19 minute read

Marketing Breakthrough 10 | Liputan Khusus AREBI

The Biggest Real Estate Summit 2021 Kupas Tuntas Persoalan Properti

Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) sukses menggelar perhelatan akbar bertajuk “The Biggest Real Estate Summit 2021”. Mengusung tema “Keep On Rolling”, kegiatan tersebut digelar secara virtual, Rabu (17/11/2021).

Advertisement

Lukas Bong, Ketua Umum DPP AREBI mengatakan, AREBI sebagai wadah para broker properti di Indonesia akan terus meningkatkan profesionalisme anggotanya agar mampu bersaing dan sukses dalam kondisi apapun, tidak terkecuali di tengah pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih belum berakhir.

“Broker properti harus terus bergerak. Banyak yang bisa dilakukan agar bisa bertahan dan terus sukses menjalani profesi sebagai broker properti di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya dengan mengikuti The Biggest Real Estate Summit 2021 karena banyak pengetahuan yang bisa didapat dan berguna bagi broker properti dalam menjalani profesinya,” ujar Lukas. Lebih lanjut menurut Lukas, kegiatan The Biggest Real Estate Summit sendiri ingin memberikan pengetahuan dan edukasi kepada masyarakat mengenai industri properti dan

peluangnya di tahun 2022, serta juga sebagai ajang menggali pengetahuan bagi anggota AREBI agar tetap terjaga keprofesionalan broker properti.

“Di saat seperti ini, agen properti dituntut lebih kreatif dan inovatif untuk menemukan dan menggarap peluang karena dalam setiap kondisi pasti ada peluang. Ingat, bisnis agen properti tidak ada matinya. Dalam kondisi apapun agen properti bisa survive dan berkembang,” tegasnya.

Salah satu kegiatan yang paling menarik dalam acara tersebut adalah sesi talkshow yang menghadirkan nara sumber yang luar biasa, baik dari pemerintah hingga developer. Ada dua sesi

pembahasan dalam AREBI Summit 2021 yang menghadirkan pembicara ahli di bidangnya. Sesi pertama, membahas tema “Peran Pemerintah Dalam Mendukung Industri Perantara Perdagangan Properti”.

Hadir sebagai pembicara antara lain Sofyan A. Djalil, (Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala Badan Pertanahan Nasional), Josaphat Rizal Primana (Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS), Erwin Kallo (Founder Erwin Kallo&Co), Totok Lusida (Ketua Umum Real Estate Indonesia), dan Lukas Bong (Ketua Umum AREBI).

Pada sesi pertama yang dimoderatori Handoko Wignjowargo (COFounder & Managing Partner Maestro), dikupas lugas dan tuntas antara lain bagaimana wajah industri broker properti Indonesia di mata pemerintah, apa peran broker dalam mendukung industri properti di tanah air, apa strategi pemerintah dalam memberantas mafia tanah, dan bagaimana peran pemerintah dalam memajukan industri broker properti. harus berhati-hati agar tidak dirugikan oleh mafia tanah. Salah satunya dengan menggunakan jasa broker properti yang dikenal baik, bekerja profesional, berlisensi atau bersertifikat,” katanya mengutip pernyataan menteri.

Sementara sesi kedua, membahas tema “Perubahan Peta Bisnis Properti Di Masa Dan Pasca Pandemi”. Hadir sebagai pembicara antara lain Herman Nagaria (Director PT Summarecon Agung Tbk.), Cipta Ciputra Harun (Associate Director Ciputra Group), Sutedja Sidarta Darmono (Director PT Jababeka Tbk.) dan Jaya Cahyadi (Wakil Ketua Umum II AREBI).

Pada sesi kedua yang dimoderatori Darmadi Darmawangsa (CEO ERA Indonesia) dikupas lugas dan tuntas antara lain bagaimana kondisi properti di masa pandemi, strategi apa yang dijalankan developer agar bisa tetap “menari” di masa pandemi, apa yang dipersiapkan agar tongkat estafet kepemimpinan ke generasi berikutnya bisa berjalan sukses, dan apa harapan developer kepada broker properti dan pemerintah untuk mendukung industri properti di Tanah Air.

