o
Dari Redaksi
REDAKSI PENGARAH Fithra Faisal Hastiadi PEMIMPIN REDAKSI Jimmy Hadi Susanto KONTRIBUTOR BERITA Atus Syahbuddin Fatwa Ramdani Herpin Dwijayanti Khoirul Anwar Muhammad Akbar Sihotang Sri Yayu Indriani R. EDITOR Adam Badra Cahaya Muhammad Fadlil Rahma Hutami DESIGNER Aldina Suwanto Hamdika Muflih Isa Ansharullah Jimmy Hadi Susanto Email : [buletin@ppijepang.org] Redaksi menerima pertanyaan, saran, dan kritik dari pembaca. Untuk setiap email yang masuk mohon mencantumkan nama, instansi (sekolah/tempat bekerja) dan kota tempat tinggal.
Assalamualaikum Wr.Wb Salam Sejahtera Rekan-rekan PPI Jepang Musim dingin akan segera usai dan berganti musim semi yang penuh dengan keceriaan menyambut tahun ajaran baru di Negeri Sakura ini. Berbekal semangat itulah, kami mengangkat tema "Habis Gelap Terbitlah Terang" pada Buletin Interaksi PPI Jepang edisi kali ini.Pada buletin kali ini, kami kembali menghadirkan artikel-artikel menarik antara lain mengenai Mahasiswa-Mahasiswa Indonesia Berprestasi di Negeri Jepang, Kisah Perjuangan Seorang Ilmuwan Indonesia Menggapai Negeri Matahari Terbit, dan artikel artikel lainnya yang sayang untuk dilewatkan. Masih dengan semangat INTERAKSI (Integrity, Teamwork, Action, Solidarity), kami berharap buletin ini bisa menjadi media untuk saling merasakan keberadaan satu sama lain. Sehingga rasa kepemilikan terhadap PPI Jepang bisa membawa pada perbaikan pada organisasi kita ini serta memberikan kontribusi nyata kepada negara kita, Indonesia tercinta. Seperti kata pepatah, "Tiada gading yang tak retak", kami pun sadar buletin ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian untuk Buletin PPI Jepang yang lebih baik ke depannya. Hormat Kami, Tim Redaksi
2
DAFTAR ISI Seputar PPI Jepang: Sekilas Galeri Kongres PPI Jepang di Kyoto Team Building PPI Jepang 2010-2011 Pelatihan Penulisan Berita dan Opini PPI Jepang Lagi,,, Konferensi Selanjutnya Kabar PPI Korda dan Komsat: Hokuriku Science Forum di Kanazawa, Ishikawa Semangat di Musim Dingin Sendai, Kota Hijau Nan Indah Tanya Kenapa Shikoku dibagi? Serba-Serbi: Mau Dibawa Kemana Lulusan Luar Negeri (Baca : Kita)? Mahasiswa Indonesia Berprestasi di Jepang Kampung Terang PPIJ Menggapai Negeri Matahari Terbit Menembus Limit Komunikasi Penggalangan Dana Masjid Meguro
3
Seputar PPIJ
SekilasGaleri Galeri Kongres Kongres PPIJ Sekilas PPIJdidiKyoto Kyoto 11 Desember 2010
Dihadiri oleh para ketua korda PPI Jepang Suasana di ruang kongres: para peserta kongres sangat antusias dan berlangsung bagai gayung bersambut.
Te r l e p a s d a r i h a s i l k o n g r e s y a n g disepakati, dengan kongres ini maka kerjasama PPI Jepang dan PPI Korda akan semakin membaik.
4
Seputar PPIJ
Team Building PPI Jepang 2010-2011 Pada tanggal 10 Januari 2011, PPI Jepang mengadakan kegiatan Team Building yang dilaksanakan di kampus tokodai. Acara ini dihadiri oleh 19 orang pengurus PPI Jepang. Narasumber pada kegiatan kali ini adalah Khoirunurrofik, staf pengajar FEUI yang saat ini sedang melanjutkan studi Program PhD di GRIPS. Kegiatan ini bertujuan agar anggota PPIJ dapat lebih efisien dalam mengerjakan tugas. Tema yang dibahas adalah “Membangun Efektivitas dan Akuntabilitas PPI Jepang dengan Kinerja”. Acara ini berlangsung dari pukul 13.35 sampai dengan pukul 18.00. Dalam materinya, Khoirunnurofik membahas empat pokok bahasan, yaitu apakah itu strategi, “Balanced Score Card” untuk penyusunan indikator kerja, evaluasi kegiatan, dan manajemen kegiatan. Beliau mengutarakan bahwa dengan strategi yang baik maka tujuan organisasi dapat dicapai karena strategi dapat meningkatkan kompetisi organisasi. Selain itu kepemimpinan akan terasa mudah dengan strategi yang efektif. Khoirun Nurotik juga menjelaskan pentingnya menggunakan “Balanced Score Card” untuk penyusunan indikator kerja. “Balanced Score Card” adalah kartu yang mengontrol pelaksanaan strategi yang telah direncanakan. “Balanced Score Card” yang baik terdiri dari indikator kerja yang bersifat SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Timely). Di dalam “Balanced Score Card” juga dicantumkan indikator performa yang meliputi input, output, dan outcome. Di akhir sesi, peserta dibagi sesuai dengan bidangnya dalam PPIJ. Setiap bidang melakukan simulasi pembuatan “Balanced Score Card” yang akan ditinjau ulang oleh Pak Khoirun Nurotik. Setelah pembuatan “Balanced Score Card” ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kerja anggota PPIJ kedepannya.
5
Seputar PPIJ
Pelatihan Penulisan Berita dan Opini PPI Jepang 13 Februari 2011
â€œâ€Ś semakin sering kita menulis, maka akan semakin lekatlah ilmu tersebut pada diri kita. Dan untuk meninggikan pengetahuan yang kita miliki,sampaikanlah pada orang lain...â€?
