Mengulas Penanganan COVID-19 dari sisi Medis, Engineering dan Sosial

Page 1

Hasil Kajian Terbuka PPI Jepang Mengulas Penanganan COVID-19 dari sisi Medis, Engineering dan Sosial. Berdasarkan data dari Worldsmeter pada tanggal 17 Maret 2020 (9.25 am JST / 7.25 WIB), tercatat sebanyak 182.438 orang telah terinfeksi Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19), termasuk 134 kasus positif COVID-19 di Indonesia. Dari penderita yang telah terinfeksi virus tersebut, dilaporkan terdapat 7157 kasus kematian dan sebanyak 79.211 orang telah dinyatakan sembuh. Italia, Iran, dan Korea Selatan menjadi negara dengan kasus terkonfirmasi terbanyak di luar China. Pada Tanggal 10 Maret 2020, Biro Riset & Akademik PPI Jepang telah mengadakan kajian terbuka membahas penanganan penyakit COVID-19 dalam sisi Medis, Higienitas, Sosial, dan Engineering yang disampaikan dari sudut pandang mahasiswa Indonesia di Jepang. Kajian tersebut juga mengkaji berbagai cara penanganan wabah penyakit COVID-19 di Jepang, Indonesia serta berbagai kemungkinan pengobatan serta pencegahan penyakit COVID-19 berdasarkan perkembangan penelitian terkini. Perkembangan berita di Indonesia terkait COVID-19 Senin, 2 Maret 2020, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengatakan dua warga Negara Indonesia (WNI) dinyatakan positif virus corona atau COVID-19. Menteri Kesehatan Indonesia, mengatakan kedua pasien yang kini disebut kasus 01 dan 02 adalah warga Depok. Berdasarkan opini Radityo Pangestu, Kobe University, Chemical Science and Engineering pasien kasus 01 dan kasus 02 merasa mengalami perundungan / bullying di media sosial, yang seharusnya identitas pasien dirahasiakan oleh Pemerintah, namun dikarenakan struktur sosial indonesia cukup menarik, masyarakat ingin tahu secara berlebihan tentang orang lain. Perlindungan data pribadi di Indonesia masih lemah. Stigmatisasi juga terjadi di Indonesia. Di tambahkan oleh David, Setelah pasien Kasus 01 dan 02 terbuka identitasnya, dan setelah kejadian kasus 27. Pemerintah disalahkan oleh banyak pihak karena kebocoran data di Kasus 01 dan 02. Kedutaan besar meminta agar Pemerintah tidak mengekspos data WNA . Sementara di Singapura, informasi dijabarkan sejelas-jelasnya dengan tidak menyebarkan data pribadi. Sampai dengan tanggal 16 Maret 2020 kasus COVID-19 terus melonjak sebanyak 134 kasus, dengan 5 kasus kematian, dan sebanyak 8 orang telah berhasil sembuh. Pemerintah Indonesia belum memberlakukan kebijakan lockdown atau karantina, namun Presiden Joko Widodo serta Pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah telah membuat kebijakan tentang penanganan COVID-19. Presiden meminta agar masyarakat mengurangi interaksi secara langsung dengan bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah. Persebaran COVID-19 dari Sisi Engineering Menurut laporan NHK, pemerintah metropolitan Tokyo mengumumkan pada hari Sabtu, 23 Februari 2020, pria yang diketahui seorang penduduk Tokyo berusia 60-an, telah terinfeksi oleh virus corona baru. Ia dilaporkan baru mengunjungi Indonesia. Masyarakat mengira sistem udara di pesawat dalam sistem tertutup, sehingga masyarakat menjadi panik, tidak bepergian menggunakan pesawat. Namun, Reinaldo Gunawan, PPI Jepang, Meiji University, Mechanical Engineering