Acara The Biggest Real Estate Summit 2021 juga merupakan perayaan HUT AREBI ke-29. Lukas menilai, pertumbuhan AREBI cukup signifikan, sejalan dengan pertambahan anggota AREBI. “Memasuki masa pandemi AREBI dapat bertahan dan beradaptasi menerapkan new normal,” imbunya.•

Terkait masalah mafia tanah, Margo Khusiono, Principal Century 21 Prioritas yang juga Wakil Ketua Panitia menuturkan, pemerintah melalui menteri Sofyan berkomitmen untuk terus memerangi dengan melibatkan berbagai pihak. “Salah satunya dengan terus mendorong digitalisasi, sehingga meminimalkan pertemuan fisik dan proses menjadi transparan. Masyarakat

MUNAS IX AREBI LUKAS BONG KETUA UMUM PERIODE 2021-2024

Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) sukses menggelar Musyawarah Nasional (Munas) IX, di Jakarta, Rabu (24/11/2021). Melalui Munas tersebut, Lukas Bong, Ketua Umum Periode 20182021 kembali terpilih menjadi Ketua Umum Periode 2021-2024.

Munas IX dengan tema “Konsolidasi Organisasi dan Eksistensi AREBI di Masa dan Pasca Pandemi” dihadiri antara lain pengurus DPP AREBI, DPD AREBI, perwakilan dari stakeholder properti dan anggota AREBI. Dalam Munas tersebut juga dibahas berbagai program kerja AREBI, terutama program-program untuk semakin meningkatkan profesionalisme anggota AREBI dan memajukan industri broker properti di Tanah Air.

Adapun Lukas Bong adalah calon tunggal dalam pemilihan tersebut. Usai terpilih, Lukas mengungkapkan bahwa dia akan menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Ia juga akan melanjutkan program-program yang telah berjalan untuk kemajuan AREBI. “Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Saya akan menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya,” ujar Lukas usai menerima amanah tersebut.

Sebelumnya, menjawab pertanyaan Property and the City, Sulihin Widjaja, Sekretaris Jenderal DPP AREBI Periode 2018-2021 mengatakan, perjalanan kepengurusan periode ini berjalan cukup baik dan team work sangat bagus, semua pengurus juga pro aktif, serta banyak program tetap dijalankan, meski dimasa pandemi. Menurut Sulihin, fokus kerja ketua dan pengurus mendatang, yakni melakukan pendekatan kepada pemerintah, agar broker properti dapat diberikan perhatian lebih terutama mengenai aturan dan perlindungan. “Diharapkan semua orang yang berusaha di bidang jasa jual beli properti harus memiliki sertifikat kompetensi keahlian dan mereka juga harus memiliki badan usaha sehingga apa yang dikerjakan dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat, termasuk juga bagi pemerintah dari sisi pendapatan negara dari perpajakan,” ujarnya.

Lukas menambahkan, fokus kerja utama pada periode kedua kepemimpinannya ini, antaralain menggalang koordinasi dan dukungan dari pemerintah, instansi, dan lembaga-lembaga terkait untuk kemajuan broker properti Indonesia, kemudian memberikan payung hukum dan penegakkan kode etik bagi seluruh anggota AREBI.

“Memberikan manfaat dan kesejahteraan kepada anggota AREBI dan masih banyak lainnya. Termasuk juga sertifikasi bagi setiap individu yang terjun di industri broker properti,” kata Lukas kepada Property and the City. Sementara program prioritas di tahun pertama, yakni mengembangkan dan memperkuat organisasi AREBI di Indonesia. “Kami akan membentuk DPD-DPD baru yang saat ini sudah menjadi caretaker, seperti Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Timur,” ungkap Ketua DPD AREBI DKI Jakarta periode 2011-2014 dan 2014-2017.• [Pius]

Central Business District: TAK SEKEDAR PUSAT BISNIS

Central Business District (CBD) kerap diidentikkan sebagai pusat kota. Akan tetapi, banyak kota—terutama yang memiliki sejarah panjang—memiliki kawasan CBD jauh dari pusat kota, bahkan memiliki beberapa CBD dalam satu kota.

Kawasan pusat bisnis alias Central Business District (CBD) merupakan pusat komersial dan bisnis di sebuah kota. Di kota-kota besar, CBD juga merupakan kawasan finansial, karena di sinilah transaksi keuangan skala besar terjadi.

Umumnya, CBD sebuah kota memiliki properti ritel dan perkantoran dalam jumlah yang signifikan, serta memiliki kepadatan lebih tinggi dibanding kawasan lain di kota tersebut. Biasanya di CBD inilah dibangun gedung tertinggi di kota itu. Secara geografis, CBD sering diidentikkan dengan pusat kota, akan tetapi dua konsep tersebut berbeda. Pasalnya, banyak kota memiliki CBD yang terletak jauh dari pusat kota atau pusat komersial.

Sebagai contoh, pusat kota London meliputi kota bersejarah London dan kota abad pertengahan Westminster, sedangkan The City of London dan daerah Docklands dianggap sebagai dua kawasan CBD.

Mexico City juga memiliki pusat kota bersejarah dari era kolonial: Centro Histórico, yang memiliki dua CBD, yakni Paseo de la Reforma - Polanco dan Santa Fe.

Di Taipei, Taiwan, daerah sekitar stasiun kereta api utama dianggap sebagai pusat kota bersejarah, sementara area Xinyi di Timur stasiun kereta api dijadikan sebagai CBD Taipei saat ini. Kawasan ini menjadi distrik keuangan dan pusat perbelanjaan, serta lokasi Taipei 101, gedung tertinggi di Taipei.

Bentuk dan jenis dari CBD umumnya mencerminkan sejarah kota. Kota yang menerapkan pembatasan ketinggian bangunan, biasanya memiliki bagian kota bersejarah yang terlepas dari distrik keuangan dan administrasi.

Sementara itu, di kota-kota baru yang tumbuh cepat, seperti di Barat Amerika Utara, sebuah daerah pusat kota sering kali memiliki banyak bangunan pencakar langit. Kawasan CBD di kota seperti ini, selain berperan sebagai pusat kota, juga menjadi kawasan bisnis dan keuangan.

CBD biasanya memiliki populasi penduduk yang sangat kecil, karena kawasan ini hanya padat di saat hari dan jam kerja. Sebagai contoh, penduduk Kota London menurun dari lebih dari 200.000 jiwa pada tahun 1700 menjadi kurang dari 10.000 jiwa saat ini. Akan tetapi, di kota-kota yang lebih baru, seperti di Australia dan Kanada—termasuk di Jakarta— populasi di daerah CBD meningkat, lantaran banyak profesional dan pebisnis muda pindah ke apartemen di pusat kota.

Berikut ini profil beberapa central business district dunia yang ada di Amerika, Asia, Eropa, dan Australia:

Midtown Manhattan

Midtown Manhattan, New York, merupakan CBD terbesar di Amerika Serikat dengan luas area mencapai 518 hektar. Properti di kawasan yang memisahkan Lower Manhattan dengan Upper Manhattan ini pun tergolong paling laris manis di dunia.

Tak hanya itu, Midtown—nama tenar kawasan ini—merupakan lokasi beberapa gedung ikonik, seperti Empire State, Gedung Chrysler, dan Markas Besar PBB. Daerah ini juga memiliki area komersial yang terkenal di dunia, seperti Rockefeller Center, Broadway, dan Times Square.

Jika Lower Manhattan adalah pusat keuangan, Midtown adalah pusat komersial, hiburan, dan media di AS. Midtown Manhattan juga merupakan pusat keuangan yang berkembang dan menduduki peringkat kedua di bawah Lower Manhattan.

Daerah ini menjadi lokasi bagi warga dan komuter yang bekerja di kantor, hotel, dan perusahaan ritel—serta wisatawan dan pelajar yang datang.

Beberapa daerah, seperti Times Square dan koridor Fifth Avenue, memiliki banyak toko ritel. Times Square sendiri adalah pusat dari teater Broadway yang mahsyur itu. Sementara, Avenue of the Americas merupakan markas dari tiga televisi terbesar di AS.

La Défense, Paris

La Défense (baca: la de fas) adalah distrik bisnis utama dari kawasan Metropolitan Paris dan Île-de-France, yang berada di sebelah Barat Paris.

Dengan luas area 560 hektar, La Défense merupakan CBD terbesar di Eropa. Di sini terdapat 72 gedung dan pencakar langit, 180.000 pekerja yang mengisi 3,5 juta meter persegi ruang perkantoran. La Défense juga memiliki tidak kurang dari 1.500 kantor pusat perusahaan, termasuk 15 dari 50 perusahaan top di dunia.

Sebagai pusat bisnis, La Défense hanya memiliki 25.000 penduduk tetap dan 45.000 siswa. La Défense juga dikunjungi sekitar 8.000.000 wisatawan setiap tahun.

The City, Sydney

CBD Sydney, yang populer dengan nama ‘The City’, adalah pusat komersial utama di pinggir kota Sydney, New South Wales, Australia. Kawasan ini melebar ke Selatan sekitar 3 kilometer, hingga ke Sydney Cove, lokasi bersejarah tempat permukiman pertama pandatang Eropa.

The City merupakan pusat keuangan dan ekonomi terbesar di Australia dan pusat kegiatan ekonomi di Asia-Pasifik. Kawasan ini mempekerjakan sekitar 13% dari tenaga kerja di Sydney dan pada kurun 2011 – 2012 menghasilkan income USD64,1 miliar dari barang dan jasa.

La Défense, Paris Tak hanya secara ekonomi, The City juga menjadi pusat kehidupan malam dan hiburan di Sydney. Daerah ini juga merupakan lokasi beberapa bangunan dengan arsitektur memukau.

CBD Beijing

CBD Beijing adalah pusat bisnis keuangan, media, dan servis di Beijing, Cina. CBD Beijing menempati kawasan seluas 399 hektar di Distrik Chaoyang, sebelah Timur Ibukota Tiongkok tersebut.

Saat ini, CBD Beijing tengah menikmati pembangunan dalam skala besar. Kawasan ini digadang akan menjadi salah satu pusat keuangan internasional yang paling penting di Cina.

Selain itu, CBD Beijing pun berubah menjadi pusat bisnis media. Pasalnya, kawasan ini telah menjadi markas bagi beberapa stasiun TV ternama, seperti Beijing Television Station (BTV) dan China Central Television (CCTV).

Dalam delapan tahun, sejak pemerintah memutuskan untuk mempercepat pembangunan kawasan ini, CBD Beijing telah menarik 117 perusahaan ‘Fortune 500’ yang bergerak di bisnis keuangan, media, teknologi informasi, konsultasi, dan industri jasa. Bahkan, lebih dari 60 persen perusahaan PMA di Beijing berkantor di CBD.

Beijing Central Business District

Graha Raya meluncurkan rumah dua lantai seharga Rp1,2 miliar di Serpong.

Proyek Baru Jelang Akhir Tahun RAMAI PROYEK KLASTER BARU DI PERUMAHAN KOTA SKALA BESAR

Sinyal pemulihan sektor properti dinilai kian menguat memasuki akhir 2021. Indonesia Property Watch (IPW) mengungkapkan tingkat penjualan unit rumah di Jabodebek-Banten pada 2020 lebih rendah daripada 2017 saat siklus pasar properti ada di bawah, sebaliknya nilai penjualan lebih tinggi dibandingkan dengan 2017, bahkan terus naik sepanjang 2021.