Sampaikan, agar pengetahuan yang kita miliki bermanfaat bagi orang lain juga diri sendiri. Menulis bukan hal yang mudah namun bukan juga hal yang sulit. Oleh karena itu, pada tanggal 13 Februari 2011, PPI Jepang mengadakan Pelatihan Penulisan Berita dan Opini yang dihadiri 20 orang peserta. Pelatihan ini diadakan di lantai dua, gedung Jasso, Okubo, Tokyo. Acara ini dimulai pada pukul 09.15 dan berakhir pada pukul 16.30. Tujuan diadakan pelatihan ini adalah mendorong mahasiswa lebih berkontribusi untuk masyarakat melalui jalur jurnalistik. Pelatihan ini terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi oleh Richard Susilo. Lahir di Jakarta tahun 1961, Richard Susilo telah menggeluti dunia jurnalistik sejak 1976. Beberapa pengalaman kerjanya antara lain menjadi wartawan dan koresponden di Sinar Harapan, Prioritas, Bisnis Indonesia, Kompas, RCTI, Seputar Indonesia. Selain itu, beliau juga menjadi penyiar di NHK Jepang, penulis di The Japan Times, Asahi, Sankei, Mainichi, dan kepala editor JIEF Economic Magazine Tokyo. Peraih gelar MBA dari Newport University ini sekarang menjadi CEO untuk perusahaan yang didirikannya sejak 2003, Promosi, Ltd. yang berbasis di Tokyo. Dengan berbagai pengalamannya di dunia jurnalistik Richard Susilo memaparkan cara jitunya tentang penyusunan berita yang baik dan benar. Menurut jurnalis yang hobi filateli ini, perasaan mendalam yang bisa dirasakan dengan hati dan berpikir secara santai adalah kiat sukses ketika menulis berita. Menurut beliau, jurnalistik merupakan profesi yang sangat luar biasa tetapi susah dalam menggelutinya.
6
Seputar PPIJ Sesi kedua diisi oleh Agus Fanar Sukri. Beliau yang pernah tinggal di Jepang selama lebih dari 15 tahun ini, menyelesaikan S1-nya di Saga University, S2 di JAIST, serta S3 di University of ElectroCommunication (UEC). Pria kelahiran 1969 yang berdomisili di Tangerang ini sekarang berkarier di Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian (P2SMTP) LIPI setelah sebelumnya pernah menjadi staf peneliti di NEC R&D serta asisten professor di UEC, Tokyo. Beliau piawai di bidang manajemen informasi, manajemen ilmu pengetahuan, serta sosio-informatika. Berbeda dengan sesi pertama, sesi kedua membahas tips dan trik dalam menulis opini. Dalam sesi ini, peserta membuat opininya masing-masing yang langsung dibahas oleh pembicara. Dengan pengalaman menulis, pembicara mampu membahas opini dari masing-masing peserta secara menarik dan tidak membosankan. Suasana diskusi yang santai ini berlangsung lancar.
7
Seputar PPIJ
Lagi,,, Konferensi Berikutnya Adalah AMSTECS dan SAST, konferensi yang akan menyusul berikutnya AMSTECS Annual Meeting of Science and Technology Studies (AMSTECS) and Tokyo Tech Indonesian Innovation Days 2011 adalah sebuah konferensi tahunan sebagai wadah komunikasi keilmuan antarpelajar Indonesia di Jepang. Dengan adanya urgensi untuk penerapan dan riset industri, AMSTECS 2011 ini diupayakan untuk menjadi jembatan antara riset keilmuan dan penerapannya dalam bidang industri. Oleh karena itu, dalam AMSTECS and Tokyo Tech Indonesian Innovation Days 2011 akan mengikutsertakan berbagai ahli, ilmuan, pelajar, praktisi industri, dan institusi pemerintahan. Pada tahun ini, AMSTECS and Tokyo Tech Indonesian Innovation Days akan diadakan pada 19-20 maret 2011. Acara ini diselenggarakan di Hall Gedung West 8 Ookayama Campus of Tokyo Institute of Technology (Tokodai) oleh The Institute for Science and Technology Studies (ISTECS) bekerja sama dengan PPIJ dan beberapa organisasi lainnya. Pada hari pertama acara akan dimulai pada pukul 09:00 hingga 21:30, sedangkan pada hari kedua akan dimulai pada pukul 08:00 hingga 18:30. Sejumlah tokoh penting akan hadir dalam acara ini, antara lain Duta Besar Indonesia untuk Jepang Bapak Muhammad Luthfi, Menristek Bapak Suharna Surapranata, Presiden Tokyo Tech Prof. Kenichi Iga, Dirjen Dikti Bapak Djoko Santoso dan Rektor ITB Bapak Akhmaloka. AMSTECS and Tokyo Tech Indonesian Innovation Days 2011 merupakan multi-event yang kegiatannya terdiri dari: 1. Scientific Meeting; 2. Policy Meeting; 3. Executive Meeting; 4. Workshop on Publication, Carrier and Entrepreneur; 5. Awards and Achievements Show; 6. Social and Culture Event. Bidang - bidang yang menjadi topik pembahasan: 1. Agriculture and Food Security; 2. Life Science, Health and Medicine Technology; 3. New and Renewable Energy and Energy Saving Technology; 4. Technology and Management Transportation; 5. Information and Telecommunication Technolgy; 6. Advanced Material Science. Selain kegiatan-kegiatan ilmiah di atas yang cukup “serius”, pada sesi akhir hari pertama akan ada acara yang cukup “santai” yaitu pada sesi Cultural Event. Sesi ini memang dikhususkan untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia. Pada sesi ini akan ada makanan khas Indonesia, juga beberapa performance lainnya seperti yang akan ditampilkan tim angklung PPI Tokodai dan tim saman PPI Komaba.
8
Seputar PPIJ SAST Untuk menghangatkan masa transisi dari musim dingin ke musim semi ini, Indonesian Agricultural Sciences Association (IASA) bekerjasama dengan PPI Jepang mengundang akan mengadakan Symposium on Agriculture, Science, and Technology (SAST) 2011, pada 06 Maret 2011 di Anext Building, Yayoi Campus Graduate School of Agricultural and Life Sciences The University of Tokyo, Tokyo. Mahasiswa, akademisi, praktisi dan perumus kebijakan yang memiliki concern pada dunia pertanian di Indonesia untuk mendiskusikan ide dan pemikirannya tentang investasi di dunia pertanian Indonesia diundang untuk menghadiri konferensi dalam rangka membangun ketahanan pangan nasional. SAST ini bertemakan tentang “Ivestasi Pertanian, Ketahanan Pangan dan Masa Depan Indonesia�. Acara ini berlangsung pada pukul 09:00 - 16:00 dan terdiri dari 3 sesi seperti di bawah ini. Sesi I: 1. "Food Estate dan Ketahanan Pangan Nasional" oleh Dr. Arman Wijanarko (Atase Pertanian KBRI Tokyo) 2. "Kopi Coklat (Tanpa Susu): Tantangan Globalisasi Komoditas Pertanian Indonesia" oleh Dr. Dias Pradadimara (Visiting Professor Kyoto University & Dosen Univ. Hasanudin) Sesi II: "Menyoal Petani, Infrastruktur & Daya Saing Pertanian Indonesia� oleh 4 orang pembicara 1. Dr Subejo (Dosen Universitas Gadjah Mada) 2. Dr Amzul Rifin (Dosen Institut Pertanian Bogor) 3. Chusnul Arief, MSc (The University of Tokyo) 4. Chairani Putri Pratiwi, BIAFS (Tokyo University of Agriculture) Sesi III: "Masalah-masalah Kehutanan di Indonesia" oleh 3 orang pembicara 1. Rustam Fahmi, MSi (Dosen Universitas Mulawarman) 2. Christianto Ginting, MSc (The University of Tokyo) 3. Meilani Rahmawati, MSc (The University of Tokyo)
Kita berharap konferensi-konferensi ini dapat meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia sehingga mampu bersaing dengan negara-negara maju. Dan juga diharapkan dapat mengubah status Indonesia dari negara sedang berkembang menjadi negara maju.
9
Kabar PPI Korda dan Komsat
10
11
12
13
14
15
16
Kabar PPI Korda dan Komsat
17
Kabar PPI Korda dan Komsat
18
19
20
Serba-Serbi
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Menggapai Negeri Matahari Terbit Sri Yayu Indriyani R
“Mimpiku adalah kuliah di negeri matahari terbit, sampai tidak ada jenjang kuliah lagi di negeri ini.�
30
Serba-Serbi
A
ku terlahir di desa bersuhu terik dalam keluarga petani turun-temurun. Kakak perempuanku dan adik laki-laki saat itu masih di sekolah dasar. Meski, Bapak dan ibu tidak lulus SD, aku bertekad lulus, bahkan berhasil masuk SMP dengan NEM terbaik. Beberapa hari lalu bapak baru saja meninggal. Tulang punggung hidup kami beralih pada ibu seorang. Dua ekor sapi piaraan yang kami gunakan untuk menggemburkan tanah sawah menjadi tanggung jawabku. Setiap hari aku harus mencarikan rumput untuk sapi. Sepulang sekolah, aku merumput bersama ibu. Kupilih rumput segar dan gemuk. Sementara ibu merawat sawah dan kebun. Sesekali aku pun diminta menamani jagung, kedelai ataupun bibit lain. Dalam hidup aku ingin selalu belajar. Setiap malam lampu minyak menjadi teman setiaku, lampu listrik belum masuk desa saat itu. Ibu yang sudah lelah bekerja di sawah setia menemani. Tangannya tak pernah kosong saat menghampiri. Beliau selalu datang membawa segelas teh hangat dan ketela rebus kesukaanku. “Sudah jam sembilan malam, belum ngantuk toh Nak?” “Belum Bu, aku masih ingin mengerjakan soalsoal matematika yang akan diajarkan besok oleh Pak Guru.” “Ya sudah, ibu temani di sini ya.” Aku mengangguk tersenyum, kulihat ibu mulai leyeh-leyeh di dipanku. 30 menit berlalu, aku mulai menguap, mataku pun berair.
“
Pelajaran SMP terasa lebih menarik dibandingkan SD. Inilah yang selalu membuatku bersemangat untuk membaca terus, terkadang sampai kehabisan bacaan.
”
31
Aku ingin membeli buku lainnya, tapi harganya sulit terjangkau untuk keluargaku. Teringat anak Pak Camat yang dikenal pintar, wajarlah kalau ternyata buku-buku pelajaran dia cukup lengkap. Aku berencana untuk meminjam darinya, Alhamdulillah ia mau berbagi. Di rumah kubuat tulisan ringkas dari buku pinjaman, esoknya kukembalikan. Kulakukan berulang-ulang untuk beberapa buku lain. Aku punya sahabat setia sewaktu SMP. Dia adalah sepeda ontel berwarna hitam, hadiah dari bapak. Setiap pergi dan pulang sekolah aku bersamanya menyusuri sawah, kebun tebu, aliran selokan dan saluran irigasi yang airnya masih bening. Mimpi-mimpi masa depan kujalin satu persatu dari sini. Menjelang kelulusan SMA, aku makin rajin belajar. Cita-citaku belum pudar, untuk meraih mimpi dan mengubah hidup. Kupikir perjuangan yang berat akan mulai dari sini. Alhamdulillah, aku dinyatakan sebagai peraih NEM terbaik satu kecamatan. Putra Pak Le mengajakku mendaftar di sebuah SMA ternama di propinsi ini. Aku pun diterima, ada kegembiraan yang memuncak. Tapi dalam lubuk hati, rasa sedih berkecamuk. Aku harus berpisah dengan kakak dan adik, berpisah dengan sapi-sapi, rumah yang seringkali menjadi tempat penelitian kecil, jalanan tempat menjalin mimpi dan yang terberat, berpisah dengan ibu tercinta. Satu bulan sekali aku pulang untuk bertemu ibu. Jarak rumah dan kontrakan sebenarnya bisa ditempuh bis antar kota selama dua jam. Tapi aku ingin menghemat ongkos dan berkonsentrasikan dalam belajar. Biarlah rasa rindu pada keluarga kupendam selama satu bulan. Hidup sendiri bagi remaja umur belasan tahun, hanya ditemani ranjang kecil, meja belajar dan rak buku tentu sangatlah berat. Tapi mimpiku semakin jelas dan bara semangat semakin menyala.
Serba-Serbi Sebagai satu-satunya murid SMA terkenal di propinsi yang berasal dari desa pelosok aku cukup bangga. Terlebih lagi saat dinyatakan meraih peringkat pertama untuk seluruh kelas satu. Tapi kegembiraan ini ternyata harus kandas pada semester dua. Peringkatku turun drastis. Aku merasa terpuruk, tak sanggup rasanya menatap wajah ibu yang selalu menanti kedatanganku membawa rapor abu-abu ke rumah. Aku merasa bodoh dan tidak berpikir panjang. Kesalahan raporku kali ini rasanya gara-gara tingkat hemat yang terlalu tinggi. Demi mengurangi biaya hidup dari hasil jerih payah ibu, tiap hari aku tak sarapan. Sepanjang semester dua, uang tabungan aku gunakan untuk membeli buku. Tapi semangat hidup hemat ini ternyata telah mengubur satu mimpiku untuk meraih mimpi yang lebih tinggi. Aku sedih sejadi-jadinya dan berharap kelas dua nanti akan berubah. Saat pembagian rapor kelas dua aku sudah bersiap akan apapun yang terjadi. Rapor kali ini diambilkan oleh orangtua sahabatku. Sudah tak sabar bertemu ibu dan menyampaikan dua kabar gembira. Peringkat satu kembali kuraih dan kontrakan mungilku akan berubah menjadi kamar yang nyaman. Ibu sahabatku menawarkan agar tinggal bersama putranya. Beliau memiliki dua putra, anak sulungnya akan kuliah di luar kota. Aku sangat bersyukur, karena biaya sewa rumah menjadi gratis, bahkan beliau menjamin makanku tiga kali sehari. Sejak kelas dua aku mulai menjalin mimpi bersama sahabatku. Kami belajar bersama, pergi sekolah bersama dan pulang bersama. Akhirnya kami pun sama-sama meraih peringkat satu di kelas tiga. Menjelang kelulusan aku mengisi formulir untuk mendapatkan beasiswa ke negeri impian. Setelah aku isi lengkap, formulir dikirim ke sebuah lembaga pemberi beasiswa pemerintahan Jepang, Monbusho. Lama aku menanti kabar jalan impian, hingga jadwal Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri semakin mendekat.
Hasil belajar dua belas tahun kupertaruhkan dalam dua hari UMPTN. kuingin membahagiakan ibu. Kalaupun lulus aku tetap harus ikhlas berjauhan dengan beliau, karena pilihan pertamaku adalah sebuah perguruan tinggi di Bandung.
Pengumuman pun datang dan namaku tertera di sebuah Koran nasional. Semua keluarga bahagia, walau waktunya berpisah semakin dekat. Wajah ibu sering berkerut akhir-akhir ini, aku khawatir ibu berat melepaskanku pergi ke Bandung. Rupanya ibu bingung dengan biaya adminitrasi yang beratus-ratus ribu. Bagi kami sangatlah berat. Akhirnya mbah yang kuhormati membekaliku dengan uang hasil penjualan sapi. Beruntungnya untuk kost sementara di Bandung, para alumni SMA menerimaku di asrama. Aku berangkat diiringi tatapan keluarga yang terisak saat keretaku melaju menuju Bandung. Aku berjuang keras menghadapi perubahan hidup dan belajar di kota Bandung. Kota ini adalah satu jalan untuk mengubah diri. Mimpi belum berakhir dan akan semakin bertambah. Seiring waktu, akhirnya formulir Monbusho yang kunanti bersambut. Tapi muncul berat hati meninggalkan ibu semakin jauh. Aku baru melangkah sejauh 12 jam perjalanan dari wajah ibu. Aku pun menahan mimpi dalam sabar.
32
Serba-Serbi Kusimpan sementara mimpiku, saatnya berjuang sekuat tenaga untuk meraih gelar sarjana di kota sejuk di ujung barat pulau Jawa. Hingga suatu saat celah mimpi kembali datang, walau hanya untuk satu tahun. Program exchange students digelar, semua mahasiswa boleh mendaftar. Aku termasuk salah satu yang bersemangat. Wawancara dan menulis artikel adalah syarat untuk lolos. Akhir wawancara, salah seorang dosen mengingatkan bahwa dengan kesempatan ini, akan sulit meraih gelar Cum Laude. Aku mendadak mundur. Aku ingin membahagiakan ibu dengan gelar ini, saat nanti di podium penyerahan gelar sarjana. Terbang jauh ke negeri impian mungkin malah membuat ibu sedih. Mimpiku masih harus kandas. Predikat Cum Laude pun tak sulit kuraih. Pada acara kelulusan, aku dinobatkan sebagai lulusan terbaik fakultas teknologi industri. Ibu berurai air mata. Aku dipanggil maju ke podium dengan sebutan lulusan Cum laude. Aku pun diminta menyampaikan pidato perwakilan dari seluruh mahasiswa yang lulus. Kalimat-kalimatku bergetar, membakar semangat para lulusan. Masih kuingat sampai kini, untaian kalimat penyemangat yang sebenarnya aku tujukan untuk diri ini. Ingatlah diri bahwa Tuhanlah yang telah menentukan jalan takdir, tapi kita akan diminta pertanggungjawaban atas perjuangan dan usaha yang telah kita lakukan. Kelulusan sarjana mengantarkan aku lolos saringan kerja di sebuah perusahaan IT di Jakarta. Aku berusaha menikmati pergantian hidup ini walau pekerjaan sangat menumpuk. Rutinitas pulangku bertemu ibu, harus cukup hanya setahun sekali. Kondisi rumah kost-an ku pun tidak jauh berbeda saat mahasiswa dulu, bahkan terasa lebih kumuh. Inilah kota perjuangan Jakarta, tampak indah di antara gedung-gedung tinggi, tapi saksikanlah di sepanjang sungai yang menjadi jalanan keseharianku menuju kantor. Deretan rumah kardus, sungai penuh sampah mengharuskanku menutup hidung saat melewatinya.
33
Satu tahun berjuang diantara panas terik Jakarta, berjejal diantara para penumpang mikrolet dan bis. Belumlah lagi saat mudik ke rumah ibu tercinta. Penumpang kereta ekonomi semakin menggila saat lebaran sudah dekat. Aku mencari kereta bisnis meski dengan biaya sedikit mahal dan mengurangi uang bawaan pulang kampung. Kantor masih lengang, aku sengaja kembali ke Jakarta sebelum arus balik tiba. Ibu mengerti dengan kondisi ini dan bahkan memintaku kembali segera demi keselamatanku. Pekerjaan rutin belum berdatangan, aku membuka e-mail dalam inbox, sebuah e-mail yang sangat menarik kubaca perlahan. Tawaran beasiswa dari sebuah perusahaan swasta terkenal sedang dibuka. Kuperhatikan detail syaratsyarat yang harus dipenuhi. Bersorak kecil dalam hati, ternyata predikat Cum Laude yang manfaatnya belum kurasa, bahkan menghalangiku menggapai impian, membuka kesempatan untuk meraih beasiswa ini. Aku segera berkonsentrasi menyiapkan aplikasi dan dokumen. Lembur kerja sudah menjadi kebiasaan rutinku di Jakarta, banyak manfaat selain pekerjaan cepat selesai. Sejujurnya aku tidak betah dalam kondisi kumuh rumah kontrakan. Tapi inilah hidup di kota besar, aku harus bersabar. Hampir tiap malam aku lembur, tapi kali ini untuk menyiapkan aplikasi beasiswa dan kuliah di negeri impian. Lima tahap ujian seleksi kujalani. Ribuan pelamar pun semakin berkurang dan menyisakan lima calon penerima yang terpilih. Seiring perjuangan ini, tiba seorang gadis calon pendamping hidup, rupanya telah dipersiapkan oleh Allah SWT melalui seorang teman. Dua proses berat dalam hidup, hanya kepadaNya-lah aku bersandar. Kubiarkan semua mengalir dengan natural, tanpa paksaan. Perjuangan berliku kuhadapi dengan sungguh-sungguh. Kucari solusi satu persatu.
Serba-Serbi Pada saat yang hampir bersamaan, aku harus tampil dalam wawancara-wawancara formal untuk mewujudkan impian terbang ke negeri mentari. Aku pun harus bersiap dalam wawancara non formal keluarga untuk soal pendamping hidup. Kelulusan meraih beasiswa menjadi pembicaraan diantara aku dan ibu saat liburan idul fitri. Aku tak ingin seandainya nanti berhasil lulus, ibu akan berat berpisah denganku. Perjumpaanku dengan ibu tak mungkin setiap tahun. Bersabar dan perlahan aku ceritakan untaian mimpi yang telah kujalin sejak SD. Perempuan berwajah sederhana yang senantiasa menjadi pendorong semangat hidupku mengangguk tanda memberikan izin seandainya harus berbeda negara. Satu hal lain yang sebenarnya sulit kusimpan sendiri dan harus kuutarakan pada ibu. Wajah memerah menjadi pertanda ibu untuk tersenyum simpul saat aku berusaha untuk menceritakan hal lain. Sudah bukan menjadi rahasia, aku berusaha menceritakan seorang gadis pilihan pada ibu tercinta. Terbata-bata aku mengatakan belum ada apa-apa diantara kami. Hanya izin yang kupinta dari ibu agar proses dapat berlanjut. Dua hari ibu terlihat tampak terdiam dan bingung. Pasrah sudah, tinggal esok hari kesempatan aku berbicara panjang lebar dengan ibu. Tanggal yang tertera di tiket kereta sudah pasti untuk mengejar waktu sebelum arus balik. Ibu memanggilku dengan halus malam ini. Beliau mengajakku berdiskusi di meja makan indah kami. Aku ingat betul, seringkali mendapat sebutir telur terpendam dalam nasi di meja ini. Telur rebus itu tanda kasih ibu yang berlebihan menurutku. Ibu berkilah agar aku menjadi anak pintar. Kami memang jarang makan telur, walau ayam peliharaan ibu berpuluh-puluh di kandang halaman.
Sebenarnya ibu sangat terbuka dengan pilihanku, tapi perbincangan perihal gadis Bandung para tetangga membuat ibu maju mundur. Astaghfirulloh. Aku berusaha menjelaskan tidak semua gadis Bandung memiliki sifat buruk, yang terpenting apakah dia sholehah atau tidak, aku yakinkan ibu bahwa gadis yang kuajukan sudah memakai hijab rapih. Ada satu permintaan yang sebenarnya sulit kukabulkan. Ibu ingin mendengar suara gadis itu. Aku kikuk dibuatnya. Aku berjanji pada ibu, saat kembali pulang nanti aku akan menghubungkan ibu dengan gadis itu lewat telepon. Aku berharap cintaku pada ibu dan harapan pada gadis itu akan bersambut dan menjadi dua cinta dalam hidup. Tes wawancara terakhir akan berlangsung satu minggu lagi, aku pun sudah bersiap-siap. Hasil kursus bahasa Jepang menjadi bekal andalan dalam wawancara kali ini. Research plan sudah kupersiapkan jauh-jauh hari. Lantunan doa dan izin dari ibu terus kupinta untuk melangkah ke kota hujan, tempat wawancara penentuan. Satu hari penuh, para kandidat penerima beasiswa dikumpulkan dalam gedung mewah. Pemberi beasiswa adalah perusahaan swasta terkenal. Banyak calon tertarik karena jumlah beasiswa cukup besar dibandingkan yang lainnya. Pengalaman berpidato dalam acara wisuda sarjana lalu, menjadi bekal berharga saat diminta berpidato kali ini.
“
Pada hari bersejarah bagiku, doaku, doa ibu telah dikabulkan oleh Sang Pencipta. Aku dinobatkan sebagai salah satu penerima beasiswa dari lima orang yang terpilih. Sujud syukur kulakukan dalam puncak rasa haru. Mimpiku sebentar lagi akan terwujud. Satu agenda berhasil kulewati dengan bahagia.
�
34
Serba-Serbi Tak sabar hati ini untuk mengabarkan sebuah berita gembira pada ibu. Kudengar lantuan hamdalah berulang kali dari balik telepon. Tak terasa mataku hangat. Ibu kembali mengingatkanku tentang rencana dengan gadis yang kuajukan. Aku terkejut karena ibu masih ingat, sementara aku melupakan sementara untuk berkonsentrasi penuh dalam kelulusan beasiswa. Ternyata masih ada satu lagi agenda besar yang harus segera kuproses. Waktu keberangkatanku ke negeri matahari terbit sudah dekat. Aku kembali masuk ke dalam box telepon umum wartel terdekat, tujuanku berikutnya memproses langkah perkenalan berikutnya melalui orang terdekat si gadis harapan. Dua agenda besar telah kulewati. Beragam proses dan aral melintang yang sudah menjadi fitrah pun tak luput kujalani dalam mencapai dua harapan dunia. Kesiapan dalam rezeki terasa diuji bersamaan. Kurasakan dekapan kasih sayang Allah SWT saat menjalaninya. Terasa nikmat tiada dua, semua tabungan hasil hidup hemat dalam tanah perantauan Jakarta berhasil aku bagi tiga seadil-adilnya.
Prioritas pertama kugunakan untuk biaya terbang dan hidup sementara waktu di negeri tempat aku kuliah nanti. Prioritas kedua aku sampaikan sebagai hadiah untuk ibuku tercinta. Priortias ketiga aku persembahkan untuk calon belahan hati sebagai persiapan hari pernikahan kami yang sebentar lagi akan dilangsungkan. Bulan dua tahun ke-dua abad dua puluh, dua buah surat kepastian aku dapatkan untuk melangkah ke ujian berikutnya. Aku paham dan harus mengerti, impian meraih cita perlu perjuangan dan pengorbanan. Dalam hitungan satu purnama, aku akan terbang menggapai negeri matahari terbit. Hati ini pun sedang kupersiapkan untuk meninggalkan dua orang yang kucintai. “Ibu nantikan aku mempersembahkan cita-citaku yang terbaik. Istriku bersabarlah tuk menanti saatnya bersama dan bersiaplah untuk berjuang mencapai cita-cita kita.�
“Negeri matahari terbit, nantikanlah aku tuk meraih mimpi�
35
Serba-Serbi
Menembus Limit Komunikasi Oleh : Dr. Khoirul Anwar
Telekomukasi dapat dianalogikan dengan prinsip ekonomi. Kita mengetahui bahwa dalam hal ekonomi, manusia melakukan aktivitas dengan pengorbanan tertentu untuk mencapai hasil maksimal. Dalam telekomunikasi, dengan pengorbanan energi tertentu, sistem komunikasi berusaha memaksimalkan informasi (bit) yang bisa dikirim tanpa salah (error).
E
rror dalam ekonomi terjadi karena beberapa faktor seperti inflasi, kerusuhan, penipuan, dll. Sedangkan dalam telekomukasi penyebab utama error ada dua: (1) kondisi channel antara pengirim dan penerima yang berubah-ubah dan (2) noise di pesawat penerima. Sampai saat ini t e l e ko m u n i k a s i m e n g g u n a k a n g e l o m b a n g elektromagnetik sebagai medium. Oleh karena itu, channel memburuk terjadi jika pembaca berada di dalam gedung beton, di dalam tanah, di antara gedung tinggi, dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi dan beberapa kondisi lain yang menyebabkan interferensi antar simbol.
Noise muncul karena keterbatasan komponen hardware yang kurang sempurna. Beberapa komponen memiliki karakteristik yang tidak ideal, sehingga jika dipakai menghasilkan noise baru atau bahkan bisa mendistorsi sinyal. Noise bisa pula karena hasil ’solder-an’ yang kurang bagus. Apakah noise dapat dihilangkan? Jawabannya adalah tidak bisa, karena noise bersifat independen terhadap sinyal yang diterima sehingga tidak bisa diestimasi atau ’diprediksi’ untuk kemudian dihilangkan. Kenyataan seperti ini menjadi salah satu penyebab c a r a ko n v e n s i o n a l s u l i t m e n c a p a i l i m i t telekomunikasi.
36
Serba-Serbi Dalam mengevaluasi unjuk kerja suatu teknik telekomunikasi, kita perlu memperhatikan faktor berikut: Berapa besar energi per bit-nya di pengirim, besar noise di penerima, apa modulasinya, berapa kecepatan transmisi rate-nya dan berapa efisiensinya. Efisiensi ini terkait dengan kecepatan informasi dan biasanya dinyatakan dengan bit per seconds (bps), misalnya pada teknologi telekomunikasi 4G kecepatannya harus memenuhi antara 100 Mbps - 1 Gbps. Seorang kawan saya di Jepang menyesalkan kualitas televisi (TV) digital di handphone-nya yang selain gambarnya kecil juga kadang-kadang macet saat ditoton dengan duduk di lantai. Mengapa ini bisa terjadi? Pertama, karena modulasi yang dipakai untuk handphone adalah quaternary phase shift keying, yaitu satu simbol hanya mengandung 2 bit. Ini sangat cukup untuk pengiriman sinyal TV ke handphone karena layar handphone yang kecil tak memerlukan banyak bit serta sangat kuat (robust) terhadap noise dan channel yang buruk dibandingkan dengan modulasi lainnya. Alasan keduanya adalah karena ia duduk di lantai, sehingga sinyal yang datang ke handphonenya tidak cukup banyak Jika ia berdiri, sinyal yang datang akan lebih banyak, karena ada sinyal yang dipantulkan lantai juga sampai di handphone, sehingga siaran TV yang ia terima di handphone-nya tidak akan tesendat. Sekarang apa itu modulasi? Modulasi adalah cara kita mengemas informasi. Pembaca memiliki informasi yang tertulis di atas kertas. Bagaimana cara mengemas informasi tersebut untuk dikirimkan sehingga bisa diterima dengan baik? (1) Anda mungkin melipatnya lalu melemparkan ke penerima dengan sekuat tenaga, (2) membentuknya menjadi mainan pesawat terbang, lalu menerbangkan ke penerima, (3) mengikat kertas ke batu lalu kemudian melemparkannya, (4) memakai amplop, lalu mengirimkan dengan merpati, (5) pergi ke kantor pos, dan (6) menyalinnya untuk dikirimkan lewat email, (7) mengirim melalui SMS.
37
Semua cara konvensional sampai modern (email/SMS) di atas ditujukan untuk mengirimkan informasi dengan cara yang mudah, murah, aman d a n s a m p a i t u j u a n d e n ga n e r ro r s e ke c i l mungkin.Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa teknik berkomunikasi memegang peranan penting agar informasi bisa dikirimkan dengan kesalahan sekecil mungkin. Shannon Limit adalah batas minimal energi yang diperlukan untuk komunikasi yang reliable, jika kita bisa menggunakan seluruh bandwidth di dunia. (Ada yang pernah nonton Film Batman: The Dark Night? Batman menggunakan seluruh bandwidth telepon seluler di Gotham untuk mendeteksi di mana Joker berada.) Artinya jika bandwidth kita terbatas, maka energi yang diperlukan akan lebih besar daripada 1.59dB terhadap noise. Sekarang mari kita kaitkan limit ini dengan sifat kita sebagai manusia. Sesuai dengan fitrahnya, manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang terbaik, namun tetap memiliki kelemahan. Oleh karena itu sebuah ungkapan bahwa nobody is perfect tidaklah salah. Kita sebagai manusia justru berterima kasih kepada Tuhan karena dengan ketidaksempurnaan ini kita bisa bertoleransi kepada sesama manusia, binatang bahkan benda sekalipun jika mereka berbuat salah.
Dengan ketidaksempurnaan ini pula, mata dan perasaan manusia masih bisa bertoleransi bahwa satu bit salah di antara 100.000 bit tetap bisa diterima. Akhirnya, toleransi ini mempermudah kita dalam menurunkan formula yang manusiawi, yaitu bahwa manusia memiliki kemampuan terbatas, termasuk terbatasnya bandwidth.
Serba-Serbi Sampai saat ini, Shannon limit belum berhasil dicapai. Yang dilakukan oleh para ilmuwan baru tahap ’mendekati’ Shannon limit. Mengapa sulit dicapai? salah satu penyebab utamanya adalah asumsi bahwa simbol yang dipakai adalah Gaussian codebook, padahal ’susah’ direalisasikan karena sulit dideteksi di penerima, apalagi ditambah dengan kenyataan terkena noise di penerima. Secara praktis simbol yang diimplementasikan tidak Gaussian, melainkan seperti binary phase shift keying dll, kapasitasnya tidak akan sebesar kapasitas Shannon.
Parity yang terlalu banyak menyebabkan rate parity menurun, tapi kemampuan koreksinya naik. Sebaliknya, parity yang sedikit, membuat sistem Anda memiliki kecepatan tinggi, karena rate paritynya naik, namun kemampuan koreksinya menurun (lebih mudah error). Banyak sekali teknik error correction, misalnya BCH Codes, Reed-Solomon Codes, convolutional code, turbo codes, LDPC codes dan yang terbaru adalah polar codes. Hasil prestasi dunia sampai hari ini ditunjukkan pada Gambar berikut ini.
Setelah diukur, berapa jarak simbol tersebut dengan Shannon limit? Dalam prakteknya gap dengan Shannon limit cukup jauh, artinya teknologi Anda masih memerlukan energi yang besar untuk menjamin informasi bisa diterima dengan error sedikit. Artinya, Anda masih harus berteriak keras dalam kelas yang ramai agar suara Anda terdengar. Bisakah didekati lagi? Bisakah orang mendengarkan suara kita meski kita hanya berbisik di kelas yang ramai? Ilmuwan sampai saat ini mendekatinya dengan menggunakan error correction coding. Benda apakah ini? Mari kita analogikan error correction coding dan putri raja. Jika Anda seorang panglima sebuah kerajaan yang harus mentransfer putri raja ke daerah aman, berapakah pengawal yang Anda perlukan? Berapa banyak perbekalan yang harus dipersiapkan? Jika Anda memutuskan 10 penjaga, putri raja akan aman, namun perbekalan harus disiapkan untuk 11 orang. Sayang terlalu banyak perbekalan. Seorang panglima yang cerdas akan memilih misalnya 2 penjaga saja yang hebat, sehingga perbekalan bisa dihemat menjadi hanya untuk 3 orang. Masalah ini persis seperti masalah error correction coding dengan putri adalah informasi dan pengawal adalah parity bit. Parity bit diperlukan untuk membantu proses pengkoreksian bit informasi.
Pencapaian Dunia: Mendekati Shannon Limit (Source : C. B. Schlegel et all , 2004)
Gambar ini menunjukkan Shannon limit untuk spectrum efficiency pada dimensi kompleks. Coding yang penulis publikasikan tahun 2010 mampu ’mendekati’ Shannon limit dengan efisiensi spektrum (bit rate / bandwidth) 0:25. Pada tahun 2011, lab kami di Jepang mampu mendekati Shannon limit 0.5dB untuk efisiensi spektrum yang lebih tinggi pada 0:99. Sebenarnya apa yang kami capai saat ini masih ’kalah’ dibandingkan dengan penemuan irregular LDPC codes pada tahun 2001 yang mampu mencapai hasil dengan jarak 0.0045dB dari Shannon limit. Namun, apa yang kami buat jauh lebih sederhana dibandingkan dengan irregular LDPC yang harus dijalankan dengan super komputer. Di Jepang sudah ada perusahaan yang membuat hardware untuk teknik kami ini dan terbukti mampu menghasilkan performance yang lebih baik.
38
Serba-Serbi Sebelum 1993, para ilmuwan masih berpikiran konvensional yaitu bahwa teknik error correction akan menjadi baik dengan sendirinya jika kita mampu menambah jumlah memory dari code tersebut. Karena bit adalah biner, yaitu 0 dan 1, maka dengan memakai memory 14, hardware harus mengingat 214 = 16:384 state. Jika kita asumsikan bahwa 1 state sama dengan 1 hari, maka decoder dari teknik tersebut harus mengingat 16.384/365 = 44.87 tahun. Wah... kompleks dan berat sekali, hardware-nya pasti cepat panas. Perlu power yang besar. Baterai cepat habis. Begitulah mungkin komentar yang muncul. Tapi memori yang besar memang benar dipakai untuk sistem komunikasi pesawat luar angkasa karena jaraknya yang jauh sehingga harus sangat kuat kemampuan koreksi errornya. Pemikiran ini berubah total ketika turbo codes dipresentasikan pada tahun 1993 dengan hasil sangat menakjubkan: hanya 0.7dB dari Shannon limit walau dengan kompleksitas yang sangat rendah, dua memory 4 = 16 state. Rahasia turbo code sangat sederhana yaitu dengan saling memberikan feedback.
Nah, yang kita bisa ambil hikmahnya dan pelajari dari feedback dan turbo codes adalah bahwa kita harus yakin dan menghargai diri kita sendiri bahwa kita mampu. Jangan minder dengan kemampuan diri yang mungkin menurut kita kurang dari orang lain. Turbo codes hanya menggunakan memory 4 = 16 hari, mampu mengalahkan teknik koreksi error yang super dengan decoder memory 14 yang hafal 44.87 tahun. Pelajaran berikutnya adalah feedback yang berisi probabilitas sebuat bit bernilai 0 atau 1. Dalam kehidupan ini mirip dengan tingkat kepercayaan. Jadi dua decoder turbo codes saling percaya dan saling memberikan kepercayaan mereka. Kita pun juga harus demikian, percayalah bahwa orang sekitar kita akan membantu kita dalam meraih kesuksesan dan kita pun juga akan membantu mereka sukses. G a m b a r d i b a w a h i n i m e n g ga m b a r ka n p e r j a l a n a n d a n p e r ke m b a n ga n t e k n o l o g i telekomunikasi. Penulis sangat mengharapkan bahwa suatu saat nanti foto ilmuwan Indonesia akan berada di sini dengan temuan tekniknya yang diakui dunia. Amiin.
Ilmuwan dunia di bidang Telekomunikasi : Suatu saat ilmuwanIndonesia akan ada disini, Amiin (Source : Henk Wymersch)
39
Serba-Serbi Sekarang mari kita sedikit rileks dengan mengenal 4G. Apa yang kita telah pelajari di atas adalah ilmu fundamental telekomunikasi, sedangkan 4G adalah salah satu aplikasi yang bisa dinikmati masyarakat luas. Perlu dipahami bahwa 4G adalah nama standard (artinya teknik di dalamnya bisa beragam) tetapi harus mampu melayani komunikasi untuk kecepatan 100Mbps - 1 Gbps untuk point-topoint.
Teknik chained turbo equalization yang penulis publikasikan, mendapat apresiasi dari para reviewer IEEE dan mendapat young student encouragement award dari Jepang pada even di Taiwan, 2010, karena mampu menghilangkan guard interval yang menjadi permasalahan teknik komunikasi sampai saat ini. Teknik ini sangat berguna untuk teknologi 4G terutama bagian uplink dengan SC-FDMA dengan performance yang hanya berjarak 0.5dB dari teori.
4G adalah teknologi generasi ke-4. Jadi apakah ada teknologi 0G, 1G, 2G, 3G? Jawabannya adalah ada. Table dibawah menunjukkan bahwa teknologi telekomunikasi terus berkembang. Teknik yang efisien, sederhana tapi menghasilkan performance yang baik, yang akan diadopsi menjadi standard.
Limit telekomunikasi memang sulit dicapai, namun masih bisa didekati. Diperlukan ide yang revolusioner untuk mendekatinya seperti yang dilakukan oleh turbo codes dengan memberikan feedback LLR yang merupakan tingkat ’kepercayaan’ sesuatu. Teknologi telekomunikasi akan terus berkembang. Jika teknologi 4G telah distandardkan, Anda masih bisa berkontribusi untuk teknologi 5G kelak.
Tabel: Generasi Telekomunikasi Generasi
Sistem
Teknologi
0G (telepon radio)
Analog
MTS, MTA, MTB, MTC
1G
Analog
AMPS
2G
Digital
GSM, CDMAone
2.5G
Digital
GSM, GPRS, CDMA2000
3G
Digital
WCDMA, CDMA2000
3.5G
Digital
Mobile WiMAX, LTE(UTRA)
4G
Digital
LTE Advanced, WiMAX:IEEE802.16m
5G
?
Belum diketahui
40
41
Kritik dan Saran
Kritik dan Saran Saran, Kritik, dan Isi Berita Kami sebagai Tim Redaksi Buletin PPI-Jepang sangat mengharapkan saran ataupun kritik dari para pembaca untuk memperbaiki kualitas buletin ini. Silahkan kirimkan langsung melalui email ke buletin@ppijepang.org. Selain itu, kami juga menerima berbagai berita tentang kegiatan anggota PPI-Jepang di mana pun berada. Kami berharap dengan saling menginformasikan kegiatan masing-masing, bisa menjadi bahan masukan untuk rekan-rekan yang lainnya. Selain itu, media ini juga bermanfaat untuk mempererat tali silaturahmi di antara anggota PPI-Jepang dari ujung utara, Hokkaido, sampai ujung selatan, Okinawa. Demi PPI-Jepang yang lebih baik!
42
Presented by: