15
Tanah Gumantar Setia Memikul Tradisi oleh Maidianto, Aktivis Samanta
JALAN BERLUMPUR NAN licin menjadi pemandangan yang lumrah di sepanjang jalan desa. Sekelompok ibu-ibu berjalan membawa keraro (wadah) berisi bekal makanan yang diletakkan di atas kepalanya. Mereka berjalan serentak menuju sebuah tempat yang penuh dengan pepohonan besar menjulang tinggi dengan daun yang rindang. Tampak di sisi lain jalan, bapak-bapak membawa bibit kopi yang digantungkan di pundak dengan tali. Berkendara pelan menggunakan sepeda motor di jalan yang rusak, mereka tampak menikmati masa tanam kopi tahun ini. Aku menyapa dengan tersenyum, “Tabek amak kami Menjulu” kataku kepada bapak dan ibu yang berjalan kaki beriringan. Mereka senyum dan mengangguk, menandakan hormat. Aku bersama enam orang teman yang berasal dari desa tersebut hendak menuju wilayah Tiu Ngumbak, sebuah tempat wisata air terjun yang letaknya sekitar 3,5 kilometer dari perkampungan. Sepanjang perjalanan, mata kami disuguhi dedaunan hijau dari pohon-pohon besar yang tegak berdiri kokoh di tanah tersebut, terlihat pula tanaman kopi, durian, kakao, dan pisang yang 206