Market Behaviour Survey IPW mencatat sektor properti mulai pulih pada Semester II/2021 dan rumah tapak tetap menjadi favorit pilihan masyarakat. Dari sekitar 300-an responden, sekitar 52 persen memilih produk rumah tapak dan 30 persen berminat membeli di rentang harga Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar.

Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda mengungkapkan 3 alasan utama masyarakat membeli rumah yaitu harga yang terjangkau, program promosi yang menarik dari pengembang, dan cicilan yang fleksibel. “Tujuan masyarakat membeli properti adalah untuk investasi jangka panjang.” ujarnya.

Melihat pasar yang masih positif itu, sejumlah pengembang giat memasarkan proyek baru menjelang akhir tahun. Proyek baru itu bisa benar-benar baru atau sekedar klaster/menara baru di proyek berjalan (on going). Akhir tahun ini (September–November) di Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) peluncuran proyek baru masih cukup banyak, mencapai lebih dari 20 proyek. Itu hanya hitungan proyek baru di perumahan skala luas (di atas 10 ha). Kalau menghitung juga mini real estate dengan luas di bawah 1 ha, tentu jumlahnya banyak, bahkan tidak bisa dihitung karena lokasinya menyebar di mana developernya suka.

Dari total 20-an proyek baru itu, 95 persen berupa klaster baru di sebuah perumahan. Penawaran terbanyak di Bekasi, Bogor dan Tangerang, disusul Jakarta. Perumahan skala luas baru satu, yakni Widara Village (15 ha) dan Paramount Petals (300 ha) di Kabupaten Tangerang, Banten.

Kalau klaster dan perumahan baru banyak memasarkan rumah Rp1 miliar ke atas. Peningkatan harga tanah yang sangat tinggi dalam 3–4 tahun terakhir, diikuti kenaikan harga bahan bangunan dan upah tukang, membuat pengembang sudah sulit menawarkan rumah dengan harga terjangkau. Peningkatan harga tertinggi terjadi di Serpong, Tangerang.

Kelas Atas Laku Keras

Tangerang Raya dan sekitarnya merupakan kawasan yang masih naik daun dan jadi pilihan banyak orang. Area tersebut selain menawarkan harga tanah dan rumah yang masih terjangkau juga diproyeksikan menjadi daerah yang tumbuh dan maju ke depannya. Graha Raya (350 ha) di Pondok Jagung, Serpong, dalam kurun waktu tiga bulan terakhir meluncurkan dua klaster di dua segmen yang berbeda. September lalu, pihaknya mengembangkan klaster Dammara di pusat bisnis superblok SilkTown yang lokasinya berdampingan dengan kota baru Alam Sutera.

Ditawarkan 68 unit rumah dua lantai seharga mulai Rp2,5 miliar. Tipe rumahnya 7x15 dan 8x15 dengan luas bangunan 121 dan 135 m2. Setiap rumahnya dilengkapi kamar tidur 3+1 dan kamar mandi 3+1, carport untuk dua unit mobil. Dari konsep rumah dan harganya, Dammara dipasarkan untuk kalangan keluarga mapan. ”Ini akan menjadi klaster eksklusif di Graha Raya sekaligus hadir mengisi kekosongan klaster segmen middle terbaru di koridor Bintaro Jaya-Alam Sutera,” ujar Manager Pemasaran Graha Raya Adyuta Danapramita.

Kemudian pada minggu ketiga November 2021, PT Jaya Real Property, Tbk. pengembangnya, kembali melansir klaster baru. Kali ini pihaknya bermain di ranges harga Rp1 miliaran. Ialah Hyra, hunian dua lantai beratap pelana yang dikembangkan di sisa lahan premium di dalam kawasan Melia Distric.

