2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
JONG INDONESIA JONG INDONESIA Membangun Indonesia Masadepan
NEW ROTTERDAM BRIDGE | BY SIMONE H.
Liputan Khusus
ICID 2019 - Rotterdam International Conference on Indonesian Development
Opini Ekslusifitas dalam perdagangan Uni-Eropa ASEAN: Tanggung jawab siapa?
Studi ke Belanda Kuliah di Belanda dan jenis beasiswanya
JONG INDONESIA Membangun Indonesia Masa Depan
JONG INDONESIA Membangun Indonesia Masa Depan
PENGANTAR REDAKSI Pembaca yang terhormat, Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya majalah Jong Indonesia edisi kedua 2019 telah terbit. Jong Indonesia merupakan majalah resmi Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belanda (PPI Belanda) yang diterbitkan secara elektronik dan dapat diakses oleh khalayak umum. Pada kepengurusan ini, majalah diterbitkan dalam dua edisi, di bawah koordinasi Departemen Media, Komunikasi, dan Informasi – PPI Belanda 2018/2019. Majalah Jong Indonesia edisi ini merupakan terbitan kedua setelah PPI Belanda menerbitkan edisi pertama pada musim semi yang lalu. Musim panas baru saja berakhir, lalu datanglah musim gugur. Ini artinya, tahun ajaran baru akan segera dimulai dan mahasiswa baru akan segera memulai studinya di Negeri van Oranje. Dalam majalah edisi ini, ada beberapa artikel yang dapat membantu mahasiswa untuk mempersiapkan studinya dan beradaptasi di Belanda. Kami berharap majalah edisi kedua ini mampu memberi secercah informasi bagi mahasiswa baru untuk memulai kehidupan awal di Belanda.
Dewan Editorial Penanggung Jawab: Atika Almira Agung Nugraha Pemimpin Redaksi: Afrizal Maarif Imron Kontributor: Ahmad Fizri Afriandana Alifan Cahyana Angginta Ramdani Ibrahim Ayundabhuwana Azka Nur Medha Divani Aery Lovian Fachry Hasani Habib Floriana Ayumurti Ikbar Al Asyari Intan Ika Apriani Izzaura Fiktarima Tombayu Amadeo Hidayat Yohanes Ivan Adi Kristianto Yolanda Ryan Armindya Komite ICID 2019
Artikel dalam majalah Jong Indonesia merupakan sumbangsih dari pelajar Indonesia di Belanda, membahas mulai dari kesan selama studi di Belanda, cerita semasa hidup di Belanda, opini terkait pembangunan Indonesia, pernak-pernik mengenai Belanda, kegiatan mahasiswa, hingga karya fotografi. Kami pun berharap majalah ini dapat menjadi sarana untuk menyalurkan minat di bidang menulis, fotografi, maupun jurnalistik di kalangan pelajar Indonesia di Belanda. “ , musim yang penuh keceriaan!� atau musim panas yang lalu, merupakan musim yang penuh keceriaan. Mengambil sepenggal lirik lagu dari ABBA –“ � saya mengingat bahwa musim panas kali ini begitu ceria. Pasar musim panas digelar di beberapa kota, banyak orang menghabiskan waktu di taman kota, dan tentunya toko es krim dapat dengan mudah ditemukan di mana-mana. Walapun terdapat beberapa hari dimana Belanda dan sebagian Eropa dilanda , namun fenomena ini tidak menyurutkan keceriaan di sepanjang musim panas tahun ini, seperti pula keceriaan yang dirasakan oleh keluarga baru kita yang akan memulai studinya di Belanda. Namun demikian, layaknya musim panas yang beralih ke musim gugur, ada yang datang, ada pula yang pergi. Ada yang akan memulai perjalanan studinya, ada pula yang baru saja menyelesaikan tanggung jawab studinya di Belanda. Kami ucapkan “selamat datang� untuk mahasiswa baru dan “sampai jumpa kembali di Belanda� untuk kawan-kawan yang baru lulus dan akan melanjutkan petualangan hidupnya, semoga sukses selalu! Mengenai perpisahan, pun demikian dengan PPI Belanda kepengurusan ini. Tak terasa, sudah setahun masa kepengurusan kami berjalan, itu artinya kami akan pamit undur diri dalam waktu dekat. Majalah edisi kedua ini adalah majalah edisi pamungkas bagi kepengurusan kami. Kami senantiasa berharap bahwa majalah ini tetap dapat diterbitkan pada tahun-tahun berikutnya dengan kualitas yang semakin baik. Semoga Majalah Jong Indonesia selalu mendapat tempat spesial di hati para pembaca, khususnya para pelajar Indonesia yang ada di Belanda. Akhir kata, kami pamit ya! Salam perhimpunan, Salam Jong Indonesia!
Editor: Ni Putu Intan Sawitri Wirayani Desainer Grafis: Viriega Fauzia R PPI Belanda Email: ppibelanda1922@gmail.com majalahjongindonesia2019@gmail.com Youtube: PPI Belanda Facebook Page: @ppibelanda1922 Instagram: @ppibelanda Radio: radio.ppibelanda.org Web: www.ppibelanda.org
Pemimpin Redaksi Afrizal Maarif Imron Master of Landscape Architecture and Planning Wageningen University and Research
JONG INDONESIA Membangun Indonesia Masa Depan
i 01 02 05 09 11 16 17 19 20 24 27 29 33 38
- Pengantar Redaksi dan Nama-Nama Kontributor - Sambutan Sekjen PPIB - Rubrik Hidup di Belanda : Berkeliling Belanda dengan kereta api - Highlight ICID 2019 - Rubrik Studi di Belanda: Selamat datang di Utrech - Rubrik Studi di Belanda : Beasiswa ke Belanda - Resensi Buku : “TheDinner� - Galeri Foto - Rubrik Studi di Belanda : Keluar dari zona nyaman - Rubrik Studi di Belanda : Tips menghadapi Stress Akademik - Rubrik Opini: Ilmu Sosial - Galeri Foto - Liputan KPPS PPI Belanda - Sastra Cerpen : Majalah Organisasi - Rubrik Hidup di Belanda : Belanja kebutuhan sehari - hari
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Sambutan Sekjen PPIB Atika Almira
Master of Urban Housing, Equity and Social Justice Erasmus University Rotterdam Sekretaris Jenderal PPI Belanda 2018 – 2019 Dari masa ketika daun-daun mulai menguning, dan kembali ke masa ketika daun-daun yang sudah sempat tumbuh rimbun tersebut berguguran kembali. Satu tahun sudah berlalu sejak Badan Pengurus Harian PPI Belanda 2018-2019 “Rumah Inspirasi� terbentuk. Satu tahun ini kita telah banyak melangkah bersama dan kita perlu meyakini bahwa langkah-langkah tersebut adalah awal yang baik untuk PPI Belanda yang semakin progresif dalam mengawal pembangunan bangsa. Hari ini kita perlu terus meyakini bahwa peran pemuda akan terus relevan. Banyak yang baru dicoba; dari mulai menghidupkan kembali radio yang kemudian bertransformasi menjadi , sampai menghidupkan kembali International Conference on Indonesian Development (ICID) yang sempat redup beberapa tahun lalu. Termasuk pula majalah ini, sebuah usaha untuk menghidupkan kembali semangat literasi yang dibersamai semangat mengarsipkan narasi, agar kelak kita punya ruang untuk menengok kembali apa yang telah kita lalui. Rumah ini juga menjadi ruang silaturahmi, dari berbagai kegiatan di internal seperti kegiatan budaya, olahraga, atau semata kumpul santai. Tahun ini ruang itu kita perbesar sehingga kita punya beranda, yang memampukan kita untuk banyak berinteraksi dengan berbagai pihak di luar PPI Belanda. Setahun ke belakang rumah ini telah pula menjadi rumah tempat kita membakar api gelisah untuk menyuarakan kritik dan gagasan. Berbagai pernyataan sikap dilantangkan untuk merespon berbagai isu di Indonesia seperti kekerasan seksual, korupsi, dan berbagai situasi politik yang berkembang. Kita juga tak luput dalam merespon isu yang berkembang di dunia internasional, seperti terorisme di Christchurch salah satunya. Seluruh diskursus kita tutup dan rampungkan di ICID, sebuah wadah akademik yang menjadi gagasan dalam pembangunan di Indonesia, yang rekomendasinya bisa teman-teman baca juga di salah satu laman di majalah ini. Memang, pekerjaan rumah masih jauh dari selesai. Gagasan yang lebih komprehensif dan solutif masih dinanti, juga dengan membangun jejaring yang lebih luas dan masif. Yang saya pahami, organisasi ini masih punya makna, kalau kita mau membaca ulang narasi-narasi yang sudah diukir generasi-generasi sebelumnya dan melanjutkan narasi tersebut sesuai dengan tantangan pada zamannya. Kita juga telah bersama belajar bahwa kontribusi tentu tidak sebatas gagasan belaka. Negeri ini merindukan pemuda-pemuda yang penuh aksi. Kita pun turut berbagi melalui berbagai penggalangan dana, berbagi kisah yang disampaikan melalui kartu pos ke Rumah Belajar Senen, dan juga pengabdian yang kita langsungkan melalui kolaborasi. Kita memahami bahwa dampak yang lebih berarti bisa diraih apabila kita tidak sendiri. Bersama dengan PPI Dunia, kita lancarkan program 1000 sepatu dan juga pengiriman pelatih pendidik bersama Ruang Berbagi Ilmu (RuBI). Satu tahun ternyata waktu yang tidak sebentar, namun tidak juga cukup lama untuk mencapai semua cita-cita. Kerja masih harus terus dilanjutkan, mimpi masih harus terus dibisikkan. Semoga ke depan, teman-teman di Belanda tetap menjadi orang yang nuraninya menyala, yang tak gentar menjadi pembeda antara yang benar dan yang salah. Selamat terus membangun rumah ini, semangat tiada henti berbagi inspirasi!
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Berkeliling Belanda dengan Kereta Api Tombayu Amadeo Hidayat Master of Geo-Information Science Wageningen University and Research
Secara luas wilayah, Belanda memang tergolong kecil. Luasnya hanya sekitar 42.508 km²—berbeda sedikit dengan Jawa Barat (35.245 km²) dan tidak lebih besar dari Jawa Timur daratan (43.671 km²). Walau begitu, wilayah yang sedemikian kecil ini dilengkapi dengan salah satu jaringan kereta api terekstensif, tersibuk dan terefisien di dunia. Berpindah dari satu kota ke kota lain menjadi begitu mudah dan cepat. Menurut laporan tahunan NS (Nederlandse Spoorwegen, alias PT. KAI-nya Belanda), kereta di Belanda merupakan salah satu yang paling efisien di dunia, bersama Jepang dan Swiss. Di tahun 2018, tingkat ketepatan waktunya bahkan melebihi 92%. Jalur-jalur yang menghubungkan kota-kota besar di Belanda, seperti Utrecht-Rotterdam atau Utrecht-Amsterdam, dilayani oleh kereta Intercity setiap 15 menit. Untuk jalur yang lebih jauh seperti jalur Utrecht-Maastricht, layanan keretanya menjadi per 30 menit pada waktu normal, untuk lintasan dengan jarak kurang lebih 180 km. Per hari, terdapat 35 layanan kereta pada di antara kedua kota ini. Untuk memberikan gambaran, jalur Utrecht-Maastricht ini bisa dibandingkan dengan jalur kereta api Bandung-Jakarta. Dengan jarak kurang lebih 150 km, saat ini Bandung dan Jakarta dilayani kereta Argo Parahyangan 8 kali per hari. Coba bayangkan jalur Bandung-Jakarta dengan frekuensi kereta api yang sama: 8 kali per hari menjadi 35 kali per hari. Betapa padatnya jalur itu dan betapa mudahnya bepergian antara kedua kota itu! Kalau tertinggal satu kereta, cukup tunggu 30 menit, dan kamu pun akan dapat meraih tujuanmu dengan sekejap mata.
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Sebelum naik kereta
Sebelum bepergian menggunakan kereta, tentu kita harus memiliki tiket yang Di Belanda, tiket ini berbentuk sebuah kartu yang disebut OV-chipkaart. Tiket ini bisa dibeli di yang terletak di setiap stasiun, terbuat dari kertas dengan strip magnet dan bersifat sekali pakai. Pelajar dan penduduk Belanda pada umumnya menggunakan OV-chipkaart multipakai. Kartu ini dapat digunakan berkali-kali dan pengguna dapat mengisi sejumlah uang ke dalam kartu. Kalau di Indonesia, sistemnya mirip dengan yang biasa kita gunakan untuk naik TransJakarta. Kartu ini dapat digunakan di seluruh daerah di Belanda dan tidak hanya untuk perjalanan dengan kereta, namun juga untuk perjalanan dengan bus, tram, metro, bahkan kapal ferry di daerah-daerah tertentu. Sebelum naik kereta, pastikan untuk memvalidasi tiket atau OV-chipkaartmu dengan di stasiun tempat kamu berangkat. Di perjalanan, petugas atau kondektur terkadang datang untuk memeriksa validitas tiket/kartumu. Setelah tiba di stasiun tujuan, jangan lupa dengan cara yang sama saat kamu . Saldomu akan terpotong sesuai dengan tarif perjalananmu. Praktis! P
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Tips Hemat Untuk pelajar, tarif normal kereta api di Belanda bisa terasa mahal –terutama untuk perjalanan jarak jauh. Misalnya, perjalanan dari Amsterdam ke Groningen bisa memakan ongkos ₏26,5 untuk sekali jalan dalam gerbong kelas 2. Beruntung, di Belanda banyak sekali tips dan trik untuk dapat bepergian menggunakan kereta dengan murah. Dengan trik-trik ini, ongkos perjalanan bisa dipangkas hingga (hampir) gratis. Opsi paling populer adalah tiket harian, atau biasa disebut dengan . Dengan , kamu bisa bepergian dengan kereta sepuasnya selama satu hari, kecuali di jam-jam sibuk saat hari kerja. Untuk akhir pekan, dagkaart valid untuk sepanjang hari. Sayangnya, ini tidak selalu tersedia sepanjang tahun. Ketersediaan kartu ini bergantung pada periode promo dari toko dan agen yang menjual , seperti Albert Heijn, Etos atau Kruidvat. Jenis dan validitas pun bermacam-macam. Umumnya, hanya untuk perjalanan kereta. Namun, beberapa jenis dagkaart juga untuk semua jenis moda transportasi, seperti dagkaart yang dikeluarkan Primera. Untuk mendapatkan informasi teraktual soal dagkaart, kamu bisa rajin-rajin cek halaman web treinreiziger.nl dan actievandedag.nl.
Harga kartu ini berkisar ₏12,5 hingga ₏19; bergantung pada jenis dan validitas kartu. Sangat murah bila dibandingkan dengan tarif normal kereta di Belanda. Harga ini memang lebih mahal dari day ticket di negara lain, contohnya di Berlin dengan ₏7 atau ₏4,5 di Milan. Tapi ingat, tadi hanya berlaku di satu kota; sedangkan berlaku di seluruh negara. Selain , opsi yang tidak kalah menarik yaitu dengan menggunakan paket yang disediakan NS. Salah satu paket langganan yang paling populer di kalangan pelajar adalah  � �. Hanya dengan membayar ₏35 per bulan, kamu bisa bepergian sepuasnya di seluruh Belanda saat akhir pekan. Di luar itu, kamu mendapat diskon 40% untuk perjalananmu, kecuali saat jam sibuk � �.  � � ini sangat cocok bagi yang senang bepergian saat akhir pekan. Perjalanan pulang pergi dari Wageningen ke Amsterdam saja sudah hampir menutup tarif bulanan  � �. Jika kamu tidak terlalu sering bepergian, mungkin paket subscription  � lebih cocok; kamu akan mendapatkan diskon 40% untuk perjalanan di luar jam sibuk dan di akhir pekan.
 � € € € Dengan berbagai opsi dan tarif yang ang cukup terjangkau, berkeliling eliling Belanda menggunakan kereta a pun menjadi menu wajib bagi pelajar-pelajar Indonesia yang ang sedang menempuh studi tudi di negeri ini. Jadi, tunggu apa lagi? Segeralah beranjak anjak dari kasurmu dan mulailah berkeliling negeri kecil ecil nan indah ini.  � € € €  ‚ ƒ ‚  ‚ „� „� � … … „�
Jika kamu bepergian dengan grup lebih dari 4 orang, opsi sangat menarik untuk dipilih. Tiket ini dapat digunakan untuk trayek manapun, dengan syarat seluruh peserta grup selalu bepergian bersama-sama (maksimal 7 orang) dan tiket digunakan di luar jam sibuk. Semakin banyak pesertanya, harga tiket makin murah: harga termurah bisa mencapai â‚Ź5 per orang.
†
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
ICID 2019 Hasil konferensi untuk pembangunan Indonesia di masa mendatang. Sedari tanggal 19-21 September 2019, Konferensi Internasional tentang Pembangunan Indonesia atau biasa dikenal dengan International Conference on Indonesian Development (ICID) telah diselenggarakan secara sukses. Dalam kesempatan ini, kami dari perwakilan komite ICID 2019 ingin menyampaikan ringkasan singkat dan hasil diskusi selama konferensi berlangsung. ICID 2019 mengusung tema pengarusutamaan atau wacana pembangunan inklusif beserta potensi, tantangan, dan peluangnya dalam era revolusi industri 4.0. Berdasarkan diskusi selama konferensi, berikut adalah rekomendasi untuk pemerintah Republik Indonesia dan semua pemangku kepentingan terkait, untuk pembangunan Indonesia yang lebih inklusif di masa depan:
‡
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
DESIRING
Berangkat dari kemauan untuk mulai memikirkan kembali paradigma pembangunan yang sejalan dengan modalitas Indonesia dalam konteks nilai-nilai dan pengetahuan lokal, rekomendasi yang diberikan antara lain: 1. Pentingnya nilai-nilai lokal dan pemberdayaan pengetahuan untuk wacana pembangunan secara umum; 2. Menghubungkan nilai-nilai dan pengetahuan lokal dengan Rencana Aksi Indonesia dalam hal pendidikan, perencanaan pembangunan, industrialisasi, dan kesejahteraan sosial; 3. Distribusi kesejahteraan yang adil kepada semua elemen masyarakat dengan mengurangi kesenjangan secara ekonomi dan sosial adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh setiap pemangku kepentingan. Dua cara diusulkan: pertama, mengundang kelompok marjinal dan tersisih untuk angkat bicara dan berpartisipasi dalam merancang pertumbuhan dan perkembangan yang mereka inginkan. Inilah yang disebut dengan "Pertumbuhan dan Pengembangan Inklusif". Kedua, merenungkan tujuan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan berhenti mengeksploitasi alam dan tenaga kerja secara berlebihan.
ACTUALIZING
Perlunya mewujudkan ataupun memfasilitasi kebutuhan BEKRAF atau Badan Ekonomi Kreatif Indonesia untuk menjadi pilar penting pembangunan inklusif, dengan rekomendasi sebagai berikut: 1. Menimbang kembali hasil diskusi lanjutan, mengenai status BEKRAF agar menjadi institusi setara kementerian untuk memperkuat perekonomian kreatif Indonesia melalui perencanaan keuangan yang lebih baik, penguatan posisi politik, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia; 2. Selanjutnya, ada juga urgensi untuk mendiskusikan lebih lanjut mengenai program prioritas BEKRAF 16 dengan menekankan dan mengarusutamakan modalitas potensial, pengetahuan, dan kebijaksanaan lokal dengan mengaktualisasikan dampak positif dari efek berganda perekonomian kreatif seperti; pariwisata, makanan dan minuman, serta pasar Indonesia.
ˆ
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
REINFORCING
Rekomendasi terkait upaya memperkuat sistem pendidikan agar lebih berorientasi pada pemikiran-pemikiran kreatif dan inovatif, yakni: 1. Perenungan kembali hasil atau pengembangan sumberdaya manusia dalam sistem pendidikan dengan tidak melulu berfokus pada nilai atau skor, r dan menumbuhkan ruang kreativitas untuk membentuk r, pemikiran kritis; 2. Menguatkan kembali sistem dan kebijakan anggaran pendidikan dengan mendukung proses pendidikan multi-disiplin dan pemanfaatan teknologi; 3. Melibatkan secara inklusif semua pemangku kepentingan dalam membahas masa depan sistem pendidikan Indonesia agar lebih setara, terdesentralisasi, dan inklusif.
EMPHASIZING
Dibutuhkan penekanan di tingkat penyusunan kebijakan struktural, dengan rekomendasi sebagai berikut: 1. Menerapkan mekanisme ‰ terhadap emisi karbon –dihitung secara langsung dengan jumlah polutan yang dikeluarkan oleh industri; 2. Melaksanakan ekonomi sirkular: produksi pertanian dan hasil bumi lainnya yang lebih ramah lingkungan dan bertanggung jawab; 3. Meningkatkan efisiensi energi: mencegah dan mengurangi emisi dan mengurangi impor bahan bakar non-terbarukan; 4. Memanfaatkan teknologi berbasis lingkungan yang dapat berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan memperluas ruang penelitian untuk penerapan energi bersih dan berkelanjutan; 5. Selanjutnya, hasil produksi harus mempertimbangkan aspek pemberdayaan masyarakat secara inklusif.
Š
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
CONSIDERING
Kemudian, mempertimbangkan hak-hak pekerja dan buruh dalam menghadapi revolusi industri 4.0 pun dirasa perlu, dengan rekomendasi sebagai berikut: 1. Perlunya kebijakan ketenagakerjaan yang mempromosikan hak-hak pekerja dan melindungi pekerja dari konsekuensi yang lebih besar dari revolusi industri 4.0. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi hak-hak pekerja atas kerentanan mereka pada ketidakpastian. Kondisi ini ada atas konsekuensi pengembangan revolusi industri 4.0, dimana untuk buruh berketerampilan rendah, negara memiliki kewajiban untuk melindungi hak-hak dan meningkatkan keterampilan mereka untuk menghadapi revolusi industri di masa mendatang. Dengan demikian, mewakili semua anggota komite dan tim pemerhati kebijakan dalam konferensi ICID 2019 di Rotterdam, kami menyampaikan ringkasan rekomendasi singkat ini. Atas perhatian dan tindak lanjut yang diberikan, kami menyampaikan terima kasih banyak. Komite ICID 2019 – PPI Belanda Erasmus University Rotterdam September 2019
‹
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Selamat Datang di Utrecht! Fachry Hasani Habib Master of Public International Law Utrecht University
Sudah sekitar sebulan saya tinggal di kota ini. Utrecht. Kota yang terletak di tengah-tengah Belanda. Sebelum saya berangkat ke kota ini, saya membaca berita yang mengatakan Utrecht ini adalah Hub jalur kereta di Belanda. Wah, saya langsung terpikir Stasiun Manggarai di Jakarta! Ternyata memang benar, setelah sampai di Utrecht, stasiunnya mungkin yang paling besar atau salah satu yang besar di Belanda. Bulan pertama ini saya habiskan dengan susah payah untuk beradaptasi. Tak hanya beradaptasi dengan kehidupan akademik, ya kehidupan secara keseluruhan. Tempat baru, bertemu orang baru, jauh dari orang-orang tercinta di Indonesia. Tentu butuh adaptasi. Utrecht University adalah tujuan saya di sini. Kalau diingat-ingat, mungkin hampir 2 tahun lebih saya berusaha untuk bisa berangkat ke Belanda dan kuliah di Utrecht University. Waktu yang lumayan lama juga, banyak hal yang dilalui, banyak juga pengalaman yang didapat. Pastinya sih, harus sabar. Sabar menunggu pengumuman tes IELTS, pengumuman beasiswa, pengumuman penerimaan di kampus, dan juga sabar karena dompet terkuras secara perlahan untuk membiayai hal-hal kecil tapi penting –mengganggu tapi harus, dan lainnya. Saat ini pukul 02.06 dini hari waktu Belanda. Saya heran, sudah hampir sebulan ini saya belum sempat mengelilingi kota ini dengan santai. Kalau kata khalayak ramai, belum sempet ‰ nih. Tentunya itu bukan karena saya mau seperti itu. Sama seperti yang lain, pertama kali pindah dan mulai kehidupan di tempat baru pastinya rasa penasaran untuk berjalan-jalan dan berwisata mengelilingi kota sangat besar. Tapi kan tujuan utamanya kuliah, ya! Jadi rasa penasaran harus ditahan dulu selama masih ada tugas dan bahan kuliah yang harus dibaca. Minggu ini mungkin waktu paling maksimal untuk menahan rasa penasarannya. Sudah terlalu lama belum sempat berkeliling kota. Saat ini saya mengambil kuliah program Master (S2). Program yang diambil adalah Public International Law dengan spesialisasi Environment and the Law of the Sea (intinya saya belajar hukum internasional untuk lingkungan dan laut). Sebenarnya, program Public International Law ini dibagi menjadi 2 spesialisasi, salah satunya adalah yang saya ambil saat ini dan yang lainnya adalah spesialisasi Human Rights (Hak Asasi Manusia). Kira-kira angkatan tahun ini ada sekitar 75 mahasiswa yang mengambil program ini.
Œ
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Karena malam ini saya tidak bisa tidur, saya jadi berpikir, siapa kira-kira orang Indonesia lainnya yang pernah berkuliah di sini juga dan mengambil program yang sama? Tapi harus yang terkenal –kalau orang biasa saja, nanti harus cek Linkedin, Facebook, Instagram, atau media sosial lainnya untuk tahu siapa orangnya, ribet zaman sekarang. Lagipula, kalau terkenal kan bisa dijadikan panutan. Saya mengingat periode perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bung Hatta berkuliah di Erasmus University Rotterdam (dulu kalau tidak salah namanya belum seperti ini). Selain itu, Bung Kecil alias Sutan Syahrir berkuliah di Amsterdam. Setelah dipikir-pikir, siapa tokoh yang pernah berkuliah di Utrecht University ya? Saya mencoba mengingat berita, buku, koran atau informasi apapun yang pernah saya baca. Saya tidak mau membuka Google, karena Google is ‚ (ini bercanda). Tiba- tiba saya teringat seseorang, ia adalah Munir. Ya, Munir Said Thalib. Seorang aktivis Hak Asasi Manusia yang terkenal dari Indonesia. Ia pernah menuju ke sini. Tentu teman-teman tahu sepak terjang Munir sebagai aktivis HAM (inilah kemudian fungsi Google kalau kalian penasaran). Lalu, saya ingat kalau ia juga mengambil jurusan Human Rights (Hak Asasi Manusia). Nah pada saat ini akhirnya saya membuka Google, sang ahli dalam mencari apapun, untuk memastikan kuliah apa yang pada saat itu yang akan ia ambil. Banyak sumber menuliskan ia akan mengambil International Law and Human Rights. Ia berangkat menuju Utrecht University pada tahun 2004. Selanjutnya, tentu teman-teman sudah tahu. Perjalanan tersebut adalah perjalanan terakhirnya. Saya kemudian berpikir, ia mengambil jurusan yang sama dengan saya. Hanya saja ia memilih spesialisasi Human Rights. Jika sistem perkuliahan saat itu sama seperti sekarang, tentu saya akan berada di satu kelas yang sama dengan seorang Munir. Terutama pada saat kelas Public International Law karena pada kelas ini, siswa dari kedua spesialisasi dikumpulkan di satu kelas yang sama. Saya jadi membayangkan, seperti apa Munir jika di kelas? Apa pertanyaan-pertanyaan dan pengalaman yang akan ia bagikan selama program ini? Saya menjadi sadar satu hal. 14 tahun yang lalu, ada seorang anak bangsa yang juga pernah menuju ke Utrecht University namun terhenti di tengah jalan. Entah siapa yang memusuhinya, fakta telah terungkap, ia meninggal karena racun yang masuk ke dalam tubuhnya. Meninggal di udara. Seorang anak bangsa yang sama seperti ribuan anak bangsa lainnya yang telah berangkat beberapa tahun terakhir ini untuk melanjutkan kuliah. Mungkin ia juga tidak mengira, nyawa menjadi taruhan pada saat itu.
Munir terhenti di udara. Ia tidak sempat melihat Dom Tower yang berdiri kokoh di Centrum Utrecht. Ia tidak sempat berkeliling Centrum pada saat sore hari. Ia tidak sempat merasakan nikmatnya bersepeda pagi, siang, malam, tidak khawatir akan kencangnya mobil dan kendaraan bermotor melaju. Ia tidak sempat menghabiskan waktunya membaca ribuan halaman Reading Materials tentang Human Rights di Perpustakaan Drift. Ia juga tidak sempat memasuki lorong-lorong buku Public International Law setiap akan mengerjakan tugas. Ia tidak sempat menceritakan pengalamannya di kelas, pasti para dosen di sini sangat tertarik dengan pengalamannya. Tapi, saya merasakan itu semua. Saya menjadi sadar dan bersyukur. Alhamdulillah, hal-hal yang saya lalui 2 tahun terakhir untuk menuju ke Utrecht University tidak lagi seberat yang saya rasakan sebelumnya. Entah apa yang Munir harus lalui sebelum berangkat –bahkan kalau tidak salah, ia juga akan membawa keluarganya pada bulan Desember waktu itu agar salah satu anaknya dapat berobat di Belanda. Saya yakin, ia juga belajar di Utrecht agar dapat berkontribusi lebih baik pada penegakan HAM di Indonesia. Mungkin saja, periode kuliah ini adalah salah satu periode terpenting dalam hidupnya. Pada waktu pulang, mungkin ia akan melanjutkan sepak terjangnya yang luar biasa sebagai aktivis HAM. Kalau membayangkan seperti ini, tentu saya malu. Entah apa yang sudah pernah saya lakukan dan akan lakukan dapat memberikan hal positif pada negara. Saat ini, salah satu ucapan Tan Malaka yang pernah saya baca menjadi sangat relevan dan menyakitkan juga untuk diri saya. Tan Malaka mengatakan, “Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali.� Kalau dipikir-pikir, saya ini kuliah jauh sekali lho. Terbang belasan jam dari Indonesia. Berbeda 6 jam dari orang-orang tercinta di Indonesia. Selain itu, yang pasti, satu orang telah berpulang pada saat menuju ke kampus yang sama karena hal yang ia percaya dan perjuangkan. Ž ‘ ’ € Kesempatan yang saya miliki saat ini adalah anugerah terbaik yang ada di tangan saya. Saya tidak pernah mengira kalau Munir bisa menjadi seseorang yang menyadarkan pentingnya periode setahun ke depan dalam hidup saya. “ ” Munir Said Thalib. Terima kasih, andai saja saya bisa berbincang denganmu sebagai kakak angkatan dari universitas yang sama. ” ƒ ƒ
‹ Œ Œ
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Kuliah S2 di Belanda? Yuk, Kenali Jenis-Jenis Beasiswanya! Intan Ika Apriani
Master of Geo-information Science Wageningen University and Research
Halo pembaca setia Majalah PPI Belanda “Jong Indonesia�! Perkenalkan, nama saya Intan Ika Apriani, mahasiswi master tahun kedua di Wageningen University and Research jurusan Geo-information Science. Alhamdulillah, saya diberi kesempatan kuliah di Belanda melalui program beasiswa Orange Knowledge Programme oleh Nuffic Neso. Jadi, untuk seluruh pelajar Indonesia yang mempunyai mimpi untuk kuliah di Negeri van Oranje ini, jangan khawatir! Mengapa? Karena kesempatan untuk berkuliah di Belanda terbuka sangat lebar. Tidak hanya ada satu jenis beasiswa saja yang bisa mengantarkan teman-teman sampai di Belanda, berbagai macam beasiswa terbuka untuk pelajar Indonesia. Maka dari itu, dalam artikel ini, saya akan mencoba memberikan informasi kepada teman-teman pelajar Indonesia mengenai beasiswa apa saja yang dapat dicoba untuk menggapai mimpi teman-teman.
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
1
Orange Knowledge Programme Scholarship (OKP Scholarship) Beasiswa OKP merupakan beasiswa untuk program master dan . Beasiswa ini diberikan oleh Kementerian Luar Negeri Belanda yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di negara-negara berkembang dan Indonesia adalah salah satunya. Beasiswa OKP ini tidak dianjurkan untuk ‚ karena ada persyaratan bahwa pendaftar harus memiliki pengalaman kerja dan sedang bekerja. Berikut ini merupakan syarat-syarat umum untuk mencoba beasiswa OKP: 1. Paspor yang masih berlaku dalam 6 bulan setelah deadline pendaftaran 2. • ‘ 3. – ‚ — Â?– —Â? dari universitas di Belanda 4. IELTS/ TOEFL IBT 5. ˜ ™ , beasiswa OKP dibuka 3 kali dalam setahun, jadi siapkan diri teman-teman semua! Informasi lebih lengkap tentang beasiswa OKP dapat dilihat di website berikut ini:
TIPS & TRIK Sedikit nih buat teman-teman yang ingin mencoba beasiswa ini. Beasiswa OKP mempunyai tiga tema prioritas yaitu: keamanan dan penegakan hukum; keamanan pangan dan nutrisi; dan air. Jika jurusan yang teman-teman inginkan berkolerasi dengan tiga tema prioritas tersebut, maka selamat, satu langkah untuk mendapat beasiswa OKP terbuka semakin lebar! Akan tetapi, ini tidak serta merta menjadi penilaian akhir loh ya karena masih banyak aspek lain yang akan dinilai dalam seleksi beasiswa OKP ini.
http://www.nesoindonesia.or.id/beasiswa/orange-knowle dge-program
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
2
Studeren in Nederland (StuNed) Stuned merupakan salah satu program beasiswa master khusus untuk masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk membantu pembangunan Indonesia melalui peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Program beasiswa ini pun membuka kesempatan untuk teman-teman yang ingin melanjutkan kuliah jenjang master dan mengikuti yang disediakan oleh universitas di Belanda. Pada umumnya, syarat yang harus disiapkan ketika mendaftar beasiswa ini hampir sama dengan OKP. Berikut ini syarat-syarat yang perlu dipersiapkan saat mendaftar Stuned: 1. IELTS min 6.5 2. LoA dari universitas di Belanda Yang membedakannya dengan OKP adalah teman-teman yang masih ‚ dipersilakan untuk mendaftar karena kesempatannya sama dengan teman-teman yang sudah bekerja maupun belum bekerja –Stuned benar-benar menyeleksi para kandidat untuk mencari terbaik dari yang terbaik. Jadi, jangan anggap remeh ya walaupun alur seleksinya tidak terlalu banyak, hehe! Untuk teman-teman yang masih penasaran dan ingin mencari informasi tentang Stuned sedetail mungkin, langsung saja cek di website berikut ini: http://www.nesoindonesia.or.id/beasiswa/stuned
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
3
LPDP RI Beasiswa LPDP merupakan beasiswa yang memiliki berbagai jenis beasiswa mulai dari S2, S3, tesis, dan riset. Beasiswa ini diberikan oleh Pemerintah Indonesia. Beasiswa LPDP tidak secara khusus ditujukan kepada teman-teman yang ingin melanjutkan studi ke Belanda saja. Jika teman-teman ingin berkuliah di dalam negeri ataupun luar negeri selain Belanda pun sangat memungkinkan, asalkan universitas yang dituju masuk dalam universitas yang direkomendasikan oleh LPDP. Adapun beasiswa ini memiliki 3 jenis beasiswa, yakni: Beasiswa Umum Beasiswa Afirmasi Beasiswa Untuk detail persyaratan dan apa saja yang harus disiapkan, teman-teman bisa langsung cek website berikut https://beasiswalpdp.kemenkeu.go.id/. Di dalam website tersebut, dapat diunduh file-file yang menjelaskan masing-masing beasiswa beserta persyaratan dan alur pendaftaran secara jelas.
†
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
4
Orange Tulip Scholarship (OTS) Orange Tulip Scholarship merupakan program beasiswa parsial yang ditawarkan oleh universitas yang ada di Belanda. Pilihannya, penerima OTS akan mendapatkan potongan biaya studi atau biaya hidup per bulan. Yang perlu digarisbawahi adalah, tidak semua universitas dan jurusan menawarkan program ini, jadi kita harus aktif mencari informasi. Untuk info lebih lanjut dan detail mengenai program OTS, yuk langsung saja kunjungi website berikut ini: http://www.nesoindonesia.or.id/beasiswa/oran ge-tulip-scholarship
Beasiswa parsial dari universitas Nah, informasi mengenai beasiswa ini tergantung dari universitas yang teman-teman tuju. Sebagai informasi saja, biasanya setiap universitas di Belanda memberikan beasiswa parsial untuk para calon mahasiswa/i universitas tersebut. Beasiswa ini jelas berbeda dari program OTS, jadi untuk mendapatkan informasinya lebih lanjut, teman-teman bisa langsung kunjungi universitas yang dituju. Teman-teman harus aktif ya untuk bertanya ke „‚’ universitas yang bersangkutan terkait dengan beasiswa parsial yang disebutkan! Mereka termasuk sangat cepat dalam hal merespon pertanyaan dan penjelasannya cukup membantu kita mendapat informasi. Yuk, malu bertanya, sesat di jalan, kakak!
Wah, selesai sudah nih 5 deskripsi singkat tentang beasiswa-beasiswa yang bisa dicoba untuk menggapai mimpi teman-teman untuk berkuliah di Belanda. Secara garis besar, yang bisa saya simpulkan sebagai buat teman-teman semua adalah:
1 2 3 4
Siapkan bahasa dengan matang (minimal IELTS 6.5)! Walaupun ada beberapa universitas yang masih menerima IELTS 6.0, tapi jika daftar beasiswa, pastinya calon awardee yang dicari adalah yang ‚ –jika bisa lebih kenapa tidak. Dapatkan – —-mu terlebih dahulu (pastinya ini akan lebih meyakinkan pihak pemberi beasiswa dong!) Jangan asal apply beasiswa sebanyak-banyaknya tapi tidak fokus ya! Yuk, fokus dengan semua beasiswa yang teman-teman daftar! Cari informasi sebanyak-banyaknya! Informasi bisa didapat dari blog mahasiwa/i yang berkuliah di Belanda, ‚ ‚ media sosial pencari beasiswa, dan media lain apapun yang bisa digunakan. Kalau kata orang zaman dulu, rajin pangkal pandai. Nah, untuk para pemburu beasiswa, pepatahnya berganti jadi YAKIN PANGKAL BERHASIL!!! Selamat mencoba beasiswa-beasiswa untuk melanjutkan studi di Belanda! SEE YOU IN NETHERLANDS a.k.a. NEGERI VAN ORANJE!
‡
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Resensi Buku
The Dinner oleh : Herman Koch
Bagi seorang pelajar di luar negeri, sangatlah menarik untuk mencari tahu sastra dari penulis yang berasal dari negeri yang sedang kita tinggali. Herman Koch adalah seorang penulis Belanda yang karyanya sudah diterjemahkan ke lebih dari 21 bahasa, termasuk bahasa Inggris. The Dinner –atau Het Diner, adalah novelnya yang paling terkenal. Dimulai dengan suatu sore di mana dua pasang suami-istri bertemu untuk makan malam di sebuah rumah makan mewah, cerita utama The Dinner mengungkap sebuah misteri yang sangat gelap. Dalam buku ini, karakter utama kita adalah saudara dari seorang politisi terkenal dan dari awal kita sudah menangkap bahwa hubungan antara mereka berdua tidak begitu bagus. Narator kita adalah sang karakter utama dan cara dia mengobservasi semua hal di sekitarnya –mulai dari istrinya, saudara lelakin lelakinya, istri dari saudaranya, pelayan dan orang-orang yang duduk di sekitar mereka, bahkan kamar mandi rumah makan itu, membuat buku ini terasa sangat penuh dengan detail. Disertai dengan observasinya, kita emosinya. Dengan mendengar cara pikirnya, juga membaca pikiran-pikiran dalam dan emosin kita pun menjadi lebih tahu betapa menarik karakter ini. Bagi para pembaca, sang dicintai –dia memiliki banyak pikiran dan karakter utama bukanlah orang yang bisa dicin tindakan buruk. Menariknya, hal itu tidak membuat kita sebagai pembaca kesal atau membenci karakter ini, melainkan menunjukkan keterampilan sang penulis yang bisa orang asli. menulis sebuah karakter yang begitu terasa seperti o
Resensi buku oleh :
A Ayundabhuwana
Seluruh jalan cerita dari buku ini berfokus pada sebuah rahasia yang tidak kita ketahui di karakter utama. Selama makan malam ini awal dan hanya diketahui sedikit oleh kar berlangsung, kita mulai membentuk teka-teki dari cerita ini, menggabungkan informasi dari karakter, r ataupun flashback. Inilah salah satu alasan mengapa buku ini sangatlah r, seru untuk dibaca dan tidak membosankan. Sang penulis bisa secara cerdas mengungkapkan detail sedikit demi sedikit, sampai akhirnya kita mengetahui segala sesuatu tentang rahasia itu. Sifat keempat kar karakter di buku ini juga mendorong juga kita sebagai pembaca untuk berpikir: apakah yang akan ki kita lakukan dalam situasi ini? Herman Koch –yang adalah salah satu penulis Belanda paling internasional ini, menyatakan bahwa buku ini terinspirasi dari sebuah kejadian asli yang ia dengar di berita. Dua bukunya yang lain, Summer House with Swimming Pool dan Dear Mr. M juga bisa didapatkan dalam bahasa Inggris di banyak toko buku internasional. Jika kalian ingin mengetahui sedikit rasa dari sastra kontempo kontemporer Belanda, ini adalah buku yang tepat untuk kalian. Dengan cerita yang menarik namun terbaca seperti sebuah misteri, The Dinner adalah bacaan yang cocok untuk malam hari. Karakter yang kalian baca akan terus bersama kalian setelah membaca buku ini. Selain itu, ada juga dua adaptasi film dari buku ini: satu dirilis tahun 2017 dan dibintangi para pemain Hollywood, dan yang sebelumnya, pada 2013 dibuat secara nasional di Belanda –t –terasa lebih sesuai dengan buku orisinilnya. Selamat membaca!
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Galeri Foto
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
¡
Galeri Foto
Keluar dari Zona Nyaman yang Menggiurkan!
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Ikbar Al Asyari
Master of Aquaculture and Marine Resource Management Wageningen University and Research Rasanya baru kemarin aku merasakan makan jangan pepaya dengan lauk tempe, tahu, plus ikan asin buatan emak di kampung, sekarang sudah berganti jadi makan roti plus keju hambar keluar dari saja setiap hari. Rasanya juga baru kemarin aku menyapa pelanggan dan berjualan kopi keliling kesana-kemari, saat ini aku sudah harus bergelut dengan seabrek beserta yang secara otomatis mengikutinya. Rasanya baru kemarin saja aku ketawa-ketiwi � di warung kopi dengan kaki macam bos besar di kawasan pesisir Pantai Selatan Tulungagung dengan warga lokal, tetiba sekarang sudah ada di negeri Kincir Angin untuk menimba ilmu setelah empat tahun lamanya otak membeku tak terurus. Iya, empat tahun lamanya semenjak dinyatakan lulus S-1 dan selama itu pula otakku mangkrak alias tidak pernah dijejali dengan jajanan akademik. Huh! Sambil kopi pagi ini, anganku teringat pada tanggal 29 September 2017 silam jam 16.00 WIB. š €› Suaraku memecah alunan ombak pantai yang sedang tinggi-tingginya. Kira-kira begitulah kalimat yang pertama keluar ketika dinyatakan mendapatkan sponsor beasiswa untuk belajar melanjutkan S-2 ke negeri Belanda. Bukan bersyukur, aku malah tersungkur merenung seraya bertanya “Apa maksud Tuhan kepadaku?� Setelah proses panjang dan dilema, aku memutuskan berangkat studi. Belajar di Belanda benar-benar menarikku dari dunia gemerlap dan hingar bingar kenyamananku dari kampung halaman serta bisnis kopiku yang tengah naik secara eksponensial. Setelah empat tahun lamanya berjibaku untuk menyelami dunia usaha lewat Kopi Mangrove Segara ( usaha) yang kuciptakan dari nol, kini usaha itu harus diserahkan ke orang lain untuk sementara waktu demi memenuhi tanggung jawab menyelesaikan studi ini. Zona nyamanku telah berakhir!
“Seorang pelaut handal tidak dilahirkan dari gelombang yang tenang dan melenakan.� Masuk kuliah periode ke-1, potret ‚ dan Instagram yang ber-sliweran dengan senyum sumringah dan muka bahagia di depan kitiran Belanda dan lainnya seolah hanya semata. Hal itu hanya sebagai penanda kepada dunia kalau aku di sini sedang baik-baik saja. Kalau dilihat secara seksama sangat menggiurkan toh? Foto dengan penampilan necis berlatar bangunan atau ala Eropa dengan harapan menjadi pusat perhatian dengan banyaknya . Hal tersebut seolah menjadi magnet yang mampu menghipnotis mayoritas anak-anak muda milenial untuk berambisi melanjutkan studi ke luar negeri –entah apa motif sesungguhnya. Ya, di mata orang lain semua aktivitas yang dilakukan selama kuliah di Belanda akan dirujukkan kepada jalan-jalan dan main-main saja. Tetapi, orang tidak pernah tahu betapa benarnya kata pujangga dahulu dengan dalil untuk bertahan hidup dari gempuran akademis dan tugas tanggung jawab lain. Setiap pagi kupacu sepeda bututku membelah hembusan angin yang mencakar jaket tipisku. Ini adalah sepeda yang tempo hari aku gunakan keliling Belanda hingga perbatasan Jerman, sepeda yang kubeli hanya dengan 60 euro saja menuju kampus. Di perjalanan dalam keadaan masih mengantuk, masih selalu terngiang mata pelajaran kemarin yang belum juga kupahami sisa belajar semalam, tetapi sudah mau dijejali dengan bab mata pelajaran lain. Aku ingat juga aku masih punya tugas yang belum selesai padahal deadline sudah kian dekat, ditambah lagi terbayang praktikum dan juga yang masih dalam rencana –eksekusinya entah kapan.
Untuk seseorang yang berprofesi sebagai penjual kopi keliling yang tak pernah � selama empat tahun, kuliah di Belanda bukan perkara mudah. Apalagi untuk bersaing dengan pelajar internasional –jangankan bersaing, untuk bertahan saja perjuangannya bukan main. Hampir setiap pagi juga mulutku komat-kamit membaca puluhan doa-mantra dan ritual lainnya dengan harapan semoga aku tidak memalukan dalam setiap kelas. Kelas kuliahku merupakan kelas besar yang terdiri dari lebih dari 90 orang dan semua aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Sering kali diriku tertohok karena masih cenderung pasif di kelas sehingga harus berpikir keras supaya bisa mengimbangi para orang Londo ini. Hal semacam itu terjadi mungkin karena kita merasa malu karena bahasa Inggris kita belepotan tidak karuan, apalagi bahasaku yang berkasta Inggris Jawa alias . Selanjutnya, selain dari sisi bahasa, penguasaan materi juga sangat penting. Sempat juga rasanya diriku keteteran karena kurang baca. Bayangan tentang studi di luar negeri yang sangat indah seindah foto ‚ hanya utopia semata. Dalam sehari, 2-3 jurnal harus dilahap habis sampai paham atau dalam sesi diskusi akan kelihatan sangat payah. Tentu proses adaptasi yang tangkas harus diupayakan sehingga tidak terlalu larut dalam kondisi akademik. Proses adaptasiku membutuhkan waktu yang cukup lama. Hingga di awal 2 minggu pertama kuliah, kepala terasa sangat berat dan pusing (maklum karena tidak pernah terpakai selama empat tahun terakhir, hehe) dan pola tidur yang kacau karena belum menemukan ritme terbaiknya.
Lagi-lagi keluar dari zona nyaman semacam ini rasanya sangat berat di awal. Diingat-ingat, bukan kali pertama sebenarnya kualami hal semacam ini. Kalau mengikuti sebelumnya untuk ‚ ‚ ¢ , harusnya ikhtiyar kali ini hasilnya juga akan sangat memuaskan seperti sebelum-sebelumnya. Ingat kata pepatah, “Seorang pelaut handal tidak dilahirkan dari gelombang yang tenang dan melenakan.â€? Setidaknya kalimat itu sudah terpatri selama delapan tahun terakhir di kepalaku. Semoga perjuangan kali ini juga akan mendapatkan hasil yang diinginkan.
Œ
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
  �
Jangan Lari! Siasati dan Hadapi! “Kuliah di luar negeri? Pasti seru, ya!� Itu adalah salah satu ucapan yang mungkin tidak jarang didengar atau bahkan diterima oleh para mahasiswa yang sedang melanjutkan studi di luar negeri. Mungkin kita dulu juga sempat berpikir demikian sebelum menginjakkan kaki di negeri tujuan dan memulai hari sebagai seorang pejuang ilmu di negeri asing. Nyatanya, hari-hari selama menuntut ilmu sungguhlah menantang. Setiap hari atau bahkan setiap saat, kita diharuskan untuk berjibaku dengan berbagai tantangan berbeda, baik sebagai mahasiswa maupun sebagai individu. Tidak dapat dipungkiri bahwa kuliah di luar negeri adalah kesempatan bagus untuk mengembangkan kualitas diri. Namun, hasil yang baik tentu melibatkan proses yang tidak mudah untuk dijalani. Proses jatuh bangun yang dilalui tidak jarang membuat individu tertekan, bahkan stres pun sudah menjadi konsumsi sehari-hari. Individu dapat memberi respon yang berbeda terhadap masalah dan stres yang dialami. Ada yang memilih untuk mengabaikan, ada yang memilih untuk “lari�, ada yang berupaya mengatasi, namun ada pula yang akhirnya justru kalah pada situasi. Apakah yang bisa dilakukan sebagai upaya preventif maupun upaya untuk meminimalisasi stres dan dampaknya? Berikut adalah beberapa contoh strategi yang dapat kamu coba untuk mencegah dan menghadapi stres, terutama akibat tuntutan akademis.
1
Menentukan prioritas
Sebagai makhluk sosial, ada begitu banyak peran yang harus kita jalani dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk menunjukkan performa terbaik dalam kegiatan akademis. Di sisi lain, seorang mahasiswa juga memiliki peranan lain seperti sebagai orang tua, anak, teman, bagian dari organisasi, dan berbagai peranan lainnya. Beragam peranan sosial yang melekat pada diri individu memiliki tuntutannya masing-masing. Individu diharapkan untuk dapat menjalankan peranan yang ia miliki dengan optimal agar dapat berfungsi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Ketidakmampuan untuk menyeimbangkan segala tuntutan inilah yang mampu memicu perasaan tertekan dan beragam efek negatif lainnya terhadap kesehatan fisik dan mental seseorang. Oleh karena itu, ada baiknya jika individu dapat membuat prioritas kegiatan berdasarkan urgensi, signifikansi, dan dampaknya bagi diri sendiri (diutamakan) dan orang lain. Berikut adalah beberapa contoh dalam mengatur prioritas: Tugas yang memiliki tenggat waktu lebih dekat ditaruh pada urutan teratas dalam Jika beberapa tugas memiliki tenggat waktu yang berdekatan bahkan bersamaan, maka bandingkan signifikansi atau “beban�-nya. Tugas yang lebih penting atau memiliki poin (nilai) lebih tinggi lebih baik didahulukan. Pertimbangkan urgensi kegiatan. Misalnya, pada periode ujian, kita bisa menunda dahulu rapat organisasi yang memang merupakan agenda rutin (peran sebagai anggota organisasi) agar dapat mencurahkan fokus untuk ujian. Jangan lupa untuk mengkomunikasikan pilihanmu pada pihak-pihak lain yang terlibat agar orang lain dapat mengerti situasimu. Menaruh kegiatan yang menyenangkan di akhir sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan sebagai reward atas kerja keras yang kamu lakukan. Misalnya, ada dua tugas yang harus kamu kumpulkan di pekan yang sama (Rabu dan Jumat), maka kamu bisa merencanakan pada hari Sabtu.
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2 Kesimpulannya, prioritas tidak hanya berlaku dalam mengurutkan “tugas mana yang harus diselesaikan duluan� saja, namun juga untuk mengatur aktivitas personalmu secara umum. Jangan lupa untuk selalu menyelipkan kegiatan yang membawa perasaan positif di tengah-tengah hiruk pikuk harimu. Adanya hal “yang ditunggu� dapat mempertahankan bahkan meningkatkan motivasi berjuangmu baik secara langsung maupun tidak langsung.
2
Buat rencana kegiatan tertulis Sebaiknya buat rencana kegiatan atau agenda sehari-hari secara tertulis. Terlepas dari kemudahan teknologi yang sungguh canggih saat ini, menulis semua aktivitas dan rencana yang kamu punya bisa membawa beberapa dampak positif untuk dirimu secara tidak langsung. Beberapa manfaat menuliskan agenda personal adalah: (1) mengeluarkan segala isi pikiran yang mungkin selama ini justru membuat pikiran semakin keruh
Divani Aery Lovian
Master of Clinical Psychology Leiden University
(2) membantumu menentukan pola kerja yang paling cocok dengan gaya belajarmu (ada individu yang harus menyicil pengerjaan tugas, ada juga yang baru bisa bekerja dekat dengan tenggat waktu) (3) membantu menyeimbangkan waktu kerja dan waktu luang (agar tidak overworking atau malah procrastinating) (4) memudahkan penentuan prioritas berdasarkan pertimbangan personal (5) membuat agenda menjadi lebih rinci dan jelas (agenda harian, mingguan, bulanan) karena ada wujud konkretnya.
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
3
Hobbies and self-care activities Manusia adalah makhluk yang mudah lupa. Kita mudah sekali tenggelam dalam kesibukan hingga lupa untuk beristirahat sejenak. Kita mudah sekali fokus pada orang lain hingga lupa untuk memedulikan diri sendiri. Jika dirasa sudah mengeluarkan energi cukup besar, maka coba luangkan waktu sebentar untuk “mengambil napas�. Jika kamu menentukan prioritas dan mengatur agenda, jangan lupa untuk menyelipkan hobi dan aktivitas lain untuk memanjakan diri. Dirimu adalah senjatamu. Bagaimana mau memenangkan peperangan jika kita tidak punya senjata yang jitu? Selalu luangkan waktu (kamu yang paling tahu takarannya) untuk melakukan Aktivitas waktu luang tidak harus berupa kegiatan yang besar atau rumit seperti dalam waktu lama, tapi bisa juga aktivitas ringan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan di waktu luang adalah , mengundang teman ke rumah untuk masak atau makan bersama, ikut ‚ yang biasanya disediakan di kota-kota tertentu, menonton pertunjukan maupun konser seni, mengunjungi museum-museum, bahkan ada yang membuat konten media sosial (misalnya , dan lainnya). Ada juga yang memilih untuk melipir ke taman terdekat untuk duduk bersantai menghirup udara segar sambil melihat pemandangan hijau, atau sekadar mengamati lingkungan sekitar sambil bersepeda. Cobalah hal-hal baru yang mungkin dulu jarang kamu lakukan di Indonesia atau bahkan mungkin nanti sulit kamu lakukan nanti ketika kembali ke tanah air. Setiap orang memiliki preferensi masing-masing. Lakukan apa yang membuat dirimu dapat “segar� kembali. Kamu yang paling tahu apa yang diri kamu butuhkan. Memaksa diri untuk menyelesaikan segala sesuatu saat diri sedang tidak mampu justru akan meningkatkan stres dan tidak akan memberi hasil terbaik untuk dirimu. Ibarat , aktivitas waktu luang adalah “isi�-nya dan kesibukan adalah roti pelapisnya. Maka, urutan tiap lapisnya adalah bekerja – – bekerja.
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
4
Support system Salah satu konsekuensi pahit yang harus diterima mahasiswa yang kuliah di luar negeri adalah jauh dari sumber dukungan utamanya (biasanya keluarga), terutama bagi mereka yang belum berkeluarga dan tidak memiliki sanak saudara di tanah rantau. Padahal, memiliki peran besar dalam menopang seseorang agar dapat tetap kuat menjalani harinya. Bayangkan saja, betapa sulitnya harus berjuang tanpa dukungan dalam intensitas besar, terutama dukungan emosional. Ditambah lagi, harus beradaptasi menjadi bagian dari tanah asing yang tak jarang membuat diri terasing. Namun demikian, apalah gunanya kemajuan teknologi jika tidak dimanfaatkan untuk hal-hal positif, bukan? Kita masih tetap dapat memertahankan komunikasi melalui berbagai media dan jejaring sosial. Selain itu, kita juga dapat menemukan baru seperti mencari teman baru, menjalin hubungan baik dengan komunitas dan diaspora Indonesia, aktif di kegiatan PPI kota atau negara, atau sekadar menjalin relasi baik dengan teman satu rumah maupun tetangga. Kamu juga bisa turut aktif dalam organisasi maupun komunitas internasional, contohnya bergabung dengan ekstrakulikuler di kampus (dansa, olahraga, seni, dan lainnya) atau menjadi relawan acara di kampus maupun komunitas luar kampus, maupun sekadar hadir di acara-acara yang diadakan di sekitar tempat tinggalmu. Lingkungan sosial terdekatmu dapat memberi “suntikan� dukungan untuk tetap maju menghadapi badai yang mungkin membuatmu goyah. Jika suatu saat kamu diterpa kesulitan dan ragu akan kemampuanmu untuk menghadapinya, maka mencari telinga-telinga yang bersedia mendengar kegundahanmu adalah hal pertama yang dapat kamu lakukan untuk menenangkan dirimu kembali. Contoh yang dijelaskan sebelumnya hanyalah bagian kecil dari beragam strategi yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi tekanan. Strategi-strategi itu sifatnya umum, pelaksanaan dan dampaknya tentu akan berbeda-beda bagi tiap individu. Manusia itu unik, apa yang dilakukan orang lain belum tentu cocok untukmu, begitu pun sebaliknya. Dirimu yang paling tahu apa yang paling tepat untukmu. Jangan pernah mengalah pada masalah dan tekanan. . Dirimu jauh lebih besar dari masalah apa pun yang mungkin menghadang jalanmu. Dengan catatan, jika kita sudah berusaha semaksimal mungkin namun itu tidak memberi hasil yang diinginkan, maka yang dapat kita lakukan adalah menerima. Jangan pernah lupa, kita bisa mencegah, mengatasi, dan memperbaiki, namun jika semua tidak lagi berguna, maka itulah saat kita untuk menerima. Ingat, jatuh itu wajar dan diperlukan, asal kita tidak lupa untuk bangkit kembali. Ketika kamu mulai goyah, coba ingat lagi apa yang dahulu membuatmu ingin memulai semua petualangan ini. Semangat selalu, wahai rekan seperjuangan!
Praktik Ekslusifitas dalam Kompetisi Perdagangan Uni Eropa-ASEAN: Tanggung Jawab Siapa?
Rubik OPINI
Kata “inklusif” memiliki berbagai macam penafsiran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inklusif diartikan sebagai termasuk atau terhitung. Sedangkan, kamus Cambridge menawarkan definisi yang lebih beragam. Inklusif bisa diartikan sebagai “berisikan semua tipe manusia” atau lebih spesifik sebagai “sebuah kelompok yang berisikan berbagai macam orang yang diperlakukan secara setara dan adil”.
Perdagangan Inklusif
Kosakata “inklusif” tidak hanya merujuk pada sesuatu yang umum, melainkan juga mengacu pada bidang tertentu, seperti perdagangan. International Centre for Trade and Sustainable Development (ICTSD) mengklaim bahwa konsep perdagangan inklusif adalah sebuah konsep yang menawarkan kesempatan bagi siapapun dalam suatu rezim perdagangan. Implikasi dari konsep ini ialah meminimalisasi kesenjangan setiap pihak yang hendak berkontribusi dalam perdagangan. Hampir senada dengan ICTSD, Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik Perserikatan Bangsa-bangsa (UNESCAP) mendefinisikan perdagangan inklusif sebagai perdagangan dengan kondisi dimana setiap orang atau pihak dapat berkontribusi dan menikmati manfaat dari perdagangan, khususnya perdagangan global, dan memiliki kesempatan setara. Dari kedua pemahaman tersebut, kesimpulannya ialah perdagangan inklusif terjadi dengan syarat seluruh pihak memiliki kesempatan yang sama dan bermanfaat untuk kehidupan.
Yohanes Ivan Adi Kristianto Master Student of International Relations and International Organization University of Groningen
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Hubungan Perdagangan Uni Eropa dan ASEAN
Ketimpangan Nilai Ekspor
Meskipun nilai ekspor secara keseluruhan bernilai lebih tinggi daripada nilai impornya, perdagangan ASEAN ke UE hanya dinikmati oleh sebagian negara anggota ASEAN.
Mendiskusikan perdagangan, khususnya perdagangan internasional, tidak bisa dilepaskan dari hubungan dagang antar aktor politik internasional seperti Uni Eropa (UE) dan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Kedua organisasi kawasan ini mempunyai hubungan dagang cukup erat; sementara itu, perdagangan regional dalam UE dan ASEAN pun terjadi cukup intens. UE, misalnya, membebaskan arus komoditas dalam wilayahnya menggunakan berbagai perjanjian mengikat seperti Perjanjian Schengen. Di sisi lain, ASEAN mengimplementasikan komitmennya untuk mengembangkan perdagangan kawasan dengan menerapkan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC). Kedua contoh tersebut menunjukan bahwa baik UE dan ASEAN sama-sama menempatakan perdagangan global sebagai prioritas utama. Intensnya hubungan dagang antara UE danASEAN bisa ditilik dari statistik perdagan gan keduanya. Sejak tahun 2007, Eurostat (2018) mencatat bahwa arus perdagangan UE-ASEAN cenderung mengalamikenaikan. Pada 2017, nilai impor UE terha dap ASEAN mencapai 135.6 miliar Euro, sedangkan nilai ekspornya 91.8 miliar Euro.Baik UE dan ASEAN memperoleh keuntun gan dari relasi dagang ini. Bagi UE, ASEAN merupakan pemasok komoditas vital industri dan perorangan seperti komponen elektrik, bahan-bahan mentah (rempah-rempah, buah-buahan, dan kelapa sawit). Sementara, ASEAN melihat UE sebagai penyedia lahan bagi investor Eropa untuk mendirikan perusahaan cabang. Di Indonesia, misal, produk-produk perusahaan asal Eropa yang berinvestasi di Indonesia jamak ditemui seperti produk dari Unilever, Adidas, Shell, BNP Paribas, atau Allianz.
Tabel Pendapatan Ekspor Negara ASEAN ke Uni Eropa (2018) menunjukan terjadinya kesenjangan pendapatan ekspor antar negara anggota ASEAN. Vietnam jauh melampaui negara tetangganya dengan mencapai 38 miliar Euro. Sedangkan, Malaysia, Thailand, dan Singapura bersaing ketat dengan rentang pendapatan ekspor antara 21-26 miliar Euro. Sementara itu, Indonesia cukup tertinggal dengan hanya meraih sekitar 16 miliar Euro. Filipina, Kamboja, Myanmar, Laos, dan Brunei Darussalam jauh keteter dengan memperoleh 0.1 hingga 7 miliar Euro. Tiga alasan mengapa kesenjangan pendapatan ekspor antar negara anggota ASEAN terjadi. Pertama, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Singapura mengek spor produk-produk bernilai tinggi seperti mesin dan komponen elektrik. Sementara itu, negara anggota ASEAN lainnya masih berfokus untuk menjual komoditas bahan mentah, termasuk Indonesia. (European Commission, 2019) Kedua, selain Vietnam dan Singapura, negara anggota ASEAN lainnya tidak mempunyai kerjasama perdagangan bebas (FTA)dengan UE. Dengan meratifikasi FTA, negara partner UE mem peroleh keistimewaan akses ekspor seperti penghapusan kuota, pajak, dan tarif. Meskipun keduanya masih merinci skema kerjasama, FTA berpotensi memperparah kesenjanganpendapatan ekspor antara Vietnam-Singapura dan negara anggota ASEAN lainnya. Sementara ini, negosiasi FTA antara Malay sia-Indonesia dengan UE terhambat konflik dagang kelapa sawit. Sedangkan, diskusi FTA Thailand-UE berjalan alot karena berkuasanya rezim militer di Thailand. Indonesia, Malaysia, dan Thailand, untungnya, masih difasilitasi skema GeneralisedScheme of Preferences (GSP) dimana skema ini juga memberi kan potongan tarif terhadap komoditas tertentu. Ketiga, UE menerapkan regulasi ketat terhadap produk-produkberbahan mentah, makanan, dan kosmetik. (Jefriando, 2017) Padahal, sebagian besar negara anggota ASEAN masih men gandalkan produk-produk tersebut. ‡
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Solusi
ASEAN sebagai wadah negara-negara di Asia Tenggara seharusnya turut serta berusaha mengurangi kesenjangan pendapatan ekspor ke UE. Ada dua cara yang dapat ditempuh. Pertama, ASEAN melobi negara anggota ASEAN untuk mengembalikan pola kerjasama dagang dengan UE ke level regional. Sebelumnya, ASEAN dan UE pernah menegosiasikan FTA, namun pada 2009, kedua organisasi sepakat untuk menunda negosiasi FTA ASEAN-UE. (Valero, 2018) Dengan mengembalikan ke tingkat regional, negara anggota ASEAN mempunyai kesempatan dan akses yang sama, seperti eliminasi tarif, pajak, dan kuota. Kedua, ASEAN memperketat regulasi impor terhadap produk-produk tertentu, seperti kebijakan UE. Mengapa? Dengan menerapkan peraturan ketat impor, ASEAN secara tak langsung memberi pesan bahwa pemberlakuan peraturan impor tidak hanya bisa diaplikasikan di UE. Jadi, posisi tawar ASEAN pun seharusnya bertambah. Jika dengan memberlakukan hal ini UE melonggarkan kebijakan impornya, negara anggota ASEAN yang terkendala oleh aturan impor ketat bisa bersaing kembali dengan negara anggota ASEAN lainnya. Namun, kedua alternatif di atas tidak mungkin tercapai apabila negara anggota ASEAN tidak berkeinginan kuat untuk menerapkannya. Ringkasnya, kompetisi dagang antar negara anggota ASEAN dapat bersifat inklusif jika mereka bersatu padu untuk menciptakan kesamaan peluang. Baik ASEAN maupun negara anggotanya punya andil terciptanya kesetaraan peluang bersaing maupun kesenjangan kesempatan dagang. Bila terjadi, diharapkan manfaat dari kompetisi dagang yang inklusif dinikmati oleh seluruh negara anggota ASEAN dan rakyatnya.
ˆ
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
£ ¤ £
Galeri Foto
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
£ ¥ ¦
Galeri Foto
¥ ¦
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Yolanda Ryan Armindya
Master of Development Studies International Institute of Social Studies, Erasmus University Rotterdam
Serunya Menjadi Anggota Komisi Pemilihan Sekjen (KPS) PPI Belanda 2019
Setelah tanggal 12 Oktober 2019 kemarin, banyak dari kita yang sudah tahu siapa Sekjen PPI Belanda 2019/2020 terpilih. Tapi, apakah sudah banyak juga yang tahu soal teman-teman yang berperan membantu pelaksanaan pemilihan Sekjen PPI Belanda 2019/2020? Kalau belum, sambil menunggu terbentuknya kepengurusan baru, yuk tengok siapa yang ada di belakang layar pemilihan Sekjen PPI Belanda 2019/2020 dan apa saja kegiatannya! Jadi, setiap ada pemilihan Sekjen PPI Belanda, menurut AD/ART PPI Belanda, adalah wajib dibentuk suatu komisi yang menjadi pelaksana pemilihan, namanya KPS alias Komisi Pemilihan Sekjen. Fungsi dan tugasnya sama seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Indonesia pada saat Pemilu dan Pilkada. KPS PPI Belanda tahun ini diketuai oleh Ni Putu Intan Sawitri Wirayani (Wageningen) dan dibantu oleh 5 orang anggota: M. Berdauno (Amsterdam), Raisa Humaira Nandyane (Leiden), Yefta Otniel Gentiga (Rotterdam), Akbar Setyo Pambudi (Wageningen), dan Yolanda Ryan Armindya (Den Haag). KPS dikukuhkan melalui Surat Keputusan (SK) tertanggal 12 September 2019 yang ditandatangani oleh Sekjen PPI Belanda 2018/2019, Atika Almira. Sejak saat itu, resmi deh KPS bertugas! KPS memulai tugasnya dengan membuka pendaftaran bagi bakal calon Sekjen PPI Belanda 2019/2020 pada 15-20 September 2019. Berkas yang masuk saat pendaftaran kemudian diverifikasi selama 3 hari. Pada 24 September 2019, KPS mengumumkan pada publik kandidat Sekjen PPI Belanda 2019/2020 yaitu Fauzan Muzakki (mahasiswa master tahun pertama jurusan Spatial Engineering, University of Twente) dan Bhagasjati Kusuma (mahasiswa bachelor tahun ketiga jurusan International Relation and Organization, Leiden University) setelah sebelumnya mengundang kedua kandidat untuk melakukan pengundian nomor urut dan diberikan pengarahan soal peraturan kampanye. Selanjutnya, KPS memfasilitasi kampanye kandidat yang terdiri dari –fokus pada visi, misi, dan program unggulan, serta via ” PPI Belanda untuk lebih mengenal kepribadian mereka terlepas dari hiruk pikuk kampanye. KPS juga memiliki wewenang untuk mengawasi masa kampanye yang berlangsung selama 2 minggu ini berdasarkan peraturan kampanye yang telah disetujui kedua kandidat. Jadi, tidak ada yang berat sebelah!
Œ
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Saat mempersiapkan acara hearing kandidat, KPS pun dibantu oleh teman-teman PPI kota yang menjadi tuan rumah saat hearing. Untuk tahun ini, 1 dan 2 diadakan di Utrecht dan di Delft, dalam selang waktu satu minggu. Antusiasme yang sangat besar dari kedua PPI kota sebagai tuan rumah ditambah PPI kota lain yang juga turut hadir sungguh menambah semangat KPS menjadikan pemilihan Sekjen ini sukses. Oh iya, jika pada saat banyak teman-teman PPI kota lain yang berhalangan hadir, KPS mempunyai sistem kekinian dengan menayangkan siaran langsung hearing melalui Youtube PPI Belanda. Cara ini dianggap cukup berhasil, terbukti dari banyaknya pelajar yang turut menyampaikan pertanyaan-pertanyaan berbobot untuk kandidat via Youtube. Setelah masa tenang pada 10-11 Oktober, baik kandidat maupun tim sukses kandidat Sekjen PPI Belanda tidak diperkenankan untuk melakukan kegiatan kampanye dalam bentuk apapun. Tapi, KPS tetap kerja lho! Yang utamanya, KPS juga harus menyiapkan Sidang Umum Pemilihan Sekjen PPI Belanda yang berlangsung pada 12 Oktober 2019 di Wageningen University and Research. Berhubung sidang ini adalah salah satu pertemuan terbesar PPI Belanda, persiapan pun harus ekstra mulai dari peminjaman ruangan, fasilitas, konsumsi, logistik hingga rangkaian acara. Semua ketua dan presidium PPI kota diwajibkan hadir untuk mendengarkan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) PPI Belanda 2018/2019, dan setelah itu di forum musyawarah internal, menyampaikan nama kandidat yang dipilih –satu suara mewakili seluruh anggota PPI kotanya. Menyambut agenda puncak ini, KPS kompak menggunakan batik –mungkin karena berdekatan dengan Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober 2019. Meski tidak mulai tepat waktu karena perubahan jadwal kereta yang di luar kendali, KPS dan peserta sidang tetap semangat menunggu teman-teman yang masih terjebak di perjalanan menuju Wageningen. Salutnya, walaupun cuaca dan jadwal kereta kurang bersahabat, total ada 15 dari 16 kota yang datang, mulai dari kota yang dekat hingga jauh lebih dari 3 jam dari Wageningen!
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Sidang pemilihan Sekjen PPI Belanda dimulai setelah jam makan siang. Masing-masing perwakilan PPI kota membacakan berita acara yang sudah dibawa. Ada satu pemimpin sidang –merupakan salah satu peserta sidang, yang bertugas memandu jalannya sidang pemilihan ini. Sementara itu, anggota KPS bertugas mencatat jalannya sidang sekaligus merekap hasil berita acara. Ada juga anggota KPS yang sambil memantau masih berjalan baik. Tak lupa, dari KPS pun disediakan. Gunanya tentu saja agar teman-teman tidak pulang kemalaman setelah hampir seharian beraktivitas bersama. Setelah berdiskusi mengenai poin-poin yang menjadi akan dijadikan bekal untuk Sekjen PPI Belanda yang baru dari berbagai perwakilan PPI kota, KPS pun memanggil dua kandidat Sekjen yang sebelumnya dipersilakan keluar selama sidang pemilihan. “Dan, Sekjen PPI Belanda 2019/2020 adalah kandidat nomor uruuuut 2!� Hal ini disampaikan oleh Intan selaku Ketua KPS PPI Belanda, sebagai perwakilan dari KPS yang mengumumkan. Terpilihlah sudah, Bhagasjati Kusuma sebagai Sekjen PPI Belanda yang baru menggantikan Atika. Namun harus diakui, kedua kandidat ini adalah orang-orang hebat, mereka mempunyai niat baik dan mulia untuk kelanjutan PPI Belanda ke depannya! Haru biru serah terima jabatan ini kemudian diakhiri oleh foto bersama –jika diingat kembali, momen ini sungguh hangat, ramai, dan kocak. Pernah nggak sesekali berpikir tentang tindakan kontributif apa yang bisa dilakukan selama studi di Belanda? Mungkin KPS bisa jadi salah satunya! Dengan menjadi anggota KPS, teman-teman bisa membantu perhimpunan mahasiswa tertua di dunia untuk melanjutkan perjuangan pergerakannya demi bangsa dan negara. Di samping itu, kita juga bisa mengantarkan niat baik beberapa insan pelajar Indonesia di Belanda menemukan jalannya. Selain tidak menguras waktu yang lama karena timeline kerja KPS PPI Belanda sangat singkat namun efisien (hanya 1 bulan), kita bisa menambah pengalaman, wawasan, dan banyak sekali kawan baru dari berbagai kota di Belanda mulai dari kawan-kawan sesama anggota KPS hingga dewan presidium dari semua PPI kota. So, apakah teman-teman tertarik untuk menjadi bagian dari KPS tahun depan?
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
… †
€
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Fachry Hasani Habib Master of Public International Law Utrecht University Hari-hari berjalan sangat cepat. Tahun sudah memasuki musim dingin. Matahari yang biasanya akan terbenam sekitar pukul 8 atau 7 malam, sekarang akan terbenam pukul 5 sore. Dinginnya sudah menusuk sampai ke tulang. Pagi ini Suryo harus berangkat menuju kampusnya. Ia merasa senang sekali bisa mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di Belanda. Namun terkadang ia sedih karena harus meninggalkan keluarganya jauh di sana. Terkadang ia juga kesal jika mengingat udara yang semakin hari semakin dingin. Bagi manusia berdarah tropis seperti Suryo, tinggal di Belanda adalah sebuah anugerah dan siksaan dalam waktu yang sama. Bayangkan saja, Belanda tidak kenal ampun hanya dengan dingin. Angin kencang yang siap menyapu objek-objek yang ada senantiasa menghiasi kehidupan negeri ini. Luar biasa pikirnya. Tetapi ia sudah berlayar sangat jauh untuk sampai ke sini, tentu tidak akan ia sia-siakan kesempatannya.
Cerpen
Majalah Organisasi
Suryo membuka pintu apartemennya dan langsung disambut oleh dinginnya udara pagi ini. Jaket tebal sudah pasti menjadi pakaian wajib. Tak lupa tas jinjing berwarna hitam yang terbuat dari kulit ia bawa. Tadi malam ia sudah mempersiapkan beberapa materi yang akan dipelajari hari ini. Selama perjalanan menuju kampus, angin kencang menerpa wajahnya. Sesekali ia menggosok kedua tangannya, memasukkan tangannya ke saku jaket tebal, atau mengumpat sembari berjalan. Lucu memang, Suryo pun sudah tahu kalau musim dingin suhu menjadi sangat rendah. Tapi tidak ada salahnya kan untuk mengeluh, alih-alih menerima kondisi padahal ia pun tak suka. Gedung kampus sudah mulai terlihat dari kejauhan, ia sudah membayangkan hangatnya ruangan kelas. Musim dingin memang waktu paling bagus untuk membaca buku sebanyak-banyaknya. Karena lebih baik menghabiskan waktu di ruangan daripada harus pulang melewati udara yang menyiksa ini, Suryo berencana untuk menghabiskan waktu membaca banyak buku di perpustakaan kamar kampus. “Mas Suryo!” Seseorang memanggilnya dengan sangat keras, sepertinya dari belakang. Tidak ada orang Belanda yang memanggilnya dengan sebutan “Mas” di depannya. Tanpa melihat siapa yang memanggil, Suryo sudah tahu pasti seseorang tersebut adalah teman sebangsa dan setanah airnya. Suryo menoleh ke belakang. Sudah ia duga! Nazir. Wajah yang sangat familiar. “Bagaimana kabarmu? Apakah sudah siap menyambut tahun ajaran baru?” Suryo menjawab panggilan Nazir sambil menyalaminya. “Tidak elok sepertinya kalau saya menjawab tidak siap. Dingin sekali hari ini. Di waktu seperti ini saya jadi rindu rumah, Mas.” Nazir menjawab sambil mengarahkan tangannya ke kampus menandakan untuk berjalan bersama. Sambil berjalan, selain mengeluh karena udara dingin, mereka membicarakan banyak hal seperti keadaan rumah nun jauh di sana, kuliah yang harus diikuti, dan juga teman-teman lain yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Belanda. Nazir juga menceritakan kondisi organisasi yang mereka menjadi anggotanya. Karena tahun ajaran baru, Nazir sudah mencari mahasiswa-mahasiswa sebangsa yang sama dan akan belajar di Belanda. Pastinya juga yang belajar di Rotterdam. Nazir sudah mencoba mencari tahu sejak seminggu yang lalu. Dengan matanya yang berbinar-binar, ia mengatakan kalau anggotanya bertambah, akan sangat mudah bagi kita menjalankan programprogram organisasi. Suryo merespon dengan santai, sangat baik kalau mereka ingin bergabung. Pemikiran yang timbul bisa menjadi semakin beragam. Nazir mengangguk tanda setuju. Kebetulan hari ini mereka mengambil kelas yang berbeda. Mereka berjanji untuk bertemu di kantin pada saat makan siang.
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
“Nanti, aku akan ceritakan salah satu ide terbaru untuk � €� Sambil berjalan menjauhi Suryo, Nazir berjalan menuju kelasnya. Suryo tersenyum menanggapi pernyataan Nazir yang bersemangat. Saat ini di dalam kepalanya terdapat banyak sekali hal yang harus dipikirkan. Akhir tahun ajaran yang lalu, Suryo hampir menghabiskan seluruh waktunya untuk keperluan organisasi. Walaupun begitu, ia tetap berusaha dengan keras untuk mendapatkan nilai terbaik di kelas. Pada awalnya, ia skeptis dengan keikutsertaannya di � , entah apa yang dapat ia berikan untuk organisasi tersebut. Paling tidak, ia jadi mengenal mahasiswa lainnya yang berasal dari negeri yang sama. Dia bukan ketua organisasi itu, terpikirkan untuk menjadi ketua pun tidak pernah. Namun lambat laun ia suka dengan kegiatan yang dilakukan, seperti diskusi yang sering diadakan. Diskusi yang dilakukan tak hanya berkutat dengan rezim kolonial yang terjadi di Hindia Belanda, tetapi juga tukar pikiran atas apa yang masing-masing dari anggota pelajari di kelas. Dengan cara ini, Suryo dapat mengetahui hal-hal baru selain pelajaran ekonomi yang selalu ia baca. Lalu, canda dan tawa yang sering terucap setiap pertemuan juga merupakan hal yang paling dinanti. Acap kali diskusi tidak berjalan serius karena ada beberapa anggota yang senang menceritakan hal-hal lucu. Suryo sering takjub dengan orang yang dapat menikmati berbagai hal dan menjadikannya sebuah cerita lucu. Ia bukan orang yang seperti itu, terkadang Suryo terlalu serius untuk menanggapi suatu hal. Mungkin tahun ini ia harus mencoba untuk lebih berdamai dengan dirinya sendiri --menikmati setiap detik yang ia habiskan di negeri Kincir Angin ini atau lebih tepatnya, negeri yang memberikan ketidakadilan di rumahnya.
‡
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Beberapa malam ia habiskan tanpa bisa tertidur lelap. Perasaannya campur aduk. Di satu sisi, Suryo senang karena dapat melihat dunia. Belajar hal baru yang saat ini tentunya tidak semua orang di Hindia Belanda mempunyai kesempatan untuk ini. Tapi, ini juga kali pertama ia harus jauh dari keluarganya di Jawa. Beberapa kali ia meneteskan air mata mengingat keluarga dan adiknya di rumah. Suryo harus menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk kembali. Beberapa kali motivasi untuk menyelesaikan kuliah pun berkurang, bahkan menghilang. Ia hanya ingin pulang. Oleh karena itu, bergabung dengan � dapat melupakan perasaan campur aduk tersebut. Ia tidak bisa selalu terbenam dalam perasaan yang membuatnya meneteskan air mata itu. Butuh waktu cukup lama bagi Suryo untuk menerima keadaan. Faktanya, ia harus berada di Belanda untuk melanjutkan hidup dan kuliahnya. Memikirkan keadaan keluarga setiap hari dan berkali-kali pun tidak akan membuat hidupnya lebih baik di sini. Suryo hanya dapat berdoa dan bersurat kabar sesekali. Ia juga berharap pemerintah kolonial tidak mengeluarkan kebijakan buruk yang mempengaruhi kehidupan keluarganya. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang. Sesuai janji dengan Nazir, ia akan bertemu di kantin kampus untuk makan siang bersama. Setelah sampai kantin, Suryo menoleh ke kanan dan ke kiri mencari tempat Nazir duduk. Tak lama, ia melihat seseorang melambaikan tangannya. Suryo menghampiri Nazir yang sudah duduk dengan nyaman di kursinya. Sambil membawa koran hari ini, Nazir melihat Suryo yang terlihat lelah setelah mengikuti kelas pagi tadi. “Anda banyak pikiran sepertinya?� Nazir bertanya sambil menyeruput kopi yang ia beli di kantin. “Apakah aku terlihat sangat lelah? Mungkin karena aku kurang tidur tadi malam.� “Jangan terlalu banyak memikirkan rumah, Mas. Semoga mereka selalu baik-baik saja.� Nazir memang salah satu teman yang Suryo ceritakan banyak hal. Mulai dari organisasi, perkuliahan, keluarga, sampai kondisi keluarga di rumah. “Baiklah, apa yang akan kamu ceritakan siang ini? Ide yang tadi kamu pikirkan.� Suryo menyondongkan tubuhnya agak ke depan. Menunggu Nazir bercerita.
ˆ
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Nazir menceritakan bahwa untuk menyampaikan ide yang sangat banyak di organisasi, tentunya dibutuhkan sebuah wadah yang patut dan cocok. Saat ini, organisasi memang belum mempunyai alat yang pas untuk merangkum dan menyampaikan ide-ide para anggotanya. Nazir juga menceritakan, alangkah lebih baik jika pemikiran mahasiswa Hindia Belanda tidak hanya berkutat di organisasi secara internal, tetapi juga tersampaikan ke organisasi mahasiswa lainnya. Suryo memperhatikan Nazir secara seksama. Tak ada satu katapun keluar dari mulutnya untuk membantah. Apa yang dikatakan Nazir memang benar. Saat ini organisasi membutuhkan sesuatu yang terencana dan terkesan kuat untuk menampung pemikiran mahasiswa. Suryo mengangguk berkali-kali atas ide Nazir. Lalu, hasil pikiran Nazir tersebut bermuara pada satu hal. “Bagaimana kalau kita menerbitkan majalah organisasi? Hal yang baik, bukan?� Sambil mengepalkan tangan kanannya dan menggerakannya sedikit, Nazir mengungkapkan ide itu. Semangat sekali Nazir, pikir Suryo. “Aku setuju! Kalau begitu, kita butuh nama untuk majalah tersebut.� Suryo berkata sambil menyenderkan badannya di kursi kantin. Di pikirannya, ia mencoba mencari kata-kata yang pas untuk majalah organisasi itu. “Mas Suryo, kita juga bisa menanyakan dan mencari ide nama ke anggota yang lain. Tidak perlu hanya kita yang memikirkan ini. Aku juga sejak semalam sudah memikirkan beberapa nama. Seperti misalnya Hindia Poetra?� Belum sempat dijawab oleh Suryo, seseorang datang mendekati mereka berdua. Dari perawakannya yang kecil, rambutnya yang hitam, dan tidak berkulit putih, sudah dapat dipastikan ia seseorang dari Hindia Belanda. Nazir menoleh kepada orang tersebut dan tersenyum. Dengan semangat ia berkata kepada Suryo kalau ia lupa sesuatu. Hari ini Nazir akan memperkenalkan Suryo dengan mahasiswa dari Hindia Belanda yang baru datang. Mahasiwa tersebut bersedia untuk bergabung dengan � . Suryo berpikir, cerdik sekali Nazir! Cepat sekali ia bergerak mengajak mahasiswa yang baru datang dan hasilnya sudah terlihat. Suryo berdiri untuk menyambut mahasiswa baru tersebut sambil menjulurkan tangannya. “Selamat datang. Senang bertemu dengan anda, Bung! Saya Suryo.� Mahasiswa tersebut menyambut tangan Suryo sambil memperkenalkan diri. “Terima kasih. Saya Hatta. Senang bertemu dengan anda.� Suryo tersenyum dan mempersilakan Hatta duduk di kursi yang kosong. Lalu, mereka bertiga melanjutkan pembicaraan untuk membuat majalah organisasi.
Š
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
Angginta Ramdani Ibrahim
Master of Management of Technology Delft University of Technology
Belanja Kebutuhan Sehari-hari di Belanda Sebagai mahasiswa Indonesia yang merantau ke Belanda, kamu dituntut untuk bisa mandiri dengan mengurus segala kebutuhanmu sendiri, termasuk dalam berbelanja. Hal penting yang harus kamu tahu adalah jam operasional dari toko-toko yang ingin kamu kunjungi. Tidak seperti toko-toko di Indonesia yang bisa buka 24 jam, di Belanda, biasanya toko-toko hanya buka dari jam 9 pagi sampai jam 5-6 sore. Untuk supermarket, dari jam 8 pagi sampai jam 6-8 malam. Jam operasional toko biasanya lebih sebentar pada hari Minggu. Pada setiap pergantian musim, biasanya akan diadakan diskon besar-besaran.
Supermarket Toko Asia Di Belanda, supermarket bisa ditemukan dimana-mana, seperti Lidl, ALDI, Jumbo dan Albert Heijn. Masing-masing mempunyai harga yang berbeda, yang menyesuaikan dengan segmentasi yang disasar. Misalnya, Albert Heijn adalah salah satu supermarket yang paling mahal dibandingkan yang lain, tapi kualitas produk yang ditawarkan lebih bagus. Kalau mau lebih hemat, kamu bisa berbelanja di Lidl atau ALDI yang menawarkan harga relatif lebih murah. Supermarket yang ada di Belanda juga menjual makanan dan bumbu-bumbu Indonesia. Jadi, kamu tidak perlu khawatir jika kamu kangen rumah dan ingin makan makanan Indonesia. Kebanyakan dari supermarket tersebut menjual bumbu-bumbu Indonesia yang sudah siap saji.
Di Belanda juga terdapat banyak toko Asia yang tersebar di berbagai kota, seperti Amazing Oriental. Di toko-toko Asia, kamu bisa mendapatkan bahan makanan dan bumbu dapur yang belum diolah, seperti ketumbar, lengkuas, daun salam, terasi, dan lain-lain. Toko-toko tersebut juga menjual barang-barang impor dari Indonesia, seperti Indomie, Bon Cabe, saus sambal ABC, dan lain-lain. Bahkan, ada juga toko Indonesia yang khusus menjual makanan Indonesia, lho! Contohnya, Toko Ramee. Bagi kamu yang mencari makanan halal, kamu bisa belanja bahan makanan di toko-toko Turki atau Timur Tengah. Biasanya, mereka menjual daging yang diproses secara halal, seperti cara penyembelihannya ( Â? Â?), pengolahannya, dan lain-lain. Jadi, kamu bisa mencoba mencari tahu terlebih dahulu, apakah di kotamu terdapat toko Asia yang menjual jenis makanan yang kamu inginkan atau tidak.
‹
Pasar Tradisional Belanda juga punya pasar tradisional, lho! Konsep pasarnya mirip-mirip dengan yang ada di Indonesia, tetapi ini versi lebih bersih dan tertata rapi. Kamu bisa menemukan banyak hal di pasar ini, seperti sayur-mayur, buah-buahan, keju, ikan segar, makanan ringan, dan lain-lain. Kamu juga bisa belanja pakaian, bunga, hiasan, sampai perkakas sepeda. Biasanya, pasar tradisional di Belanda tidak buka setiap hari, hanya pada hari-hari tertentu setiap minggunya. Misalnya, pasar “kaget� di Delft Centrum hanya buka pada hari Kamis dan Sabtu dari jam 10 pagi sampai jam 4 sore. Barang-barang yang ditawarkan di pasar relatif murah dan ada beberapa barang yang bisa ditawar.
Toko Barang Bekas Buat kamu yang mau membeli barang-barang kebutuhan sekaligus tetap ngirit, toko barang bekas (kringloopwinkel) bisa jadi solusinya! Toko-toko ini tersedia di hampir setiap kota di Belanda. Orang-orang di Belanda suka mendonasikan barang-barang mereka yang sudah tidak terpakai ke toko-toko . Mulai dari pakaian, perlengkapan rumah tangga, sampai alat elektronik dapat ditemukan disana. Tapi, jangan salah, barang-barang yang dijual di toko-toko ini bukannya barang-barang sembarangan, tetapi sudah diseleksi dan di- untuk menjamin kualitas barang. Selain kamu bisa memenuhi kebutuhanmu, kamu juga ikut kontribusi dalam recycling dengan memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai, lho!
Toko Elektronik Untuk alat-alat elektronik, kamu bisa mendapatkannya dengan online atau mengunjungi toko yang bersangkutan, seperti Media Markt (www.mediamarkt.nl), yang seperti Electronic City di Jakarta. Selain itu, kamu juga bisa membeli barang-barang elektronik melalui marketplace lain, seperti BCC dan bol.com. Pada saat bulan-bulan promosi, banyak barang yang dijual dengan potongan harga.
Toko Furnitur dan Perlengkapan Rumah Tangga Jika kamu ingin mencari peralatan memasak, peralatan makan, kursi, meja, tempat tidur, lemari, dan kebutuhan rumah lainnya, kamu bisa mampir ke IKEA yang tersebar di belasan titik di Belanda. Selain itu, kamu juga bisa berkunjung ke lain seperti Gamma, Kwantum, Haco, Action, dan lain-lain.
Setelah berbelanja, kamu bisa membayar barang belanjaanmu di kasir yang tersedia. Beberapa supermarket menyediakan mesin kasir yang dilengkapi dengan alat , sehingga pelanggan bisa membayar barang belanjaannya secara mandiri. Hampir semua tempat belanja di Belanda menerima pembayaran dengan atau kartu debit, termasuk pedagang-pedagang yang ada di pasar tradisional sekali pun. Jadi, kamu tidak perlu repot-repot untuk ambil uang cash. Cukup bawa satu kartu kemana-mana, kamu bisa beli apa saja. Tapi, pastikan saldo di tabunganmu cukup, ya! Sebelum berburu barang-barang yang kamu inginkan, ada baiknya untuk mencari tahu toko-toko apa saja yang tersedia di kota tempat kamu tinggal karena setiap kota bisa jadi berbeda. Perihal harga, harga barang kebutuhan sehari-hari di Belanda tentunya cenderung lebih mahal dibandingkan harga di Indonesia, terutama untuk bahan-bahan makanan. Jadi, jangan bandingkan dengan harga di Indonesia ya! Selamat berbelanja! Œ
2019
MAJALAH JONG INDONESIA EDISI 2
HELLO WINTER!!
“sudahkah kamu mempersiapkan diri untuk menghadapi salju?� berikut adalah pakaian yang diperlukan untuk menghadapi dinginnya musim dingin.
JONG INDONESIA Membangun Indonesia Masa Depan
ย ย ยฅ ย
ยง ย ยข
ย ย ย ย ย ย ยง ย ย ย ยง ย ย ย ย ย ยญ ย ย ยง ย ย ยง ย ย ย ย