Informatics, menjelaskan bahwa berdasarkan jurnal ilmiah yang ditulis oleh Helmbuch dan koleganya pada tahun 2009, High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter di pesawat menyaring udara hingga 0.3 uM. Di dalam pesawat, setiap jam, udara dari luar di filter 20-30 kali, dan penularan lewat udara/ airborne sendiri persentasenya sangat kecil, karena disebutkan filternya sendiri memfilter partikel dengan efisiensi 99.97%. Ini juga sama dengan filter udara yang ada di ICU atau ruang isolasi di RS. Persebaran virus COVID-19 didalam gedung, disampaikan oleh Fauzan Alfi, PPI Kanto, Shibaura Institute of Technology, Arsitektur, Sistem HVAC gedung dimungkinkan akan berpengaruh pada penyebaran partikel virus. Namun, skenario itu tidak berlaku untuk virus COVID-19 karena selain tidak menular melalui udara, dibutuhkan juga partikel dan cairan virus dalam jumlah besar. Ariel dan Reinaldo menambahkan,belum ada studi mendalam dari sisi material engineering terkait lama virus dapat tinggal di permukaan material tersebut dalam waktu berjam-jam (menurut NCDC). Medis & Higienitas Ariel Pradipta, PPI Osaka-Nara, Osaka University, Immunoparasitology, menyatakan bahwa untuk sementara penanganan COVID-19 menggunakan obat antiviral seperti Oseltamivir dan Kortikosteroid. Selain itu

juga ditambah dengan

penanganan simptomatik lainnya. Kortikosteroid digunakan untuk mengatasi gejala paru-paru basah (Pneumonia).Obat tambahan yang mungkin efektif dilakukan untuk mengobati COVID-19 ialah Klorokuin Fosfat 500 mg 2 hari sehari selama 5 hari (waspadai efek withdrawal cinchona). Dan Oseltamivir 150 mg 2 kali sehari selama 5 hari. Kondisi pre-existing sangat menentukan perkembangan penyakit. Untuk pencegahan, sistem imun yang baik sangat krusial. Sedangkan untuk tahap pencegahan COVID-19 yang dapat kita lakukan sebagai individu, disampaikan oleh David, Mahasiswa Molecular Virology, Osaka University, yang paling mudah adalah menjaga kebersihan diri sendiri salah satunya dengan mencuci tangan. Terdapat berita bahwa alkohol lebih efektif dibandingkan air mengalir. Terdapat keraguan mengapa hanya cuci tangan dengan menggunakan sabun saja sudah cukup. Jika dilihat dari struktur molekuler virus, bagian paling luar virus tersusun atas protein dan lipid. Sabun mengandung garam, Sodium dodecyl sulfate (SDS), dan zat lainnya. Kandungan dalam sabun berfungsi untuk mengurai protein terluar, genetik dalam terekspos dan teraktivasi. Riset peneliti Australia dan WHO (Grayson, et al., 2009), membuktikan bahwa penggunaan antiseptik seperti alkohol atau mencuci tangan dengan sabun dan air efektif dapat mengurangi virus influenza A. Namun jika kedua metode tersebut dibandingkan, maka yang lebih efektif dalam membunuh kuman adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun. Sehingga kesimpulan yang ingin ditekankan dari penelitian tersebut adalah pentingnya mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas atau bersentuhan dengan permukaan kurang bersih. Penggunaan alkohol atau zat antiseptik lainnya pada tangan dapat digunakan, namun apabila memungkinkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir lebih utama. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penggunaan alkohol berlebihan pada tangan justru akan menyebabkan kulit akan kering dan berpotensi menimbulkan infeksi norovirus.


