23
Masih Gelap Sudah Terang oleh Budi, Karsa Institute
DESA LONEBASA DISELIMUTI udara dingin sore itu setelah hujan turun selama setengah hari. Awan putih bergerak perlahan di atas langit, menggantikan mendung pekat yang mulai pudar. Punggung-punggung bukit sebelah utara desa mulai terlihat keindahannya setelah seharian tertutup kabut. Warna hijau segar muncul di balik awan putih yang mengambang seperti kapas yang terbang terbawa angin. Hari itu cuaca tak dapat dikatakan cerah karena matahari enggan menampakkan dirinya sepanjang hari. Namun, pemandangan sudah tampak jelas tanpa mendung yang menyelimuti. Motor bebek tahun 2001 yang aku tumpangi bersama Pak Haris mulai bergerak meninggalkan Desa Lonebasa menuju Porelea, desa terdekat yang berjarak enam kilometer. Sehabis hujan seperti ini bukan waktu yang tepat untuk melintasi jalan antardesa yang sempit dan licin. Beberapa kali roda motor kami selip, memaksaku pontang-panting menyeimbangkan diri. Jalan ini lebarnya tak lebih dari setengah meter dengan diapit tebing dan jurang sedalam seratus meter. Beginilah jalan antardesa di Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Sebanyak sembilan belas desa di kawasan ini dihubungkan oleh 324