Edisi 237

Page 1

MENTAWAI NEWS

8

HAMIL, PELAJAR SMPN 1 SIBERUT TENGAH BATAL UN

BUDAYA MENTAWAI DIWARISKAN KEPADA SISWA SMA MENTAWAI NEWS

9

MENTAWAI NEWS

Tabloid Alternatif Dwimingguan

Puailiggoubat Untuk Kebangkitan Masyarakat Mentawai

22 1-

No . 14 Ta 23 h Ap un 7 ril X 20 12

HARGA ECERAN RP 3000

KONTRAKTOR TAHAN KUNCI, POSKEDES MADOBAK TAK BISA DIPAKAI


Puailiggoubat NO. 237, 1 - 14 April 2012

Uggla Bupati bule maruei isappru akek izin sawit. Kalalut kineneiget perusahan tak pei abarak polak urep akenenda sawit 39.500 ngamata ka Sabirut– 3 Tai babarania bulagat PAD sibara ka kapak pamarintah, lulunia iate tak maigi penumpang aruguruk akek kabagat daftar. – 7 53 iginia parurukat, tapoi telu lek parurukat sipuutak, legeinia anai peile ralulului utakra, ialeuet kineneniget anan simaregre imalunas. – 10 Sia sibara ka Silabu, kek mei sia ka Saumanganya’, rasasaliu akek peile Sikakap, telu ngajam ujunia raaili akek Sikakap, lepanalek ia peitei rapuenung minca raaili akek Saumanganya, nene te bulat seget reugak. – 11 Bule imaigi puaigaijat sia silainge samba siokko ka Mentawai, kineneiget pamarinta masiaili akek perguruan tinggi ka Indonesia. – 14 Maigi sipulelegei sipukakajo ka Puskesmas Siberut Selatan, iginia 79, oto rencana pamarinta anai sia rakakau ka lapangan. – 15 COVER DEPAN: 1 FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT 1 DESAIN: SYAFRIL

Dari Re daksi

2

Isu Sawit Masih Hot

M

asa perizinan sawit di Kabupaten Kepulauan Mentawai telah berakhir pada 22 Maret 2012. Redaksi Puailiggoubat kembali mengupas perkembangan sawit di terutama tanggapan Bupati dan beberapa tokoh di masyarakat dan aktivis LSM serta masyarakat. Isu sawit ini juga menyedot perhatian mitra Yayasan Citra Mandiri Mentawai yaitu Rainforest Foundation Norway (RFN) dari Norwegia yang konsisten kampanye keselamatan hutan dan masyarakat adat dari ancaman pihak-pihak perusak hutan.

Selain itu tabloid kita tercinta juga telat untuk terbit, terkait beberapa fasilitas komputer harus di perbaiki di redaksi, dan hal penting pergantian di jajaran redaksi Puailiggoubat, dimana Redaktur menggantikan posisi sementara Pemimpin Redaksi. Meski telat, Puailiggoubat terus memberikan pencerdasan untuk masyarakat Mentawai di manapun berada sesuai dengan slogannya ‘Untuk Kebangkitan Masyarakat Mentawai’ Redaksi

Agusman Sanene: Yang Membayar Gaji Tukang CV. Tuah Sakato bukan CV. Awali Mandiri PADANG-Direktur CV. Awali Mandiri, Agusman Sanene membantah gaji tukang sebanyak Rp6,5 juta untuk pintu dan jendela Puskemas Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah bukan mereka yang membayar kepada Tirus Sauddeinuk. “Gaji tukang itu yang membayar adalah CV. Tuah Sakato sebagai kontraktor pertama yang membangun Puskesmas di Saibi pada tahun 2010, karena tidak selesai maka kontrak dengan Tuah Sakato di putuskan,” katanya pada Puailiggoubat. Pada tahun 2011 Dinas Kesehatan kembali menenderkan Puskemas yang tidak selesai tersebut. Dalan tender itu CV. Awali Mandiri memenangkannya.

“Dalam kontrak kerja sama dengan pemerintah, tidak ada soal membayar upah tukang yang membuat pintu dan jendela, sebab gaji tukang tersebut sama pihak CV. Tuah Sakato bukan kita,” jelasnya. Kalau para tukang itu terus memaksa untuk meminta kepada pihak CV. Awali Mandiri agar dibayarkan upah mereka, pihak CV Awali Mandiri tidak mau alasanya tidak ada perjanjian dalam kontrak untuk membayar upah mereka. Seperti berita sebelumnya Puskemas di Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah terancam tak berpintu, pasalnya tukang mengancam akan mengangkat pintu

tersebut karena kontraktor PT. Tuah Sakato tidak membayar gaji tukang sebanyak Rp6,5 juta. Proyek itu terputus kemudian dilanjutkan oleh CV. Awali Mandiri, para tukang juga meminta upah membuat pintu dan jendela dibayar-

kan. Namun kontraktor tersebut tidak mau membayar karena tidak ada dalam kontrak pengadaan pintu dan jendela sebab kontrak mereka untuk meneruskan pembangunan gedung yang belum rampung. (rus)

TABLOID ALTERNATIF DWIMINGGUAN

Puailiggoubat Terbit setiap tanggal 1 dan 15

ISSN: 1412-9140

PENERBIT: Yayasan Citra Mandiri PEMIMPIN UMUM/USAHA: Roberta Sarogdog PEMIMPIN REDAKSI: Pjs. Rus Akbar Saleleubaja DEWAN REDAKSI: Roberta Sarogdog Rus Akbar Saleleubaja REDAKTUR: Rus Akbar WARTAWANDAERAH: Gerson Merari Saleleubaja (Muara Siberut), Bambang Sagurung (Sikabaluan), Rapot Pardomuan (Sipora) Irman Jhon (Sikakap),

Redaksi menerima tulisan berupa artikel untuk dimuat di kolom Masoppit. Kirimkan karya kamu ke redaksi Puailiggoubat Jalan Kampung Nias I No. 21 Padang atau melalui emai rus.akbar08@gmail.com dan syafriladriansyah@gmail.com. Setiap karya yang dimuat akan diberikan royaliti. Ayo kirimkan karyamu.

Tarif iklan Puailiggoubat

DISTRIBUTORDAERAH: Arsenius Samaloisa (Sioban) Gerson (Siberut Selatan) Bambang (Siberut Utara) Juanda (Siberut Barat) ALAMAT REDAKSI DAN USAHA: Jl. Kampung Nias 1 No. 21, Padang. Telp (0751) 7877373 - Fax. (0751) 35528 REKENING: Bank Nagari Cabang Pembantu Niaga, Padang No.2105.0210.0207-1 PENCETAK: PT Riau Graindo, Pekanbaru (Isi di luar Tanggung Jawab Percetakan).

Catatan: Wartawan Puailiggoubat selalu dilengkapi Kartu Pers dan (sesuai Kode Etik Jurnalistik) tidak dibenarkan menerima suap (‘amplop’) dari narasumber.

www.puailiggoubat.com

Biaya Iklan sudah termasuk PPn 10 persen sesuai Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa. Penaggung Jawab Iklan Rus Akbar


3

Puailiggoubat

Puailiggoubat

NO. 237, 1 - 14 April 2012

Bupati segera mencabut izin lokasi tersebut. Karena hingga kini kewajiban perusahaan untuk memperoleh tanah 39.500 hekar di wilayah Siberut tidak bisa dipenuhi perusahaan

NO. 229, 15 - 31 Desember 2011

TAK ADA ALASAN BUPATI TUNDA CABUT IZIN SAWIT FOTO:APRIL/PUAILIGGOUBAT

Tim Redaksi

ak ada alasan lagi bagi Bupati untuk menunda-nunda mencabut izin perkebunan sawit tersebut, karena pihak perusahan tidak memperoleh tanah ditambah warga Mentawai menolak masuknya perusahaan sawit. Berakhirnya SK Bupati Mentawai Nomor: 188.45-61 Tahun 2010 dan No: 188.45-60 tentang pemberian izin lokasi kepada PT. Mentawai Golden Plantation Pratama dan PT. Siberut Golden Plantation Pratama tangal 22 Maret 2012, maka tidak ada alasan bagi Bupati baru Mentawai untuk memperpanjang izin, Bupati segera mencabut izin lokasi tersebut. Karena hingga kini kewajiban perusahaan untuk memperoleh tanah 39.500 hekar di wilayah Siberut tidak bisa dipenuhi perusahaan, justru masyarakat Mentawai telah memberikan 34 surat penolakan sawit. Hal itu diutarakan Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatera Barat, Khalid Syaifullah, bahwa tak ada

T

BUPATI - Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet (kanan) dan Wakil Bupati Rijel Samaloisa saat dilantik beberapa waktu lalu alasan Bupati Yudas Sabaggalet memperpanjang izin perkebunan sawit di Mentawai. “Sebenarnya tak ada alasan lagi bagi Bupati untuk menunda-nunda mencabut izin perkebunan sawit tersebut, karena pihak perusahan tidak memperoleh tanah ditambah warga Mentawai menolak masuknya perusahaan sawit,” katanya, Senin (2/4/2012) Lanjut Khalid, kalau Bupati mem-

perpanjang izin berarti bupati Mentawai teah berpihak kepada perusahan, tapi kalau bupati mengeluarkan surat pencabutan izin bertanda bupati telah mendengarkan aspirasi rakyat. “Tidak ada lagi alasan bupati memperpanjang izin pada perusahan sawit, kalaupun ia berkelit bahwa izin itu dikeluarkan bupati lama, bupati baru juga punya kewenangan yang sama. Bupati itu jabatan,

Cengkeh Lebih Mengiurkan daripada Sawit MABULAUBUGGEI - Panen cengkeh tahun ini banyak memenuhi kebutuhan warga, seperti di Desa Saumanganya Kecamatan Pagai Utara, dengan hasil penjualan tersebut, kini sekitar 50 unit sepeda motor terpajang di rumah warga, tak hanya itu kebutuhan rumah tangga lainnya. Harsono Syam, warga Dusun Mabulaubuggei telah memanen sebanyak 110 kg cengkeh kering dan terjual dengan harga kisaran Rp80-100 ribu perkilonya. Hasil panen tersebut ia mampu memberi satu uni sepeda motor seharga 9 juta, bahkan dengan adanya kendaraan tersebut membantu melancarkan transportasi usaha dagangnya. “Hasil panen cengkeh tahun ini sangat bernilai. Hasil penjualan cengkelah saya dapat membeli sepeda motor, kalau dihitung-hitung jumlah sepeda motor dari Saumanganya hingga Mapinang tidak kurang 50 unit, semuanya dari hasil panen cengkeh ini,” katanya pada Puailiggoubat, Kamis 29 Maret lalu.

7

Sementara Adisman Sakerebau, warga lainnya hasil penjualan cengkeh tersebut akan membeli mesin chainsaw mini seharga Rp2-3 juta, agar muda menebang kayu di sekitar perladangannya. “Peralatan unit ini dapat mengangsur bahan perkayuan rumah di lokasi yang baru,” katanya. Dengan melihat ekonomi warga dapat membaik saat panen cengkeh tiba, Basarduei Syam tokoh masyarakat membandingkan kebun cengkeh lebih menjanjikan dari pada kebun kelapa sawit. Menurutnya kalau cengkeh itu tidak ada pemupukan sampai saat ini, warga hanya membersihkan sekitar pangkalnya, selain itu satu batang cengkeh dapat menghasilkan buah sebanyak 30 sampai 40 kg. “Kalau harga cengkeh saat ini Rp100 ribu perkilonya maka akan menghasilkan satu batang cengkeh senilai Rp3 juta sampai Rp4 juta. Jika cengkeh masyarakat ada berbuah 20 batang saja, maka warga akan mendapatkan hasilnya Rp60 juta, dan saat ini saja satu kepala

keluarga paling minimal memilik 50 batang cengkeh,” terangnya. Kata Basarduei, lain halnya dengan kelapa sawit, membuka perkebunan sawit tentu tanah meski di gunduli agar penanamannya bisa teratur, setelah ditanami dan berbuah belum tentu per batangnya menghasilkan Rp3-4 juta dalam jangka 2 tahun. “Paling masyarakat Mentawai jadi budak dan jadi tenaga kuli sawit,” ungkapnya, Kamis, 29 Maret lalu. kalau soal mensejterahkan warga, sebenarnya tinggal Pemerintah sendiri yang serius memberikan pembinaan kepada masyarakat. Soal perawatan tanaman yang ada untuk menunjang ekonomi masyarakat. “Perkebunan yang sudah ada atau sedang dinikmati masyarakat seperti cengkeh, kakao (cokelat), pala, pinang dan sebagainya sebenarnya lebih menjanjikan, hanya perlu sentuhan dari pemerintah, saya sendiri menolak rencana masuknya sawit ke Mentawai,” ujarnya. (imj)

bukan nama seseorang. Mau lama atau baru mereka sama-sama Bupati yang memiliki kuwajiban dan tanggung jawab terhadap rakyat Mentawai,” katanya. Dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) No. 2 Tahun 1999 Tentang Izin Lokasi, pada pasal (5) ayat (2) menyebutkan “Perolehan tanah oleh pemegang Izin Lokasi harus diselesaikan dalam jangka waktu Izin Lokasi”, kemudian ayat (3) dari pasal (5) jika ingin diperpanjang 1 tahun lagi, perusahaan sudah harus memperoleh tanah mencapai lebih dari 50 persen dari izin lokasi. Sementara Ketua DPRD Mentawai Hendri Dori Satoko mengatakan, ia telah berbincang-bincang dengan Bupati Mentawai untuk tak keluarkan perpanjangan izin investasi perkebunan kelapa

sawit di Siberut seluas 39.500 hektar. Rencananya DPRD Mentawai akan terus mendesak agar Bupati Mentawai tidak mengeluarkan izin perpanjangan perkebunan dua perusahaan sawit yaitu PT. Siberut Golden Plantation Pratama dan PT. Mentawai Golden Plantation Pratama yang masa berlakunya telah habis sejak 22 Maret 2012 lalu. “Kita mendesak agar Bupati tak lagi memperpanjang izin investasi perkebunan kelapa sawit dan jangan memberikan ruang untuk mendatangkan sawit,” ungkap Hendri. Wakil Ketua DPRD Mentawai, Nikanor Saguruk membantah bahwa pernyataan tersebut hanya pendapat pribadi, bukan lembaga, sebab selama ini DPRD Mentawai belum pernah melakukan rapat paripurna membahas soal izin perkebunan sawit rencananya akan masuk di Pulau Siberut. “Seharusnya ini wewenang Komisi C, namun komisi ini tidak ada melakukan pembahasan soal izin sawit,” ujarnya saat di konfirmasi ulang kebenaran desakan DPRD tersebut, Selasa (3/3) Sementara, Rifai Lubis, Kordinator Kebijakan,Yayasan Citra Mandiri (YCM) Mentawai mengatakan kalau masa berlaku izin telah habis, itu secara otomatis semua izin yang telah dikeluarkan bupati lama batal atau kalau menjelang masa berlaku habis dan pengusaha tidak mengurus izin maka itu juga gugur. Namun kalau perusahan mengurus izin untuk memperpanjang, maka kewenangan bupati bisa memberi izin atau ia berhak juga tidak memberi izin. “Semuanya bupati memiliki otoritas soal izin sawit tersebut,” tutupnya. (rus/trs/rr)

Ketua DPRD Tegaskan Masyarakat Tak Menyerahkan Tanahnya ke Investor Sawit SAIBI - Ketua DPRD Mentawai Hendri Dori Satoko mengatakan hingga 27 Maret lalu Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet belum mengeluarkan izin perpanjangan rencana kebun sawit yang akan menjarah hutan di Pulau Siberut. Katanya, izin telah dikeluarkan melalui Surat Keputusan (SK) mantan Bupati Edison Saleleubaja ini, hingga 22 Maret lalu sebagai batas waktu izin tersebut. Bupati Yudas Sabaggalet tak ada rencana mengeluarkan perpanjangan izin tersebut. “Sampai saat ini bupati belum ada rencana perpanjangan izin, itu karena saya dan Bupati masih komit menolak sawit,” tegasnya, 27 Maret lalu. Hendri juga menyerukan kepada seluruh warga Mentawai untuk tidak menyerahkan tanahnya kepada perusahaan sawit yang akan masuk ke Mentawai. Menurutnya karena sawit yang akan masuk itu tidak menyejahterakan rakyat tapi menyengsarakan rakyat. “Kita lihat di berita-berita sawit sering menjadi pertumpahan darah, kita komit untuk terus menolak sawit,” pungkasnya. (rr/rus)


SAJIANUTAMA Orang Norwegia menilai tidak pantas menerima impor minyak sawit dari Indonesia kalau mendapatkannya dengan cara menumpahkan darah sipil

Puailiggoubat

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

im Rainforest Foundation Norway (RFN) dari Norwegia mitra Yayasan Citra Mandiri

(YCM) Mentawai terdiri Yngve Kristiansen, Anja Lyngsmark dan Gunnhild berangkat ke Siberut bersama tim dari YCMM dan Puailiggoubat, Indra Gunawan Sanene, Patrisius Sanene dan Ulrik Tatubeket sebagai Ketua Aliansi Masyarakat Adat Peduli Mentawai (AMAPM) sejak 9 sampai 13 Maret lalu. Menurut Koordinator Kampanye RFN Anja Lyngsmark, kedatangan tim RFN tersebut memonitoring kegiatan YCMM sebagai mitranya. Tak hanya Siberut yang dikunjungi namun tim RFN juga mengunjungi daerah Pasaman melihat langsung kebun sawit. Dalam kunjungannya ke Siberut mereka mendokumentasikan areal rencana dijadikan kebun sawit termasuk hutan yang akan dibabat perusahan sawit. “Kami ingin mengetahui bentuk asli hutan Siberut dan nanti akan membandingkan kondisi setelah masuk kebun sawit,” ujarnya. Sedangkan kunjungan ke Pasaman, tim ini berencana ingin mengetahui tentang bagaimana memproduksi minyak sawit di Indonesia yang selama ini Negara Norwegia salah satu pengguna minyak kelapa sawit di dunia. “Kedatangan selain monitoring, kami juga ingin tahu bagaimana cara memperoleh minyak sawit dari Indonesia seperti di Pasaman. Di media televisi, online serta radio banyak terjadi permasalahan lahan, penembakan warga, melihat kondisi tersebut kami tidak pantas menerima impor minyak sawit di Indonesia kalau mendapatkannya dengan cara pertumpahan darah sipil,” terangnya. Perjalan ke Siberut Pada 9 Maret, pukul 11.00 WIB tim langsung berangkat dari Muara Padang menuju Siberut, pukul 14.00 WIB tembus ke Siberut Selatan. Tiba di pelabuhan Maileppet tim dari YCM wilayah Siberut Selatan Vincensius Ndraha dan Indra Gunawan Sanene sudah standby di pelabuhan Maileppet untuk menjemput tim kami dari Padang. Keesokan harinya sekira pukul 09.00 WIB tim langsung berangkat menuju Dusun Rokdog dengan menggunakan 3 Pompong yang sudah di siapkan tim lapangan. Selama 4 jam menempuh sungai Rereiket pun pukul 13.00 WIB Dusun Rokdog, Desa Madobag Kecamatan Siberut Selatan.

4

RFN SOROT RENCANA SAWIT KE MENTAWAI

Tim Redaksi

T

NO. 237, 1 - 14 April 2012

GALI INFORMASI - Tim RFN menggali informasi dengan warga Dusun Rokdog Desa Madobag Kecamatan Siberut Selatan Penyambutan di Dusun Rokdog warga sangat ramah menyambut kedatangan tim, bahkan ada juga yang membantu membawa barang bawaan menuju rumah Gerpasius warga Dusun Rokdog. Pukul 16.00 WIB tim RFN melanjutkan wawancara mengenai sikap masyarakat setempat soal rencana masuknya perkebunan sawit di Mentawai. Raimundus Samalelet (42) warga Dusun Rokdog pemilik tanah yang di kapling pemerintah areal rencana perkebunan sawit menolak keras perkebunan sawit. Puailiggoubat menggali keterangan dari Raimundus menurutnya, surat Penolakan Sawit yang berasal dari beberapa suku di Dusun Rogdog ditujukan kepada Bupati Mentawai, baik waktu masih dijabat Edison Salelelubaja, maupun putra Madobag Yudas Sabaggalet, tak direspon. Surat penolakan sawit yang dilayangkan 11 suku sejak 2010 lalu dianggap angin lewat saja oleh bupati. “Kami ada beberapa suku yang pernah mengirimkan kepada bupati yakni suku Sarogdog, Sailuluni, Saguruwjuw, Tasiguru’, Samalelet, Saibokklo, Sakulok, Sauddeinu’, Samanggea’, Sasiriottoi, dan Salakkoba’. Dan sampai sekarang belum direspon,” kata. Raimundus juga menceritakan pengalamannya ketika bekerja di perusahaan sawit, “Saya pernah kerja di sebuah perusahaan tahun 80-an, waktu itu ada kawan saya hampir dimatikan sama orang perusahaan karena rebutan lahan plasma dan ini yang sangat saya khawatirkan jika terjadi di Mentawai, kalau bupati belum juga mencabut izin,” katanya. Minggu pagi, pukul 10.00 WIB, tim kembali ke Muara Siberut untuk melanjutkan diskusi lagi ke dusun selanjutnya.

Pukul 18.00 WIB bersama tim langsung menuju daerah Puro yang jaraknya tidak jauh dari Desa Muara Siberut dengan berjalan kaki, tujuan selanjutnya rumah kepala Dusun Puro I Heronimus Tatebburuk. Secara keseluruhan menurut keterangan Heronimus Tatebburuk menolak keras kedatangan perkebunan sawit di Mentawai dan warga Puro sendiri akan mengancam perusahaan sawit dengan panah. “Kami siap sambut mereka dengan mata panah beracun,” kata. Ia juga menyatakan sawit itu akan menimbulkan terjadinya perampasan tanah, kemudian akan banyak terjadi konflik, lebih baik kami menanam tanaman yang ramah lingkungan, karena kami sudah tahu setiap sosialisai mereka hanya paparkan hal yang baik-baiknya. Senin, 12 Maret pada pukul 10.00 bersama tim langsung berangkat menuju Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah dengan perahu bermesin 40 PK milik YCMM. Pukul 11.00 WIB bersama tim tiba di Desa Saibi Samukop tim langsung singgah ke perladangan milik Melki Sanene’, tim ini melihat perladangan tanaman-tanaman milik warga. Lalu diteruskan wawancara dengan Melki Sanene’. Dari keterangan Melki Sanene’ ternyata warga Saibi Samukop tak menginginkan rencana kedatangan perkebunan sawit di Mentawai. “Masuknya sawit bukanlah hal yang mudah karena persoalan tanah suku, karena kalau di Mentawai kepemilikan tanah tidak perorangan. Jika tanah sudah di tangan perusahan maka tanah itu tidak akan kembali, lalu apa yang akan kita berikan untuk menghidupi anak-anak cucu kita,” tambahnya Pukul 16.00 WIB tim pun meninggalkan Desa Saibi Samukop

menuju Dusun Gotap, Desa Saliguma Kecamatan Siberut Tengah. Tim langsung menuju kediaman Salomo Saabbangan, Gunnhild langsung wawancara dengan Salomo dari keterangannya ternyata warga Gotap juga menolak rencana perkebunan sawit. Katanya untuk mempertahankan tanah adatnya, warga Gotap mengancam akan memberlakukan hukum rimba. “Kalau perkebunan sawit akan tetap masuk maka kami akan sambut dengan hukum rimba karena tidak ada jalan lain,” ungkapnya. Ia juga menegaskan mereka tidak mau tanahnya dirampas oleh orang yang tidak pernah ada hak atas tanah mereka. “Sebab sawit masuk, tanaman kami digusur,” katanya. Selasa, perjalanan dilanjutkan menuju Dusun Tiop, Desa Katurei ternyata di Dusun Tiop namun tak menemukan Kepala Dusun, akhirnya dilanjutkan menuju Dusun Pei-Pei, Desa Taileleu, Kecamatan Siberut Barat Daya. Tim langsung menuju rumah Petrus

Saleleusik Petrus Saleleusik warga yang pernah di undang ke Palembang dan Pekanbaru untuk study banding tentang perkebunan sawit Petrus bercerita, tahun lalu ia pernah di undang ke Palembang dan Pekanbaru untuk studi banding tentang perkebunan sawit. “Saya salah satu yang pernah ke Palembang, cuma kami diajak ke tempat yang bagus-bagusnya saja, itu pun kami sekedar lewat untuk melihat perkebunan sawit yang ada di sana,” katanya. “Meskipun saya sudah melihat perkebunan sawit di Palembang dan Pekanbaru itu yang baik-baiknya saja, tapi saya tetap menolak kedatangan kelapa sawit di Mentawai, karena kalau saya melihat tanah di Mentawai itu sawit tidak cocok,” katanya lagi. Kekhawatiran yang ditakutkan Petrus, jika sawit masuk maka warga akan kehilangan tanah adat selamanya. “Di Mentawai itu tidak cocok sawit karena mendapatkan tanah di Mentawai tidak segampang yang dipikirkan pemerintah, kemudian kita akan kehilangan tanaman, akan kesulitan mendapatkan obat tradisional, “ jelasnya. Lanjut, Petrus, tanah di Mentawai itu punya tanah suku jadi tidak sembarangan caplok dan bikin peta oleh perusahaan atau pun pemerintah sekali pun. Jadi kalau dilihat pemerintah atau perusahaan itu tidak tahu malu membuat peta perkebunan sawit tanpa konfirmasi dulu kepada pemilik tanah padahal itu bukan tanahnya. Pukul 16.00 WIB langsung kembali ke Muara Siberut untuk mempersiapkan perjalanan menuju Padang. Sesampai di Padang keesokan harinya perjalanan di lanjutkan di Pasaman. Hasil di Pasaman Yngve Kristiansen sebagai Deputy Program RFN menyatakan bahwa pengelolaan sawit sangat buruk di Indonesia. Masyarakat sipil menjadi korban oleh perusahaan. (trs/rus) FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

WAWANCARA - Tim RFN mewawancarai warga di Dusun Gotab terkait rencana masuknya sawit ke Mentawai


5

Puailiggoubat

SAJIANUTAMA

NO. 237, 1 - 14 April 2012

IZIN LOKASI SAWIT 39.500 HEKTAR DI SIBERUT HABIS

BUPATI HARUS MENCABUT IZIN

“Bupati punya hak untuk memberikan izin perkebunan, bupati juga punya hak untuk mencabut izin, jika kewajiban perusahaan untuk memperoleh tanah tidak diperoleh perusahaan”.

S

uara-suara penolakan masyarakat Mentawai terhadap rencana pembukaan perkebunan sawit di Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan total luasan mencapai 73.500 Ha, tentunya bukanlah tanpa alasan yang jelas. Setidaknya dari dokumen izin lokasi yang dikeluarkan Bupati Kepulauan Mentawai baik di Kecamatan Siberut Selatan maupun Kecamatan Siberut Utara terdapat kejanggalan-kejanggalan yang penting untuk dikaji dan kritisi. Jangan sampai Kelalaian pemerintah daerah dalam hal ini Bupati Kepulauan Mentawai justru memberikan legitimasi terhadap praktikpraktik mafia perizinan perkebunan sawit di Kepulauan Mentawai. Dari 4 perusahaan yang akan menggarap tanah-tanah masyarakat mentawai, penulis lebih memfokuskan hasil analisis terhadapat izin lokasi yang telah dikantongi PT. Siberut Golden Plantation (PT.SGPP) 20.000 ha dan PT. Mentawai Golden Plantation Pratama (PT.MGPP) 19.500 ha. Masa berlaku izin lokasi kedua perusahaan ini sudah habis pada tanggal 22 Maret 2012. Sementara untuk dua perusahaan lainnya PT. Swasti Sidi Amagra (PT. SSA) seluas 20.000 hektar di wilayah sikakap dan PT. Rajawali Anugerah Sakti (PT.RAS) 14.000 hektar di wilayah sipora, izin kedua perusahaan ini akan berakhir 20 Juli

2013. Sebelumnya, izin lokasi perkebunan sawit PT. SGPP dan PT. MGPP di wilayah siberut sudah dilakukan perobahan oleh mantan Bupati Mentawai (Edison Saleleubaja) pada tahun 2009, namun izin tersebut dirubah kembali dengan mengeluarkan SK perubahan tahun 2010. Substansi perubahan izin PT. SGPP dilakukan oleh mantan bupati adalah, karena waktu yang diberikan untuk mengurus segala persyaratan administrasi kelengkapan seperti IUP, Peta lokasi dan kewajiban untuk memperoleh tanah dari masyarakat mentawai tidak bisa dipenuhi oleh perusahaan. Sehingga jikalau izin tersebut ingin dirubah secara aturan, pihak perusahaan harus memberikan laporan perkembangan dari setiap tahapan-tahapan yang telah dicapai oleh perusahaan kepada bupati, dinas kehutanan, serta dinas pertanian Mentawai. Begitu juga halnya dengan SK Bupati Kepulauan Mentawai No. 188.45-3/2009 tentang Pemberian Izin lokasi Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit & Industri CPO PT. Mentawai Golden Plantation Pratama (MGPP) yang dikeluar-

kan tanggal 8 januari 2009 yang memberikan izin lokasi pada PT. MGPP seluas 4.200 Ha terletak di Kecamatan Siberut Selatan yang kemudian pada bulan Maret 2010 dirubah dengan SK Bupati Kepulauan Mentawai No: 188.45-61 tahun 2010 yang pada intinya menambah luas izin lokasi menjadi 19.500 ha yang terletak di Kecamatan Siberut Barat, Kecamatan Siberut Utara dan Kecamatan Siberut Tengah. Bahkan cacat hukum pada SK ini menjadi lebih serius karena tambahan luas izin lokasi seluas 19.500 Ha benar-benar total diberikan pada daerah di luar izin lokasi awal. SK perubahan Bupati yang menambah luas kawasan tanpa mencabut SK awal secara hukum telah memberikan dua izin kepada satu perusahaan. Misalnya Pada PT. SGPP selain memiliki izin lokasi + 14.500 Ha di daerah Kecamatan Siberut Utara juga memiliki izin lokasi seluas + 20.000 ha di Kecamatan Siberut Barat, Kecamatan Siberut Utara dan Kecamatan Siberut Tengah sehingga total luas izin yang dimiliki seluas + 34.500 Ha. Demikian juga halnya dengan PT MGPP selain memiliki izin seluas 4.200 Ha yang terletak di kecamatan siberut selatan yang juga meiliki izin lokasi lain seluas + 19.500 ha di Kecamatan Siberut Barat, Kecamatan Siberut Utara dan Kecamatan Siberut Tengah sehingga total luas lokasi yang dimiliki menjadi + 23.700 Ha. Karena di dalam aturan peralihan SK perubahan dinyatakan dengan keluarnya SK perubahan SK Bupati awal tetap berlaku sepanjang tidak dirubah dalam keputusan ini. Hal di atas bisa menjadi modus bagi

oleh: Pinda Simanjuntak

Aktivis Yayasan Citra Mandiri Mentawai perusahaan untuk mempermudah perolehan dan perluasan izin serta siasat untuk menghindari perdebatan dengan masyarakat setempat. Misalnya sebuah perusahaan yang berniat membuka lahan perkebunan di 3 (tiga) kecamatan yang terkendala dengan masyarakat di 2 (dua) kecamatan karena keberatan mereka melepaskan lahan dapat disiasati dengan mengajukan permohonan izin untuk di satu kecamatan dan setelah izin keluar meminta perluasan izin kepada Bupati. Bupati ketika melakukan itu dapa dikatakan telah melegitimasi perampasan hak-hak masyarakat. Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No 2 tahun 1999 tentang izin lokasi tidak mengatur mengenai adanya perubahan izin lokasi apalagi menambah jumlah luasan. Pada Pasal 5 dapat ditafsirkan izin lokasi bagi yang diberikan diatas 50 Ha berlaku untuk 3 tahun dan dapat di-perpanjang selama 1 tahun, itu pun dapat dilakukan apabila Perolehan tanah mencapai lebih dari 50 persen dari luas tanah yang ditunjuk dalam izin lokasi. Apabila dikaitkan dengan Peraturan Menteri Pertanian

No. 26/Per-Mentan/PT.140/2/2007 tentang perizinan perusahaan perkebunan yang juga dijadikan konsideran mengingat dalam SK awal maupun perubahan Bupati, terutama di dalam Pasal 26 dapat ditafsirkan bahwa perubahan luas lokasi hanya dapat diberikan bagi perusahaan yang telah memiliki Izin Usaha Perkebunan (IUP), Izin Usaha Perkebunan Untuk Budidaya (IUP-B), atau Izin Usaha Perkebunan Untuk Pengolahan (IUP-P). Sementara Izin lokasi adalah salah satu syarat untuk mendapatkan izin usaha perkebunan sehingga apabila ada perubahan luas izin hanya dapat dilakukan setelah kedua perusahaan dalam hal ini PT. Mentawai Golden Plantation Pratama dan PT. Siberut Golden Plantation Pratama memperoleh Izin Usaha Perkebunan. Bupati Baru Harus Mencabut Izin Berakhirnya SK Bupati Mentawai Nomor: 188.45-61 Tahun 2010 dan No: 188.45-60 tentang pemberian izin lokasi kepada PT. Mentawai Golden Plantation Pratama dan PT. Siberut Golden Plantation Pratama tangal 22 Maret 2012, maka tidak ada alasan bagi Bupati baru Mentawai untuk memperpanjang izin, Bupati segera mencabut izin lokasi tersebut. Karena hingga detik ini kewajiban perusahaan untuk memperoleh tanah 39.500 hekar di wilayah Siberut tidak bisa dipenuhi perusahaan, Justru masyarakat mentawai telah memberikan 34 surat penolakan sawit. Secara peraturan perundang undangan, Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) No. 2 Tahun 1999 Tentang Izin Lokasi, pada pasal (5) ayat (2) menyebutkan “Perolehan tanah oleh pemegang Izin Lokasi harus diselesaikan dalam jangka waktu Izin Lokasi”, kemudian ayat (3) dari pasal (5) jika ingin diperpanjang 1 tahun lagi, perusahaan sudah harus memperoleh tanah mencapai lebih dari 50% dari izin lokasi. Agar tidak menjadi preseden buruk kedepan bagi pengurusan izin investasi serta tidak menimbulkan citra bahwa pemerintah telah melegitimasi praktikpraktik mafia perizinan khususnya di bidang perkebunan, maka pejabat yang berwenang dalam hal ini Bupati Kepulauan Mentawai sebaiknya mencabut surat keputusan Bupati tentang perubahan izin lokasi untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit & industri CPO, baik untuk PT. Mentawai Golden Plantation Pratama maupun PT. Siberut Golden Plantation Pratama.***


SAJIANUTAMA

Puailiggoubat

NO. 237, 1 - 14 April 2012

6

SOAL SAWIT, BUPATI SERAHKAN KEPADA MASYARAKAT FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Yudas Sabaggalet “Kalau pengusaha itu bernegosiasi dengan suku dan pihak suku memberikan izin lahan maka kita hanya mengeluarkan izin, karena yang punya hak itu adalah masyarakat. Masyarakat yang mempunyai hak menerima atau menolak rencana masuknya perkebunan kelapa sawit tersebut”

Bambang Sagurung

encana masuknya perkebunan kelapa sawit warga menunggu kejelasannya baik yang pro maupun yang kontra. Terlebih masyarakat yang ada di Pulau Siberut yang rencananya akan masuk PT SGPP

R

RESMIKAN GEREJA - Bupati Mentawai melakukan pengguntingan pita saat peresmian gereja baru di Sikabaluan dengan izin lokasi Nomor 188.45-1/2009 tanggal 8 Januuari 2009 yang telah diubah dengan SK Nomor 188.45-60/ 2010 tanggal 22 Maret 2010 dan PT MGPP dengan SK Nomor 188.45-3/ 2009 tanggal 8 Januari 2009 yang juga telah diubah dengan SK Nomor 188.4561/2010 tanggal 22 Maret 2010. Dalam pertemuan Muspida Mentawai dan masyarakat bersama Uskup Padang, Martinus Dogma Situmorang, usai peresmian gedung gereja Paroki Santa Maria Auxilium Christianorum Sikabaluan, Minggu 18 Maret lalu, di mana salah seorang warga mempertanyakan kejelasan informasi dan perkembangan rencana perkebunan kelapa sawit.

“Sejauh ini bagaimana informasi mengenai rencana perkebunan kelapa sawit, karena masyarakat masih menunggu kejelasannya apakah masuk atau tidak. Karena sampai saat ini belum ada informasi jelas,” tanya Paulus Sikaraja. Bupati Mentawai, Yudas Sabaggalet menjelaskan dalam pertemuannya dengan Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno mengatakan bahwa di Mentawai sampai saat ini belum ada yang namanya Hak Guna Usaha (HGU). “Di Mentawai pemilik tanah itu adalah suku atau tanah ulayat. Tidak seperti di daerah lainnya ada tanah milik desa atau nagari,” katanya. Katanya, di Mentawai itu tidak ada lagi yang namanya izin tentang sawit

Sebanyak 33 Surat Penolakan Sawit Dilayangkan kepada Bupati PADANG-Rencana masuknya investor kebun sawit di Mentawai ternyata mendapat penolakan keras dari masyarakat, sebanyak 33 surat dari masyarakat, suku sampai lembaga di layangkan kepada bupati dan pihak perusahaan. Surat itu telah di sampaikan kepada Bupati lama Edison Saleleubaja, namun entah hilang atau memang dibiarkan. Melalui Yayasan Citra Mandiri (YCM) Mentawai, kembali mengingatkan Bupati Mentawai yang baru Yudas Sabaggalet dan Wakilnya Rijel Samaloisa. Surat dilayangkan itu merupakan surat tebusan yang dialamatkan kepada YCMM.

Surat pernyataan penolakan masyarakat terhadap rencana masuknya sawit, kembali di serahkan kepada

intansi terkait di pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Nama Penerima Yanti Salam Sababalat Zal Imelda Suparman Buana

Daftar Surat Penolakan Sawit Masyarakat Mentawai NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

TGL SURAT 31 Juli 2010 31 Juli 2010 31 Juli 2010 31 Juli 2010 31 Juli 2010 31 Juli 2010 31 Juli 2010 31 Juli 2010 29 Mei 2010 28 Mei 2010 28 Mei 2010

DUSUN/DESA/Lembaga Matobe Sarere Bubuakat Makukuet Cempungan Panatarat Matobe Tunang Polaga Mangau’ngau Ugai Rogdok Rogdok

KECAMATAN Sikakap Sikakap Sikakap Sikakap Sikakap Sikakap Sikakap Sikakap Sib. Selatan Sib. Selatan Sib. Selatan

12 13 14 15

23 Mei 2010 30 Mei 2010 23 Mei 2010 01/Gemmagus/VI

Sotboyak Puro Limu Mahasiswa Mentawai

Sib. Utara Sib. Selatan Sib. Tengah Padang

16 17

Tuapeijat Maonai

SIpora Utara Sib. Barat Daya

18

8 Juli 2010 5 September 2010 15 Sept 2010

Bolotok

Sib. Barat Daya

19

13 Sept 2010

Baddan

Sib. Barat Daya

20 21

9 Juni 2010 13 September

Puro Kirip

Sib. Selatan Sib. Barat Daya

22

12 Sept 2010

Peipei

Sib. Barat Daya

23

20 Sept 2010

Sib. Utara

24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

16 Okt 2010 22 Nov 2010 23 Nov 2010 24 Agustus 2010 12 April 2011 11 April 2011 18 April 2011 7 April 2011 7 April 2011 9 Mei 2011

Sirilanggai Timur dan Barat Sikabaluan Jakarta Saureinu YCMM Suku Sakela’asak Suku Sabebegen Suku Samako Suku Siribetuk Suku Saerejen Kelompok Tani Coklat

rus

Daftar Penerima Surat Penolakan Sawit di instansi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai Tanggal 26 Maret 2012 26 Maret 2012 26 Maret 2012 26 Maret 2012 26 Maret 2012 26 Maret 2012

karena sebelumnya sudah ada izin yang dikeluarkan oleh mantan bupati

Mentawai, Edison Saleleubaja. “Kalau pengusaha itu bernegosiasi dengan suku dan pihak suku memberikan izin lahan maka kita hanya mengeluarkan izin, karena yang punya hak itu adalah masyarakat. Masyarakat yang mempunyai hak menerima atau menolak rencana masuknya perkebunan kelapa sawit tersebut,” tambahnya. Lanjutnya, dirinya sebagai Bupati Mentawai tidak bisa membatalkan izin yang sudah ada. “Saya tidak bisa membatalkan izin yang sudah ada karena ada undang-undangnya yang mengatur tentang itu. Pejabat bupatinya memang sudah beda namun jabatannya masih tetap yaitu bupati. Kalau saya membatalkan itu maka saya akan berhadapan dengan hukum,” kilahnya. Hal yang sama juga disampaikan ketua DPRD Mentawai, Hendri Dori Satoko. “Kita sampaikan pada gubernur atas nama pribadi program tersebut tetap kita tolak. Kita sudah sampaikan pada keluarga dan suku kita agar program ini tidak diterima,” tambahnya.***

Instansi Bupati Ketua DPRD Bappeda Dinas Pertanian Dinas Kehutanan Kantor Lingkungan Hidup

Sib. Utara Sip. Selatan Padang Sib. Utara Sib. Utara Sib. Utara Sib. Utara Sib. Utara Sib. Utara

KETERANGAN Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat Pemuda Ugai Pemuda Rogdok Wakil Suku Rogdok Masyarakat Masyarakat Masyarakat GEMMAGUS (18 Organisai) AMA-PM Pemuda & Masyarkt Pemuda & Masyarkt Pemuda & Masyarkt Masyarakat Pemuda & Masyarkt Pemuda & Masyarkt Masyarakat Masyakat WALHI Masyarakat Suku Suku Suku Suku Suku Organisasi


7

Puailiggoubat NO. 237, 1 - 14 April 2012

Persoalan tidak banyaknya PAD Mentawai dari kapalkapal milik pemda yang ada tersebut salah satu penyebabnya di lapangan yaitu tidak banyaknya penumpang yang terdata dalam data manivest

Pengelolaan Kapal dalam Pengkajian FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Bambang Sagurung

endahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari kapalkapal milik Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai dari KM. Beriloga, Pulau Simasin, Subbulat dan Nade yang melayani rute PadangMentawai dan antar pulau Mentawai membuat pemerintah melakukan pengkajian akan pengelolaannya. Hal ini disampaikan wakil Bupati Mentawai, Rijel Samaloisa pada Puailiggoubat saat dihubungi, Selasa, 27 Maret lalu. “Sekarang ini dalam tahap pengkajian. Ke depan ini kita tidak mau lagi dinas yang mengelola kapal milik Pemda Mentawai,” katanya. Persoalan tidak banyaknya PAD Mentawai dari kapal-kapal milik pemda yang ada tersebut salah satu penyebabnya di lapangan yaitu tidak banyaknya

R

RERBUTAN - Penumpang dari Padang menuju Sikabaluan transit ke Siberut sedang berebut boat menuju Sikabaluan saat KM.Simasin rusak penumpang yang terdata dalam data manivest sehingga uang yang mereka setorkan pada ABK tidak masuk dalam

Tarif Kapal Belum Jelas Dinaikkan PADANG - Terkait adanya rencana kenaikan harga BBM per 1 April 2102, namun belum ada sinyal Dinas Permuhugan dan Infomatika Kabupatek Kepulauan Mentawai, hal itu diungkapkan Kepala Dinas Eliza Murti pada Puailiggoubat Selasa, 27 Maret lalu saat dihubungi. “Sampai sekarang belum ada rencana pemerintah menaikkan tarif transportasi karena belum diadakan rapat untuk memutuskan kebijakan ini,” katanya. Ia juga mengatakan, untuk menaikan tarif kapal itu, bukan saja indikator kenaikan harga BBM tapi juga harus menilai kondisi ekonomi masyarakat. “Kita sebenarnya hanya memberikan pelayanan kepada masyarakat, kalau pun ada rencana kenaikan tarif tiket kapal kita harus melihat kondisi masyarakat dulu apakah harga tiket tersebut mampu dijangkau masyarakat,” ungkapnya. Untuk saat ini harga tiket kapal masih dalam tarif harga normal. Dan kenaikan tarif tersebut bisa saja sewaktu-waktu akan mengalami perubahan karena terkait adanya kenaikan BBM. (trs)

Baru Docking, KM. Simasin Rusak Lagi SIKABALUAN-KM.Simasin kapal milik Pemkab Kepulauan Mentawai yang baru docking pertengahan Maret lalu selama dua Minggu, baru berlayar kembali pada Selasa (27/3) kembali mengalami kerusakan pada mesin saat akan berlayar menuju Padang pukul 19.00 WIB. “Baru sekitar 1 jam berlayar tiba-tiba mesin rusak. Akhirnya kami terapung dan ditarik sama kapal kecil untuk kembali ke pelabuhan Pokai,” kata Lena (30), penumpang Simasin. Akibat dari kerusakan ini, beberapa penumpang yang akan berangkat ke Padang mengurungkan diri. “Lebih baik kami transit ke Siberut lewat antar pulau dari pada dalam pelayaran nanti kapalnya mati lagi dan nasib kita nanti kita tidak tahu,” ujarnya. Berdasarkan informasi dari beberapa warga, KM.Simasin kembali berlayar menuju Padang pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB. (bs)

kas daerah Mentawai, baik kapal antar pulau maupun kapal Padang-Mentawai. Seperti halnya KM.Simasin yang

berangkat dari Sikabaluan menuju Muara Padang yang ceking tiket penumpang dilakukan saat berlayar menjadi

permainan tersendiri pada ABK. Karena penumpang khususnya yang berada di bagian dek kapal lebih memilih ongkos dengan membayar langsung dari pada membeli tiket di tempat yang disediakan, pasalnya untuk membeli tiket di loket yang tersedia untuk dek Rp105.000 per orang, sementara bila membayar kepada ABK kapal saat berlayar bisa Rp100.000 per orang saja. “Dalam setiap tahunnya kapal pemda itu disubsidi Rp6 sampai Rp7 Miliar. Namun pendapatannya hanya Rp1 miliar. Selalu ada ketekoran. Karena uang dari pembayaran penumpang yang tidak punya tiket itu masuk ke kantongnya ABK,” katanya. Untuk itu ia mengharapkan agar ke depan pihak masyarakat yang menggunakan jasa penyeberangan milik pemda Mentawai untuk membeli tiket penumpang di loket-loket yang telah disediakan. “Dengan kita membeli tiket secara oto-matis kita membayar PAD kita sehingga uang kita itu sampai ke kas daerah, bu-kan ke kantongnya ABK,” katanya.***

Pelajar, Lansia dan Orang Sakit Gratis Naik Kapal Pemerintah Mentawai SIKABALUAN - Pelajar Mentawai yang mau ke Padang atau sebaliknya, orang lanjut usia serta orang sakit yang menggunakan jasa penyeberangan kapal milik Pemerintah Mentawai seperti KM.Beriloga, Simasin, dan juga kapal antar pulau Mentawai seperti KM.Subbulat, Nade tidak dipungut biaya atau tiket. “Orang Mentawai yang menggunakan jasa kapal milik pemda untuk

pelajar, lansia dan orang sakit tidak dipungut biaya. Ini ada undang-undangnya,” tegas Wakil bupati Mentawai, Rijel Samaloisa, Minggu (18/3/2012) Gratisnya pembayaran bagi pelajar, lansia dan juga orang sakit ini sebenarnya menjadi suatu hal yang menggembirakan, namun juga membingungkan karena pelajar yang selama ini menggunakan jasa kapal Pemkab Mentawai tetap membayar tiket

penumpang, kendati memperlihatkan kartu pelajar atau kartu mahasiswa. Kartu pelajar atau kartu mahasiswa ini tidak berlaku di loket pembelian tiket di Muara Padang menuju Mentawai karena cekingnya dilakukan di atas dermaga. “Kalau tidak diberikan izin, langsung temui kapten kapalnya terkait hal ini. Karena kita sudah punya aturan terkait hal ini,” tutupnya. (bs)

UPK Ajukan Dana Pembangunan untuk Jembatan Bojakan dan asrama Sirilogui SIKABALUAN - Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Kecamatan Siberut Utara mengajukan anggaran pembangunan jembatan gantung yang ada di Desa Bojakan dan pembangunan asrama pelajar Desa Sirilogui Kecamatan Siberut Utara, 12 Maret lalu. “Kita sudah melakukan pengajuan dana untuk kedua program pembangunan tersebut karena kedua program itu

masuk dalam daftar tunggu sebagai prioritas usulan di tahun 2012 ini,” jelasnya Ketua UPK PNPM-MP Kecamatan Siberut Utara, Junaidi Sakerebau pada Puailiggoubat, Rabu 21 Maret lalu. Katanya, itu merupakan pola optimalisasi kegiatan di PNPM-MP. Karena pada tahun 2011 lalu ketika dihitung anggaran masing-masing kegiatan untuk tiap-tiap desa, dua kegiatan ini tidak cukup anggarannya maka dimasukkan dalam daftar tunggu menjadi

prioritas. Untuk pembangunan jembatan di Desa Bojakan tersebut menghabiskan anggaran Rp350 juta termasuk biaya operasional TPK Rp10.500.000 dan biaya operasional UPK Rp7 juta. Untuk pembangunan asrama pelajar Sirilogui yang dibangun di Sikabaluan dianggarkan Rp350 juta yang di dalamnya termasuk biaya operasional UPK dan TPK. “Yang kita ajukan itu untuk kedua kegiatan yaitu Rp700 juta,” katanya. (bs)


MENTAWAINEWS Petugas terpaksa cari rumah lain buat tinggal sementara menunggu penyelesaian penahanan kunci Poskedes

Puailiggoubat

NO. 237, 1 - 14 April 2012

8

Kontraktor Tahan Kunci, Poskesdes Madobak Tak Bisa Dipakai FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

Gerson Merari Saleleubaja

P

os Kesehatan Desa (Poskesdes) Madobak Kecamatan Siberut Selatan sejak siap

dibangun pada November 2011 hingga Sabtu 17 Maret lalu belum bisa dipakai petugas kesehatan guna melayani pengobatan kepada masyarakat lantaran kunci masih tertahan di tangan kontraktor. Tony Ruslim, Kepala Puskesmas Muara Siberut yang ditemui Puailiggoubat di ruang kerjanya mengatakan Poskesdes di Madobak tak bisa dipakai karena kunci tak jelas entah ke mana. Pemerintah desa setempat juga tak mengetahui keberadaan kunci itu. “Petugas kami terpaksa cari rumah lain buat tinggal sementara menunggu

POSKEDES - Poskedes di Madobak tak pernah digunakan dan sudah bersemak akibat kontraktor menahan kuncinya penyelesaian penahanan kunci tersebut,” katanya, Sabtu 17 Maret lalu.

Ia mengaku tak tahu persis apa masalahnya sehingga kunci Poskesdes

tak diserahkan oleh kontraktor kepada Dinas Kesehatan, padahal dari informasi

dari Kepala Dinas dulu yang saat itu dijabat oleh Lahmudin, semua pembayaran sudah tuntas dilakukan. “Saat saya tanya pada kepala dinas, ia sangat terkejut karena pikirnya Poskesdes itu sudah dipakai karena semua dana sudah terbayarkan kepada kontraktor,” terangnya. Ia juga mengaku tak tahu siapa nama kontraktor yang mengerjakan Poskesdes tersebut, karena selama ini koordinasinya langsung melalui dinas. “Nama kontraktornya saya tidak tahu karena tak pernah ada koordinasi dengan sudah sangat sempit bagi mereka sendiri apalagi ditambah barang,” ungkapnya. Ia berharap penyelesaian kunci ini segera dirampungkan agar pelayanan kesehatan masyarakat lebih maksimal. “Percuma kan, fasilitas ada tapi tak bisa kita gunakan,” pungkasnya.***

Musrenbangcam Siberut Barat Digelar, Simatalu Hanya Usulkan Laptop SIBERUT BARAT - Musyarawarah Rencana Pembangunan Kecamatan (Musrenbangcam) yang dihadiri masingmasing kepala desa dan dusun Sekecamatan Siberut Utara menghasilkan berbagai kegiatan. Berbagai macam pembangunan yang dianggap prioritas, antara lain akses jalan, sarana komunikasi sarana pendidikan, dan bidang kesehatan kesehatan. Musrenbangcam tersebut digelar di Aula Kecamatan Siberut Barat, 21-22 Februari yang diikuti 86 orang peserta. Rapat tersebut dipimpin Xamat Siberut Barat Aban barnabas Sikaraja yang dihadiri Martinus Sapolenggu,

Kepala Desa Sigapokna, Gunawan, Kades Simalegi dan Robertus Siribere, Kepala Desa Simatalu. Selain itu, rapat itu juga dihadiri Jamarullah, Kasi Pembangunan Kecamatan Siberut Barat, Elfi Sayuti, PJOK (Penaggungjawab Operasional Kegiatan) PNPM-MP, Julius Taelagat, Seksi Pemerintahan Sarfika dan Ketua UPK PNPN-MP. Martinus, Kepala Desa Sigapokna mengusulkan kegiatan di bidang pendidikan, tenaga pengajar SMP satu atap Sigapokna, serta tambahan lokal SD Tiniti, Dalam bidang infrastruktur, diusul-

kan proyek perumahan sosial, rumah ibadah, dermaga, PLN untuk Labuan Bajau, air bersih untuk Tiniti, Proyek P2DM TA 2012 denga volume jalan yang mau dibangun 2.180 meter. Untuk desa Sigappokna pemekaran desa akan dipercepat. Sementara, di bidang pertanian diusulkan bibit coklat, pupuk, gunting pemangkas kakao, mesin pompong untuk nelayan, jaring, kambing, sapi. Gunawan, Kepala Desa Simalegi mengusulkan, rehabilitasi jalan sepanjang 5.500 Meter, Jalan Poros yang menghubungkan seluruh dudun yang ada di simalegi sepanjang 11.557 m, jeabatan

TPK Matotonan Masih Banyak Berutang MUNTEI - Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Matotonan Kecamatan Siberut Selatan masih memiliki banyak utang pada pembangunan asrama siswa yang didanai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) karena belum semua anggaran dicairkan. Dalam laporan Ketua TPK Matotonan, Nasir Samonganmuntei, pada Musyawarah Pertanggungjawaban (MPJ) III yang dilaksanakan di lokasi pembangunan di Muntei Sabtu 17 Maret lalu, menjelaskan utang tersebut muncul karena adanya pengalihan dana dan pembelian tambahan material yang belum terhitung pada penyusunan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) pada saat pengajuan kegiatan. “Dana Rp23.341.000 harusnya dibayarkan kepada suplaier namun dialihkan buat

upah tukang, sehingga kami terutang kepada suplaier terhadap material yang sudah didatangkannya,” katanya. Ia juga mengatakan, dana memang tak ada yang diselewengkan dan tak mengalami defisit, perbedaannya hanya pada Rancangan Penggunaan Dana (RPD) dan Laporan Penggunaan Dana (LPD) karena ada item yang dibayar berbeda dari RPD sebelumnya. Total nilai lelang penyedia bahan material buat pembangunan asrama sebesar Rp145 juta, yang telah dibayarkan baru Rp68,5 juta, selebihnya merupakan utang yang akan dibayar setelah pencairan dana tahap berikutnya. Dari beberapa lelang material yang dilakukan ada beberapa barang yang belum mencukupi kebutuhan dan perlu ditambah seperti seng yang awalnya hanya dihitung sebanyak 6 kodi ternyata

masih kurang sebanyak 7 kodi, ditambah dengan elbo untuk saluran air. Selain itu, tanah timbunan sebanyak 153 kubik dengan harga per kubik Rp60 ribu juga belum terbayar, karena penarikan dana untuk tahap III ini hanya sebesar Rp26,6 juta. Untuk tanah timbunan juga terjadi penambahan sebanyak 3 kubik, maka anggarannya juga akan bertambah sebesar Rp180 ribu, di luar perhitungan semula. Total dana pembangunan asrama yang berukuran panjang 14,5 meter dan lebar 21 meter sebesar Rp308.609.450, untuk operasional TPK senilai Rp17.791.200 dan operasional UPK Rp11.860.000. Sementara Andrya Budi Agung, Ketua UPK Siberut Selatan yang hadir dalam MPJ itu mengingatkan agar TPK harus pintar mengelola dana agar tak memunculkan masalah.

desa Simalegi panjang 609 meter (gabungan untuk beberapa jembatan) gorong-gorong 45 meter, jalan evakuasi 4.726 meter, saluran limbah 200 meter. Selain itu diusulkan 194 unit alat penenerangan untuk simalegi tengah, 1 unit PLN untuk kecamatan, diesel untuk dusun sakaladat, bibit kacang tanah 75 kaleng, bibit cabai 75 bungkus, bibit semangka 75 kilogram, 100 unit jaring untuk dusun Simalegi Muara, mesin pompong , 3 unit radio SSB, 600 unit alat penerangan PLTS, serta tiga unit alat pengelola sagu. Sementara, Robertus Siribere, Kepala Desa Simatalu hanya mengusul-

kan laptop dalam Musrembangcam, padahal daerah tersebut merupakan desa yang masih belum maksimal tersentuh pembangunan. Menanggapi usulan tersebut, Distriani yang mewakili Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga menilai usulan desa simatalu sangat sedikit, bila dibandingkan dengan kedua desa lainnya. “Daerah Simatalu adalah daerah terpencil dan pembangunannya pun sangat minim kok usulan desa simatalu sedikit” tanya Distri. “Bila semua kekurangan di simatalu diusulkan tidak akan selesai satu hari,” jawab Robertus. (ds)

Fasilitator Teknik Latih Kader PNPM se-Pagai SIKAKAP - Untuk meningkatkan kualitas kerja para pelaku PNPM, para kader se-Pagai Utara Selatan melaksanakan pelatihan dari 19 sampai 24 Maret lalu di Kantor Desa Sikakap. Widyasari, Fasilitator Teknik Kecamatan Sikakap mengatakan peserta yang di undang berasal 10 desa, masing-masing desa diutus dua orang kader teknis untuk mengelola program yang akan dilaksanakan di setiap desa mereka. “Kader lokal lebih paham kondisi desa mereka. Maka, untuk mencapai target hasil yang berkualitas, para kader di berikan pelatihan yang menyangkut teknis pelaksanaan di lapangan. Materi yang di berikan, mulai dari merancang kebutuhan material termasuk anggarannya hingga cara pelaksanaan di lapangan,” terangnya. Herman, peserta pelatihan bersyukur sebab dalam program PNPM ini dananya cukup besar. Ini berpotensi untuk diselewengkan cukup besar. Yang menjadi korban adalah warga, sudahlah dana PNPM ini dari hutang, di korup pula oknum. “Akhirnya target untuk mencapai kemandirian masyarakat penerima mafaat tidak terwujud,” ujarnya. (fs)

saat ini pembangunan asrama telah memasuki pemasangan dinding papan

yang akan dilanjutkan dengan pemasangan atap. (gsn)


9

Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 237, 1 - 14 April 2012

Peralatan tradisional Mentawai termasuk perlengkapan pakaian adat Mentawai harus dikenal siswa

Budaya Mentawai Diwariskan kepada Siswa SMAN 1 Siberut Utara FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Bambang Sagurung

S

iswa SMAN 1 Siberut Utara mendapat pelatihan keterampilan tradisional

Mentawai dalam kurikulum sekolah Budaya Mentawai Keterampilan tradisional ini di antaranya membuat tangguk, membuat kalung dari manik-manik, membuat opa, long ayam, luat, ogok, tempat menampi beras, pendayung, serta perlengkapan pakaian adat Mentawai lainnya. “Ini tujuannya agar peralatan tradisional Mentawai termasuk perlengkapan pakaian adat Mentawai tetap dikenal dan bisa dibuat oleh siswa,” kata Karolina, guru keterampilan Mentawai. Agar pelaksanaannya tak berkendala dalam keterampilan maka dikerjakan berkelompok dan dibuat di

sekolah. “Juga nantinya ada kerja sama dan saling membantu satu dengan yang lainnya, seperti yang tahu membantu siswa yang tidak tahu dan tidak mengenal,” tambahnya. Selain itu, dengan kerja kelompok ini dapat memudahkan siswa dari soal biaya. Misalnya seperti membuat kalung dari manik-manik dan membuat luan yang beberapa bahannya dari manik-manik. “Dengan adanya memudahkan kami untuk membayar patungan membeli bahan-bahan yang diperlukan,” kata Jamsia Siriparang, guru sekolah tersebut. Hasil keterampilan siswa ini, seperti perlengkapan pakaian adat Mentawai dijadikan inventaris sekolah. “Kalau ada acara-acara resmi akan digunakan nantinya oleh siswa sehingga sekolah tidak perlu lagi menyewa perlengkapan yang dibutuhkan,” kata Karolina lagi. ***

Jalan Darat di Siberut Barat Terus Dibangun SIMALEGI - Kecamatan Siberut Barat terus terfokus pada pembangunan jalan darat untuk menghubungkan dusun-desa ke pusat Kecamatan yaitu Betaet Desa Simalegi. Baik dari arah Desa Sigapokna yang meliputi Dusun Lobajau, Pulitcoman, Sigapokna dan Tiniti. Juga dari Desa Simalegi yaitu Simalegi Muara, Sakhaladhat, Site’uleu, Betaet dan juga dari arah Desa Simatalu bagian pantai seperti Dusun Saikoat, Limu, Bojo dan juga Simalibbeg-Muntei. Dari Sigapokna ke Tiniti sudah dibuka akses jalan yaitu di Pulitcoman 5 OMS, Sigapokna 5 OMS, Tiniti 5 OMS “Pembagian ini teknis dari desa Sigapokna. Kalau kita dari kecamatan kita hanya terfokus sebenarnya,” kata Elfis Sayuti staf pelaksana P2D Mandiri di Kecamatan Siberut Barat pada Puailigoubat, Jumat (16/ 3) dirumahnya. Lebih lanjut dikatakan Sayuti, untuk tahun 2012 ini bila camat Aban Barnabas Sikaraja tidak diganti sebagai camat di Siberut Barat pembangunan dilakukan satu arah dan terfokus agar hasilnya lebih nampak bagi masyarakat. “Rencananya untuk tahun ini kita mau merampungkan jalan dari Site’uleu ke Simalegi Betaet. Pokoknya untuk P2D mandiri kita fokuskan pada Desa Simalegi dulu. Namun ini masih dalam perencanaan,” katanya. Seperti halnya dari Dusun Sigapokna ke Dusun Tiniti Desa Sigapokna kini tinggal 3 KM untuk menghubungkan kedua dusun tersebut. “Apalagi kemeren ini ada pernyataan dari Melki Sapolenggu anggota DPRD Mentawai yang mengatakan bahwa jatah Sigapokna 35 paket P2D Mandiri dari total 70 paket yang ada di Kecamatan Siberut Barat. Kalau semua anggota DPRD memperjuangkan desa atau dusun tempat ia terpilih maka di Siberut Barat ini Desa Simalegi yang tidak akan punya pembangunan,” keluhnya. Sementara untuk wilayah Desa Simtalu, baik bagian pantai seperti Dusun Saikoat, Limu dan Bojo serta wilayah Simatalu bagian dalam seperti Simalibbeg, Paipajet Hulu, Kulumen, Masaba, Limau, Suruan akan dianggarkan dan dibangun tahun yang akan datang. “Sistem pembangunannya diselesaikan satu-satu agar lebih terfokus dan lebih bermanfaat bagi masyarakat,” katanya. (bs)

KETERAMPILN Jamsia Siriparang siswa SMAN 1 Siberut Utara membuat luat keterampilan Budaya Mentawai

Ketua DPRD: Persoalan Tanah Penghambat Pembangunan SIKABALUAN - Persoalan tanah di Mentawai merupakan persoalan yang tak kalah penting yang harus diselesaikan agar di kemudian hari tidak menjadi masalah yang berkepanjangan. Hal ini dikatakan Hendri Dori Satoko, Ketua DPRD Mentawai saat dialog dengan masyarakat di Sikabaluan sehabis peresmian Gereja Paroki Santa Maria Auxilium Christianorum Sikabaluan, Minggu, 18 Maret lalu. “Persoalan tanah menjadi salah satu kendala pembangunan di Mentawai karena dengan adanya persoalan tanah, anggaran pembangunan fasilitas pemerintah yang dianggarkan tidak jadi dipakai,” katanya.

Dicontohkan Hendri, pihak pemerintah pernah menganggarkan anggaran pembangunan hingga miliaran rupiah sebuah kecamatan, namun setelah bangunannya rampung pemerintah tidak bisa menempatinya. “Ada gugatan dari pemilik tanah ulayat, di mana pengakuan mereka tanah tersebut tidak pernah mereka serahkan atau hibahkan. Akhirnya bangunan tersebut tidak jadi digunakan pemerintah, sementara anggaran tidak sedikit yang keluar,” tambahnya. Melihat dari pengalaman tersebut, Hendri berharap ke depan pihak pemerintah lebih serius untuk melakukan kedudukan tanah yang akan

dijadikan sebagai lokasi pembangunan. “Ke depan perlu kejelasan dan duduk perkara mengenai lokasi lahan yang akan dipakai untuk bangunan pemerintah karena kalau tidak dua hingga sepuluh tahun ke depan akan ada gugatan,” katanya. Seperti halnya di Kecamatan Siberut Utara, untuk tahun 2012 ini dalam APBD Mentawai dianggarkan pembangunan Puskesmas yang baru dengan anggaran Rp1,6 Miliar. “Kita berharap pembangunannya nanti tidak terkendala pada lahan, agar apa yang kita harapkan bersama dalam pembangunan ini dapat terlaksana,” harapnya. (bs)

TK Muntei Ditargetkan Akhir Maret Rampung MUNTEI - TK Desa Muntei Kecamatan Siberut Selatan yang didanai PNPMMP 2011 ditargetkan siap sebelum 31 Maret. TK yang didanai Rp289.155.900 dengan ukuran panjang18 meter dan lebar 6 meter saat ini telah memasuki tahap pendirian rangka-rangka dan pemasangan sebagian pagar bangunan. Manuel, Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Muntei menjelaskan batas waktu penyelesaian bangunan sampai Maret ini, namun ia mengaku pesimis hal itu bisa tercapai. “Saya rasa tidak akan tercapai,

yang jelas kami berusaha menyelesaikan bangunan ini secepatnya sesuai aturan teknis yang ada,” katanya, Sabtu, 17 Maret lalu. Ia mengaku banyak menerima kritikan dari masyarakat karena pekerjaan dinilai lamban, tapi ia membantah keterlambatan itu bukan disebabkan kelalaian dari pihaknya, tapi lebih pada prosedur administrasi pengajuan dana yang tahun ini agak rumit. “Banyak prosedur pengajuan anggaran yang sedikit rumit karena banyaknya pembatasan, kebutuhan di lapangan tak bisa terbeli cepat karena harus mengajukan dana

yang butuh waktu lagi menunggu, agak beda dengan tahun sebelumnya,” terangnya. Kerumitan yang ia maksud berupa penyediaan beberapa material seperti kayu yang kurang dan harus segera dibeli tapi anggaran yang diajukan tak mencukupi, terpaksa harus ditunda atau di utang dulu, kalau pun sudah ada harus menunggu proses sertifikasi dulu. Tapi walau demikian, ia mengatakan pekerjaan terus berjalan dan pasti akan rampung. Untuk saat ini dana yang terpakai baru 20 persen dari total anggaran keseluruhan. (gsn)


MENTAWAINEWS Hanya tiga kelompok SPP yang menunggak, selebihnya tengah melakukan angsuran dan bahkan ada yang sudah melunasinya.

Puailiggoubat

NO. 237, 1 - 14 April 2012

10

Saldo UPK PNPM-MP Kecamatan Siberut Utara Rp989 Juta FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Daftar Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Bambang Sagurung TAHUN

S

ejak tahun 2007 masuknya program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) hingga akhir 2011 kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) berjalan lancar. Pasalnya dari 53 kelompok hanya tiga kelompok yang menunggak, selebihnya tengah melakukan angsuran dan bahkan ada yang sudah melunasinya. Menurut Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM-MP Kecamatan Siberut Utara, Junaidi Sakerebau, tahun 2007 ada tiga kelompok yaitu melakukan peminjaman, kelompok Melati Rp10.580.000, kelompok Anggrek Rp10.500.000 dan kelompok Silibet Rp10.500.000. Ketiga kelompok ini berada di Desa Sikabaluan. Tahun 2008, kembali kelompok ibu-ibu mengajukan proposal kegiatan SPP dari Desa Sikabaluan yaitu kelompok Sakato Rp50 juta, Saina Rp50 juta, Usaha Maju Rp15 juta, Kerek Baga Rp15 juta dan Riuriunalek Rp15 juta. Sementara di Desa Malancan dari dana guliran yaitu kelompok Matonem Baga Rp15 juta dan kelompok Annisa Rp15 juta. Ditahun 2009 di Desa Sikabaluan kelompok Nang-nang Rp20 juta, Kereknganga Rp30 juta, Ron Paatuat Rp10 juta. Sementara kelompok Sejati mendapat dana gilir Rp30 juta, Melati Rp100 juta, Anggrek Rp100 juta, Silibet Rp70 juta, Kerek Baga Rp40 juta dan Riuriunalek Rp50 juta. Di Desa Malancan ada kelompok Maju Terus Rp15 juta dan Annisa Rp40 juta. Sedangkan di Desa Sotboyak ada kelompok Tainaok Rp20 juta. Tahun 2009 ini juga untuk kali pertamanya di Desa Mongan Poula membentuk kelompok ibu-ibu dengan nama Moile-moile Rp15 juta. Sedangkan tahun 2010 hampir semua desa yang ada di Kecamatan Siberut Utara mulai melibatkan diri dalam SPP ini. Seperti di Desa Sikabaluan ada kelompok Usaha Maju Rp50 juta, Mandiri Rp80 juta, Gerobak Ikan Rp65 juta, Sejati Rp170 juta, Ron Paatuan Rp100 juta, Tulunta Rp40 juta, Wanita Serumpun Rp65 juta. Di Desa Sotboyak ada kelompok Tetereben Rp55 juta dan Pukuneman Rp30 juta. Di Desa Mongan Poula Surak Rp30 juta, dan untuk kali perdananya di Desa Sirilogui yaitu kelompok Maju Bersama Rp30 juta. Ditahun 2011 di Desa Sikabaluan

2007

NAMA KELOMPOK Melati Anggrek Silibet

DESA

PINJAMAN

Desa Sikabaluan.

Rp10.580.000 Rp10.500.000 Rp10.500.000 Rp31.580.000 Rp50 juta Rp50 juta Rp15 juta Rp15 juta Rp15 juta Rp15 juta Rp15 juta Rp175.000.000 Rp20 juta Rp30 juta Rp10 juta. Rp30 juta Rp100 juta Rp100 juta Rp70 juta Rp40 juta Rp50 juta Rp15 juta Rp40 juta Rp20 juta Rp15 juta. Rp585.000.000 Rp50 juta Rp80 juta Rp170 juta Rp65 juta Rp100 juta Rp40 juta Rp65 juta Rp55 juta Rp30 juta Rp30 juta Rp30 juta Rp715.000.000 Rp100 juta Rp70 juta Rp60 juta Rp60 juta Rp13 juta Rp100 juta Rp100 juta Rp150 juta Rp100 juta Rp100 juta Rp60 juta Rp70 juta Rp70 juta Rp40 juta Rp35 juta Rp70 juta Rp30 juta, Rp85 juta Rp25 juta Rp100 juta Rp1.438.000.000

Total

2008

Sakato Saina Usaha Maju Kerek Baga Riuriunalek Matonem Baga Annisa

Desa Sikabaluan

Desa Malancan

Total

2009

MUSYAWARAH - Musyawarah pertanggungjawaban anggaran tahap kedua jalur evakuasi Tamairang, Siberut Utara ada kelompok Melati Rp100 juta, Anggrek Rp70 juta, Silibet Rp60 juta, Kerek Baga Rp60 juta, Kerek Nganga Rp13 juta. Sedangkan yang guliran yaitu Mandiri Rp100 juta, Usaha Maju Rp100 juta, Tunas Harapan Rp150 juta, Nelayan Mandiri Rp100 juta dan Tulunta Rp100 juta. Di Desa Malancan yaitu Annisa Rp60 juta, Terus Maju Rp70 juta, Tunas Baru Rp70 juta, Repdem Rp40 juta, kelompok Usaha Baru Rp35 juta. Di Desa Mongan Poula kelompok Moile-Moile Rp70 juta, Boitok-boitok Rp30 juta, Surak Rp85 juta. Di Desa Sotboyak yaitu kelompok Tainaok Rp25 juta dan Tetereben Rp100 juta. “Kelompok yang macet itu yaitu Sejati di Desa Sikabaluan, Ron paatuat di Desa Sikabauan dan Tainaok di Desa Sotboyak. Namun di Desa Sotboyak sudah ditanggulangi oleh pihak desa, sehingga kelompok ini hanya berutang

Nang-nang Kereknganga, Ron Paatuat Sejati Melati Anggrek Silibet Kerek Baga Riuriunalek Maju Terus Annisa Tainaok Moile-moile

Desa Sikabaluan

Desa Malancan Desa Sotboyak Desa Mongan

Total Usaha Maju Mandiri Sejati Gerobak Ikan Ron Paatuan Tulunta Wanita Serumpun Tetereben Pukuneman Surak Maju Bersama

kepada desa lagi. Sedangkan yang di Desa Sikabaluan Desa Sikabaluan diberikan kesempatan satu tahun untuk meluna-si,” 2010 kata Junaidi Sakerebau pada Puailiggoubat, Rabu 21 Maret lalu. Desa Sotboyak Macetnya kelompok Sejati ini pada peminja-man Mongan Poula yang kedua pada tahun 2010 yaitu Rp170 juta dengan Desa Sirilogui Total besar tunggakan pengembalian Rp89 juta. Kelompok Melati Ron Paatuat yaitu pada peminjaman kedua tahun 2010 Anggrek Silibet sebesar Rp100 juta. Besar tunggakan pengembalian Kerek Baga mereka yaitu Rp33.067.000. Sementara Desa Sotboyak Kerek Nganga Desa Sikabaluan Mandiri tunggakan pengembalian Tainaok yang telah diselesaiUsaha Maju kan pihak desa Rp33.067.000. “Kelompok yang Tunas Harapan Nelayan Mandiri menunggak ini tidak kita berikan peminjaman kelompok Tulunta selama satu tahun baik anggota kelompok yang 2011 Annisa menunggak maupun yang tidak. Selain itu anggota Terus Maju Tunas Baru Desa Malancan kelompok ini dilarang menumpang pada kelompok lain Repdem yang mana nantinya kalau kedapatan maka kelompok Usaha Baru Moile-Moile yang ditungganginya akan kita berikan sanksi,” jelas Mongan Poula Boitok Junaidi. Surak Tainaok Untuk keseluruhan baik tunggakan pemba-yaran Desa Sotboyak Tetereben maupun yang telah melunasi pinjaman kelompok yang Total menjadi total saldo UPK PNPM-MP pada kegiatan Sumber: UPK Siberut Utara SPP Kecamatan Siberut Utara Rp989.823.000.***

TUNGGAKAN

Rp89.000.000 Rp33.067.000

Rp51.933.000

Rp989.823.000

Minta Rp50 Ribu, Rudol Terkapar Dua Tusukan SIKAKAP - Karena menuntut haknya sebagai anggota, Rudol (40) malah mendapat dua tusukan pisau dari Munai’ (58) bosnya di kapal bagan. Menurut korban persoalannya hanya kesalahpahaman awalnya ia hanya minta uang Rp50 ribu untuk belanja di rumah. “Kami sudah 13 hari di laut. Saat pulang, ternyata istri saya sudah melahirkan, makanya saya minta

hanya Rp 50 ribu untuk membawa istri berobat,” terang Rudol. Namun bukannya uang yang di dapat, Rudol malah di maki-maki Munai’. “Ba’a den maagih pitih, lauak se alun tajua lai do,” katanya menirukan Munai’. Geram dengan makian yang di lontarkan Munai’, Rudol pun berang. Tak tahan di maki, maka korban mengambil sapu lidi untuk memukul pelaku. Lantas pelaku

mengeluarkan pisau dan langsung menikam korban. “Saya yang memukul duluan dengan sapu lidi. Saya geram karena di bohongi. Katanya ikan belum terjual, tapi bon ransum kami di warung “Chika” sudah di lunasi. Kalau ikan belum terjual, dari mana dia dapat uang? Saya juga tidak minta semua hak saya, tapi itu pun tidak dapat,” jelas Rudol. Kapolsek Sikakap, AKP Surya

Negara mengatakan pelaku langsung diamankan dan disidik, sambil menunggu korban sembuh untuk dimintai keterangannya. Kini Munai’ terancam lima tahun penjara. “Pelaku dapat di kenai pidana kasus penganiayaan, sesuai KUHP pasal 351. Tidak tertutup kemungkinan untuk diselesaikan secara kekeluargaan. Itu tergantung mereka. tunggu saja si korban sehat,” tutupnya. (fs)


11

Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 237, 1 - 14 April 2012

Dari dusunnya mesti melewati Sikakap dengan waktu tempuh 3 jam, kemudian diteruskan ke kecamatan Pagai Utara

Mahalnya Biaya Jemput Tanda Tangan

Irman Jhon FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

H

anya untuk minta tanda tangan Camat warga harus mengeluarkan uang sebanyak Rp500

ribu untuk ongkos ke Kecamatan Pagai Utara. Hal ini dituturkan dua warga Dusun Maguiruk Desa Silabu saat mendatangi kantor Kecamatan Pagai Utara. Tujuan mereka hanya meminta tanda tangan Camat Pagai Utara sebagai penguat proposal pembangunan gedung Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM) yang akan di antarkan ke kabupaten. Menurut Ketua Pembangunan Gerejanya, Rusli Siritoitet dan Parlindungan Siritoitet Ketua jemaat Maguiruk mengatakan mendatangi kantor keca-

TAK DAPAT SINYAL - Seorang warga mencari sinyal telepon seluler dekat kantor Desa Madobag Kecamatan Siberut Selatan

Warga Mabulaubuggei Masih Ditenda MABULAUBUGGEI - Warga Dusun Mabulaubuggei Desa Saumanganya Kecamatan Pagai Utara sejak gempa tsunami November 2010 mereka masih bertahan di pondok dibuat sendiri. Seperti yang dialami Jorna Tasilipet, ia mendirikan pondoknya terbuat dari terpal tempat relokasi baru, gubuk ini telah ditempati bersama keluarganya sejak 5 bulan lalu. “Yang penting tinggal dilokasi aman dari ancaman tsunami, soal kelayakan nanti bisa di angsur,” katanya, Rabu 28 Maret lalu. Katanya, ancaman bencana alam berbeda dengan ancaman manusia. Kalau ancaman manusia masih dapat diketahui dan diantisipasi tapi kalau bencana alam tidak dapat diprediksi hanya dapat di hindari seperti menempati lokasi yang lebih tinggi. “Itu satu-satunya upaya menghhindari bencana,” tutupnya. (imj)

Bangun Kantor dari Dana Operasional UPK SIKABALUAN - Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM-MP Kecamatan Siberut Utara yang menumpang di rumah masyarakat, kini membangun kantor sederhana dana bersumber dari dana operasional. Menurut Junaidi Sakerebau, Ketua UPK PNPM-MP Kecamatan Siberut Utara, kantor UPK Sikabaluan merupakan kantor satusatunya di Mentawai yang dibangun dari dana operasional. “Sengaja kita lakukan karena ketika pelaku PNPM-MP berkumpul bersama di kecamatan kantor yang kita punya tidak muat. Kita usahakan dari operasional kita yang ada itu untuk membangun kantor sederhana,” katanya pada Puailiggoubat, Rabu 21 Maret lalu. Katanya, anggaran yang mereka miliki untuk pembangunan kantor tersebut hanya Rp26 juta. “Kebetulan ada orang yang mau membantu kita untuk membangun kantor hingga rampung dengan anggaran seminim tersebut. Yang jelasnya kemampuan kita hanya itu,’ katanya. Untuk membangun kantor UPK tersebut dikerjakan oleh Muktar Andrean pemilik CV. Indo Mentawai yang ada di Desa Sikabaluan. Menurutnya kalau dihitung-hitung hingga rampung menyerap dana Rp60 juta. “Namun itu tak menjadi persoalan karena pada hakikatnya menjadi pemborong ini tidak selamanya mencari untung, namun soal tanggung jawab dan kepercayaan,” katanya. (bs)

matan hal yang tersusah baginya sebab perjalanan darat dari dusunnya mesti melewati pusat kecamatan Sikakap dengan waktu tempu 3 jam. “Setelah dari Sikakap kembali melanjutkan perjalanannya ke kecamatan Pagai Utara dengan waktu tempuh yang sama,” kata Rusli pada Puailiggoubat, Senin 26 Maret lalu. Menurut hitung-hitungan Rusli,

sekali mendatangi kecamatan mesti mengeluarkan biaya Rp500 ribu, rinciannya Rp200 ribu rental sepeda motor, Rp100 ribu biaya makan 2 orang. Rp100 untuk 8 liter BBM. Sedangkan Rp100 ribu lagi untuk biaya berkas. “Lewat laut biayanya lebih besar lagi,” jelasnya. Sementara Parlindungan berharap kepada pemerintahan Kecamatan Pagai Utara yang baru ini agar menjalankan progam camat sebelumnya, seperti jalan tembus dari Saumanganya tembus ke Silabu. Katanya, ada sepanjang 9 kilometer dari Saumanganya tembus ke Silabu. “Kami lebih muda mengurus ke Kecamatan Sikakap dari pada di Saumanganya yang harus mengelilingi Pagai Utar,” pungkasnya. ***

Penambahan Jalan dan Jembatan di Subelen Bikin Puineng UPK SAIBI SAMUKOP - Akibat penambahan jalan dan jembatan di Dusun Subelen Desa Cimpungan dan Desa Saliguma Kecamatan Siberut Tengah membikin Unit Pengelola Kegiatan (UPK) pusing (puineng). Sebab Anggaran Biaya (RAB) dari PNPM 2011 yang ada di lapangan harus direvisi UPK dan mengubah kembali Rancangan Anggaran Biaya (RAB) dan Surat Penetapan Camat (SPC) yang telah ada. Ketua UPK Kecamatan Siberut Tengah Reynol Siritoitet menjelaskan, mengubah serta menambah RAB tersebut menyulitkan UPK. Katanya, seharusnya apa yang ada dalam RAB itulah yang harus dijalankan, tapi ini tidak malah di tambah.

“Kalau di level masyarakat malah semakin senang karena bangunannya di tambah, tapi kami yang sulit, SPC dan RAB jadinya harus direvisi,” kata pada Puailiggoubat, Kamis 15 Maret lalu. Untuk tahun 2011, di Dusun Subelen mendapatkan anggaran PNPM sebanyak Rp300 juta, anggaran itu di alokasikan untuk membangun jalan ke persawahan sepanjang 1,5 kilometer dengan lebar 2 meter, namun setelah pelaksanaan pekerjaan di tambah TPK menjadi 2 kilometer dengan memperkecil lebar jalan menjadi 1,5 meter, jalan itu akhirnya selesai. “Namun dengan penambahan tersebut kita menjadi sulit membuat RABnya,” katanya. Sementara di Desa Saliguma mendapatkan kucuran dana PNPM 2011

sebanyak Rp 248.970.000, dana tersebut di alokasikan pembangunan untuk 5 unit jembatan, namun di tengah perjalanan TPK menambah 15 unit jembatan dan pada Maret tahun jembatan tersebut belum kelar semuanya. “Diduga di Dusun Subelen dan Desa Saliguma ada oknum yang bermain, kasus ini akan saya ungkap nanti pada rapat SPJ dan Rakor. Sementara untuk Desa Saibi Samukop saya jamin tidak bermasalah,” pungkas Reinol. Kepala Desa Saliguma Amirudin Sakobou pada puailiggoubat, 23 Maret lalu mengatakan dari 15 jembatan yang di kerjakan tinggal 1 unit lagi yang tidak selesai. “Ini disebabkan di sebabkan hujan yang terus mengguyur Saliguma,” katanya. (rr)

Jalan PNPMMP Salappak 80 Persen Telah Siap MUNTEI - Jalan penghubung di Dusun Salappak Desa Muntei Kecamatan Siberut Selatan sepanjang 471 meter dan lebar 2 meter telah rampung 80 persen. Pembangunan jalan yang menyerap biaya Rp158.948.100 dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan (PNPM-MP) diarahkan menuju Bekkeiluk

menyambung jalan yang dibuat tahun sebelumnya. Kepala Desa Muntei, Tulut Ogok, Kepala Desa Muntei menerangkan, pekerjaan jalan yang dilakukan masyarakat tinggal 20 persen yang belum siap. “Sebentar lagi rampung, tinggal menunggu semen diangkut dari Muara Siberut ke Salappak,” ujarnya, pada

Puailiggoubat, Selasa, 27 Maret lalu. Pekerjaan jalan dilakukan oleh 12 kelompok kerja, masing-masing telah diberi tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan dengan panjang antara 20 meter hingga 30 meter. Selain jalan rabat beton, masyarakat juga membangun jembatan sepanjang 6 meter. (gsn)


Puailiggoubat NO. 237, 1 - 14 April 2012

T

im Rainforest Foundation Norway (RFN) mitra Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM) melakukan monitoring kerja YCMM, sekaligus mengumpulkan informasi mengenai tanggapan masyarakat ke daerah

12

yang rencananya masuk kawasan perkebunan sawit, mulai dari Siberut Selatan, Siberut Barat Daya dan Siberut Tengah. Foto: Patrisius Sanene

Saat kunjungan di Puro Kecamatan Siberut Selatan

Kujungan di Dusun Peipei, Desa Taileleu , Kecamatan Siberut Barat Daya

Saat tim melewati terusan Monachi Perjalanan RFN menuju Dusun Tiop, Desa Katurei, Kecamatan Siberut Barat Daya


Puailiggoubat NO. 237, 1 - 14 April 2012

Wawancara dengan warga Saibi Samukop

Menuju perladangan di Desa Saibi Samukop, Siberut Tengah

Kunjungan di Dusun Peipei Desa Tailelelu Siberut Barat Daya

Wawancara dengan kepala Dusun Puro Heronimus

13


MENTAWAINEWS Untuk menciptakan pelajar yang bermutu untuk Mentawai pemerintah jalin kerja sama perguruan tinggi ternama di Iondonesia.

Puailiggoubat

14

Pemerintah Jalin Kerja Sama dengan PT di Indonesia FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

Bambang Sagurung

ntuk mewujudkan visi-misi bupati dan wakil bupati Mentawai, Yudas Sabaggalet dan Rijel Samaloisa sesuai janji mereka pada kampanye khusus di bidang pendidikan melakukan kerjasama dengan beberapa universitas yang ada di Indonesia agar dapat menciptakan generasi Mentawai yang berkualitas. Menurut Wakil Bupati Mentawai, Rijel Samoloisa, ia mencoba melakukan kerja sama dengan beberapa universitas yang ada di Indonesia untuk di tempatkan pemuda-pemudi Mentawai untuk dikuliahkan agar nantinya dapat menciptakan pelajar yang bermutu untuk Mentawai,” katanya saat ramah-tamah antara Muspida dengan masyarakat

NO. 237, 1 - 14 April 2012

U

UJIAN Ujian Akhir Semester di SD Siberut Selatan

Sikabaluan, Minggu, 18 Maret lalu. Kerjasama dengan universitas tersebut di antaranya Universitas Gajah

CDRM-CDS Fasilitasi Kelompok Tani Ibu-ibu PASIBUAT- Center for Disaster Management and Community Development Studies (CDRM-CDS), membantu kelompok ibu-ibu Dusun Pasibbuat Desa Taikako Kecamatan Sikakap menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan fasilitas alat-alat pertanian berupa bibit, parang, cangkul, tangki semprot dan bahkan sarung tangan serta kaus kaki. Yan Samalinggai, Koordinator Lapangan CDRM-CDS untuk Desa Taikako mengharapkan kepada kelompok agar apa yang telah mereka berikan dapat di manfaatkan dengan maksimal. “Memang kalau kita bicara cukup, apa yang kami berikan ini jauh dari lengkap. Tapi kami berharap apa yang telah di terima ini dapat membantu kelompok dalam melaksanakan program peningkatan ekonomi keluarga. Minimal, untuk jenis sayur-sayuran dan cabe, tidak lagi menunggu kapal dar Padang,” terangnya. Sementara Linda S, Ketua kelompok berharap menjadi penyuplai cabai untuk Desa Taikako dan mudah-mudahan untuk Sikakap. (fs)

Tambatan Perahu Selesai, Listrik Nyala di Sigapokna SIGAPOKNA-Tambatan perahu di Desa Sigapokna dalam program PNPM-MP Kecamatan Siberut Barat yang menyerap anggaran fisik Rp195.382.000 dengan ukuran panjang 16 meter dan lebar 6 meter akhirnya rampung. “Kita mencoba melakukan kontrol dan koordinasi yang baik di lapangan agar pembangunannya tidak mengalami kendala seperti pada pembangunan sebelumnya. Karena kalau kita gagal maka kita tidak akan dipercayai oleh masyarakat dan program,” kata Direktur CV.Indo Mentawai Muktar Andrean. Dalam anggaran bangunan fisik tambatan perahu itu telah ditambah biaya operasional Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Rp4.113.400, dan TPK Rp6.170.000 Sementara PJOK Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM-MP Kecamatan Siberut Barat, Elfis Sayuti membenarkan rampungnya pembangunan tambatan perahu tersebut. Selain tambatan perahu, listrik pun menyala Dusun Sigapokna hasil dari PNPM-MP 2011. Anggaran fisik untuk kedua mesin serta peralatan lainnya sebesar Rp332.500.000, ditambah biaya operasional TPK Rp10,5 juta dan biaya operasional UPK Rp7 juta. Listrik tenaga disel kini telah dinikmati 148 kepala keluarga. (bs)

Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Yogyakarta, Universitas Negeri Padang (UNP), dan Akade-

mi Ranah Minang. “Kita menjalin kerja sama selama 5 tahun ke depan. Untuk di UGM kita mencoba 10 orang namun

karena 550 kabupaten/kota yang ada di Indonesia juga membidik universitas tersebut sehingga peluang kita hanya 2 orang setiap tahunnya,” jelas Rijel. Kata Rijel, pelajar-pelajar tersebut akan dikuliahkan secara gratis, uang kuliah, buku, tempat tinggal akan ditanggung oleh pemerintah di jurusan guru 50 orang, kebidanan dan keperawatan 40 orang, kedokteran 10 orang dan IPB 10 orang. “Untuk kedokteran kita masukkan di UGM, untuk guru kita masukkan di Universitas Yogyakarta dan UNP, kesehatan seperti kebidanan dan keperawatan kita masukkan di Akademi Ranah Minang dan IPB,” ulasnya. Ia juga mengatakan mahasiswa Mentawai yang kuliah di IPB, dari bincang-bincang dengan akademik dan pemerintah, terungkap anak Mentawai pintar dan cerdas, cuma selama ini tidak ada akses untuk ke sana.***

Belum Terakreditasi Undangan dari Perguruan Tinggi Minim MUARA SIBERUT-Jatah siswa SMAN I Siberut Selatan yang masuk perguruan tinggi melalui jalur Seleksi Nasioonal Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) tahun ini berkurang karena sekolah belum terakreditasi. Wakil Kepala SMAN I Siberut Selatan, Tuti Susanti mengatakan untuk tahun ini jatah sekolah hanya 5 persen yang dihitung sesuai dengan persentase nilai tertinggi. Persentase masuk hanya 5 persen artinya siswa yang bisa masuk SNMPTN hanya 2

orang siswa, dimana tiap jurusan bisa mengajukan 2 orang, yaitu jurusan IPS dan IPA. “Dengan aturan baru ini, siswa tidak banyak mendapat kesempatan masuk perguruan tinggi dengan jalur SMPTN,” katanya pada Puailiggoubat, Selasa, 27 Maret lalu. Ia mengakui dengan tidak terakreditasinya sekolah, itu sangat merugikan karena tak banyak siswa yang masuk. Bahkan sekolah itu saja yang belum terakreditasi karena persoalan

ruang belajar yang morat marit yang diporak-porandakan gempa dan hingga kini belum masih setengah dibenahi oleh Dinas Pendidikan Mentawai. “Kalau dari segi isi dan proses kita tak kalah, yang jadi persoalan hanya gedung karena itu nilai penting akreditasi,” jelasnya. Namun pihaknya tengah berusaha untuk mendapat kelonggaran dari tim akreditasi agar tidak melihat sisi gedung. “Mudah-mudahan tahun ini sekolah bisa diakreditasi,” katanya. (gsn)

UNDP-P3SD Bagikan Bantuan pada Kelompok Masyarakat SIKAKAP- Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya (P3SD) yang di danai lewat United Nation Development Programe (UNDP), kembali membantu masyarakat korban bencana di 11 Dusun yaitu Dusun Maurau dan Asahan Desa Bulasat, Dusun Konik 37, Purourougat, Eruparaboat, Sabbiret, Muntei Sigoiso dan Muntei Sabeu Desa Malakopa serta Dusun Muntei, Baru-baru dan Sabeu Guggung Desa Betumonga. Bantuan yang di berikan berupa fasilitas kerja untuk kelompok masyarakat. Kelompok masyarakat yang

mendapat bantuan adalah: Kelompok Tani Kakao, Tani Nilam dan Usaha Mikro Kecil Masyarakat (UMKM). Bagi kelompok tani, selain alat-alat pertanian, P3SD dan UNDP membantu pengadaan bibit. Bibit yang di berikan untuk kelompok kakao di pesan langsung dari PT. Inang Sari. Selain itu P3SD membantu atap pondok kerja. “Untuk pondok, kami hanya bantu atap seng dan paku. Sedangkan bahan kerangka dan papan, warga berswadaya” jelas Elmahmudi, Manajer Program P3SD Mentawai. Sementara warga yang menerima bantuan tersebut mengaku senang dan

berterima kasih kepada P3SD dan UNDP, apalagi saat ini tidak banyak lagi lembaga yang bekerja untuk membantu memulihkan hidup warga pengungsi. Kecuali untuk pengungsi di Pagai Utara yang tersebar dari KM 5 hingga KM 10, masih ada Cipta Fondasi Komunitas (CFK) yang melakukan tugas social di masyarakat. “Kami pengungsi di Pagai Selatan ini yang tidak lagi ada bantuan, kecuali pemberian sulingan stainless dari pemerintah tetapi itupun tidak menyeluruh. Kami warga Eruparaboat tidak di bantu” ujar Kasianus (60) warga Eruparaboat di KM 27. (fs)


15

Puailiggoubat

Total seluruh tenaga di Puskesmas Muara Siberut mulai dari lapangan hingga staf administrasi sebanyak 79 orang

Gerson Merari Saleleubaja

elebihan tenaga medis di Puskesmas Muara Siberut akan dimutasikan ke kecamatan baru pada April mendatang yakni Siberut Tengah dan Siberut Barat Daya untuk mengisi kekurangan tenaga di kedua Puskesmas kecamatan itu. Tony Ruslim, Kepala Puskesmas Muara Siberut) menjelaskan, sebelum kecamatan dimekarkan, wilayah kerja Puskesmas tersebar pada 10 desa. Dengan wilayah seluas itu, Puskesmas membutuhkan tenaga medis yang sangat banyak untuk bisa melayani tiap-tiap desa. “Total seluruh tenaga di Puskesmas Muara Siberut mulai dari lapangan hingga

K

MENTAWAINEWS

NO. 237, 1 - 14 April 2012

Tenaga Medis Puskesmas Muara Siberut Dimutasi FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

staf administrasi sebanyak 79 orang,” katanya pada Puailiggoubat, Sabtu 17 Maret lalu. Namun pada Maret tahun ini, setelah status Puskesmas Siberut Tengah dan Siberut Barat Daya dinyatakan definitif, dan memiliki kepala masing-masing yang baru dilantik awal Maret lalu, telah terjadi kelebihan tenaga di Puskesmas Muara Siberut karena wilayah kerjanya berkurang, tinggal 5 desa yakni Muntei, Muara Siberut, Madobak, Maileppet dan Matotonan. Ia juga mengatakan sekitar 50 persen tenaga medis mungkin akan dimutasikan ke Puskesmas yang baru. “Nanti pengaturannya, itu terserah Dinas Kesehatan,” tutupnya.***

Pembangunan Rumah Dinas Puskesmas Siberut Utara Dilanjutkan 2012

BERSEMAK - Poskesdes di Dusun Madobag yang bersemak dan tak pernah digunakan

PADANG - Kelanjutam pembangunan rumah dinas Puskesmas Siberut Utara yang sudah habis kontrak sejak Desember 2011 lalu akan dilanjutkan pada tahun 2012. Lahmuddin Siregar, mantan Kepala dinas kesehatan Mentawai pada Puailiggoubat menjelaskan pemutusan kontrak benar dilakukan pihak Dinas Kesehatan karena pengelola telah habis masa kontraknya. “Itu benar kita lakukan karena memang sudah sesuai dengan aturan, solusinya kita akan lakukan pelelangan lagi dan yang jelas bukan dengan CV yang sama,” katanya, Selasa, 20 Maret lalu. ia juga mengatakan, dana kelanjutan pembangunan rumah dinas tersebut anggarannya sudah ada .”Jadi tinggal pembentukan panitia lagi,” ujarnya. Lahmuddin berharap kelanjutan pembangunan rumah dinas Puskesmas Siberut Utara segera terselesaikan. “Kita harapkan kelanjutan pembangunan rumah dinas tersebut dapat segera terselesaikan,” tutupnya. (trs)

MADOBAG - Sejak dibangunnya Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di Desa Madobag Kecamatan Siberut Selatan 2010 terlihat tak ada aktivitas dilakukan para pelayan kesehatan di desa tersebut. Pada plang Poskesdes yang terpajang dibangun pada bulan Agustus 2010, bahkan kondisi di

Camat Baru Siberut Tengah Programkan P2D Lebih Berkualitas SAIBI SAMUKOP - Camat baru di Kecamatan Siberut Tengah Jarson Saudeinuk berjanji akan menyorot P2D lebih berkualitas serta mengevaluasi program camat sebelumnya. Menurutnya program pembangunan ke depan untuk sementara akan dilanjutkan apa yang diprogram camat sebelumnya serta mengadakan evaluasi untuk mengambil kebijakan. “Program yang sering masuk adalah P2D Mandiri, saya melihat banyak pelaksanaan pembangunan P2D Mandiri di Desa maupun di dusun kualitas jalan kurang bagus,” ungkapnya pada Puailiggoubat di ruang kerjanya 23 Maret lalu. Strategi ke depan melakukan pendekatan kepada warga dan OMSOMS serta membina supaya jalan P2D Mandiri dapat hasil yang bagus. Sementara Seltius Sibulatnia mantan Camat Siberut Tengah berharap dengan camat baru mampu mengemban tugas baru, setelah selama ini bekerja di dinas pendidikan. “Kita berharap camat yang baru sebagai putra daerah harus bisa berbuat lebih banyak,” tutupnya. (rr)

Poskesdes Madobag ‘Dimanaiji’ Rumput Liar sekitar Poskesdes tersebut sudah dihiasi (dimanaiji) rumput liar dengan keting-gian mencapai ukuran pinggang orang dewasa. Kata Vincensius Ndraha, sejak dibangunnya Poskesdes tersebut tak pernah digunakan hingga saat ini. “Rumput di sekitar Poskesdes pun sudah mulai tinggi,” ujarnya pada

Puailiggoubat, Sabtu, 10 Maret lalu. Uang rakyat terserap pada pem-bangunan Poskesdes itu sebanyak Rp202.075.000 dengan target waktu penyelesaian selama 75 hari kalender yang dikelolah oleh CV. Raf Aksah. (trs)

Bintara Bantah Tenaga Medis Sirisurak Jarang di Tempat SIRISURAK- Bintara, Tenaga medis di Dusun Sirisurak Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah membantah jarang di tempat tugasnya, seperti yang keluhkan warga. Menurutnya, saat kejadian warga tertembak senapan angin Minggu 19 Februari lalu itu, sedang berada di Siberut Selatan menjemput vaksin di Puskesmas Siberut Selatan. “Saat

kejadian saya berada di Siberut Selatan menjemput obat-obatan,” katanya pada Puailiggoubat Senin, 19 Maret lalu. Dengan kejadian itu, ia menyarankan untuk ada tenaga medis 1 orang, ini menanggulangi kalau sedang menjemput obat-obatan masih ada satu orang lagi yang siaga. “Perlu satu tenaga medis lagi, jadi kalau kita sudah

dua orang, Pustu kita tidak kosong, dan kita dapat bagi tugas satu jemput obat, satu lagi tetap di tempat,” katanya. Mengenai anggapan tenaga medis selalu jarang di tempat menurutnya jangan terlalu di percayai. “Apa yang di katakan warga itu jangan terlalu dipercayai karena warga tidak tahu kondisi kita,” tutupnya. (rr)

Akses Baru Bojo-Simalibbeg Dibangun PNPM-MP BOJO - Jalan darat dari Dusun Bojo menuju Dusun Simalibbeg dan Muntei Desa Simatalu Kecamatan Siberut Barat yang sebelumnya sudah dibangun oleh P2D Mandiri, Kini jalan rabat beton kembali dibangun dengan mengalihkan jalur yang lebih mudah dan lebih datar. Pasalnya, jalan yang ada selama ini sulit dilalui karena

pembangunannya terlalu tinggi dan berisiko. Menurut Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPMMP Kecamatan Siberut Barat Elfis Sayuti, untuk pembangunan jalan BojoSimalibbeg difokuskan pada PNPMMP dengan anggaran Rp1 miliar dari anggaran PNPM-MP Kecamatan

Siberut Barat sebanyak Rp1,750 Miliar tahun ini. “Mudah-mudahan dengan anggaran tersebut dapat merampungkan jalan, target kita dapat dilalui sepeda motor sehingga masyarakat yang punya sepeda motor mudah aksesnya,” katanya pada Puailiggoubat, Jumat, 16 Maret lalu. (bs)


MENTAWAINEWS Kakao yang menjadi andalan sumber ekonomi masyarakat, menjadi buyar ketika harga jualnya anjlok .

Puailiggoubat

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

COKLAT

arga kakao (coklat) di Sioban, Kecamatan Sipora Selatan sejak Januari hingga Maret

tahun ini menurun drastis, dari Rp23 ribu per kilogram turun menjadi Rp18 ribu dan pada bulan Maret turun lagi jadi Rp15 per kilo. Donatus, petani kakao di Dusun Takkuman Desa Sioban mengatakan harga coklat akhir-akhir ini turun drastis, biasanya posisi harga berada di posisi Rp23 ribu per kilogram namun ini turun menjadi Rp18 ribu. “Februari hingga saat ini harganya berpluktuatif ada yang Rp14 ribu dan Rp15 ribu,” katanya

16

Harga Kakao di Sioban Anjlok

Bisdonel

H

NO. 237, 1 - 14 April 2012

Hasil tani berupa cengkeh, coklat di Desa Saibi

Sabtu, 3 Maret lalu. Katanya, harga akan naik pada hari Sabtu saat masuk kapal, banyak orang

Subelen Jadi Lumbung Padi SUBELEN - Bantuan bibit padi dari Dinas pertanian Kabupaten Kepualaun Mentawai telah berhasil dikembangkan di Dusun Subelen Desa Cimpungan Kecamatan Siberut Tengah. Bahkan saat ini petani sudah berhasil memenuhi kebutuhan keluarga. Menurut Duruaken Saguruk (45) petani padi di Dusun Subelen, awal turun ke sawah pada tahun 2007 dengan bantuan bibit dari dinas pertanian Kabupaten Kepulauan Mentawai. “Bibit dari Dinas Pertanian berhasil kami kembangkan, kami juga tidak lagi membeli beras,” ungkapnya pada Puailiggoubat, Senin 19 Maret lalu. Kata Duruaken, biasanya setiap panen selalu menghasilkan beras ratusan kilo per KK dan waktu penanamannya selalu diatur agar dapat di panen menjelang hari Natal dan Tahun Baru. “Setiap kepala keluarga bisa menghasilkan 150 kilogram per tahun kalau dikalikan dengan 127 KK, menghasilkan 19,5 ton,” ujarnya. Yang menjadi kendala saat ini adalah obat dan alat pembasmi hama, huller mesin penggiling padi dan pelatihan. “Kami mengolah sawah masih secara manual dan berharap sekali kepada pemerintah untuk memberikan pelatihan pengembangan pertanian padi ini,” pungkasnya. (rr)

Minyak Kelapa di Mapinang Jasi Usaha Rakyat MAPINANG - Kelompok Paroman yang mengelola buah kelapa menjadi minyak goreng di Dusun Mapinang Desa Saumanganya Kecamatan Pagai Utara, telah menjual 2 drum minya manis hasil olahan perdananya ke Tuapeijat Februari lalu. Pasimuneng Tasirileleu,Ketua Paroman mengatakan, hasil pengolahannya disambut baik oleh Bupati Kepulauan Mentawai, Judas Sabagalet. “Dengan rekomendasi bupati, Disperindakop siap memasarkan minyak produksi kami ke dinas-dinas lainnya,” katanya, Selasa 27 Maret lalu. Katanya, bulan Februari lalu mereka membawa 2 drum kisaran 400 liter minyak manis hasil produksi mereka untuk dipasarkan ke Tuapeijat dengan harga Rp12-14 ribu per kg. Sementara ini, mereka akan mengola 1000 buah kelapa diperkirakan menghasilan 50 kilogram minyak manis. (imj)

berdatangan dari berbagai desa untuk menjual hasil pertanian. Ada yang datang memakai sepeda, truk dan perahu.

Seperti Desa Matobe’ dan Saureinu’ mereka datang dengan sepeda motor dan truk karena jalan sudah, sebagian warga

Desa Matobe ada juga menggunakan perahu mesin. “Pada hari Sabtu tersebut harga bisa naik sedikit hingga Rp18 ribu atau paling tidak Rp16 ribu per kilogram” ungkapnya. Sementara dari Desa Bosua dan Beriulou mereka masih menggunakan perahu mesin walaupun ada yang datang dengan sepeda motor tapi tidak membawa barang-barang karena jarak tempuhnya cukup jauh di tambah lagi jalannya rusak dan berbahaya. Sedangkan Dominikus warga Dusun Malabbaet harga jual coklat saat ini tak bisa menutupi modal. “Kalau panen sedikit biaya operasionalnya mengurus ladang pun tak bisa tertutupi,” katanya. Apalagi saat ini harga kebutuhan pokok seperti beras, gula dan yang lainnya makin tinggi ditambah lagi harga BBM untuk transportasi ke ladang makin tinggi. ***

Sipora Produksi 70 Ton Cengkeh dalam Sepekan SIOBAN- Dalam satu Minggu warga Sipora Selatan mengeluarkan hasil panen cengkehnya mencapai 70 ton. “Khusus untuk desa Sioban saja dalam seminggu bisa mengeluarkan cengkeh sekitar 70 ton lebih. Ini belum termasuk Desa Matobe, Saureinuk, Mara, Nem-nem leleu Bosua dan Beriulou.” kata Admin warga setempat, Sabtu 3 Maret lalu. Katanya ini terlihat pada hari Sabtu, 4 Februari lalu, saat harga cengkeh naik mencapai Rp100 ribu

per kilogramnya warga Kecamatan Sipora Selatan berbondongberbondong membawa hasil panennya ke pedagang itu pun hanya terjadi hanya satu hari saja. Banyaknya cengkeh warga yang keluar membuat penampung di Sioban kehabisan uang untuk membeli hasil panen warga. Terpaksa warga yang terlambat kembali memboyong hasil panennya ke rumah. Tak jarang warga Sikakap dan Siberut datang ke Sioban untuk berkuli

saat musim panen cengkeh tiba. “Setiap musim saya selalu datang ke Sioban untuk kulih cengkeh karena di Sikakap tidak terlalu banyak cengkehnya” kata. Hal senada dikatakan warga Siberut, Adolf kalau dibandingkan dari ketiga pulau Mentawai pulau Sipora termasuk pulau penghasil cengkeh terbesar di Mentawai. “Sipora mungkin penghasil cengkeh terbesar,” katanya. (bd)

Harga Pala di Sioban Menembus Rp80 ribu SIOBAN- Harga jual pala di Desa Sioban Kecamatan Sipora Selatan mengalami kenaikan sejak pertengahan Februari, harganya mulai Rp18 ribu per kilo yang mentah, Rp32 ribu pala kering dan bunganya mencapai Rp80 ribu per kilogram. Harga tersebut jauh beda pada

tahun lalu, untuk pala mentah hanya Rp10 ribu sedangkan yang kering Rp19 ribu dan bunganya Rp46 ribu. Piun warga Dusun Bagan Lelet, Desa Sioban mengatakan dengan harga sekarang, warga mendapat tambahan penghasilan “Hasil panen pala sudah bisa

membeli sesuatu buat kebutuhan rumah tangga” katanya, Senin 5 Maret lalu. Bayu warga Dusun Takkuman mengatakan harga pala yang semakin membantu ekonomi masyarakat. “Banyak sumber pendapatan yang dulu tak bernilai kini bernilai. (bd)

Warga Kembali Keluhkan Kondisi Kapal Nade TUAPEIJAT-Setelah dikeluhkan penumpang KM Nade dari Sikabaluan, kondisi ini kembali dikeluhkan penumpang dari Sikakap. Terlebih musim hujan, para penumpang yang duduk geladak kapal beratap terpal, akan kebasahan. Seperti saat melayani rute Tuapeijat-Sikakap pada Senin, 5 Maret lalu. Penumpang kapal di

bawah tenda lambung depan, tidak dapat duduk tenang apalagi untuk merebahkan tubuh. Padahal untuk mencapai Sikakap, perjalanan kapal menghabiskan waktu 9-10 jam. Umpatan dan celoteh muncul dari mulut para penumpang. Rihad (56) penumpang yang kesal berharap, dengan pemimpin yang baru, ada program untuk membenahi

kapal-kapal Pemda yang sudah di makan usia. “Dengan kondisi kapal yang sudah lapuk, kita takut juga untuk menumpang kapal ini. Terlebih dengan cuaca badai. Kalau bisa kapal untuk antar pulau ini yang sedikit lebih layak lah. Uang kita kan banyak. Bupati baru kapalnya juga baru,” harapnya. (fs)


17

Puailiggoubat

Bangunan sekolah di dusun Masaba, Desa Simatalu, yang dibangun sejak 2010 hingga kini masih terbengkalai.

Daud Siribere

B

MENTAWAINEWS

NO. 237, 1 - 14 April 2012

angunan itu terbengkalai akibat kurangnya bahan bangunan dan tidak adanya kontrol

pembangunan sekolah tersebut dari kontraktor. Karnoli selaku tukang pada bangunan sekolah tersebut mengaku kecewa dengan Delau sebagai kontraktor bangunan tersebut. “Saya tidak melanjutkan pengerjaan sekolah tersebut karena bahannya kurang seperti semen, keramik, kaca, dan triplek, saya perkirakan jika bahannya ada dalam jangka waktu 1 minggu dapat terlesaikan,” katanya, Selasa (21/2/ 2012). “Tak hanya itu Dela’o selaku kontraktor bangunan tersebut sangat jarang melakukan peninjauan ke lapangan, bahkan hingga saat ini uang para pekerja belum terbayarkan” tambah Karnoli. Dari keteragan Karnoli, hutang kontraktor kepada masyarakat sebagai pekerja bangunan sekolah tersebut mencapai Rp15 juta belum masuk upah para tukang. “Utangnya saat ini sekitar Rp15 Juta untuk pembayaran material bangunan seperti pasir, batu, kerikil, kayu, bahkan upah pengangkutan material tersebut belum terbayarkan. Saat ini saya

Bangunan Sekolah Masaba Terbengkalai tidak berani ke Masaba, karena kalau saya pergi tanpa uang saya akan dituntut oleh masyarakat setem-pat,” katanya. Selain itu Delau yang menjanjikan kepada masyarakat untuk turun ke lapangan hingga saat ini tak kunjung muncul. “Pertama itu dia berjanji akan datang pada bulan Mei 2011 namun setelah ditunggu ternyata dia tidak datang, kemudian dijanjikan lagi Agustus tak juga muncul, dan dijanjikan lagi pada Desember 2011 sampai sekarang belum datang,” ungkapnya. Sementara Kepala desa Simatalu Robertus Siribere yang juga sebagai pengawas bangunan sekolah tersebut mengatakan pihaknya telah menghubungi Delau, dan menurut pengakuan Delau kepadanya akan melanjutkan pembangunan sekolah tersebut. “Saat ini dana yang belum cair sehingga menjadi kendala untuk melanjutkan bangunan sekolah tersebut dan rencannya bangunan tersebut akan diselesaikan tahun ini” katanya.

waktu lalu. Paulina, tenaga pengajar di dusun Masaba juga mengungkapkan keluhannya. “Kami sudah bosan mengajari siswa di ruangan terbuka seperti sekarang ini karena yang seharusnya satu kelas yang

diajarkan terpaksa kami harus mengajarkan semua kelas dan dengan kondisi ini siswa kadang tak mengerjakan pelajaran mereka karena kondisi sekolah yang kami gunakan saat ini sangat memprihatinkan,”katanya.

Empat tenaga guru honor di SD tersebut yakni Pardamean Pongot Siribere, Martias Pinda Siritoiten, Filemon Gejeng Alai Sauddeinuk dan Paulina Sapotuk meminta agar bangunan tersebut segera diselesaikan. *** FOTO:IRMAN JOHN/PUAILIGGOUBAT

Guru-guru Juga Mengeluh Terbengkalainya pembangunan bangunan sekolah itu juga menimbulkan kekecewaan dari para guru. “Kami ingin sekolah tersebut untuk segera diselesaikan dan untuk apa gedung tersebut dibangun bila tidak diselesaikan,” ujar Matias, salah seorang guru saat menyambangi Puailiggoubat beberapa TERBENGKALAI - Gedung SMPN I Pagai Utara yang tidak selesai dikerjakan.

12 Siswa SDN 13 Subelen Ikuti Ujian Try Out SUBELEN- Sebanyak 12 siswa kelas VI SDN 13 di Dusun Subelen Desa Cimpungan Kecamatan Siberut Tengah mengikuti ujian try out, 19 Maret lalu. Kepala Sekolah Marnisyah mengatakan semua siswa ikut dalam ujian try out ada 12 orang siswa. “Ujian try out ini berlangsung selama tiga hari dan bahan soal berasal dari propinsi. “Soal ujiannya dari provinsi, selesai ujian soal kami segel dan pemeriksaannya juga dari provinsi,” katanya. Lanjut Marnisyah, dengan adanya try out ini belum bisa memastikan nilai kemampuan siswa dalam menghadapi ujian UAN mendatang. “Kita berharap semua siswa kita lulus,” ujarnya. (rr)

Listrik PNPM-MP di Betaet Mati SIMALEGI - Setelah masyarakat memprotes tidak cukupnya kabel listrik PNPM-MP yang dialirkan pada masyarakat Dusun Betet, Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat tahun 2009, kini masyarakat kembali ribut karena listrik tenaga disel seharga Rp267 juta tak menyala akibat di rusak petugas. Menurut Elfis Sayuti, Penangung jawab operasional kegiatan PJOK PNPM-MP Kecamatan Siberut Barat, menyayangkan sikap tersebut. “Persoalannya sebenarnya hanya sepele saja, ketika dia diganti petugas, mesin dirusaknya,” katanya, Jumat 16 Maret lalu. (bs)

Pembangunan Gedung SMPN 1 Pagai Utara Terbengkalai SAUMANGANYA-Rekontruksi ruang kelas baru SMPN 1 Pagai Utara di Dusun Saumanganya Desa Saumanga-nya Kecamatan Pagai Utara yang dikerjakan CV. Wisly Kontraktor dengan kontrak 425/ 20/SPPK-RKB/SMP-PU/DISDIKKKM/IX/2011 terbengkalai. Berdasarkan plakat yang terpasang bangunan sekolah senilai

Rp563.740.000 dan sumber dananya dari DAK & DAU tahun 2011 dengan masa kontrak sejak 15 September hingga 13 Desember 2011. Namun kondisi bangunan berfisik beton tersebut seharusnya 6 lokal namun yang baru selesai 3 lokal yang teratap. Sementara 3 lokal lainnya belum terpasang kuda-kuda dan belum teratap. Bahkan keenam lokal tersebut

belum di-lantai, dindingnya juga belum terplester. Wismar Sakerebau warga Saumanganya pada Puailiggoubat, 27 Maret lalu mengatakan meragukan kelanjutan pembangunan tersebut, lokasi bangunan yang tidak jauh dari rumahnya. Ia melihat material seperti kayu, pasir dan sebagai-nya habis di angkat warga. (imj)

Jalan Matobe Dibangun , Akses Ekonomi Meningkat MATOBE-Sejak jalan lintas dibangun 2011, dua desa Matobe, Saureinu tembus ke Sioban, membuat akses ekonomi warga makin bagus, terbukti warga sudah membeli lima unit truk untuk mengantarkan hasil pertanian ke pasar Sioban. Tiga unit di Desa

Matobe dan 2 unit di Desa Saureinuk Kecamatan Sipora Selatan, kelimanya milik pribadi. Franciskus Sakeru, Kepala Desa Matobe mengatakan pembetonan rabat jalan masih terus dilakukan hingga sampai ke desanya. “Tentu

putaran ekonomi semakin meningkat,” katanya, Minggu, 4 Februari lalu. Lanjut Frans, dengan adanya truk seharga Rp50-80 juta, indikasi warga telah mulai sejahtera. “Kita juga mengharapkan warga lain memiliki hal yang sama,” pungkasnya. (imj)


Puailiggoubat NO. 237, 1 - 14 April 201 2

8

Suara Puailiggoubat Menjaga BBM Tetap Terjangkau

R

encana pemerintah menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) seperti minyak tanah, bensin, dan solar mulai 1 April 2012 sebesar Rp1.500 batal, atau paling tidak terpaksa ditunda hingga 6 bulan ke depan. Pembatalan tentu terkait maraknya aksi demonsrasi yang dimotori mahasiswa di seluruh Indonesia menentang kebijakan itu. Penentangan disebabkan karena derita rakyat kecil akan semakin parah jika harga BBM dinaikkan. Sebab sudah menjadi kebiasaan, setiap BBM naik harga-harga pun ikut naik. Tak hanya harga barang yang berhubungan dengan BBM, tapi juga barang lain. Jika ini terjadi orang-orang berpendapatan pas-pasan akan menjadi berpendapatan kurang, yang kurang makin merana, apalagi yang tidak punya pekerjaan. Terkait dengan BBM inilah kita patut memberikan perhatian besar kepada masyarakat di Kepulauan Mentawai. Meski BBM 1 April ini tidak jadi naik, tapi masyarakat Mentawai telah lama menjadi korban dari menggilanya harga BBM. Jika di Padang orang bisa membeli bensin di SPBU seharga Rp4.500 per liter atau Rp5.000 di kios dan minyak tanah Rp5.000 di kios, di Mentawai bisa Rp10 ribu, bahkan Rp12 ribu. Tak banyak penduduk Mentawai mendapat harga sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi) yang ditetapkan Bupati Yudas Sabaggalet Rp6.000 sejak 13 Januari 2012. Kondisi ini tentu ibarat pepatah, sudah jatuh dihimpit tangga. Sudahlah banyak yang ekonominya paspasan, bahkan miskin, beli BBM tinggi pula. Jauh di atas harga BBM pemerintah pusat yang disebut bersubsidi itu. Itu ibaratnya orang Mentawai membeli BBM tanpa subsidi. Ini memang masalah khas daerah kepulauan, terlebih terpencil, di Indonesia. Hal sama juga terjadi di daerah kepulauan dan terpencil di Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan lainnya. Karena itu, upaya terus-menerus mengawasi harga HET harus dilakukan Pemkab Mentawai, termasuk untuk pelosok. Ya. kalau lebih mahal untuk tambahan transportasi, jangan keterlaluan. Dan kita minta jugalah kepada pengusaha BBM di Mentawai untuk tidak hanya mengutamakan bisnis, tapi juga rasa sosial.*

18

Kelapa Sawit, Kisah Tanpa Akhir Mengenal Kekuatan Kepulauan Mentawai secara Geografis & Tipologi dari kelapa sawit Mentawai adalah bagian dari serangkaian Non-Vulkanik yang membentuk gugusan menjadi puncakpuncak dari suatu punggung pegunungan bawah Laut. Letaknya sekitar 100 km dari sebelah Barat pantai pulau Sumatera dan terdiri dari 40 pulau kecil & besar serta dikelilingi oleh Samudera Hindia(Laut Lepas). Luas Kepulauan Mentawai hanya 6.700 km2. Kepulauan Mentawai tak bergunung, tapi berbukit sekitar 500 meter tingginya. Tipologi orang Mentawai umumnya berbadan kuat, kekar, sehat. Sifat orang Mentawai baik, ramah, kreatif, berjiwa seni dan mampu menciptakan sesuatu yang berdaya guna, lepas dari itu semua orang Mentawai adalah Pribadi yang sangat Religi terhadap alam. Hidup mati mereka berasal dari alam (mone). Makanan khas mentawai adalah sagu, talas/keladi dan sejenisnya, pisang, ubi kayu/ubi jalar yang semuanya itu berasal dari ladang, menu tambahan lainnya dari laut dan sungai. Seluk Beluk Penindasan dan Perusakan lingkungan Hidup akibat Kelapa sawit Kekayaan alam yang harusnya dimanfaatkan secara arif demi kesejahteraan rakyat telah lama mengalami salah kelolah. Ragam Regulasi negara telah menyebabkan aset-aset alam seolah menjadi kutukan. Kini alam terancam bencana ekologis akibat akumulasi dari krisis ekologi dan gagalnya pengurusan alam yang telah menyebabkan kolapsnya pranata kehidupan rakyat. Penghancuran terhadap alam terus meningkat karena lemahnya kebijakan hukum. Demikian terjadi pada sektor perkebunan kelapa sawit. Perluasan kelapa sawit sudah jauh dari kebutuhan domestik akan sawit. Pengusaha perkebunan kelapa sawit kini diberi keleluasaan menguasai areal hingga 100.000 hektar di satu wilayah provinsi atau kabupaten. Dengan demikian kalau kita kritisi secara geografis kepulauan mentawai, maka kepulauan mentawai akan dihantar pada babak baru sejarah mentawai yakni: kebangkrutan dan bencana ekologis. Sebab luas kepulauan mentawai dengan luasnya perkebunan kelapa sawit yang telah dipatok oleh para Pemodal dan pengusaha sangat tidak memadai. Ibarat berada di kapal, bila muatan melebihi kapasitas yang ada maka kapal akan tenggelam. Dan kemungkinan ini akan terjadi di kepulauan mentawai apabila perkebunan kelapa sawit sudah mendapat tempat di tanah mentawai Bumi Sikerei itu!. Keuntungan segi finansial untuk pelaku usahanya Kelapa Sawit bagi para pelaku usahanya adalah tanaman yang mampu memberikan keuntungan besar dengan nilai ekspornya yang tinggi. Maka mereka berusaha membuka

oleh:

Sr. Maria Veronika, SFS

Aktivis JPIC OFM (Justice, Peace and Integrity of Creation ) perkebunan kelapa sawit dimana-mana. Nilai ekspor yang dihasilkan memang tinggi, sehingga pemerintah pun tergiur akan pembagian keuntungan yang didapat dari kelapa sawit, sehingga banyak izin perusahaan perkebunan yang diloloskan tanpa kejelasan yang pasti. Kelapa Sawit hanya menguntungkan Para pelaku usahanya seperti Para Pemodal, investor, Para Pejabat, Agen atau mereka yang dibayar secara kusus. Memang benar bahwa perkebunan kelapa sawit menyerap tenaga kerja untuk perkebunan, memberikan devisa untuk negara tetapi di balik itu semua banyak pula kontroversi yang ditimbulkan berupa hal-hal negatif. Keuntungan finasial memang didapat

penguasa, kepentingan investorkapitalis dengan masyarakat setempat dsb. Disini fakta yang selalu terjadi adalah hegemoni kepentingan oleh sekelompok tertentu, pemaksaan kehendak oleh orang yang ber-Power, pelucutan hak kaum tak berdaya. Di Mentawai, kita diwarisi sistem budaya sasi, yakni pelarangan mengambil hasil hutan atau hasil laut sebelum waktunya. Budaya peninggalan para leluhur ini berlangsung sejak ratusan tahun lamanya. Budaya sasi di hutan bisa dijalankan jika tanaman di hutan itu beraneka ragam. Saat hutan di sulap menjadi perkebunan sawit maka secara otoma-

dari hasil perkebunan kelapa sawit tersebut, tapi hal itu hanya berlaku bagi para pelaku usahanya sedangkan bagi rakyat? Apa yang kita dapat ? Devisa yang belum tentu masuk ke kas negara?. Kalau pun toh pada akhirnya rakyat mendapat bagian, itu karena “mereka� adalah pekerja atau tenaga kuli dan sebagai pekerja memang patut mendapat upahnya bukan? Pengaruh buruk perkebunan kelapa sawit Pengaruh perkebunan kelapa sawit terhadap lingkungan masyarakat Perkebunan kelapa sawit juga berpengaruh buruk terhadap lingkungan masyarakat baik terhadap budaya setempat ataupun masalah sosial lainnya. Masuknya perkebunan kelapa sawit ke daerah-daerah terpencil akan mengubah sistem pertanian tradisional menjadi sistem pertanian industri yang belum tentu membawa dampak positif bagi masyarakat di daerah tersebut. Perkebunan kelapa sawit juga dapat menyebabkan hancurnya tatanan adat dan kebiasaan hidup masyarakat adat, terciptanya kemiskinan struktural, konflik tanah yang berkepanjangan (masalah kepemilikan tanah perkebunan), konflik antarkelas, masa dan

tis yang tumbuh hanya satu jenis tanaman saja yakni kelapa sawit. Tentu saja, kondisi ini akan mengakibatkan perubahan hidup masyarakat dan budaya sasi kedepan terancam hilang. Generasi kita yang berikutnya akan semakin miskin budaya. Khusus di banyak kampung di Sumatera, pembukaan lahan untuk perkebunan sawit juga merusak berbagai tempat keramat seperti kuburan nenek-moyang mereka. Perkebunan sawit juga berdampak buruk pada hak masyarakat adat atas tanah ulayat (warisan), dan ini berpotensi menciptakan konflik di kemudian hari. Perusahaan sawit memerlukan lahan yang luas untuk mendapat keuntungan besar. Di samping itu, pemerintah daerah se-Indonesia merencanakan melakukan perluasan hingga 20 juta hektar perkebunan kelapa sawit sebelum tahun 2020. Sebagian besar tanah yang dimaksud untuk perluasan lahan itu adalah tanah yang dikuasai oleh masyarakat secara pewarisan, hal ini tentu semakin memperparah keadaan menjadi semakin rumit karna akan ada banyak permasalahan yang muncul.

Pengaruh perkebunan kelapa sawit terhadap alam sekitar Pada zaman yang seperti ini seharusnya kita lebih bijak dalam pemanfaatan alam sekitar termasuk pemanfaatan lahan/pumonean di Mentawai. Produksi kelapa sawit telah dinyatakan sebagai penyebab kerusakan terhadap lingkungan alam. Dampak yang timbul meliputi: deforestasi (penurunan secara kualitas dan kuantitas sejumlah areal hutan), hilangnya habitat dan spesies tertentu, dan peningkatan yang signifikan dalam gas rumah kaca (emisi). Kondisi ini diperburuk karena banyak hutan dan lahan berbaring di atas rawa gambut yang menyimpan sejumlah besar karbon yang dilepaskan ketika hutan ditebang dan rawa dikeringkan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit, tentu hal ini berakibat buruk untuk lingkungan. Beberapa ilmuwan juga mengeluarkan pernyataan bahwa perkebunan kelapa sawit melepas lebih banyak karbon dibandingkan dengan hutan tropis alami. Bahkan, beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit, jika dibangun di daerah lahan gambut, menghasilkan lebih banyak emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan hutan alami. Jika penggunaan pupuk dan emisi dari proses dimasukkan ke dalam perhitungan, dampak pada iklim dari pengubahan hutan alami untuk kelapa sawit lebih besar lagi. seperti kasus pada tumbuhan apa pun, pohon-pohon kelapa sawit memang membutuhkan karbon karena saat mereka tumbuh (karbon adalah kebutuhan pertumbuhan dasar dalam jaringan tumbuhan). Walau demikian, proses penggundulan hutan dalam rangka mendirikan sebuah perkebunan melepaskan lebih banyak karbon dibandingkan yang akan digunakan oleh kelapa sawitkelapa sawit yang akan tumbuh. Jadi, sementara sebuah perkebunan kelapa sawit baru akan tumbuh lebih cepat dan membutuhkan karbon lebih tinggi, dan pada hitungan tahunan itu menjadi lebih buruk dibandingkan dengan hutan alami yang terus beregenerasi. Selanjutnya, praktek konversi hutan alam untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit ternyata seringkali menjadi penyebab utama bencana kebakaran hutan dan lahan . Hal ini terjadi karena dalam kegiatan pembukaan lahan (land clearing) untuk membangun perkebunan kelapa sawit dilakukan dengan cara membakar agar cepat dan biayanya murah. Berbagai pemberitaan media masa dan hasil penelitian lapangan menyebutkan bahwa sebagian besar kejadian kebakaran hutan dan lahan berada di (berasal dari) lokasi pembangunan perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri (HTI). Penyebab utama kebakaran hutan tersebut diidentifikasi sebagai faktor kesengajaan oleh manusia (yang diperburuk oleh faktor alami, yaitu terjadinya musim kering yang panjang akibat ElNino), yaitu perusahaan secara sengaja ke halaman 19


19

Puailiggoubat

PODIUM

NO. 237, 1 - 14 April 2012

melakukan pembakaran, atau perusahaan perkebunan “membayar” penduduk lokal untuk melakukan pembakaran dalam kegiatan pembukaan lahan untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit. Selain merusak lingkungan dengan emisi gas rumah kaca dan kebakaran hutan, perkebunan kelapa sawit juga merusak habitat spesies lain diantaranya yang paling parah adalah spesies primata dari pulau kalimantan yaitu orang utan yang kini terancam punah karna pengalihan hutan alam menjadi perkebunan kelapa sawit. Dalam UU RI sudah di tetapkan bahwa hewan langka seperti orang utan dilindungi oleh pemerintah dan tidak boleh diburu, tapi nyatanya karna habitat mereka yang diambil alih oleh kelapa sawit akhirnya mereka menjadikan perkebunan itu sebagai habitat baru dan karna itulah para orang utan ini diburu dan dibunuh karna dianggap hama perusak kelapa sawit. Hal-hal inilah yang memicu dilematika perkebunan kelapa sawit di Indonesia di satu sisi banyak keuntungan yang didapat dari nilai jualnya yang tinggi tapi banyak hal negatif yang harus didapatkan. Kelapa Sawit & Problematikanya Kelapa sawit adalah ancaman serius didepan mata, sebab revolusi hijau dan varietas lokal akan hilang, melahirkan ketergantungan baru pada pupuk kimia dan peptisida serta keragaman hayati lokal dan ketahanan pangan akan rontok. Bencana Ekologis akibat kelapa sawit tak terelakkan. Dari hasil penelitian & survei diberbagai tempat secara langsung, perkebunan kelapa sawit sarat dengan masalah. Mulai dari pencemaran lingkungan hidup, pelanggaran HAM, kejahatan ekonomi, konflik antara perusahaan dengan penduduk lokal yang berkisar pada perampasan tanah juga penguasaan lahan penduduk. Pencemaran lingkungan, mulai dari tanah yang tidak dapat dipulihkan lagi keberadaannya, kering, keras, meranggas, pencemaran air yang menjadi sumber pokok hidup manusia, kesehatan, kekeringan sehingga melahirkan abrasi dan memicu banjir. Dimana-mana yang namanya perkebunan kelapa sawit di berbagai tempat, kota, kampung, dan provinsi selalu meninggalkan dan menciptakan kerusakan, penindasan, pencemaran dan penderitaan yang tidak bisa diganti dengan uang miliaran rupiah. Ketika masa kontrak kelapa sawit habis di tanah kita, maka para investor, pejabat dan pemilik modal akan pergi begitu saja dengan meninggalkan kerusakan lingkungan dan hidup kita sendiri dengan cara yang tak termaafkan. Sehingga, kepada siapa nantinya generasi penerus melangsungkan hidupnya? Akankah kesejahteraan masyarakat diwakilkan kepada lembaga asing? Apakah kita masih memiliki hati bila melihat generasi berikutnya mati kelaparan di tanahnya sendiri? Peran PEMDA Dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat secara keseluruhan, maka sangat dibutuhkan peran PEMDA secara total, sudah merupakan Hak dari setiap warga untuk mendapatkan penghidupan yang layak. Dalam kasus perkebunan (pembukaan) lahan sawit ini, maka PEMDA harus benar-benar memperhatikan segala sesuatunya secara detail agar tidak menjadi permasalahan baru dalam masyarakat di kemudian hari. Tidak dapat dipungkiri bahwa peran industri perkebunan kelapa sawit bagi perekonomian Indonesia sangat baik, dan para pengusahanya mendapatkan keuntungan besar. Disamping itu, industri perkebunan kelapa sawit mampu menciptakan lapangan kerja baru, sementara permintaan dunia terhadap minyak nabati dan berbagai produk turunan yang berasal dari minyak kelapa sawit semakin meningkat. Namun demikian, apakah arti semuanya itu bila kehidupan kita terancam akibat semakin rusaknya hutan alam kita

yang sangat indah, kaya dengan varietas lokal dan mempesona? Apakah berbagai kerugian yang terjadi (biaya lingkungan dan biaya sosial yang timbul) dapat dibayar dengan keuntungan yang diperoleh? Masalah yang kita hadapi memang sangat pelik dan rumit, tetapi akan lebih baik PEMDA melakukan konversi hutan alam untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit distop karena hal itu merupakan salah satu sumber utama deforestasi hutan dan lahan yang menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan. Selanjutnya, lahan kritis atau lahan terlantar yang sudah tersedia dalam skala yang sangat luas, sekitar 30 juta ha, perlu segera dimanfaatkan secara optimal dan harus diprioritaskan untuk “dikonversi” (dirubah), termasuk diprioritaskan untuk areal pembangunan perkebunan kelapa sawit. Dengan demikian, lahan kritis atau lahan terlantar tersebut dapat menjadi lahan yang produktif, dan dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang tinggi. Selanjutnya, PEMDA perlu memberikan sanksi yang tegas dan jelas terhadap pihak pelaku kegiatan konversi hutan yang tidak bertanggung jawab, yang kemudian menelantarkan lahan menjadi semak belukar atau lahan kritis baru. Sanksi

tidak, setiap warga kampung harus membuka isolasi dan menantang badai globalisasi. Desa dan kampung adalah miniatur dunia. Saatnya kita berpikir bagaimana menggali keluhuran kampung dan menjadikannya bekal untuk mengarungi samudera hidup. Bukan Sebaliknya!. Tanah Mentawai/Bumi Sikerei/ Polak teteu juga miniatur untuk masa depan generasi berikutnya. Polak Teteu, tanah sikerei adalah tanah agaria. Untuk itu perkebunan kelapa sawit tidak cocok ditanam di tanah mentawai, jangan sampai privasi tanah mentawai diganti fungsinya. Mengubah & Menerima kelapa sawit berarti kita telah merampas kehidupan generasi yang akan datang, telah menjual hidup kita dan secara tidak langsung kita telah menyumbang negara-negara maju, sehingga kita hanyalah korban dari para pemilik modal yang memiliki gaya hidup yang instan, konsumerisme dan hedonisme. Lantas apa yang kita benahi dalam pola hidup kita? Dalam situasi seperti ini, kita dituntut berpartisipasi mencari model pembangunan lokal di tengah arus globalisasi yaitu Mengembangkan politik Ekonomi Kerakyatan. Penataan sistem politik daerah dengan fokus pada ekonomi lokal sangat memperngaruhi masyarakat lokal. Yang kedua Pengelolaan APBD

menghacurkan ekologis. Semangat rakyat yang berkobar-kobar akan dapat menghancurkan ketamakan, kelicikan dan kerakusan para pemilik modal. Hanya dengan rakyat kritislah percepatan terjadinya perubahan mentawai yang berdaulat dan bermartabat. Pemilikan dan penguasaan tanah oleh Rakyat menjadi penyangga bagi pemiskinan berkelanjutan. Kalau tidak inlah yang terjadi PemiskinaN akan berjalan cepat, masal dan bersifat masif.

yang tegas juga harus diberikan kepada perusahaan pembuka lahan hutan dengan cara membakar. Disamping itu, pemerintah juga harus tanggap dalam menyelesaikan konflik lahan antara masyarakat dengan pihak perusahaan pemilik konversi lahan. Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit. Tetapi dibalik keuntungan finansial yang kita dapatkan banyak dampak negatif yang harus kita terima juga mulai dari lingkungan alam, masyarakat sekitar, dsb. Dan hal itulah yang menjadi dilematika untuk perkebunan kelapa sawit.

yang berpihak pada rakyat. Kemauan untuk bekerja keras dan tidak terlena dengan keadaan alam.

mereka ini “LEPAS TANGAN” dan akhirnya saling melempar tanggung jawab kalau sudah ditagih janjinya. Kembali peran PEMDA serta keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan. Masyarakat yang cerdas secara inteletual, cerdas secara emosional dan cerdas secara spiritualitas akan mampu melihat masa depan dengan alternatif lain. Pemanfaatan kekayaan alam yang ada di tanah mentawai seperti kelapa, pisang, sagu, talas, coklat, nilam, kayu manis, cengkeh dan lainnya justru inilah yang perlu dikembangkan, bukan sebaliknya dimusnakan kemudian diganti dengan kelapa sawit. Yang perlu diketahui oleh masyarakat bahwa keuntungan kelapa sawit hanya berpihaK, berlaku dan dialamatkan kepada pemilik modal, para kapitalis, para investor, pengusaha dan penguasa. Sementara kita? Hanya menikmati bencana, polusi dan pencemaran lingkungan. Minyak sawit yang dijual ditanah Indonesia, sesungguhnya hanyalah sisa ampas dari kelapa sawit itu sendiri, sebab minyak yang berkualitas telah dijual di Negara lain. Tanah Mentawai jangan sampai di Jual Murah; Jual Cepat; dan Jual Habis. Kita semua dipanggil dan diutus untuk membela dan memperjuangkan kelangsungan hidup tanah sikerei demi kebahagiaan dan kesejahteraan bersama dan berupaya

Harapan Dalam Model Pembangunan Setiap perubahan memberikan catatan khas sepanjang pelayaran sejarah. Globalisasi sebagai sebuah realitas perubahan modern telah menjadikan dunia tempat kita hidup kini terasa kian sempit. Sistem politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, ilmu pengetahuan dan sebagainya menuntut tanggung jawab semua warga kampung dunia. Tidak bisa

Jalan Baru, jalan Pembebasan Kondisi Mentawai jangan sampai jauh dari cita-cita masyarakat yakni untuk mentawai yang berdaulat dan bermartabat. Berdaulat atas setiap jengkal tanah Bumi sikerei dan bermartabat sebagai putra putri mentawai. Darurat mentawai terhadap kelapa sawit harus diakhiri. Sudah saatnya rakyat bangkit dari kecerdasan dan kekuatan kolektif rakyat, dengan menekankan tiga hal pokok seperti: Mentawai membutuhkan kepemimpinan yang kuat, efektif dan berpihak pada kepentingan rakyat, anti terhadap pendekatan sektoral, keberanian politik untuk meninjau ulang seluruh kebijakan yang berpotensi menghancurkan ekologis. Membangun rakyat kritis sebagai wujud dari percepatan perjuangan lingkungan hidup yang sejati menjadi mutlak diperlukan untuk menahan dan melawan laju ketidakadilan lingkungan. Rakyat kritis yang dimaksud adalah rakyat yang mengetahui bahwa ia hidup sedang hidup dalam ancaman ekologis, siap berbuat untuk keselamatan kolektif, dan berani untuk membangun kekuatan politik alternatif yang anti terhadap model pembangunan neolibaralisme yang telah

Sumbangsih dan saran Kelapa sawit memang sangat banyak memberi keuntungan! Penghasilan minyak sawit telah menembus pasar global dan menjadi komoditas terbesar saat ini. Untuk itulah demi mengejar target yang melimpah dan hasil yang cukup tinggi, perluasan lahan kelapa sawit diperbanyak sehingga hutan-hutan atau tanah adat diubah fungsinya. Hal yang perlu kita kritisi disini adalah pengalihan fungsi lahan. Dimana-mana kampanye pembangunan, pihak pemodal, para pengusaha selalu menyerukan dan menjanjikan kesejahteraan. Visi dan Misi yang “mereka” dengungkan selalu atas nama kesejahteraan, kemakmuran untuk masa depan, tetapi setelah semua berjalan

mendorong semua orang untuk menaruh sikap hormat, menghargai lingkungan. Bijaksana melakukan usaha konservasi lingkungan hidup yang menjamin kehidupan sekarang dan masa yang akan datang. Memberikan tanah kita kepada pemilik modal dan menerima kelapa sawit sama saja kita membiarkan para pegusaha memiliki “Tubuh yang makin berlemak” dan mendukung pola hidup yang Korupsi, kolusi dan Nepotisme sehingga mereka ini semakin memiliki rekening Bank yang “Menggendut”. Hanya ada dua pilihan yang kita jalani, pertama:BERTOBAT dan BEKERJA KERAS menyelamatkan dan menjaga bumi sikerei agar masa depan tetap ada, agar kehidupan tetap ada. Atau pilihan lain, kita DIAM dan semuanya habis dalam kerakusan dan ketamakan segelintir orang. Menilai Persoalan Alam Dengan Kaca mata Iman Tanah dan bumi yang diciptakan sungguh amat baik. Ia tercipta dari sebuah kehendak cerdas sekaligus Ilahi. Ia ada untuk semua yang ada. Ia ada untuk mengekspresikan sebuah cinta Ilahi yang merasuki sejarah kemanusiaan dan menghadirkan segala hasrat kebaikan bagi semua yang hidup dalam bentangan sejarah. Tapi k,ini rupa tanah mentawai dan rupa bumi yang sakral dan amat baik adanya secara asali, semakin hari semakin rusak, hancur dan retak. Bumi dan tanah dalam keseimbangan almami yang dibangun dengan sungguh amat bijaksana oleh daya kekuatan Ilahi sekaligus kerja alam selama miliaran tahun, dihancurkan hanya dalam hitungan detik. Itulah realitas kehancuiran yang menafikan pertalian keluarga antara “Ada yang Transenden sebagai Pencipta, umat manusia dan segenap ciptaan lainnya”. Tanah yang diubah prefasinya sehingga bumi menangis dengan keras menyadarkan kita akan sebuah logika perpikir liar yang sudah dan sedang merasuki manusia. Logika tentang kenikmatan sementara dan palsu yang melahirkan keserakahan. Logika ini memperlihatkan kepada kita bahwa umat manusia zaman ini telah mengabaikan Roh solidaritas antar umat manusia dengan segenap ciptaan dan generasi di masa depan. Fakta dramatis ini menunjukan kepada kita pertarungan yang tak adil antara keserakahan, kekuasaan, egoisme kapitalis dan kealpaan global dengan masyarakat kecil. Kebangkitan bumi dan tanah menyuarakan fakta kehancuran global akibat keserakahan segelintir orang. Karena itu yang perlu kita hayati dan maknai dalam hidup sebagai orang beriman adalah:”yang disediakan tanah dan bumi cukup untuk memenuhi kebutuhan tiap orang, tetapi tidak untuk memenuhi keserakahan tiap orang”. Artinya setiap orang hanya berkenan mengambil sesuatu yang betul-betul ia perlukan dari bumi dan tanah ini, sebab jika ia mengambil lebih, pasti orang lain akan berkekurangan dan bumi akan terkuras habis. Inlah aspek “Etika Kecukupan” yang melandasi paradigma “Kesejahteraan bersama dan kebaikan bersama”. Jangan sampai ada ratap tangis dikampung halaman kita hanya karena kealpaan dan kelupaan, karena keserakahan segelintir orang. Ketika tanah sikerei ini diubah prefasinya dari tanah agraria menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, maka tanah rahim bumi sikerei semakin digerogoti, dikuras, dan dihancukan secara tak terkendali oloeh mesin-mesin Perusahaan raksasa multi-nasioanl, atas nama pembangunan, ekonomi, kemajuan, peradaban, investasi masa depan, maka suatu saat nanti, keberadaan bumi sikerei hanyalah tinggal sebuah potret buram dari seonggok bola batu panas dan masif, yang menggelinding liar tanpa penghuni, tanpa kehidupan dan tanpa makna. Mari selamatkan Bumi sikerei dari kelapa sawit!!!***


MENTAWAINEWS Pihak sekolah terpaksa mengeluarkan mereka dari sekolah karena kedapatan kumpul kebo yang berakhir hingga hamil dan yang terakhir percobaan perkosaan

Puailiggoubat

Gerson Merari Saleleubaja

epanjang tahun 2012 yakni Januari hingga Maret sudah 5 kasus asusila yang dilakukan

siswa SMAN I Siberut Selatan. Kepala SMAN I Siberut Selatan, Yubob Salim, yang ditemui Puailiggoubat, Sabtu 17 Maret lalu mengatakan kasus asusila yang dilakukan oleh siswanya berupa kumpul kebo yang berakhir hingga hamil dan yang terakhir percobaan perkosaan. “Sepanjang tahun ini kami telah menindak tegas 5 kasus asusila yang dilakukan oleh siswa,” katanya. Kasus itu terungkap sampai di sekolah hasil dari laporan masyarakat yang tinggal di sekitar tempat tinggal siswa itu sendiri, baik yang langsung diketahui pihak sekolah. Ia mengatakan kasus seperti asusila

20

Lima Kasus Asusila Ditangani SMAN I Siberut Selatan FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

S

NO. 237, 1 - 14 April 2012

TAK TERPAKAI Gedung baru SMAN I Siberut Selatan yang telah dipakai walau pengerjaannya belum selesai

tidak akan mendapat toleransi sanksi dari sekolah. “Yang terbukti langsung

SMAN I Siberut Selatan Tak Punya Guru Sosiologi MUARA SIBERUT - Sejak berdiri pada 1994 hingga Maret 2012, SMAN I Siberut Selatan belum mempunyai guru khusus pada bidang studi Sosiologi. Menurut Kepala SMAN 1 Siberut Selatan, Yubob Salim, guru yang mengajar selama ini hanya guru pelajaran IPS untuk bidang studi lain. “Sejak sekolah berdiri, guru khusus mata pelajaran sosiologi belum ada,” ungkapnya, Sabtu, 17 Maret lalu. Selain pelajaran itu, guru agama katolik dan Bimbingan Konseling (BK) yang PNS juga belum ada. “Yang mengajar agama selama ini hanya guru honor, kalau guru BK tak ada sama sekali,” ungkapnya. Untuk pelajaran agama Katolik dan BK masing-masing membutuhkan 2 tenaga guru karena jumlah murid cukup banyak. Namun di sisi lain ia mengakui bahwa ada mata pelajaran yang justru kelebihan guru, “Persoalannya saat ini mungkin terletak pada penempatan guru yang kurang sesuai dengan kebutuhan sekolah itu, jadi saya berharap ke depan penataan dan penyebaran guru lebih tepat,” pungkasnya. (gsn)

ABG Pencuri Celana Dalam di Saibi Menyesal SAIBI - Tiga Siswa SMPN Siberut Tengah asal Dusun Sibudda’ Oinan pelaku pencurian pakaian di Dusun Pangasaat AS, BS dan AS mengaku menyesal atas perbuatannya. Kata BS, aksi yang dilakukan hanya sekali saja tidak ada keterlibatan orang lain. “Kami melakukan itu tidak ada yang menyuruh, semuanya kemauan kami bertiga, dan itu hanya sekali saja,” tuturnya pada Puailiggoubat di ruangan guru SMP Siberut Tengah Senin, 19 Maret lalu. Pelaku mengaku usai melakukan aksinya ada penyesalan, namun saat berniat mengembalikan pakaian itu keburu ketahuan oleh warga. “Setelah kami selesai mencuri timbul keinginan untuk mengembalikan barang curian tersebut. Tapi sudah ketahuan dahulu oleh pemiliknya,” katanya. Terkait aksi nakal ketiga ABG tersebut belum ada sanksi dari pihak sekolah. (rr)

kami keluarkan dari sekolah, maka bagi siapa saja siswa yang terlibat tak ada

ampun baginya, ini menjadi peringatan bagi semua siswa,” tegasnya.

Menurutnya, kasus seperti ini muncul karena kurangnya pengawasan bagi orang tua murid. Karena kalau dilihat, yang banyak terlibat itu siswasiswa yang tinggal di pondokan. “Orang tua harus lebih memperhatikan kondisi anak, termasuk ruang lingkup pergaulannya untuk menghindari kejadian seperti itu,” ujarnya. Lanjutnya, usaha dari pihak sekolah sendiri berupa pengawasan dan pengarahan kepada siswa sudah sangat maksimal dilakukan. “Selama murid masih di sekolah dan terjadi kasus ini, maka yang bertanggung jawab adalah pihak sekolah, tapi kalau di rumah masing-masing itu sudah tanggung jawab orang tua dan masyarakat,” katanya. Untuk menghindari hal itu, ia berharap orang tua yang anaknya tinggal di pondok-pondokan harus rutin mengontrol perkembangan anak, begitu juga anak yang tinggal dengan orang tuanya.

Soal Terlambat, Ujian TO Tertunda 5 Jam SIOBAN - Gara-gara kapal antar pulau mengantarkan orang sakit mengakibatkan ujian Try Out (TO) SMAN 1 Sipora Selatan tertunda selama 5 jam, mulai waktu yang sudah ditetapkan pada pukul 07.00 WIB baru terlaksana pukul 11.00 WIB, Senin, 12 Maret lalu. Bisronel Siritoitet, Kepala SMAN 1 Sipora Selatan saat di temui Puailiggoubat mengatakan sebenarnya soal sudah datang sejak 9 Maret lalu, lantaran kapal tidak masuk maka soal pun tidak jadi diantar oleh Dinas Pendidikan Mentawai. “Soal baru masuk

Senin, 12 Maret lalu pada pukul 11.00 WIB, diantar langsung oleh dinas pendidikan Mentawai. “Kabarnya kapal antar pulau mengantarkan orang sakit,” katanya. Walaupun ujian dilaksanakan pada siang hari tak menyurutkan semangat para siswa dan guru-guru yang mengawasi pelaksanaan ujian. Ujian TO berlangsung selama 3 hari, 12-14 Maret lalu. “Pelaksanaan ujian berjalan lancar tidak ada kendala kekurangan soal maupun guru-guru pengawas, semuanya lengkap,” ujarnya. Peserta TO ada sebanyak 108

orang, terdiri dari 44 siswa jurusan IPA dan 64 siswa jurusan IPS. Untuk jurusan IPA yang diujikan yakni Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Kimia, Biologi, dan Fisika. Sedangkan untuk jurusan IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi. “UJian TO dilaksanakan untuk menguji dan membiasakan siswa dalam mengerjakan soal serta menilai kemampuan siswa menjawab soal,” tutupnya. (bd)

Lima Siswa SMAN I Siberut Selatan DO MUARA SIBERUT - Pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah (UAS) di SMAN I Siberut Selatan yang dimulai Senin, 23 Maret lalu hanya diikuti 165 orang, seharusnya peserta jumlahnya 170 siswa. Menurut Wakil Kepala SMAN 1 Siberut Selatan, Tuti Susanti pada Puailiggoubat mengungkapkan pelaksanaan ujian lancar, pesertanya juga lengkap kecuali yang sudah drop out. “Tidak ada kendala, soal ujian sudah datang sejak Jumat, 23 Maret lalu dan tidak ada kekurangan soal maupun

lembar jawaban. Peserta UAS tahun ini dalam daftar resmi sebanyak 170 siswa, namun yang ikut hanya 165 siswa, selebihnya sudah drop out sejak Desember dengan berbagai kasus,” ungkapnya, Selasa, 27 Maret lalu. Lanjutnya, UAS kali ini beda, kalau dulu UAS hanya mengujikan mata pelajaran di luar bahan Ujian Nasional (UN) tapi tahun ini semua mata pelajaran diujikan. Untuk menentukan kelulusan, nilai UAS sangat berpengaruh yakni sebesar 40 persen dan nilai UN 60 persen.

“Itulah persentase nilai untuk menentukan lulus tidaknya siswa,” ujarnya. Ia berharap UN nanti semua siswa lulus semua karena pembinaan dari sekolah sudah maksimal. “Kami telah buat sekolah sore tiap hari agar siswa kelas III makin mantap menerima pelajaran,” katanya. Tapi sayang walau peserta yang ikut sebanyak 165 orang itu lulus semua, dalam hitungan persentase tetap tak bisa 100 persen karena data murid yang sudah drop out masih terdaftar sebagai peserta. (gsn)


21

Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 237, 1 - 14 April 2012

SDN 13 Cimpungan terpaksa belajar di Balai Dusun Subelen, akibat fasilitas sekolah minim.

Balai Dusun Subelen Disulap Jadi Ruang Belajar

Rinto Robertius Sanene’ Patrisius Sanene’

pernah kami nikmati, sekarang kami tinggal di perumahan sosial dan kantor kami juga tidak punya,” keluhnya. Marnisyah berharap kepada Dinas Pendidikan Mentawai dapat memperhatikan SD N 13 di Dusun Subelen tersebut.”Besar harapan kami dari pemerintah untuk memperhatikan kondisi sekolah kami,” tuturnya. Pantauan Puailiggoubat kondisi bangunan sekolah tersebut begitu memprihatinkan, terlihat dari luar tampak warna kehi-taman karena catnya sudah pudar, kemudian kaca jendela pecah-pecah, mobiler dan fisik bangunan sudah mulai lapuk, dan yang

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

udah 33 tahun Sekolah Dasar Negeri 13 di Dusun Subelen Desa Cimpungan Kecamatan Siberut Tengah, tak tersentuh pembangunan. Marnisyah, Kepala SDN 13 mengatakan bangunan SDN 13 tersebut di dirikan pada tahun 1979 dengan 4 lokal setelah itu tidak pernah tersentuh pembangunan lagi sampai sekarang” Katanya. “Setelah dibangun pertama dan sampai saat itu pula pembangunan di sekolah kami tidak ada lagi,” ungkapnya pada Puailiggoubat Senin 19 Maret lalu di rumahnya. Sementara kondisi bangunan SDN 13 saat ini sangat memprihatinkan dan tak layak pakai. Akibatnya proses belajar mengajar pun tidak nyaman “Kondisi sekolah kami saat ini sangat parah sekali dari 4 lokal yang dipakai

S

RUSAK - Gedung SD dan SMP di Madobag sudah memprihatinkan siswa 109 orang rasanya tidak mencukupi dengan ruangan yang ada, solusi yang kami lakukan memakai ruang pustaka dan balai dusun untuk proses

Dinas Pendidikan Janji Bangun Gedung SMPN Madobag MADOBAG- Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai merencanakan membangun gedung SMPN 2 Siberut Selatan (sebelumnya SMPN 3 Satu Atap Madobag) di Desa Madobag Kecamatan Siberut Selatan pada tahun ini. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai Syaiful Janah mengatakan, pembangunan gedung tersebut akan dibangun tahun ini, lokasinya terpisah tak jauh dari gedung lama dengan jumlah 3 ruang belajar para siswa “Rencananya kita akan bangun tahun ini, dana untuk pembangunan gedung tersebut digunakan dari APBD” jelas Syaiful Janah, Kamis, 15 Maret lalu. Sementara menunggu gedung baru siswa SMP Madobag tersebut masih menumpang belajar di gedung SDN 07 Madobag. (trs)

Formma Akan Gelar Mubes PADANG - Forum Mahasiswa Mentawai (Formma) Sumatra Barat menggelar musyawarah besar (Mubes) sebagai pemilihan pengurus untuk masa periode 2012-2014 akan direncanakan pada 28-29 April mendatang. Mubes tersebut tertunda dua kali, awalnya 4 Maret kemudian ditunda 31 Maret akhirnya kembali ditunda 29 April mendatang. “Dana untuk pelaksanaannya belum memadai,” kata Ketua Formma Daudi Silvanus Satoko, Rabu 7 Maret lalu. Kata Daudi, saat ini sedang melakukan penggalangan dana, jumlah yang diperlukan itu sekitar Rp25 juta. Ia juga meminta pada seluruh mahasiswa Mentawai yang tergabung dalam Formma untuk hadir Mubes nanti. Mubes tersebut juga rencananya akan dihadiri oleh Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet dan Wakil Bupati Rijel Samaloisa, serta ketua DPRD Mentawai Hendri Dori Satoko untuk melakukan dialog dengan mahasiswa Mentawai.(trs)

belajar mengajar,” jelasnya. Selain gedung SD yang tidak layak, kantor dan perumahan dinas guru-guru tidak ada. “Rumah dinas juga tidak

lebih parahnya ruangan terbatas sehingga balai dusun juga disulap jadi ruang belajar siswa. Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai Syaiful Jannah menjelaskan, terkait SDN 13 Subelen yang belum tersentuh pembangunan, pihaknya belum mendapat laporan atas kerusakan sekolah SDN 13 tersebut. “Kita belum mengetahui keadaan sekolah disana karena kita juga tidak ada laporan dari kepala sekolahnya,” katanya pada Puailiggoubat, Selasa, 27 Maret lalu. Kata Syaiful, tindak lanjut segera dilakukan perbaikan terhadap sekolah tersebut. Namun ia belum bisa memastikan waktunya. Ia juga menghimbau kepada kepala sekolah yang memiliki fasilitas minim untuk melapor. “Kita menerima laporan dari sekolah mana pun, saat ini memang pihak sekolahsekolah tidak melaporkan serta komunikasi yang susah,” tutupnya. ***

SMAN I Siberut Selatan Masih Kurang 11 Lokal MUARA SIBERUT-Jumlah ruang belajar di SMAN I Siberut Selatan ternyata jauh dari kata cukup. Kekurangan ruangan ini tak hanya terjadi pada 2012, tapi jauh sebelumnya lokal sudah tak mencukupi. Tapi sayang tindakan menanggulangi kekurangan ini dari Dinas Pendidikan Mentawai tampaknya belum maksimal dilakukan. Yubob Salim, Kepala SMAN I Siberut Selatan mengatakan, sekolahnya masih banyak mengalami kekurangan ruang belajar buat siswa

dan fasilitas pendukung belajar lainnya. “Idealnya, lokal yang harus ada sebanyak 25 ruang untuk menampung 782 siswa,” katanya, Sabtu, 17 Maret lalu. Untuk saat ini, ruangan yang dipakai sebanyak 14 ruangan, 6 ruangan di gedung lama yang berada di Desa Muara Siberut dengan kondisi yang kritis ditambah gedung baru di Maileppet sebanyak 8 lokal, total ruangan yang kurang sebanyak 11. “Agar siswa bisa ke bagian belajar

semua, maka jadwal belajar dibagi 2 shift, pagi dan siang,” jelasnya. Ia menambahkan, 8 lokal yang ada di Maileppet pun statusnya belum definitif, karena masih berstatus pinjaman. “Jadi bisa saja saat pembangunan mungkin akan dilanjutkan kami tak diizinkan pakai ruangan itu, tambah lagi masalahnya, karena mengatur jadwal belajar saat ini saja susahnya bukan main,” ungkapnya. (gsn)

Daudi: Urus Proposal Bantuan Pendidikan PADANG-Ketua Forum Mahasiswa Mentawai (Formma) Sumatra Barat, Daudi Silvanus Satoko menyarankan untuk mengurus proposal permohonan bantuan pendidikan ke Pemeritah Kabupaten Kepulauan Mentawai. “Untuk seluruh mahasiswa Mentawai segera mengurus proposal permohonan bantuan pendidikan sebelum akhir April,” katanya pada Puailiggoubat, Rabu, 7 Maret lalu. Ia menyarankan kepada mahasiswa yang tergabung pada organisasi Formma, untuk menyerahkan proposal ke sekretariat. “Ini tujuannya untuk memudahkan kepengurusannya ke Tuapeijat,” ujarnya. Namun, ia tidak melarang untuk

mengantarkan sendiri ke Pemkab tapi alangkah baiknya dengan adanya

organisasi tersebut bisa mengurangi biaya pengiriman. (trs) FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

KUNJUNGAN USKUP - Saat Kunjungan Uskup ke Simatalu, Siberut Barat


MENTAWAINEWS DR dikeluarkan dari sekolah karena positif hamil dan batal mengikuti Ujian nasional .

Puailiggoubat

NO. 237, 1 - 14 April 2012

22

Hamil, Pelajar SMPN 1 Siberut Tengah Batal UN

Daud Siribere

R, pelajar SMPN 1 Siberut Tengah terpaksa di keluarkan dari sekolah setelah diketahui sudah hamil tiga bulan. Safrial. Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Siberut Tengah mengtakanm DR diketahui hamil setelah menjalani tes di puskesmas pada 21 Maret 2012. Tes tersebut dilakukan lantaran para guru curiga terhadap fisik DR. “ Ia kami panggil dan dibawa ke Pustu untuk dites, ternyata hasilnya positif hamil tiga bulan,” ungkapnya.

D

Sementara, putugas puskesmas Pardomuan Toro Gurning, membanarkan bahwa DR telah hamil tersebut benar-benar hamil. “Hasil tes kami ‘DR’ positif hamil tiga bulan,” terangnya. Akhirnya, ‘DR’ yang telah mengikuti ujian Try Out harus mengembalikan kepada orang tuanya dan batal mengikuti Ujian Nasional (UN). Setelah DR dikeluarkan, Ujian praUN hanya diikuti 59 siswa. Sementara, bahan soal ujian pra-UN ini berasal dari Kabupaten, agar siswa dapat mengenal kisi-kisi soal yang akan dihadapi siswa pada ujian Nasional 23 April 2012.***

FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

79 Pelajar SDN 05 Simatalu Dapat Bantuan Peratan Sekolah MASABA - Sebanyak 79 pelajar SD Negeri 05 Simatalu Filial Masaba, Kecamatan Siberut Barat menerima bantuan bantuan berupa peralatan dan seragam sekolah, Senin, 16 Maret lalu. Bantuan tersebut berupa buku tulis, pena, seragam putih merah dan pramuka, topi, dasi, sepatu, sepatu dan kaos kaki yang baerasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Namun, tidak semua siswa menerima bantuan berupa seragam merah putih dan sepatu kaerna jumlahnya yang terbatas. “Bedanya pembagian bantuan tersebut karena mereka belum mendapat tahun lalu, selain itu bantuan seperti seragam merah putih dan sepatu untuk sekarang tak semuanya dapat” kata Filemon Sauddeinuk tenaga pengajar SDN 05 tersebut. Dengan pembagian bantuan yang terlah diberikan kepada siswa tersebut, para orang tua siswa merasa sangat terbantu untuk memenuhi kebutuhan sekolah bagi anaknya dan termotivasinya anakanak di desa tersebut untuk bersekolah. Dan dengan bantuan tersebut orang tua siswa berharap dapat berkesinambungan. (ds)

12 Siswa SDN 13 Subelen Ikuti Ujian Try Out SUBELEN- Sebanyak 12 siswa kelas VI SDN 13 di Dusun Subelen Desa Cimpungan Kecamatan Siberut Tengah mengikuti ujian try out, 19 Maret lalu. Kepala Sekolah Marnisyah mengatakan semua siswa ikut dalam ujian try out ada 12 orang siswa. “Ujian try out ini berlangsung selama tiga hari dan bahan soal berasal dari propinsi. “Soal ujiannya dari provinsi, selesai ujian soal kami segel dan pemeriksaannya juga dari provinsi,” katanya. Lanjut Marnisyah, dengan adanya try out ini belum bisa memastikan nilai kemampuan siswa dalam menghadapi ujian UAN mendatang. “Kita berharap semua siswa kita lulus,” ujarnya. (rr)

Tahun ini Lobajau Akan Diterangi SIMALEGI-Warga Dusun Lobajau Desa Sigapokna tahun ini akan dialiri listrik yang telah dianggarkan sebanyak Rp350 juta untuk 2 unit mesin disel, hal ini dikatakan Elfis Sayuti Penangung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM-MP Kecamatan Siberut Barat pada Puailiggoubat, Jumat 16 Maret lalu. “Kalau ini terlaksana maka warga yang berada di Dusun Simalegi Betaet, Simalegi Muara, Sigapokna dan nantinya Lobajau akan terang,” katanya. Anggaran Rp350 juta ini sudah termasuk di dalamnya biaya operasional TPK Rp10,5 juta dan biaya operasional UPK Rp7 juta. (bs)

GORO - Siswa SMAN 1 Siberut Selatan membersihkan gedung baru di Desa Maileppet

Lembar Ujian Try Out Tercecer di SMP Yos Sudarso II MUARA SIBERUT- Try laut (TO) atau ujian simulasi tingkat kabupaten untuk menghadapi ujian nasional di SMP Yos Sudarso II Kecamatan Siberut Selatan yang berlangsung mulai Senin 19 sampai 21 Maret lalu berjalan lancar. TO tahun ini diikuti oleh 90 siswa kelas III, bahan yang diujikan sebanyak 4 bidang studi yakni Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan IPA. Siryllus Gaza, guru di SMP tersebut pada Puailiggoubat,

mengatakan secara umum pelaksanaan ujian tidak ada masalah. “Semua peserta hadir dan pelaksanaan tepat waktu,” katanya, Selasa, 20 Maret lalu. Memang muncul sedikit masalah karena terdapat kekurangan soal membuat 10 siswa tidak ke bagian pada lembar akhir. “Mungkin lembar soal ada yang tercecer sehingga soal nomor 36 sampai 40 tidak lengkap, 10 siswa tak ke bagian lembar terakhir, namun telah kami atasi dengan mengcopy lembar soal yang lengkap yang

dimiliki siswa lain,” ujarnya Ia menyebutkan TO merupakan ujian untuk melatih siswa agar lebih siap menghadapi UN yang akan dilaksana-kan April mendatang. Hasil jawaban siswa akan diperiksa oleh tim di kabupaten, dari penilaian itu nantinya pihak sekolah dapat menentukan langkah bidang studi mana yang perlu ditingkatkan. “Di mana hasilnya kurang baik itu yang akan kita latih banyak dengan sekolah sore,” pungkasnya. (gsn)

Undangan dari Perguruan Tinggi Minim MUARA SIBERUT-Jatah siswa SMAN I Siberut Selatan yang masuk perguruan tinggi melalui jalur Seleksi Nasioonal Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) tahun ini berkurang karena sekolah belum terakreditasi. Wakil Kepala SMAN I Siberut Selatan, Tuti Susanti mengatakan untuk tahun ini jatah sekolah hanya 5 persen yang dihitung sesuai dengan persentase nilai tertinggi. Persentase masuk hanya 5 persen artinya siswa yang bisa masuk SNMPTN hanya 2

orang siswa, dimana tiap jurusan bisa mengajukan 2 orang, yaitu jurusan IPS dan IPA. “Dengan aturan baru ini, siswa tidak banyak mendapat kesempatan masuk perguruan tinggi dengan jalur SMPTN,” katanya pada Puailiggoubat, Selasa, 27 Maret lalu. Ia mengakui dengan tidak terakreditasinya sekolah, itu sangat merugikan karena tak banyak siswa yang masuk. Bahkan sekolah itu saja yang belum terakreditasi karena persoalan

ruang belajar yang morat marit yang diporak-porandakan gempa dan hingga kini belum masih setengah dibenahi oleh Dinas Pendidikan Mentawai. “Kalau dari segi isi dan proses kita tak kalah, yang jadi persoalan hanya gedung karena itu nilai penting akreditasi,” jelasnya. Namun pihaknya tengah berusaha untuk mendapat kelonggaran dari tim akreditasi agar tidak melihat sisi gedung. “Mudah-mudahan tahun ini sekolah bisa diakreditasi,” harapnya. (gsn)


23 Puailiggoubat

BUDAYA

NO. 237, 1 - 14 April 2012

Roberta Sarogdog

Suksesnya Pendidikan karena Guru

P

P

erempuan Mentawai pada umumnya bila dilihat dari aktivitasnya sehari-hari mulai dari hari subuh hingga tengah malam sangatlah melelahkan dan menguras tenaga secara penuh. Peran mereka itu pun tak hanya terfokus pada urusan dapur, namun juga sampai pada mempertahankan agar dapur ikut mengepulkan asap. Di mana mereka ikut berladang, mencari ikan di laut dan sungai dan bahkan menjadi buruh dalam pelaksanaan pembangunan. Apalagi mengurus anak dan suami, sudah makan harianlah istilahnya. Dengan semua aktivitas yang super ekstra ini maka perempuan Mentawai juga disebut sebagai perempuan perkasa. Satu lagi peran penting perempuan di Mentawai yang tak kalah pentingnya mereka terlibat, yaitu saat adanya sebuah pesta. Sebut saja pesta pernikahan. Pesta pernikahan bagi orang Mentawai sangatlah diperhitungkan karena pernikahan itu hanya dapat dilakukan sekali dalam seumur hidup. Maka untuk melaksanakan pesta pernikahan ini pihak keluarga berembuk untuk membicarakan dan merencanakan pesta secara rinci dan jelas agar dalam pelaksanaannya berjalan dengan baik dan meriah. Ada jadwal yang dibuat oleh pihak perempuan Mentawai dalam sebuah pesta pernikahan yang dilangsungkan tersebut. Misalnya pada hari Senin, perempuan mengisinya dengan mengambil bambu. Bambu yang akan diambil untuk memasak sagu, keladi, daging babi. Ukurannya pun bervariasi, mulai dari ukuran kecil untuk memasak sagu hingga ukuran besar untuk memasak keladi dan daging serta daging babi. Sebelum berangkat pada hari Senin itu, malam di rumah calon mempelai laki-laki dilaksanakan perundingan. Misalnya jam berapa akan berangkat, siapa-siapa saja yang akan berangkat, bagaimana bekal serta mengenai transportasi. Bila mengambilnya di bagian hulu dengan menggunakan sampan maka dibicarakan sampan siapa yang akan dibawa, berapa jumlah sampannya hingga siapa yang akan menjadi supir atau pemandu sampannya. Namun bila jalur darat yang bisa diangkut dengan gerobak maka dibicarakan gerobak siapa yang

Suara Daun

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Dengan aktivitas ekstra yang dilakukan, perempuan Mentawai juga disebut sebagai perempuan perkasa.

BERPERAN - Peran perempuan dalam pernikahan di Sikabaluan

Pengabdian Perempuan dalam Adat Mentawai dibawa, berapa jumlahnya. Dan tak kalah penting yaitu menentukan lokasi di mana tepatnya bambu tersebut diambil dan tim yang bekerja. Selanjutnya pada Selasa biasanya aktivitas yang dilakukan yaitu mencari bahan makanan, seperti pisang, keladi, ubi kayu, yang terlibat adalah saudara dan kerabat suku. Ada yang membawa keladi, pisang dan ubi kayu. Ratarata masing-masing kerabat membawa satu keranjang ubi kayu, atau satu keranjang keladi. Pada hari Selasa itu kalau masih terkejar maka keladi langsung dikupas kulitnya dan dipotongpotong dengan ukuran ibu jari kaki. Namun kalau belum terkejar ini akan dikerjakan pada keesokan harinya atau pada hari Rabu. Setelah dipotong-potong dicuci kemudian dimasukkan dalam bambu. Ukuran bambunya yang agak besar. Setelah semuanya dimasukkan dalam bambu kemudian dimasak seperti memasak sagu. Keladi yang dimasukkan dalam bambu tersebut namanya siaru . Kamis, kembali kaum perempuan melakukan aktivitasnya. Karena pada hari Kamis ini kaum laki-laki biasanya mengambil kayu api di hutan untuk keperluan selama pesta. Kayu yang akan ditebang 3-5 batang. Kaum perempuan ini nantinya di rumah tempat mempelai mempersiapkan bahan makanan yang akan dimasak untuk makanan kaum laki-laki yang pulang dari mengambil kayu api. Pekerjaan ini nantinya akan

bertambah ketika kaum laki-laki sudah berkumpul di rumah tempat pesta dengan kayu api yang mereka ambil karena sambil membelahbelah kayu beberapa kaum laki-laki menyembelih babi untuk di otcai. Jumlah otcai yang akan dibuat tergantung berapa jumlah kerabat laki-laki yang pergi mengambil kayu kemudian diteruskan menyembelih babi jumlahnya 3-10 ekor. Tugas kaum perempuan yaitu memasak usus babi yang telah dibersihkan kerabat laki-laki. Usus babi yang dimasak di dalam bambu ini nantinya setelah masak akan dijadikan santapan saat makan bersama. Pada hari Jumat, tugas kaum kerabat perempuan ini yaitu memasak makanan kaum laki-laki yang pergi mengambil kayu untuk tenda. Kayu tenda ini diambil cukup banyak karena dalam acara jamuan pernikahan itu ada undangan baik dari yang beragama muslim maupun non muslim sehingga kayu untuk tenda dibutuhkan dua bagian yaitu untuk kayu tenda bagian muslim dan juga kayu tenda bagian non muslim. Setelah kayu terkumpul dilanjutkan dengan mendirikan tenda. Biasanya sebelum aktivitas dilaksanakan pada pagi hari, kaum laki-laki ini diberikan sarapan terlebih dahulu, kemudian saat pulang disajikan makan. Kesibukan juga akan kian bertambah bagi kaum perempuan pada hari Sabtu dimana mereka mempersiapkan bumbu, bahan makanan dan juga ikan yang akan dihidangkan pada jamuan makan

hari Minggu untuk para undangan. Pekerjaan yang dilakukan itu seperti menggiling cabe, jahe, bawang, mengupas kelapa, membersihkan beras dan bahan lainnya. Sementara untuk lauk, seperti umat muslim yaitu kambing, kerbau atau ayam akan dikerjakan pada pagi hari yaitu Minggu subuh. Demikian juga laukpauk untuk non muslim seperti babi akan dikerjakan dan dimasak pada subuh pagi. Pada Sabtu malam kesibukan semakin besar bagi kaum perempuan yaitu membuat minum, membuat camilan seperti menggoreng keladi, pisang, ubi untuk undangan dan tamu yang datang untuk menyaksikan acara resepsi yang disediakan oleh pihak penyelenggara pesta. Biasanya kaum perempuan juga ikut membuat dekorasi bagi pengantin dan juga menyiapkan alat-alat makan untuk undangan pada hari Minggu. Peran penting perempuan ini mulai dari anak, menantu, saudara hingga famili terlibat aktif di dalam sebuah pesta pernikahan di Mentawai. Karena bagi orang Mentawai baik yang beragama Katolik dan Protestan pada umumnya melaksanakan pemberkatan pernikahan di gereja pada hari Minggu. Tentunya pada hari Minggu ini pihak keluarga besar kedua mempelai mengadakan acara jamuan bersama, terlebih bila pesta pernikahan tersebut mengundang pihak undangan. bambang sagurung

endidikan adalah kunci segalanya, Suksesnya pendidikan itu berada ditangan Guru, jika Pendidikan itu buruk itu karena guru. Seperti kutipan kalimat inisiator sekaligus Ketua Yayasan Indonesia Mengajar Anies Baswedan bahwa kunci pendidikan ada pada sosok guru yang mampu memberikan inspirasi dan pemberdayaan bagi para siswa didiknya. “Indonesia mengajar gagasannya sederhana, pendidikan itu kuncinya guru, infrastruktur buruk masih bisa diatasi tetapi jika gurunya baik apapun infrastrukturnya pasti bisa menginspirasi,� kata Anies dalam acara penandatanganan dengan produsen komputer Acer. Jika kita kaitkan dengan Pelosok Mentawai dan potret pendidikan yang kita miliki saat ini, itulah gambaran guru kita. Guru-guru mentawai yang sedang bertugas, tidak semua mengatakan bahwa mengajar adalah pengabdian seumur hidup, mandiri dan tidak meminta dan tergantung kepemerintah, dan Pemerintah juga bekerjasama karena solusi terbesar soal pendidikan dari dilapangan atau pelosok daerah serta guru. Soal pendidikan yang seharusnya jadi sorotan kita juga ada dilapangan yang jauh dari Pusat Pemerintahann. Yang juga perlu dan sangat penting untuk diperhatikan. Menyikapi soal pendidikan di wilayah daerah harus dibangun adalah kesadaran dan investasi SDMnya juga adalah penting diperhatikan. Tetapi pada kenyataannya di Mentawai saat ini adalah perhatian kita malah lebih dihal korupsi, mengajarkan murid untuk berbohong, dan bertindak sewenang-wenang, hak murid diselewengkan. Dan jangan salah bahwa inilah bukti ketidak suksesan pendidikan kita di Mentawai karena Gurunya yang belum sukses. Penerimaan Guru juga ternyata sangat penting untuk diseleksi, jika tidak berprinsip bahwa mengajar adalah pengorbanan seumur hidup, dan guru sukses juga adalah suksesnya murid, maka jangan biarkan guru itu mengajar. Disiplin tinggi yang sangat penting harus dipegang oleh Guru, karena murid lebih sukses jika melihat dari gurunya setiap hari. Jika pembohongan dan korupsi yang di contohkan kepada anak didiknya, maka anak didik pun akan mengikuti jejak gurunya. Murid Sukses juga itu karena suksesnya guru. Perhatian besar buat Pendidikan di Mentawai, tindakan apapun yang dilakukan oleh guru jangan dibiarkan oleh Dinas yang berkaitan untuk bertindak. Karena kesuksesan pendidikan itu ada di tangan guru-guru.***


Puailiggoubat 24

Mentawai News Hingga saat ini, Dusun Masaba sudah membentuk 4 kelompak tani yakni kelompok tani Maron dan US (Usaha Bersama) dengan menanam kemudian kelompok Takaulek dan Riuriunalek Daud Siribere

epala Dusun Masaba, Desa Simatalu Kecamatan Siberut Barat, Jean Peterson Siribere wajibkan masyarakatnya untuk membuka lahan pertanian guna meningkatkan perekononian warga. Menurut Jean, diberlakukannya program ini karena selama ini tingkat ekonomi masyarakat sangat rendah dan sebagai salah satu visi misinya saat mencalonkan diri sebagai kepala dusun Masaba dengan motto “Masyarakat Sejahtera Melalui Pertanian”. Sistem penggarapan lahan tersebut dilakukan dengan membentuk kelompok tani. Kelompok tani yang dibentuk kemudian akan diberikan kebebasan untuk memilih jenis tanaman yang akan digarap yang dapat bermanfaat untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Hingga saat ini, Dusun Masaba sudah membentuk 4 kelompak tani yakni kelompok tani Maron dan US (Usaha Bersama) dengan menanam kemudian kelompok Takaulek dan Riuriunalek merupakan kelompok petani yang menanam nilam. Masingmasing anggota kelompok memiliki jumlah bervariasi dari 13-23 orang . Setiap kelompok memiliki kesepakatan kelompok yang berbeda sesuai dengan keputusan rapat kelompok dengan membuat rancangan sistematis

K

No. 237, 1 - 14 April 2012

Kadus Masaba Wajibkan Masyarakat Buka Lahan Pertanian dalam mengelolah lahan yang ingin dikelolah sakah satu diantaranya pelaksanaan goro bersama yang dilakukan secara bergilir sekali seminggu. Sehingga dengan gotong royong lahan bersama diharapkan bersama diharapkan anggota kelompok dapat memiliki lahan pertanian ynag lebih luas. Kegiatan seperti ini telah sejak 2008 namun masih ada berbagai kendala yang ditemukan di antaranya rasa kekompakan yang masih rendah, kebutuhan akan bibit yang sangat kurang, pemberantasan hama yang terutama coklat yang belum dapat diatasi. Salah satu cara yang dilakukan Jean untuk meyakinkan masyarakat menyadari pentingnya pertanian di antaranya mewajibkanb seluruh anggota kelompok mengikuti pertemuan sekali sebulan dengan waktu yang telah ditentukan setiap sabtu malam untuk tiap bulannya. “Saya pesankan kepada mereka agar aktif dalam pertemuan, soal sarana penerangan saya yang tangggung, soal kerugian saya seperti minyak lampu tidak persoalkan yang penting masyarakat saya bisa bangkit untuk meningkatkan ekonominya” katanya. Saat ini kelompok petani nilam sudah memiliki satu set sulingan bantuan dari Pemda Mentawai. Menurut Pardamean, 1 set ini tidak cukup untuk 2 kelompok tani nilam namun telah disepakati penggunaan sulingan tersebut dengan membayar insert senilai Rp 10 ribu untuk sekali menyuling nilam dan diwajibkan juga iuran per bulan senilai Rp10 ribu guna jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan sehingga modal untuk menggantinya pun sudah tersedia.***

SPP PNPM 2009 Di Subelen Hanya Satu Kali Cicil SUBELEN - Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dari PNPM 2009 di Dusun Subelen, Desa Cimpungan Kecamatan Siberut Tengah kelompok Mawar dan Melati hingga bulan Maret hanya sekali mencicil. Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Siberut Tengah Reynol Siritoitet menjelaskan tahun 2009 lalu Subelen dapat dana SPP senilai Rp70 juta masing-masing mendapat Rp35 juta. “Kelompok ini memang sudah mencicil tetapi hanya sekali saja di bulan 12 tahun 2011 sebanyak Rp 750 ribu dan SPP ini belum lunas sama sekali,” katanya Puailiggoubat, Kamis, 15 Maret lalu. Kata Reynold, uang Rp750 ribu yang dipakai untuk mencicil berasal dari dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) merupakan salah satu pos anggaran PNPMP dan seharusnya tidak boleh,” tutupnya. (rr)

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

GORO - Siswa SMAN 1 Siberut Selatan melakukan aksi bersih lingkungan di Sekitar Muar Siberut

SMAN 1 Siberut Selatan Lakukan Aksi Bersih Lingkungan MUARA SIBERUT - Siswa SMAN 1 Siberut Selatan melakukan aksi bersih pemungutan sampah organik dan non organik di sekitar wilayah Muara Siberut dari Dusun Peigu hingga Balai dekat Pos Keamanan Laut (Pos Kamla) Muara Siberut Senin (12/3). Kegiatan aksi bersih lingkungan tersebut merupakan kegiatan pengembangan diri Siswa Pencinta Alam (Sispala) Simatoro di SMAN 1 Siberut Selatan dengan tema “Lingkunganku Bersih, Aku pun nyaman”. Kegiatan aksi bersih lingkungan ini juga langsung dipandu oleh guru-guru SMAN 1 Siberut Selatan bersama sekitar 400 siswa. Untuk kegiatan ini Sispala men-

dapat dukungan dana untuk kon-sumsi dari Bank Nagari, Kantor Desa Muara Siberut, Puskesmas Muara Siberut, Taman Nasional Siberut, Perkumpulan Siberut Hijau (Pashi) sehingga dana diperoleh sekitar Rp1.200.000. Yolanda Noveni Natalia Sapojai, wakil Ketua Sispala yang masih duduk di kelas XI IPA merasa senang dengan kegiatan tersebut, “Kegiatan ini sangat asyik dan saya senang dan dengan kegiatan ini dan saya berharap dengan kegiatan ini dapat menghargai lingkungan dan sadar bahwa lingkungan bersih akan membuat kita nyaman” ungkapnya Rabu (14/3). Kristin Filiana Br. Maringga, Pembina Siswa Pencinta Alam (Sispala)

SMAN 1 Siberut Selatan menjelaskan pada Puailiggoubat Rabu (14/ 3) kegiatan aksi bersih lingkungan oleh para siswa tersebut guna memberikan kepedulian kepada siswa serta masyarakat Muara Siberut agar lebih peduli dengan lingkungan. Sementara Yubob Salim, Kepala SMAN 1 Siberut Selatan ketika dihubu-ngi Puailiggoubat Senin, 14 Maret lalu berharap dengan kegiatan aksi bersih lingkungan tersebut dapat menumbuhkan kepedulian masyarakat dengan kebersihan lingkungan, “Mudah-mudahan dengan kegiatan ini menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan,” katanya. (trs)

Cicilan SPP PNPM-MP Siberut Barat ‘Ngadat’ SIMALEGI- Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat macet total. “Sampai saat ini SPP di Kecamatan Siberut Barat khususnya di Dusun Betaet macet total, sehingga bantuan tersebut tidak dapat digulirkan bagi kelompok lain,” ungkap Elfis Sayuti, Penangung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) Jumat,16 Maret lalu. Program SPP yang macet tersebut dari program tahun 2009, saat itu di Dusun Simalegi Betaet ada peminjam

bantuan Rp35 juta hingga saat dikonfirmasi pada PJOK belum ada laporan pengembalian. “Kita belum menerima laporan pengembalian bantuan tersebut, sementara sekarang sudah masuk tahun 2012,” tambahnya. Menurutnya, berdasarkan laporan yang lancar membayar adalah warga dari Desa Sigapokna pada tahun 2009 lalu. Nilainya Rp30 juta. Sementara untuk 2010 di Desa Sigapokna besarnya SPP desa tersebut Rp90 juta. Sedangkan di Desa Simalegi SPP besarnya Rp150 juta

dan Simatalu Rp30 juta. “Dari awal kita sudah sampaikan agar program SPP ini diberhentikan dulu karena tidak jelas pengembalian tahun 2009 lalu. Namun tetap dilakukan juga, akhirnya hasilnya begini,” tambahnya. Macetnya pengembalian tersebut membuat beberapa masyarakat yang meminjam tahun 2010 merasa dirugikan. “Kalau kami tahu mungkin tidak mau membayar cicilan tersebut,” kata Afrinta peminjam bantuan sebesar Rp15 juta dari kelompok Kezora.(bs)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.