Penting untuk memastikan area gerak pribadi (kamar, ruang tamu, dapur, dll) dalam keadaan bersih. Adapun pada tempat umum kita tidak bisa menghindari, maka dianjurkan untuk selalu mencuci tangan setelah menyentuh permukaan di tempat umum, terutama sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah dari toilet dan tentunya sebelum menyentuh wajah. Ditambahkan oleh Ariel, mahasiswa dari Jurusan Immunoparasitology, Osaka University, penggunaan masker kurang efektif oleh orang yang sakit, tidak menjamin orang tersebut tidak akan menularkan penyakit pada orang di sekitarnya. Pada awalnya masker digunakan untuk pasien agar tidak terkena apapun dari tindakan dokter. Masker digunakan untuk mengurangi transmisi droplet yang jauh, dari saluran pernapasan yang sakit. Bila droplet itu terkena ke tangan, lalu ke muka, maka kita tertular. Di Jepang terdapat masker anti pollen, yang banyak digunakan untuk high fever season. Apakah efektif? Tidak. Karena ukuran pori pada masker anti pollen masih terlalu besar, sehingga partikel virus masih bisa masuk ke jaringan pernapasan. Terkait alternatif pengobatan, di Indonesia telah beredar berita yang disampaikan oleh Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Airlangga Prof. Dr. C. A. Nidom, drh., MS, menjelaskan bahwa risiko penularan virus corona bisa dicegah dengan cara sederhana. Rimpang ini bisa mengurangi dampak penularannya virus corona jika kita rajin mengkonsumsinya setiap hari. Curcumin ada dalam kandungan rimpang atau empon-empon (rimpang dalam bahasa jawa) yang bisa digunakan untuk mencegah sitokin, yakni salah satu zat hasil dari reaksi karena adanya virus di dalam sel. Jenis rimpang antara lain jahe, kayu manis, sereh, temulawak, dan kunyit. David beropini berita tersebut menjadikan krisis stock dari jahe, kunyit dan sereh. Sedangkan, belum ada bukti otentik bahwa rimpang tersebut bisa menyembuhkan COVID-19. Namun, jahe dapat digunakan sebagai anti-inflamasi pada level molekuler. Masyarakat boleh saja mengonsumsi obat herbal, dalam dosis yang secukupnya. Herbal tidak menjadi treatment utama. Kesimpulan Diskusi Dari segi pencegahan, kembali ke personal hygiene yang harus dilaksanakan dengan disiplin. Mencuci tangan merupakan salah satu usaha pencegahan yg efektif. Kemudian penting pula untuk menjaga sistem imun dengan pola hidup sehat. Sejauh ini belum ada obat dan vaksin Covid-19. Bukti dan uji ilmiah belum mencukupi. Demikian pula untuk obat herbal, scientific evidence belum cukup. Penggunaan herbal dengan pada umumnya baru berdampak positif pada sistem imunitas tubuh. Selain hal tersebut, saat ini dianjurkan untuk tidak mendatangi tempat yang ramai dan mencoba menerapkan social distancing untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang lebih luas. Dari sisi sosial, kita harus bersama-sama menjaga privasi pasien. Apabila ada rekan kita yang terkena kasus penyakit apapun, hendaknya kita beri semangat dan motivasi dan lindungi data pasien.


Situasi Terakhir Perkembangan Kasus COVID-19 di Jepang Pemerintah Jepang menetapkan wabah virus corona (COVID-19) berstatus “penyakit infeksi tertentu� danBerdasarkan data dari Worldsmeter pada tanggal 17 Maret 2020, tercatat 827 orang terjangkit virus COVID-19 dii Jepang, termasuk 696 orang berasal dari Kapal Pesiar Diamond Princess, yang saat ini telah berada dalam karantina di sejumlah rumah sakit. Pemerintah Jepang telah mendirikan Pusat Tanggap Darurat di tingkat nasional dan di kota Tokyo untuk menjaga situasi Jepang tetap normal. Sejumlah kegiatan berskala nasional di Jepang telah diumumkan ditunda atau dibatalkan. Beberapa tempat wisata, seperti Disneyland, Universal Studio, Ueno Zoo dan fasilitas lainnya tutup sementara hingga minggu ke-2 Maret 2020. (KBRI Tokyo, 10 Maret 2020) Berdasarkan keterangan dari tim ahli Ministry of Health, Labor and Welfare (diterjemahkan oleh: Yati Anggarini), Jumlah pasien yang terpapar COVID-19 di dalam Jepang masih terus meningkat. Dalam kondisi tertentu, 1 orang penderita COVID19 bisa menularkan kepada beberapa orang lainnya, dan kasus seperti ini terjadi di banyak daerah di Jepang. Tetapi di lain pihak, secara keseluruhan dari jumlah pasien di dalam Jepang, 80% pasien tidak menularkan virus kepada orang lain. Di lain sisi, Himbauan dari WHO, Pemerintah di Jepang & Pemerintah Indonesia terkait pencegahan COVID-19 Dipublish dalam website WHO (World Health Organization), cara pencegahan dasar untuk COVID-19 antara lain mencuci tangan dengan sabun secara berkala, menjaga interaksi sosial dengan jarak minimum 1 meter, menghindari untuk memegang mata, hidung dan mulut, melakukan higienitas pada pernapasan, yakni dengan menutup mulut ketika bersin dan batuk, ketika mengalami demam, batuk, dan kesulitan bernafas segera hubungi petugas kesehatan, dan tetap mengikuti informasi dan saran yang diberikan oleh pelayan kesehatan terkait COVID-19. Disampaikan oleh tim ahli Ministry of Health, Labor and Welfare Japan, himbauan kepada masyarakat Jepang terkait COVID 19, berikut 3 karakteristik yang ditemukan di tempat yang terjadi penularan: 1. Sirkulasi udara yang buruk di ruang tertutup 2. Orang banyak dengan kepadatan tinggi 3. Percakapan dalam jarak yang dekat (ketika dua orang saling memanjangkan tangan, kita bisa meraih tangan lawan bicara). Tempat dengan semua 3 karakteristik di atas adalah tempat yang menyebabkan penularan ke banyak orang. Maka dari itu dimohon untuk menghindari tempat yang memenuhi semua 3 karakteristik di atas.


