12 minute read

International 66 | Global Property 67 | Property Trend 68 | Property News

PULAU JEFMAN,

KEINDAHAN ALAM SISA KEJAYAAN PENERBANGAN

Advertisement

Text and Photo’s : Dhanang Dhave

aya tidak membayangkan bagaimana jika saya berdiri di landas pacu pesawat sebelum tahun 2004. Pasti saat itu saya akan ditangkap oleh petugas bandara, tetapi kali ini saya bebas mau apa saja di landas pacu pesawat sepanjang 1,8 km. Benar, saya sedang berada di pulau Jefman, distrik Salawati, Kabupaten Raja Ampat. Pulau ini menjadi saksi akan sebuah kejayaan karena menjadi bandara pertama di Papua bagian Barat. Bandara Jefman terakhir beroperasi pada tahun 2004 dan setelah itu pindah di Bandara Dominik Eduard Osok di Sorong. Tak hanya cerita landasan bandaranya saja, tetapi pesona alam dan dunia bawah airnya begitu memincut saya untuk berlama-lama disana. Pulau Jefman berjarak 16,7 km jika ditarik garis lurus dari pelabuhan Sorong. Akses menuju Pulau Jefman dengan menggunakan kapal motor dengan mesin 40Pk dengan waktu tempuh sekitar 1 jam pelayaran. Ada 2 kali jadwal penyebrangan, yakni pukul 8 pagi dari Jefman dan 2 siang dari Sorong. Sekali

Smenyebrang dikenakan tiket sebesar Rp50.000. Jika terlambat maka bisa men-carter 1 unit kapal motor dengan harga antara Rp300-500 ribu sekali jalan. Perlayaran menuju Jefman akan melewati 2 buah pulau yakni, pulau Doom dan Soom yang keduanya secara administratif masuk Kota Sorong.

Senja itu saya berdiri duduk di sebuah bekas dermaga yang sudah tidak terpakai. Pulau Jefman sisi Barat memberikan pesona dikala sang Surya akan beranjak menuju peraduannya. Debur ombak mengalun pelan yang saat itu laut sedang dalam keadaan pasang. Semilir angin laut menambah suasana semakin hangat seiring rona merah yang semakin merekah. Nampak siluet nelayan yang mulai berangkat menuju sero untuk melihat atau mengambil hasil tangkapan ikan.

Di bawah pohon ketapang saya harap-harap cemas untuk menyaksikan terbenamnya matahari. Saat-saat yang dinanti oleh para pejalan yang sedari tadi menyiagakan kamera dengan

setingan yang sedemikian rupa agar momen indah tersebut tidak terlewatkan. Senja itu saya ditemani rekan-rekan seperjalanan dan Pak Is seorang penduduk Pulau Jefman. Kepulan asap rokok dari Pak Is menandakan, dia begitu menikmati senja ini dari tempat yang jaraknya kurang dari 30 meter dari pintu rumahnya. Benar sekali, rumah Pak Is terletak di tepi pantai yang setiap sore bisa menikmati senja.

Saya begitu iri melihat Upi, anak dari Pak Is yang masih duduk di bangku kelas 6 SD begitu lincah mendayung sampan. Siluet dia begitu indah saat menutupi matahari yang semakin meradang warnanya. Saat-saat yang penuh emosi, dimana degub jantung, tarikan nafas dan gerakan tangan memencet tombol rana dan tangan kiri memutar fokus lensa. Perpaduan yang apik untuk bisa menggambar suansa senja. Beberapa gambar sudah saya dapat, lalu saya memutuskan untuk tidak lagi memotret. Duduk di sebelah Pak Is yang sedari tadi terus saja menghisap rokoknya sambil menikmati senja bersama, sedang Upi masih sibuk menguras sampannya yang mulai penuh dengan air.

Sang Surya pun sudah menghilang untuk melesat menuju titik nadir dan saya bersama rekan sudah di panggil Pak Is untuk masuk kedalam rumahnya. Malam ini kami akan menginap di rumahnya. Suara angin laut, deburan ombak dan nyanyian burung menjadi suara latar yang tidak pernah saya temui. Kadang bulu kuduk berdiri saat mendengar suara lolongan anjing saat hari gelap, namun bagi masyarakat yang tinggal di pulau Jefman itulah hiburan malam.

