Magazine dengan tema yang sering kali kita dengar dan dekat dengan kita. Hal ini merupakan sesuatu yang dapat menyenangkan hati kita, membawa ketenangan pada pikiran, atau pun sebagai sebuah teman untuk menemani kita tiap harinya. PSYGHT Magazine edisi ke-19 ini mengangkat tema Music Psychology. Topik ini dipilih
PSYGHT karena musik merupakan suatu hal yang dapat digunakan dan dimiliki siapa pun. Musik merupakan bahasa universal, sebuah bentuk komunikasi yang dapat melampaui ruang dan waktu, juga dapat menyentuh hati orang-orang di seluruh dunia. Hanya dengan satu nada, secercah harapan, kebahagiaan, bahkan kesedihan dapat menular dari satu jiwa ke jiwa lainnya. Oleh karena itu, PSYGHT Magazine edisi ke-19 kali ini diharapkan dapat mengedukasi pembaca mengenai bagaimana musik dapat memengaruhi kita secara psikologis dan sekitarnya.
Pada edisi ke-19 ini, PSYGHT mengulas film, podcast, dan lagu yang berkaitan dengan ilmu Psikologi, serta membuat beberapa karya seni tulismenulis, seperti cerita pendek dan puisi. Beberapa karya seni tersebut diciptakan oleh anggota dan non-anggota PSYGHT 2022/2023. PSYGHT
juga akan mencantumkan opini-opini yang dimiliki oleh beberapa mahasiswa melalui beberapa rekomendasi lagu dari PSYGHT, serta playlist video YouTube berkaitan dengan musicpscyhology.
PSYGHT berharap edisi ini dapat menambah wawasan pembaca dan juga semakin terbuka mengenai musik dan psikologi. Dari edisi ini pula, pembaca dapat melihat bagaimana musik dapat menjangkau semua orang, meningkatkan kesehatan mental kita, dan menyentuh kehidupan masyarakat secara mendalam hingga ke jiwa kita.
Enjoyreadingandfeelinspired, PSYGHT Friends!
BestRegards, Andien Arlin Putri
Pemimpin Redaksi PSYGHT 2022/2023
2
Designer: Adinda Bunga Syahrani (2020), Andien Arlin Putri (2020)
Salam redaksi....................................................................................
Daftar isi..............................................................................................
Komite
Topik #1: Music Psychology, Masa lalu dan sekarang...
OGT (Oh, gitu, toh): Emosi dalam Musik: Apakah
dapat Memengaruhi Mood?.......................................................
OGT (Oh, gitu, toh): Musik dan Produktivitas Kerja........
OGT (Oh, gitu, toh): Manfaat Les Musik untuk Memori
Ulas-tulis: podcast.........................................................................
Topik #1: Efektivitas Terapi Psikologi Menggunakan
Musik.....................................................................................................
OGT (Oh, gitu, toh): Preferensi Musik dan Kepribadian
Manusia
Kata-katanya: “Musik favorit warga FPUAJ 2021”............
OGT (Oh, gitu, toh): Manfaat Musik untuk Kesehatan
Mental...................................................................................................
Ulas-tulis: film...................................................................................
Pojok seni: puisi
Pojok seni: cerita pendek............................................................
Pojok seni: puisi eksternal...........................................................
Ulas-tulis: lagu..................................................................................
Rekomendasi PSYGHT: Musik Lo-Fi yang
Menenangkan Untuk Belajar
Rekomendasi PSYGHT: Playlist (Musik favorit anggota
PSYGHT)...............................................................................................
3
Designer: Adinda Bunga Syahrani (2020), Astari Arfiana Windiasti (2020)
4
5
Designer: Astari Arfiana Windiasti (2020), Adinda Bunga Syahrani (2020), Adeline Natasha (2022), Kimberly Billy Yulianto (2022)
Musik merupakan salah satu hal yang tidak jauh dari kehidupan manusia. Semua orang pasti pernah mendengarkan musik, entah di jalan atau lewat aplikasi. Dalam penelitian oleh Media Info Center (2005, dalam Shaleha, 2019), orang dewasa pada umumnya menghabiskan waktu sekitar 21 jam untuk mendengarkan musik. Maka dari itu, musik sudah menjadi bagian dari perilaku manusia. Psikologi musik merupakan salah satu cabang dari psikologi atau musikologi (Psynso, 2018). Psikologi musik bertugas untuk memahami dan mengerti bagaimana musik dapat mempengaruhi perilaku atau pengalaman seseorang. Dalam penelitiannya, psikologi musik biasanya meneliti beberapa area seperti pertunjukan musik, composition, edukasi, kritik dan terapi. Psikologi musik juga meneliti mengenai perilaku manusia, keahlian pertunjukan, kecerdasan, kreativitas, dan perilaku sosial (Psynso, 2018).
Awal mula sejarah psikologi musik dimulai pada abad ke19. Pada saat itu, musik lebih berfokus kepada perhitungan matematis mengenai nada dan pitch (Psynso, 2018) Pada saat itu dibuatlah penelitian bahwa musik termasuk dalam hitungan matematis, terutama dalam mengenal oktaf. Hal ini membuat musik sebagai suatu hal yang dapat dimengerti dari aspek fisiknya. Seorang tokoh bernama Aristoxenus mengemukakan bahwa musik hanya dapat dimengerti dari persepsi manusia dan juga relasinya dengan memori (Psynso, 2018). Hal ini merupakan awal dari penelitian mengenai psikologi musik. Penelitian mengenai vibrasi musik, konsonan, seri harmoni, dan resonansi mulai bermunculan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai musik. Pada akhir abad ke-19, psikologi musik mulai bekembang dengan munculnya psikologi. Bapak psikologi, Wilhelm Wundt mencoba untuk mendefinisikan pengalaman yang dirasakan dalam musik.
6
Wundt mencoba untuk menghubungkan pengalaman ritme dengan ketegangan kinestetik dan relaksasi. Pada kemunculan Psikologi Gestalt dan Behaviorisme, psikologi musik mulai mempelajari mengenai persepsi nada dan elemen dengan reaksi manusia (Psynso, 2018). Di Eropa, pemahaman mengenai musik menjadi lebih kompleks dan lebih berfokus terkait pendidikan musik dan pelatihan musik. Dalam hal ini, Carl Seashore menjadi pelopor musik dan mendirikan The Measurement of Musical Talents. Seashore menggunakan peralatan dan tes khusus yang dapat mengukur bagaimana kinerja dari siswa yang memiliki bakat musik yang berbeda-beda. Pada saat ini, pengukuran mengenai psikologi musik baru saja berkembang.
Dalam abad ke-20, psikologi musik sudah mulai berkembang secara teori dan juga pengaplikasiannya (Psynso, 2018). Pada saat itu, pembahasan mengenai psikologi musik mulai bermunculan. Ada pula tren mengenai edukasi musik, pertunjukan musik dan juga terapi. Pada saat itu, teknik psikologi kognitif banyak dilakukan untuk pemeriksaan perilaku dan pengalaman musik. Namun, seiring berjalannya waktu, psikologi musik berkembang dengan pesat didukung dengan kemajuan neuroscience. Pada saat itu, penelitian mengenai psikologi musik hanya berfokus pada musik barat. Walaupun demikian, bidang ini berkembang sejalan dengan etnomusikologi. Bidang ini meneliti bagaimana pandangan dan praktik musik berbeda antar budaya. Di saat yang bersamaan psikologi musik mulai dibahas di antara diskusi publik, terutama pada masa ini mulai bermunculan manfaat musik mozart dengan kecerdasan dan pendidikan (Psynso, 2018).
Pada saat ini, psikologi musik masih berkembang sesuai dengan perjalanan psikologi. Saat ini terdapat berbagai macam area penelitian psikologi musik yang dapat dilakukan. Area penelitian tersebut meliputi perception and cognition, affective response, neuropsychology, processing pitch, absolute pitch, processing rhythm, neural correlates or musical training, motor imagery, psychoacoustics, cognitive musicology, evolutionary musicology, culturaldifferences.
7
Bagi beberapa orang, musik adalah suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari hidup mereka. Kita sering mendengarkan musik untuk menemani kegiatan kita sehari-hari, seperti memulai aktivitas di pagi hari, memasak, mengerjakan tugas, bahkan musik menemani kita ketika akan belajar. Musik juga menemani kita di berbagai perasaan yang kita rasakan. Ketika kita sedang senang, kita cenderung mendengarkan musik atau lagu dengan nuansa senang. Ketika kita sedang sedih, kita cenderung mendengarkan lagu dengan nuansa sendu ataupun sedih. Namun, ada kalanya kita mendengarkan lagu untuk meningkatkan mood karena kita butuh penyemangat. Juga terkadang kita dapat merasa sedih ketika kita mendengarkan lagu dengan nuansa sedih, meskipun awalnya kita tidak merasa sedih. Hal ini menimbulkan pertanyaan, “Apakah musik atau lagu yang kita dengarkan dapat memengaruhi mood kita atau kita hanya memilih lagu dengan genre tersebut di waktu yang tepat?”
Menurut Ganser dan Huda (2010, dalam
ketika mendengarkan musik yang disukai, hal ini pun akan membawa pengaruh positif kepada performa yang dilakukan, seperti ketika seorang dokter bedah yang mendengarkan lagu kesukaannya ketika melakukan operasi. Beberapa musik yang didengar memiliki pengaruh yang berbeda, seperti musik rock, klasik, metal, dan lainlain. Musik rock yang lembut (soft rock) dapat membuat pendengar merasa senang, marah, sedih, menjijikkan, dan lain-lain (Hill, 2007 dalam Ahmad dan Rana, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Rea et al. (2010, dalam Ahmad dan Rana, 2015) juga memberikan kesimpulan yang kurang lebih sama, yaitu lagu yang didengarkan dapat memengaruhi perasaan atau mood kita.
aHubungan antara pengalaman emosional ketika mendengarkan musik ditentukan oleh empat faktor, yakni faktor struktural musik, faktor pertunjukan musik, faktor pendengar, dan faktor kontekstual (Scherer dan Zentner, 2001). Seorang pendengar musik membentuk preferensinya atas dasar pengetahuan terhadap musik dan konten dari musik itu sendiri (Pauws, 2000). Ada sebuah konsep, yang diajukan oleh R. von
Ahmad dan Rana, 2015) juga
Ahmad dan Rana, 2015), musik dapat memengaruhi perasaan atau mood kita, baik secara positif maupun negatif. Penelitian yang dilakukan oleh McCraty et al. (1998, dalam
menyatakan bahwa musik klasik dapat
menurunkan tingkat kecemasan dan depresi
Penulis: Yora Violetta Suparman (2020), Melisa Vitalia Fransiska (2022) Editor: Robert Johannes Thianto (2021), Yustisia Krisnawulandari Putri (2020)
8
Designer: Irene Betzy Sugito (2020)
Appen, yang mencakup penilaian
terhadap musik itu sendiri dan juga
terhadap pendengar musik, yakni bahwa persepsi estetika atau preferensi terhadap
suatu objek, dalam hal ini musik, dapat dikategorikan menjadi tiga, yakni (1) persepsi estetika kontemplasi (karena pembentukannya), (2) persepsi estetika korespondensi (karena kesesuaian musik yang didengar dengan kehidupan sehari‐hari si pendengar), serta (3) persepsi estetika imajinatif (karena makna dari musik itu).
Remaja sendiri cenderung memiliki preferensi musik pop dan hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu nilai objektif dari musik pop, kemampuan musik pop untuk merepresentasikan berbagai kondisi yang dialami oleh remaja, serta makna dari musik itu sendiri. Tempo musik yang lambat atau cepat, serta menghentak, mampu mengakomodir kebutuhan emosional remaja, seperti mampu menghadirkan kesenangan atau kebahagian. Lirik‐lirik musik pop juga dapat menjadi wahana untuk merefleksikan kondisi sosio‐psikologis para remaja. Contohnya adalah lirik musik pop yang lekat dengan tema percintaan, sangat mudah diterima oleh remaja, karena dalam fase ini, mereka memang dekat dengan persoalan percintaan, seksualitas, dan identitas.
Ketika seseorang sedih, mereka akan memilih mendengarkan musik bertempo cepat dengan kunci nada mayor dan terbukti dapat meningkatkan mood mereka (Hunter, Schellenberg, dan Schimmack, 2010; Knobloch dan Zillmann, 2002). Tak hanya dengan mendengarkan musik bertempo cepat saja, tetapi sebagian individu juga lebih
memilih musik sedih untuk meningkatkan mood mereka. Mereka menikmati keadaannya selama mendengarkan musik sedih dan hal ini menyebabkan individu tersebut termotivasi untuk bangkit dari kesedihannya (Chen, Zhou, dan Bryant, 2011).
asassMenurut hasil penelitian, dimensi preferensi musik reflective, complex, intens, dan rebellious berhubungan positif dengan openness to experience. Dimensi upbeat dan conventional ditemukan berhubungan positif dengan extraversion, agreeableness, dan conscientiousness, serta berhubungan negatif terhadap openness to experience. Dimensi energetic and rhythmic berhubungan positif dengan extraversion dan agreeableness Individu yang memiliki preferensi dalam musik klasik, opera, atau jazz, mendapat skor tinggi dalam kreativitas, rasa ingin tahu, kecerdasan, dan liberalisme politik (Rentfrow dan Gosling, 2003). Ada juga bukti bahwa orang-orang yang menikmati gaya musik yang intens, seperti rock, heavy metal, dan punk, mendapat nilai tinggi pada ukuran psikologis pencarian sensasi, keterbukaan, dan juga menghargai kebebasan dan kemandirian. Penelitian tersebut menemukan adanya hubungan yang signifikan antara musik rock atau heavy metal dengan pikiran untuk bunuh diri, depresi, kenakalan remaja, penggunaan obat bius, dan disfungsi keluarga (Martin, dkk., 1993).
DAFTAR PUSTAKA
AhmadNawaz,&AfsheenRana.(2015).ImpactofMusic onMood:EmpiricalInvestigation.SocialScienceResearch Network,5(21),98-101.
Prasetiyo, A. (2013). Preferensi Musik di Kalangan Remaja. Promusika. 1(1): 75-92. https://journal.isi.ac.id/index.php/promusika/article/view/54 1
Shaleha,R,R,A.(2019).DoReMi:Psikologi,Musik,dan Budaya. Buletin Psikologi. 27(1): 43-51. https://core.ac.uk/reader/304224810
Juliana, Y. (2020). Hubungan Preferensi Musik Dengan Psychological Well-Being Pada Remaja Akhir. https://repository.unair.ac.id/98216/ 9
Musik dan Produktivitas Kerja
Editor: Ariellah Sharon Mohede (2021), Yustisia Krisnawulandari Putri (2020)
Pada zaman sekarang, musik sangat mudah diakses oleh semua kalangan. Saat ini mengakses musik dapat dilakukan dengan hanya melalui genggaman telepon pintar. Pada kuartal pertama tahun 2021 saja, pendengar musik Spotify di dunia mencapai 356 juta pendengar. Data tersebut menunjukkan bahwa mendengarkan musik dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Tak terkecuali kita sebagai mahasiswa yang sedang belajar dan mengerjakan tugas, maupun bagi pekerja yang sedang melakukan pekerjaannya.
Menurut Kamtini (2005), musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia. Dalam kata lain, musik dan manusia merupakan dua hal yang berkesinambungan. Hal ini pun dapat dilihat di sekitar kita. Misalnya, ketika sedang berada di perpustakaan atau kedai kopi, seringkali banyak ditemukan orangorang yang menggunakan earphone atau headset. Stratton (2003) menyatakan bahwa mood seseorang dapat berubah menjadi lebih baik setelah mendengarkan lagu. Musik dapat menghiasi ruang dan suasana ketika sedang bekerja, sehingga mempengaruhi mood kita.
10 OGT (Oh, gitu, toh):
Designer: Adeline Natasha (2022)
Penulis: Lucious Felix Sasmita (2022)
Lalu, bagaimana cara mengakses layanan musik untuk mendukung produktivitas kita? Nah, cara yang mudah dan gratis yang bisa dilakukan adalah dengan mengunduh salah satu layanan streaming di telepon pintar kita, dan mengetik judul lagu yang ingin kita dengarkan. Di beberapa aplikasi tertentu juga tersedia fitur playlist, yang dapat kita gunakan untuk membuat kumpulan lagu yang sesuai dengan mood atau aktivitas kita saat ingin mendengarkan musik.
Rasyid (2010), menyatakan bahwa musik diyakini dapat meningkatkan motivasi seseorang. Liriknya sendiri bisa memotivasi suasana hati dan perasaan kita.
Berhubung dengan itu, musik yang kita dengarkan saat bekerja tentu dapat mempengaruhi produktivitas dalam bekerja. Musik dapat membawa mood kita untuk menjadi
lebih semangat. Namun, diperlukan pemilihan musik yang cocok dengan suasana hati dan aktivitas yang akan kita lakukan, seperti belajar, mengerjakan tugas, dan lain sebagainya, agar musik tersebut pun dapat mendukung aktivitas kita.
Semangat teman-teman dalam menjalani kegiatan produktifnya, jangan lupa cek dan dengar playlist rekomendasi dari kami, ya! :)
DAFTAR PUSTAKA
Annur,C.M.(2021,24Juni).JumlahPendengarAktifBulananSpotifyNaik24%padaKuartalI-2021.Databoks. Diambildarihttps://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/24/jumlah-pendengar-aktif-bulananspotify-naik-24-pada-kuartal-i-2021
Utomo, I. P. (2014). Pengaruh musik Terhadap Semangat Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja Dibagian Linting Rokok PT. Djitoe Indonesia Tobako Jakarta, Surakarta. Diambil dari http://eprints.ums.ac.id/28176/15/02._Jurnal_Publikasi
Ling, L. (2019). Secara Ilmiah, Musik Bisa Meningkatkan Produktivitas Kerjamu Lho! IdnTimes. Diambil dari https://www.idntimes.com/science/discovery/liem-ling/musik-dan-produktivitas-kerja-agp-c1c2 Rosidah, Cholifatur. (2012). Pengaruh Musik Klasik dan Musik Pop Terhadap Kinerja Peserta Tes Matematika: Studi Eksperimen Kelas X di MAN Mojosari-Mojokerto, (13-16). Malang. Diambil dari http://etheses.uinmalang.ac.id/2123/5/08410106_Bab_2.pdf
11
OGT (Oh, gitu, toh):
Manfaat Les Musik Manfaat Les Musik untuk Memori
untuk Memori
Mungkin beberapa dari kita pernah mengikuti kelas musik atau les musik di masa kecil kita. Pada saat itu mungkin rasanya les musik hanya dilakukan untuk mencari minat atau sekedar hobi saja. Namun, tanpa disadari les musik dapat membantu meningkatkan kerja memori. Hal ini ditemukan oleh peneliti di Universitas Hong Kong. Penelitian ini melakukan penelitian kepada 90 anak-anak yang berbeda. Setengah dari anak-anak tersebut mengambil les musik dan setengahnya lagi tidak pernah mengambil les musik. Setelah diujikan, anakanak yang pernah mengambil les musik memiliki memori verbal yang lebih baik daripada anak-anak yang tidak pernah mengambil les musik (Sexton & Chan, 2003). Setelah ditelusuri kembali, ternyata hal ini disebabkan oleh bagaimana otak manusia bekerja ketika sedang mendengarkan musik. Mendengarkan musik dan juga mengingat memori verbal juga terjadi di bagian otak yang sama yaitu di bagian kanan (Agnes, dalam Sexton & Chan, 2003).
Tidak hanya itu, hubungan musik dan memori diperkuat dengan adanya temuan para peneliti di Harvard. Fabiny (2015), menemukan bahwa memainkan alat musik atau mendengarkan musik dapat mengaktifkan kembali bagian otak yang berkaitan dengan memori, kemampuan berpikir, emosi, bahasa, dan penghargaan. Dua penelitian lain di Amerika Serikat dan di Jepang menunjukkan bahwa musik juga dapat mengembalikan ingatan dan memori yang sudah lama dan membantu untuk mengingat hal-hal baru. Karena musik dapat menghasilkan emosi yang kuat dan juga meningkatkan proses memori, maka dapat dilihat bahwa musik berkaitan dalam pembentukan memori (Viana, 2021). Adapun beberapa manfaat mendengarkan atau memainkan musik untuk memori seperti mengurangi stres, meningkatkan mood, membuat pikiran menjadi lebih jernih, meningkatkan kepekaan, dan juga memberikan istirahat yang baik untuk otak (Viana, 2021).
Maka dari itu, dapat dilihat bahwa les musik memiliki pengaruh yang sangat besar dalam peningkatan memori. Bermain musik dan juga mendengarkan musik dapat meningkatkan kerja otak untuk mengingat memori yang sudah lama. Bagi teman-teman yang suka bermain musik janganlah ragu untuk meneruskannya untuk mengelola memori kita.
DAFTAR PUSTAKA
PENULIS: PRASTYO CAKTI ADIPUTRAMARDIANTO (2021)
EDITOR: YUSTISIA KRISNAWULANDARI PUTRI (2020)
DESIGNER: KARINA BERLIANFA HERAWATI (2020)
ASTARI ARFIANA WINDIASTI (2020)
Fabiny,A.(2015,February14). Music can boost memory and mood.HarvardHealth. RetrievedDecember22,2022,fromhttps://www.health.harvard.edu/mind-and-mood/musiccan-boost-memory-and-mood Sexton,T.,&Chan,A.S.(2003,August1). Music Lessons Help with Memory.Psychology Today. Retrieved December 22, 2022, from https://www.psychologytoday.com/us/articles/200308/music-lessons-help-memory Viana,M.(2021,December7). Effects of Music on Memory: How it Works, Benefits, and Song List. TakeLessons. Retrieved December 22, 2022, from https://takelessons.com/blog/effect-of-music-on-memory-z15
12
“Musik & Psikis “Musik & Psikis Manusia” Manusia”
Ngobrolin Psikologi (NGOPSI)
adalah sebuah podcast persembahan
dari ILMPI Wilayah III yang
berbicara tentang jiwa dan banyak
hal lainnya. NGOPSI memiliki
tujuan untuk membumikan ilmu
psikologi melalui media instagram dan spotify.
asdfgEpisode podcast yang akan
dibahas saat ini berjudul “Musik & Psikis Manusia” yang sudah
disiarkan sejak 9 Oktober 2022.
Pembicara untuk episode kali ini
bernama Dewi yang saat itu berada
pada Badan Informasi dan Komunikasi di ILMPI Wilayah III.
Dewi membahas tentang hubungan antaramusikdanpsikismanusia.
Menurut Dewi, musik sudah mempunyai bagian pada keseharian setiap orang. Ia mengatakan bahwa
berdasarkan Keputusan Presiden no. 10 Tahun 2013, musik merupakan
ekspresi budaya yang
merepresentasikan nilai luhur dan kemanusiaan juga mempunyai peran
strategis untuk memajukan
pembangunannasional.Berlanjut
Berlanjutpadapsikis,menurutnya psikisataujiwaadalahbagiandaridiri setiap orang yang memperlihatkan perasaan dan perilaku yang biasa disebut kondisi mental. Selain itu psikis seseorang juga dapat dipengaruhi dari lingkungan sekitar, caraberpikirdanpendidikan.
Pembahasan pertama oleh Dewi adalah tentang musik. Menurutnya, musik dapat tercipta dari individu berbakat dalam mengekspresikan ide yang dimiliki secara spontan ataupun melalui perencanaan ke dalam komposisi suara untuk mengungkapkan perasaannya. Seiring berkembangnyazamansemakin
Ulas Tulis Podcast:
Penulis: Novie Dhiana Anggriani Putri (2020)
13
Designer: Irene Betzy Sugito (2020)
Editor: Prastyo Cakti Adiputramardianto (2021)
Yustisia Krisnawulandari Putri (2020)
banyak musik yang membicarakan tentang kesehatan mental atau mental health. Di dalam musik seperti itu, ia menyebutkan bahwa banyak pesan
ajakan untuk tidak mudah putus asa, self love, dan menghargai hidup yang dijalani. Dewi menekankan bahwa
secara sadar maupun tidak akhirnya musik bisa mempengaruhi perasaan, mood atau kondisi hati pendengarnya.
Seperti saat seseorang merasa bosan
dan suntuk lalu mendengarkan musik
maka akan merasa lebih relax untuk
melanjutkan harinya. Selain itu, Dewi juga memaparkan penelitian yang
menunjukan bahwa terapi musik
efektif untuk meningkatkan kualitas
hidup dan mendengarkan musik klasik
dapat menurunkan emosi negatif
setelah mengalami stres dibandingkan
mendengarkan lagu metal.
Selanjutnya, Dewi juga memaparkan tentang manfaat dari musik
terhadap psikis atau kesehatan jiwa manusia. Seperti yang pertama, musik
dapat menjaga kesehatan otak karena
musik terdiri dari susunan lagu dan suarayangberasaldarinalurimanusia.
Makadariitujiwaakanmerasakan
ketenangan dan kenikmatan dari lepasnya emosi yang terpendam di dalam diri mereka. Hal tersebut sangat berpengaruh untuk pengendalian hormon stress dan meningkatkan kesehatan otak. Kedua, sebagai moodbooster atau pengubah kondisi perasaan seseorang menjadi lebih semangatuntukmenjalanikegiatannya. Ketiga, jenis musik tertentu dapat mengatasi gangguan kesulitan tidur karena dapat mengubah kadar kimiawi tubuhdanhormonyangdiciptakanoleh otak. Musik juga merangsang jaringan hippocampus yang berkaitan dengan penyimpanan memori jangka panjang dan membantu seseorang untuk lebih cepattidur.
Secara umum, topik yang dibahas pada podcast ini adalah membahas bagaimana musik dapat mempengaruhi suasana hati dan jiwa seseorang yang mendengarnya. Dari podcast ini kita juga semakin memahami tentang apa saja manfaat musik dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Melalui bahasan kali ini semoga kita semua dapat lebih mudah menjaga kesehatan psikis dan kondisi perasaan kita melalui musik!
Bagi teman-teman yang ingin mendengar podcast-nya, bisa scan di bawah ini yaa
Daftar Pustaka
Ngobrolin Psikologi. (2021, Oktobert). Musik & psikis manusia [Audio Podcast]. Diakses-dari-https://open.spotify.com/episo de/4FY8VT2pqCoNWsK51tZpxP?si=bbf1e c9129d843b9
14
Topik #1:
Designer: Adeline Natasha (2022)
Penulis: Lucious Felix Sasmita (2022)
Editor: Ariellah Sharon Mohede (2021), Yustisia Krisnawulandari Putri (2020)
Semenjak virus COVID-19 merajalela, masyarakat menjadi semakin memperhatikan kesehatan mental mereka. Psikoterapi atau yang biasa disebut dengan terapi
psikologi pun semakin sering
dilakukan oleh masyarakat.
Menurut Wolberg (1977), psikoterapi adalah suatu intervensi
interpersonal, relational yang digunakan oleh psikoterapis untuk membantu pasien atau klien dalam
menghadapi masalah-masalah kehidupannya. Saat ini, ketertarikan orang untuk
melakukan praktik yoga adalah
lebih pada dampak yoga terhadap ketenangan pikiran dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh (Hagen and Nayar, 2014).
Contohnya adalah terapi musik, yang dinyatakan efektif oleh Maratos (2008) dalam
meningkatkan kualitas hidup. Lagu
dengan ritme yang rapi dan halus mampu menenangkan pikiran dan hati. Beberapa rumah sakit di Indonesia bahkan menggunakan musik di lobby dan kamar pasien. Hal ini dikarenakan ketika
seseorang sedang sakit secara fisik maupun mental, musik, terutama yang memiliki ritme halus, mampu menenangkan hati dan pikiran mereka. Berhubung dengan itu, kita pun harus mengetahui mana musik yang dapat menenangkan kita dan mana yang tidak untuk mendukung jalannya terapi kita dengan baik. Menurut Pane (2022), psikoterapi dengan musik cocok dilakukan bagi siapa saja yang menyadari bahwa dirinya memiliki masalah psikologis dan berniat mencari ahli untuk mengatasinya. Sejak pendidikan sekolah menengah, banyak anak-anak diajarkan mengenai pentingnya terapi psikologi
15
menggunakan musik.
Mendengarkan musik dapat
membentuk sebuah kebiasaan yang menambah gairah dan hasrat untuk melakukan terapi psikologi.
Musik cukup efektif dalam terapi
psikologi karena dapat menenangkan pikiran dan perasaan
ketika melakukan psikoterapi, terutama musik dengan ritme yang halus dan tidak terlalu abstrak.
Musik dengan ritme halus
umumnya dapat menambah fokus
sehingga lebih mudah untuk
dilibatkan dalam terapi psikologi, sedangkan musik dengan ritme yang abstrak mampu menimbulkan
emosi yang berbeda yang dapat
memperburuk situasi terapi
psikologi, karena menurut Djohan (2006), musik dan kesehatan
memiliki kaitan erat dan tidak
diragukan bahwa mendengarkan
musik kesukaannya seseorang akan
mampu terbawa ke dalam suasana hati yang baik dalam waktu singkat.
Jangan lupa dengerin lagu yang
dapat menenangkan teman-teman
saat menjalani terapi psikologi.
DAFTAR PUSTAKA
Clear, J. (2018). Atomic Habits: An Easy&ProvenWaytoBuildGood Habits&BreakBadOnes.Gramedia. Idrus, F. (2016). Psikoterapi. UniversitasHasanuddin.Diambildari https://med.unhas.ac.id/kedokteran/ wpcontent/uploads/2016/10/PSIKOTERA PI.pdf
Pane, M. D. C. (2022, Januari 27). Psikoterapi Untuk Mengatasi Gangguan Kesehatan Mental. Alodokter. Diambil dari https://www.alodokter.com/psikotera pi-untuk-mengatasi-gangguankesehatanmental#:~:text=Kondisi%20yang%20 Membutuhkan%20Psikoterapi&text= Psikoterapi%20ditujukan%20bagi%2 0siapa%20saja,pertolongan%20untu k%20mengatasi%20masalah%20ters ebut
Ratnasari,B.E.(2016).Peranmusik dalam ekspresi emosional remaja ketika menghadapi masalah pada kehidupan remaja Kampung Panjangsari Baru Parakan Temanggung. Diambil dari http://lib.unnes.ac.id/29208/1/250141 2062.PDF
Rudiarta, I. W. & Mataram, I. G. P. (2021). Yoga sebagai upaya mencapai kesehatan mental. Genta Hedraya, 5(1). 57-66. https://doi.org/10.55115/gentahreday a.v5i1.1230
Shaleha, R. R. A. (2019). Do Re Mi: Psikologi, Musik, dan Budaya. Yogyakarta.Diambildari https://psikologi.unnes.ac.id/musikdan-psikologi-benarkah-musikdapat-mempengaruhi-kondisipsikologis/#:~:text=Baik%20musik%2 0senang%20maupun%20sedih,%2C %20sedih%2C%20dan%20bahkan%2 0marah
16
PREFERENSI MUSIK & KEPRIBADIAN MANUSIA
Penulis: Shanes Felicia Chandra (2021)Designer: Yasinta Tiara Arnanda (2021)
Editor: Ariellah Sharon Mohede (2021), Yustisia Krisnawulandari Putri (2020)
Sudah sejak lama musik dianggap
sebagai bentuk ekspresi yang dapat memengaruhi emosi seseorang. Pemilihan jenis musik seseorang juga dipercaya
mengungkapkan perasaannya, termasuk alam bawah sadarnya. Beberapa penelitian bahkan menemukan bahwa genre musik yang paling sering didengarkan seseorang berkaitan erat dengan kepribadiannya.
Dilansir dari situs Suara.com, beberapa
studi psikologis mendukung gagasan
bahwa preferensi musik berkaitan dengan
gaya kognitif atau cara kita berpikir, serta
bereaksi terhadap lingkungan. Hasil sebuah studi yang menganalisis hubungan
antara genre musik yang disukai dengan
kapasitas seseorang untuk berempati
menunjukkan bahwa tingkat empati
peserta berkaitan dengan preferensi genre musik mereka.
Lewis dkk. (dalam Djohan, 2005)
menyatakan bahwa musik memiliki
pengaruh yang kuat terhadap suasana hati.
Musik dengan kategori positif
menghasilkan peningkatan suasana hati positif, sedangkan musik yang sedih
menghasilkan suasana hati yang negatif.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa musik
bisa mempengaruhi ekspresi emosi orang yang mendengarkannya.
Lalu, seperti apa sih kepribadian kita jika dilihat dari preferensi musik? Menurut peneliti, penggemar musik pop hits cenderung memiliki sifat ekstrovert, jujur, dan konvensional. Mereka pekerja keras dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi, tetapi cenderung kurang kreatif dan lebih sering gelisah (Pinjungwati, 2021).
Sementara itu, penggemar rap cenderung ramah dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Penggemar rap memang cenderung memiliki harga diri yang tinggi, ramah, terbuka, dan suka bersosialisasi.
OGT "Oh,
Gitu, Toh"
17
Mereka juga menyukai pesta dan tempat dengan vibe energik serta berirama. Terlepas dari stereotip bahwa pecinta rap lebih agresif atau kejam, para peneliti sebenarnya tidak menemukan hubungan yang menunjukkan hal tersebut (Pinjungwati, 2021).
Bagi penggemar musik country, biasanya mereka pekerja keras, konvensional, dan ramah. Orang yang menyukai genre ini sering mengambil keputusan berdasarkan perasaan, tetapi
juga memiliki emosi yang stabil. Mereka cenderung lebih konservatif dan tidak terlalu terbuka terhadap pengalaman baru.
Selanjutnya, ada pecinta musik rock dan heavy metal, yang meskipun terkadang memiliki citra yang agresif, ternyata
memiliki sikap yang cukup lembut. Mereka cenderung kreatif, tetapi sering tertutup dan merasa kurang percaya diri.
Di samping semua genre di atas, ada musik klasik yang seringkali dinobatkan sebagai musik yang paling nyaman untuk didengarkan, tidak hanya ketika sedang
belajar, tetapi juga ketika melakukan berbagai aktivitas lain. Pecinta musik klasik biasanya lebih tertutup, tetapi juga nyaman dengan diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. Mereka kreatif dan memiliki rasa harga diri yang baik.
Sedikit berbeda dari pecinta musik klasik, orang yang menikmati musik jazz, blues, atau soul juga memiliki harga diri yang tinggi, tetapi cenderung lebih ekstrovert. Mereka juga biasanya kreatif, cerdas, dan santai.
Meskipun kepribadian dan preferensi musik punya hubungan, ternyata tidak berlaku untuk semua orang. Hal ini tetap
bisa mengungkapkan hal-hal yang menarik tentang psikis dan kepribadian manusia. Nah, setelah membaca artikel ini, kira-kira sudah tahu belum tipe musik mana yang sesuai dengan kepribadianmu?
DAFTAR PUSTAKA: Djohan. (2005). Psikologi Musik. Yogyakarta: Penerbit BukuBaik Pinjungwati,G.(2021).MenebakKepribadianSeseorang Dilihat dari 8 Genre Musik Favorit. Diambil dari https://www.fimela.com/relationship/read/4685927/meneba k-kepribadian-seseorang-dilihat-dari-8-genre-musik-favorit Rahmawati, Y & Chozanah, R. (2021). Kepribadian SeseorangDapatDilihatdariGenreMusikKesukaannya, Apa Punyamu?. Diambil dari
https://www.suara.com/health/2021/12/03/202600/kepribad ian-seseorang-dapat-dilihat-dari-genre-musikkesukaannya-apa-punyamu
18 OGT
"Oh, Gitu, Toh"
Penulis: Shanes Felicia Chandra (2021)
Designer: Aliyah Mutiara M (2022)
Editor: Ariellah Sharon Mohede (2021), Yustisia Krisnawulandari Putri (2020)
Musik sudah menjadi teman kita dalam melakukan berbagai aktivitas. Salah satu cara untuk mengembalikan semangat dan produktivitas saat belajar atau mengerjakan tugas adalah dengan ditemani alunan musik. Musik dapat mengembalikkan mood dan memunculkan inspirasi saat kita sedang mengerjakan tugas, bersantai, atau bahkan dalam perjalanan menuju kampus. Lalu, lagu apa saja sih yang enak untuk didengarkan sambil melakukan kegiatan kampus? Berikut merupakan rekomendasi musik favorit warga FPUAJ beserta alasannya!
1. Perfect Strangers - Jonas Blue
“Suka sama lagunya karena beat nya enak dan enjoy aja buat di denger. Apalagi ketika didengar sambil melakukan aktivitas seperti belajar, mengerjakan tugas, bisa jadi lebih rileks aja.” Kimberly Tan (2021)
2. Golden Hour - JVKE
“Aku suka lagu yang Golden Hour pertama karena itu bisa bikin aku tenang melodi nya terus aku juga suka sm arti liriknya dan ketika aku lagi denger lagu itu suka terbayang sama 1 orang.” Felicia Michelle (2021)
3. Butterfly - BTS
“Jadi menurut aku pribadi aku suka dengan melodi dan instrumen dari lagu butterfly ini karena instrumennya lembut dan kalo lagi dengerin ini itu bikin happy bawaanya kalau dari segi lirik sendiri lagu ini menceritakan tentang keindahan seseorang layaknya kupukupu, keindahan tersebut sangat lah susah untuk didapatkan, maka dari itu kehilangan adalah ketakutan terbesar dari orang terdekat.” Felicia Chayadi (2021)
4. Something I Need - OneRepublic
“Suka lagu ini karena liriknya bagus dan melodinya tuh bikin semangat kalau dengerin lagu ini, jadi berasa punya support gitu.” Brigitta Danastri Putri D (2021)
19 Scan here Scan here For the playlist For the playlist
Saat menghadapi suatu masalah, biasanya manusia akan memikirkan solusi untuk menyelesaikannya. Namun, bila terus dihadapkan dengan berbagai permasalahan, beberapa orang akan merasa tertekan, yang kemudian dapat memengaruhi kesehatan mental mereka. Oleh karena itu, dibutuhkan media yang dapat membantu pengelolaan emosi negatif. Kehadiran musik dapat dijadikan sebagai tumpuan paling sederhana karena dapat diakses oleh semua orang. Bahkan, musik bisa dianggap bagian dari kehidupan manusia sehari-hari (Laila, 2022).
Orang yang memiliki masalah kerap kali mendengarkan musik untuk menenangkan perasaannya. Dengan mendengarkan musik, seseorang akan menjadi lebih tenang dan dapat melupakan masalahnya dalam waktu singkat. Kegunaan musik juga membantu mengurangi stres dan mengatur rasa sakit seseorang melalui terapi (Dehcheshmeh & Rafiel, 2015).
Musik tidak serta-merta mempengaruhi psikologis manusia, namun didahului oleh proses di area kognitif dan sensoris. Suara musik disampaikan dari saraf sensoris ke pendengaran, lalu dilanjutkan ke otak. Kedua area tersebut mengolah informasi dari musik dan menghasilkan intensitas perubahan emosi dan suasana hati manusia (Zald, 2011). Salah satu studi dari PET (Positron Emission Tomography) pada tahun 2011 menemukan bahwa mendengarkan musik dapat meningkatkan dopamin di salah satu bagian otak manusia. Dopamin sendiri adalah senyawa yang menyebabkan sensasi menyenangkan dan dapat memperbaiki suasana hati. Meskipun musik cenderung meningkatkan kesenangan, ada penelitian lain yang membuktikan bahwa musik dapat memperburuk suasana hati. Salah satunya adalah penelitian oleh Xiujin Xu pada tahun 2021 yang menyatakan bahwa musik tertentu dapat meningkatkan emosi ketidakberdayaan, kecemasan, atau kebosanan.
20
Untuk mengobati kesehatan mental yang memburuk, manusia tidak hanya dapat mengandalkan obat-obatan saja. Pada masa ini, sudah ditemukan metode
pengobatan non-farmakologis yang efektif, salah satunya dengan menggunakan terapi musik instrumental. Musik yang disediakan harus disusun terlebih dahulu supaya dapat mengandung unsur keharmonisan di dalam irama dan lagunya. Menurut Xu (2021), musik yang dipilih sebaiknya musik yang dapat mengarah pada emosi positif seperti harapan, kegembiraan, dan kedamaian. Kesehatan mental yang membaik pun akan meningkatkan kualitas hidup manusia dengan menghasilkan perubahan yang positif dalam perilaku (Djohan, 2009).
Kesimpulannya, terapi musik dapat membantu mengobati penurunan kesehatan mental. Namun, jenis musik yang dipilih harus diperhatikan agar dapat menghasilkan emosi positif dan menghindari emosi negatif. Emosi yang positif pun mampu menumbuhkan kesehatan mental yang baik sebagai aspek penting untuk meningkatkan kualitas hidup.
DAFTARPUSTAKA
Amanda, S. (2022). Studi literatur pengaruh musik terhadap kesehatan mental mahasiswa. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(5), 7-8. https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i5.7002
Sari, T. A., Akbar, M. A. & Hapsari, P. D. (2022). Peran musik instrumental untuk terapi kesehatan mental remaja usia 10 hingga 24 tahun di BE Psychology Kediri. Jurnal Musik: Artikel Hasil Penelitian TugasAkhir,2022(1),2-3.
Salimpoor, V., Benovoy, M., Larcher, K. et al. (2011). Anatomically distinct dopamine release during anticipation and experience of peak emotion to music. Nat Neurosci, 14, 257–262 . https://doi.org/10.1038/nn.2726
Santrock, J. W.(2002). Life-span development (Ed.8). New York: McGraw-Hill.
Zald,D.H.&Zatorre,R.J.(2011).Music.NeurobiologyofSensationand Reward.CRCPress.Chap19.
Penulis: Chelsea Jetrolin Wijaya (2022)
Editor: Audrey Allessandra (2020)
Designer: Karina Berlianfa (2020)
21
Mengenang Orang Terkasih dengan Lagu Lewat Film “Coco”
Genre: Adventure, Comedy
Durasi: 1 jam 45 menit
Sutradara: Lee Unkrinch
Pemeran: Anthony Gonzalez, Gael
Garcia Bernal, Benjamin Bratt, Alanna
Ubach, dan Ana Ofelia Murguia
Rating: IMDb 8.8/10 dan Rotten
Tomatoes 97%
Film “Coco” yang disutradarai oleh Lee Unkrich mengangkat tema “kehidupan setelah kematian” dan bercerita tentang seorang anak bernama Miguel dan keinginannya untuk bermain musik. Meski demikian, keinginannya ini ditentang oleh keluarganya karena kakek moyangnya yang bernama Coco, yang merupakan seorang musisi, dibuang oleh keluarganya di masa lalu.
Miguel sangat mengidolakan musisi legendaris Meksiko bernama Ernesto de la Cruz. Saat ingin mengikuti audisi, Miguel yang tidak memiliki alat musik, akhirnya mencuri gitar Ernesto yang dipajang di kuburannya. Namun, bukannya berhasil membawa gitar tersebut, Miguel malah tersesat di dunia kematian dan menjadi orang pertama yang pernah tersesat di tempat tersebut. Untuk kembali ke dunia nyata, ia harus mendapat restu dan membuat perjanjian dengan keluarganya yang sudah meninggal.
Dalam film “Coco” ini, tema yang diangkat adalah keluarga, dengan mengangkat budaya dari negara Meksiko, tentang perayaan untuk mengenang anggota keluarga yang telah meninggal terlebih dahulu atau dalam bahasa Meksiko disebut dengan Día de Los . Dalam memperkenalkan budaya tersebut, Disney dan Pixar mengemasnya dengan sebuah alur cerita yang menarik, yaitu tentang perjalanan Miguel,
22
seoranganaklaki-lakiyanginginmencarisangkakekbuyut.Namun,di tengah perjalanan tersebut, ia mengetahui suatu kebenaran baru terkait orangyangselamainiiakirasebagaikakekbuyutnya.
Film ini mengajarkan kita untuk tetap mengenang anggota keluarga kita, baik yang masih ada bersama kita sekarang maupun yang telah berpulang terlebih dahulu. Selain itu, kita juga dapat belajar bahwa ketenaran dan kekayaan dapat membuat orang menjadi lupa kepada orang-orang yang telah berjasa kepada dirinya dan malah menganggap bahwa semua yang ada pada kita adalah hanyalah kerja keras kita semata. Hal tersebut pun terlihat pada cerita yang disampaikan lewat film ini, di mana ternyata kakek buyut yang selama ini Miguel kira, sebenarnya hanya mencuri hasil karya dari orang lain, yang ternyata adalah kakek buyut Miguel yang asli. Dapat terlihat di sini bahwa apa yang dilakukan oleh orang tersebut sangat membuat kakek buyut Miguel sedih. Hal lain yang dapat kita pelajari adalah jika kita tidak membicarakan permasalahan yang ada, maka permasalahan tersebut tidak akan pernah bisa selesai dan bahkan akan menimbulkan kebingungan yang turun temurun diwariskan, hingga akhirnya permasalahan tersebut tidak akan pernah selesai.
Film ini dapat ditonton oleh semua umur dan dapat ditonton dalam keadaan apapun, baik ketika sedang liburan maupun hanya ingin mencari hiburan sejenak dari aktivitas sehari-hari. Film ini juga bisa ditonton ketika sedang berkumpul bersama. Perasaan “hangat” yang timbul selepas menonton film ini dapat menjadi suatu hal yang menenangkan untuk dirasakan. Jika ingin menonton, jangan lupa siapkan popcorn dan minuman yang pas ya, agar pengalaman kalian menjadi lebih seru lagi!
Daftar Pustaka
p=1394#:~:text=Film%20yang%20mengangkat%20tema%20%E2%80%9Ckehidupan,nenek%20buyutnya%20yang%20be rnama%20Coco
Unkrich,L.(Director).(2017,November22).Coco.WaltDisneyPicture;PixarAnimatedStudios.
Yora Violetta Suparman (2020)
Penulis:
Melisa Vitalia Fransiska (2022)
Editor: Robert Johannes Thianto (2021)
Yustisia Krisnawulandari Putri (2020)
Designer:
Meivannie Aurielle Eldi (2021)
Aliya, N., Perdana, G. (2017). Coco, Hiburan Terbaru dari Disney. Decode. Diambil dari https://decode.uai.ac.id/?
Wijayanti, R. E. (2021). Sinopsis Coco, Film Animasi Tentang Mimpi, Musik, & Makna Keluarga. Tirto.id. https://tirto.id/sinopsis-coco-film-animasi-tentang-mimpi-musik-makna-keluarga-f8Ra
23
Itu benar-benar gila saat aku memikirkannya
Kupikir dirimu menghilang, tapi ternyata akulah yang
kehilangan diriku
Kamu tidak pernah pergi, selalu mengikuti langkahku
Dan aku tahu akan kembali tenggelam
Dalam dirimu, selalu mengikuti langkahmu
Bukankah itu terdengar sangat indah
Saat aku jatuh cinta denganmu, tapi kamu tidak lebih
dari sekedar nada yang tipis
Kamu membawaku menari hingga aku kehilangan diriku
Aku mungkin melakukan kesalahan
Tapi selalu jauh lebih baik daripada kaki yang
melangkah di atas jalan berduri
Menari, menari, menari
Bernyanyi, bernyanyi, bernyanyi
Ulangi itu semua hingga aku benar-benar hilang
Tidak ingin kembali
Tidak ingin pergi dari bayang-bayang dirimu
Karena aku tahu aku akan kehilangan waktuku
Tidak akan berhenti hingga aku menggenggam dirimu
Di malam yang gelap, di hari yang terang
Aku tidak ingin berhenti menari
Dengan alunan musik yang indah
24
KalauKamuRindu, KalauKamuRindu, DengarSajaLaguku DengarSajaLaguku
Penulis: Yora Violetta S. (2020)
Editor: Robert Johannes Thianto (2021)
Yustisia Krisnawulandari Putri (2020)
Designer: Bernardia Putri A. (2020)
Astari Arfiana W. (2020)
“Kamu tahu? Lagu itu nggak cuman bicara tentang musik yang ada di dalamnya, tapi juga bicara tentang perasaan yang tertuang di dalamnya.” kata Sienna kepadaku. “Kalau lagu yang sekarang kamu dengerin... perasaan apa yang tertuang di dalamnya?” tanyaku kepada Sienna.
Sebelumnya perkenalkan terlebih dahulu, namaku Orion. Aku dan Sienna sudah berteman sejak kecil. Kami bertemu di sekolah dasar. Kami mengawali pertemanan ketika aku jatuh akibat didorong oleh salah satu murid. “Ayo bangun! Jangan duduk di tanah, itu bukan alas yang nyaman untuk diduduki!” ucap Sienna kecil kepadaku. Sejak saat itu, kami jadi sering berbicara.
“Lagu yang sekarang aku dengarkan... perasaannya sendu”, ucap Sienna. “Kenapa? Apa ada yang mengganggumu?” kataku sambil melihatnya. “Tidak. Aku hanya ingin saja mendengarkannya”.
Belakangan ini Sienna menjadi aneh. Sebenarnya sudah beberapa bulan ia seperti ini. Aku tidak berani bertanya kepadanya. Ia seperti terus menghindar jika aku sudah mulai bertanya-tanya tentang hal ini. “Tapi serius, Sienna. Akhir-akhir ini aku melihat irimu sering mendengarkan lagu yang sedih. Ada apa sebenarnya?”, tanyaku pada .
PojokSeni:CeritaPendek PojokSeni:CeritaPendek 25
Sienna “Serius Orion, nggak apa-apa. Aku hanya sedang senang mendengarkan lagu-lagu sedih”.
Berteman dengan Sienna dari kecil membuatku paham kalau sekarang Sienna sedang berbohong. Kami sekarang sudah berada di bangku kuliah semester 5. Tidak mungkin aku tidak mengetahui arti dari gerak-geriknya.
“Baiklah kalau begitu. Aku hanya khawatir denganmu. Akan tetapi, tetap ingat ya, aku selalu terbuka untuk mendengar ceritamu”kataku sambil melihatnya. “Iya Orion, aku akan cerita kepadamu kalau aku sedang ada masalah”. Semenjak saat itu, semuanya menjadi lebih nyaman. Namun, Sienna tiba-tiba harus absen selama seminggu dalam perkuliahannya. Ketika ia sudah masuk, raut mukanya terasa berbeda. Ia tersenyum, tetapi matanya seolah-olah menyiratkan bahwa ada banyak kesedihan di dalamnya. Sejak saat itu, ia menjadi lebih sering mendengarkan lagu, namun yang paling sering kudengar adalah lagu-lagu yang sedih.
“Orion, aku membuat satu playlist lagu yang baru. Kamu tahu? Playlist ini berbeda dengan apa yang aku biasanya buat. Di sini aku banyak memasukkan lagu-lagu yang menurutku bisa membuat kita tenang. Apakah kamu mau mendengarkannya bersamaku?” tanya Sienna kepadaku. Sekarang kami sedang berada di taman dalam perjalanan pulang ke rumah Sienna. Kami sehabis jalanjalan tadi. “Tidak sekarang Sienna. Aku harus mengantarmu pulang dulu dan aku juga harus pergi setelahnya untuk bertemu teman-temanku yang lain. Jadi mungkin besok baru aku dengarkan.” “Oh baiklah, nggak apa-apa. Nanti aku akan kirimkan playlistnya ya.”
Seandainya aku tahu kalau itu adalah malam terakhir kami bertemu, aku akan menghabiskan waktu dengannya lebih lama lagi. Tak lama setelah aku mengantarkan Sienna pulang, malamnya kondisinya menurun dan harus dilarikan ke rumah sakit. Namun apa daya, Sang Pencipta berkata Sienna harus pergi meninggalkan kami. Selama ini ia menyembunyikan fakta bahwa ia memiliki penyakit yang parah. Ia pintar sekali dalam menyembunyikan hal tersebut. Sudah lima tahun waktu berlalu, namun aku tetap tidak bisa melupakannya. Playlist yang ia buat selalu ku dengar setiap hari. Ia juga menulis surat untukku. Di akhir, ia berpesan jika aku rindu padanya, dengarkan saja lagu yang ada di playlist tersebut. Isinya sangat indah. Ketika aku mendengarkannya, seakan-akan ada dirinya di sampingku.
.
“Sienna, terima kasih atas playlist ini. Aku merasakan kehadiranmu selalu lewat lagu-lagu ini”
26
Penulis: Samantha Berkat N. W (2022)
Designer: Bernardia Putri A. (2020)
Astari Arfiana W. (2020)
Pojok Seni: Puisi Eksternal
Dari jam pertama sampai jam keempat
Sudah lewat atau kurang seperempat?
Ah, hari ini lagi aku akan tidur telat
Jadi apa yang akan bermain setelah ini?
Dalam kompilasi yang kubuat sendiri
Dari 150 BPM ke 10000 BPM
Klasikal ke progresif ke extratone
Jemariku mengetik mengikuti
Mungkin hari ini aku akan selesai cepat
Pas sebelum jam dua belas tepat
Tapi untuk apa cepat-cepat
Jika aku bisa lebih lama bersenandung?
Jam kelima masuk dan keluar
Gabba atau rock atau DnB?
Lagi-lagi aku bertanya
Apa yang akan datang selanjutnya?
27
Hari Jumat, 22 Oktober 2021, lagu bertajuk “Tutur Batin”, yang diciptakan dan dinyanyikan oleh Yura Yunita, dirilis melalui kanal YouTube-nya (Oke Celebrity, 2021). Yura menulis lagu ini untuk mewakili perasaan kurang sempurna para perempuan. Oleh sebab itu, lagu ini didedikasikan untuk semua perempuan yang berjuang menerima dirinya.
Video lagu tersebut mengusung tiga kisah dari tiga karakter utama, yaitu Riana, Tata, dan Muti. Riana, seorang perempuan yang kerap kali dibandingkan dengan saudara kandungnya, hingga merasa rendah diri. Tata, seorang perempuan yang merasa tidak diterima oleh lingkungan pertemanannya. Muti, seorang istri yang menerima perlakuan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) (Tirto, 2022). Kisah yang ditampilkan dalam video lagu tersebut merupakan beberapa kisah yang kerap kali menjadi cerita para perempuan.
Lagu “Tutur Batin” merupakan karya yang
spesial bagi Yura. Ia menuliskannya ketika
tengah dalam proses
menerima kekurangan diri dan berdamai dengan trauma masa lalunya.
Daftar Pustaka:
Oke Celebrity. (2021). Yura Yunita
Bercucuran Air Mata Jelaskan Lagu
Tutur Batin, Ini Maknanya. Retrieved on 9 December 2022 from: https://celebrity.okezone.com/read/20 21/10/21/205/2489663/yura-yunitabercucuran-air-mata-jelaskan-lagututur-batin-ini-maknanya
Tirtro. (2022). Lirik Tutur Batin, Lagu Yura Yunita, Beserta Arti dan Maknanya.Retrievedon9December 2022 from: https://tirto.id/lirik-tuturbatin-lagu-yura-yunita-beserta-artidan-maknanya-gpHh
Hal ini dirasakan ketika sedang berusaha masuk ke industri musik, tetapi ditolak karena keadaan fisik yang dianggap kurang mendukung karirnya. Ia menyadari menjadi sempurna itu tidak mungkin. Oleh sebab itu, Yura berproses untuk menerima dan merayakan kekurangan diri melalui lagu “Tutur Batin”.
“Tutur Batin” memberikan pesan pada kita semua bahwa tidak apa menjadi tidak sempurna. Kenyataannya, kesempurnaan itu ilusi, tidak pernah betul-betul ada. Apa yang bisa kita lakukan adalah menerima diri kita apa adanya, bukan karena diri ini sempurna, tetapi karena kita sudah cukup. Ya, kita cukup baik, cukup unik, dan berharga. Apa adanya diri kita ini untuk dirayakan, bukan dibandingkan atau dicela. Kita adalah jiwa yang terbaik bagi diri sendiri.
Tutur Tutur Batin Batin
UlasTulis Lagu
Penulis: Nabilla (2021) Editor: Prastyo Cakti Adiputramardianto (2021), Yustisia Krisnawulandari Putri (2020) Designer: Yasinta Tiara Arnanda (2021)
Yura Yunita karya
28
yang
yang
Menenangkan untuk Menenangkan untuk Menenangkan untuk
Belajar Belajar Belajar
Kegiatan belajar tentunya akan lebih menyenangkan bila ditemani oleh lagu lo-fi yang tidak hanya menenangkan dan membuat rileks, tapi juga mampu meningkatkan daya konsentrasi. Berikut adalah beberapa rekomendasi lagu lo-fi dari PSYGHT yang diharapkan mampu meningkatkan suasana hati dan fokus pendengar. Dengerin yuk!
Haruko - First Spring
OMORI OST - 044 Where We Used To Play
frad - first date
glaze lily - demon gummies
You Make Me Fall in Love - Luis Wijaya
Therru's Song - Piano Full Arranged by Daniel Sencomen
less ice - demon gummies
Plswaveback - Slacker
is it still raining? - demon gummies
OMORI OST - 163 Crossroads
https://youtube.com/playlist?list=PLd1K
dE0A2_b-da-sf-sj2fAAFbzooEjP7
8. 9. 10. Musik
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Lo-Fi yang Musik Lo-Fi
Musik Lo-Fi
Penulis: Chelsea Jetrolin Wijaya (2022) Designer: Adinda Bunga Syahrani (2020) 29
Rekomendasi
PSYGHT: Playlist
Musik Favorit Anggota PSYGHT
Penulis: Novie Dhana Anggriani Putri (2020)
Editor: Yustisia Krisnawulandari Putri (2020)
Designer: Meivannie Aurielle Eldi (2021)
Banyak di antara kita yang kesehariannya terbiasa mendengarkan musik, baik untuk memulai hari, melakukan kegiatan atau menyelesaikan kegiatan, dan beristirahat. Musik sendiri adalah suatu hasil karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan perasaan atau pikiran penciptanya melalui unsur-unsur pokok, seperti suara, melodi, irama, dan harmoni (Jamalus, 1998). Mendengarkan musik mampu membuat kondisi suasana hati dan psikis manusia berubah. Musik dapat menurunkan denyut jantung dan merangsang bagian otak yang terkait dengan kecepatan dalam tidur. Selain itu, musik juga dapat menurunkan tingkat depresi, stres, dan gelisah (Djohan, 2006). Melalui playlist ini, seluruh anggota dari PSYGHT merekomendasikan beberapa lagu kesukaan mereka yang berhubungan dengan kondisi mental maupun situasi hati.
Playlist ini berisikan lagu lagu yang dapat didengarkan dalam berbagai situasi. Selain itu, sebagian dari lagu yang direkomendasikan juga berisi harapan agar temanteman dapat menjalani dan menghargai hidup dengan baik.
Daftar Pustaka
30
Djohan, & Hidajat, L. L. (2006). Terapi musik teori dan aplikasi. Galang Press. Jamalus. (1998). Buku pengajaran musik melalui pengalaman musik. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
https://shorturl.at/AOU01