Mencegah munculnya cluster sangat penting untuk mencegah penularan lebih luas. Untuk mengurai resiko munculnya cluster disarankan: 1. Memperbaiki sirkulasi udara : bila memungkinkan buka jendela dari 2 arah. 2. Memperkecil jumlah kepadatan orang : Ketika berkumpul banyak orang, sediakan ruangan yang luas, sediakan jarak antara peserta 1-2 meter 3. Menghindari percakapan dan berbicara dari jarak dekat dengan suara yang keras -> kalau tidak bisa dihindari sebaiknya pakai masker Pada tanggal 2 Maret 2020, Menteri Kesehatan Indonesia menetapkan Keputusan terkait tentang penetapan infeksi corona virus sebagai penyakit dapat menimbulkan wabah dan penanggulangannya: 1. Infeksi Novel Corona Virus ditetapkan sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah 2. Pemerintah pusat dan daerah melakukan upaya sebagai berikut: Komunikasi risiko dan peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan kepada masyarakat secara berkala termasuk kepada masyarakat yang akan berpergian ke wilayah terjangkit, dengan materi terutama mengenai pencegahan penyebaran penyakit melalui praktek perilaku hidup bersih dan sehat dan antisipasi penularan Melakukan kesiapsiagaan, deteksi, serta respon di pintu masuk negara dan di wilayah Penyiapan fasilitas pelayanan kesehatan perawatan dan rujukan serta fasilitas penunjang seperti laboratorium dan bahan logistik kesehatan yang diperlukan beserta jejaringnya secara terpadu dan berkelanjutan Pelaksanaan koordinasi dengan lintas sektor untuk efektivitas dan efisiensi upaya penanggulangan Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) 3. Seluruh unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan melakukan komunikasi intensif dengan para pihak yang berkepentingan, baik di pusat maupun daerah, sesuai dengan tugas dan fungsinya guna mencegah penyebaran Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) di wilayah Indonesia 4. Segala bentuk pembiayaan dalam rangka upaya penanggulangan sebagaimana dimaksud Diktum KEDUA dibebankan pada anggaran Kementerian Kesehatan, pemerintah daerah, dan/atau sumber dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 5. Pembiayaan sebagaimana dimaksud Diktum KEEMPAT termasuk untuk biaya perawatan bagi kasus suspek yang dilaporkan sebelum Keputusan Menteri ini mulai berlaku dengan mengacu pada pembiayaan pasien penyakit infeksi emerging tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 6. Keputusan

Menteri

ini

mulai

berlaku

pada

tanggal

ditetapkan

(2

Maret

2020)

Alternatif Pencegahan COVID-19 di Indonesia Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Airlangga Prof. Dr. C. A. Nidom, drh., MS,. Menjelaskan bahwa risiko penularan virus corona bisa dicegah dengan cara sederhana. Rimpang ini bisa mengurangi dampak penularannya virus corona jika kita rajin mengkonsumsinya setiap hari. Curcumin ada dalam kandungan rimpang atau empon-empon (rimpang