Lokasinya hanya 50 meter dari Jalan Utama Graha Raya, atau persis di belakang mal eksisting Transmart Graha Raya. “Tren permintaan rumah seharga di atas Rp1 miliar juga mulai menguat kembali, sehingga kami merilis Hyra yang secara lokasi, akses dan lingkungan sangat siap untuk mengisi kebutuhan di segmen pasar tersebut,” ujarnya.

Hyra dikembangkan di atas lahan seluas 3 ha, dengan total unit sebanyak 229 rumah untuk kalangan keluarga dan profesional muda. Pemasarannya sudah dimulai sejak awal Oktober 2021. Tersedia rumah-rumah dua lantai mencakup dua tipe. Pertama, tipe Lily 68 dengan kaveling 6x10 meter (m) dilengkapi dua kamar tidur. Kedua, tipe Lotus 77 dengan kaveling 6x12 m, berisi tiga kamar tidur. Harga perdana mulai Rp1,2 miliar per unit.

BSD City (6.000 ha) jelas tak mau ketinggalan sebagai leader kota mandiri di Serpong. September lalu pihaknya meluncurkan klaster Yuthica dan langsung terjual habis dalam satu hari. Ditawarkan terbatas hanya 93 unit, klaster ini mengadopsi desain modern yang kompak dan fungsional. Ruang-ruang di dalam rumah dirancang presisi sesuai kebutuhan konsumen zaman sekarang yang apa-apa serba praktis dan efisien. Klaster hanya menjual satu tipe rumah, yakni 72/60 seharga Rp1,51 miliar. Oktober 2021, developer membuka kran penjualan tahap kedua sebanyak 45 unit seharga Rp1,59 miliar untuk tipe yang sama.

“Tingginya permintaan pasar terhadap hunian kompak memotivasi kami untuk menghadirkan Yuthica bagi kaum milenial atau keluarga muda. Klaster Yuthica tahap I dan tahap II sold out masing-masing dalam satu hari. Kami berencana akan membuka tahap III dengan tipe yang lebih besar dan punya banyak keunggulan, salah satunya berupa konsep semi outdoor dining area,” ujar CEO Residential BSD City – Sinar Mas Land, Theodore G Thenoch dalam keterangannya, akhir Oktober lalu.

Respon serupa juga terlihat dari penjualan hunian Quantis Signature (1,25 ha) di kawasan Greenwich, BSD City. Hanya satu bulan, 42 unit rumah berlanggan tropis kontemporer itu habis terjual atau sold out. Padahal harganya dibanderol Rp3,7 - 7,3 miliar per unit. Theodore menjelaskan, Quantis Signature dapat bersaing di pasar premium karena didukung dengan fasilitas lengkap dan desain menarik.

“Mayoritas pembeli produk tersebut adalah end user serta menggunakan fasilitas KPR. Terdapat berbagai kemudahan bagi konsumen yang menggunakan KPR, dan juga mempermudah cara bayar serta ada subsidi dari pengembang,” kata Theodore.

Geser sedikit ke kawasan Gading Serpong. Jelang akhir tahun 2021, Paramount Land meluncurkan hunian premium di kawasan Boulevard Gading Serpong bertajuk Pasadena Residences. Direktur Paramount Land M Nawawi mengungkapkan, lokasi Pasadena Residences ini sangat strategis dan eksklusif karena berada di Boulevard Gading Serpong. “Ini menjadi hunian impian yang

Penjualan Tahap 1 Scarlet Commercial dari Summarecon Bekasi ditutup sold out sebanyak 16 unit. Tahap 2 dilansir 10 Unit dan habis terjual dalam hitungan waktu 2 jam.

menawarkan kenyamanan mewah bagi setiap keluarga,” tutur Nawawi dikutip dalam siaran persnya, Kamis (18/11/2021).

Pada tahap awal, Pasadena Residences diluncurkan dalam jumlah terbatas yaitu 128 unit dengan harga yang ditawarkan mulai dari Rp 4 miliar-Rp 9 miliar per unit (sudah termasuk PPN). Nawawi mengklaim bahwa pihaknya berhasil menjual 110 dari 128 unit yang tersedia di Pasadena Residence tahap pertama. “Penjualan perdana dilakukan pengundian pada hari Sabtu 13 November 2021 berhasil meraih Rp500 miliar dari 110 unit yang terjual. Target omzet keseluruhan 128 unit ini sekitar Rp600 miliaran, karena masih ada unit lebar 9 dan 10 yang belum terjual,” ungkapnya.

Tipe unit yang tersedia yaitu 8x15 m2 (luas tanah 140 m2/ luas bangunan 142 m2) dan 8x18 m2 (luas tanah 174 m2/luas bangunan 176 m2). Lalu, 9x18 m2 (luas tanah 194 m2/luas bangunan 196 m2), serta 10x18 m2 (luas tanah 218 m2/luas bangunan 220 m2).

Klaster Baru di Township Baru

Paramount Petals (300 ha) menjadi satu-satunya kota baru di Banten, bahkan seluruh area di Jabodebek yang benar-benar baru diluncurkan ke pasar menjelang akhir tahun 2021. Dikembangkan dengan fasilitas kota, serta akses tol langsung yang akan membuka konektivitas dengan kota-kota besar lainnya, lokasi Paramount Petals berada di Jalan Raya Curug, Kab. Tangerang.

Selama sepekan, proyek meluncurkan dua klaster pertama dan kedua. Klaster Canna diluncurkan, 17 Oktober lalu, atau sepekan setelah klaster pertama, Aster, diluncurkan dan habis terjual hanya dalam hitungan hari. “Melalui produk hunian di Paramount Petals, kami ingin tawarkan kepada kalangan muda saat ini untuk berinvestasi properti,” kata M Nawawi Direktur Paramount Land, dalam keterangannya, Minggu (10/10).

Tipe rumahnya mulai 35/60, 43/72, dan 50/84 seharga Rp600 jutaan hingga Rp1,1 miliar. Sementara klaster Canna termurah dibanderol Rp700 jutaan. Rukah dirancang high ceiling dengan pilihan lantai mezzanine sehingga memaksimalkan fungsi setiap ruangnya. Di kawasan pengembangan ini, tak hanya hunian yang akan dibangun dengan desain yang kompak dan fungsional sesuai kebutuhan aktual, melainkan juga pusat-pusat komersial. Di antaranya apartemen, perkantoran, hotel, pusat belanja, dan pusat gaya hidup dan hiburan yang akan melengkapi Paramount Petals sebagai kota yang kompak dan komplet.

Di kawasan Legok, Kab Tangerang, PT Wida Agung Group meluncurkan Widara Village. Di dalamnya terdapat sebanyak 1.000 unit hunian yang dibangun di atas lahan seluas 15 ha di kawasan tersebut. Widari Village dipatok dengan harga terjangkau yang bisa diakses oleh masyarakat pencari hunian pertama dengan rentang sekitar Rp 400 juta hingga Rp 500 jutaan.

Real Demand

Lippo Grup melalui anak usahanya PT Lippo Karawaci Tbk. pada September lalu melansir Cendana Parc North yang mengembangkan 680 unit rumah tapak dua lantai di Lippo Village Karawaci, Kab. Tangerang. Klaster tersebut direspon sangat baik karena hanya dalam waktu 5 jam, habis terjual. Dari Cendana Parc

Kota Baru Paramount Petals (300 ha) di Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, menjadi satu-satunya kota baru yang diluncurkan menjelang akhir 2021.

North ini, Lippo berhasil membukukan prasale sebesar Rp614 miliar.

CEO PT Lippo Karawaci Tbk. John Riady mengatakan, tim terbaiknya memberikan dukungan penuh terhadap setiap peluang yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas human capital khususnya demografi milenial dalam menghadapi pasar global ke depan. “Kami memfasilitasi pasar milenial dengan menyediakan landed house dan klaster komersial berkonsep tempat tinggal yang terintegrasi dengan tempat bisnis di Kota Lippo Village,” terangnya.

Lantaran permintaan yang tinggi, Akhir Oktober lalu pihaknya meluncurkan dua klaster terbaru dengan menerapkan prinsip kaum urban milenial yang menyukai simplicity dan ruang multifungsi. Adalah klaster Hive @ Parc yang berlokasi di Lippo Karawaci Barat dan Hive @ Himalaya berlokasi di Lippo Karawaci Sentral yang dipasarkan seharga mulai Rp 1,3 miliar, merupakan bangunan 3 lantai yang memiliki 3 fungsi terpisah di setiap lantai misalnya toko di lantai 1, kantor di lantai 2 dan tempat tinggal di lantai paling atas.

“Saya melihat ini merupakan real demand yang menumbuhkan real economy. Jadi kita akan terus tumbuh dan kita juga melihat memang permintaannya besar. Dengan peluncuran klaster terbaru pada tanggal 30 Oktober 2021 ini kami semakin solid untuk mencapai target rencana bisnis LPKR Rp 4,2 triliun di akhir tahun 2021,” tandas John Riady.

Di kawasan Bogor, Jawa Barat, Olympic Development tengah sibuk menyiapkan tipe baru hunian di OCBD (One Central Business District). Kapan waktunya masih dirahasiakan. “Rencananya menjelang akhir tahun, tunggu saja,” tandas Marketing Director PT Olympic Bangun Persada Imelda Fransisca.

Meski tidak menyebut jadwal resminya, Imelda membocorkan tipe baru itu akan dikembangkan di dalam cluster Virginia Pine, yaitu unit D, yang memiliki luasan 77/80,5 dan 120/139. “Semua unit terjual habis, karena itu kita siapkan tipe baru,” jelasnya yang menyebut OCBD dikembangkan di lahan seluas 25 ha dan terkoneksi langsung dengan jalan tol Bogor Outer Ringroad (BORR).

Ruko, 2 Jam Sold Out!

Fenomena respon bagus tidak hanya terjadi pada klaster baru, tetapi juga di segmen komersial. PT Summarecon Agung Tbk mencetak penjualan instan hanya dalam kurun dua jam melalui proyek Scarlet Commercial di Summarecon Bekasi, Jawa Barat. Proyek terbaru ini terjual seluruhnya 26 unit dengan total volume transaksi mencapai Rp 64,5 miliar, pada sesi penjualan perdana yang dilaksanakan Sabtu (23/10).

Scarlet Commercial ditawarkan dalam dua tahap secara hybrid melalui platform daring interaktif, dan tatap muka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Kendati demikian, masyarakat sangat antusias dan menyambut baik produk baru ini karena menawarkan kebaruan dan juga peluang potensial untuk tumbuh dan berkembang.

“Kami merancang produk ini dengan semua formula yang dibutuhkan para pelaku usaha, sehingga mereka yakin dan sudah mengincar unit-unit yang ditawarkan sejak online booking dibuka pada 7 Oktober 2021,” tutur Executive Director PT Summarecon Agung Tbk Albert Luhur.

Ruang usaha yang dikembangkan di depan gerbang masuk The Orchard, ini berada di Jalan Protokol Penghubung Utama Bekasi Barat dan Utara. Lokasi tersebut dipilih karena strategis dan menjadi salah satu kebutuhan pelaku usaha untuk meraih hasil maksimal dalam berbisnis.

Scarlet Commercial dikelilingi hunian, dan sejumlah kawasan komersial lainnya yang telah lebih dulu hadir yakni Sinpasa Commercial, Emerald Commercial, Graha Bulevar, Graha Bulevar Signature, Topaz Commercial, Ruby Commercial dan Sapphire Commercial. • [Andrian Saputri]

This article is from: