Pariwisata karena adanya dukungan infrastruktur. Selain itu, KEK memiliki peranan strategis sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Sebagai contoh KEK Mandalika di Nusa Tenggara Barat berpotensi menyerap 58.000 tenaga kerja langsung dan 200.000 tenaga kerja tidak langsung sejak masa konstruksi. Di samping pengajuan izin prinsip, BKPM juga mencatat ada 12 investor yang menyatakan minatnya untuk menanamkan modal di Sektor Pariwisata dan Kawasan Industri. Dari jumlah tersebut, tujuh di antaranya sudah menyampaikan nilai rencana investasi sebesar US $. 12,87 miliar.

a significant growth. In 2010 there were 3,033 companies that consisting of 1,116 Tour and Travel Bureaus (BPW) and 1,917 Tour and Travel Agents (APW) with employee absorption of an average of 11 and 6. In 2012 that number became 3,038 companies consisting of 1,120 BPW and 1,918 APW (the tour and travel service business is predicted to continue to increase with the presence of the Indonesian economy of getting better with 6.4% growth, and the development of new tourism destinations in a number of Provincial areas.

3. Tourism Investment Indonesian government encourages domestic and foreign investors to carry out investment of the Tourism Sector in different regions of the Province in Indonesia. The policy is supported by the provision of facilities and a simple licensing services as well as the availability of legal certainty and the security stability that is conducive to the investors. The Investment Coordinating Board (BKPM) conveyed the interest in investing in the Tourism and Industrial Zone Sector was increased by 102.89% in the period of October 2014 to June 2015. In a note of BKPM, during the period of October 2014 to June 2015, the investment interest through submission of principle licenses for the Tourism and Industrial Zone was recorded at IDR. 168.9 trillion or an increase of 102.89% over the same period of the previous year of IDR. 83.24 trillion. The development of the Industrial Zone and Special Economic Zones (KEK) can encourage the development of Tourism Sector because of the support infrastructure. In addition, KEK has a strategic role as the center of the economic growth and employment. For example KEK Mandalika in West Nusa Tenggara has the potential to absorb 58,000 direct labors and 200,000 indirect ones since the construction period. In addition to the submission of the principle license, the agency also noted there were 12 investors declared to invest in the Tourism and Industrial Zone Sector. Of these, seven investors have already delivered the value of an investment plan of US$. 12.87 billion.

Perkembangan Kepariwisataan Indonesia

21


Profile of Tourism Destinations

in Indonesia Sementara itu, 11 minat investasi lainnya masih dalam tahap melakukan studi kelayakan dan pencarian lokasi. BKPM sedang memfasilitasi hal tersebut, termasuk mendampingi dalam proses lokasi investasi yang tepat bagi investor. Pemerintah menempatkan pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi baru dalam bentuk kawasan industri dan KEK sebagai salah satu prioritas pembangunan. Pemerintah merencanakan mengembangkan 15 kawasan industri baru dan 17 KEK baru, termasuk di dalamnya 10 KEK Pariwisata. Pengembangan KEK tersebut melengkapi 8 wilayah KEK yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah, yaitu KEK Sei Mangke di Sumatera Utara, KEK Tanjung Api-Api di Sumatera Selatan, KEK Tanjung Lesung di Banten, KEK Mandalika di NTB, KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan di Kalimantan Timur, KEK Palu di Sulawesi Tengah, KEK Bitung di Sulawesi Utara, dan KEK Morotai di Maluku Utara. Kementerian Pariwisata menargetkan realisasi investasi sektor pariwisata pada tahun 2016 mencapai Rp. 20 triliun. Jumlah ini naik dua kali lipat dibanding dengan investasi pada tahun ini. Menteri Pariwisata mengatakan, realisasi investasi tersebut akan difokuskan pada pengembangan infrastruktur dasar di dalam kawasan wisata, pengembangan fasilitas amenitas di tiga kawasan wisata, yakni Tanjung Lesung, Mandalika dan Morotai. Pada tahun ini investasi mencapai Rp. 10 triliun untuk pengembangan fasilitas di KEK Tanjung Lesung dan Mandalika, seperti jalan tol dan infrastruktur lain dengan intervensi dari pemerintah. Untuk pengembangan 10 destinasi wisata baru yang telah ditetapkan, rata-rata membutuhkan investasi sebesar Rp. 30 triliun, sehingga peluang investasi akan mencapai Rp. 300 triliun. Pengembangan kawasan wisata akan dikembangkan secara bertahap, tidak semuanya langsung dibangun dalam satu waktu.

22

Profile of Tourism Destinations in Indonesia

Meanwhile, 11 other investment interests are still in the stage of conducting a feasibility study and the search location. BKPM is facilitating it, including assisting in the process of proper investment location for investors. The government puts the development of new economic growth center in the form of Industrial Estates and KEKs as one of the priorities of development. The government plans to develop 15 new industrial estates and 17 new KEKs, including 10 KEK of Tourism. KEK development completes 8 territories of KEK that have been set by the Government, namely KEK Sei Mangke in North Sumatra, KEK Tanjung Api-Api in South Sumatra, KEK Tanjung Lesung in Banten, KEK Mandalika in West Nusatenggara, KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan in East Kalimantan, KEK Palu in Central Sulawesi, KEK Bitung in North Sulawesi, and KEK Morotai in North Moluccas. The Ministry of Tourism is targeting the realization of investment in the Tourism Sector in 2016 reached IDR. 20 trillion. The number more than doubled compared with the investment in this year. The Minister of Tourism said that the realization of these investments would be focused on the development of basic infrastructure in tourist areas; the development of amenity facilities in three tourism areas, namely Tanjung Lesung, Mandalika and Morotai. In the year, the investment reaches IDR. 10 billion for the development of facilities at KEK Tanjung Lesung and Mandalika, such as toll roads and other infrastructure with the intervention of the government. For the development of 10 new tourism destinations which have been determined, they require in average of IDR. 30 trillion, so the investment opportunity will reach IDR. 300 trillion. The development of tourism areas will be developed in stages, not all of them immediately built at a time.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.