dalam bahasa jawa) yang bisa digunakan untuk mencegah sitokin, yakni salah satu zat hasil dari reaksi karena adanya virus di dalam sel. Jenis rimpang antara lain jahe, kayu manis, sereh, temulawak, dan kunyit. Peneliti dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Muhamad Sahlan mengembangkan senyawa propolis asli Indonesia yang dihasilkan oleh lebah Tetragonula, sebagai alternatif pengobatan dan pencegahan penyebaran virus Corona (COVID-19). Sebagaimana dilaporkan dalam rilis pers UI (dikutip dari tirto.id), propolis tersebut terbukti memiliki komponen penghambat alami yang dapat digunakan untuk menghasilkan obat dengan efek negatif minimal baik terhadap tubuh manusia maupun sumber daya alam yang tersedia. Sahlan menuturkan bahwa komposisi propolis tidak selalu sama di seluruh dunia. Pada penelitian ini, senyawa propolis berasal dari lebah Tetragonula, perlu dipahami bahwa propolis memiliki karakteristik berbeda tergantung pada sumber tanaman dan lokasinya. Perbedaan sumber tanaman, lokasi, serta proses penelitiannya akan membedakan pula senyawa-senyawa propolis yang dihasilkan. Menurut Muhamad Sahlan, propolis yang beliau teliti memiliki sifat menghambat proses menempelnya virus terhadap sel manusia yang mirip dengan senyawa N3. Dengan menggunakan struktur model COVID-19 yang ada, senyawa-senyawa propolis diujikan untuk melihat apakah dapat membentuk ikatan pada virus COVID-19 bila dibandingkan dengan ikatan senyawa N3. Namun penelitian tersebut belum masuk kedalam tahapan klinis karena Indonesia sendiri baru mengumumkan pasien positif Corona pada Senin (2/3/2020) yang lalu. Akan tetapi hasil penelitian ini tentu sangat menjanjikan untuk dikembangkan menjadi alternatif obat dari Indonesia untuk menyembuhkan maupun mengurangi perkembangan virus Corona tidak hanya di Indonesia tetapi juga ke negara lain. Ditulis oleh : Widyastuti Kusuma W, Toyohashi University of Technology, Divisi Kajian dan Strategis, PPI Jepang Pengkaji : Ariel Pradipta, Osaka University, Immunoparasitology, PPI Osaka-Nara, (Bidang Medis/Kedokteran) ; David, Osaka University, Molecular Virology, PPI Osaka-Nara, (Bidang Virology), Haris Rahadianto, Kyoto University, Social Informatics, PPI Kyoto-Shiga, (Bidang Sains) ; Radityo Pangestu, Kobe University, Chemical Science and Engineering Reinaldo T Gunawan, Meiji University, Mechanical Engineering Informatics, PPI Jepang, (Bidang Teknik/Engineering) ; Fauzan Alfi, Shibaura Institute of Technology, Arsitektur, PPI Kanto (Bidang Lingkungan Binaan /Built Environment), Yogeeson, Nihongo Center Kyoto, PPI Kyoto-Shiga. Editor : Ardhiani Kurnia Hidayanti, Gifu University, Redaktur PPI Jepang Referensi : Grayson, M.L., Melvani, S., Druce, J., Barr, I.G., Ballard, S.A., Johnson, P.D., Mastorakos, T. and Birch, C., 2009. Efficacy of soap and water and alcohol-based hand-rub preparations against live H1N1 influenza virus on the hands of human volunteers. Clinical Infectious Diseases, 48(3), pp.285-291. Helmbuch, B.K., Wu, C.Y. and Wander, J.D., 2009. Viral Penetration of High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filters (PREPRINT). APPLIED RESEARCH ASSOCIATES INC TYNDALL AFB FL.


Nidom, C. A. (2015). Peran Biologi Molekular Dalam Antisipasi Bioterorisme Dan Penyiapan Vaksin Biodefens Menuju Kemandirian Bidang Kesehatan Dan Ketahanan Bangsa Indonesia. Sahlan, M., & Supardi, T. O. N. Y. (2013). Encapsulation of Indonesian propolis by casein micelle. Int J Pharma Bio Sci, 4(1), 297-305. https://www.mhlw.go.jp/content/10900000/000606000.pdf https://www.mhlw.go.jp/content/10900000/000606000.pdf, diterjemahkan oleh : Yati Anggarini https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/12/062000065/update-virus-corona-di-indonesia-34-terinfeksi-2-sembuh-dan-1-meninggal. (diakses: 12 Maret 2020) https://kbritokyo.jp/pengumuman-terkait-virus-corona/ (diakses: 12 Maret 2020) https://www.galamedianews.com/nasional/249480/pemerintah-keluarkan-keputusan-menkes-soal-infeksi-corona-virus.html (diakses: 12 Maret 2020) https://kumparan.com/mama-rempong/5-tanaman-obat-keluarga-toga-yang-dipercaya-bisa-cegah-virus-corona-1swLLCcrrOU (diakses: 13 Maret 2020) http://simadanews.com/tanaman-rimpang-seperti-jahe-dan-kunyit-disebut-ampuh-antisipasi-virus-corona-tak-masuk-ke-indonesia/ (diakses: 13 Maret 2020) "Peneliti FTUI Kembangkan Propolis untuk Obat Virus Corona COVID-19", https://tirto.id/eC2b (diakses: 13 Maret 2020) https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public (diakses: 13 Maret 2020) https://www.worldometers.info/coronavirus/ (diakses 17Maret 2020)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.