Makan malam kami kali ini sangat istimewa. Ibu Is sudah menyiapkan teh panas, ikan bakar, cumi bakar, dan sukun goreng. Menu yang unik karena makan sukun dengan ikan, dan inilah istimewanya. Pulau Jefman terkenal dengan tanaman sukun (Arthocarpus Comunnis), yang dulu sering dijadikan buah tangan para penumpang pesawat saat bandara masih disini. Malam ini sukun goreng menemani kami untuk bersantap ikan. “Eit jangan dipotong ikannya, pamali ayo ambil semuanya dan habiskan,” kata Pak Is pada teman saya yang hendak memotong ikan Gutila besar. Akhirnya dia harus menerima kenyataan mengabiskan ikan selebar hampir 2 telapak tangan.

Pagi menyongsong tapi cuaca kurang bersahabat. Angin dan gerimis mengurungkan niat untuk memotret matahari terbit dari sisi timur pulau Jefman. Saya hanya berjalan-jalan saja di sepanjang landas pacu pesawat sambil melihat burung-burung camar yang berterbangan. Seorang bapak dan anaknya sepertinya ikut menikmati pagi ini dengan bersepeda di sepanjang jalan pesawat, sebuah kebahagian yang tidak bisa diungkapkan.

Akhirnya saya berjalan di ujung landasan yang berbatasan dengan pulau di sebelahnya. Konon dulu pulau itu adalah satu daratan dengan Jefman, karena dibangun bandaran maka dipisahkan dengan cara di bom. Pada saat surut bisa berjalan ke pulau sebelah, namun sayang saat itu air sedang meti (pasang). Berjalan di pesisir pantai dengan pasir putihnya sambil kaki ini menerabas padang lamun yang nampak menghijau. Ikan-ikan kecil berlarian dan beberapa ikan.

nampat terjebak di sela-sela karang. Seekor bintang laut nampak terdiam dan sepertinya tahu akan apa yang akan saya lakukan.

Tiba-tiba ada seorang bapak dan anaknya yang mengajak saya untuk menuju sero. Longboat dengan mesin 15 PK berjalan pelan menyibak helaian lamun dan sela-sela acropora. Jaring yeng berdiri sepanjang 100 meter adalah tujuannya. Sero adalah alat tangkap ikan dengan membentangkan jaring sepanjang 100 meter lalu ujung yang mengarah ke laut dibuat ruang berbentuk lingkaran untuk menampung ikan yang tertangkap. Sistem kerja sero adalah memanfaatkan pasang surut air laut. Saat pasang ikan akan naik ke tepian, lalu saat surut akan kembali ke laut dan saat itula ikan akan masuk dalam jebakan sero dan terkumpul di ujung jaring.

Sero adalah alat tangkap yang ramah lingkungan. Hanya ikan yang terjebak saja yang akan tertangkap itupun akan dipilih ikan mana saja yang akan diambil, dan sisanya akan dikembalikan ke laut. Pagi ini pak Darwis dan Iwan putranya hanya memeriksa dan membersihkan sero jika ada sampah laut yang masuk. Air yang masih pasang maka ikan belum masuk dalam jebakan sero. Pak Darwis menyelam dengan menggunakan kacamata selam buatan tangan dan dengan jaring dia masuk ke dasar sero. Beberapa hewan yang terjebak seperti beberapa ikan hias, bintang laut, ikan buntal di jaring dan dikembalikan ke laut. Ikan-ikan tersebut selain mengotori sero, juga tidak memiliki nilai ekonomis sekaligus menjaga kelestarian alam.

“Maaf mas tidak ada ikan,” kata Pak Darwis saat kepalanya menyembul ke permukaan, tetapi jaringnya berkata lain. Jaringnya telah berisi beberapa ikan Lema (Rastrelliger Kanagurta), ikan Samadar, dan Gutila. Saya heran, masih saja kondisi tersebut tidak ada ikan, bagaimana jika ada ikan. Konon ceritanya saat musim ikan, jebakan sero sampai tidak muat menampung ikan dan harus di lepaskan sebagian agar bisa diambil. Saya pun mendapat ikanikan tersebut secara gratis dan kemudian bingung mau dibuat apa ikan sebanyak ini.

Kekaguman saya akan pulau ini belum usai. Di bawah pohon Nyamplungan (Calophyllum Tetrapterum) nampak seorang bapak sedang sibuk merakit lambung perahu. Akhirnya saya duduk sambil bertanya-tanya tentang seputar pembuatan perahu. Alangkah terkejutnya saya, saat saya menyadari dia membuat perahu seoalah seperti melukis tanpa sketsa. Dia hanya mengandalkan patokan ukuran saja sambil berimprovisasi. Berbeda dengan teknik pembuatan perahu yang terlebih dahulu membuat gading atau rangka perahu lalu membuat dinding lambungnya. Di sini membuat lambung perahu dulu lalu gading akan menyesuaikan bentuk perahu. Dia menjelaskan semua ada sisi lebih dan kurangnya, tergantung waktu, bahan, dan anggaran saja.

Lambaian tangan dari Pak Is sudah terlihat dari tengah-tengah lapangan terbang. Nada panggilan untuk mengajak sarapan rupanya dan sesuatu yang tidak bisa ditolak. Menu ikan bakar dan kali ini dengan pisang goreng. Jangan harap di sini ketemu dengan nasi, karena ternyata lebih enak makan ikan bakar dengan sukun atau pisang goreng. Suara deru pesawat yang melintas dan hendak mendarat di Sorong sepertinya mengembalikan kenangan masa lalu. Pulau Jefman yang menyimpan kenangan yang penuh kejayaan. •

Synthesis Development Groundbreaking Synthesis Huis PT Synthesis Karya Pratama (Synthesis Development) menggelar Groundbreaking Ceremony pembangunan proyek landed house terbaru Synthesis Huis di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/11/2021). Mengusung tagline “Artistically Made Serenity”, Synthesis Huis lahir dari penggabungan konsep “Artisan” dan “Serenity” yang dihadirkan dalam bangunan beratmosfer Skandinavia. Dalam rencana, Synthesis Huis akan hadir menjadi sebuah kawasan besar yang terdiri dari residensial landed house, apartment dan commercial area. Adapun pengembangannya akan dilakukan dalam beberapa tahap. Untuk tahap awal dibangun di atas lahan seluas 3,3 hektar dari total keseluruhan 5 hektar. “Synthesis Huis tahap satu diperkirakan akan rampung pada kuarter ketiga tahun 2023,” kata Mandrowo Sapto, Managing Director Synthesis Development. Synthesis Huis dipasarkan mulai Rp1,9 miliar. •

IKEA Indonesia Resmikan Customer Meeting Point di Bali

IKEA Indonesia resmi membuka Customer Meeting Point di Pulau Dewata Bali, Kamis (18/11/2021). IKEA Bali merupakan toko IKEA pertama yang dibuka di luar Pulau Jawa. President Director PT Rumah Mebel Nusantara (IKEA Indonesia), Patrik Lindvall mengatakan, IKEA Bali hadir untuk membawa solusi dan inspirasi perabot rumah tangga, menjawab kebutuhan masyarakat Bali.

“Hadirnya IKEA Bali membawa banyak keuntungan, diantaranya adalah aksesibilitas dimana sangat mudah diakses masyarakat Bali, kemudian lebih cepat serta affordability atau lebih terjangkau,” ujar Patrik. Menurutnya, kehadiran IKEA Bali, juga merupakan bentuk komitmen IKEA Indonesia untuk berkontribusi positif bagi masyarakat Bali dan sekitarnya. • Pasadena Residences Terjual 95 Persen di Penjualan Perdana Pasadena Residences, hunian premium besutan Paramount Land di Gading Serpong, Tangerang mendapat respon positif konsumen. Penjualan perdana dilakukan pada Sabtu, 13 November 2021 lalu melalui proses pengundian urutan pembelian. Luar bisanya, tahap pertama langsung terjual 95 persen atau dengan nilai mencapai sekitar Rp500 miliar dari total sebanyak 128 unit. Harga jualnya sendiri berkisar mulai Rp4 – 9 miliaran (sudah termasuk PPN). Pasadena Residences berada di lokasi yang sangat strategis dan eksklusif di Boulevard Gading Serpong. Hunian ini menawarkan kenyamanan mewah bagi setiap keluarga. Hunian tapak seharga mulai Rp4 miliar ini dapat dibeli dengan beragam cara bayar yang mudah dan menarik, diantaranya Super Cash, Tunai Keras, KPR (angsuran ringan), dan Tunai Bertahap. •

AEON Mall Tanjung Barat Resmi Beroperasi AEON Mall Tanjung Barat yang terintegrasi dengan Southgate Residence resmi beroperasi pada Kamis, 18 November 2021. Acara peresmian mal yang berlokasi di kawasan Jakarta Selatan tersebut dilakukan oleh Wali Kota Jakarta Selatan, Munjirin serta President Director AEON Mall Indonesia, Daisuko Isobe. AEON Mall Tanjung Barat adalah proyek kedua antara operator pusat perbelanjaan terbesar dari Jepang, AEON Mall dengan Sinar Mas Land setelah sebelumnya AEON Mall di BSD City. CEO Retail & Hospitality Sinar Mas Land, Alphonzus Widjaja menyampaikan, beroperasinya AEON Mall Tanjung Barat berada pada waktu yang tepat dimana peningkatan konsumsi rumah tangga sudah mulai terlihat. “Dengan adanya pusat perbelanjaan baru, diharapkan perekonomian ritel di Indonesia khususnya di Jakarta juga akan meningkat,” katanya. •

Summarecon Bekasi Serah Terima Cluster Morizen

Summarecon Bekasi kembali menepati janjinya dengan melakukan serah terima unit hunian di Cluster Morizen Tahap 1 yang sudah mulai dilakukan pertama kali pada 16 Oktober 2021 lalu. Serah terima ini bahkan lebih awal dari yang dijadwalkan seharusnya, yaitu pada November 2021. Albert Luhur, Executive Director PT Summarecon Agung, Tbk mengungkapkan, salah satu kunci Summarecon Bekasi dalam mendapatkan kepercayaan masyarakat adalah dengan terus berusaha memenuhi komitmen. Cluster hasil Kerjasama PT Summarecon Agung, Tbk dengan Sumitomo Forestry Co., Ltd ini berada di lokasi terbaik, yaitu Jalan Boulevard Barat Summarecon Bekasi yang sangat strategis dan dekat berbagai sarana umum lainnya. Spesial dalam periode penjualan tahap ke 2, terdapat kemudahan cara pembayaran yaitu dengan cash bertahap hingga 36x dan program DP sebesar 15% yang dapat dicicil 20 bulan. •

Modernland Realty Luncurkan Commercial Park Lot 8C di JGC

PT Modernland Realty Tbk akan meluncurkan produk Commercial Park yang berlokasi di Lot 8C Jakarta Business District, kawasan bisnis komersial (CBD) terbaru seluas 60 hektar yang dilengkapi berbagai fasilitas kegiatan bisnis serta berada di lokasi premium di Jakarta Garden City (JGC), Jakarta Timur. Commercial Park Lot 8C Jakarta Business District @JGC akan dibangun sebanyak 197 unit dengan desain minimalis kontemporer. Terdiri atas beberapa tipe, antara lain L4x12 - 2 lantai, L4,5×15 (1 muka) - 3 lantai, L4,5×15 (2 muka) - 3 lantai, L5x15 (1 muka) -3 lantai, L5x15 (2 muka) - 3 lantai, L4,5×15 (2 muka) - 4 lantai, L4,5×15 (3 muka) - 4 lantai, L5x15 (2 muka) - 4 lantai, dan Special Hook - 4 lantai. Commercial Park Lot 8C dipasarkan mulai Rp2,9 miliar. Pembeli akan mendapatkan cash back Rp15 juta, bebas biaya pengalihan hak, dan berkesempatan memenangkan undian Wind Wheel senilai Rp5 juta. • Kementerian PUPR Bangun Rusun Pekerja di KEK Tanjung Lesung Kementerian PUPR lewat Direktorat Jenderal Perumahan siap mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, dengan membangun rumah susun untuk para pekerja Banten West Java Tourism Development Corporation (TDC). Rusun pekerja ini terdiri dari satu tower dengan tipe 24, memiliki tiga lantai dan terdiri dari 64 hunian dengan kapasitas 250 orang. Khalawi Abdul Hamid, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Senin (15/11/2021) mengatakan, pihaknya siap mengembangkan KEK Tanjung Lesung dengan mendorong pembangunan rusun untuk para pekerja di wilayah tersebut. “Dengan pembangunan rusun tersebut para pekerja bisa memiliki hunian yang layak huni sehingga mendorong semangat kerja di KEK,” katanya. Pembangunan rusun ini dilaksanakan secara multiyears mulai tahun 2021 hingga 2022 mendatang. •

Klaster O8 Perfect Home Grand Wisata Bekasi Sold Out

Di penghujung tahun 2021, Grand Wisata Bekasi berhasil mengantongi marketing sales senilai Rp272,5 miliar dari terjualnya 219 unit rumah di klaster O8 Perfect Home. Ratusan rumah tersebut terjual dalam waktu 3 bulan, sejak diluncurkan pada 30 Juli 2021 lalu.

Pencapaian itu membuktikan minat masyarakat terhadap rumah tapak di kawasan Bekasi masih tetap tinggi meskipun di masa pandemi. Gencarnya pembangunan infrastruktur di sekitar wilayah Bekasi, menjadi nilai tambah untuk kawasan ini. “Produk terbaru kami dapat terserap pasar dengan baik, meskipun di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat pandemi,” ujar CEO Residential National Sinar Mas Land Herry Hendarta. •

This article is from: